Download - sensorik 8C
-
8/18/2019 sensorik 8C
1/39
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbangan anatominya juga sangat rumit). Indera pendengaran berperan penting
pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
roses mendengar sebenarnya sudah terjadi segera setelah bayi dilahirkan normal ke
dunia, bahkan organ pendengaran sudah berfungsi seperti layaknya orang de!asa tatkala
janin berusia "# minggu kehamilan. $anin sudah dapat memberikan reaksi ketika diberikan
stimulus berupa nada murni berfrek!ensi tinggi melalui microphone yang ditempatkan
pada perut ibu seperti yang dilaporkan pertama kali oleh seorang peneliti yang bernama
$ohansson et al pada tahun %&'.
emudian dalam perjalanan hidupnya sejak dilahirkan, bayi akan mendapat input
suara-suara yang ada dilingkungan sekitarnya sehari-hari secara terus menerus. *alam
keadaan pendengaran normal, rangsangan suara tadi akan direkam dan dipersepsikan
dipusat sensorik diotak sehingga anak dapat mengenal suara yang pernah didengarnya.
endengaran sebagai salah satu indera, memegang peranan yang sangat penting karena
perkembangan bicara sebagai komponen utama komunikasi pada manusia sangat
tergantung pada fungsi pendengaran.*ari uraian diatas sangatlah jelas hubungan antara
kemampuan anak untuk mendengar dan kemampuan untuk berbicara. +pabila terjadigangguan pendengaran sejak dini maka akan terjadi pula gangguan perkembangan bicara
1.2 Rumusan Masalah
%. agaimana anatomi dan fisiologi dari telinga tengah
". agaimana definisi dari penyakit / dan /S
0. agaimana etiologi dari penyakit / dan /S
. agaimana patofisiologi dari penyakit / dan /S
1
-
8/18/2019 sensorik 8C
2/39
1. agaimana 2eb f 3aution (23) dari penyakit / dan /S
'. agaimana manifestasi klinis dari penyakit / dan /S
4. +pa saja klasifikasi dari penyakit / dan /S 5. +pa saja pemeriksaan penunjang dari penyakit / dan /S
&. agaimana penatalaksanaan dari penyakit / dan /S
%#. +pa saja komplikasi dari penyakit / dan /S
1.3 Tujuan
%. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi telinga tengah.
". /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami definisi dari penyakit / dan
/S.
0. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami etiologi dari penyakit / dan
/S.
. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami patofisiologi dari penyakit / dan
/S.1. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami 2eb f 3aution (23) dari penyakit
/ dan /S.'. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari penyakit /
dan /S.
4. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dari penyakit / dan
/S.
5. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang dari penyakit
/ dan /S.&. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari penyakit /
dan /S.%#. /ahasis!a mampu mengetahui dan memahami komplikasi dari penyakit / dan
/S.
BAB II
TINAUAN TE!RI
2.1 Anat"m# $an %#s#"l"g# Tel#nga Tengah
Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba 6ustachius dan
prosessus mastoideus (*hingra, "##4).
2.1.1Mem&ran T#m'an#
2
-
8/18/2019 sensorik 8C
3/39
/embran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani yang memisahkan
liang telinga luar dari kavum timpani. /embran ini memiliki panjang vertikal rata-
rata &-%# mm dan diameter antero-posterior kira-kira 5-& mm dengan ketebalannya
rata-rata #,% mm (*hingra, "##4). Secara +natomis membran timpani dibagi dalam "
bagian, yaitu7 ars tensa dan pars flaksida. ars tensa merupakan bagian terbesar dari
membran timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar dengan sekelilingnya
yang menebal dan melekat di anulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang
dari tulang temporal. ars flaksida atau membran Shrapnell , letaknya dibagian atas
muka dan lebih tipis dari pars tensa. ars flaksida dibatasi oleh " lipatanyaitu plika
maleolaris anterior (lipatan muka) dan plika maleolaris posterior (lipatan belakang)
(*hingra, "##4).
8ambar ".%. /embran timpani (robst dan 8revers, "##')
2.1.2 (a)um t#m'an#avum timpani merupakan rongga yang disebelah lateral dibatasi oleh membran
timpani, disebelah medial oleh promontorium, di sebelah superior oleh tegmen
timpani dan inferior oleh bulbus jugularis dan n. 9asialis. *inding posterior dekat ke
atap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani
dengan antrum mastoid melalui epitimpanum. ada bagian posterior ini, dari medial
ke lateral, terdapat eminentia piramidalis yang terletak di bagian superior-medial
dinding posterior, kemudian sinus posterior yang membatasi eminentia piramidalis
dengan tempat keluarnya korda timpani (:elmi, "##1).
3
-
8/18/2019 sensorik 8C
4/39
8ambar "." avum timpani (robst dan 8revers, "##')
avum timpani terutama berisi udara yang mempunyai ventilasi ke nasofaring
melalui tuba 6ustachius. /enurut ketinggian batas superior dan inferior membran
timpani, kavum timpani dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epitimpanum yang
merupakan bagian kavum timpani yang lebih tinggi dari batas superior membran
timpani, mesotimpanum yang merupakan ruangan di antara batas atas dengan batas
ba!ah membran timpani, dan hipotimpanum yaitu bagian kavum timpani yang
terletak lebih rendah dari batas ba!ah membran timpani. *i dalam kavum timpani
terdapat tiga buah tulang pendengaran (osikel), dari luar ke dalam maleus, inkus dan
stapes. Selain itu terdapat juga korda timpani, muskulus tensor timpani dan
ligamentum muskulus stapedius (:elmi, "##1; *hingra, "##4).
2.1.3 Tu&a Eustha*h#us
Tuba 6ustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani, bentuknya
seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan antara kavum
timpani dengan nasofaring. Tuba 6ustachius terdiri dari " bagian yaitu 7 bagian
tulang yang terdapat pada bagian belakang dan pendek (%
-
8/18/2019 sensorik 8C
5/39
8ambar ".0. Tuba 6ustachius (robst dan 8revers, "##')
9ungsi tuba 6usthachius untuk ventilasi telinga yang mempertahankan keseimbangan
tekanan udara di dalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase sekret
yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya
sekret dari nasofaring menuju ke kavum timpani (*hilon, "###; :elmi, "##1).
2.1.+ Pr"sesus Mast"#$eus
=ongga mastoid berbentuk seperti segitiga dengan puncak mengarah ke kaudal. +tap
mastoid adalah fossa kranii media. *inding medial adalah dinding lateral fosa kranii
posterior. Sinus sigmoid terletak di ba!ah duramater pada daerah tersebut dan padadinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum (*hingra, "##4).
2.2 De,#n#s# $ar# !MP $an !M-(
titis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel > sel mastoid. titismedia berdasarkan gejalanya
dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, dimana masing > masing
memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik,
seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. titis media yang lain adalah otitis
media adhesiva. (*jaafar, "##4)titis /edia +kut (/+) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-
tanda yang bersifat cepat dan singkat. 8ejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat
terjadi secara lengkap < sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah,
diare,serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. ada pemeriksaan
5
-
8/18/2019 sensorik 8C
6/39
otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah (uchman, "##0). Terjadinya efusi telinga
tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada membran timpani
atau bulging , mobilitas yang terjadi pada membran timpani, terdapat cairan di belakang
membran timpani, dan otore (erschner, "##4).
titis media kronis adalah peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas untuk
sedikitnya satu bulan serta orang a!am biasanya menyebut congek. (+lfatih, "##4)
8ambar ". agian Telinga Tengah ?ormal dan titis /edia
2.3 Et#"l"g# $ar# !MP $an !M-(
a. Et#"l"g# !MP
%. akteri
akteri piogenik merupakan penyebab / yang tersering. /enurut penelitian, '1-
41@ kasus / dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri
terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. asus lain tergolong sebagai non-
patogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Tiga jenis bakteri
penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (#@), diikuti oleh
Haemophilus influenzae ("1-0#@) dan Moraxella catarhalis ( %#-%1@). ira-kira 1@
kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A
beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif. Staphylococcus
aureus dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang
menjalani ra!at inap di rumah sakit. Haemophilus influenzae sering dijumpai pada anak
balita. $enis mikroorganisme yang dijumpai pada orang de!asa juga sama dengan yang
dijumpai pada anak-anak (erschner, "##4).
6
-
8/18/2019 sensorik 8C
7/39
". Airus
Airus juga merupakan penyebab /. Airus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan
dengan bakteri patogenik yang lain. Airus yang paling sering dijumpai pada anak-anak,
yaitu respiratory syncytial virus (=SA), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 0#-
#@). ira-kira %#-%1@ dijumpai parainfluenza virus rhinovirus atau enterovirus.
Airus akan memba!a dampak buruk terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu
fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba
dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya (erschner, "##4). *engan
menggunakan teknik polymerase chain reaction (3=) dan virus specific enzyme-lin!ed
immunoabsorbent assay (6BIS+), virus-virus dapat diisolasi dari cairan telinga tengah
pada anak yang menderita /+ pada 41@ kasus (uchman, "##0).
&. Et#"l"g# !M-(
titis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi)
(/ediastore,"##&). erforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh7 otitis media akut
penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau
akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas
atau Cat kimia. *apat juga disebabkan karena bakteri, antara lain7
a. Streptococcus.
b. Stapilococcus.
c. *iplococcus pneumonie.d. :emopilus influens.
e. 8ram ositif 7 S. yogenes, S. +lbus.
f. 8ram ?egatif 7 roteus spp, sedomonas spp, 6. 3oli.g. uman anaerob 7 +lergi, diabetes melitus, T3 paru.
7
-
8/18/2019 sensorik 8C
8/39
8ambar ".1 agian telinga normal (kanan) dan perforasi gendang telinga (kiri)
enyebab /S juga antara lain7
%. Bingkungan
:ubungan penderita /S dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok
sosioekonomi rendah memiliki insiden /S yang lebih tinggi. Tetapi sudah
hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan
tempat tinggal yang padat.
". 8enetik 9aktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden /S
berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.
Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum
diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.0. =i!ayat otitis media sebelumnya
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media
akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang
menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan
kronis.
. Infeksiakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak
bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. eadaan ini menunjukkan bah!a
metode kultur yang digunakan adalah tepat. rganisme yang terutama dijumpai
adalah bakteri 8ram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.
1. Infeksi Saluran ernafasan +tas (IS+)anyak penderita mengeluh keluarnya sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran
nafas atas. Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam
telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.
'. +utoimunenderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap
/S.
4. +lergienderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding
yang bukan alergi. Dang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi
terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal ini
belum terbukti kemungkinannya.
8
-
8/18/2019 sensorik 8C
9/39
5. 8angguan fungsi tuba eustachius
ada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi
apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui.
ada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi
fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bah!a tuba tidak mungkin
mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.
2.+ Pat",#s#"l"g# $ar# !MP $an !M-(
Emumnya otitis media dari nasofaring kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada
kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran
timpani. Stadium a!al komplikasi ini dimulai dengan hipertermi dan edema pada mukosa
tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi
limfoid pada sub mukosa. 8angguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnyacairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat
rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor
ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresifitas penyakit.
titis media akut dan kronis yang juga diketahui sebagai otitis media supuratif dan
purulent adalah sama dengan patofisiologinya.
3ara masuk bakteri pada kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eusthachii
akibat kontaminasi sekret dalam nasofaring. +gen infeksi masuk kedalam telinga tengah
menyebabkan peradangan dalam mukosa yang menimbulkan bengkak dan iritasi tulang
atau osikel (tulang pendengaran pada telinga tengah) proses ini diikuti dengan
pembentukan peradangan eksudat purulent. Serangan terjadi secara mendadak atau akut
dengan durasi yang relatif pendek sekitar 0 minggu atau kurang.
titis media kronis biasanya mengikuti kondisi akut yang berulang, berlangsung lebih
lama, dan dapat dihubungkan dengan morbiditas atau injury yang lebih luas dalam struktur
telinga tengah baik akut maupun kronis. Tanda dan gejala penyakit ini disebabkan oleh
tekanan cairan pada rongga telinga tengah, tuba eusthacheus dan proses infeksi. erusakan
tulang > tulang pada telinga tengah berkembang menjadi perforasi membrane, jatuhnya
material terinfeksi ke telinga luar. enyakit dan pengobatan menjadi lebih rumit dengan
adanya otitis eksterna. 9aktor penyebab biasanya saling berkaitan otitis media serosa
dikarakteristikan oleh akumulasi cairan steril dibelakang membran timpani. titis media
serosa dapat mendahului atau menjadi komplikasi jangka panjang otitis media akut. 6fusi
9
-
8/18/2019 sensorik 8C
10/39
ahan tekanan udara tiba – tiba (alergi, infeksi, sumbatan)
t
$n
r
%angguan tube eusta&hius
Pen&egahan in'asi kuman tergangguuman masuk ke telinga tengah
"eradi er$si #ada kanalis semisirkularisPeradangan "ekanan udara negatif di telinga tenga
MK : Resiko Cidera*fusi
+etraksi membran tim#ani
antaran udara -ang diterima menurun
MK : Gangguan Persepsi Sensori
.eningkatkan #r$duksi &airan ser$sa
/kumulasi &airan muk$sa ser$sa
"indakan mast$idekt$mi
MK :
Nyeri Akut
Ansietas
Resiko Infeksi
+u#tur membran tim#ani karena desakan
!ekret keluar dan berbau tidak enak ($t$rrh$e)
MK : Gangguan Citra Tubuh
Peng$batan tidak tuntas 0 e#is$de berulang
MK : Resiko Infeksi
urangn-a inf$rmasi
MK : Desiensi Pengetahuan
nfeksi berlanut d#t sam#ai ke telinga dalam
"eradi er$si #ada kanalis semisirkularis
Pening 0 'ertig$
eseimbangan tubuh m
MK : Resiko Cidera ! Trau
cairan mungkin menetap pada telinga tengah mencapai beberapa bulan. etika cairan
menetap lebih lama dan mulai menebal akhirnya menjadi komplikasi otitis media adesiva.
titis media serosa dan kronik yang tidak diobati menyebabkan penebalan dan perlukaan
pada struktur telinga tengah dan tulang. ?ekrosis oksikel mengakibatkan destruksi struktur
telinga tengah. embedahan osikel penting dilakukan untuk mengatasi ketulian.
2. /e& !, 0aut#"n /!0 $ar# !MP $an !M-(
1
-
8/18/2019 sensorik 8C
11/39
2. Man#,estas# (l#n#s $ar# !MP $an !M-(
a. Man#,estas# (l#n#s !MP
8ejala klinis / bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. ada anak
yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di
samping suhu tubuh yang tinggi. iasanya terdapat ri!ayat batuk pilek sebelumnya.
ada anak yang lebih besar atau pada orang de!asa, selain rasa nyeri, terdapat
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar. ada
bayi dan anak kecil, gejala khas /+ adalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai 0&,1F3
(pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit !aktu
tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit. ila
terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun
dan anak tidur tenang (*jaafar, "##4).enilaian klinik / digunakan untuk menentukan berat atau ringannya suatu
penyakit. enilaian berdasarkan pada pengukuran temperatur, keluhan orang tua pasien
tentang anak yang gelisah dan menarik telinga atau tugging , serta membran timpani
yang kemerahan dan membengkak atau bulging .
/enurut *agan ("##0) dalam Titisari ("##1), skor / adalah seperti berikut7
Skor Suhu (F3) 8elisahTarik
telinga
emerahan
pada membran
timpani
engkak pada
membran timpani
(bulging )
# G05,# Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
% 05,#- 05,1 =ingan =ingan =ingan =ingan
" 05,'- 0&,# Sedang Sedang Sedang Sedang
0 H0&,# erat erat erat erat, termasuk
otore
&. Man#,estas# (l#n#s !M-(
/S memiliki beberapa gambaran klinis, antara lain telinga berair (sekret) dimana
sekret bersifat purulen (kental) atau mukoid (seperti air dan encer) tergantung stadium
11
-
8/18/2019 sensorik 8C
12/39
peradangan. Sekret yang sangat bau, ber!arna kuning abu-abu kotor memberi kesan
kolesteatoma dan produk degenerasinya. *apat terlihat keping-keping kecil, ber!arna
putih, mengkilap (*hingra, "##4).
8angguan pendengaran berupa tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
8angguan pendengaran bervariasi namun jarang melebihi 1# d. erforasi membran
timpani pada yang jinak biasanya sentral, bisa di anterior, posterior atau inferior dari
malleus. ada yang ganas di daerah atik atau posterosuperior. /ukosa kavum timpani
tampak pada perforasi membran timpani yang besar. Secara normal !arnanya merah
muda, saat terjadi inflamasi !arnanya menjadi merah, udem dan lunak. adang-kadang
tampak polip (*hingra, "##4).
2.4 (las#,#kas# $ar# !MP $an !M-(
a. (las#,#kas# !MP
/ dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada
perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba Eustachius, stadium
hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium
resolusi (*jaafar, "##4).
8ambar ".' /embran Timpani ?ormal
%. Stadium klusi Tuba Eustachius
ada stadium ini, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi
membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga
tengah, dengan adanya absorpsi udara. =etraksi membran timpani terjadi dan posisi
malleus menjadi lebih horiContal, refleks cahaya juga berkurang. 6dema yang terjadi
pada tuba Eustachius juga menyebabkannya tersumbat. Selain retraksi, membran
12
-
8/18/2019 sensorik 8C
13/39
timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau hanya ber!arna
keruh pucat. 6fusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sulit
dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan
alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).
". Stadium :iperemis atau Stadium re-supurasi
ada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang
ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya
sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. :iperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang
berpanjangan sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik. roses
inflamasi berlaku di telinga tengah dan membran timpani menjadi kongesti. Stadium
ini merupakan tanda infeksi bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia,
telinga rasa penuh dan demam. endengaran mungkin masih normal atau terjadi
gangguan ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. :al ini terjadi karena
terdapat tekanan udara yang meningkat di kavum timpani. 8ejala-gejala berkisar
antara dua belas jam sampai dengan satu hari (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).
8ambar7 ".4 /embran Timpani :iperemis
0. Stadium Supurasi
Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah ditelinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga
tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhancur. Terbentuknya
eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol
atau bulging ke arah liang telinga luar .
13
-
8/18/2019 sensorik 8C
14/39
ada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta
rasa nyeri di telinga bertambah hebat. asien selalu gelisah dan tidak dapat tidur
nyenyak. *apat disertai dengan gangguan pendengaran konduktif. ada bayi demam
tinggi dapat disertai muntah dan kejang.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa
membran timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum
timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler
membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis. *aerah nekrosis terasa
lebih lembek dan ber!arna kekuningan atau yello" spot .
eadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. edah
kecil ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga
nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Buka insisi pada
membran timpani akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang
tempat perforasi lebih sulit menutup kembali. /embran timpani mungkin tidak
menutup kembali jikanya tidak utuh lagi (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).
8ambar7".5 /embran Timpani #ulging dengan us urulen
. Stadium erforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa
nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
adang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering
disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.
14
-
8/18/2019 sensorik 8C
15/39
Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun dan
dapat tertidur nyenyak.
$ika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap
berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
subakut. $ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah
sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik
(*jaafar, "##4; *hingra, "##4).
8ambar ".& 7 /embran Timpani eforasi
1. Stadium =esolusi
eadaan ini merupakan stadium akhir /+ yang dia!ali dengan berkurangnya dan berhentinya otore. Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal
hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan
berkurang dan akhirnya kering. endengaran kembali normal. Stadium ini
berlangsung !alaupun tanpa pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya
tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah.
+pabila stadium resolusi gagal terjadi, maka akan berlanjut menjadi otitis media
supuratif kronik. egagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap,dengan sekret yang keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.
titis media supuratif akut dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa.
titis media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami
perforasi membran timpani (*jaafar, "##4; *hingra, "##4).
15
-
8/18/2019 sensorik 8C
16/39
&. (las#,#kas# !M-(
Secara klinis /S dapat dibagi atas " tipe yaitu 7 tipe tubotimpanal (tipe mukosa
tipe benigna) dan tipe atikoantral (tipe tulang tipe maligna).
%. Tipe Tubotimpanal
enyakit tubotimpanal ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dengan
gejala klinik yang bervariasi dari luas serta tingkat keparahan penyakit. eberapa
faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba 6ustachius, infeksi
saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien
dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan
anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel
skuamous (*hingra, "##4).
Secara klinis penyakit tipe tubotimpanal terbagi atas7 penyakit aktif dan tidak aktif.
ada yang aktif terdapat sekret pada telinga dan tuli. iasanya didahului oleh
perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba 6utachius atau setelah berenang,
kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai
mukopurulen. Ekuran perforasi bervariasi dari sebesar jarum sampai perforasi
subtotal pada pars tensa. $arang di temukan polip yang besar pada liang telinga luar.
Sedangkan yang tidak aktif, pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang
kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. 8ejala yang dijumpai berupa tuli
konduktif ringan. 8ejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa
penuh dalam telinga (*hingra, "##4).
". Tipe +tikoantral
ada tipe atikoantral ditemukan adanya kolesteatom yang berbahaya. enyakit
atikoantral lebih sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya
kantong retraksi yang terdapatnya tumpukan keratin yang sampai menghasilkan
kolesteatom. olesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentegadanber!arna putih. olesteatom dapat dibagi atas " tipe yaitu7
a. $rimary ac%uired cholesteatoma
dimana kolesteatom terjadi pada daerah atik atau pars flaksida.
b. Secondary ac%uired cholesteatoma
16
-
8/18/2019 sensorik 8C
17/39
yang berkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis,
biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa. hasnya perforasi marginal pada
bagian posterosuperior.
2.5 Pemer#ksaan Penunjang $ar# !MP $an !M-(
a) emeriksaan penunjang%. +udiometrik
ada pemeriksaan audiometric digunakan untuk mengetahui tuli kondusif, penderita
/S biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli
sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas.". 9oto rontgent
Entuk mengetahui patologi mastoid.
0. toskop
Entuk melihat perforasi membran timpani.
8ambar ".%# toskop
b) emeriksaan =adiologi%. royeksi Schuller
/emperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. 9oto ini
berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.
". royeksi /ayer atau !en
*iambil dari arah dan anterior telinga tengah. +kan tampak gambaran tulang- tulang
pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah
mengenai struktur-struktur.
0. royeksi Stenver
17
-
8/18/2019 sensorik 8C
18/39
/emperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas
memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.
royeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat
menunjukan adanya pembesaran.
. royeksi 3hause III/emberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan
kerusakan dini dinding lateral atik. olitomografi dan atau 3T scan dapat
menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.
1. akteriologi
akteri yang sering dijumpai pada /adalah seudomonas
aeruginosa, Stafilokokus aureus dan roteus. Sedangkan bakteri pada /S+
Streptokokus pneumonie, :. influensa, dan /oreJella kataralis. akteri lain yang
dijumpai pada /S 6. 3oli, *ifteroid, lebsiella, dan bakteri anaerob adalahacteriodes sp.
2.6 Penatalaksanaan $ar# !MP $an !M-(
a. Penatalaksanaan !MP
%. engobatan
enatalaksanaan /+ tergantung pada stadium penyakitnya. engobatan pada
stadium a!al ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian
antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Tujuan pengobatan pada
otitis media adalah untuk menghindari komplikasi intrakrania dan ekstrakrania yang
mungkin terjadi, mengobati gejala, memperbaiki fungsi tuba Eustachius,
menghindari perforasi membran timpani, dan memperbaiki sistem imum lokal dan
sistemik (Titisari, "##1).
ada stadium oklusi tuba, pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba
Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. *iberikan obat tetes
hidung :3l efedrin #,1 @ dalam larutan fisiologik untuk anak kurang dari %" tahun
atau :3l efedrin % @ dalam larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas %" tahun
pada orang de!asa. Sumber infeksi harus diobati dengan pemberian antibiotik
(*jaafar, "##4).
ada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan
analgesik. *ianjurkan pemberian antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. $ika
terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau
sefalosporin. Entuk terapi a!al diberikan penisilin intramuskular agar
18
-
8/18/2019 sensorik 8C
19/39
konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. +ntibiotik diberikan
minimal selama 4 hari. ila pasien alergi tehadap penisilin, diberikan eritromisin.
ada anak, diberikan ampisilin 1#-%## mg
-
8/18/2019 sensorik 8C
20/39
" tahun ke atas+ntibiotik jika gejala berat,
observasi jika gejala ringanbservasi
*iagnosis pasti /+ harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersifat akut, terdapat
efusi telinga tengah, dan terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga tengah. 8ejala
ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam kurang dari 0&F3 dalam " jam
terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang-berat atau demam 0&F3.
ilihan observasi selama 5-4" jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam
bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau
diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun. &ollo"-up dilaksanakan dan
pemberian analgesia seperti asetaminofen dan ibuprofen tetap diberikan pada masa
observasi (erschner, "##4).
/enurut American Academic of $ediatric ("##), amoksisilin merupakan first-
line terapi dengan pemberian 5#mg
-
8/18/2019 sensorik 8C
21/39
Indikasi miringostomi pada anak dengan /+ adalah nyeri berat, demam,
komplikasi /+ seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi
sistem saraf pusat. /iringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang
mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik pada satu episode /+.
Salah satu tindakan miringotomi atau timpanosintesis dijalankan terhadap anak
/+ yang respon kurang memuaskan terhadap terapi second-line, untuk
menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur (erschner, "##4).
b. Timpanosintesis
/enurut luestone (%&&') dalam Titisari ("##1), timpanosintesis merupakan
pungsi pada membran timpani, dengan analgesia lokal supaya mendapatkan sekret
untuk tujuan pemeriksaan. Indikasi timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak
memuaskan, terdapat komplikasi supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang
sistem imun tubuh rendah. /enurut uchman ("##0), pipa timpanostomi dapat
menurun morbiditas /+ seperti otalgia, efusi telinga tengah, gangguan
pendengaran secara signifikan dibanding dengan plasebo dalam tiga penelitian
prospertif, randomized trial yang telah dijalankan.c. +denoidektomi
+denoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi
dan /+ rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi
tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan. ada anak kecil dengan
/+ rekuren yang tidak pernah didahului dengan insersi tuba, tidak dianjurkan
adenoidektomi, kecuali jika terjadi obstruksi jalan napas dan rinosinusitis rekuren
(erschner, "##4).
&. Penatalaksanaan !M-(
rinsip penatalaksanaan /S dapat dibagi atas penatalaksanaan medis danbedah.
enatalaksanaan medis adalah aural toilet, yaitu pembersihan telinga dari sekret,dan
terapi antimikroba topikal, yaitu pemberian tetes telinga antibiotik topikal (/ills,%&&4).
enatalaksanaan bedah dari /S adalah operasi mastoidektomi, yang terdiridari
mastoidektomi sederhana yang bertujuan untuk mengevakuasi penyakit yang
hanyaterbatas pada rongga mastoid, dan mastoidektomi radikal yang bertujuan untuk
mengeradikasi seluruh penyakit di mastoid dan telinga tengah, di mana rongga mastoid,
telinga tengah, dan liang telinga luar digabungkan menjadi satu ruangan sehingga
21
-
8/18/2019 sensorik 8C
22/39
drainase mudah. Entuk kasus-kasus yang akan dilakukan perbaikan fungsi pendengaran
dilakukan timpanoplasti ($ohnson, "##0).
2.17 ("m'l#kas# !MP $an !M-(
%. titis media kronik ditandai dengan ri!ayat keluarnya cairan secara kronik dari satu
atau dua telinga.
". $ika gendang telinga telah pecah lebih dari " minggu, risiko infeksi menjadi sangat
umum.
0. Emumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya
selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.
. titis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,
termasuk otak. ?amun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.
1. Salah satunya adalah mastoiditis pada % dari %### anak dengan /+ yang tidak
diobati.
'. titis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
permanen.
4. 3airan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran anak
serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
5. titis media dengan efusi didiagnosa jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama
0 bulan atau lebih (=iece :, "###).
BAB III
A-UHAN (EPERA/ATAN
3.1 Pengkaj#an
a. *ata biografi pasien
Identitas
?ama pasien, umur, suku atau bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. =i!ayat esehatan%. =i!ayat esehatan Sekarang
=i!ayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak,kapas lidi, peniti
untuk membersihkan telinga.
". =i!ayat esehatan *ahulu
=i!ayat infeksi saluran atas yang berulang,ri!ayat alergi,ri!ayat /+ berkurang,
ri!ayat penggunaan obat, ri!ayat operasi.
22
-
8/18/2019 sensorik 8C
23/39
0. =i!ayat esehatan eluarga
aji apakah di dalam keluarga klien ada yang mengalami sakit yang sama. +pakah
ada ri!ayat penyakit keturunan, apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit
telinga, sebab dimungkinkan /S berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang
dikaitkan sebagai faktor genetik.. =i!ayat sikososial
aji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial terhadap
lingkungan.
c. emeriksaan 9isik
%. eadaan umum
eadaan umum pada penderita / dan /S7 tampak lemah, dan merasa
kesakitan akibat nyeri yang dirasakan pada telinga. esadaran7 composmentis.
". Tanda > Tanda AitalTekanan *arah 7 G %"#
-
8/18/2019 sensorik 8C
24/39
b. +pakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi
c. aji konsistensi + dan + klien
d. +pakah klien merasakan nyeri saat + dan +ebanyakan klien tidak mengalami gangguan dalam pola eliminasi. 8angguan
biasanya pada ketergantungan klien pada bantuan keluarga untuk melakukan
eliminasi.
) ola +ktivitasada pola ini kita mengkaji7
a. agaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dira!at di rumah sakit
b. aji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri
c. aji tingkat ketergantungan klien 7# mandiri
% membutuhkan alat bantu
" membutuhkan penga!asan
0 membutuhkan bantuan dari orang lain ketergantungan
d. +pakah klien mengeluh mudah lelahiasanya klien akan mengalami *ispnea, suara nafas menurun
-
8/18/2019 sensorik 8C
25/39
8angguan konsep diri yang dialami klien akan terjadi bila klien sudah mengalami
gangguan atau kehilangan fungsi pendengarannya.5) ola eran
ada pola ini kita mengkaji7
a. agaimanakah peran klien di dalam keluarganya
b. +pakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klienc. agaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat sekitarnya
iasanya klien akan terganggu dalam berhubungan dengan pasangan serta akan
sulit berperan dengan baik dalam keluarga, khususnya.
&) ola =eproduksi dan Seksualitas
ada pola ini kita mengkaji7
a. agaimanakah status reproduksi klien b. +pakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika !anita)
lien tidak mengalami gangguan dalam reproduksi dan seksualitasnya
%#) ola oping dan Toleransi Stress
ada pola ini kita mengkaji7a. +pakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini
b. agaimanakah cara klien menghilangkan stress yang dialaminyac. +pakah klien mengkonsumsi obat penenang
iasanya klien akan mengalami cemas dengan penyakit yang dideritanya.
%%) ola ?ilai dan epercayaanada pola ini kita mengakaji7
a. aji agama dan kepercayaan yang dianut klien
b. +pakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klien
d. emeriksaan enunjang
%. Tes audiometri 7 *idapatkan hasil pendengaran menurun.". Mray 7 Terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma, kekaburan mastoid.
0. emeriksaan pendengaran.
. Tes suara bisikan, tes garputala.
3.2 D#agn"sa (e'era8atan
%. 8angguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
". erubahan persepsi < sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga atau
kerusakan di saraf pendengaran.
0. +nsietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,
hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.. ?yeri berhubungan dengan proses peradangan.
3.3 Inter)ens#
0.0.% 8angguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran
Tujuan 7 8angguan komunikasi berkurang < hilang.
*engan riteria hasil 7
25
-
8/18/2019 sensorik 8C
26/39
%. lien akan memakkia alat bantu dengar (jika sesuai)
". /enerima pesan melalui metoda pilihan (misal 7 komunikasi tulisan, bahas lambang,
bebicara dengan jelas pada telinga yang baik)
Intervensi kepera!atan 7
%. *apatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana pera!atan
metode yang digunakan oleh staf dan klien, (seperti7 tulisan, berbicara, bahasa isyarat).
=asional 7 *engan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka
metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan
klien.
". aji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
=asional 7 esan yang ingin disampaikan oleh pera!at kepada klien dapat diterima
dengan baik oleh klien.
0. 8unakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.
a. icara dengan jelas, menghadap individu.
b. Elangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
c. 8unakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
d. Aalidasi pemahaman individu .
=asional 7 /emungkinkan komunikasi dua arah anatara pera!at dengan klien dapat
berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan pera!at secara tepat.
0.0." erubahan persepsi < sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga atau
kerusakan di saraf pendengaran
Tujuan 7 ersepsi < sensoris baik.
riteria hasil 7
lien akan mengalami peningkatan persepsi < sensoris pendengaran sampai pada tingkat
fungsional.
Intervensi kepera!atan 7%. +jarkan klien untuk menggunakan dan mera!at alat pendengaran secara tepat.
=asional 7 eefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan <
ketulian, serta pera!atannya yang tepat.". Instruksikan klien untuk menggunakan teknik > teknik yang aman sehingga dapat
mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
26
-
8/18/2019 sensorik 8C
27/39
=asional 7 +pabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran
yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi, sehingga harus dilindungi.0. bservasi tanda > tanda a!al kehilangan pendengaran yang lanjut.
=asional 7 *iagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah >
masalah pendengaran rusak secara permanen.. Instruksikan klien untukmenghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan (baik
itu antibiotik sistemik maupun lokal).
=asional 7 enghentian terapi antibiotika sebelum !aktunya dapat menyebabkan
organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
0.0.0 +nsietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,
hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi
Tujuan 7 +nsietas berkurang < hilang.riteria hasil 7
%. lien mampu mengungkapkan ketakutan < kekuatirannya.". =espon klien tampak tersenyum.
Intervensi kepera!atan 7a. $ujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan
dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam
berkomunikasi.
=asional 7 /enunjukan kepada klien bah!a dia dapat berkomunikasi dengan
efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa
cemasnya.
b. erikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami
gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada
klien.
=asional 7:arapan > harapan yang tidak reaslistik tidak dapat mengurangi
kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap
pera!at.c. erikan informasi mengenai sumber > sumber dan alat > alat yang tesedia
yang dapat membantu klien.
=asional 7 /emungkinkan klien untukmemilih metode komunikasi yang
paling tepat untuk kehidupannyasehari > hari disesuaikan dengan tingkat
ketrampilannya sehinga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
27
-
8/18/2019 sensorik 8C
28/39
0.0. ?yeri berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan 7 ?yeri yang dirasakan klien berkurang rasa
riteria hasil 7 lien mengungkapkan bah!a nyeri berkurang, klien mampu melakukan
metode pengalihan suasana
Intervensi epera!atan7
%. +jarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi
saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas panjang
=asional 7 /etode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa
mengurangi nyeri yang diderita klien". ompres dingin di sekitar area telinga
=asional 7 ompres dingin bertujuan mengurangi nyeri karena rasa nyeri
teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga
0. +tur posisi klien
=asional 7 osisi yang sesuai akan membuat klien merasa nyaman
28
-
8/18/2019 sensorik 8C
29/39
BAB I9
APLI(A-I (A-U-
(asus
+n. N (%" tahun) dira!at dengan keluhan telinga bagian sebelah sinistra suka
mengeluarkan cairan sudah sebulan berlangsung. Sudah pernah berobat ke dokter tapi belum ada
perubahan. eluhan lain yang suka dirasakan serangan vertigo hebat yang kadang > kadang
muncul. *ari pemeriksaan dengan menggunakan thoscope ada perforasi di pars flaksida dekat
gendang telinga. *an saat dites dengan audiogram menunjukkan kesan tuli konduktif. :asil
=adiologi 7 mastoid tampak sklerotik, hal ini akibat erosi oleh koleasteatoma. *okter
mendiagnosa +n. N mengalami titis /edia urulenta (/), dan besok adan dipersiapkan
untuk dilakukan mastoidektomi. eluarga +n. N sangat cemas telinga anaknya akan di operasi.
Tanda-tanda vital saat ini T* 7 %%#
-
8/18/2019 sensorik 8C
30/39
". =i!ayat esehatan
a. eluhan Etama
lien datang ke rumah sakit hari Senin, "& februari "#%' dengan keluhan sudah %
bulan ini telinga kirinya mengeluarkan cairan, kadang > kadang timbul vertigo hebat
dan sudah ke dokter namun tidak ada perubahan. b. =i!ayat esehatan Sekarang
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pera!at = didapatkan hasil pemeriksaan dengan
menggunakan othorschop ada perforasi di pars flaksida dekat gendang telinga, saat di
test audiogram menunjukkan kesan tuli konduktif, hasil radiologi 7 mastoid tampak
sklerotik, akibat adanya koleasteatoma, hasil pemeriksaan TTA 7 T* 7 %%#
-
8/18/2019 sensorik 8C
31/39
?afsu makan klien menurun, karena klien merasa mual, muntah, dan susah
menelan. Sebelum masuk =S porsi makan pasien % piring nasi, tetapi setelah
masuk =S porsi makan klien hanya 0 > 1 sendok makan bubur. erat badan
sebelum sakit #kg, setelah sakit 0'kg.
0) ola 6liminasi+ dan + sebelum dan saat sakit tidak mengalami gangguan. Tidak
merasakan nyeri baik !aktu + dan +. + 7 "J sehari, pagi dan sore
dengan konsistensi lembek. + 7 0 > 1J sehari. lien tidak menggunakan alat
bantu tetapi saat terserang vertigo klien meminta bantuan keluarga untuk ke kamar
mandi.
) ola +ktivitas
+ktivitas klien saat di =S masih bisa beraktivitas seperti biasa, mengerjakan
sesuatu secara mandiri tanpa alat bantu, bantuan keluarga maupun tenaga medis.Tetapi bila klien tiba > tiba terserang vertigo maka klien meminta bantuan
keluarga sementara untuk beraktifitas.
1) ola Istirahat Tidur
lien terlihat sering terbangun saat istirahat karena nyeri yang ia rasakan pada
telinganya sehingga jam istirahat klien tidak terpenuhi.
') ola ognitif
esadaran klien 7 3omposmentis (sadar penuh)9ungsi indra pendengaran klien terganggu, telinga terasa berdenging dan nyeri.
Saat berkomunikasi dengan orang lain klien menggunakan suara sedikit keras,
atau dengan cara non verbal seperti menulis di kertas. Sehingga klien merasa tidak
nyaman dengan keadaannyaa sekarang.
4) ola ersepsi *irilien merasa kurang percaya diri karena kehilangan fungsi pendengarannya. Ia
juga merasa kurang percaya diri ketika telinganya mengeluarkan kotoran dengan
bau yang tidak sedap.5) ola eran
lien lebih sering terdiam, jarang berkomunikasi dengan orang > orang
sekitarnya.&) ola =eproduksi dan Seksualitas
lien tidak mengalami gangguan dalam reproduksi dan seksualitasnya.
%#) ola oping dan Toleransi Stresslien terlihat cemas dan gelisah setelah mengetahui penyakit yang dideritanya
dan dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi.
%%) ola ?ilai dan epercayaan
31
-
8/18/2019 sensorik 8C
32/39
Tidak ada perubahan dalam pola beribadah klien, klien tetap beribadah menurut
agama dan keyakinannya.
. *ata fokus
DATA -UBE(TI% DATA !BE(TI%a. lien mengeluh sudah % bulan ini
telinga kirinya mengeluarkan cairan.
b. lien mengeluh vertigo hebat kadang
> kadang muncul.c. lien mengatakan sudah berobat ke
dokter namun tidak ada perubahan.d. lien dan keluarga klien mengatakan
cemas akan tindakan oprasi.
e. emungkinan klien mengeluhtelinganya terasa penuh.
f. lien mengatakan pendengarannya
berkurang.
a. ada telinga klien terdapat cairan
yang purulent.
b. Tanda-tanda vital 7
T* 7 %%#
-
8/18/2019 sensorik 8C
33/39
cairan yang purulent :asil pemeriksaan othoscope
adanya perforasi di pars
flaksida dekat gendang telinga
:asil test audiogram tampak kesan tuli konduktif
D- ;
lien mengeluh sudah %
bulan ini telinga kirinya
mengeluarkan cairan lien mengeluh vertigo hebat
kadang-kadang muncul
D!; Tanda-tanda vital 7
T* 7 %%#
-
8/18/2019 sensorik 8C
34/39
terlihat cemas dan takut
+.2. D#agn"sa (e'era8atan
+. re perasi%. 8angguan persepsi sensori auditori b
-
8/18/2019 sensorik 8C
35/39
olaborasi 7
%. olaborasi pemberian analgetik
3 Setelah dilakukan tindakan
kepera!atan selama 0J" jam
diharapkan engetahuan pasien
tentang penatalaksanaan /+
meningkat dengan criteria hasil 7
%. asien menyatakan paham
dengan informasi yang
disampaikan pera!at
". asien mampu
mendemonstrasikan prosedur pencegahan dan pengobatan
dengan tepat.
/andiri 7
a. aji tingkat pengetahuan pasien
b. erikan informasi berkenaan dengan
kebutuhan pasien
c. Susun bersama hasil yang diharapkan
dalam bentuk kecil dan realistik untuk
memberikan gambaran pada pasien
tentang keberhasilan
d. eri upaya penguatan pada pasien
e. 8unakan bahasa yang mudah dipahamif. eri kesempatan pada pasien untuk
bertanya
g. *apatkan umpan balik selama diskusi
dengan pasien
h. ertahankan kontak mata selama diskusi
dengan pasien
i. erikan informasi langkah demi
langkah dan lakukan demonstrasi ulang
bila mengajarkan prosedur
j. eri pujian atau reinforcement positif
pada klien
+ Setelah dilakukan tindakan
kepera!atan selama " jam
diharapkan ecemasan pasien
berkurang < hilang dengancriteria hasil 7
%. asien dan keluarga tidak cemas
". eluarga mau menemani pasien
/andiri 7
%. aji tingkat kecemasan pasien dan
keluarga tentang prosedur tindakan
pembedahan". $elaskan pada pasien tentang apa yang
harus dilakukan sebelum dan sesudah
tindakan pembedahan
0. erikan reinforcement positif atas
kemampuan pasien
35
-
8/18/2019 sensorik 8C
36/39
. Bibatkan keluarga untuk memberikan
semangat pada pasien
. ost perasi
N!
D<
TUUAN DAN (RITERIA
HA-IL
INTER9EN-I
1 setelah dilakukan tindakan
kepera!atan selama 0O" jam
nyeri pasien teratasi dengan
kriteria hasil 7
%. ?yeri hilang". Skala nyeri #
/andiri 7
%. aji tingkat nyeri pasien
". aji faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
0. +jarkan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri
. +njarkan pada pasien untuk banyak
istirahat baring
1. eri posisi yang nyaman
olaborasi 7
%. olaborasi pemberian analgetik
2 Setelah dilakukan tindakan
kepera!atan selama 0 J " jam
diharapkan =esiko infeksi tidak
terjadi dengan kriteria hasil 7
%. Infeksi tidak terjadi
". Buka operasi dalam kondisi baik
%. /andiri 7
". aji kemungkinan terjadi infeksi <
tanda-tanda infeksi
0. bservasi pasien
. Bakukan pera!atan ganti balutan
dengan teknik steril setelah " jam dari
operasi
1. aji keadaan daerah poerasi
'. 8anti tampon setiap hari
4. asang pembalut tekan bila dilakukan
insisi mastoid
5. ersihkan daerah operasi setelah " > 0
minggu
36
-
8/18/2019 sensorik 8C
37/39
&. +njurkan pasien untuk kontrol
olaborasi 7
1. olaborasi pemberian antibiotik
BAB 9
PENUTUP
+.1 (es#m'ulan
37
-
8/18/2019 sensorik 8C
38/39
%. Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba 6ustachius dan
prosessus mastoideus (*hingra, "##4).". titis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel > sel mastoid.
0. titis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi)(/ediastore,"##&).*an bisa terjadi karna adanya bakteri.
. Emumnya otitis media dari nasofaring kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada
kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan
membran timpani.
1. 8ejala klinis / bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. ada anak yang
sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, di samping suhu
tubuh yang tinggi. iasanya terdapat ri!ayat batuk pilek sebelumnya.
'. / dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium, bergantung pada
perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu stadium oklusi tuba Eustachius, stadium
hiperemis atau stadium pre-supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium
resolusi (*jaafar, "##4).
4. omplikasi titis media kronik ditandai dengan ri!ayat keluarnya cairan secara kronik
dari satu atau dua telinga, jika gendang telinga telah pecah lebih dari " minggu, risiko
infeksi menjadi sangat umum.
+.2 -aran
Sebaiknya tidak mencoba pemindahan serumen telinga di rumah dengan cotton bud, jepit
rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya
memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar dan akan
mengalami penyumbatan pada bagian telinga dalam.Sabun dan air di atas sehelai !aslap
menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.
DA%TAR PU-TA(A
3arpenito, Bynda $uall. "##%. uku Saku *iagnosis epera!atan. 683. $akarta.
8eorge B, +dams. %&&4. 6IS 7 uku ajar enyakit T:T. 6disi '. 683. $akarta.
38
-
8/18/2019 sensorik 8C
39/39
edoman *iagnosis dan Terapi, Bab