Download - Ranc Bahan Ajar Teknik Pembesaran
BAHAN AJAR
MATA KULIAH TEKNIK PEMBESARAN
OLEH :
DRA. DIANA RETNA UTARINI SUCI RAHAYU, MP
PROGRAM D-I PENDIDIKAN VOKASI BERKELANJUTAN PENGUSAHA LELE
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO
2011
KATA PENGANTAR
5
Bahan ajar mata kuliah teknik pembesaran ini, merupakan panduan proses pembelajaran
pada program studi D-I pendidikan vokasi berkelanjutan Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto. Bahan ajar ini berisi tentang uraian/penjelasan singkat materi pengajaran/kuliah,
contoh-contoh latihan/praktek kegiatan, monitoring dan evaluasi serta pustaka acuan dan
senarai/glosaria. Materi kuliah meliputi persiapan wadah pembesaran, pemilihan benih
berkualitas dan cara penebaran benih, manajemen pakan, pengelolaan air, pengendalian dan
penanggulangan hama dan penyakit, pemantauan pertumbuhan (sortasi dan grading).
Bahan ajar ini secara kontinyu akan ditinjaun ulang dan direvisi sesuai dengan
kebutuhan antara lain berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap peserta
didik/mahasiswa. Oleh karenanya masukkan dan komentar atas bahan ajar mata kuliah teknik
pembesaran ini sangat diharapkan dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai penyempurna
bahan ajar tersebut. Semoga Bahan ajar ini bermanfaat bagi berbagai pihak dalam pelaksanaan
program D-I Pendidikan Vokasi Berkelanjutan Pengusaha Lele Universitas Jenderal
Soedirman.
Purwokerto, 21 April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
6
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
PETA KOMPETENSI ……………………………………………………………. 1
KONTRAK PEMBELAJARAN ……………………………………………………. 2
ATURAN PERKULIAHAN …………………………………………………….
I. PENDAHULUAN
A. Ruang lingkup teknik Pembesaran ………………………………………. 5 B. Difinisi Istilah …………………………………………………………
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. Persiapan Wadah Pembesaran Lele1. Deskripsi singkat …………………………………………………………… 102. Tujuan …………………………………………………………………… 103. Ringkasan Materi …………………………………………………………… 104. Tugas/praktek …………………………………………………………… 125. Lembar Kerja …………………………………………………………… 136. Tes Formatif …………………………………………………………… 13
B. Pemilihan benih berkualitas dan Proses Penebaran Benih1. Deskripsi singkat …………………………………………………………… 142. Tujuan …………………………………………………………………… 143. Ringkasan Materi ………………………………………………………….... 144. Tugas/praktek ………………………………………………………….... 155. Lembar Kerja …………………………………………………………… 166. Tes Formatif …………………………………………………………… 16
C. Pengelolaan Air1. Deskripsi singkat …………………………………………………………… 172. Tujuan …………………………………………………………………… 173. Ringkasan Materi …………………………………………………………… 174. Tugas/praktek …………………………………………………………… 175. Lembar Kerja …………………………………………………………… 186. Tes Formatif …………………………………………………………… 18
D. Manajemen Pakan1. Deskripsi singkat ……………………………………………………………. 192. Tujuan ……………………………………………………………………. 193. Ringkasan Materi ……………………………………………………………. 194. Tugas/praktek ……………………………………………………………. 205. Lembar Kerja ……………………………………………………………. 216. Tes Formatif ……………………………………………………………. 21
E. Pengendalian dan Penanggulangan Hama dan Penyakit
7
1. Deskripsi singkat ……………………………………………………………. 222. Tujuan ……………………………………………………………………. 223. Ringkasan Materi ……………………………………………………………. 224. Tugas/praktek ……………………………………………………………. 225. Lembar Kerja ……………………………………………………………. 236. Tes Formatif ……………………………………………………………. 23
F. Pemantauan pertumbuhan (Sortasi dan Grading) 1. Deskripsi singkat ……………………………………………………………. 242. Tujuan ……………………………………………………………………. 243. Ringkasan Materi …………………………………………………………..... 244. Tugas/praktek ……………………………………………………………. 255. Lembar Kerja ……………………………………………………………. 266. Tes Formatif ……………………………………………………………. 26
III. EVALUASI 1. Evaluasi Kognitif ……………………………………………………………. 272. Evaluasi Psikomotorik ……………………………………………………. 293. Evaluasi Sikap ……………………………………………………………. 294. Evaluasi Produk ……………………………………………………………. 30
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 31
SENARAI/GLOSARIA ……………………………………………………………. 32
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 33
MATERI PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
1. Ruang Lingkup
8
Rangkaian budidaya ikan dapat dibagi menjadi empat tahap kegiatan yaitu tahap
pembenihan, pendederan, pembesaran dan pemanenan. Pada pembesaran lele, kegiatan
pemeliharaan di mulai setelah benih berukuran 8 cm atau lebih untuk mencapai ukuran
konsumsi yang dikehendaki dalam kurun waktu tertentu. Lamanya pemeliharaan tergantung
pada beberapa faktor antara lain asupan/pemberian pakan selama pemeliharaan, kondisi
lingkungan media pemeliharaan, kualitas benih dan sistem pemeliharaan yang dilakukan.
Pembesaran lele dapat dilakukan secara monokultur yaitu pemeliharaan ikan dalam
satu wadah budidaya (kolam) yang hanya terdiri dari satu jenis ikan, atau secara polikultur yaitu
pemeliharaan ikan dalam satu wadah budidaya (kolam) yang terdiri dari beberapa jenis ikan.
Pada pemeliharaan secara polikultur hal yang perlu diperhatikan adalah komposisi
(perbandingan jumlah) jenis ikannya mengingat lele termasuk jenis karnivor (pemakan hewan)
dan umumnya mempunyai laju pertumbuhan lebih cepat dibanding jenis ikan lainnya. Pada
pembesaran lele secara polikultur jumlah lele sebaiknya lebih sedikit dengan ukuran atau bobot
lebih kecil dibanding jumlah dan ukuran/bobot ikan lainnya. Hal ini untuk menghindari adanya
pemangsaan jenis ikan lain oleh lele.
Pembesaran lele juga dapat dilakukan secara tradisional yaitu hanya mengandalkan
pakan yang tersedia di wadah budidaya/kolam, secara semi intensif yaitu pembesaran lele yang
dilakukan pada kolam semi intensif dengan pemberian pakan tambahan, dan secara intensif
yaitu pembesaran lele yang hanya mengandalkan pemberian pakan buatan (pelet).
Pembesaran lele mencakup beberapa kegiatan yaitu persiapan wadah (kolam)
pembesaran, pemilihan dan penebaran benih, manajemen pakan, pengelolaan air,
penanggulangan hama dan penyakit serta pemantauan pertumbuhan (proses sortasi dan
grading).
B. PERSIAPAN WADAH PEMBESARAN LELE
1. Deskripsi Singkat :
Materi ini memberikan pemahaman teori tentang jenis-jenis wadah pembesaran, teknik
pembesaran berdasarkan tingkat intensifikasi budidaya, komposisi ikan dalam wadah, dan
9
kegiatan pembesaran secara terpadu dengan bidang komoditas (peternakan unggas). Disamping
itu juga meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan persiapan wadah
pembesaran lele, yang meliputi pembersihan, pengeringan, pengapuran dan pemupukan, serta
pemberian/pengisian air.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Peserta didik/mahasiswa mampu dan trampil mempersiapkan wadah pembesaran lele.
3. Ringkasan Materi
Wadah budidaya merupakan salah satu sarana utama dalam budidaya ikan, wadah
budidaya ikan adalah tempat untuk melakukan pemeliharaan ikan. Antara lain berupa kolam,
karamba, karamba jaring apung (KJA), dan akuarium.
Dalam kegiatan pembesaran lele, sistem budidayanya dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem tradisional/ekstensif, semi intensif dan intensif. Sistem tradisional yaitu
pembesaran lele yang pemberian pakannya hanya mengandalkan pakan alami yang terdapat
dalam wadah pemeliharaan yang berupa kolam tanah, tanpa pemberian pakan tambahan.
Sedangkan semi intensif adalah pembesaran lele yang pemeliharaannya tidak hanya
mengandalkan pakan alami tetapi juga pemberian pakan tambahan yang bisa juga berupa
pakan buatan. Sistem intensif adalah pembesaran lele yang pemeliharaannya hanya
mengandalkan pakan tambahan yang umumnya berupa pakan buatan dan wadah
budidayanya dapat berupa kolam permanen/kolam semen.
Kegiatan pembesaran lele juga dapat dipadukan dengan komoditas lain seperti
peternakan unggas (ayam, itik, atau puyuh). Pembesaran lele yang dipadukan dengan
pemeliharaan ayam disebut “longyam” atau mina ayam. Pada sistem mina ayam, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan agar produksi lele dan ayam tidak saling
berpengaruh buruk. Luas kandang ayam yang berada di atas kolam sebaiknya maksimal 10
% dari luas kolam, artinya apabila luas kolam 100 m2 maka luas kandang ayam yang berada
di atas kolam hanya 10 m2.
Dalam mata kuliah pembesaran lele wadah budidaya yang akan digunakan hanya
meliputi kolam tanah, kolam terpal dan kolam permanen (semen). Sebelum digunakan untuk
pembesaran lele, wadah budidaya harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk kenyamanan
ikan selama dipelihara. Persiapan yang dilakukan meliputi penyediaan kolam yang akan
10
digunakan sebagai tempat pembesaran lele, pengeringan dan pembersihan kolam,
pengapuran dan pemupukan, serta pemberian/pengisian air.
a. Penyediaan Wadah Pembesaran
Wadah untuk pembesaran lele dapat berupa kolam/bak permanen/semen, kolam
tanah atau kolam terpal. Sebelum digunakan sebaiknya kolam dikontrol/diperiksa ada
tidaknya bagian yang mengalami kebocoran, porous/rembes atau bagian pematang yang
kurang kokoh dan dapat runtuh. Bagian-bagian yang bocor atau porous segera diperbaiki
sehingga tidak mengakibatkan berkurangnya jumlah volume air yang ada. Sedangkan pada
kolam terpal bagian terpal/plastik yang sobek segera ditambal agar tidak terjadi kebocoran.
b. Pembersihan dan pengeringan kolam
Pada kolam terpal yang baru selesai dibuat sebelum digunakan sebaiknya dicuci
dengan kain basah atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat-zat kimia yang
kemungkinan terdapat dalam terpal yang dapat mengakibatkan kematian benih lele.
Selanjutnya dikeringkan selama 1 hari, demikian pula pada kolam tanah dan semen
sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali, antara lain bertujuan
agar siklus hidup pathogen terputus. Pembersihan kolam baik pada kolam semen, tanah dan
terpal bertujuan untuk menghilangkan/menurunkan serangan pathogen yang dapat
mengakibatkan kematian benih lele.
c. Pengapuran dan pemupukan kolam
Pemberian kapur (pengapuran) pada kolam tanah selain berfungsi untuk membunuh
patogen juga untuk meningkatkan pH tanah, sehingga menjadi lebih basa. Sedangkan
pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami. Pemberian pakan alami selain
dapat meningkatkan pertumbuhan (bobot), karena sesuai dengan bukaan mulut benih lele
juga untuk menekan biaya pembelian pakan sehingga biaya operasional tidak terlalu besar.
Pupuk yang digunakan dapat berupa kotoran hewan seperti kotoran ayam, kambing, sapi dan
burung puyuh. Sebelum digunakan sebaiknya kotoran hewan dijemur terlebih dulu dibawah
sinar matahari agar pathogen mati.
d. Pemberian/pengisian air
11
Pengisian kolam disesuaikan dengan kapasitas volume kolam, pada awalnya cukup
sampai ketinggian 30 Cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi benih lele yang sewaktu-
waktu berenang ke permukaan air. Air yang diisikan dibiarkan selama kurang lebih 1
minggu. Ketinggian air disesuaikan sejalan dengan berkurangnya volume air akibat adanya
penguapan.
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
1. Siapkan peralatan : bak pembesaran ukuran 2 x 3 x 1 m, ember, kertas pH, sikat.
2. Siapkan bahan : kotoran unggas (ayam/puyuh) kering dan air bersih.
3. Bersihkan wadah pembesaran yang akan digunakan dengan cara menyikat wadah
tersebut sampai bersih, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
4. Taburkan kapur tohor di dasar kolam sebanyak 100 gr/m2 dan biarkan selama 1 – 3 hari.
5. Masukkan air bersih atau air kolam atau sumber air lainnya ke dalam wadah budidaya
sampai kedalaman air lebih dari 50 cm.
6. Masukkan pupuk kandang ke dalam bak pembesaran sebanyak 250 - 500 gram/m2.
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebar secara merata ke seluruh bak
pembesaran atau dibungkus dengan menggunakan kantong terigu/plastik yang dilubangi.
7. Media dibiarkan selama 4 – 5 hari.
8. Periksa kualitas air dalam wadah pembesaran meliputi pH, suhu, kekeruhan dan oksigen
terlarut. Catatlah semua data yang diperoleh. Apabila pH kurang dari 7 tambahkan kapur
pertanian ke dalam wadah pembesaran.
5. Lembar kerja
No Kegiatan Keterangan (√ /-) Paraf asisten/dosen pembimbing
1 Persiapan wadah pembesaran/kolam
2 Persiapan peralatan
3 Pengeringan kolam
12
4 Pembersihan kolam
5 Pemberian kapur
6 Pengisian air
7 Pemupukan
8 Pemantauan kualitas air
6. Tes formatif
a. Sebutkan 3 wadah pembesaran lele yang saudara ketahui.
b. Jelaskan fungsi pemupukan dalam wadah pembesaran.
c. Jelaskan mengapa perlu dilakukan pembersihan kolam terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk kegiatan pembesaran lele.
d. Jelaskan maksud pemberian kapur di kolam pembesaran.
e. Bagaimana urutan proses persiapan wadah pembesaran yang benar?
C. PEMILIHAN BENIH DAN PROSES PENEBARANNYA
1. Deskripsi singkat :
Materi ini memberikan pemahaman tentang benih-benih yang berkualitas menurut SNI
dan cara penebaran yang benar agar tidak mengakibatkan kematian pada benih akibat stress.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
13
Peserta didik/mahasiswa mengetahui kriteria benih yang berkualitas dan menguasai
teknik penebaran benih yang benar.
3. Ringkasan Materi
Benih lele masih sangat rentan terhadap penyakit (pathogen), goncangan dan perubahan
lingkungan seperti perubahan suhu air, perubahan pH dan perubahan pakan mengingat organ-
organ pencernaannya masih belum sempurna. Cara penebaran benih lele yang tidak benar akan
mengakibatkan jumlah kematian benih pada awal penebaran tinggi. Jumlah kematian benih
yang tinggi akan berakibat pada penurunan jumlah produksi.
a. Klasifikasi benih lele
Benih lele dalam pasaran dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1). Burayak (larva) : berukuran di bawah 1 cm
2). kebul : berukuran antara 1 sampai dengan 3 cm
3). putihan : berukuran antara 3 sampai dengan 5 cm.
Sedangkan berdasarkan SNI 01-6484.2-2000, kategori benih sebar ikan lele dumbo
terdiri dari : larva ukuran 0,75 – 1 cm; benih ukuran 1 – 3 cm (P-I); benih ukuran 3 – 5 cm (P-
II); benih ukuran 5 – 8 cm (P-III); dan benih ukuran 8 – 12 cm (P-IV).
Kriteria kuantitatif benih ikan lele dumbo (SNI 01-6484.2-2000)
No Kriteria Satuan larva P I P II P III P IV1 Umur maksimum Hari 3 20 40 54 752 Panjang total Cm 0,75 - 1 1 - 3 3 - 5 5 - 8 8 - 123 Bobot minimum Gram 0,05 1 2,5 5 104 Keseragaman ukuran % > 90 > 75 > 75 > 75 > 755 Keseragaman warna % 100 > 90 > 90 > 90 > 98
b. Cara penebaran benih lele
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, sebelum ditebar
sebaiknya benih disuci hamakan dahulu dengan merendamnya di dalam larutan KM5NO4
(Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m² selama 24 jam. Sebelum ditebarkan
ke kolam, Benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air
kolam sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkut benih. Hal ini berarti bahwa perlakuan
14
tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana kantong benih mengapung diatas air.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah benih yang masih dalam plastik dimasukkan ke dalam
ember kemudian ditambahkan air kolam sedikit demu sedikit, penambahan air tersebut
dilakukan hingga 3 kali, agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air di dalam kolam.
Apabila tidak dilakukan proses aklimatisasi suhu terlebih dahulu benih akan mengalami stress
sehingga tidak mau makan, akibatnya mudah terserang penyakit dan mati. Hal ini akan sangat
merugikan, oleh karena itu dalam proses penanganan benih harus dilakukan secara hati-hati
karena benih masih sangat rentan.
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
a. Siapkan wadah pembesaran berukuran 3 x 2 x 1 m yang sudah dipupuk dan sudah
ditumbuhi plankton (air berwarna kehijauan).
b. Siapkan bibit lele ukuran 3 – 5 cm, sebanyak 900 – 1200 ekor (75-100 ekor/m²).
c. Pilih (sortir) benih yang berkualitas berdasarkan respon gerakan dan bentuk morfologinya
yang seimbang.
d. lakukan uji respon terhadap benih :
- alirkan air kedalam wadah pembesaran, maka benih yang sehat akan berenang melawan
arus
- berikan rangsangan gangguan pada wadah pembesaran, benih yang sehat akan bergerak
menyebar dengan cepat.
- tebarkan pakan, maka benih yang sehat akan merespon pakan dengan cepat
e. Tebarkan benih yang berkualitas ke dalam wadah pembesaran sesuai prosedur penebaran
benih yang benar.
5. Lembar kerja
No Kegiatan Keterangan Paraf dosen pendamping1 Persiapan wadah pembesaran
2 Pemilihan benih siap tebar
3 Uji respon
15
4 Penebaran benih
6. Tes formatif
a. Sebutkan kriteria kebul, burayak dan putihan
b. Jelaskan fungsi penggunaan kalium permanganate (PK) dalam proses penebaran benih
c. Jelaskan mengapa dalam proses penebaran benih perlu dilakukan secara perlahan-lahan
dengan cara menambahkan air dari dalam wadah pembesaran sedikit demi sedikit ke
dalam ember.
d. Bagaimana akibatnya apabila proses penebaran benih dilakukan tanpa aklimatisasi
terlebih dahulu.
e. Kapan waktu yang baik untuk penebaran benih?
D. PENGELOLAAN AIR
1. Deskripsi Singkat
16
Materi ini memberikan pemahaman dan ketrampilan tentang cara pengelolaan air
selama proses pembesaran lele berlangsung, meliputi penambahan dan penggantian air, serta
pemantauan kualitas air wadah pembesaran.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Peserta didik/mahasiswa mampu melakukan pengelolaan air wadah pembesaran selama
kegiatan pembesaran lele berlangsung.
3. Ringkasan Materi
Pengelolaan air meliputi penambahan dan penggantian air wadah pembesaran,
pemantauan saluran pemasukan (inlet), debit air, dan kualitas air wadah pembesaran. Pada
pembesaran lele yang dilakukan dalam wadah pembesaran yang tergenang, sebaiknya perlu
dilakukan penambahan dan penggantian air apabila kondisi air sudah keruh dan berbau busuk
mengingat hal tersebut dapat berakibat buruk bagi kehidupan lele, walaupun lele termasuk ikan
yang tahan terhadap kondisi kualitas air yang buruk. Hal ini karena kondisi air yang buruk akan
memicu timbulnya pathogen yang dapat menyebabkan penyakit pada lele. Apabila jumlah air
berkurang, keadaan ini terjadi pada wadah pembesaran yang berupa bak terpal atau bak semen
yang tidak ada aliran air masuk dan keluar maka perlu dilakukan penambahan air secara
kontinyu, disamping itu penggantian air sebaiknya dilakukan setiap 1-2 minggu sekali sebanyak
10 – 30%. Fungsi penggantian air antara lain untuk meningkatkan cadangan kandungan oksigen
terlarut, mengencerkan zat-zat beracun yang berasal dari sisa metabolisme ikan yang berupa
feses dan sisa pakan yang tidak habis dimakan.
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
a. Siapkan buku catatan
b. Siapkan peralatan meliputi : thermometer, kertas pH universal, peralatan analisa oksigen,
keping sechii.
c. Ukurlah suhu kolam pada pagi, siang dan sore hari
d. Ukurlah pH air kolam pada waktu pagi dan sore hari
e. Ukurlah kandungan oksigen terlarut pada siang dan sore hari
f. Ukurlah kekeruhan pada pagi hari sebelum matahari terbit, siang hari dan sore hari
17
g. Catatlah semua data yang diperoleh
5. Lembar Kerja
Parameter kualitas air
Waktu pengukuran Keterangan Paraf dosen pendampingpagi siang sore
pH
Suhu air
Kekeruhan
Kandungan oksigen
Aroma air
Warna air
6. Tes Formatif
a. Sebutkan fungsi perlunya dilakukan penggantian air pada wadah pembesaran
b. Berapa kali sebaiknya dilakukan penggantian air kolam?
c. Berapa sebaiknya kisaran kandungan pH dalam kolam pembesaran lele
d. Berapa minimal kandungan oksigen terlarut dalam kolam pembesaran
e. Apa pengaruh kekeruhan terhadap kondisi lele.
E. MANAJEMEN PAKAN
1. Deskripsi Singkat
18
Materi ini memberikan pemahaman tentang tata cara pemberian pakan meliputi
ketentuan kebutuhan protein bagi benih lele mulai ukuran < 1 cm hingga ukuran konsumsi,
jumlah, frekuensi dan waktu pemberian yang tepat, jenis-jenis pakan alami yang dapat
diberikan, dan jenis-jenis pakan tambahan serta pakan alternatif.
2. Tujuan Instruksional khusus
Peserta didik/mahasiswa mampu melakukan manajemen (pengelolaan) pakan untuk lele
dari benih siap tebar hingga ukuran konsumsi.
3. Ringkasan Materi
Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha pembesaran lele,
penanganan pakan yang baik akan berpengaruh pada peningkatan produksi dan keuntungan.
Pakan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah
pakan hidup yang tersedia/terdapat secara alamiah di lingkungan dimana ikan tersebut berada,
sedangkan pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat/diramu sesuai dengan
kebutuhan/komposisi nutrisi ikan tertentu. Contoh pakan alami adalah daphnia, moina,
brachionus, spirulina, chlorella dan tubifek. Pakan juga dapat dibedakan berdasarkan
keutamaannya yaitu pakan utama, pakan pelengkap dan pakan tambahan. Contoh pakan buatan
adalah pakan pabrikan seperti pellet.
Pada pembesaran lele, pakan yang diberikan sesuai dengan perkembangan ukuran benih.
Pada benih ukuran 0,75 – 1 cm pakan yang dapat diberikan adalah pakan alami, oleh karena itu
sebelum benih ditebarkan pada wadah pembesaran terlebih dahulu dilakukan pemupukan untuk
menumbuhkan pakan alami. Keuntungan pemberian pakan alami antara lain karena ukuran
pakan alami sesuai dengan bukaan mulut benih sehingga dapat memacu pertumbuhan
disamping dapat menekan biaya pakan.
Pada pembesaran secara tradisional, pakan alami merupakan pakan utama sedangkan
pada pembesaran semi intensif dan intensif perlu pemberian pakan tambahan. Pakan tambahan
dapat berupa sisa-sisa dapur, dedak dan limbah peternakan atau cacahan daging bekicot, keong
mas dan juga pakan buatan berupa pellet dengan kandungan protein berkisar 25 - 30%. Pakan
tambahan diberikan dengan cara disebar secara merata. Pakan diberikan setiap 2 kali sehari.
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari sekitar 2 – 3% dari bobot total. Contoh aturan
pemberian pakan selama pembesaran pada ukuran benih lele berbeda.
19
Tahap pembesaran (ukuran benih)
Tinggi air Padat tebar/m2
Jenis pakan Frekuensi pemberian/hari
P I (1 – 3) 30 – 40 cm 40 – 60 ekor Pakan alami : phytoplankton, zooplanktonpakan buatan : suspensi, emulsi
4 kali
P II (3 – 5) 40 – 50 cm 30 – 40 ekor Pakan alami : zooplankton, tubifek.Pakan buatan : pellet halus, dedak
3 – 4 kali
P III (5 – 8) 50 – 60 cm 20 – 30 ekor Pakan buatan : Pellet ukuran 1,5 ml.
3 kali
P IV (8 – 12) 60 – 80 cm 20 ekor Pakan buatan :pellet ukuran 3 ml.Pakan alternative : cacahan bekicot, keong mas
2 – 3 kali
P V (> 12) 80 – 100 cm 20 ekor Pakan buatan : pellet ukuran 5 mlPakan alternative : bangkai ayam
2 kali
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
a. Siapkan peralatan meliputi ember, keranjang, seser/saring, pisau, lidi, kompor, panci.
b. Carilah 3 jenis pakan alternative yang berbeda : keong mas/bekicot, sisa-sisa dapur, daun
sente/kajar.
c. Pemberian pakan keong mas dilakukan dengan cara merebus keong mas didinginkan dan
kemudian dicungkil daging keong mas dengan lidi atau paku lalu diberikan pada ikan
sesuai dengan kebutuhan.
d. Berikan pada lele di kolam percobaan dalam selang waktu yang berbeda, cara pemberian
yang berbeda dan jumlah pemberian yang berbeda.
e. Amati dan catat hal yang terjadi, bagaimana respon ikan terhadap pakan yang diberikan.
5. Lembar Kerja
Minggu Jenis pakan Jumlah pemberian Frekuensi pemberian
Respon ikan
20
ke
1 Daun sente 4 x bobot total ikan 3 x per hari
2 Sisa dapur 2 x bobot total ikan 2 x per hari
3 Keong/bekicot 2 x bobot total ikan 2 x per hari
Paraf asisten/dosen pendamping …………………………………
6. Tes formatif
a. Hitunglah jumlah pakan yang dibutuhkan benih lele ukuran 5 – 8 cm sebanyak 20 ekor
untuk pemeliharaan selama 15 hari.
b. Berapa frekuensi pemberian pakan untuk benih ukuran 8 – 12 cm?
c. Apa yang dimaksud dengan pakan buatan?
d. Sebutkan 3 jenis contoh pakan alternative
e. Sebutkan keuntungan penggunaan pakan alternative dalam kegiatan pembesaran lele.
F. PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT
21
1. Deskripsi Singkat
Materi ini memberikan pemahaman dan ketrampilan tentang cara pengendalian dan
penanggulangan hama dan penyakit pada kegiatan pembesaran lele.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta didik/mahasiswa mampu melakukan pengendalian dan penanggulangan hama
dan penyakit ikan pada kegiatan pembesaran lele.
3. Ringkasan Materi
Hama dan Penyakit merupakan faktor yang sering mengakibatkan kematian lele
terutama dalam fase benih. Hal ini karena pada fase benih masih rentan terhadap serangan
penyakit yang antara lain terdiri dari virus, bakteri, dan jamur. Serangan pathogen umumnya
akan terjadi apabila kondisi air wadah pembesaran terlalu keruh atau kotor dalam waktu yang
lama dengan jumlah air yang sedikit tanpa adanya pergantian air atau penambahan air secara
kontinyu. Namun demikian sejalan dengan semakin besar ukuran dan umur benih lele semakin
kuat terhadap serangan pathogen. Umumnya jenis jamur Saprolegnia sp yang kadang-kadang
menyerang terutama pada lele yang mengalami luka dibagian tubuhnya.
Hama/predator lele yang banyak menyerang biasanya ikan-ikan liar seperti gabus dan
belut, burung pemakan ikan, biawak dan ular. Predator umumnya akan menggangu apabila
lingkungan pembesaran tidak cukup pakan sehingga ikan yang lebih besar akan memangsang
ikan yang ukurannya lebih kecil
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
a. Siapkan peralatan : ember, seser
b. Siapkan bahan : kalium permanganate (PK)
c. Siapkan air bersih.
d. Amati gerakan benih lele yang tidak aktif dan menunjukkan gerakan renang yang berbeda
dengan benih lele lainnya.
e. Amati benih lele yang terlihat terkena infeksi pathogen, contohnya seperti adanya warna
keputihan dibagian sisik, ekor atau sirip.
f. Pisahkan benih-benih lele yang cacat dan gerakan renangnya tidak seimbang
22
g. Siapkan larutan PK dalam ember yang lain
h. Masukkan benih yang terinfeksi patogen ke dalam bak yang berisi larutan PK dengan
takaran 35 gr/m secara perlahan-lahan.
i. Biarkan selama 1 x 24 jam.
j. Pindahkan benih dari bak/ember inkubasi ke dalam wadah pembesaran dengan
menggunakan saring/seser sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan agar benih segera
dapat beradaptasi dengan suhu air dalam wadah pembesaran.
5. Lembar kerja
No Kegiatan Keterangan Paraf dosen1 Persiapan alat dan bahan2 Pembuatan larutan desinfektan3 Pemilihan benih yang terinfeksi4 Perendaman dalam larutan desinfektan5 Penebaran dalam wadah pembesaran
6. Tes Formatif
a. Sebutkan jenis-jenis predator yang sering memangsa benih lele.
b. Sebutkan jenis-jenis hama yang suka memangsa benih lele.
c. Jelaskan bagaimana prosedur penanggulangan hama pada pembesaran lele
d. Sebutkan desinfektan yang dapat digunakan untuk mengobati lele yang terserang
pathogen
G. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN (SORTASI DAN GRADING)
1. Deskripsi Singkat
23
Materi ini memberikan pemahaman dan ketrampilan dalam melakukan pemantauan
pertumbuhan pada kegiatan pembesaran lele mulai dari awal penebaran hingga waktu
pemanenan ukuran konsumsi meliputi pelaksanaan sortasi dan grading.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta didik/mahasiswa mampu dan trampil melakukan pemantauan pertumbuhan lele
pada tahap kegiatan pembesaran meliputi pengamatan pertumbuhan, cara dan waktu sortasi.
3. Ringkasan Materi
Pertumbuhan yang baik didukung oleh adanya manajemen pakan yang sesuai,
pengelolaan air yang baik, selain penggunaan benih yang berkualitas. Lele mempunyai laju
pertumbuhan yang cukup pesat dibanding dengan jenis ikan lainnya seperti tawes dan nilem.
Selain itu pertumbuhan antar individu dalam satu induk juga berbeda sehingga sering pula ada
beberapa yang tampak lebih cepat besar dibanding saudaranya. Untuk mengetahui beberapa
parameter yang sering digunakan sebagai indikator adanya pertumbuhan menggunakan acuan
yang ada dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
a. Cara menentukan umur
umur dihitung sejak telur menetas.
b. Cara mengukur panjang total
dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor
menggunakan jangka sorong/penggaris dalam satuan centimeter atau millimeter.
c. Cara mengukur panjang standar
dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor
menggunakan jangka sorong/penggaris dalam satuan centimeter atau millimeter.
d. Cara mengukur bobot
dilakukan dengan menimbang ikan menggunakan timbangan analitis yang dinyatakan dalam
satuan milligram atau gram.
Dalam pembesaran lele, ada beberapa hal yang penting diperhatikan yang berhubungan
dengan behaviornya, yaitu :
o Kanibalisme yaitu ikan-ikan saling memangsang, ikan yang besar memangsang ikan
yang berukuran kecil, terutama saat kondisi kurang pakan (lapar). Untuk menghindari
24
kanibalisme hendaknya pemberian pakan dilakukan secara kontinyu dan dalam jumlah
yang cukup, disamping itu perlu adanya penyortiran secara kontinyu untuk memisahkan
lele yang ukurannya lebih besar dari ukuran yang lebih kecil.
o Rheotaxis yaitu kecenderungan lele untuk berenang dan mengikuti arah atau melawan
arus air. Apabila terdapat air yang masuk atau keluar dari kolam yang bocor lele akan
mengikuti arah aliran air sehingga lele dapat lolos apabila terdapat kolam yang bocor.
o Lele dapat loncat setinggi lebih dari 0,5 m dan melata di atas tanah, keadaan ini dapat
mengakibatkan lele dapat lolos dari wadah pembesaran. Oleh karena itu untuk
menghindari lolosnya lele sebaiknya pematang dibuat tinggi, dipasang pagar dari
kayu/bambu atau kolam ditutup dengan menggunakan jaring.
o Ikan kelompok nocturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Agar pemberian
pakan efektif maka pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada waktu malam hari atau
menjelang malam.
4. Tugas/Praktek
Langkah kerja :
a. Amati pertumbuhan lele setiap hari selama masa pembesaran
b. Lakukan sortasi secara kontinyu setiap 2 minggu sekali
c. Pisahkan lele yang berukuran lebih besar dari yang lain
d. Sesuaikan jumlah pemberian pakan sejalan dengan pertambahan bobot lele selama masa
pemeliharaan, lakukan penyesuaian jumlah pakan setiap 2 minggu sekali.
5. Lembar Kerja
No Kegiatan Keterangan Paraf asisten/dosen pendamping
1 Pengamatan mortalitas selama masa pembesaran
25
2 Pengamatan pertumbuhan
3 Penyesuaian pakan setiap 2 minggu sekali
6. Tes Formatif
a. Jelaskan fungsi dilakukannya sortasi secara kontinyu
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rheotaxis
c. Lele tergolong ikan nocturnal, jelaskan apa arti nocturnal
d. Lele suka memangsa ikan lain yang ukurannya lebih kecil, hal ini karena lele mempunyai
sifat………………….bilamana sifat tersebut mulai muncul, jelaskan.
III. EVALUASI
A. Evaluasi Kognitif
1. Berdasarkan jenis pakannya lele termasuk kelompok
a. Herbivora
26
b. Karnivora
c. Omnivor
d. Biovora
2. Agar tidak terjadi kanibalisme perlu dilakukan kegiatan berikut ini secara rutin
a. sortasi
b. sortasi dan grading
c. pemupukan
d. pengapuran
3. Benih lele yang sehat antara lain memiliki ciri-ciri berikut ini, kecuali
a. sangat responsive saat pemberian pakan
b. berenang melawan arus
c. berenang cepat bila ada gangguan
d. bentuk tubuh tidak proporsional
4. Panjang standar adalah………
a. jarak antara ujung mulut sampai pangkal ekor.
b. jarak antara insang sampai ujung ekor
c. jarak mulut sampai perut
d. jarak insang sampai ekor
5. Untuk pembesaran lele dalam kolam terpal sebaiknya dilakukan penggantian air kolam
a. setiap bulan sekali
b. dua bulan sekali
c. dua minggu sekali
d. setiap hari
6. Berikut ini adalah contoh pakan alami yang dapat digunakan untuk pakan lele
a. daun sente
b. pellet
c. daphnia
d. dedak halus
7. Berdasarkan tingkat intensifikasi, pembesaran lele dapat dilakukan sebagai berikut kecuali,
a. intensif
b. semi intensif
27
c. tradisional
d. monokultur
8. Salah satu contoh desinfektan yang dapat digunakan untuk penanggulangan
pathogen/penyakit pada lele adalah…………..
a. garam dapur (NaCl)
b. gula
c. kotoran unggas
d. pellet
9. Agar pemberian pakan pada lele efektif sebaiknya dilakukan pada waktu sore dan menjelang
malam hari, hal ini karena lele bersifat…………..
a. kanibal
b. nocturnal
c. diurnal
d. predator
10. Benih lele yang berukuran kurang dari 1 cm disebut………….
a. putihan
b. burayak/larva
c. kebul
d. indukan
2. Evaluasi Psikomotorik
No Kegiatan Dilaksanakan Paraf dosen pendamping
Keteranganya tidak
1 Persiapan wadah pembesaran dilakukan sesuai prosedur yang benar
28
2 Pemilihan benih yang berkualitas sesuai dengan ketentuan dalam SNI
3 Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan prosedur
4 Pengelolaan kualitas air dilakukan sesuai dengan prosedur
5 Pengendalian hama dan penyakit
6 Pengamatan pertumbuhan (sortasi dan grading) dilakukan sesuai prosedur yang benar
C. Evaluasi Sikap
No Sikap B C K
1 Melaksanakan persiapan wadah pembesaran dengan teliti, cekatan dan dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya
2 Melaksanakan pemilihan benih sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam SNI dan melakukan penebaran secara hati-hati dan trampil
3 Mempraktekkan pemberian pakan selama masa pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan dilaksanakan secara teliti dan cekatan
4 Melaksanakan pengelolaan air secara kontinyu, hati-hati dan trampil
5 Melaksanakan pengendalian hama dan penyakit secara kontinyu dan terkoordinir
6 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dengan teliti, trampil dan hati-hati
Keterangan : B = baik , C = cukup, K = kurang
D. Evaluasi Produk
No Produk Lulus Tidak lulus
1 Jumlah lele pada akhir percobaan (panen ukuran konsumsi) ≥ 70%
2 Bobot lele pada akhir percobaan antara
29
100 – 200 gram
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Boyd. Water Quality in Ponds for Aquaculture, Birmingham Publishing Co., Birmingham, Alabama, USA.
30
Effendi, I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pusaka Nusatama. Jakarta.
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gufron, A dan AB. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1, 2, 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Jangkaru, Z. 1994. Pembesaran Ikan Air Tawar Di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murhananto. 2002. Pembesaran Lele Dumbo di Pekarangan. Agro Media Pustaka. Jakarta.
SNI : 01 – 6484.2 – 2000. Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus x C. fuscus) Kelas Benih Sebar. Badan Standar Nasional.
Zonneveld, N., Huisman, E.A., Boon, J.H. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia, Jakarta.
GLOSARIA
Budidaya : Suatu kegiatan pemeliharaan organisme
Monokultur : Suatu kegiatan pemeliharaan organisme yang dilakukan dalam satu wadah/tempat yang hanya terdiri dari satu jenis organisme.
31
Polikultur : Suatu kegiatan pemeliharaan organisme yang dilakukan dalam satu wadah/tempat yang terdiri dari 2 atau lebih jenis organisme
Karnivora : kelompok organisme pemakan hewan
Herbivora : kelompok organisme pemakan tumbuhan
Omnivora : kelompok organisme pemakan hewan dan tumbuhan (segala)
Sortasi : Suatu kegiatan pemilihan untuk mendapatkan ukuran tertentu
Pathogen : organisme penyebab penyakit
Aklimatisasi : Suatu kegiatan untuk melakukan penyesuaian pada kondisi tertentu
Phytoplankton : Suatu kelompok tumbuhan renik/mikroskopik yang pergerakkannya terbatas dan hanya tergantung pada gerakan air.
Zooplankton : Suatu kelompok hewan renik yang mampu bergerak terbatas dan penyebarannya tergantung oleh gerakan air.
Inlet : saluran pemasukan
Behavior : tingkah laku
Rheotaxis : gerakan (hewan) yang mengikuti atau menjauhi arus air.
Desinfektan : suatu larutan pembasmi organisme penyebab penyakit
Kanibal : organisme pemangsa jenisnya sendiri
Nocturnal : kelompok organisme yang aktivitas mencari makan berlangsung pada malam hari
Diurnal : kelompok organisme yang aktivitas mencari makan berlangsung pada siang hari
32