![Page 1: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT
PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS
TUGAS MAKALAH
RIO ANANDITO
1306345472
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BIOMEDIS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA
![Page 2: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/2.jpg)
1
Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Munculnya sebuah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan kesehatan warga negara memunculkan ketertarikan saya untuk
melakukan sedikit pembahasan dan berbagi buah pikiran saya tentang badan hukum ini dan
kaitannya dengan robot medis, yang mana robot medis merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri.
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
Kewajiban sebagai warga negara Indonesia akan bertambah satu lagi di tahun 2014 yang
akan datang, yaitu kewajiban untuk menjadi anggota/peserta Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). BPJS merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial. Yang mana BPJS itu sendiri terdiri dari BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan kesehatan yang dimaksud adalah jaminan
berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
setiap orang yang sudah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Seluruh warga negara Indonesia diwajibkan menjadi peserta BPJS agar seluruh warga dapat
merasakan manfaat yang diberikan BPJS kepada peserta dan keluarganya, yaitu setiap
peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaat non
medis meliputi manfaat akomodasi dan ambulans.(Kementerian Kesehatan RI, 2013b)
Terkait dengan adanya BPJS ada beberapa hal berhubungan dengan robot medis yang
menurut saya perlu diperhatikan. Akan tetapi sebelum membahas hal tersebut, akan
diberikan penjelasan mengenai robot medis secara umum dan singkat sehingga dapat
membantu pemahaman tulisan ini kedepannya.
![Page 3: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/3.jpg)
2
Universitas Indonesia
ROBOT MEDIS
Robot medis merupakan sistem mekanik yang dikendalikan oleh komputer yang memiliki
karakteristik mirip dengan manusia yang berperan menggantikan dan atau membantu kerja
dokter terutama pada pekerjaan yang berbahaya dan beracun. Munculnya kebutuhan akan
robot medis ini didasari oleh dua faktor utama, yaitu dibutuhkannya robot yang dapat
membantu kerja dokter dengan kemampuan bekerja dengan daerah yang sempit sehingga
hanya memerlukan minimal invasif, dan dibutuhkannya robot yang bekerja stabil, yang
maksudnya tidak bisa lelah.
Saat ini robot medis sudah cukup berkembang, diawali sekitar tahun 1980an sampai saat ini.
Perkembangan robot medis berdasarkan perannya dapat dirangkum sebagai berikut: (Boy S.
Sabarguna & Aria Kekalih, 2010)
1. Robot sebagai alat
2. Robot sebagai pembantu dokter
3. Robot sebagai pendamping dokter
4. Robot sebagai pengganti dokter
BPJS DAN ROBOT MEDIS
Setelah membaca pengantar di atas tentunya kita sudah sedikit lebih memahami apa itu
BPJS dan apa itu robot medis, kita juga sudah memiliki gambaran hubungan diantaranya,
yaitu keduanya sedikit banyak bersinggungan dibidang kesehatan. Menurut saya ada
beberapa fakta yang perlu diperhatikan menyangkut BPJS dan robot medis ini, yaitu:
Fakta #1: Jumlah robot medis yang ada di Indonesia masih sedikit.
Jumlah robot medis yang ada di Indonesia belum cukup banyak, bahkan jumlahnya masih
dapat dihitung dengan jari. Robot medis yang saya maksudkan di sini adalah robot medis
pengganti dokter, sebut saja contohnya robot da vinci, sedangkan jumlah orang sakit di
negara ini terhitung banyak, mulai dari jenis penyakit ringan hingga penyakit yang
memerlukan tindakan operasi sebagai pengobatannya. Salah satu faktor yang mungkin
![Page 4: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/4.jpg)
3
Universitas Indonesia
menyebabkan sedikitnya robot medis ini adalah tidak adanya produsen dalam negeri yang
memproduksinya sehingga kita harus mendatangakannya / membeli dari luar negeri.
Sebagai contoh adalah robot medis sistem da vinci di US, dengan biaya satu unit sedikitnya
1 juta dollar amerika, atau setara lebih dari 12 milliar rupiah (“Da Vinci Robot,” n.d.).
Ketergantungan kita untuk membeli dari luar negeri ini menambah biaya yang harus
dikeluarkan. Dan tentu saja jumlah robot medis di Indonesia harus ditambah apabila kita
ingin negeri kita ini memperbaiki kualitas kesehatan warga negaranya. Oleh karenanya
demi memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta BPJS mungkin menambah
jumlah robot medis dapat dijadikan suatu solusi, akan tetapi penambahan jumlah robot
medis tersebut membutuhkan biaya sehingga fakta ini perlu diperhatikan apabila kita ingin
meningkatkan kualitas kesehatan di negara kita.
Fakta #2: Jumlah dokter dan atau tenaga ahli yang mampu menggunakan sistem robot
medis di Indonesia terbatas.
Selain jumlah robot medisnya yang sedikit, jumlah dokter yang mampu dan operator yang
mampu mengoperasikan robot medis ini juga masih kurang. Oleh karenanya untuk
mengoptimalkan kinerja dari robot medis perlu diadakan pelatihan – pelatihan atau
workshop tentang pengoperasian robot – robot medis tersebut, sehingga robot medis
tersebut dapat dipergunakan dengan benar, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan alat
dikarenakan kurangnya pembelajaran dan pengalaman yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja yang dapat membahayakan pasien dan dokter atau operator yang
mempergunakan robot medis tersebut. Tentu fakta ini juga mempengaruhi biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengadakan pelatihan – pelatihan tersebut.
Fakta #3: Biaya operasional dan perawatan beberapa robot medis yang tidak murah.
Ada beberapa alat – alat bantu kedokteran / robot medis yang memerlukan biaya
operasional maupun biaya perawat yang tinggi, seperti yang dikatakan Ir. Supardjo, M.Kes
seorang dosen di Universitas Indonesia bahwa alat – alat kesehatan memerlukan biaya yang
mahal tergantung tingkat perawatan yang diinginkan oleh pemilik alat, biaya yang
diperlukan dapat mencapai 1,5 milliar rupiah untuk perawatan 1 alat setiap tahunnya. Hal
![Page 5: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/5.jpg)
4
Universitas Indonesia
ini juga harus menjadi perhatian, karena biaya tersebut tentunya juga harus sudah termasuk
biaya yang ditanggung oleh BPJS ketika peserta BPJS sudah membayar iuran
keanggotaannya.
KESIMPULAN
Robot medis di Indonesia memang belum berkembang pesat dan masih harus dikelola
dengan baik apabila ingin mewujudkan kesehatan negara yang baik, akan tetapi perlu
dipertimbangkan biaya yang diperlukan untuk sistem robot medis ini, mulai dari pengadaan,
pengoperasian serta biaya perawatannya. Jangan sampai niat meningkatkan kualitas
kesehatan menjadi beban finansial tambahan bagi pasien.
![Page 6: SISTEM ROBOT MEDIS DAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS): SEBUAH OPINI TERKAIT PEMBIAYAAN SISTEM ROBOT MEDIS](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020208/55cf9a5f550346d033a16be2/html5/thumbnails/6.jpg)
5
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Boy S. Sabarguna, & Aria Kekalih (Eds.). (2010). Sistem Robot Medis. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Da Vinci Robot. (n.d.). National Injury Law Center | Legal Help 24/7. Retrieved December
27, 2013, from http://www.legalhelp247.com/practice-areas/da-vinci-robot/
Erlangga Djumena. (2013, December 26). Jaminan Kesehatan per 1 Januari 2014.
KOMPAS.com. Retrieved December 27, 2013, from
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/26/1214221/Jaminan.Kesehatan.pe
r.1.Januari.2014
Ir. Supardjo, M.Kes. (2013, December 27). Pembiayaan Perawatan Alat Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. (2013a). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2013b). Buku Saku FAQ BPJS Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.