nDisampaikan Pada
Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional Sagu 2016
POTENSI
SAGUSEBAGAI SUMBER
BIOENERGI
Prof. Dr. Ir. Risfaheri, MSKepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian
PENDAHULUAN
Kondisi Energi
Fosil Di Dunia
CadanganEnergi Akan
Habis
KrisisEnergi
Kebutuhan energi meningkat
Laju konsumsi > produksi
Ketergantungan BBM tinggi
Gas alam (2047)
Minyak bumi (2080)
Batu bara (2180)
PRODUKSI DAN KONSUMSI MINYAK BUMI INDONESIA
Sumber: Kementerian ESDM 2009.
3/23/15
Beberapa Kebijakan Utama dalam KEN :
1. Mengubah paradigma energi yang semula sebagai komoditi menjadi modal
pembangunan,
2. Memprioritaskan penggunaan energi baru terbarukan serta meminimalkan
penggunaan minyak bumi dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan
mengandalkan batu bara sebagai pasokan energi nasional,
3. Mengurangi ekspor energi fosil secara bertahap terutama gas dan batu bara,
dan menetapkan batas waktu untuk memulai menghentikan ekspor,
4. Mengurangi subsidi BBM dan listrik secara bertahap sampai dengan
kemampuan daya beli masyarakat tercapai serta mengalihkan subsidi untuk
energi terbarukan,
5. Mewajibkan Pemerintah untuk menyediakan Cadangan Penyangga Energi
(CPE) dan cadangan strategis energi, di samping memastikan ketersediaan
cadangan operasional oleh badan usaha.
Sumber : Ketahanan Energi Indonesia 2015 (DEN, 2015)
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
BAURAN ENERGI PRIMER DALAM
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
Sumber : Ketahanan Energi Indonesia 2015 (DEN, 2015)EBT : Energi Baru Terbarukan
SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
(EBT)
BAHAN BERGULA
Tebu, NiraKelapa, Aren, Nipah, Lontar
BERPATI
Sagu, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Jagung, Sorgum, Kentang
BIOMASSA
Limbah Pertanian
Minyak Nabati
Sawit, Kelapa, Kemiri Sunan, Jarak pagar
7
Bioenergi :
Energi yang diperoleh/berasal dari biomassa
Biomassa :
Bahan organik berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan/
hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan)
Bentuk-Bentuk Bioenergi :
o Bahan bakar nabati (biofuels)
o Listrik biomassa (biomass-based electricity)
POTENSI TANAMAN PENGHASIL BIOFUEL
Tanaman Luas (ha) Total Produksi
Nasional
Potensi
Biofuel
Asumsi
Kelapa Sawit 9 juta 23,5 juta ton 5,6 juta kL 30% dari total
ekspor CPO
Kelapa 3,8 juta 3,3 juta ton 450 ribu kL 25% dari total
produksi CCO
Tebu 430 ribu 3,1 juta ton 411,5 ribu kL1 Diproses dari
molase
Ubi Kayu 1,2 juta 24 juta ton -- Untuk memenuhi
kebutuhan pangan
dan pakan
Sagu 1,2 juta 5 juta ton 750 ribu kL 25% dari total
produksi
Nipah 0,75-1,35 juta 292 juta KL 750 ribu kL 25% dari total
produksi
PRODUSEN BIOMASSA DI ASEAN
Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009
PEMANFAATAN BIOMASSA UNTUK PRODUKSI ENERGI DI NEGARA-NEGARA ASEAN
Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009
BIOETANOL
Sumber energi terbarukan dari bahan hayati
Ramah lingkungan karena tidak
memberikan tambahan netto karbondioksida
pada lingkungan (CO2 diserap tumbuhan
untuk fotosintesis.)
Peningkat angka oktan
Emisi gas buang > baik
Eliminasi penggunaan senyawa eter dan
logam berat
Campuran dengan bensin (Gasohol E-10),
dapat digunakan pada mesin mobil
konvensional
Etanol digunakan secara luas di
Brasil dan USA.
Produksi etanol dunia 88%
diproduksi Brasil dan USA
Produksi etanol dunia mencapai
86,9 miliar liter (2010)
Brasil (2003) mempromosikan
secara besar-besaran kendaraan
bermotor berbahan bakar alkohol
Di USA, bahan bakar yang
mengandung etanol 85% yaitu E85
semakin populer di masyarakat
PEMANFAATAN BIOETANOL
2015 2016 2020 2025 2030
Target KEN
(juta kl)
6,78 - 10,17 20,34 24,85
Target Mandatory
(juta kl)
0,34 0,74 2,74 14,12 20,75
Bahan Baku Molase,
tebu,
Singkong
Molase,
tebu,
Singkong
Molase, tebu,
singkong,
sorgum manis,
jerami padi,
tongkol dan
batang jagung,
sagu, nipah
Molase, tebu,
singkong,
sorgum manis,
jerami padi,
tongkol dan
batang jagung,
sagu, nipah,
limbah
biomassa*
Molase, tebu,
singkong,
sorgum manis,
jerami padi,
tongkol dan
batang jagung,
sagu, nipah,
limbah
biomassa
ROADMAP PENGEMBANGAN BIOFUEL
(BIOETANOL)
Sumber : Ketahanan Energi Indonesia 2015 (DEN, 2015)*Teknologi mulai mengarah ke pemanfaatan limbah biomassa
SENTRA PRODUKSI UTAMA SAGU DI INDONESIA
SUMATERA40.000 ha
KALIMANTAN20.000 ha
PAPUA1,234 juta ha
MALUKU & MALUT60.000 ha
KEP. RIAU20.000 ha
SULAWESI 30.000 ha
No DistrikLuas Sagu
ha %
1 Fakfak 34.485 6,8
2 Kaimana 70.765 13,9
3 Manokwari 5.868 1,2
4 Maybrat 0 0
5 Raja Ampat 3.052 0,6
6 Sorong 30.014 5,9
7 Sorong Selatan 148.004 29
8 Tambrauw 0 0
9 Teluk Bintuni 212.353 41,6
10 Teluk Wondama 5.672 1,1
11 Kota Sorong 0 0
Total 510.213 100
Sumber : Djoefrie 2014
Provinsi Papua Barat
DISTRIBUSI SAGU DI PAPUA
No DistrikLuas Saguha %
1 Asmat 949.959 20,02 Biak Numfor 0 03 Boven Digoel 42.673 0,94 Dogiyai 20.992 05 Intan Jaya 109.725 2,36 Jayapura 74.908 1,67 Jayawijaya 0 08 Keerom 0 09 Kepulauan Yapen 0 0
10 Lanny Jaya 0 011 Mappi 818.178 17,212 Mamberamo Raya 371.504 7,813 Merauke 1.232.151 25,914 Mimika 382.189 8,015 Nabire 219.362 4,616 Nduga 576 0,0117 Paniai 0 0
18 Pegunungan Bintang 0 019 Puncak 59.809 1,320 Puncak Jaya 93.827 2,021 Sarmi 144.321 3,022 Supiori 0 023 Tolikara 25.611 0,524 Waropen 152.509 3,225 Yahukimo 51.031 1,126 Yalimo 0 027 Kota Jayapura 0 0
Total 4.749.325 100
Provinsi Papua
Komposisi kimia Rudle et al. (1978) Haryanto dan
Pangloli (1992)
Djoefrie (1996)
Kalori 285 kkal 353 kkal 357 kkal
Air 36,99 16,28 15,87
Protein 0,27 0,81 0,81
Karbohidrat 97,26 98,49 98,49
Serat kasar 0,41 - 0,23
Lemak Sedikit 0,23 0,23
Abu - - 0,46
Kalsium 0,04 0,01 -
Besi 0,009 0,017 -
Komposisi kimia dalam 100 gram pati sagu (basis kering)
KOMPOSISI KIMIA
Tanaman
Sagu
Batang
Limbah
Pati Sagu
Bahan tambahan pangan (maltodekstrin, dll)
Kulit batang
Daun dan
pelepah
Sirup
POHON INDUSTRI SAGU
Turunan pati (dialdehide, pati
teroksidasi,eter dan ester
Ampas
Atap rumah,
tas, briket, dll
Glukosa
Produk pangan : mi sagu, papeda/sinonggi,
bakery, cookies, kerupuk, bihun, dll
Bahan bakar
Media tanam
Pakan ternak
Adsorben
Nanoselulosa
Briket
Bioetanol
Industri kertas,
Farmasi
Bioetanol
Pati
Pohon
Sagu
Empulur
BiomassaKulit dan
pelepah
• Pengeringan
• Reduksi
ukuran
Limbah
air
Ampas
• Hidrolisis
• FermentasiBiogas
• Likuifikasi
• Sakarifikasi
• Fermentasi
• Distilasi
Bioetanol
• + air panas
• Pencetakan
• Pengeringan
Biomassa
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOENERGI DARI SAGU
• Pretreatment
• Hidrolisis
• Fermentasi
• Distilasi
Bioetanol
Sumber Bahan Proses Produk
Pohon sagu
Penebangan
Gelondong sagu (2m)
Pengupasan dan pembersihan
Pembelahan (4-6 potong)
Penghancuran empulur
Ekstraksi
Penyaringan
Pengendapan
Pengeringan
air
air
Tepung sagu
PRODUKSI PATI
PRODUKSI PATI SAGU
PRODUKSI PATI SAGU
Pencampuran
Likuifikasi
Sakarifikasi
Fermentasi
Distilasi
Pati sagu
Air
α-Amilase
Amiloglukosidase
Air
Etanol 99%
Sacharomyces cerevisiae
DIAGRAM ALIR PRODUKSI BIOETANOL
DARI PATI SAGU
Bioreaktor berfungsi :
• Proses likuifikasi
• Proses sakarifikasi
• Proses fermentasiDehidrasiAir
PROSES PENGERINGAN AMPAS SAGU
24
TEKNOLOGI PRODUKSI BIODIESEL DARI KULIT SAGU
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOETANOL DARI AMPAS SAGU
TEKNOLOGI PRODUKSI PEMBUATAN BRIKET
Pembuatan adonan
Pencetakan
Pengeringan
Limbah ampas sagu
Air panas
Briket
TUNGKU BRIKET UNTUK BIOMASSA SAGU
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOETANOL DARI
BIOMASSA SAGU
Proses
Pemisahan
100%
Proses
PembakaranPelepah4%
Kulit
batang5%
EkstraksiEmpulur
91%
15%
85%
ESTIMASI KESETIMBANGAN MASSA SAGU UNTUK BIOENERGI
Proses
Enzimatis Gula
Bioetanol
Bietanol
kasar
DistilasiFermentasi
Arang/
Briket
Pencetakan Briket
POHON SAGU
Hidrolisis
BioetanolProses
Pembakaran
Arang/
Briket
30% dari pati
15%
90% ampas
80%
80%
Bietanol
kasar
DistilasiFermentasi
+ air panas
Pengeringan
Hidrolisis Fermentasi BiogasAir
Ampas
Pati
No Bahan
Baku
Produk Rendemen Bahan
baku (Rp)
Harga
Produk (Rp)
1 Pelepah Briket 80% 500 813/kg
2 Pati Bioetanol 30% 2000 9.000/L
Pati Bioetanol 30% 5.000 19.000/L
Pati Bioetanol 30% 7.000 25.700/L
Pati Bioetanol 30% 10.000 35.700/L
3 Ampas Briket 90% 500 725/kg
4 Kulit Briket 80% 500 813/kg
ANALISA EKONOMI
HARGA PRODUKSI BIOENERGI
DARI SAGU
PERMASALAHAN
Harga bahan baku (pati sagu) cukup mahal dan berkompetisi untuk pangan
Harga BBM dalam kondisi rendah, sehingga bioetanol kurang kompetitif
Biaya produksi bioetanol masih tinggi dan rendemen masih rendah (biomassa)
Biomassa ampas, kulit dan pelepah sagu belum dimanfaatkan
HARGA TEPUNG SAGU DI BEBERAPA DAERAH
Papua :
Rp. 24.000-30.000/kg
Maluku :
Rp. 8.000-10.000/kg
Sulawesi :
Rp. 3.500-4.500/kg
Jawa Barat-DKI :
Rp. 6.000-7.500/kg
Sumatera :
Rp. 5.000-7.000/kg
Kalimantan :
Rp. 3.500-4.500/kg
PENUTUP
Secara teknologi, produksi bioetanol dari pati tidak ada masalah
Perlunya terus mengembangkan teknologi produksi bioetanolyang efisien dalam skala komersial untuk masa depan walaukondisi saat ini tidak kompetitif dengan harga BBM yang murah
Pengembangan bioenergi dari limbah tanaman sagu dapatdimafaatkan dengan teknologi yang tersedia
Perlunya dukungan kebijakan subsidi agar bioenergi bisakompetitif melalui insentif kepada para produsen
TERIMA KASIH