-
SKRIPSI
ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 DI PUSKESMAS KANOR
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018
Oleh :
LAYLA SEPTY REVIANA
NIM : 201604009
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
ii
SKRIPSI
ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 DI PUSKESMAS KANOR
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
LAYLA SEPTY REVIANA
NIM : 201604009
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
-
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah
dinyatakan layak mengikuti Ujian Sidang
SKRIPSI
ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 DI PUSKESMAS KANOR
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
AVICENA SAKUFA MARSANTI,S.KM.,M.Kes
NIS. 2015 0114
Menyetujui,
Pembimbing I
SUHADI PRAYITNO,S.KM.,M.M
NIDK. 8865100016
Menyetujui,
Pembimbing II
H. EDY BACHRUN,S.KM.,M.Kes
NIDK. 8816940017
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan
dinyatakan telah memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Pada Tanggal : ………………...
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Ketua Dewan Penguji : Eva Rusdianah, S.KM.,M.PH (…………….)
2. Penguji 1 : Suhadi Prayitno, S.KM.,M.M (…………….)
3. Penguji 2 : H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes (…………….)
Mengesahkan,
Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
ZAENAL ABIDIN, S.KM.,M.Kes
NIS. 2016 0130
-
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi
nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang
senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini, yang
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
cinta. Atas karunia dan kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
Kupersembahkan karya ini kepada orang yang sangat ku kasihi dan ku sayangi :
Mama dan Papa tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan terima kasih yang tiada terhingga ku
persembahkan karya ini kepada mama dan papa yang telah memberikan kasih sayang,
segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas
hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat mama dan papa bahagia karena ku sadar selama ini
belum bisa berbuat lebih. Untuk mama dan papa yang membuatku termotivasi dan selalu
menyiramiku dengan kasih saying yang tak terhingga , selalu mendoakanku, selalu
menasehatiku menjadi lebih baik, terimakasih mama .. terima kasih papa..
My Brother
Untuk adikku,tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersamamu, walaupun
sering bertengkar hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima
kasih atas doa dan bantuanmu selama ini, hanya ini yang dapat aku persembahkan. Maaf
belum bisa menjadi panutan yang seutuhnya, tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik
untukmu..
My Sweet Heart “AAA”
Sebagai tanda cinta kasihku, ku persembahkan karya ini untukmu, terima kasih
untuk kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu walaupun jarak yang memisahkan engkau
selalu mengingatkanku dan memberikanku semangat dari jauh dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Semoga engkau pilihan yang terbaik untukku dan masa depanku. Thank you so
much…
My best friend’s
Buat sahabatku kurnia suci dan sherly oktavinata yang dari awal kita berjuang
bersama dari perantauan nan jauh menuju kampus ini untuk mendapatkan gelar S.KM
terimaksih atas bantuan, doa, nasihat, hiburan dan semangat yang kalian berikan selama
ini. Buat sahabat – sahabatku angkatan 2016 program alih jenjang kesmas yang turut
membantu dan meberikan support selama ini “Erlin, mba Famila,Bos Hendro/bos kim, mas
Hendry, incess, bunda rakha yang selalu aku rusuhin terus, mba sekar, umik/mba siti, mba
yuni, mba tyaaass, mba dita” terima kasih atas bantuan kalian, semoga keakraban diantara
kita selalu terjaga. Aminn …
Terimakasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya selama ini, serta semua pihak yang
sudah membantu selama penyelesaian tugas akhir ini
-
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : LAYLA SEPTY REVIANA
NIM : 201604009
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ANALISIS
KEBUTUHAN SDM KESEHATAN BERDASARKAN STANDAR
KETENAGAAN MINIMAL PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 DI
PUSKESMAS KANOR KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018” ini
adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya
dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.
Madiun, 08 September 2018
LAYLA SEPTY REVIANA
NIM. 201604009
-
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Layla Septy Reviana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Bojonegoro, 07 September 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Panglima Polim Gg. Bromo III No.12
Bojonegoro
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Kepatihan Bojonegoro : Tahun 2006
2. SMPN 2 Bojonegoro : Tahun 2009
3. SMAN 4 Bojonegoro : Tahun 2012
4. D3 Kebidanan Akbid Pemkab Bojonegoro : Tahun 2015
Riwayat Pekerjaan :
1. Tenaga Kontrak Asisten Bidan di Bidan Praktek Mandiri Bd. Indahyani
Bojonegoro tahun 2015
2. Tenaga Kontrak Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro tahun 2016
3. Tenaga Enumerator RISNAKES tahun 2017
mailto:[email protected]
-
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia serta hidayahNYA sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan SDM
Kesehatan Di Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro Th 2018 Berdasarkan
Standar Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor 75 Tahun 2014”.
Skripsi ini dapat peneliti selesaikan atas bimbingan dan pengarahan serta
bantuan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran
kepada peneliti. Untuk itu peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
2. Kepala Puskesmas Kanor beserta seluruh staf yang telah memberi
kesempatan dan membantu peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro.
3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
4. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kes selaku Kaprodi Kesehatan
Masyarakat.
5. Eva Rusdianah, S.KM.,M.PH selaku dosen Penguji Utama atas segala
waktu dan kesempatan kepada peneliti.
6. Suhadi Prayitno, S.KM.,M.Kes selaku dosen Pembimbing I atas segala
waktu dan kesempatan kepada peneliti.
7. H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes selaku dosen Pembimbing II atas segala
waktu dan kesempatan kepada peneliti.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu dan
teknologi di bidang kesehatan khususnya kesehatan masyarakat. Peneliti
menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Madiun, 08 September 2018
Peneliti
-
ix
Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
2018
ABSTRAK
Layla Septy Reviana
ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 DI PUSKESMAS KANOR
KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018
88 halaman + 21 tabel + 5 gambar + lampiran
Kondisi minimal yang diharapkan agar kegiatan puskesmas dapat
diselenggarakan dengan baik salah satunya yaitu tenaga kesehatan yang tercukupi
seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014,
akan tetapi jumlah tenaga kesehatan di puskesmas saat ini masih belum sesuai
dengan standar minimal ketenagaan yang ada di Permenkes tersebut, sehingga
pelayanan di puskesmas kurang optimal dan terjadi tugas rangkap. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan SDM Kesehatan
menggunakan Standar Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor 75 tahun 2014 di
Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro.
Desain penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Responden atau informan dalam penelitian ini adalah 4 orang dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dan 2 orang dari Puskesmas Kanor.
Hasil penelitian ini adalah analisa dari segi input dalam menganalisa
kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor terdiri dari prosedur perekrutan
yang di sesuaikan dengan permenkes nomor 75 tahun 2014, dengan jumlah SDM
Kesehatan saat ini yaitu 52 orang dengan anggaran dana dari APBN dan APBD.
Dari segi proses dalam menganalisa kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas
Kanor terdiri dari Perencanaan usulan kebutuhan tenaga. Dari segi output yaitu
pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan. Kemudian dari segi impact yaitu dampak
yang timbul akibat kekurangan tenaga kesehatan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten
Bojonegoro melakukan penataan kembali tenaga kesehatan agar sesuai dengan
kebutuhan puskesmas sehingga pemerataan tenaga kesehatan bisa optimal dengan
menentukan skala prioritas.
Kata Kunci : analisis kebutuhan, tenaga kesehatan, puskesmas
Kepustakaan : 19 (2006-2017)
-
x
Public Health Study Program
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
2018
ABSTRACT
Layla Septy Reviana
ANALYSIS OF THE NEEDS OF HEALTH HUMAN RESOURCES BASED
ON MINIMAL LABOR STANDARDS PERMENKES NUMBER 75 OF
2014 IN KANOR HEALTH CENTER BOJONEGORO YEAR 2018
88 pages + 21 tables + 5 pictures + enclosures
The minimum conditions are expected so that the activities of health centers
can be carried out properly, one of which is the health personnel that is fulfilled as
stated in the Minister of Health Regulation No. 75 of 2014, but the number of
health workers at the health center is currently not in accordance with the
minimum standards of labor in Permenkes this, so the service at the health center
is less optimal and there are multiple tasks. The purpose of this study was to
analyze the needs of Health Human Resources using the Ministry of Health's
Minimum Workforce Standards No. 75 of 2014 at the Kanor Health Center in
Bojonegoro District.
Descriptive research design with a qualitative approach. Respondents or
informants in this study were 4 people from the Bojonegoro Health Office and 2
people from the Kanor Health Center.
The results of this study are analysis in terms of input in analyzing the needs
of Health Human Resources at the Kanor Health Center consisting of recruitment
procedures that are adjusted to the number 75 regulation in 2014, with the number
of Health Human Resources currently 52 people with budget funds from the
National Budget and Regional Budget. In terms of the process in analyzing the
needs of Health Human Resources at the Kanor Health Center, it consists of
Planning proposed energy needs. In terms of output, the fulfillment of health
human resources needs. Then in terms of impact, the impact arising from the
shortage of health workers.
Based on the description above, the Bojonegoro Health Office should
reorganize health workers to suit the needs of the health center so that the
distribution of health workers can be optimal by determining the priority scale.
Key words : needs analysis, health personnel, health center
Kepustakaan : 19 (2006-2017)
-
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan.................................................................................................... i
Sampul Dalam ................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................... iii
Lembar Pengesahan........................................................................................... iv
Lembar Persembahan ........................................................................................ v
Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian .......................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vii
Kata Pengantar................................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Abstract .............................................................................................................. x
Daftar Isi ............................................................................................................ xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................ xv
Daftar Singkatan ................................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 1.3 Tujuan ......................................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 6 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 6
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian..................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Fasilitas Pelayanan Kesehatan .................................................... 9
2.1.1 Definisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan ........................................ 9 2.1.2 Jenis – jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................................. 9 2.1.3 Tingkatan Pelayanan dalam Fasilitas Pelayanan Kesehatan ....... 10
2.2 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ................................. 10 2.2.1 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) .................... 10 2.2.2 Prinsip penyelenggaraan Puskesmas ............................................ 11
2.2.3 Tugas Puskesmas ........................................................................... 12 2.2.4 Fungsi Puskesmas .......................................................................... 12 2.2.5 Kategori Puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerja
dan kemampuan penyelenggaraan ................................................ 14
2.2.6 Kategori Puskesmas berdasarkan kemampuan penyelenggaraan ...... 17 2.2.7 Struktur Organisasi ....................................................................... 17
2.2.8 Upaya Kesehatan di Puskesmas .................................................... 18 2.3 Konsep Sumber Daya Manusia Kesehatan .............................................. 20
2.3.1 Definisi SDM Kesehatan ............................................................... 20
2.3.2 Perencanaan SDM Kesehatan ....................................................... 20 2.4 Konsep Teori Metode Analisa Beban Kerja (ABK) ................................ 23
-
xii
2.4.1 Definisi Metode Analisa Beban Kerja (ABK) ............................ 23
2.4.2 Langkah-Langkah Metode Analisa Beban Kerja (ABK) ............ 23 2.5 Konsep Teori Metode Standar Ketenagaan Minimal ............................. 28
2.5.1 Definisi Metode Standar Ketenagaan Minimal .......................... 28
2.5.2 Langkah-Langkah Metode Standar Ketenagaan Minimal .......... 29 2.6 Konsep Teori Metode Ratio Penduduk .................................................... 36
2.6.1 Tujuan metode ratio penduduk ..................................................... 37
2.6.2 Jenis data dan informasi yang diperlukan .................................... 37
2.6.3 Langkah – langkah ....................................................................... 39
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Keranga Konseptual ................................................................................... 55
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 57 4.2 Informan Penelitian.................................................................................... 57
4.3 Variabel Penelitian dan Dimensi Penelitian ............................................. 58 4.3.1 Variabel Penelitian......................................................................... 58 4.3.2 Dimensi Penelitian ......................................................................... 58
4.4 Instrumen Penelitian .................................................................................. 59 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 59 4.6 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 60
4.6.1 Data Primer ................................................................................... 61 4.6.2 Data Sekunder ............................................................................... 61
4.7 Teknik Analisis Data ................................................................................ 61
4.8 Validasi data .............................................................................................. 63
4.9 Etika Penelitian ......................................................................................... 65
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 67 5.1.1 Gambaran Umum........................................................................... 67 5.1.2 Penyajian Karakteristik Data Umum ............................................ 75
5.1.3 Hasil Penelitian .............................................................................. 76 5.2 Pembahasan ................................................................................................ 87
5.2.1 Input ................................................................................................ 87
5.2.2 Proses .............................................................................................. 88 5.2.3 Output ............................................................................................. 89 5.2.4 Impact ............................................................................................. 90
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 92
6.2 Saran ........................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95
LAMPIRAN ...................................................................................................... 97
-
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2015 – 2017 .......... 3
Tabel 1.2 Keaslian penelitian ................................................................... 8
Tabel 2.1 Standar Ketenagaan Puskesmas ................................................ 29
Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
Kawasan Perkotaan ................................................................... 30
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
Kawasan Pedesaan .................................................................... 32
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil .................................. 34
Tabel 2.5 Tersedianya daftar target (sasaran) ratio kebutuhan SDMK
tahun 2014, 2019, dan 2025 sebagai dasar perhitungan
kebutuhan SDMK di suatu wilayah ........................................... 38
Tabel 2.6 Data (asumsi) angka pertumbuhan penduduk, pegawai masuk,
dan pegawai keluar (contoh: Perawat) di Indonesia tahun 2014 ...... 39
Tabel 2.7 Perhitungan Proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025 ..... 41
Tabel 2.8 Proyeksi Kebutuhan SDMK ...................................................... 42
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh:
Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025 ................................... 44
Tabel 2.10 Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia
Tahun 2014-2025 ...................................................................... 45
Tabel 2.11 Perhitungan Proyeksi Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun
2014-2025 ................................................................................ 47
Tabel 2.12 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK Provinsi .................... 48
Tabel 2.13 Proyeksi Kebutuhan Nakes (Perawat) di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2014-2025 ...................................................................... 49
Tabel 2.14 Contoh: Penghitungan SUPPLY (Produksi Lulusan Institusi
Pendidikan Keperawatan di Jawa Timur) .................................. 51
Tabel 2.15 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di
Jawa Timur Tahun 2014-2025 .................................................. 53
Tabel 5.1 Jumlah tenaga puskesmas kanor saat ini ................................... 71
Tabel 5.2 Karakteristik Informan .............................................................. 75
Tabel 5.3 Jumlah SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor Tahun 2017 ........ 77
Tabel 5.4 Perhitungan jumlah SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor saat
ini dengan Standar Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor 75
tahun 2014 ................................................................................ 81
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................... 55
Gambar 4.1 Triangulasi teknik pengumpulan data ....................................... 63
Gambar 4.2 Triangulasi Sumber data .......................................................... 64
Gambar 5.1 Peta Wilayah kerja Puskesmas Kanor ...................................... 69
Gambar 5.2 Struktur Organisasi Puskesmas Kanor ...................................... 74
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Surat Rekomendasi Bakesbangpol ........................................... 97
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 98
Lampiran 3 Permohonan Informan ............................................................. 99
Lampiran 4 Persetujuan Informan .............................................................. 100
Lampiran 5 Pedoman Wawancara .............................................................. 101
Lampiran 6 Transkrip data dan kode ........................................................... 103
Lampiran 7 Kode dan Kata Kunci ............................................................... 141
Lampiran 8 Kategori ................................................................................... 142
Lampiran 9 Lembar Dokumentasi ............................................................... 144
Lampiran 10 Form Revisi ........................................................................... 146
Lampiran 11 Lembar Konsultasi ................................................................. 147
-
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ABK : Analisis Beban Kerja
ANJAB : Analisis Jabatan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BKD : Badan Kepegawaian Daerah
BKN : Badan Kepegawaian Negara
BKPP : Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
BP : Balai Pengobatan
BPJS : Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial
BPS : Badan Pusat Statistik
DO : Drop Out
DTPK : Definisi Operasional Terkait Pelayanan Kesehatan
FASKES : Fasilitas Kesehatan
FASYANKES : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
FTP : Faktor Tugas Penunjang
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
JKE : Jam Kerja Efektif
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KAFKTP : Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
KB : Keluarga Berencana
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
KEP : Kurang Energi Protein
MENKOKESRA : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
MENKES : Menteri Kesehatan
NAKES : Tenaga Kesehatan
PAN-RB : Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPSDM : Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
RENSTRA : Rencana Strategi RI
RIFASKES : Riset Fasilitas Kesehatan
RPTK : Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
RS : Rumah Sakit
SBK : Standar Beban Kerja
SDM : Sumber Daya Manusia
SDMK : Sumber Daya Manusia Kesehatan
SK : Surat Keputusan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Desa
SOP : Standar Operasional Prosedur
SOTK : Susunan Organisasi Tata Kerja
-
xvii
SPO : Standar Prosedur Operasional
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
STP : Standar Tugas Penunjang
UKM : Usaha Kesehatan Masyarakat
UKP : Usaha Kesehatan Perorangan
UPTD : Unit Pelayanan Teknis Daerah
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya Sumber
Daya Manusia yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak
dasar masyarakat yaitu hak untuk memperolah pelayanan kesehatan. Oleh
sebab itu dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan
perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma
sehat sejalan dengan visi Indonesia Sehat.
World Health Organization (2006) melaporkan bahwa tenaga kesehatan
memberikan konstribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan
kesehatan dan salah satu jalan terbaik untuk menyelesaikan krisis ketenagaan
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yaitu melalui pendidikan dan
pelatihan, bersama dengan perbaikan kebijakan manajemen SDM. (Kurniati
dan Efendi,2012).
Perencanaan SDM merupakan proses sistematis yang digunakan untuk
memprediksi permintaan dan penyediaan SDM dimasa yang akan datang.
Secara sederhana analisiskebutuhan pegawai merupakan suatu proses analisis
yang logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan kualitas pegawai yang
diperlukan dalam suatu unit organisasi. Tujuannya agar setiap pegawai pada
-
2
semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan
wewenang tanggung jawabnya.(Rachmawati, 2008).
Amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
ditetapkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2010 – 2014 yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 021/MENKES/SK/1/2011 yang diperbaharui
dengan Kepmenkes Nomor 32/Menkes/SK/1/2013, dimana salah satu misi
Kementerian Kesehatan adalah menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan. Ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
termasuk di dalamnya adalah tenaga kesehatan yang mencukupi dalam
jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan
kepentingan masyarakat secara adil, terutama di Daerah Tertinggal
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah
kesehatan (Anonimous, 2013).
Jumlah SDM kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan
meningkat menjadi 877.088 orang pada tahun 2013. Dari seluruh SDM
kesehatan yang ada, sekitar 40% bekerja di Puskesmas. Jumlah tenaga
kesehatan sudah cukup banyak tetapi persebarannya tidak merata. Selain itu,
SDM kesehatan yang bekerja di Puskesmas tersebut, komposisi jenis
tenaganya pun masih sangat tidak berimbang. Sebagian besar tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas adalah tenaga medis (9,37 orang per
-
3
Puskesmas), perawat-termasuk perawat gigi (13 orang per Puskesmas), bidan
(10,6 orang per Puskesmas). Sedangkan tenaga kesehatan masyarakat hanya
2,3 orang per Puskesmas, sanitarian hanya 1,1 orang per Puskesmas, dan
tenaga gizi hanya 0,9 orang per Puskesmas. Rifaskes mengungkap data
bahwa tenaga penyuluh kesehatan di Puskesmas juga baru mencapai 0,46
orang per Puskesmas (Renstra, 2015).
Data tenaga kesehatan dari segi kuantitas mulai dari tahun 2015 – 2017
sebagaimana tercantum dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2015 – 2017
Jumlah Tenaga Kesehatan
Tahun Indonesia Jawa Timur Bojonegoro
2015 876.984 orang 103.974 orang 2.617 orang
2016 1.000.780 orang 116.303 orang 2.040 orang
2017 1.145.723 orang 134.781 orang 1.965 orang
Sumber : Data SDK Departemen Kesehatan RI tahun 2016 dan Data SDK
Dinas Kesehatan Bojonegoro
Dan di Puskesmas Kanor pada tahun 2017 terdapat 51 orang, akan
tetapi belum memenuhi standar ketenagaan minimal puskesmas kawasan
pedesaan dengan rawat inap berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014
tentang puskesmas.
Puskesmas Kanor adalah Puskesmas yang merupakan bagian dari
wilayah Propinsi Jawa Timur dengan tipe Puskesmas Rawat Inap.
Berdasarkan SK Bupati Bojonegoro No. 188/342/KEP/412.013/2017 dan
beralamatkan di Jalan Raya Kanor No. 10, Tambahrejo Kec. Kanor Kab.
Bojonegoro. Pada tahun 2017 Puskesmas Kanor Bojonegoro mempunyai 9
TT dengan 3 dokter umum, 1 doker gigi, 29 bidan, 13 perawat, 1 analis
-
4
laborat, 1 tenaga administrasi, 1 sopir, 2 pekarya dan sarana penunjang
lainnya (Profil Puskesmas Kanor Bojonegoro, 2017)
Menurut Kepala Tata Usaha Puskesmas Kanor, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan memerlukan sumber daya kesehatan yang terdiri dari
berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan
upaya kesehatan dengan paradigma sehat. Keperluan tersebut harus
direncanakan dan diperhitungkan dengan mempertimbangkan jumlah tenaga
yang sudah ada, pertumbuhan penduduk dan program yang akan dicapai di
masa mendatang. Di Puskesmas Kanor masalah ketenagaan sangatlah kurang
menurut kompentensi yang ada karena masih ada tenaga kesehatan
merangkap beberapa program sehingga hasil capaiannya belum optimal.
Puskesmas Kanor setiap tahun sudah mengajukan penambahan tenaga
kesehatan ke Dinkes Kabupaten Bojonegoro yaitu dokter, perawat, bidan,
Apoteker/ Asisten Apoteker, Sanitarian, Ahli Gizi dan manajemen
administrasi.
Saat ini pengadaan tenaga kesehatan tenaga dokter, bidan dan perawat
masih merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan sehingga
diharapkan dapat meminimalisiasi kesenjangan tenaga kesehatan. Di sisi lain
seiring dengan moratorium maka di Puskesmas Kanor khususnya dan secara
umum di Kabupaten Bojonegoro masih belum memenuhi standar tenaga
kesehatan di semua jenis tenaga seperti, dokter umum, dokter gigi,
nutrisionis, sanitarian, analis hingga tenaga non medis yang tak kalah
mendesak terutama tenaga administrasi dan keuangan seiring dengan adanya
-
5
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diterapkan di Indonesia
sejak 1 Januari 2014.
SDM merupakan bagian terpenting dari sebuah pelaksanaan pelayanan,
maka penelitian ini akan difokuskan pada SDM yang terkait dengan jumlah
kebutuhan yang diperlukan disertai dengan gambaran kualifikasi yang
dibutuhkan nantinya dalam pengadaan kebutuhan tersebut. Karena dengan
jumlah yang cukup dan didukung oleh kualifikasi yang tepat maka secara
tidak langsung akan membantu pimpinan atau manajemen untuk
mengoptimalisasikan SDM melalui asas the right man in the right place.
Berdasarkan adanya kasus tersebut maka peneliti menganggap bahwa
pentingnya menganalisa SDM Kesehatan. Mengacu dari latar belakang
pemikiran inilah maka peneliti tertarik untuk mengambil judul : “Analisis
Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan Standar Ketenagaan Minimal
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 di Puskesmas Kanor Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2018”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah analisis kebutuhan SDM
Kesehatan berdasarkan standar ketenagaan minimal permenkes nomor 75
tahun 2014 di Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro ?
-
6
1.3 Tujuan
1) Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan SDM
kesehatan menggunakan Standar Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor
75 Tahun 2014 di Puskesmas Kanor Kabupaten Bojonegoro
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1) Menganalisa input (Prosedur, SDM, anggaran) dalam menganalisis
kebutuhan SDM kesehatan menggunakan Standar Ketenagaan
Minimal Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 di Puskesmas Kanor
Kabupaten Bojonegoro
2) Mengidentifikasi proses penyusunan rencana dan pemenuhan
kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor, perbandingan
jumlah ketersediaan SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor saat ini
dengan Standar Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor 75 Tahun
2014 serta penganggaran dana rencana dan pemenuhan kebutuhan
SDM Kesehatan.
3) Mengidentifikasi output penyusunan rencana dan pemenuhan
kebutuhan SDM Kesehatan, hasil perhitungan jumlah SDM Kesehatan
sesuai dengan standarisasi, serta anggaran dana.
4) Mengidentifikasi dampak yang timbul akibat kekurangan atau
kelebihan SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor
-
7
1.4 Manfaat
1) Manfaat bagi mahasiswa sendiri adalah mengharapkan bertambahnya
pemahaman mengenai perhitungan SDM dilihat dari standar ketenagaan
minimal
2) Bagi puskesmas, diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi
mengenai jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada pelayanan di
Puskesmas Kanor. Agar konsistensi dan kualitas pelayanan yang diberikan
dapat mencapai maksimal dan dapat memberikan citra yang baik kepada
masyarakat.
3) Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia, Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan tambahan dalam pembuatan skripsi serupa tentang Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
-
8
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang analisis kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan
standar ketenagaan minimal permenkes nomor 75 tahun 2014 di Puskesmas
Kanor Kabupaten Bojonegoro merupakan penelitian yang pernah dilakukan
oleh peneliti terdahulu seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian
Judul Metode
Penelitian
Hasil Persamaan Perbedaan
Analisa tingkat
kecukupan
tenaga
kesehatan
dokter, dokter
gigi, perawat
dan bidan di
Puskesmas
Kabupaten Ponorogo (Siti
Luluk, 2016)
Kualitatif Kondisi tenaga
kesehatan
dokter, dokter
gigi, perawat
dan bidan yang
tidak sesuai
dengan standar
minimal
permenkes no 75 tahun 2014
Variabel :
tingkat
kebutuhan
tenaga
kesehatan
Lokasi
penelitian di
Kabupaten
Ponorogo
Tingkat
kecukupan
tenaga
kesehatan
strategis
Puskesmas di
Indonesia
(Didik
Budijanto,
2015)
Kualitatif Kondisi
puskesmas yang
kekurangan
dokter umum
ada di 5
provinsi
Variabel :
tingkat
kebutuhan
tenaga
kesehatan
Lokasi
penelitian di
seluruh
Indonesia
Analisis kebutuhan dan
kualifikasi
tenaga dokter
dan perawat di
pelayanan rawat
inap RSUD
Bangkinang
Kabupaten
Kampar (Yurna
Ningsih, 2010)
Kualitatif Adanya perbedaan yang
signifikan
mengenai
gambaran
jumlah perawat
dengan SDM
yang tersedia
saat ini
Variabel : tingkat
kebutuhan
tenaga
kesehatan
Metode yang digunakan
menggunakan
WISN
(Worklood
Indicator of
Staffing Need)
lokasi di
Kabupaten
Kampar
-
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2.1.1 Definisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat (Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).
2.1.2 Jenis – jenis fasilitas pelayanan kesehatan
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas :
1) Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan
2) Pusat kesehatan masyarakat
3) Klinik
4) Rumah sakit
5) Apotek
6) Unit transfusi darah
7) Laboratorium kesehatan
8) Optikal
9) Fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum
10) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
-
10
2.1.3 Tingkatan Pelayanan dalam fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki tingkatanpelayanan yang terdiri atas :
1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama, memberikan pelayanan
kesehatan dasar.
2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kedua, memberikan pelayanan
kesehatan spesialistik
3) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat ketiga, memberikan pelayanan
kesehatan sub spesialistik.
(Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).
2.2 Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
2.2.1 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas).
-
11
2.2.2 Prinsip penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi :
1) Prinsip Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2) Prinsip Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3) Prinsip Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
4) Prinsip Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5) Prinsip Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
-
12
6) Prinsip Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
(Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).
2.2.3 Tugas Puskesmas
Tugas Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas).
2.2.4 Fungsi Puskesmas
1) Fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
-
13
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2) Fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
a) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
c) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
d) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi
f) Melaksanakan rekam medis
g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
h) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
-
14
i) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
3) Fungsi Puskesmas sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).
2.2.5 Kategori Puskesmas
Puskesmas dikategorikan menjadi:
1) Puskesmas kawasan perkotaan
a) Kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
(1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
(2) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau
hotel
(3) Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
(4) Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
b) Karakteristik Puskesmas Kawasan Perkotaan :
(1) Memprioritaskan pelayanan UKM
(2) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
-
15
(3) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
(4) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
(5) Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan
2) Puskesmas Kawasan Pedesaan
a) Kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
(1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris
(2) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km,
tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
(3) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen)
(4) Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana
dimaksud
b) Karakteristik Puskesmas Kawasan Pedesaan :
(1) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
(2) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
(3) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
-
16
(4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan
3) Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
a) Kriteria kawasan terpencil dan sangat terpencil sebagai berikut:
(1) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
(2) Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam,
dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau
cuaca
(3) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil
b) Karakteristik Puskesmas Kawasan terpencil dan sangat terpencil :
(1) Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
(2) Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
(3) Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan local
(4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
(5) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
-
17
(6) Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas
(Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang puskesmas).
2.2.6 Kategori Puskesmas berdasarkan kemampuan penyelenggaraan
1) Puskesmas Non Rawat Inap
Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak menyelenggarakan
pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal
2) Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya
untuk meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan
(Permenkes No.75 Tahun 2014).
2.2.7 Struktur Organisasi
Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas, organisasi
Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
1) Kepala Puskesmas
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, Kepala Puskesmas
merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:
tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua)
-
18
tahun, telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas. Kepala Puskesmas
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas, dalam melaksanakan
tanggung jawab Kepala Puskesmas merencanakan dan mengusulkan
kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3) Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
4) Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium
5) Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
2.2.8 Upaya Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya yaitu : upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, upaya
kesehatan tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.
1) Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi :
a) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :
(1) Pelayanan Promosi Kesehatan
(2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
(3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana
(4) Pelayanan Gizi
(5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
-
19
Upaya kesehatan masyarakat esensial ini harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan.
b) Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
2) Upaya kesehatan perseorangan
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a) Rawat Jalan
b) Pelayanan Gawat Darurat
c) Pelayanan Satu Hari (One Day Care)
d) Home Care
e) Rawat Inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
-
20
2.3 Sumber Daya Manusia Kesehatan
2.3.1 Definisi SDM Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan
yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan, dan pelatihan, serta
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan
adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan,
berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan
upaya kesehatan.
Ada 2 bentuk dan cara penyelenggaraan SDM kesehatan, yaitu :
1) Tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
2) SDM Kesehatan yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
2.3.2 Perencanaan SDM Kesehatan
Perencanaan SDM Kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah
SDM berdasarkan tempat, keterampilan, perilaku yang dibutuhkan untuk
memberikan upaya kesehatan. Perencanaan dilakukan menyesuaikan dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal, nasional, maupun global dan
-
21
memantapkan keterkaitan dengan unsur lain dengan maksud untuk menjalankan
tugas dan fungsi institusinya yang meliputi : jenis, jumlah dan kualifikasi
Dasar dari peningkatan perencanaan mutu SDM kesehatan yaitu kebijakan
peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
yang dilaksanakan melalui:
1) Peningkatan jumlah jaringan dan kualitas Puskesmas, termasuk
mengembangkan desa siaga
2) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
3) Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin
4) Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
5) Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat seak usia dini
6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar
Perencanaan terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1) Perencanaan tingkat Institusi meliputi : Puskesmas, Rumah Sakit (RS),
poliklinik, dan lain sebagainya.
2) Perencanaan tingkat Wilayah meliputi : institusi + organisasi.
3) Perencanaan untuk bencana meliputi : pra-, pada saat dan pasca bencana.
Peningkatan perencanaan SDM Kesehatan yang sedang diupayakan :
1) Implementasi Kepmenkes RI No. 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota, dan Rumah Sakit
-
22
2) Penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan dalam pencapaian sasaran
pembangunan jangka pendek, menengah, dan jangka panang bidang
kesehatan
Prospek ke depan Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
1) Peningkatan, pembinaan, dan pengawasan PPSDMK
2) Peningkatan perencanaan SDM kesehatan
3) Peningkatan pendayagunaan SDM kesehatan
4) Peningkatan sumber daya pendukung
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan dapat dilakukan dengan cara :
1) Pengembangan karir dokter/ dokter gigi/ apoteker
2) Pengembangan sistem penilaian kinera pada unit kerja independent
3) Peningkatan kompetensi melalui Tugas Belajar Pendidikan/ Pelatihan
Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan
pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan kekuatan dan kelemahannya.
Metode penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan harus
mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi, permintaan (demand) akibat beban
pelayanan kesehatan, sarana upaya pelayanan kesehatan yangditetapkan,
danstandar atau nilai tertentu (Astiena, 2009).
-
23
2.4 Konsep Teori Metode Analisa Beban Kerja (ABK)
2.4.1 Definisi Metode Analisa Beban Kerja (ABK)
Metode ABK Kes adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDMK
berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK pada
tiap fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan (Fasyankes) sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan semua
jenis SDMK.
2.4.2 Langkah-Langkah Metode Analisa Beban Kerja (ABK)
1) Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
Untuk menetapkan Jenis SDMK dapat mengacu pada:
a) Daftar Pengelompokan dan Jenis SDMK
b) Daftar Nama Jabatan Fungsional Tertentu
Data dan informasi Fasyankes, Unit / Instalasi, dan jenis SDMK dapat diperoleh
dari:
(1) Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) institusi
(2) Undang-undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(3) Permenkes No. 73 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
(4) Permen PAN-RB tentang Jabatan Fungsional Tertentu (28 Jenis Jabatan
Fungsional Tertentu)
-
24
Selain Jenis SDMK bersumber dari kebijakan tersebut diatas, juga dapat
digunakan dari sumber-sumber sebagai berikut:
(1) Peraturan daerah Provinsi Tingkat Provinsi tentang Organisasi dan Tata
Kerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
(2) Data hasil Analisis Jabatan (Peta jabatan dan Informasi Jabatan) dari
SKPD masing-masing.
(3) Pedoman teknis SPO (Standar Prosedur Operasional) setiap Tugas Pokok
dan Fungsi Jabatan.
2) Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh SDMK
untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja
instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari
kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan Kepala
Daerah masing-masing. Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara
Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1250 jam per tahun. Demikian juga
menurut Permen PA-RB No. 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE) antara 1192
- 1237 jam per tahun yang dibulatkan menjadi 1200 jam per tahun atau 72000
menit per tahun baik yang bekerja 5 hari kerja maupun 6 hari kerja per minggu.
-
25
Informasi untuk menetapkan Waktu Kerja Tersedia bersumber dari:
(1) Perka BKN No.19 tahun 2011
(2) Permenkes No. 53 tahun 2013
3) Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok, Tugas Penunjang,
Uraian Tugas), dan Norma Waktu
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara
nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan. Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang
dibutuhkan oleh seorang SDMK yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi
untuk melaksanakan suatu kegiatan secara normal sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku di fasyankes bersangkutan. Kebutuhan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan,
standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia
serta kompetensi SDMK itu sendiri. Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan
pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama sesuai
dengan kondisi daerah. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan
dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDMK yang memiliki kompetensi,
kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar prosedur operasional (SPO) dan
memiliki etos kerja yang baik.
-
26
Data dan informasi dapat diperoleh dari:
a) Komponen Beban Kerja dapat diperoleh : Daftar Nama Jabatan Fungsional
Tertentu
b) Norma Waktu atau Rata-rata Waktu tiap kegiatan pokok dapat diperoleh dari
data Analisis Jabatan (Anjab) tiap jabatan dari Fasyankes yang bersangkutan.
c) Bilamana Norma Waktu atau Rata-rata Waku per kegiatan tidak ada dalam
Anjab institusi, dapat diperoleh melalui pengamatan atau observasi langsung
pada SDMK yang sedang melaksanakan tugas dan kegiatan.
4) Menghitung Standar Beban Kerja
Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas pekerjaan selama 1
tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan setiap kegiatan (Rata-
rata Waktu atau Norma Waktu) dan Waktu Kerja Tersedia (WKT) yang sudah
ditetapkan.
Rumus SBK (Standar Beban Kerja) :
Standar Beban Kerja (SBK) =
Waktu Kerja
Tersedia
Norma Waktu per Kegiatan Pokok
-
27
Tujuan :
Dihasilkannya SBK SDMK untuk setiap kegiatan pokok.
Data dan informasi dapat diperoleh dari:
a) Data WKT (Waktu Kerja Tersedia) diperoleh dari Langkah 2
b) Data Norma Waktu atau Rata-rata Waktu setiap kegiatan pokok diperoleh
dari Langkah 3
5) Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan baik
yang terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang
dilakukan oleh seluruh jenis SDMK.
Faktor Tugas Penunjang (FTP) adalah proporsi waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau per
bulan atau per semester).
Standar Tugas Penunjang adalah suatu nilai yang merupakan pengali
terhadap kebutuhan SDMK tugas pokok.
Langkah-langkah perhitungan, sebagai berikut :
a) Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hr, bila satuan waktu per hari
= Rata-rata waktu x 52 mg, bila satuan waktu per
minggu
= Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan waktu per
bulan
= Rata-rata waktu x 2 smt, bila satuan waktu per smt
-
28
b) Faktor Tugas Penunjang (FTP) = (Waktu Kegiatan) : (WKT) x 100
c) Standar Tugas Penunjang (STP) = (1 / (1- FTP/100)), sebagai faktor pengali.
6) Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Fasyankes
Data dan informasi yang dibutuhkan per Fasyankes, sebagai berikut :
a) Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu:
(1) Waktu Kerja Tersedia (WKT) …dari langkah-02
(2) Standar Beban Kerja (SBK) …langkah-04, dan
(3) Standar Tugas Penunjang (STP)….langkah-05
b) Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap Fasyankes selama
kurun waktu satu tahun.
Rumus Kebutuhan SDMK sebagai berikut:
2.5 Metode Standar Ketenagaan Minimal
2.5.1 Pengertian
Metode Standar Ketenagaan Minimal merupakan hasil pengembangan dari
metode Analisis Beban Kerja (ABK) yang digunakan untuk perencanaan
kebutuhan SDMK di berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) seperti
Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dan Faskes lainnya.
Kebutuhan SDMK = Capaian (1th)
Standar Beban Kerja X STP
-
29
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan Standar
Ketenagaan Minimal, yaitu :
1. Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Fasyankes
2. Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes
2.5.2 Langkah – langkah perhitungan kebutuhan SDM di Puskesmas :
1) Langkah 1
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Fasyankes (Standar Ketenagaan
Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut Permenkes No. 75
tahun 2014 tentang Puskesmas
SDMK Puskesmas terdiri dari Tenaga Kesehatan (Nakes) dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah Nakes dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan
analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan (Faskes)
tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
Jenis sdmk paling sedikit terdiri atas:
1) Dokter atau dokter layanan primer;
2) Dokter gigi;
3) Perawat;
4) Bidan;
5) Tenaga kesehatan masyarakat;
-
30
6) Tenaga kesehatan lingkungan;
7) Ahli teknologi laboratorium medik;
8) Tenaga gizi; dan
9) Tenaga kefarmasian.
Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas berdasarkan Permenkes
No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas, sebagai berikut :
Tabel 2.1 Standar Ketenagaan Puskesmas
No. Jenis Tenaga
Puskesmas
Kawasan Perkotaan
Puskesmas
Kawasan Pedesaan
Puskesmas kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil
Non RI RI Non RI RI Non RI RI
1 Dokter atau dokter
layanan primer 1 2 1 2 1 2
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi
Lab. medik 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Sumber : Buku Standar Ketenagaan Minimal PPSDM Kemenkes RI 2014
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
a) Merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat
terselenggara dengan baik.
b) Belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
-
31
2) Langkah 2
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas)
Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
(1) Puskesmas Kawasan Perkotaan
Contoh: Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas Kawasan
Perkotaan “M” di Kabupaten “X” Tahun 2018
Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK
Puskesmas Kawasan Perkotaan
No. Jenis SDMK
Puskesmas Perkotaan
“M” (Non Rawat Inap)
Puskesmas Perkotaan “N”
(Rawat Inap)
Jml.
SDMK
saat ini
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
Jml.
SDMK
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Dokter atau dokter
layanan primer 1 1 0 1 2 -1
2 Dokter gigi 1 1 0 1 1 0
3 Perawat 5 5 0 6 8 -2
4 Bidan 3 4 -1 5 7 -2
5 Tenaga Kesmas 0 2 -2 1 2 -1
6 Tenaga kesling 1 1 0 1 1 0
7
Ahli teknologi
Laboratorium
medic
0 1 -1 1 1 0
8 Tenaga gizi 1 1 0 1 2 -1
9
Tenaga
kefarmasian 0 1 -1 1 2 -1
10
Tenaga
Adminintrasi 1 3 -2 2 3 -1
11 Pekarya 4 2 +2 5 2 +3
Jumlah 17 22 -5 23 31 -7
Sumber : Buku Standar Ketenagaan Minimal PPSDM Kemenkes RI 2014
-
32
Cara pengisian tabel, sebagai berikut :
1) Isi pada kolom (3) dan kolom (6) dengan data jumlah SDMK yang ada saat
ini sesuai jenis dan jumlahnya
2) Isi pada kolom (4) dengan data Standar SDMK Puskesmas Perkotaan
3) Isi pada kolom (5) = (3) – (4) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Perkotaan Non Rawat Inap
4) Isi pada kolom (8) = (6) – (7) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Perkotaan Rawat Inap
5) Masing-masing jenis SDMK pada kolom (5) dan (8), hasilnya dapat Plus (+)
berarti kelebihan SDMK atau Minus (-) berarti kekurangan atau Nol ( 0 )
berarti sesuai antara jumlah SDMK saat ini dengan standar Jumlah SDMK
(Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas).
-
33
(2) Puskesmas Kawasan Pedesaan
Contoh : Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas Kawasan
Pedesaan “N” di Kabupaten “X” Tahun 2018
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
Kawasan Pedesaan
No. Jenis SDMK
Puskesmas Kawasan
Pedesaan“N” (Non
Rawat Inap)
Puskesmas Kawasan
Pedesaan “N” (Rawat
Inap)
Jml.
SDMK
saat ini
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
Jml.
SDMK
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Dokter atau dokter
layanan primer 1 1 0 1 2 -1
2 Dokter gigi 0 1 -1 0 1 -1
3 Perawat 3 5 -2 4 8 -4
4 Bidan 2 4 -2 4 7 -3
5 Tenaga Kesmas 0 1 -1 1 1 0
6 Tenaga kesling 1 1 0 1 1 0
7 Ahli teknologi
Laboratorium medic 0 1 -1 0 1 -1
8 Tenaga gizi 1 1 0 0 2 -2
9 Tenaga kefarmasian 0 1 -1 1 1 0
10 Tenaga
Adminintrasi 1 2 -1 2 2 0
11 Pekarya 3 1 +2 3 1 +2
Jumlah 12 19 -7 17 27 -10
Sumber : Buku Standar Ketenagaan Minimal PPSDM Kemenkes RI 2014
Cara pengisian tabel, sebagai berikut :
1) Isi pada kolom (3) dan kolom (6) dengan data jumlah SDMK yang ada saat
ini sesuai jenis dan jumlahnya
2) Isi pada kolom (4) dengan data Standar SDMK Puskesmas Pedesaan
-
34
3) Isi pada kolom (5) = (3) – (4) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Pedesaan Non Rawat Inap
4) Isi pada kolom (8) = (6) – (7) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Pedesaan Rawat Inap
5) Masing-masing jenis SDMK pada kolom (5) dan (8), hasilnya dapat Plus (+)
berarti kelebihan SDMK atau Minus (-) berarti kekurangan atau Nol ( 0 )
berarti sesuai antara jumlah SDMK saat ini dengan standar Jumlah SDMK
(Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas)
-
35
(3) Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Contoh : Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas Kawasan
Terpencil dan Sangat Terpencil “O” di Kabupaten “X” Tahun 2018
Tabel 2.4 Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Puskesmas
Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
No. Jenis SDMK
Puskesmas Kawasan
Terpencil dan Sangat
Terpencil “0” (Non
Rawat Inap)
Puskesmas Kawasan
Terpencil dan Sangat
Terpencil “0” (Rawat
Inap)
Jml.
SDMK
saat ini
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
Jml.
SDMK
Standar
SDMK
Kesenja
ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1
Dokter atau
dokter layanan
primer
0 1 -1 0 2 -1
2 Dokter gigi 0 1 -1 0 1 -1
3 Perawat 3 5 -2 5 8 -3
4 Bidan 2 4 -2 2 7 -5
5 Tenaga Kesmas 0 1 -1 0 1 -1
6 Tenaga kesling 1 1 0 1 1 0
7
Ahli teknologi
Laboratorium
medic
0 1 -1 0 1 -1
8 Tenaga gizi 0 1 -1 0 2 -2
9 Tenaga
kefarmasian 0 1 -1 0 1 -1
10 Tenaga
Adminintrasi 1 2 -1 2 2 0
11 Pekarya 3 1 +2 3 1 +2
Jumlah 10 19 -9 13 27 -14
Sumber : Buku Standar Ketenagaan Minimal PPSDM Kemenkes RI 2014
Cara pengisian tabel, sebagai berikut :
1) Isi pada kolom (3) dan kolom (6) dengan data jumlah SDMK yang ada saat
ini sesuai jenis dan jumlahnya
-
36
2) Isi pada kolom (4) dengan data Standar SDMK Puskesmas Kawasan
Perkotaan
3) Isi pada kolom (5) = (3) – (4) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil Non Rawat Inap
4) Isi pada kolom (8) = (6) – (7) adalah Kesenjangan Jumlah SDMK di
Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil Rawat Inap
5) Masing-masing jenis SDMK pada kolom (5) dan (8), hasilnya dapat Plus (+)
berarti kelebihan SDMK atau Minus (-) berarti kekurangan atau Nol ( 0 )
berarti sesuai antara jumlah SDMK saat ini dengan standar Jumlah SDMK
(Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2.6 Konsep Teori Metode Ratio Penduduk
Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan untuk wilayah digunakan
Metode Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan berdasarkan Target Rasio Tenaga
Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk. Metode ini sudah mempertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang
direncanakan, sebagai berikut:
1) Pegawai Masuk, terdiri dari:
a) Pengangkatan SDMK baru
b) Pengangkatan (pindah masuk)
2) Pegawai Keluar, terdiri dari:
a) SDMK yang pensiun
-
37
b) SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit atau
cacat
c) SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
Disamping perhitungan proyeksi untuk memberikan gambaran
kecenderungan kebutuhan SDMK tersebut di atas, dalam “Perencanaan
Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio Tenaga terhadap Penduduk”, maka
dilengkapi dengan perhitungan kecenderungan produksi lulusan dari Institusi
Pendidikan di bidang Kesehatan.
2.6.1 Tujuan metode ratio penduduk
1) Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK di suatu wilayah pemerintah
daerah Provinsi dan Pemerintah (Nasional).
2) Menghasilkan proyeksi lulusan tenaga kesehatan dari institusi pendidikan di
bidang kesehatan untuk setiap jenis tenaga kesehatan.
2.6.2 Jenis data dan informasi yang diperlukan
1) Perhitungan proyeksi kebutuhan SDMK terhadap penduduk
a) Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
b) Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
c) Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD,
institusi kesehatan swasta)
d) Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025
(sumber data: Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2014 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK) Tahun 2011-2025)
-
38
e) Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data:
BKN, BKD, institusi kesehatan swasta)
f) Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir.
(Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta)
g) Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu
bekerja karena sakit / cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta)
h) Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta)
i) Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit
(Sumber: BKD dan BKN)
2) Perhitungan produksi tenaga kesehatan tingkat provinsi di Indonesia
a) Data program studi pendidikan tenaga kesehatan provinsi tertentu
b) Jumlah mahasiswa baru yang diterima tahun akademik 3 tahun terakhir
c) Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit
(Sumber: BKD dan BKN)
d) Data mahasiswa yang keluar alasan lain (DO) 3 tanhun terakhir per prodi
tertentu
-
39
2.6.3 Langkah – langkah
1) Menetapkan Target Rasio Kebutuhan SDMK Berdasarkan Penduduk Tujuan:
Tersedianya daftar target (sasaran) ratio kebutuhan SDMK tahun 2014, 2019,
dan 2025 sebagai dasar perhitungan kebutuhan SDMK di suatu wilayah.
Tabel 2.5 Tersedianya daftar target (sasaran) ratio kebutuhan
SDMK tahun 2014, 2019, dan 2025 sebagai dasar perhitungan
kebutuhan SDMK di suatu wilayah.
No. Jenis Nakes
Terget Ratio per 100.000 penduduk (Kepmenko
Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
2014 2019 2025
1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
3 Dokter Gigi 12 13 14
4 Perawat 158 180 200
5 Bidan 100 120 130
6 Perawat Gigi 15 18 21
7 Apoteker 9 12 15
8 Ass. Apoteker 18 24 30
9 SKM 13 16 18
10 Sanitarian 15 18 20
11 Nutrisionis / Ahli
Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keterapian
Medis 14 16 18
Sumber: RPTK Tahun 2011-2025 (Kepmenko Kesra No.54 Tahun 2013)
-
40
2) Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah
masuk) dan SDMK keluar ( pensiun, meninggal/tidak mampu bekerja karena
sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain)
Tabel 2.6 Data (asumsi) angka pertumbuhan penduduk, pegawai
masuk, dan pegawai keluar (contoh: Perawat) di Indonesia tahun 2014
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
1
Laju
pertumbuhan
penduduk (r)
Tahun 2010-2015 1.38 % per
th 0.67 % per th
Tahun 2015-2020 1.19 % per
th 0.53 % per th
Tahun 2020-2025 1.00 % per
th 0.38 % per th
2 Pegawai
masuk
a. Pengangkatan baru
6.8 % per
th 6.8 % per th
b. Pindah masuk 0.5 % per
th 0.5 % per th
3 Pegawai
Keluar
a. Pensiun 1.0 % per
th 1.0 % per th
b. Meninggal dan
tidak mampu
bekerja karena sakit / cacat
0.5 % per
th 0.5 % per th
c. Keluar, cuti
besar, dipecat 1.0
% per
th 1.0 % per th
Keterangan :
a) Data tentang Laju pertumbuhan penduduk (Indonesia dan Jawa Timur)
diperoleh dari BPS Nasional Katalog 2101018
b) Data Pertambahan SDMK (contoh: Perawat) adalah data asumsi yakni
jumlah SDMK yang ada di suatu wilayah selama 3 tahun kemudian dihitung
Angka rata-rata pertambahannya
-
41
c) Data Pegawai Masuk dan Pegawai Peluar dapat diperoleh dari BKD. Data
jumlah SDMK tertentu (misal: Perawat) per tahun kemudian dibagi dengan
total SDMK tertentu (Perawat) tersebut dikalikan 100%
-
26
3) Perhitungan Proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025 (10 Tahun)
Tabel 2.7 Perhitungan Proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025
42
-
27
4) Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014 – 2019
Tabel 2.8 Proyeksi Kebutuhan SDMK
43
-
28
Keterangan :
1. Penduduk G4 = Laju pertumbuhan penduduk th 2010-2015
2. Pengangkatan Baru G7 = % pengangkatan baru
Pegawai masuk (pindah masuk) G8 = %.pindah masuk
3.
Pegawai Pensiun G10= % pension
Pegawai yang meninggal, sakit / cacat G11= %meninggal & tdk.mamp bekerja karena sakit/cacat
Peawai keluar, cuti besar, dipecat G12= %keluar, cuti
4. Penduduk pada baris ke 14 (D14-E14-F14-G14-H14-I14-J14-K14-
L15-M14-N14-O14) Baris ke 14 dicopy dari tabel 3
5. Standar Target Rasio SDMK thd.penduduk D15 = Standar Target Rasio tahun 2015
6. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio Penddk D16 = (D15/100,000) x D14
7. Jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat ini) D17 = diisi jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat ini)
8. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio Penddk D18 = (G6) x (D17) =(6.81/100) x 346,086 =23,568; D29=(G7) x D17)
9.
Pegawai Pensiun D21 = (G9) x (D17)
Pegawai meninggal, tidak mampu bekerja D22 = (G10) x (D17)
karena sakit / cacat D23 = (G11)x (D17)
10. Jumlah pegawai masuk D20 = D18+D19
Jumlah pegawai keluar D24 = D21+D22+D23
11. SDMK (Perawat) akhir tahun D25 = D17+D20–D24
12. SDMK (Perawat) di awal tahun berikutnya E17 = Copy penduduk akhir th.2014 pada D25; demikian F17, dst
13. Kesenjangan kebutuhan SDMK (Perawat) D26 = D17 – D25
44
-
29
Dengan cara perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan seperti pada Tabel 2.9 berikut.
Contoh :
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
45
-
30
5) Perhitungan Proyeksi DEMAND (Kebutuhan SDMK)
Dari Tabel Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) di Indonesia tahun 2014-2025 diatas, maka Kebutuhan dan
Ketersedian serta Kesenjangan SDMK (Perawat) sebagai berikut:
Tabel 2.10 Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
46
-
47
Penjelasan:
a) Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
b) Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun
2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
c) Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK
(Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025
d) Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
e) Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari
[Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah dengan SDMK yang
masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat)
Pensiun, yang meninggal, sakit / cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
f) Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK
(Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah SDMK (Perawat) di
akhir tahun
-
26
Contoh : Provinsi Jawa Timur
Tabel 2.11 Perhitungan Proyeksi Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2025
Cara perhitungan tabel 2.11 sama dengan cara perhitungan pada langkah 3 (Tabel 2.7)
Dengan cara perhitungan yang sama seperti pada Langkah 4 Tabel 2.8, maka hasil Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat)
Jawa Timur tahun 2014-2025, seperti tabel 2.12 berikut.
48
-
27
Tabel 2.12 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK Provinsi
49
-
28
Dari hasil perhitungan pada tabel 2.8 tersebut diatas, maka dapat ditetapkan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh :
Perawat) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2025, Tabel 2.13 berikut.
Tabel 2.13 Proyeksi Kebutuhan Nakes (Perawat) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2025
50
-
51
Penjelasan :
a) Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
b) Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun
2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
c) Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK
(Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Jawa Timur Tahun 2014-2025.
d) Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
e) Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) di Jawa Timur Tahun 2014-2025 yang
dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah dengan
SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang
((Nakes (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit / cacat, dan keluar, cuti
besar dan dipecat)].
f) Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan Nakes
(Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah SDMK (Perawat) di
akhir tahun
-
26
6) Perhitungan Proyeksi SUPPLY (Produksi Lulusan dari Institusi Pendidikan (contoh di Jawa Timur) Produksi
institusi pendidikan di bidang kesehatan, sebagai contoh berikut adalah tabel perhitungan produksi (supply)
pendidikan D3 Keperawatan di sebuah provinsi (contoh: di Jawa Timur).
Tabel 2.14 Contoh: Penghitungan SUPPLY (Produksi Lulusan Institusi Pendidikan Keperawatan di Jawa Timur)
52
-
53
Penjelasan perhitungan sebagai berikut :
a) Tahun proyeksi pendidikan D3 Keperawatan: dari tahun 2014 s/d 2025
b) Mahasiswa baru yang diterima pada tahun akademik 2014/2015 (tahun 2014)
se Provinsi Jawa Timur = 8,500 mahasiswa baru.
c) Mahasiswa lama (registrasi ulang) = 10,400 orang
d) Jumlah mahasiswa yang terdaftar di tahun 2014/2015 (Tahun 2014) =
Mahasiswa baru yang diterima + Mahasiswa lama
e) Jumlah mahasiswa yang DO tahun 2014/2015 (tahun 2014) = 425 mahasiswa
f) Juml. mahasiwa yg melanjutkan = juml. mahasiswa yg terdaftar th 2014/2015
– Juml. mahasiswa yg DO – Jml.mhsw yg lulus
g) Lulusan (jumlah) = Juml.mhsw baru – Juml.mhsw DO = 8,500 – 425 = 8,075
-
26
7) Rekapitulasi Perhitungan Proyeksi SUPPLY (Produksi) dan DEMAND (Kebutuhan) Tahun 2014-2025
Tabel 2.15 Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Jawa Timur Tahun 2014-2025
a) Trend Kesenjangan Kebutuhan Nakes dari tahun 2014 s/d 2025 = (Kebutuhan Nakes Berdasarkan Rasio
Penduduk)-(Tenaga (Perawat) yang ada di akhir tahun)
b) Trend Lulusan (D3 Keperawatan) dari tahun 2014 s/d 2025
c) Dengan langkah-langkah dan cara yang sama, maka dapat dihitung trend kebutuhan kesenjangan untuk jenis
atau jabatan tenaga kesehatan yang lainnya
54
-
55
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Keranga Konseptual
Kerangka konsep yang dapat dirumuskan pada penelitian ini, adalah
seperti pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Input :
1. Prosedur Perekrutan
2. Kondisi jumlah SDM Kesehatan saat ini
di Puskesmas Kanor
3. Anggaran
Proses :
1. Perencanaan kebutuhan SDM
Kesehatan di Puskesmas Kanor
berjenjang ke dinas kesehatan
kabupaten bojonegoro untuk ditindak
lanjuti, kemudian dilanjutkan ke
pusat (MenPAN-RB)
2. Membandingkan jumlah ketersediaan
SDM Kesehatan di Puskesmas Kanor
saat ini dengan standar ketenagaan
minimal permenkes no. 75 tahun
2014
3. Penganggaran
Output :
Pemenuhuan kebutuhan SDM Kesehatan
Impact : Dampak yang timbul akibat
kekurangan atau kelebihan SDM
Kesehatan di Puskesmas Kanor
Analisis Kebutuhan SDM
Kesehatan Berdasarkan
Standar Ketenagaan
Minimal Permenkes
Nomor 75 Tahun 2014 di
Puskesmas Kanor
Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2018
Pelayanan Puskesmas
Kanor
-
56
Berdasarkan kerangka konsep dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa
penelitian Analisis Kebutuhan SDM Kesehatan Berdasarkan Standar
Ketenagaan Minimal Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 di Puskesmas Kanor
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018. Dari segi input yaitu Prosedur
Perekrutan, Kondisi jumlah SDM Kesehatan saat in