RANCANG BANGUN PROTOTIPE
MEKANISME VIBRATION ENERGY
RECOVERY SYSTEM (VERS) YANG
DIPASANG PADA BOGIE KERETA API
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
SISTEMATIKA LAPORAN
• BAB I PENDAHULUAN
• BAB II KAJIAN PUSTAKA
• BAB III METODOLOGI PENELITIAN
• BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE
• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
• salah satu alat transportasi umum yang penting di indonesia
•Menggunakan bahan bakar minyak ( solar ) untuk menggerakkan lokomotif dan generator untuk mensuplai kebutuhan listrik semua gerbong
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana merancang Protipe VERS yang dapat memanfaatkan getaran pada sistem suspensi kereta api agar menghasilkan energi listrik.
• Bagaimana menentukan material yang tepat pada Prototipe VERS agar mampu beroperasi dengan baik.
TUJUAN
• Merancang dan membangun Prototipe VERS pada sistem suspensi yang dipasang pada bogie kereta api .
• Mengetahui pemilihan material yang tepat pada Prototipe VERS agar berfungsi dengan baik dan biaya pembuatannya dapat terjangkau di kalangan industri menengah ke bawah.
BATASAN MASALAH
• Kecepatan kereta api bernilai konstan. • Berat gerbong dalam kondisi ber- penumpang, yaitu 40 ton. • Kecepatan naik turun suspensi V = 0,175 m/s, kecepatan
maksimum yang diperoleh dari Simulink MATLAB dan mendekati data PT KAI, dimana V= 0,15 m/s.
• Dimensi Prototipe VERS disesuaikan dengan space kosong pada bogie kereta api.
• Getaran-getaran yang timbul selama alat bekerja tidak diperhitungkan.
• Kuat medan magnet , jumlah lilitan dan diameter kawat kumparan pada generator elektrik disesuaikan dengan yang ada dipasaran.
MANFAAT PENELITIAN
1. Menyediakan sumber energi alternatif bagi industri yang bergerak dalam bidang transportasi, khususnya kereta api.
2. Menyediakan data kekuatan dan dimensi material dari VERS pada sistem suspensi yang dipasang pada bogie kereta api.
3.Membantu mahasiswa untuk dapat memahami dan mengerti secara langsung aplikasi nyata dari ilmu teoritis yang didapat dalam perkuliahan.
KAJIAN PUSTAKA
• Penelitian Terdahulu
MIT (Massacusetts Institute of Technology) kembangkan sistem
peredam kejut sekaligus penghasil listrik untuk kendaraan
• Prinsip Kerja
Prototipe peredam kejut yang mereka buat memanfaatkan gerakan naik turun piston pada sistem hidrolik yang mendorong cairan pelumas
untuk memutar turbin yang terpasang di dalamnya dan menggerakkan generator. Generator inilah yang nantinya akan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkannya juga disimpan dalam baterai
atau digunakan langsung untuk peralatan elektrik di kendaraan
KAJIAN PUSTAKA
• BOGIE KERETA API
• Fungsi bogie : Meningkatkan kecepatan dan kenyamanan kendaraan, memudahkan perjalanan melalui tikungan, dan meningkatkan kapasitas muat
• 1 gerbong kereta api terdiri atas 2 bogie
• 1 bogie terdiri atas 4 roda, 8 pegas ulir roda, dan 4 pasang pegas ulir bogie (pegas ayun)
KAJIAN PUSTAKA
• Generator Listrik
• Generator merupakan alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
• Syarat : ada perubahan fluks magnetik yang terjadi dengan menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan menggunakan energi dari sumber lain maka akan timbul arus listrik.
Spur Gear (Roda Gigi Lurus)
• Data yang diperlukan :
1. sudut kontak (),
2. velocity ratio (i),
3. putaran roda gigi (n),
4. diametral pitch (P) dan
5. jarak pusat poros (c).
• Diameter roda gigi (d):
• Jarak pusat poros (c):
• dimana : dp = diameter pinion dg = diameter gear
P
Ntpdp
P
Ntgdg
2
dgdpc
• Torsi pada poros (T):
• Gaya tangensial (Ft):
• Gaya bending (Fb):
• Pitch line velocity (Vp):
np
HPT
63000
dp
TFt
2
P
YxbxSoFb
12
ndVp
• Beban dinamis (Fd):
untuk 0 Vp 2000 ft/min
untuk 2000 Vp 4000 ft/min
• Lebar gigi (b):
syarat agar roda gigi aman:
dimana:
FtVp
Fd
600
600
FtVp
Fd
1200
1200
FtVp
Fd
78
78
KQbdpFw
:
FdFw
Dimana :
• Berat roda gigi (w):
• Analisa Kekuatan (metode AGMA) Terhadap patahan: Syarat:
dgdp
dgQ
2
2
4dpbw
AMANSadT
JbKv
KmKsPKoFtT
• dimana:
Ft = gaya tangensial (lb)
Ko= faktor koreksi beban lebih
P = diametral pitch
Ks = faktor koreksi ukuran
Km= faktor distribusi beban
Kv = faktor dinamis
b = lebar gigi (in)
J = faktor bentuk
RT
L
KK
KSatSad
• dimana:
Sat= tegangan ijin material (psi)
KL = faktor umur
KT = faktor temperatur
KR = faktor keamanan
• Analisa Kekuatan (metode AGMA)
Terhadap keausan : syarat:
IbdCv
CfCmCsCoFtCpc
• dimana:
Cp=koeffisien elastis bahan
Ft = gaya tangensial (lb)
Co= faktor keausan
Cs= faktor ukuran
Cm=faktor distribusi beban
Cf = faktor kondisi permukaan
Cv= faktor dinamis
d = diameter pinion (in)
b = tebal gigi (in)
I = faktor bentuk
RT
HL
CC
CCSacSad
• dimana: Sac= tegangan kontak ijin (psi) CL = faktor umur CH = faktor perb. pengerasan CT = faktor temperature CR = faktor keamanan
• Analisa Tegangan Bending (metode Lewis)
• dimana : So = Tegangan statis (psi) b = Lebar gigi (in) Y = Lewis form factor Kt = Faktor temperatur P = Diametral pitch
FdPKt
YbSo .
..
Poros • Untuk setiap arah gaya yang digambarkan
dengan arah ke atas bernilai positif (+), dan untuk setiap arah gaya yang digambarkan dengan arah ke bawah bernilai negatif (-). Sedangkan untuk momen yang putarannya CCW (berlawanan arah jarum jam) bernilai positif (+), dan untuk momen yang putarannya CW (searah jarum arah jarum jam) bernilai negatif (-).
• Menghitung diameter poros Teori kegagalan MSST + Saderberg
• Endurance Limit:
• dimana: Se = endurance limit Kf = faktor konsentari tegangan S’n = endurance limit of material CR = faktor keandalan CF = faktor pengerjaan permukaan CS = faktor koreksi ukuran CW = faktor koreksi pengelasan
• Dimana : SF = faktor keamanan
Syp = Tegangan yang diijinkan
Se = Endurance limit
M = Resultan Momen terbesar
T = Torsi poros
D = diameter poros
Bantalan (Bearing) • Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerak bolak-balik dapat berlangsung secara halus, aman dan masa pemakaian dapat lebih lama.
• Beban ekuivalen dari bantalan P = ( X . V . Ft + Y . Fa ) Dimana : P = beban ekuivalen (lb) Fr = beban radial (lb) X = konstanta radial ( tabel ) V = faktor putaran = 1 untuk ring dalam berputar Fa = beban aksial (lb) Y = konstanta aksial (tabel )
• Umur bantalan dimana : = umur bantalan dalam jumlah putaran = umur bantalan dalam jam kerja C = beban dinamis (lb) P = beban equivalen (lb) b = konstanta tergantung pada type bantalan b = 3, untuk bantalan ball bearing b = 10/3, untuk bantalan roller bearing n = putaran poros
10L
hL10
METODOLOGI PENELITIAN • Dalam rancang bangun mekanisme pemanen
energi yang dipasang pada bogie kereta api, dikerjakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Kajian Pustaka
b. Tahap Desain dan Perancangan Produk
c. Tahap Perhitungan
d. Analisa data dan hasil
• Flowchart Penelitian Secara Umum
Mulai
Kajian Pustaka
Survey Lapangan dan Pengambilan Data- Data
Proses Pemodelan Sistem dan Penurunan Rumus
Proses Perancangan dan Perhitungan
dimensi dan Kekuatan Material
Prototipe VERS
Proses Pembuatan
Prototipe VERS
A
A
Analisa Hasil
Kesimpulan dan Saran
Selesai
• Flowchart Perancangan Produk
Mulai
Kecepatan input
Penentuan dimensi prototipe VERS
Penentuan mekanisme Prototipe VERS
Menentukan rasio gigi dengan membandingkan putaran input
dengan putaran output yang diinginkan
B
B
Perhitungan dimensi dan kekuatan material dari Prototipe VERS (poros,
roda gigi, bearing, dan pasak)
Pembuatan Prototipe VERS
Kesimpulan
Selesai
Prototipe VERS
Pemasangan VERS pada Bogie Kereta Api
Proses Assembly VERS
Prototipe VERS
• Pada alat ini terdapat beberapa komponen utama, antara lain:
1. Generator 2. Gear Box yang terdiri atas: a. Spur Gear (Roda Gigi Lurus) b. Bevel Gear (Roda Gigi Kerucut) c. Rack (Gigi Lurus) d. One Way Gear e. Poros f. Bearing (Bantalan) g. Pasak
Contoh Perhitungan Kekuatan Bahan Roda Gigi
Perancangan Pasangan Spur Gear • Spesifikasi Roda Gigi 1 dan 2 (asumsi) Jenis Roda Gigi : Spur Gear Ratio kecepatan ( rv) : 2,9 Sudut kontak ( Ø ) : 20 o Bahan Roda Gigi 1 dan 2 : PolyAcethal (POM) Diameter Roda Gigi 1 (dp) : 3,425 inch Diameter Roda Gigi 2 (dg) : 1,18 inch Putaran Roda Gigi 1 (np) : 66,88 rpm Putaran Roda Gigi 2 (ng) : 193,952 rpm Diametral Pitch (P) : 15 (untuk d= 3 inch, P = 12-20)
Contoh Perhitungan Kekuatan Bahan Roda Gigi
• Menghitung Jumlah Gigi (Nt) • Jumlah Gigi Roda Gigi 1 (Ntp): dp x P = 3,425 x 15 = 51,375 = 52 gigi • Jumlah Gigi Roda Gigi 2 (Ntg): dg x P = 1,18 x 15 = 17,7 = 18 gigi • Perhitungan Torsi Pinion (T) T = • Kecepatan keliling (Vp)
lbinn
Hp
p
43,2588,66
63000027,063000
12
.. pp
p
dnV
min938,59
12
425,388,66ft
• Gaya-gaya yang bekerja pada Roda Gigi:
• Gaya tangensial (Ft)
• Gaya Normal (Fn )
• Gaya Radial (Fr) • Gaya Dinamis (Fd) Gaya dinamis ditentukan berdasarkan kecepatan kelilingnya, yaitu untuk 0 Vp
2000 ft /min. maka gaya dinamisnya:
.8,1520cos
85,14
coslb
FtFn
.85,14425,3
43,2522lb
d
TF
p
t
.41,520tan.85,14tan. lbFtFr
.33,1685,14600
938,59600
600
600lbF
VF t
p
d
• Perhitungan tebal roda gigi (b): Ditentukan berdasarkan beban keausan Buckingham: Rumus: Dimana: K= faktor keausan beban (wear load factor) Dari tabel katalog polimer didapat data-data untuk polyacethal
(POM): Safe static stress : So = 5400 Psi Wear Load Factor : K = 20
KQbdF pw
inNtNt
NtQ
gp
g514,0
1852
1822
• Gaya dinamis Fd = Fw (allowable wear load) Sehingga tebal gigi: • Pengecekan Roda Gigi Dengan Metode Lewis Persamaan Lewis: Keterangan: Fb = beban bending yang diijinkan (lb) S = So = tegangan statik yang diijinkan = 5400 psi Y = faktor bentuk Lewis = 0,41 (dari katalog polymer) maka: Fb > Fd, maka perencanan roda gigi adalah AMAN
.55,020514,0425,3
33,16
..in
KQd
Fb
p
d
P
YbSFb .272,106
15
41,055,05400 lbFb
• Pengecekan Roda Gigi Dengan Metode AGMA Tegangan desain maksimum yang diijinkan (Sad): Rumus: Keterangan: Sat = tegangan yang diijinkan dari bahan = 5400 psi Dari tabel katalog polymer (lihat lampiran) KL = faktor umur = 1 Dari tabel 10-8 dengan harapan roda gigi dapat dipakai
lebih dari 106 putaran KT = faktor temperatur = 1, untuk temperatur operasi dibawah
250F KR = faktor keamanan atau ketahanan = 1,33 Dari tabel 10-10 dengan kondisi desain normal
rT
Lat
adKK
KSS
• Maka : • Tegangan pada akar gigi: Rumus: Keterangan: Ft = gaya tangensial = 5,41 lb. Ko = faktor koreksi beban lebih (over load) = 1,25 Dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata Ks = faktor koreksi ukuran = 1 untuk spur gear Km = koreksi distribusi beban = 1,25 Dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) dibawah 2 in. Kv = faktor dinamis = 0,93 Dari gambar 10-21 diambil kurva 3 untuk spur gear yang dibuat
dengan mesin hobbing atau shaping J = Faktor bentuk/geometri = 0,2 Dari gambar 10-23 dengan kondisi Nt,p = 52 gigi dan Nt,g = 18 gigi
psiSad 15,406033,11
15400
JbK
KKPKF
v
mSt
t
0
• maka:
= 953,4 psi
• Sad > t, maka perencanaan roda gigi AMAN dari kerusakan
2,072,093,0
25,111525,141,5
t
• Pengecekan Keausan Roda gigi Dengan Metode AGMA Rumus: Keterangan: c = jumlah tegangan kontak (Contact stress number) Cp = koefisien yang tergantung dari sifat elastis bahan. Dari tabel katalog polymer, untuk bahan dari polyacethal, Cp = 1500. Co = faktor beban lebih = Ko = 1,25 Dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata Cv = faktor dinamis = 1 Dari gambar 10-27. Dipilih kurva 1 dengan harapan beban dinamis
yang timbul adalah relatif kecil. Cs = faktor ukuran = 1 Cm = faktor distribusi beban = 1,2, dari gambar 10-31 I = faktor geometri = 0,2 Dari gambar 10-32 ,Ntp = 52 Cf = faktor kondisi permukaan = 1 untuk kondisi permukaan tidak terlalu baik dan kemungkinan ada tegangan sisa.
IbdC
CCCCFC
v
fmsot
pc
• maka:
Kondisi yang harus dipenuhi untuk evaluasi: Keterangan: Sac = tegangan kontak yang diijinkan = 8000 psi Dari tabel katalog polymer CL = faktor umur = 1 Gambar 10-33, dengan harapan roda gigi dapat dipakai lebih dari
107 cycle. CH = faktor perbandingan kekerasan = 1,02 Karena material yang digunakan sama (gambar 10-34) CT = faktor temperatur = 1 untuk temperatur kerja tidak lebih dari 250F CR = faktor keamanan = 1,33 untuk kondisi normal (tabel 10-16) maka: c 6135,34 psi Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi AMAN dari keausan.
psic 60452,072,0425,31
12,1125,141,51500
RT
HLacc
CC
CCS
33,11
02,11000.8c
CONTOH PERHITUNGAN POROS 1
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh data-data sebagai berikut: • One Way Gear • Bahan : Steel • Diameter (d1) : 1,97 in 0,05 m • Tebal gigi (t) : 0,59 in 0,015 m • Massa Jenis (ρ) : 7861,1 kg/m3 • Asumsi diameter poros (d2) : 0,01 m • Volume (V) = La x t = ¼ π (d1
2 – d22) x t
= ¼ π (0,052 – 0,012) x 0,015 = 27,1. 10-6 m3 • Berat One Way Gear (W) = m.g = ρ x V x g = 7861,1 kg/m3 x 27,1. 10-6 m3 x 9,81 m/s2 = 2,06 N = 0,46 lb ,dimana 1N = 0,22481 lb
CONTOH PERHITUNGAN POROS 1
• Spur Gear 1 • Bahan : Polyacethal (POM) • Diameter (d1) : 3,425 in • Tebal gigi (t) : 0,71 in • Massa Jenis (ρ) : 0,051 lb/in3 • Asumsi diameter poros (d2) : 0,39 in • Volume (V) = La x t = ¼ π (d1
2 – d22) x t
= ¼ π (3,4252 – 0,392) x 0,71 = 6,455 in3 • Berat Spur Gear 1 (W) = ρ x V = 0,051 lb/in3 x 6,455 in3 = 0,33 lb
• Dimana : A = Bearing B = One Way Gear
C = Spur Gear 1 D = Bearing
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh data-data sebagai berikut:
WB = 0,46 lb FnC = 15,8 lb FnB =27,5 lb
Wc = 0,33 lb FtB = 25,82 lb FtC=14,85 lb
FBD Bidang Vertikal
• ΣMA = 0 (CCW +) - (FtB + WB)0,6 + (Fnc – Wc)1,4 + 2,2 Dv = 0 -(25,82 + 0,46)0,6 + (15,8 -0,33)1,4 + 2,2 Dv = 0 Dv = - 2,7 (arah kebalikan) • ΣFy = 0 Av – FtB –WB + Fnc – Wc + Dv= 0 Av - 25,82 – 0,46 + 15,8 - 0,33 + (-2,7) = 0 Av = 13,51 lb
• Potongan 1-1 ΣM1 = 0 (CCW+) M1= Av . x1 M1= 13,51 . x1
Untuk x1 = 0 M1 = 0 lbin Untuk x1 = 0,6 M1 =8,11 lbin
• Potongan 2-2 ΣM2 = 0 (CCW+) M2 + (FtB+ WB)x2 + Av(0,6+x2)=0 M2 + (25,82+ 0,46)x2 + 13,51(0,6+x2)=0 M2 = 8,11 – 12,77 x2 Untuk x2 = 0 M2 = 8,11 lbin Untuk x2 = 0,8 M2 = -2,11 lbin
• Potongan 3-3 ΣM3 = 0 (CW+) M3= Dv . x3 M3= -2,7 . x3 Untuk x3= 0 M3 = 0 lbin Untuk x3 = 0,8 M3 = -2,1 lbin
FBD Bidang Horizontal
• ΣMA = 0 (CCW +)
- FnB.0,6 + Ftc 1,4 + 2,2 DH = 0
-27,5. 0,6 + 14,85. 1,4 + 2,2 DH = 0
DH = -1,95 (arah kebalikan)
• ΣFy = 0
AH – FnB + Ftc + DH= 0
AH – 27,5 + 14,85 + (-1,95) = 0
AH = 14,6 lb
• Potongan 1-1 ΣM1 = 0 (CCW+) M1= AH . x1 M1= 14,6 . x1 Untuk x1 = 0 M1 = 0 lbin Untuk x1 = 0,6 M1 =8,76 lbin • Potongan 2-2 ΣM2 = 0 (CCW+) M2 + FnB,. x2 - AH(0,6+x2)=0 M2 + 27,5. x2 - 13,51(0,6+x2)=0 M2 = 8,76 – 12,9 x2 Untuk x2 = 0 M2 = 8,76 lbin Untuk x2 = 0,8 M2 = -1,56 lbin • Potongan 3-3 ΣM3 = 0 (CW+) M3= DH . x3 M3= -1,95 . x3 Untuk x3= 0 M3 = 0 lbin Untuk x3 = 0,8 M3 = -1,56 lbin
• Momen di titik B MB =
=
= 11,94 lbin
• Momen di titik C MC =
=
= 2,6 lbin
Diambil Momen terbesar di titik B: M = 11,94 lbin
• Torsi = 25,43 lbin
Data bahan poros ASTM A47
• Sy = 35 ksi • Su = 53 ksi • S’n ≈ 0,5 x Su ≈ 0,5 x 53 ksi ≈ 26,5 ksi • Survival rate 95 % DMF = 1,64 • CR = 1 – 0,08 DMF = 1 – 0,08 x 1,64 = 0,87 • CS = 0,7 • CF = 0,76 • CW = 1 • CT = 1 • Working endurance limit Se = CR . CS . CF . CW. CT . S’n = 0,87 x 0,7 x 0,76 x 1 x 1 x 26,5 ksi = 12,26 ksi • Faktor keamanan = SF = 2
Perhitungan Diameter Poros
• Teori kegagalan MSST + Saderberg
0,5 =
0,5 =
D³ = 0,025 in³
D = 0,3 in
D = 8 mm (diameter minimum poros)
Maka besar diameter poros yang digunakan = 12 mm
Perancangan Bearing (Bantalan)
• Perencanaan Umur Bantalan Direncanakan minimal gerbong kereta api dioperasikan selama 12 jam
setiap hari, dan umur bantalan selama 3 tahun maka didapatkan :
• Umur Bantalan (L10) = 12 x 7 x 52 x 3 tahun
= 13104 jam
• Jenis : Rolling Ball Bearing
• Merek : SKF
hari
jam
ggu
hari
min ggu
hari
min
Contoh Perhitungan Bearing • Resultan gaya pada Bantalan (FrA) • Asumsi : Faktor Rotasi (V) = 1,2 ,dimana ring luar berputar Karena tidak ada pengaruh gaya aksial, maka : Sehingga : X = 1 ; dan Y = 0 • PA = X. V . Fr + Y. Fa
= 1. 1,2 . 19,9 = 23,88 lb
lbAVAHFrA 9,19)51,13()6,14()()( 2222
eFrAV
Fa 0
.
Perencanaan Jenis Bantalan
Diameter Poros 1 (D1) = 12 mm
,b=3, untuk roller ball bearing
kNC
lbC
C
Pn
C
P
C
n
b
b
398,0
5,89
88,2310
88,666013104
10
.60L
.60
10L
3
1
6
1
610
6
10
• Dari tabel SKF, didapatkan jenis bearing 61800
• Diameter Dalam (d) = 10 mm
• Diameter Luar (D) = 19 mm
• Tebal (B) = 5 mm
• Beban Statis (Co) = 0,585 kN
• Putaran maksimum (n max) = 48.000 rpm
• Massa = 0,0055 kg
PERANCANGAN PASAK
• Contoh Perhitungan Pasak
• Bahan = Alumunium Alloys 2014
• Diameter poros = 0,47 in
• Syp = 14 ksi
• Ssyp = 0,58 x 14000 lb/in² = 8120 lb/in²
• SF = 1,5
• Torsi = 25,43 lbin
• Dari tabel 7-7 pada lampiran diperoleh:
W = 1/8 in H = 1/8 in
dimana : W = lebar pasak (in)
H = tinggi pasak (in)
L = panjang pasak (in)
• Pemeriksaan dengan menggunakan tegangan kompresi
,dimana Ft = 2 T/dp
L
L
L
L 0,185 in
Agar aman dipakai L 0,185 in, yaitu L = 0,2 in
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan 1. Putaran input pada one way gear adalah 66,88 rpm. 2. Roda gigi yang digunakan adalah spur gear dan bevel gear. 3. Diameter spur gear: Roda gigi 1 = 3,425 in. Roda gigi 2 = 1,18 in. 4. Diameter bevel gear: Roda gigi 3 = 4,37 in. Roda gigi 4 = 1,18 in. Roda gigi 5 = 4,5 in. Roda gigi 6 = 1,18 in. 5. Diameter poros yang digunakan: Poros 1 = 0,47 in. Poros 2 = 0,39 in. Poros 3 = 0,39 in. Poros 4 = 0,39 in. 6. Jenis bantalan yang digunakan adalah single row deep groove ball bearing dengan merk SKF type
61800 dan 628/8-2Z. 7. Pasak yang digunakan adalah tipe square key dengan panjang: Pada poros 1 = 0,2 in. Pada poros 2 = 0,25 in. Pada poros 3 = 0,3 in. Pada poros 4 = 0,35 in. 8. Putaran output yang dihasilkan sebesar 2726,96 rpm.
Saran
Untuk generator yang digunakan pada VERS seharusnya menggunakan generator yang aktual agar diperoleh energi bangkitan yang maksimal.