Download - Sak Origami
SATUAN ACARA KEGIATAN/PROPOSAL
TERAPI BERMAIN ORIGAMI
Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-6 tahun) dan Anak usia Sekolah (6-12 tahun) Di Ruang Bona 1
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Disusun Oleh :
1. Filaili Peristi (131313143021)
2. Sisfani Mirzana (131313143022)
3. Dian Panorama (131313143023)
4. Beny Wahyu A. (131313143024)
5. M. Fendy Pradana (131313143025)
6. Ariska Putri H. (131313143026)
7. Fistya Nur Fibriarahmah (131313143027)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK)TERAPI BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah
Sub Topik : Terapi bermain origami sederhana
Tempat : Ruang Bona 1 RSUD Dr. Sutomo Surabaya
Waktu : Jumat, 27 Desember 2013 selama 45 menit (jam 10.00 s.d
10.45 WIB).
Sasaran : Pasien anak Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah yang dirawat di
Ruang Bona 1
1.1 Latar Belakang
Tumbuh kembang adalah semua aspek kemajuan yang dicapai sejak
konsepsi hingga dewasa. Anak dibagi dalam beberapa tahap sesuai
perkembangannya. Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi tersebut
berkembang secara optimal. Pada tahap ini, anak mulai menguasai berbagai
keterampilan fisik, bahasa, rasa percaya diri untuk mengeksplorasi
kemandiriannya. Sedangkan pada anak usia sekolah, anak cenderung memiliki
rasa keingintahuan dan minat belajar yang tinggi, dan anak-anak suka membentuk
suatu kelompok untuk bermain bersama. Permainanan dibutuhkan oleh anak
untuk mendukung perkembangan anak yang maksimal, melalui bermain anak
akan mampu melatih motorik halus, motorik kasar, dan bersosialisasi dengan
orang lain.
Pertumbuhan ketrampilan halus pada anak, tidak akan berkembang
melalui kematangan begitu saja, melainkan ketrampilan itu harus dipelajari.
Secara umum terdapat tiga cara yang dapat digunakan anak dalam mempelajari
kemampuan motorik seperti trial dan error, meniru, pelatihan (Hurlock, 2005).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus adalah dengan
bermain kertas origami. Dengan aktivitas bermain kertas origami, jari jemari
dilatih untuk terampil membuat aneka bentuk yang unik. Hal ini sesuai dengan
tahap perkembangan anak usia sekolah yaitu bermain kontruktif. Bermain
kontruktif untuk mengembangkan motorik halus pada anak. Dalam kondisi
sakitpun, termasuk anak-anak yang sedang menjalani pengobatan dan perawatan
di rumah sakit, aktivitas bermain tetap perlu dilaksanakan namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak.
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,
dan sosial dan merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
serta suara (Wong, 2000). Bagi anak yang sakit, permainan yang dipilih
merupakan permainan yang aman, tidak mengeluarkan banyak energi, singkat,
dan sederhana. Pelibatan orang tua dan teman-teman dengan usia yang sama perlu
diperhatikan dalam memberikan terapi bermain.
Terapi bermain yang dilakukan oleh kelompok dilakukan di Ruang Bona 1
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ruangan tersebut merupakan ruang perawatan
untuk kasus pada anak penderita kelainan gangguan hematologi. Jumlah pasien
anak pada minggu kedua bulan Desember 2013 sebanyak 16 anak yang terdiri dari
5 anak usia 4-6 tahun, 11 anak usia > 7 tahun atau dengan kata lain jumlah anak
paling banyak dirawat di Ruang Bona adalah anak pada usia pra sekolah dan
sekolah
Sesuai tahap perkembangan psikososial menurut Erickson, usia pra
sekolah berada pada tahap perkembangan inisiatif vs rasa bersalah, dimana pada
masa ini anak cenderung belajar mencari pengalaman baru dalam segala hal
sehingga orang tua hendaknya dapat memberikan stimulus yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Pada anak usia sekolah, tahap perkembangan
psikososialnya adalah fase industry vs infioritas, dimana anak memperoleh
kesenangan dari penyelesaian tugasnya dan berfokus pada akhir suatu pencapaian.
Pada tahap ini orangtua mempunyai peranan penting yaitu membrikan
penghargaan kepada anak terhadap hasil kerjanya. Lingkungan rumah sakit bagi
anak merupakan stressor yang dapat membatasi ruang gerak dan ekspresinya
sehingga tidak jarang anak menjadi tidak percaya diri dan ragu-ragu dalam
bertindak. Oleh karena itu, dalam menurunkan dampak hospitalisasi pada anak di
Ruang Bona 1 RSUD Dr.Soetomo, kami akan melakukan terapi bermain, Terapi
bermain ini bertujuan untuk mempraktekkan keterampilan, menumbuhkan
kreatifitas, memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif,
afektif dan psikomotor, serta dapat meminimalkan stress hospitalisasi bagi anak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengoptimalkan tahap tumbuh kembang anak usia pra sekolah
dan sekolah dan meminimalkan stress hospitalisasi pada anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Anak mampu membuat benda dari kertas origami sesuai contoh yang
diberikan oleh instruktur
2) Anak mampu menyebutkan nama dan fungsi benda yang dibuatnya.
3) Anak dapat mematuhi peraturan permainan
4) Anak mampu bersosialisasi dengan teman lainnya
1.3 Sasaran
Anak usia pra sekolah dan sekolah yang sedang menjalani terapi rawat inap
di Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo berjumlah 16 anak.
1.4 Waktu dan tempat
Terapi bermain dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 Desember 2013
pukul 10.00 s.d 10.45 di tempat bermain Ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
1.5 Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah origami yang terdiri dari kertas
warna-warni, disertai contoh benda yaitu kupu-kupu, bunga tulip dan ikan.
1.6 Aturan Permainan
1) Waktu pelaksanaan 45 menit
2) Peserta tidak boleh meninggalkan tempat selama pelaksanaan berlangsung
3) Apabila ingin meninggalkan tempat harus ijin ke leader dan kembali lagi
ke dalam permainan.
4) Orang tua boleh mendampingi anak tetapi tidak boleh membantu.
5) Peserta harus bersedia menceritakan hasil benda yang dibentuknya
1.7 Media
1. Kertas origami
2. Bolpoint
3. Tikar
1.8 Cara bermain
Pertama, leader menjelaskan cara dan aturan bermain kertas origami
dilanjutkan dengan membagikan kertas kepada masing-masing peserta. Pada sesi
pertama leader member contoh membuat benda dari kertas origami. Pada sesi
kedua, peserta diminta untuk membuat benda sesuai dengan yang dicontohkan
leader. Pada sesi ketiga, peserta diminta menceritakan hasil karyanya tersebut.
Fasilitator atau orang tua peserta dapat membantu dalam mengarahkan peserta
selama terapi bermain berlangsung. Jalannya terapi serta kemajuan dari peserta
terapi bermain dinilai oleh observer.
1.9 Hambatan bermain
1. Anak lelah, mengantuk
2. Anak bosan
3. Anak merasa takut dengan lingkungan
4. Saat bermain anak mendapat program pengobatan
5. Anak tidak ingin berpisah dengan orang tua.
1.10 Antisipasi hambatan bermain
1. Membatasi waktu bermain.
2. Permainan bervariasi/tidak monoton.
3. Membina hubungan saling percaya dengan anak beberapa hari sebelum
terapi bermain
4. Jadwal bermain disesuaikan (tidak pada waktu pemberian obat)
5. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
6. Melibatkan perawat/petugas ruangan dan orang tua.
1.11 Organisasi Kegiatan
Pembimbing Akademik : Praba Dian, S.Kep, M.Kep
Pembimbing Klinik : Suparmiasih, S.Kep.,Ns
Leader : Benny Wahyu A.
Observer :. M. Fendi
Fasilitator : Filaili Peristi, Sisfani Mirzana, Dian
Panorama, Ariska Putri, Fistya Nur F.
1.12 Setting tempat
: Peserta : tikar
: Leader
: Fasilitator
: Observer
1.13 Susunan Acara
WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
PJ
3 menit Pembukaan:1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam2. Memperkenalkan diri dan memberikan
kesempatan peserta untuk menyebutkan nama masing-masing
3. Kontrak waktu 45 menit4. Menjelaskan tujuan permainan
Menjawab salamMenyebutkan namaMendengarkanMemperhatikan
Leader
30 menit Pelaksanaan :1. Menjelaskan cara dan aturan bermain kertas
origami2. Memberikan contoh membuat benda dari kertas
origami3. Membagikan kertas origami kepada masing-
masing peserta4. Meminta peserta untuk membuat benda sesuai
dengan contoh benda yang diberikan selama 10 menit
5. Meminta peserta untuk membuat benda sesuai dengan contoh gambar yang diberikan selama 10 menit
6. Meminta peserta menceritakan nama dan fungsinya selama 10 menit
Peserta berpartisipasi aktifOrang tua dan fasilitator mendampingi anak saat bermain
LeaderFasilitator
12 menit Evaluasi :1. Menyampaikan keberhasilan masing-masing
peserta2. Memberikan reward kepada peserta terbaik3. Memberikan motivasi kepada peserta dan orang
tua untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotor, afektif dan sosial melalui permainan.
Terminasi :1. Mengucapkan terima kasih kepada peserta2. Memberikan reward kepada seluruh peserta3. Mengucapkan salam
Mendengarkan dan membalas salam Leader
1.14 Job Desk
1) Leader
- Memainkan peran dalam permainan mulai dari pembukaan sampai
selesai.
- Mengarahkan permainan.
- Memandu proses permainan.
2) Fasilitator
- Memfasilitasi anak untuk bermain.
- Membimbing anak bermain.
- Memperhatikan respon anak saat bermain.
- Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.
3) Observer
- Mengawasi jalannya permainan.
- Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana.
- Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
- Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan Leader
dan fasilitator.
1.15 Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan media
b) Kesiapan proposal terapi bermain
c) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain diadakan H-4
d) Jumlah peserta hadir dalam terapi bermain minimal 7 orang.
2. Proses
a) Terapi berlangsung sesuai dengan jadwal yang direncanakan
b) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat bermain saat terapi
bermain berlangsung
c) Peserta mengikuti semua aturan yang telah disepakati
3. Hasil
Jangka Pendek
a) Peserta merasa senang setelah mengikuti permainan.
b) Permainan dapat mengurangi efek hospitalisasi
c) 60% peserta tergolong dalam kriteria baik pada setiap kategori
penilaian
Jangka Panjang
a) Permainan ini dapat menstimulasi perkembangan kognitif , afektif,
dan psikomotor anak.
b) Mempermudah anak untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan
orang-orang di sekitarnya.
Lembar Observasi Pelaksanaan Terapi Bermain
NO Aspek yang Dinilai Ya TidakI Struktur Terapi Bermain1. Persiapan media terapi bermain
1. Kertas origami2. Ballpoint3. Laptop4. Tikar
2 Kelengkapan jumlah mahasiswa:a. Leader (1)b. Fasilitator (5)c. Observer (1)
II Proses Terapi Bermain1. Pembukaan, Leader :
a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan meminta peserta menyebutkan nama
c. Menjelaskan kontrak waktud. Menjelaskan tujuan terapi bermain
2. PelaksanaanLeader :
a. Menjelaskan tujuan dan cara bermain kepada pesertab. Memberikan contoh kepada peserta cara menyusun
kertas origami sederhanac. Memberikan kesempatan pada peserta untuk
menyusun kertas origami.d. Mengatur waktu permainane. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai
akhirFasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk menyusun kertas origamib. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainanc. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar
fokus pada jalnnya permainanPelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu 45 menit
3. Evaluasi : observer a. Memberikan Check list pada lembar evaluasi
kemajuan pesertab. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasarkan
kriteria di lembar evaluasi kemajuan.4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta oleh leader, dan fasilitator
b. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain1. Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan terapi bermain
b. Terjadi komunikasi 2 arah saat permainan berlangsung (antara leader dengan peserta ataupun peserta dengan peserta lain.
c. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan selesai.
Lembar Evaluasi Kemajuan
Kategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An...
PsikosensorikAnak mampu melipat kertas sesuai contoh
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
KognitifAnak mampu menyebutkan benda yang dibentuk dan kegunaannya
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
SosialAnak mau bercerita nama dan fungsi dari benda yang dibuat
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
AfektifAnak dapat mematuhi peraturan permainan
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
Jumlah akhirKategori kemampuan anak Penilaian An... An... An... An... An... An...
PsikomotorAnak mampu membuat benda sesuai gambar
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
KognitifAnak mampu menyebutkan benda yang dibentuk dan kegunaannya
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
SosialAnak mau bercerita nama dan fungsi dari benda yang dibuat
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
AfektifAnak dapat mematuhi peraturan permainan
Sesi 1
Sesi 2Sesi 3TotalKriteria
Jumlah akhir
Keterangan skor:
0 : Tidak dapat melakukan
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan dengan motivasi
3 : Melakukan dengan mandiri
Kriteria tiap kategori:
Baik : jumlah skor 4-6
Cukup : jumlah skor 2-3
Kurang : jumlah skor 0-1