Download - Rancangan Faktorial 2k
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mempelajari atau
menemukan sesuatu mengenai proses yang ada atau membandingkan efek dari
beberapa kondisi terhadap suatu fenomena (Montgomery,1991). Salah satu
rancangan penelitian yang ada di dalam desain eksperimen yaitu Percobaan
Faktorial. Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri
atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor.
Penerapan percobaan faktorial yakni dengan melakukan penelitian
menghitung lama waktu membersihkan noda pada kain hingga bersih. Penelitian
ini bisa diperuntukkan bagi ibu rumah tangga yang mana sering kali menemukan
noda tinta pada pakaian anak sepulang sekolah. Penelitian ini menggunakan noda
tinta dan deterjen karena lebih efisien, lebih praktis, dan mudah didapatkan
dimana saja. Penelitian ini menggunakan Percobaan Faktorial dengan Rancangan
Dasar RAL karena penelitian dikelompokkan menjadi dua pengaruh utama (noda
tinta dan deterjen) dan bertujuan untuk mengetahui adakah interaksi antara noda
tinta dengan deterjen.
Pada penelitian kali ini digunakan tiga jenis deterjen yakni deterjen Daia,
Rinso, dan So Klin dan noda dari tiga jenis tinta yang berbeda yakni tinta poster,
tinta spidol, dan tinta timbul. Dimana lama waktu membersihkan noda menjadi
variabel respon serta deterjen dan noda tinta sebagai variabel prediktor.
Penghitungan lama waktu mencuci kain dilakukan setelah kain yang bernoda
masuk ke dalam air deterjen hingga kembali bersih. Hasil penghitungan lama
waktu mencuci lembar pengamatan untuk dilakukan pengujian dan dibandingkan
apakah ada perbedaan perlakuan dengan menggunakan metode Percobaan
Faktorial.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang digunakan sebagai acuan untuk
analisis adalah sebagai berikut.
1
1. Bagaimana statistika deskriptif dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen Daia,
Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta yang
berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga bersih?
2. Bagaimana hasil analisis (ANOVA) dari data hasil pengamatan lama
waktu mencuci dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen
Daia, Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta
yang berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga
bersih?
3. Bagaimana hasil uji perbandingan ganda dari data hasil pengamatan
lama waktu mencuci bila didapatkan tolak H0 dengan tiga jenis deterjen
yang berbeda yaitu deterjen Daia, Rinso, dan So Klin terhadap kain
dengan tiga jenis noda tinta yang berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol,
dan tinta timbul hingga bersih?
4. Bagaimana hasil uji asumsi residual yang IIDN (Identik, Independen,
berdistribusi normal) terhadap data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen Daia,
Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta yang
berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga bersih?
1.3 Tujuan
Perumusan masalah diatas menghasilkan tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui statistika deskriptif dari data hasil pengamatan lama waktu
mencuci dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen Daia,
Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta yang
berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga bersih.
2. Mengetahui hasil analisis (ANOVA) dari data hasil pengamatan lama
waktu mencuci dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen
Daia, Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta yang
berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga bersih.
2
3. Mengetahui hasil uji perbandingan ganda dari data hasil pengamatan lama
waktu mencuci bila didapatkan tolak H0 dengan tiga jenis deterjen yang
berbeda yaitu deterjen Daia, Rinso, dan So Klin terhadap kain dengan tiga
jenis noda tinta yang berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta
timbul hingga bersih.
4. Mengetahui hasil uji asumsi residual yang IIDN (Identik, Independen,
berdistribusi normal) terhadap data hasil pengamatan lama waktu mencuci
dengan tiga jenis deterjen yang berbeda yaitu deterjen Daia, Rinso, dan So
Klin terhadap kain dengan tiga jenis noda tinta yang berbeda yaitu tinta
poster, tinta spidol, dan tinta timbul hingga bersih.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah dapat
memahami pengertian dan konsep teori Percobaan Faktorial dengan menggunakan
Rancangan Dasar RAL, dapat menyelesaikan perumusan masalah dari penelitian
ini menggunakan Percobaan Faktorial. Selain itu, pembaca juga dapat mengetahui
penerapan Percobaan Faktorial dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 Batasan
Batasan masalah dalam penelitian ini menggunakan jenis kain yang sama,
tiga jenis deterjen yang berbeda (Daia, Rinso, dan So Klin), dan tiga jenis noda
tinta yang berbeda (tinta poster, tinta spidol, dan tinta timbul) dengan tiga kali
pengulangan dalam setiap perlakuan. Perlakuannya adalah memberi noda seujung
jari telunjuk. Pengamatan dilakukan saat siang hari jam 11.50 WIB dengan
memberikan takaran deterjen, luas kain, dan volume air yang sama.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi
yang berguna (Walpolle, 1999).
Statistika deskriptif yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Mean
Mean adalah jumlah keseluruhan pada data yang diperoleh dibagi dengan
banyaknya data. Rumus yang digunakan untuk mencari mean sebagai berikut
Tabel 2.1 Rumus Mean
Mean
= Jumlah data ke-i sampai n
n = Banyaknya data
= Frekuensi
dan untuk menentukan nilai standart deviasi adalah akar dari varians.
(Walpolle, 1995).
b. Varians
Varians digunakan untuk menentukan seberapa besar keragaman dari
suatu data. Rumus yang digunakan untuk mencari Varians sebagai berikut.
4
Mean untuk
Data Tunggal
Mean untuk Data
Kelompok
Tabel 2.2 Rumus Varians
Varians untuk
Data Tunggal
Varians untuk Data
Kelompok
Keterangan :
S2 = Varians
X = Nilai individu
= Nilai rata-rata
n = Jumlah data
f = Frekuensi
(Walpolle, 1995).
2.2 Uji Asumsi IIDN (Identik, Independen, Berdistribusi Normal)
Pemeriksaan Asumsi Residual IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal)
merupakan uji yang harus dilakukan apakah data yang digunakan memenuhi
ketiga asumsi tersebut dalam melakukan pengujian (Sudjana,1996).
2.4.1 Pemeriksaan Asumsi Residual Identik
Pemeriksaan Asumsi Residual identik dilakukan untuk melihat apakah
residual memenuhi asumsi identik. Suatu data dikatakan identik apabila plot
residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Nilai
varians rata-ratanya sama antara varians satu dengan yang lainnya (Sudjana,1996).
2.4.2 Pemeriksaan Asumsi Residual Independen
Pemeriksaan Asumsi Residual independen dilakukan untuk melihat
apakah residual memenuhi asumsi independen. Suatu data dikatakan independen
apabila plot residualnya menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola
tertentu (Sudjana,1996).
2.4.3 Pengujian Asumsi Residual Berdistribusi Normal
Pengujian Asumsi Residual berdistribusi normal dilakukan untuk melihat
apakah residual memenuhi asumsi berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan
5
suatu data dapat dilihat dari plotnya. Apabila plot sudah mendekati garis linier,
dapat dikatakan bahwa data tersebut memenuhi asumsi yaitu berdistribusi normal.
Uji kenormalan data juga dapat dilihat dari nilai Dhitung yang diperoleh dari hasil
uji Kolmogorov Smirnov. Nilai Dhitung dibandingkan dengan nilai α.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : Residual berdistribusi normal
H1 : Residual tidak berdistribusi normal
α : 0.05
Daerah kritis :
Tolak H0, jika nilai Dhitung< Dα dan residual tidak berdistribusi normal.
Jadi suatu data dapat dikatakan baik apabila data tersebut memenuhi semua
asumsi IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal) (Sudjana,1996).
2.3 Rancangan Faktorial
Percobaan faktorial adalah suatu percobaan yang perlakuannya terdiri atas
semua kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa faktor. Percobaan dengan
menggunakan f faktor dengan t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan dengan
percobaan faktorial ft. Dalam melaksanakan percobaan faktorial, digunakan
rancangan dasar, apakah RAL, RAK, RBSL, RBGL, dan sebagainya (Gasper,
1999).
2.3.1 Model Linear dan Analisis Ragam Percobaan yang Terdiri dari Dua
Faktor dengan RAL
Model statistika untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua
factor (factor A dan B) dengan menggunakan rancangan dasar RAL
adakah sebagai berikut :
(2.1)
dimana :
= Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari
faktor B).
= Nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya).
= Pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A.
6
= Pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B.
= Pengaruh interaksi taraf ke-i pada faktor A dan taraf ke-j faktor B.
= Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan ij.
(Gasper, 1999).
2.3.2 ANOVA (Analysis of Variance)
Dalam melakukan analisis data dilakukan hipotesis sebagai berikut.
1. Interaksi
H0 :
H1 : Ada pengaruh interaksi terhadap respon yang diamati.
2. Pengaruh Utama Faktor A
H0 :
H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor A yang dicobakan.
3. Pengaruh Utama Faktor B
H0 :
H1 : Ada perbedaan respon diantara taraf faktor B yang dicobakan.
Dalam percobaan faktorial, hipotesis tentang interaksi perlu diuji terlebih
dahulu. Jika terdapat pengaruh interaksi (H0 ditolak), maka tidak perlu lagi
melakukan pengujian hipotesis pengaruh utama (hipotesis 2 dan 3). Tetapi jika
pengujian terhadap hipotesis mengenai interaksi (H0 diterima), maka pengujian
terhadap hipotesis mengenai pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor
B menjadi bermanfaat.
Tabel 2.3 Struktur Analysis of Variance (ANOVA)
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Fhitung
7
Keragaman Kuadrat Tengah
Perlakuan ab-1 JKP KTP KTP/KTG
A a-1 JK(A) KT(A) KT(A)/KTG
B b-1 JK(B) KT(B) KT(B)/KTG
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) KT(AB)/KTG
Galat ab(r-1) JKG KTG
Total rab-1 JKT -
Keterangan :
FK = (2.2)
JKT = (2.3)
JKP = (2.4)
JKG = (2.5)
JK(A) = (2.6)
JK(B) = (2.7)
JK(AB) =
(2.8)
(Gasper, 1999).
2.4 Uji Perbandingan Berganda (Uji Tukey)
Uji Tukey sering juga disebut dengan uji beda nyata jujur, diperkenalkan oleh
Tukey (1953). Prosedurpengujiannya mirip dengan LSD, yaitu mempunyai satu
pembanding dan digunakan sebagaialternatif pengganti LSD apabila kita ingin
menguji seluruh pasangan rata-rata perlakuan tanparencana. Uji Tukey digunakan
untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata perlakuan setelahuji Analisis
Ragam di lakukan.
Prosedur pengujian dengan Uji Tukey HSD :
1. Langkah pengujian :
8
Urutkan rata-rata perlakuan (urutan menaik/menurun).
Tentukan nilai Tukey HSD (ω) dengan formula:
dimana :
p = jumlah perlakuan = t.
v = derajat bebas galat.
r = banyaknya ulangan.
= taraf nyata.
q(p,v) = nilai kritis diperoleh dari tabel wilayah nyata student.
2. Kriteria pengujian :
Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan kita lihat
perbedaannya dengannilai HSD dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
> HSD0.05 maka hasil ui menjadi nyata
Jika
< HSD0.05 maka hasil uji tidak nyata
(Setiawan, 2009).
2.5 Deterjen
Deterjen dalam arti luas adalah bahan yang digunakan sebagai pembersih,
termasuk sabun cuci piring alkali dan cairan pembersih. Definisi yang lebih
spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa
petrokimia atau surfaktan sintetik lainnya. Surfaktan merupakan bahan pembersih
utama yang terdapat didalam deterjen (Fardiaz, 2006).
2.6 Tinta
Ada berbagai jenis dan merek tinta di pasaran. Pilihan untuk sablon di atas
kaos ada dua, yaitu tinta yang berbasis air atau biasa disebut waterbase inks dan
tinta yang berbasis minyak atau biasa disebut solvenbase. Tinta solvenbase juga
9
sering disebut plastisol. Tinta waterbase lebih murah dibandingkan tinta plastisol,
baik dari segi harga tinta maupun dari pengerjaannya.
Tinta timbul merupakan jenis tinta waterbase maupun tinta plastisol. Tinta ini
memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan
efek timbul (Rahardjo, 2008).
Tinta poster atau cat poster adalah bahan untuk membuat gambar poster atau
desain tekstil. Perbedaan cat poster dan cat air adalah pewarnannya dapat
digunakan tumpang tindih. Cat poster sangat pekat maka dapat menutupi cat lain
yang sudah mongering. Sifat itu dikenal dengan opaque (Nurhadiat, 2004).
2.7 Kain
Hal utama yang paling memengaruhi kualitas dan keragaman bahan kain
adalah serat. Serat inilah yang menentukan pembagian jenis bahan yang dibagi
menjadi dua bagian, yaitu serat alami dan serat buatan/sintetis. Serat alami
merupakan bahan alamiah yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan,
seperti kepompong ulat sutra, nanas, bulu domba, biji kapas, dll. Contoh kain dari
jenis serat alami adalah wol, silk, kapas, dan lenan. Sedangkan serat
buatan/sintetis terbuat dari bahan buatan yaitu biji plastik. Serat ini mulai dikenal
pada abad ke-20. Contoh kain dari jenis serat buatan adalah polyester.
Dalam era industri, polyester diminati karena tidak mudah kusut, harganya
yang relative murah, tersedia dalam berbagai warna, dan motif print-nya yang
sangat bervariasi. Serat polyester biasanya menghasilkan kain yang tipis (tapi
bukan transparan) dan melayang.
Kain katun berasal dari buah tanaman kapas. Buah kapas memiliki bulu halus
yang disebut dengan serat kapas. Kain katun mempunyai sifat tidak panas dan
mudah menyerap keringat. Oleh karena itu, kain katun banyak digunakan sebagai
bahan untuk membuat baju seragam dan baju sehari-hari.
(Yuditesa, 2009).
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Sumber data
diperoleh dari hasil penelitian lama waktu mencuci hingga kain menjadi bersih
pada jenis kain yang sama pada hari Jumat, 24 Mei 2013 pukul 11.30 dan
bertempat di Lapangan T, Jurusan Statistika ITS oleh Hajar Istiqomah dan Arning
Susilawati.
3.2 Variabel Penelitian
Terdapat beberapa variabel penelitian dalam pengamatan lama waktu
mencuci hingga kain menjadi bersih pada jenis kain yang sama, yaitu lama waktu
membersihkan noda sebagai variabel respon, noda tinta sebagai faktor A dan
pemberian deterjen sebagai faktor B.
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian lama waktu deterjen
mebersihkan noda tinta pada jenis kain yang sama adalah sebagai berikut.
a.) Alat :
1. 3 buah gelas plastik yang berukuran sama.
2. Sendok teh.
3. Lembar pengamatan dan alat tulis.
b.) Bahan
5. 3 jenis tinta yang berbeda yaitu tinta poster, tinta spidol, dan tinta
timbul.
6. 27 potong kain ukuran 8 cm x 9 cm.
7. ± 150 ml Air bersih.
8. 3 jenis deterjen bubuk yang berbeda yaitu Daia, Rinso, dan So Klin.
11
3.4 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian lama waktu mencuci hingga
kain menjadi bersih pada jenis kain yang sama adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengisi wadah dengan volume air yang sama. Lalu, satu wadah diberi 2
sendok deterjen dari satu jenis deterjen.
3. Menyiapkan tiga jenis kain kemudian buatlah noda tinta diatas kain sesuai
dengan rancangan penelitian.
4. Mengucek kain dan hitung lama waktu mengucek hingga noda pada kain
hilang dengan kecepatan mengucek yang stabil.
5. Mencatat lama waktu mengucek ke dalam lembar kerja yang telah
disediakan.
3.5 Langkah Analisis
Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian lama waktu mencuci
hingga kain menjadi bersih pada jenis kain yang sama adalah sebagai berikut.
1. Menginput data lama waktu mencuci hingga kain menjadi bersih.
2. Menghitung statistika deskriptif dari data lama waktu mencuci hingga kain menjadi bersih.
3. Melakukan uji ANOVA dari data lama waktu mencuci hingga kain menjadi
bersih.
4. Melakukan pemeriksaan asumsi IIDN~(0,σ2).
5. Melakukan uji perbandingan berganda bila hasil uji ANOVA adalah tolak H0.
6. Interpretasi.
7. Kesimpulan dan saran.
12
3.6 Diagram Alir
Berikut adalah diagram alir langkah analisis dari penelitian yang dilakukan
Gambar 3.1 Diagram alir
13
Mulai
Menginputkan Data
Statistika Deskriptif
Uji Anova
Periksa asumsi IIDN
Selesai
Uji perbandingan
berganda
Terima H0
Tolak H0
Kesimpulan dan saran
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistika Deskriptif Lama Waktu Membersihkan Kain
Pada statistika deskriptif dalam penelitian ini yang digunakan adalah rata-
rata, nilai maksimum, nilai minimum dan varians dari data pengamatan lama
waktu mencuci dari tiga merk deterjen yang berbeda, yaitu daia, rinso, dan so klin
dengan tiga jenis noda yang berbeda pula yakni tinta poster, tinta spidol, tinta
timbul pada kain kafan yang mana pengulangannya sebanyak tiga kali. Berikut ini
adalah hasil pengamatan tersebut:
a. Statistika Deskriptif dari Noda
Berikut ini adalah statistika deskriptif dari lama waktu
membersihkan kain dengan berbagai macam noda.
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif dari Noda
NodaRata-Rata
(Detik)Varians (Detik)
Maksimum (Detik)
Minimum (Detik)
Tinta Poster 14.88 10.11 20 10
Tinta Spidol 13.11 9.90 18 8
Tinta Timbul 17.55 19.50 20 15
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata tercepat membersihkan
kain adalah tinta spidol (13.11 detik), keragaman terkecil pada tinta spidol
(13.11 detik), dan yang paling cepat membersihkan kain adalah tinta spidol
(8 detik). Jadi tinta spidol paling cepat dibersihkan.
b. Statistika Deskriptif dari Deterjen
Berikut ini adalah statistika deskriptif dari lama waktu
membersihkan kain dengan berbagai macam deterjen.
Tabel 4.2 Statistika Deskriptif dari Deterjen
DeterjenRata-Rata
(Detik)Varians (Detik)
Maksimum (Detik)
Minimum (Detik)
Rinso 15.55 17 19 11Daia 16.44 11 20 11
So Klin 13.55 18 19 8
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata tercepat membersihkan
kain adalah So Klin (13.55 detik), keragaman terkecil pada daia (11 detik),
14
dan yang paling cepat membersihkan kain adalah So Klin (8 detik). Jadi
So Klin adalah deterjen yang paling cepat membersihkan kain.
4.2 Uji Asumsi IIDN~(0,σ2)
4.2.1 Uji Asumsi Residual Identik
Berikut ini adalah gambar untuk menentukan uji identik:
Gambar 4.1 Uji Identik pada Residual Data Lama Waktu Membersihkan Kain
Pada gambar 4.1 fitted value didapatkan bahwa data residual lama waktu
mencuci membersihkan kain tersebut tidak memiliki pola sehingga memiliki
residual identik.
4.2.2 Uji Asumsi Residual Idependen
Berikut ini adalah gambar untuk menentukan uji idependen:
2624222018161412108642
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
Observation Order
Resi
dual
Gambar 4.2 Uji Idependen pada Residual Data Lama Waktu Membersihkan Kain
15
191817161514131211
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
Fitted Value
Resi
dual
Pada gambar 4.2 obsevation order dari residual data lama waktu
mencuci membersihkan kain dapat dilihat bahwa grafik tersebut tidak
berpola atau tidak memiliki pola tertentu, hal ini dapat dilihat bahwa titik-
titik tertinggi atau terendah pada grafik tersebut hampir sama dari titik
yang satu dengan yang lain,sehingga grafik tersebut dapat dikatakan
bersifat idependen.
4.2.3 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Berikut ini adalah gambar dari data lama waktu mencuci
membersihkan kain untuk menentukan distribusi normal dengan
menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov.
5.02.50.0-2.5-5.0
99
95
90
80
70
60
50
40
30
20
10
5
1
Residual
Per
cent
Mean -1.31582E-16StDev 2.172N 27KS 0.167P-Value 0.052
Gambar 4.3 Uji Kolmogorov smirnov Distribusi Normal pada Residual Data Lama
Waktu Membersihkan Kain
Uji Kolmogorov smirnov :
distribusi normal
tidak berdistribusi normal
Statistik uji:
dimana ;
: fungsi distribusi peluang dari distribusi normal
: nilai sampel acak, 1 ≤ i ≤ n
N adalah banyak sampel
Taraf signifikan α = 0,05;
16
Titik kritis tolak H0 jika
Dari gambar 4.5 dapat diketahui bahwa >0,052 sehingga
dengan begitu kesimpulannya adalah gagal tolak H0,
artinya penelitian dari lama waktu mencuci membersihkan kain merupakan
distribusi normal Kolmogorov smirnov.
4.3 Uji Analisis Varians (ANOVA)
Uji ANOVA pada data lama waktu mencuci dilakukan untuk mengetahui
apakah deterjen, noda serta interaksi antara noda dan deterjen memberikan
pengaruh terhadap lama waktu membersihkan kain. Berikut ini adalah uji analisis
varians dari rancangan rancangan factorial dua faktor:
a. Interaksi Noda dan Deterjen
artinya tidak ada pengaruh interaksi antara noda dan deterjen
terhadap lama waktu membersihkan kain.
Ada pengaruh interaksi antara noda dan deterjen terhadap lama waktu
membersihkan kain.
b. Faktor Noda
artinya tidak ada perbedaan respons lama waktu membersihkan
kain terhadap pemberian noda.
Ada perbedaan respons lama waktu membersihkan kain terhadap
pemberian noda.
c. Faktor Deterjen
artinya tidak ada perbedaan respons lama waktu membersihkan
kain terhadap penggunaan deterjen.
Ada perbedaan respons lama waktu membersihkan kain terhadap
penggunaan deterjen.
Dimana i=1,2,3 dan j=1,2,3
Taraf signifikan α = 0,05;
Titik kritis tolak H0 jika atau
Statistik uji:
Tabel 4.3 Analisis Varians pada Data Lama Waktu Membersihkan Kain
17
Sumber DB JK KT Fhitung F0.05 PvalueNoda 2 90.07 45.035 6.61 3.55 0.007
Deterjen 2 39.4 19.7 2.89 3.55 0.081Noda*Deterjen 4 37.92 9.48 1.39 2.93 0.277
Galat 18 122.66 6.81 Total 26 290.07
Dari tebel 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk interaksi noda dan deterjen
menghasilkan sehingga keputusan dari data tersebut
adalah gagal tolak H0 (tidak signifikan) tidak ada pengaruh yang signifikan dari
interaksi antara noda dan deterjen terhadap lama waktu membersihkan kain. Pada
noda menghasilkan
sehingga keputusan dari data
tersebut adalah tolak H0 ( signifikan) artinya ada perbedaan yang tidak signifikan
dari respons lama waktu membersihkan kain terhadap pemberian noda, sehingga
akan dilakukan uji perbandingan berganda menggunakan uji Tuckey. Pada
deterjen menghasilkan sehingga keputusan dari data
tersebut adalah gagal tolak H0 (tidak signifikan) artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan dari respons lama waktu membersihkan kain terhadap penggunaan
deterjen. Jadi, pada interaksi noda dan deterjen, serta deterjen tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap lama waktu mencuci membersihkan kain dan
pada noda ada pengaruh yang tidak signifikan terhadap lama waktu mencuci
membersihkan kain.
Berikut ini adalah gambar dari interaksi dan pengaruh dari noda dan
deterjen dalam membersihkan kain.
a. Interaksi Noda dan Deterjen terhadap Lama Waktu Membersihkan Kain
Berikut ini adalah gambar dari interaksi antara noda dan deterjen pada
lama waktu membersihkan kain.
18
So KlinRinsoDaia
19
18
17
16
15
14
13
12
11
Deterjen
Mean
Tinta PosterTinta SpidolTinta Timbul
Noda
Gambar 4.4 Interaksi Noda dan Deterjen terhadap Lama Waktu Membersihkan Kain
Dari gambar 4.4 diketahui bahwa interaksi dari noda dan deterjen dapat
dilihat dari rata-rata waktu tercepat membersihkan kain adalah pada tinta
spidol dengan menggunakan deterjen so klin yakni 11 detik, sedangkan rata-
rata waktu terlambat membersihkan kain adalah pada tinta timbul dengan
menggunakan deterjen daia yakni 18,33 detik. Jadi, deterjen yang baik untuk
membersihkan noda adalah deterjen so klin dengan noda berupa tinta spidol.
b. Pengaruh dari Noda dan Deterjen terhadap Lama Waktu Membersihkan Kain
Berikut ini adalah gambar dari noda dan deterjen pada lama waktu
membersihkan kain.
Tinta TimbulTinta SpidolTinta Poster
18
17
16
15
14
13
So KlinRinsoDaia
Noda
Mean
Deterjen
Gambar 4.5 Pengaruh dari Noda dan Deterjen terhadap Lama Waktu Membersihkan Kain
Dari gambar 4.5 diketahui bahwa pada noda yang paling cepat dibersihkan
adalah tinta spidol yakni 13,11 detik, sedangkan noda yang susah dibersihkan
19
adalah tinta timbul yakni 17,55 detik. Pada deterjen yang paling cepat
membersihkan adalah so klin yakni 13,55, sedangkan deterjen yang lama
membersihkan adalah daia yakni 16,44 detik. Jadi, tinta spidol dan so klin
dapat membersihkan kain dengan cepat.
4.4 Uji Tuckey
Dari hasil ANOVA, yang merupakan tolak H0 adalah pada noda, maka akan
dilanjutkan pada uji tuckey. Berikut adalah pengelompokkannya.
Tabel 4.4 Uji Tuckey Data Lama Waktu Membersihkan Kain pada Noda
Noda N Mean KelompokTinta Poster 9 17.6 ATinta Spidol 9 14.9 A BTinta Timbul 9 13.1 B
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa pada tinta poster (A) dan tinta timbul
(B) yang artinya terdapat perbedaan yang nyata dalam membersihkan kain
sedangkan pada tinta spidol (A dan B) tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam
membersihkan kain.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1. Dari penelitian lama waktu membersihkan kain disimpulkan bahwa tinta
spidol paling cepat dibersihkan dan So Klin adalah deterjen yang paling
cepat membersihkan kain.
2. Data yang didapat dari hasil pengamatan lama waktu membersihkan kain
terhadap berbagai jenis noda dan deterjen setelah dilakukan pemeriksaan
asumsi IIDN~(0,σ2), data residual tersebut memenuhi asumsi IIDN~(0,σ2).
3. Berdasarkan uji ANOVA dapat diketahui bahwa pada interaksi noda dan
deterjen, serta deterjen tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap lama waktu mencuci membersihkan kain dan pada noda ada
pengaruh yang tidak signifikan terhadap lama waktu mencuci
membersihkan kain sehingga dilakukan pengujian Tuckey yang hasilnya
adalah tinta poster (A dan A) dan tinta timbul (B dan B) yang artinya
terdapat perbedaan yang nyata dalam membersihkan kain sedangkan pada
tinta spidol (A dan B) tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam
membersihkan kain. Untuk pengaruh dan interaksi yang terjadi
disimpulkan bahwa deterjen yang baik untuk membersihkan noda adalah
deterjen so klin dengan noda berupa tinta spidol. Serta tinta spidol dan so
klin dapat membersihkan kain dengan cepat.
5.2 Saran
Untuk melakukan pengujian rancangan factorial, diharapkan
melakukannya dengan teliti saat pengamatan, mengentri data, pengujian dengan
menggunakan program komputer, sehingga menghasilkan interpretasi yang benar
dan memberikan kesimpulan yang akurat serta dapat bermanfaat bagi pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 2006. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Gaspersz, Vincert. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Penelitian. Bandung:
Tarsito.
Montgomery, D.C. 1999. Desain and Analysis of Experiments. New York.
Nurhadiat, Dedi. 2004. Pendidikan Seni Rupa SMP 1 (K-04). Jakarta: Grasindo.
Rahardjo, Benny Setiawan. 2008. Basic Screen Printing For T-shirt. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Wallpole, E. Ronald. 1995. Penghantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Yuditesa, Tita. 2009. Furniture Multifungsi untuk Rumah Tipe 26, 36, dan 50.
Jakarta: Transmedia.
22