Download - REFERAT-KIPI venny
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah keamanan vaksin sebetulnya sudah sejak lama menjadi perhatian para klinis
tetapi tampaknya pada masa belakangan ini menjadi lebih menonjol karena sering kali sering
kali di hubungkan dengan mordibitas berbagai penyakit tertentu. Sampai akhir tahun 1980an
di Indonesia tidak banyak terdengar laporan kejadian yang terhubung dengan vaksin tetapi
semakin lama hal itu semakin sering ditemukan dengan semakin luasnya cakupan program
imunisasi, terlebih lagi dengan adanya program ekan Imunisasi !asional "I!# dengan
cakupan dan publikasi yang begitu luas pada pertengahan tahun 1990 maka masalah
mordibitas yang dihubungkan dengan imunisasi semakin menjadi perhatian masyarakat
luas.1,$
%aktor terpenting yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan vaksin adalah
keseimbangan antara imunogenitas "daya pembentuk kekebalan# dan reaktogenitas "reaksi
simpang vaksin#. &ntuk mencapai imunogenitas yang tinggi vaksin harus berisi antigen yang
e'ekti' untuk merangsang respons imun resipien sehingga tercapai nilai antibody diatas
ambang pencegahan untuk jangka (aktu yang cukup panjang. )aksin harus diupayakan agar
tidak menimbulkan e'ek simpang yang berat, dan jauh lebih ringan dibandingkan dengan
gejala klinis penyakit secara alami. ada kenyataannya tidak ada vaksin yang benar*benar
ideal, namun dengan kemajuan bioteknologi saat ini telah dapat dibuat vaksin yang e'ekti'
dan relative aman.$
+arena 'aktor kekurangtahuan serta in'ormasi yang tidak memadai maka mulai
timbul berbagai kekha(atitran serta keengganan orang tua untuk mengikut serta kan anak
nya dalam program imunisasi. kekha(atiran tersebut akhirnya tidak saja ditujukan pada e'ek
samping vaksin yang memang merupakan bagian dari mekanisme kerja vaksin tetapi telah
meluas pada semua morbiditas serta kejadian yang terjadi pada imunisasi yang sangat
mungkin sebetulnya tidak terhubung dengan vaksin dan tindakan imunisasi. alammenghadapi hal tersebut penting diketahui apakah kejadian tersebut berhubungan dengan
vaksin yang diberikan ataukah secara kebetulan.
-eaksi simpang yang dikenal sebagai +ejadian Ikutan asca Imunisasi "+II# adalah
semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa e'ek vaksin ataupun
e'ek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, e'ek 'armakologis, atau akibat kesalahan
program, koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.1
erlu juga dipertimbangkan adanya e'ek tidak langsung dari vaksin yang disebabkan
kesalahan teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin kesalahan prosedur, kesalahan
teknik imunisasi, atau kebetulan.
1
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
2/27
&ntuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan +II diperlukan pencatatan dan
pelaporan dari semua reaksi simpang yang timbul setelah pemberian imunisasi "yang
merupakan kegiatan dari surveilans +II#. Surveilans +II tersebut sangat membantu
program imunisasi, khususnya untuk memperkuat keyakinan masyarakat akan pentingnya
imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling e'ekti'.1,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi KIPI
Menurut +omite !asional engkajian dan enanggulangan +II "+! +II#, +II
adalah semua kejadian semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi yang
terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi, baik berupa e'ek vaksin ataupun e'ek samping,
toksisitas, reaksi sensitivitas, e'ek 'armakologis, atau akibat kesalahan program, koinsidensi,
reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. ada keadaan tertentu
lama pengamatan +II dapat mencapai masa /$ hari "arthritis kronik pasca vaksinasi
rubella#, atau bahkan /$ hari "in'eksi virus campak vaccine-strain pada pasien
imunode'isiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta in'eksi virus polio vaccine-
strain pada resipien non imunode'isiensi atau resipien imunode'isiensi pasca vaksinasi
polio#.
ada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi simpang
"adverse events#, atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat e'ek langsung vaksin. -eaksi
simpang vaksin antara lain dapat berupa e'ek 'armakologi, e'ek samping "side-effects#,
interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang umumnya secara klinis
sulit dibedakan.e'ek 'armakologi, e'ek samping, serta reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi
karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang
terhadap unsur vaksin dengan latar belakang genetic. -eaksi alergi dapat terjadi terhadap
2
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
3/27
protein telur "vaksin campak, gondong, in'luena, dan demam kuning#, antibiotik, bahan
preservati' "neomisin, merkuri#, atau unsure lain yang terkandung dalam vaksin.
+ejadian yang bukan disebabkan e'ek langsung vaksin dapat terjadi karena kesalahan
teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur
dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata*mata kejadian yang timbul secara kebetulan.
Sesuai telaah laporan +II oleh Vaccine Safety Committee,Institute of Medikine "IM# &S2
menyatakan bah(a sebagian besar +II terjadi karena kebetulan saja. +ejadian yang
memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan
"pragmatic errors#.1,$
2.2 Epidemiologi1,$
+ejadian ikutan pasca imunisasi akan timbul setelah pemberian vaksin dalam jumlah
besar. enelitian e'ikasi dan keamanan vaksin dihasilkan melalui 'ase uji klinis yang laim,
yaitu 'ase 1,$, dan /. &ji klinis 'ase 1 dilakukan pada binatang percobaan sedangkan 'ase
selanjutnya pada manusia. &ji klinis 'ase $ untuk mengetahui kemanan vaksin
"reactogenicity dan safety#, sedangkan pada 'ase selain keamanan juga dilakukan uji
e'ektivitas "imunogenitas# vaksin.
ada jumlah penerima vaksin yang terbatas mungkin +II belum tampak, maka untuk
menilai +II diperlukan uji klinis 'ase / dengan sampel besar yang dikenal sebagai post
marketing surveillance "MS#, tujuan MS adalah untuk memonitor dan mengetahui
keamanan vaksin setelah pemakaian yang cukup luas di masyarakat. ata MS dapat
memberikan keuntungan bagi program apabila semua +II dilaporkan, dan masalahnya
segera diselesaikan. Sebaliknya akan merugikan apabila program tidak segera tanggap
terhadap masalah +II yang timbul sehingga terjadi keresahan masyarakat terhadap e'ek
samping vaksin dengan segala akibatnya.
Menurut !ational 3hildhood )accine Injury dari 3ommittee o' the Institute o'
Medikine "IM# di &S2 sangat sulit mendapatkan data +II oleh karena 4
Mekanisme biologis gejala +II kurang dipahami
ata +II yang dilaporkan kurang rinci dan akurat
Surveilans +II belum luas dan menyeluruh
Surveilans +II belum dilakukan untuk jangka panjang
ublikasi +II dalam jumlah kasus yang masih kurang
3
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
4/27
Mengingat hal tersebut, makan sangat sulit menentukan jumlah kasus +II yang
sebenarnya. +ejadian ikutan pasca imunisasi dapat ringan sampai berat, terutama pada
imunisasi masal atau setelah penggunaan lebih dari 10.000 dosis.
2.3Etiologi
5idak semua kejadian +II disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata
tidak ada hubungannya dengan imunisasi. leh karena itu unutk menentukan +II
diperlukan keterangan mengenai4
1. besar 'rekuensi kejadian +II pada pemberian vaksin tertentu
$. si'at kelainan tersebut lokal atau sistemik
. derajat sakit resipien
/. apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti
6. apakah dapat disimpulkan bah(a +II berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi,
atau kesalahan prosedur.
+omnas +II mengelompokkan etiologi +II dalam $ klasi'ikasi 4$
1. klasi'ikasi lapangan menurut 7 Western Pacific"1999#
$. klasi'ikasi kausalitas menurut IM 1991 dan 199/ untuk telaah +omnas +II
1. Klsifi!si lpngn men"#"t $H% Western Pacific&1'''(Sesuai dengan man'aatnya di lapangan maka +omnas *+II memakai criteria
7 Western Pacificuntuk memilah +II dalam 6 kelompok penyebab, yaitu kesalahan
program, reaksi suntikan, reaksi vaksin, koinsiden, dan sebab tidak diketahui. +lasi'ikasi
lapangan ini dapat dipakai untuk pencatatan dan pelaporan +II.
a. +esalahan programteknik pelaksanaan "
programmic errors#
Sebagian kasus +II berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan
imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana
pemberian vaksin. +esalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur
imunisasi, misalnya4
osis antigen "terlalu banyak#
:okasi dan cara menyuntik
Sterilisasi semprit dan jarum suntik
;arum bekas pakai
5indakan aseptik dan antiseptik
+ontaminasi vaksin dan perlatan suntik
enyimpanan vaksin
4
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
5/27
emakaian sisa vaksin
;enis dan jumlah pelarut vaksin
5idak memperhatikan petunjuk produsen "petunjuk pemakaian, kontra indikasi
dan lain*lain#+ecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat
kecenderungan kasus +II berulang pada petugas yang sama.
Mencegahprogram error ")S< 199=#
2lat suntik steril untuk setiap suntikan
elarut vaksin yang sudah disediakan oleh produsen vaksin
)aksin yang sudah dilarutkan segera dibuang setelah = jam
:emari pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksin elatihan vaksinasi dan supervisi yang baik
rogram error dilacak, agar tidak terulang kesalahan yang sama
b. -eaksi suntikan1,$
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung
maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi +II. -eaksi suntikan langsung
misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi
suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope. -eaksi ini
tidak berhubungan dengan kandungan yang terdapat pada vaksin, sering terjadi pada
vaksinasi masal 4
Syncope/fainting
* Sering kali pada anak > 6 tahun
* 5erjadi beberapa menit post imunisasi* 5idak perlu penangan khusus
* indari stress saat anak menunggu
* indari trauma akibat jatuhposisi sebaiknya duduk
iperventilasi akibat ketakutan
* ?eberapa anak kecil terjadi muntah, breath holding spell, pingsan* +adang menjerit, lari bahkan reaksi seperti kejang "pasien tersebut perlu
diperiksa#
?eberapa anak takut jarum, gemetar, dan hysteria
enting penjelasan dan penenangan
encegahan reaksi +II reaksi suntikan dengan 4
5eknik penyuntikan yang benar
Suasana tempat penyuntikan yang tenang
2tasi rasa takut yang muncul pada anak yang lebih besar
5
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
6/27
c. Induksi )aksin
@ejala +II yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya
ringan. 7alaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi ana'ilaksis
sistemik dengan resiko kematian. -eaksi simpang ini sudah teridenti'ikasi dengan baik
dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai kontra indikasi,
indikasi khusus, perhatian khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesi'ik lainnya
termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. etunjuk ini harus diperhatikan
dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.
-eaksi lokal* -asa nyeri si tempat suntikan
* ?engkak kemerahan di tempat suntikan sekitar 10A* ?engakk pada suntikan 5 dan tetanus sekitar 60A
* ?3@scarterjadi minimal setelah $ minggu kemudian ulserasi dan sembuh setelah
beberapa bulan.
-eaksi sistemik
* emam pada sekitar 10A, kecuali 5 hamper 60A, juga reaksi lain seperti
iritabel, malaise, gejala sistemik.* MM- dan campak, reaksi sistemik disebabkan in'eksi virus vaksin. 5erjadi demam
dan atau ruam dan konjungtivitis pada 6*16A dan lebih ringan dibandingkan
in'eksi campak tetapi berat pada kasus imunode'isiensi.
* ada mumps terjadi reaksi vaksin pembengkakan kelenjar parotis, rubella terjadi
rasa nyeri sendi 16A dan pembengkakan lim'e.
* ) kurang dari 1A diare, pusing dan nyeri otot.
-eaksi vaksin berat
* +ejang* 5rombositopenia* ypotonic hyporesponsive episode B
* Persistent inconsolable screaming bersi'at sel' limiting dan tidak merupakan
masalah jangka panjang
* 2na'ilaksis, potential menjadi 'atal tetapi dapat disembuhkan tanpa dampak jangka
panjang* Bnse'alopati akibat imunisasi campak atau 5
encegahan terhadap reaksi vaksin 4
erhatikan kontra indikasi
)aksin hidup tidak diberikan kepada anak dengan de'isiensi imunitas
rang tua diajarkan menangani reaksi vaksin yang ringan dan dianjurkan se'era
kembali apabila reaksi vaksin yang ringan dan dianjurkan segera kembali apabila ada
reaksi yang mencemaskan
6
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
7/27
arasetamol dapat diberikan /C sehari untuk mengurangi gejala ruam dan rasa nyeri
Mengenal dan mampu mengatasi reaksi ana'ilaksis
:ainnya disesuaikan dengan reaksi ringanberat yang terjadi atau harus dirujuk ke
rumah sakit dengan 'asilitas lengkap.
d. %aktor kebetulan "koinsiden#
Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara
kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator 'aktor kebetulan ini ditandai dengan
ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat
dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
e. enyebab tidak diketahui
?ila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam
salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam kelompok ini sambil
menunggu in'ormasi lebih lanjut. ?iasanya denagn kelengkapan in'ormasi tersebut akan
dapat ditentukan kelompok penyebab +II.
7 pada tahun 199$ melalui e!panded programme on immuni"ation "BI# telah
menganjurkan agar pelaporan +II dibuat oleh setiap !egara. &ntuk !egara berkembang
yang paling penting adalah bagaimana mengontrol vaksin dan mengurangi programmatic
errors, termasuk cara menggunakan alat suntik dengan baik, alat yang sekali pakai atau
alat suntik reusable# dan cara penyuntikkan yang benar sehingga transmisi pathogen
melalui darah dapat dihindarkan. itekankan pula bah(a untuk memperkecil terjadinya
+II harus selalu diupayakan peningkatan ketelitian pemberian imunisasi selama
program imunisasi dilaksanakan.
2. Klsifi!si K"slits$
Vaccine Safety Comitttee199/ membuat klasi'ikasi +II yang sedikit berbeda dengan
laporan Committee Institute of Medikine"1991# dan menjadi dasar klasi'ikasi saat ini,
yaitu 4
* 5idak terdapat bukti hubungan kasusal "unrelated#* ?ukti tidak cukup untuk menerima atau menolak hubungan kausal "unlikely#
* ?ukti memperkuat penolakan hubungan kausal "possible#
* ?ukti memperkuat penerimaan hubungan kausal "probable#
* ?ukti memastikan hubungan kausal "very like/certain#
Be#ds#!n !#ite#i $H% !lsifi!si !"slits dpt digm)#!n se)gi
)e#i!"t
ada tahun $009, 7 merekomendasikan klasi'ikasi kausalitas baru berdasarkan $
aspek yaitu (aktu timbulnya gejala dan penyebab lain yang dapat menerangkan
terjadinya +II "alternate eCplanation4 no, maybe, yes #. +lasi'ikasi tersebut dibagi
menjadi certain, probable, pssile, unlikely, unrelated, dan unclassi'iable.
7
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
8/27
Certain/ very likely
+ejadian secara klinis terjadi dan (aktu hubungan pemberian vaksin adalah sesuai
berhubungan dan yang tidak dapat dijelaskan oleh pemberian obat lain atau penyakit lain
yang bersamaan.
Probable
+ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah
sesuai berhubungan dan sepertinya masih bisa berhubungan dengan pemberian obat atau
penyakit lain yang bersamaan.
Possible
+ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah
sesuai berhubungan tetapi juga berhubungan dengan pemberian obat atau kebetulan sama
dengan penyakit yang sedang di derita atau pemberian obat.
$nlikely
+ejadian yang secara klinis terjadi dengan hubungan (aktu pemberian vaksin adalah
tidak sesuai berhubungan dan kejadian tersebut juga sepertinya tidak disebabkan
berhubungan dengan pemberian obat atau penyakit lain.
$nrelated
Sebuah peristi(a klinis dengan hubungan (aktu yang tidak kompatibel dan yang dapat
dijelaskan oleh penyakit yang mendasari atau obat lain atau bahan kimia.
$nclassifiable
+ejadian yang secara klinis yang terjadi tidak cukup in'ormasi yang menjelaskan
kejadian tersebut dan tidak juga berhubungan dengan obat atau penyakit dengan
pemberian obat atau penyakit lain.
8
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
9/27
ubungan klasi'ikasi kausalitas apangan dan kausalitas adalah sebagai berikut4
)accine reaction
Injection reaction
roggamatic error
3oincidental events
Insu''icient evidence to classi'y
ubungan klasi'ikasi lapangan dengan kausalitas
9
Very likely
Probable
possible
Unlikely
unrelated
unclassifable
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
10/27
5abel 1. +ejadian Ikutan pasca imunisasi 51,1=
Kesimp"ln Ke*din I!"tn DPT
Tid! te#dpt )"!ti +")"ngn
!s"sl &unrelated(
2utism
B"!ti tid! ,"!"p "nt"! mene#im
t" menol! +")"ngn !"sl
&unlikely(
Meningitis aseptic
+erusakan neurologi kronik
Britema multi'orma dan ruam lainnya
Sindrom @uillain*?arre
2nemia hemolitik
iabetes ;uvenil
@angguan belajar dan attention-deficit disorder
Mononeuropati peri'er
5rombositopenia
B"!ti mempe#!"t penol!n
+")"ngn !"sl &possible(
Spasme in'antile
Sindrom -eye
SIS
B"!ti mempe#!"t pene#imn
+")"ngn !"sl &probable(
Bnse'alopati akut
Syok dan keadaan seperti syok yang tidak biasa
"unusual shock-like state#
B"!ti memsti!n +")"ngn !"sl&very like/certain(
2na'ilaksisMenangis terus dan tidak dapat dibujuk
"inconsolable crying#ikutip dengan modi'ikasi dari laporan 3ommittee Institute o' Medikine, !ational 2cademy o' Science
&S2 "1991#, dalam Stratton +-, o(e 3;, ;ohnston -? ;r, 199/.
2.- e*l !linis
@ejala klinis +II dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi
gejala lokal, sistemik, reaksi susunan sara' pusat, serta reaksi lainnya. ada umumnya makin
cepat +II terjadi makin cepat gejalanya.?aku keamanan suatu vaksin dituntut lebih tinggi daripada obat. al ini disebabkan
oleh karena pada umumnya produk 'armasi diperuntukkan orang sakit sedangkan vaksin
untuk orang sehat terutama bayi. +arena itu toleransi terhadap e'ek samping vaksin harus
lebih kecil daripada obat obatan untuk orang sakit. Mengingat tidak ada satu pun jenis vaksin
yang aman tanpa e'ek samping, maka apabila seorang anak telah mendapat imunisasi pelru
diobservasi selama 16 menit.1,$,
5abel $. @ejala klinis +II menurut lokasinya
-eaksi +II @ejala +II
:okal 2bses pada tempat suntikan
10
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
11/27
:im'adenitis
-eaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis, ?3@*itis
SS +elumpuhan akut
Bnse'alopati
Bnse'alitis
Meningitis
+ejang
:ain*lain -eaksi alergi4 urtikaria, dermatitis,
edema
-eaksi ana'ilaksis
Syok ana'ilaksis
2rtralgia
emam tinggi >8,6D3
Bpisode hipotensi'*hiporesponsi'
steomielitis
Menangis menjerit yang terus menerus
"jam#
Sindrom syok septik
Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa e'ek samping, maka
apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga
dipastikan tidak terjadi +II "reaksi cepat#. ?erapa lama observasi sebenarnya sulit
ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan
observasi selama 16 menit. &ntuk menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang
dianggap sebagai +II dibatasi dalam jangka (aktu tertentu timbulnya gejala klinis.1,E,1$
5abel . @ejala +linis menurut jenis vaksin dan saat timbulnya +II1,$
;enis )aksin @ejala +linis +II Saat timbul +II
5oksoid 5etanus
"5, 5, 55#
Syok ana'ilaksis
!euritis brakhial
+om
plikasi akut termasuk kecacatan
/ jam
$*$8 hari
tidak tercatat
11
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
12/27
dan kematian
ertusis %hole cell
"(5#
Syok ana'ilaksis
Bnse'alopati
+omplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
/ jam
E$ jam
tidak tercatat
3ampak Syok ana'ilaksis
Bnse'alopati
+omplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
5rombositopenia
+linis campak pada resipien
imunokompromais
+omplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
/ jam
6*16 hari
tidak tercatat
E*0 hari
= bulan
tidak tercatat
olio hidup ")# olio paralisis
olio paralisis pada resipien
imunokompromais
+omplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
0 hari
= bulan
epatitis ? Syok ana'ilaksis
+omplikasi akut termasuk kecacatan
dan kematian
/ jam
tidak tercatat
?3@ ?3@*itis /*= mingguikutip dengan modi'ikasi dari -5 3hen, 1999
2./ Ang! !e*din+II yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi ana'ilaksis. 2ngka kejadian
reaksi ana'ilaktoid diperkirakan $ dalam 100.000 dosis 5, tetapi yang benar*benar reaksi
ana'ilaksis hanya 1* kasus diantara 1 juta dosis. 2nak yang lebih besar dan orang de(asa
lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Bpisode hipotonikhiporesponsi' juga
tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi /*$/ jam setelah imunisasi.
+asus +II polio berat dapat terjadi pada 1 per $,/ juta dosis vaksin "33 Vaccine
Information Statement, $000#, sedangkan kasus +II hepatitis ? pada anak dapat berupa
demam ringan sampai sedang terjadi F dosis vaksin, dan pada de(asa 1100 dosis "33
Vaccine Information Statement$000#. +asuus +II campak berupa demam terjadi pada 1=
dosis, ruam kulit ringan 1$0 dosis, kejang yang disebabkan demam 1000 dosis, dan reaksi
alergi serius 11.000.000 dosis.1,,E,1$
5abel /. ?erikut dapat digunakan 4
&ntuk mengantisipasi reaksi imunisasi
Mengidenti'ikasi kejadian yang tidak berhubungan dengan imunisasi
12
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
13/27
Sebagai perbandingan kejadianrates untuk kepentingan pelaopran dan penyelidikan
bila ternyata lebih besar kejadiannya
5abel /. -eaksi vaksin, interval kejadian dan rasio +II$
0!sin e!si Ke*din sio pe# *"t dosis
B :im'adenitis supurati'
?3@ osteitis
?3@*it is diseminata
$*= bulan
1*1$ bulan
1*1$ bulan
100*1000
1*E00
$
Hi) 5idak diketahui * *
Heptitis B 2na'ilaktik 0*/ jam 1*$
esles +ejang demam
trombositopenia
6*1$ hari
16*6 hari
%P0 2na'ilaktik)2 "vaccine
associated paralytic
poliomyelitis#
1.1 jam/*0 hari
1*601./ G ./
Tetn"s !euritis brakialis
2na'ilaktik
2bses steril
$*$8 hari
0*/ jam
1*= minggu
6*10
1*=
=*10
TD Sama dengan tetanus * *
DTP ersistent*inconsolable
screaming "menangis
berkepanjangan lebih
dari jam#
+ejang demam
Bpisode hipotonik
hiporesponsi' "B#
2na'ilaktik
Bnse'alopati
0*$/ jam
0* hari
0*$/ jam
0*/ jam
0* hari
1000*=0.000
6E0
6E0
$0
0*1ikutip dari 4 ?ackground rates o' adverse events 'olloeing immuniation, supplementary in'ormation on vaccine
sa'ety. art $ tahun $000H 7
2.4 Im"nissi pd !elompo! )e#esi!o&ntuk mengurangi resiko timbulnya +II maka harus diperhatikan apakah resipien termasuk
dalam kelompok resiko. ang dimaksud dengan kelompok resiko adalah4$,19
1. 2nak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu
al ini harus segera dilaporkan kepada okja +II setempat dan +! +II dengan
mempergunakan 'ormulir pelaporan yang telah tersedia untuk penanganan segera
$. ?ayi berat lahir rendah
13
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
14/27
ada dasarnya jad(al imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup bulan. al*
hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah4
a# 5iter imunitas pasi' melalui transmisi maternal lebih rendah dar pada bayi cukup
bulab
b# 2pabila berat badan bayi sangat kecil "J1000 gram# imunisasi ditunda dan
diberikan setelah bayi mencapai berat $000 gram atau berumur $ bulanH imunisasi
hepatitis ? diberikan pada umur $ bulan atau lebih kecuali bila ibu mengandung
bs2g positi'
c# 2pabila bayi masih dira(at setelah umur $ bulan, maka vaksin polio yang
diberikan adalah suntikan I) bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan
penyebaaran virus polio melaui tinja
. asien imunokompromais
+eadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai
akibat pengobatan imunosupresan "kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang#. ;enis
vaksin hidup merupakan kontra indikasi untuk pasien imunokompromais dapat diberikan
I) bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis
kecil dan pemberian dalam (aktu pendek. 5etapi imunisasi harus ditunda pada anak
dengan pengobatan kortikosteroid sistemik dosis $ mgkg berat badanhari atau prednison
$0 mg kg berat badanhari selama 1/ hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan
pengobatan kortikosteroid dihentikan atau bulan setelah pemberian kemoterapi selesai.
/. ada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin
Imunisasi virus hidup diberikan setelah bulan pengobatan utnuk menghindarkan
hambatan pembentukan respons imun.
6. -esponnya terhadap imunisasi tidak optimal atau kurang tetapi kasus I) memerlukan
imunisasi.
2da pertimbangan bila diberikan terlambat mungkin tidak akan berguna karena penyakit
sudah lanjut dan e'ek imunisasi tidak ada atau kurang. 2pabila diberikan terlalu dini,
vaksin hidup akan mengakti'kan system imun yang dapat meningkatkan replikasi virus
I) sehingga memperberat penyakit I). asien I) dapat diimunisasi dengan
mikroorganisme yang dilemahkan atau yang sudah mati, sesuai jad(al anak sehat.
5abel 6. -ekomendasi imunisasi untuk pasien I) anak$,=
0!sin e!omendsi Kete#ngn
I) a asien dan sekeluarga serumah
5 a asien dan sekeluarga serumah
ib a asien dan sekeluarga serumahepatitis ?K a Sesuai jad(al anak sehat
epatitis 2 a Sesuai jad(al anak sehat
MM-KK a iberikan umur 1$ bulan
In'luena a 5iap tahun diulangneumokok a Secepat mungkin
?3@KKK a ianjurkan untuk Indonesai
14
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
15/27
)arisela 5idak ikutip dan dimodi'ikasi dari lotkin S2, $00/.
+eterangan 4K 4 ada yang menganjurkan dosis hepatitis ? dilipatgandakan dua kali
KK 4 MM- dapat diberikan pada pasien I) yang asimptomatik atau I) dengan gejala ringan
KKK 45idak diberikan pada I) yang berat
5abel =. +ontra indikasi dan perhatian khusus untuk Imunisasi$
Kont# indi!si dn pe#+tin !+"s"sB"!n !ont# indi!si
&im"nissi dpt dil!"!n(
Be#l!" "m"m "nt"! sem" 5!sin DPT6 Polio6 mp!6 dn Heptitis B
Kont# indi!si
Enseflopti dlm 7 +#i ps, DPT
se)el"mn8
Pe#+tin !+"s"s
Demm 9-:./; dlm -< *m ps, DPT
se)el"mn86 8ng tid! )e#+")"ngn
dengn pen8e)) lin
Kolps dn !edn sepe#ti s8o! &episode
+ipotoni!=+ipo#esponsif( dlm -< *m
ps, DPT se)el"mn8
enngis te#"s 93 *m dlm -< *m ps,
DPT se)el"mn8
Sind#om "illin=)##e dlm 4 mingg"
ps, 5!sinsi
B"!n !ont# indi!si
emam J /0.6 L 3 pasca 5 sebelumnya
-i(ayat kejang dalam keluarga-i(ayat SIS dalam keluarga
-i(ayat +II dalam keluarga pasca 5
0!sin polio
Kont# indi!si
Infe!si HI0 t" !ont! HI0 se#"m+
Im"nodefisiensi &!egnsn +emtologi6
t" t"mo# pdt6 im"nodefisiensi
,ongenitl6 te#pi im"nos"p#esn *ng!
pn*ng(
Im"nodefisiensi peng+"ni se#"m+
B"!n !ont# indi!si
Sedang dalam terapi antibiotic
iare ringan
mp!
Pe#+tin !+"s"s
endpt t#nsf"se d#+>p#od"! d#+
t" imm"noglo)"lin &dlm 3=11 )"ln6
te#gnt"ng p#od"! d#+ dn dosisn8(
T#om)ositopeni
i?8t p"#p"# t#om)ositopeni
Heptitis B
15
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
16/27
Kont# indi!si
e!si nfil!toid te#+dp #gi
B"!n !ont# indi!si
+ehamilan
ikutip dari rekomendasi 23I dan 22 dalam ;3 7atson, @. etr, 1999.
2.7 Tt ,# Pemnt"n dn Penngg"lngn KIPI1,$
Masyarakat seringkali beranggapan bah(a insiden medik setelah imunisasi selalu
disebabkan oleh imunisasi, insiden umumnya terjadi secara kebetulan "koinsiden#. Sebagian
yang beranggapan bah(a vaksin sebagai penyebab +II juga keliru. enyebab sebenarnya
adalah kesalahan program yang dapat dicegah. &ntuk menemukan penyebab +II kejadian
tersebut harus dideteksi dan dilaporkan.
5ujuan &tama pemantauan kasus +II adalah untuk mendeteksi dini, meresponkasus +II dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak negative imunisasi terhadap
kesehatan individu dan terhadap program imunisasi. al ini merupakan indicator kualitas
program.
+egiatan pemantauan kasus +II meliputi 41
Menemukan kasus, melacak kasus, menganalisis kejadian, menindaklanjuti kasus,
melaporkan dan mengevaluasi kasus.
Memperkirakan angka kejadian +II pada suatu populasi
Mengidenti'ikasi peningkatan rasio +II yang tidak (ajar pada batch vaksin atau
merek vaksin tertentu.
Memastikan bah(a suatu kejadian yang diduga +II merupakan koinsidens atau
bukan.
Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program imunisasi.
Memberi respon yang cepat dan tepat terhadap perhatian orang tuamasyarakat
tentang keamanan imunisasi, di tengah kepedulian "masyarakat dan pro'essional#
tentang adanya resiko imunisasi.
Ke*din dimn tid! te#)"!ti )e#+")"ngn dengn im"nissi /,1=,1E
5erdapat adanya bukti epidemiologi yang mengindikasikan bah(a tidak adanya
hubungan kausal antara imunisasi dengan kejadian berikut 4
sudden infant death syndrome"SIS# dan vaksin manapun
autism dan vaksin MM-
multiple sclerosis dan vaksin epatitis ?
16
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
17/27
in'lammatory bo(el disease dan vaksin MM-,
diabetes dan vaksin ib,
asthma dan vaksin manapun
?agian yang terpenting dalam pemantauan +II adalah menyediakan in'ormasi kasus +II
secara lengkap agar dapat dengan cepat dinilai dan dianalisis untuk mengidenti'ikasi dan
merespon suatu masalah. -espon merupakan suatu aspek tindak lanjut yang penting dalam
pemantauan +II.
5abel E. +ompensasi dan pelaporan akibat cedera vaksin pada anak
0!sin KIPI Inte#5l nt# im"nissi
smpi te#*din8 KIPI
:aporan +ompensasi
I. To!soid6 tetn"s6
DTP6 DTP6 DT6
Td6 TT
2. 2na'ilaksis atau syok ana'ilaksis
?. !euritis brakilais
3. Semua komplikasi akut atau sekuele
"termasuk kematian# akibat kejadian
diatas. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*E hari
0*$8 hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*/ jam
$*$8 hari
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
17
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
18/27
II. Pe#t"sis6
DTP6 DT6
DTP>Hi)
2. 2na'ilaskis atau syok ana'ilaksis?. Bnse'alopatiense'alitis
3. Semua komplikasi akut atau sekuele
"termasuk kematian# akibat kejadian
diatas. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*E hari
0*E hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*/ jam
$*E$ jam
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
III. 6 6
6
2. 2na'ilaskis atau syok ana'ilaksis
?. Bnse'alopatiense'alitis3. Semua komplikasi akut atau sekuele
"termasuk kematian# akibat kejadian
diatas
. Semua kontra indikasi yang telahdicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*E hari
0*16 hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*/ jam
6*16 jam
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
I0.
6 6
2. 2rtritis kronik
?. Semua komplikasi akut atau sekuele
"termasuk kematian# akibat kejadian
diatas
3. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*/$ hari
5ak terbatas
5ak terbatas
E * /$ hari
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
0. mp!6
6 6
2. urpura trombositopenik?. In'eksi virus campak vaccine-strain
pada imunode'isiensi
3. Semua komplikasi akut atau sekuele
"termasuk kematian# akibat kejadian
diatas
. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin
0*0 hari
0*= bulan
5ak terbatas
5ak terbatas
E*0 hari
0*= bulan
5ak terbatas
?elum dapatdiaplikasikan
0I. Polio6 +id"p6
%P0
2. olio paralitik
* -esipien non*imunode'isiensi
* -esipien imunode'isiensi
* +asus dalam lingkungan yangberhubungan dengan vaksin
2. In'eksi virus polio vaccine-strain* -esipien non*imunode'isiensi
* -esipien imunode'isiensi
* +asus dalam lingkungan yang
0*0 hari
0*= bulan5ak terbatas
0*0 hari
0*0 hari
0*= bulan5ak terbatas
0*= bulan
18
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
19/27
berhubungan dengan vaksin?. Semua kompliaksi akut atau
sekuele "termasuk kematian# akibat
kejadian diatas
3. Semua kontra indikasi yang telahdicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*= bulan
5ak terbatas
5ak terbatas
5ak terbatas
5ak terbatas
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
5ak terbatas
0II. Polio6
in!ti5si6
IP0
2. 2na'ilaksis atau renjatan ana'ilaksis
?. Semua kompliaksi akut atau
sekuele "termasuk kematian# akibat
kejadian diatas3. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*E hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*/ jam
5ak terbatas
?elum dapatdiaplikasikan
0III. Hep
titis B
2. 2na'ilaksis atau renjatan
ana'ilaksis
?. Semua komplikasi akut atau
sekuele "termasuk kematian# akibat
kejadian diatas3. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin
0*E hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*/ jam
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
I@. Hi)6
polis!#id
tid!
di!on8"gsi
&PP(
2. enyakit ib dini?. Semua komplikasi akut atau
sekuele "termasuk kematian# akibat
kejadian diatas
3. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
0*E hari
5ak terbatas
5ak terbatas
0*E hari
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
@. Hi)6
polis!#id
!on8"gsi
2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk
kompensasi
?. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
kemasan vaksin
?elum dapat
diaplikasikan
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
?elum dapat
diaplikasikan
@I. 0#is
el
2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk
kompensasi
?. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin
?elum dapat
diaplikasikan
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
?elum dapat
diaplikasikan
@II. ot5i#"s6 +id"p 2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk
kompensasi?. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalam
?elum dapat
diaplikasikan
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
?elum dapat
19
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
20/27
kemasan vaksin diaplikasikan
@III. Sem"
5!sin
)#"
di#e!omend
si D
&im"nissi
#"tin(
2. 5ak ada kondisi spesi'ik untuk
kompensasi
?. Semua kontra indikasi yang telah
dicantumkan produsen dalamkemasan vaksin
?elum dapat
diaplikasikan
5ak terbatas
?elum dapat
diaplikasikan
?elum dapat
diaplikasikan
ikutip dari &eporting and Compensation 'ables# (ational Childhood Vaccine In)ury *ct +,.# Committee dfrom
IM# (ational *cademy Science $S*, dalam 2tkinson 7, 7ol'e 3S, umiston S, !elson $000.
5abel 8. 5atalaksana kasus +II1
KIPI e*l Tind!n
)aksin !yeri, eritema, bengkak di daerah
bekas suntikan J 1 cm,
5imbul J /8 jam setelah imunisasi
+ompres hangat
;ika nyeri mengganggu dapat
diberikan parasentamol 10 mg
kg??kali pemberian, J =
bln 4 =0 mgkali pemberian =*1$ bb 90 mgkali pemberian
1* th 4 1$0 mgkalipemberian
-eaksi lokal berat
"jarang terjadi# Britema indurasi dan edema
!yeri, bengkak dan mani'estasi
sistemik
+ompres hangat
arasetamol
-eaksi 2rthus !yeri, bengkak, indurasi dan edema
5erjadi akibat reimunisasi pada
pasien dengan kadar antibodi yangmasih tinggi
5imbul beberapa jam denganpuncaknya 1$*= jam setelah
imunisasi
+ompres hangat
arasetamol
irujuk dan dira(at di -S
-eaksi umum
"sistemik# emam, lesu, nyeri otot, nyeri
kepala dan menggil
?erikan minum hangat dan
selimut
arasetamol
+olaps +eadaan
seperti syok
Bpisode hipotonik*hiporesponsi'
2nak tetap sadar tetapi tidakbereaksi terhadap rangsangan
ada pemeriksaan 'rekuensi,
amplitudo nadi serta tekanan darahtetap dalam batas normal
-angsang dengan (angian
atau bauan yang merangsang ?ila belum dapat diatasi
dalam (aktu 0 menit segera
rujuk ke puskesmas terdekat
20
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
21/27
-eaksi +husus 4
Sindrom @uillain
?arre "jarangterjadi#
:umpuh layu, simetris, asendens
"menjalar ke atas# biasanya
tungkai ba(ah
2taksia
enurunan re'leksi tendon @angguan menelan
@angguan erna'asan
arestesi
Meningismus
5idak demam
eningkatan protein dalam cairan
serebrospinal tanpa pleositosis
5erjadi antara 6 hari sd = minggu
setelah imunisasi
erjalanan penyakit dari 1 sd */ hr rognosis umumnya baik.
-ujuk segera ke -S untuk
pera(atan dan pemeriksaan
lebih lanjut
!euritis brakialis"!europati pleksus
brakialis#
!yeri dalam terus menerus pada
daerah bahu dan lengan atas
5erjadi E jam sd minggu setelah
imunisasi
arasetamol
?ila gejala menetap rujuk ke
-S untuk 'isioterapi
Syok ana'ilaktik 5erjadi mendadak
@ejala klasik 4 kemerahan merata,edem
&rtikaria, sembab pada kelompok
mata, sesak, na'as berbunyi
;antung berdebar kencang
5ekanan darah menurun
2nak pingsan tidak sadar
apat pula terjadi langsung
berupa tekanan darah menurun
dan pingsan tanpa didahului olehgejala lain
ksigen
Suntikan adrenalin 141.000,dosis 0,1*0,, ski, atau 0,01
mlkg?? C , maC dosis 0,06
mlkali
Segera pasang in'us !a3I
0,9A 6A diguyur
2mino'ilin */ mg?? I)
"pelan*pelan#
idrokortison E*10 mg??
I)6 mg?? "tiap = jam#
5atalaksana rogram
2bses dingin ?engkak dan keras, nyeri daerah bekas
suntikan. 5erjadi karena vaksin
disuntikan masih dingin
+ompres hangat
arasetamol
embengkakan ?engkak disekitar suntikan
5erjadi karena penyuntikan kurang dalam
+ompres hangat
Sepsis ?engkak disekitar bekas suntikan
emam
5erjadi karena jarum suntik tidak steril
@ejala timbul 1 minggu atau lebih setelah
+ompres hangat
arasetamol
-ujuk ke -S terdekat
21
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
22/27
penyuntikan
5etanus +ejang, dapat disertai dengan demam,
anak tetap sadar
-ujuk ke -S terdekat
+elumpuhan
kelemahan otot :engan sebelah "daerah yang disuntik #
tidak bisa digerakkan
5erjadi karena daerah penyuntikan salah
"bukan pertengahan muskulus deltoid#
-ujuk ke -S terdekat
untuk di 'isioterapi
%aktor enerima
2lergi embengkakan bibir dan tenggorokan,
sesak na'as, eritema, papula, terasa gatal
5ekanan darah menurun
Suntikan deCametason 1
ampul imiv
;ika berlanjut pasangin'us !23I 0,9A
%aktorpsikologis
+etakutan
?erteriak
ingsan
5enangkan penderita
?eri minuman air
hangat
?eri (e(anginan
alkohol
Setelah sadar beri
minuman teh manis
hangat
+oinsidens
"'actorkebetulan#
@ejala penyakit terjadi secara kebetulan
bersamaan dengan (aktu imunisasi
@ejala dapat berupa salah satu gejala
+II tersebut di atas atau bentuk lain
5angani penderita sesuai
gejala
2.< Pelpo#n KIPI
ada pelaksanaannya jarang berhasil menentukan penyebab +II, karena memang
tidak mudah untuk menemukannya. &ntuk menentukan penyebab kasus +II dan didugakasus +II diperlukan laporan dengan keterangan rinci sebagaimana yang diuraikan di
ba(ah ini. ata yang diperoleh dipergunakan untuk menganalisis kasus dan mengambil
kesimpulan.1,$,11
+II yang harus dilaporkan
Semua +II harus dilaporkan, baik yang ringan maupun yang berat.
5ermasuk +II yang berat yaitu4
Semua kematian yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat berhubungan
dengan imunisasi.
Semua kasus ra(at inap, yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat
berhubungan dengan imunisasi.
22
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
23/27
Semua kecacatan, yang diduga oleh petugas kesehatan atau masyarakat berhubungan
dengan imunisasi.
Semua kejadian medik yang menimbulkan keresahan masyarakat karena diduga
berhubungan dengan imunisasi.
elapor +II
etugas kesehatan yang melakukan pelayanan imunisasi
etugas kesehatan yang melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan, rumah
sakit serta sarana pelayanan kesehatan lain.
eneliti yang melakukan studi klinis atau penelitian lapangan.
al*hal yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan
2pabila orang tua memba(a anak sakit yang baru diimunisasi, petugas kesehatan
harus dapat mengenal +II dan menentukan apakah perlu dilaporkan dan perlu
tindakan lebih lanjut.
etugas harus mengetahui 'actor pencetus dan harus mampu menggunakan
de'inisi kasus.
ada kasus ringan, petugas kesehatan harus tenang dan member nasehat padaorang tua untuk mengobati pasien. -eaksi ringan, seperti lim'adenitis ?3@ dan
abses kecil pada tempat suntikan, tidak perlu dilaporkan kecuali apabila tingkat
kepedulian orang tua cukup bermakna.
ada orang tua dan masyarakat harus mengetahui reaksi yang diharapkan terjadi
setelah imunisasi dan dianjurkan untuk melapor serta memba(a dengan segera
anak yang sakit yang dikha(atirkan ke rumah sakit atau 'asilitas kesehatan.
elaporan
:aporan dibuat dengan mengisi 'ormulir laporan yang disediakan.
Menyerahkannya ke instansi kesehatan tingkat kabupatendaerah tingkat II, dengan
tembusan ke Sekretariat +M2 +II yang berkedudukan diprovinsi.
etugas kesehatan di tingkat II harus merekapitulasi kejadian serta menetapkan kasus
tersebut termasuk +II atau tidak, serta meneruskanya ke Instansi +esehatan rovinsi
aerah 5ingkat I sampai ke subdit Imunisasi irjen M : epkes dengan
tembusan kepada +M!2S +II
alam hal mendesak, pelaporan dapat disampaikan melalui telepon atau 'aCimili,
'ormulir pelaporan harus diisi kemudian.
ata demogra'i.
23
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
24/27
ata yang harus dilaporkan
1. ata pasien
-i(ayat perjalanan penyakit
-i(ayat penyakit sebelumnya -i(ayat imunisasi
emeriksaan penunjang yang berhubungan
$. ata pemberian vaksin
!omor batch vaksin
Masa kadaluarsa
!ama pabrik pembuat vaksin
+apan dan darimana vaksin dikirim
emeriksaan penunjang tentang vaksin, apabila ada atau berhubungan
. ata yang berhubungan dengan program
erlakuan umum terhadap rantai dingin vaksin enyimpanan vaksin, membekuN +adaluarsaN
erlakuan terhadap vaksin, misalnya mengocok vaksin sebelum
disuntikkan erlakuan setelah vaksinasi, missal pembuangan vaksin setelah
selesai pelaksanaan imunisasiN
erlakuan mencampur serta melakukan imunisasi
2pakah pelarut yang dipakai sudah benarN
2pakah pelarut sterilN
2pakah dosis sudah benarN
2pakah vaksin diberikan dengan cara dan tempat yang benarN
+etersediaan jarum dan semprit
2pakah setiap semprit steril digunakan oleh satu orangN
erlakuan sterilisasi peralatan apakah telah dilakukanN
/. ata sasaran lain
;umlah pasien yang menerima imunisasi dengan vaksin nomnor batch
sama atau pada masa yang sama atau keduanya, dan berapa jumlah pasien
yang sakit serta bagaimana gejalanya.
;umlah sasaran yang diimunisasi dengan nomor batch lain "dari produsen
sama atau berlainan# atau masyarakat yang tidak diimunisasi tetapi terkena
penyakit dengan gejala yang sama.
24
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
25/27
onto+ o#m"li# lpo#n
25
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
26/27
2.' Tind! Ln*"t
26
-
7/25/2019 REFERAT-KIPI venny
27/27
elacakan harus dilakukan segera setelah laporan diserahkan tanpa ditunda . elacakan
dimulai oleh petugas kesehatan yang mendeteksi +II , atau oleh yang melihat pola tertentu di
binaannya . i lain pihak , dalam beberapa keadaan untuk +II tertentu tidak perlu dilakukan
tindak lanjut , seperti penyakit yang tidak berhubungan dengan imunisasi , seperti pneumonia
setelah penyuntikan 5 . Meskipun demikian apabila orang tua pasien menganggap kejadian
tersebut berhubungan dengan imunisasi , berikan kesempatan kepada mereka untuk
mendiskusikan masalah tersebut dengan petugas kesehatan .