Download - Rhinitis Vasomotor

Transcript

Fisiologi hidungFungsi hidung ialah untuk :1) Jalan nafas2) Pengatur kondisi udara (air conditioning)3) Penyaring udara4) Indra penghidu5) Resonansi suara6) Turut membantu proses suara7) Reflex nasal (Soetjipto, Mangunkusumo, 2002 ; Dhingra, 2007)

1. Jalan nafasPada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior lalu naikke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah kearah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus (Soetjipto, Mangunkusumo, 2002). Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi,dibagian depan aliran udara memecah, sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring (Soetjipto,Mangunkusumo, 2002 ; Dhingra, 2007)2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untukmempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paru. Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaan udara dan mengatur suhu. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir (mucous blanket). Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebalikya. Mengatur suhu, fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah dibawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 370o C (Soetjipto, Mangunkusumo, 2002 ; Dhingra, 2007).3. Penyaring dan pelindungFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh:a) Rambut (vibrise) pada vestibulum nasib) Siliac) Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besarakan dikeluarkan dengan refleks bersin, Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh karena gerakan sillia.d) Enzim yang dapat mengancurkan beberapa jenis bakteri yang disebut lysosim (Soetjipto, Mangunkusumo, 2002 ; Dhingra,2007).4. Indra penghiduHidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior, dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai derah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.5. Resonansi suaraResonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara atau menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang/hilang sehingga terdengar suara sungao(rhinolalia).6. Proses bicaraHidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata-kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan pallatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka,palatum turun naik untuk aliran udara.7. Reflek nasalMukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubugan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernafasan. Contoh: iritasi mukosa hidung menyebabkan reflek bersin dan nafas terhenti. Rangsangan bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur,lambung, dan pancreas.

RhinitisRhinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa hidung dan mungkin dikelompokan baik sebagai rhinitis alergik atau nonalergik. Rhinitis non-alergikpaling sering disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas, termasuk rhinitis viral (Common cold) dan rhinitis nasal dan bacterial. Terjadi sebagai akibat masuknya benda asing ke dalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa. Rhinitis mungkin suatu menifestasi alergi, dimana kasus ini disebut sebagai rhinitis alergik (Smeltzer, Suzanne C. 2002. Hal 547-548).

1. Rhinitis AllergiMenurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rhinitis allergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE. Saat ini digunakan klasifikasi rhinitis alergi berdasarkan rekomendasidari WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi :1. Intermiten (kadang-kadang) : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu.2. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4 minggu.Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rhinitis alergi dibagi menjadi:1. Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian,bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.2. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas (Bousquet et al, 2001).

Etiologi Rhinitis AlergiRhinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik dalam perkembangan penyakitnya. Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rhinitis alergi (Adams, Boies,Higler, 1997). Penyebab rhinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-anak. Pada anak-anak sering disertai gejala alergi lain, seperti urtikaria dan gangguan pencernaan. Penyebab rhinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi. Beberapa pasien sensitif terhadap beberapa allergen. Alergen yang menyebabkan rhinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur. Rhinitis alergi perenial (sepanjang tahun) diantaranya debu tungau, terdapat dua spesies utama tungau yaitu Dermatophagoides farinae dan Dermatophagoidespteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti kecoa dan binatang pengerat (Becker, 1994).Faktor risiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu yang tinggi, dan faktor kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan faktor risiko untuk untuk tumbuhnyajamur. Berbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor nonspesifik diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan cuaca (Becker, 1994). Berdasarkan cara masuknya alergen dibagi atas:1. Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan,misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang sertajamur.2. Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan,misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang.3. Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan,misalnya penisilin atau sengatan lebah.4. Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ataujaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Kaplan,2003).

Gejala rhinitis alergiGejala rhinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (selfcleaning process). Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004). Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata,telinga, faring atau laring.Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung, pucat dan edem mukosa hidung yang dapat muncul kebiruan. Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau cair. Tanda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata (allergic shiner). Tanda pada telinga termasukretraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii. Tanda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. Tanda laringeal termasuksuara serak dan edema pita suara (Bousquet, Cauwenberge, Khaltaev,ARIA Workshop Group. WHO, 2001). Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala, masalah penciuman, mengi, penekanan pada sinus dan nyeri wajah, post nasal drip. Beberapa orang juga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur (Harmadji, 1993).

Berdasarkan penyebabnya, rhinitis non allergi digolongkan sebagai berikut:a. Rhinitis Vasomotor1) PengertianRhinitis vasomotor adalah infeksi kronis lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan sistem sarafparasimpatis dan simpatis. Parasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah dihidung. Gejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin dan ingus yang encer (Soepardi, E.A, 2008). Rhinitis vasomotor adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus menjadi hipersekresi (Stefen,2005).

2) EtiologiEtiologi pasti rhinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor:a) Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis,seperti : ergotamin, chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor opikal.b) Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin,kelembaban udara yang tinggi dan bau yang merangsang.c) Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaianpil anti hamil dan hipotiroidisme.d) Faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue. (Kasakeyan,1997)3) PatogenesisRhinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovascular pembuluh darah pada mukosa hidung, terutama melibatkan system saraf parasimpatis. Tidak dijumpai alergen terhadap antibodi spesifikseperti yang dijumpai pada rhinitis alergi. Keadaan ini merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang nonspesifik. Serangan dapat muncul akibat pengaruh beberapa faktor pemicu (Sunaryo,Soepomo S, Hanggoro S, 1999).1. Latar belakang Adanya paparan terhadap suatu iritan memicu ketidakseimbangan sistem saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah dan kelenjar pada mukosa hidung vasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung hidung tersumbat dan rinore. Disebut juga rhinitis non-alergi (nonallergic rhinitis) Merupakan respon nonspesifik terhadap perubahan perubahan lingkungannya, berbeda dengan rhinitis alergi yang mana merupakan respon terhadap protein spesifik pada zat allergen nya. Tidak berhubungan dengan reaksi inflamasi yang diperantaraioleh IgE ( IgE-mediated hypersensitivity ).\2. Pemicu (triggers)1. Alkohol2. Perubahan temperatur / kelembapan3. Makanan yang panas dan pedas4. Baubauan yang menyengat ( strong odor )5. Asap rokok atau polusi udara lainnya6. Faktorfaktor psikis seperti : stress, ansietas7. Penyakitpenyakit endokrin8. Obat-obatan seperti anti hipertensi, kontrasepsi oral(Becker W, Naumann H H, Pfaltz C, 1994)4) Gejala KlinisGejala yang dijumpai pada rhinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rhinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi (Bernstein JM, 1994). Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rhinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal dihidung dan mata (Cody DTR, Kern EB, Pearson BW, 1986). Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan sebagainya. Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke tenggorok (post nasal drip) (Becker W, Naumann H H, Pfaltz C R, 1994).Berdasarkan gejala yang menonjol, rhinitis vasomotor dibedakan dalam 2 golongan, yaitu golongan obstruksi(blockers) dan golongan rinore (runners / sneezers). Prognosis pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. Oleh karena golongan rinore sangat mirip dengan rhinitis alergi perlu anamnesis dan pemeriksaan yang teliti untuk memastikan diagnosisnya.5) DiagnosisGambaran klinis dan pemeriksaan pada rhinitis vasomotorRiwayat Penyakita) Tidak berhubungan dengan musimb) Riwayat keluarga (-)c) Riwayat alergi sewaktu anak-anak (-)d) Timbul sesudah dewasae) Keluhan gatal dan bersin

Pemeriksaan THT1. Struktur abnormal (-)2. Tanda-tanda infeksi (-)3. Pembengkakan pada mukosa (+)4. Hipertrofi konka inferior sering dijumpai

RadiologiX-ray/CTa) Tidak dijumpai bukti kuat keterlibatan sinusb) Umumnya dijumpai penebalan mukosa

Bakteriologi Rhinitis bakterial (-)

Tes AlergiIgE TotalNormal

Prick TestNegative atau positif lemah

RASTNegative atau positif lemah

6) Penatalaksanaan rhinitis vasomotorPengobatan rhinitis vasomotor bervariasi, tergantung kepada factor penyebab dan gejala yang menonjol. Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam :a) Menghindari penyebab / pencetus (Avoidance therapy)b) Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :1. Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untukmengurangi keluhan hidung tersumbat. Contohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine ( oral ) serta Phenylephrine dan Oxymetazoline (semprot hidung).2. Anti histamin : paling baik untuk golongan rinore.3. Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore dan bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi local yang disebabkan oleh mediator vasoaktif. Biasanya digunakan paling sedikit selama 1 atau 2 minggu sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh steroid topikal : Budesonide, Fluticasone,Flunisolide atau Beclomethasone.4. Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan utamanya. Contoh : Ipratropium bromide (nasalspray)c) Terapi operatif ( dilakukan bila pengobatan konservatif gagal) :a. Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO3 25%atau triklorasetat pekat (chemical cautery) maupun secaraelektrik (electrical cautery).b. Diatermi submukosa konka inferior (submucosal diathermy ofthe inferior turbinate).c. Bedah beku konka inferior (cryosurgery)d. Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinateresection).e. Turbinektomi dengan laser (laser turbinectomy).f. Neurektomi n. vidianus ( vidian neurectomy ), yaitu dengan melakukan pemotongan pada n. vidianus, bila dengan cara diatas tidak memberikan hasil. Operasi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan keluhan rinore yang hebat. Terapi ini sulit dilakukan,dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi (Jones AS, 1997).7) Komplikasi rhinitis vasomotor1. Sinusitis2. Eritema pada hidung sebelah luar3. Pembengkakan wajah(Becker W, Naumann H H, Pfaltz C R, 1994)

8) Prognosis rhinitis vasomotorPrognosis dari rhinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-kadang dapat membaik dengan tibatiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang diberikan (Becker W,Naumann H H, Pfaltz C R, 1994).


Top Related