REVIU
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
2015 – 2019
PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN
TAHUN 2018
BALIKPAPAN, FEBRUARI 2019
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page i
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
dokumen Reviu Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan tahun 2018.
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan adalah pelaksana kekuasaan kehakiman
di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Penyusunan dokumen Reviu Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan tahun 2018 adalah merupakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dengan maksud untuk dijadikan pedoman dalam arah proses perubahan yang dilakukan oleh Pengadilan Militer I-07 Balikpapan agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat sasaran. Pada undang-undang tersebut Bab V Pasal 15 disebutkan bahwa setiap Kepala Satuan kerja wajib menyiapkan rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Penyusunan dokumen Reviu Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Tahun 2018 ini melibatkan seluruh komponen yang ada sudah diupayakan secara optimal. Namun kami menyadari apabila masih ada kekurangan, maka tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dokumen Reviu Rencana Strategis pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan ini benar-benar bermanfaat untuk mendukung tercapainya Visi, yaitu “Terwujudnya Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Yang Agung“
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan sumbangsih pikiran dalam menyusun dokumen Reviu Rencana Strategis (Renstra) ini. Semoga dokumen ini dapat bermanfaat guna mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, dan transparan di wilayah hukum Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
Balikpapan, Februari 2019
Kepala Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Syf Nursiana, S.H. Letkol Sus NRP 519759
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page ii
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………….………………………………………………………….…. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1. Kondisi Umum ……..……………………………………….…….… 1
1.2. Indikator Kinerja Utama ……..………………………….……....... 2
1.3. Potensi dan Permasalahan ………………………………………… 14
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ………………… 19
2.1. Visi dan Misi ……..……………………………………….………….. 19
2.2 Misi dan Motto ………………………………………………………. 20
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis ……….…………….…………..…. 20
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS ............................................... 25
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ………….…... 25
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Dilmil I-07 Balikpapan …..…….. 67
3.3. Kerangka Regulasi …………………………….….……..…….… 68
3.4. Kerangka Kelembagaan ……………………….….…………….… 71
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ………………. 82
4.1 Target Kinerja ………………………………………………………. 82
4.2 Kerangka Pendanaan …………………………….………………… 86
BAB V PENUTUP …………………………………………………….……………. 93
LAMPIRAN : Matrik Rencana Strategis.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 1
1.1. KONDISI UMUM
Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, di
bidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Militer
I-07 Balikpapan merupakan lingkungan Peradilan Militer di bawah Mahkamah
Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan bertugas dan berwenang menerima, memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk di tingkat pertama.
Perencanaan strategis suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara
sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada pada lingkungan Pengadilan Militer I-07 Balikpapan. Rencana
Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan ke dalam
rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang
memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang
sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan, baik lingkungan internal maupun eksternal
sebagai variable strategis.
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
tersebut untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik
Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 2
1.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah melakukan reviu dan
menetapkan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Militer I-07 Balikpapan,
sesuai tugas dan fungsinya sebagai beriku :
Tugas Pokok dan Fungsi.
1. Fungsi Teknis Yudisial.Pengadilan Militer I-07 Balikpapan di
bidang fungsi teknis yudisial bertugas melaksanakan fungsi
kekuasaan kehakiman secara independen, efektif, dan berkeadilan
sesuai dengan visi dan misi ideal yang telah ditetapkan dalam Cetak
Biru Pembaruan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Tahun 2010-2035. Fungsi teknis yudisial ini meliputi program-
program peningkatan manajemen dan kepemimpinan peradilan
militer sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi
absolut (justisiabel) peradilan militer dijelaskan Pasal 9 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Pada
pokoknya menyatakan :
a. Mengadili Tindak Pidana Militer.
Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang pada waktu
melakukan adalah :
1) Prajurit.
2) Yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan prajurit.
3) Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang
dipersamakan atau dianggap sebagai prajurit berdasarkan undang-
undang.
4) Seseorang yang tidak termasuk prajurit atau yang berdasarkan
undang-undang dipersamakan dengan prajurit atau anggota suatu
golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau
dianggap sebagai prajurit berdasarkan undang-undang, tetapi atas
keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 3
diadili oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
b. Tata Usaha Militer.
Memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Angkatan Bersenjata. Wewenang ini berada pada Pengadilan Militer
Tinggi sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Militer
Utama sebagai pengadilan tingkat banding.
c. Peradilan Militer juga memiliki kompetensi absolut untuk
menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana
bersangkutan atas permintaan dari pihak dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
Kompetensi relatif (juriskdiksi) merupakan kewenangan
pengadilan sejenis untuk memeriksa suatu perkara. Menurut Pasal 10
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer :
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer mengadili tindak pidana
yang dilakukan oleh mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
angka 1 yaitu :
a. Tempat kejadiannya berada di daerah hukumnya, atau
b. Terdakwanya termasuk suatu kesatuan yang berada di
daerah hukumnya. Pasal 11 menegaskan : “Apabila lebih dari 1
(satu) pengadilan berkuasa mengadili suatu perkara dengan
syarat-syarat yang sama kuatnya, pengadilan yang menerima
perkara itu lebih dulu harus mengadili perkara tersebut“.
Pengadilan Militer, sebagai Pengadilan Tingkat Pertama
bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama. Pengadilan
Militer memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara
pidana yang Terdakwanya adalah :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 4
a. Prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah,
b. Mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1
huruf b dan huruf c yang Terdakwanya "termasuk tingkat
kepangkatan" Kapten ke bawah, dan
c. Mereka yang berdasarkan Pasal 9 angka 1 huruf d harus
diadili oleh Pengadilan Militer.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Militer
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi
kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyelesaian
perkara.
b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara
banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi
peradilan lainnya.
c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada
semua unsur di lingkungan Pengadilan Militer (bidang umum,
kepegawaian dan keuangan).
2. Fungsi Non Teknis Yudisial
Guna terlaksananya tugas pokok (teknis yudisial) tersebut Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan menyelenggarakan fungsi pendukungnya (non teknis
yudisial) yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan sebagai pengadilan tingkat
pertama manajemen Sumber Daya Manusia meliputi peningkatan
kapabilitas/keahlian setiap personil dengan menyertakan parameter
obyektif sehingga kemampuan personil disemua lini organisasi merata
dan berkualitas. Indikator obyektif ini dirasakan mendesak terutama
berkaitan dengan adanya kebutuhan untuk menerapkan sistem reward
and punishment yang tepat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 5
b. Manajemen Sumber Daya Keuangan.
Hal ini menjadi salah satu faktor eksternal yang sangat perlu
diperhitungkan dan dicermati dalam pelaksanaan fungsi teknis yustisial.
Pelaksanaan penerimaan dan belanja negara (realisasi anggaran)
didasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah
ditentukan.
c. Manajemen Sarana dan Prasarana.
Unsur penunjang lain yang penting dalam mewujudkan visi dan
misi Pengadilan Militer I-07 Balikpapan adalah kemampuan mengelola
sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan. Hal itu
mencakup pengelolaan barang milik negara atau daerah yang biasa
dikenal dengan manajemen aset milik Negara.
d. Manajemen Teknologi dan Informasi (TI).
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah berupaya untuk
mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang
diperlukan internal organisasi maupun para pencari keadilan dan
pengguna pengadilan. Berusaha dengan menerapkan kebijakan sistem
pengelolaan Teknologi Informasi yang komprehensif dan terintegrasi,
untuk memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan tugas dan
fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan tejadinya
peningkatan penyelesaian administrasi perkara (minutasi) dan kualitas
pelayanan informasi kepada masyarakat.
e. Transparansi Peradilan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan berusaha meningkatkan
pemahaman pejabat peradilan mengenai pentingnya jaminan informasi
bagi publik. Oleh karena itu, mekanisme penyediaan dan penyimpanan
informasi secara digital (soft copy) dan paper less, juga perlu terus
ditingkatkan sehingga pengadilan selalu siap dalam merespon
permintaan informasi.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 6
f. Fungsi Pengawasan Internal
Kegiatan pengawasan internal secara langsung dilaksanakan
oleh kepala bidang/bagian yang mengawasi. Pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab sesuai tugas pokok di masing-masing bidang yang
dikoordinasikan oleh kepala bagian dan dilaporkan pelaksanaannya
kepada Kadilmil. Pengawasan secara tidak langsung dilakukan oleh
Hakim Pengawas bidang yang terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu :
1) Hakim/Pengawas Bidang Perencanaan, Teknologi Informasi dan
Pelaporan.
2) Hakim/Pengawas Bidang Administrasi Perkara dan Disiplin
Anggota.
3) Hakim/Pengawas Bidang Administrasi Umum.
4) Hakim/Pengawas Bidang Kepegawaian, Organisasi dan Tata
Laksana.
5) Hakim/Pengawas Bidang Administrasi Keuangan.
Tabel Indikator Kinerja Utama Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
NO KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
PENJELASAN
1.
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
a. Persentanse sisa perkara yang diselesaikan
Jumlah sisa perkara yang diselesaikan X 100% Jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan Catatan :
Sisa perkara : sisa perkara tahun sebelumnya
b. Persentanse perkara yang diselesaikan tepat waktu: 1)
Pidana/kejahatan
2) Pelanggaran lalu lintas
Jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan X 100% Jumlah perkara yang ada Catatan: - Jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus
diselesikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk) - Jumlah perkara yang ada = jumlah perkara yang diterima tahun
berjalan ditambah sisa perkara tahun sebelumnya - Penyelesaian perkara tepat waktu = perkara yang diselesaikan tahun
berjalan - Pengadilan Militer merupakan Pengadilan Tingkat Pertama (untuk
Kapten ke bawah)
c. Persentase penurunan sisa perkara
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 7
Tn = Sisa perkara tahun berjalan Tn.1 = Sisa perkara tahun sebelumnya Catatan:
Sisa Perkara adalah Perkara yang belum diputus pada tahun berjalan
a. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :
• Banding • Kasasi • PK
Catatan : Secara hukum semakin sedikit yang mengajukan upaya hukum, maka semakin puas atas putusan pengadilan
2.
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan Putusan Yang Dikirim ke Oditur Militer dan Terdakwa Tepat Waktu
Catatan: Tepat waktu sesuai SK KMA No. 214/KMA/SK/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah Agung
b.Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu
Jumlah berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap jumlah berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK
Catatan :
Pengiriman berkas tepat waktu = Banding 14 (empat belas) hari
3.
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
Catatan :
Perma No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Di luar gedung pengadilan adalah perkara yang diselesaikan di luar kantor
pengadilan (zetting plaatz, sidang keliling maupun gedung-gedung lainnya)
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan selama kurun waktu tahun 2014 -
2018 dengan mengikuti berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Mahkamah
Agung melalui program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Rencana
Strategis Tahun 2014 - 2018 telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dengan capaian sebagai berikut :
x 100%
x 100%
x 100%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 8
Produktifitas Penyelesaian Perkara
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan secara umum capaian kinerja
melaksanakan fungsi utama menyelesaikan perkara dalam kurun waktu
2015-2018 dengan indikator kinerja utama persentanse jumlah perkara yang
diselesaikan (perbandingan jumlah perkara dengan jumlah perkara yang
diselesaikan) mencapai 95,83% (tahun 2014), 84,31% (tahun 2015), 82,65%
(tahun 2016), 81,65% (tahun 2017), dan 88,76% (tahun 2018) secara
berturut-turut. Pengadilan Militer I-07 Balikpapan berdasarkan peraturan
perundang-undangan meliputi kewenangan memeriksa dan memutus
perkara pidana kejahatan dan pelanggaran,
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) dalam melaksanakan kewenangan di bidang penanganan perkara.
Peningkatan produktifitas penyelesaian perkara tingkat pertama pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan seperti yang terlihat dalam tabel di bawah,
dari tahun 2014-2018 sebagai berikut:
Tabel Produktifitas Dilmil I-07 Balikpapan memutus perkara kejahatan tingkat pertama
KETERANGAN DESEMBER
2014
DESEMBER
2015
DESEMBER
2016
DESEMBER
2017
DESEMBER
2018
SISA PERKARA
TAHUN YANG LALU 0 4 16 17 20
PERKARA MASUK 96 98 82 92 69
JUMLAH 96 102 98 109 89
PERKARA PUTUS 92 86 81 89 79
SISA PERKARA 4 16 17 20 10
PERSENTANSE
PENYELESAIAN
PERKARA
95,83 % 84,31 % 82,65 % 81,65 % 88,76 %
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 9
Tabel Produktifitas Dilmil I-07 Balikpapan memutus perkara pelanggaran
KETERANGAN DESEMBER
2014
DESEMBER
2015
DESEMBER
2016
DESEMBER
2017
DESEMBER
2018
SISA PERKARA
TAHUN YANG LALU 0 0 0 0 0
PERKARA MASUK 11 5 5 3 26
JUMLAH 11 5 5 3 26
PERKARA PUTUS 11 5 5 3 26
SISA PERKARA 0 0 0 0 0
PERSENTANSE
PENYELESAIAN
PERKARA
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Sumber : Laporan Tahunan Dilmil I-07 Balikpapan 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018
Upaya Hukum Masyarakat Pencari Keadilan
Yang dimaksud dengan upaya hukum perkara pidana adalah hak
Terdakwa atau Oditur Militer untuk tidak menerima putusan pengadilan
tingkat dan terakhir atau tingkat banding atau tingkat kasasi yang berupa
perlawanan atau banding atau kasasi atau hak Terpidana atau ahli warisnya
atau Oditur Militer untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dalam hal
serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
Perkara yang diputus oleh Pengadilan pada tahun 2018 berjumlah 79
perkara sedangkan perkara yang masuk pada Pengadilan pada tahun 2018
berjumlah 69 perkara. Dengan demikian yang tidak melakukan upaya
hukum banding berjumlah 65 perkara (82,27%) kasasi berjumlah 68 perkara
(86,07%), peninjauan kembali berjumlah 79 perkara (100%), kondisi ini
meningkat dari tahun 2017 dimana pada tahun 2017 jumlah perkara yang
diputus oleh Pengadilan berjumlah 89 perkara sedangkan perkara yang
masuk ke Pengadilan berjumlah 109 perkara, sehingga yang tidak melakukan
upaya hukum banding berjumlah 75 perkara (84,3%), kasasi berjumlah 71
perkara (79,8%) dan peninjauan kembali berjumlah 0 perkara (100%).
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 10
Peningkatan produktifitas tingkat pertama yang melakukan upaya
hukum pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan seperti yang terlihat dalam
tabel di bawah, dari tahun 2014-2018 sebagai berikut:
Tabel Perkara tingkat pertama yang melakukan upaya hukum
KETERANGAN DESEMBER
2014
DESEMBER
2015
DESEMBER
2016
DESEMBER
2017
DESEMBER
2018
Sisa Perkara
Tahun Yang
Lalu
0 4 16 17 20
Perkara
masuk 96 98 82 92 69
Jumlah 96 102 98 109 89
Perkara
Putus 92 86 81 89 79
Upaya
Hukum
(Banding,
Kasasi, PK)
11 27 26 16 9
Persentanse
Perkara Yang
Tidak Upaya
Hukum
88,04 % 68,60 % 67,90 % 82,02 % 88,60%
Sumber : Laporan Tahunan Dilmil I-07 Balikpapan 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018
Penguatan Akses Terhadap Pengadilan
Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu
komitmen yang ingin diwujudkan oleh Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
dengan tujuan memberi kemudahan akses fisik kepada pencari keadilan.
Pelaksanaan Sidang Keliling merupakan salah satu kegiatan.
Kesulitan yang dialami para pencari keadilan dan pengguna
pengadilan adalah lamanya proses berperkara sehingga berdampak pada
biaya penyelesaian perkara di pengadilan sulit diprediksi dan minimnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan dan kurangnya
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 11
pemahaman mengenai prosedur, untuk mengatasi hal tersebut telah
diupayakan :
a. Meningkatkan akses informasi dalam kaitannya dengan putusan
perkara secara online. putusan telah dipublikasikan melalui Direktori
Putusan.
b. Selain itu dikembangkan juga Sistem Informasi Penelusuran Perkara
atau Case Traking System di lingkungan Peradilan.
c. Sistem tersebut juga menerapkan Case Management System (CMS).
Penerapan Case Management System di Pengadilan meliputi semua proses
administrasi perkara mulai dari penerimaan perkara, pelaporan dan kearsipan
perkara. CMS juga memberikan solusi dokumen pada pengadilan dalam
memproduksi berbagai dokumen yang wajib dibuat pengadilan
menangani sebuah perkara seperti : penunjukan majelis hakim, penetapan
hari sidang, relaas panggilan, berita acara persidangan bahkan putusan
pengadilan.
Implementasi Pelayanan Publik
A. Pembebasan Biaya Perkara
Sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2014, fasilitas
Pembebasan Biaya Perkara adalah sebuah layanan dimana negara
menanggung biaya proses berperkara di pengadilan. perkara yang
diselesaikan melalui Pembebasan Biaya Perkara yang ditanggung negara
sebanyak 4 (empat) perkara.
B. Pos Bantuan Hukum
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan belum ada Pos Bantuan Hukum, Para
pencari keadilan yang memerlukan Bantuan Hukum (Posbakum) di jajaran
Kodam VI/Mlw yang termasuk wewenang Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
melalui Kumdam VI/Mlw, dan diadakan Forum koordinasi sesama penegak
hukum berjalan baik bahkan setiap 3-4 bulan sekali diadakan rapat terkait
penegakan hukum yang dihadiri oleh Asinteldam VI/Mlw, Aspersdam VI/Mlw,
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 12
Kakumdam VI/Mlw, Danpomdam VI/Mlw, Kadilmil dan Kaotmil I-07
Balikpapan.
C. Sidang di Luar Gedung Pengadilan (Sidang keliling)
Masyarakat yang tinggal di daerah pelosok atau daerah yang jauh dari
gedung kantor pengadilan mengalami hambatan besar dalam mengakses
pengadilan. Hambatan tersebut adalah hambatan sarana transportasi dan
mahalnya ongkos bepergian dari dan ke kantor pengadilan. Untuk membantu
menangani kendala tersebut, Pengadilan menggalakkan program Sidang di
Luar Gedung Pengadilan. Program ini sangat membantu masyarakat
dalam memperoleh keadilan.
Untuk percepatan penyelesaian perkara, Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
melaksanakan persidangan diluar gedung Pengadilan (Sidang Keliling), dalam
daerah hukum Pengadilan Militer I-07 Balikpapan, Sesuai Surat Perintah
KadilmilI-07 Balikpapan Nomor : W1-MIL07/R-01/HK.04./I/2017 tanggal 19
Januari 2017 yang bersidang pada tanggal 6 Februari 2017 sampai dengan
tanggal 10 Februari 2017 Bertempat di Ruang Sidang Pengadilan Negeri
Tarakan Jl. Dipenegoro No. 99 Tarakan Kalimantan Utara telah melaksanakan
sidang perkara kejahatan atas nama Terdakwa Hariyanto Koptu NRP
31000232520379 Tamudi Ramil 0902-11/Biduk-biduk Kodim 0902/Trd, dan 11
(sebelas) perkara lainnya.
Upaya Peningkatan Pelayanan Publik
Akreditasi Penjaminan Mutu (Sertifikasi ISO Pengadilan)
Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya tiada henti
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik di setiap
pengadilan demi mewujudkan visi badan peradilan yang agung.
Program-program baru yang inovatif selalu berusaha dihadirkan demi
kepuasan para pencari keadilan. ISO 9001 adalah standar internasional
tentang sistem manajemen kualitas. Pengadilan yang telah memperoleh
sertifikat ISO 9001 wajib menampilkan kemampuan untuk secara konsisten
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 13
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar kepuasan pengguna
pengadilan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya.
Pada tanggal 23 Mei 2017, Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah
melaksanakan ISO dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas
serta untuk terus membenahi administrasi dan pelayanan publik pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan. Dengan demikian maka Pengadilan Militer
I-07 telah berupaya untuk mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2015 dan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan telah berhasil ISO 9001:2015 pada bulan
Juni Tahun 2017. Sedangkan Akreditasi Penjaminan Mutu di Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan belum dilaksanakan.
Implementasi Keterbukaan Informasi
1. Publikasi Putusan
Publikasi putusan secara online memiliki arti yang amat
penting dalam proses transparansi peradilan. Melalui publikasi
putusan ini masyarakat dapat dengan mudah mengakses produk
pengadilan di manapun dan kapanpun. Publikasi putusan juga
dapat memacu peningkatan kualitas putusan hakim karena setiap
orang dapat menilai kualitas putusan pengadilan. Hakim akan terpacu
untuk membuat putusan yang lebih berkualitas karena mahkota hakim
terletak pada putusannya.
2. Informasi Penelusuran Perkara
Masyarakat dapat mengakses perkembangan proses perkara
mereka di pengadilan di setiap tingkatan secara online. Pemanfaatan
teknologi informasi untuk mendukung transparansi penyelesaian
perkara sudah dijalankan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah para
pencari keadilan dalam mengakses informasi perkara.
Untuk mengakses informasi perkara pada Pengadilan Militer
I-07 Balikpapan dapat ditelusuri melalui portal Sistem Informasi
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 14
Penelusuran Perkara (SIPP) di website Pengadilan Militer I-07
Balikpapan dapat diakses melalui http://sipp.dilmil-balikpapan.go.id.
3. Pelayanan Meja Informasi dan Meja Pengaduan
Meja Informasi merupakan garda depan dalam pelayanan di setiap
pengadilan. Keberadaan Meja Informasi dan Meja Pengaduan
memberikan kontribusi penting dalam pemberian pelayanan publik
yang prima bagi para pencari keadilan. Seluruh pengadilan di Indonesia
telah memiliki pelayanan Meja Informasi dan Meja Pengaduan. Meja
Informasi berfungsi sebagai sarana pelayanan bagi masyarakat yang
membutuhkan informasi yang berkaitan dengan pengadilan, baik
tentang prosedur berperkara maupun pelayanan informasi umum
lainnya. Sedangkan Meja Pengaduan digunakan untuk menampung
pengaduan masyarakat atas pelayanan yang diberikan pihak
pengadilan.
4. Pelayanan Informasi Melalui Website Pengadilan
Pelayanan informasi pengadilan selain diberikan melalui fasilitas Meja
Informasi, juga disediakan melalui media elektronik yakni website
resmi pengadilan. Seluruh pengadilan di Indonesia sudah memiliki
website resmi. Website pengadilan menampilkan informasi seperti
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik dan SK KMA Nomor
1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi
Pengadilan untuk website Pengadilan Militer I-07 Balikpapan di
http://www.dilmil-balikpapan.go.id.
1.3. POTENSI DAN PERMASALAHAN
A. Kekuatan (Strength)
Kekuatan Pengadilan Militer I-07 Balikpapan mencakup hal-hal
yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan
sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, mencakup :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 15
1. Merupakan provost (kawal depan) di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
2. Bersifat independen, yakni terlepas dari pengaruh lembaga /
Instansi lain.
3. Pengadilan Militer I-07 Balikpapan merupakan unsur penegak
hukum dan memiliki hubungan baik dengan instansi penegak hukum
terkait lainnya.
4. Adanya Undang-undang yang mengatur kewenangan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan selaku Pengadilan Tingkat
Pertama.
B. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Militer I-07
Balikpapan dirinci dalam beberapa aspek :
1. Aspek Proses Peradilan.
a. Sering terlambatnya penerimaan relaas panggilan ke
kesatuan / tempat tinggal Terdakwa maupun para Saksi.
b. Perkara yang belum diselesaikan rata-rata perkara Desersi
dan Narkoba yang Terdakwanya tidak ada / melarikan diri.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan.
a. Kurangnya personel : Panitera 1 (satu) orang dan Panitera
Pengganti 3 (tiga) orang, tidak adanya Panmud Hukum dan
Panmud Pidana.
b. Sumber daya manusia masih kurang memadai karena
rekrutmen pegawai yang diterima belum sesuai dengan kapasitas
dan keahlian yang dibutuhkan, sehingga masih ada pegawai yang
memiliki pekerjaan rangkap.
c. Struktur Organisasi Pengadilan Militer I-07 Balikpapan sudah
sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 16
Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, namun masih
banyak kekosongan pegawai dalam struktur organisasi dalam
menduduki jabatan struktural.
d. Belum meratanya dalam mengisi jabatan struktural yang
kosong bagi PNS golongan III, sehingga banyak PNS golongan III
yang tidak dapat menduduki jabatan tersebut.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan.
a. Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja.
b. Belum maksimalnya penggunaan sistem pengaduan
masyarakat pencari keadilan yang berbasis Teknologi Informasi.
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan.
Belum berfungsinya secara maksimal penggunaan sistem
manajemen perkara yang berbasis teknologi informasi.
5. Aspek Sarana dan Prasarana.
a. Belum adanya sarana rumah dinas bagi pejabat dan personel
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
b. Terbatasnya kendaran dinas roda 4 sebagai kendaraan
operasional dalam mendukung pelaksanaan tugas dengan
wilayah hukum yang sangat luas.
C. Peluang (Opportunities)
Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Militer
I-07Balikpapan untuk melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa
aspek :
1. Aspek Proses Peradilan.
a. Menambah personel Hakim, Panitera dan personel
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
b. Membuka layanan pengaduan bagi masyarakat pencari
keadilan.
c. Melaksanakan sidang keliling dengan menambah
anggaran perjalanan dinas untuk sidang keliling.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 17
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan.
a. Tenaga Honorer yang ada, dapatnya menjadi prioritas
dalam penerimaan CPNS dan serta menambah personel.
b. Memberi peluang dan mengusulkan secara terus
menerus PNS golongan III untuk mengisi jabatan struktural
yang kosong, serta memperpendek Birokrasi.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan.
a. Menerapkan dan menetapkan evaluasi kinerja sesuai
dengan Job Discripsion.
b. Memaksimalkan penggunaan sistem pengaduan.
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan.
Memfungsikan secara maksimal penggunaan sistem
manajemen perkara yang berbasis teknologi informasi.
5. Aspek Sarana dan Prasarana.
a. Mengusulkan pengadaan rumah dinas bagi pejabat
dan personel Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
b. Mengusulkan pengadaan kendaraan dinas roda 4
sebagai kendaran operasional.
D. Tantangan yang dihadapi (Threats).
Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Militer I-07
Balikpapan yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik
untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.
1. Aspek Proses Peradilan.
a. Dengan adanya penambahan Panitera dan Panitera
pengganti, diharapkan, maka penyelesaian perkara lebih
cepat/lebih banyak.
b. Harus mampu melaksanakan mekanisme evaluasi secara
konsisten dan konsekuen.
c. Dengan adanya sidang keliling, maka harus mampu
menyelesaikan perkara lebih cepat dalam waktu yang singkat.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 18
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
a. Mampu memberi pengawasan dan pembinaan secara
terus-menerus.
b. Untuk meningkatkan kinerja sesuai tanggung jawab
jabatan yang diembannya.
c. Harus mampu mengisi jabatan struktural yang tersedia.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan.
a. Mampu menerapkan sistem reward & punishment untuk
mengontrol kinerja.
b. Mampu menjawab setiap pengaduan dari masyarakat
pencari keadilan.
4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan.
Mampu memfungsikan secara maksimal penggunaan sistem
manajemen perkara yang berbasis teknologi informasi.
5. Aspek Sarana dan Prasarana.
a. Mampu memelihara dan merawat rumah dinas.
b. Mampu memelihara dan memelihara kendaraan dinas
operasional.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 19
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. VISI DAN MISI
Rencana Strategis tahun 2015 – 2019 Pengadilan Militer I-07
Balikpapan merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja
dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis
melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap
sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai
efektivas dan efesiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta
sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung RI yang
disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP)
2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2015–2019, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan
program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan
organisasi pada tahun 2015–2019. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk
mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Militer I-07
Balikpapan.
Visi Pengadilan Militer I-07 Balikpapan mengacu pada Visi Mahkamah
Agung RI sebagai puncak kekuasaan kehakiman di negara Indonesia yaitu :
“Terwujudnya Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Yang Agung“
Penjelasan :
1. Pengadilan Militer I-07 Balikpapan adalah lembaga Peradilan
dilingkungan badan Peradilan Militer tingkat pertama yang berkedudukan di
kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur yang wilayah hukumnya meliputi
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 20
Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Bontang dan Provinsi Kalimantan Utara
meliputi Bulungan, Berau dan Tarakan.
2. Agung menunjukkan suatu keadaan atau sifat kehormatan, kebesaran,
kemuliaan dan keluhuran.
Visi ini ingin menjadikan Pengadilan Militer I-07 Balikpapan sebagai lembaga
peradilan yang dihormati dan memiliki keluhuran dan kemuliaan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memutus perkara.
2.2. MISI DAN MOTTO
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan
baik.
Misi Pengadilan Militer I-07 Balikpapan adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari
keadilan.
3. Meningkatkan kualitas personel di lingkungan Pengadilan Militer I-07
Balikpapan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Militer I-07
Balikpapan.
Motto adalah untuk meningkatkan motivasi dalam mewujudkan Visi dan Misi
guna meningkatkan semangat budaya kerja Pengadilan Militer I-07
Balikpapan juga telah mempunyai “Motto” yang dituangkan dalam kalimat
“RADJA” yang merupakan kepanjangan atau penjabaran dari : (Responsif,
Akuntabel, Disiplin, Jujur, Adil).
2.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi
yang akan dicapai atau dihasilkan. Tujuan yang ditetapkan Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan adalah :
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan
melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 21
2. Terwujudnya percepatan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
Dengan indikator tujuan sebagai berikut:
Tabel 5. Indikator Tujuan
No. Tujuan Indikator Target
1. Terwujudnya kepercayaan
masyarakat terhadap sistem
peradilan melalui proses
peradilan yang pasti, transparan
dan akuntabel
Persentase para pihak yang percaya terhadap sistem peradilan
85 %
2. Terwujudnya percepatan proses
penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
90 %
3. Terwujudnya peningkatan akses
peradilan bagi masyarakat miskin
dan terpinggirkan
Persentase perkara yang
diselesaikan melalui
sidang keliling/zitting plats
100 %
4. Terwujudnya pelayanan prima
bagi masyarakat pencari keadilan
Persentase kepuasan
para pencari keadilan
terhadap layanan
peradilan
80 %
Sasaran Strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu suatu
kondisi yang akan dicapai secara nyata yang mencerminkan pengaruh yang
ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari suatu atau beberapa program
dalam jangka waktu lima tahun dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019,
adapun sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Militer I-07
Balikpapan adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 22
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.
3. Peningkatan percepatan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi.
4. Peningkatan pelayanan peradilan dan mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat pencari keadilan.
5. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
6. Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik
internal maupun eksternal.
7. Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja.
Dengan indikator sasaran dan target jangka menengah sebagai berikut:
Tabel Indikator Sasaran dan Target Jangka Menengah
No. Tujuan Sasaran
Strategis Indikator Target
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Persentanse sisa perkara yang diselesaikan 100%
Persentanse sisa perkara pelanggaran yang diselesaikan
100 %
Persentanse jumlah perkara yang diselesaikan 90 %
Persentase jumlah perkara pelanggaran yang diselesaikan 100 %
Persentase perkara tingkat pertama yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
100 %
Persentase perkara In Absentia yang diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan
95 %
Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
85 %
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 23
Terwujudnya percepatan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi
Peningkatan percepatan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)
100 %
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Peningkatan pelayanan peradilan dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat pencari keadilan.
Jumlah pelaksanaan sidang keliling
100 %
Persentanse jumlah perkara yang diselesaikan dengan sidang keliling
100 %
4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan
Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).
Persentase jumlah putusan yang dipublikasikan
100 %
Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
Persentase penanganan pengaduan dan informasi yang ditindaklanjuti
100 %
Persentanse temuan yang ditindaklanjuti
100 %
Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
Persentase terpenuhinya pembayaran gaji dan tunjangan 100 %
Jumlah layanan penyelenggaraan operasional perkantoran 100 %
Persentanse pengadaan sarana dan prasarana
100 %
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 24
Adapun rincian Rasio Produktifitas memutus dan sisa perkara pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan perkara tahun 2018 :
Tabel.7 Rasio Produktifitas memutus dan sisa perkara
NO JENIS PERKARA SISA 2016
MASUK JUMLAH BEBAN
PUTUS SISA AKHIR
% PUTUS v BEBAN
% SISA v BEBAN
1. Pidana Kejahatan 20 69 89 79 10 88,76 % 11,23 %
2. Pelangbgaran Lalu Lintas
0 26 26 26 0 100% 0%
Sumber : Laporan Tahunan Dilmil I-07 Balikpapan tahun 2018
Rasio penyelesaian perkara kejahatan dan Pelanggaran Lalu lintas tingkat
pertama pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan seperti yang terlihat dalam
tabel di bawah, dari tahun 2014-2018 sebagai berikut:
Tabel.8 Rasio penyelesaian perkara kejahatan
NO TOTAL PERKARA 2014 2015 2016 2017 2018
1 Perkara Masuk 96 102 98 109 89
2. Perkara Dikirim 92 86 81 89 79
3. % Penyelesaian Perkara 95,83 % 84,31 % 82,65 % 81,65 % 88,76 % Sumber : Laporan Tahunan Dilmil I-07 Balikpapan 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018
Tabel.9 Rasio penyelesaian perkara Pelanggaran Lalu lintas
NO TOTAL PERKARA 2014 2015 2016 2017 2018
1 Perkara Masuk 11 5 5 3 26
2. Perkara Dikirim 11 5 5 3 26
3. % Penyelesaian Perkara 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : Laporan Tahunan Dilmil I-07 Balikpapan 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018
Rasio Penyelesaian Perkara Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dalam
memutus perkara tidak terlepas dari kebijakan berikut :
a. Upaya sistematis peningkatan metode minutasi, menggunakan
sistem Template elektronik untuk mempercepat proses monitoring dan
evaluasi.
b. Kewajiban yang mewajibkan Hakim Pengadilan Militer I-07
Balikpapan lebih fokus dalam memeriksa dan memutus perkara.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 25
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG R.I
Sesuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2015-2019 tersebut diatas serta dalam rangka mewujudkan visi
Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung, maka Mahkamah
Agung menetapkan 8 sasaran sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
5. Meningkatnya pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis di
lingkungan Peradilan.
6. Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan
secara optimal.
7. Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber
Daya Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung.
8. Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.
Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arahan kebijakan sebagai
berikut :
Sasaran Strategis 1 : terwujudnya proses peradilan yang pasti,
transparan dan akuntabel.
Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti,
transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)
Penyempurnaan penerapan sistem kamar; (2) Pembatasan perkara kasasi; (3)
Proses berperkara yang sederhana dan murah dan (4) Penguatan akses
peradilan. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 26
a. Penyempurnaan Penerapan Sistem Kamar
Penerapan sistem kamar dengan dasar SK KMA Nomor :
142/KMA/SK/IX/2011 yang diperbarui dengan SK KMA Nomor :
017/KMA/SK/II/2012 yang dilaksanakan dengan membagi 5 kamar
penanganan perkara : kamar pidana (pidana umum dan pidana khusus),
kamar perdata (perdata umum dan perdata khusus), kamar TUN, kamar
agama dan kamar militer dengan tujuan (1) menjaga konsistensi
putusan, (2) meningkatkan profesionalisme Hakim Agung dan (3)
mempercepat proses penanganan perkara di Mahkamah Agung, setelah
lebih dari 2 tahun pelaksanaan belum sepenuhnyaaturan sistem kamar
telah dilakukan, karena selain belum dilakukannya tatalaksana
administrasi/teknis baru yang mengarahkan pada pencapaian tujuan
implementasi sistem kamar, juga belum sepenuhnya dipahami tujuan
dari sistem kamar, sehingga penyempurnaan penerapan sistem kamar
ini dipandang sangat perlu dilakukan dengan rencana strategi : (a)
penataan ulang struktur organisasi sesuai dengan alur kerja penanganan
manajemen perkara, (b) penguatan database perkara dan publikasi
perkara, (c) menempatkan personil sesuai dengan kebutuhan masing-
masing kamar dan penyempurnaan aturan sistem kamar
b. Pembatasan Perkara Kasasi
Tingginya jumlah perkara masuk ke Mahkamah Agung 80%
perkara masuk di tingkat banding melakukan upaya hukum ke
Mahkamah Agung dan 90% berasal dari peradilan umum sehingga sulit
bagi Mahkamah Agung untuk melakukan pemetaan permasalahan
hukum dan mengawasi konsistensi putusan, hal ini disebabkan oleh
ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di
Tingkat Pertama maupun Tingkat Banding sehingga memicu para pihak
melakukan upaya hukum kasasi dan penetapan majelis yang bersifat
acak belum sesuai dengan keahlian mengakibatkan penanganan
perkara belum sesuai dengan keahlian/latar belakang.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 27
Diharapkan ke depan pada pengadilan Tingkat Banding bisa
diterapkan sistem kamar secara bertahap dan Tingkat Pertama
ditingkatkan spesialisasi hakim dengan sertifikasi diklat dan akan
diperbarui secara berkala.
a. Proses berperkara yang sederhana dan murah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat
keberhasilan mediasi yang menggunakan metode win-win solution dan
memakan waktu tidak lebih dari 2 bulan tidak lebih dari 20% sehingga
belum efektif sehingga belum secara efektif meningkatkan produktifitas
penyelesaian perkara, hal ini disebabkan mekanisme prosedur mediasi
belum efektif mencapai sasaran karena mediasi belum dilaksanakan
secara maksimal di pengadilan, belum semua hakim memperoleh
pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman mereka tentang
mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga mereka lebih
fokus pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke depan
bisa dilakukan penajaman metode rekruitmen calon peserta pelatihan
mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaatmediasi dan penguatan
kerja sama dengan lembaga mediasi di luar pengadilan. Lamanya
proses berperkara yang meningkatkan tumpukan perkara, tidak
mungkin selesai dengan mediasi saja, terutama perkara perdata dengan
nilai gugatan kecil untuk mendukung kepastian dunia usaha diperlukan
terobosan hukum acara untuk menyederhanakan dan meringankan
biayanya (small claim court). Diharapkan ke depan hal ini bisa
diupayakan dengan perubahan/revisi RUU Hukum Acara ataupun
peraturan dari Mahkamah Agung.
Sasaran Strategis 2 : Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian
perkara
Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung sesuai
dengan Surat keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :
138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu Penanganan Perkara pada
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 28
Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang ditangani oleh
Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
setelah perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat
Pertama dan Tingkat banding diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah
Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkara yang menyatakan
bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata
usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih
dari6 (enam) bulan dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang
bersangkutan wajib melaporkan alasan-alasannya kepada Ketua Pengadilan
Tingkat Banding.
Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam
mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya
kepastian hukum serta merespon keluhan masyarakat akan lamanya
penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan
dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Keputusan KMA
Nomor : 119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari Musyawarah dan
Ucapan Pada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada butir ke tiga
menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan harus ditetapkan paling
lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara diterima oleh Ketua Majelis, kecuali
terhadap perkara yang jangka waktu penangannya ditentukan lebih cepat oleh
undang-undang (misalnya perkara-perkara Perdata Khusus atau Perkara
Pidana yang terdakwanya berada dalam tahanan). Penyelesaian perkara untuk
Tingkat Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua
Mahkamah agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan
Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat
Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian
perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga)
bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka
terwujudnya percepatan penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 29
Peradilan dibawahnya senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui
laporan perkara
Disamping hal tersebut diatas Mahkamah Agung membuat terobosan
untuk penyelesaian perkara perdata yang memenuhi spesifikasi tertentu agar
dapat diselesaikan melalui small claim court sehingga tidak harus terikat
dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun regulasi sebagai
payung hukum terlaksananya small claim court.
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan
Untuk mewujudkan sasaran strategispeningkatn akses peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan dicapai dengan 3 ( tiga )arah kebijakan
sebagai berikut : (1) Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin, (2)
Sidang keliling/zitting plaats dan (3) Pos Pelayanan Bantuan Hukum. Sesuai
dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 1 tahun 2014 dilakukan
dengan 3 (tiga) kegiatan yaitu
a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin
Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin, dari sisi realisasi
meningkat setiap tahunnya namun memiliki kendala keterbatasan anggaran
untuk memenuhi target bila dibandingkan dengan potensi penduduk miskin
berperkara, kesulitan pelaporan keuangan juga sikap masyarakat yang
malu/tidak yakin terhadap layanan tersebut. Hal ini diharapkan ke depan dapat
dilakukan publikasi manfaat pembebasan perkara bagi masyarakat miskin,
penajaman estimasi baseline bedasarkan data (1 s/d 5 tahun ke depan) dan
penguatan alokasi anggaran, meningkatkan kerja sama dengan Kementerian
Hukum dan HAM tentang mekanisme penggunaan jasa OBH dan
meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Keuangan dan BPK agar
mendapat perlakuan tersendiri atas pertanggungjawaban keuangannya.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 30
b. Sidang keliling/Zitting plaats
Sidang Keliling/Zitting Plaats yang dalam pelaksanaannya selain melayani
penyelesaian perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga
telah dilakukan inovasi untuk membantu masyarakat yang belum mempunyai
hak identitas hukum (akta lahir, akta nikah dan akta cerai), belum bisa
menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan
karena keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman
estimasi baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta
memperkuat kerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam
Negeri dengan menyusun peraturan bersama.
c. Pos pelayanan bantuan hukum
Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk membantu
masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat dalam hal
membuat surat gugat, advis dan pendampingan hak hak pencari keadilan
diluar persidangan (non litigasi). Hal ini dilakukan agar tidak terjadi duplikasi
dengan dengan kementerian Hukum dan HAM yang menyelenggarakan
bantuan hukum bagi masyarakat miskin berupa pendampingan secara materiil
didalam persidangan.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan
pengadilan
Dengan arah kebijakan sebagai berikut :
Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung RI sesuai
dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :
138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu Penanganan Perkara pada
Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang ditangani oleh
Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
setelah perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat
Pertama dan Tingkat banding diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah
Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkara yang menyatakan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 31
bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata
usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih
dari 6 (enam) bulan dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama
yang bersangkutan wajib melaporkan alasan-alasannya kepada Ketua
Pengadilan Tingkat Banding. Dengan adanya semangat dari pimpinan
Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan
jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan
masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah
Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung
mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor : 119/KMA/SK/VII/2013 tentang
Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan pada Mahkamah Agung Republik
Indonesia pada butir ke tiga menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan
harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara diterima oleh
Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu penangannya
ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya perkara-perkara Perdata
Khusus atau perkara Pidana yang terdakwanya berada dalam tahanan).
Penyelesaian perkara untuk Tingkat Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan
Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang
Penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding
pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian
perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima)
bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling
lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian
minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara
Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya senantiasa melakukan evaluasi
secara rutin melalui laporan perkara. Disamping hal tersebut diatas Mahkamah
Agung membuat terobosan untuk penyelesaian perkara perdata yang
memenuhi spesifikasi tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim
court sehingga tidak harus terikat dengan hukum formil yang ada, Mahkamah
Agung menyusun regulasi sebagai payung hukum terlaksananya small claim
court
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 32
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya hasil pembinaan bagi aparat tenaga
teknis di lingkungan Peradilan.
Sistem Pembinaan yaitu dengan telah dilakukannya Assessment untuk
Pejabat setingkat Eselon III dalam pengembangan organisasi, serta
pelaksanaan Pelatihan Sumber Daya Manusia Profesional Bersertifikat untuk
pejabat setingkat Eselon III dan IV, mengembangkan dan
mengimplementasikan Sistem ManajemenSDM Berbasis Kompetensi
(Competency Based HR Management), menempatkan ulang dan mencari
pegawai berdasarkan hasil assessment, pelaksanaan program pendidikan dan
pelatihan hakim secara berkelanjutan (capacity building), menyusun
standarisasi sistem pendidikan dan pelatihan aparatur peradilan (unit
pelaksana Diklat), serta menyusun regulasi penilaian kemampuan SDM di
Mahkamah Agung RI untuk pembaharuan sistem manajemen informasi yang
terkomputerasi.
Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan
Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan,
permasalahannya adalah dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor :
94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim Yang Berada di
Bawah Mahkamah Agung, maka Surat Keputusan KMA Nomor :
071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai
Negeri pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang Berada di
bawahnya tidak berlaku lagi untuk Hakim. Untuk itu diperlukan evaluasi dan
harmonisasi peraturan yang ada yang didukung oleh keinginan yang kuat dari
Pimpinan untuk mewujudkan peningkatan kinerja, integritas dan disiplin hakim
sehingga dapat dilakukan penyusunan regulasi penegakan disiplin,
peningkatan kinerja dan integritas hakim pada badan peradilan yang berada di
bawah Mahkamah Agung. Permasalahan lainnya adalah belum berjalannya
sistem evaluasi kinerja yang komprehensif dengan tantangan belum ada kajian
mengenai klasifikasi bobot perkara dan ukuran standar minimum produktivitas
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 33
hakim dalam memutuskan perkara dengan jumlah dan bobot tertentu.
Sedangkan potensi yang ada yaitu telah adanya kebijakan Pimpinan dalam
penyusunan Standar Kinerja Pegawai (SKP) sehingga strategi yang dapat
dilakukan dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan penyusunan dan
pengukuran SKP.
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya pelaksanaan penelitian,
pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Aparatur di lingkungan
Mahkamah Agung.
Untuk mewujudkan sasaran strategis pengembangan sistem informasi
yang terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana,
transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :
(1) Transparansi kinerja secara efektif dan efisien;
(2) Penguatan Regulasi Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi dan
(3) Pengembangan Kompetensi SDM berbasis TI.
a. Transparansi kinerja secara efektif dan efisien.
Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah berupaya untuk
mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan
internal organisasi maupun para pencari keadilan dan pengguna jasa layanan
peradilan. Namun demikian, dengan adanya perkembangan kebutuhan, hingga
kini masih banyak timbul keluhan dari para pencari keadilan. Di sisi lain, internal
organisasi Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya juga
masih merasakan perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang
komprehensif dan terintegrasi, untuk memudahkan dan mempercepat proses
pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat
diharapkan tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada
masyarakat, yaitu dengan mengembangkan mekanisme pertukaran informasi
antar unit atau antar institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi disebut
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 34
“interoperability” yaitu kemampuan organisasi pemerintah untuk melakukan
tukar-menukar informasi dan mengintegrasikan proses kerjanya dengan
menggunakan standar tertentu yang diaplikasikan secara bersama yang
ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai.
Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas,
dan transparansi serta menjadi organisasi modern berbasis TI terpadu adalah
salah satu penunjang penting yang akan mendorong terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia yang agung.
Pengembangan TI di Mahkamah Agung merupakan sarana pendukung untuk
mencapai hal-hal berikut ini :
a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap
semua informasi yang relevan dari dalam dan luar pengadilan, termasuk
putusan, jurnal hukum, dan lainnya.
b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas
pengadilan dari luar gedung, misalnya registrasi, permintaan informasi, dan
kesaksian.
c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan
mengurangi kerja manual dan menggantikannya dengan proses berbasis
komputer.
d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan
teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas kinerja.
e. Pengembangan metode pembelajaran dari Bimbingan Teknis menuju e-
learning atau pembelajaran jarak jauh secara bertahap
Guna efisiensi dan efektifitas kinerja semua satuan organisasi di bawah
Mahkamah Agung akan diberikan akses pada suatu sistem tunggal yang
dikelola secara terpusat di Mahkamah Agung, melalui suatu jaringan komputer
terpadu yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyediaan sistem informasi
secara terpusat ini akan menjamin pelaksanaan proses kerja yang konsisten di
seluruh lini organisasi Mahkamah Agung, memudahkan dalam rotasi dan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 35
mutasi pegawai, serta memudahkan teknis penyediaan, pemeliharaan maupun
pengelolaannya.
b. Penguatan regulasi penerapan sistem informasi terintegrasi
Perkembangan Teknologi dan Informasi yang berkembang begitu pesat,
sehingga sangat banyak membantu dalam proses penyelesaian pekerjaan
disegala bidang termasuk mempermudah dan mempercepat proses
pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja baik internal organisasi
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya dalam sistem
pengelolaan TI yang komprehensif dan terintegrasi, namun dalam
pemanfaatannya perlu ada aturan- aturan agar dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan.
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi, itu perlu didukung regulasi yang
dapat mengendalikan perilaku dengan aturan dan batasan. Peraturan dan
regulasi dalam bidang TI di Mahkamah Agung dan Badan di bawahnya yang
sudah dibangun dan masih dibutuhkan seperti :
a. Undang-undang Nomor : 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik, undang-undang ini terbit dilatarbelakangi adanya
tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang
mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparansi dan partisipasi
masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik
b. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor :
1-144/KMA/1/MA/1/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di
Pengadilan, Mewujudkan pelaksanaan tugas dan pelayanan informasi
yang efektif dan efisien serta sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan peraturan perundang-undangan, diperlukan pedoman
pelayanan informasi yang sesuai dengan tugas, fungsi dan organisasi
Pengadilan. Maka ditetapkan pedoman pelayanan informasi yang sesuai
dan tegas melalui Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :
1-144/KMA/SK/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di
Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 36
RI Nomor : 144/KMA/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di
Pengadilan (Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) atau Case
Tracking System (CTS). Hingga saat sudah diluncurkannya CTS Versi 01
dan CTS Versi 02 dan kini sedang dikembangkan CTS Versi 03
dilingkungan Peradilan Umum, Peradilan Militer dan TUN dan redesign
SIADPA dilingkungan Peradilan Agama
c. Pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia berbasis TI
Dalam visi dan misi Badan Peradilan disebutkan bahwa salah satu kriteria
Badan Peradilan Indonesia yang Agung adalah bila Badan Peradilan telah
mampu mengelola dan membina SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,
sehingga tercipta hakim dan aparatur peradilan yang berintegritas dan
profesional. Dengan demikian, diperlukan perencanaan dan langkah-langkah
yang bersifat strategis, menyeluruh, terstruktur, terencana dan terintegrasi
dalam satu sistem manajemen SDM. Sistem manajemen SDM yang dimaksud
adalah sistem manajemen SDM berbasis kompetensi yang biasa disebut
sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Sistem ini juga akan
memudahkan operasionalisasi dari desain organisasi berbasis kinerja,
sekaligus menjawab tuntutan RB. Kompetensi menjadi elemen kunci dalam
manajemen SDM berbasis kompetensi, sehingga harus dipahami secara jelas.
Kompetensi diartikan sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan (skill),
pengetahuan (knowledge) dan atribut personal (personal attributes), yang
dapat dilihat dan diukur dari perilaku kerja yang ditampilkan. Secara umum,
kompetensi dibagi menjadi dua, yaitu soft competency dan hard competency.
Soft competency adalah kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan
untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun
interaksi dengan orang lain, contohnya : leadership, communication dan
interpersonal relation. Sedangkan hard competency adalah kompetensi yang
berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan.
Kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis pekerjaan yang ditekuni.
Contoh hard competency di lingkungan peradilan adalah memutus perkara,
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 37
membuat salinan putusan, membuat laporan keuangan, dan lain sebagainya.
Kegiatan terpenting dalam CBHRM adalah menyusun profil kompetensi
jabatan/posisi Dalam proses penyusunan profil kompetensi, akan dibuat daftar
kompetensi, baik soft competency maupun hard competency, yang dibutuhkan
dan dilengkapi dengan definisi kompetensi yang rinci, serta indikator perilaku.
Profil kompetensi ini akan menjadi persyaratan minimal untuk jabatan/posisi
tertentu serta akan menjadi basis dalam pengembangan desain dan sistem
pada seluruh pilar SDM, sehingga selanjutnya akan dapat dikembangkan
sebagai berikut :
a. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi.
b. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi.
pengembangan yang dimaksud di sini termasuk rotasi, mutasi dan
promosi.
c. Penilaian kinerja berbasis kompetensi.
d. Remunerasi berbasis kompetensi.
e. Pola karir berbasis kompetensi.
Dengan adanya sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi, maka
seluruh proses penilaian hakim dan aparatur peradilan (biasa dikenal sebagai
asesmen kompetensi 27 individu), akan menggunakan kompetensi sebagai
kriteria/parameter penilaian. Proses penilaian yang dimaksud diterapkan baik
dalam rekrutmen dan seleksi, penentuan rotasi-mutasi-promosi, penentuan
kebutuhan pelatihan maupun penilaian kinerja yang berujung pada pemberian
remunerasi (atau tunjangan kinerja sebagaimana yang dimaksud dalam RB).
Sehubungan dengan pengembangan karir, Mahkamah Agung akan
membangun model kompetensi (teknis dan non-teknis) dan profil kompetensi
untuk seluruh jabatan di Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di
bawahnya untuk digunakan sebagai dasar promosi dan pengembangan karir.
Dalam hal ini termasuk membangun kriteria promosi, mutasi dan pengembangan
karir yang lebih spesifik sesuai dengan persyaratan jabatan. Bila kompetensi
digunakan sebagai dasar pengembangan karir, maka akan dilakukan pemisahan
yang tegas antara jenjang karir hakim (kompetensinya disesuaikan dengan jenis
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 38
kamar), panitera dan pegawai administratif Terkait dengan pengelolaan organisasi
dan manajemen yang terdesentralisasi, maka pengelolaan SDM juga akan
dilakukan secara terdesentralisasi. SDM berbasis kompetensi memudahkan
implementasi ini, karena pendekatan ini sangat memungkinkan adanya
standarisasi kriteria, pembakuan sistem dan pengembangan pengetahuan serta
keterampilan penanggungjawab pengelola SDM di daerah. Proses pengelolaan
seperti ini, dipandang lebih efektif dan efisien. Mengingat kompleksitas perubahan
yang harus dilaksanakan, berikut adalah dukungan yang diperlukan untuk
berhasilnya implementasi sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi sebagai
berikut :
1. Tersedianya peraturan perundang-undangan yang mendukung
kemandirian pengelolaan SDM Badan Peradilan.
2. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh pejabat
struktural Badan Peradilan.
3. Adanya penguatan unit kerja pengelola kepegawaian dan
penguatan SDM pengelolanya.
4. Adanya keterpaduan antara strategi pengorganisasian dengan strategi
manajemen SDM.
5. Manajemen SDM diposisikan sebagai aspek strategis dan terpadu
dengan visi, misi dan sasaran organisasi.
6. Menyesuaikan perkembangan yang terjadi, fleksibel terhadap
perubahan sistem, ketentuan dan prosedur.
7. Mendorong kepatuhan terhadap nilai-nilai organisasi dan etika profesi.
Hakim dan aparatur peradilan yang bernaung di bawah Badan Peradilan
dituntut untuk senantiasa meningkatkan dan memperluas wawasan serta
keahliannya. Peningkatan kapasitas profesi akan mendorong meningkatnya
kualitas penyelenggaraan peradilan dan pelayanan hukum kepada masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
terhadap Badan Peradilan. Salah satu caranya adalah dengan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, terpadu, dan sinergis dengan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 39
kebutuhan Badan Peradilan dan nilai keadilan yang hidup di masyarakat. Selain
itu, sistem rekrutmen juga harus dilihat sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem
pendidikan dan pelatihan, dalam rangka mengelola kualitas SDM Badan
Peradilan. Hal ini merupakan cara yang komprehensif dalam mengelola dan
membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif,
sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profesional. Sumber
daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegritas dan
profesional adalah salah satu ciri dari Badan Peradilan Indonesia yang Agung.
Oleh karenanya telah menjadi tekad Badan Peradilan untuk menghasilkan lulusan
hakim dan pegawai pengadilan yang terbaik dari segi keahlian, profesionalitas,
serta integritas.
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,
berintegritas dan profesional, maka MA akan mengembangkan “Sistem
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Aparatur Peradilan yang Berkualitas
dan Terhormat atau Qualified and Respectable Judicial Training Center (JTC)”.
Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek,
yaitu meliputi :
1. Kelembagaan (institusional).
2. Sarana dan prasarana yang diperlukan.
3. Sumber daya manusia.
4. Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan;
5. Pemanfaatan hasil diklat.
6. Anggaran diklat; serta.
7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan
pengembangan).
Perbaikan pada ketujuh aspek di atas akan menjadi fokus perhatian pada
usaha perbaikan kualitas pendidikan dan pelatihan.
Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 40
berkelanjutan (Continuing Judicial Education atau CJE). Maksudnya, pendidikan
dan pelatihan yang diberikan kepada (calon) hakim dan aparatur peradilan
merupakan kelanjutan dari pendidikan formal yang sebelumnya telah mereka
dapatkan. Pengembangannya akan menyesuaikan dengan perkembangan
profesi yang mereka geluti sepanjang karirnya di pengadilan, misalnya
bagaimana seorang hakim dapat terus mengikuti perkembangan wacana dan
rasa keadilan yang terus berkembang di masyarakat atau bagaimana seorang
aparatur peradilan mempelajari penggunaan aplikasi komputer tertentu untuk
mendukung pelaksanaan tugasnya. Sebagai pedoman implementasi CJE ini,
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim
dan aparatur peradilan memenuhi harapan masyarakat;
b. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan
berkelanjutan dan terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi
hakim dan pegawai pengadilan
Dalam mengimplementasikan konsep CJE ini, MA akan sepenuhnya
mengembangkan metode belajar cara orang dewasa (adult learning). Penerapan
metode ini akan menumbuhkan dasar-dasar sistem dan budaya dalam
implementasi desain organisasi berbasis pengetahuan (knowledge based
organization).
Para hakim serta aparat peradilan akan terus belajar dari produk- produk
yang dihasilkan oleh mereka sendiri Untuk memastikan berhasilnya implementasi
konsep CJE dalam sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan Aparatur
Peradilan yang Berkualitas dan Terhormat, kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kapasitas SDM pada
pelaksana fungsi pendidikan dan pelatihan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 41
2. Penyusunan kurikulum dan materi ajar berbasis kompetensi bagi
program pendidikan dan pelatihan hakim dan aparatur peradilan yang akan
diperbaharui secara berkelanjutan, termasuk penyesuaian dengan
penerapan sistem kamar.
3. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi
hakim dan aparat peradilan.
4. Rekrutmen SDM pada pelaksana fungsi pendidikan dan pelatihan
yang berbasis kompetensi, termasuk melibatkan tenaga eksternal untuk
mendukung penyusunan kurikulum dan materi ajar, ataupun menjadi tenaga
pengajar yang dibutuhkan.
5. Pelaksanaan proses integrasi sistem diklat dengan sistem SDM
secara keseluruhan.
Perubahan suatu business process sebagai akibat dari modernisasi
memerlukan rekrutmen tenaga baru dan peningkatan keahlian SDM untuk
ditempatkan pada proses yang baru. Sementara itu, pihak yang tidak dapat
diakomodasi pada proses yang baru harus direlokasi ke posisi lain yang lebih
sesuai dengan keahlian mereka. Berdasarkan uraian di atas, ada 2 (dua)
kebutuhan utama, yaitu: peningkatan literasi TI dan standardisasi pemahaman
system kerja.
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja
aparat peradilan secara optimal.
Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan pengawasan aparatur
peradilan, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :
(1) Penguatan SDM pelaksana fungsi pengawasan;
(2) Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan;
(3) Peningkatan akuntabilitas dan kualitas pelayanan peradilan bagi
masyarakat dan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 42
(4) Redefinisi hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai
mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan. Dengan uraian per arah
kebijakan sebagai berikut :
a. Penguatan SDM pelaksana fungsi pengawasan
Peningkatan pengawasan perilaku aparatur dan organisasi peradilan
dicapai dengan 4 arah kebijakan yaitu :
(1) Penguatan Sumber Daya Manusia Pelaksana Fungsi Pengawasan,
(2) Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan,
(3) Peningkatan Akuntabilitas dan Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi
masyarakat dan
(4) Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai
mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan. Dalam penguatan Sumber
Daya Manusia Pelaksana Fungsi Pegawasan masih terkendala dengan
sumber daya yang masih kurang, perlu penguatan SDM dimana potensi
untuk mendukung hal tersebut adalah telah adanya Peraturan Bersama
Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial No.02/PB/MA/IX/2012-
02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim sehingga strategi yang dilakukan adalah
dengan diadakannya Diklat Auditor Teknis dan Auditor Administrasi Umum
dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pengawasan internal
b. Peningkatan akuntabilitas dan kualitas pelayanan peradilan bagi
masyarakat.
Peningkatan Akuntabilitas dan Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi
masyarakat permasalahannya yaitu rentang kendali 832 satuan kerja
menjadikan Badan Pengawas kesulitan untuk menindaklanjuti semua
laporan/pengaduan yang ada dan Pengadilan Tingkat Banding sebagai
ujung tombak pengawasan untuk menindaklanjuti laporan dari daerah,
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 43
belum berfungsi maksimal karena pengadunya tidak jelas sehingga sulit
untuk diklarifikasi. Pada permasalahan rentang kendali 832 satuan kerja
menjadikan Badan Pengawas kesulitan untuk menindaklanjuti semua
laporan/pengaduan yang ada terdapat tantangan.
Masih banyak masyarakat belum mengetahui dan memahami mekanisme
pengaduan dan belum adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan
perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan sedangkan potensi
yang ada yaitu Keputusan KMA RI Nomor : 076/KMA/SK/VI/2009 tentang
petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan di lingkungan lembaga
Peradilan, mekanisme layanan pengaduan online, Badan Pegawasan
menggunakan aplikasi berbasis web dan teknologi client server serta
database yang tersentralisasi, untuk mempermudah pengintegrasian data
(Sistem Informasi Persuratan/Pengaduan; Sistem Informasi penelusuran
pengaduan/tindak lanjut pengaduan; Sistem Informasi Kasus; Sistem
Informasi Hukuman Disiplin; Sistem Informasi Majelis Kehormatan Hakim;
Sistem Informasi whistleblowing) sehingga strategi yang dapat dilakukan
antara lain Penyederhanaan alur pengawasan internal, membangun
mekanisme penyampaian pengaduan dengan jaminan kerahasiaan tinggi
bagi pegawai internal, Rancangan perubahan atas SK KMA Nomor :
216/KMA/SK/XII/2011 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan melalui
Layanan Pesan Singkat (SMS), dimaksudkan untuk menampung dan
mempermudah penyampaian pengaduan berkaitan dengan
whistleblower/justice collabolator melalui aplikasi sistem web Badan
Pengawasan. Sedangkan permasalahan pada Pengadilan Tingkat Banding
sebagai ujung tombak pengawasan untuk menindaklanjuti laporan dari
daerah, belum berfungsi maksimal karena pengadunya tidak jelas sehingga
sulit untuk diklarifikasi dengan tantangan belum adanya regulasi sistem
pengaduan terhadap pelapor yang tidak jelas identitasnya. Untuk itu
perlu dilakukan Penyusunan standarisasi pengaduan bagi pelapor yang
tidak jelas, peningkatan kapasitas aparatur pengadilan yang berorientasi
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 44
pada pelayanan masyarakat dan dorongan terhadap pengadilan untuk
mendapatkan sertifikasi Standar Pelayanan Organisasi (ISO), yang
dikeluarkan oleh lembaga eksternal dan melakukan pengawasan secara
terus-menerus guna meningkatkan kualitas pelayanan publik pengadilan.
c. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial
sebagai mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan
Redefinisi hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai
mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dengan permasalahan belum
adanya kesepahaman hubungan kerja sama antara Mahkamah Agung
dengan Komisi Yudisial sebagai Lembaga Pengawas eksternal dengan
tantangan Pengaduan yang diterima oleh Komisi Yudisial perlu
dikoordinasikan dengan Mahkamah Agung. Sedangkan potensi yang ada
untuk mendukung redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi
Yudisial sebagai mitra dalam pelaksanaan fungsi pengawasan telah adanya
Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial antara lain,
peraturan Nomor : 02/PB/MA/IX/2012-02/PB/P.KY/09/2012 tentang
Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, Nomor
:03/PB/MA/IX/2012-03/PB/P.KY/09/2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Bersama dan Nomor : 04/PB/MA/IX/2012-04/PB/P.KY/09/2012 tentang Tata
Cara Pembentukan, Tata Kerja dan Tata Cara Pengambilan Keputusan
Majelis Kehormatan Hakim oleh karena itu strategi yang dilakukan adalah
melakukan Penyusunan kesepakatan teknis tindak lanjut pengaduan
dengan Komisi Yudisial sebagai Lembaga Pengawas Eksternal dan
dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengawasan
Sasaran Strategis 8 : Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM,
Keuangan dan Aset.
Untuk mewujudkan sasaran strategis Peningkatan Kompetensi dan
Integritas SDM, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (1)
Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan; (2) Penataan
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 45
pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan. Dengan uraian
per arah kebijakan sebagai berikut :
a. Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan
Peningkatan kompetensi dan integritas SDM Mahkamah Agung dicapai
dengan 2 arah kebijakan yaitu (1) Penataan pola rekrutmen Sumber
Daya Manusia Peradilan dan (2) Penataan pola promosi dan mutasi
Sumber Daya Manusia Peradilan.
Untuk menata pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan menemui
kendala seperti pemenuhan kebutuhan formasi SDM yang tantangan,
seperti : (1) Sistem rekrutmen di Mahkamah Agung belum memenuhi kriteria
obyektif sesuai SDM yang dibutuhkan, (2) Belum ada parameter penentuan
formasi hakim berdasarkan beban kerja setiap pengadilan secara lebih
objektif dan akurat, (3) Belum ada tujuan rekrutmen hakim yang lebih
mengedepankan upaya memperoleh calon yang berkualitas selain mengisi
formasi yang kosong, (4) Belum berlakunya prinsip pentingnya komposisi
hakim di pengadilan yang mencerminkan keberagaman yang ada dalam
masyarakat dalam rangka efektivitas mediasi, (5) Belum ada test
kepribadian (test psikolog) dari pihak yang berkompeten dalam menggali
serta mengukur potensi seseorang untuk menjalankan fungsi peradilan
dengan baik, (6) Belum dilakukannya talent scouting ke berbagai universitas
dengan akreditasi memuaskan untuk mendapatkan input aparatur peradilan
yang berkualitas, dan (7) Belum ada sistem rekrutmen asisten hakim agung.
Sedangkan potensi yang ada untuk mendukung arah kebijakan penataan
pola rekrutmen Sumber Daya Peradilan adalah (1) adanya metode
transparansi pengumuman hasil ujian yang objektif dan dapat diakses
secara mudah oleh peserta (meliputi nilai dan peringkat), (2) terdapat
bagian yang khusus menangani laporan hasil asesmen, kompetensi SDM,
rekam jejak hakim dan pegawai, peta SDM Mahkamah Agung RI, serta
prediksi dan antisipasi penempatan SDM Mahkamah Agung RI,
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 46
(3) diadakannya standarisasi aturan mengenai penambahan persyaratan
menjadi hakim yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik seorang hakim
(untuk mencakup integritas, moral dan karakteristik yang kuat, kemampuan
komunikasi, memiliki nalar yang baik, dan lain-lain), dan (4) pelibatan
lembaga eksternal dalam proses rekrutmen aparatur peradilan telah
dilaksanakan baik dari Komisi Yudisial maupun lembaga lain yang
berkompeten bersama dengan Mahkamah Agung. Sehingga strategi yang
dipakai untuk arah kebijakan ini adalah rekrutmen dan seleksi berbasis
kompetensi.
b. Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia
Peradilan.
Penataan sistem pembinaan dan pola promosi mutasi Sumber Daya
Manusia Peradilan, permasalahan yang ditemukan adalah sistem
pembinaan meliputi peningkatan kapabilitas/keahlian, rotasi, mutasi dan
karir baik hakim maupun non hakim perlu ditingkatkan dengan parameter
(reward-punishment). Tantangan yang dihadapi untuk arah kebijakan ini
adalah (1) perbaikan sistem pembinaan aparatur peradilan belum sesuai
dengan kebutuhan, (2) belum ada ketentuansebagai acuan yang
mengatur sistem pembinaan aparatur peradilan untuk menggantikan
berbagai peraturan perundang-undangan teknis yang selama ini mengatur
pembinaan SDM aparatur peradilan, (3) belum terlaksananya perbaikan
standarisasi sistem pelaksanaan promosi dan mutasi bagi pegawai, (4)
belum ada tim yang bertugas melakukan sinkronisasi berbagai peraturan
perundangan- undangan yang selama ini mengatur status hakim sebagai
PNS dengan UU No43/1999 yang mengatur status hakim yang baru
sebagai pejabat negara.
Sedangkan potensi yang ada untuk mendukung arah kebijakan
penataan sistem pembinaan dan pola promosi mutasi sumber daya manusia
peradilan yaitu bahwa (1) telah dilakukan assessment untuk pejabat
setingkat eselon III untuk pengembangan organisasi dan (2) telah
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 47
dilaksanakan pelatihan Sumber Daya Manusia Profesional Bersertifikat untuk
pejabat setingkat eselon III dan IV. Dengan segala permasalahan,
tantangan, dan potensi yang ada, maka strategi yang diterapkan adalah (1)
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM
berbasis kompetensi (competency based HR Management), (2)
menempatkan ulang dan mencari pegawai berdasarkan hasil assessmen, (3)
pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan hakim dan pegawai secara
berkelanjutan (capacity building), (4) menyusun standarisasi sistem
pendidikan dan pelatihan aparatur peradilan (dilaksanakan oleh unit Diklat
Litbang Kumdil), dan (5) menyusun regulasi penilaian kemampuan SDM di
MA untuk menuju pembaruan sistem manajemen informasi yang
terkomputerisasi. Dengan arah kebijakan sebagai berikut:
a. Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung
b. Penataan manajemen dalam rangka good court governance
c. Reorganisasi dan mengarah pada good court governance dan
pengembangan budaya organisasi yang efektif. Untuk mewujudkan sasaran
strategis meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara
akuntabel, efektif dan efisien, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :
(1) Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung;
(2) Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan anggaran;
(3) Pengelolaan Manajemen Aset di Peradilan;
(4) Penataan Organisasi dan Tata laksana dan
(5) Pengembangan budaya organisasi yang efektif. Dengan uraian
per arah kebijakan sebagai berikut :
1) Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung.
Kondisi saat ini, dalam hal anggaran, Mahkamah Agung
mengalami kendala dalam pemenuhan kebutuhan operasional.
Birokrasi keputusan pagu anggaran merupakan kendala utama.
Usulan perencanaan anggaran yang diajukan oleh MA melalui proses
pembahasan dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan, acap kali
tidak mendapatkan alokasi dana sebagaimana yang diajukan dalam
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 48
rencana. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab MA sebagai lembaga penegak hukum, maka ketersediaan
alokasi dana merupakan hal yang penting.
Untuk mengatasi kendala tersebut, ditetapkan 2 arah kebijakan
Kemandirian Anggaran Mahkamah Agung dicapai dengan 2 arah
kebijakan yaitu (1) Penyusunan Rancangan Peraturan mengenai
implementasi Kemandirian Anggaran (2) Penyusunan Usulan
Rancangan Revisi Paket Peraturan Perundang-undangan Keuangan
terkait Kemandirian Anggaran Peradilan.
2) Penataan manajemen dalam rangka good court governance.
Dalam rangka kemandirian pengelolaan anggaran Badan
Peradilan diperlukan penataan manajemen secara menyeluruh menuju
good court governance meliputi arah kebijakan sebagai berikut :
a) Restrukturisasi program, kegiatan dan penajaman indikator
kinerja kegiatan.
b) Penyusunan standar biaya yang terkait dengan bidang
peradilan sebagai penunjang anggaran berbasis kinerja di
Mahkamah Agung dan.
c) Analisis kebutuhan riil sebagai acuan dasar (baseline)
berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja.
d) Penyusunan regulasi penatakelolaan aset dan penerapan
tata kelola aset berbasis risk analysis.
3) Restrukturisasi Organisasi dan mengarah pada good court
governance dan pengembangan budaya organisasi yang efektif.
Untuk mewujudkan good court governance diperlukan arah
kebijakan yang mengarah pada penataan organisasi sebagai berikut :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 49
a) Perombakan struktur organisasi dengan mengacu pada alur
business process dan efisiensi manajemen anggaran.
b) Penetapan dan implementasi Nilai-nilai utama dalam
berbagai aspek pekerjaan untuk mendorong budaya kerja yang
sesuai dengan visi dan misi Mahkamah Agung.
c) Transformasi mindset mengarah pada internal service
attitude yang menunjang efisiensi dan efektivitas business
process.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 50
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 51
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 52
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 53
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 54
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 55
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 56
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 57
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 58
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 59
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 60
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 61
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 62
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 63
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 64
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 65
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 66
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 67
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN MILITER I-07
BALIKPAPAN.
Dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan,
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan menetapkan arah, kebijakan dan strategis
sebagai berikut :
a. Peningkatan Kinerja
Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem
manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat
pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses
peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan
kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur
peradilan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan
strategi peningkatan kinerja :
a. Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi
dan mutasi sesuai dengan kompetensi.
b. Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk
menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel,
dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.
c. Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai
bidangnya.
d. Dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang
memadai untuk meningkatkan kinerja.
b. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur
dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun
penerima layanan.
b. Memiliki mekanisme penanganan pengaduan.
c. Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 68
untuk pelayanan publik.
3.3. KERANGKA REGULASI
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan bahwa kerangka
regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen perencanaan pembangunan
nasional. Pasal 4 ayat (2) menyatakan :
“RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi
pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementrian/ lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan “
Seiring dengan diterbitkannya UU Nomor : 25 tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional tersebut diatas dan UU Nomor : 12 tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, guna mendorong
pencapaian prioritas pembangunan nasional hususnya terwujudnya kepastian
hukum maka diperlukan adanya suatu regulasi peraturan perundang-undangan yang
berkualitas. Mahkamah Agung sebagai salah satu Lembaga Tinggi Negara pada
RPJM periode ke III tahun 2015-2019 oleh pemerintah diberi amanat untuk
melaksanakan program pemerintah guna terwujudnya pembangunan hukum
nasional ditujukan untuk semakin mengembangkan kesadaran dan penegakan
hukum dalam berbagai aspek. Tahapan Sasaran Pembangunan Hukum Nasional
Jangka Menengah RPJMN tahun 2015-2019 adalah Kesadaran dan penegakan
hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin mantap serta
profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu mendukung
pembangunan nasional.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 69
Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam
RPJM tahun 2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga
maka kementerian/lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang
dijadikan sebagai instrument guna pencapaian sasaran kelembagaan. Kerangka
regulasi merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka
memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaran
Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Kerangka regulasi ini diatur
tentang pedoman Penyusunan RPJMN 2015-2019 dan Peraturan sesmen
PPN/Bappenas tentang juklak Nomor : 2/Juklak/Sesmen/03/2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan tentang Pedoman Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam
RPJMN.
Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana stratejik tahun
2015-2019 adalah :
a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai
kebutuhan pembangunan,
b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung
pencapaian prioritas pembangunan,
c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
pembentukan regulasi.
Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara dalam
merealisasikan program pemerintah yang dituangkan dalam RPJM tahun 2015-
2019 juga harus menetapkan kerangka regulasi, penetapan kerangka regulasi
yang dibuat Mahkamah Agung sudah barang tentu akan selalu seiring dengan
kebijakan lembaga yang dituangkan dalam arah kebijakan dan strategi Mahkamah
Agung.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 70
KERANGKA REGULASI
Isu Strategis Arah Kebijakan 2015-2019 Arah Kerangka Regulasi Kebutuhan Regulasi Penanggungjawab Bagian Terkait
Optimalisasi Manajemen Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Peningkatan Kapabilitas Aparatur Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Pengadilan Militer I-0 7 Balikpapan Optimalisasi Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Pengadilan Militer I-0 7 Balikpapan.
- Peningkatan penyelesaian perkara, - Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, - Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan, - Peningkatan kualitas SDM Peningkatan efektifitas kinerja aparatur teknis dan non tenis peradilan, Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia; Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kinerja aparatur peradilan - Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, - Peningkatan kualitas pengawasan
- Implementasi SK KMA tentang percepatan penyelesaian perkara, - Penambahan volume sidang keliling, posbankum, perkara prodeo - Peningkatan pelayanan publik. - Standarisasi pelaksanaan bimtek - Pembentukan landasan hukum Peningkatan kualitas aparatur peradilan bidang teknis dan non teknis yudisial serta administrasi umum - Pembentukan landasan hukum tata kelola optimalisasi teknologi informasi dan peningkatan kualitas aparatur peradilan. Pembentukan landasan hukum skala prioritas pemenuhan sarana dan prasarana kinerja aparatur peradilan Pembentukan landasan hukum standar pengawasan kinerja aparatur peradilan dan peningkatan kualitas pengawasan.
- SE Ditjen Badimiltun tentang penambahan volume sidang keliling, posyankum dan perkara prodeo - Pembuatan surat edaran peningkatan pelayanan publik, - Juklak/juknis pelaksanaan bimtek. SK KMA tentang peningkatan kualitas aparatur peradilan bidang teknis dan non teknis yudisial serta administrasi umum. SK KMA/edaran tentang tata kelola optimalisasi teknologi informasi SK KMA tentang standarisasi pendukung kinerja aparatur peradilan SK KMA tentang standar pengawasan dan pemeriksaan aparatur peradilan.
Panitera dan Sekretaris Panitera dan Sekretaris Sekretaris Sekretaris Panitera dan Sekretaris
Panmud Hukum dan Sub Bagian Umum dan Keuangan Sub Bagian Kepegawaian dan Ortala Sub Bagian Perencanaan, TI dan Pelaporan Sub Bagian Umum dan Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan, TI dan Pelaporan Seluruh Sub Bagian
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 71
3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN
Menurut Pasal 18 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman : “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”. Bahwa dalam
rangka melaksanakan ketentuan tersebut kemudian diatur bahwa Organisasi,
administrasi, dan finansial Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, sesuai Pasal 21 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Mengenai organisasi dan tata kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Pengadilan Militer telah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan
Dan Kesekretariatan Peradilan.
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan Peradilan
Pasal 1 :
(1) Ketua Pengadilan sebagai pimpinan Pengadilan bertanggung jawab atas
terselenggaranya administrasi perkara pada Pengadilan.
(2) Ketua Pengadilan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan
peradilan di Peradilan Tingkat Banding dan Peradilan Tingkat Pertama yang
dibantu oleh Wakil Ketua Pengadilan.
(3) Ketua Pengadilan menunjuk Hakim sebagai juru bicara pengadilan untuk
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengadilan.
(4) Sebagai pelaksana administrasi perkara, Ketua Pengadilan menyerahkan
kepada Panitera Pengadilan.
Pasal 2 :
Kepaniteraan Peradilan adalah aparatur tata usaha negara yang dalam
menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Ketua Pengadilan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 72
Pasal 3 :
Kepaniteraan Peradilan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, terdiri atas:
a. Kepaniteraan Peradilan Umum;
b. Kepaniteraan Peradilan Agama;
c. Kepaniteraan Peradilan Militer; dan
d. Kepaniteraan Peradilan Tata Usaha Negara.
Pasal 4 :
Kesekretariatan Peradilan adalah aparatur tata usaha negara yang dalam
menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Ketua Pengadilan.
Pasal 5 :
Kesekretariatan Peradilan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4, terdiri atas:
a. Kesekretariatan Peradilan Umum;
b. Kesekretariatan Peradilan Agama;
c. Kesekretariatan Peradilan Militer; dan
d. Kesekretariatan PeradilanTata Usaha Negara.
Pasal 198 :
(1) Kepaniteraan Pengadilan Militer Tipe A adalah aparatur tata usaha
negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
tanggung jawab Ketua Pengadilan Militer Tipe A.
(2) Kepaniteraan Pengadilan Militer Tipe A dipimpin oleh Panitera.
Pasal 199 :
Kepaniteraan Pengadilan Militer Tipe A mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta
menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
Pasal 200 :
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199,
Kepaniteraan Pengadilan Militer Tipe A menyelenggarakan fungsi :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 73
a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas
dalam pemberian dukungan di bidang teknis;
b. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara,
dan transparansi perkara;
d. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan keuangan
perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan,
minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;
e. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Militer
Tipe A.
Pasal 201 :
Kepaniteraan Pengadilan Militer Tipe A, terdiri atas:
a. Panitera Muda Pidana; dan
b. Panitera Muda Hukum.
Pasal 202 :
Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara di
bidang pidana.
Pasal 203 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202, Panitera
Muda Pidana menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pemeriksaan kelengkapan berkas perkara;
b. pelaksanaan registrasi perkara;
c. pelaksanaan penyusunan rencana sidang, penetapan sidang dan
penetapan hakim;
d. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim;
e. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan;
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 74
f. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan
diminutasi;
g. pelaksanaan pengiriman salinan putusan kepada oditur militer dan
terdakwa;
h. pelaksanaan pengiriman permohonan banding dengan dilampiri bendel A
dan bendel B;
i. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
j. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
k. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 204 :
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perkara serta pelaporan.
Pasal 205 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 204, Panitera
Muda Hukum menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;
c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas
perkara;
f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang
berkaitan dengan transparansi perkara;
g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 75
Pasal 214 :
Dalam kondisi terjadinya pertempuran di wilayah Republik Indonesia, maka
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dapat membentuk Kepaniteraan
Pengadilan Militer Pertempuran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Pasal 432 :
Jabatan Fungsional Panitera Pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
431 huruf a, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya
pelaksanaan persidangan, baik pada pengadilan tingkat pertama maupun
pengadilan tingkat banding.
Pasal 433 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 432, Panitera
Pengganti menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan persiapan penyelenggaraan persidangan;
b. pelaksanaan pencatatan proses persidangan;
c. pelaksanaan penyusunan berita acara persidangan;
d. pelaksanaan penyatuan berkas perkara secara kronologis/berurutan;
e. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara sampai dengan perkara
diputus dan diminutasi; dan
f. pelaksanaan penyampaian berkas perkara yang telah diminutasi kepada
Panitera Muda sesuai dengan jenis perkara, untuk diteruskan kepada Panitera
Muda Hukum.
Pasal 436 :
Jabatan Fungsional Pranata Peradilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
431 huruf c, mempunyai tugas memberikan dukungan atas terselenggaranya
proses administrasi perkara, baik pada pengadilan tingkat pertama, pengadilan
tingkat banding dan pengadilan tingkat kasasi.
Pasal 437 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 436, Pranata
Peradilan menyelenggarakan fungsi :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 76
a. pelaksanaan administrasi perkara pada meja I;
b. pelaksanaan administrasi perkara pada meja II; dan
c. pelaksanaan administrasi perkara pada meja III.
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kesekretariatan Peradilan
Pasal 395 :
(1) Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A adalah aparatur tata usaha
negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan Militer Tipe A.
(2) Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A dipimpin oleh Sekretaris.
Pasal 396 :
Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 77
daya manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Militer
Tipe A.
Pasal 397 :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 396,
Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan
anggaran;
b. pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. pelaksanaan urusan keuangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;
e. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi, dan statistik,
f. pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,
keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, dan perpustakaan; dan
g. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan dokumentasi
serta pelaporan di lingkungan Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A.
Pasal 398 :
Kesekretariatan Pengadilan Militer Tipe A, terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan;
b. Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana; dan
c. Subbagian Umum dan Keuangan.
Pasal 399 :
Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan program, dan anggaran,
pengelolaan teknologi informasi dan statistik, serta pelaksanaan pemantauan,
evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.
Pasal 400 :
Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan
organisasi dan tata laksana.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 78
Pasal 401 :
Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,
keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan, serta
pengelolaan keuangan.
Pasal 438 :
(1) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Kesekretariatan Peradilan
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugas bertanggung
jawab kepada Sekretaris di lingkungan Kesekretariatan Peradilan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Jabatan Fungsional sesuai
dengan bidang tugas keahliannya.
(4) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pengadilan.
(5) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(6) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 79
Dari ketentuan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok dan
fungsi sekretariat Pengadilan Militer I-07 Balikpapan pada pokoknya adalah
melakukan segala upaya dalam rangka mendukung tercapainya arah sasaran dan
tujuan strategis Pengadilan Militer I-07 Balikpapan tahun 2015-2019.
Dengan memperhatikan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan Dan
Kesekretariatan Peradilan, dapat disimpulkan bahwa Pengadilan Militer I-07
Balikpapan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik yang terkait
dengan bidang teknis dan administrasi yustisial maupun dalam bidang dukungan
teknis dan administratif telah membuat kerangka kelembagaan yang dijadikan
sebagai kerangka kinerja aparatur Pengadilan Militer I-0 Balikpapan dalam
mewujudkan visi dan misi serta sasaran dan tujuan strategis Pengadilan Militer I-0
Balikpapan.
Dari pasal-pasal sebagaimana tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibidang teknis dan administrasi
yustisial dipimpin oleh seorang Panitera sementara pelaksanaan tugas dan fungsi
dibidang dukungan teknis dan administratif dipimpin oleh seorang Sekretaris.
Kerangka kelembagaan yang ditetapkan Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
sebagaimana tersebut diatas dipandang cukup efektif dan ideal dalam mewujudkan
sasaran dan tujuan strategis
Dalam mendukung pencapaian sasaran dan tujuan strategis dibidang
kepaniteraan meskipun telah ditentukan arah kelembagaan sebagai kerangka kerja
aparatur Pengadilan Militer I-07 Balikpapan namun masih diperlukan peningkatan
pada berbagai elemen khususnya yang terkait dengan peningkatan sumber daya
manusia dan sarana pendukung dibidang teknologi informasi. Hal ini harus dilakukan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan seiring dengan semakin kritisnya pola pikir
masyarakat dan semakin kuatnya tuntutan masyarakat akan transparansi kinerja
aparatur peradilan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 80
Dalam menyikapi tantangan ini Pengadilan Militer I-07 Balikpapan secara
berkala mengikuti pendidikan dan kajian yang terkait dengan pelaksanaan
penegakan hukum yang berkeadilan, aparatur tenaga teknis secara berkala
dilakukan pendidikan dan latihan yang terkait hukum formil dan materil serta
sertifikasi dibidang tindak pidana korupsi, recovery asset, mediator, peradilan teroris
sehingga terwujud aparatur tenaga teknis peradilan yang professional.
Dari uraian tersebut diatas dapat dipahami bahwa kerangka kelembagaan
yang dibangun Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dalam rangka pelaksanaan
dukungan tugas teknis dan administrasi yustisial adalah membangun sistem kerja
dibidang sekretariat yang ideal dengan membangun koordinasi kinerja antar lini,
melakukan penataan dan pembinaan secara berkala terkait dengan peningkatan
sumber daya manusia bidang teknis maupun administrasi umum, menyiapkan
perencaan yang matang sehingga kebutuhan anggaran terpenuhi secara
proporsional, melakukan penatausahaan keuangan dan asset yang memenuhi
standar akuntansi, melakukan pengawasan aparatur Pengadilan Militer I-07
Balikpapan secara komprehensif.
Sekretariat Pengadilan Militer I-07 Balikpapan memegang peran sangat vital
dalam mewujudkan sasaran dan tujuan strategis Pengadilan Militer I-07 Balikpapan,
kinerja aparatur dibidang teknis dan administrasi yustisial tidak akan dapat berjalan
dengan lancar tanpa ada dukungan secara berkelanjutan dari Sekretariat
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan, dukungan dimaksud tidak hanya terkait dengan
penetapan struktur organisasi namun juga terkait dengan peningkatan kapabilitas
aparatur Pengadilan Militer I-07 Balikpapan baik dibidang teknis maupun
administrasi umum melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dibidang hukum melalui kajian-kajian naskah hukum,
penyiapan perencanaan yang akurat dan terukur, penataan keuangan dan asset
yang transparan dan akuntabel, pembinaan dan pengawasan kinerja aparatur yang
terstruktur dan berkelanjutan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 81
STRUKTUR ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 82
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. TARGET KINERJA
Sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Militer I-07
Balikpapan adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.
3. Peningkatan percepatan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi.
4. Peningkatan pelayanan peradilan dan mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat pencari keadilan.
5. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
6. Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik
internal maupun eksternal.
7. Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja. Target kinerja Tahun 2015-2019 yang ditetapkan Pengadilan Militer I-07
Balikpapan sebagai berikut :
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 83
Tabel Target Kinerja Tahun 2015 - 2019
No. Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Strategis
Indikator
Target
2015 2016 2017 2018 2019
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel
Persentase para pihak yang percaya terhadap sistem peradilan
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Persentanse sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
Persentanse sisa perkara pelanggaran yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
Persentanse jumlah perkara pidana yang diselesaikan
95,83 % 84,31 % 82,65 % 88,76 % 95 %
Persentanse jumlah perkara pelanggaran yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase perkara tingkat pertama yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
90% 92% 93% 94% 95%
Persentase perkara In Absentia yang diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan
12% 10% 08% 05% 40%
Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
88,04 % 68,60 % 67,90 % 88,60 % 90%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 84
2. Terwujudnya percepatan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Peningkatan percepatan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)
100% 100% 100% 100% 100%
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang keliling/zitting plats
Peningkatan pelayanan peradilan dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat pencari keadilan.
Jumlah pelaksanaan sidang keliling
10 perkara
10 perkara
11 perkara
7 perkara
12 perkara
Persentanse jumlah perkara yang diselesaikan dengan sidang keliling
60% 70% 63,6% 100% 100%
4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan
Persentase kepuasan para pencari keadilan terhadap layanan peradilan
Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).
Persentase jumlah putusan yang dipublikasikan
100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
Persentase penanganan pengaduan dan informasi yang ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100%
Persentanse temuan yang ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 85
Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
Persentase terpenuhinya pembayaran gaji dan tunjangan
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah layanan penyelenggaraan operasional perkantoran
100% 100% 100% 100% 100%
Persentanse pengadaan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 86
4.2. KERANGKA PENDANAAN
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan memiliki 3 (tiga) program yaitu :
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer .
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan.
a) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer .
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer
merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal
penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas
pencari keadilan terhadap peradilan.
Implementasi kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini
adalah:
a. Penyelesaian perkara;
b. Penyelesaian sisa perkara;
c. Penyampaian berkas perkara tingkat pertama, banding,
kasasi,PK, dan grasi yang disampaikan lengkap dan tepat
waktu;
d. Publikasi dan transparansi proses penyelesaian perkara;
e. Peningkatan sumber daya manusia tenaga teknis; dan
f. Pelaksanaan bimbingan teknis kompetensi dan teknis
administrasi perkara.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 87
Tabel Indikasi Pendanaan Kinerja Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer
Kode Program/ Kegiatan
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja
Indikasi Pendanaan (Rp juta)
Rencana 2015
Prakiraan Maju
2016 2017 2018 2019
005.05.09 Peningkatan Manajemen Peradilan Militer
50 50 50 63 63
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Persentanse sisa perkara yang diselesaikan
2 2 2 3 3
Persentanse jumlah perkara pidana yang diselesaikan
50 52 54 60
63
Persentase jumlah perkara pelanggaran yang diselesaikan
Persentase perkara tingkat pertama yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
Persentase perkara In Absentia yang diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK
Persentase penurunan sisa perkara
Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
Persentanse
salinan putusan
yang dikirim ke
Oditur Militer dan
Terdakwa /
Pengadilan pengaju
tepat waktu 3 3 3 6 6
Persentanse berkas
perkara yang
dimohonkan
Banding, Kasasi
dan PK secara
lengkap dan tepat
waktu
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 88
Peningkatan
akses
peradilan bagi
masyarakat
miskin dan
terpinggirkan
Jumlah
pelaksanaan sidang
keliling
50 52 54 60 63 Persentanse
perkara yang
diselesaikan di luar
Gedung Pengadilan
Tabel Target Kerja
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer
Sasaran Program Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Terselenggaranya Penyelesaian Perkara Yang Sederhana, Transparan dan Akuntabel di Lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan TUN
Terselenggaranya Penyelesaian Administrasi Perkara Yang Sederhana dan Tepat Waktu
86 Perkara
81 Perkara
90 Perkara
90 Perkara
95 Perkara
Terselenggaranya Pelayanan Peradilan Militer dan Peradilan TUN
10 Perkara
10 Perkara
11 Perkara
7 Perkara
12 Perkara
Pada tabel diatas Target Kerja Program Peningkatan
Manajemen Peradilan Militer mempunyai 1 (satu) Sasaran Program
yaitu Terselenggaranya Penyelesaian Perkara Yang Sederhana,
Transparan dan Akuntabel di Lingkungan Peradilan Militer dan
Peradilan TUN dan mempunyai 2 (dua) indikator yaitu
Terselenggaranya Penyelesaian Administrasi Perkara Yang
Sederhana dan Tepat Waktu dan Terselenggaranya Pelayanan
Peradilan Militer dan Peradilan TUN dari kedua Indikator tersebut
dapat dilihat target penyelesaian perkara dan pelayanan yang
tertuang dari tahun 2015-2019.
b) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Mahkamah Agung.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya Mahkamah Agung adalah tersedianya dukungan
manajemen dan tugas teknis dalam pelaksanaan tugas teknis
peradilan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 89
Implementasi kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini
adalah:
a. Pembayaran gaji dan tunjangan;
b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran;
c. Peningkatan kualitas pengawasan; dan
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Tabel Indikasi Pendanaan Kinerja
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
Kode Program/ Kegiatan
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja
Indikasi Pendanaan (Rp juta)
Rencana 2015
Prakiraan Maju
2016 2017 2018 2019
005.01.01 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
2.130 2.844 2.857 2.949 3.606
Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
Persentase jumlah
putusan yang
dipublikasikan 10 10 10 11 11
Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
Persentase
penanganan
pengaduan dan
informasi yang
ditindaklanjuti 0 0 0 0 0
Persentanse
temuan yang
ditindaklanjuti
Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
Persentase terpenuhinya pembayaran gaji dan tunjangan
1.292 1.792 1.814 1.777 2.592
Persentase penyelenggaraan operasional perkantoran
490 747 860 894 1.008
Tabel Indikasi Pendanaan Kinerja Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung pada Pengadilan Militer I-07 Balikpapan Kode 005.01.01
Program/Kegiatan yang dilaksanakan yaitu Peningkatan
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung dengan sasaran strategis meliputi 3 (tiga)
sasaran yaitu Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 90
peradilan (acces to justice), Peningkatan pengawasan kinerja
aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
dan Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja adapun
Indikator Kinerja Pengadilan Militer I-07 Balikpapan mempunyai 5
(lima) indikator Kinerja dari tahun 2015-2019.
Tabel Target Kerja
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
Sasaran Program Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatkan kualitas layanan dukungan manajemen untuk mendukung pelaksanaan pelayanan prima peradilan
Meningkatnya pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel di lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya.
12 Layanan
12 Layanan
12 Layanan
12 Layanan
12 Layanan
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Mahkamah Agung pada Pengadilan Militer I-07
Balikpapan dengan Sasaran Program Meningkatkan kualitas
layanan dukungan manajemen untuk mendukung pelaksanaan
pelayanan prima peradilan dan Indikator Meningkatnya
pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan
akuntabel di lingkungan Mahkamah Agung RI dan Badan
Peradilan yang berada dibawahnya target dari tahun
2015-2019 mempunyai 12 layanan.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 91
c) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan bertujuan meningkatkan
kenyamanan kerja aparatur peradilan dalam menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan kepada masyarakat
pencari keadilan. Sasaran yang akan dicapai adalah terpenuhinya
kebutuhan sarana dan prasarana dalam mendukung pelayanan
peradilan.
Implementasi kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini
adalah :
a. Pengadaan teknologi Informasi;
b. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran;
c. Pengadaan alat pengolah data dan komunikasi;
d. Pekerjaan Gedung/Bangunan;
e. Pengadaan alat Pengolah data dan komunikasi Pendukung
SIPP;
Tabel Indikasi Pendanaan Kinerja
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Kode Program/ Kegiatan
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja
Indikasi Pendanaan (Rp juta)
Rencana 2015
Prakiraan maju
2016 2017 2018 2019
005.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
154 107 155 37.50 0
Persentanse pengadaan sarana dan prasarana
154 107 155 37.50 0
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 92
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa Program peningkatan
sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung pada
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dengan Kode 005.01.02
Sasaran Strategis Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan
Kinerja dan Indikator Kinerja Persentanse pengadaan sarana dan
prasarana dari tahun 2015-2019.
Tabel Target Kerja
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Sasaran Program Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana dalam mendukung pelayanan peradilan
Jumlah Pengadaan teknologi Informasi
1 unit
0 1
Unit 0
0
Jumlah pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran
20 Unit
0 0 0 0
Jumlah pekerjaan Gedung/Bangunan
3 kegiatan
0 0 0 0
Jumlah Perangkat Pengolah data dan komunikasi
0
12 Unit
4 Unit
3 Unit
0
Jumlah Pengadaan alat Pengolah data dan komunikasi Pendukung SIPP
0 0 13
Unit 0 0
Tabel ini menunjukkan Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Pengadilan Militer I-07 Balikpapan dalam
Sasaran Program terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana
dalam mendukung pelayanan peradilan mempunyai 5 (lima)
Indikator yaitu Jumlah Pengadaan teknologi Informasi, Jumlah
pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran, Jumlah pekerjaan
Gedung/Bangunan, Jumlah Perangkat Pengolah data dan
komunikasi dan Jumlah Pengadaan alat Pengolah data dan
komunikasi Pendukung SIPP.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 93
BAB V
PENUTUP
Reviu Rencana strategis Pengadilan Militer I-07 Balikpapan tahun
2015-2019 diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai
dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk
menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan, program
yang ditetapakan, dan strategis yang akan dijalankan selama kurun waktu 5 (lima)
tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out come yang diharapkan.
Rencana stretegis Pengadilan Militer I-07 Balikpapan harus terus
disempurnakan dari waktu ke waktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka
dari kemungkinan perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu
pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan
terhadap kegiatan yang dikelola.
Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja di lingkungan
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan memiliki pedoman yang dapat dijadikan
penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama 5 (lima)
tahun yaitu 2015-2019, sehingga visi, misi dan tujuan Pengadilan
Militer I-07 Balikpapan dapat terwujud dengan baik.
Balikpapan, Februari 2019
Kepala Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Syf Nursiana, S.H. Letkol Sus NRP 519759
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 94
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………….………………………………………………………….…. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1. Kondisi Umum ……..……………………………………….…….… 1
1.2. Indikator Kinerja Utama ……..………………………….……....... 2
1.3. Potensi dan Permasalahan ………………………………………… 14
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ………………… 19
2.1. Visi dan Misi ……..……………………………………….………….. 19
2.2 Misi dan Motto ………………………………………………………. 20
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis ……….…………….…………..…. 20
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS ............................................... 25
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ………….…... 25
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Dilmil I-07 Balikpapan …..…….. 67
3.3. Kerangka Regulasi …………………………….….……..…….… 68
3.4. Kerangka Kelembagaan ……………………….….…………….… 71
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ………………. 82
4.1 Target Kinerja ………………………………………………………. 82
4.2 Kerangka Pendanaan …………………………….………………… 86
BAB V PENUTUP …………………………………………………….……………. 93
LAMPIRAN : Matrik Rencana Strategis.
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 95
MATRIK KINERJA dan PENDANAAN 2015-2019 PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN
Kode Program/ Kegiatan
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja
Target Indikasi Pendanaan
(Rp juta)
Rencana 2015
Prakiraan maju Rencana 2015
Prakiraan Maju
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
005.05.09 Peningkatan Manajemen Peradilan Militer
50 50 50 63 63
Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Persentanse sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100% 2 2 2 3 3
Persentanse jumlah perkara pidana yang diselesaikan
95,83 % 84,31 % 82,65 % 88,76 % 95 %
50 52 54 60 63
Persentase jumlah perkara pelanggaran yang diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase perkara tingkat pertama yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
90% 92% 93% 94% 95%
Persentase perkara In Absentia yang diselesaikan dalam jangka waktu 6 bulan
12% 10% 08% 05% 40%
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding
88,04 % 68,60 % 67,90 % 88,60 % 90%
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi
88,7 % 72,4 % 79,8 % 86,07% 90 %
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum PK
100% 100% 98,9% 100% 100%
Persentase penurunan sisa perkara
-3% -6,25% -17,64% -32,36% -67,64%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 96
Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
Persentanse salinan
putusan yang dikirim
ke Oditur Militer dan
Terdakwa /
Pengadilan pengaju
tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
3 3 3 6 6 Persentanse berkas
perkara yang
dimohonkan
Banding, Kasasi dan
PK secara lengkap
dan tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan
akses peradilan
bagi
masyarakat
miskin dan
terpinggirkan
Jumlah pelaksanaan
sidang keliling 10 10 11 7 12
50 52 54 60 63 Persentanse
perkara yang
diselesaikan di luar
Gedung Pengadilan
60%
70%
63,6%
100%
100%
005.01.01 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
2.130 2.844 2.857 2.949 3.606
Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
Persentase jumlah
putusan yang
dipublikasikan 100% 100% 100% 100% 100% 10 10 10 11 11
Peningkatan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal baik internal maupun eksternal
Persentase
penanganan
pengaduan dan
informasi yang
ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100%
0
0
0
0
0
Persentanse
temuan yang
ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100%
Reviu Renstra Dilmil I-07 Balikpapan Page 97
Peningkatan
Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
Persentase terpenuhinya pembayaran gaji dan tunjangan 100% 100% 100% 100% 100% 1.292 1.792 1.814 1.777 3.450
Persentase penyelenggaraan operasional perkantoran
100% 100% 100% 100% 100% 490 747 860 894 1.008
005.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Peningkatan Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja
1.540 107 155 37 0
Persentanse pengadaan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 1.540 107 155 37 0
Balikpapan, Februari 2019
Kepala Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Syf Nursiana, S.H. Letkol Sus NRP 519759