Download - Rambu-rambu Pk Upi 2013
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 0
BUKU I RAMBU-RAMBU
PENGEMBANGAN KURIKULUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
TAHUN 2013 (Berdasarkan Masukan pada Rapat Pimpinan Universitas, Fakultas,
Sekolah Pascasarjana dan Kampus Daerah)
Disiapkan oleh
Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DESEMBER 2012
Naskah Desember 2012
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 0
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ...................................................................................................... ............... i
I. Pendahuluan .... .. ... . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 1
A. Dasar Pemikiran.............................................................................. .... 1
B. Landasan …. ...................................................................... ......... 3
C. Tujuan............................................................. ..................................... .... 4
II. Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI................................................. 8
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum UPI...... ........................................... 9
B. Model Kurikulum UPI.......................................................................... .................................. 11
C. Tujuan Pendidikan UPI........................................................................... 12
D. Struktur Kurikulum dan Beban Studi ....................................................... 20
E. Pengalaman dan Pembelajaran ......................... .................................... 28
F. Sistem Penilaian dalam UPI................................. ................................ 31
G. Rambu-rambu Pengembangan Kurikulum.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
III. Prosedur Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum..................................... ............ 42
Langkah-langkah Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum......................... ......... 42
IV. Format Kurikulum Jurusan/Prodi .................................... ............................. 50
A. Komponen Kurikulum Jurusan/Prodi .... .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . 50
B. Silabus Mata Kuliah... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
C. Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum.... .. ... . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. 53
Lampiran-lampiran:
1. Contoh Silabus Mata Kuliah ...................................................................................... 59
2. Contoh Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum....................................................... ...... 61
3) Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.................................................... ................................ 62
i
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 1
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Akhir-akhir ini, minat, kebutuhan, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi
semakin meningkat dan berkembang. Kecenderungan ini diindikasikan oleh semakin banyak dan
beragamnya peminat dan peserta pendidikan tinggi, khususnya di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), baik pada tingkat diploma, sarjana maupun pada tingkat pascasarjana (SPs).
Di pihak lain, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks)
dan kehidupan global; tuntutan akan lulusan pendidikan tinggi yang berkualitas menuntut UPI untuk
secara berkesinambungan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Keberhasilan
UPI dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan menghasilkan lulusan yang bermutu ini akan
menentukan eksistensi UPI dalam komunitas pendidikan tinggi di Indonesia dan mancanegara.
Berkembangnya sistem regulasi pendidikan, khususnya yang terkait dengan pendidikan tinggi,
juga menuntut UPI untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan program-program pendidikannya. Khusus berkenaan dengan isu pendidikan
guru, UPI bahkan secara khusus menyusun konsep Re-Desain Pendidikan Profesional Guru yang
merumuskan pemikiran secara utuh dan komprehensif tentang bagaimana proses pendidikan
guru profesional itu dirancang dan diselenggarakan.
Seiring dengan perkembangan di atas dengan visi sebagai Universitas Pelopor dan Unggul
(A Leading and Outstanding University), terutama dalam bidang pendidikan, UPI senantiasa
melakukan upaya pembenahan kelembagaan dan program secara periodik dan
berkesinambungan. Hal ini diperkokoh dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2012 tentang Universitas Pendidikan Indonesia sebagai Perguruan Tinggi yang
diselengarakan oleh Pemerintah. Dan seiring dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi sebagai pengganti Undang-Undang Badan Hukum
Pendidikan yang dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, posisi UPI sebagai mantan PT Badan
Hukum Milik Negara dalam undang-undang tersebut dikukuhkan sebagai salah satu PT Badan
Hukum (PT BH). Kedudukan yang sangat istimewa dan khusus ini tentu mengharuskan UPI
melakukan peninjauan terhadap kelembagaannya. Dalam konteks program, UPI dengan segenap
kewenangannya dalam menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan pendidikan vokasi
dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga serta
menyelenggarakan pendidikan profesi tentu harus menjawab segenap tantangan, kebutuhan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 2
masyarakat yang terus berkembang, dan berbagai perubahan dalam regulasi penyelenggaraan
programnya. Tentu respon yang diberikan UPI terhadap berbagai perubahan tersebut tetap harus
mengokohkan persilangan disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu, dan disiplin ilmu lain
yang menunjang pelaksanaan disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu.
Namun, terlepas dari upaya-upaya pembenahan yang selama ini dilakukan, sejumlah
permasalahan masih teridentifikasi,seperti rata-rata waktu penyelesaian studi yang belum
memenuhi target Renstra UPI 2011 -2015 selama 9 semester untuk S1, 5 semester untuk S2, dan 7
semester untuk S3; penjenjangan dalam capaian hasil pembelajaran (learning outcomes)
kurikulum S1, S2, dan S3 yang belum begitu jelas perbedaan dan kontinuitasnya. Khusus untuk
program studi yang linier, perbedaan capaian hasil pembelajaran diantara pendidikan vokasi,
akademik, dan profesi belum terpetakan dengan baik. Penugasan dosen yang belum
terkoordinasikan dengan baik, serta latar belakang dan kualifikasi akademik mahasiswa yang
mendaftar dan diterima, khususnya di SPs, yang beragam memerlukan perlakuan yang khusus
pula.
Dalam konteks penjenjangan kemampuan lulusan pendidikan di Indonesia termasuk
peguruan tinggi berdasarkan jenis, jenjang dan jalur pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan bekerjasama dengan Kementerian terkait telah
mengembangkan dan menerapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sejak tahun
2010. Deskriptor umum untuk penjenjangan kemampuan lulusan pendidikan di Indonesia sudah
terpetakan sejalan dengan telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI.
Untuk itu, dalam menjabarkan hasil kajian UPI dalam Re-Desain Pendidikan Profesional Guru ke
dalam bentuk pengembangan kurikulum baik pada pendidikan akademik, vokasi maupun
pendidikan profesi yang lebih operasional, kerangka kualifikasi lulusan tersebut harus dijadikan
salah satu rujukan. Khusus untuk lulusan program studi kependidikan, pemetaan capaian
pembelajaran lulusannya harus mempertimbangkan pula penjenjangan keahlian profesi guru ke
dalam strata Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama sebagai antisipasi terhadap
dinamika perubahan profesi guru ke depan.
Perumusan capaian pembelajaran (learning outcomes) dalam KKNI untuk setiap lulusan
program studi baik kependidikan maupun non-kependidikan penting dilakukan dengan seksama
sebagaimana ditegaskan dalam Perpres tersebut di atas dengan pertmbangan berikut. Pertama,
perumusan capaian pembelajaran dalam KKNI dapat memberikan kepastian dan sekaligus
standardisasi dalam penyetaraan kualifikasi lullusan antar jenjang pendidikan dan atau tingkat
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 3
pekerjaan. Kedua, capaian pembelajaran dalam kerangka kualifikasi lulusan dapat menjadi rujukan
untuk penentuan pengakuan hasil belajar dan kualifikasi lulusan program studi sejenis dari negara
lain baik secara bilateral maupun multilateral.
Kecenderungan yang terjadi baik secara eksternal maupun internal sebagaimana
dideskripsikan di atas mengharuskan UPI untuk terus melakukan upaya pembenahan program yang
signifikan, termasuk kaji ulang dan pengembangan kurikulum. Kurikulum UPI tahun 2006 yang
berlaku sekarang perlu dikaji ulang dan dikembangkan terus hingga kurikulum yang direvisi
mampu menjawab berbagai perkembangan dan tuntutan sebagaimana sudah disebutkan di atas.
Pengembangan kurikulum di lingkungan Pendidikan Tinggi (PT) harus didasarkan pada
pendekatan yang sistematis, koheren, dan komprehensif. Pendekatan itu menuntut adanya
keterkaitan antara visi dan misi lembaga dengan tujuan dan sasaran program studi yang
dikembangkan berdasarkan pertimbangan terhadap perkembangan yang ada dan kebutuhan
masyarakat saat ini dan masa yang akan datang. Dalam praktiknya, ini menuntut prinsip dan
pendekatan yang seksama dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik, harapan masyarakat
pengguna lulusan, dan masukan dari asosiasi profesi terkait serta dengan memperhitungkan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan strategis perguruan tinggi baik yang bersifat lokal,
regional maupun global. Dalam mengembangkan kurikulum pendidikan tinggi, kajian yang
menyeluruh terhadap berbagai rujukan dan landasan yang relevan—filosofis, psikologis, historis, dan
jyuridis, dan akademis juga harus dilakukan.
Dari perspektif sejarah, kurikulum pendidikan guru di Indonesia telah melalui berbagai fase
berikut.
1. Kurikulum Pendidikan Guru sebelum Masa Orde Baru. Kurikulum pendidikan guru pada masa
ini menganut pendekatan terpadu, yakni menggabungkan komponen-komponen nasionalisme,
pedagogik, ilmu jiwa umum dan ilmu jiwa untuk mendidik, didaktif metodik, bidang studi yang
diajarkan, dan praktik mengajar.
2. Kurikulum Pendidikan Guru Masa Orde Baru sampai sekarang. Pada masa ini kurikulum
pendidikan guru dikembangkan untuk menghasilkan calon guru profesional dengan pendekatan
concurrent atau terpadu, yaitu pola pendidikan guru yang mengintegrasikan pendidikan akademik
dan pendidikan profesi yang ditandai oleh pemberian Ijazah dan Akta Mengajar bagi setiap lulusan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kurikulum pada era ini terdiri dari
pembentukan dan pengembangan kompetensi akademik kependidikan melalui kelompok Mata
Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) dan Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 4
kompetensi akademik bidang studi melalui kelompok Mata Kuliah Penguasaan Bidang Studi
(MKPBS). Kedua komptensi ini dilandasi oleh Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). MKDU
dimaksudkan untuk menyiapkan pendidik yang religius, nasionalis, patriotik, dan berkepribadian
luhur. Dengan demikian, struktur kurikulum pendidikan guru mencakup: MKDU, MKDK,
MKPBM, dan MKPBS.
Pada perkembangan selanjutnya, kurikulum pendidikan guru menganut pendekatan topik inti
(content based-curriculum), yakni kurikulum pendidikan guru yang menekankan pada keutuhan
penguasaan ilmu. Kurikulum dikelompokkan ke dalam Matakuliah Umum (MKU), Matakuliah
Dasar Kependidikan (MKDK), Matakuliah Keahlian I (MKK I), dan Matakuliah Keahlian II
(MKK II). MKK I adalah kelompok matakuliah untuk pengembangan kompetensi akademik
kependidikan, dan MKK II adalah kelompok matakuliah untuk pengembangan kompetensi
akademik bidang studi. Pada kurikulum pendidikan guru masa tersebut diperkenalkan pula
kelompok mata kuliah yang dikenal dengan Post Secondary Subject Matter (PSSM), yakni
kelompok mata kuliah minor yang memberikan kewenangan tambahan pada lulusan pendidikan
guru dengan beban belajar 20 sks.
Sejalan dengan terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa yang
mengelompokkan mata kuliah ke dalam struktur program: pengembangan kepribadian (MPK),
keilmuan dan keterampilan (MKK), keahlian berkarya (MKB), perilaku berkarya (MPB),
berkehidupan bermasyarakat (MBB). Selanjutnya Kepmendiknas tersebut ditindaklanjuti dengan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi yang didasarkan atas pendekatan kompetensi (comptence-based curriculum). Elemen-
elemen komptensi yang dirujuk dalam peraturan ini mengacu kepada the four pilars of education
UNESCO (1997) yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live
together. Keempat pilar belajar ini dirumuskan ke dalam elemen kompetensi berikut: (a) Landasan
kepribadian; (b) Penguasaan ilmu dan keterampilan; (c) Kemampuan berkarya; (d) Sikap dan
perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang
dikuasai; dan (e) Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian
dalam berkarya. Berdasarkan elemen komptensi ini, struktur kurikulum dikelompokkan ke dalam
rumpun berikut: Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan
Keterampilan (MKK), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), Mata Kuliah Keahlian Berkarya
(MKB), dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 5
Dalam implementasinya, elemen kompetensi yang mengacu kepada 4 (empat) pilar belajar di
atas dijadikan dasar dalam pengelompokkan matakuliah. Pengelompokan ini menimbulkan
persoalan dalam pengorganisasian konten kurikulum. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum
UPI tidak mengacu secara penuh pada pengelompokkan matakuliah berdasarkan 4 (empat) pilar
belajar tersebut.
Agar upaya evaluasi dan pengembangan kurikulum UPI dapat dilakukan dengan efektif
mengingat begitu banyaknya Jurusan/Program Studi (Prodi) yang terlibat, suatu pedoman yang
dapat dijadikan rambu-rambu oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di tingkat universitas,
fakultas, dan jurusan/program studi sangat diperlukan. Pedoman ini diharapkan dapat memberi
kejelasan bagi TPK di lingkungan UPI tentang apa yang dapat dan perlu dilakukan dalam
mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum saat ini serta implementasinya. Penyusunan Rambu-
Rambu Pengembangan Kurikulum UPI ini mempertimbangkan pula masukan dari Fakultas,
Sekolah Pascasarjana, Program Studi/Jurusan, dan dosen pengampu mata kuliah umum, dan mata
kuliah dasar profesi. Dengan tersedianya pedoman ini, para pemangku kepentingan di UPI
diharapkan dapat bekerja secara terarah dan efektif dalam melakukan kaji ulang dan pengembangan
kurikulum pada tingkat Jurusan/Prodi.
B.Landasan Filosofis
1. Pendidikan pada hakikatnya adalah membangun pribadi manusia seutuhnya (fully
functioning person) yang memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang menjadi landasan moral, etika, dan kepribadian peserta didik.
2. Pendidikan berlandaskan pada keyakinan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
diraihnya keberhasilan dan berkembangnya potensi setiap peserta didik sebagai pribadi
manusia seutuhnya.
3. Pendidikan yang dapat membangun pribadi manusia seutuhnya serta mendorong
berkembangnnya potensi peserta didik harus didasarkan pada keutuhan dalam proses
pendidikan yang tujuannya mencakup keutuhan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku yang dilandasi oleh ahlak mulia dan nilai-nilai kearifan lokal yang melekat pada
falsafah hidup peserta didik.
4. Pendidikan Profesi Guru (PPG) berlandaskan pada kepercayaan bahwa tujuan yang ingin
dicapai melalui upaya pendidikan adalah diraihnya keberhasilan dan terkembangkannya
potensi setiap peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang menyeluruh, sangat
dibutuhkan kajian yang seksama tentang bagaimana siswa sebenarnya belajar, suasana dan
kultur persekolahan yang dapat menjadi pijakan dalam mengembangkan praktek
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 6
pembelajaran dan pengelolaan program pembelajaran yang secara khusus dapat
memaksimalkan potensi peserta didik dan pada umumnya dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan.
5. PPG mengacu pada asumsi bahwa pengetahuan dan keterampilan peserta didik
berkembang melalui belajar (learning), berbuat (doing), dan berefleksi (reflecting). Selain
itu, pendidikan merupakan suatu perbuatan yang secara moral memanusiakan manusia
dalam membangun peradaban dan secara politik memperkuat integrasi sosial yang
produktif dan konstruktif. Oleh karena itu, kurikulum PPG harus memuat adanya
koherensi (integrasi) antara pembelajaran di kelas dengan praktek pembelajaran dalam
situasi nyata di sekolah dan memperkuat keterkaitan tersebut melalui pengolahan semua
balikan (feedback) yang diperoleh dari pengalam praktek pembelajaran tersebut untuk
menumbuhkembangkan kualitas proses dan hasil pendidikan professional guru.
6. Pendidikan profesional guru didasarkan pada keutuhan penguasaan peserta didik terhadap
bidang akademik kependidikan baik aspek teoretik maupun praktik (pedagogical content
knowledge and skills) dan disiplin ilmu sesuai bidangnya (content knowledge) serta
perpaduan keduanya dalam kependidikan bidang studi (content specific pedagogy) yang
dilandasi oleh nilai-nilai religius, kebangsaaan, dan nilai-nilai kearifan lokal yang melekat
pada falsafah hidup peserta didik.
7. Pendidikan berlandaskan pada keyakinan bahwa proses dapat membentuk peserta didik
dan lulusan menjadi warga bangsa yang memiliki kebanggaan dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
8. Pendidikan berlandaskan keyakinan bahwa proses dapat menghantarkan peserta didik
memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya serta mampu bekerjasama.
9. Pendidikan berlandaskan keyakinan bahwa proses mampu menghasilkan lulusan yang
menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta temuan
orang lain (kecerdasan mutikultural)
10. Pendidikan berlandaskan keyakinan bahwa proses dan hasilnya mampu menghantarkan
peserta didik dan lulusan yang menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
C. Landasan Yuridis
Secara yuridis, pedoman evaluasi dan pengembangan kurikulum UPI ini dilandasi oleh
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 7
sejumlah undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Presiden, peraturan Menteri
Pendidikan, serta berbagai keputusan dan ketetapan lainnya yang relevan sebagai berikut.
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
(4) Undang-Undang Nomor12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
(5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
(7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2012 tentang Universitas
Pendidikan Indonesia sebagai Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh
Pemerintah.
(8) Peraturan Presiden No. 103 Tahun 2007 tentang Pengesahan Regional Convention on
the Recognition of Studies, Diploma, and Degrees in Asia and the Pacific dan ketentuan lain
tentang (a) pengakuan studi sebelumnya (recognition of prior learning result); (b)
pengakuan dunia internasional terhadap sebagian proses pembelajaran yang dilakukan
melalui transfer kredit (credit transfer); dan (c) pengakuan dunia internasional terhadap
ijasah dan gelar.
(9) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
(10) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
(10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Pra Jabatan.
(11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru dalam Jabatan.
(12) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru Profesional.
(13) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 323/U/2000 tentang Pengembangan
Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
(14) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 8
(15) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
(16) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
(17) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 167/DIKTI/Kep/2007 tentang Penataan Kodifikasi Program
Studi pada Perguruan Tinggi.
(18) SK Dirjen Dikti No. 64/Dikti/Kep/2011 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara Rintisan
Program PPG Terintegrasi (Perkembangan Ganda)
(19) Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia Nomor: 005/Senat
Akd./UPI/SK/X/2010 tentang Re-Desain Pendidikan Profesional Guru.
D. Tujuan
Rambu-rambu Pengembangan Kurikulum UPI bertujuan untuk memberikan
panduan bagi Fakultas,Sekolah Pascasarjana Jurusan, dan Program Studi dalam melakukan
evaluasi dan pengembangan kurikulum secara komprehensif dan koheren. Secara operasional,
rambu-rambu ini bertujuan sebagai berikut.
(1) Memberikan panduan dalam melakukan reviu dan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang
berlaku, termasuk rumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran.
(2) Memberikan panduan dalam melakukan pengembangan kurikulum UPI berdasarkan hasil
evaluasi yang mencakup:
(a) perumusan capaian hasil pembelajaran (learning outcomes) untuk setiap jenis dan
jenjang program pendidikan yang diselenggarakan;
(b) seleksi dan organisasi konten kurikulum yang mendukung pencapaian hasil
pembelajaran;
(c) penyusunan struktur kurikulum dan penataan koherensi konten kelompok mata kuliah
dalam struktur kurikulum tersebut; serta
(d) pengembangan Silabus, Satuan Acara Perkuliahan, dan Satuan Acara Praktikum.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 9
(3) Memberikan panduan umum implementasi kurikulum (delivery system) dalam bentuk standar
proses
(4) Memberikan panduan umum dalam penilaian terhadap ketercapaian hasil pembelajaran
.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 10
II. RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KURIKULUM UPI
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum UPI
Pengembangan kurikulum UPI dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Pengembangan Karakter Budaya Bangsa
Pengembangan kurikulum UPI harus mengacu pada upaya untuk mengembangkan
pendidikan karakter budaya bangsa, ekonomi kreatif dan kewirausahaan. Unsur-unsur
pendidikan karakter bangsa yaitu religius, jujur, disiplin, demokratis, peduli sesama, peduli
lingkungan, tanggungjawab, mandiri, kreatif dan lain-lain harus menjadi salah satu ciri
kurikulum UPI. Karakter budaya bangsa tersebut harus mewarnai kurikulum UPI yang
mengemban amanat sebagai kampus yang edukatif, ilmiah dan religius.
2. Keutuhan Pendidikan Akademik dan Profesi
Sesuai dengan sistem regulasi pendidikan yang ada, program pendidikan di UPI
mencakup dua jalur pendidikan akademik yang berbeda, yakni yang berlatar belakang S1
kependidikan dan berlatar pendidikan nonkependidikan sebagaimana tervisualisasikan dalam
gambar berikut.
PENDIDIKAN AKADEMIK
(S-1 PENDIDIKAN)
PENDDK
PROFESI
PENDIDIKAN AKADEMIK
(S-1/D-IV NONDIK)
MATRI
KULASI
PENDIDIKAN
PENDDK
PROFESI
PENDIDIKAN PROFESI
Pembentukan dan pengasahan kiat profesional secara berkelanjutan, berupa latihan menerapkan perangkat utuh kompetensi akademik yang dipersyaratkan bagi Guru,secara kontekstual atau non-rutin dalam praktek nyata yang berlangsung dalam seting otentik
KO
MP
ETENS
I DA
LAM
BA
SELIN
E YAN
G S
AM
A
Gambar 1. Kerangka Utuh Pendidikan Profesional Guru
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 11
Keseluruhan proses penyiapan guru yang mencakup pendidikan akademik dan pendidikan
profesi tersebut harus merupakan suatu keutuhan sejak rekrutmen, pelaksanaan, hingga penetapan
kelulusan. Prinsip keutuhan ini penting mengingat pendidikan profesi guru yang ditegaskan dalam
Permendiknas RI No. 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan tidak
mengatur pendidikan guru pada tingkat pendidikan akademik.
3. Keterkaitan Mengajar dan Belajar
Prinsip ini menunjukkan bahwa bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada
pemahaman tentang bagaimana peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan
demikian penguasaan teori, metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan
di kelas harus dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan
segenap latar belakang sosial-kulturalnya. Cara guru mengenal dan merespon perilaku belajar peserta
didik di kelas adalah penting karena akan membentuk hakikat lingkungan pembelajaran
(shaping the nature of the teaching and learning environment) (Loughran; 2010). Oleh karena
itu, struktur kurikulum pendidikan akademik untuk calon guru (program studi kependidikan) harus
menempatkan pemajanan awal terhadap praktik pembelajaran di sekolah-sekolah mitra (early
exposure) agar calon guru lebih memahami hakikat pembelajaran yang mendidik. Dalam
konteks ini, pedagogi harus dipahami sebagai konsep yang merujuk kepada dua aspek belajar.
Pertama, pedagogi berkaitan dengan apa dan bagaimana peserta didik belajar; dan kedua, pedagogi
berkaitan dengan bagaimana guru sebagai pembelajar belajar tentang mengajar dan membentuk
keahliannya sebagai seorang profesional.
3. Koherensi Antar Konten Kurikulum
Koherensi mengandung arti keterpaduan (unity), keterkaitan (connectedness), dan
relevansi (relevance). Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru bermakna adanya
keterkaitan di antara kelompok mata kuliah bidang studi (content knowledge), kelompok mata
kuliah yang berkaitan dengan pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum (general
pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi dan situasi, pengetahuan yang
berkaitan dengan pendekatan dan metode pembelajaran bidang studi tertentu (content specific
pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan kurikulum
(curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat
penilaian (assessment and evaluation), pengetahuan tentang konteks kependidikan (knowledge of
educational context), dan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran (information technology). Koherensi di antara konten dalam
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 12
struktur kurikulum ini dapat menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan yang dirumuskan
dalam capaian hasil belajar setiap program studi kependidikan.
Selain koherensi internal, kurikulum untuk program studi/jurusan kependidikan
harus memperhatikan pula keterkaitan kontennya baik pedagogi umum, pedagogi khusus maupun
konten mata kuliah keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di sekolah
laboratorium sebagai teaching school dan sekolah mitra (school partner) sehingga terbangun
keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan pembelajaran di sekolah
(university-school curriculum linkage).
Untuk program studi nonkependidikan, koherensi harus terjadi antara kelompok mata kuliah
yang mengembangkan aspek kepribadian dan karakter (soft skills) dan kelompok mata kuliah bidang
studi dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan penguasaan bidang studi yang sejalan
dengan keahliannya. Untuk itu, perlu dilakukan penguatan pada kelompok mata kuliah umum
dengan mengadopsi konten yang dapat mengembangkan soft skills yang sejalan dengan nilai-nilai
kependidikan sebagai nilai dasar UPI, antara lain dalam bentuk mata kuliah Landasan Pendidikan
yang substansinya mencakup perpaduan antara prinsip dan praktik didaktik-pedagogik yang dapat
memperkuat kepribadian lulusan. Ini sekaligus dapat menjadi salah satu penciri adanya
perabukan silang (cross fertilization) antara program studi kependidikan dengan nonkependidikan.
4. Suasana dan Kultur Akademik (Academic Atmosphere)
Pencapaian hasil pembelajaran (learning outcomes) harus didukung oleh suasana dan kultur
akademik (academic atmosphere) yang sehat melalui serangkaian pemberian pengalaman belajar
yang menumbuhkan antara lain ketaatan pada norma akademik yang disepakati, keteladanan dari
dosen dalam mengembangkan budaya akademik, penegakkan sanksi dan penghargaan terhadap
keterlaksanan aturan, tumbuhnya etos kerja untuk membangun profesionalisme guru, dan
kebiasaan membaca dan belajar melalui upaya dosen memberikan tugas yang menantang
(challenging learning task) baik secara terstruktur maupun mandiri dengan pemberian balikan (feed
back) terhadap tugas tersebut. Selain itu, untuk menumbuhkan kultur akademik, pendidik (dosen)
harus menjaga konsistensi dan disiplin dalam menerapkan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dalam Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan yang didasarkan pada sumber-sumber
yang mutakhir. Untuk menumbuhkan suasana dan kultur akademik yang baik akan diatur lebih
lanjut dalam Standar Proses dan Pedoman Akademik sebagai bagian dari manajemen implementasi
kurikulum UPI.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 13
5. Multikulturalisme dan Kearifan Lokal
Mengingat calon guru harus mengenal sosok peserta didik yang beragam sosio-kulturalnya,
multikulturalisme harus masuk ke dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru.
Multikulturalisme mengandung pengertian tentang budaya yang terwujud dalam pola pikir dan cara
pandang, sikap, serta perilaku seseorang yang unik dan berbeda dari orang lain. Keunikan dan
keberbedaan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai lokal yang dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu
dan dari mana seseorang itu berasal, baik secara geografi, etnik, maupun rasnya. Selain itu,
perbedaan budaya seseorang dipengaruhi juga oleh identitasnya yang dapat ditinjau dari gender,
agama yang dianut, kekhususan siswa, bahasa yang digunakan, dan tingkat perkembangan usia.
Oleh karena itu, peserta didik memiliki keberagaman budaya yang mesti difahami dan dihargai.
Budaya individu peserta didik akan mempengaruhi cara belajarnya. Prinsip ini diperlukan pula
dalam menata ulang kurikulum program studi nonkependidikan, mengingat pemahaman terhadap
silang budaya dalam masyarakat multikultur dan kearifan lokal merupakan bagian tak terpisahkan
dalam pembetukan soft skills lulusan agar mereka mampu berkomunikasi baik dalam tataran
interpersonal maupun transaksional dalam lingkup pekerjaan dan kehidupan masyarakat yang akan
dihadapinya.
6. Pembaharuan dan Berkesinambungan
Konsep Re-Desain Pendidikan Profesional Guru menegaskan bahwa pendidikan guru
harus merupakan pendidikan yang mengikuti daur kehidupan seorang guru profesional mulai dari
rekrutmen sampai dengan pembinaan profesi guru berkelanjutan. Dinamika yang terjadi dalam
lingkungan nasional, regional, dan global harus pula dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum program studi kependidikan. Oleh karena itu, kebijakan dan proses untuk
melakukan pengkajian, reviu, dan pembaharuan dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru
baik pada program akademik dan program pendidikan profesi harus merupakan bagian tak
terpisahkan dalam tahapan pengembangan kurikulum pendidikan guru. Prinsip tersebut berlaku
pula dalam pengembangan kurikulum program studi nonkependidikan agar kurikulum yang
berlaku terus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan dan perkembangan Ipteks. Kurikulum
UPI harus pula mencerminkan kesinambungan antara jenjang S1, S2, dan S3 bagi program studi
yang linier. Ini antara lain harus tercermin dalam rumusan capaian hasil pembelajarannya
sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 14
7. Fleksibilitas
Pengembangan Kurikulum UPI menganut prinsip fleksibilitas baik secara horisontal maupun
vertikal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan minat mahasiswa dan perkembangan dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni (Ipteks), olah raga, dan budaya. Fleksibilitas vertikal kurikulum
memungkinkan transfer kredit antarprogram studi (kependidikan dan nonkependidikan yang
relevan), antarjenjang program di lingkungan UPI, dan antarprogram studi di UPI dengan program
studi di perguruan tinggi lain. Sementara itu, fleksibilitas kurikulum secara horisontal harus
tercermin dalam penataan mata kuliah pilihan atau keahlian untuk mengakomodasi keragaman
minat, dan kemampuan mahasiswa serta dengan mempertimbangkan pula kebutuhan pengguna
lulusan.
Dengan prinsip ini, kurikulum yang dikembangkan harus dapat menyediakan kemasan mata
kuliah untuk menghasilkan calon guru yang mampu (1) mengajar pada berbagai tingkat dan jenis
(TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK); (2) memiliki kemampuan mengajar lebih dari satu
bidang studi, dan/ atau (3) memiliki kemampuan kependidikan lain di luar mengajar.
Fleksibilitas kurikulum memungkinkan pula dilakukan revisi isi dan nama mata kuliah
yang disesuaikan dengan tuntutan standar mutu, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan Ipteks
khususanya dalam struktur kurikulum pilihan.
8. Kesetaraan Gender
Pengembangan Kurikulum UPI hendaknya memperhatikan prinsip kesetaraan gender.
Gender berkaitan dengan peran dan fungsi seseorang dalam kehidupan sosialnya. Selama ini
telah terjadi ketimpangan-ketimpangan pembangunan yang diakibatkan oleh ketidakadilan gender.
Ketidakadilan ini dicirikan oleh kuatnya pandangan patriarki yang didominasi kaum laki-laki,
sementara kaum perempuan lebih dipandang sebagai subordinasi dan kadang-kadang
menjadi objek yang tertindas. Dalam pengembangan kurikulum UPI ini diharapkan ada kajian
atau perkuliahan yang responsif gender, yang isinya bermuatan pandangan-pandangan edukatif
dan kemanusiaan dengan menempatkan peran dan fungsi manusia secara setara karena
keberhasilan pembangunan suatu bangsa mesti didukung oleh kesetaraan dan keadilan gender. Di
samping itu, Kurikulum UPI dan proses pembelajarannnya diharapkan juga mampu menyiapkan
mahasiswanya memiliki sikap dan penghargaan terhadap kemajemukan.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 15
9. Pendidikan Inklusi
Kurikulum UPI seharusnya memperhatikan pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi
merupakan pendidikan umum baik di sekolah formal maupun nonformal yang menerima dan
melayani siswa-siswa yang beragam kemampuan dan kondisi fisiknya. Pendidikan inklusif ini
memperhatikan prinsip pendidikan untuk semua (Education for All) yang menempatkan
keadilan dan demokrasi dalam pendidikan. Bagaimanapun kondisinya, setiap warga negara
berhak mendapatkan pelayanan dan akses terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dalam
kurikulum UPI harus ada kajian perkulihan yang memperhatikan pelayanan terhadap keunikan
dan keberbedaan bagi orang-orang yang memiliki kekhususan. Berkenaan dengan pendidikan
inklusi, seperti halnya prinsip kesetaraan gender, kurikulum UPI dan proses pembelajaran
yang dikembangkan harus mampu menyiapkan mahasiswanya memiliki sikap dan
penghargaan kepada orang-orang yang berkebutuhan khusus.
10. Kesadaran Lingkungan
Kurikulum UPI juga harus memperhatikan kesadaran akan lingkungan atau green living.
Lingkungan tempat manusia berpijak memberi pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup
manusia. Lingkungan harus dijaga keberlangsungannya dengan sikap yang bertanggungjawab,
mulai dari kebersihan diri sendiri hingga ke kebersihan dan pemeliharaan lingkungan di darat, air,
dan udara. Kesadaran akan keberlangsungan lingkungan mesti ditumbuhkan dalam dunia
pendidikan. Oleh karena itu, di dalam kurikulum UPI mesti ada pengalaman belajar yang responsif
terhadp lingkungan, antara lain kesadaran akan semakin berkurangnya sumber daya alam, perubahan
iklim ( c l i m a t e c h a n g e ) , d a n l e d a k a n k e p e n d u d u k a n .
11.Demokrasi
Prinsip demokrasi harus tercermin pula dalam Kurikulum UPI. Prinsip demokrasi
mengandung pengertian keterbukaan, musyawarah, dan penghargaan terhadap individu dan
keberagaman. Prinsip ini dapat tercermin baik dalam substansi mata kuliah maupun dalam
proses pembelajaran. Dalam proses perencanaan pembelajaran, dosen harus dapat
menegosiasikan apa yang akan dikembangkan dalam Silabus dan SAP dengan peserta
didik. Dalam proses pembelajaran dosen harus mampu mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang dapat membentuk peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku yang
demokratis.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 16
A. Model Kurikulum UPI dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Profesional Guru
1. Model Kurikulum UPI
Kurikulum UPI dikembangkan dengan menerapkan berbagai pendekatan. Re-Desain
Pendidikan Profesional Guru mengisyaratkan bahwa pengembangan kurikulum UPI adalah
kurikulum berbasis sekolah – universitas (school university based- curriculum). Model kurikulum
koheren ini untuk program studi kependidikan memadukan penguasaan dan pengembangan
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu pendukungnya dengan penguasaan kecakapan lapangan
yang terkait situasi nyata dalam proses mendidik dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk
program studi nonkependidikan, model kurikulum ini memadukan penguasaan dan pengembangan
disiplin ilmu dengan perkembangan yang terjadi di dunia industri.
Dengan model tersebut, program pendidikan diselenggarakan dengan mengintegrasikan
pengetahuan (penguasaan teori dan fakta), keterampilan praktiktis (menggunakan cara, alat,
material) dan keterampilan berpikir (antara lain, logis, kritis, kreatif, reflektif, dan intuitif) dan sikap
serta kepribadian yang dibentuk dengan berlandaskan pada ahlak mulia dan nilai-nilai kearifan
lokal. Ini dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran serta dipadukan dengan pengetahuan,
keterampilan, sikap serta perilaku yang diperoleh dan dibentuk oleh pengalaman praktik lapangan.
Ketiga ranah belajar tersebut dengan acuan model pendidikan berbasis kompetensi
dirumuskan secara spesifik sehingga memungkinkan untuk dinilai secara akuntabel.
Kompetensi-kompetensi yang dirumuskan mencakup pengetahuan tentang prinsip, konsep, teori,
dan fakta (knowledge), keterampilan (skills) termasuk keterampilan berpikir, sikap (attitudes)
dan perilaku lulusan yang dapat diidentifikasi dengan melihat seberapa jauh kompetensi yang
sudah dirumuskan itu dikuasai oleh lulusan.
Model Pendidikan Berdasarkan Bukti (Evidence Based- Education) diterapkan agar
keterkaitan antara teori pendidikan/pembelajaran dengan praktik di lapangan dapat dibangun dengan
melakukan riset terhadap teori pembelajaran (theory-driven research) dan praktik pembelajaran
(practice-driven research) secara timbal balik (reciprocal). Hasil-hasil riset yang berfokus pada
praktik di lapangan (sekolah bagi program studi kependidikan; laboratorium dan dunia industri
bagi program studi nonkependidikan) dengan segenap aspeknya menjadi bahan masukan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 17
(feedback) bagi teori dan prinsip pembelajaran dalam implementasinya secara lebih kontekstual.
Dengan demikian proses pembelajaran dalam perkuliahan akan didasarkan pada sejumlah
bukti (evidence) yang relevan dan kontekstual baik dalam lingkup program studi
kependidikan maupun nonkependidikan. Dengan demikian, model pengembangan kurikulum di
lingkungan UPI merupakan sintesis dari berbagai model yang diharapkan dapat mempertemukan
sisi keunggulan dari tiap model.
2. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesional Guru(PPG)
Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum pendidikan
profesional guru sebagaima digambarkan pada prinsip keutuhan pendidikan akademik dan profesi
di atas (lihat prinsip pengembangan kurikulum UPI), pengembangan kurikulum untuk program
studi kependidikan dapat menggunakan dua pendekatan berikut.
2.1 Pendekatan Terintegrasi PPG untuk Guru Kelas
Dalam pendekatan terintegrasi, kurikulum pendidikan profesional guru memadukan antara
pendidikan akademik yang mencakup 8 semester dengan pendidikan profesi yang tercakup di
dalamnya workshop Subject Specific Pedagogy (SSP) dan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL)
selama 1 semester. Pendidikan akademik mencakup elemen kompetensi yang mengembangkan
karakter atau kerpibadian guru profesional yang dihasilkan dari proses pembelajaran terkait
dengan ketakwaan kepada Tuhan YME, peran lulusan sebagai warga negara dan warga dunia
yang baik, dan berkaitan dengan moral dan etika lulusan, elemen kompetensi akademik
kependidikan (pedagogi umum), akademik bidang studi, elemen kompetensi pedagogi khusus
yang mencakup pendekatan dan metode pembelajaran bidang studi tertentu (content specific
pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan kurikulum
(curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat
penilaian (assessment and evaluation), elemen Kuliah Kerja Nyata (KKN), tugas akhir, dan ujian
penyelesaian studi. Pendekatan terintegrasi (koherensi) ini teruwujud dalam keterkaitan antara
mata kuliah yang mengembangkan komptensi pedagogi umum maupun khusus dengan praktek
kependidikan dan pembelajaran dalam seting nyata di sekolah dalam bentuk pengenalan atau
pemajanan awal terhadap situasi nyata di sekolah ( earlier exposure). Pada pendekatan ini prinsip
keseimbangan antara penguasaan akademik bidang studi dengan akademik kependidikan serta
perpaduan diantara keduanya dalam metodik khusus bidang studi (content specific pedagogy)
harus terjaga. Model ini dikhususkan bagi pendidikan profesi guru yang di dalamnya ada workshop
pengembangan perangkat pembelajaran dan micro serta macro teaching, yang dilanjutkan dengan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 18
PPL selama 1 semester bagi calon guru kelas atau Program PGSD dan PGPAUD. Pendekatan
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Model Kurikulum Terintegrasi Pendidikan Profesional Guru untuk Guru Kelas
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 19
2.2 Pendekatan Terintegrasi PPG untuk Pendidikan Akademik Berkewenangan
Tambahan dengan Pendidikan Profesi untuk Guru Kelas
Pendekatan ini memadukan kurikulum pendidikan akademik untuk kewenangan utama
(major academic contents) dan kewenangan tambahan (minor academic contents ) yang
tersebar ke dalam 8 semester dengan PPG yang mencakup workshops SSP dan PPL
selama 1 semester bagi calon guru kelas. Elemen atau komponen kurikulumnya sama
dengan pendekatan terintegrasi varian pertama di atas, kecuali dengan penambahan
kewenangan tamabahan berupa penguatan konten akademik antara laian dalam
kelompok mata kuliah IPA atau IPS dalam satu paket dengan rentang sks antara 16-18
sks. Pendekatan atau model ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Model Terintegrasi PPG dengan Kewenangan Tambahan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 20
2.3 Pendekatan Terintegrasi PPG dengan Pendidikan Profesi 2 Semester untuk Guru
Bidang Studi
Model pendidikan PPG untuk guru bidang studi ini mengintegrasikan antara pendidikan
akademik bidang studi (academic content subjects) dengan pendidikan profesi guru
selama 2 semester. Elemen atau komponen kurikulumnya mencakup elemen kompetensi
yang mengembangkan karakter atau kerpibadian guru profesional yang dihasilkan dari
proses pembelajaran terkait dengan ketakwaan kepada Tuhan YME, peran lulusan
sebagai warga negara dan warga dunia yang baik, dan berkaitan dengan moral dan etika
lulusan, elemen kompetensi akademik kependidikan (pedagogi umum), akademik
bidang studi, elemen kompetensi pedagogi khusus yang mencakup pendekatan dan
metode pembelajaran bidang studi tertentu (content specific pedagogy), pengetahuan
dan keterampilan dalam pengembangan kurikulum (curricular knowledge),
pengetahuan dan keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian
(assessment and evaluation), dan elemen KKN. Pendidikan akademik dan akademik
kependidikan baik untuk pegagogi umum (general pedagogy) dan pedagogi khusus
(specific pedagogical contents) berlangsung selama 8 semester. Pada semester ke 9
dimulai pendidikan profesi guru dengan workshops SSP dan PPL pada semester ke 10
dengan sistem blok. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 3. Model Terintegrasi Pendidikan Akademik dengan Pendidikan Profesi
2 Semester untuk Guru Bidang Studi
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 21
2.4 Pendekatan Terintegrasi PPG dengan Pendidikan Profesi 2 Semester untuk Guru
Bidang Studi dengan Kewenangan Tambahan
Model ini sama dengan pendekatan terintegrasi pendidikan profesional guru dengan
pendidikan profesi selama 2 semesester, kecuali dengan penambahan kewenangan
tambahan dalam pendidikan akademik yang tersebar ke dalam 8 semester. Kewenangan
tambahan ini dalam bentuk pemberian minor (post secondary subject matters) yang
terkait dengan bidang serumpun, misalnya kelompok IPA atau IPS. Model ini
ditawarkan khusus untuk penyiapan guru untuk daerah Sekolah di daerah Terluar,
Terdepan, dan Tertinggal (ST3). Ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4. Model Terintegrasi Pendidikan Akademik dengan Kewenangan Tambahan dengan Pendidikan
Profesi 2 Semester untuk Guru Bidang Studi
b) Pendekatan Berlapis (Tak Terintegrasi)
Pada pendekatan berlapis kurikulum pendidikan profesional guru terpisah antara
pendidikan akademik (S1) dan pendidikan profesi. Pendidikan akademik diselenggarakan selama
8 semester yang mencakup elemen kompetensi yang mengembangkan karakter atau kerpibadian
guru profesional yang dihasilkan dari proses pembelajaran terkait dengan ketakwaan kepada
Tuhan YME, peran lulusan sebagai warga negara dan warga dunia yang baik, dan berkaitan dengan
moral dan etika lulusan, elemen kompetensi akademik kependidikan (pedagogi umum), akademik
bidang studi, elemen kompetensi pedagogi khusus yang mencakup pendekatan dan metode
pembelajaran bidang studi tertentu (content specific pedagogy), pengetahuan dan keterampilan
dalam pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan keterampilan dalam
pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assessment and evaluation), dan elemen KKN.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 22
Sementara itu, program PPG berlangsung selama 2 semester setelah program pendidikan
akademik (S1). Pendekatan ini menganut sistem terbuka dengan memberi kesempatan kepada
lulusan program studi nonkependidikan yang berminat menjadi guru dengan memenuhi kriteria
yang diterapkan dalam sistem seleksi PPG. Disamping itu, pada pendekatan ini dipersyaratkan
pula program matrikulasi bagi lulusan program studi S1 nonkependidikan sebelum mengikuti
PPG. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 5
Model Kurikulum Berlapis Pendidikan Profesional Guru
C. Tujuan Pendidikan UPI
Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan berbagai jenis dan jenjang pendidikan
tinggi. Jenjang program pendidikan merujuk pada kualifikasi dan gradasi program pendidikan,
sedangkan jenis program pendidikan merujuk pada macam-macam program pendidikan yang
diselenggarakan pada masing-masing jenjang. Jurusan atau Program Studi perlu melakukan
evaluasi dan pengembangan kurikulum sesuai dengan jenjang dan jenis program pendidikan
yang diselenggarakanya. Sebagai acuan dalam merumuskan tujuan pendidikan tiap Jurusan
atau Program Studi berikut adalah tujuan pendidikan UPI berbasis komptensi baik yang
umum maupun untuk setiap jenis dan jenjang program. Kompetensi Lulusan UPI telah mengacu
pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana dideskripsikan pada masing-
masing jenjang. Penguasaan kompetensi itu harus senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 23
pendidikan UPI, yaitu:
Tujuan Umum Pendidikan
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap kecendekiaan dan profesinya.
c. Memiliki sikap, kepribadian, dan karakter yang mencerminkan nilai-nilai kependidikan.
d. Menampilkan akhlak mulia dalam kehidupan professional, keilmuan, dan kemasyarakatan.
Tujuan Pendidikan untuk Setiap Jenis dan Jenjang Program
1. Program Pendidikan Diploma III Nonkependidikan
Program pendidikan Diploma III adalah jenjang pendidikan vokasional dengan masa studi 3-
4 tahun. Jenjang program pendidikan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan aplikatif untuk bidang vokasi tertentu. Secara umum, lulusan D-3 diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Mampu menyelesaikan pekerjaan dalam lingkup tertentu yang bersifat rutin, memilih dan
menggunakan metode, baik yang sudah maupun yang belum baku, berdasarkan data dan
informasi, serta mampu menunjukkan kinerjanya dengan mutu dan kuantitas terukur.
b. Menguasai prinsip-prinsip dan/atau dasar-dasar teori bidang pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu menerapkannya dalam menyelesaikan masalah-masalah prosedural.
c. Mampu mengelola kelompok kerja, bekerja sama dalam kelompok, dan menyusun laporan
tertulis secara sistematis dan komprehensif.
d. Memiliki tanggung jawab dalam penyelesaian dan pencapaian target kerja sendiri atau
kelompok.
e. Mampu berpikir logis, inovatif, dan kreatif guna meningkatkan kemampuan diri,
kelancaraan pelaksanaan pekerjaan, dan kualitas serta produktivitas kerja.
f. Mampu bekerjasama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat
lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya.
g. Mampu mengomunikasikan gagasannya secara lisan dan tertulis.
3. Kompetensi Lulusan Program Sarjana
Program pendidikan sarjana (S1) adalah jenjang pendidikan dengan masa studi 4 - 7 tahun
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 24
baik untuk mahasiswa penuh waktu maupun paruh waktu. Jenjang program pendidikan ini
menekankan pada penguasaan pengetahuan akademik yang melandasi kerja profesional di lapangan.
Secara umum, lulusan S1 diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Program Sarjana Kependidikan
1) Memahami karakteristik dan potensi peserta didik dan mampu memfasilitasi
perkembangan potensi yang bervariasi tersebut secara berkesinambungan.
2) Menguasai teori, prinsip, dan prosedur dalam merancang program pembelajaran
yang mendidik dan memaksimalkan potensi peserta didik yang bervariasi.
3) Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam mengkomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik.
4) Mampu mengelola pembelajaran di kelas dan perubahan kultur kelas serta
sekolah untuk membangun dan mengembangkan proses dan hasil pembelajaran
peserta didik yang memiliki multi kemampuan dan makna dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
5) Mampu membina sikap, memberi keteladanan, meningkatkan keterampilan, dan
mengembangkan potensi peserta didik secara berkesinambungan.
6) Mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dihadapi di kelas dan
sekolah dan merumuskan solusinya.
7) Mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, kelas, sekolah dan masyarakat
tempat dia bekerja.
8) Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan alat penilaian
untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik yang membantu
perkembangan potensinya.
9) Menguasai pendekatan dan metode penelitian kelas yang dapat digunakan
untuk memperbaiki pembelajaran.
10) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitianya yang berkaitan
dengan bidang pendidikan.
b. Program Sarjana Nonkependidikan
1) Memahami dan menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
berkaitan dengan bidang keahliannya dalam lingkungan pekerjaannya.
2) Mampu berpikir logis, inovatif, dan kreatif guna meningkatkan kemampuan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 25
diri, kelancaran pelaksanaan pekerjaan, dan kualitas serta produktivitas kerja.
3) Mampu meneliti, mengembangkan, dan mengatasi masalah dengan
menggunakan pendekatan interdisipliner.
4) Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dengan sikap yang baik
dalam melaksanakan pekerjaan dan meningkatkan kualitas serta produktivitas
kerja berlandaskan nilai-nilai kependidikan.
5) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok,
masyarakat, lingkungan pekerjaan dan situasi baru yang dihadapinya.
6) Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi tugasnya dan tugas
kelompoknya.
7) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan
dengan bidang keahliannya.
3. Pendidikan Profesi
Program pendidikan profesi adalah program pendidikan yang dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan profesional lulusan sebagai perwujudan dari kemampuan akademik
yang diperoleh pada program pendidikan S1 melalui pengalaman kerja praktik selama satu
tahun di lapangan. Secara umum, lulusan dari pendidikan profesi diharapkan memiliki
kemampuan berikut.
a. Pendidikan Profesi Guru
1) Mampu menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik berlandaskan pengetahuan tentang
peserta didik, penguasaan bidang studi, dan nilai-nilai kependidikan.
2) Menguasai bidang studi yang menjadi keahliannya, baik secara keilmuan maupun
pedagogik, sebagai landasan keterampilan dan keahlian dalam profesi keguruan.
3) Menguasai pengetahuan tentang peserta didik berkenaan dengan perkembangan psiko-
sosio-fisiologis dan perbedaan individualnya.
4) Mampu mengelola kegiatan pembelajaran yang mendidik, yang meliputi perencanaan
pembelajaran, impelementasi pembelajaran, evaluasi, dan perbaikan proses dan hasil
pembelajaran secara berkelanjutan dengan memanfaatkan Ipteks.
5) Mampu mengembangkan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan berlandaskan
nilai keilmuan, kependidikan, budaya, dan agama, terutama berkenaan dengan etika profesi.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 26
6) Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan
mengevaluasinya secara komprehensif bagi pengembangan organisasi profesi keguruan.
7) Mampu mengatasi masalah peserta didik, guru, bidang ilmu, pedagogik, dan masalah
pendidikan lainnya melalui pendekatan monodisipliner dan transdisipliner.
8) Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan
tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang
keguruan.
9) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan dengan bidang
pendidikan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
b. Pendidikan Profesi lainnya
1) Memahami dan menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan
bidang keahliannya dalam lingkungan profesinya.
2) Mampu berpikir logis, inovatif, dan kreatif guna meningkatkan kemampuan diri, kelancaran
pelaksanaan pekerjaan, dan kualitas serta produktivitas pada profesi yang ditekuninya.
3) Mampu meneliti, mengembangkan, dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan
profesinya dan mampu mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung
jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
4) Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanaan profesinya dan
meningkatkan kualitas serta produktivitas kerja berlandaskan nilai-nilai kependidikan.
5) Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan
mengevaluasinya secara komprehensif bagi pengembangan organisasi profesi.
6) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat
profesi lain, lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya.
7) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan dengan bidang
keahliannya bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat
4. Program Pendidikan Magister
Program pendidikan magister (S2) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa
studi 2- 6 tahun baik bagi mahasiswa paruh waktu maupun penuh waktu. Jenjang program
pendidikan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan konseptual-teoretis dan/ atau
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 27
pengetahuan aplikatif. Pada jenjang program pendidikan magister dapat diselenggarakan program
pendidikan dalam bidang terapan tertentu (seperti Magister Pendidikan dan Magister Ekonomi) dan
bisa pula program pendidikan bidang keilmuan tertentu (seperti M.Si dan M.Hum). Secara umum,
lulusan dari program pendidikan magister ini diharapkan memiliki kemampuan berikut.
a. Program Magister Pendidikan
1) Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang pendidikan
atau profesinya melalui riset, hingga menghasilkan karya yang inovatif dan teruji.
2) Mampu menganalisis dan menyintesiskan berbagai pendekatan, metode, dan strategi
pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran serta memaksimalkan
potensi peserta didik.
3) Mampu menganalisis dan menyintesiskan berbagai model kurikulum, program
pembelajaran, dan evaluasi.
4) Mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan keahliannya berlandaskan nilai-nilai
kependidikan.
5) Mampu mengatasi masalah sains, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang pendidikan
melalui pendekatan inter atau multidisipliner.
6) Mampu mengelola riset, menganalisis, dan menyintesiskan masalah-masalah pendidikan
guna memberikan solusi dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
7) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat,
lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya.
8) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan dengan bidang
pendidikan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
b. Program Magister Nonkependidikan
1) Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
keahliannya atau profesinya melalui riset, hingga menghasilkan karya yang inovatif
dan teruji.
2) Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang keahlian dan
profesinya berlandaskan nilai-nilai kependidikan.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 28
3) Mampu mengatasi masalah sains, teknologi, dan/atau seni dalam bidang keahlian dan
profesinya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.
4) Mampu mengelola riset, menganalisis, dan menyintesiskan masalah-masalah dalam
bidang keahliannya guna memberikan solusi bagi pengembangan ilmu dan kebutuhan
msyarakat.
5) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat,
lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya.
6) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya yang berkaitan dengan bidang
keahliannya bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.
5. Program Pendidikan Doktor
Program pendidikan doktor (S3) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa
studi 3-8 tahun baik bagi mahasiswa paruh waktu maupun penuh waktu setelah program
pendidikan magister. Pada jenjang pendidikan ini dapat diselenggarakan program pendidikan doktor
dalam bidang terapan tertentu (seperti Doktor Pendidikan dan Doktor Teknik) dan program
pendidikan doktor filsafat (Doktor Filsafat/Doctor of Philosophy). Khusus program doktor filsafat
dapat diselenggarakan melalui jalur mata kuliah (by coursework) dan dapat pula ditempuh melalui
jalur riset (by research). Secara umum, lulusan dari program pendidikan doktor ini diharapkan
memiliki kemampuan berikut.
a. Program Doktor Pendidikan
1) Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru dalam bidang ilmu
pendidikan atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif,
original, dan teruji.
2) Mampu melakukan penelitian dan pengembangan tentang pendekatan, metode, dan strategi
pembelajaran baru yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan mutu dan hasil
pembelajaran serta memaksimalkan potensi peserta didik.
3) Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan dalam
bidang pendidikan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat
manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.
4) Mampu menerapkan pengetahuan, ilmu, dan keahliannya dalam bidang pendidikan
berlandaskan nilai-nilai kependidikan.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 29
5) Mampu mengatasi masalah sains, teknologi, dan atau seni dalam bidang pendidikan serta
merumuskan solusinya melalui pendekatan inter, multi, dan transdisipliner.
6) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat,
lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya.
7) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya secara lisan dan tertulis, baik pada
tataran nasional maupun global, bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
masyarakat.
b. Program Doktor Nonkependidikan
1) Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru dalam
bidangnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji, baik
secara nasional maupun internasional.
2) Mampu mengatasi masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dalam bidangnya
dengan menggunakan pendekatan interdisiplin, multidisiplin, atau transdisiplin bagi
kemajuan ilmu dan kemaslahatan masyarakat.
3) Mampu melaksanakan, mengelola, memimpin, dan mengembangkan peta riset
(roadmap) penelitian dalam bidang keahliannya bagi perkembangan Ipteks, pemecahan
masalah di bidang ilmunya, dan untuk kemaslahatan masyarakat.
4) Mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan individu, kelompok, masyarakat,
lingkungan pekerjaan, dan situasi baru yang dihadapinya berlandaskan nilai-nilai
kependidikan.
5) Mampu memublikasikan gagasan dan hasil penelitiannya secara lisan dan tertulis, baik
pada tataran nasional maupun global, bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
masyarakat.
D. Struktur Kurikulum dan Beban Studi
Struktur kurikulum dan beban studi untuk masing-masing jenjang studi adalah sebagai
berikut.
1. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program D3
Beban studi untuk program pendidikan D3 berkisar antara 100-120 sks. Struktur
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 30
kurikulum D3 terdiri atas Kurikulumn Inti (Core Curriculum) yang wajib diikuti oleh semua
mahasiswa, tanpa Kurikulum Pilihan (Elective Curriculum). Secara lebih rinci, struktur
kurikulum untuk program pendidikan D3 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Nonkependidikan D3
Program Pendidikan D3 Nonkependidikan
Struktur Kurikulum Sks
Kurikulum Inti
- Mata Kuliah Umum (MKU) 11-13 *)
- Mata Kuliah Keterampilan dan Keahlian (MKK) Fakultas 6-9
- Mata Kuliah Keterampilan dan Keahlian (MKK)
Jurusan/Prodi
(
80-83**)
-Mata Kuliah Praktik Lapangan 4
Kurikulum Pilihan ***)
-MKK tambahan 12
Jumlah 110-118
*) memuat matakuliah Pendidikan Agama (2 sks),Seminar Agama (2 sks), Pendidikan
Pancasila (2 sks), Bahasa Indonesia (2 sks), Pendidikan Sosial dan Budaya (2
sks),Bahasa Inggeris (2 Sks), Pendidikan Jasmani dan Olah Raga ( 1 sks), dan
Matematika atau Statistika atau Logika (2 sks)
**) Sejalan dengan tujuan pendidikan vokasi, fokus dalam seleksi dan
organisasi konten kurikulum adalah pada pembekalan keterampilan vokasional
(60-70%) dan penguasaan aspek teori/konsep/prinsip (30-40%) ditambah de
ngan keterampilan berkomunikasi dalam mengelola pekerjaan.
***) Sejalan dengan prinsip kurikulum pilihan (elective curriculum) jumlah MK yang
ditawarkan dalam kurikulum pilihan harus dalam bentuk paket atau dalam sejumlah mata
kuliah sebanyak 12 sks. Mata kuliah pilihan dalam bentuk paket harus ditawarkan lebih
dari satu paket. Mata kuliah pilihan yang ditawarkan tidak kurang dari 24 sks. Mata
kuliah pilihan seyogyanya dirancang untuk memperkuat dan memperdalam kompetensi
utama dan sejalan pula dengan visi dan misi program studi/jurusan. Mata kuliah
pilihan dapat diambil dalam program studi sendiri dan/atau di luar program studi
serumpun dan dapat berubah sesuai kebutuhan.
Sejalan dengan prinsip kurikulum pilihan (elective curriculum) jumlah MK
yang ditawarkan harus dalam bentuk paket yang menggambarkan keahlian
tambahan atau penguatan komptensi utama. Jumlah paket pilihan yang
ditawarkan harus lebih dari satu paket sengan setiap paket pilihan
sebanyak 16 sks.
2. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program S1
Seluruh beban studi untuk program pendidikan S1 adalah berkisar antara 144 —158 sks.
Secara garis besar, struktur kurikulum S1 terdiri atas Kurikulum Inti (Core Curriculum) yang
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 31
dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi utama lulusan (sekitar 85% dari keseluruhan sks
yang harus diambil oleh mahasiswa) dan Kurikulum Pilihan (Elective Curriculum) yang
dimaksudkan untuk memperkuat kompetensi utama/kompetensi penunjang (sekitar 15% dari
keseluruhan sks yang harus diambil oleh mahasiswa). Secara lebih rinci, struktur kurikulum untuk
program pendidikan S1 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan S1
Program Pendidikan S1 Kependidikan Program Pendidikan S1 Nonkependidikan
Struktur Kurikulum sks Struktur Kurikulum Sks
Kurikulum Inti Kurikulum Inti
Kelompok Mata Kuliah Umum
(MKU):
Pendidikan Agama i)
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan ii)
Bahasa Indonesia iii)
Bahasa Inggris iv)
Pendidikan Sosial dan Budaya
(PSB) i)
Pendidikan Jasmani dan Olah
Raga v)
Seminar Agama i)
Matematika atau Statistika atau
Logika vi)
KKN i)
2
2
2
-
2
2
2
2
2
Kelompok Mata Kuliah Umum
(MKU): Pendidikan Agama i)
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan ii)
Bahasa Indonesia iii)
Bahasa Inggris iv)
Pendidikan Sosial dan Budaya
( PSB) i)
Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
vi)
Seminar Agama i)
Matematika atau Statistika atau
Logika vi)
KKN i)
2
2
2
-
2
2
2
2
2
Jumlah 14-16 Jumlah 14-16
Kelompok Mata Kuliah Dasar
Profesi (MKDP):
Landasan Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Bimbingan dan Konseling
Kurikulum dan Pembelajaran
Pengelolaan Pendidikan
Penelitian Pendidikan
2
2
2
2
2
2
Kelompok Mata Kuliah Kekhususan
Universitas
Landasan Pendidikan vii)
2
Jumlah 12 2
Kelompok Mata Kuliah Keahlian
Fakultas (MKKF) viii)
6-12 Kelompok Mata Kuliah Keilmuan
dan Keahlian Fakultas (MKKF) viii)
6-12
Kelompok Mata Kuliah Keahlian
Profesi Jurusan/Prodi:
Media Pembelajaran dan TIK
Bidang Studi
Telaah Kurikulum dan
Perencanaan Pembelajaran
Bidang Studi
Belajar dan Pembelajaran Bidang
Studi
Evaluasi Pembelajaran Bidang
Studi
2
3
3
3
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 32
Jumlah 11 Jumlah
Kelompok Mata Kuliah Keahlian
(MKK) Jurusan/Prodi 81-87
Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan
Keahlian (MKK) Jurusan/Prodi 101-105
Mata Kuliah Program Pengalaman
Lapangan (MKPPL) 4
Mata Kuliah Program Pengalaman
Lapangan (MKPPL) 4
Kurikulum Elektif Kurikulum Elektif
Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan
Keahlian Pilihan Jurusan/ Prodi
(MKKP) ix)
16-18 Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan
Keahlian Pilihan Jurusan/Prodi(MKKP)
ix)
16-18
Jumlah 144-158 Jumlah 144-158
Keterangan:
i) harus dikontrak oleh semua program studi.
ii) harus dikontrak oleh semua program studi, kecuali Program studi Pendidikan Kewarganegaraan. Mata
kuliah ini dalam liputannya mencakup pula Pendidikan Kewarganegaraan
iii) harus dikontrak oleh semua mahasiswa Program Studi, kecuali Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
iv) masuk dalam struktur kurikulum program studi/jurusan minimal 2 (dua) sks
v)harus dikontrak oleh mahasiswa non-FPOK
vi) mahasiswa program studi di Fakultas non-MIPA memilih MK Matematika atau Statistika. Sedangkan
mahasiswa di Fakultas MIPA memilih MK Logika. Mata kuliah ini bisa ditempatkan dalam struktur
kurikulum program studi atau jurusan.
vii)harus dikontrak oleh semua mahasiswa pada program studi nonkependidikan. Mata Kuliah Landasan
Pendidikan merupakan penciri nilai dasar UPI yang harus mewarnai semua program studi di lingkungannya.
viii) MKKF dikembangkan oleh fakultas masing-masing
ix) Sejalan dengan prinsip kurikulum pilihan (elective curriculum) jumlah MK yang ditawarkan dalam
kurikulum pilihan harus dalam bentuk paket atau dalam sejumlah mata kuliah sebanyak 16 sks. Mata kuliah
pilihan dalam bentuk paket harus ditawarkan lebih dari satu paket. Mata kuliah pilihan yang ditawarkan
tidak kurang dari 32 sks. Mata kuliah pilihan seyogyanya dirancang untuk memperkuat dan memperdalam
kompetensi utama dan sejalan pula dengan visi dan misi program studi/jurusan. Mata kuliah pilihan
dapat diambil dalam program studi sendiri dan/atau di luar program studi serumpun dan dapat berubah
sesuai kebutuhan.
Khusus untuk program studi/jurusan kependidikan untuk guru, sejalan dengan prinsip koherensi
dalam pengembangan kurikulum UPI dan keterkaitan kurikulum UPI dengan sekolah (university-
school based curriculum), pengembangan kurikulumnya harus menunjukkan keterkaitan antara
mata kuliah pedagogi umum dan khusus dengan praktek pembelajaran di sekolah yang dapat
dipetakan sebagai berikut.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 33
Tabel 3
Keterkaitan Kurikulum Program Studi/Jurusan Kependidikan dengan
Praktek pembelajaran di sekolah
Tahun Smt Earlier
exposure
**)
Mata Kuliah
Dasar Profesi
(MKDP)
Mata Kuliah
KeahliaProfesi
(MKKP)
PPL***)
1 1
2 5 -10 hari *) X
2 1 5-10 hari X
2 5-10 hari X
3 1 10- 15 hari X
2 10- 15 hari X
4 1 10-15 hari X
2
X
Catatan: *) Jumlah hari kunjungan mahasiswa ke sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk
memperkenalkan mahasiswa dengan praktek pembelajaran dan pengembangan perangkat pembelajaran
dalam seting nyata di sekolah (earlier exposure). Jumlah hari dalam tabel di atas sebagai saran agar intensitas
kunjungan sekolah lebih terjaga. Jumlah jam per hari dalam kegiatan ini (earlier exposure) disesuaikan
dengan jam belajar efektif di sekolah yang berkaitan dengan aspek yang diamati dan dipelajari yang tercakup
dalam silabus mata kuliah yang dijalani (MKDP dan MKKP)
**) Earlier exposure, pemajanan awal pada situasi pembelajaran di kelas, terkait dengan kedua kelompok
mata kuliah di atas (MKDP dan MKKP) dilaksanakan dengan: (1) tahapan observasi terhadap praktek
pembelajaran di kelas dan aspek-aspek yang terkait dengan pengelolaan dan implementasi kurikulum sekolah;
(2) mempelajari aspek-aspek praktis kurikulum sekolah dan penerapnanya di kelas yang dikaitkan dengan
perkuliahan kedua kelompok mata kuliah tersebut; (3) penyusunan rancangan pembelajaran dan
implementasinya berdasarkan keterkaitan antara yang diperoleh diperkuliahan dengan yang dipelajari di
sekolah; dan (4) melaksanakan praktik pembelajaran di kelas (internship atau ptacticum)
Kelompok mata kuliah pedagogi khusus (Mata Kuliah Keahlian Profesi) seyogianya diarahkan
secara bertahap sesuai distribusi mata kuliah ini dalam struktur kurikulum program studi/jurusan
kepada pengenalan awal mahasiswa terhadap: (1) praktek pengembangan perangkat pembelajaran di
sekolah (silabus, RPP, pengembangan materi ajar, pendektan, metode dan teknik pembelajaran, media
pembelajaran, alat penilaian) dibandingkan dengan prinsip, konsep, dan teori yang dibahas di
perkuliahan; (2) interaksi pembelajaran di kelas; dan (3) kegiatan pembelajaran lainnya, seperti
remedial dan tutorial.
Bagi dosen kelompok mata kuliah pedagogi keterkaitan tersebut dapat memperkaya permbelajaran
di kelas dengan data dan pengamalaman otentik pembelajaran sehingga terwujud pembelajaran atau
perkuliahan berbasis bukti/fakta (visible teaching atau evidance-based teaching)
***) PPL dikembangkan dalam bentuk real teaching dengan sistem blok yang ditempatkan baik
pada semester ganjil maupun genap seperti yang berlangsung selama ini dengan penekanan pada
model reflektif melalui supervisi klinis dan bukan microteaching agar lulusan program studi
kependidikan untuk calon guru lebih menguasai pengetahuan dan keterampilan serta sikap
(pedagogical knowlesge, skills, and attitudes) yang dalam perkembangan ke depan ( dalam konteks
Peraturan Presiden tentang Recognition of Prior Learning) dapat diakui atau ekuivalen dengan PPL
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 34
dalam konteks PPG.
3. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan Profesi Guru
Kurikulum program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berisi program pengemasan materi
bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (subject specific pedagogy) dan program
pengalaman lapangan (PPL) kependidikan. Untuk program PPG anak usia dini lulusan S-1
PGPAUD dan untuk PPG SD lululusan PGSD hanya diprogramkan untuk mengambil kredit
antara 18-20 sks dan menganut PPG terintegrasi untuk guru kelas (lihat Gambar 1). Sedangkan
untuk lulusan S-1 lainnya (baik yang dari program kependidikan maupun yang dari program
nonkependidikan) diprogramkan untuk mengambil kredit sebanyak 36-40 sks. Peserta PPG untuk
guru bidang studi mengikuti seleksi masuk baik untuk lulusan S1 kependidikan maupun
nonkependidikan. Bagi lulusan S1 nonkependidikan yang mengikuti program PPG diwajibkan
untuk mengambil program matrikulasi untuk mata kuliah baik pedagogi umum (MKDP) maupun
pedagogi khusus (MKKP) terlebih dahulu. Untuk pembekalan pengetahuan dan keterampilan
pedagogi sejalan dengan prinsip, teori, dan pendekatan yang mendasari berbagai desain pembelajaran
dan implementasinya lulusan nonkependidikan yang mengikuti program pendididikan profesi ini
harus menjalani pemajanan awal terhadap praktek kependidikan dalam seting nyata di sekolah
(early exposure) yang melekat pada kedua kelompok mata kuliah tersebut.
Tabel 4
Struktur Kurikulum dan Beban Studi
Program Pendidikan Profesi Guru Kelas *)
Berasal dari Program S1 PGSD/PGPAUD Berasal dari Program S1Nonkependidikan
Struktur Kurikulum sks Struktur Kurikulum sks
Matrikulasi **) 22
Workshop Subject Specific
Pedagogy
12-15 Workshop Subject Specific
Pedagogy
12-15
Praktik Lapangan 4 Praktik Lapangan 8
Jumlah 16-19 Jumlah 42-45
Catatan:
*) Struktur kurikulum PPG ini menganut pendekatan terpadu
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 35
Tabel 5
Struktur Kurikulum dan Beban Studi
Program Pendidikan Profesi Guru Bidang Studi *)
Berasal dari Program S1 Kependidikan Berasal dari Program S1 Nonkependidikan
Struktur Kurikulum sks Struktur Kurikulum sks
Matrikulasi **) 22
Workshop Subject Specific
Pedagogy
12-15 Workshop Subject Specific
Pedagogy
12-15
Praktik Lapangan 4 Praktik Lapangan 8
Jumlah 16-19 Jumlah 42-45
Catatan:
*) Struktur kurikulum PPG ini menganut pendekatan berlapis
**) Matrikulasi difokuskan pada pembekalan penguatan Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP)
dan Mata Kuliah Keahlian Profesi (MKKP) termasuk kegiatan penugasan observasi kelas yang
melekat kepada mata kuliah dalam kedua kelompok mata kuliah tersebut.
4. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan S2
Program pendidikan magister (S2) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa
studi 4-8 semester (2-4 tahun) bagi mahasiswa yang berasal dari prodi sebidang atau 4,5-9
semester (2,5-4,5 tahun) bagi yang berasal dari prodi tidak sebidang setelah pendidikan S1 yang
dapat ditempuh secara penuh waktu atau paruh waktu. Bagi mahasiswa yang memiliki
kapasitas akademik unggul dimungkinkan untuk menyelesaikan studinya lebih cepat dari masa
studi tersebut (paling cepat 3 semester bagi yang berasal dari prodi sebidang atau 4 semester
bagi yang berasal dari prodi tidak sebidang). Jenjang program pendidikan ini menekankan pada
pengembangan kemampuan mengembangkan dan memecahkan masalah pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni melalui pendekatan inter atau multidisipliner serta mengelola riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat. Pada jenjang program pendidikan magister
dapat diselenggarakan program pendidikan dalam bidang terapan tertentu (seperti Magister
Pendidikan dan Magister Ekonomi) dan bisa pula program pendidikan bidang keilmuan tertentu
(sepert M.Si dan M.Hum). Secara umum, lulusan dari program pendidikan magister ini diharapkan
memiliki kemampuan berikut.
a. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Magister dalam Bidang Terapan
Tertentu
Struktur kurikulum dan beban studi program pendidikan magister dalam bidang terapan
tertentu adalah sebagai berikut.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 36
Tabel 6
Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan Magister
dalam Bidang Terapan Tertentu
Kelompok Mata Kuliah
Beban Studi (sks)
Berasal dari
Prodi S1
Sebidang
Berasal dari Prodi
S1 Tidak Sebidang
Kurikulum Prasyarat
- Matrikulasi - 9-12
Kurikulum Inti:
- Mata Kuliah Landasan Keahlian
(MKLK)
6 6
Mata Kuliah Keahlian (MKK) SPs 6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi 12-15 12-15
Kurikulum Pilihan
- Mata kuliah Keahlian (MKK) Khusus
masing- masing mahasiswa
15-18 15-18
- Tesis 6 6
J u m la h 45-48
54-57
(Termasuk
matrikulasi)
Catatan:
Mahasiswa yang jurusan/prodi S1-nya tidak sebidang (yang dianggap belum memenuhi standar
input) wajib mengikuti dan lulus matrikulasi.
Penentuan jurusan/prodi S1 yang dianggap sebidang atau tidak sebidang dilakukan oleh Prodi S2
yang bersangkutan.
Jumlah keseluruhan sks berentang antara 45-48 yang berarti bahwa bila mahasiswa sudah
mengambil sks maksimal di MKK Prodi harus mengambil minimal di MKK masing-masing
mahasiswa atau sebaliknya.
b. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Magister dalam Bidang Keilmuan
Tertentu
Struktur kurikulum program pendidikan magister dalam bidang keilmuan tertentu adalah
sebagai berikut.
Tabel 7
Struktur Kurikulum Program Pendidikan Magister
Dalam Bidang Keilmuan Tertentu
Kelompok Mata Kuliah
Beban Studi (sks)
Berasal dari
Prodi S1
sebidang
Berasal dari Prodi
S1 Tidak Sebidang
Kurikulum Prasyarat
- Matrikulasi - 9-12
Kurikulum Inti:
- Mata Kuliah Landasan Keahlian
(MKLK)
6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) SPs 6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi 12-15 12-15
Kurikulum Pilihan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 37
- Mata kuliah Keahlian (MKK) Khusus
masing- masing mahasiswa
13-16 13-16
- Tesis 8 8
J u m la h
45-48 54-57
(Termasuk
matrikulasi)
Catatan:
Sama dengan pada Tabel 6.
5. Program Pendidikan S3
Program pendidikan doktor (S3) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa
studi 6-12 semester (3-6 tahun) bagi yang berasal dari Prodi sebidang atau 7-13 semester (3,5-6,5
tahun) bagi yang berasal dari prodi tidak sebidang setelah program pendidikan magister yang
dapat ditempuh secara penuh waktu atau paruh waktu. Bagi mahasiswa yang memiliki kapasitas
akademik unggul dimungkinkan untuk menyelesaikan studinya lebih cepat dari masa studi
tersebut (paling cepat 5 semester bagi yang berlatar belakang pendidikan sebidang atau 5,5
semester bagi yang berlatar belakang pendidikan tidak sebidang). Jenjang program pendidik ini
menekankan pada pengembangan kemampuan mengembangkan dan memecahkan masalah
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru secara kreatif, orisinil, dan teruji melalui pendekatan
inter, multi, dan transdisipliner serta mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset
dan pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Pada jenjang pendidikan
ini dapat diselenggarakan program pendidikan doktor dalam bidang terapan tertentu (seperti Doktor
Pendidikan dan Doktor Teknik) dan program pendidikan doktor filsafat (Doktor Filsafat/Doctor of
Philosophy). Program doktor filsafat dapat diselenggarakan melalui jalur mata kuliah (by
coursework) dan dapat pula ditempuh melalui jalur riset (by research). Secara umum, lulusan
dari program pendidikan doktor ini diharapkan memiliki kemampuan berikut.
a. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Doktor dalam Bidang
Terapan Tertentu
Struktur kurikulum dan beban studi program pendidikan doktor dalam bidang terapan
tertentu adalah sebagai berikut.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 38
Tabel 8 Struktur Kurikulum Program Pendidikan Doktor
dalam Bidang Terapan Tertentu
Kelompok Mata Kuliah
Beban Studi (sks)
Berasal dari
Prodi S2 se-
bidang
Berasal dari Prodi
S2 tidak sebidang
Kurikulum Prasyarat:
- Matrikulasi - 9-12
Kurikulum Inti:
- Mata Kuliah Landasan Keahlian
(MKLK)
6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) SPs 6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi 9-12 9-12
Kurikulum Pilihan
- Mata kuliah Keahlian (MKK) Khusus
masing- masing mahasiswa
15-18 15-18
- Disertasi 15 15
Jumlah 51-54
63-66
(Termasuk
matrikulasi)
Catatan:
• Mahasiswa yang prodi sebelumnya dianggap tidak sebidang (yang dianggap belum memenuhi
standar input) wajib mengikuti dan lulus matrikulasi.
Penentuan jurusan/prodi sebelumnya yang dianggap sebidang atau tidak sebidang dilakukan oleh
Prodi S3 yang bersangkutan.
Jumlah keseluruhan sks berentang antara 51-54 yang berarti bahwa bila mahasiswa sudah
mengambil sks maksimal di MKK Prodi harus mengambil minimal di MKK masing-masing
mahasiswa atau sebaliknya.
b. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Doktor dalam Bidang Keilmuan
Tertentu Jalur Mata Kuliah (By Course)
Struktur kurikulum program pendidikan doktor dalam bidang keilmuan tertentu adalah
sebagai berikut.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 39
Tabel 9
Struktur Kurikulum Program Pendidikan Doktor
dalam Bidang Keilmuan Tertentu
Kelompok Mata Kuliah
Beban Studi (sks)
Berasal dari Prodi
S2 sebidang
Berasal dari Prodi
S2 Tidak Sebidang
Kurikulum Prasyarat:
- Matrikulasi - 9-12
Kurikulum Inti:
- Mata Kuliah Landasan Keahlian
(MKLK)
6 6
ii. Mata Kuliah Keahlian (MKK) SPs 6 6
- Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi 9-12 12-15
Kurikulum Pilihan
- Mata kuliah Keahlian (MKK) Khusus
masing- masing siswa
12-15 12-15
- Disertasi 18 18
Jumlah 51-54 63-66
(Termasuk
matrikulasi) Catatan: Sama dengan pada Tabel 8.
c. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Doktor dalam Bidang Keilmuan Tertentu
Jalur Riset (By Research)
Calon mahasiswa yang dapat mengikuti program pendidikan ini adalah yang berlatar
belakang pendidikan sebidang, dan ditempuh melalui riset sehingga mahasiswa tidak dikenai
kewajiban untuk mengikuti perkuliahan reguler. Dengan demikian, kegiatan kurikuler dan beban
studinya diatur tersendiri dengan menempuh tahap-tahap percobaan (probationary) 1 (satu)
semester, tahap kandidatur 5 (lima) sampai dengan 11 (sebelas) semester. Mahasiswa wajib
mengikuti dan lulus Mata Kuliah Landasan Keahlian (MKLK), Mata Kuliah Keahlian (MKK)
SPs, dan mata kuliah lain yang direkomendasikan oleh promotor tetapi kreditnya tidak dihitung.
Secara lebih rinci, prosedur perkuliahan pada program pendidikan doktor melalui jalur riset akan
diatur dalam pedoman tersendiri.
E. Pengalaman dan Pembelajaran
Implementasi kurikulum UPI (program delivery), sesuai dengan pendekatan yang
dianutnya, yakni sistematik dan koheren antarkomponen dalam program/kurikulum (koherensi
internal) dan terbangungnya keterkaitan dengan sekolah dan dunia kerja (koherens i
eksternal), harus diarahkan pada upaya dosen dalam memaksimalkan potensi peserta
didik/mahasiswa yang memiliki multi kemampuan dengan dilandasi oleh sikap dan
perilaku berdasarkan ahlak mulia dan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan kata lain, sistem
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 40
pembelajaran yang dikembangkan harus mampu menghantarkan peserta didik mencapai
kemampuan yang diharapkan (learning outcomes) yang dirumuskan dalam Kerangka Kualifikasi
Lulusan tiap program studi/jurusan dan tumbuhnya budaya akademik (academic culture) yang
sehat.
Rancangan pengalaman belajar (proses pembelajaran) bagi mahasiswa yang disusun
dalam kurikulum Jurusan/Prodi kependidikan didistribusikan ke dalam setiap semester yang
didasarkan pada keterpaduan antara pembelajaran konsep, prinsip, dan teori kependidikan dan
pembelajaran dengan hasil kajian terhadap praktik pembelajaran pada setting nyata di sekolah baik
untuk kelompok mata kuliah pedagogi baik umum maupun khusus. Untuk program studi
nonkependidikan, rancangan pembelajaran ditekankan pada keterpaduan konsep, prinsip, teori,
praktik di laboratorium dengan kebutuhan dan praktik nyata di dunia kerja. Dalam pengembangan
pengalaman belajar mahasiswa, program studi harus merujuk pula pada prinsip-prinsip
implementasi kurikulum yang tertuang dalam konsep Re-desain Pendidikan Profesional Guru yang
digagas oleh UPI sebagai berikut.
a. Belajar Cara Mengajar (Learning how to teach)
Penguasaan teori, metode, dan strategi pembelajaran harus dipadukan dalam perkuliahan
dan kemudian dipadukan pula dalam praktik lapangan, baik dalam konteks pemajanan awal terhadap
praktik pembelajaran di berbagai sekolah mitra dan sekolah laboratorium UPI (early exposure)
maupun dalam konteks PPL di program studi/jurusan kependidikan.
b. Berlatih dalam Latihan (Practice in practice)
Penguasaan pengetahuan dalam bentuk prinsip, konsep, teori, pengalaman yang diperoleh
dari pemajanan awal (early exposure) terhadap praktik pembelajaran di sekolah yang
diperoleh dari pendidikan akademik dipadukan secara bersamaan dalam perkuliahan dan
kemudian dilanjutkan pula dalam praktik simulasi pembelajaran serta dimatangkan dalam
seting otentik di sekolah( sekolah laboratorium) menjadi salah satu prinsip yang menonjol
pembelajaran di program studi kependidikan. Prinsip ini dapat diterapkan pula dalam proram studi
nonkependidikan terutama untuk pembelajaran mata kuliah yang syarat dengan praktek di
laboratorium baik di dalam gedung laboratorium maupun lapangan dengan penekanan pada
keterkaitan anatara konsep, prinsip, dan teori dengan praktek di laboratorium dengan frekuensi
yang memadai.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 41
c. Kerja Bersama (Collaboration)
Pembelajaran dilaksanankan secara kolaboratif berdasarkan hubungan kesejawatan
(kolegialitas) antara dosen dan pendidik/guru di sekolah mitra, saling belajar di antara pendidik dan
peserta didik untuk mencapai keberhasilan bersama dalam mencapai tujuan UPI atau sering disebut
dengan istilah collaborative learning and teaching.
d. Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh
Silih Asih, Silih Asah, Silih Asuh merupakan nilai kearifan lokal (salah satu nilai dalam
budaya Sunda) yang dipandang memiliki nilai universal. Prinsip Silih Asih mengandung arti
bahwa dalam proses pembelajaran di kelas dan praktik pengalaman lapangan dikembangkan
sikap dan perilaku saling menyayangi sehingga malpraktik dalam pendidikan, seperti perilaku
pendidik yang menggerus dan melukai konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem) warga
belajar dapat dicegah sejak dini. Prinsip Silih Asah mengandung arti bahwa implementasi kurikulum
dikembangkan atas dasar sikap dan perilaku saling belajar di antara warga belajar (community of
learners) yakni dosen, guru, peserta didik/mahasiswa dalam proses pembelajaran. Prinsip Silih Asuh
mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran (pemberian pengalaman belajar) dikembangkan
sikap dan perilaku saling menjaga jati diri dan martabat masing-masing warga belajar yang dilandasi
oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia.
e. Developmentally Appropriate Practice (DAP)
Proses pembelajaran didasarkan pada pengetahuan pendidik tentang karakteristik
dan perkembangan peserta didik. Dengan demikian, pemilihan materi pembelajaran (content
selection) dan pengembangan metode dan teknik pembelajaran didasarkan pada pemahaman
karakteristik dan perkembangan serta cara belajar peserta didik. Prinsip ini tentu harus
dipraktekan pula oleh dosen dalam perkuliahan di program studi nonkependidikan.
f. Keterkaitan dengan Pengetahuan dan Pengalaman Peserta didik sebelumnya (Students
prior knowledge)
Proses pembelajaran hendaknya didasarkan dan mempertimbangan pengetahuan dan
pengalaman peserta didik dalam kehidupan kesehariannya agar proses pemberian pengalaman
belajar dalam perkuliahan lebih bermakna (meaningful learning) bagi mereka.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 42
g. Pengembangan Keterampilan Berpikir
Proses pembelajaran yang dikembangan dalam implementasi kurikulum harus mampu
mendorong dan mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik (mahasiswa). Ini antara lain
dapat dilakukan melalui rancangan pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa
mempertautkan kemampuan mengamati dan memprediksi sesuatu, isu, atau persoalan berdasarkan
pengetahuan awal tentang konsep, prinsip, teori dan fakta yang dianalisis, diterjemahkan, dan
disintesiskan untuk memecahkan persoalan tersebut. Pengembangan keterampilan berpikir ini
menjadi salah satu penciri dari tumbuhnya kultur akademik.
h. Pengembangan Kultur Akademik
Proses pembelajaran diupayakan untuk membangun suasana dan kultur akademik yang sehat
melalui serangkaian pemberian pengalaman belajar yang menumbuhkan antara lain, kebiasaan
membaca dan belajar melalui upaya dosen memberikan penugasan baik secara terstruktur maupun
mandiri dengan pemberian balikan (feedback) terhadap tugas tersebut, terutama terhadap tugas
terstruktur. Selain itu, untuk menumbuhkan kultur akademik, pendidik (dosen) harus menjaga
konsistensi dan disiplin dalam menerapkan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dalam
Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan dengan implementasi pembelajaran dan penilaian proses
serta hasil belajar mahasiswa. Untuk menumbuhkan suasana dan kultur akademik yang baik akan
diatur lebih lanjut dalam Standar Proses dan Pedoman Akademik sebagai bagian dari manajemen
implementasi kurikulum UPI.
F. Sistem Penilaian
Penilaian dalam implementasi program UPI ditujukan baik untuk menilai proses maupun
hasil belajar mahasiswa. Penilain yang pertama, formative assessment informasi yang digunakan
untuk perbaikan proses pembelajaran (program delivery) . Sementara itu, penilaian yang kedua,
summative assessment ditujukan untuk menilai ketercapaian hasil belajar mahasiswa (learning
outcomes). Untuk melihat efektivitas pembelajaran, penilaian terhadap capaian hasil
pembelajaran pada setiap akhir program pembelajaran dibandingkan dengan penilaian sebelum
mahasiswa mengikuti program (perkuliahan) dengan membandingkan kemampuan awal mahasiswa
(entry level-nya) dengan kemampuan mahasiswa di akhir pembelajaran (exit level). Dengan
membandingkan antara kemampuan awal dan akhir mahasiswa dalam mengikuti suatu perkuliahan,
profil kemampuan mahasiswa dalam setiap mata kuliah dan kelompok mata kuliah dapat dipetakan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 43
dalam kaitannya dengan upaya pencapaian hasil pembelajaran yang tertuang dalam Kerangka
Kualifikasi Lulusan tiap jurusan/prodi. Dengan terpetakannya profil kemampuan mahasiswa selama
proses pembelajaran menuju pencapaian kualifikasi lulusan, jurusan/prodi dapat mengambil
langkah dalam memberikan program pendampingan atau pemanduan bagi para mahasiswa yang
belum mencapai kriteria ketuntasan belajar mereka sesuai standar yang dikembangkan
(standar penilaian yang merujuk pada capaian hasil pembelajaran), antara lain, melalui program
tutorial, dan remedial yang terstruktur dengan baik.
G. Elemen Kompetensi Lulusan UPI
Selain beberapa ketentuan pokok di atas, ada sejumlah rambu-rambu yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan capaian pembelajaran lulusan program studi sebagaimana tertuang
berikut ini.
(1) Kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan perkuliahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Isi dan bahan pelajaran adalah
bahan kajian perkuliahan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
(2) Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak secara
konsiten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh
peserta didik. Dalam konteks Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kompetensi
dirumuskan sebagai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan (teori dan fakta),
keterampilan berpikir (antara lain logis, intuitif, reflektif, dan kreatif) dan praktikal
(mencakup kemampuan melakukan sesuatu secara cermat dan akurat dengan menerapkan
metode, bahan, alat, dan instrumen) yang sejalan dengan bidang keilmuan dan keahliannya
dengan bertanggung jawab baik secara mandiri dan/atau di bawah supervisi orang lain
dengan dilandasi oleh sikap dan perilaku berdasarkan ahlak mulia dan nilai-nilai
kearifan lokal untuk berbuat bagi kemaslahatan orang lain.
(3) Kompetensi lulusan suatu program studi terdiri dari kompetensi umum (diwujudkan
melalui kelompok Mata Kuliah Umum), kompetensi utama (melalui MKK Jurusan/Prodi
dan Fakultas), dan kompetensi penunjang atau khusus (melalui MKK Pilihan sesuai visi
dan misi program studi yang bersangkutan dan kebutuhan dunia kerja). Untuk program
studi kependidikan kompetensi lulusan mencakup empat kompetensi yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen meliputi: (1) kompetensi
pedagogik (diwujudkan melalui MKDP dan MKKP), (2) kompetensi profesional
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 44
(diwujudkan melalui MKK Jurusan/Prodi), (3) kompetensi kepribadian (diwujudkan
melalui MKU, MKDP, dan MKKP), (4) kompetensi sosial (diwujudkan melalui
MKU,MKDP, dan MKKP).
(4) Kompetensi lulusan paling sedikit mengandung lima elemen kompetensi yaitu:
(a) Nasionalisme dan landasan kepribadian (attitudes). Elemen kompetensi kepribadian
ini dibentuk dan dikembangkan oleh koherensi konten/bahan ajar/kajian Kelompok
Mata Kuliah Umum (MKU), yakni sekelompok mata kuliah yang ditujukan untuk
mengembangkan aspek kepribadian mahasiswa sebagai individu dan masyarakat.
Dalam pedoman pengisian Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), elemen
kompetensi ini merujuk, antara lain kepada: kepribadian yang dihasilkan dari proses
pembelajaran terkait dengan ketakwaan kepada Tuhan YME, peran lulusan sebagai
warga negara dan warga dunia yang baik, dan berkaitan dengan moral dan etika lulusan.
Ujung dari kompetensi ini adalah melahirkan lulusan yang mampu bersikap dan
berperilaku/berkarya dalam karir tertentu sesuai dengan norma kehidupan
masyarakat. Sementara itu, untuk program pendidikan profesi, sesuai dengan rumusan
kompetensi utama program pendidikan profesi dalam Standar Isi PT, muara dari
komptensi ini adalah mampu mengembangkan perilaku yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mantap, mandiri, dan
mempunyai rasa tanggung jawab dan motivasi altruistik (memilki dorongan berbuat
bagi kemaslahatan orang lain) dalam pelayanan profesi dan kehidupan
kemasyarakatan pada umumnya.
(b) Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan atau olah raga (knowledge). Elemen
kompetensi ini dibentuk dan dikembangkan oleh koherensi konten/bahan ajar/kajian Mata
Kuliah Keahlian Program Studi dan Fakultas (MKK Jurusan/Prodi dan Fakultas). Kelompok
MKK ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dalam penguasaan keahlian bidang
ilmu terkait. Dalam pedoman pengisian KKNI rumusan elemen kompetensi ini harus
menggambarkan kedalaman penguasaan ilmu dan keterampilan yang mencakup baik
keterampilan berpikir (logis, kritis, kreatif, dan intuitif) maupun kemampuan melakukan
sesuatu secara cermat dan akurat dengan menerapkan metode, bahan, dan instrumen.
(c) Kemampuan dan keterampilan berkarya (knowledge and skills). Elemen kompetensi ini
dibentuk dan dikembangkan oleh koherensi konten/bahan ajar/kajian mata kuliah keahlian
dan keterampilan program studi/jurusan dan fakultas serta mata kuliah pedagogi umum
(MKDP) pedagogi khusus (MKKP). Penguasaan kompetensi akademik kependidikan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 45
untuk program studi kependidikan ini, antara lain mencakup penguasaan makna dan
filsafat pendidikan, penguasaan dimensi perkembangan kepribadian peserta didik,
kemampuan pendekatan psikologis dalam pembelajaran peserta didik, kemampuan
memahami dan mengembangkan dimensi belajar dan pembelajaran, serta penguasaan
teknologi, informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Melalui penguasaan akademik
kependidikan inilah akan dihasilkan profil pendidik yang unggul dalam kompetensi
pedagogik.
Untuk program studi nonkependidikan, kompetensi ini dikembangkan melalui
koherensi antarkonten/bahan ajar/kajian kelompok mata kuliah keahlian dan
keterampilan yang bertujuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, serta
potensi lainnya dalam belajar, berkerja, serta dalam mengembangkan kepribadiannya
dan profesinya.
(d) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai (attitudes).
Elemen ini berkaitan dengan karakter pendidik yang kuat sebagai hasil dari olah hati,
olah pikir, olah raga, dan olah rasa/karsa. Karakter yang kuat tercermin pada nilai utama
karakter jujur, cerdas, tangguh dan peduli.
Elemen kompetensi ini dibentuk dan dikembangkan oleh koherensi konten/bahan
ajar/kajian mata kuliah umum, mata kuliah pedagogi umum dan khusus untuk
jurusan/prodi pendidikan. Sedangkan, untuk program studi/jurusan nonkependidikan
dibentuk melalui koherensi antara mata kuliah dalam kelompok umum dan kelompok
mata kuliah keahlian serta keterampilan. Tujuannya untuk mengembangkan sikap
dan perilaku lulusan dalam belajar dan berkarya, minimal yang terkait dengan kepasitas
kepemimpinan, daya juang, dan kemampuan bekerja dalam tim dengan basis multi
kultur dan motivasi altruistik (memiliki dorongan memeberikan kemaslahatan
bagi orang lain dalam profesinya dan masyarakatnya).
(e) Landasan kepribadian dan pemahaman kaidah kehidupan bermasyarakat (attitude.) .
Elemen kompetensi ini dikembangkan oleh koherensi konten/bahan ajar/kajian kelompok
mata kuliah umum dan kelompok mata kuliah pedagogi umum dan khusus untuk
program studi/jurusan kependidikan. Untuk program studi ini elemen ini berkaitan
dengan kemampuan pendidik dalam berkomunikasi dengan masyarakat, baik melalui
lisan, tulisan, atau isyarat secara santun, menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional. Sementara itu, untuk program studi nonkependidikan
elemen ini dibentuk melalui koherensi konten bahan kajian kelompok mata kuliah
umum dengan mata kuliah keahlian dan keterampilan untuk jurusan/prodi
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 46
nonkependidikan baik dalam kurikulum inti maupun kurikulum pilihan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bertindak dan berperilaku sebagai warga Negara dan dunia yang baik dan
mendukung perdamaian, serta beretika dalam menjalankan pekerjaan atau profesinya.
(5) Dalam merumuskan kompetensi lulusan harus mengacu kepada Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan rumusan kompetensi hasil kesepakatan antara program studi
sejenis yang melibatkan dunia profesi dan pemangku kepentingan sebagaiman tertuang
dalam rumusan tujuan pendidikan untuk berbagai jenjang yang telah disebutkan di atas
(untuk pendidikan vokasi,akademik dan profesi).
(6) Dalam pengembangan kurikulum, program studi seyogianya melibatkan asosiasi profesi
terkait serta kelompok ahli yang relevan melalui forum program studi sejenis.
.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 47
III. PROSEDUR EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Langkah-Langkah Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum UPI mencakup 6 tahapan dan komponen kurikulum yang satu
sama lain saling berkaitan. Enam tahapan dan komponen yang dimaksud digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 6
Tahapan Pengembangan Kurikulum Prodi/Jurusan
Berdasarkan gambar di atas, pengembangan kurikulum Jurusan/Prodi dilakukan melalui
tahapan berikut.
1. Analisis SWOT Jurusan/Program Studi
Kajian ini diarahkan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau
tantangan yang dihadapi program studi atau jurusan sebagai salah satu pijakan dalam
Analisis SWOT Lembaga/Institusi (Scientific Vision)
Analisis Kebutuhan /Tracer Study
E
v
a
l
u
a
s
i
P
r
o
g
r
a
m
Profil Lulusan
Tujuan (Kompetensi Lulusan)
Konten/Bahan Kajian
Proses Pembelajaran
Penilaian Kecakapan Akademik & Profesi
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 48
mengembangkan atau merevisi program (kurikulum) yang berlaku. Kajian ini dikaitkan dengan
potensi dan kelemahan yang dimilikinya (kekuatan dan kelemahan) dan peluang dan tantangan
yang dihadapinya dalam menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
berubah secara dinamis.
Disamping analisis tersebut, program studi atau jurusan disarankan melakukan pula
penelaahan berbagai kepustakaan dan dokumen yang berkaitan dengan landasan fisolofis,
sosiologis, historis, dan juridis yang relevan dalam mengembangkan kurikulumnya. Rujukan atau
dokumen yang perlu ditelaah oleh tim pengembang kurikulum antara lain adalah konsep Re-
desain Pendidikan Profesional Guru (2010), Panduan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Tinggi, termasuk standar nasional pendidikan untuk perguruan tinggi, seperti Standar Isi dan
Standar Proses, kurikulum sekolah yang akan menjadi stakeholders, rambu-rambu dalam
mengembangkan KKNI, dan dokumen kurikulum program studi/jurusan yang masih berlaku,
kurikulum jurusan/prodi sejenis baik dari perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.
2. Analisis Kebutuhan atau Studi Pelacakan (Tracer Study)
Dalam analisis ini dilakukan kajian berbagai aspek yang menyangkut SDM, mahasiswa,
sarana, prasarana, dan daya dukung kependidikan lainnya yang dimiliki oleh Jurusan/Prodi.
Selanjutnya, dilakukan analisis tentang kebutuhan mahasiswa ketika mereka memasuki dunia
kerja dan mengembangkan pekerjaannya (market signal) yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan (termasuk keterampilan berpikir), sikap, dan kepribadian sehingga dapat diperoleh
profil lulusan yang diharapkan. Alternatif lain untuk memeperoleh profil lulusan dari sisi pengguna
lulusan dapat dilakukan melalui studi pelacakan (tracer study). Pendeknya, analisis yang dilakukan
menyangkut kajian aspek hard skills dan soft skills yang dibutuhkan mereka ketika memasuki
dunia kerja agar mampu beradaptasi dan mengembangkan profesinya. Dalam prakteknya,
kegiatan ini dapat dilakukan melalui pertemuan dengan para pemangku kepentingan dan/atau
melalui forum Focus Group Discussion (FGD).
3. Profil Lulusan
Hasil analisis kebutuhan, studi pelacakan, dan kajian akademik lainnya yang dilakukan oleh jurusan
atau program studi diturunkan dalam bentuk pemetaan profil lulusan yang diharapkan. Profil lulusan
adalah deskripsi tentang kompetensi lulusan baik menyangkut aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills) termasuk keterampilan berpikir, dan sikap serta perilaku (attitudes) yang harus
dimiliki oleh lulusan jurusan/prodi ketika mereka memasuki profesi tertentu.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 49
4. Perumusan Tujuan Pendidikan ( Kompetensi Lulusan)
Perumusan tujuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk rumusan kompetensi lulusan atau
capaian pembelajaran (learning outcomes) yang merupakan pengejawantahan dari hasil analisis
SWOT, analisis kebutuhan, dan kajian pustaka dan dokumen di atas. Untuk penjabaran tujuan ini
dapat dirujuk rumusan tujuan dalam dokumen ini yang telah disebutkan di atas (tujuan pendidikan
vokasi, profesi dan akademik) dan KKNI.
5. Pemilihan dan Pengorganisasian Konten Kurikulum
Pemilihan dan pengorganisasian konten kurikulum dilakukan berdasarkan hasil analisis dan
kajian di atas serta berdasarkan rumusan profil dan kompetensi lulusan. Bahan kajian tersebut
dirumuskan dalam bentuk mata kuliah dan bahan ajar dengan menerapkan pendekatan koheren
(konten kurikulum berupa mata kuliah dalam kelompok mata kuliah harus saling menunjang dalam
membentuk dan menghasilkan kompetensi lulusan) dan proporsional (pemilihan dan
pengorganisasian konten sesuai dengan kecukupan dan kebutuhan dalam menghasilkan lulusan yang
memiliki kompetensi yang diharapkan). Untuk membantu memilih dan mengorganisasikan
konten kurikulum jurusan/prodi, disarankan memperhatikan pola keterkaitan antara learning
outcomes (rumusan KKNI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) UPI dengan struktur
kurikulum untuk tiap program agar pemilihan dan penggorganisasian bahan kajian (konten)
dapat menunjang ketercapaian kompetensi lulusan atau capaian hasil pembelajaran ( learning
outcomes) seperti dapat digambarkan sebagai berikut.
Struktur Kur Dik:
Kur Inti:
-MKU
-MK DP
-MK KP
-MKK Fak
-MKK Prodi
Kur Pilihan:
-MK Pil
Kompetensi KelMK 1
Kompetensi KelMK 2
Kompetensi KelMk 3
dst
Capaian hasil pembelajaran
(Learning outcomes)
Gambar 5
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 50
Contoh Hubungan antara Struktur Kurikulum, Kompetensi Kelompok Mata Kuliah,
dan Capaian Hasil Pembelajaran (learning outcomes) Program Studi/Jurusan Kependididkan
Struktur Kur Nondik:
Kur Inti:
-MKU
-MKK Fak
-MKK Prodi
Kur Pilihan:
-MKK Pil
Kompetensi KelMK 1
Kompetensi KelMK 2
Kompetensi KelMK3
dst
Capaian Hasil pembelajaran
(Learning outcomes)
Gambar 6
Contoh Hubungan antara Struktur Kurikulum, Kompetensi Kelompok Mata Kuliah,
dan Capaian Hasil Pembelajaran Program Studi/Jurusan Nonkependididkan
6. Validasi dokumen kurikulum
Dokumen kurikulum yang telah dikembangkan dengan segenap komponennya di atas
(rumusan capaian pembelajaran tiap kelompok mata kuliah, konten kurikulum/mata kuliah yang
dipilih untuk membentuk dan mengembangkan kompetensi lulusan, proses pembelajaran sejalan
dengan standar proses yang dikembangkan, dan penilaian) harus divalidasi melalui FGD. Format
berikut sebagai contoh yang dapat dikembangkan untuk kegiatan ini.
Tabel 10
Contoh Format Validasi Struktur Kurikulum, Sebaran Mata Kuliah, dan Rumusan Capaian Hasil
Pembelajaran Program Studi Kependidikan yang linier
Struktur Kurikulum dan Sebaran
MK
Rentang
sks
Capaian Hasil Pembelajaran
(Learning Outcomes)
Kommentar
validator
S1 S2 S3
Kurikulum Inti
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 51
MKU: 15
MKDP
10
MKKP 12
MKPL 4
MKK Prodi/Jur:
81-87
MKK Fak:
6-12
Kurikulum Pilihan:
MKK Pilihan
16-18
Catatan: MK pilihan dikembangkan sesuai visi dan misi prodi/jurusan serta dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dalam memperkuat kompetensi utama lulusan serta sesuai prinsip fleksibilitas kurikulum.
Tabel 11
Contoh Format Validasi Struktur Kurikulum, Sebaran Mata Kuliah, dan Rumusan Capaian Hasil
Pembelajaran Program Studi Nonkependidikan yang linier
Struktur Kurikulum dan Sebaran
MK
Rentang
sks
Capaian Hasil Pembelajaran
(Learning Outcomes)
Komentar
validator
S1 S2 S3
Kurikulum Inti
MKU 15
MKDK 4
MKK Prodi/Jur
99-105
MKPL 4
MKK Fak
6-12
Kurikulum Pilihan
MKK Pilihan
16-18
Catatan:
MK pilihan dikembangkan sesuai visi dan misi jurusan/prodi serta dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dalam memperkuat kompetensi utama lulusan serta sesuai prinsip fleksibilitas
kurikulum.
Rumusan capaian hasil pembelajaran untuk satu jenjang pendidikan sesuai dengan pedoman KKNI
harus dibandingkan dengan capaian pembelajran satu jenjang dibawahnya dan satu jenjang
diatasnya.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 52
Tabel 12
Contoh Format Validasi Sebaran Mata Kuliah, Keterkaiatan Antarkomptensi untuk setiap Rumpun
Mata Kuliah dalam Struktur Kurikulum Program Studi Kependidikan dengan Capaian Hasil
Pembelajaran (learning outcomes)
Sebaran MK dlm Struktur
KurikulumProdi/Jurusan
Sks Capaian
Pembelajaran
Kel. Mata
Kuliah Kuliah
Capaian Hasil
Pembelajaran
Komentar
Validator
SMA/K S 1 S2
Kurikulum Inti:
MKU 15
MKDP 10
MKKP 12
MKK Prodi/Jurusan 81-86
MKPL 4
MKK Fakultas 6-12
Kurikulum Pilihan:
MKK Pilihan 16-18
Catatan:
Rumusan kompetensi mengacu kepada definisi kompetensi berikut elemennya yang diuraikan di atas
yang terwujud dalam bentuk kemampuan untuk menerapkan pengetahuan (teori dan fakta),
keterampilan berpikir (logis, intutif, dan kreatif) dan praktikal (mencakup kemampuan melakukan
sesuatu secara cermat dan akurat dengan menerapkan metode, bahan, alat, dan instrumen) dengan
bertanggung jawab baik secara mandiri dan/atau di bawah supervisi orang lain
Rumusan capaian hasil pembelajaran untuk satu jenjang pendidikan sesuai dengan pedoman KKNI
harus dibandingkan dengan capaian pembelajaran satu jenjang dibawahnya dan satu jenjang diatasnya.
7. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum Jurusan/Prodi didasarkan pada pendekatan Context, Input, Process,
Product dan Outcomes (CIPO) (lihat, Sufflebeam, D.L., 1985) . Evaluasi ini dimaksudkan untuk
memperoleh tingkat efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum. Evaluasi Konteks (context
evaluation) difokuskan pada kajian kebutuhan atau harapan pemangku kepentingan terhadap
lulusan dibandingkan dengan profil lulusan, sesuai capaian hasil pembelajaran, dan daya dukung
SDM, sarana serta parasarana yang dimiliki lembaga (program studi/jurusan/fakultas, dan universitas)
dalam menopang proses dan hasil belajar sesuai kerangka kualifikasi lulusan. Ini dapat dilakukan,
antara lain melalaui survai profil lulusan, kajian dokumen, wawancara, atau melaui Focus Group
Discussion (FGD).
Evaluasi input difokuskan pada mengidentifikasi dan menilai baik masukan yang sifatnya
instrumental, seperti kompetensi atau kapasitas tenaga pendidik, antara lain dosen dan guru besar,
intake (masukan) mahasiswa di setiap jurusan atau program studi, rancangan program berikut standar
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 53
implementasi program dan daya dukung program (pembiayaan dan sarana dan prasarana). Ini
dilakukan melalui audit akademik yang mecakup, antara lain SDM tenaga pengajar, kesesuaian
kompetensinya, desain program, daya dukung sarana dan parasarana berikut penggunaannya
serta pembiayaan. Evaluasi outcomes dipusatkan pada kajian capaian hasil pembelajaran (learning
outcomes) dihubungkan dan dibandingkan dengan kajian konteks, input, dan proses untuk melihat
kekuatan dan kelemahan implementasi program serta upaya perbaikan terhadap kelemahan
tersebut. Untuk evaluasi proses harus dirujuk pula standar proses. Untuk evaluasi program ini akan
dirinci dalam dokumen tersendiri sebagai bagian dari penjaminan mutu (quality assurance) dalam
implementasi program atau kurikulum jurusan/prodi.
8. Hubungan antara Struktur Kurikulum, Kompetensi Kelompok Mata Kuliah, dan
Capaian Hasil Pembelajaran
Dalam mereviu struktur kurikulum yang sedang berjalan, jurusan/prodi hendaknya melakukan
pemetaaan hubungan antara struktur kurikulum, kompetensi kelompok mata kuliah, dan
kompetensi lulusan(capaian hasil pembelajaran) seperti yang digambarkan di atas. Agar pemetaan
hubungan antara struktur kurikulum, kompetensi kelompok mata kuliah, dan capaian hasil belajar
dapat teridentifikasi dalam melakukan reviu terhadap kurikulum yang berlaku, TPK pada tingkat
jurusan/prodi hendaknya melakukan langkah-langkah berikut.
(1) Kaji apakah program studi sudah memiliki kerangka kualifikasi lulusan berdasarkan
Petunjuk Pengisian Deskriptor Kualifikasi Lulusan Program Studi yang dikenal dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan SKL UPI. Jika belum
memilikinya, kembangkan KKNI berdasarkan contoh KKNI terlampir. Pemetaan
kerangka kualifikasi lulusan ini dapat mengikuti alur hubungan antara struktur kurikulum
program studi, kompetensi setiap kelompok mata kuliah, dan kualifikasi lulusan pada
gambar di atas (Gambar 5 dan 6).
(2) Perumusan deskripsi kualifikasi lulusan harus didasarkan pada antara lain:
(a) karakteristik pendidikan dan pelatihan pada program studi yang bersangkutan;
(b) rumusan kompetensi/capaian hasil pembelajaran (learning outcomes) yang mencakup
elemen kompetensi yang telah dijelaskan di atas;
(c) rumusan deskripsi kualifikasi lulusan yang membandingkan antara kualifikasi pada
jenjang pendidikan yang bersangkutan dengan kualifikasi pada jenjang satu tingkat di
bawahnya dan satu tingkat di atasnya (pada program sejenis); dan syarat masuk (entry
requirements) untuk bisa mengikuti pendidikan pada program studi yang bersangkutan.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 54
(3) Kaji apakah bahan ajar diolah dan diorganisasikan guna membantu mahasiswa mencapai
indikator ketercapaian kompetensi yang dirumuskan dalam silabus mata kuliah.
(4) Kaji apakah prosedur perkuliahan (kegiatan perkuliahan yang dirancang di silabus dan
SAP) dijalankan guna membantu mahasiswa mencapai indikator ketercapaian
kompetensi yang dirumuskan dalam silabus dan SAP.
(5) Kaji apakah bentuk dan jenis penilaian dan pelaksanaannya sejalan dengan pedoman evaluasi
dan pengembangan kurikulum ini.
IV. FORMAT KURIKULUM JURUSAN/PRODI
A. Komponen Kurikulum Jurusan/Prodi
Kurikulum yang perlu dihasilkan oleh setiap jurusan/prodi mencakup komponen-komponen
berikut.
1. Visi dan Misi Jurusan/Prodi
Bagian ini memuat visi dan misi jurusan/prodi yang dirumuskan berdasarkan kajian
terhadap berbagai dokumen yang relevan, khususnya visi dan misi lembaga, serta harapan dan
masukan dari para pemangku kepentingan yang terkait.
2. Profil dan Kompetensi Lulusan
Bagian ini memuat rumusan tujuan pendidikan jurusan/Prodi yang dirumuskan dalam
bentuk profil dan kompetensi lulusan (learning outcomes). Perumusan profil dan kompetensi
lulusan ini juga tentu dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal terkait sebagaimana yang
sudah dijelaskan pada bagian terdahulu.
3. Pokok-Pokok Kajian Substansi Materi Perkuliahan
Bagian ini mengidentifikasi, menghimpun, dan menata pokok-pokok substansi materi
perkuliahan yang perlu dijadikan bahan ajar bagi mahasiswa untuk menguasai kompetensi-
kompetensi yang sudah dirumuskan di atas.
4. Proses Pembelajaran
Dengan fokus pada penguasaan kompetensi lulusan yang sudah dirumuskan dan
dengan mempertimbangkan konten materi bahan ajar, bagian ini mendeskripsikan pengalaman
belajar yang seyogyanya ditempuh oleh mahasiswa. Pada bagian ini hendaknya dideskripsikan
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 55
strategi dan langkah-langkah pembelajaran secara umum yang perlu ditempuh oleh mahasiswa
guna menguasai konten perkuliahan dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan yang sudah
dirumuskan.
5. Penilaian
Padan bagian ini diuraikan sistem penilaian yang dikembangkan baik yang menyangkut penilaian
proses maupun hasil belajar mahasiswa yang disesuaikan dengan karakteristik substansi mata kuliah yang
tertuang dalam struktur kurikulum program studi/jurusan. Penjelasan sistem penilaian mengacu pula pada
sistem penilaian dalam Pedoman Akademik UPI.
6. Lingkup Kajian Materi dan Bobot sks Mata Kuliah
Untuk kepentingan praktis, pokok-pokok materi kajian perkuliahan yang sudah dipilih
dan ditetapkan itu perlu dikelompokkan dan diorganisasikan ke dalam sejumlah mata kuliah. Setiap
mata kuliah diberi bobot sks sesuai dengan beban aktivitas dan tugas yang harus ditempuh oleh
mahasiswa untuk menyelesaikan mata kuliah tersebut. Dengan demikian, bagian ini memuat mata
kuliah sebagai organisasi dan pengelompokkan dari konten kajian materi perkuliahan yang harus
ditempuh oleh mahasiswa sekaligus dengan bobot sks-nya. Kajian ini harus mempertimbangkan
kontribusi materi berikut bobot sks-nya terhadap pencapaian hasil belajar (learning outcomes)
7. Struktur Kurikulum dan Sebaran Mata Kuliah
Untuk kepentingan manajemen perkuliahan, mata kuliah yang sudah diidentifikasi dan diberi
bobot perlu ditata dan diatur penyebarannya ke dalam sejumlah semester. Dengan adanya penataan
dan penyebaran mata kuliah ini ke dalam sejumlah semester dimungkinkan bagi mahasiswa untuk
menyusun dan mengatur rencana studinya.
8. Silabus Mata Kuliah
Sebagai kelengkapan operasional untuk penyelenggaraan perkuliahan, setiap dosen
pengampuc mata kuliah harus menyusun silabus untuk mata kuliah yang diampunya. Silabus ini
memberikan gambaran menyeluruh tentang suatu mata kuliah mulai dari identitas, tujuan
(kompetensi), materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran, hingga ke cara evaluasi
dan rujukan yang digunakan.
B. Silabus Mata Kuliah
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 56
Secara garis besar, silabus mata kuliah terdiri atas tiga komponen utama, yakni komponen
identitas, deskripsi mata kuliah, dan bagian silabusnya itu sendiri. Bagian Identitas Mata Kuliah
memuat nama mata kuliah, kode mata kuliah, dan bobot sks. Bagian Deskripsi memuat uraian singkat
tentang mata kuliah yang mencakup status mata kuliah, garis besar materi perkuliahan,
kompetensi/capaian hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa,
pendekatan dan metode pembelajaran secara umum, cara evaluasi secara umum, dan daftar pustaka
utama.
C. Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum
Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum adalah rencana pelaksanaan perkuliahan/praktikum
yang disusun minimal per satu pertemuan/sesi atau pokok bahasan yang diliput dalam silabus.
Sesuai dengan pendekatan yang dianut dalam pengembangan kurikulum UPI, SAP menganut
pendekatan gabungan topik dan kompetensi. SAP dikembangkan dalam bentuk matriks yang
komponen-komponennya mencakup unsur pertemuan, pokok bahasan, indikator ketercapaian
kompetensi, kegiatan perkuliahan, penilaian, serta sumber dan media perkuliahan (Contoh Satuan
Acara Perkuliahan/Praktikum terlampir)
DAFTAR RUJUKAN
Brady, L. (1990). Curriculum Development. Sydney: Prentice Hall of Australian Limited.
Burden, P.R et al. (1999). Method for Effective Teaching. Second Edition. Boston: Allyn and
Bacon.
Crowther, F. et al. (2009). Developing Teacher Leaders 2nd Ed. Thousand Oaks, California:
Corwin Press.
Darling-Hammond, L. & Brasford, J. (2005). Preparing Teachers for A Changing World; What
Teachers Should Learn and Be Able To Do. San Fransisco, CA: Jossey-Bass.
Darling-Hammond, L. et al. (2006). Powerful Teacher Education; Lessons from Exemplary
Programs. San Fransisco, CA: Jossey-Bass.
Doll, R.C. (1974). Curriculum Improvement: Decision Making and Process. Third Edition. Boston:
Allyn and Bacon, Inc.
Duff, Tony (Ed.) (1988) . Explorations in Teacher Training; Problems and Issues.
London:Longman.
Flinders, D.J. et.al. (2009). The Curriculum Studies Readear,3rd Ed. New
York: Routledge
Fowler, J. (1999). The Handbook of Clinical Supervision: Your Questions Answered. Wiltshire:
Mark Allen Publishing Limited.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 57
Griffin, et al. (2012). Assessment and Teaching of 21st Century Skills. Melbourne: Springer
Holloway, E. L. (1995). Clinical Supervision-System Approach. California: SAGE Publications.
Holmes, E. (2009). The newly Qualified Teacher's handbbok. 2nd
ed.London: Routledge.
Harris, A. et.al. (1978). Curriculum Innovation. London: Croom Helm Ltd.
UPI (2011) . Kurikulum UPI Edisi 2010. Bandung : UPI Press
Loughran,J. (2010). What Expert Teachers Do; Enhancing professional knowledge for
classroom practice. Crows Nest NSW, Australia: Allen&Unwin.
Longstreet, W.S. and Shane H.G. (1993). Curriculum for a New Millenium. Boston: Allyn and
Bacon.
Malderez et.al (2007). Teaching Teachers; Processess and Practices.New York:
Continuum.
Miller, JP. and Seller W. (1985). Curriculum: Perspectives and Practices. New York: Longman
Inc.
Olivia, P.F. (1992). Developing Curriculum. New York: Harper Collins Publisher.
Ornstein, A,C & Hunkins, F.P. (2009). Curriculum; Foundations, Principles, and Issues.
Fifth Ed. Boston: Pearson Education , Inc.
Posner, G.J. (1992). Analyzing The Curriculum. New York: McGraw-Hill, Inc.
Ramsden, P. (1992). Learning to Teach in Higher Education. London: Routledge Chapman and Hill
Inc.
Roberts, J. (1998). Language Teacher Education. London: Arnold
Rogers, A. dan Jenkins, B. (2010). Redesigning Supervision. New York: Teachers College Press.
Schon, D. (1991). The Reflective Turn; Case Studies in and on Educational Practice, New York:
Teachers Press Columbia University.
Stufflebeam, et al. 1974. Educational Evaluation and Decision Making in Education. Itasca, IL:
Peacock.
Stufflebean et al. (1985). Cunducting educational needs assessment. Hingham, M.A.:Kluwer-
Nijhoff.
Tom, A. R. (1997). Redesigning Teacher Education. New Your: State University of New York
Press.
UPI (2010). Re-Desain Pendidikan Profesional Guru. Bandung: UPI Press
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 58
Wallace, M.J. (2004). Training Foreign Language Teachers; A Reflective Approach.
Cambridge: Cambridge University Press.
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 59
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2012 Tentang Universitas
Pendidikan Indonesia sebagai Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 8Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 323/U/2000 tentang Pengembangan Kurikulum
Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
tentang Standar dan Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang
tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 tentang
tentang Program Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 323/U/2000 tentang
Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor: 163/DIKTI/Kep/2007 tentang Penataan Kodifikasi Program Studi pada
Perguruan Tinggi Kurikulum
Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 005/Senat Akd./UPI-
SK/X/2010 tentang Re-desain Pendidikan Profesional Guru
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI Tahun 2013 Page 60
1. Contoh Silabus Mata Kuliah
2. Contoh Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum
3. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
Lampiran 1: Komponen Silabus dan SAP
IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH
A. Identitas Mata kuliah:
Mata kuliah :
Kode :
Bobot sks :
B. Deskripsi Mata Kuliah:
a. Deskripsi mata kuliah adalah uraian singkat mengenai mata kuliah, bersifat relatif permanen, dan menjadi
pedoman bagi dosen untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP).
b. Deskripsi mata kuliah disusun oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan dan memuat: status mata kuliah
(mata kuliah dasar/pengantar/pengenalan, atau mata kuliah lanjut); garis-garis besar materi (topik-topik inti dan
noninti); kemampuan/kompetensi yang diharapkan, pendekatan pembelajaran secara umum, evaluasi
secara umum dan daftar pustaka utama.
C. Silabus: Silabus mata kuliah adalah uraian yang lebih rinci dari deskripsi, memuat identitas mata kuliah yang
terdiri atas: nama, kode, dan bobot sks mata kuliah, mata kuliah prasyarat, dilaksanakan pada semester genap/ganjil;
a. tujuan umum matakuliah (dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang hendak dicapai di akhir perkuliahan) ;
b. deskripsi isi/materi mata kuliah;
c. pendekatan pembelajaran secara umum;
d. media atau alat bantu belajar;
e. evaluasi hasil belajar mahasiswa;
f. rincian isi/materi kuliah setiap pertemuan (garis besar) sesuai dengan topik yang terdapat dalam struktur
bidang studi/ilmu terkait ;
g. daftar pustaka utama.
D. Satuan Acara Perkuliahan dan/atau Praktikumum (SAP)
SAP adalah rencana pelaksanaa perkuliahan/pembelajaran yang disusun minimal persatu pertemuan
(sesi) untuk satu topik atau pokok bahasan yang diliput dalam silabus. Sesuai dengan pendektan yang dianut
dalam pengembangan kurikulum UPI, SAP menganut pendekatan gabungan anata topik dengan kompetensi.
SAP dikembangkan dalam bentuk matriks dengan komponennya sebagai berikut:
62
Satuan Acara Perkuliahan
Topik :
Kompetensi :
Pertemuan :
Pertemuan Pokok
Bahasan
Indikator
Ketercapaian
Kompetensi
Kegiatan
Perkuliahan
Penilaian Sumber dan
Media
Isikan Rincian Deskripsi Rujuk Standar Rinci Rinci sumber
pertemuan dari Topik Ketercapaian Proses PT dengan bentuk belajar
1 sd 16 Inti dalam komptensi yang penyesuaian sesuai dan jenis (Nama
Deskripsi
MK
merujuk pada
elemen
hakekat
pembelajaran mata
penilaian
yang
Pengarang,
Bab, Hal.
kompetensi
yang juga
menggambarkan
ti ngkat
kedalaman yang
variatif
kuliah terkait disebutkan
di silabus
Sumber yang
menjadi
rujukan
Untuk Media
sebutkan
jenis media
yang
digunakan
untuk
mengoptimal
kan pembelaj
aran
Lampiran 2: Kerangka Kurikulum Program Studi/Jurusan
Sejalan dengan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum di lingkungan UPI yang masih berlaku
Kurikulum Edisi tahun 2010 dan acuan Standar Isi PT, berikut ini contoh kerangka yang dimaksud.
1. Pokok Pikiran
Pada bagian ini uraikan antara lain, aspek legal formal yang menjadi landsang pengembangan
kurikulum program studi, seperti Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
asional, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen(untuk prodi kependidikan),
Peraturan Pemerentah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Keputusan Menteri, al.
Kepmendiknas No. 323/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PT dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa, Kemendikans No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti PT, Keputasan Senat
Akademik UPI No. 02/Senat Akd/UPI-SK/V/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTPTK) pada UPI, dan Keputusan Senat Akademik
UPI No. 005/Senat Akd./UPI-SK/X/2010 tentang Re-Desian UPI. Disamiping aspek legal formal ini,
tambahkan pula uraian hasil kajian kebutuhan atau studi pelacakan yang memberi masukan bagi
revisi kurikulum program studi ditambah dengan akajian akademik yang relevan.
2. Visi dan Misi program Studi/Jurusan (yang ada atau ubah sesuai kajian dan merujuk pula pada Visi
dan Misi UPI)
3. Karakteristik Kurikulum jurusan/prodi (merujuk kepada pendekatan yang dianut, misalnya fleksibel,
koheren atau gabungan sesuai dengan ketentuan Senat Akademik UPI tentang Re-Desain
Pendidikan Profesional Guru dan ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI edisi tahun 2010.
Bila perlu tambahkan pula karakteristik yang khas pada program studi ybs.
63
4. Kompetensi Lulusan yang mencakup ranah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan
sikap (attitudes) dan perilaku yang tertuang dalam rumusan capaian hasil belajar (learning
outcomes) dengan merujuk pada uraian elemen kompetenesi pada rambu-rambu reviu kurikulum
prodi/Jurusan (lihat rumusan elemen kompetensi dan rumusan komptensi lulusan UPI dalam
Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum UPI)
5. Struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah dalam kelompok mata kuliah baik pada kurikulum inti
dan pilihannya (dikembangkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan visi & misi program
studi/jurusan) dan petakan pula keterkaitan kompetensi yang dibentuk oleh kelompok mata kuliah
dalam struktur kurikulum tersebut dengan kompetensi lulusan.
64
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Sarjana sesuai dengan KKNI Level 6 Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Strata Sarjana wajib menguasai pengetahuan tentang ilmu kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, dan budaya Pancasila; menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pendidikan dan keguruan/ pedagogik yang meliputi teori dasar pendidikan, kebijakan pendidikan, kurikulum, metodologi, dan penilaian; serta menguasai aplikasi software, teknologi pembelajaran, agar dapat berperan sebagai akademisi dan profesional dalam memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan melalui pendekatan interdisipliner dan prosedural; atau sebagai pendidik di bidang pendidikan kewarganegaraan dengan kemampuan sebagai berikut.
a) Menganalisis masalah-masalah kebijakan publik yang terkait dengan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, seperti penyalahgunaan wewenang, pelanggaran hukum, perilaku menyimpang, dan sebagainya;
b) Menghasilkan simpulan yang tepat berdasarkan hasil identifikasi, analisis, dan sintesis terhadap pemecahan masalah kebijakan publik;
c) Menyajikan beberapa alternatif solusi di bidang identifikasi, analisis dan sintesis terhadap pemecahan masalah kebijakan publik sebagai dasar pengambilan keputusan secara tepat;
d) Menyiapkan, menangani, dan mengelola hasil keputusan untuk melakukan tindak lanjut; e) Mendiseminasikan hasil kajian penelaahan masalah kebijakan publik yang terkait dengan
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan kewarganegaraan yang akurat dalam bentuk laporan atau kertas kerja; dan
f) Bertanggungjawab pada profesi bidang pendidikan kewarganegaraan secara mandiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja institusi atau organisasi.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional
2012
65
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Magister sesuai dengan KKNI Level 8
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Strata Magister wajib menguasai pengetahuan tentang hakikat ilmu kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, budaya dan filsafat Pancasila dan aplikasinya dalam riset; menguasai masalah-masalah pendidikan kewarganegaraan dan pemecahannya untuk pengembangan keilmuan pendidikan kewarganegaraan dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi; menguasai pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu terintegrasi, atau pendidikan disiplin ilmu serta aplikasinya, agar dapat berperan sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks melalui pendekatan inter dan/atau multidisipliner; atau sebagai akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan, dengan kemampuan sebagai berikut.
a) Memecahkan masalah IPTEKS terkait dengan masalah kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, budaya dan filsafat Pancasila melalui pendekatan secara inter- atau multidisiplin, dicirikan dengan dihasilkannya karya yang berpotensi untuk diaplikasikan dalam memecahkan masalah IPTEKS tersebut;
b) Mengembangkan kemanfaatan keilmuan pendidikan kewarganegaraan untuk diaplikasikan pada lingkup yang lebih luas;
c) Melakukan pendalaman atau perluasan keilmuan pendidikan kewarganegaraan dengan menghasilkan model/metode/pengembangan teori yang akurat, teruji, inovatif, dan dapat dipublikasikan secara saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi nasional atau internasional;
d) Berkontribusi dalam merencanakan sebuah peta jalan riset dalam bidang pendidikan kewarganegaraan dan/atau riset dan pengembangan dalam keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner;
e) Memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola pendidikan kewargnegaraan sebagai laboratorium demokrasi; dan
f) Merencanakan, mengelola sumber daya dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan program yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan substansi dan metode keilmuan pendidikan kewarganegaraan guna menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Doktor sesuai dengan KKNI Level 9
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Strata Doktor wajib menguasai filsafat ilmu, teori kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, kebijakan publik, perkembangan teori pendidikan termaju dan/atau terkini, dan aplikasi teori disiplin ilmu lain dan pendidikan disiplin ilmu yang relevan; menguasai masalah-masalah pendidikan kewarganegaraan dalam dimensi kurikuler, sosial kultural, pemerintahan, dan akademik; menguasai pengetahuan tentang riset dan perkembangan mutakhir bidang kajian pendidikan kewarganegaraan serta aplikasinya, agar dapat berperan sebagai akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan atau sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks; dengan kemampuan sebagai berikut. a) Mengembangkan substansi dan metodologi pendidikan kewarganegaraan yang menjadi spesialisasinya
atau kinerja profesionalnya melalui riset, pengembangan, analisis induktif/deduktif, reflektif/sintetik yang inovatif, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin atau transdisiplin dengan menghasilkan
66
karya ilmiah bidang pendidikan kewarganegaraan yang teruji dan original, dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi yang diakui secara nasional atau internasional;
b) Memecahkan masalah IPTEKS terkait pada permasalahan pendidikan kewarganegaraan yang kompleks dengan memunculkan solusi terkini melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin, baik melaui riset dan pengembangan maupun pendekatan ilmiah secara analisis dan sintesis;
c) Menyusun peta jalan riset dalam bidang pendidikan kewarganegaraan secara parsial atau utuh baik mandiri maupun berkolaborasi dengan pakar institusi lain;
d) Mendesiminasikan hasil penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kemaslahatan manusia yang diakui secara nasional maupun internasional dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi;
e) Memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium demokrasi/situs pendidikan kewarganegaraan; dan
f) Mengembangkan sumber daya dan organisasi untuk melaksanakan program yang berada di bawah tanggung jawabnya.
67
PERBANDINGAN CAPAIAN PEMBELAJARAN ANTAR STRATA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan Nasional
2012
68
Capaian pembelajaran/ (Learning outcomes) Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Strata Sarjana sesuai dengan KKNI Level 6
Capaian pembelajaran/ (Learning outcomes) Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Strata Magister sesuai dengan KKNI Level 8
Capaian pembelajaran (Learning outcomes)Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan Strata Doktor sesuai dengan KKNI Level 9
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Sarjana wajib:
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Magister wajib:
Lulusan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Strata Doktor wajib:
menguasai pengetahuan tentang ilmu kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, dan budaya Pancasila; menguasai pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pendidikan dan keguruan/ pedagogik yang meliputi teori dasar pendidikan, kebijakan pendidikan, kurikulum, metodologi, dan penilaian; serta menguasai aplikasi software, teknologi pembelajaran, agar dapat berperan sebagai akademisi dan profesional dalam memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan melalui pendekatan interdisipliner dan prosedural atau sebagai pendidik di bidang pendidikan kewarganegaraan
menguasai pengetahuan tentang hakikat ilmu kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, budaya dan filsafat Pancasila dan aplikasinya dalam riset; menguasai masalah-masalah pendidikan kewarganegaraan dan pemecahannya untuk pengembangan keilmuan pendidikan kewarganegaraan dalam ontologi, epistemologi, dan aksiologi; menguasai pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu terintegrasi, atau pendidikan disiplin ilmu dan aplikasinya, agar dapat berperan sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks melalui pendekatan inter dan/atau multidisipliner atau sebagai akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan
menguasai filsafat ilmu, teori kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, kebijakan publik, perkembangan teori pendidikan termaju dan/atau terkini, dan aplikasi teori disiplin ilmu lain dan pendidikan disiplin ilmu yang relevan; menguasai masalah-masalah pendidikan kewarganegaraan dalam dimensi kurikuler, sosial kultural, pemerintahan, dan akademik; menguasai pengetahuan tentang riset dan perkembangan mutakhir bidang kajian pendidikan kewarganegaraan serta aplikasinya, agar dapat berperan sebagai akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan atau sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks
Agar dapat berperan sebagai: Agar dapat berperan sebagai:
Akademisi dan profesional untuk memecahkan masalah kebijakan publik sederhana di bidang tertentu melalui pendekatan interdisipliner atau sebagai pendidik di pendidikan kewarganegaraan
tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kebijakan publik yang kompleks melalui pendekatan inter atau multidisipliner atau sebagai akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan.
akademisi di bidang pendidikan kewarganegaraan dan/ atau sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kebijakan publik yang kompleks.
69
Dengan kemampuan: Dengan kemampuan:
menganalisis masalah-masalah kebijakan publik yang terkait dengan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, seperti penyalahgunaan wewenang, pelanggaran hukum, perilaku menyimpang, dan sebagainya.
memecahkan masalah IPTEKS terkait dengan masalah kewarganegaraan, politik, hukum, kenegaraan, sejarah perjuangan bangsa serta nilai, moral, budaya dan filsafat Pancasila melalui pendekatan secara inter- atau multidisiplin, dicirikan dengan dihasilkannya karya yang berpotensi untuk diaplikasikan dalam memecahkan masalah IPTEKS tersebut.
mengembangkan substansi dan metodologi pendidikan kewarganegaraan yang menjadi spesialisasinya atau kinerja profesionalnya melalui riset pengembangan, analisis induktif/deduktif, reflektif/sintetik yang inovatif, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin atau transdisiplin dengan menghasilkan karya ilmiah bidang pendidikan kewarganegaraan yang teruji dan original, dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi yang diakui secara nasional atau internasional
menghasilkan simpulan yang tepat berdasarkan hasil identifikasi, analisis, dan sintesis terhadap pemecahan masalah kebijakan publik.
mengembangkan kemanfaatan keilmuan pendidikan kewarganegaraan untuk diaplikasikan pada lingkup yang lebih luas.
memecahkan masalah IPTEKS terkait pada permasalahan pendidikan kewarganegaraan yang kompleks dengan memunculkan solusi terkini melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin, baik melaui riset dan pengembangan maupun pendekatan ilmiah secara analisis dan sintesis.
menyajikan beberapa alternatif solusi di bidang identifikasi, analisis dan sintesis terhadap pemecahan masalah kebijakan publik sebagai dasar pengambilan keputusan secara tepat.
melakukan pendalaman atau perluasan keilmuan pendidikan kewarganegaraan dengan menghasilkan model/metode/pengembangan teori yang akurat, teruji, inovatif, dan dapat dipublikasikan secara saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi nasional atau internasional;
menyusun peta jalan riset dalam bidang pendidikan kewarganegaraan secara parsial atau utuh baik mandiri maupun berkolaborasi dengan pakar institusi lain.
70
menyiapkan, menangani, dan mengelola hasil keputusan untuk melakukan tindak lanjut.
berkontribusi dalam merencanakan sebuah peta jalan riset dalam bidang pendidikan kewarganegaraan dan/atau riset dan pengembangan dalam keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner
mendesiminasikan hasil penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kemaslahatan manusia yang diakui secara nasional maupun internasional dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi
mendiseminasikan hasil kajian penelaahan masalah kebijakan publik yang terkait dengan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dalam bidang pendidikan kewarganegaraan yang akurat dalam bentuk laporan atau kertas kerja.
memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola pendidikan kewargnegaraan sebagai laboratorium demokrasi
memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah pendidikan kewarganegaraan yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium demokrasi/situs pendidikan kewarganegaraan; dan
bertanggungjawab pada profesi bidang pendidikan kewarganegaraan secara mandiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja institusi atau organisasi.
merencanakan, mengelola sumber daya dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan program yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan substansi dan metode keilmuan pendidikan kewarganegaraan guna menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
mengembangkan sumber daya dan organisasi untuk melaksanakan program yang berada di bawah tanggung jawabnya.
71
Contoh: Kerangka Kualifikasi Lulusan Program Studi Nonkependidikan
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes
Program Studi Kimia Strata Diploma III sesuai dengan KKNI Level 5
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
2011
72
Lulusan Program Studi Kimia Strata Diploma III yang baru lulus wajib menguasai pengetahuan tentang struktur, sifat kimia, sifat fisik bahan kimia yang tersusun oleh molekul-molekul sederhana, konsep kimia analisis, dan pengetahuan tentang metode kimia analisis yang dapat diterapkan di lapangan kerja, serta menguasai pengetahuan tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen kimia yang umum maupun khusus untuk analisis kimia dan cara pemeliharaan instrumen tersebut, agar dapat berperan sebagai teknisi laboratorium yang berkaitan dengan analisis kimia, antara lain di bidang lingkungan, kesehatan, produk alam, pertanian, dan industri; dengan kemampuan:
a) memilih dan mengaplikasikan metode analisis kimia yang telah dikenal dan yang sesuai untuk materi yang dianalisis. b) melakukan analisis materi tertentu dengan metode analisis kimia berdasarkan standar prosedur operasi tertentu c) mengoperasikan instrumen kimia yang sederhana maupun kompleks sesuai dengan SOP dan mampu menyampaikan informasi atau analisis dengan
parameter baku dari instrumen tersebut dengan benar. d) menyusun laporan analisis kimia secara menyeluruh, akurat dan sahih. e) mengelola laboratorium secara selamat dan aman sesuai praktik laboratorium yang baik. f) bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. g) melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dalam konteks penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan.
73
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes
Program Studi Kimia Strata Sarjana sesuai dengan KKNI Level 6
Lulusan Program Studi Kimia Strata Sarjana yang baru lulus wajib menguasai pengetahuan struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, transformasi, sintesis bahan kimia mikromolekular dan aplikasinya; menguasai pengetahuan tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen kimia yang umum; serta menguasai aplikasi software, instrumen dasar, metode standar untuk analisis dan sintesis pada bidang kimia yang umum atau yang lebih spesifik (organik, biokimia, analitik,kimia fisik, atau an-organik), agar dapat berperan sebagai teknisi atau analisis untuk memecahkan masalah kimia sederhana di bidang tertentu melalui pendekatan prosedural atau sebagai pendidik di bidang Kimia; dengan kemampuan:
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
2011
74
g) memecahkan masalah IPTEKS di bidang kimia yang umum dan dalam lingkup sederhana seperti identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis mikromolekul melalui penerapan pengetahuan struktur dan sifat molekul, metoda analisis dan sintesis pada bidang kimia spesifik, serta penerapan teknologi yang relevan.
h) menghasilkan simpulan yang tepat berdasarkan hasil identifikasi, analisis, isolasi, transforasi dan sintesis bahan kimia yang telah dilakukan i) menyajikan beberapa alternatif solusi di bidang identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis bahan kimia pada tingkat molekuler sederhana
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan secara tepat. j) menyiapkan, menangani, dan mengelola bahan kimia di bidang lingkungan dan proses manufaktur pada institusi pemerintah dan swasta. k) mendiseminasikan kajian penelaahan masalah kimia yang akurat dalam bentuk laporan atau kertas kerja. l) bertanggungjawab pada pekerjaan bidang kimia secara mandiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja institusi atau organisasi
dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan kerja.
75
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes
Program Studi Kimia Strata Magister sesuai dengan KKNI Level 8
Lulusan Program Studi Kimia Strata Magister yang baru lulus wajib menguasai teori struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, sintesis mikro dan makromolekular dan aplikasinya; menguasai transformasi, sintesis, atau analisis bahan kimia mikromolekular; menguasai pengetahuan tentang fungsi instrumen kimia mutakhir dan cara pengoperasiannya, serta menguasai aplikasi teknologi kimia yang relevan, agar dapat berperan sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kimia yang kompleks melalui pendekatan inter atau multidisipliner atau sebagai akademisi di bidang kimia, dengan kemampuan:
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
2011
76
g) memecahkan masalah IPTEKS terkait dengan struktur dan sifat kimia pada tingkat mikro maupun makro molekuler, melalui pendekatan eksperimental,deduksi teoretis atau komputasi/simulasi, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin, dicirikan dengan dihasilkannya karya yang berpotensi untuk diaplikasikan dalam memecahkan masalah IPTEKS tersebut.
h) mengembangkan kemanfaatan keilmuan kimia untuk diaplikasikan pada lingkup yang lebih luas. i) melakukan pendalaman atau perluasan keilmuan kimia atau Kimia Terapan dengan menghasilkan model/metode/pengembangan teori yang akurat,
teruji, inovatif, dan dapat dipublikasikan secara saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi nasional atau internasional; j) berkontribusi dalam merencanakan sebuah peta jalan riset dalam bidang kimia dan/atau riset dan pengembangan dalam keilmuannya melalui
pendekatan inter atau multidisipliner k) memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah Kimia yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium riset l) merencanakan, mengelola sumber daya dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan program yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan
memanfaatkan pengetahuan dan teknologi kimia guna menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
2011
77
Capaian pembelajaran/ Learning outcomes Program Studi Kimia Strata Doktor sesuai dengan KKNI Level 9
Lulusan Program Studi Kimia Strata Doktor yang baru lulus wajib menguasai filsafat ilmu, teori kimia klasik, perkembangan teori kimia termaju dan terkini, serta dan aplikasi teori disiplin lain yang relevan (seperti sains komputasi, bioteknologi, bioengineering, kefarmasian); menguasai sintesis, dan analisis bahan kimia mikro dan makromolekular; menguasai pengetahuan tentang fungsi instrumen kimia mutakhir dan cara pengoperasiannya, serta menguasai aplikasi teknologi kimia yang relevan, agar dapat berperan sebagai akademisi di bidang kimia atau sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kimia yang kompleks; dengan kemampuan g) mengembangkan pengetahuan dan metodologi kimia yang menjadi spesialisasinya atau praktik profesionalnya melalui riset eksperimental,deduksi
teoretis atau komputasi/simulasi yang inovatif, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin atau transdisiplin dengan menghasilkan karya ilmiah bidang Kimia yang teruji dan original, dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi yang diakui secara nasional atau internasional
h) memecahkan masalah IPTEKS atau permasalahan kimia yang kompleks dengan memunculkan solusi terkini melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin, baik melaui riset dan pengembangan maupun pendekatan ilmiah secara analisis dan sintesis.
i) menyusun peta jalan riset dalam bidang kimia secara parsial atau utuh baik mandiri maupun berkolaborasi dengan institusi lain. j) mendesiminasikan manfaat riset bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kemaslahatan manusia yang diakui secara nasional maupun
internasional dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi k) memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah Kimia yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium riset l) mengelola bagian-bagian dari proses pendidikan kimia. m) mengembangkan sumber daya dan organisasi untuk melaksanakan program yang berada di bawah tanggung jawabnya.
78
79
PERBANDINGAN CAPAIAN PEMBELAJARAN ANTAR STRATA PADA PROGRAM STUDI YANG SAMA
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan Nasional
2011
80
Capaian pembelajaran/ (Learning outcomes) Program Studi Kimia Strata Diploma III sesuai dengan KKNI Level 5
Capaian pembelajaran/ (Learning outcomes) Program
Studi Kimia Strata Sarjana sesuai dengan KKNI Level 6
Capaian pembelajaran/ (Learning outcomes) Program
Studi Kimia Strata Magister sesuai dengan KKNI Level 8
Capaian pembelajaran (Learning outcomes)Program
Studi Kimia Strata Doktor sesuai dengan KKNI Level 9
Lulusan Program Studi Kimia Strata Diploma III yang baru lulus wajib:
Lulusan Program Studi Kimia Strata Sarjana yang baru lulus wajib:
Lulusan Program Studi Kimia Strata Magister yang baru lulus wajib:
Lulusan Program Studi Kimia Strata Doktor yang baru lulus wajib:
Menguasai pengetahuan tentang struktur, sifat kimia, sifat fisik bahan kimia yang tersusun oleh molekul-molekul sederhana, konsep kimia analisis, dan pengetahuan tentang metode kimia analisis yang dapat diterapkan di lapangan kerja, serta menguasai pengetahuan tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen kimia yang umum maupun khusus untuk analisis kimia dan cara pemeliharaan instrumen tersebut.
Menguasai pengetahuan struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, transformasi, sintesis bahan kimia mikromolekular dan aplikasinya; menguasai pengetahuan tentang fungsi, cara mengoperasikan instrumen kimia yang umum; serta menguasai aplikasi software, instrumen dasar, metode standar untuk analisis dan sintesis pada bidang kimia yang umum atau yang lebih spesifik (organik, biokimia, analitik,kimia fisik, atau an-organik)
Menguasai teori struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, sintesis mikro dan makromolekular dan aplikasinya; menguasai transformasi, sintesis, atau analisis bahan kimia mikromolekular; menguasai pengetahuan tentang fungsi instrumen kimia mutakhir dan cara pengoperasiannya, serta menguasai aplikasi teknologi kimia yang relevan.
Menguasai filsafat ilmu, teori kimia klasik, perkembangan teori kimia termaju dan terkini, serta dan aplikasi teori disiplin lain yang relevan (seperti sains komputasi, bioteknologi, bioengineering, kefarmasian); menguasai sintesis, dan analisis bahan kimia mikro dan makromolekular; menguasai pengetahuan tentang fungsi instrumen kimia mutakhir dan cara pengoperasiannya, serta menguasai aplikasi teknologi kimia yang relevan.
Agar dapat berperan sebagai: Agar dapat berperan sebagai: Agar dapat berperan sebagai:
81
teknisi laboratorium yang berkaitan dengan analisis kimia, antara lain di bidang lingkungan, kesehatan, produk alam, pertanian, dan industri.
teknisi atau analisis untuk memecahkan masalah kimia sederhana di bidang tertentu melalui pendekatan prosedural atau sebagai pendidik di bidang Kimia
tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kimia yang kompleks melalui pendekatan inter atau multidisipliner atau sebagai akademisi di bidang kimia.
akademisi di bidang kimia atau sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah kimia yang kompleks.
Dengan kemampuan: Dengan kemampuan: Dengan kemampuan:
memilih dan mengaplikasikan metode analisis kimia yang telah dikenal dan yang sesuai untuk materi yang dianalisis.
memecahkan masalah IPTEKS di bidang kimia yang umum dan dalam lingkup sederhana seperti identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis mikromolekul melalui penerapan pengetahuan struktur dan sifat molekul, metoda analisis dan sintesis pada bidang kimia spesifik, serta penerapan teknologi yang relevan.
memecahkan masalah IPTEKS terkait dengan struktur dan sifat kimia pada tingkat mikro maupun makro molekuler, melalui pendekatan eksperimental,deduksi teoretis atau komputasi/simulasi, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin, dicirikan dengan dihasilkannya karya yang berpotensi untuk diaplikasikan dalam memecahkan masalah IPTEKS tersebut.
mengembangkan pengetahuan dan metodologi kimia yang menjadi spesialisasinya atau praktik profesionalnya melalui riset eksperimental,deduksi teoretis atau komputasi/simulasi yang inovatif, dan pendekatan secara inter- atau multidisiplin atau transdisiplin dengan menghasilkan karya ilmiah bidang Kimia yang teruji dan original, dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi yang diakui secara nasional atau internasional
82
melakukan analisis materi tertentu dengan metode analisis kimia berdasarkan standar prosedur operasi tertentu.
menghasilkan simpulan yang tepat berdasarkan hasil identifikasi, analisis, isolasi, transforasi dan sintesis bahan kimia yang telah dilakukan.
mengembangkan kemanfaatan keilmuan kimia untuk diaplikasikan pada lingkup yang lebih luas.
memecahkan masalah IPTEKS atau permasalahan kimia yang kompleks dengan memunculkan solusi terkini melalui pendekatan inter-, multi-, atau transdisiplin, baik melaui riset dan pengembangan maupun pendekatan ilmiah secara analisis dan sintesis.
mengoperasikan instrumen kimia yang sederhana maupun kompleks sesuai dengan SOP dan mampu menyampaikan informasi atau analisis dengan parameter baku dari instrumen tersebut dengan benar.
menyajikan beberapa alternatif solusi di bidang identifikasi, analisis, isolasi, transformasi, dan sintesis bahan kimia pada tingkat molekuler sederhana yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan secara tepat.
melakukan pendalaman atau perluasan keilmuan kimia atau Kimia Terapan dengan menghasilkan model/metode/pengembangan teori yang akurat, teruji, inovatif, dan dapat dipublikasikan secara saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi nasional atau internasional;
menyusun peta jalan riset dalam bidang kimia secara parsial atau utuh baik mandiri maupun berkolaborasi dengan institusi lain.
menyusun laporan analisis kimia secara menyeluruh, akurat dan sahih.
menyiapkan, menangani, dan mengelola bahan kimia di bidang lingkungan dan proses manufaktur pada institusi pemerintah dan swasta.
berkontribusi dalam merencanakan sebuah peta jalan riset dalam bidang kimia dan/atau riset dan pengembangan dalam keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner
mendesiminasikan manfaat riset bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kemaslahatan manusia yang diakui secara nasional maupun internasional dalam bentuk publikasi saintifik pada jurnal ilmiah yang terakreditasi
83
mengelola laboratorium secara selamat dan aman sesuai praktik laboratorium yang baik.
mendiseminasikan kajian penelaahan masalah kimia yang akurat dalam bentuk laporan atau kertas kerja.
memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah Kimia yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium riset
memimpin kelompok kerja yang bertugas untuk memecahkan masalah Kimia yang kompleks pada bidang tertentu atau mengelola laboratorium riset
bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.
bertanggungjawab pada pekerjaan bidang kimia secara mandiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja institusi atau organisasi dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan kerja.
merencanakan, mengelola sumber daya dan melakukan evaluasi atas pelaksanaan program yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi kimia guna menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
mengelola bagian-bagian dari proses pendidikan kimia.
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dalam konteks penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan.
mengembangkan sumber daya dan organisasi untuk melaksanakan program yang berada di bawah tanggung jawabnya.
84
85
86