Download - Referat Kontrasepsi Injeksi - Setia Hermawan
REFERAT
KONTRASEPSI INJEKSI
PEMBIMBING :
dr. Batara Sirait, Sp.OG
PENYUSUN :
Setia Hermawan ( 030.05.206 )
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Periode 21 Januari 2013 – 30 maret 2013
Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya lah sehingga akhirnya
saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul KONTRASEPSI SUNTIK dan juga saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada dr.Batara Sirait Sp.OG atas bimbingan dan dukungannya
sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini.
Dengan dibuatnya referat ini mungkin dapat sedikit membantu memberikan penjelasan tentang
masalah kontrasepsi yang mana mungkin dapat berguna bagi kita semuanya.
Dalam pembuatan referat ini saya menyadari bahwasanya mungkin masih jauh dari sempurna
dan sesuai harapan karena terdapat banyak kesalahan-kesalahan, oleh karenanya saya meminta
saran dan kritiknya atas referat yang saya tulis ini.
Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Bekasi, 10 Maret 2013
Penulis,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Referat yang berjudul “ Kontrasepsi Injeksi ” telah diterima dan disetujui
oleh : Dr.Batara Sirait Sp. OG pada tanggal 10 Maret 2013.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan referat ini untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik
Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Bekasi.
Bekasi, 10 Maret 2013
Pembimbing,
(Dr. Batara Sirait Sp.OG)
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
Pendahuluan 1
Definisi 3
Suntikan 1 bulan 3
Suntikan 3 bulan 9
Kesimpulan 15
Daftar Pustaka 16
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Sejarah Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan progestin yang pertama dkembangkan tahun 1953 oleh Karl Junkmann.
Tahun 1957 Junkmatin dan kawan-kawan menemukan NET EN. Pada saat yang sama, Upjohn
Company di Amerika Serikat menemukan DMPA yang berasal dari hormon alamiah
progesterone.
NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang di pakai sebagai kontrasepsi, dan diberi
nama dagang Noristerat.
Percobaan-percobaan klinik pertama dari DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada tahun
1963, diikuti percobaan-percobaan di lapangan pada tahun 1965. Tahun 1967 Upjohn Company
meminta izin FDA untuk memasarkan DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu
telah diketahui dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal per-oral merupakan penyebab
dari timbulnya efek samping seperti mual, muntah, timbulnya bekuan darah. Sehingga adanya metode
kontrasepsi yang bebas estrogen seperti DMPA dan Mini-Pil merupakan hal yang sangat dilarang.
Tetapi tahun 1970, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa progestin, termasuk DMPA,
menyebabkan timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang percobaan anjing beagle,
sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA.
Bulan September 1974 FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui DMPA sebagai
suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah mengalami kegagalan kontrasepsi
dengan maksudnya tersebut, setelah timbul pertanyaan apakah DMPA dapat meninggikan risiko
karsinoma serviks. Tahun 1975 dinyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti bertambahnya risiko karsinoma
seviks, dan diusulkan kembali penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas.
Tetapi pada tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu metode
kontrasepsi, dengan alasan:
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing beagle yang diberikan
DMPA belum terpecahkan.
a. Adanya risiko yang potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus kegagalan kontrasepsi.
b. Pemberian estrogen untuk menanggulangi perdarahan haid ireguler karma DMPA, akan
mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi-progestin-saja.
c. Belurn dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari pemakaian DMPA di
1
Amerika Serikat.
Di samping itu, pihak-pihak yang tidak menyetujui metode kontrasepsi suntikan juga
mengatakan bahwa:
a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat spa yang disuntikan kepadanya atau wanita disuntik
tanpa seizinnya (tanpa informed consent),
b. sebagai obat suntik berdaya-kerja panjang, efeknya - termasuk efek samping utama maupun
yang minor - tidak dapat segera dihentikan dengan jalan menghentikan suntikannya. Baru
pada bulan Oktober 1992 FDA menyetujui Depo-Provera sebagai kontrasepsi suntikan.
2
2.1 DEFINISI
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak
dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan
diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai
persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan
KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
2.2 Jenis-jenis KB suntik
2.2.1 Suntikan 1 bulan / Kombinasi : contoh : cyclovem
a. Kandungan
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan
satu bulan sekali. jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M
sebulan sekali (Cyclovem).
b. Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah
pematangan dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
c. Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut
telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita
selama tahun pertama penggunaan.
3
d. Keuntungan & Kerugian
a) Keuntungan kb suntik 1 bulan
Sangat efektif (99,6%)
Risiko kesehatan kecil
Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
Tidak perlu menyimpan obat suntik
Tidak mempengaruhi pemberian ASI
Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun)
Mencegah kehamilan ektopik
Jangka panjang
Sangat efektif walaupun terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah
ditentukan
Sangat berguna untuk yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk
mengikuti sterilisasi (tubektomi).
b) Kerugian KB suntik 1 bulan
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
Harus kembali ke sarana pelayanan.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4
Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi HIV.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi
dan obat tuberklosis.
Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
e. Indikasi & kontraindikasi
a) Indikasi KB suntik 1 bulan
Menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah
mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap
atau belum bisa ikut tubektomi saat ini
Menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari
atau setiap bersenggama
Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau
kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi
pemakaian esterogen
Sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
Usia reproduksi
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
5
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
Pascapersalinan dan tidak menyusui
Anemia
Nyeri haid hebat
Haid teratur
Riwayat kehamilan ektopik
Sering menggunakan pil kontrasepsi
b) Kontraindikasi KB suntik 1 bulan
Hamil atau diduga hamil
Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
Penyakit hati akut
Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(lebih dari 180/110 mmHg)
Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
Keganasan payudara
f. Waktu pemberian
6
a) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi
lain untuk 7 hari.
c) Bila tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
d) Bila pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama
dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
e) Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
f) Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan
kombinasi.
g) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberi.
h) Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi
dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
i) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi
tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya
g. Manfaat kesehatan
a) Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut
7
b) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
c) Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
d) Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung
telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga
memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk
mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya
stimulasi dari sel epitel ovarium).
e) Mencegah terjadinya kanker endomertrium
f) Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell
anemia
g) Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.
h. Gambar KB suntik 1 bulan
8
2.2.2 Suntikan/3 bulan : contoh : Depo provera, Depogeston
a. Kandungan
a) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA
yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah
bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu
sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh
wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis
dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali
terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat
kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan
keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan
kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan
sebaliknya.
b) Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin
dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler.
Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest
berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya
merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6.
Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender
cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali
dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan
terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih
dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.
b. Cara kerja
Mencegah ovulasi
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
9
Menjadikan selaput lendir rahim tipis
Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
c. Efektifitas
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal
dan secara teratur.
d. Keuntungan & kerugian
a) Keuntungan KB suntik 3 bulan
Sangat efektif
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
Sedikit efek samping
Tidak perlu menyimpan obat suntik
Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
Menurunkan krisis anemia bulan sabit
10
b) Kerugian KB suntik 3 bulan
Sering ditemukan gangguan haid
Siklus haid yang memendek atau memanjang
Perdarahan yang banyak atau sedikit
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
Tidak haid sama sekali
Sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau
kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya
pelepasan obat suntikan dari deponya.
e. Indikasi & kontraindikasi
a) Indikasi KB suntik 3 bulan
Usia reproduksi
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
11
Setelah abortus atau keguguran
Perokok
Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia
Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis
Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
Mendekati usia menopause
b) Kontraindikasi KB suntik 3 bulan
Hamil atau dicurgai hamil
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
Menderita kanker payudara
Diabetes mellitus
f. Gambar KB suntik 3 bulan
12
2.3 cara pemberian KB suntik 1 bulan dan 3 bulan
1. Waktu pemberian
Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi penyuntikan IM sampai daerah glutus
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
2.4 Cara penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25°C
2.5 Cara penggunaan
1. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler
dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi
suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai dengan
injeksi kelimadiberikan setiap 12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau
iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum disuntik
13
3. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi
tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan
menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.
2.6 Peringatan bagi akseptor
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
waktu1 periode masa haid.
14
PENUTUP
KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit
oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Kanisius.
2. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 200
3. Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
16