RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 – 2014
DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI
”SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI”
i
Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang
Perekonomian 2010-2014 ini disusun dalam rangka memenuhi amanat
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang mewajibkan Kementerian dan lembaga
termasuk unit organisasi dibawahnya menyusun rencana pembangunan
jangka menengah di bidangnya masing-masing dengan mengacu dan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor
1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, dan
Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Seekretariat Kabinet Republik
Indonesia Tahun 2010-2014, maka dipandang perlu adanya perencanaan
strategis Deputi Bidang Perekonomian.
Renstra Setkab Tahun 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Sekretariat Kabinet untuk 5 (lima) tahun ke
depan, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik
global maupun nasional, dan Rencana Reformasi Birokrasi Sekretariat
Kabinet. Selain itu, dalam penyusunan Renstra ini berpedoman pada
RPJMN 2010-2014, dan sekaligus dimaksudkan untuk memberikan
kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda
dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana
diamanatkan pada RPJMN 2010-2014.
Renstra Deputi Bidang Perekonomian tahun 2010-2014 disusun
sebagai pedoman dan arah dukungan kebijakan bidang perekonomian
yang hendak dicapai dalam periode 2010--2014 dengan
mempertimbangkan capaian kinerja hingga saat ini. Renstra Deputi
Bidang Perekonomian disusun melalui berbagai tahapan, termasuk
Kata Pengantar
ii
interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di lingkungan
Sekretariat Kabinet maupun diluar Sekretariat Kabinet dan partisipasi
seluruh pejabat di Deputi Bidang Perekonomian.
Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014
merupakan dasar dan pedoman bagi Unit Eselon II dan seluruh staf di
lingkungan Deputi Bidang Perekonomian, dan sebagai acuan dalam
menyusun (1) Rencana Strategis (Renstra); (2) Rencana Anggaran dan
Biaya (RAB); (5) Laporan Tahunan; dan (6) Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP);
Renstra ini perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran
di Deputi Bidang Perekonomian serta para pemangku kepentingan dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program dan
kegiatan terkait dengan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang
Perekonomian secara sinergis dan berkesinambungan.
Semoga kita semua mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Amin.
Jakarta, Juni 2012
Deputi Bidang Perekonomian
Ir. Retno Pudji Budi Astuti, M.B.A
iii
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................. iii
Daftar Tabel .......................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Kondisi Umum ................................................................ 4
1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet .................................................... 2 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2010 dan Tahun
2011 .......................................................................... 11 3. Capaian Kinerja Deputi Bidang Perekonomian Tahun
2011 ........................................................................... 20 4. Reformasi Birokrasi .................................................... 23
B. Potensi dan Permasalahan ............................................ 28
1. Kekuatan (Strength) ................................................... 28 2. Kelemahan (Weaknesses) ........................................ 29 3. Peluang Organisasi ................................................... 30 4. Ancaman Organisasi .................................................. 30
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN DEPUTI BIDANG PEREKONOMI- AN ......................................................................................... 33
A. Visi Sekretariat Kabinet ................................................... 33 B. Misi Sekretariat Kabinet .................................................. 34 C. Tata Nilai Sekretariat Kabinet .......................................... 35 D. Tujuan Sekretariat Kabinet ............................................. 36 E. Sasaran Strategis Sekretariat Kabinet ............................ 37
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................... 44
DAFTAR ISI
iv
A. Arah Kebijakan Sekretariat Kabinet ................................ 44 B. Arah Kebijakan Deputi Bidang Perekonomian ................. 46 C. Program .......................................................................... 52
1. Program Tahun 2011 ................................................. 53 2. Program Tahun 2012-2014 ........................................ 60
BAB IV PENUTUP ............................................................................. 65
v
Tabel 1.1 Kategori Capaian Kinerja .................................................. 22
Tabel 1.2 Capaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010 . 22
Tabel 3.1 Sasaran dan Indikator Sasaran Deputi Bidang Perekono-
mian ................................................................................. 37
Tabel 4.1 Alokasi Pagu Anggaran Deputi Bidang Perekonomian
Tahun 2011 ....................................................................... 59
Tabel 4.2 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2012-2014
Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 ........................ 63
DAFTAR TABEL
1 Deputi Bidang Perekonomian
i dalam sistem presidensial, peranan Presiden dalam
menjalankan roda pemerintahan sangatlah penting. Presiden
sebagai kepala pemerintahan adalah orang yang memimpin
jalannya roda pemerintahan. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden
dibantu oleh menteri-menteri yang duduk dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif dengan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
sehari-hari. Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, bahwa Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan
Pasal ini maka menjadi jelas bahwa bentuk negara Indonesia adalah
kesatuan dan pemerintahan berbentuk republik. Di dalam bentuk
pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia berperan dalam
memegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan. Peran ini didasarkan
pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
Agar dalam menjalankan mandatnya berjalan dengan lancar maka
Presiden memerlukan dukungan, baik yang bersifat teknis, administratif dan
analisis. Dukungan tersebut terutama terkait dengan pengelolaan
manajemen kabinet agar kinerja kabinet terselenggara dengan baik. Dalam
hal ini dukungan staf, teknis, administrasi dan analisis diberikan oleh
Sekretariat Kabinet.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2010 Tentang Sekretariat Kabinet, Pasal 2 menyatakan Sekretariat Kabinet
mempunyai tugas memberi dukungan staf, administrasi, teknis, dan
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
D
2 Deputi Bidang Perekonomian
pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Sekretariat Kabinet
antara lain menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan pengelolaan dan
pengendalian manajemen. Berdasarkan Perpres tersebut tugas Sekretariat
Kabinet adalah memberikan dukungan staf, administrasi, pemikiran kepada
Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional secara
menyeluruh, setiap lembaga pemerintah dituntut untuk menerapkan
manajemen strategis. Penerapan manajemen strategis ini dilaksanakan
untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan yang muncul sebagai
upaya mencapai tujuan organisasi. Aspek perencanaan strategis mempunyai
peranan yang sangat penting dalam manajemen strategis. Sekretariat
Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintahan, wajib menerapkan
manajemen strategis dengan menetapkan perencanaan strategis yang
disusun secara periodik dan berpedoman kepada peraturan perundang-
undangan yang ada. Perencanaan strategis tersebut sekaligus sebagai
sarana pengendalian manajemen. Sebagai bagian dari Sekretariat Kabinet,
Deputi Bidang Perekonomian juga berkewajiban menyusun Rencana
Strategis.
Melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005—2025, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2010—2014, serta tata cara penyusunan renstra-K/L yang diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga 2010—2014, Sekretariat Kabinet telah menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010—2014 yang ditetapkan dalam
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tentang
3 Deputi Bidang Perekonomian
Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010—
2014 pada tanggal 4 Februari 2010. Penetapan Renstra Tahun 2010—2014
tersebut masih mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005
tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet.
Setelah ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010
tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet serta
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagai pengganti Peraturan Presiden
Nomor 31 Tahun 2005, dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan
atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tentang
Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010 -2014
tersebut. Selanjutnya, Sekretaris Kabinet menyempurnakan Renstra tersebut
melalui Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang
ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2012. Untuk itu, menjadi kewajiban unit-
unit kerja Eselon I dan Eselon II di lingkungan Sekretariat untuk menyusun
Renstra Tahun 2010-2014 yang mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2010-2014.
Berdasarkan pertimbangan di atas, Deputi Bidang Perekonomian
sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
2010, Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011, dan Peraturan
Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 menyusun Renstra Deputi Bidang
Perekonomian Tahun 2010-2014 dengan mengacu pada Renstra Sekretariat
Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2012.
4 Deputi Bidang Perekonomian
A. Kondisi Umum
Kondisi Umum Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-
2014 akan menjabarkan kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan
organisasi Deputi Bidang Perekonomian, tujuan dan sasaran strategis
Sekretariat Kabinet di bidang perekonomian pada tahun 2010-2014, dan
capaian kinerja Deputi Bidang Perekonomian pada tahun 2011.
Tujuan dan sasaran strategis pada Sekretariat Kabinet di bidang
perekonomian tahun 2010-2014 akan dijabarkan dalam 3 tahapan yaitu:
a. Tahap Tahun 2010 saat Deputi Bidang Perekonomian belum
terbentuk;
b. Tahap Tahun 2011, penjabaran pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi
Bidang Perekonomian mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010; dan
c. Tahap Tahun 2012-2012, penjabaran pelaksanaan tugas dan fungsi
Deputi Bidang Perekonomian mengacu pada Renstra Sekretariat
Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari
2012.
1. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang
Sekretariat Kabinet, Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah
yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet, berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sekretaris Kabinet
mempunyai tugas memberikan memberi dukungan staf, administrasi,
teknis, dan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Kabinet
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian manajemen
kabinet;
5 Deputi Bidang Perekonomian
b. perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan
program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan,
perekonomian dan kesejahteraan rakyat;
c. penyiapan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian
Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi
Presiden, serta penyiapan pendapat atau pandangan hukum
kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di
bidang politik, hukum, dan keamanan, perekonomian dan
kesejahteraan rakyat;
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik,
hukum, dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat;
e. penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan dan pengelolaan
sidang-sidang kabinet, maupun rapat atau pertemuan yang
dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden,
serta penyampaian, publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut
hasil sidang, rapat atau pertemuan tersebut;
f. penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan, kelembagaan, dan
protokoler yang berkaitan dengan kegiatan kabinet;
g. penyiapan, penyelenggaraan dan pengadministrasian dalam
pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan negeri,
jabatan pemerintahan dan jabatan lainnya, serta kepangkatan dan
pensiun pejabat dan pegawai negeri sipil yang wewenang
penetapannya berada di tangan Presiden, dan pengangkatan,
pemindahan serta pemberhentian dalam dan dari jabatan atau
pangkat pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet;
h. penyelenggaraan pelayanan dan dukungan administrasi,
perencanaan, keuangan, pendidikan, pelatihan dan pengelolaan
barang milik negara/keuangan negara yang menjadi tanggung
jawab Sekretariat Kabinet serta penyediaan sarana dan prasarana
dan administrasi umum lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet;
6 Deputi Bidang Perekonomian
i. pengumpulan, pengolahan, dan penyelenggaraan pelayanan
dukungan data dan informasi, penyediaan sarana dan prasarana
pengembangan teknologi informasi bagi kelancaran pelaksanaan
tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet;
j. pengoordinasian pelaksanaan tugas Staf Khusus Presiden dan
Staf Khusus Wakil Presiden;
k. koordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara dalam rangka
pemberian dukungan staf, teknis dan administrasi untuk
pelaksanaan tugas-tugas Presiden dan Wakil Presiden;
l. penyelenggaraan dukungan bagi kelancaran pelaksanaan tugas
Presiden dan Wakil Presiden dalam bidang-bidang tertentu sesuai
dengan arahan Presiden dan Wakil Presiden; dan
m. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat
Kabinet.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010
tersebut, telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet
Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor
1 Tahun 2011 tersebut, susunan organisasi Sekretariat Kabinet terdiri
atas:
1) Wakil Sekretaris Kabinet;
2) Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
3) Deputi Bidang Perekonomian;
4) Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat;
5) Deputi Bidang Persidangan Kabinet;
6) Deputi Bidang Administrasi;
7) Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Internasional;
8) Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Wilayah Perbatasan;
9) Staf Ahli Bidang Riset, Teknologi, Komunikasi dan Informasi; dan
7 Deputi Bidang Perekonomian
10) Pusat Data dan Informasi.
Dari beberapa jabatan eselon I tersebut, Deputi Bidang
Perekonomian mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam
menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam
perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan
program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa,
penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat
atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Perekonomian
menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan
program pemerintah di bidang perekonomian;
2) penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan
penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau
pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di bidang perekonomian;
3) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan
kebijakan pemerintah di bidang perekonomian, berikut
permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;
4) pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian;
5) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang
perekonomian, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut
8 Deputi Bidang Perekonomian
penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan
pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media
massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan
6) pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris
Kabinet.
Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,
Deputi Bidang Perekonomian didukung oleh 4 (empat) Asisten Deputi
dengan tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut:
1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan
Ketahanan Pangan
Tugas:
melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas
rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter,
fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara,
ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal.
Fungsi:
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan
Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah
tertinggal;
b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan
9 Deputi Bidang Perekonomian
Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah
tertinggal;
c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter,
fiskal, jasa
keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan
pangan dan pembangunan daerah tertinggal, berikut
permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya;
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan,
pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan
pembangunan daerah tertinggal.
e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang
perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan,
pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan
pembangunan daerah tertinggal, baik di luar negeri maupun
dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di
kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat
akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap
perlu; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perekonomian.
2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan
10 Deputi Bidang Perekonomian
Tugas:
melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas
rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan
koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, serta
ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi.
Fungsi:
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, usaha kecil,
menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus
barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi;
b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di bidang industri, usaha kecil,
menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus
barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi;
c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan
kebijakan pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah
dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang,
ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi, berikut permasalahan
yang timbul dan upaya pemecahannya;
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri,
usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan
kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan
investasi.
e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang industri,
usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan
11 Deputi Bidang Perekonomian
kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan
investasi, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut
penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan
pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media
massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perekonomian.
3. Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan
Sumber Daya Alam
Tugas:
melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas
rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan
perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta
pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber
daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam.
Fungsi:
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana
jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan
sumber daya alam;
b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di bidang tata ruang, prasarana
jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan
sumber daya alam;
c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data,
informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan
pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air,
12 Deputi Bidang Perekonomian
transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam, berikut
permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya.
d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang tata
ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan
teknologi, dan sumber daya alam;
e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang tata ruang,
prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi,
dan sumber daya alam, baik di luar negeri maupun dalam negeri,
berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan
pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media
massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perekonomian.
4. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang
Perekonomian
Tugas:
Melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas
rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa,
penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan
evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian.
Fungsi:
a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan
perundang-undangan di bidang perekonomian;
13 Deputi Bidang Perekonomian
b. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan
prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian;
c. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap
substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang bidang
perekonomian;
d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang
perekonomian.
e. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di
bidang perekonomian; dan
f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Perekonomian.
Masing-masing Asisten Deputi di atas memiliki susunan organisasi
sebagai berikut:
1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan
Pangan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu:
a. Bidang Perencanaan Pembangunan, Moneter dan Fiskal,
didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1) Subbidang Perencanaan Pembangunan dan Moneter, dan;
2) Subbidang Fiskal;
b. Bidang Jasa Keuangan dan Badan Usaha Milik Negara,
didukung oleh 3 (tiga) sub bidang, yaitu:
1) Subbidang Jasa Keuangan;
2) Subbidang Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara; dan
3) Subbidang Fasilitasi Operasional Bidang Perekonomian;
dan
14 Deputi Bidang Perekonomian
c. Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah
Tertinggal, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1) Subbidang Ketahanan Pangan; dan
2) Subbidang Pembangunan Daerah Tertinggal.
2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah,
Perdagangan dan Ketenagakerjaan terdiri dari 3 (tiga) bidang,
yaitu:
a. Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu;
1)Subbidang Industri; dan
2)Subbidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi;
b. Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang, didukung
oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Ekspor, Impor, Hak Atas Kekayaan Intelektual
dan Pengawasan Barang Beredar; dan
2)Subbidang Distribusi dan Perlindungan Konsumen; dan
c. Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi, didukung
oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi; dan
2)Subbidang Investasi.
3. Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber
Daya Alam terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu:
a. Bidang Tata Ruang, Prasarana Jalan dan Sumber Daya Air,
didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Tata Ruang dan Prasarana Jalan; dan
2)Subbidang Sumber Daya Air;
15 Deputi Bidang Perekonomian
b. Bidang Transportasi, Riset dan Teknologi, didukung oleh 2
(dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Transportasi; dan
2)Subbidang Riset dan Teknologi
c. Bidang Sumber Daya Alam, didukung oleh 2 (dua) sub bidang,
yaitu:
1)Subbidang Pertanian, Kelautan dan Kehutanan; dan
2)Subbidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
4. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang
Perekonomian terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu:
a. Bidang Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan Pangan,
didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Moneter, Fiskal, dan Badan Usaha; dan
2)Subbidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah
Tertinggal;
b. Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan,
dan Ketenagakerjaan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1) Subbidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah,
Perdagangan, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual; dan
2) Subbidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi;
dan
c. Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam,
didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu:
1)Subbidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya
Air; dan
2)Subbidang Sumber Daya Alam.
16 Deputi Bidang Perekonomian
Berdasarkan uraian di atas, susunan organisasi Deputi Bidang
Perekonomian terdiri atas 4 (empat) Asisten Deputi dan 12 (dua belas)
bidang, digambarkan sebagaimana bagan berikut ini:
17 Deputi Bidang Perekonomian
Bagan 1
STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
18 Deputi Bidang Perekonomian
2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2010 dan Tahap Tahun
2011
a. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2010
Pada Tahun 2010, struktur organisasi Deputi Bidang
Perekonomian belum terbentuk. Tujuan dan sasaran strategis
Sekretariat Kabinet Tahun 2010 khususnya di bidang perekonomian
dilaksanakan oleh 2 unit kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat
Kabinet yaitu Biro Perekonomian dan Industri dibawah Deputi
Sekretariat Kabinet Bidang Hukum dan Biro Perdagangan, Industri,
dan Sumber Daya Alam di bawah dibawah Deputi Sekretariat
Kabinet Bidang Pemerintahan.
b. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2011
Pada Mei 2011, Deputi Bidang Perekonomian ditetapkan
sebagai salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Sekretariat
Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010,
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011, dan Peraturan
Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012.
Selanjutnya, Deputi Bidang Perekonomian menjabarkan
pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam Rencana Kerja Tahunan
Deputi Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2011 dengan
mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang
ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010; dan
Adapun penjabaran tujuan dan sasaran strategis dalam
Rencana Kerja Tahunan Deputi Bidang Perekonomian Tahun
Anggaran 2011 sebagai berikut:
1) Tujuan Strategis
Keberhasilan Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya dapat diukur dari keberhasilan pencapaian
tujuan strategis.
Tujuan Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan berdasarkan
hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam
mewujudkan visi dan misi Sekretariat Kabinet. Tujuan tersebut
merupakan kondisi yang ingin dicapai pada periode jangka
19 Deputi Bidang Perekonomian
menengah sesuai kemampuan organisasi. Tujuan tersebut juga
dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, arah
kebijakan dan strategi, serta program dan kegiatan organisasi
dalam mewujudkan misi Sekretariat Kabinet.
Tujuan Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan, sebagai
berikut:
2) Sasaran Strategis
Berdasarkan tujuan tersebut, dijabarkan sasaran yang ingin
dicapai Deputi Bidang Perekonomian. Sasaran Deputi Bidang
Perekonomian menggambarkan keadaan yang ingin dihasilkan
dalam periode setiap tahun selama lima tahun. Keberhasilan
tersebut direncanakan serta dirumuskan secara terukur dan
spesifik untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan
alokasi sumber daya yang dimiliki Deputi Bidang Perekonomian
dalam kegiatan tiap tahun.
Dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai di atas, sasaran
Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk tujuan ”Meningkatnya kualitas dukungan saran
kebijakan dalam pemantauan, evaluasi, dan analisis atas
perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan
1. Meningkatnya kualitas dukungan saran kebijakan
dalam pemantauan, evaluasi, dan analisis atas
perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah serta permasalahan hukum di
bidang perekonomian.
2. Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan
Instruksi Presiden di bidang perekonomian.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Deputi Bidang
Perekonomian
20 Deputi Bidang Perekonomian
program pemerintah di bidang perekonomian serta
permasalahan hukum di bidang perekonomian”, maka
sasaran yang ingin dicapai adalah:
2. Untuk tujuan ”Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi
Presiden di bidang perekonomian”, maka sasaran yang ingin
dicapai adalah:
3. Capaian Kinerja Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011
Sebagai penjabaran dari Renstra Sekretariat Kabinet Tahun
2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010, Deputi
Bidang Perekonomian telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) Tahun 2011 yang berisi penetapan tujuan strategis dan sasaran
strategis Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011.
3. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan
penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres
di bidang perekonomian
Sasaran Strategis Deputi Bidang
Perekonomian
1. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan
pemberian saran kebijakan hasil pemantauan,
evaluasi, dan analisis atas perumusan rencana dan
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di
bidang perekonomian.
2. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan
pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum
di bidang perekonomian.
3.
4.
5.
6.
Sasaran Strategis Deputi Bidang
Perekonomian
21 Deputi Bidang Perekonomian
Guna mengetahui apakah tujuan strategis dan sasaran strategis
Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 telah dicapai dengan
maksimal, terdapat tolok ukur yang dapat digunakan antara lain
penetapan indikator-indikator sasaran yang mendukung pengukuran
pencapaian sasaran tersebut.
Disamping itu, Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya selalu mengacu kepada Indikator Program Utama
(IKU) yang merupakan ukuran keberhasilan tujuan strategis dan sasaran
strategis organisasi. Penetapan IKU Deputi Bidang Perekonomian telah
diarahkan kepada kinerja yang lebih terukur dan berada dalam rentang
kendali Deputi Bidang Perekonomian. IKU Deputi Bidang Perekonomian
ditetapkan pertama kali pada tahun 2011, dan selanjutnya sebagai wujud
komitmen Deputi Bidang Perekonomian dalam menyukseskan reformasi
birokrasi di lingkungan Sekretariat Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian
selalu berupaya mencapai IKU yang telah ditetapkan tersebut.
Selanjutnya, keberhasilan capaian sasaran Deputi Bidang
Perekonomian Tahun 2011 dapat diketahui melalui suatu pengukuran
kinerja berupa output dan outcome yang dihasilkan dari pelaksanaan
program dan kegiatan, serta proses penilaian kemajuan pencapaian
tujuan strategis dan sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Deputi
Bidang Perekonomian.
Berdasarkan uraian di atas, capaian kinerja merupakan gambaran
dari pencapaian tujuan strategis dan sasaran strategis yang dijabarkan
melalui pelaksanaan program dan kegiatan. Pengukuran capaian
pelaksanaan program dan kegiatan juga didukung melalui penetapan
indikator-indikator kegiatan.
Penetapan kategori capaian kinerja Deputi Bidang Perekonomian
Tahun 2011 tersebut, dilakukan dengan menggunakan kategori
pencapaian kinerja sebagai berikut:
22 Deputi Bidang Perekonomian
Tabel 1.1 Kategori Capaian Kinerja
Sumber: Modul 4 Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara, 2004.
Pencapaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Capaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011
No Rentang
Capaian Kinerja
Kategori Capaian
Kinerja
1
2
3
4
85 % - 100 %
70 % - < 85 %
55 % - < 70 %
< 55 %
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang Baik
No Indikator Kinerja Utama
Sasaran Indikator Sasaran
Target Realisasi %
Capaian
1.
a. Tingkat kecepatan
b. Tingkat ketepatan
Penyelesaian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian
1.Terwujudnya
peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran kebijak-an hasil pe-mantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksa-naan kebijak-an dan pro-gram pemerin-tah di bidang perekonomian
1. Kecepatan
penyelesaian saran kebi-jakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelak-sanaan kebi-jakan dan pro-gram pemerin-tah di bidang perekonomian
11 hari
7,82 hari
128,91%
2. Ketepatan penyelesaian saran kebijak-an hasil pe-mantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksa-naan kebijak-an dan pro-gram peme-rintah di bi-
93% 100% 107,53%
23 Deputi Bidang Perekonomian
4. Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi sangat penting dilakukan di lingkungan
Sekretariat Kabinet, mengingat Sekretariat Kabinet mempunyai tugas
memberikan dukungan staf, administrasi, teknis, dan pemikiran kepada
dang pere-konomian
2. a. Tingkat kecepatan
b. Tingkat ketepatan
Pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian
2. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran penye-lesaian per-masalahan hukum di bidang pere-konomian
1. Kecepatan pemberian penyelesaian saran perma-salahan hu-kum di bidang perekonomian
11 hari
7,61 hari
127,90%
2. Ketepatan
pemberian penyelesaian saran perma-salahan hu-kum di bidang perekonomian
93% 00% 107,53%
No Indikator Kinerja Utama
Sasaran Indikator Sasaran
Target Realisasi %
Capaian
3. a. Tingkat kecepatan
b. Tingkat ketepatan
Penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres dan Rinpres di bidang perekonomian
3. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan penyelesaian rancangan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang perekonomian
1. Kecepatan penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres dan Rinpres di bidang pere-konomian
11 hari
9,75 hari
118,18%
2. Ketepatan penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres dan Rinpres di bidang pere-konomian
93% 100% 107,53%
24 Deputi Bidang Perekonomian
Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Reformasi birokrasi menuntut
Sekretariat Kabinet untuk melaksanakan tugasnya secara profesional,
handal, cepat, dan tepat.
Sebagai salah satu unit eselon I di struktur organisasi Sekretariat
Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian melakukan pula reformasi
birokrasi yang ditetapkan oleh Sekretariat Kabinet.
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi terdapat faktor-faktor
kunci keberhasilan, yaitu komitmen nasional, penggerak reformasi
birokrasi, muatan reformasi birokrasi, serta proses reformasi birokrasi itu
sendiri. Penggerak reformasi birokrasi adalah pimpinan
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Penggerak reformasi
birokrasi harus berdaya tahan tinggi terhadap tantangan dan hambatan,
serta memiliki daya dobrak dan kreativitas untuk melaksanakan
program-program terobosan baik secara horisontal maupun vertikal.
Sebagai penggerak reformasi birokrasi, Sekretariat Kabinet telah
mulai melaksanakan reformasi birokrasi sejak ditetapkannya Peraturan
Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan
Sekretariat Kabinet yang dilakukan bersama Sekretariat Negara secara
komprehensif, sistemik dan berkelanjutan.
Reformasi birokrasi yang telah, sedang dan akan dilakukan di
lingkungan Sekretariat Kabinet, termasuk di Deputi Bidang
Perekonomian adalah sebagai berikut:
a. Bidang Kelembagaan
Seiring berjalannya reformasi birokrasi, terjadi penajaman tugas
dan fungsi yang harus diemban Sekretariat Kabinet dan memiliki
peran dalam penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian
manajemen kabinet, sehingga perlu dilakukan upaya penyempurnaan
organisasi secara bertahap dan berkelanjutan.
Penyempurnaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan
Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet yang
dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet.
Peraturan Sekretaris Kabinet dimaksud guna mengarahkan
25 Deputi Bidang Perekonomian
organisasi untuk meningkatkan efektivitas kinerja di lingkungan
Sekretariat Kabinet.
Deputi Bidang Perekonomian merupakan salah satu unit
organisasi baru di Sekretariat Kabinet yang ditetapkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 dan Peraturan Sekretaris
Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tersebut.
b. Bidang Ketatalaksanaan
Pelaksanaan reformasi birokrasi di bidang ketatalaksanaan
diwujudkan dengan melakukan penyusunan standar pelayanan yang
jelas, terukur dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku. Sejak tahun 2009, Sekretariat Kabinet telah menyusun 27
Standar Pelayanan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, saat ini Deputi
Bidang Perekonomian masih menggunakan standar pelayanan unit
kerja eselon I Sekretariat Kabinet berdasarkan struktur organisasi
yang lama, yaitu Deputi Bidang Hukum dan Deputi Bidang
Pemerintahan, khususnya terkait dengan bidang ekonomi.
Adapun standar pelayanan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Standar Pelayanan Unit Kerja.
2) Peraturan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum Nomor:
01/SP/Setkab/Dep-Hukum/X/2009 tentang Standar Pelayan-an
Unit Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Hukum.
3) Keputusan Deputi Pemerintahan No. 1 Th 2009 Tentang Standar
Pelayanan Unit Kerja di Lingkungan Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Pemerintahan Sekretariat Kabinet.
Selanjutnya, menjadi kewajiban Deputi Bidang Perekonomian
berkoordinasi dengan Deputi Bidang Administrasi yang bertanggung
jawab di bidang ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Kabinet
untuk menyempurnakan standar pelayanan tersebut, sesuai dengan
26 Deputi Bidang Perekonomian
tugas dan fungsi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 82 Tahun 2010.
c. Bidang Sumber Daya Manusia
Reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia pada Deputi
Bidang Perekonomian dilaksanakan dengan cara melakukan
peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia melalui:
1) Program Penataan Sumber Daya Manusia yang dijabarkan
melalui kegiatan:
a) Penyelenggaraan analisis jabatan, yang menghasilkan peta
jabatan, uraian jabatan, dan spesifikasi jabatan.
b) Pengusulan pengadaan CPNS secara lebih obyektif,
transparan, akuntabel, memanfaatkan teknologi dan bekerja
sama dengan perguruan tinggi dan konsultan manajemen
sumber daya manusia yang independen.
c) Pengusulan penempatan/pengangkatan pegawai dalam
jabatan fungsional umum.
2) Program Pembinaan Karier dan Peningkatan Profesionalisme
Sumber Daya Manusia yang dijabarkan melalui kegiatan:
a) Pengusulan Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Struktural dan Fungsional.
b) Pengusulan Penerapan pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi.
c) Pengusulan Penerapan uji kompetensi calon pejabat
struktural.
3) Program Penegakan Disiplin dan Pengembangan Budaya Kerja
yang dijabarkan melalui kegiatan:
a) Pemberian reward and punishment yang seimbang.
b) Penerapan pembinaan rohani yang dilaksanakan oleh Deputi
Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet.
c) Pengembangan pola pikir, sikap, dan perilaku produktif.
d. Bidang Sistem Informasi Manajemen
Reformasi di bidang Sistem Informasi Manajemen dilakukan
dengan mengembangkan sistem informasi yang mendukung
27 Deputi Bidang Perekonomian
kebutuhan data dan informasi yang dapat disajikan secara cepat dan
tepat kepada stakeholders. . Sistem Informasi yang telah dibangun di
Sekretariat Kabinet, antara lain Sistem Informasi Peraturan
Perundang-undangan, yang menyediakan data produk hukum
mencakup : Undang-Undang, Undang-Undang Darurat, Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden.
Sistem informasi ini dapat diakses melalui situs Sekretaris Kabinet
dan/atau LAN internal Sekretariat Kabinet
Terkait pengembangan Sistem Informasi Peraturan Perundang-
undangan tersebut, Deputi Bidang Perekonomian berkontribusi
melalui penyampaian bahan informasi berupa softcopy dan abstraksi
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di
bidang perekonomian. Berdasarkan tugas dan fungsinya, Deputi
Bidang Perekonomian berkewajiban melakukan penyiapan
penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi
Presiden di bidang perekonomian guna ditetapkan Presiden,
termasuk sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut melalui
Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan Sekretariat
Kabinet.
Deputi Bidang Perekonomian juga berkontribusi menyampaikan
bahan informasi berupa artikel terkait program dan kebijakan
Pemerintah di bidang perekonomian yang selanjutnya dimuat dalam
Website Sekretariat Kabinet.
Selanjutnya, sebagai pedoman dalam melaksanakan reformasi
birokrasi lebih lanjut telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet
Nomor 1/RB/2011 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Sekretariat
Kabinet Tahun 2010—2014.
Program-program Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet,
berorientasi pada hasil (outcomes oriented programs) yang meliputi:
a. Bidang manajemen perubahan;
b. Bidang penataan peraturan perundang-undangan;
c. Bidang penataan dan penguatan organisasi;
28 Deputi Bidang Perekonomian
d. Bidang penataan tata laksana;
e. Bidang penataan sistem manajemen SDM aparatur;
f. Bidang penguatan pengawasan;
h. Bidang penataan akuntabilitas kinerja;dan
i. Bidang kualitas pelayanan publik.
Program Reformasi Birokrasi tersebut, yang dilaksanakan oleh
Deputi Bidang Perekonomian terutama adalah Bidang penataan
peraturan perundang-undangan.
B. Potensi dan Permasalahan
Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan
eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun
eksternal, sehingga organisasi perlu berupaya untuk meng-gunakan
kemampuan, memperhatikan kelemahan, memanfaatkan peluang dan
mengatasi tantangan yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi
organisasi, diperlukan suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis
organisasi mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan
organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan.
Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam
rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan tantangan
merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar organisasi dapat
terus berkembang.
Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strengths)
Deputi Bidang Perekonomian mempunyai kekuatan untuk dapat
berkembang menjadi organisasi yang profesional dan handal, yaitu:
a. Visi dan misi organisasi yang jelas;
b. Tugas dan fungsi yang jelas;
c. Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi;
29 Deputi Bidang Perekonomian
d. Tersedianya jumlah SDM yang dapat ditingkatkan kompetensinya
melalui pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional;
e. Tersedianya dokumen hukum, keikutsertaan Deputi Bidang
Perekonomian dalam rapat dan atau pertemuan yang dipimpin oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden yang mendukung penelaahan
dalam rangka memberikan analisis kebijakan kepada Presiden;
f. Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh
pihak/lembaga pemerintah yang lain untuk kepentingan
pengembangan SDM Sekretariat Kabinet;
g. Terbentuknya struktur organisasi baru di Sekretariat Kabinet yang
lebih efektif dan dinamis dengan pendekatan pembagian fungsi
Kementerian Koordinator dalam rangka mendukung tugas Presiden,
termasuk terbentuknya Deputi Bidang Perekonomian.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Di samping potensi-potensi yang dimiliki Deputi Bidang
Perekonomian yang dapat mendukung menjadi organisasi yang
profesional dan handal tersebut, Deputi Bidang Perekonomian perlu
mewaspadai kelemahan-kelemahan yang sampai saat ini masih ada
dalam organisasi untuk segera melakukan pembenahan. Kelemahan-
kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program
pemerintah di bidang perekonomian belum dimanfaatkan secara
optimal;
b. Peningkatan kemampuan dan penempatan SDM belum sesuai
kebutuhan organisasi;
c. Standar Pelayanan belum memadai dalam menunjang tugas dan
fungsi Deputi Bidang Perekonomian;
d. Sarana dan prasarana belum terpenuhi sesuai kebutuhan;
e. Sistem Informasi Manajemen untuk mendukung efektifitas dan
efisiensi kegiatan organisasi (antara lain, Bill Tracking dan Mail
Tracking), belum sepenuhnya dikembangkan dan diimplementasikan,
dan belum tersosialisasikannya dengan baik penyediaan informasi
30 Deputi Bidang Perekonomian
mengenai Sekretariat Kabinet termasuk Deputi Bidang Perekonomian
melalui website Sekretariat Kabinet agar pemanfaatannya optimal;
f. Pengendalian internal belum berjalan secara efektif.
3. Peluang Organisasi (Opportunities)
Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang masih
memberikan peluang-peluang yang memungkinkan organisasi
berkembang untuk menjadi yang terbaik. Peluang-peluang tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan
lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat;
b. Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan
pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
c. Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan
dinamis dalam mendukung pengembangan e-government di setiap
instansi pemerintah;
d. Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik
(good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan;
e. Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat
dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan
pelayanan publik;
f. Dukungan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam
hal ini instansi pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, dan dunia usaha.
g. Tuntutan Kementerian/Lembaga yang semakin tinggi terhadap
Kinerja Sekretariat Kabinet, termasuk Kinerja Deputi Bidang
Perekonomian.
4. Ancaman Organisasi (Threats)
Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan lingkungan
eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi, terutama apabila
31 Deputi Bidang Perekonomian
organisasi tidak segera memperbaiki diri. Ancaman organisasi tersebut
adalah:
a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap
birokrasi Pemerintah;
b. Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya ekonomi
masyarakat dan negara;
c. Praktek KKN di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif masih
berlangsung;
d. Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah;
Berdasarkan potensi, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas,
maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih akan
dihadapi organisasi selama lima tahun ke depan, meliputi:
a. Aspek Kelembagaan
1) Pelaksanaan tugas dan fungsi di beberapa unit kerja Deputi Bidang
Perekonomian khususnya yang terkait dengan pengelolaan
manajemen kabinet masih belum optimal;
2) Struktur organisasi masih perlu dikaji kembali dan disempurnakan
untuk dapat mewadahi tugas dan fungsi yang dilaksanakan Deputi
Bidang Perekonomian.
b. Aspek Ketatalaksanaan
1) Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal antar lembaga
pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga
kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas
Deputi Bidang Perekonomian;
2) Standar Pelayanan masih mengacu pada standar pelayanan
unit eselon I struktur organisasi Sekretariat Kabinet yang lama,
sehingga perlu disempurnakan dan untuk selanjutnya perlu
diterapkan secara konsisten dan menyeluruh.
c. Aspek Sumber Daya Manusia
Kuantitas dan kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung
tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian.
32 Deputi Bidang Perekonomian
d. Aspek Sarana dan Prasarana
1) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi
yang memadai;
2) Sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi di
Sekretariat Kabinet termasuk pada Deputi Bidang Perekonomian,
belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara
manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan
akan dikembangkan.
33 Deputi Bidang Perekonomian
A. VISI DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
erumusan Visi Deputi Bidang Perekonomian dilakukan dengan
mengacu kepada tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian
sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet dan
Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014. Perumusan visi
ini untuk mengetahui gambaran mengenai keadaan yang diharapkan Deputi
Bidang Perekonomian ke depan sampai dengan Tahun 2014.
Gambaran mengenai keadaan yang tercermin dalam visi tersebut
sebagai berikut:
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Deputi Bidang
Perekonomian merupakan suatu unit kerja di bawah Sekretariat Kabinet
yang strategis, profesional, dan dapat diandalkan dalam memberikan
dukungan kepada Presiden untuk melaksanakan tugas sehari-hari sebagai
kepala pemerintahan berupa dukungan teknis, administrasi dan pemikiran
yang prima di bidang perekonomian dalam rangka mendukung Sekretaris
Kabinet dalam menjalankan manajemen kabinet.
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
P
Menjadi kedeputian yang profesional dan handal dalam memberikan dukungan kepada Sekretaris
Kabinet di bidang perekonomian
Visi Deputi Bidang
Perekonomian
34 Deputi Bidang Perekonomian
Adanya visi ini diharapkan Deputi Bidang Perekonomian akan
mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus
meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan
dukungan kebijakan dan administrasi kepada Sekretaris Kabinet.
B. MISI DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-Undang nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
ketentuan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, misi
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Perumusan ini diperlukan untuk memberikan gambaran kepada
seluruh pegawai di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian dan para
stakeholders mengenai peran dan tindakan Deputi Bidang Perekonomian
dalam menjalankan tugas dan fungsinya, termasuk berbagai hasil yang bisa
dicapai di masa yang akan datang. Perumusan misi Deputi Bidang
Perekonomian ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang harus
diikuti oleh seluruh pegawai sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi.
Rumusan misi Deputi Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut:
Misi tersebut dimaksudkan bahwa dalam rangka membantu
Sekretaris Kabinet menjalankan kekuasaan pemerintahan diperlukan
dukungan manajemen sehingga penyelenggaraan kabinet dapat terlaksana
Memberikan dukungan manajemen kabinet yang dilaksanakan Sekretaris Kabinet di bidang
perekonomian dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
Memberikan dukungan manajemen kabinet yang dilaksanakan Sekretaris Kabinet di bidang
perekonomian dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Memberikan dukungan teknis, administrasi dan
pemikiran yang prima di bidang perekonomian
dalam rangka mendukung Sekretaris Kabinet
dalam menjalankan manajemen kabinet.
Misi Deputi Bidang
Perekonomian
35 Deputi Bidang Perekonomian
dengan baik dengan mengacu kepada prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik.
C. TATA NILAI DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
Sesuai karakteristik tugas yang harus dilaksanakan, maka nilai-nilai
yang dikembangkan oleh unit kerja di lingkungan Deputi Bidang
Perekonomian adalah sebagai berikut:
1. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat
memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya,
mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta
menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini profesional bersangkutan
dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan
profesi itu;
2. Handal, mengandung arti produk layanan atau hasil analisis yang
dihasilkan oleh Deputi Bidang Perekonomian memiliki atau memberikan
manfaat nilai yang optimal kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders);
3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan
yangmenunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran;
4. Akuntabilitas, mengandung arti bahwa setiap keputusan, kegiatan dan
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku ;
5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif tentang praktek-praktek penyelenggaraan negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan rahasia
negara;
6. Efektifitas, mengandung arti tepat sasaran ;
7. Efisiensi, mengandung arti kemampuan untuk menghasilkan output yang
maksimal dengan input yang minimal;
8. Daya tanggap, mengandung arti memiliki kecepatan respon, inisistif dan
kepekaan yang tinggi.
36 Deputi Bidang Perekonomian
Nilai-nilai tersebut diharapkan menjadi budaya, ciri khas dan karakter
organisasi di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian. Nilai-nilai budaya
organisasi yang melekat pada unit organisasi di lingkungan Deputi Bidang
Perekonomian menjadi hidup dan bermakna apabila dilaksanakan oleh
pejabat dan pegawai di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian. Oleh
karena nilai-nilai tersebut diharapkan menjadi budaya kerja organisasi yang
dilaksanakan oleh setiap unit kerja di lingkungan Deputi Bidang
Perekonomian dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
D. TUJUAN DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
Dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014 disebutkan antara lain bahwa
tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan
permasalahan yang dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka
mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian/Lembaga.
Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Deputi Bidang
perekonomian dilakukan dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan
Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Kabinet, setelah memperhatikan berbagai potensi dan
permasalahan yang dihadapi sebagaimana telah diurai dalam bab
sebelumnya guna merealisasikan visi dan misi Deputi Bidang
Perekonomian tersebut.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari misi yang
ingin dicapai dalam jangka waktu satu atau lima tahun. Dengan
diformulasikan tujuan, maka Deputi Bidang Perekonomian dapat secara
tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam
mencapai misinya.
Berdasarkan misi di atas, maka keberhasilan Deputi Bidang
Perekonomian menjalankan tugas dan fungsinya salah satunya dapat
diukur dari keberhasilan mewujudkan tujuan sebagai berikut:
37 Deputi Bidang Perekonomian
E. SASARAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari
suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Dalam
hal ini maka penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus pada
penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Deputi Bidang
Perekonomian, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program
dan kegiatan.
Dalam sasaran Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014
digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai pada setiap tahun selama
lima tahun ke depan dengan rumusan yang terukur dan spesifik, yang
pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan
berbagai aspek, khususnya ketersediaan anggaran.
Sasaran dan indikator Deputi Bidang Perekonomian yang akan
dicapai tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sasaran dan Indikator Sasaran Deputi Bidang Perekonomian
No. Sasaran Strategis Indikator
1. Terwujudnya peningkatan
kualitas hasil analisis kebijakan di
bidang perekonomian
1. Persentase penyelesaian hasil analisis
kebijakan di bidang perekonomian
secara tepat waktu;
2. Persentase saran kebijakan di bidang
perekonomian yang ditindaklanjuti oleh
Sekretaris Kabinet
Memberikan dukungan teknis, administrasi dan pemikiran yang prima di bidang perekonomian dalam rangka mendukung Sekretaris Kabinet
dalam menjalankan manajemen kabinet Memberikan dukungan manajemen kabinet yang
dilaksanakan Sekretaris Kabinet di bidang perekonomian dengan memegang teguh pada
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Memberikan dukungan teknis, administrasi dan
pemikiran yang prima di bidang perekonomian
dalam rangka mendukung Sekretaris Kabinet
dalam menjalankan manajemen kabinet.
Sasaran 1
Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis
kebijakan di bidang perekonomian
(hari penyelesaian hasil analisis 1 + hari penyelesaian hasil analisis 2 + … )
n
n = jumlah penyelesaian hasil analisis
X 100%
Tujuan Deputi Bidang
Perekonomian
38 Deputi Bidang Perekonomian
Hasil analisis kebijakan dihasilkan melalui kegiatan pemantauan dan
evaluasi. Pemantauan terkait dengan aktivitas mengamati atau meninjau
kembali/mempelajari serta mengawasi secara terus-menerus atau berkala
terhadap pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang sedang
berjalan, sedangkan evaluasi terkait dengan aktivitas pemberian nilai atas
fenomena (kinerja) atau pertimbangan nilai tertentu atas perkembangan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dalam
jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu
diperbaiki, baik mengenai sistem dan proses pelaksanaannya maupun
kebijakan itu sendiri.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perumusan dan pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
top down dan bottom up. Pemantauan dan evaluasi secara top down
dilaksanakan sesuai dengan disposisi/arahan Sekretaris Kabinet dan/atau
Wakil Sekretaris Kabinet, sedangkan pemantauan dan evaluasi secara
bottom up artinya ide awal pelaksanaannya diprakarsai oleh unit-unit kerja
dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Selain itu, Deputi Bidang Perekonomian juga harus memberikan
saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan
2. Terwujudnya peningkatan
kualitas penyelesaian naskah
RPeraturan Presiden,
RKeputusan Presiden dan
RInstruksi Presiden
1. Persentase penyelesaian naskah
RPeraturan Presiden, RKeputusan
Presiden dan RInstruksi Presiden di
bidang perekonomian;
2. Persentase RPeraturan Presiden,
RKeputusan Presiden dan RInstruksi
Presiden di bidang perekonomian
yang ditindaklanjuti
39 Deputi Bidang Perekonomian
dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian. Pemberian saran demikian harus tepat dari sisi
substansinya. Hal ini harus dimaklumi karena saran kebijakan tersebut
akan digunakan Presiden dalam menentukan kebijakan pemerintahan atau
negara sehingga apabila terjadi kekeliruan akan dapat merugikan Presiden
secara politis atau masyarakat pada umumnya. Suatu saran kebijakan hasil
pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian dikatakan tepat
apabila saran tersebut ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kabinet.
Outcome hasil analisis kebijakan secara teknis disampaikan dalam
bentuk laporan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan
rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian yang disampaikan kepada Sekretaris Kabinet.
Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan di bidang
perekonomian yang tepat waktu.
Penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah di
bidang perekonomian diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan
penyiapan hasil analisis kebijakan di bidang perekonomian sampai
dengan selesai. Penyelesaian dinyatakan tepat waktu apabila waktu
penyelesaian sesuai dengan waktu yang tercantum dalam Standar
Pelayanan (SP).
Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
(jumlah penyelesaian berkas yang tepat waktu )
∑ = _________________________________________ x
100%
N
Ket:
n = jumlah penyelesaian berkas saran kebijakan
40 Deputi Bidang Perekonomian
Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar
penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah dapat
diselesaikan dengan cepat.
b. Persentase saran kebijakan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti
oleh Sekretaris Kabinet.
Indikator persentase saran kebijakan di bidang perekonomian
yang ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kabinet digunakan untuk mengukur
ketepatan penyiapan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan
analisis atas rencana dan pelaksanaan kebijakan program pemerintah di
bidang perekonomian. Saran yang disampaikan Deputi Bidang
Perekonomian kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila saran
tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet untuk
selanjutnya disampaikan kepada Presiden. Dengan demikian maka
semakin banyak saran yang diterima oleh Pemerintah dalam hal ini
Presiden, berarti kinerja Deputi Bidang Perekonomian semakin tinggi.
Pengertian Pemerintah dalam hal ini adalah Presiden dan
kementerian/lembaga pemerintah.
Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyiapan
saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan
rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian dapat diselesaikan dengan tepat.
Saran yang ditindaklanjuti
Saran yang disampaikan X
100%
∑ =
41 Deputi Bidang Perekonomian
Pengertian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres di bidang
perekonomian yang ditindaklanjuti adalah apabila naskah Rperpres,
Rkeppres, dan Rinpres di bidang perekonomian yang diajukan oleh Deputi
Bidang Perekonomian disetujui Sekretaris Kabinet, dengan alternatif tindak
lanjut sebagai berikut:
1. Sekretaris Kabinet mengajukan naskah Rancangan kepada Presiden
untuk ditetapkan menjadi Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan
Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres).
2. Sekretaris Kabinet mengirimkan surat pemberitahuan kepada Instansi
Pemrakarsa agar Rancangan disempurnakan atau dikaji kembali oleh
Instansi Pemrakarsa, berdasarkan hasil analisis hukum Sekretariat
Kabinet atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi.
3. Sekretariat Kabinet mengirimkan surat kepada instansi yang kompeten
untuk terlebih dahulu mengkoordinasikan Rancangan dimaksud.
4. Sekretariat Kabinet mengirimkan surat kepada instansi terkait untuk
meminta pertimbangan terhadap Rancangan yang diajukan.
5. Sekretaris Kabinet meminta paraf persetujuan pada naskah asli
Rancangan Peraturan Perundang-undangan kepada Instansi
Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya.
6. Sekretaris Kabinet melaporkan kepada Presiden sehubungan dengan
adanya persoalan substansial yang tidak dapat diputuskan oleh Instansi
Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya.
Salah satu perwujudan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang
Perekonomian adalah kegiatan penyiapan persetujuan prakarsa,
penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden, dan Instruksi Presiden, serta penyiapan pendapat atau
42 Deputi Bidang Perekonomian
pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
di bidang perekonomian.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan penyelesaian Peraturan
Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden merupakan salah
satu bentuk dukungan administrasi, teknis, dan pemikiran kepada Presiden
selaku Kepala Pemerintahan sehingga harus dapat dilakukan secara tepat
dan cepat.
Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang
perekonomian secara tepat waktu.
Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang
perekonomian tidak hanya dilakukan sebagai tugas rutin tetapi harus
mewujudkan adanya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres,
Keppres, dan Inpres.
Indikator persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan
Rinpres secara tepat waktu digunakan untuk mengukur kecepatan
penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri
atau Pimpinan LPND kepada Presiden. Kecepatan penyiapan Rperpres,
Rkeppres, dan Rinpres diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan
sampai dengan selesai. Penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres,
dan Rinpres dikatakan cepat apabila waktu penyelesaiannya sesuai
dengan waktu yang dialokasikan dalam Standar Pelayanan.
Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
(jumlah penyelesaian naskah rancangan yang tepat waktu )
∑ = _________________________________________ x 100%
N
Ket:
n = jumlah penyelesaian berkas saran kebijakan
43 Deputi Bidang Perekonomian
b. Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang perekonomian yang
ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres.
Indikator persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang
perekonomian yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres
digunakan untuk mengukur “kualitas” atau “mutu” dari penyiapan
penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh
Menteri atau Pimpinan LPND kepada Presiden. Penyelesaian penyiapan
Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres oleh Deputi Bidang Perekonomian
kepada Sekretaris Kabinet (untuk selanjutnya disampaikan kepada
Presiden) dikatakan tepat apabila penyelesaian penyiapan Rperpres,
Rkeppres, dan Rinpres tersebut tepat dari sisi substansi dan teknis
perundang-undangannya.
Tepat dari sisi substansi antara lain adalah apabila hasil analisis
atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau
disetujui oleh Sekretaris Kabinet (dan selanjutnya juga disetujui oleh
Presiden). Demikian halnya, apabila rancangan tersebut telah ditetapkan
menjadi peraturan perundang-undangan oleh Presiden tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain atau
menimbulkan polemik di masyarakat atau bahkan di-judicial review
karena adanya rasa ketidakpuasan masyarakat. Selain itu dari sisi teknis
perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan praktek legal drafting pada umumnya.
Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
Saran yang ditindaklanjuti
Saran yang disampaikan X 100% ∑ =
44 Deputi Bidang Perekonomian
A. Arah Kebijakan Sekretariat Kabinet
ekretariat Kabinet berdasar tugas dan fungsi yang ditetapkan
dengan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang
Sekretariat Kabinet (Perpres No. 82 Th. 2010) mempunyai peran
untuk mendukung tercapainya Visi Indonesia 2014, yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”. Visi Indonesia
tersebut menjadi arah jangka menengah yang ingin dicapai oleh bangsa
Indonesia melalui penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJM) 2010-2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan
Program Presiden yang penyusunannya berdasar pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Upaya
Sekretariat Kabinet dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia 2014
dilakukan dengan memberikan kontribusi pada pencapaian Misi
Pembangunan 2010-2014, yang diarahkan untuk mewujudkan Indonesia
yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih
kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis.
Selanjutnya untuk mempertajam Misi Pembangunan 2010-2014
disusun arah dan kebijakan perencanaan pembangunan nasional. Menurut
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, arah dan
kebijakan perencanaan pembangunan nasional dikelompokkan ke dalam 9
(sembilan) bidang pembangunan, yaitu: Bidang Sosial Budaya dan
Kehidupan Beragama; Bidang Ekonomi; Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi; Bidang Sarana dan Prasarana; Bidang Politik; Bidang
Pertahanan dan Keamanan; Bidang Hukum dan Aparatur; Bidang Wilayah
dan Tataruang;
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
S
45 Deputi Bidang Perekonomian
Peran Sekretariat Kabinet dalam mendukung pencapaian visi dan
misi dimaksud diwujudkan dengan menetapkan arah kebijakan dan strategi
Sekretariat Kabinet yang memuat langkah-langkah berupa program-
program indikatif yang memiliki dampak besar terhadap pencapaian visi,
misi, tujuan, dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet. Masing-masing
program tersebut mencakup kegiatan-kegiatan sebagai upaya pemecahan
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis dalam jangka menengah
2010-2014 sesuai bidang yang menjadi tugas dan fungsi Sekretariat
Kabinet.
Arah kebijakan Sekretariat Kabinet ini dimaksudkan untuk mencapai
tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet yang merupakan bagian
sasaran strategis nasional sebagaimana ditetapkan dalam RPJM 2010-
2014. Sesuai dengan Perpres No.82 Th. 2010, peran Sekretariat Kabinet
dalam mendukung pencapaian sasaran RPJM 2010-2014 diatur dalam arah
Kebijakan Sekretariat Kabinet selama 5 (lima) tahun ke depan yang
dirumuskan sebagai berikut:
Berdasar tugas yang diberikan sesuai Pepres No. 82 Th. 2011, maka
pemberian dukungan kebijakan dan program Pemerintah kepada Presiden
perlu terus diupayakan peningkatan/optimalisasinya. Untuk itu, Outcome
dan output yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan
ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan melalui
pembenahan dan peningkatan dari sisi manajemen dan organisasi, sarana
dan prasarana sumberdaya pendukungnya. Guna mendukung dan
melaksanakan arah kebijakan dan misi Sekretariat Kabinet 2010-2014 untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Strategi Sekretariat Kabinet
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan difokuskan kepada penguatan
Mengoptimalkan pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Presiden
Arah Kebijakan
Sekretariat Kabinet
46 Deputi Bidang Perekonomian
kualitas 6 (enam) aspek yang terkait dengan manajemen organisasi yang
memerlukan penanganan segera, sebagai berikut:
1. Strategi terwujudnya SDM yang profesional dan berkualitas.
2. Strategi mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif.
3. Strategi terwujudnya peningkatan layanan sistem informasi yang
responsif dan transparan.
4. Strategi terwujudnya prinsip-prinsip pengelolaan keuangan.
5. Strategi meningkatkan efektivitas pengelolaan sarana & prasarana.
6. Strategi meningkatkan pengawasan internal yang optimal.
B. Arah Kebijakan Deputi Bidang Perekonomian
Peran Sekretariat Kabinet untuk mendukung pencapaian visi dan
misi sebagaimana dimaksud di atas, secara berjenjang didukung oleh unit
kerja di bawahnya. Berdasar tugas dan fungsi yang diamanatkan Perpres
No. 82 Th. 2011 dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet (Perseskab No. 1
Th. 2011), Deputi Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet sebagai salah
satu unit kerja Sekretariat Kabinet mempunyai peran untuk mendukung
Sekretariat Kabinet dalam pencapaian visi dan misi.
Guna menjalankan peran dimaksud, Deputi Bidang Perekonomian
menetapkan arah kebijakan dengan berpedoman pada arah kebijakan
Sekretariat Kabinet, yang dirumuskan sebagai berikut:
Mengoptimalkan pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Sekretaris Kabinet dalam melaksanakan
Manajemen Kabinet di bidang perekonomian
Arah Kebijakan Deputi Bidang
Perekonomian
47 Deputi Bidang Perekonomian
Arah kebijakan tersebut dituangkan lebih lanjut ke dalam strategi
yang ditetapkan melalui pembenahan dan peningkatan dari sisi
manajemen, organisasi, dan sarana dan prasarana sumberdaya
pendukungnya. Strategi Deputi Bidang Perekonomian ditetapkan sesuai
kewenangan Deputi Bidang Perekonomian dengan berpedoman pada
strategi Sekretariat Kabinet yang memerlukan penanganan segera, yaitu
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas (kompetensi) dan kuantitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
2. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholders terkait.
3. Menyusun, menetapkan, dan menerapkan SP/SOP Kedeputian
Perekonomian.
4. Mengembangkan tata naskah dan persuratan yang berbasis TIK di
Lingkungan Kedeputian Perekonomian.
5. Mengusulkan peningkatan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
pendukung tugas dan fungsi di Lingkungan Kedeputian Perekonomian
6. Mengoptimalkan pengawasan internal di Kedeputian Perekonomian.
Selanjutnya Strategi Deputi Bidang Perekonomian Sekretariat
Kabinet dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas (kompetensi) dan kuantitas Sumber Daya
Manusia (SDM)
Dukungan Deputi Bidang Perekonomian dalam penanganan pada aspek
SDM, dilakukan melalui Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas
SDM. Peningkatan kompetensi SDM dimaksudkan untuk meningkatkan
pemberian saran kebijakan yang berkualitas dan terfokus pada prioritas
pembangunan jangka menengah dan pembangunan jangka panjang.
Disamping itu, peningkatan kualitas SDM juga, untuk menyesuaikan
ketrampilan SDM dengan perkembangan teknologi dan pengembangan
metode pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mendukung pemberian
saran kebijakan. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui capacity
building yang sejalan dengan strategi yang dilakukan oleh Sekretariat
48 Deputi Bidang Perekonomian
Kabinet untuk mewujudkan SDM yang profesional dan berkualitas, yaitu
dengan mengusulkan kebutuhan/jenis diklat yang sesuai dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi, memberi kesempatan dan
mengikutsertakan SDM pada diklat, baik dalam negeri maupun luar
negeri, yang dikelola oleh Sekretariat Kabinet. Selain itu, Deputi Bidang
Perekonomian akan ikut serta dalam penyusunan analisis jabatan yang
dilakukan Sekretariat Kabinet sehingga dapat turut mendukung
penempatan SDM sesuai kompetensinya (the right man in the right
place). Selanjutnya, peningkatan kualitas SDM juga dilakukan dengan
mengikutsertakan SDM dalam kegiatan sosialisasi, seminar, rapat-rapat
koordinasi, baik yang diadakan di dalam negeri maupun luar negeri,
dengan mempertimbangkan kompetensi, komposisi SDM, dan
ketersediaan anggaran. Sedangkan untuk mendukung kuantitas SDM,
secara berkala Deputi Bidang Perekonomian mendata kebutuhan SDM
baik jumlah maupun kompetensi yang diinginkan oleh unit kerja di
lingkungan Kedeputian Perekonomian. Data dimaksud, disampaikan
atau diusulkan kepada Kedeputian Administrasi, selaku unit kerja yang
mempunyai kewenangan untuk mengisi formasi.
2. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholders terkait.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kinerja yang
tercermin dalam pencapaian outcome program, yaitu “hasil analisis
kebijakan di bidang perekonomian yang berkualitas” dan “penyelesaian
naskah RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian yang
berkualitas”, Deputi Bidang Perekonomian selama sisa kurun waktu
Renstra Setkab, yaitu 3 (tiga) tahun ke depan pada tingkat eksternal
perlu meningkatkan networking dengan stakeholders terkait melalui
pelaksanaan/peningkatan koordinasi baik atas inisiatif Kedeputian
Perekonomian maupun menghadiri kegiatan koordinasi yang dilakukan
stakeholders terkait dalam dan luar negeri. Seiring dengan itu,
koordinasi internal pun diupayakan ditingkatkan dengan melakukan
pertemuan secara berkala.
49 Deputi Bidang Perekonomian
Strategi ini dimaksudkan untuk mendukung terwujudnya strategi
Sekretariat Kabinet dalam mewujudkan kelembagaan dan
ketatalaksanaan yang efektif.
3. Menyusun, menetapkan, dan menerapkan SP/SOP Kedeputian
Perekonomian.
Guna mendukung strategi Sekretariat Kabinet dalam mewujudkan
kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif, Deputi Bidang
Perekonomian merasa perlu memberikan kontribusi dengan menyusun
dan menetapkan SP/SOP untuk pelaksanaan tugas dan fungsi di
Lingkungan Kedeputian Perekonomian. Pada tahun 2012, Deputi
Bidang Perekonomian perlu melakukan penyempurnaan atau
penyesuaian atas SP/SOP terkait pelaksanaan tugas dan fungsi
pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah, dan penyusunan RPerpres, RKeppres, dan Rinpres, yang
ditetapkan dengan:
a. Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2009 tentang Standar
Pelayanan Unit Kerja.
b. Peraturan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum Nomor:
01/SP/Setkab/Dep-Hukum/X/2009 tentang Standar Pelayan-an Unit
Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Hukum.
c. Keputusan Deputi Pemerintahan No. 1 Th 2009 Tentang Standar
Pelayanan Unit Kerja di Lingkungan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang
Pemerintahan Sekretariat Kabinet.
Secara berkala sampai dengan tahun 2014, Deputi Bidang
Perekonomian akan melakukan penyempurnaan atau penyesuaian
SP/SOP yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi,
untuk peningkatan kualitas pelaksanaan tugas dan kinerja yang
tercermin dari berkurangnya waktu/hari yang digunakan dalam
penyelesaian pelaksanaan tusi. Kualitas tersebut direncanakan
meningkat secara gradual yang mendorong penyempurnaan/
penyesuaian SP khususnya terkait waktu penyelesaian pelaksanaan tusi,
dengan pertimbangan adaptasi, konsolidasi, dan optimalisasi SP.
50 Deputi Bidang Perekonomian
Deputi Bidang Perekonomian dalam menyusun SP/SOP, berdasar atas
pengklasifikasian pelaksanaan tusi pada 3 (tiga) tusi utama, yaitu:
a. Perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan
program pemerintah di bidang perekonomian.
b. Penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di
bidang perekonomian.
c. Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian.
Berdasar 3 (tiga) tusi tersebut, maka SP/SOP yang diupayakan disusun,
ditetapkan, dan diterapkan, serta disempurnakan/disesuaikan
Kedeputian Perekonomian pada kurun waktu sampai dengan tahun
2014, adalah:
a. SP/SOP perumusan dan penyampaian analisis atas rencana
kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian.
b. SP/SOP penyusunan dan penyampaian RPerpres, RKeppres, dan
RInpres di bidang perekonomian, dan
c. SP/SOP Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian.
Dengan melakukan strategi ini, diharapkan Deputi Perekonomian dapat
mendorong Sekretariat Kabinet untuk mewujudkan strategi
ketatalaksanaan khususnya terkait penyusunan dan penetapan SP/SOP
tingkat Sekretariat Kabinet terkait 3 (tusi) sebagaimana telah disebut di
muka.
4. Mengembangkan tata naskah dan persuratan yang berbasis TIK di
Kedeputian Perekonomian.
Dalam mendukung pencapaian peningkatan kualitas pelaksanaan tugas
dan kinerja serta menjawab tuntutan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP) khususnya pengukuran kinerja dan
pemberian laporan akuntabilitas, pada kurun waktu sampai dengan
51 Deputi Bidang Perekonomian
tahun 2012, Deputi Bidang Perekonomian berupaya melaksanakan
strategi mengembangkan tata naskah dan persuratan yang berbasis TIK
(Mail Tracking dan Bill Tracking) dan mendukung pengembangan
SIPUU. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung strategi Sekretariat
Kabinet dalam mewujudkan peningkatan layanan sistem informasi yang
responsif dan transparan.
Pelaksanaan strategi, khususnya untuk strategi pengembangan
pengelolaan tata persuratan diupayakan dilakukan sendiri dengan
memberdayakan fasilitas (hardware, software, dan brainware/SDM)
yang dimiliki Kedeputian Perekonomian. Pengembangan dan
penyusunan tata persuratan dilaksanakan dengan melakukan
pengklasifikasian berdasar atas mekanisme pelaksanaan tusi
sebagaimana tercermin dalam 3 (tiga) SP/SOP Kedeputian
Perekonomian, kemudahan dalam mengelola dokumen/arsip baik dalam
bentuk hardcopy maupun softcopy, dan kemudahan dalam mendukung
pelaksanaan SAKIP khususnya dalam pengukuran kinerja dan
pemberian pertanggungjawaban di Lingkungan Kedeputian
Perekonomian.
5. Mengusulkan peningkatan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
pendukung tugas dan fungsi di Lingkungan Kedeputian Perekonomian
Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung kualitas kerja
organisasi. Diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang
memadai maka output masing-masing unit kerja dapat dicapai secara
optimal. Sesuai dengan tusi dan kewenangan, maka pada strategi kali
ini Deputi Bidang Perekonomian hanya memberikan usulan untuk
dilakukan peningkatan sarana dan prasarana. Namun demikian,
sepanjang usulan peningkatan sarana dan prasarana belum dipenuhi,
maka dengan komitmen melaksanakan tusi sebaik-baiknya Deputi
Bidang Perekonomian berupaya mengoptimalkan sarana dan prasarana
yang ada.
52 Deputi Bidang Perekonomian
6. Mengoptimalkan pengawasan internal di Kedeputian Perekonomian.
Pengawasan internal organisasi sangat diperlukan. Pengawasan
diperlukan sebagai alat kontrol pencapaian kinerja, sebagai early
warning bagi pelaksanaan tugas, dan untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerja organisasi. Adanya pengawasan internal diharapkan kinerja
Deputi Bidang Perekonomian dapat berjalan sesuai dengan prinsip tata
kepemerintahan yang baik.
C. Program
Arah Kebijakan dan Strategi dijabarkan melalui program dan kegiatan
yang dilakukan oleh satuan organisasi dan unit kerja di lingkungan instansi
pemerintah. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. Program
ini dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan tindakan yang ditujukan
untuk pencapaian sasaran program, hubungan program dan kegiatan
merupakan hubungan hierarki yang menunjukan bahwa satu kegiatan hanya
tekait dengan satu program, dan satu program dapat dijabarkan ke dalam
beberapa kegiatan.
Program ditetapkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu program teknis dan
program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan
pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal)
yang mencerminkan tugas dan fungsi unit organisasi Eselon 1A, yang
pencapaian kinerjanya dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu
dan dapat dilaksanakan dalam periode waktu jangka menengah, dengan
perubahan hanya dapat dilakukan setelah melalui tahapan evaluasi.
Sedangkan program generik merupakan program yang digunakan oleh
beberapa unit eselon 1A yang memiliki karakteristik sejenis untuk
mendukung pelayanan internal dan ditujukan untuk menunjang pelaksanaan
program teknis.
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan 1 (satu) program teknis dan
1 (satu) program generik, yang secara berjenjang dilaksanakan oleh unit
kerja di bawahnya. Deputi Bidang Perekonomian yang memiliki tugas dan
fungsi memberikan pelayanan eksternal kepada stakeholders terkait,
53 Deputi Bidang Perekonomian
memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan pelaksanaan program teknis.
1. Program Tahun 2011
Berdasar Perpres No. 82 Th. 2010 dan Perseskab No. 1 Th. 2011
diadakan restrukturisasi organisasi pada Bulan Mei 2011, yang meleburkan
tugas dan fungsi pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelakanaan
kebijakan dan program pemerintah, dan penyusunan penyiapan RPerpres,
RKeppres, dan Rinpres. Semula (sebelum restrukturisasi) tugas dan fungsi
tersebut dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pemerintahan dan Deputi Bidang
Hukum, setelah direstrukturisasi menjadi dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Polhukam, Deputi Bidang Perekonomian, dan Deputi Bidang Kesra.
Sehubungan dengan restrukturisasi tersebut dan Tahun 2011
merupakan masa transisi pelaksanaan tugas dan fungsi, maka untuk
mendukung pencapaian visi, misi dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet,
program teknis yang menjadi tanggung jawab Deputi Bidang
Perekonomian pada Tahun 2011 masih mengacu pada Renstra Sekretariat
Kabinet 2010 – 2014 sebelum revisi, yaitu:
Outcome Program Tahun 2011
Sejalan dengan program teknis yang menjadi tanggung jawab Deputi
Bidang Perekonomian, maka outcome program ditetapkan sesuai dengan
Renstra Sekretariat Kabinet 2010 – 2014 sebelum revisi, dengan
penyesuaian atas tugas dan fungsi dan fokus bidang hasil restrukturisasi.
Hal tersebut dilakukan berdasar pertimbangan bahwa restrukturisasi tidak
berimplikasi terhadap perubahan mendasar atas tugas dan fungsi
Sekretariat Kabinet. Namun untuk tingkatan Eselon I dan II, tetap harus
dilakukan penyempurnaan atau penyesuaian, dikarenakan adanya
pergeseran dan peleburan tugas dan fungsi terhadap Eselon I dan II
sebelumnya.
Penyelenggaraan pelayanan dukungan kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden
Program Teknis
54 Deputi Bidang Perekonomian
Di bidang perekonomian, tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet
dilaksanakan oleh Deputi Bidang Perekonomian, yang merupakan
peleburan dari Deputi Bidang Pemerintahan dan Deputi Bidang Hukum,
sebagaimana diatur dalam Perseskab No. 1 Th. 2011. Sehubungan
dengan itu penyesuaian atas fokus bidang dilakukan sesuai dengan
nomenklatur Kedeputian Perekonomian. Sedangkan penyesuaian atas
tugas dan fungsi dilakukan dengan menyempurnakan frasa outcome 1
melalui penambahan frasa “perumusan rencana”. Dengan penyesuaian
dimaksud, maka outcome program Deputi Bidang Perekonomian Tahun
2011, sebagai berikut:
Pemantauan dimaksud terkait dengan aktivitas mengamati atau
meninjau kembali/mempelajari serta mengawasi secara terus menerus
atau berkala terhadap perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah di bidang perekonomian yang sedang berjalan,
sedangkan evaluasi terkait dengan aktivitas pemberian nilai atas
fenomena (kinerja) atau pertimbangan nilai tertentu atas perkembangan
perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang perekonomian dalam jangka waktu tertentu
sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki, baik mengenai
sistem dan proses pelaksanaannya maupun kebijakan itu sendiri.
Pemantauan terhadap perumusan rencana meliputi kegiatan
pemantauan dalam rangka penyiapan penyelesaian Rancangan
Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan
Instruksi Presiden (Inpres), terutama untuk mendapatkan bahan-bahan
sebagai masukan penyusunan Rancangan tersebut (feedback)
Saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi atas perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti
Outcome 1
55 Deputi Bidang Perekonomian
Sedangkan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kebijakan dilakukan baik terhadap kebijakan-kebijakan atau program
yang dikeluarkan oleh pemerintah, maupun terhadap pelaksanaan suatu
Peraturan Perundang-undangan (PUU). Dalam hal ini yang dimaksud
PUU bukan hanya Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan
Instruksi Presiden, melainkan juga Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri/Kepala LPNK, Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah.
Bentuk kegiatan pemantauan tersebut dapat berupa keikutsertaan
dalam rapat koordinasi, rapat antar kementerian, sosialisasi kebijakan
(peraturan perundang-undangan), diskusi, workshop dan kunjungan
pada instansi pemerintah di daerah dan luar negeri.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas perumusan rencana
dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hukum
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu top down dan bottom up.
Pemantauan dan evaluasi secara top down ditentukan disposisi/arahan
Sekretaris Kabinet, sedangkan pemantauan dan evaluasi secara bottom
up artinya ide awal pelaksanaannya diprakarsai/inisiatif unit-unit kerja
dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Outcome saran kebijakan secara teknis disampaikan dalam
bentuk laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan
rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah bidang
perekonomian yang disampaikan kepada Presiden.
Perkembangan demokrasi yang pesat di Indonesia menyebabkan
masyarakat semakin bebas dan berani menyampaikan permasalahan
hukum yang dialaminya kepada Presiden. Sampai saat ini,
kecenderungan masyarakat untuk mengadukan permasalahan hukum
Saran penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti
Outcome 2
56 Deputi Bidang Perekonomian
yang dialami kepada Presiden semakin meningkat baik dari sisi kualitas
maupun kuantitasnya. Adanya kecenderungan meningkatnya kualitas
dan kuantitas permasalahan hukum yang diajukan masyarakat
menunjukkan bahwa masyarakat menaruh harapan yang besar kepada
Presiden dan Lembaga Kepresidenan juga sebagai akibat dari
meningkatnya kehidupan demokrasi.
Dalam menyampaikan alternatif penyelesaian permasalahan
dilakukan kegiatan pengumpulan informasi awal (deteksi dini), koordinasi
timbal balik dengan pihak terkait, dan melakukan analisis secara cepat
dan tepat.
Sesuai dengan Standar Pelayanan, penyelesaian permasalahan
bidang hukum dapat disampaikan dalam dua bentuk:
c. Penyampaian laporan/memorandum Sekretaris Kabinet kepada
Presiden;
d. Penyampaian surat tanggapan Sekretaris Kabinet kepada instansi
pemerintah atau masyarakat.
Penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian yang
diajukan oleh masyarakat/instansi terkait kepada Presiden ditanggapi
secara cepat dan tepat, dengan cara mengirimkan surat kepada instansi
terkait untuk melakukan klarifikasi atas persoalan yang diadukan serta
memantau atas penyelesaian permasalahan hukum dimaksud.
Outcome dari program menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan
dalam membuat suatu kebijakan, pengambilan keputusan, dan
mengevaluasi kebijakan yang telah berjalan (policy making and policy
evaluation).
Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang
perekonomian yang ditindaklanjuti
Outcome 3
57 Deputi Bidang Perekonomian
Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres), Rancangan
Keputusan Presiden (RKeppres), dan Rancangan Instruksi Presiden
(RInpres) bidang perekonomian yang ditindaklanjuti adalah apabila :
a. RPerpres, RKeppres, dan RInpres telah ditetapkan oleh Presiden
sebagai Perpres, Kepres, Inpres.
b. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada
Instansi Pemrakarsa agar Rancangan disempurnakan atau dikaji
kembali oleh Instansi Pemrakarsa atau surat pemberitahuan hasil
kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Sekretariat
Kabinet.
c. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada Instansi yang
kompeten untuk terlebih dahulu mengoordinasikan Rancangan
dimaksud.
d. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada Instansi terkait
untuk meminta pertimbangan terhadap Rancangan yang diajukan;
e. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli
Rancangan PUU kepada Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait
lainnya.
f. Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden sehubungan
dengan adanya persoalan susbtansial yang tidak dapat diputuskan
oleh Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya.
Penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, RInpres dilakukan
mengacu pada ketentuan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2004 tentang Tata Cara Mempersiapkan
Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres.
Kegiatan Tahun 2011
Untuk mencapai Outcome Program Teknis Tahun 2011, Deputi
Bidang Perekonomian menjabarkan dan menetapkan kegiatan. Sejalan
dengan penetapan program dan outcome yang mengacu pada Renstra
Sekretariat Kabinet 2010 – 2014 sebelum revisi, namun dilakukan
58 Deputi Bidang Perekonomian
penyesuaian sejalan dengan tugas dan fungsi, dan fokus bidang, maka
kegiatan yang dilaksanakan Deputi Bidang Perekonomian pada Tahun
2011 juga masih mengacu pada kegiatan-kegiatan yang direncanakan
dalam Renstra Sekretariat Kabinet 2010 – 2014 sebelum revisi, dengan
melakukan penyesuaian terhadap tugas dan fungsi dan fokus bidang hasil
restrukturisasi.
Dengan Perpres No. 82 Th. 2010 dan Perseskab No. 1 Th. 2011,
Deputi Bidang Perekonomian ditetapkan terdiri dari 4 (empat) unit eselon II,
yaitu:
1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan
Pangan;
2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah,
Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;
3. Asisten Deputi Bidang Prasarana Riset, Teknologi, dan Sumber Daya
Alam, dan
4. Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang
Perekonomian
Dengan demikian, kegiatan 1, 2, dan kegiatan 3 tersebut, masing-masing
dilaksanakan oleh unit eselon II sebagaimana dimaksud dalam Perseskab
No. 1 Th. 2011.
Pelaksanaan kegiatan 1 dan kegiatan 2 bidang perekonomian
tersebut difokuskan pada nomenklatur yang ditangani oleh unit kerja
substantif di lingkungan Kedeputian Perekonomian, yaitu sebagai berikut:
- Perencanaan Pembangunan, Moneter dan Fiskal;
- Jasa Keuangan dan Badan Usaha Milik Negara;
- Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal;
1. Pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan rencana dan
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian.
2. Penyelesaian permasalahan hokum di bidang perekonomian.
3. Penyiapan penyelesaian rancangan Peratuiran Presiden, Kepurusan
Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian.
Kegiatan
59 Deputi Bidang Perekonomian
- Industri, dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi;
- Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang;
- Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi;
- Tata Ruang, Prasarana Jalan, dan Sumber Daya Air;
- Transportasi, Riset dan Teknologi, dan
- Sumber Daya Alam
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan 3 bidang perekonomian
difokuskan pada nomenklatur yang ditangani oleh unit kerja perancangan di
Kedeputian Perekonomian, yaitu sebagai berikut:
- Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan;
- Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan, dan
- Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam.
Pendanaan Tahun 2011
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Deputi Bidang
Perekonomian, telah dialokasikan anggaran sebagai berikut:
Tabel 4.1
Alokasi Pagu Anggaran Deputi Bidang Perekonomian
Tahun 2011
Program Outcome 2011
Program
Penyelenggaraan
Pelayanan Dukungan
Kebijakan Kepada
Presiden dan Wakil
Presiden
1) Saran kebijakan hasil pemantauan,
evaluasi, dan analisis atas
perumusan rencana dan
pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah di bidang perekonomian
yang ditindaklanjuti
Rp 918.674.000,-
2) Saran Penyelesaian permasalahan
hukum di bidang perekonomian yang
ditindaklanjuti.
Rp 428.333.000,-
3) Rancangan Peraturan Presiden
(RPerpres), Keputusan Presiden
(RKeppres), dan Instruksi Presiden
Rp 310.911.000,-
60 Deputi Bidang Perekonomian
Program Outcome 2011
(RInpres) di bidang perekonomian
yang ditindaklanjuti
2. Program Tahun 2012-2014
Pada pertengahan tahun 2010, Sekretariat Kabinet telah melakukan
penataan program dan kegiatan sebagai bentuk penyesuaian atas
restrukturisasi program dan kegiatan. Selanjutnya dengan adanya
restrukturisasi organisasi, mulai tahun 2012 Sekretariat Kabinet
menyempurnakan dan menyesuaikan program teknis yang menjadi sarana
untuk mencapai sasaran dan tujuan, serta memperoleh anggaran,
sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Sekretariat Kabinet 2010 – 2014
hasil revisi. Sehubungan dengan itu, pada kurun waktu 2012 - 2014 Deputi
Bidang Perekonomian, berdasar Perpres No. 82 Th. 2010 dan Perseskab
No. 1 Th. 2011, dalam memberikan kontribusi pada upaya pencapaian Visi,
Misi dan Sasaran Strategis Sekretariat Kabinet, melaksanakan program
teknis yang ditetapkan Sekretariat Kabinet, yaitu:
Outcome Program Tahun 2012 – 2014
Sejalan dengan restrukturisasi, outcome program teknis perlu
dilakukan penyempurnaan atau penyesuaian yang dapat mencerminkan
kontribusi Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan kebijakan
kepada Presiden, sehingga mulai tahun 2012 rumusan outcome program
disempurnakan sebagaimana tertuang dalam Renstra Sekretariat Kabinet
2010 – 2014 hasil revisi. Sesuai penyempurnaan atau penyesuaian
tersebut, maka outcome program di bidang perekonomian yang menjadi
tanggung jawab Deputi Bidang Perekonomian, sebagai berikut:
Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan
Program Teknis
61 Deputi Bidang Perekonomian
Kegiatan Tahun 2012 - 2014
Untuk mencapai Outcome Program Teknis Tahun 2012 - 2014,
Deputi Bidang Perekonomian menjabarkan dan menetapkan kegiatan.
Sejalan dengan penetapan program dan outcome yang mengacu pada
Renstra Sekretariat Kabinet 2010 – 2014 setelah revisi, yaitu:
Kegiatan 1 dan 2 Deputi Bidang Perekonomian tersebut dilaksanakan
melalui 3 (tiga) sub kegiatan, yaitu:
a. Perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan
program pemerintah di bidang perekonomian;
b. Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas perumusan
rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang
perekonomian, dan
c. Penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang
perekonomian.
Dua Kegiatan di atas dilaksanakan oleh unit kerja di Lingkungan
Kedeputian Perekonomian, sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan fungsi
sebagaimana ditetapkan dalam Perseskab Nomor 1 Tahun 2011.
1. Hasil analisis kebijakan di bidang perekonomian yang ditindaklanjuti
2. Penyelesaian naskah rancangan Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian yang
ditindaklanjuti
Outcome
1. Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden di bidang
perekonomian
2. Penyelenggaraan pelayanan dukungan kebijakan kepada Presiden di
bidang perancangan perundang-undangan bidang perekonomian
Kegiatan
62 Deputi Bidang Perekonomian
Kegiatan 1 (Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden
di Bidang Perekonomian) dengan sub kegiatan a (Perumusan dan
penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di
bidang perekonomian) dan sub kegiatan b (Pemantauan dan evaluasi serta
penyampaian analisis atas perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah di bidang perekonomian) dilaksanakan oleh unit
kerja eselon II yang menangani kegiatan substantif, yaitu:
a. Asdep Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan;
b. Asdep Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan;
c. Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi, dan Sumber Daya Alam; dan
Pelaksanaan kegiatan 1 tersebut difokuskan pada nomenklatur yang
ditangani oleh unit kerja substantif di lingkungan Kedeputian Perekonomian,
yaitu sebagai berikut:
- Perencanaan Pembangunan, Moneter dan Fiskal;
- Jasa Keuangan dan Badan Usaha Milik Negara;
- Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal;
- Industri, dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi;
- Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang;
- Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi;
- Tata Ruang, Prasarana Jalan, dan Sumber Daya Air;
- Transportasi, Riset dan Teknologi, dan
- Sumber Daya Alam
Adapun kegiatan 2 (Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan
Kebijakan Kepada Presiden di Bidang Perancangan Perundang-Undangan
Bidang Perekonomian) dengan dukungan sub kegiatan b (Pemantauan dan
evaluasi serta penyampaian analisis atas perumusan rencana dan
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian)
dan sub kegiatan c (Penyelesaian penyiapan RPerpres, RKeppres, dan
RInpres di bidang perekonomian) dilaksanakan oleh unit kerja eselon II
yang menangani kegiatan perancangan, yakni: Asdep Bidang Perancangan
Perundang-Undangan Bidang Perekonomian.
63 Deputi Bidang Perekonomian
Pelaksanaan kegiatan 2 pada bidang perekonomian difokuskan pada
nomenklatur yang ditangani oleh unit kerja perancangan di Kedeputian
Perekonomian, yaitu sebagai berikut:
- Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan;
- Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan
Ketenagakerjaan, dan
- Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam.
Pendanaan Tahun 2012 - 2014
Dalam melaksanakan program tersebut, Deputi Bidang Perekonomian
memperkirakan kebutuhan pendanaan pembangunan yang bersumber dari
anggaran Sekretariat Kabinet (mulai tahun 2012 Sekretariat Kabinet
melaksanakan bagian anggaran 114 untuk efektifitas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya, yang sebelumnya merupakan bagian anggaran 007
Kementerian Sekretariat Negara).
Keseluruhan kebutuhan pendanaan pembangunan Deputi Bidang
Perekonomian Tahun 2012 – 2014, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2012 - 2014
Sekretariat Kabinet
Program
Outcome - Pendanaan
Tahun 2012 Tahun 2013 2014
Program
Penyelenggaraan
Dukungan Kebijakan
Kepada Presiden Selaku
Kepala Pemerintahan
Outcome:
a. Hasil analisis kebijakan di bidang perekonomian yang
berkualitas.
b. Penyelesaian naskah RPerpres, RKeppres, dan RInpres di
bidang perekonomian yang berkualitas
Pendanaan Rp1.683.749.000,- Rp. 4.871.050.000,- Rp. 5.683.342,-
Sebagaimana telah disebut di muka bahwa berdasar Perpres No. 82
Th. 2010 dan Perseskab No. 1 Th. 2011, Deputi Bidang Perekonomian
64 Deputi Bidang Perekonomian
terdiri dari 4 (empat) unit eselon II. Oleh karena itu, Sesuai restrukturisasi
program, maka Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan program
didukung oleh 4 (empat) unit kerja eselon II di bawahnya melalui
pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang menjadi
kewenangannya. Dengan demikian, unit kerja eselon II berkewajiban
melaksanakan kegiatan. Namun untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
outcome program, indikator yang digunakan adalah indikator outcome yang
menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Perekonomian.
Adapun kegiatan unit kerja eselon II Deputi Bidang Perekonomian
untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dari program teknis yang
menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Perekonomian sebagaimana telah
diuraikan di muka, secara garis besar dituangkan dalam lampiran I.
65 Deputi Bidang Perekonomian
encana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-
2014 merupakan bagian dan sinergis dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010─2014 dan
Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014.
Renstra pada dasarnya masih bersifat umum berupa garis-garis besar program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan masing-masing unit di lingkungan Deputi
Bidang Perekonomian. Penjabaran lebih lanjut dituangkan dalam bentuk
Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga (Renja KL), Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), dan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) setiap tahun. Dengan adanya Peraturan Sekretariat Kabinet Nomor 1
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet maka
Renstra Deputi Bidang Perekonomian perlu dibuat.
Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014 merupakan
panduan pelaksanaan program dan kegiatan bagi para pejabat dan pegawai di
lingkungan Deputi Bidang Perekonomian dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Dokumen Renstra ini memuat kajian lingkungan strategis, visi, misi,
tujuan dan sasaran strateguis, serta arah kebijakan dan strategi yang kemudian
dijabarkan melalui program dan kegiatan. Selanjutnya Renstra ini dipergunakan
dalam menyusunan Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Rencana
Kerja Tahunan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi di lingkungan Deputi
Bidang Perekonomian. Renstra Deputi Bidang Perekonomian perlu dipahami
oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian
agar dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Renstra ini disusun dengan mempertimbangkan potensi, peluang, serta
kendala, dan permasalahan yang dihadapi sehingga penetapan target-target
berorientasi pada hasil dan diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu lima
tahun. Keberhasilan penerapan Renstra tergantung dari komitmen dan
BAB IV PENUTUP
R
66 Deputi Bidang Perekonomian
konsistensi organisasi untuk mengimplementasikannya. Namun demikian,
Renstra ini dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sejalan
dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal organisasi.