Download - Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
1/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Konsep Dasar Asuransi Syariah
Pengertian Asuransi Syariah
Perbedaan antara Syariah & Konvensional
Bagan Alur Operasional
Macam-macam Aqad di Asuransi Syariah
Dasar Hukum & Fatwa Ulama
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
2/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Pengertian Asuransi Syariah
Pengertian Asuransi Syariah Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
No. 21/DSN-MUI/X/2001 :Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dantolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asetdan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resikotertentu melalui aqad(perikatan) yang sesuai dengan syariah
Pengertian Asuransi menurut UU No. 2 th 1992 pasal 1 :Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premiasuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukumkepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatuperistiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkanatas meninggal atau hidupnya seseorang yang diper-tanggungkan.
Kesimpulan:Pada Asuransi konvensional terjadi transfer risk antara tertanggung (nasabah) kepadapenanggung (perusahaan) sedangkan pada asuransi syariah terjadi sharing risk antarasesama peserta.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
3/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Pengertian Asuransi Syariah
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
4/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Perbedaan antara Syariah & Konvensional
Perbedaan lainnya yang nampak antara asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah:1. Aqad, pada asuransi syariah adalah tabarru (hibah) dalam lingkup ta’awun (tolong-menolong) sedangkan pada asuransi konvensional adalah tabaduli (jual beli)
2. Pengawas, adanya Dewan pengawas syariah di asuransi syariah utk mengawasi operasionalperusahaan, apakah berjalan sesuai dgn syariah, sedangkan di konvensional tdk ada.3. Kepemilikan dana premi, dana yang terkumpul dari nasabah (Premi) merupakan milikpeserta, perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya, sedangkanasuransi konvensional dana yang terkumpul dari nasabah (Premi) menjadi milik Perusahaan,perusahaan bebas untuk menentukan investasinya4. Investasi, Asuransi syariah pada instrumen syariah, sedangkan konvensional padainstrumen ribawi.5. Pembayaran klaim, Pembayaran klaim dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh peserta,
yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadimusibah, sedangkan asuransi konvensional dari rekening Dana Perusahaan.6. Keuntungan, Dibagi antara Perusahaan dengan Peserta (sesuai prinsip Bagihasil /Mudharabah), sedangkan asuransi konvensional seluruhnya menjadi milik perusahaan.
Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syariah dan konvensional adalah perbedaansecara konsep, yaitu di asuransi konvensional terjadi transfer risk antara tertanggung(nasabah) kepada penanggung (perusahaan) sedangkan pada asuransi syariah terjadi sharingrisk antara sesama peserta.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
5/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Dasar Hukum & Fatwa Ulama
Dasar Hukum asuransi Syariah yang terdapat dalam Al-Qur’an:“…..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangantolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….. Q.S Al Maidah ayat 2.
Dasar Hukum asuransi Syariah yang terdapat Al Hadist:“Perjanjian itu boleh bagi orang Islam kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halalatau yang menghalalkan yang haram, dan orang Islam itu wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka kemukakan kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Amir bin ‘Auf).
Dalil-dalil lainnya yang terdapat dalam Al-Qur’an & Al hadist.- Perintah Allah SWT mempersiapkan diri menghadapi masa depan (QS. 59:18, e.g.Menabung, Asuransi)- Larangan meninggalkan keturunan dalam keadaan lemah (Aqidah, Ilmu, Akhlaq,Ekonomi) QS. 4:9- Saling tolong menolong dan saling membantu ciri utama masyarakat muslim (QS. 5:2,
9:71, Al-Hadits)- “Hubungan antara sesama orang yang beriman, dalam suka dan dukanya, seperti satutubuh..…”
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
6/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Dasar Hukum & Fatwa Ulama
Fatwa-fatwa Ulama tentang Asuransi Modern• Dikalangan ulama ada 3 pendapat mengenai hukum asuransi modern, yaitu ada yangmembolehkannya, menganggap syubhat dan sebagian besar mengharamkannya, karenaterdapat unsur gharar, maisir dan riba.• Fatwa Dewan Yurisprudensi Islam Liga Dunia Muslim, Mekkah – Arab saudi, menganggapbahwa semua transaksi asuransi konvensional baik asuransi jiwa maupun kerugian adalahbertentangan dalam ajaran Islam(haram), tetapi dewan menyetujui adanya asuransi dengansistem kooperatif (Cooperative Insurance).
Unsur yang Mengharamkan Asuransi Konvensional1. Al-Gharar (Ketidakpastian /Ketidakjelasan)Secara terminologi Al-Gharar adalah suatu akad jual beli yang tidak jelas terhadap suatu yang dijual-belikan yang mengakibatkan beberapa penipuan, kekecewaan, dll. Ketidakpastianatau ketidakjelasan ini ada dua bentuk:- Bentuk akad yang melandasi penutupan polis- Sumber dana pembayaran klaim2. Al-Maisir (gambling/judi)Artinya adanya salah satu pihak yang untung namun di pihak lain justru mengalami
kerugian.3. Al-RibaRiba artinya tambahan nilai atau nilai tambah berlipat ganda, dimana pihak lain mengambilmanfaat yang menyebabkan pihak lain mengalami kerugian yang besar. Dalam asuransikonvensional, riba terjadi pada investasi dana premi yang berbasis bunga.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
7/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Macam-macam Aqad di Asuransi Syariah
Aqad (Perjanjian) di dalam Asuransi SyariahAqad di dalam Asuransi Syariah terbagi 2 (dua), yaitu:1. Aqad antara sesama peserta, menggunakan aqad tabarru’ (non commercial contract)2. Aqad antara peserta dan perusahaan, menggunakan aqad tabarru’ (non commercial
contract) dan atau Aqad tijarah (commercial contract).
Aqad tabarru’Dalam materi kajian fiqh muamalah ustd. Abdulrahman al Baghdadi disebutkan bahwatabarru merupakan aqad yang mencakup hibah, sedekah, wasiat, wakaf, i’arah, qard, kafalah
dan pembebasan hutang (DR. Muhammad Rawwas Qal’aji, Mausu’atu fiqih Ibrahim an-Nakh’i jld II hal 114; Mausu’atu fiqih ibnu Mas’ud hal 150). Dr. Wahbah Az-Zuhaili menyebutselain hal diatas yang masuk dalam kategori tabarru’ yaitu, ar-rahn(gadai) dan ash-shuluh(damai) antar pihak yang bertikai (al-fiqh al-islami wa adillatuhu, jld IV hal 181, 300).
Sehingga dapat kita simpulkan aqad yang digunakan antara sesama peserta adalah aqadtabarru’ bil hibah, bukan aqad tabarru’ saja, karena kalau menggunakan aqad tabarru’ dapatbias dengan maksud penggunaan aqad tersebut bisa ke wakaf, wasiat, qard, dlsb. Namununtuk memudahkan penyebutan aqad tabarru’ bil hibah akan disebut aqad tabarru’ saja atau
pool of tabarru fund.
Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariahdisebutkan bahwa akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuankebaikan dan tolong –menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
8/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Macam-macam Aqad di Asuransi Syariah
Aqad antara peserta dan perusahaan
Aqad antara peserta dan perusahaan, mengacu pada Fatwa DSN ada 3 (tiga), yaitu:1. Aqad Mudharabah (Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001)2. Aqad Wakalah bil ujrah (Fatwa DSN No. 52/DSN-MUI/III/2006)3. Aqad Mudharabah musytarakah (Fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006)
Aqad MudharabahMudharabah adalah aqad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama(malik, shahib al-mal) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuaikesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah disebutkan bahwa dalam aqad mudharabahperusahaan bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibulmaal. Aqad mudharabah biasa digunakan untuk pengelolaan investasi dana peserta olehperusahaan asuransi syariah.
Aqad Wakala bil ujrahDalam fatwa DSN No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad wakalah bil ujrah padaasuransi dan reasuransi syariah disebutkan bahwa wakalah bil ujrah adalah pemberiankuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta denganpemberian ujrah (fee)
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
9/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Macam-macam Aqad di Asuransi Syariah
Aqad Mudharabah Musytarakah
Dalam fatwa DSN No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad mudharabah musytarakahpada asuransi dan reasuransi syariah disebutkan bahwa Mudharabah musytarakah adalahaqad perpaduan dari aqad mudharabah dan aqad musyarakah, dimana pihak perusahaanselain bertindak sebagai mudharib (pengelola) juga bertindak sebagai musytarik (investor).
Dikarenakan sangat beragamnya aqad-aqad yang digunakan antara peserta dan perusahaandi setiap asuransi syariah, sehingga model pengelolaan dananya pun berbeda-beda. Untukpenyederhanaan dalam pembuatan standarisasi akuntansinya, maka dapat ditarik benang
merah dari berbagai aqad tersebut, yaitu dari semua aqad yang digunakan di asuransisyariah dalam hubungannya antara pool of tabarru fund dengan perusahaan (operator)dapat kita kelompokkan menjadi 4(empat) macam, yaitu sebagai berikut:1. Fixed fee di muka atas pengelolaan resikoAqad yang digunakan biasanya wakala bil ujroh, kafalah, ijarah, dan / atau aqad yang sesuai.2. Fixed fee di muka atas pengelolaan investasiAqad yang digunakan biasanya wadiah, wakala bil ujroh, ijarah, dan / atau aqad yang sesuai.
Untuk 2 (dua) metode diatas, dalam standarisasi akuntansi atau nama akun yang digunakan
akan disebut dengan akun ujroh dibayar untuk akun dana peserta sedangkan untuk akundana pengelola akan disebut dengan akun ujroh diterima.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
10/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Macam-macam Aqad di Asuransi Syariah
3. Nisbah Fee di akhir atas pengelolaan resikoYang digunakan biasanya wa’ad (janji) dan / atau aqad yang sesuai. Untuk metode diatas,dalam standarisasi akuntansi atau nama akun yang digunakan akan disebut dengan akunalokasi surplus dana peserta, baik untuk akun dana peserta maupun untuk akun danapengelola.4. Nisbah Fee di akhir atas pengelolaan investasiAqad yang digunakan biasanya mudharabah, musyarakah, mudhrabah musytarakah dan /atau aqad yang sesuai. Untuk metode diatas, dalam standarisasi akuntansi atau nama akun yang digunakan akan disebut dengan akun bagi hasil dana peserta, baik untuk akun danapeserta maupun untuk akun dana pengelola.
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
11/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
Bagan Alur Operasional Asuransi Syariah
Contribution ofparticiopants
Investment( Saving +Tabarru’fund )
Pool ofTabarru’
Fund
Commision
Opex
Ujroh Reas
Tabarru reas
Claim
Deposit
Sukuk
Property
Profit/LossInsuranceCompany
Agent/Broker
loss adjuster
ReinsuranceCompany
Surplus/Deficit
Surplus
Additional Contribution
Surplus
Deficit/QardTabarru’ bil hibah
Wakala bil ujrohMudaraba
Musyarakah MudarabaMurabaha
Ijarah
Musyarakah
-
8/18/2019 Sesi 2_Konsep Dasar Asuransi Syariah
12/12
Sharia Insurance Training Session – SEBI Consulting
TERIMA KASIH
*****