MAKALAH
SISTEM INFORMASI PERTANAHAN
DI KANTA ATR/BPN
KABUPATEN BANGKALAN
SISTEM INFORMASI PERTANAHAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA - ITS
REGITA FARIDATUNISA W 03311540000001
FIAMANATI SULAIHA 03311540000026
MUHAMMAD FIRDAUS 03311540000037
SISTEM INFORMASI PERTANAHAN DI KANTA ATR/BPN
KABUPATEN BANGKALAN
Latar Belakang
Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementrian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala.
(Sesuai dengan Perpres No. 63 Tahun 2013). Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terdapat empat prinsip pertanahan nasional yang di terapkan sejak tahun 2005, bahwa
pertanahan nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar empat prinsip pengelolaan yaitu
pengelolaan pertanahan harus mampu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, keadilan
penguasaan dan kepemilikan tanah, keberlanjutan sistem kemasyarakatan dan kebangsaan
indonesia dan mampu berkontribusi pada harmoni sosial. Dalam rangka mewujudkan tanah
untuk keadilan dan kesejahteraan politik, arah dan kebijakan pertanahan didasarkan pada
empat prinsip:
a. pertanahan harus berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan melahirkan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat
b. pertanahan harus berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan tatanan kehidupan
bersama yang lebih berkeadilan dalam kaitannya dengan pemanfaatan, penggunaan,
penguasaan, dan pemilikan tanah,
c. pertanahan harus berkontribusi secara nyata dalam menjamin keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses
seluas-luasnya pada generasi akan datang pada sumber-sumber ekonomi
masyarakat—tanah,
d. pertanahan harus berkontribusi secara nyata dalam menciptakan tatanan kehidupan
bersama secara harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa dan konflik pertanahan
di seluruh tanah air dan menata sistem pengelolaan yang tidak lagi melahirkan konfik
dan sengketa pertanahan di kemudian hari
Keempat prinsip pengelolaan pertanahan tersebut di atas, diturunkan dari Pancasila,
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, Tap MPR Nomor IX/MPR/2001, Pasal 1 sampai dengan Pasal
15 UU Pokok Agraria, dan peraturan perundang-undangan lain yang langsung mengatur
pertanahan. Strategi diperlukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, dengan misi yang
terbagi dalam agenda, program utama dan program penunjang. Strategi pencapaian juga
memperhatikan kondisi obyektif internal BPN RI, kondisi obyektif ekternal pertanahan di
Indonesia, maupun kondisi lingkungan kemasyarakatan yang menjadi subyek kebijakan,
termasuk perhatian pada konservasi dan preservasi lingkungan sumberdaya agraria. Salah
satu dari strategi BPN untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas di bidang pertanahan
yaitu Membangun basis data penguasaan pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah
secara nasional. Hal ini berfungsi sebagai salah satu usaha dalam Pengelolaan pertanahan dan
Reforma Agraria akan lebih dapat dijalankan secara baik, dan akuntabel dengan menyusun
dan menyiapkan data dan informasi penguasaan dan pemilikan tanah. Penyiapan data
dilakukan masif, sistimatis yang dilakukan oleh aparat BPN RI diseluruh Indonesia, dan
tenaga ahli lain non BPN RI.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mahasiswa melakukan kegiatan kunjungan BPN di Bangkalan Jawa Timur untuk
mendapatkan data dan belajar mengenai komponen yang ada di BPN.
2. Mahasiswa memahami aspek-aspek dalam pekerjaan di BPN terutama dalam
penyusunan basis data informasi pertanahan di Indonesia
3. Mahasiswa menyusun laporan kegiatan yang telah dilakukan
Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan kunjungan BPN di Bangkalan Jawa Timur
untuk mendapatkan data dan belajar mengenai komponen yang ada di BPN.
2. Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek dalam pekerjaan di BPN terutama dalam
penyusunan basis data informasi pertanahan di Indonesia
3. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan yang telah dilakukan
PELAYANAN PERTANAHAN DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN BANGKALAN
Pelayanan
Menurut Moenir (2003:16), pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktifitas orang lain secara langsung.
Ada bebrapa jenis pelayanan terkait urusan pertanahan di BPN yaitu sebagai berikut:
1. Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali
2. Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
3. Pelayanan Pencatatan Dan Informasi Pertanahan
4. Pelayanan Pengukuran BidangTanah
5. Pelayanan Pengaturan Dan Penataan Pertanahan
6. Pengelolaan Pengaduan
Prosedur Pelayanan Administrasi Dalam Pembuatan Sertipikat Tanah dan
Sistem Informasi Pertanahan Pada Kantor ATR/BPN Kabupaten Bangkalan,
Madura
Pada tugas mata kuliah Sistem Informasi Pertahanan kami melakukan wawancara
dengan pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Bangkalan. Pihak lain yang juga diwawancarai
yaitu pihak ketiga yang sedang melaksanakan proyek dari Kantor ATR/ BPN Bangkalan
yaitu untuk pekerjaan PTSL ( Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). Secara garis besar
pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan fokus pada, mekanisme kerja, dan Sistem
Informasi Pertanahan di Kantar ATR/BPN Bangkalan
1. Prosedur Pendaftaran Hak Milik Tanah
Tugas Kantor ATR/BPN Bangkalan adalah melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan yang salah satunya adalah menjalankan prosedur pendaftaran hak milik
atas tanah. Prosedur merupakan serangkaian aksi yang spesifik dan tindakan yang harus
dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama
dari keadaan yang sama. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas,
tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan, dan proses-
proses yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat(Pasolong, 2007).
Agar penyelesaian proses pedaftaran hak milik atas tanah tersebut dapat sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka diperlukan kejelasan dan kepastian mengenai setiap
tahapan prosedur. Dalam serangkaian proses tersebut akan memuat tahapan-tahapan dan
cara-cara yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh seorang pemohon yang mengajukan
permohonan kepada petugas atau pejabat berwenang dan dilanjutkan dengan penanganan,
yaitu tahapan yang harus dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti atau menangani suatu
permohonan yang diajukan. Permohonan ini harus diproses sesuai dengan tata cara kerja
dan ketentuan yang berlaku. Penanganan ini lalu dilanjutkan dengan penyampaian hasil
yang telah selesai ditangani. Pada tahap ini, permohonan yang telah ditangani oleh petugas
atau pejabat yang berwenang akan disampaikan hasilnya kepada pemohon yang
bersangkutan. Pemohon dapat menerima hasil tersebut dengan memenuhi ketentuan tertentu
yang berlaku dan terkit dengan permohonan yang diajukan.
Gambar 1. Proses Pemberian Hak Milik
2. Mekanisme Pelayanan Pembuatan Sertipikat
Pada mekanisme pelayanan pembuatan sertipikat ini semua sudah jelas tertera
dalam SPOPP PERKABAN Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan
Pertanahan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Untuk pelaksanaan
mekanisme pelayanan pembuatan sertipikat di Kantor ATR/BPN Bangkalan untuk
mewujudkan adanya kepastian hukum, keterbukaan, dan akuntabilitas pelayanan.
Pihak Kantor ATR/BPN Bangkalan sendiri menyatakan bahwa mekanisme
pembuatan sertipikat tanah ini tidak hanya berdasarkan SPOPP saja melainkan juga
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang
di dalam sudah memuat prosedur pembuatan sertipikat tanah.
3. Pengecekan data atas tanah yang akan dibuat legalitas
Dalam pengecekan data atas tanah yang akan dibuat legalitas semua telah termuat
didalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang
dilakukan proses awalnya yaitu pemohon mengajukan permohonan sampai dengan
melengkapi data fisik dan data yuridis.
- Pengajuan Permohonan
Prosedur awal dalam pendaftaran hak milik atas tanah yaitu mengajukan
permohonan dan melengkapi berkas berupa (BPN, 2010):
1. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau
kuasanya di atas materai cukup
2. Surat kuasa apabila dikuasakan
3. Fotokopi identitas
4. Alas hak
5. Fotokopi SPPT PBB
Berdasarkan hasil wawancara tentang pengajuan permohonan yaitu dengan pengisian
formulir blangko, pernyataan tersebut berisi: identitas diri, luas, letak, dan penggunaan tanah
yang di mohon:pernyataaan tanah tidak sengketa serta pernyataan tanah dikuasai secara
fisik.
Terdapat tiga persyaratan umum untuk mengajukan permohonan hak milik atas
tanah yaitu; tanah yang dimohon tidak memiliki sengketa, tanah tersebut tidak akan menjadi
tumpang tindih atau memiliki sertipikat ganda, dan harus sesuai dengan tata ruang wilayah
Kabupaten Bangkalan. Terdapat hal yang perlu menjadi catatan bagi pemohon dalam
mendaftarkan tanahnya yang berkaitan dalam kelengkapan berkas. Perlu diperhatikan bahwa
seluruh dokumen yang berupa fotokopi harus dilegalisir dengan menunjukkan surat-surat
asli pada petugas loket Kantor ATR/BPN Bangkalan.
Berdasarkan hasil penelitian dan refrensi yang dapatkan dapat simpulkan bahwa pengajuan
permohonan yaitu pengisian formulir blangko yang telah disediakan oleh kantor pertanahan
dan pemeriksaan dokumen yang sudah sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
- Bidang Fisik
Kegiatan di bidang fisik bertujuan untuk memperoleh data mengenai letaknya dan
batas-batas luasnya, bangunan-bangunan, dan/atau tanaman-tanaman penting yang ada di
atasnya. Setelah dipastikan letak tanah yang akan dikumpulkan data fisiknya maka kegiatan
dimulai dengan penetapan batas- batasnya serta pemberian tanda-tanda batas di setiap
sudutnya. Kemudian diikuti dengan kegiatan pengukuran dan pembuatan petanya. Penetapan
batas dilakukan Panitia Pendaftaran Tanah (PPT), berdasarkan penunjukan oleh pemegang
hak atas tanah yang bersangkutan, yang disetujui oleh para pemegang hak atas tanah yang
berbatasan. Kegiatan teknis kadasteral ini menghasilkan peta pendaftaran yang melukiskan
semua tanah yang ada di wilayah pendaftaran yang sudah diukur. Untuk tiap bidang tanah
yang haknya didaftar dibuatkan surat ukur (Moenir, 2006 : 56). Tarif pelayanan pengukuran
dan pemetaan batas bidang tanah dalam rangka penetapan batas diatur dalam pasal 4 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010. Tarif ini dibagi menjadi tiga kelompok sesuai
dengan luas tanah dan biaya keseluruhan sudah dibayar diawal permohonan (BPN, 2013).
Prosedur selanjutnya yaitu pengukuran dan pemeriksaan tanah yang harus dihadiri oleh
pemohon. Dalam proses pengukuran tanah, dicatat keterangan mengenai informasi
pemohon, letak tanah, dan batas-batas tanah. Informasi tersebut selanjutnya dicatat dalam
berita acara pengukuran. Proses ini disebut dengan prosedur pendaftaran hak milik atas
tanah pada prosedur bidang fisik. Proses pemeriksaan tanah, disebut dengan bidang yuridis,
diperiksa hak-hak yang melekat pada tanah tersebut. Selain itu, diperiksa riwayat jual beli
atau hibah tanah tersebut, pewarisan tanah, riwayat pembebasan tanah untuk kepentingan
umum, riwayat sengketa, dan penyitaan. Hal-hal ini juga dicantumkan dalam berita acara
yang melengkapi prosedur pemeriksaan tanah
Berdasarkan Teori dan hasil penelitian dapat di simpulkan mengenai prosedur bidang
fisik meliputi pemeriksaan tanah, pengukuran tanah dan mendatangkan pihak terkait yang
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan.
- Bidang Yuridis
Sesuai dengan ketetapan dalam Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dalam prosedur pendaftaran hak milik atas tanah
terdapat tahapan bidang yuridis. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data
yuridis serta pembukuan hak. Mengenai kepemilikan tanah ada tiga kemungkinan alat
pembuktian yaitu:
1. Bukti tertulisnya lengkap tidak memerlukan tambahan alat bukti lain.
2. Bukti tertulis sebagian tidak ada lagi diperkuat dengan keterangan saksi dan atau
pernyataan yang bersangkutan
3. Bukti tertulisanya semuanya tidak ada lagi diganti keterangan saksi dan atau
pernyataan yang bersangkutan.
4. Pemeriksaan Berkas atas Kebenaran atas Tanah Yang Akan dibuat Pelepasan
Hak
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah
memuat data-data yang harus dilampirkan oleh pemohon dalam melengkapi berkas yang
selanjutnya akan di lakukan pengecekan yang terkait beberapa pihak diluar BPN sendiri.
Pemeriksaan berkas melalui tiga tingkatan proses pemeriksaan berkas yaitu tingkat kota,
tingakt provinsi, dan tingkat pusat.Setelah permohonan dinyatakan lengkap, selanjutnya
berkas permohonan dilimpahkan ke Kantor Wilayah Pertanahan yang akan memeriksa
kelengkapan berkas permohonan tersebut dan dicek kebenarannya. Seandainya terdapat
kekurangan, Kepala Kantor Pertanahan akan diminta untuk melengkapinya untuk
selanjutnya diberikan keputusan mengenai diterima atau ditolaknya permohonan tersebut.
Dalam hal keputusan penolakan permohonan, Kepala Wilayah Pertanahan akan memberikan
alasan. Langkah selanjutnya adalah mengirimkan berkas permohonan yang telah disetujui ke
menteri pertanahan.
Langkah berikutnya adalah proses di tingkat kota, tingkat provinsi, hingga proses di
tingkat pusat. Masing-masing proses di setiap tingkat ini akan berujung pada penerbitan
surat dari masing-masing tingkatan. Mengenai waktu penyelesaian sesuai SOP, tanah
pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha dan tanah non pertanian yang luasnya tidak
lebih dari 2000 meter persegi membutuhkan waktu proses selama tiga puluh delapan hari.
Tanah pertanian dengan luas lebih dari 2 Ha dan tanah non pertanian yang luasnya antara
2000- 5000 meter persegi membutuhkan waktu proses selama lima puluh tujuh hari. Tanah
non pertanian dengan luas lebih dari 5000 meter persegi membutuhkan waktu proses selama
sembilan puluh tujuh hari (BPN RI, 2012).
Berdasarkan Teori, hasil penelitian dan refrensi yang didapatkan ditarik kesimpulan
bahwa pemeriksaan berkas atas kebenaran atas tanah yang akan dilakukan pelepasan hak
atas tanah adalah kegiatanpemeriksaan berkas berlangsung di beberapa tingkatan serta
pengecekan kebenaran di lapangan oleh petugas Kantor ATR/BPN Bangkalan. Setalah itu
berkas akan melalui pemeriksaan di tingkat Kota, Provinsi, hingga Pusat. Hal ini sudah
berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
5. Penerbitan Sertipikat
Sertipikat sebagai tanda bukti hak diterbitkan untuk pemegang hak yang bersangkutan,
sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah didaftarkan
dalam buku tanah. Sertipikat hanya boleh diberikan kepada pihak yang bersangkutan sebagai
pemegang hak atau pihak lain yang dikuasakan olehnya.
Dengan diterimanya permohonan tersebut, menteri pertanahan akan menerbitkan
keputusan pemberian hak milik atas tanah yang dimohonkan. Dengan demikian, secara
resmi, pemohon memiliki hak atas tanah yang dimohonkan tersebut dan secara yuridis
meniadakan hak bagi pihak lainnya untuk mengklaim bahwa tanah tersebut adalah miliknya.
SISTEM INFORMASI BADAN PERTANAHAN NASIONAL BANGKALAN
Sistem informasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) umumnya sama di seluruh
Indonesia. Karena, data dan informasi pertanahan di Indonesia saling terintegrasi. Sehingga,
seluruh masyarakat Indonesia dapat memantau dan mengetahui informasi tentang pertanahan.
Untuk saat ini, di Indonesia sedang melaksanakan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
(PTSL). Hal ini digunakan agar setiap tanah yang ada di Indonesia dapat tersertifikasi secara
lengkap sehingga dapat memiliki dokumen hukum yang kuat dan mengurangi permasalahan
pertanahan di Indonesia.
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) yaitu kegiatan yang dilakukan
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu
wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Sedangkan, pendaftaran
tanah merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian tanda bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah
susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Dalam kegiatan pendaftaran tanah, dibutuhkan data yang terbagi menjadi 2 yaitu data
fisik dan data yuridis.
Data Fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau
bagian bangunan di atasnya. Data fisik ini dapat diakses pada alamat URL
https://ptsl.atrbpn.go.id/fisik .
Data Yuridis adalah keterangan mengenai status hukum atau status penguasaan
bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang hak atau pihak yang
menguasai, dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. Data
yuridis ini dapat di akses pada alamat URL https://ptsl.atrbpn.go.id/yuridis.
Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan dalam melakukan sistem informasi pada BPN
dijelaskan sebagai berikut.
a. Aplikasi KKP untuk data fisik
Berikut merupakan panduan tahapan dalam sistem informasi untuk data PTSL Fisik:
1. Menu utama pada aplikasi KKP-PTSL Fisik ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Tampilan Menu PTSL Fisik
2. Informasi Berkas
Menu ini digunakan untuk mengetahui informasi berkas, klik ke sub menu Informasi
Berkas, seperti tampilan berikut:
Gambar 3. Tampilan Halaman Menu Informasi Fisik
3. Pembuatan Berkas
Pembuatan berkas dilakukan dari menu :
Pembuatan Berkas
Klik tombol “Buat berkas”, seperti tampilan berikut:
Gambar 4. Tampilan Halaman Menu Pembuatan Berkas
Setelah klik tombol “Buat Berkas” akan keluar tampilan gambar berikut ini.
Gambar 5. Tampilan Inputan Pembuatan Berkas
Lengkapi isian berikut ini:
1. Pilih Nama proyek yang telah dibuat diaplikasi KKP-PTSL Ketatausahaan
2. Pilih/ketik nama Desa/Kelurahan yang akan dibuat berkas
3. Inputkan jumlah berkas yang akan dibuat Jumlah maksimal pembuatan berkas dalam satu
kali pembuatan berkas adalah sebanyak 50 berkas
4. Lalu klik tombol “Buat Berkas” Jika berkas berhasil dibuat maka akan ditampilkan
notifikasi seperti berikut:
Gambar 6.Tampilan Notifikasi Berkas Berhasil Dibuat
Setiap berkas yang berhasil dibuat akan mendapatkan Daftar Isian 302 & 305. Selanjutnya
User dapat mencari berkas yang sudah di buat dengan menginput nomor berkas, tahun berkas
dan Desa/Kelurahan (tidak mandatory), klik tombol “Cari Berkas”. seperti tampilan berikut:
Gambar 7. Tampilan Cari Berkas
Pilih berkas yang akan dilengkapi
Gambar 8. Tampilan Pilihan Dokumen Entri
Selanjutnya pilih jenis dokumen “Fotocopy KTP/Identitas Pemohon” dan klik tombol
“Entri”, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 9. Tampilan Entri Dokumen
Pilih jenis pemohon, pilihan yang disediakan adalah tipe pemohon perorangan, instansi
pemerintah atau badan hukum.
Gambar 10. Tampilan Pilih Tipe Pemohon
Entri Nama Pemohon Perorangan
Input data pemohon tipe perorangan, dilakukan dengan input NIK. Kemudian klik tombol
Cek NIK, maka aplikasi akan mencari data pada server DUKCAPIL. Jika data ditemukan
akan ditampilkan informasi seperti berikut ini.
Gambar 11. Tampilan Informasi Data Tipe Pemohon Perorangan
Klik tombol “Tambah”.
Gambar 12. Tampilan Hasil Data Pemohon Perorangan
Entri Nama Pemohon Instansi Pemerintah Input data pemohon dengan tipe Instansi
Pemerintah, akan ditampilkan inputan Nama seperti gambar dibawah ini.
Gambar 13. Tampilan Data Pemohon Instansi Pemerintah
Klik „‟Tambah‟‟.
Gambar 14. Tampilan Hasil Data Pemohon Instansi Pemerintah
Entri Nama Pemohon Badan Hukum Input data pemohon dengan tipe Badan Hukum, akan
ditampilkan isian Nama dan Alamat seperti gambar berikut.
Gambar 15. Tampilan Data Pemohon Badan Hukum
Klik „‟Tambah‟‟.
Gambar 16. Tampilan Hasil Data Pemohon Badan Hukum
Entri No Name Input data pemohon dengan tipe No Name. 1. Upload file berita acara No
Name berupa file PDF seperti gambar berikut.
Gambar 17. Tampilan Pengambilan Berita Acara No Name
Akan ditampilkan hasil upload file berita acara No Name.
Gambar 18.Tampilan Hasil Pengambilan Berita Acara No Name
Gambar 19.Tampilan Informasi Hasil Berita Acara No Name
b. Pemberkasan PBT (Peta Bidang Tanah)
Menu ini digunakan untuk me-link-kan persil (NIB) yang terdapat dalam satu PBT yang
merupakan hasil pengolahan data dan integrasi di GEOKKP oleh satgas fisik ASN. (Lihat
panduan Aplikasi GEOKKP). Tahapan pemberkasan PBT :
1. Klik menu “Pemberkasan PBT”
2. Inputkan Nomor PBT
3. Inputkan Tahun PBT
4. Pilih Desa/Kelurahan
5. klik Cari.
Maka akan tampil PBT yang belum link. Klik No PBT yang akan di-link-kan.
Gambar 20. Tampilan Pencarian Nomor PBT
langkah selanjutnya melinkkan persil (NIB) dengan berkas, dengan langkah sebagai berikut :
1. Inputkan No Berkas
2. Inputkan Tahun Berkas
3. Pilih Desa/Kelurahan
4. klik cari (Untuk No NIB akan tampil di detail dari Peta Bidang dan detail berkas)
5. Klik icon No NIB yang akan di-link-kan
6. Klik icon No Berkas yang akan di-link-kan dengan NIB, seperti tampilan berikut:
Gambar 21. Tampilan Proses Link NIB dengan Berkas
Gambar 22. Tampilan Hasil Proses Link NIB dengan Berkas
c. Penerbitan Pembuatan Surat Ukur
Menu ini digunakan untuk melakukan pembuatan surat ukur (SU). Pembuatan surat ukur
dapat dilakukan dari berkas satgas yuridis yang sudah diregistrasi dengan nomor seri
blanko pada aplikasi blanko.
1. Klik Menu Penerbitan
2. Klik menu Pembuatan Surat Ukur
3. Inputkan nomor berkas yuridis
4. Inputkan Tahun
5. Klik tmbol Cari berkas
Gambar 23. Tampilan Pencarian Berkas Yuridis
Langkah selanjutnya adalah memilih berkas yang akan dibuatkan nomor surat ukur dengan
cara sebagai berikut :
1. Ceklist icon v di samping kolom nomor berkas
2. Klik tombol Buat Surat Ukur
Gambar 24. Tampilan pemilihan nomor berkas
Selanjutnya akan ditampilkan tabel informasi hasil pembuatan surat ukur. Klik icon
untuk melengkapi informasi bidang tanah.
Gambar 25. Tampilan hasil pembuatan nomor surat ukur
Informasi bidang tanah yang harus diisi :
1. keadaan Tanah
2. Tanda Batas
3. Petunjuk Batas
4. Hal Lain – Lain
5. Nama jalan
6. Nomor Jalan
7. Kode Pos
8. Alamat Tambahan
9. Penggunaan Umum
10. Penggunaan Khusus
11. Metode Ukur
12. Alat Ukur
13. Tanggal Pembukuan
14. Tanggal penerbitan
Gambar 26. Tampilan Data Pembuatan Surat Ukur
Surat ukur yang sudah di cetak dapat di scan dan disimpan dalam format file PDF.
Selanjutnya file tersebut dapat di unggah dengan cara klik tombol “Unggah File”. Klik
Simpan SU.
Gambar 27. Tampilan Hasil Upload File Surat Ukur
d. Informasi => Peta Pendaftaran
menu peta pendaftaran digunakan untuk melihat bidang tanah hasil pekerjaan satgas fisik
dengan cara sebagai berikut :
1. Klik menu Informasi
2. Klik menu Peta pendaftaran
3. Ketik lokasi, tekan Enter
4. Klik bidang tanah untuk melihat informasi dari bidang tanah.
DATA YURIDIS
Dalam pembentukan data yuridis dapat diketahui dengan tahapan seperti berikut :
Menu utama pada aplikasi PTSL yuridis ini adalah sebagai berikut:
1. Menu informasi berkas digunakan untuk melihat info
berkas
secara detail.
2. Menu pembuatan berkas digunakan untuk melakukan
pembuatan nomor berkas, melengkapi berkas, booking
daftar isian serta melakukan pencetakan SPS,STTD dan
Kwitansi.
3. Menu panggil berkas tahun anggaran sebelumnya
digunakan untuk melanjutkan dan memanggil berkas
yang
diselesaikan (K3) ditahun sebelumnya.
4. Menu Pengumuman digunakan untuk membuat nomor
pengumuman.
5. Menu Pengesahan Pengumuman digunakan untuk melakukan pengesahan
pengumuman yang dibuat.
6. Menu Penerbitan DI.310 digunakan untuk membuat daftar isian 310 (Hanya untuk
prosedur Pendaftaran Tanah Pertama Kali Pemberian Hak).
7. Menu Penyelesaian Kluster 3 digunakan untuk menyelesaikan proses berkas kluster
3.
8. Menu Membuat Buku Tanah digunakan untuk pembuatan nomor hak.
9. Menu Penyelesaian Pendaftaran Tanah digunakan untuk menyelesaikan proses
pendaftaran tanah (DI.208 dan DI.307).
Gambar 31. Tampilan Hasil Cetak SPS
Gambar 30. Tampilan Hasil Cetak STTD
E. Pembuatan Pengumuman
Pembuatan nomor pengumuman dilakukan dengan cara :
1. Pilih menu Pengumuman
2. Masukan nomor PBT
3. Tahun
4. Cari PBT
Akan muncul tampilan informasi berkas yang siap diumumkan. Pilih nomor berkas yang
Gambar 32. Tampilan Hasil Cetak Kwitansi
Gambar 33. Tampilan Pencarian Nomor PBT
akan di kolektifkan nomor pengumumannya dengan cara :
1. ceklis Berkas
2. Klik Umumkan Berkas.
F. Pengesahan Pengumuman
Pengesahan pengumuman dapat dibuat setelah masa pengumuman telah selesai
diumumkan. Lama masa pengumuman yaitu selama empat belas (14) hari kalender. Jika
masa pegumuman telah selesai, maka pada hasil pencarian berdasarkan nomor
pengumuman akan ditampilkan tombol Buat Pengesahan. Seperti gambar berikut:
Gambar 35. Tampilan Pengesahan Pemngumuman
Gambar 34. Tampilan Pilih Berkas Pengumuman
,
G. Keberatan / Sanggahan Pengumuman
Pada tabel informasi hasil pencarian NIB yang selesai masa pengumumannya. Pilih NIB
yang akan di sanggah (keberatan) dengan klik simbol lihat gambar berikut:
H. Penerbitan Sertipikat
Pembuatan buku tanah dapat dilakukan dengan cara :
Klik menu Membuat Buku Tanah
Masukkan nomor berkas
Cari Berkas. Ceklis nomor berkas untuk dibuat buku tanah
Klik Buat Buku Tanah
Seperti gambar berikut:
I. Penyelesaian Pendaftaran Tanah
Produk dari penyelesaian pendaftaran tanah yaitu nomor daftar isian 208 dan 307
dokumen hak.
Klik menu Penyelesaian Pendaftaran Tanah
masukan nomor berkas
Tahun
Cari Berkas
Gambar 36. Tampilan Buat Buku Tanah
Klik tombol DI208
J. Pelaporan Penyerahan Berkas
Pada aplikasi PTSL Yuridis penyerahan berkas dapat dilakukan dengan cara :
1. Klik menu Penyerahan Berkas
2. masukkan Nomor Berkas
3. Tahun
4. atau cari berdasarkan Desa/kelurahan
5. Cari Berkas
Setelah muncul tabel informasi berkas yang dicari,
6. Centang Nomor Berkas yang akan diproses penyerahan
7. klik Serahkan
Gambar 38. Tampilan Proses Penyerahan Berkas
Gambar 37. Tampilan Penyelesaian Pexndaftaran Tanah
MATRIKS KOMPONEN
Matrik Komponen Sistem Informasi Pelayanan Pertanahan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Bangkalan
DAFTAR PUSTAKA
Parlindungan, A. P. (2004). Pendaftaran Tanah di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Santoso, Urip, 2010. Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta.
Supriadi, 2009. Hukum Agraria, Sinar Grafika. Jakarta.
LAMPIRAN