RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PENGONTROLAN PROYEK BERBASIS WEB
PADA PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA JAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
Tirta Wirya Putra NIM : 105093003076
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA 2010 M / 1431 H
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan akan informasi sudah sedimikian pesat. Tak
jarang para eksekutif perusahaan membutuhkan informasi yang relevan,
akurat dan real-time. Kebutuhan akan informasi tersebut memicu beberapa
perusahaan mengembangkan sistem sendiri, belakangan ini dikenal dengan
nama Sistem Informasi Eksekutif. Sistem Infomasi Eksekutif ini merupakan
pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen, yang dimaksud untuk
memudahkan dan mendukung kinerja para eksekutif diantaranya
menyediakan akses yang mudah dan cepat ke seluruh sumber data /
informasi dengan kemampuan untuk melakukan peringkasan, pemilihan,
ataupun merinci lebih lanjut, membantu eksekutif mengidentifikasi masalah
dan mengenali adanya peluang, memiliki fleksibilitas dalam pembuatan
laporan, mudah digunakan sehingga eksekutif tidak memerlukan pelatihan
apapun untuk menggunakan sistem tersebut (Watson, Houdeshel dan Rainer,
1997: 3).
PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA (PT. BGS) adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, pengadaan barang dan
jasa, jasa pengelolaan gedung dan jasa outsourcing tenaga kerja. Di bidang
jasa konstruksi diantaranya adalah pembangunan kantor Perusahaan Listrik
Negara ( PLN). Dalam proses pembangunan kantor PLN tersebut,
2
perusahaan ini melakukan pengontrolan antara pihak finance (keuangan)
dengan teknis di lapangan. Jadi, agar tidak terjadi kecurangan, penggelapan
uang, mark-up dan korupsi lainnya, perusahaan ini meng-crosscheck
pengeluaran uang yang di keluarkan pihak finance dengan hasil yang
terdapat di lapangan, apakah sesuai dengan uang yang dikeluarkan atau
tidak.
Tetapi, kegiatan pengontrolan yang dilakukan perusahaan ini masih
menggunakan cara tradisional yaitu dengan cara menghubungi bagian
finance ataupun teknis via telepon. Setelah dihubungi, barulah bagian yang
dihubungi melakukan penghitungan dan membutuhkan waktu karena harus
mengumpulkan data-data proyek. Sedangkan, informasi tersebut sangatlah
dibutuhkan bagi pimpinan di perusahaan tersebut secara cepat dan tepat.
Karena dari hasil informasi tersebut, pimpinan bisa mempunyai informasi
status proyek berjalan.
Berdasarkan hal tersebut pimpinan perusahaan sulit untuk mengetahui
sudah berapa jauhkah progress suatu proyek yang telah berjalan, apakah
sesuai dengan rencana, dan berapa lama lagikah suatu proyek itu akan
rampung atau selesai. Sedangkan, hal-hal tersebut sangat penting untuk
pimpinan sehingga bisa mengestimasi waktu pelaksanaan proyek. Selain itu,
pimpinan ingin mengetahui apakah suatu proyek mengalami keuntungan
atau kerugian secara cepat, tetapi karena penghitungannya masih secara
manual, maka dibutuhkan ketelitian dan waktu untuk mengetahui hasilnya.
3
Melihat permasalahan-permasalahan diatas, maka peneliti bermaksud
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara membuat suatu sistem
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian
dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif Pengontrolan
Proyek Berbasis Web pada PT. Bajragraha Sentranusa Jakarta .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perusahaan mengetahui hasil perbandingan uang yang keluar
dari pihak finance, dengan hasil dari pihak teknis di lapangan, secara
efektif dan efisien?
2. Bagaimana perusahaan mengetahui kerja suatu proyek yang sedang
berjalan sesuai rencana?
3. Bagaimana perusahaan dapat memperkirakan waktu penyelesaian
proyek?
4. Bagaimana perusahaan dapat mengetahui keuntungan atau kerugian dari
suatu proyek secara cepat?
1.3 Batasan Masalah
Batasan permasalahan penelitian ini adalah:
1. Aplikasi hasil dapat menampilkan grafik dan tabel prosentase progress
suatu proyek yang telah berjalan, dapat menampilkan kondisi suatu
4
proyek, apakah mengalami keuntungan atau kerugian, dapat
menampilkan perkiraan waktu suatu proyek akan rampung atau selesai.
2. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. BGS Jakarta.
3. Menggunakan data proyek periode bulan Januari hingga Maret tahun
2010.
4. Metode Pengembangan Sistem yang dipakai Sistem Informasi Eksekutif
ini menggunakan EIS Development Process.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil perbandingan uang yang keluar dari pihak
finance, dengan hasil dari pihak teknis di lapangan, secara efektif
dan efisien.
2. Untuk mengetahui kerja suatu proyek yang sedang berjalan.
3. Untuk mendapatkan perkiraan waktu penyelesaian proyek.
4. Untuk mengetahui keuntungan atau kerugian dari suatu proyek
secara cepat.
1.4.2 Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
b. Menambah pengetahuan penulis tentang teknologi komputer,
khususnya pembuatan sistem pengontrolan proyek berbasis
web pada PT. BGS Jakarta.
5
2. Bagi Instansi
a. Perusahaan dapat mengetahui apakah hasil perbandingan uang
yang keluar dari Pihak finance dengan hasil pihak teknis di
lapangan balance atau tidak. Sehingga jika terjadi kecurangan
dapat segera diketahui.
b. Perusahaan dapat mengetahui sudah berapa jauh progress suatu
proyek yang telah berjalan, apakah sesuai dengan rencana atau
tidak.
c. Perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami
keuntungan atau kerugian dari suatu proyek pembuatan kantor
PLN.
d. Perusahaan juga dapat mengetahui berapa lama lagi suatu
proyek akan rampung atau selesai.
3. Bagi Pembaca
Semoga penulisan ini berguna bagi pihak lain atau pembaca
sebagai informasi dan referensi yang dibutuhkan pembaca.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam Penelitian ini
menggunakan tiga metode, yaitu:
6
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan terlibat langsung di lingkungan PT.
BGS.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada
pimpinan perusahaan tersebut.
3. Studi Pustaka
Menelaah dan mempelajari teori-teori serta materi bacaan
lainnya, yang dapat memberi informasi sesuai dengan topik
kajian dalam pembuatan skripsi, sehingga kajian tersebut
menjadi lengkap sesuai yang diharapkan.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk
penelitian ini berdasarkan pada EIS Development Process yaitu
metode Prototyping (Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 27).
Dalam metode prototyping terdapat 8 langkah: 1). Proposal, 2).
Determine Information Requirements, 3). Select EIS Software, 4).
Prepare Prototype, 5). Prepare Data, 6). Design Screen, 7). Roll Out
Initial Version, 8). The EIS Receives Ongoing Support.
7
Gambar 1.1 The EIS Development Process (Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997)
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penulisan ilmiah
ini, penulis membagi menjadi 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi : Teori-teori yang melandasi Rancang Bangun Sistem Informasi
Eksekutif Pengontrolan Proyek pada PT. BGS.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi : Uraian yang lebih rinci tentang metodologi penelitian yang
meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan
sistem.
Determine Information
Requirements
Proposal
Select EIS Software
Prepare Prototype
Prepare Data
Design Screens
Roll Out Initial
Version
The EIS Receives Ongoing Support
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi : Bab ini akan menguraikan dan membahas hasil perancangan sistem
yang dibuat untuk diimplementasikan di PT. BGS.
BAB V PENUTUP
Berisi : Kesimpulan dan saran dari hasil bahasan seluruh bab.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen di dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya adalah darimana
informasi tersebut bisa didapatkan, informasi dapat diperoleh dari sistem
informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing systems
atau information processing systems atau information-generating systems.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Jogiyanto , 2005: 11).
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), yaitu:
1. Blok Masukan (Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
10
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat
berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat
beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemrogram,
operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis sistem, penyimpan
data dan lain sebagainya.
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
11
rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data
yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak
paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).
6. Blok Kendali (Controls Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya
bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-
kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
pemakai pemakai
pemakai pemakai
pemakai pemakai
Gambar 2.1 Blok Sistem Informasi yang berinteraksi (Jogiyanto, 2005: 12)
input
teknologi
model
dasar data
output
kendali
12
Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya.
2.2 Konsep Sistem Informasi Eksekutif
2.2.1 Definisi EIS
Sistem Informasi eksekutif (EIS) didefinisikan sebagai:
Sebuah sistem terkomputerisasi yang menyediakan informasi internal
dan eksternal bagi para eksekutif yang relevan terhadap faktor penentu
keberhasilannya dengan akses yang sangat mudah (Watson, Houdeshel
dan Rainer, 1997: 3).
Kebanyakan sistem informasi eksekutif:
1. Sesuaikan dengan pemakai eksekutif perorangan.
2. Menyediakan akses status secara on-line dan drilldown.
3. Sangat user-friendly dan hanya membutuhkan sedikit pelatihan atau
bahkan tidak sama sekali dalam penggunaannya.
4. Digunakan oleh eksekutif (direktur) secara langsung tanpa perantara
atau operator.
5. Menampilkan informasi berupa grafik, tabel ataupun tekstual.
Istilah EIS dan ESS secara umum dapat dipertukarkan. Tetapi
bagaimana pun, istilah executive support system seringkali menunjuk
kepada sebuah sistem yang mempunyai kemampuan yang jauh lebih besar
dibanding EIS. Istilah EIS berarti yang menyediakan informasi, sedangkan
13
istilah ESS memasukan beberapa kemampuan pendukung lain dalam
menampilkan informasi. Konsekuensinya, sebuah ESS kemungkinan
mempunyai beberapa atau seluruh kemampuan seperti berikut ini:
a. Dukungan terhadap komunikasi elektronik (contoh: e-mail, conference
dan word processing).
b. Kemampuan analisis data (contoh: spreadsheets, bahasa query dan
sistem penunjang keputusan).
c. Organizing tools (contoh: kalender elektronik, reminder).
Perbedaan pengembangan EIS terdapat pada lingkup (scope) dan
tujuannya (purpose), sebagai contoh, EIS di Lockheed-Georgia
menyediakan seluruh eksekutif dengan cakupan informasi yang sangat
luas. Sedangkan beberapa EIS lainnya hanya dikembangkan sebagai
sebuah bagian dari suatu organisasi, seperti suatu divisi. Beberapa
perusahaan seperti Coca-Cola dan Georgia-Pacific mempunyai lebih dari
satu EIS, setiap EIS mempunyai user yang berbeda. Hal ini dikarenakan
tujuan tiap-tiap sistem yang berbeda. Ada yang bertujuan untuk
menampilkan informasi peningkatan kualitas, ada yang tentang kepuasan
pelanggan, dan lain-lain.
2.2.2 Kemunculan EIS
EIS merupakan anggota baru dari computer-based information systems.
Sistem pertama dikembangkan pada akhir 1970 oleh beberapa perusahaan
pionir seperti Northwest Industries dan Lockheed, dimana dalam
14
pengembangannya sangat beresiko dikarenakan teknologi yang belum
memadai. Barulah masyarakat luas mengenal EIS ketika John Rockart dan
Michael Treacy mengeluarkan artikel yang berjudul The CEO Goes On-
Line pada Januari-Februari 1982. Di artikel tersebut menceritakan tentang
sejumlah CEO yang menjadi pengguna langsung komputer. Ketika artikel
tersebut tersebar luas, menyebabkan timbulnya beberapa reaksi. Ada yang
menanggap bahwa ini merupakan sebuah sinyal terhadap kebangkitan
pemaikaian computer, yakni user disini adalah para eksekutif. Sedangkan
yang lainnya bersikap skeptis, mereka berpikir bahwa EIS tidak akan
berkembang dan hanya menjadi tren sesaat. Ternyata pihak skeptis itu
salah. Karena EIS berkembang luas dan banyak para eksekutif yang
menginginkan perusahaannya dikembangkan EIS.
Selama akhir 1980an, banyak orang yang mempelajari EIS, entah itu
lewat artikel-artikel, buku, seminar dan conferences. International Data
Corporation (IDC), menyatakan bahwa EIS adalah aplikasi komputer
yang pertumbuhannya tercepat di perusahaan-perusahaan Amerika.
Kebanyakan perusahaan-perusahaan besar mempunyai EIS, atau sedang
merancanakan untuk membangun EIS (Watson, Houdeshel dan Rainer,
1997: 6-7).
2.2.3 Kenapa EIS?
EIS dikembangkan untuk bermacam-macam alasan. Kajian-kajian
memperlihatkan bahwa keuntungan-keuntungan yang paling umum dari
15
EIS adalah perbaikan dalam kualitas dan kuantitas yang ada bagi para
eksekutif, diantaranya:
1. Lebih banyak informasi yang tepat waktu.
2. Akses ke data operasional lebih besar.
3. Akses ke database perusahaan lebih besar.
4. Informasi yang bersangkut-paut lebih ringkas.
5. Terdapat informasi baru atau tambahan.
6. Informasi tentang lingkungan luar lebih banyak.
7. Lebih banyak informasi yang bersaing.
8. Akses ke database luar lebih besar.
9. Akses untuk mendapatkan informasi lebih cepat.
10. Mengurangi biaya kertas.
EIS meningkatkan kemampuan kinerja kerja para eksekutif sebagai
berikut:
a. Mempertinggi komunikasi.
b. Kemampuan untuk mengidentifikasi tren-tren histories lebih besar.
c. Meningkatkan efektifitas pengguna.
d. Meningkatkan efesiensi pengguna.
e. Lebih sedikit pertemuan, dan mengurangi waktu yang dihabiskan
dalam pertemuan.
f. Meningkatkan perencanaan pengguna, pengaturan dan pengontrolan.
g. Lebih memfokuskan perhatian pengguna.
h. Dukungan terhadap pengambilan keputusan para eksekutif lebih besar.
16
i. Meningkatkan masa pengontrolan.
EIS mendukung sasaran perusahaan seperti:
1. Respon yang lebih baik terhadap kebutuhan pelanggan.
2. Meningkatkan kualitas produk atau jasa.
Sebuah EIS seharusnya merupakan kombinasi dari keuntungan-
keuntungan diatas (Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 8-9).
EIS tidak merubah para eksekutif menjadi ahli komputer. Para
eksekutif tidak akan menghabiskan waktunya berjam-jam setiap hari di
depan monitor. EIS yang bagus di disain agar penggunanya tidak
membutuhkan pelatihan ataupun pengalaman dalam pengoperasian EIS.
2.2.4 The Dialog
Para pengembang sistem harus sangat hati-hati sekali dalam
menentukan hardware dan software yang akan digunakan dalam
pengembangan EIS, karena para eksekutif hanya memiliki sedikit
perhatian. Kebanyakan mereka hanya peduli pada the dialog atau interface
dari sistem, seperti pada gambar 2.2, yang mana terdapat istilah sebuah
action language, presentation language dan sebuah knowledge base. Bagi
user, the dialog adalah sistem itu sendiri, selain daripada itu mereka tidak
peduli atau hanya sedikit tertarik.
Sebuah EIS haruslah mempunyai kinerja yang tinggi. Dimana
penggunaannya yang mudah, akses data yang cepat dan tampilan hasil
informasi tersaji dengan atraktif dan menarik. Jika tiga hal terpenting
17
dalam bisnis real estate adalah location, location and location , maka
pada EIS adalah performance, performance and performance (Watson,
Houdeshel dan Rainer, 1997: 29).
EIS
Presentation Action Language Language
User Knowledge Base
Gambar 2.2 The EIS Dialog (Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 30)
18
1. The Action Language
The Action Language adalah bagaimana pengguna mengarahkan
sistem. Berbagai perangkat input dapat digunakan. Perangkat input
yang biasa digunakan adalah keyboard, walaupun biasanya para
eksekutif memiliki kemampuan mengetik yang kurang baik.
Popularitas keyboard tersebut dikarenakan adanya fitur e-mail pada
suatu sistem. Tetapi karena tidak terdapatnya fitur e-mail dalam suatu
EIS dan hanya terdapat beberapa fitur pendukung lainnya, sebuah EIS
tidak memerlukan keyboard. Sebagian besar EIS menggunakan mouse
dalam pengoperasiannya, sehingga memungkinkan para eksekutif
untuk "klik" pada ikon atau menu yang sesuai pilihan dalam rangka
mengarahkan sistem tersebut. Eksekutif cepat belajar bagaimana
menggunakan mouse, meskipun beberapa mengeluh tentang meja
ruang yang diperlukan. Bila hal tersebut terjadi, sebuah track ball
dapat digunakan. Digerakkan oleh telapak tangan, track ball
mengarahkan kursor pada layar. Pilihan yang dibuat menggunakan
mouse seperti tombol. Beberapa EIS menggunakan touchscreens.
Penggunaannya biasanya oleh para eksekutif yang mengikuti tren
komputer. Sedangkan beberapa EIS lainnya tidak menyukai
touchscreens, hal ini dikarenakan seringnya sentuhan-sentuhan ke
layar dalam rangka pengoperasian EIS, menyebabkan minyak kulit
menumpuk di layar. Sejumlah kecil EIS menggunakan saluran pelacak,
yang berfungsi seperti remote control TV. Hal ini paling berguna
19
dalam pengaturan ruang konferensi. Bahkan ada beberapa sistem yang
menggunakan voices control, tapi perkembangan teknis diperlukan
sebelum penggunaannya menjadi luas.
Kemampuan untuk mencari informasi dengan mudah adalah hal
yang penting, dan ada beberapa cara hal ini dapat dilakukan dengan
sebuah EIS. Cara yang paling umum adalah menyediakan satu set
menu yang memungkinkan pengguna untuk langsung menuju ke
informasi yang dibutuhkan. Beberapa sistem memasukkan indeks kata
kunci yang berhubungan dengan kata kunci yang berada di layar
informasi. Ketika seorang eksekutif ingin melihat informasi secara
spesifik, sebuah perintah atau urutan file dapat diciptakan, yang
memungkinkan eksekutif ke halaman-halaman lain dalam layar
informasi.
2. The Presentation Language
The Presentation Language adalah bagaimana sistem memberikan
output kepada pengguna. Output yang umum adalah Tekstual, grafik,
dan output tabel. Penting untuk memiliki desain layar standar yang
mencakup istilah yang digunakan, kode warna, dan desain grafis untuk
menghindari salah tafsir. Beberapa sistem menggunakan suara meliputi
penjelasan, yang memungkinkan analis untuk bertanya tentang sebuah
layar sebelum mengirimkannya kepada seseorang. Banyak sistem
20
termasuk gambar, seperti badai di Sonat peta pelacakan. Pilihan
presentasi lain termasuk video dan TV dalam format jendela.
3. The Knowledge Language
The Knowledge Language adalah apa yang eksekutif tahu tentang
penggunaan sistem dan dukungan lain untuk menggunakan sistem.
Para eksekutif sering kali memiliki keterampilan komputer yang
kurang bagus, kurangnya minat pada komputer dan sedikit waktu
luang untuk belajar tentang komputer. Akibatnya, EIS haruslah user
friendly dan intuitif atau "menggoda pengguna". Prosedur log-on harus
disimpan ke minimum yang diperlukan untuk tujuan keamanan.
Idealnya, sistem harus tidak memerlukan pelatihan. Pelatihan yang
diperlukan harus menjadi salah one-on-one dan tidak memakan waktu
lebih dari 15 menit untuk mempelajari dasar-dasarnya. Dokumentasi
pengguna seharusnya tidak diperlukan, tetapi jika diminta, haruslah
hanya satu halaman. Pengalaman menunjukkan bahwa eksekutif tidak
membaca dokumentasi. Sistem harus menyediakan bantuan yang
konsisten, tergantung konteks dan on-line.
2.2.5 MIS, DSS dan EIS
Para profesional sistem informasi dan para manajer yang telah
berpengalaman mungkin akan merasa tidak asing dengan EIS, dikarenakan
EIS dinyatakan mirip dengan MIS (Management Information System)
21
yang lahir pada tahun 1960an dan DSS (Decision Support Systems) pada
tahun 1970an. Sebuah definisi MIS yang popular, dibuat oleh Kennevon:
Sebuah MIS adalah sebuah metode terorganisir yang menyediakan
informasi lama, terkini dan informasi yang diproyeksikan yang
berhubungan dengan operasi internal dan eksternal intelijen.
Mendukung perencanaan, kontrol, dan fungsi operasional dengan
pemberian informasi yang seragam dalam kerangka waktu yang tepat
untuk membantu pengambil keputusan.
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS sebagai:
Sistem berbasis komputer yang membantu pengambil keputusan
menghadapi masalah susunan yang buruk melalui interaksi langsung
dengan data dan model-model analisis.
Bagian dari definisi-definisi diatas (Watson, Houdeshel dan Rainer,
1997: 10) mirip dengan EIS, sistem-sistem tersebut di disain untuk
memberikan informasi yang relevan kepada para pembuat keputusan.
Namun terdapat perbedaan-perbedaan pada EIS, MIS dan DSS. Berikut
tabel yang menampilkan perbedaan-perbedaan tersebut:
Tabel 2.1 Perbandingan antara EIS, MIS dan DSS
(Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 11)
EIS CONVENTIONAL MIS
DSS
Fungsi Utama Panduan tindakan Pengontrolan Perencanaan, pengorganisasian, kepegawaian, dan pengendalian
Aplikasi Pemindaian, lingkungan,
kontrol produksi, perkiraan
Tampilan yang berbeda-beda
22
evaluasi kinerja, mengidentifikasi masalah dan peluang
penjualan, analisa keuangan, manajemen sumber daya manusia
dimana keputusan manajerial dibuat
Basisdata Perusahaan, Spesial Perusahaan Spesial Kemampuan pendukung keputusan
Dukungan secara tidak langsung, terutama tingkat tinggi dan keputusan dan kebijakan tidak terstruktur
Dukungan langsung dan tidak langsung; sebagian besar terstruktur, masalah-masalah rutin; menggunakan operasi standar penelitian, dan model lainnya
Mendukung pengambilan keputusan semi-terstruktur dan tidak terstruktur; terutama ad hoc, namun beberapa keputusan yang berulang-ulang
Penyesuaian terhadap individu pengguna
Disesuaikan dengan individu eksekutif
Biasanya tidak ada, standar
Memungkinkan penilaian individual,
Grafik Wajib Diinginkan Pilihan gaya dialog terintegrasi dalam banyak DSS
User friendly Wajib Diinginkan Suatu keharusan jika tidak ada perantara yang digunakan
Laporan informasi filter dan kompres informasi, track data dan informasi penting
Informasi ini diberikan kepada pengguna dari kelompok yang terdiversifikasi yang kemudian memanipulasinya atau meringkasnya ketika diperlukan
Informasi ini disediakan oleh EIS dan / atau MIS digunakan sebagai input ke DSS
Model base dapat ditambahkan, sering tidak disertakan atau terbatas di alam
model standar yang tersedia, tetapi tidak dikelola
inti dari DSS
Pembuatan Oleh vendor, spesialis sistem informasi atau staff EIS
Oleh spesialis sistem informasi
Oleh user, baik sendiri ataupun bersama dengan spesialis dari divisi SI
Hardware Mainframe, micros atau sistem terdistribusi
Mainframe, micros atau sistem terdistribusi
Mainframe, micros / sistem terdistribusi
23
2.2.6 Infrastruktur Sistem Informasi Eksekutif
SIE tradisional memiliki dua komponen utama yaitu: (1) basis data
terpusat, yang merupakan repositori data yang diekstrak dari berbagai
sumber; (2) mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya
kepada para eksekutif.
Gambar 2.3 A Traditional EIS Architecture (Cheung dan Babin, 2006: 1590)
Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena
menggunakan basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan
cepat. Akan tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng-updatean data dari
sumber yang berbeda ke dalam basis data terpusat merupakan
24
permasalahan yang kompleks. Sebab seringkali data tersebut tidak
kompatibel antara satu sumber dengan sumber data yang lain. Arsitektur
SIE tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap inkompatibilitas data.
Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local system, basis
data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan
didesain ulang. SIE tradisional hanya mendukung analisis data sederhana
yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Adanya permasalahan ini, mendorong para peneliti untuk
mempelajari cara untuk: (1) mengintegrasikan dan mengakses data dari
sumber data terdistribusi yang heterogen, dan (2) menganalisa data
melalui pendekatan multidimensional. Teknologi data warehousing dan
teknik On-line Analytical Processing (OLAP) telah memberikan banyak
kontribusi dalam meningkatkan EIS tradisional. Peningkatan ini mengarah
pada terbentuknya arsitektur EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer.
Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan fungsinya oleh data
warehouse, sedangkan teknik OLAP digunakan untuk analisis data
multidimensional dan penampilan informasi. Teknologi data warehousing
mengurangi masalah integrasi data. Data dari local system yang berbeda
akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator
berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data
warehouse,
25
Gambar 2.4 A Contemporary EIS Architecture (Cheung dan Babin, 2006: 1591)
Namun Struktur EIS Kontemporer pada dasarnya tidak memiliki
fleksibilitas dan adaptabilitas dimana :
1. Fleksibilitas : kemampuan untuk mengakomodir perubahan kebutuhan
data oleh eksekutif.
26
2. Adaptabilitas : Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan
konten, format data, platform, dan struktur yang mungkin muncul
dalam sumber data lokal.
Dari kekurangan fleksibiltas dan adaptabilitas tersebutlah
kemudian di coba untuk mengembangkan dengan pendekatan
menggunakan Database, adalah Metode sistem integrasi yang dapat
mengelolah beberapa sistem dan bisa mendapatkan open system
architecture sambil tetap mempertahankan otonomi local system dan
memungkinkan untuk sistem tersebut berevolusi. Dibawah ini akan
ditampilkan gambaran seperti apa pendekatan metadatabase tersebut.
Gambar 2.5 Concurrent Architecture Using The Metadatabase Approach
(Cheung dan Babin, 2006: 1592)
27
Sehingga struktur EIS kontemporer yang telah beradaptasi
dengan menggunakan pendekatan metadatabase mengalami evolusi dan
dapat berubah menjadi:
Gambar 2.6 A New EIS Architecture Using The Metadabase Approach
(Cheung dan Babin, 2006: 1593)
Arsitektur yang baru terdiri dari 2 unsur besar, yaitu :
Metadatabase Management System (MDBMS). Adalah sistem berbasis
pengetahuan yang mengintegrasikan dan mengatur penggunaan multiple
local system melalui data atau metadata. Yang memiliki 2 peranan penting,
yaitu (1) Menyediakan akses yang transparan terhadap data dari local
28
system dan warehouse (2) Menyediakan metadata yang dibutuhkan untuk
analisis multidimensional data.
Multidimensional Data Analysis System (MDAS). yang terdiri
dari 2 sub-sistem, yaitu:
1. ROLAP/MDB Interface yang menyediakan penghubung eksekutif
untuk memformulasikan permintaan mereka dan untuk menampilkan
hasil analisis mereka
2. ROLAP/MDB (Relational On-Line Analytical Processsing/
Multidimentional DataBase) Analyzer yaitu Software yang digunakan
untuk mengolah metadatabase yang disediakan oleh MDBMS untuk
memungkinkan analisis online multidimentional data. (Cheung dan
Babin, 2006: 1589 1598).
2.2.7 Data Warehouse
ketika end users mulai mengembangkan aplikasi mereka sendiri,
menjadi jelas bahwa pemrosesan transaksi dan komputasi pengguna akhir
harus ditangani berbeda, terutama dalam hal data. End users ingin cepat,
akses mudah ke data yang secara khusus disesuaikan dengan kebutuhan
mereka. Oleh karena itu, banyak organisasi khusus diciptakan ekstrak file
dari database perusahaan dan menempatkan mereka pada komputer khusus.
Baru-baru ini, data-praktek penanganan telah diperpanjang dengan
penciptaan gudang data, yang terpisah, database read-only yang berisi data
yang diselenggarakan oleh area subyek atau bisnis perlu dan dioptimalkan
29
untuk mendukung keputusan. Organisasi dapat memiliki beberapa gudang
data, satu untuk setiap tujuan bisnis. Misalnya, mungkin ada satu untuk
sebuah EIS, DSS lain untuk pemasaran, dan yang ketiga untuk permintaan
ad hoc keuangan.
2.2.7.1 Kebutuhan Gudang Data
Gudang data muncul karena kebutuhan dan kemajuan dalam
bisnis perangkat keras dan teknologi perangkat lunak. Di sisi bisnis,
lingkungan yang semakin kompetitif telah memberikan keunggulan
kompetitif untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki akses yang
paling tepat waktu, rinci, dan informasi yang akurat. Para pembuat
keputusan ingin jawaban yang cepat atas pertanyaan seperti
"Bagaimana promosi pretzel di Pittsburgh minggu lalu?" Pada saat
ini analis mungkin tidak ada untuk menjawab pertanyaan, sehingga
sistem informasi yang memenuhi kebutuhan tersebut sebagai
gantinya.
Pada sisi teknologi, aplikasi bergerak dari mainframe ke
client / lingkungan server, dimana gudang merupakan suatu bagian.
Software klien berada pada PC setiap user yang menjalankan
aplikasi. Server dapat berupa mainframe atau komputer mini, tetapi
yang paling sering adalah PC yang menjadi host server Software
tersebut. Klien / server perangkat lunak bekerja sama, dengan
masing-masing bagian bertanggung jawab untuk melakukan yang
30
terbaik, misalnya, server menangani data sementara PC
menyediakan grafis. Selain itu, telah ada kemajuan yang signifikan
dalam perangkat lunak yang ekstrak data dari database operasional
dan lainnya untuk mengisi data warehouse, dalam perangkat lunak
database yang berfungsi sebagai gudang data dan menyimpan data,
dan perangkat lunak pengguna akhir untuk mengakses,
menganalisis, dan data ini yang diambil dari gudang data. Lebih
lanjut dikatakan perangkat lunak ini nanti.
2.2.7.2 Manfaat Gudang Data
Mengapa data pergudangan menjadi begitu populer?
Kebanyakan organisasi database yang dirancang dengan proses
transaksi bukan dengan dukungan keputusan dalam pikiran.
Misalnya, dalam banyak organisasi ada satu sistem untuk pesanan
penjualan, dan satu lagi untuk persediaan, dan masing-masing
memiliki database sendiri, kadang-kadang dengan format file yang
berbeda dan sistem database manajemen, dan kadang-kadang
bahkan berjalan pada platform yang berbeda.
Sistem ini dirancang untuk memaksimalkan efisiensi proses
transaksi dan throughput. Database ini sangat dinormalisasi,
mereka berisi data yang tidak diperlukan untuk dukungan
keputusan, namun gagal berisi data yang dibutuhkan, dan mereka
menyimpan data yang selalu berubah. Ini, tua mandiri, berorientasi
31
sistem transaksi sering disebut sebagai sistem warisan. Mereka
biasanya dilihat sebagai masalah karena mereka tidak efisien dan
efektif dibandingkan dengan apa yang dapat dikembangkan
menggunakan teknologi saat ini, mereka sulit untuk
mempertahankan, tidak mudah dihubungkan dengan aplikasi lain,
dan tidak mampu memberikan banyak informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung pengambilan keputusan. Mereka tetap ada,
tetapi, karena biaya dan waktu yang akan diperlukan untuk
mengembangkan kembali mereka.
Gudang data yang lebih baik mendukung kebutuhan
informasi dari pengguna akhir karena data yang disesuaikan untuk
mendukung keputusan. Data dari berbagai sumber-sumber internal
dan eksternal dapat ditempatkan dalam repositori tunggal, dan
hanya data yang dibutuhkan yang dipertahankan. Data diolah
(misalnya, diringkas), di mana diperlukan, sebelum ditempatkan di
gudang. Tidak konsisten atau data kualitas yang buruk dapat
"dibersihkan" sebelum dibuat tersedia.
Sebuah sistem manajemen database yang diinginkan (DBMS)
dapat digunakan untuk menyimpan data. Pada umumnya, ini
adalah DBMS relasional. Namun, jika data memiliki banyak
dimensi (misalnya, produk, harga, tempat, promosi), database
multidimensi yang dapat digunakan. Ini memiliki arsitektur yang
logilally mengatur data hierarkis dalam beberapa dimensi,
32
memungkinkan pengguna untuk membuat, menghitung, dan
menganalisa hubungan yang kompleks data dengan cepat.
Akhirnya, berdasarkan berada di jaringan area lokal, dengan
perangkat lunak khusus dan data disesuaikan, pengguna
mendapatkan waktu respon cepat yang mereka butuhkan. Sambil
membangun data warehouse awalnya membutuhkan upaya besar
oleh IS personil, mereka memiliki banyak manfaat. Mereka
dianggap sebagai lebih responsif terhadap kebutuhan informasi
manajemen. Mereka menghabiskan waktu kurang pada permintaan
ad hoc untuk data karena banyak yang sudah tersedia. Pengguna
dapat mencari data yang tersedia tanpa mempengaruhi operasi
sehari-hari sistem pengolahan transaksi perusahaan, karena
database operasional tidak terpengaruh oleh tindakan mereka
(Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 208-210).
2.2.8 Faktor Keberhasilan SIE yang Penting
Robert dan David DeLong dari MIT mengemukakan delapan
faktor keberhasilan yang penting untuk mencapai keberhasilan SIE. Kita
menggunakan daftar ini sebagai kerangka untuk menyisipkan saran dari
ahli lain juga (Margianti dan Suryadi, 2009: 578-580).
1. Eksekutif sponsor yang mempunyai keterlibatan dan yang mengetahui.
Eksekutif tingkat puncak, lebih disukai yang berperan sebagai CEO,
33
akan berfungsi sebagai executive sponsor (eksekutif sponsor) SIE
dengan mendorong untuk usaha pengimplementasian.
2. Sponsor pengoperasian. Eksekutif sponsor mungkin akan terlalu sibuk
untuk meluangkan waktunya dalam urusan implementasi ini. Tugas ini
harus diberikan eksekutif puncak yang lain, seperti eksekutif wakil
direktur. Operating Sponsor (sponsor pengoperasian) bekerja sama
dengan eksekutif yang akan menggunakan sistem tersebut dan coach
SIE agar pekerjaannya dapat diselesaikan.
3. Hubungan yang jelas dengan tujuan bisnis. Sebagian besar deskripsi
SIE berkenaan dengan pencapaian tujuan tertentu dan penelusuran
faktor keberhasilan yang penting. Banyak perusahaan yang mengalami
kendala dalam menjalankan langkah implementasi SIE, karena mereka
tidak menetapkan aturan mengenai kemana tujuan sistem tersebut dan
bagaimana ia dapat sampai ke tempat tujuan itu.
4. Menggunakan sumber yang tepat dari kelompok pelayanan informasi.
Jika perusahaan telah menetapkan IRM dan telah menetapkan seorang
CEO untuk memimpin usaha pelayanan informasi, maka staf tersebut
akan dapat mengembangkan sistem tingkat eksekutif. Dengan menjadi
eksekutif, seorang CEO akan mengetahui tanggung jawab eksekutif
pertama kalinya dan mempunyai hubungan kerja dengan eksekutif lain
di perusahaan tersebut.
Namun, ada situasi pada bagian pelayanan informasi yang tidak
melakukan pengembangan sistem. Bila demikian, maka sponsor
34
operasi bisa dilakukan oleh manajer lain yang ada di unit eksekutif
atau oleh konsultan.
5. Menggunakan teknologi yang tepat. Pengimplementasi SIE tidak boleh
dipengaruhi oleh tugas dari posisinya dan ia menggabungkan
hardware dan software yang diperlukan. Sistem harus dibuat
sesederhana mungkin dan ia harus dapat memenuhi apa yang
diinginkan eksekutif secara tepat, tak boleh lebih dan tak boleh kurang.
6. Mengetahui keberadaan masalah data dan melakukan pemecahan atas
masalah tersebut. Beberapa organisasi telah mengangkat manajer data,
yang bertanggung jawab atas pengurusan data tertentu dalam database
SIE. Manajer data harus menandai data ketika data tersebut
dimasukkan. Kemudian, jika eksekutif memanggil tampilan, maka
tampilan tersebut berisi nama dan nomor telepon manajer data. Jika
eksekutif ingin menanyakan persoalan mengenai data, maka
penjelasannya hanya melalui telepon. Kemampuan penerimaan
penjelasan dengan cara tersebut sangat penting. Saking pentingnya,
Lockheed-Georgia mengangkat manajer data cadangan untuk
digunakan apabila manajer data sedang sakit atau berlibur. Selain
mengidentifikasi manajer data, tampilan layar seringkali
mengidentifkasi tanggal dan waktu terakhir kalinya data diperbaharui.
7. Menangani perlawanan yang bersifat organisasi. Hanya ada sedikit
kemungkinan perlawanan jika yang menjadi sponsor adalah CEO.
Pengalaman menunjukkan bahwa bila SIE telah dipasang, para
35
manajer tingkat bawah akan meminta data dan informasi yang sama
seperti yang diterima bos mereka, sehingga tak ada pertanyaan
mengenai apa yang penting. Dengan cara ini, penggunaan SIE akan
berkembang ke seluruh tingkatan manajemen.
Jika yang menjadi sponsor bukan CEO, maka usaha yang perlu
dilakukan perlu mendapatkan dukungan. Strategi yang baik adalah
dengan menghadapkan satu masalah kepada CEO, kemudian cepat-
cepat mengimplementasikan SIE (dengan menggunakan prototip)
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam menentukan masalah
kita harus hati-hati, agar masalah tersebut bisa diselesaikan dengan SIE
dengan baik. Kemudian, disertakan pula aplikasi tambahan.
8. Menangani penyebaran dan evolusi sistem. Perjalanan SIE akan
sampai ke bawah, sehingga dapat digunakan oleh semua manajer
tingkat menengah. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa perusahaan
mempunyai sumber, yaitu personel hardware, dan software, untuk
keperluan perluasan ini. Banyak fungsi pelayanan informasi yang
sangat terbebani dengan hal ini, dan permintaan dukungan dari
manajer tingkat puncak tak dapat dipenuhi. Lebih dari itu, dengan
menerapkan dan menjalankan aplikasi bukan menjadi akhir dari tugas.
Pengalaman menunjukkan bahwa sistem tidak pernah
diimplementasikan secara sempurna. Hal ini karena tugas eksekutif
selalu berubah dan terus membutuhkan sistem yang baru.
36
2.2.9 Studi Literatur Sejenis
Judul Skripsi : Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
(Studi Kasus Pada STMIK Bina Darma Palembang)
Peneliti : Suzuki Syofian
NIM : 8597030372
Tahun : 1999
Prodi : Ilmu Komputer Program Sarjana Universitas Indonesia
Kelebihan : Kelebihan dari sistem yang dirancang dibandingkan
sistem informasi lainnya yaitu dengan adanya informasi
eksternal yang memberikan value added informasi
eksekutif
Kekurangan : Kekurangannya adalah sistem ini hanya pada tahap
analisa dan perancangan, tidak sampai tahap
pembangunan.
2.3 Konsep Sistem Informasi Berbasis Web
2.3.1 Pengertian Internet dan Website
Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan (network)
komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer yang dihubungkan
satu dengan yang lainnya (Jogiyanto, 1999: 341).
World Wide Web yang lebih dikenal dengan web, merupakan
salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung
ke internet. Web pada awalnya adalah ruang informasi dalam internet,
37
dengan menggunakan teknologi hypertext, pemakai dituntun untuk
menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam
dokumen web yang ditampilkan dalam web browser. Internet identik
dengan web, karena popularitasnya sebagai penyedia informasi dan
interface (tampilan antarmuka) yang dibutuhkan oleh pengguna internet
dari masalah informasi sampai dengan komunikasi. Web memudahkan
pengguna komputer untuk berinteraksi dengan pelaku internet lainnya
dan menelusuri informasi. Selain itu web telah diadopsi oleh
perusahaan sebagai bagian dari strategi teknologi informasinya, karena
beberapa alasan yaitu akses informasi mudah, set-up server lebih
mudah, informasi mudah didistribusikan, dan bebas platform, yaitu
informasi dapat disajikan oleh web browser pada sistem operasi mana
saja karena adanya standar dokumen berbagai tipe data dapat disajikan
(Sidik dan Pohan, 2005: 1-2).
Gambar 2.7 Skema Kerja Web (Sidik dan Pohan, 2005: 4)
38
2.3.2 Pengertian Aplikasi Berbasis Web
Web application adalah satuan aplikasi yang cukup luas
Pressman, 2002: 41). Pada bentuk yang paling sederhana, web
application dapat berupa serangkaian hypertext files yang terhubung
yang memberikan informasi berupa text dengan sedikit gambar/ grafik.
Seiring dengan perkembangannya, ia berkembang sehingga memiliki
banyak fungsi, fitur, dan content, juga terhubung dengan database
korporasi dan aplikasi bisnis yang rumit.
2.3.3 Keuntungan Sistem Berbasis Web
Keuntungan menyusun aplikasi di web, diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran akan tersedianya suatu layanan, produk,
industri, orang atau kelompok.
2. Bisa diakses selama 24 jam oleh pengguna.
3. Menstandarkan desain antarmuka.
Menciptakan suatu sistem yang dapat diperluas secara global
bukan hanya lokal, sehingga mampu menjangkau orang-orang di
tempat-tempat yang berjauhan tanpa menghawatirkan zona waktu
lokasi mereka (Kendall, 2000: 5).
2.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam Penelitian ini menggunakan
tiga metode, yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka (Nazir, 2003:174).
39
2.4.1 Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut (Nazir, 2003: 175).
Pengamatan baru tergolong sebagai teknik pengumpulan data,
jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitan yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang
menarik perhatian saja.
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reliabilitas.
2.4.2 Wawancara
Selain dari pengumpulan data dengan cara pengamatan, maka
data dapat juga diperoleh dengan mengadakan interview atau
wawancara. Dalam hal ini informasi atau keterangan diperoleh
langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan
bercakap-cakap (Nazir, 2003: 193).
40
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).
2.4.3 Studi Pustaka
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah
yang penting sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari
menelusur literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun
merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan dalam
mengerjakan penelitian. Survei terhadap data yang telah tersedia dapat
dikerjakan setelah masalah penelitian dipilih atau dilakukan sebelum
masalah dipilih. Jika studi kepustakaan dilakukan sebelum pemilihan
masalah, penelaahan kepustakaan termasuk memperoleh ide tentang
masalah apa yang paling up to date untuk dirumuskan dalam penelitian
(Nazir, 2003: 93).
2.5 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau perbaikan pada
sistem yang telah ada, dengan harapan bahwa sistem yang baru tersebut dapat
41
mengatasi permasalahan yang timbul pada sistem yang lama (Jogiyanto, 2005:
35).
2.5.1 Prototyping
Beberapa analis berpendapat bahwa beberapa prototyping harus
dipertimbangkan sebagai alternatif untuk siklus hidup pengembangan
sistem (SDLC). Hal itu merupakan suatu pendekatan logis sistematis
untuk mengikuti pengembangan sistem informasi.
Keluhan mengenai penggunaan SDLC terpusat pada dua masalah
utama yang saling terkait. Dalam hal ini yang menjadi perhatian pertama
adalah mengenai perpanjangan waktu yang dibutuhkan untuk
menjalankan siklus hidup pengembangan. Sepanjang investasi dari
analis mengalami peningkatan, maka biaya dari sistem yang telah
dihasilkan pun juga meningkat secara proporsional.
Perhatian kedua tentang menggunakan SDLC adalah bahwa
kebutuhan pengguna dapat berubah dari waktu ke waktu. Diantara
interval waktu yang panjang itu maka kebutuhan pengguna dapat
dianalisis dan sistem yang telah rampung dihasilkan, dan kebutuhan
pengguna pun berkembang. Sehingga, karena perpanjangan siklus
pengembangan tersebut maka sistem yang dihasilkan boleh jadi
mendapat kecaman karena tidak mencukupi dalam mengatasi kebutuhan
pengguna informasi saat ini.
Hal ini jelas bahwa permasalahan tersebut saling terkait karena
kedua hal itu merupakan poros waktu yang dibutuhkan untuk
42
menyelesaikan SDLC dan permasalahan yang berhubungan dengan
kebutuhan pengguna selama fase pengembangan selanjutnya. Jika sistem
yang dikembangkan tersebut dipisahkan dari pengguna (setelah
kebutuhan analisis awal telah terselesaikan). Maka hal itu tidak akan
memenuhi harapan mereka.
Kesimpulan dari menjaga persoalan dengan kebutuhan informasi
pengguna adalah saran bahwa para pengguna tidak diperbolehkan benar-
benar mengetahui apa yang mereka lakukan atau tidak ingin sampai
mereka melihat sesuatu yang nyata. Dan dalam SDLC tradisional, sering
terlambat untuk mengubah sistem yang tidak diinginkan seperti itu
sewaktu disampaikan.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa analis mengusulkan bahwa
prototyping digunakan sebagai alternatif dengan siklus hidup
pengembangan sistem. Ketika prototyping digunakan dengan cara ini,
analis secara efektif memperpendek waktu antara pemastian pemberian
kebutuhan informasi dan sistem yang bisa diterapkan. Selain itu, dengan
menggunakan prototyping dan bukan siklus hidup pengembangan sistem
tradisional dapat mengatasi beberapa masalah secara akurat
kemungkinan mengidentifikasi perundingan lebih dini pun dapat
dilakukan.
Kelemahan dalam menggantikan siklus hidup pengembangan
sistem dengan prototyping adalah termasuk secara prematur membentuk
suatu sistem sebelum masalah atau kesempatan yang sedang dihadapi
43
dapat dipahami sepenuhnya. Juga, dengan menggunakan prototyping
sebagai alternatif dapat memberi hasil dalam penggunaan sistem yang
diterima oleh kelompok-kelompok tertentu dari para pengguna namun
hanya yang tidak memadai untuk kebutuhan sistem secara keseluruhan.
Pendekatan yang kami anjurkan di sini adalah dengan menggunakan
prototyping sebagai bagian dari siklus pengembangan sistem kehidupan
tradisional. Dalam pandangan ini, prototyping dianggap sebagai metode,
tambahan khusus untuk memastikan kebutuhan informasi pengguna
(Kendall dan Kendall, 2008: 174-175).
2.5.1.1 Kekurangan Prototyping
Seperti halnya teknik pengumpulan informasi, ada beberapa
kelemahan dalam prototyping. Yang pertama adalah bahwa bisa
sangat sulit untuk mengelola prototyping sebagai proyek dalam
upaya sistem yang lebih besar. Kekurangan kedua adalah bahwa
pengguna dan analis dapat mengadopsi prototipe sebagai sistem
selesai ketika pada saat itu sebenarnya tidak memadai dan tidak
pernah dimaksudkan untuk melayani sebagai sistem selesai.
Analis perlu bekerja untuk memastikan bahwa komunikasi
dengan pengguna adalah jelas berkenaan dengan jadwal untuk
berinteraksi dengan dan meningkatkan prototipe.
Para analis perlu mempertimbangkan kekurangan-
kekurangan tersebut terhadap kelebihan-kelebihan yang telah
44
diketahuinya mengenai prototyping ketika memutuskan apakah
akan menggunakan prototipe, kapan menggunakan prototipe, dan
berapa banyaknya sistem untuk prototipe (Kendall dan Kendall,
2008: 177).
2.5.1.2 Kelebihan Prototyping
Prototyping tidak diperlukan atau tidaklah tepat untuk
setiap proyek sistem, seperti yang telah kita lihat. Namun
bagaimanapun juga, kelebihan-kelebihan tersebut seharusnya
dapat memberi bahan pertimbangan untuk kita ketika
memutuskan apakah akan menggunakan prototipe. Tiga
kelebihan utama prototyping sangat potensial untuk mengubah
sistem di awal perkembangannya, kesempatan untuk
menghentikan pembangunan pada sistem yang tidak bekerja, dan
kemungkinan mengembangkan sistem yang lebih erat dengan
kebutuhan dan harapan pengguna.
Prototyping yang sukses tergantung pada masukan dini dan
sering dari pengguna, yang mana analis dapat menggunakannya
untuk memodifikasi sistem dan membuatnya lebih responsif
terhadap kebutuhan aktual. Seperti halnya sistem usaha lainnya,
perubahan awal lebih murah daripada perubahan yang dibuat
lebih akhir dalam pengembangan proyek (Kendall dan Kendall,
2008: 178).
45
2.6 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data
melalui sistem dan pekerjaan atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem
tersebut (Whitten dan Dittman, 2004: 344).
Simbol-simbol dalam DFD, yaitu:
1. Proses
Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik,
biasanya berupa manual maupun terkomputerisasi.
2. Arus Data
Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau
berakhir pada proses.
3. Simpanan Data
Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir
disimpan dalam data store dan aliran data di-update atau ditambahkan ke
data store.
4. Kesatuan Eksternal (External Entity)
Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar perangkat lunak tetapi
berinteraksi dengan perangkat lunak.
Selain itu, DFD juga terdiri dari beberapa hirarki, yaitu:
1. Diagram Konteks
Diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang
lingkup suatu sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan
tidak ada data store.
46
2. Diagram Nol
Diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram Nol
memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem,
menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran
data dan entitas eksternal.
3. Diagram Rinci
Diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol.
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD dapat dilihat pada daftar
simbol.
2.7 Entity Relationship Diagram
Untuk membuat suatu database kita membutuhkan sebuah data modelling
yang digunakan sebagai sebuah teknik untuk mendefinisikan kebutuhan
bisnis. Data Modelling yang digunakan disini adalah ERD (Entity
Relationship Diagram).
ERD terdiri dari beberapa elemen (Kendall dan Kendall, 2008: 481-485),
yaitu :
1. Entitas.
Objek atau kejadian apa pun mengenai seseorang yang memilih untuk
mengumpulkan data adalah sebuah entitas. Entitas dapat berupa orang,
tempat, atau sesuatu (sebagai contoh, seorang sales, sebuah kota, atau
suatu produk).
47
2. Hubungan.
Hubungan diasosiasikan antara entitas (kadang-kadang mengacu untuk
hubungan data). Jenis hubungan yang pertama adalah hubungan satu-
ke-satu (ditandakan sebagai 1:1), sebagai contoh bahwa setiap pekerja
memiliki kantor yang khas. Jenis hubungan yang lain adalah satu-ke-
banyak (1:M) atau hubungan banyak-ke-satu. Sebagai contoh bahwa
seorang dokter dalam organisasi pemeliharaan kesehatan ditentukan
banyak pasien, tetapi seorang pasien ditentukan hanya oleh satu dokter.
Yang terakhir adalah hubungan banyak-ke-banyak (ditandakan sebagai
M:N) mendekripsikan kemungkinan bahwa entitas memiliki banyak
hubungan dalam salah satu dari dua arah. Sebagai contoh, murid dapat
memiliki banyak kursus, sedangkan pada waktu yang sama sebuah
kursus dapat memiliki banyak murid yang menjadi pesertanya.
3. Atribut
Atribut merupakan beberapa karakteristik dari satu entitas. Terdapat
beberapa atribut untuk masing-masing entitas. Sebagai contoh, seorang
pasien (entitas) dapat memiliki beberapa atribut, seperti nama akhir,
nama depan, alamat jalan, kota, negara dan sebagainya.
4. Rekord
Sebuah rekord adalah kumpulan item data yang memiliki sesuatu
secara umum dengan entitas yang dideskripsikan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD dapat dilihat pada daftar
simbol.
48
2.8 Normalisasi
Normalisasi adalah transformasi tinjauan pemakai yang kompleks dan
data tersimpan ke sekumpulan bagian-bagian struktur data yang kecil dan
stabil. Di samping menjadi lebih sederhana dan lebih stabil, struktur data
yang dinormalisasikan lebih mudah diatur daripada struktur data lainnya
(Kendall dan Kendall, 2008: 492).
2.8.1 Tiga Tahap Normalisasi
Penganalisis menormalisasikan struktur data dalam tiga tahap,
seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.8. Setiap tahap meliputi prosedur
yang sangat penting, yang menyederhanakan struktur data.
1. Bentuk Tidak Normal
Hubungan diperoleh dari tinjauan pemakai atau data tersimpan
sebagian besar akan menjadi tidak normal.
2. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Tahap pertama dari proses meliputi menghilangkan semua
kelompok terulang dan mengidentifikasi kunci utama. Untuk
mengerjakannya, hubungan perlu dipecah ke dalam dua atau lebih
hubungan. Pada titik ini, hubungan mungkin sudah menjadi bentuk
normalisasi ketiga, bahkan lebih banyak tahap yang akan
diperlukan untuk mentrasformasi hubungan ke bentuk normalisasi
ketiga.
49
3. Bentuk Normal Kedua (2NF)
Tahap kedua menjamin bahwa semua atribut bukan kunci
sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Semua ketergantungan
parsial diubah dan diletakkan dalam hubungan lain.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Tahap ketiga mengubah ketergantungan transitif manapun. Suatu
ketergantungan transitif adalah sesuatu di mana atribut bukan kunci
tergantung pada atribut bukan kunci lainnya.
Gambar 2.8 Tahapan Normalisasi (Kendall dan Kendall, 2008: 493)
50
2.9 PHP
2.9.1 Apa itu PHP?
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari
PHP Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip
yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnyalah yang
dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser.
Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web
dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini. Misalnya, Anda bisa menampilkan isi database ke
halaman web. Pada prinsipinya PHP mempunyai fungsi yang sama
dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion,
ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa
dipakai secara command line. Artinya skrip PHP dapat dijalankan tanpa
melibatkan web server maupun browser.
Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah
skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar
riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. skrip-skrip ini selanjutnya
dikemas menjadi tool yang disebut Personal Home Page . Paket inilah
yang menjadi cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan
PHP/FI Versi 2. pada versi inilah pemrogram dapat menempelkan kode
terstruktur di dalam tag HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa
berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-
perhitungan yang kompleks sambil jalan.
51
Pada saat ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman
Web, terutama di lingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP
sebenarnya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasis UNIX,
Windows dan Macintosh.
Pada awalnya, PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web
server Apache. Namun, belakangan PHP juga dapat berkerja dengan web
server seperti PWS (Personal Web Server). IIS (Internet Information
Server), dan Xitami.
Untuk mencoba PHP, Anda tidak perlu menggunakan komputer
berkelas server. Hanya dengan sebuah komputer biasa, Anda bisa
mempelajari dan mempraktikan PHP.
PHP bersifat bebas dipakai. Anda tidak perlu membayar apa pun
untuk menggunakan perangkat lunak ini alias free. Anda dapat men-
downloadnya melalui situs http://www.php.net. PHP tersedia dalam
kode biner maupun kode sumber yang lengkap (Kadir, 2008: 2).
2.9.2 Skrip PHP
Skripsi PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML.
Sebagaimana diketahui, HTML (Hypertext Markup Language) adalah
bahasa standar untuk membuat halaman-halaman web. Sebagai contoh,
berikut adalah kode HTML (disimpan dengan ekstensi .htm atau .html):
<HTML>
<HEAD>
52
<TITLE>Latihan Pertama</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
Selamat Belajar PHP.<BR>
</BODY>
</HTML>
Adapun kode berikut adalah contoh kode PHP yang berada di
dalam kode HTML:
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>Latihan Pertama</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
Selamat Belajar PHP.<BR>
<?php
printf( Tgl. Sekarang: %s , Date( d F Y ) );
?>
</BODY>
</HTML>
Kode diatas disimpan dengan ekstensi .php, perhatikan baris berikut:
<?php
printf( Tgl. Sekarang: %s , Date ( d F Y ) );
?>
53
Kode inilah yang merupakan kode PHP. Kode PHP diawali dengan
<?PHP dan diakhiri dengan ?>. Pasangan kedua kode inilah yang
berfungsi sebagai tag kode PHP,. Berdasarkan tag inilah, pihak server
dapat memahami kode PHP dan kemudian memprosesnya. Hasilnya
dikirim ke browser (Kadir, 2008: 3-4).
2.9.3 Konsep Kerja PHP
Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web
oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau
dikenal dengan sebutan alamat Internet, browser mendapatkan alamat
dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan
menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server.
Selanjutnya web server akan mencarikan file yang diminta dan
memberikan isinya ke web browser (atau yang biasa disebut browser
saja). Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses
penerjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layer pemakai.
Bagaimana halnya kalau yang diminta adalah sebuah halaman
PHP? Prinsipnya serupa dengan kode HTML. Hanya saja, ketika berkas
PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirimkan
ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan
hasilnya (berupa kode HTML) ke web server menyampaikan ke klien
(Kadir, 2008: 6).
54
2.9.4 PHP dan Database
Salah satu kelebihan PHP adalah mampu berkomunikasi dengan
berbagai database yang terkenal. Dengan demikian, menampilkan data
yang bersifat dinamis, yang diambil dari database, merupakan hal yang
mudah untuk diimplementasikan. Itulah sebabnya sering dikatakan
bahwa PHP sangat cocok untuk membangun halaman-halaman web
dinamis.
Pada saat ini PHP sudah dapat berkomunikasi dengan berbagai
database meskipun dengan kelengkapan yang berbeda-beda. Beberapa di
antaranya (Kadir, 2008: 6-7):
1. BASE
2. DBM
3. FilePro (Personix, Inc)
4. Informix
5. Ingres
6. InterBase
7. Microsoft Access
8. MSQL
9. MySQL
10. Oracle
11. PostgreSQL
12. Sybase
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Observasi
Adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan subjek pemimpin
perusahaan beserta karyawan yang nantinya akan terlibat dalam
pengoperasian Sistem Informasi Eksekutif ini.
Kegiatan ini dilakukan pada Bulan Januari hingga Maret 2010, di
PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA Jakarta dan dalam rangka untuk
pengumpulan data yang akan digunakan pada pengembangan Sistem
Informasi Eksekutif.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set
yang menarik perhatian saja.
56
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reliabilitasnya.
3.1.2 Wawancara
Wawancara antara dilakukan di:
1. PT. BGS dengan Direktur, Ir. Tjokorda G.Yudha, pada 11 Januari
2010. Isi wawancara antara lain mengenai seputar PT. BGS dan
rencana pembangunan Sistem Informasi Eksekutif.
2. PT. BGS dengan Direktur, Ir. Tjokorda G.Yudha, pada 15 Februari
2010. Isi wawancara antara lain mengenai mengenai prototype
Sistem Informasi Eksekutif yang telah dibuat dan rencana
perbaikan dan penyempurnaan Sistem Informasi Eksekutif tersebut.
3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka dilaksanakan dengan melihat dan membaca beberapa
literatur bacaan yang telah ada sebagai referensi penelitian. Serta
dengan menggali informasi dari berbagai situs internet dan bahan
bacaan online berupa e-book dan artikel-artikel, mengenai
pembangunan sistem informasi eksekutif. Yaitu berupa 11 Buku dan 6
bacaan online dan 2 e-book.
57
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk penelitian ini
berdasarkan pada EIS Development Process yaitu metode Prototyping
(Watson, Houdeshel dan Rainer, 1997: 27) dengan pendekatan terstruktur.
Dasar utama penulis memilih metode prototyping dikarenakan metode
inilah yang kerap kali digunakan untuk pembuatan dan pengembangan EIS.
Selain dari pada itu, ada beberapa hal yang membuat penulis lebih memilih
metode prototyping dibanding SDLC. SDLC mempunyai dua masalah
utama yang saling berhubungan, yang pertama adalah perpanjangan waktu
yang dibutuhkan untuk menggunakan SDLC. Hal ini menyebabkan
bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk menyewa sistem analis, maka
otomatis akan menambah biaya yang diperlukan dalam pengembangan suatu
sistem. Masalah kedua adalah kebutuhan user yang berubah-ubah seiring
berjalannya waktu. Dalam interval yang panjang dari tahap desain sistem ke
tahap implementasi, kebutuhan user pun berkembang. Untuk memenuhi
kebutuhan user tersebut maka haruslah kembali ke tahap analisis sistem. Hal
ini sangat krusial dikarenakan ketika telah sampai tahap implementasi,
kebutuhan user bisa berubah lagi. Dan kembali ke tahap analisis sistem lagi,
maka hal ini tidak akan ada habisnya. Tetapi jika tidak mengikuti keinginan
user, maka sistem yang dikembangkan akan tidak memenuhi kebutuhan user,
sehingga pengembangannya pun menjadi sia-sia. Dalam metode prototyping
terdapat 8 langkah, yang diuraikan dalam Gambar 1.1.
58
3.2.1 Proposal
Penulis membuat sebuah proposal untuk diberikan kepada dosen
pembimbing serta untuk diberikan kepada pimpinan PT. BGS. Dan
ketika proposal tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak, baik
dari dosen pembimbing maupun pimpinan PT. BGS, barulah
kemudian pembuatan Sistem Informasi Eksekutif ini dapat berjalan
dan melangkah ke tahap selanjutnya yaitu tahap determine
information requirements.
3.2.2 Determine Information Requirements
Tahap ini disebut juga tahap analisis, tahap analisis merupakan
tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam
tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
Di dalam tahap analisis terdapat langkah-langkah dasar yang
harus dilakukan oleh seorang analis, sebagai berikut ini.
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
Untuk memahami kerja dari sistem yang ada, maka peneliti
membuat suatu bagan alir sistem yang sedang berjalan pada
PT.BGS.
3. Analysis, yaitu menganalisa sistem baru yang akan menggantikan
sistem yang ada.
59
3.2.3 Select EIS Software
Pemilihan software dalam pembuatan aplikasi EIS kebanyakan
sama seperti proses pemilihan software-software lainnya. Terutama
seperti dalam pemilihan software untuk pembuatan aplikasi DSS.
Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus dilakukan dalam
pemilihan software dalam pembuatan aplikasi EIS:
1. Jumlah dan lokasi user.
Kemampuan dalam menangani jumlah dan lokasi user sekarang
dan yang akan datang dalam aplikasi EIS adalah dasar dari
pemilihan software yang akan dipakai. Beberapa produk dapat
dengan mudah menangani sejumlah kecil user dalam satu lokasi,
tetapi tidak mampu menangani banyak user di banyak tempat.
Maka dari itu dalam memilih software yang akan dipakai dalam
pembuatan EIS haruslah yang sanggup menangani banyak user
dan mencakup banyak tempat tanpa masalah.
2. Kualitas hasil laporan.
Kualitas laporan yang dihasilkan juga mempengaruhi dalam
pemilihan software dalam pengembangan aplikasi EIS, karena
para eksekutif menginginkan tampilan laporan yang berkualitas
tinggi yaitu berupa grafik atau tabel yang user-friendly.
60
3. Anggaran biaya EIS.
Karena tidak semua perusahaan mempunyai anggaran yang tidak
terbatas dalam pengembangan infrastruktur teknologi, maka kita
harus memilih dengan benar software yang akan dipakai dalam
pengembangan, apakah sesuai dengan budget yang telah
ditentukan perusahaan.
4. Kemampuan sistem sekarang dan yang akan datang.
Software yang akan dipilih dalam pengembangan aplikasi EIS
haruslah yang powerful sehingga dalam pengerjaan pada tahap
prototype, maupun initial version tidak terjadi masalah dan
ketika dalam perkembangan sistem selanjutnya jika para
eksekutif ingin memodikasi, entah itu menambahkan atau
mengurangi suatu tampilan laporan, software yang digunakan
dapat menanganinya dengan mudah.
5. Keamanan sistem.
Bagi beberapa perusahaan, keamanan sistem adalah sangat
penting sekali. Dan juga beberapa aplikasinya sangat sensitif,
dikarenakan data-data yang dimiliki perusahaan merupakan data
yang penting dan perusahaan tidak ingin data tersebut jatuh
kepada perusahaan saingannya. Oleh karena itu dalam pemilihan
software haruslah dipilih software yang telah teruji keamanannya.
61
3.2.4 Prepare Prototype
Setelah informasi yang dibutuhkan telah didapat, sistem dan data
penunjang lainnya telah dianalisis, serta software yang akan dipakai
dalam pembuatan aplikasi EIS telah terpilih, maka dibuatlah suatu
prototype. Dalam tahap ini sebisa mungkin pengembang
menciptakan prototype yang sedekat mungkin dengan yang
diinginkan oleh eksekutif.
Tahap ini juga disebut dengan tahap desain sistem, karena setelah
analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang
harus dikerjakan, maka langkah selanjutnya adalah memikirkan
bagaimana membentuk sistem tersebut. Dan karena pada tahap
desain ini menggunakan pendekatan prototype, maka tahap ini sering
disebut juga dengan design by prototyping.
Desain sistem dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain proses
bisnis dan desain pemrograman. Pada desain proses bisnis, peneliti
menggunakan tool pengembangan sistem yaitu Data Flow Diagram
(DFD) untuk menggambarkan sistem yang akan dikembangkan
secara logika. Dan pada desain pemrograman, peniliti menggunakan
tool pengembangan sistem yaitu Entity Relationship Diagram (ERD)
untuk menggambarkan database yang akan dibangun, kemudian
menormalisasi dan menjabarkan struktur database tersebut. Dan
yang terakhir, peneliti juga membuat rancangan tampilan layar
website untuk menggambarkan kerangka pembuatan website tersebut.
62
3.2.5 Prepare Data
Prototype yang telah dibuat kemudian diperiksa oleh user, untuk
menentukan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
Dan biasanya prototype yang dibuat selalu belum sesuai dengan yang
diinginkan oleh user. Dan jika belum sesuai dengan yang diinginkan,
maka prototype direvisi sampai sesuai dengan yang diinginkan oleh
user. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, karena
untuk merevisinya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Prototype yang telah direview user itu kemudian dicatat
perubahan-perubahannya. Apakah ada yang harus diganti,
ditambahkan, atau bahkan dihilangkan dari prototype tersebut.
Setelah data-data perubahan itu lengkap, maka data tersebut dipakai
dalam tahap selanjutnya untuk penyempurnaan sistem yang dibangun.
3.2.6 Design Screens
Pada tahap ini sebenarnya hampir sama dengan tahap prepare
prototype. Pada tahap ini sama-sama melakukan desain dengan 2
cara yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman. Yang
membedakan adalah dimana desain proses bisnis dan desain
pemrograman disini, adalah penyempurnaan dari desain proses bisnis
dan desain pemrograman pada tahap prototype.
Pada desain proses bisnis, peneliti menggunakan tool
pengembangan sistem yaitu Data Flow Diagram (DFD) untuk
63
menggambarkan sistem yang akan dikembangkan secara logika. Dan
pada desain pemrograman, peniliti menggunakan tool pengembangan
sistem yaitu Entity Relationship Diagram (ERD) untuk
menggambarkan database yang akan dibangun, kemudian
menormalisasi dan menjabarkan struktur database tersebut. Dan
yang terakhir, peneliti juga membuat rancangan tampilan layar
website untuk menggambarkan kerangka pembuatan website tersebut.
Ditahap ini data-data perubahan yang lengkap dan telah dicatat
yang telah dikumpulkan pada tahap prepare data, disini digunakan
untuk merevisi prototype sebelumnya untuk membuat sistem yang
sempurna, yang sesuai dengan yang diinginkan oleh user.
3.2.7 Roll Out Initial Version
Pada tahap ini dimana prototype telah disempurnakan dan
disesuaikan dengan keinginan user. Dan tahap ini disebut juga tahap
implementasi. Jadi, sistem yang telah dianalisis dan didesain dan
telah direview oleh user kemudian dilakukan revisi hingga sesuai
dengan keinginan user sehingga sistem ini akhirnya sempurna, dan
tiba saatnya sekarang sistem ini untuk diimplementasikan
(diterapkan). Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan
sistem supaya siap untuk dioperasikan.
Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut ini:
64
1. Menerapkan rencana implementasi.
2. Melakukan kegiatan implementasi.
3. Tindak lanjut implementasi.
3.2.8 The EIS Receives Ongoing Support
Waktu terus berjalan, dan perusahaan pun berkembang semakin
besar. Dan dikarenakan perkembangan perusahaan, maka
kemungkinan besar sistem yang dibutuhkan juga harus ikut
berkembang. Dan ditahap inilah dimana terjadi perubahan-perubahan
dalam sistem dikarenakan kebutuhan-kebutuhan user yang semakin
berkembang.
Perubahan-perubahannya meliputi:
1. Revisi (Contoh: adanya tampilan yang dihapus, ditambah atau
dimodifikasi).
2. Pertambahan User (Contoh: manajer operasional).
3. Pertambahan Modul (Contoh: HRD).
4. Pertambahan Kemampuan Sistem (Contoh: DSS).
3.3 Alur Penelitian
Penelitian akan dilakukan sesuai dengan alur seperti pada Gambar 3.1
dibawah ini.
65
Gambar 3.1 Alur Penelitian
FINISH
Roll Out Initial Version
- Mengupload semua file SIE ke penyedia webhosting.
The EIS Receives Ongoing Support
Determine Information Requirements
1. Identify - Observasi.
- Wawancara dengan Direktur.
2. Understand - Bagan Alir Sistem yang sedang berjalan.
3. Analyze - Bagan Alir Sistem Usulan.
Select EIS Software - PHP - MYSQL
Prepare Prototype
1. Desain Proses Bisnis DFD
2. Desain Pemrograman Desain Basis Data ERD
Normalisasi
Sturktur Database
Desain Layar Tampilan Desain Layar Tampilan Halaman Utama
Desain Layar Tampilan Sistem
Prepare Data
- Wawancara kedua dengan Direktur.
Design Screens
1. Desain Proses Bisnis DFD
2. Desain Pemrograman Desain Basis Data ERD
Normalisasi
Sturktur Database
Desain Layar Tampilan Desain Layar Tampilan Halaman Utama
Desain Layar Tampilan Sistem
START
Proposal
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proposal
Pada tahap ini penulis membuat sebuah proposal untuk diberikan
kepada dosen pembimbing serta untuk diberikan kepada pimpinan PT. BGS.
Dan ketika proposal tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak, baik dari
dosen pembimbing maupun pimpinan PT. BGS, barulah kemudian
pembuatan Sistem Informasi Eksekutif ini dapat berjalan dan melangkah ke
tahap selanjutnya yaitu tahap determine information requirements.
4.2 Determine Information Requirements
4.2.1 Identify
Setelah penulis melakukan observasi dan wawancara (hasil
wawancara terlampir pada lampiran 1.1) maka dapat disimpulkan
kegiatan pengontrolan yang dilakukan perusahaan ini masih
menggunakan cara tradisional, yaitu dengan cara menghubungi
bagian finance ataupun teknis via telepon. Setelah dihubungi,
barulah bagian yang dihubungi (entah itu bagian finance ataupun
teknis) melakukan penghitungan, dan penghitungannya memakan
waktu yang lama karena harus mengumpulkan data-data progress.
Sedangkan, informasi tersebut sangatlah dibutuhkan bagi pimpinan
di perusahaan tersebut secara cepat dan tepat. Karena dari hasil
67
informasi tersebut pimpinan bisa mengetahui, apakah proyek
tersebut berjalan lancar, atau terjadi kecurangan, entah itu dari pihak
finance ataupun teknis di lapangan, atau bahkan keduanya yang
merugikan perusahaan.
Muncul permasalahan lain, yaitu pimpinan perusahaan sulit
untuk mengetahui sudah berapa jauhkah progress suatu proyek yang
telah berjalan, apakah sesuai dengan rencana, dan berapa lama
lagikah suatu proyek itu akan rampung atau selesai. Sedangkan hal-
hal tersebut sangat penting untuk diketahui, sehingga pimpinan bisa
mengestimasi waktu untuk memulai suatu proyek baru. Yang
terakhir adalah, pimpinan ingin mengetahui apakah suatu proyek
mengalami keuntungan atau kerugian secara cepat. Tetapi karena
penghitungannya masih secara tradisional, maka dibutuhkan
ketelitian dan waktu yang lama untuk mengetahui hasilnya.
Dengan demikian penyebab terjadinya masalah-masalah yang
mampu penulis identifikasi adalah sebagai berikut ini:
1. Lambatnya penghitungan perbandingan uang yang keluar dengan
hasil dilapangan pada suatu proyek.
2. Lambatnya penghitungan progress suatu proyek.
3. Lambatnya penghitungan keuntungan atau kerugian suatu proyek.
4. Lambatnya penghitungan estimasi waktu suatu proyek akan
rampung atau selesai.
68
4.2.2 Understand
Dari identifikasi masalah diatas, dapat diketahui bahwa sistem
yang digunakan oleh perusahaan ini masih sangat tradisional, karena
semua prosesnya dilakukan secara manual. Berikut bagan alir sistem
yang sedang berjalan pada PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA:
Finance Direksi Teknis
Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem yang Sedang Berjalan
Pengontrolan
Proyek
2
Laporan Proyek
1 Laporan Proyek
File Progress Finance
Membuat Laporan
2
Laporan Proyek
1 Laporan Proyek
File Progress Teknis
Membuat Laporan
Laporan Pengontrolan
Proyek
69
4.2.3 Analysis
Berdasarkan identifikasi masalah dan bagan alir sistem yang
sedang berjalan diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini
masih menggunakan cara-cara yang sangat tradisional dalam
pengontrolan proyek yang dilakukan oleh direksi perusahaan tersebut.
Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, maka sistem yang
ada sekarang tidak bisa digunakan ataupun dikembangkan. Yang
harus dilakukan adalah menggantinya dengan sistem yang baru
dengan penambahan teknologi untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi dalam proses pengontrolan tersebut.
Dan berhubung dari wawancara dengan direksi yang terlampir
pada lampiran 1.1, direksi itu juga menginginkan sebuah website
untuk perusahaannya yang berfungsi sebagai company profile. Oleh
karena itu peneliti bermaksud untuk menggabungkan sebuah website
dengan sistem baru yang akan dikembangkan. Karena dengan
membuat sistem tersebut dalam bentuk website, mempunyai
keuntungan tersendiri yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini
dilakukan. Yaitu membuat suatu sistem yang efektif dan efisien, dan
telah diketahui bersama bahwa hasil informasinya sistem yang
berbasis web itu dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Yang
artinya sistem berbasis web merupakan sistem yang efektif dan
efisien.
70
Berikut bagan alir sistem usulan yang akan diterapkan pada PT.
BAJRAGRAHA SENTRANUSA:
Finance Direksi Teknis
Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Usulan
Menyimpan Progress Finance
Menyimpan Progress Teknis
Progress Teknis
Progress Finance
File Progress Finance
File Progress Teknis
Membuat Laporan
Laporan Pengontrolan
Proyek
71
4.3 Select EIS Software
Pada awalnya, aplikasi EIS hanya dapat dibeli dari perusahaan-
perusahaan besar seperti IBM dan Oracle. Dan dengan lajunya
perkembangan zaman, sekarang aplikasi EIS dapat dirancang sendiri karena
sudah banyaknya software-software yang mempunyai fitur yang dibutuhkan
untuk mengembangkan aplikasi EIS. Seperti software PHP yang juga
sebagai bahasa pemrograman dapat sangat diandalkan karena selain
mencakup seluruh fitur yang dibutuhkan dalam pengembangan EIS, PHP
mengadopsi fitur client/server dan berbasis web yang baru-baru ini
dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi EIS menggantikan fitur terdahulu
yang hanya client/server biasa. Jika dahulu para eksekutif hanya dapat
mengakses aplikasi EIS dari komputer diruangannya, sekarang dengan
adanya fitur client/server berbasis web maka para ekskutif dapat mengakses
aplikasi EIS tersebut dari mana saja selama tersedianya jaringan internet di
wilayah tersebut.
Dan untuk pembuatan database-nya peneliti menggunakan software
MySQL, hal ini dikarenakan software MySQL ini mempunyai beberapa
kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan software-software database
lainnya. Diantaranya MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar
untuk mengakses database-nya. Selain itu MySQL bersifat Open Source,
jadi peneliti tidak perlu membayar untuk menggunakannya pada pelbagai
platform. Dan yang terakhir, MySQL merupakan database yang umumnya
72
dipakai oleh programer-programer di dunia jika menggunakan PHP sebagai
bahasa pemrogramannya.
4.4 Prepare Prototype
4.4.1 Desain Proses Bisnis
Untuk menggambarkan suatu sistem yang akan dikembangkan
secara logika, maka digunakanlah DFD (Data Flow Diagram). DFD
merupakan alat untuk pendekatan terstruktur. Pendekatan terstruktur
ini mencoba menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar
(disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian
yang lebih terinci (disebut dengan lower level). DFD yang pertama-
kali digambar adalah level teratas (top level) dan diagram ini disebut
dengan Diagram Konteks. Berikut adalah Diagram Konteks dari
sistem yang akan dikembangkan:
Kode Proyek
Kode Proyek
Kode Proyek Laporan Informasi Proyek Proyek Baru
Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem Informasi Eksekutif
Finance
Teknis
Direksi
0
Sistem Informasi eksekutif
73
Tahap selanjutnya adalah menggambarkan diagram level 0. Berikut diagram level 0 dari sistem yang akan dikembangkan:
Progress Finance Kode Proyek Record Progress Finance Record
D1 Progress Finance
Kode Proyek
Laporan Kode Proyek Progress Teknis Proyek Record
D2 Progress Teknis Informasi Progress Teknis
Proyek B aru Record
Proyek Record
D3 Proyek
Gambar 4.4 Diagram Level 0 Sistem Informasi Eksekutif
Finance
Teknis
Direksi
1*
Menginput Progress Finance
2
Menginput Progress
Teknis dan Proyek Baru
3*
Membuat Laporan Proyek
74
Yang terakhir adalah penggambaran diagram level berikutnya, yaitu diagram level 1. Berikut DFD level 1 dari sistem yang akan
dikembangkan:
Progress Teknis
Kode Proyek Record D2 Progress Teknis
Informasi Poyek Baru
D3 Proyek
Proyek Baru
Gambar 4.5 Diagram level 1 Sistem Informasi Eksekutif
Teknis
2.1*
Menginput Progress Teknis
2.2*
Menginput Proyek Baru
75
4.4.2 Desain Pemrograman
A. Desain Basis Data
1. Normalisasi
a. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Gambar 4.6 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Kode Proyek
Nama Proyek
No. Kontrak
Tgl Kontrak
Nilai Kontrak
Alamat Lama Proyek
garut PLN Garut
076.PJ/612
13-6-2009
11695477761
Jl. Oto Iskandardinata
12
Pemberi
Tugas
Bulan Total Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
PLN
Jabar
68.97
68.39
68.97
68.39
direk tekni finan
Nama Login Password
Tjokorda G.Yudha
Agung
Sulis
Ita
direksi
finance
teknis
marketing
top
keuangan
middle
sales
76
b. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form)
LAPORAN-PROYEK
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
PROYEK
PROGRESS-USER
Gambar 4.7 Bentuk Normal Pertama (1NF)
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
77
c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form)
PROGRESS-USER
PROGRESS USER
Gambar 4.8 Bentuk Normal Kedua (2NF)
Kode
Proyek
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
78
USER
FINANCE
TEKNIS
DIREKSI
Gambar 4.9 Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Teknis
Nama
Login
Password
Kode
Direksi
Nama
Login
Password
79
Akhirnya setelah mencapai Bentuk Normal Ketiga maka database
Sistem Informasi Eksekutif adalah sebagai berikut:
PROYEK
PROGRESS FINANCE PROGRESS TEKNIS
DIREKSI FINANCE
TEKNIS
Gambar 4.10 Database Sistem Informasi Eksekutif
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Direksi
Nama
Login
Password
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Teknis
Nama
Login
Password
80
2. Entity Relationship Diagram (ERD)
( kode_teknis, Menginput Digunakan Oleh (kode_direksi,
nama, nama,
login, login,
password) (kode_proyek, password)
Menginput nama_proyek, Digunakan
bulan, Oleh
( kode_proyek, total) (kode_proyek,
nama_proyek, nama_proyek,
no_kontrak, bulan,
tgl_kontrak, total)
nilai_kontrak, Menginput
alamat,
lama_proyek, (kode_finance,
pemberi_tgs) nama,
login,
password)
Gambar 4.11 ERD Sistem Informasi Eksekutif
Teknis Progress Teknis
Direksi
Progress Finance
Proyek
Finance
81
3. Struktur Database
a. Tabel teknis
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian teknis.
Primary Key: kode_teknis.
Tabel 4.1 Tabel teknis
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_teknis varchar 5 Kode Teknis
2. Nama varchar 20 Nama
3. Login varchar 10 Username
4. Password varchar 32 Password
b. Tabel proyek
Digunakan untuk mencatat data-data proyek.
Primary Key: kode_proyek.
Tabel 4.2 Tabel proyek
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. no_kontrak varchar 35 No.Kontrak
4. tgl_kontrak date - Tanggal Kontrak
5. nilai_kontrak bigint 15 Nilai Kontrak
6. Alamat varchar 40 Lokasi Pekerjaan
7. lama_proyek int 2 Lama Proyek
8. pemberi_tgs varchar 50 Nama Pemberi Tugas
82
c. Tabel progress_teknis
Digunakan untuk mencatat data-data progress teknis
dalam suatu proyek
Primary Key: kode_proyek
Tabel 4.3 Tabel progress_teknis
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. bulan double - Bulan Pertama
4. total double - Total Progress
d. Tabel direksi
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian direksi.
Primary Key: kode_direksi
Tabel 4.4 Tabel direksi
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_direksi varchar 5 Kode Direksi
2. Nama varchar 20 Nama
3. Login varchar 10 Username
4. Password varchar 32 Password
83
e. Tabel finance
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian finance
Primary Key: kode_finance
Tabel 4.5 Tabel finance
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_finance varchar 5 Kode Finance
2. Nama varchar 20 Nama
3. login varchar 10 Username
4. Password varchar 32 Password
f. Tabel progress_finance
Digunakan untuk mencatat data-data progress finance
dalam suatu proyek
Primary Key: kode_proyek
Tabel 4.6 Tabel progress_finance
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. bulan double - Bulan Pertama
4. total double - Total Progress
B. Desain Layar Tampilan
Perancangan tampilan layar menggambarkan kerangka
pembuatan website Sistem Informasi Eksekutif pengontrolan
proyek pada PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA Jakarta.
84
Berikut ini adalah gambar-gambar rancangan tampilan layar pada
website tersebut.
1. Desain Layar Tampilan Halaman Utama
Gambar 4.12 Rancangan Tampilan Layar Utama
Header
Home
Ongoing Projects
Services Selamat Datang !! Portofolio
About Us Sejarah Contact Us
Staff Login
Username
Password
Pengalaman Perusahaan
Customer Support
Footer
Login
LOGO
image
image
image
85
Gambar 4.13 Rancangan Tampilan ongoing.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Ongoing Projects Portofolio
About Us Contact Us
Customer Support
Nama Proyek / Jenis Pekerjaan:
Lokasi Pekerjaan:
Nama Pemberi Tugas:
Footer
LOGO
image
86
Gambar 4.14 Rancangan Tampilan services.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Bidang Usaha Perusahaan Portofolio
About Us Contact Us 1. Jasa Konstruksi
- Bangunan Sipil Customer - Kantor PLN Support
2. Pengadaan Barang & Jasa - Minyak Pelumas
- Spareparts & Recondition Mesin
3. Jasa Pengelolaan Gedung
4. Jasa Outsourcing Tenaga Kerja
Footer
LOGO
87
Gambar 4.15 Rancangan Tampilan portofolio.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services List of Project Gedung Portofolio
About Us PT. PLN(PERSERO) Contact Us
Area Pelayanan Mampang Customer Support
Footer
LOGO
image
88
Gambar 4.16 Rancangan Tampilan about.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Sejarah Portofolio
About Us PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA didirikan dengan Contact Us Akta Notaris Adlan Yulizar, SH No.28 tanggal 9 Juli1991
dan secara resmi memperoleh persetujuan dari Menteri Customer Kehakiman.
Support
Pendirian Perseroan ini diprakarsai oleh Yayasan Dana Pensiun PLN.
Footer
LOGO
89
Gambar 4.17 Rancangan Tampilan contact.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Contact Us Portofolio
About Us Jl.Wijaya I/61, Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Contact Us Telp.(021) 739 8838, 739 8829
Fax.(021) 739 8838 Customer E-mail: [email protected]
Support
Footer
LOGO
90
2. Desain Layar Tampilan Sistem
a. Bagian Finance
Gambar 4.18 Rancangan Tampilan finance.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Progress Proyek Portofolio
About Us - Kantor PLN Cabang Garut Contact Us - Kantor PLN Cabang Metro
- Kantor PLN Cabang Sigli Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Sukabumi
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
91
Gambar 4.19 Rancangan Tampilan progress_finance.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us Bulan:
Selamat Datang, Jumlah: % (Contoh 4.1)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
--Pilih--
Kirim
Ulangi
92
Gambar 4.20 Rancangan Tampilan progress_finance2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Penginputan Berhasil Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
93
b. Bagian Teknis
Gambar 4.21 Rancangan Tampilan teknis.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Menu Utama Teknis Portofolio
About Us Input Progress Proyek
Contact Us - Kantor PLN Cabang Garut X
Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Metro X - Kantor PLN Cabang Sigli X - Kantor PLN Cabang Sukabumi X
Customer Support Input Proyek Baru
Footer
Logout
LOGO
94
Gambar 4.22 Rancangan Tampilan progress_teknis.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us Bulan:
Selamat Datang, Jumlah: % (Contoh 4.1)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
--Pilih--
Kirim
Ulangi
95
Gambar 4.23 Rancangan Tampilan progress_teknis2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Penginputan Berhasil Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
96
Gambar 4.24 Rancangan Tampilan input_proyek.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Proyek Baru Portofolio
About Us Contact Us Kode Proyek:
Selamat Datang, Nama Proyek:
No.Kontrak:
Tanggal Kontrak: Customer Support Nilai Kontrak:
Lokasi Pekerjaan:
Lama Proyek:
Pemberi Tugas:
kembali
Footer
Logout
LOGO
Tanggal
Kirim
Ulangi
Bulan
97
c. Bagian Direksi
Gambar 4.25 Rancangan Tampilan direksi.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Progress Proyek Portofolio
About Us - Kantor PLN Cabang Garut Contact Us - Kantor PLN Cabang Metro
- Kantor PLN Cabang Sigli Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Sukabumi
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
98
Gambar 4.26 Rancangan Tampilan progress_proyek2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us
Selamat Datang,
Customer Support
kembali ke menu utama
Footer
Logout
LOGO
Image 1 (Bar Chart)
Image 2 (Bar Chart)
99
4.5 Prepare Data
Prototype yang telah dibuat kemudian diperiksa oleh user, untuk
menentukan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
Prototype yang telah direview user itu kemudian dicatat perubahan-
perubahannya. Dan berdasarkan wawancara (terlampir pada lampiran1.2)
dengan user yang dalam hal ini adalah direksi, dapat disimpulkan beberapa
kekurangan-kekurangan yang harus ditambahkan dalam prototype yang
telah dibuat, diantaranya:
1. Penggantian Banner.
2. Penggantian tata letak logo.
3. Penggantian nama perusahaan dengan huruf besar.
4. Penambahan Slogan.
5. Penggantian gambar yang akan digunakan untuk halaman utama.
6. Penambahan satu progress lagi, yaitu rencana.
7. Penggantian hasil output, yang awalnya barchart menjadi linechart.
8. Penambahan keterangan pada hasil output.
9. Penambahan modul baru, yaitu bagian marketing yang otomatis
menambah hasil laporan untuk direksi.
10. Penambahan fasilitas komunikasi, contohnya chatting.
Sepuluh macam perubahan ini dicatat dan kemudian dipakai dalam tahap
selanjutnya, untuk menyempurnakan prototype menjadi sistem yang
diinginkan.
100
4.6 Design Screens
Pada tahap ini sebenarnya hampir sama dengan tahap prepare prototype.
Pada tahap ini sama-sama melakukan desain dengan 2 cara yaitu desain
proses bisnis dan desain pemrograman. Yang membedakan adalah dimana
desain proses bisnis dan desain pemrograman disini, adalah penyempurnaan
dari desain proses bisnis dan desain pemrograman pada tahap prototype.
4.6.1 Desain Proses Bisnis
Kode Informasi Client Client
Baru Kode Proyek
Kode Proyek p K ode Proyek Laporan Proyek
Informasi Proyek
Baru
Gambar 4.27 Diagram Konteks Sistem Informasi Eksekutif
Tahap selanjutnya adalah menggambarkan diagram level 0 dan
diagram level 1. Berikut diagram level 0 dan diagram level 1 dari
sistem yang akan dikembangkan:
Finance
Teknis
Direksi
Marketing
0
Sistem Informasi eksekutif
101
Kode Client Pelumas Record
D1 Pelumas Pelumas Record
Informasi Client Baru
Progress Progress Finance Finance Kode Proyek Kode Proyek Record Record
D2 Progress Finance Laporan
Progress Proyek Teknis
Progress Teknis Record Kode Proyek Record
D3 Progress Teknis Informasi Proyek Baru
Proyek Record Rencana Record
Rencana Record D4 Proyek D5 Rencana
Gambar 4.28 Diagram Level 0 Sistem Informasi Eksekutif
Finance
Teknis
Direksi
Marketing
1
Menginput client baru & update record
pelumas
3
Menginput progress
teknis dan proyek baru
2*
Menginput progress finance
4
Membuat Laporan Proyek
102
Client Baru D1 Pelumas
Informasi client baru
Pelumas Pelumas pilih Kode Client Kode Client Record Record
D1 Pelumas Laporan
Penjualan
Kode Proyek
Laporan Proyek
Progress Progress Teknis Teknis Kode Proyek Record Record
D3 Progress Teknis Informasi Proyek Baru
D4 Proyek Proyek Record Rencana Record
D5 Rencana Rencana Record
Gambar 4.29 Diagram Level 1 Sistem Informasi Eksekutif
Teknis
Direksi
Marketing
1.2*
Mengupdate Pengadaan
Minyak Pelumas
3.1*
Menginput Progress Teknis
4.1*
Membuat Laporan
Penjualan
4.2*
Membuat Laporan Proyek
1.1*
Menginput Client Baru
3.2*
Menginput Proyek Baru
103
4.6.2 Desain Pemrograman
A. Desain Basis Data
1. Normalisasi
a. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Gambar 4.30 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Kode Proyek Nama Proyek No. Kontrak Tgl Kontrak Nilai Kontrak Alamat Lama Proyek
garut PLN Garut 076.PJ/612 13-6-2009 11695477761 Jl. Oto Iskandardinata 12
Pemberi Tugas Bulan Total Kode Direksi Kode Teknis Kode Finance Kode Marketing
PLN Jabar 68.97
68.39
68.97
68.39
direk tekni finan marke
Nama Login Password Kode Client Nama Jan Feb Mar Apr
Tjokorda G.Yudha
Agung
Sulis
Ita
direksi
finance
teknis
marketing
top
keuangan
middle
sales
barito
lampung
Sektor barito
Sektor Lampung
160
41
310
77
260
45
0
0
Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nov Des Jml
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
730
163
104
b. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form)
LAPORAN-PROYEK
PELUMAS
PROYEK
PROGRESS-USER
Gambar 4.31 Bentuk Normal Pertama (1NF)
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Marketing
Kode
Client
Nama
Jan Feb
Mar Apr
Mei
Jun Juli Agt
Sept
Okt
Nov
Des Jml
Kode
Client
Nama
Jan Feb
Mar Apr
Mei
Jun Juli Agt
Sept
Okt
Nov
Des Jml
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
105
c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form)
PROGRESS-USER
PROGRESS USER
Gambar 4.32 Bentuk Normal Kedua (2NF)
Kode
Proyek
Bulan
Total
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
106
d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form)
USER
MARKETING
FINANCE
TEKNIS
DIREKSI
Gambar 4.33 Bentuk Normal Ketiga (3NF)
Kode
Direksi
Kode
Teknis
Kode
Finance
Kode
Marketing
Nama
Login
Password
Kode
Marketing
Nama
Login
Password
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Teknis
Nama
Login
Password
Kode
Direksi
Nama
Login
Password
107
Akhirnya setelah mencapai Bentuk Normal Ketiga maka database
Sistem Informasi Eksekutif adalah sebagai berikut:
PROYEK
PROGRESS FINANCE PROGRESS TEKNIS
RENCANA MARKETING
DIREKSI FINANCE
TEKNIS
PELUMAS
Gambar 4.34 Database Sistem Informasi Eksekutif
Kode
Proyek
Nama
Proyek
No.
Kontrak
Tgl
Kontrak
Nilai
Kontrak
Alamat
Lama
Proyek
Pemberi
Tugas
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Proyek
Nama
Proyek
Bulan
Total
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Direksi
Nama
Login
Password
Kode
Finance
Nama
Login
Password
Kode
Teknis
Nama
Login
Password
Kode
Client
Nama
Jan Feb
Mar Apr
Mei
Jun Juli Agt
Sept
Okt
Nov
Des Jml
108
(kode_finance, nama, login, password)
Menginput (kode_proyek, nama_proyek,
( kode_proyek, no_kontrak, nama_ proyek, tgl_kontrak, bulan, nilai_kontrak, total) (kode_proyek, alamat,
nama_proyek, lama_proyek, bulan, pemberi_tgs)
Digunakan total) Menginput Oleh
(kode_direksi, (kode_teknis, nama, Digunakan Oleh Menginput nama, login, login, password) password)
( kode_client, Digunakan Menginput n ama, Oleh jan, feb, (kode_marketing, (kode_proyek,
m ar, Menginput nama, nama_proyek, a pr, login, bulan, m ei, password) total) jun, j uli, agt, sept, okt, nov, des, jml) Gambar 4.35 ERD Sistem Informasi Eksekutif
Progress Teknis
Teknis
Direksi
Progress Finance
Finance
Proyek
Marketing Pelumas
Rencana
109
3. Struktur Database
a. Tabel teknis
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian teknis.
Primary Key: kode_teknis.
Tabel 4.7 Tabel teknis
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_teknis varchar 5 Kode Teknis
2. nama varchar 20 Nama
3. login varchar 10 Username
4. password varchar 32 Password
b. Tabel proyek
Digunakan untuk mencatat data-data proyek.
Primary Key: kode_proyek.
Tabel 4.8 Tabel proyek
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. no_kontrak varchar 35 No.Kontrak
4. tgl_kontrak date - Tanggal Kontrak
5. nilai_kontrak bigint 15 Nilai Kontrak
6. alamat varchar 40 Lokasi Pekerjaan
7. lama_proyek int 2 Lama Proyek
8. pemberi_tgs varchar 50 Nama Pemberi Tugas
110
c. Tabel progress_teknis
Digunakan untuk mencatat data-data progress teknis
dalam suatu proyek
Primary Key: kode_proyek
Tabel 4.9 Tabel progress_teknis
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. bulan double - Bulan Pertama
4. total double - Total Progress
d. Tabel direksi
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian direksi.
Primary Key: kode_direksi
Tabel 4.10 Tabel direksi
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_direksi Varchar 5 Kode Direksi
2. nama Varchar 20 Nama
3. login Varchar 10 Username
4. password Varchar 32 Password
111
e. Tabel finance
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian finance
Primary Key: kode_finance
Tabel 4.11 Tabel finance
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_finance Varchar 5 Kode Finance
2. Nama Varchar 20 Nama
3. Login Varchar 10 Username
4. Password Varchar 32 Password
f. Tabel progress_finance
Digunakan untuk mencatat data-data progress finance
dalam suatu proyek
Primary Key: kode_proyek
Tabel 4.12 Tabel progress_finance
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek Varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. Bulan double - Bulan Pertama
4. Total double - Total Progress
112
g. Tabel rencana
Digunakan untuk mencatat data-data rencana dalam suatu
proyek
Primary Key: kode_proyek
Tabel 4.13 Tabel rencana
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_proyek Varchar 10 Kode Proyek
2. nama_proyek varchar 27 Nama Proyek
3. bulan double - Bulan Pertama
4. total double - Total Progress
h. Tabel marketing
Digunakan untuk mencatat data-data user bagian
marketing.
Primary Key: kode_marketing.
Tabel 4.14 Tabel marketing
No.
Field Type Length
Keterangan
1. kode_marketing varchar 5 Kode Marketing
2. nama varchar 20 Nama
3. login varchar 10 Username
4. password varchar 32 Password
113
i. Tabel pelumas
Digunakan untuk mencatat data-data pengadaan minyak
pelumas
Primary Key: kode_client
Tabel 4.15 Tabel pelumas
No.
Field Type Length
Keterangan
1. Kode_client Varchar 7 Kode Client
2. nama varchar 25 Nama Client
3. jan int(3) - Bulan Januari
4. feb int(3) - Bulan Februari
5. mar int(3) - Bulan Maret
6. apr int(3) - Bulan April
7. mei int(3) - Bulan Mei
8. juni int(3) - Bulan Juni
9. juli int(3) - Bulan Juli
10. agt int(3) - Bulan Agustus
11. sept int(3) - Bulan September
12. okt int(3) - Bulan Oktober
13. nop int(3) - Bulan Nopember
14. des int(3) - Bulan Desember
15. jml int(3) - Jumlah
b. Desain Layar Tampilan
Perancangan tampilan layar menggambarkan kerangka
pembuatan website Sistem Informasi Eksekutif pengontrolan
proyek pada PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA Jakarta.
114
Berikut ini adalah gambar-gambar rancangan tampilan layar pada
website tersebut.
1. Desain Layar Tampilan Halaman Utama
Gambar 4.36 Rancangan Tampilan Layar Utama
Header
Home
Ongoing Projects
Services Selamat Datang !! Portofolio
About Us Sejarah Contact Us
Staff Login
Username
Password
Pengalaman Perusahaan
Customer Support
Footer
Login
LOGO
image
image
image
115
Gambar 4.37 Rancangan Tampilan ongoing.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Ongoing Projects Portofolio
About Us Contact Us
Customer Support
Nama Proyek / Jenis Pekerjaan:
Lokasi Pekerjaan:
Nama Pemberi Tugas:
Footer
LOGO
image
116
Gambar 4.38 Rancangan Tampilan services.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Bidang Usaha Perusahaan Portofolio
About Us Contact Us 1. Jasa Konstruksi
- Bangunan Sipil Customer - Kantor PLN Support
2. Pengadaan Barang & Jasa - Minyak Pelumas
- Spareparts & Recondition Mesin
3. Jasa Pengelolaan Gedung
4. Jasa Outsourcing Tenaga Kerja
Footer
LOGO
117
Gambar 4.39 Rancangan Tampilan portofolio.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services List of Project Gedung Portofolio
About Us PT. PLN(PERSERO) Contact Us
Area Pelayanan Mampang Customer Support
Footer
LOGO
image
118
Gambar 4.40 Rancangan Tampilan about.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Sejarah Portofolio
About Us PT. BAJRAGRAHA SENTRANUSA didirikan dengan Contact Us Akta Notaris Adlan Yulizar, SH No.28 tanggal 9 Juli1991
dan secara resmi memperoleh persetujuan dari Menteri Customer Kehakiman.
Support
Pendirian Perseroan ini diprakarsai oleh Yayasan Dana Pensiun PLN.
Footer
LOGO
119
Gambar 4.41 Rancangan Tampilan contact.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Contact Us Portofolio
About Us Jl.Wijaya I/61, Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Contact Us Telp.(021) 739 8838, 739 8829
Fax.(021) 739 8838 Customer E-mail: [email protected]
Support
Footer
LOGO
120
Gambar 4.42 Rancangan Tampilan login_gagal.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Maaf, Login anda salah Portofolio
About Us Periksa Username dan Password anda, Contact Us atau hubungi Admin anda segera.
Customer Login Kembali
Support
Footer
LOGO
121
Gambar 4.43 Rancangan Tampilan limited.html
Header
Home
Ongoing Projects
Services Maaf, anda belum Login Portofolio
About Us klik disini untuk Login. Contact Us
Customer
Support
Footer
LOGO
122
2. Desain Layar Tampilan Sistem
a. Bagian Marketing
Gambar 4.44 Rancangan Tampilan marketing.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Menu Utama Marketing Portofolio
About Us Input Pengadaan Minyak Pelumas
Contact Us - Sektor Bandar Lampung X
Selamat Datang, - Sektor Barito X
Customer Input Client Baru
Support Chatting
Footer
Logout
LOGO
123
Gambar 4.45 Rancangan Tampilan pengadaan_pelumas.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Sektor Bandar Lampung Portofolio
About Us Contact Us Bulan:
Selamat Datang, Jumlah: (Contoh 40)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
--Pilih--
Kirim
Ulangi
124
Gambar 4.46 Rancangan Tampilan input_client.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Client Baru Portofolio
About Us Contact Us Kode Proyek: (Contoh: Barito)
Selamat Datang, Nama Perusahaan: (Contoh: Sektor Barito)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
Kirim
Ulangi
125
Gambar 4.47 Rancangan Tampilan logout.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Logout Berhasil Portofolio
About Us Anda telah berhasil keluar dari Sistem. Contact Us Klik disini untuk kembali ke halaman utama.
Customer
Support
Footer
LOGO
126
b. Bagian Finance
Gambar 4.48 Rancangan Tampilan finance.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Progress Proyek Portofolio
About Us - Kantor PLN Cabang Garut Contact Us - Kantor PLN Cabang Metro
- Kantor PLN Cabang Sigli Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Sukabumi
Chatting
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
127
Gambar 4.49 Rancangan Tampilan progress_finance.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us Bulan:
Selamat Datang, Jumlah: % (Contoh 4.1)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
--Pilih--
Kirim
Ulangi
128
Gambar 4.50 Rancangan Tampilan progress_finance2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Penginputan Berhasil Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
129
Gambar 4.51 Rancangan Tampilan logout.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Logout Berhasil Portofolio
About Us Anda telah berhasil keluar dari Sistem. Contact Us Klik disini untuk kembali ke halaman utama.
Customer
Support
Footer
LOGO
130
c. Bagian Teknis
Gambar 4.52 Rancangan Tampilan teknis.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Menu Utama Teknis Portofolio
About Us Input Progress Proyek
Contact Us - Kantor PLN Cabang Garut X
Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Metro X - Kantor PLN Cabang Sigli X - Kantor PLN Cabang Sukabumi X
Customer Support Input Proyek Baru
Chatting
Footer
Logout
LOGO
131
Gambar 4.53 Rancangan Tampilan progress_teknis.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us Bulan:
Selamat Datang, Jumlah: % (Contoh 4.1)
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
--Pilih--
Kirim
Ulangi
132
Gambar 4.54 Rancangan Tampilan progress_teknis2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Penginputan Berhasil Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini
jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
133
Gambar 4.55 Rancangan Tampilan edit_proyek.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Edit Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Contact Us No. Kontrak:
Selamat Datang, Tanggal Kontrak:
Nilai Kontrak:
Lama Proyek: Customer Support (Diisi sesuai lama proyek)
Tabel Rencana
Bulan 1: % (Contoh: 4.1)
Bulan 2: % (Contoh: 4.1)
Bulan 3: % (Contoh: 4.1)
kembali
Footer
Logout
LOGO
Tanggal
Kirim
Ulangi
Bulan
134
Gambar 4.56 Rancangan Tampilan edit_proyek2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Edit Proyek Portofolio
About Us Edit Sukses. Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
135
Gambar 4.57 Rancangan Tampilan input_proyek.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Proyek Baru Portofolio
About Us Contact Us Kode Proyek:
Selamat Datang, Nama Proyek:
No.Kontrak:
Tanggal Kontrak: Customer Support Nilai Kontrak:
Lokasi Pekerjaan:
Lama Proyek:
Pemberi Tugas:
Tabel Rencana (Diisi sesuai lama proyek)
Bulan 1: % (Contoh: 4.1)
Bulan 2: % (Contoh: 4.1)
Bulan 3: % (Contoh: 4.1)
kembali
Footer
Logout
LOGO
Tanggal
Kirim
Ulangi
Bulan
136
Gambar 4.58 Rancangan Tampilan input_proyek2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Input Proyek Baru Portofolio
About Us Input Sukses. Contact Us
Selamat Datang, Anda akan di redirect, klik disini jika anda tidak otomatis pindah.
Customer Support
Footer
Logout
LOGO
137
d. Bagian Direksi
Gambar 4.59 Rancangan Tampilan direksi.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Progress Proyek Portofolio
About Us - Kantor PLN Cabang Garut Contact Us - Kantor PLN Cabang Metro
- Kantor PLN Cabang Sigli Selamat Datang, - Kantor PLN Cabang Sukabumi
Customer Pengadaan Minyak Pelumas
Support Chatting
Footer
Logout
LOGO
138
Gambar 4.60 Rancangan Tampilan progress_proyek2.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Kantor PLN Cabang Garut Portofolio
About Us Nama Proyek: Kantor PLN Cabang Garut Contact Us No.Kontrak: 076.PJ/612/DJBB/2009
Tanggal Kontrak: 13 Mei 2009 Selamat Datang, Nilai Kontrak: Rp.11695477761
Lokasi Pekerjaan: Jl. Oto Iskandardinata Garut Pemberi Tugas: PT. PLN Distribusi JaBar & Banten
Customer Support
Proyek Kantor PLN Cabang Garut ini telah berjalan selama 7 bulan pada bagian finance dan progressnya telah mencapai 50.36%.
Proyek Kantor PLN Cabang Garut ini telah berjalan selama 7 bulan pada bagian teknis (Progress Aktual) dan progressnya telah mencapai 37%.
Proyek Kantor PLN Cabang Garut ini akan rampung dalam waktu 5 bulan.
Sejauh ini proyek Kantor PLN Cabang Garut mengalami Kerugian sebesar -13.36%.
kembali ke menu utama
Footer
Logout
LOGO
Image (Line Chart)
139
Gambar 4.61 Rancangan Tampilan pengadaan.php
Header
Home
Ongoing Projects
Services Pengadaan Minyak Pelumas Portofolio
About Us Contact Us
Selamat Datang,
Customer Support
kembali
Footer
Logout
LOGO
Tabel Pengadaan Minyak Pelumas
140
4.7 Roll Out Initial Version
Pada tahap ini dimana prototype telah disempurnakan dan disesuaikan
dengan keinginan user. Dan tahap ini disebut juga tahap implementasi. Jadi,
sistem yang telah dianalisis dan didesain dan telah direview oleh user
kemudian dilakukan revisi hingga sesuai dengan keinginan user sehingga
sistem ini akhirnya sempurna, dan tiba saatnya sekarang sistem ini untuk
diimplementasikan (diterapkan). Tahap implementasi sistem merupakan
tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan.
Implementasi dilakukan dengan meng-upload semua file sistem
informasi eksekutif ini ke penyedia webhosting, dalam hal ini peneliti
menggunakan jasa webhosting 000webhost.com dengan menggunakan
domain bajragrahasentranusa.com dan sistem sudah dapat digunakan oleh
user.
Selain itu dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan metode
blackbox testing. Cara pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem
informasi eksekutif dan melakukan input data serta melihat output-nya
apakah sesuai dengan proses bisnis yang diharapkan. Hasil pengujian
blackbox testing disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Pengujian dengan Blackbox Testing
No. Field Keterangan Hasil
1. Input Username Diisi dengan username yang mempunyai
otorisasi untuk masuk kedalam sistem
berhasil masuk ke dalam sistem
Sesuai
141
2. Input Username Diisi dengan username yang tidak
mempunyai otorisasi
tidak berhasil
masuk ke dalam sistem
Sesuai
3. Input Password Diisi dengan password yang mempunyai
otorisasi untuk masuk ke dalam sistem
berhasil masuk ke dalam sistem
Sesuai
4. Input Password Diisi dengan password yang tidak
mempunyai otorisasi
tidak berhasil
masuk ke dalam sistem
Sesuai
5. Input Progress
Teknis
Diisi dengan bulan dan jumlah yang sesuai
berhasil tersimpan di database
Sesuai
6. Input Progress
Teknis
Bulan dan jumlah tidak diisi (dikosongkan)
javascript pemberitahuan akan muncul
Sesuai
7. Input Proyek
Baru
Diisi dengan data yang sesuai data proyek
berhasil tersimpan di database
Sesuai
8. Input Proyek
Baru
Ada data yang tidak terisi atau dikosongkan
javascript pemberitahuan akan muncul
Sesuai
9. Input Progress
Finance
Diisi dengan bulan dan jumlah yang sesuai
berhasil tersimpan di database
Sesuai
10. Input Progress
Finance
Bulan dan jumlah tidak diisi (dikosongkan)
javascript pemberitahuan akan muncul
Sesuai
11. Input Pengadaan
Minyak Pelumas
Diisi dengan bulan dan jumlah yang sesuai
berhasil tersimpan di database
Sesuai
142
12. Input Pengadaan
Minyak Pelumas
Bulan dan jumlah tidak diisi (dikosongkan)
javascript pemberitahuan akan muncul
Sesuai
13. Input Client
Baru
Diisi dengan data yang sesuai data proyek
berhasil tersimpan di database
Sesuai
14. Input Client
Baru
Ada data yang tidak terisi atau dikosongkan
javascript pemberitahuan akan muncul
Sesuai
4.8 The EIS Receives Ongoing Support
Pada tahap ini, sistem menerima dukungan dari pengembang sistem
secara terus-menerus. Biasanya sistem akan mengalami perubahan-
perubahan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas user, yang dalam hal ini
adalah direksi. Dan perubahan-perubahannya meliputi:
1. Revisi (Contoh: adanya tampilan yang dihapus, ditambah atau
dimodifikasi).
2. Pertambahan User (Contoh: manajer operasional).
3. Pertambahan Modul (Contoh: HRD).
4. Pertambahan Kemampuan Sistem (Contoh: DSS).
Dan sampai peneliti menulis tugas akhir ini, sistem yang
dikembangkan belum membutuhkan perubahan-perubahan. Ketika tiba
saatnya sistem membutuhkan perubahan-perubahan yang dikarenakan
kebutuhan-kebutuhan user yang semakin berkembang, maka dengan segera
peneliti melakukan tahap ini.
143
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Eksekutif ini, PT. BGS dapat
mengetahui hasil perbandingan uang yang keluar dari pihak finance,
dengan hasil dari pihak teknis di lapangan, secara efektif dan efisien
dalam bentuk grafik.
2. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Eksekutif ini, PT. BGS dapat
mengetahui sudah berapa jauh progress suatu proyek yang telah berjalan,
apakah sesuai rencana atau tidak dalam bentuk prosentase.
3. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Eksekutif ini, PT. BGS
mengetahui berapa lama lagi suatu proyek akan rampung atau selesai.
4. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Eksekutif ini, PT. BGS dapat
mengetahui, apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian
dari suatu proyek pembuatan kantor PLN dalam bentuk prosentase.
5.2 Saran
Beberapa saran yang diusulkan untuk perbaikan dan penelitian
selanjutnya antara lain:
144
1. Sistem Informasi Eksekutif ini dapat dikembangkan agar dapat diakses
melalui handphone dengan fasilitas teknologi WAP.
2. Sistem Informasi Eksekutif ini dapat dikembangkan dengan
pertambahan kemampuan sistem yaitu DSS (Decision Support System)
agar Sistem Informasi Eksekutif ini menjadi lebih powerful dan lengkap.
145
DAFTAR PUSTAKA
Bride, M. 2003. Teach Yourself: Javascript. Chicago: Mcgraw Hill.
Cheung, W and G. Babin. 2006. A metadatabase-enabled executive information
system (Part A): A flexible and adaptable architecture, Decision Support
Systems, 42, 1589 1598.
Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain. Yogyakarta: ANDI.
Jogiyanto, H.M. 1999. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: ANDI.
Kadir, A. 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis dengan Menggunakan PHP.
Yogyakarta: ANDI.
Kendall and Kendall. 2008. System Analysis and Design. Seventh ed.; New
Jersey: Prentice Hall.
Kendall, Kenneth E. 2000. Analisis dan Perancangan Sistem Edisi kelima
Jilid
1. Jakarta: Indeks
Margianti, E.S dan D. Suryadi H.S. 2009 Sistem Informasi Manajemen. Jakarta :
Gunadarma.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan praktisi (buku
I). Yogyakarta: Andi.
Purnomo, V.P. 2005. Cara Mudah Membuat Website dengan Dreamweaver MX.
Cetakan Pertama, Jakarta : Dian Rakyat.
Ramadhan, A dan H. Saputra. 2005. PHP 5 dan MySQL. Jakarta : Elek Media
Komputindo.
146
Schach, S.R. 2005. Object Oriented & Classical Software Engineering. Sixth ed.;
New York: McGraw Hill.
Sidik, Betha dan HI. Pohan. 2005. Pemprograman Web dengan HTML. Bandung :
Informatika.
Watson, H. J., G. Houdeshel and R.K. Rainer. 1997. Building Executive
Information Systems and other Decision Support Applications. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.
Whitten, J.L, L.D. Bentley and K.C. Dittman. 2004. System Analysis and Design
Methods. Sixth ed.; New York: McGraw Hill.