Download - sinkop
00000000000
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya. Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal terhadap stimulus.
Sistem aktivitas retikuler berfungsi mempertahankan kesadaran. Sistem ini terletak di bagian atas batang otak, terutama di mesensefalon dan hipothalamus. Lesi di otak, yang terletak di atas hipothalamus tidak akan menyebabkan penurunan kesadaran, kecuali bila lesinya luas dan bilateral. Lesi fokal di cerebrum, misalnya oleh tumor atau stroke, tidak akan menyebabkan coma, kecuali bila letaknya dalam dan mengganggu hipothalamus.
Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi, konversasi dan bila perlu memberikan rangsang nyeri.
Inspeksi, memperhatikan apakah pasien berespon secara wajar terhdapa stimulus visual, auditoar, dan taktil yang ada disekitarnya
Konversasi, memperhatikan apakah pasien memberi reaksi wajar terhadap suara konversasi, atau dapat dibangunkan dengan suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dnegan suara yang kuat
Nyeri.
Dalam menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu:
1. Kompos mentis
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness
3. Stupor / Sopor
4. Soporokoma / Semikoma
5. Koma
Sinkop
Terminologi sinkop berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata “syn” dan “koptein” yang berarti memutuskan. Secara medis, definisi dari sinkop adalah kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh serta kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Prognosis dari sinkop
sangat bervariasi bergantung dari diagnosis dan etiologinya. Individu yang mengalami sinkop termasuk sinkop yang tidak diketahui penyebabnya memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak pernah sinkop.
ANS (sistem saraf autonom) secara otomatis mengontrol banyak fungsi tubuh, seperti pernapasan, tekanan darah, denyut jantung, dan kandung kemih. Ada berbagai macam penyebab syncope salah satunya jika darah tidak bersirkulasi dengan seharusnya, atau sistem saraf otonom tidak bekerja sebagaimana mestinya. Penyebab sinkop dapat diklasifikasikan dalam enam kelompok yaitu vaskular, kardiak, neurologik-serebrovaskular, psikogenik, metabolik dan sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Kelompok vaskular merupakan penyebab sinkop terbanyak kemudian diikuti oleh kelompok kardiak.
Patofisiologi (Mekanisme terjadinya) sinkop terdiri dari tiga tipe:
penurunan output jantung sekunder pada penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan klinis volume darah yang signifikan;
penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan atau venous return
penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang mengarahkan pada penurunan perfusi serebral. Terlepas dari penyebabnya, semua kategori ini berbagi faktor umum, yaitu, gangguan oksigenasi otak yang memadai mengakibatkan perubahan sementara kesadaran.
Penyebab Vaskular (Kelainan Tonus Vascular atau Volume Darah)
Hipotensi Orthostatik
Definisi Hipotensi Orthostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20mmHg atau tekanna darah diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. Pada saat seseorang dalam posisi berdiri sejumlah darah 500-800 ml darah akan berpindah ke abdomen dan eksremitas bawah sehingga terjadi penurunan besar volume darah balik vena secara tiba-tiba ke jantung. Penurunan ini mencetuskan peningkatan refleks simpatis. Kondisi ini dapat asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, gangguan penglihatan, lemah, berbedebar-debar, hingga sinkop. Sinkop yang terjadi setelah makan terutama pada usia lanjut disebabkan oleh retribusi darah ke usus.
Penyebab lain hipotensi orthostatik adalah obat-obatan yang menyebabkan deplesi volume atau vasodilatasi. Obat-obat yang sering menyebabkan hipotensi orthostatik adalah:
• diuretika
• penghambat adrenergik alfa: terazosin
• Penghambat saraf adrenergik: guanetidin
• Penghambat ACE
• Antidepresan: MAO Inhibitor
• Alkohol
• Penghambat ganglion
• Vasodilator
• Obat-obatan hipotensif yang bekerja sentral: metildopa, clonidin
Sinkop Hipersensitivitas Sinus Carotid
Sinkop karena hipersensitivitas dari sinus karotid diinduksi oleh tekanan pada baroreseptor di sinus karotis. Umumnya terjadi pada tight collar atau membelokan kepala ke satu sisi. Hal ini umum terjadi pada pria dengan usia lebih dari 50 tahun. Aktivasi dari baroreseptor sinus karotis meningkatan impuls yang dibawa ke badan Hering menuju medulla oblongata. Impuls afferen ini mengaktivkan saraf simpatik efferen ke jantung dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sinus arrest atau Atrioventricular block, vasodilatasi.
Penyebab Sinkop Neurogenik
Terminologi ini merupakan bentuk dari seluruh sinkop yang berasal dari sinyal saraf SSP yang berefek pada vaskular, khususnya pada Nucleus Tractus Solitarius (NTS). Sejumlah stimulus, yang terbanyak bersala dari viseral, dapat menghilangkan respon yang berakibat pengurangan atau hilang tonus simpatis dan diikuti dengan peningkatan aktivitas vagal. NTS pada medula mengintegrasikan stimulus afferen dan sinyal baroreceptor dengan simpatis efferen yang mempertahankan tonus vaskular. Beberapa studi mengatakan terdapat gangguan pada pengaturan kontrol simpatis dan juga sinyal baroreceptor.
Sinkop Vasodepressor
Sinkop jenis ini adalah hal yang umum terjadi. Predisposisi secara familial belum dapat dibuktikan. Faktor yang mendukung terjadinya sinkop umumnya emosi yang berlebihan, luka fisik (khususnya viseral). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, vasodilatasi dari persarafan adrenergik dipostulasikan terhadap berkurangnya resistensi perifer dimana cardiac output gagal untuk mengkompensasi seperti yang terjadi pada hipotensi. Stimulasi vagal kemudian terjadi dan menyebabkan bradikardia yang
memicu kemungkinan untuk penurunan kembali tekanan darah. Efek Vagal lainnya adalah, prespiration, peningkatan aktivitas peristaltik, nausea, dan salivasi.
Sinkop Vasodepressor dapat terjadi pada
1. Seseorang dengan kondisi normal yang dipengaruhi oleh emosi yang tinggi
2. Pada seseornag yang merasakan nyeri hebat setelah luka, khususnya pada daerah abdomen dan genitalia
3. Selama latihan fisik yang keras pada orang-orang yang sensitif
Sinkop Neurokardigenik
Oberg dan Thoren telah mengobservasi bahwa ventrikel kiri dapat saja menjadi sumber persarafan yang memediasi terjadinya sinkop. Terjadi paradoxical bradikardia yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas serat autonom yang berasal dari ventrikel jantung. Sinkop sering terjadi pada situasi peningkatan aktivitas simpatik perifer dan venous pooling. Pada situasi ini, peningkatan kontraksi miokardial pada ventrikel kiri yang relatif kosong mengaktifkan mekanoreseptor dari miokardium dan saraf afferen vagus yang menghambat aktivitas simpatik dan meningkatkan aktivitas parasimpatik. Hasil dari vasodilatasi dan bradikardia menyebabkan sinkop. Walaupun reflex yang melibatkan mekanoreseptor miokardium umum diterima sebagai sebab dari sinkop neurokardiogenik, namun reflex lain juga diperkirakan terlibat. Sinkop neurocardiogenik sering terjadi sebagai stimulus dari rasa takut, emosi, atau nyeri yang tidak berasosiasi dengan venous pooling pada ekstremitas bawah.
Mekanisme yang mungkin melibatkan SSP dalam sinkop neurogenik masih belum dapat dijelaskan dnegan pasti, namun peningkatan tiba-tiba level serotonin dapat berefek pada menurunnya aktivitas simpatik. Endogen opioat dan adenosin juga dianggap terkait dalam patogenesis.
Neuralgia Glossofaringeal
Sinkop karena neuralgia glossofaringeal ditandai dengan nyeri pada orofaring, fossa tonsilar atau ligah. Biasanya terjadi pada pasien dekade ke-6. Pada sebagian kecil kasus nyeri hebat yang dirasakan berujung pada sinkop. Sebagai sekuens berawal dari nyeri, bradikardia, dan kemudian sinkop. Kehilangan kesadaran yang terjadi lebih sering diasosiasikan dengan kondisi asistol daripada vasodilatasi. Mekanismenya melibatkan aktivasi impuls afferen pada saraf glossofaringeal yang diterminasi pada NTS di medulla secara kolateral dan mengaktifkan nukleus dorsal motor dari nervus vagus. Sebagai tambahan dari bradikardia, terdapat pula hipotensi yang terjadi karena efek inhibisi aktivutas simpatik perifer, hal ini yang terkadang menjadi penyebab timbulnya asystole. Pengobatan media yang dapat diberikan adalah anticonvulsant dan baclofen.
Penyakit Cerebrovaskular
Kelainan pada cerebrovaskular jarang menjadi penyebab tunggal dalam terjadinya sinkop. Namun, kelainan pada cerebrovascular ini menyebabkan penurunan ambang untuk terjadinya syncope. Arteri Vertebrobasilar, yang mensuplai struktur batang otak dan bertanggungjawab untuk mempertahankan kesadaran, umumnya terlibat dalam penyebab terjadinya sinkop karena kelainan cerebrovaskular. Kebanyakan pasien yang mengalami kepala ringan, atau sinkop karena kelainan serebrovascular juga memilki gejala lain dari iskemia neurologis, seperti tangan dan kaki menjadi lemah, diplopia, ataxia, disarthria, atau gangguan sensorik. Arteri bassiler jarang menyebabkan sinkop pada ornag dewasa.
Penyebab Neurologik
Penyebab neurologik dari sinkop termasuk migrain, kejang, malformasi Arnold-Chiari dan TIA (transient Ischemic Attack) yang ternyata cukup mengejutkan karena merupakan 10% sebagai penyebab sinkop secara keseluruhan. Kebanyakan individu yang mengalami sinkop akibat kelainan neurologik seringkali mengalami kejang daripada hanya episode sinkop saja. Kelainan neurologi yang terjadi sering kali mirip dengan sinkop yaitu terdapatnya gangguan atau hilangnya kesadaran seseorang. Keadaan ini termasuk iskemi serebral sementara, migrain, epilepsi lobul temporal, kejang atonik dan serangan kejang umum.
Sinkop Perdarahan Cerebral
Sinkop karena perdarahan cerebral. Terjadinya perdarahan subarachnoid dapat menjadi sinyal terjadinya sinkop, yang sering diikuti dengan transient apnea. Oleh karena terjadi perdarahan arteri, terdapat peristiwa penghentian dari sirkulasi cerebral karena tekanan intrakranial dan tekanan darah saling mendekati satu sama lain. Permasalahan yang sering terkait adalah seorang pasien yang terjatuh tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, tersadar dengan sakit kepala, sering ditemukan memiliki hematom bifrontal dan perdarahan subarachnoid pada pemeriksaan CT.
Sinkop Kardiak
Kehilangan kesadaran karena jantung atau pembuluh kondisi darah yang mengganggu aliran darah ke otak. Kondisi ini mungkin mencakup irama jantung abnormal (aritmia), obstruksi aliran darah di jantung atau pembuluh darah, penyakit katup, stenosis aorta, bekuan darah, atau gagal jantung.
Penyebab Sinkop Metabolik
Penyebab metabolik pada sinkop sangat jarang, hanya berkisar 5% dari seluruh episode sinkop. Gangguan metabolik yang seringkali menjadi penyebab sinkop tersebut adalah hipoglikemi, hipoksia dan
hiperventilasi. Sinkop akibat hipoglikemi adalah hilangnya kesadaran yang berhubungan dengan kadar gula darah dibawah 40mg/dL dan disertai gelaja tremor, bingung, hipersalivasi, keadaan hiperadrenergik dan rasa lapar. Hipoadrenalism yang dapat menyebabkan terjadinya hipotensi postural akibat sekresi kortisol yang tidak adekuat, merupakan penyebab penting episode sinkop yang dapat diobati.
Sinkop Situasional
Berbagai aktivitas termasuk batuk, mikturisi, dan defekasi dapat menyebabkan sinkop. Hal ini setidaknya disebabkan oleh kontol abnormal dari saraf autonom dan mungkin melibatkan respon cardioinhibitory dan respon vasodepressor. Batuk, mikturisi, defekasi yang berassosiasi dengan manuver dapat menyebabkan hipotensi dan sinkop dengan cara menurunkan venous return. Peningkatan tekanan intrakranial sekunder hingga peningkatan tekanan intratorakal dapat menyebabkan penurunan aliran darah cerebral. Sinkop karena batuk biasanya terjadi pada pria yang memiliki kronik bronchitis atau penyakit paru obstruktif. Sinkop karena mikturisi lebih banyak terjadi pada usia pertengahan dan orang yang lebih tua usianya, khususnya untuk mereka yang memiliki hipertrofi prostat dan obstruksi saluran kemih, biasnaya terjadi pada malam hari setelah melakukan pengosongan. Sinkop defekasi dapat terjadi secara sekunder akibat valsava manuver pada orang tua dengan konstipasi. Alogaritma Diagnostik Sinkop
DAFTAR PUSTAKA
1. Padmosantjojo. Keperawatan Bedah Saraf. Jakarta: Bagian Bedah Saraf FKUI. 2000
2. Lumbantobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: FKUI. 2008. h.7
3. Rasjidi K, Nasution SA. Sinkop. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009. h. 210-212
4. Brown HB, Ropper AH. Adams & Victor’s Principles of Neurology. Edisi ke-8. Mc-Graw Hill. 2006. p.321-328
5. Morag R. Syncope. Oktober 2010. http://emedicine.medscape.com/article/811669-overview Diunduh pada 2 Desember 2010. 6. Darrof RB. Carlson MD. Dizziness, Syncope, And Vertigo. In Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. McGraw-Hill. 2006. p.115-119
PENDAHULUAN
Blood Brain Barrier (BBB=Sawar Darah Otak) adalah struktur membran yang secara primer berfungsi untuk
melindungi otak dari bahan-bahan kimia dalam darah, dimana fungsi metabolik masih dapat dilakukan. Sawar darah
otak ini terdiri dari sel-sel endotelial, yang tersusun sangat rapat di kapiler otak. Kepadatan yang tinggi lebih banyak
membatasi lewatnya substansi-substansi dari aliran darah dibandingkan sel-sel endotelial kapiler tubuh lainnya.
Proyeksi sel-sel astrosit (juga disebut “glia limitans”) mengelilingi sel endotelial BBB, menyediakan dukungan
biokimia untuk sel tersebut. BBB berbeda dengan blood-cerebrospinal fluid barrier yang menyerupainya, suatu sel-
sel koroid pada pleksus koroideus, dan dari blood-retinal barrier, yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari BBB.(1)
RIWAYAT
Keberadaan barrier tersebut pertama kali oleh Paul Ehrlich pada akhir abad ke-19. Erhlich adalah seorang
bakteriologis yang sedang mempelajari pewarnaan, yang digunakan pada beberapa penelitian untuk membuat
struktur yang kecil dapat terlihat. Ketika disuntikkan, beberapa zat warna akan mewarnai seluruh organ hewan
kecuali otak. Saat itu, Ehrlich menyatakan hal ini yaitu otak tidak menyerap cukup zat warna.
Selanjutnya, pada percobaan berikutnya tahun 1913, Edwin Goldmann (salah satu murid Ehrlich)
menyuntikkan zat warna ke cairan spinal otak secara langsung. Ia menemukan bahwa pada kasus ini otak menjadi
berwarna, tetapi tidak pada bagian tubuh. Ini dengan jelas mendemonstrasikan adanya barrier di antara keduanya.
Saat itu, dinyatakan bahwa pembuluh darah itu sendiri berfungsi sebagai barrier, karena membran sebelumnya tidak
dapat ditemukan. Konsep mengenai Blood Brain Barrier (istilahnya hematoencephalic barrier) diajukan oleh Lisa
Stern tahun 1921. Ini tidak disetujui hingga ditemukannya mikroskop elektron pada riset medis thun 1960an dimana
membran tersebut dapat dilihat.
Dipercaya bahwa astrosit dibanding sel-sel epitel adalah dasar dari BBB proses kepadatan astrosit yang
mengelilingi sel-sel epitelial BBB.(1)
FISIOLOGI
Diseluruh tubuh selain otak, dinding-dinding kapiler (pembuluh darah terkecil) dibuat dari sel-sel endotel yang
fenestrata, berarti mereka memiliki celah kecil yang disebut fenestrasi. Bahan kimia yang larut dapat melewati celah
ini, dari darah ke jaringan atau dari jaringan ke darah. Selanjutnya di otak, sel-sel endotel ini tersusun lebih rapat
disebut dengan tight junction. Ini membuat BBB menghambat gerakan seluruh molekul kecuali yang mampu
melewati membran sel dengan kalarutan dalam lemak (mis : oksigen, karbondioksida, etanol, dan hormon-hormon
steroid) dan yang dapat melewati sistem transpor spesifik (mis : gula dan asam amino). Substansi dengan berat
molekul lebih dari 500 dalton (500 u) biasanya tidak dapat melewati BBB, dimana molekul yang lebih kecil dapat
melewatinya. Sebagai tambahan, sel-sel endotel memetabolisme molekul-molekul tertentu untuk mencegah mereka
masuk ke SSP. Contohnya : L-DOPA, prekursor dopamin, dapat menembus BBB, dimana dopamin sendiri tidak
dapat menembusnya. (hasilnya, L-DOPA diberikan untuk defisiensi dopamin (mis : penyakit parkinson) dibandingkan
dopamin).
Dalam kimia, berat dihitung tidak dalam kg tetapi dalam Dalton. Faktanya, terungkap bahwa hanya molekul
yang berat molekulnya kurang dari 500 dalton yang dapat menembus BBB. Sekaran berat molekul 500 dalton tidak
sangat besar. Air memiliki berat molekul 18 dalton, insulin juga tidak begitu besar. Virus-virus (dengan berat molekul
dalam hitungan juta) jauh lebih besar daripada ini, dan bakteri sangat jauh lebih besar lagi. Jadi jarang untuk bahan
kimia, virus, dan bakteri untuk dapat menembus BBB dan masuk ke otak.(2)
Sebagai tambahan dari tight junction yang berfungsi mencegah transpor anatara sel-sel endotel, ada 2
mekanisme untuk mencegah difusi pasif melalui membran sel. Sel-sel glia yang mengelilingi kapiler otak
menyediakan rintangan kedua untuk molekul-molekul yang hidrofilik, dan konsentrasi yang rendah dari protein
interstitial di otak mencegah akses molekul hidrofilik.
BBB melindungi otak dari aliran bahan-bahan kimia dalam darah. Banyak fungsi tubuh dikendalikan oleh
hormon dalam dalam darah, dan ketika sekresi hormon-hormon tersebut dikendalikan oleh otak, hormon-hormon ini
umumnya tidak memasuki otak dari darah. Ini akan mencegah otak untuk langsung memonitor tingkat hormon.
Dalam tujuan untuk mengendalikan sekresi hormon secara efektif, ada tempat khusus dimana neuron dapat
“mencontohkan” komposisi sirkulasi darah. Di tempat ini, BBB lemah; tempat ini termasuk tiga “organ
sirkumventrikular”, yaitu organ subfornikal, area postrema, dan organum vasculosum dari lamina terminalis (OVLT).
BBB berfungsi sangat efektif untuk melindungi otak dari infeksi. Karena ini, infeksi pada otak sangat jarang.
Antibodi terlalu besar untuk menembus BBB, infeksi otak sering sangat serius dan sulit diobati.(1)
FUNGSI BBB
Blood Brain Barrier mempunyai beberapa fungsi penting :
1. Melindungi otak dari “substansi asing” dari darah yang dapat melukai otak.
2. Melindungi otak dari hormon-hormon dan neurotransmitter di seluruh tubuh.
3. Mempertahankan lingkungan yang konstan pada otak.(3)
ANATOMI BBB
BBB adalah semi permeabel, yang membolehkan beberapa material untuk menembusnya, tetapi
menghalangi material lainnya. Jaringan endotelial memiliki ruangan kecil di antara tiap sel individu sehingga
substansi dapat lewat di antara bagian luar dan dalam pembuluh darah. Meskipun, pada otak, sel-sel endotel saling
berhubungan dan substansi-substansi tidak dapat melewati aliran darah. (beberapa molekul, seperti glukosa,
ditranspor oleh darah dengan cara khusus).
Sel-sel glia (astrosit) membentuk lapisan disekitar pembuluh darah otak dan dapat penting dalam
perkembangan BBB. Astrosit juga dapat bertanggung jawab dalam transpor ion dari otak ke darah.(3)
BARRIER PELINDUNG
BBB disusun oleh sel-sel yang mengikuti pembuluh darah kecil (kapiler) otak, disebut sel endotelial. Sel-sel
ini membentuk hubungan yang rapat satu sama lain yang tidak dihadirkan secara umum dalam banyak organ dan
menghentikan pertukaran substansi yang bebas terjadi antara otak dan darah. Barrier ini melindungi otak
menciptakan lingkungan yang unik.
Otak memerlukan transport khusus untuk nutrisi yang dibutuhkannya, seperti glukosa, untuk menembus
barrier dari darah ke otak.
Adanya BBB menyebabkan banyak obat yang ditujukan untuk penyakit syaraf pusat sulit mencapai otak
dalam jumlah yang penting untuk dapat efektif. Hal ini terjadi pada kondisi-kondisi seperti tumor-tumor otak, penyakit
parkinson, penyakit alzheimer, epilepsi, malaria, HIV, meningitis dan tentu saja penyakit penyimpanan lisosomal
neuropatik.(4)
KERUSAKAN BBB
Bukti masih berkembang bahwa BBB sendiri dapat rusak dalam beberapa penyakit penyimpanan lisosom
yang berperan pada gejala-gejala neurologis, masalah secara langsung disebabkan oleh terkumpulnya produk-
produk yang tersimpan dalam sel-sel otak. Karena adanya BBB, terapi penggantian enzim sekarang digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit penyimpanan lisosom yang tidak dapat mencapai sel otak.
Seiring dengan meningkatnya angka bertahan hidup sebagai akibat pengobatan sekarang ini, insidensi
beberapa masalah neuronopatik dapat menjadi bukti lebih. Perkembangan strategi yang efektif secara jelas
mengarahkan agar terapi dan enzim melewati BBB dengan tujuan untuk mencapat dan mengobati otak adalah
penting.(4)
BBB dapat dirusak oleh :
1. Hipertensi (tekanan darah tinggi) : tekanan darah tinggi membuka BBB.
2. Perkembangan : BBB tidak terbentuk utuh saat kelahiran.
3. HIperosmolitas: Konsentrasi yang tinggi dari substansi di darah dapat membukan BBB.
4. Gelombang mikro : Pemaparan terhadap gelombang mikro dapat membuka BBB.
5. Radasi : Pemaparan terhadap radiasi dapat membuka BBB.
6. Infeksi : Pemaparan pada bahan-bahan infeksius dapat membuka BBB.
7. Trauma, iskemia, inflamasi, tekanan : Luka pada otak dapat membuka BBB.(3)
ORGAN SIRKUMVENTRIKULAR
Ada beberapa area di otak dimana BBB lemah. Hal ini menyebabkan substansi dapat menembus otak
dengan bebas. Area ini disebut “organ sirkumventrikular”. Melalui organ sirkumventrikular ini otak dapat memantau
bentuk darah. Organ sirkumventrikular ini termasuk :
1. Badan Pineal : Mensekresikan melatonin dan peptida neuroaktif. Berhubungan dengan irama sirkadian.
2. Neurohipofise (pituitari posterior) : Melepaskan neurohormon seperti oksitosin dan vasopresin ke dalam
darah.
3. Area Postrema : “Pusat muntah” : Ketika bahan beracun memasuki aliran darah, dan menuju ke area
postrema.
4. Organ Subfornikal : Penting untuk regulasi cairan tubuh.
5. Organ vaskular dari Lamina terminalis : Area kemosensoris yang mendeteksi peptida dan molekul lain.
6. Median eminence : Regulasi pituitari anterior melalui pelepasan neurohormon.(3)
PERUBAHAN PADA BBB
1. Gangguan Metabolik
Terjadi kompetisi tempat pembawa oleh asam amino yang ditranspor. Ketika konsentrasi plasma untuk kompetisi
asam amino meningkat, gerakan untuk menyebrang meningkat. Kompetisi ini terutama berkembang pada kegagalan
hati. Selama puasa, transpor lactat. 3 hidroksihidrat dan asetoasetat meningkat.
2. Epilepsi
Peningkatan tekanan darah yang akut, dan aliran darah yang mengikuti kejang berhubungan dengan meningkatnya
jumlah dan volume piknosis vesikel di kapiler otak dengan mengubah susunan hubungan sel yang rapat yang
meningkatkan gerakan substansi yang secara normal tidak masuk ke BBB.
3. Penyakit Serebrovaskuler.
Sebagai aturan umumnya, ada kehancuran BBB dengan kelebihan serum protein dan berkembangnya odek otak
vasogenik. Kelonggaran dan kelemahan hubungan yang rapat dan perkembangan piknosis vesikel selama hipertensi
akut diperkirakan sebagai penyebabnya. Pada iskemia, pembukaan yang pertama terjadi segera setelah resirkulasi
dan akibat vasodilatasi yang berhubungan dengan hiperemia reaktif. Yang kedua adalah penundaan dan
berhubungan dengan perubahan patologis di jaringan otak.
4. Tumor Otak
Pada tumor otak primer, kapiler-kapiler abnormal ditemukan pada banyak tumor ganas dan memiliki fenestrasi
selular, h
ubungan yang lebar, piknosis vesikel dan terlipatnya permukaan lamina.Metastase tumor memiliki properti kapiler
yang sama dengan jaringan derivatif. Perubahan ini pada dasarnya dari uptake isotop dan media kontras yang lebih
tinggi. Efek samping odem otak vasogenik yang sering mengiringi, pada metabolisme dan fungsi otak akibat
perubahan primer lingkungan neuronal, kolapsnya pembuluh darah mikro oleh edema cairan, hipoksia jaringan dan
efek selular dari serum protein yang berlebihan. Radioterapi juga dapat mengubah BBB, perubahan dapat terlihat
beberapa tahun setelah ekspos.
5. Infeksi SSP
Ada kehancuran BBB yang selektif sama dengan yang terjadi pada tumor otak. Leukosit melewati BBB dan ada
perubahan susunan dalam transpor glukosa. Ketika pengobatan efektif, antibiotik sangat sulit untuk memasuki BBB
karena BBB kembali normal.(5)