Download - sediaan nasal
Asalamu`alaikum Wr.Wb
Sediaan Nasal
DISUSUN OLEH : Arief Caerul Falah 0704015020 Bakriyanto 0704015045 Bayu Dwi Handono 0704015047 Taufik Zaelani 0704015227 Salahuddin 0904017047
OBAT
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
Dalam pengertian umum, obat adalah suatu subtansi yang melalui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologi. Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan molekul khusus dalam system biologic yang berperan sebagai pengatur disebut molekul reseptor.
Peran obat Obat berperan sangat penting dalam pelayanan
kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut: Penetapan diagnosa Untuk pencegahan penyakit Menyembuhkan penyakit Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu Peningkatan kesehatan Mengurangi rasa sakit
Parameter – parameter farmakologi
Parameter Farmakokinetika
Merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu:
1. Absorpsi dan Bioavailabilitas
2. Distribusi
3. Biotransformasi / Metabolisme
4. Ekskresi
Parameter – parameter farmakologiParameter Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ
tubuh serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi. Yang diantaranya adalah
1. Mekanisme Kerja Obat 2. Reseptor Obat 3. Transmisi Sinyal Biologis 4. Interaksi Obat-Reseptor 5. Antagonisme Farmakodinamika 6. Kerja Obat yang tidak Diperantarai Reseptor 7. Efek Obat
Sistem penghantaran obat yang ideal :1. satu kali pemberian untuk seluruh periode pengobatan2. Menghasilkan kadar obat dalam darah yang konstan
selama periode waktu tertentu3. Efek obat optimal.4. Menghantarkan obat langsung kesasaran (drug
targeting)Sebagai contoh sistem penghantaran obat yaitu sediaan oral
( tablet enziplex ) yang dipakai digunakan sebagai obat untuk membantu proses pencernaan dan meringankan rasa mual, kembung, nyeri lambung, dan sebab akibat gangguan pencernaan.
Anatomi respirasiAnatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu: Rongga HidungRongga hidung terdiri atas : Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena
strukturnya yang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha
untuk membersihkan jalan napasTerdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :1. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan
menjalani tigs proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
2. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
Anatomi respirasib. FaringFaring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas:
Nasopharinx1. ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu
Tuba Eustachius dan Tuba Auditory2. ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx,
merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah. Oropharynx
Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
LaringopharynxMerupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem
respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
Anatomi respirasic. Laring
Cartilago Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara.
• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
• Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan• Glotis : ostium antara pita suara dalam laring• Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun ( Adam’s Apple )• Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di
bawah kartilago thyroid )• Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid• Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita
suara melekat pada lumen laring.• Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu :• Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau benda
padat masuk ke dalam tracheobroncial• Laring sebagai katup selama batuk
Anatomi respirasid. Trakea
Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax. Tersusun dari 16 – 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf “C” yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin. Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan
SEDIAAN NASAL
Sediaan nasal adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atu lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif . Sediaan nasal sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negatif pada fungsi mukosa hidung dan cilianya. Sediaan nasal mengandung air atau yang berupa larutan pada umumnya bersifat isotonik dan mungkin berisi eksipien, sebagai contoh, untuk penyesuaian viskositas sediaan, untuk melakukan penyesuaian atau stabilitas pH, untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif atau kestabilan sediaan itu.
Sediaan nasal dapat dibedakan menjadi beberapa kategori diantaranya : Nasal drop dan liquid nasal spray
Nasal drop dan liquid nasal spray merupakan suatu larutan,emulsi atau suspensi yang dimaksudkan untuk instilasi atau disemprotkan ke dalam rongga hidung.
Nasal powder / bedak hidungNasal powder dimaksudkan untuk insuflasi ke dalam rongga hidung dengan cara tertentu.
Nasal washes / pencuci hidungNasal washes pada umumnya berupa larutan isotonik yang dimaksudkan untuk membersihkan rongga hidung. Nasal washes diaplikasikan pada bagian yang terluka atau sebelum pelaksanaan operasi.
Nasal stick Stick merupakan sedian solid yang dimaksudkan untuk penggunaan secara lokal dan memiliki bentuk dengan tangkai dan terdiri dari satu zat aktif atau lebih yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai, yang akan terlarut atau meleleh pada suhu tubuh.
Keuntungan dan Kerugian Sistem Penghantaran Obat NasalKeuntungan sistem penghantaran obat nasal: Molekul obat secara cepat dapat ditransfer ke dalam
pembuluh darah tanpa memalui metabolisme tingkat pertama di hati dan usus.
Sebagai alternatif pengobatan yang cepat atau obat yang dapat terdegradasi di saluran cerna.
Cocok untuk pasien yang mual.Kerugian sistem penghantaran obat nasal: Resiko berbahaya efek jangka panjang pada epitel hidung Dapat ditransfer bersama sel-sel saraf penciuman, mereka
dapat melewati BBB dan masuk ke otak secara langsung.
Mekanisme Kerja Sediaan NasalDaerah respiratori, nasal turbinate terdiri dari 3 bagian, yaitu
superior nasal turbinate pada bagian atas, dibawahnya terdapat midadle nasal turbinate, ruangan terendah adalah inverior turbinate. Bagian-bagian tersebut membentuk lipatan-lipatan yang menyediakan luas permukaan yang besar pada rongga hidung.
Daerah indra penciuman (olfaktori) yang terletak di atas superior nasal turbinate memiliki luas permukaan total epithelium olfaktori mencapai 200-400 mm, sehingga mukosa respiratori merupakan daerah dimana absorpsi obat adalah optimal. Epithelium olfaktori berfungsi sebagai “portal” bagi senyawa untuk memasuki sistem saraf pusat (SSP) dan sirkulasi peripheral.
Laju dan tingkat absorpsi obat-obat nasal Laju dan tingkat absorpsi obat-obat nasal tergantung pada lipofilisitas, bobot
molekul, pH lingkungan.1. Lipofilisitas
Laju dan tingkat absorbsi obat melalui membran biologi sering kali dipengaruhi oleh lipofilisitasnya.
2. Lingkungan pHLingkungan pH memiliki peran yang penting dalam efisiensi absorbsi obat-obat nasal. Penelitian terhadap senyawa-senyawa kecil larut air seperti asam benzoat, asam salisilat, dan asam alkaloid menunjukkan bahwa absorbsi nasal obat-obatan tersebut menunjukkan tingkat tertinggi pada nilai pH dimana senyawa-senyawa tersebut berada dalam bentuk tidak terion.
Distribusi obat dalam rongga hidung merupakan salah satu faktor yang penting, karena dapat mempengaruhi efisiensi absorbsi nasal. Distribusi obat dapat dipengaruhi oleh cara pemberian atau metode yang digunakan dalam pemberian obat secara nasal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi parameter-parameter farmakokinetik pada pemberian intranasal1. Faktor-faktor terkait bentuk sediaan, seperti : Konsentrasi zat aktif Sifat fisika kimia zat aktif Densitas/viskositas formulasi pH atau toksisitas bentuk sediaan Eksipien2. Faktor-faktor terkait fisiologi, seperti : Kecepatan aliran mukus Terjadinya infeksi Kondisi atmosfer3. Faktor-faktor terkait pemberian, seperti: Ukuran droplet Tempat deposisi (mengendap) Kehilangan mekanikal kedalam esophagus Kehilangan mekanikal daerah lain di dalam hidung Kehilangan mekanikal ke arah luar hidung
Bioavailabilitas Sediaan Nasal1. Modifikasi strukturalModifikasi kimia dari molekul obat telah digunakan untuk
memodifikasi sifat-sifat fisikokimia obat dan dapat pula digunakan untuk meningkatkan absorbsi obat nasal.
2. Pembentukan garam dan esterObat dapat dikonfersikan menjadi bentuk garam /ester
untuk mendapatkan permeabilitas transnasal yang lebih baik. Misalnya, absorbsi nasal dapat meningkat secara signifikan oleh pembentukan garam dengan peningkatan solubilitas dalam cairan nasal atau ester dengan meningkatkan pengambilan oleh epithelium nasal.
Bioavailabilitas Sediaan Nasal3. Desain formulasi
Pemilihan eksipien yang tepat dalam pengembangan formulasi nasal dapat meningkatkan stabilitas formulasi dan atau bioavailabilitas obat-obat nasal.
4. Surfaktan
Kombinasi surfaktan yang cocok dalam bentuk sediaan nasal dapat memodifikasi permeabilitas membran nasal yang dapat memfasilitasi absorbsi obat-obat nasal.
Bioavailabilitas Sediaan NasalFaktor-faktor yang mempengaruhi
bioavailabilitas nasal :
Luas permukaan unutk absorpsi Aliran darah Waktu kontak Penyakit Aktifitas enzim Mukus
Contoh Obat IntranasalPengobatan local Dekongestan Antibiotic Mukolitik
Pengobatan sistemik Analgesik : morfin Antiemetik: metaloclopramide Antiinfeksi : gentamycin, acylclovir Antimigraine: dihydroergotamine Kardiovaskula : propanol, nifedipine CNS stimulant: cocaine , nikotaine Hormon: testosterone, progesterone Sedatif : diazepam, midazolam Vaccine : influenza, polio