Download - Rancang bangun ekonomi islam
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Kang Zein
Apa bedanya ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam?
Apa tujuan ekonomi Islam? Apa fungsi syariah dalam ekonomi
Islam?
Do You Know?
Apa permasalahan ekonomi?
Konflik antarberbagai tujuan hidup
Ketidakmerataan distribusi sumber
dayaKeterbatasan manusia
Permasalahan ekonomi/
kelangkaan relatif
Cakupan ekonomi islam:• Konsumsi: komoditas apa yg diperlukan untuk mewujudkan
mashlahah?• produksi: Bagaimana komoditas dihasilkan agar mashlahah
terwujud• Distribusi : bagaimana sumber daya dan komoditas
didistribusikan sehingga mencapai mashlahah
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Chapter 14:
Page 5
“DINUL ISLAM”
SEMPURNA
AL-MAIDAH: 3 AL-AN’AM: 38 AN-NAHL: 89
Konpreكافةhensif
Kedudukan Ekonomi IslamKedudukan Ekonomi Islam
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Chapter 14:
Page 6
AQIDAH ALKHLAKSYARIAH
IBADAH MUAMALAH
HUKUM PIDANA/PERDATA
EKONOMI &FINANSIAL
POLITIK
ASURANSI BANK PASAR MODAL LEASING PEGADAIAN SEKTOR RIEL DLL
Pertanian, Manufaktur dll
Kedudukan Ekonomi Islam Kedudukan Ekonomi Islam
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Kedudukan Ekonomi Islam
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof. Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)
Chapter 14:
Page 7
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Kedudukan Ekonomi Islam
Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof. Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17
Chapter 14: Page 8
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Kedudukan Ekonomi Islam
Ulama sepakat bahwa muamalat (ekonomi didalamnya) itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting (dharuriyah basyariyah).
(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.14)
Chapter 14: Page 9
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Kedudukan Ekonomi Islam
Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt). (Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)
Chapter 14: Page 10
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
SYARI’AH
Chapter 14:
Page 11
Syariah
Sifat Syari’ahSumber Syari’ah
TujuanSyari’ah
- Aqidah (Iman)- Akhlak (etika)- Muamalat (Interaksi)1. Manusia & Tuhan (Habluminallah)2. Sesama Manusia (Hablumminannas)
- Quran- Sunnah- Ijma’- Qiyas- Ijtihad
- Pendidikan (Tarbiyah)- Keadilan (‘adalah)- Perlindungan ke- pentingan umum (Maslahah Al-Amah
Tujuan ekonomi syariah
Mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayah thoyibah).
Maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (’aql), keturunan (nasl), dan material (maal). Kelima maslahah sarana hayah thoyibah
Masalahah dicapai jika hidup manusia dalam keseimbangan (equlibrium) sunatullah.
Seimbang antara dimensi: (1) material-spiritual; (2) individual-sosial; (3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan
di akhirat.
Maqashid syariah
Imam Ghazali (1937) menyatakan bahwa tujuan syari’ah adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, perlindungan kehidupan, perlindungan akal, perlindungan keturunan, dan perlindungan harta benda, hal-hal yang mendukung untuk merealisasikan lima hal yang harus dilindungi ini adalah tergolong perbuatan yang maslahah bagi manusia dan dikehendaki.
Sejalan dengan identifikasi Imam Ghazali, Shatiby (tt.,Juz II:7) dalam kitabnya al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari’ah menjelaskan bahwa maqashid al-syari’ah meliputi tiga bagian penting, yaitu: dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat. Pengertian dharuriyat adalah hal-hal yang mesti ada dalam menegakkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Hal-hal yang bersifat dharuriyat itu terdiri dari: Hifz al-din (menjaga agama), Hifz al-nafs (menjaga hak hidup dan menjaga diri), Hifz al-’aql (menjaga akal) Hifz al-nasl, setiap pranata sosial yang diciptakan oleh Allah
swt. Hifz al-mal (menjaga harta)
Nilai-nilai dasar ekonomi Islam
Adil Persamaan balasan Persamaan kemanusiaan Persamaan dihadapan hukum dan uu Kebenaran, kejujuran, proporsional Tebusan dan penyucian
Khilafah Bertanggung jawab sebagai wakil Allah
untuk memakmurkan bumi dan isinya Takaful
Jaminan masyarakat sebagai bantuan yang diberikan masyarakat kepada yang lainnya.
Amar ma’ruf, membangun keluarga sakinan, menikmati pembangunan, kepemilikan dan pengelolaan SDA
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
1. Kerja (resources utilization) perintah bekerja
2. Kompensasi hak sesuai3. Efisiensi terbaik mengelola SDA 4. Profesionalisme 5. Kecukupan jaminan kebutuhan 6. Pemerataan kesempatan7. Kebebasan dibatasi nilai islam8. Kerjasama tolong menolong9. Persaingan kebaikan dan ketakwaan10. Keseimbangan antardimensi11. Solidaritas 12. Informasi simetri
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Chapter 14:
Page 18
Elemen kunci sietem ekonomi: hak kepemilikan, mekanisme provisi dan koordinasi keputusan, metode pengambilan keputusan, dan sistem insentif (Gregory dan Stuart (1985).
Kepemilikan Dalam Islam Maslahah sebagai Insentif Ekonomi Musyawarah sebagai Prinsip
Pengambilan Keputusan Pasar yang Adil Sebagai Media
Komunikasi Pelaku Ekonomi Dalam Islam
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Chapter 14:
Page 19
Dalam ajaran Islam hak milik dikategorikan menjadi tiga:1. Hak milik individual (milkiyah fardiyah/private ownership)
• Atas sumber daya ekonomi Fitrah manusia harus dihormati dan dijaga prasyarat mendasar untuk mencapai falah menciptakan motivasi dan memberi ruang pemanfaatan optimal
• Batasan : perolehan dan penggunaan sesuai syariah dan tidak menimbulkan mafsadat (kerugian) bagi diri maupun pihak lain.
2. Hak milik umum atau publik (milkiyah ‘ammah/public ownership)• benda peruntukan pemanfaatan untuk umum Dalam Islam tidak dibatasi sesuai dengan
kondisi negara.• Karakteristik: (1) meruapakan fasilitas umum kalau tidak ada akan sengketa; (2) bahan
tambang terbatas jumlah; (3) SDA yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki; (4) Harta Wakaf.
3. Hak milik negara (milkiyah daulah/state ownership)• Asalnya bisa milik individu atau umum• Dikelola pemerintah representasi kepentingan rakyat sekaligus mengemban misi
kekhalifahan Allah di muka bumi.• Hak negara dapat dialihkan kepilikannya subsidi. • Hak umum tidak bisa dialihkan ke Individu meski bsia dikelola pemerintah
Bertolak dari konsep hak milik maka Sistem EI ekonomi tiga sektor: pasar, masyarakat dan negara. Masing-masing punya kewajban untuk mencapai falah.
Kepemilikan Dalam IslamKepemilikan Dalam Islam
Mankiw et al. Principles of Microeconomics, 2nd Canadian Edition
Chapter 14:
Page 20
1. Konsep dan pemahaman terkait dengan kepemilikan membawa implikasi pada motivasi dan insentif setiap individu.
2. Harta dianggap milik sendiri mutlak sewenang-wenang. 3. Kapitalisme konsumen memaksimalkan kepuasan diri dan mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya.4. Sosialisem kegiatan ekonomi didorong insentif keamanan dan
kenyamanan sosial.5. Keduanya melihat insentif material saja.6. Dalam Islam Insentif bisa material dan non material Isalm memberi
peluan untuk memenuhi kebutuhan individu, sosial dan ibadah (keb. suci).
7. Insentifnya dunia dan akhirat baik untuk produksi, konsumsi maupun distribusi.
8. Contoh :• Konsumsi barang yang halal dan thayib kepuasan duniawi dan
pahala akhirat. • Derma insentif akhirat
9. Kesemua insentif maslahah
Maslahah sebagai Insentif Ekonomi
Maslahah sebagai Insentif Ekonomi
So, what we have to do?
Lakukanlah sesuatu yang terbaik mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini. Jangan pernah menunggu orang lain untuk melakukannya.
Hayya bil jihad...
Sungguh tak ada kemuliaan pada jiwa-jiwa yang membodohi dirinya dengan kepentingan pribadinya.
Orang besar adalah mereka yang mengazamkan dirinya untuk ummat dan di sibukkan dengan masalah-masalah besar. Kelak mereka akan mati sebagai orang yang besar yang selalu dikenang oleh sejarah umat manusia.
Sementara orang kerdil adalah mereka yang memikirkan dirinya sendiri dan sibuk dengan masalah-masalah sepele. Mereka juga tidak memperdulikan kepentingan ummat dan kelak mereka akan mati sebagai orang yang kerdil.