-
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Elya Ratna. 2003. “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.” (Buku Ajar) Padang: FBSS Padang.
Alwi, Hasan, Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmazaki. 2009. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang. UNP PRESS.
Gani, Erizal. 1999. “Pembinaan Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi”. (Buku Ajar). Padang: Proyek Pengadaan Buku Ajar DIP Proyek Universitas Negeri Padang.
Hakimi, Idrus.2013.” Pengaruh Penggunaan Model Talk Write (TTW) Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas” Skripsi Universitas Negeri Padang.
Hasan, Helmi dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar (Buku Ajar). Padang: DIP.
Proyek UNP.
Kemendikbud.2013. Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran dalam Rangka Pengimplementasian Kurikuum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Keraf, Gorys.1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-flores: Nusa Indah
Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo Persada
Nasir, Sondang Admaja. 2013, “ Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi oleh Siswa
Kelas Kelas X SMN Negeri 2 Kabanjahe. Skripsi. Medan: UISU
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Anggota Ikapi.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.
Selviani, Diana. (2011). “ Keefektifan Medsia Audio Visual Dalam Menulis paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMAN 2 Lubuk Alung” Skripsi. Padang:UNP
Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
-
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2003. Keterampilan Menulis. Buku Materi Pokok PGSD4304/2 SKS/Modul 1 – 6. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Tahar, Haris Efendi. 2008. Menulis Kreatif Bagi Pemula. Padang: UNP Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Yohanes. 2012. “Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran”. Diktat. Padang UNP.
-
ABSTRAK
Neta Dalyati (NPM: 13080023), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual terhadap
Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2
Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat,
2018.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut ini. Pertama,
siswa kurang menyukai pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Kedua, siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan setiap
kalimat per kalimat untuk menjadi satu kesatuan utuh sebuah paragraf deskripsi.
Ketiga, siswa kesulitan menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan sehingga hanya terfokus dengan contoh yang diberikan guru. Keempat, siswa mengalami
kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe (TPS)
berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menulis paragraf deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen
jenis One Group pretest-postest Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018
sebanayak 110 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik
purposive sampling, sampel pada penelitian ini adalah kelas X.3 yang berjumlah
21 orang. Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe (TPS) berbantuan media audio visual sebagai variabel bebas dan kemampuan menulis
paragraf deskripsi sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah skor tes
unjuk kerja keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2
Batang Kapas Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,keterampilan menulis
paragraf deskripsi siswa kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas sebelum (pretest)
menggunakan model tipe TPS berbantuan media audio visual dengan nilai rata-
rata 60, 84 pada kualifikasi Cukup (C) pada rentangan 56-65%. Kedua,
keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
sesudah (posttest) menggunakan model (TPS) berbantuan media audio visual
dengan nilai rata-rata 75,65 pada kualifikasi Baik dengan rentangan 76-85%.
Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model (TPS) berbantuan
media audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas
X.3 SMA N 2 Batang Kapas dengan thitung (9,86) > ttabel (1,72).
i
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyusun skripsi ini.Skripsi ini berjudul “Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio
Visual Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA N
2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan”.
Di dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini.
2) Lira Hayu Afdetis Mana, M. Pd., sebagai pembimbing I dan Rina Sartika, M.
Pd, sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis dan memberi
arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh
kebijakan dan kesabaran.
3) Dra. Indriani Nisja, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
4) Samsiarni, M. Hum., sebagai Sekretaris Progran Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
5) Titiek Fujita Yusandra,.S.S,M.Pd., sebagai dosen Pembimbing Akademik (PA).
6) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membekali peneliti dengan ilmu
pengetahuan.
7) Kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Batang Kapasyang telah
memberikan izin dalam melakukan Penelitian.
ii
-
1. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan arahan serta bantuan
berupa moril maupun materil kepada penulis.
2. Rekan-rekan mahasiswa program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan selanjutnya. Penulis berharap skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi
pembaca.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Padang, Februari 2018
Penulis
iii
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 6
G. Definisi Operasional...................................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..................................................................................................................... 8
1. Keterampilan Menulis ............................................................................................. 8
a. Pengertian Menulis.............................................................................................. 8
b. Tujuan Menulis .................................................................................................... 9
c. Manfaat Menulis ................................................................................................ 10
d. Langkah-langkah Menulis .............................................................................. 12
2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ...................................................... 15
a. Pengertian Paragraf Deskripsi ....................................................................... 15
b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi ............................................................................ 17
c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi........................................................................ 19
d. Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskrips .......................................... 20
e. Indikator Penelitian Menulis Paragraf Deskripsi ..................................... 21
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) .......................................................................................................................... 21
iv
-
a. Pengertian Think Pair Share (TPS) 22
b. Langkah-langkah Think Pair Share (TPS) 23
c. Kelebihan dan kelemahan Think Pair Shre (TPS) 24
4. Media Audio Visual ............................................................................................... 26
a. Pengertian Media
Audio Visual 26
b. Fungsi Media Audio
Visual 28
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
(TPS) Berbantuan Media Audio Visual 28
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................................. 29
C. Kerangka Konseptual .................................................................................................. 31
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................................. 34
B. Metode Penelitian ......................................................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................... 36
D. Variabel dan Data ......................................................................................................... 37
E. Instrumen Penelitian .................................................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 38
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data .............................................................................................................. 46
1. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa
Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan 46
2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa
Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan 50
B. Analisis Data ................................................................................................................. 53
v
-
5. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest)
Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan .. 53
2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Posttest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten
Pesisir Selatan ........................................................................................................ 73
3. Uji Persyaratan Analisis ...................................................................................... 93
4. Uji Hipotesis ........................................................................................................... 95
C. Pembahasan ................................................................................................................... 97
1. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio
Visual(Pretest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan .................................................................................. 97
A Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio
Visual(Posttest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ............................................................................... 120
D. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Berbantuan Media Audio Visual tehadap Keterampilan
Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA N 2 Batang
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.................................................................. 139
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................................. 143
B. Saran ............................................................................................................................. 144
KEPUSTAKAAN .................................................................................................................. 145
vi
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual ......................................................................................................................... 28
2. Rancangan Penelitian ......................................................................................................... 35
3. Populasi dan Sampel........................................................................................................... 37
4. Deskriptor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ......................... 40
5. Penentuan Patokan dengan Presentase Skala 10 ....................................................... 42
b. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ............... 47
7. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ................ 50
1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Pesisir
Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang
ObJek....................................................................................................................................... 55
9. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau
Perincian Tentang ObJek .................................................................................................. 56
1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas
dan Imajinasi ......................................................................................................................... 59
vii
-
11. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan
Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas
dan Imajinasi ......................................................................................................................... 60
12. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Model tipe Think Pair Share
Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan
Tentang Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ........................... 63
13. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang
Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ............................................ 64
14. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Model tipe Think Pair Share
Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV
Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ......................... 67
15. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipeThink Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih
Banyak Menggunakan Susunan Ruang ........................................................................ 68
16. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ................................................................................................ 71
17. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
viii
-
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ................................................................................................ 72
1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau
Perincian Tentang Obyek ................................................................................................. 75
19. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau
Perincian Tentang Obyek ................................................................................................. 76
20. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas
dan Imajinasi ......................................................................................................................... 79
21. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas
dan Imajinasi ......................................................................................................................... 80
1 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang
Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ............................................ 83
23. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
ix
-
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang
Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ............................................ 84
2. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih
Banyak Menggunakan Susunan Ruang ........................................................................ 87
25. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih
Banyak Menggunakan Susunan Ruang ........................................................................ 88
2) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ................................................................................................ 91
27. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ................................................................................................ 92
1) Perbandingan Pretest dan Postest Keterampilan Menulis Paragraf
Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipeThink Pair Share
Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan .................................................................... 94
29. Uji Normalitas Data............................................................................................................ 94
30. Uji Homogenitas.................................................................................................................. 95
x
-
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Konseptual.............................................................................................. 32
1) Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang
Objek ........................................................................................................................................ 57
b. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi................. 61
1. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang Sesutau yang dapat
Didengar, Dilihat, dan Dirasakan .................................................................................... 65
2. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan
Susunan Ruang ...................................................................................................................... 69
6. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan ...................................................................................................................................... 73
3. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang
Objek ........................................................................................................................................ 77
xi
-
3. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan untuk indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ................. 81
1 Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual
(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatanuntuk indikator III Memaparkan Tentang Sesutau yang dapat
Didengar,Dilihat, dan Dirasakan ..................................................................................... 85
10. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator IV Penyampaiannya Lebih
Banyak Menggunakan Susunan Ruang ........................................................................ 89
11. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan ................................................................................................ 93
xii
-
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman
1. KodeIdentitas Sampel Penelitian Kelas X ................................................................ 147
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Postest ............................................................ 148
3. Instrumen Penelitian sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think
Pair Share Berbantuan Media Audio Visual ........................................................... 155
2) Skor Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisebelum Menggunakan
Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio
VisualSiswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir Selatan .. 157
5. Skor Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisesudah Menggunakan Model
Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio VisualSiswa Kelas
X.3 SMP N 2 Batng KapasKabupaten Pesisir Selatan ..... 158
a) Skor dan Nilai Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir
Selatan ................................................................................................................................... 159
1 Skor dan Nilai Per indikator Menulis Paragraf Deskripsi sesudah
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir
Selatan ................................................................................................................................... 160
4. Total Nilai Pretest-PostestMenulis Paragraf Deskripsisebelum
Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media
Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan ............................................................................................. 161
9. Simpangan Baku (s) dan Variansi Pretest ................................................................ 164
10. Simpangan Baku (s) dan Variansi Postest ............................................................... 165
11. Perbandingan Pretest dan Postestketerampilan Menulis Paragraf
DeskripsiSiswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan Sebelum dan sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think
Pair Share Berbantuan Media Audio Visual........................................................... 166
12. Uji Normalitas Kelompok Pretest .............................................................................. 167
xiii
-
13. Uji Normalitas Kelompok Postest .............................................................................. 168
14. Uji Homogenitas Penelitian .......................................................................................... 169
15. Uji Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 170
16. Tabel Uji Normalitas Pretes.......................................................................................... 173
17. Tabel Uji Normalitas Postest ........................................................................................ 175
18. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ................................................................................. 177
19. Nilai Persentil untuk Distribusi t ................................................................................. 178
20. Nilai Kritik Sebaran F ........................................................................................................ 17
xiv
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Apa yang disimak dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, apa
yang dibaca dapat disampaikan dalam pembicaraan atau diskusi, apa yang
dibicarakan adalah hasil yang disimak dan dibaca, keempat keterampilan tersebut
harus dilatih sejak dini, sebab keterampilan tidak didapatkan begitu saja. Pada
penelitian ini aspek keterampilan berbahasa yang peneliti pilih adalah aspek
keterampilan menulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis dikatakan sangat
penting karena keterampilan menulis salah satu keterampilan berbahasa yang
harus dimiliki oleh siswa. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan
disekolah adalah keterampilan menulis paragraf deskrispsi.
Keterampilan menulis paragraf deskripsi merupakan tes unjuk kerja yang
dilakukan siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas dalam mengungkapkan ide
atau gagasan kedalam bentuk karangan. Pembelajaran keterampilan menulis
deskripsi dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMA/ sederajat kelas X semester 1 khususnya pada Standar Kompetensi ke- 4.
“Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif,
1
-
2
ekspositif),’’ Kompetensi Dasar ke- 4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk
paragraf deskripsi.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Batang Kapas, yaitu Alimah
Tehronansi, S.Pd. yang telah dilakukan pada Sabtu, 29 April 2017 di SMA Negeri
2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan terdapat beberapa permasalah sebagai
berikut. Pertama, kurangnya motivasi siswa dalam belajar khususnya
pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, siswa kesulitan dalam menyampaikan
pendapat ketika guru menanyakan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Ketiga, dalam menulis siswa kesulitan mengembangkan ide-ide ke dalam bentuk
tulisan karangan deskripsi. Keempat, ketika menulis paragraf deskripsi siswa
hanya berpedoman dengan contoh yang diberikan guru.
Selain itu, Wawancara juga peneliti lakukan dengan beberapa orang siswa
di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Permasalahan yang ditemukan diantaranya
sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis
khususnya menulis paragraf. Kedua, siswa mengalami kesulitan untuk
mengembangkan setiap kalimat per kalimat untuk menjadi satu kesatuan utuh
sebuah paragraf deskripsi. Ketiga, siswa kesulitan menuangkan ide-ide ke dalam
bentuk tulisan sehingga hanya terfokus dengan contoh yang diberikan guru.
Keempat, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi
disebabkan siswa belum bisa membedakan jenis-jenis paragraf deskripsi.
Mencermati hal di atas, seorang guru perlu mencari solusi yang tepat
untuk mengatasi kesulitan siswa dan berupaya menghasilkan inovasi model
-
3
pembelajaran yang mampu mendukung semangat belajar siswa sesuai dengan
materi pelajaran yang diajarkan. Solusi yang tepat bagi peneliti untuk menghadapi
pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi yaitu model Pembelajaran
Kooperatif tipe think pair share Berbantuan Media Audio Visual.
Think Pair Share (TPS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif
yang memberikan siswa waktu berpikir dan merespons serta saling bantu satu
sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”
yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon
pertanyaan. Berfikir (think), pembelajaran diawali dengan guru mengajukan
pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa agar
siswa bisa memikirkan jawabannya. Berpasangan (pair), pada tahap ini guru
meminta siswa berpasang-pasangan dan beri kesempatan pasangan kelompok
untuk berdiskusi agar dapat memperdalamkan makna dari jawaban yang telah
dipikirkannya. Berbagi (share), dalam kegiatan share ini diharapkan Tanya jawab
yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integrative agar siswa
dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.
Media audio visual adalah alat media pembelajaran yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media audio (mendengar) dan media visual
(melihat). Media audio visual dibutuhkan dalam pembelajaran bertujuan agar
siswa berimajinasi melalui video untuk menciptakan sebuah tulisan yang terikat
kepada objek-objek yang ditulisnya. Kemudian, siswa lebih menyukai video
-
4
sebagai alat bantu untuk menciptakan karya tulis atau menghasilkan sebuah tulisan
berupa paragraf deskripsi. Dengan demikian, model pembelajaran Kooperatif tipe
think pair share berbantuan media audio visual membantu siswa untuk
menemukan kesulitan atau hambatan belajar siswa terhadap keterampilan menulis
paragraf deskripsi. Melalui video, siswa berusaha menghadirkan imajinasinya
untuk menciptakan sebuah objek yang dilukiskannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, bahwa model pembelajaran Kooperatif
tipe think pair share terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas
X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir selatan belum ada penelitian
lain menerapkan model tersebut. Kemudian, peneliti berharap akan keberhasilan
model tersebut dan dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan peneliti lain dalam
meningkatkan hasil pencapaian pembelajaran menulis yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, penting dilakukan penelitian tentang Pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berbantuan
media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas
X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti identifikasi
permasalahan yang terdapat di SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan adalah sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran
menulis khususnya menulis paragraf deskripsi dikarenakan, siswa masih banyak
yang belum mengerti apa itu paragraf Deskripsi. Kedua, siswa mengalami
kesulitan untuk mengembangkan setiap kalimat per kalimat untuk menjadi satu
-
5
kesatuan utuh sebuah paragraf deskripsi. Ketiga, ketika menulis paragraf deskripsi
siswa hanya berpedoman dengan contoh yang diberikan guru. Keempat, siswa
mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi disebabkan siswa belum
bisa membedakan jenis-jenis paragraf deskripsi.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
pada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalahdi atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini. Pertama,bagaimanakah
keterampilan menulis paragraf deskripsi sebelum menggunakan model think pair
share berbantuan media audio visual siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis paragraf
deskripsi sesudah menggunakan model think pair share berbantuan media audio
visual siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan?
Ketiga, bagaimanakah pengaruh penggunaan model tipe think pair share
berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan?
-
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis
paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir
Selatan sebelum menggunakan model think pair share. Kedua, mendeskripsikan
keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model think pair share.
Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model tipe think pair share
berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini. Pertama, Bagi guru bidang studi Bahasa
Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas, sebagai informasi dan pedoman
untuk menerapkan model pembelajaran agar menarik perhatian siswa dalam
belajar. Kedua, Bagi siswa SMA Negeri 2 Batang Kapas, agar terampil dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karangan deskripsi. Ketiga,
Bagi peneliti sendiri, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang menulis
karangan deskripsi. Keempat, Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan dan
perbandingan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
-
7
G. Defenisi Operasional
Berikut ini dikemukakan definisi operasional mengenai istilah yang
digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Pengaruh adalah efek atau dampak yang ditimbulkan pada suatu objek yang
disebabkan oleh pemberian suatu kejadian, tindakan terhadap objek tersebut.
b. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengetahui pola
interaksi siswa dan memberikan waktu kepada para siswa untuk berfikir dan
merespon serta saling bantu satu sama lain. think pair share ini memberi
siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
c. Media audio visual adalah alat media pembelajaran yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media audio (mendengar) dan media visual
(melihat).
d. Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya.
e. Menulis paragraf deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau
mendeskripsikan suatu objek, benda, atau alam. Objek tersebut digambarkan
dengan menggunakan kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek
kebendaan.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian ini adalah: (1)
Keterampilan Menulis (2) Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi, (3) Model
Pembelajaran Kooperatif think pair share (TPS), (4) Media Audio Visual, (5)
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif think pair share.
1 Keterampilan menulis
Teori yang akan dijelaskan pada keterampilan menulis ini diantaranya
sebagai berikut. (a) Pengertian Menulis, (b) Tujuan Menulis (c) Manfaat Menulis
(d) Langkah-langkah Menulis.
5. Pengertian Menulis
Menurut Dalman (2014:3), menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi
berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis
melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,
saluran atau media, dan pembaca. Sehubungan dengan itu Semi (2007:14),
menulis pada hakikatnya merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan
ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki
tiga aspek. Pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai.
Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga,
adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa.
8
-
9
Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu proses kreatif meluangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan
ini berupa penyampaian pesan atau informasi secara tidak langsung atau tidak
tatap muka. Sehingga informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh seorang
pembaca dengan baik.
1. Tujuan Menulis
Menurut Dalman (2015:8), tujuan menulis adalah memberikan informasi
secara lengkap kepada pembaca sehingga pembaca dapat memperluas
pengetahuan dan pengalamannya. Oleh sebab itu, tujuan menulis bukan hanya
sekedar menuangkan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan di penulis saja,
tetapi tujuan menulis lebih diarahkan kepada penyampaian pesan atau informasi
yang dibutuhkan oleh si pembaca
Selanjutnya Semi (2003:14-15), mengemukakan bahwa tujuan menulis
adalah sebagai berikut. Pertama, memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk
kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, menjelaskan sesuatu, yakni
memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh
orang lain. Ketiga, menceritakan kejadian, yaitu memberikan
-
10
informasi tentang sesuatu hal yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu.
Keempat, meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan. Kelima,
menyakinkan yaitu tulisan yang berusaha menyakinkan orang lain agar setuju atau
sependapat dengannya.
Senada dengan itu, Tarigan (2008:24), menjelaskan bahwa tujuan menulis
yaitu, pertama, memberitahukan atau wahana informatis. Kedua, menyakinkan
pembaca. Ketiga, menghibur dan menyenangkan pembaca, dan untuk
mengungkapkan ekspresi pikiran dan emosi yang kuat. Keempat, tulisan yang
mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api atau disebut juga
dengan wacana ekspresif. Selanjustnya, Hugo (dalam Tarigan 2008:25-26),
menyebutkan tujuan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, bertujuan untuk
penugasan. Kedua, menyenangkan para pembaca. Ketiga, menyakinkan para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Keempat, memberikan
informasi. Kelima, pernyataan diri. Keenam, tujuan kreatif, dan ketujuh, tujuan
pemecahan masalah.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tujuan menulis adalah
memberikan informasi kepada pembaca. Informasi yang disampaikan berupa
memberikan arahan, menceritakan kejadian yang bersifat menambah pengetahuan
pembaca. Selain itu dapat mengekspresikan perasaan dan menyenangkan para
pembaca dengan tulisan yang dihasilkan.
c. Manfaat Menulis
Menurut Dalman (2014:6), Menulis memiliki empat manfaat diantaranya
sebagai berikut. Pertama, peningkatan kecerdasan. Kedua, pengembangan daya
-
11
inisiatif dan kreativitas. Ketiga, penumbuhan keberanian. Keempat, pendorongan
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Selanjutnya, Morsey (dalam Tarigan, 2008:20), menyebutkan manfaat
menulis yaitu merekam, menyakinkan, serta mempengaruhi orang lain dengan
maksud dan tujuan agar dapat dicapai oleh para penulis yang dapat menyusun
pikiran serta menyampaikan pesan dengan mudah dipahami, kejelasan tersebut
tergantung pada pikiran, organisasi, penggunaan kata-kata dan struktur yang baik.
Menurut Suparno dan Yunus (2003:1-4), menambahkan tiga manfaat menulis,
yakni sebagai berikut. Pertama, peningkatan kecerdasan. Kedua, pengembangan
daya inisiatif dan kreatif. Ketiga, pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Menurut Komaidi (2008:12-13), Ada enam manfaaat menulis,
diantaranya sebagai berikut. Pertama, kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan
rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat suatu realitas
disekitar. Kepekaan dalam melihat suatu realitas lingkungan itulah yang kadang
kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis. Kedua, dengan kegiatan
menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku, majalah, Koran,
jurnal, dan sejenisnya. Dengan membaca referensi-referensi tersebut tentu kita
akan semakin bertambah wawasan dan pengetahuan kita tentang apa yang akan
kita tulis.
Ketiga, dengan aktivitas menulis,
pemikiran dan argumen kita secara runtut,
keteraturan tersebut membantu kita untuk
kita terlatih untuk menyusun
sistematis, dan logis. Dengan
menyampaikan pendapat atau
-
12
pemikiran kita pada orang lain. Pendek kata kita menjadi semakin cerdas.
Keempat, dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketergangan
dan stress kita. Segala uneg-uneg, rasa senang atau sedih bisa ditumpahkan lewat
tulisan dimana dalam tulisan orang bisa bebas menulis tanpa diganggu atau
diketahui oleh orang lain. Dalam tulisan seorang penulis membuat dunia tersendiri
yang bebas dari intervensi orang lain. Kelima, dengan menulis dimana hasil
tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit kita akan
mendapatkan kepuasan batin karena tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang
lain, selain itu juga memperoleh honorarium (penghargaan) yang membantu kita
secara ekonomi. Keenam, dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak
orang (mungkin puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan) membuat sang penulis
semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca. Popularitas kadang membuat
seseorang merasa puas dan dihargai oleh orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
menulis adalah sebagai berikut. Pertama, untuk meningkatkan kecerdasan dengan
terus mengasah bakat melalui menulis. Kedua, mendorong kemauan untuk
mengumpulkan informasi. Ketiga, mendapat penghargaan jika menghasilkan
tulisan yang bagus.
4) Langkah-langkah Menulis
Menurut Semi (2003:5-10), Menulis merupakan suatu proses kreatif.
Sebagai suatu proses kreatif,ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar
dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga
-
13
berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis itu
dilaksanakan secara garis besar atas tujuh langkah sebagai berikut.
2. Pemilihan dan Penetapan topik
Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang
penting, Di dalam memilih dan menetapkan topik ini diperlukan pula adanya
keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang
hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh
atau digali melalui empat sumber, yakni sebagai berikut. b) Pengalaman
Setiap orang dalam kehidupannya selalu diliputi oleh berbagai jenis
pengalaman, seperti pengalaman mendaki gunung, pengalaman sewaktu sekolah
di pedesaan, pengalaman mencari pekerjaan dan tambahan pengetahuan bagi
pembaca.
e. Pengamatan
Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang tidak kita alami
langsung.Tapi kita hanya mengamati kejadian atau peristiwa itu berlangsung. Kita
mengamati suatu peristiwa kecelakaan lalu-lintas, mengamati kesejahteraan dan
kerukunan suatu keluarga di sekitar lingkungan kita. d) Imajinasi
Manusia mempunyai kemampuan berimajinasi, kemampuan
membayangkan atau menghayalkan sesuatu. Imajinasi itu biasanya bertolak dari
pengalaman hidup atau pengalaman rohaniah, dan didukung oleh hasil simakan
dan bacaan..
-
14
1. Pendapat dan Keyakinan
Setiap orang tentu mempunyai pendapat tentang sesuatu, seperti
pendapat, tentang hasil karya seseorang,pendapat tentang kelakuan seorang
teman,pendapat tentang suatu lukisan.
1. Perancangan Tulisan
Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali
informasi dan data, memilih topik yang perlu dimuat, melakukan
pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar,dan
memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. g)
Penulisan
Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sitem penyajian yang
tepat. Artinya, tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut
tujuan atau sasaran tulisan. Dalam hal ini gaya tulisan perlu dipilih dan
disesuaikan dengan selera pembaca terutama untuk tulisan yang dipublikasikan
atau dimuatkan di dalam surat kabar atau majalah. h) Penulisan Naskah Jadi
Masalah perwajahan harus pula mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak hanya terbatas pada
kesempurnaan isi dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya.
Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman 2015: 13-14), membagi
tahapan menulis ke dalam tiga tahapan, yakni sebagai berikut.
-
15
1. Tahap penulisan (Persiapan)
Pada tahap pra penulisan ini terdapat aktivitas sebagai berikut. Pertama,
menentukan topik. Kedua, menentukan maksud atau tujuan penulisan. Ketiga,
memperhatikan sasaran karangan (pembaca). Keempat, mengumpulkan informasi
pendukung. Kelima, mengorganisasikan ide dan informasi.
5. Tahap Penulisan
Kegiatan pada tahap ini adalah mengembangkan butir demi butir ide yang
terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaaatkan bahan atau informasi
yang telah kita pilih dan kita kumpulkan.
1. Tahap Pascapenulisan
Terhadap ketiga ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan
tulisan yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan
(revisi). Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur karangan seperti
ejaan.
4. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi
Teori yang akan dibahas dalam keterampilan menulis karangan deskripsi
yakni sebagai berikut. (a) Pengertian Paragraf Deskripsi. (b) Ciri-ciri Paragraf
Deskripsi. (c) Jenis-jenis Paragraf Deskripsi. (d) Langkah-langkah Paragraf
Deskripsi. (e) Indikator Penelitian Menulis Paragraf Deskripsi.
1. Pengertian Karangan Deskripsi
Menurut Semi (2003:41) Paragraf Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya
memberikan perincian atau detail tentang obyek sehingga dapat memberi
pengaruh sesintivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka
-
16
ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung obyek tersebut.
Dalman (1992: 278), menjelaskan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan
yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti dan sehidup-
hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan,
meghayati dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan dan dihayati,
serta dinikmati penulis.
Menurut Atmazaki (2006:88), Paragraf Deskripsi merupakan bentuk
tulisan yang melukiskan suatu objek (tempat, benda, dan manusia). Pembaca
deskripsi seolah-olah ikut mencium, mendengarkan, meraba, merasakan, atau
melihat segala sesuatu yang dideskripsikan. Jadi, tulisan deskripsi ini lebih
bersifat memaparkan sesuatu benda, alam, atau manusia sebagaimana adanya.
Menurut Thahar (2008:36) Paragraf Deskripsi adalah pemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata tentang sesuatu, berupa benda, tempat, suasana
dan keadaan. Melalui karangan deskripsi pembaca dapat “melihat”, apa yang
dilihat pengarang dalam karangan itu, “merasakan” dan “membaui” apa yang
dirasakan dan dibaui oleh pengarang. Seakan-akan karangan deskripsi itu “hidup”,
jika ditulis oleh seorang pengarang yang memiliki kemampuan dan pengamatan
yang tajam serta pemilihan kata-kata yang atau perbandingan yang cocok.
Menurut Finoza (2008:233-247), Paragraf Deskripsi berarti bentuk tulisan
yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan
melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal dari kata
“describe” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang
karang mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang
-
17
digunakan penulis untuk memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil
pengamatan dan perasaannya.
Menurut Ermanto (2012:174) Paragraf Deskripsi adalah karangan yang
melukiskan atau mendeskripsikan suatu objek, benda, atau alam. Objek tersebut
digambarkan dengan menggunakan kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek
kebendaan. Dalam karangan ini, penulis berusaha memunculkan kesan yang kuat
kepada pembaca dengan cara meransang seluruh indra pembaca sehingga
pembaca merasa betul-betul menyaksikan objek, benda, atau alam tersebut.
Melalui karangan deskripsi ini, penulis menggambarkan suatu objek dengan
beberapa paragraf deskripsi.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan
deskripsi merupakan sebuah bentuk tuilsan yang memaparkan atau
menggambarkan perincian-perincian tentang suatu objek atau kejadian, sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat atau merasakan apa yang dilukiskan oleh
pengarang tentang sesuatu kepada pembaca.
b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
Menurut Semi (2007:66-67) Ciri-ciri paragraf deskripsi yaitu: Pertama,
deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
Kedua, deskripsi lebih mempengaruhi sensitivitas dan imajinasi. Ketiga, deskripsi
lebih banyak memaparkan tentang sesutau yang dapat didengar, dilihat, dan
dirasakan. Keempat, organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan
susunan ruang.
-
18
Menurut Keraf (2011:94), ciri-ciri paragraf deskripsi adalah (1) berisi
tentang perincian-perincian sehingga objeknya terdapat didepan mata. (2) Dapat
menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca (3) berisi penjelasan yang menarik
minat serta orang lain atau pembaca. (4) menyampaikan sifat dan perincian wujud
yang dapat ditemukan dalam objek itu. (5) menggunakan bahasa yang cukup
hidup, kuat, dan bersemngat kongkret.
Menurut Akhadiah (1997:7-31) ada tiga ciri-ciri paragraf deskripsi
sebagai berikut. Pertama, memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan
perasaannya kepada pembaca. Kedua, menggambarkan sifat, ciri, serta rincian
wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskan. Ketiga, sesuatu yang
dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium,
diraba, tetapi juga dapat dirasa oleh hati dan pikiran, seperti rasa takut cemas
tegang, jijik, sedih, dan haru.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disumpulkan bahwa karangan
deskripsi memiliki ciri yang khas dari karangan lain. Ciri khas itu diantaranya
memperlihatkan detail atau perincian tentang objek, deskripsi lebih bersifat
memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca, deskripsi
disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah,
deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat,
dan dirasakan, menggunakan bahasa yang lugas dan formal, organisasi
penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.
-
19
c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi
Menurut Semi (2009: 58) membedakan paragraf deskripsi atas dua jenis,
yaitu (1) deskripsi ekspositorik (deskripsi teknis), (2) deskripsi artistik bertujuan
menjelaskan sesuatu dengan penandaan yang jelas sebagaimana adanya tanpa
menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca. Bahasa yang digunakan.
Kelima, penyampaian lebih banyak menggunakan susunan ruang Sebaliknya,
deskripsi artistik penyajiannya gaya sastra bernuansa estetis.
Deskripsi adalah deskripsi yang mengarah kepada pembaca bagaikan
berkenaan langsung dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan
sugesti atau impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya memikat dan
pilihan kata yang menggugah perasaan. Dengan kata lain, deskripsi artistik
menciptakan suatu penghayatan terhadap suatu objek melalui imajinasi pembaca.
Misalnya, penulis mendeskripsikan sebuah kamar kos yang kotor. Penulis
memberi imajinasi bahwa dimana-mana unggukan kain kotor, bau yang
menyengat karena piring dan serakan kertas yang tidak terpakai, sehingga
pembacanya ikut melihat dan merasakan bagaimana bentuk sebuah kamar yang
kotor tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa deskripsi ekspositorik
menjelaskan secara terperinci dan sistematis. Sedangkan deskripsi artistik
pemberian pengalaman kepada pembaca secara langsung objek yang di
sampaikan.
-
20
d. Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi
Menurut Dalman (2014: 99), pada dasarnya, setiap jenis paragraf
deskripsi memiliki langkah-langkah yang tidak jauh berbeda dan bahkan
sama.jadi, yang berbeda adalah penyampaian isi dan tujuannya. Adapun langkah-
langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah sebagai berikut.
Pertama, menentukan topik (tema). Kedua, menentukan tujuan. Ketiga,
mendapatkan data yang sesuai dengan topik. Keempat, membuat paragraf Kelima,
mengembangkan paragraf menjadi paragraf deskripsi.
Semi (2003:42) menyatakan bahwa ada dua langkah menulis paragraf
deskripsi. Pertama, pilih dan perhatikan detail dengan teliti. Pilihlah detail yang
memang sangat baik untuk dipaparkan. Detail harus disusun dengan sistematis.
Jika mendeskripsikan tempat dimana seseorang berada sekarang, penulis harus
detail dengan pilihan yang diperhitungkan dengan sadar. Maksudnya, penulis
harus memahami terlebih dahulu tentang objek yang dideskripsikan. Kedua,
gunakanlah pilihan kata yang tepat. Untuk mendukung tentang apa saja yang kita
amati dirasakan oleh pembaca dan harus menngunakan ungkapan yang spesifik
tertentu. Maksudnya, penguasaan yang baik terutama menyangkut diksi dan gaya
bahasa yang dipahami dengan baik, tulisan yang disajikan menarik untuk dibaca.
Suparno (2007: 4.22) memaparkan langkah-langkah menulis paragraf
deskripsi sebagai berikut. Pertama, menentukan apa yang akan dideskripsikan:
apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat. Kedua, merumuskan tujuan
pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi,
eksposisi, argumentasi, atau persuasi. Ketiga, menetapkan bagian yang akan
-
21
dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan
tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-
bagian tertentu saja yang menarik. Keempat, Memerinci hal-hal yang menunjang
kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilkan
untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang
dideskripsikan? Pendekatan apa yang akan digunakan penulis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
menyusun karangan, deskripi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau
langkah-langkah dalam menyusun deskripsi, sehingga dalam membuat karangan
dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima
oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakannya.
e. Indikator Penilaian Menulis Paragraf Deskripsi
Berdasarkan ciri-ciri paragraf deskripsi yang di kemukakan Semi
(2007:66-67:94) yaitu. Pertama, deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail
atau perincian tentang objek. Kedua, deskripsi lebih mempengaruhi Sensivitas dan
imajinasi. Ketiga, deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesutau yang dapat
didengar, dilihat, dan dirasakan. Keempat, Organisasi penyampaiannya lebih
banyak menggunakan susunan ruang.
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Pada model pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) berbantuan
media audio visual ini akan dijelaskan tentang, (a) Pengertian think pair share
(TPS). (b) Langkah-langkah Pembelajaran think pair share (TPS). (c) Kelebihan
-
22
dan Kelemahan think pair share (TPS). (d) Indikator Keterampilan Menulis
Paragraf Deskripsi (e) Media Audio Visual
a. Pengertian Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Istarani (20011: 12) think pair share (TPS) merupakan suatu
model pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu berpikir dan
merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide
“waktu berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan.
Menurut Trianto (2007:61) TPS atau berfikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaktsi siswa. Menurut Lie (2010:57) think pair share adalah memberi
kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa dalam belajar untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain .
Menurut Yohanes (2012:206) Menyatakan berfikir berpasangan berbagi
adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:161) model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah metode pembelajaran yang
melibatkan sejumlah kelompok siswa yang bekerja sama dan belajar bersama
dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang dirumuskan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model tipe think pair share
adalah suatu proses untuk mempengaruhi pola interaksi siswa secara berpasangan
dan memperlihatkan hasil partisipasi mereka kepada orang lain.
-
23
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Istarani (2011: 67-68) langkah-langkah Think Pair Share (TPS)
terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru menyampaikan inti materi dan
kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi atau permasalahan yang disampaikan guru. Ketiga, Siswa diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan
hasil pemikiran masing-masing. Keempat, guru memimpin hasil pleno kecil
diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Kelima, berawal dari
kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan
menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. Keenam, Guru
menyimpulkan hasil pembelajaran dan menilai hasil kerja siswa.
Menurut Trianto (2007: 127), Langkah-langkah think pair share (TPS)
terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa
membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian
berfikir (Thinking). Kedua, Guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang
disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara
normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan
(Pair). Ketiga, Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Keterampilan
-
24
berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang
secara suka rela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran
pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat
kesempatan untuk melaporkan (Share).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
model think pair share (TPS) adalah siswa berfikir tentang suatu masalah yang
telah di ajukan guru dan menyatukan pendapatnya dengan pasangannya terhadap
solusi masalah tersebut, dan berbagi msenyampaikan hasil pendapatnya didepan
teman-teman sekelasnya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Think Pair Share (TPS)
Menurut Trianto (2007: 128) kelebihan think pair share adalah sebagai
berikut. (1), Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM. (2),
Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi
dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4),
Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5),
Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
Menurut Hartina (2008:12) Kelebihan Model think pair share sebagai
berikut. (1), Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak
langsung memperoleh contoh pertanyaan yang di ajukan oleh guru, serta
memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. (2), Siswa
-
25
akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan
temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. (3),
Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam
kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. (4), Siswa
memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan
seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. (5), Memungkinkan guru untuk
lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.
Adapun kelemahan think pair share menurut Trianto (2007: 128) yaitu.
(1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya. (2),
Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat di kuasai oleh beberapa siswa
yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi
hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. (5), Diskusi
yang mendalam memerlukan waktu yang banyak (6), Apabila suasana diskusi
hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka
biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah. (7), Jumlah siswa yang terlalu
besar didalam kelas akan mempengaruhi kesemptan setiap siswa untuk
mengemukakan pendapatnya.
Menurut Trianto (2007:127) kelemahan dari think pair share sebagai
berikut. (1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelum mengenai bagaimana
hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-
anggotanya. (2), Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu
-
26
yang belum pernah dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat dikuasai
(didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat
dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang
dapat didiskusikan. (5), Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
(6), Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan
sebuah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan dari think pair share sebagai berikut. (1), Diskusi melibatkan semua
siswa secara lansung dalam KBM. (2), Setiap siswa dapat menguji tingkat
pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi dapat menumbuhkan dan
mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4), Dengan mengajukan dan
mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat
memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5), Diskusi dapat
menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para
siswa.
4. Media Audio Visual
Pada bagian ini akan diuraikan (a) Pengertian Media Audio Visual, (b)
Fungsi Media Audio Visual.
a. Pengertian Media Audio Visual
Menurut Arsyad (1996:30), pengajaran melalui media audio visual adalah
produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pendengaran dan
pandangan serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau
simbol-simbol yang serupa. Pemahaman yang dipakai melalui audio visual
-
27
merupakan aspek verbalisme pada diri siswa. Media audio visual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media audio
(mendengar) dan media visual (melihat).
Media audio visual merupakan sebuah alat bantu audio visual yang berarti
bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan
dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang lebih baik
dan menggabungkan unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar yang dapat
membantu dalam proses belajar mengajar.
Selanjutnya, Arsyad (1996:148) mengemukakan bahwa Media Audio
Visual dapat digunakan untuk (1) Mengembangkan keterampilan mendengar dan
mengevaluasi apa yang telah didengar. (2) Mengatur dan mempersiapkan diskusi
atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang jauh dari
lokasi, (3) Menjadikan model yang akanditiru oleh siswa. (4) Menyiapkan variasi
yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu
masalah. Menurut Arsyad (1996:146), Media Audio Visual merupakan bentuk
media pembelajaran yang murah dan dan terjangkau. Media Audio Visual
meliputi film dan televi. Media audio visual (1) bersifat dapat didengar dan
dilihat, (2) alat peraga bersifat dapat didengar dan dilihat seperti film.
b. Fungsi Media Audio Visual
Menurut Arsyad (2005:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio
visual banyak memberikan manfaat asalkan guru dapat berperan aktif dalam
-
28
proses pembelajaran. Sedangkan menurut Usman (2002:24), Menyatakan media
pengajaran juga berfungsi untuk (1) membantu memudahkan belajar bagi siswa
dan guru, (2) memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi
lebih konkrit), (3) menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran
tidak membosankan), (4) semua indra murid dapat diaktifkan (kelemahan satu
indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya), (5) dapat membangkitkan
dunia teori dengan realitanya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media
audio visual adalah untuk dapat meningkatkan pemahaman dan semangat siswa
dalam belajar terutama dalam pembelajaran paragraf deskripsi.
5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
Berbantuan Media Audio Visual
Dalam proses pembelajaran Penerapan Model pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share (TPS) berbantuan Media audio visual pada keterampilan
menulis Menurut Trianto (2007: 127) Langkah-langkah think pair share adalah
sebagai berikut:
Menurut Istirani (2011:67) tahap-tahap pelaksanaan think pair share
(TPS) adalah:
Tahap Kegiatan
Langkah 1 a. Guru menyampaikan inti materi karangan
deskripsi dan kompetensi yang ingin
dicapai.
Langkah 2 b. Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi atau permasalahan yang
disampaikan guru.
Langkah 3 a. Siswa diminta berpasangan dengan teman
sebelahnya (setiap kelompok 2 orang) dan
-
29
mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing.
Langkah 4 a. Guru memimpin hasil pleno kecil diskusi,
tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya.
Langkah 5 a. Berawal dari kegiatan tersebut, guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang
belum diungkapkan para siswa.
Langkah 6 a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
dan menilai hasil kerja siswa
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan, penelitian yang relevan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut. Dina Selviani (2011) FPBS UNP“ Keefektifan Media
Audio Visual dalam Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMAN 2 Lubuk
Alung”. Media audio visual yang digunakan dalam menulis paragraf deskripsi
membantu siswa dalam mengembangkan ide dan pikirannya ke dalam bentuk
tulisan deskripsi sesuai dengan objek (vidio) yang telah ditentukan oleh penulis.
Kepada siswa diperlihatkan beberapa objek (vidio) yang perlihatkan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat kemampuan menulis paragraf deskripsi
dengan menggunakan media audio visual berada pada taraf kualitas baik (B)
dengan nilai rata-rata 80,7 berada pada rentangan 76-85. Jadi, penelitian terdapat
persamaan pada variabel terikat dan mempunyai perbedaan pada jenis penelitian,
objek, dan model pembelajaran..
Kedua, Idrus Hakimi (2013) UNP dengan judul “ Pengaruh Penggunaan
Teknik Think Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan
-
30
Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa rata–rata nilai kemampuan menulis deskripsi tanpa
menggunakan teknik TTW, anggota sampel adalah 57,56 dengan kualifikasi
cukup. Dengan menggunakan teknik TTW, kemampuan menulis karangan
deskripsinya, anggota sampelnya rata-rata dengan nilai 77,03 berada pada
kualifikasi baik.
Sondang Admaja Samosir (2013) Universitas Medan melakukan penelitian
dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMN Negeri 2
Kabanjahe dari Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai kemampuan menulis karangan deskripsi oleh siswa
sebelum menggunakan model peta pikiran (pre test) tergolong dalam kategori
cukup, dengan nilai rata –rata siswa yaitu 63,87 dan setelah menggunakan model
peta pikiran (post test) tergolong dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata siswa
meningkat yaitu 75,25. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model peta
pikiran (mind map) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi
memiliki pengaruh yang positif yaitu berupa perubahan yang signifikan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel
dengan variabel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2
Batang Kapas. Variabel penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif think pair share (TPS) Berbantuan Media Audio Visual Pada
Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. Tujuan pada penelitian ini adalah
menekankan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif think pair share (TPS)
-
31
Berbantuan Media Audio Visual Pada Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas.
C. Kerangka Konseptual
Menulis karangan deskripsi di sini bisa diterapkan Model Pembelajaran
Kooperatif think pair share (TPS), tujuannya untuk mengetahui perbedaan tingkat
keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa sebelum maupun sesudah
diterapkan model pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) berbantuan
media audio visual.
Indikator yang akan diukur adalah pertama keterampilan menulis karangan
deskripsi. Pertama, deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian
tentang obyek. Kedua, deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sentivitas dan
membentuk imajinasi pembaca.. Ketiga, deskripsi lebih banyak memaparkan
tentang sesutau yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga obyeknya
pada umumnya benda, warna, alam, dan manusia. Keempat, Organisasi
penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang. Untuk lebih
mengetahui nya lihat bagan di bawah ini.
-
32
Menulis Karangan Deskripsi
Indikator
1. Memperlihatkan rincian tentang objek 2. Memberikan Sensitivitas dan imajinasi 3. Memamparkan yang didengar, dilihat, dan dirasakan. 4. Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan
ruang.
Sebelum (Pretest) Think Pair Share
Sesudah (Postest) Think Pair Berbantuan Media Audio Visual
Share Berbantuan Media Audio Visual
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Terhadap
Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas
Bagan 1 Kerangka Konseptual
Bagan I kerangka Konseptual
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Terhadap
Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA
Negeri 2 Batang Kapas
-
33
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenaranya
melalui penelitian.Dalam penelitian ini akan diuji Hipotesis nol (Ho) dan
Hipotesis Alternatif (H1) sebagai berikut ini.
a. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran tipe think pair share Berbantuan Media Audio Visual terhadap
keterampilan menulis paragraf deskripsi kelas X SMA Negeri 2 Batang
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hipotesis diterima jika t hitung< t tabel
pada derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf signifikan 95%.
b. H1= Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran tipe
think pair share Berbantuan Media Audio Visual terhadap keterampilan
menulis paragraf deskripsi kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten
Pesisir Selatan. Hipotesis diterima jika t hitung> t tabel pada derajat
kebebasan (dk)=n-1 pada taraf signifikan 95%.
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012:7)
mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yaitu
konkrit, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Data berupa angka-angka,
dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan hasilnya. Data
kuantitatif dalam penelitian ini dimulai dari nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam
menulis paragraf deskripsi, sampai tahap akhir yaitu melakukan hipotesis yang
berbentuk angka-angka.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2013:114) Model penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen bertujuan untuks mengidentifikasi hubungan kausal atau
efek akibat sesuatu terhadap yang lain. Pada penelitian eksperimen, penelitian
memasukkan unsur baru ke dalam sebuah situasi untuk mengetahui akibatnya,
bilamana ada. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena peneliti
ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragrapf deskripsi
siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang kapas Kabupaten Pesisir Selatan..
34
-
35
Desain yang diambil untuk penelitian ini adalah pre-test dan post-
testgroup design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen ( ) disebut pre-test, dan observasi sesudah ekprerimen disebut post-tes,
Campbell dan Stanley ( dalam Arikunto, 2010:123). Untuk lebih jelasnya
rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut ini