i
SKRIPSI
EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR EKSTRAKURIKULER
MENJAHIT SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
KLATEN
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
YUNI ERNAWATI 06513241017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGAKARTA
2012
ii
iii
iv
v
MOTTO
Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya
serta orang-orang beriman (At-Taubah : 105)
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah : 216)
Belajarlah kalian, tuntutlah ilmu, sesungguhnya jika kini kalian adalah orang-orang
yang kecil dan tidak diperhitungkan manusia, maka kelak kalian akan menjadi orang-
orang besar yang diperlukan manusia.
(Al-Hasan bin Ali)
Kenyataan pada hari ini adalah mimpi hari kemarin dan
apa yang hari ini merupakan mimpi akan menjadi kenyataan esok hari.
Bermimpi, lalu kejarlah mimpi itu.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tulisanku ini untuk:
Allah SWT
Kedua orang tua ku tercinta atas kasih sayang, cinta, perhatian, pengorbanan serta dukungannya baik material maupun non material dan yang
senantiasa melafadzkan doa dalam hati dan lisannya setiap saat
Kakakku tercinta (Mas Umar dan Mbak Eny) yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya dalam keadaan susah dan senang
Dosenku yang dengan sabar membimbing dan menyampaikan ilmu yang
sangat bermanfaat
Aris Manul Hakim yang selalu memberikan bantuan dan perhatiannya
Keluarga dan temen-temanku di Klaten yang selalu menanyakan kapan kelulusanku. Itu menjadi motivasi tersendiri
Anak-anak khodijah krew terimakasih atas dukungan dan kebersamaanya
Sahabat S1 Busana 2006 yang selama ini berjuang bersama
Seluruh sahabat dan teman yang berjasa dan kukenal yang tidak dapat kusebutkan satu persatu
Almamaterku UNY kebanggaanku
vii
EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR EKSTRAKURIKULER MENJAHIT SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
KLATEN
Abstrak
Yuni Ernawati 06513241017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) Relevansi program
ekstrakurikuler menjahit dengan kebutuhan siswa; (2) Latar belakang Guru; (3) latar belakang siswa; (4) Ketersediaan sarana prasarana; (5) pelaksanaan proses belajar mengajar, (6) Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011 dengan subyek penelitian guru ekstrakurikuler menjahit serta siswa kelas XI ekstrakurikuler menjahit yang berjumlah 130 orang. Metode penelitian menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Validitas intrumen aktivitas mengajar guru ektrakurikuler menjahit diujikan kepada 35 orang siswa dan hasil angket dianalisis dengan korelasi produk moment dengan hasil 40 butir soal dinyatakan valid. Reliabilitasnya dihitung menggunakan rumus Alhpa Crobach dan diperoleh hasil sebesar 0,893. Teknik analisis data yaitu analisis deskriptif. Perhitunganya menggunakan kuantitatif untuk data berupa angket dan kualitatif untuk data berupa observasi, dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian menyatakan bahwa: (1) Program ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten sudah relevan dengan kebutuhan siswa karena siswa berada di lingkungan yang berdekatan dengan garmen dan konveksi; 2) Latar belakang pendidikan guru sudah relevan dengan pelajaran ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten karena mempunyai tingkat pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan (S1) jurusan pendidikan Tata Busana; (3) Latar belakang pendidikan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliayah Negeri Klaten berasal dari SLTP ada 66,15%, yang berasal dari MTs ada 33,08% dan berasal dari SMP IT ada 0,77%. Latar belakang pendidikan orang tua siswa adalah tamatan SD ada 70,77%, SMP ada 10,77%, SMA ada 11,54%, D3 ada 0,77% dan S1 ada 8 orang 6,15%. latar belakang pekerjaan orang tua siswa yang bekerja sebagai buruh ada 66,15%, PNS ada 3,07%, guru ada 1,54%, wiraswasta ada 6,62%, petani ada 6,15%, pensiunan ada 1,54%, swasta ada 3,84%, penjahit ada 0,77%, pedagang ada 3,07%, ibu RT ada 1,54%, karyawan ada 3,07%, bidan ada 0,77%, Perdes ada 0,77%, dan tidak bekerja ada 0,77%; (4) Ketersediaan sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten sudah baik tetapi mesin jahitnya belum sebanding dengan jumlah siswa dalam satu kelas; (5) Pelaksanaan proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri Klaten berada pada kategori Baik 75,8%; (6) Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit yang dinyatakan berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit ada 70,77% siswa dan sisanya 29,23% dinyatakan gagal.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur bagi allah, pelimpah rahmat dan nikmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Evaluasi Proses
Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit Siswa Kelas XI Di Madrasah Aliyah
Negeri Klaten” Penelitian ini dimaksudkan untuk mengadakan penelitian guna
menyelesaikan tugas akhir skripsi.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa Penelitian ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak,
untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. M.A, selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Noor Fitrihana, M.Eng selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Prapti Karomah, M.Pd selaku Penguji Proyek Akhir Skripsi.
5. Kapti Asiatun, M.Pd selaku Sekertaris Proyek Akhir Skripsi.
6. Sri Wisdiati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir Skripsi.
7. Widihastuti, M.Pd dan Widyabakti Sabatari, M.Sn selaku dosen validasi
Proyek Akhir Sekripsi.
8. Anik Murwati, S.Pd dan Retno Sulistyaningkrum, S.Pd, selaku guru
ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
ix
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran, kritik dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini.
Yogyakarta, Desember 2011
Penulis
Yuni Ernawati 06513241017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI ......................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 10 A. DESKRIPSI TEORI ................................................................................... 10
1. Proses Belajar Mengajar ...................................................................... 10 a. Pengertian Belajar .......................................................................... 10 b. Pengertian Mengajar ...................................................................... 11 c. Keberhasilan Dalam PBM .............................................................. 13 d. Belajar dan Mengajar Menjahit ...................................................... 14
2. Komponen-komponen pembelajaran ................................................... 14 a. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 14 b. Guru ............................................................................................... 15 c. Siswa .............................................................................................. 17 d. Materi pembelajaran....................................................................... 18 e. Metode Pembelajaran ..................................................................... 19 f. Media Pembelajaran ....................................................................... 21 g. Evaluasi/Penilaian .......................................................................... 26
3. Tahapan-Tahapan Pembelajaran .......................................................... 36 a. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 36 b. Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 37 c. Evaluasi Pembelajaran ................................................................... 38
4. Evaluasi Program ................................................................................. 38 a. Pengertian Evaluasi Program ......................................................... 38 b. Model-Model Evaluasi .................................................................. 39
5. Ekstrakurikuler ..................................................................................... 45 a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................. 45
xi
b. Program Ekstrakurikuler ................................................................ 47 c. Penentuan Program Ekstrakurikuler .............................................. 48 d. Ektrakurikuler Menjahit ................................................................. 48 e. Pengelolaan Ekstrakurikuler menjahit…………………………… 50
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 51 C. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 52 D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 55 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 55 B. Variabel Penelitia ..................................................................................... 55 C. Tempat dan Waktu penelitian ................................................................... 56 D. Sumber Data ............................................................................................. 56 E. Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................. 57 F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 60
1. Angket .................................................................................................. 60 2. Dokumentasi ........................................................................................ 61 3. Observasi .............................................................................................. 61 4. Wawancara…………………………………………………………… 61
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 63 H. Uji Coba Instrumen .................................................................................. 68
1. Validitas Instrumen .............................................................................. 68 2. Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 71
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 75
A. Deskripsi Hasil Peneliti ............................................................................ 75 B. Pembahasan .............................................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 102 A. KESIMPULAN ........................................................................................ 102 B. SARAN ..................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................ 60
Tabel 2. Kisi-Kisi Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data Evaluasi Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit ........................... 62
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket proses Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Menjahit di MAN Klaten ................................................................... 65
Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Belajar Mengajar Di Kelas ............................................................................................. 67
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Untuk Angket Dan Observasi ............................. 71
Tabel 6. Data Guru Ekstrakurikuler Menjahit.................................................. 76
Tabel 7. Latar Belakang Pendidikan Siswa ..................................................... 77
Tabel 8. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua…………………………….. 78
Tabel 9. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ................................................ 78
Tabel 10. Data Hasil Observasi Ketersediaan Sarana Prasarana Ekstrakurikuler Menjahit ................................................................... 80
Tabel 11. Hasil Perhitungan Observasi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Menjahit ............................................................................. 82
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Daftar Hadir Siswa Ekstrakurikuler Menjahit ............................................................................................. 85
Tabel 13. Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa .................................. 85
Tabel 14. Distribusi Frekwensi Kategori Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit ................................................... 86
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Tugas Akhir Siswa ................................ 87
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Diagram Variabel Pelaksanaan Ektrakurikuler Menjahit ................. 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kata yang sangat diagungkan dalam suatu
peradaban bangsa. Pendidikan telah memberikan banyak manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Pendidikan merupakan usaha
manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui
proses pembelajaran di sekolah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), maupun Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), maupun Madrasah aliyah (MA) serta Perguruan
Tinggi (PT), yang masing-masing memiliki visi, misi dan tujuan yang
spesifik. Proses pendidikan itulah yang akan banyak dinilai karena proses
pendidikan sebagai salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu
bangsa.
Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan
yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Pemerintah Indonesia
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang
diatur dalam undang-undang. Terkait dengan itu maka telah diterapkan UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional yang menjelaskan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk menggembangkan potensi
2
peserta didik agar menjadi manusia yang kreatif, mandiri, serta
mempersiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan
sikap professional serta tanggung jawab (Depdiknas, 2003:8).
Dalam pengkajian tentang evaluasi proses belajar mengajar di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten semua faktor yang berkaitan dengan proses
pengajaran baik yang bersifat langsung atau tidak langsung adalah
merupakan sorotan atau sub kajian dalam pembahasan masalah ini. Berbagai
faktor tersebut antara lain : 1) Bersifat langsung: metode mengajar guru,
kurikulum yang dipakai, lingkungan kelas, fasilitas belajar, media belajar. 2)
Bersifat tidak langsung: pelayanan karyawan, keberadaan tenaga keamanan,
alat trasportasi.
Madrasah Aliyah Negeri Klaten adalah salah satu lembaga pendidikan
yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang
ditawarkan yaitu berupa keterampilan 1) Komputer; 2) Menjahit/Tata busana;
3) Elektro; 4) Marchingband; 5) Pramuka; 6) Musik; 7) Qiro’ah; 8) Khitobah.
Ekstrakurikuler menjahit/tata busana merupakan ekstrakurikuler wajib bagi
siswi kelas X dan kelas XI.
Ekstrakurikuler merupakan pelajaran tambahan yang dilakukan diluar
jam sekolah. Mengingat banyak siswa yang setelah lulus sekolah tidak semua
siswa meneruskan ke perguruan tinggi maka sekolah madrasah Aliyah Negeri
Klaten membekali siswanya salah satunya dengan keterampilan menjahit.
Dengan diadakannya ekstrakurikuler menjahit/tata busana diharapkan siswa
3
setelah lulus sekolah sudah siap untuk memasuki dunia kerja bagi yang tidak
melanjutkan di perguruan tinggi.
Program ekstrakurikuler menjahit sudah dilaksanakan di sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Klaten sejak tahun 2005. Berdasarkan survey awal
penulis, siswa Madrasah Aliyah Negeri Klaten tidak semua mengikuti
ekstrakurikuler menjahit meskipun diwajibkan oleh pihak sekolah. Juga nilai
ekstrakurikuler menjahit di Aliyah Negeri Klaten masih kurang maksimal.
Atas dasar inilah maka menurut penulis penting artinya untuk mengadakan
evaluasi program ekstrakurikuler menjahit.
Peneliti ingin mengetahui relevansi program ekstrakurikuler menjahit
dengan kebutuhan siswa. Keterampilan menjahit sangat berguna
dimasyarakat melihat banyak sekali garmen maupun konveksi dilingkungan
sekitar yang membutuhkan banyak tenaga kerja yang berketerampilan
menjahit. Dukungan sekolah terhadap program ekstrakurikuler menjahit
sangat baik. Wali kelas selalu mendorong dan memotivasi siswa agar selalu
mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menjahit. Sekolah juga memberikan
sarana prasarana untuk memperlancar pelaksanaan ekstrakurikuler menjahit,
siswa hanya menyediakan bahan-bahan untuk praktek. Namun minat siswa
terhadap program ekstrakurikuler menjahit masih kurang walaupun pihak
sekolah mewajibkannya. Masih ada beberapa anak yang tidak pernah
berangkat dengan alasan guru pilih kasih dan galak hal ini disebabkan baik
atau tidaknya guru dalam menguasai kelas. Praktek menjahit dilaksanakan
pada jam 14.00-16.00. Siswa cukup menyediakan bahan yang dibutukkan
4
saja, sedang peralatan sudah disediakan dari sekolah. Banyak lulusan
Madsarah Aliyah Negeri Klaten yang bekerja di garmen maupun konveksi.
Beberapa komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran di
kelas antara lain adalah siswa, guru, kurikulum, strategi, metode, media
mengajar, fasilitas, lingkungan, dan saranan prasarana. Disini faktor guru
merupakan salah satu faktor utama dalam hubungannya dengan kegiatan
belajar mengajar. Guru di sini berperan sangat strategis sebab guru yang
mengelola komponen-komponen lain sehingga tercipta pembelajaran yang
berkualitas.
Proses belajar mengajar menjahit/tata busana tidak dapat lepas dari
komponen-komponen pendidikan. Guru dan siswa dalam hal ini merupakan
sabjek sekaligus objek yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
sehingga komponen dasar dalam belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi keberhasilan pembelajaran
dengan demikian penilaian atau evaluasi perlu dilakukan peneliti untuk
mengetahui keberhasilan dari keterampilan ekstrakurikler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten. Hal tersebut berkaitan dengan sejauh mana
nantinya evaluasi proses belajar mengajar dari peserta didik dalam mengikuti
ekstrakurikuler menjahit sehubungan dengan tujuan pendidikan yang telah
ditentukan pada sekolah tersebut.
Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor
penting untuk efektivitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap
5
proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa untuk
lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih
meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong sekolah untuk
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen sekolah. Evaluasi tidak
hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga perlu penilaian
terhadap input, output, maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri.
Dalam Undang-Undang No.20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional Bab 1 pasal 1 ayat (21) dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.dalam bab XVI tentang Evaluasi, Akreditasi dan sertifikasi,
bagian kesatu tentang Evaluasi, pasal 57, dijelaskan: Ayat (1): evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Ayat (2): evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan.
Pada tahun 1974 masyarakat masih menganggap bahwa evaluasi
pendidikan terbatas pengertiannya pada penilaian hasil belajar. Dasar
pemikiran yang digunakan adalah bahwa pendidikan merupakan upaya
memberikan satu perlakuan pembelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran
bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar.
6
Ada hal lain yang berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya prestasi
belajar peserta didik, yaitu proses belajar mengajar.
Peranan dan fungsi evaluasi sangat penting terutama dalam proses
belajar mengajar. Fungsi evaluasi dalam pendidikan disini yaitu mengenai
tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian yang
akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dalam keberhasilan
peserta didik dalam pencapaiaan tujuan. Disamping itu dapat digunakan oleh
guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur/menilai sampai
dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan
belajar dan metode-metode mengajar yang digunakan ( Ngalim, Purwanto,
2004:5). Ada beberapa model evaluasi yang sering digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, model evaluasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product).
Melihat pentingnya evaluasi dalam proses belajar mengajar maka
penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar
ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka munculah berbagai permasalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Nilai siswa ekstrakurikuler menjahit kurang maksimal dilihat dari hasil
nilai akhir siswa.
2. Siswa masih kurang aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler menjahit.
3. Fasilitas belajar yang disediakan pihak sekolah masih kurang.
7
4. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
masih kurang.
5. Media belajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar masih
sedikit.
6. Pihak sekolah kurang mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler menjahit.
7. Evaluasi proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit belum
dilakukan.
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, jelaslah kompleks
permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini. Namun, penelitian ini
tidak membahas semua permasalahan di atas, sehingga diperlukan adanya
batasan masalah. Penelitian ini akan difokuskan pada relevansi program
ektrakurikuler dengan kebutuhan siswa, latar belakang pendidikan guru, latar
belakang siswa, ketersediaan sarana prasarana ekstrakurikuler menjahit,
pelaksanaan proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit,dan
keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit.
D. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana relevansi program ekstrakurikuler menjahit dengan
kebutuhan siswa?
2. Bagaimana latar belakang pendidikan guru ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
8
3. Bagaimana latar belakang siswa kelas XI ektrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
4. Bagaimana ketersediaan sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler
menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
5. Bagaimana pelaksanaan belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
6. Bagaimana keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
E. TUJUAN PENELITIAN.
1. Mengetahui relevansi program ekstrakurikuler menjahit dengan
kebutuhan siswa.
2. Mengetahui latar belakang pendidikan guru ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
3. Mengetahui latar belakang siswa kelas XI ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
4. Mengetahui ketersediaan sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler
menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten
5. Mengetahui pelaksanaan belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
6. Mengetahui keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
9
7. MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat memberi informasi kepada pihak sekolah sebagai bahan evaluasi
kegiatan ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
2. Dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah
sesuai dengan harapan atau belum karna hasil belajar merupakan cermin
kualitas sesuatu sekolah.
3. Dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengarahkan pelaksanaan
proses belajar mengajar ektrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah
Negeri Klaten.
4. Bagi jurusan dan fakultas dapat dijadikan sumber referensi dan dapat
mendorong adanya penelitian tentang evaluasi proses belajar mengajar
pada bidang pendidikan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORI
1. Proses Belajar Mengajar
a. Pengertian Belajar
Istilah belajar mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda
akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali.
Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain.
Antara kedua kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama lain.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena
tingkah laku individu dengan lingkungann dan pengalaman (Zaenal
Arifin,2009:10). Belajar menurut H.C. Witherington, dkk (1982:7).
adalah perubahan dalam diri seseorang.perubahan ini dapat
dinyatakan suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu
pengertian, sebagai pengetahuan atau appresiasi (penerimaan dan atau
penghargaan). Belajar menurut teori behavioristik adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia telah
menunjukkan perubahan tingkah laku.
Maka dari pengertian diatas dapat disimpulkan belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
11
kemampuannya dalam bertinggkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dengan respon.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang efektif menurut
Oemar Hamalik (2001:32-34) adalah:
1) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.
2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dipelajari kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3) Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
4) Siswa yang berlajar perlu mengetahui apakah ia berhasil ataugagal dalam belajarnya.keberhasilan akan menimbulkan kepuasaan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustrasi.
5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
6) Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang dimiliki siswa, besar peranannya dalam proses belajar.
7) Faktor kesiapan belajar. 8) Faktor minat dan usaha. 9) Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar
mempengaruhi proses belajar 10) Faktor intelegensi.
b. Pengertian Mengajar
Mengajar bukan hanya menuangkan bahan pelajaran ke dalam
otak murid, atau menyampaikan kebudayaan bangsa kepada anak-
anak. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan
tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan
12
pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam
melaksanakan tugasnya. Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang
dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar
siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama
interaksi proses belajar mengajar berlangsung
Agar kita memiliki pedoman yang lebih luas tentang mengajar
maka pengertian mengajar menurut beberapa pendapat yang
dipandang pendapat yang lebih menonjol
1) Mengajar adalah meyampaikan pengetahuai kepada siswa didik
atau murid di sekolah.
2) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda
melalui lembaga pendidikan sekolah.
3) Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
4) Mengajar atau mendidik adalah memberikan bimbingan belajar
kepada murid
5) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi
warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6) Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.
13
Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori
sesuai dengan perilaku yang menjadi sasaranya. Nana Syaodih
(1997:103) mengemukakan lima kategori tujuan yaitu intellectual
skills, cognitive strategies, verbal information, motor skill and
attitudes.
c. Keberhasilan dalam PBM
Belajar mengajar akan menjadi efektif dan mempunyai daya
guna jika pengajaran tersebut ditunjukkan oleh kriteria-kriteria
kebaikan komponennya, yaitu (Sarbiran; 1998:9) yang dikutip dari
Untung Subagyo (2000:23)
1) Tujuan pengajaran yang dirumuskan secara operasional dan memenuhi rumusan tujuan.
2) Bahan pengajaran yang dikaji dengan menerapkan rambu-rambu dan sistematis antara lain keterpaduan antara topik dan fleksibilitas untuk pengembangan dan arahan sesuai dengan minat dengan pengalaman siswa, kemudian dan kesederhanaan bahan pengajaran yang sulit dan abstrak, kedalaman kajian dan pemanfaatan untuk menelaah masalah-masalah actual yang ada pada lingkungan subyek belajar.
3) Strategi belajar mengajar yang harus disesuaikan dengan bahan pengajaran dan sikap efektif mahasiswa yang harus dilandasi oleh prinsip pengajaran dan dikaitkan dengan kesiapan subyek belajar.
4) Sumber belajar sebaiknya dapat meningkatkan produktifitas pengajaran. Memberikan peluang pengajaran yang bersifat individu, memberikan dasar yang lebih baik dan memberikan kemungkinan terjadinya proses pembelajaran secara langsung.
Menurut B. suryobroto (1990:17) Beberapa hal yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar meliputi ; 1) penyusunan jadwal
pelajaran; 2) penyusunan program (rencana) berdasarkan satuan waktu
tertentu (catur wulan, semester, tahunan); 3) pengisian daftar kemajuan
14
murid; 4) penyelenggaraan evaluasi hasil belajar; 5) laporan hasil
evaluasi; 6) kegiatan bimbingan penyuluhan.
Proses pembelajaran dapat berlangsung dimana didalamnya
terdapat komponen-komponen seperti tujuan mengajar, siswa yang
belajar, guru yang mengajar, metode mengajar, alat bantu
mengajar/media, penilaian, situasi pengajaran (Oemar Hamalik,
2001:54).
d. Belajar dan mengajar menjahit
Belajar dan mengajar menjahit adalah suatu proses saling
mempengaruhi antara guru dan siswa dalam pembelajaran menjahit
dan ada interaksi diantara keduanya. Keduanya menunjukkan aktifitas
yang seimbang, hanya berbeda peranannya saja.
Dalam mengajar ekstrakurikuler menjahit guru sebagai faktor
penting yang dominan dalam proses belajar mengajar harus menguasai
betul akan materi yang akan disampaikan, disusun secara sistematis
kemudian diajarkan dengan menggunakan metode yang tepat yang
sesuai dengan pokok bahasannya, misalnya dengan demontrasi,
diskusi, ceramah, latihan soal atau pemberian tugas dirumah.
2. Komponen-Komponen Pembelajaran
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan memiliki nilai yang sangat penting didalam kegiatan dan
proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi
dasar menurut Zaenal Arifin (2009:24-25) yaitu target yang harus
15
dikuasai peserta didik dalam setiap pokok bahasan/topik. Setiap
program pendidikan mempunyai tujuan pembelajaran masing-masing.
a. Guru
Guru adalah contoh yang paling tepat yang selalu digugu dan
ditiru oleh siswa. Guru harus mengetahui betul seluk-beluk pendidikan
dan pengajaran serta ilmu-ilmu yang lainnya.Karena pekerjaan guru
adalah pekerjaan professional maka untuk menjadi guru harus
memenuhi syarat-syarat. Syarat-syarat menjadi guru menurut Oemar
Hamalik (2001:118) antara lain: 1) Harus memiliki bakat sebagai guru;
2) Harus memiliki keahlian sebagai guru; 3) Memiliki kepribadian yang
baik dan terintegrasi; 4) Memiliki mental yang sehat; 5) Berbadan
sehat; 6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas; 7) Guru
adalah manusia berjiwa pancasila; 8) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.
Seorang guru harus memiliki kemampuan propesional yaitu
terpenuhinya 10 kompetensi guru menurut B. Suryosubroto (2002:4),
yaitu meliputi:
1) Menguasai bahan, meliputi : a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah. b. Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
2) Mengelola program belajar mengajar, meliputi: a. Merumuskan tujuan instruksional. b. Mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang
tepat. c. Melaksanakan program belajar mengajar. d. Mengenal kemampuan anak didik.
3) Mengelola kelas meliputi: a. Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran. b. Menciptakan iklim belajar yang serasi.
16
4) Penggunaan media atau sumber, meliputi: a. Mengenal, memilih dan menggunakan media. b. Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana. c. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. d. Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan
lapangan 5) Menguasai landasan-landasan pendidikan. 6) Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar. 7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran. 8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah,
meliputi: a. Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan
penyuluhan. b. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan.
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.
Peranan guru itu tidak hanya mendidik dan mengajar saja tetapi
juga masih banyak peranan yang lain. Menurut pandangan modern yang
dikemukakan oleh Adams & Dickey dalam bukunya Oemar Hamalik
(2001:123) bahwa peranan guru sesungguhnya sangat luas yaitu guru
sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai ilmuwan,
guru sebagai pribadi, guru sebagai penghubung, guru sebagai
modernisator, guru sebagai pembangun.
Menjadi seorng guru tidaklah mudah. Guru harus melakukan
banyak hal agar pengajarannya berhasil, antara lain:
1) Mempelajari murid dikelasnya. 2) Merencanakan, menyediakan, dan menilai bahan-bahan belajar
yang akan dan atau telah diberikan. 3) Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan dan kemampuan murid dan dengan bahn-bahan yang akan diberikan.
4) Memelihara hubungan pribadi seerat mungkin dengan murid. 5) Menyediakan lingkungan belajar yang serasi. 6) Membantu murid-murid memecahkan berbagai masalah. 7) Mengatur dan menilai kemajuan belajar murid.
17
8) Membuat catatan-catatan yang berguna dan menyusun laporan pendidikan.
9) Mengadakan hubungan dengan orang tua murid secara kontinu dan penuh saling pengertian.
10) Berusaha sedapat-dapatnya mencari data melalui serangkaian penelitian terhadap masalah-masalah pendidikan.
11) Mengadakan hubungan dengan masyarakat secara aktif dan kreatif guna kepentingan pendidikan para siswa.(Oemar Hamalik,2001:127)
Guru yang efektif perlu memahami pertumbuhan dan
perkembangan siswa secara komprehensif. Pemahaman ini untuk
memudahkan guru untuk menilai kebutuhan siswa dan merencanakan
tujuan, bahan, prosedur belajar mengajar yang tepat.
Didalam melaksanakan tugasnya guru memerlukan tiga hal
penting, yaitu:1) Bagaimana cara mengajar yang baik dan benar; 2) Alat
bantu mengajar apa yang dipakai; 3) Cara evaluasi apa yang digunakan
(Soekartawi,1995:16). Pengajar bukan hanya saja mampu
merencanakan dan melaksanakan pengajaran, tetapi juga harus mampu
memberikan evaluasi dari hasil kerjanya.
b. Siswa
Siswa adalah salah satu komponen pengajaran, di samping
faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Siswa merupakan
komponen yang terpenting diantara komponen yang lainnya.
Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan
siswa adalah: 1) pertumbuhan, 2) kematangan, 3) perkembangan, dan
4) perkembangan yang normal. Murid juga mempunyai kebutuhan-
kebutuhan yang harus diperhatikan oleh guru. Beberapa ahli dalam
18
bukunya Oemar Hamalik (2001:96) telah mengadakan analisis tentang
jenis-jenis kebutuhan siswa (pemuda), antara lain:
1) Prescott, mengadakan klasifikasi kebutuhan sebagai berikut: a) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis: bahan-bahan dan keadaan
yang esensial, kegiatan dan istirahat, kegiatan seksual. b) Kebutuhan-kebutuhan social atau status: menerima dan
diterima, dan menyukai orang lain. c) Kebutuhan-kebutuhan ego atau integrative: kontak dengan
kenyataan, simbolisasi progresif, menambah kematangan diri sendiri, keseimbangan antara berhasil dan gagal, menemukan individualisasinya sendiri.
2) Maslow menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan psikologis akan timbul setelah kebutuhan-kebutuhan psikologis terpenuhi. Maslow mengadakan klasifikasi kebutuhan dasar sebagai berikut: a) Kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan b) Kebutuhan-kebutuhan memiliki dan mencintai c) Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan d) Kebutuhan-kebutuhan untuk menonjolkan diri
c. Materi Pembelajaran
Isi/materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa
topik/pokok bahasan dan subtopik/subpokok bahasan beserta
perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran. Isi
kurikulum tersebut mempunyai tiga unsure yaitu logika (pengetahuan
benar salah, berdasarkan prosedur keilmuan), etika (baik buruk), dan
estetika (keindahan) (Zaenal Arifin 2009:24-25). Materi pembelajaran
dapat dikelompokan menjadi enam jenis , yaitu fakta, konsep/teori,
prinsip, proses, nilai dan keterampilan. kriteria yang digunakan
kesesuaian dengan kompetensi dasar dan hasil belajar,ruang lingkup
materi, urutan logis materi, kesesuaian dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan peserta didik, waktu yang tersedia dan sebagainya
19
d. Metode Pembelajaran
Peranan siswa dan guru dalam interaksi belajar mengajar
ditentukan oleh strategi maupun metode belajar mengajar yang
digunakan. Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru
(metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik
metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Hamzah B. Uno (2006: 16) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berdeda dibawah kondisi yang berbeda. Tujuan
yang akan dicapai sering mempengaruhi perancang pembelajaran
dalam melakukan metode yang sebaiknya digunakan
Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih(2003: 105-107) metode
yang dapat digunakan dalam kegiatan mengajar ialah:
1. Metode Ceramah 2. Metode Tanya jawab 3. Metode Diskusi 4. Metode Demonstrasi 5. Metode Eksperimen 6. Metode Pemberian Tugas 7. Metode Karyawisata 8. Metode Sosiodrama
Cara mengajar yang baik dan benar adalah cara mengajar yang
dapat dipraktekkan dan menghasilkan keluaran (output) seperti yang
diharapkan. Beberapa cara mengajar yang sering dipraktekkan oleh
para pengajar menurut Soekartawi (1995:16-17) adalah sebagai
berikut;a). ceramah ; b). Studi kasus; c). Diskusi; d). Demonstrasi; e).
20
Tanya jawab; f). Belajar sendiri; g). Wawancara; h). Laboratorium; i).
Simulasi; j). Pekerjaan rumah; k). Tutorial.
Untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam
rangka perencanaan pengajaran, perlu dipertimbangkan faktor-faktor
tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan intruksional serta
keterlaksanaanya dilihat dari waktu dan sarana yang ada.
1) Kesesuaian dengan tujuan instruksional
Setiap metode mengajar memiliki kekuatan dan
kelemahannya dilihat dari berbagai sudut. Namun, yang penting
bagi guru metode manapun yang akan digunakan, harus jelas
dahulu tujuan yang akan dicapai, baik Tujuan Intruksional Khusus
maupun Tujuan Instruksional Umum. Untuk mencapai tujuan
tertentu, mungkin metode ceramah disertai Tanya-jawab sedah
cukup memadai, sedangkan untuk mencapai tujuan yang lain,
mungkin diperlukan metode diskusi atau pemberian tugas.
Hubungan antara metode dan tujuan yang ingin dicapai tergantung
pula pada jenis mata pelajaran yang diberikan.
2) Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana
Di samping bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai
dalam memilih metode pengajaran perlu dipertimbangkan pula
waktu dan sarana yang tersedia. Metode karyawisata, misalnya
sulit untuk dilakukan setiap hari karena memerlukan waktu yang
cukup panjang, baik dalam tahap perencanaan maupun
21
pelaksanaanya. Dalam situasi dimana jumlah peralatan sangat
terbatas, mungkin metode demonstrasi lebih cocok untuk
digunakan dibandingkan dengan metode eksperimen dimana
diperlukan beberapa perangkat alat/bahan (R. Ibrahim dan Nana
Syaodih, 2003:108-109).
e. Media Pembelajaran
Menurut Sri Anita (2009:4) media adalah setiap orang, bahan,
alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Sedangkan media pembelajaran adalah
sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan
kepada penerima pesan.Media belajar merupakan segala macam alat
perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa
belajar (Nana Syaodih,1997:108). Menurut R. Ibrahim dan Nana
Syaodih (2003:112) media belajar diartikan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong proses belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media belajar
adalah segala macam alat perangsang yang yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses belajar.
22
Dalam proses belajar mengajar guru harus memilih media yang
tepat agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat terwujud dalam diri
siswa. Selama proses belajar mengajar berlangsung akan terjadi
interaksi antara guru , siswa dan media pengajaran yang digunakan.
Rowntree (1974:104-113) dalam bukunya Nana Syaodih
(1997:108-109) mengelompokkan media belajar menjadi lima macam
dan disebut Modes, yaitu interaksi insane, realita, pictorial, symbol
tertulis, dan rekaman suara. R.Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:115-
119) menggolongkan media belajar kedalam tiga kelompok besar
beserta keuntungan dan kelemahan masing-masing yaitu:
1) Media Cetak
Media Cetak biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi
melalui percetakan professional, seperti buku, majalah, dan modul.
Disamping itu ada bahan lain yang digolongkan kedalam medi
cetak, seperti tulisan/bagan/gambar yang difotokopi ataupun
reproduksi sendiri.
2) Media Elektronik
Ada berbagai macam media elektronik yang lazim dipilih dan
digunakan dalam pengajaran, yaitu perangkat slide atau film
bingkai, film strips, rekaman, overhead transparancie, vidio
tape/vidio cassette.
23
3) Media Nyata atau Realia
Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar mengajar,
salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakan pula media
yang bersifat langsung dalam bentuk obyek nyata atau reali. Ada
dua cara yang dapat ditempuh guru: pertama, membawa obyek
nyata tersebut, seperti dalam tata busana berupa contoh kemeja,
rok,lenan dll kedalam kelas. Kedua membawa siswa-siswa keluar
kelas seperti mengunjungi pabrik-parik tekstil yang ada
disekitarnya untuk melihat obyek yang bersangkutan secara
langsung.
Berdasarkan pada penjelasan diatas betapa pentingnya media
belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar mengajar, dengan
adanya alat bantu maka guru bisa memvisualisasikan hal-hal yang
dirasa sulit untuk menjelaskan dengan penjelasan lisan, mempermudah
dan efektif dalam komunikasi antara siswa dan guru, bisa lebih cepat
dalam menyampaikan materi, spesifik (detail) dalam penjelasan dan
masih banyak yang lainya. Berkaitan dengan fungsi media
sebagaimana tersebut diatas maka guru selaku pelaku dalam
pendidikan serta sumber belajar bagi siswa maka harus bisa memilih
dan menggunakan media dengan tepat.
Dalam pemilihan media, Gagne, dkk (1988) dalam bukunya Sri
Anita (2009:78-80) yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan
media yang tepat adalah:
24
1) Variabel tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan
yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran.
Disarankan untuk menentukan jenis stimulus yang diinginkan
sebelum melakukan pemilihan media.
2) Variabel pebelajar
Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media, walaupun belum ada kesepakatan karakteristik mana yang
penting. Namun, guru menyadari bahwa pebelajar mempunyai
gaya belajar yang berbeda.
3) Lingkungan belajar
Pertimbangan ini lebih bersifat administrative. Berbagai hal yang
termasuk didalamnya adalah: besarnya biaya sekolah, ukuran
ruangan kelas, kemampuan mengembangkan materi baru,
ketersediaan radio, televisi, atau perlengkapan lainnya.,
kemampuan guru dan kesediaan untuk usaha-usaha mendesain
pembelajaran, ketersediaa bahan-bahan buku ajar untuk
pembelajaran individual, sikap pemimpin sekolah maupun guru
terhadap inovasi arsitektural sekolah.
4) Lingkungan pengembangan
Jelas akan sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik,
apabila pengembangan sumber-sumber tidak mendukung untuk
25
tugas tersebut, misalnya ketersediaan waktu, pengembangan
personil akan mempengaruhi keberhasilan penyajian.
5) Ekonomi dan budaya
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media
itu dapat diterima oleh sipemakai dan sesuai dengan sumber dana
serta peralatan yang tersedia. Juga sikap terhadap berbagai media
mungkin berbeda antara penduduk kota dengan desa, antar
kelompok bangsa dan sosial ekonomi.
6) Faktor-faktor praktis
Faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan media menurut Sri
Anita (2009):
a. Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan
b. Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media.
c. Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar atau kegiatan lain untuk kelengkapan umpan balik.
d. Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar. e. Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna,
gambar, kata-kata lisan, atau tertulis. f. Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti. g. Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar untuk
pencapaian tujuan. h. Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa-
peristiwa pembelajaran tersebut. i. Media yang dipandang lebih efektif bagi pebelajar perlu
ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai. j. Apakah guru memerlukan training tambahan.
26
f. Evaluasi/Penilaian
1. Pengertian evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu dalam
rangka pembuatan keputusan (Zaenal Arifin, 2010:5). Evaluasi
menurut Purwanto (2008:1) adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. Pengukuran dan
evaluasi merupakan dua hal yang berkesinambungan. Evaluasi
dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi
dilakukan berdasarkan hasil pengukuran.
Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
(2004:2) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
pekerjaanya sesuatu, yang selanjutnya informassi tersebut
digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam
mengambil suatu keputusan. Sedangkan menurut Anas Sudijono
(1995:5) evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai
sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang
dinilai itu dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran itu
adalah pengujian dan pengujian inilah yang dalam dunia
pendidikan dikenal dengan istilah tes.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pengertian
evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses kegiatan
27
untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar-
mengajar yang dialami siswa dan mengolah/menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif/kuantitatif sesuai dengan
standar tertentu hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai
keputusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Sedangkan evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau
hasil-hasilnya. Lembaga Administrasi Negara mengemukakan
batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:
a) Dalam sistem pembelajaran evaluasi merupakan salah satu Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandikan dengan tujuan yang telah ditentukan.
b) Usaha untuk memperoleh berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.(Anas Sudijono, 1995:2) komponen penting dan tahap yang harus ditempuh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh
dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam
memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Ada tiga hal penting yang harus tercakup dalam
proses evaluasi yakni: 1) menetapkan suatu nilai atau judgment; 2)
adanya suatu kriteria dan 3) adanya diskripsi program sebagai
objek penilaian.
Pengertian evaluasi dalam pengajaran dalam arti luas,
evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
28
alternative-alternatif keputusan (M. Ngalim Purwanto,1984:3).
Sesuai dengan pengertian diatas maka setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan
untuk memperoleh informasi atau data berdasarkan data tersebut
kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam evaluasi pengajaran yaitu:
1. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistemetis, ini berarti
bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara berkesinambungan.
2. Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau
data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam
kegiatan pengajaran, data yang dimaksud berupa perilaku atau
penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan
atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir caturwulan,
nilai midsemester, nilai ujian akhir semester dan lain
sebagaianya.
3. Setiap kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak
dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak
dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan
terlebih dahulu tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian
hasil belajar siswa.
29
2. Prinsip-prinsip umum evaluasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka
kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum
sebagai berikut:
a) Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara incidental karena
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu.
Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus
senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu
sebelumnya.sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan
berarti tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan
belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk
saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
b) Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya,
jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang
menyangkut kognitif, afektif maupun psikimotor. Begitu juga
dengan objek-objek evaluasi yang lain.
c) Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi guru harus berlaku adil tanpa
pilih kasih. Kata “Adil” dan “Objektif” memang mudah
30
diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Meskipun demikian,
kewajiban manusia adalah harus berikhtiar. Semua peserta
didik harus diberlakukan sama tanpa pandang bulu. Guru juga
hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, sikap like and
dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat
negative harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas
kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil
manipulasi dan rekayasa.
d) Kooperatif
Dalam melaksanakan evaluasi guru hendaknya bekerja sama
dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesame
guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri.
Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan
hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
e) Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan baik oleh guru itu
sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang
akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu harus diperhatikan
bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.(Zaenal arifin, 2009:30-
31)
31
3. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi pendidikan menurut Anas Sudijono
(1995:16-17) dapat dilihat dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Secara umum tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau
taraf kemajuan yang dialami para peserta didik setelah mereka
mengikuti proses belajar mengajar pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses
pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
Tujuan khusus dari kegiatan evaluasi bidang pendidikan adalah:
1) Untuk merangsang peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
2) Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan
ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
4. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungus formatif dilaksanakan
apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk
32
memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum
yang sedang dikembangkan. Sedangkan evaluasi sumatif
dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan dari system
secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila
pengembangan kurikulum telah dianggap selesai.
Menurut Zaenal Arifin (2009:19-20) fungsi evaluasi adalah:
Pertama, untuk memperbaiki dan mengembangkan system
pembelajaran.sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran
sebagai suatu system memiliki berbagai komponen, seperti tujuan,
materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan,guru dan
peserta didik. Kedua, untuk akreditasi.salah satu komponen
akreditasi adalah pembelajaran. Artinya, fungsi akreditasi dapat
dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai
dasar akreditasi lembaga pendidikan.
Dalam pengembangam program pengajaran, ada dua fungsi
utama evaluasi yang perlu diwujutkan:
1. Mengetahui efektivitas program dalam pencapaian tujuan-
tujuannya
2. Mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang
perlu diperbaiki.(R. Ibrahim dan Nana Syaodih, 2003:133)
Untuk mengetahui fungsi pertama, evaluasi lebih banyak
dilakukan terhadap hasil yang dicapai siswa, yaitu dengan
membandingkan hasil evaluasi awal dan hasil evaluasi akhir. Jika
33
rata-rata hasil tes awal 2,0 sedangkan rata-rata tes akhir 8,0
misalnya, ini berarti program pengajaran yang telah dilaksanakan
tergolong efektif. Untuk mewujudkan fungsi kedua evaluasi
dilakukan baik terhadap hasil yang dicapai maupun terhadap proses
pelaksanaan pengajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2001:147-148) fungsi-fungsi
pokok evaluasi adalah:
1) Fungsi edukatif: evaluasi adalah suatu subsistem dalam system pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan system dan salah satu subsistem pendidikan. Bahkan dengan evaluasi dapat diungkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam proses pendidikan.
2) Fungsi institusional: evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri. Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami proses pembelajaran.
3) Fungsi diagostik: dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dalam proses/kegiatan belajarnya dengan informasi tersebut maka dapat dirancang dan diupayakan untuk mengulangi dan membantu yang bersangkutan mengatasi kesulitannya dan memecahkan masalahnya.
4) Fungsi administrative: evaluasi menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada giliranya berguna untuk memberikan sertifikasi (tanda kleulusan) dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan untuk kenaikan kelas. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru-guru dalam proses belajar-mengajar, hal ini berdaya guna untuk kepentingan supervis.
5) Fungsi kurikuler: evaluasi berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi perkembangan kurikulum (perencanaan, uji coba dilapangan, implementasi, dan revisi).
6) Fungsi manajemen: komponen evaluasi merupakan bagian integral dalam system manajemen, hasil evaluasi berdaya guna sebagai bahan bagi pimpinan untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjang manajemen.
34
Sedangkan fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat
dilihat dari tiga segi, yaitu: 1) segi psikologis; 2) segi didaktik dan
3) segi administrative. Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam
bidang pendidikan disekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari
sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi pendidik secara
didaktik evaluasi pendidikan memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi)yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberi bahan yang penting untuk memiliki dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.( Anas Sudijono,1995:12-13).
Kegunaan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah
terbukanya kemungkinana bagi evaluator guna memperoleh
informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka
pelaksanaan program pendidikan dan terbukanya kemungkinan
untuk dapat dilakukan usaha perbaikan, penyesuaian dan
penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya
guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan akan
dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.
Fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar menurut M.
NgalimPurwanto (1984:5-6) adalah:
35
1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan secara keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen itu adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar-mengajar, alat dan sumber pelajaran dan prosedur serta alat evaluasi.
3. Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK) 4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan.
Karena pendidikan merupakan proses berkesinambungan
dan menyangkut berbagai faktor yang pengaruh mempengaruhi,
didalam setiap kegiatan evaluasi tidak mungkin kita hanya
memperhatikan hasil yang terlihat pada diri anak didik saja tanpa
memperhatikan pula proses pendidikan itu dan bagaimana sarana-
sarana yang tersedia dipergunakan selama berlangsungnya proses
pendidikan tersebut. Setiap kegiatan evaluasi perlu diperhatikan
hal-hal yang menyangkut isi pendidikan dan prosesnya.
Isi pendidikan, didalamnya tercakup: a. Bahan pelajaran yang diajarkan: sesuai tidaknya dengan
perkembangan anak. b. Situasi,lingkungan dan keadaan sekolah berikut alat-alat
pelajaran (sarana pendidikan ) yang tersedia c. Keadaan guru-guru dan pegawai: cukup atau tidak, kualitas dan
kapasitasnya. Proses pendidikan, didalamnya tercakup: a. Bagaimana guru mengajar, metode-metode apa yang
dipergunakan. b. Bagaimana cara murid belajar, minat dan perhatiannya
terhadap pelajaran dan sebagainya c. Lamanya waktu waktu yang tersedia untuk belajar mengajar
(pergantian guru yang kurang tepat, guru-guru yang sering absen, dan lain-lain). (M. Ngalim Purwanto,1984:11-12)
36
b. Tahapan-Tahapan Pembelajaran
a. Perencanaan Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu
guru guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar secara efektif dan
efisaien. Guru harus mempunyai kemampuan merencanakan
pengajaran, meliputi:
a. Menguasi GBPP.
b. Menyusun analisis materi pelajaran (AMP).
c. Menyusun program cawu.
d. Menyusun rencana pengajaran dengan memperhatikan:
1) Karakteristik dan kemampuan awal siswa.
2) Perumusan tujuan pelajaran.
3) Pemilihan bahan dan urutan bahan.
4) Pemilihan metode mengajar.
5) Pemilihan sarana/alat pendidikan.
6) Pemilihan strategi evaluasi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan diperlukan
rencana apa yang akan diajarkan dan bangaimana cara mengajarkan.
Menurut B. Suryobroto (2002:107) dalam merencanakan topik
pelajaran perlu memperhatikan:
1) Kegiatan-kegiatan yang direncanakan hendaknya dapat dilakukan oleh siswa sendiri
2) Dalam setiap kegiatan harus jelas dinyatakan apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana caranya
37
3) Proses belajar mengajar harus direncanakan sehingga siswa dapat termotivasi baik pada awal, pada waktu proses belajar berlangsung maupun sesudahnya.
4) Pelajaran hendaknya disajikan sehingga menarik perhatian siswa.
Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan dalam
pengajaran menurut Oemar Hamalik (2001:135) adalah guru
senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis
besarnya perencanaan mengajar berfungsi sebagai berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
2) Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaran terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3) Menambah kenyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid, dan mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang lebih baik,metode yang tepat dan menghemat waktu
6) Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka
7) Memberikan kesempatan-kesempatan kpd guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya.
8) Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.
9) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.
Efektivitas suatu pelaksanaan pembelajaran tergantung pada terlaksana
tidaknya perencanaan. Karena perencanaan maka pelaksanaan
pengajaran menjadi baik dan efektif
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Seorang guru harus mampu melaksanakan proses belajar
mengajar yang berkualitas. Seorang guru harus mempunyai
38
kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, menurut B
Suryosubroto (2002:26) kemampuan yang harus dimiliki guru
meliputi:
a. Membuka pelajaran.
b. Melaksanakan inti proses belajar mengajar, terdiri:
1. Menyampaikan materi pelajaran.
2. Menggunakan metode mengajar.
3. Menggunakan media/alat pelajaran.
4. Mengajukan pertanyaan.
5. Memberikan penguatan.
6. Interaksi belajar mengajar
c. Menutup pelajaran
c. Evaluasi Pembelajaran
Kemampuan guru mengevaluasi/ menilai pengajaran merurut B
Suryosubroto (2002:26), meliputi:
a. Melaksanakan tes. b. Mengolah hasil penilaian c. Melaporkan hasil penilaian d. Melaksanakan program remidial/perbaikan pengajaran.
5. Evaluasi Program
a. Pengertian Evaluasi Program
Dalam bukunya Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2008:5)
evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah dapat terealisasikan (Tyler, 1950). Menurut
Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) evaluasi program adalah
39
upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1984:15)Yang
dimaksud program evaluasi yaitu Suatu program yang berisi ketentuan
dan cara-cara tentang penyelenggaraan atau pelaksanaan evaluasi
pendidikan disuatu sekolah dan merupakan pegangan atau pedoman
bagi guru-guru yang mengajar disekolah tersebut.
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu
mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan
pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat
penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan.
Alasannya adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para
pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program
yang sedang atau telah dilaksanakan.
Tujuan evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian
tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan
program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari
komponen dan sub komponen program yang belum terlaksana dan apa
sebabnya. Oleh karena itu sebelum memulai dengan langkah evaluasi,
evaluator perlu menjelaskan dirinya dengan apa tujuan program yang
akan dievaluasi.
b. Model-model evaluasi
Model-model evaluasi menurut Farida Yusuf Tayibnapis,(1989:14-21)
40
1. Model evaluasi CIPP
Membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu:
a) Contect evaluation to serve planning decision. Konteks
evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan
kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan
tujuan program.
b) Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,
alternstif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya.
c) Process evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi
proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan
sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus
di revisi? Begitu pertanyaan tersebut dijawab prosedur dapat
dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.
d) Product evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi
produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang
telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan?
2. Evaluasi model UCLA
Alkin (1969) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses
meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat,
mengumpulkan, dan menganalisis informasi sehingga dapat
41
melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan
dalam memilih berbagai alternatif. Ia mengemukakan lima macam
evaluasi, yakni:
a) System assessment, yang memberikan informasi tentang
keadaan atau posisi system
b) Program planning, membantu pemilihan program tertentu
yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah
program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang
tepat seperti yang direncanakan?
d) Program improvement, yang memberikan informasi tentang
bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja,
berjalan? Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal
atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga?
e) Program certification, yang member informasi tentang nilai
atau guna program.
3. Model Brinkerhoff
Brinkerhoff & Cs. (1983) mengemukakan tiga golongan
evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen
yang sama, seperti evaluator-evaluator lain, namun dalam
komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut:
42
a) Fixed vs Emergent Evaliation Design. Dapatkah masalah
evaluasi dan criteria akhirnya dipertemukan? Apabila demikian
apakah itu suatu keharusan?
b) Formative vs Summative Evaluation. Apakah evaluasi akan
dipakai untuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau
manfaat suatu program? Atau keduanya?
c) Experimental and Quasi Experimental Design vs
Natural/Unobtrusive Inquiry. Apakah evaluasi akan
melibatkan intervensi ke dalam kegiatan program/mencoba
memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variable
dipengaruhi dan sebagainya, atau hanya diamati atau
keduanya?
4. Model Stake atau Model Countenance
Hal yang penting dalam model ini adalah bahwa evaluator
yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi. Stake
mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan
judgement atau menilai. Dalam model ini antecedents (masukan),
transaction (proses), dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak
hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan
keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar
yang absolute, untuk menilai manfaat program.
Menurut Zaenal Arifin (2009) dalam studi tentang evaluasi,
banyak sekali dijumpai model-model evaluasi dengan format dan
43
sistematika yang berbeda, sekalipun di beberapa model ada juga yang
sama misalnya, Said Hamid Hasan (1988) mengelompokkan model
evaluasi sebagai berikut:
1. Model evaluasi kuantitatif, yang meliputi: model Tyler, model teoretik Taylor dan Maguire, model pendekatan sistem Alkin, model Countenance Stake, model CIPP, model ekonomi mikro.
2. Model evaluasi kualitatif, yang meliputi: model studi kasus, model iluminatif, dan model responsif.
Sementara itu Kaufman dan Thomas dalam Suharsimi Arikunto
dan Cepi Safrudin AJ (2007) membedakan model evaluasi menjadi
delapan, yaitu:
1. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler. 2. Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven. 3. Formatif Sumatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael
Scriven. 4. Countenance Evaluatif Model, dikembangkan oleh Stake. 5. Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. 6. CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi
dilakukan. 7. CIPP Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam. 8. Discrepancy Model, yang dikembangkan oleh Provus.
Model evaluasi yang dikelompokkan Nana Sudjana dan R.
Ibrahim (2007:234) yang membagi model evaluasi menjadi empat
model utama yaitu: measurement, congruence, educational system, dan
illumination.
Bila memilih model evaluasi yang harus dipertimbangkan
adalah apakah pendekatan atau konsep sebenarnya yang dimaksud
adalah sama yaitu strategi yang dipakai sebagai kerangka kerja dalam
melakukan evaluasi, apa yang akan dipilih tergantung pada maksud
dan tujuan evaluasi.
44
Penelitian ini menggunakan model evaluasi CIPP dengan
pertimbangan model ini cocok bagi proses evaluasi khususnya dalam
proses pembelajaran ekstrakurikuler menjahit, yang diharapkan akan
memperoleh hasil seperti yang menjadi tujuan program serta
mendapatkan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan
pembelajaran ekstrakurikuler menjahit dalam perkembangan
keputusan berikutnya.
Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai bidang,
seperti pendidikan, manajemen, perusahaan serta dalam berbagai
jenjang baik itu proyek, program maupun institusi. Dalam bidang
pendidikan Stufflebeam (2003) menggolongkan sistem pendidikan
atas empat dimensi, yaitu context, input, process, dan product,
sehingga model evaluasi yang ditawarkan diberi nama CIPP model
yang merupakan singkatan ke empat dimensi tersebut.
H. Daryanto (1997:88) menerjemahkan masing-masing
dimensi tersebut dengan makna:
1. Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis
tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam
sistem yang bersangkutan, situasi ini merupakan faktor eksternal,
seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan
ekonomi negara, dan pandangan hidup masyarakat,
2. Input, sarana/modal/bahan dan rencana strategi yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
45
3. Process, pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/modal/bahan
di dalam kegiatan nyata di lapangan.
4. Product, hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir
pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan.
Menurut stufflebeam sistem pendidikan itu hendaknya dinilai dari segi
latar belakangnya, sarana/rencana kegiatannya, proses pelaksanaanya
dan hasil yang dicapainya, agar dapat diperoleh informasi yang luas.
5. Ekstrakurikuler
a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh para siswa diluar jam pelajaran biasanya termasuk pada saat-saat
diluar sekolah (Dewa ketut Sukardi, 1989 : 76). Menurut Depdikbud
(1994 :77) tujuan ekstrakurikuler adalah
1. Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa 2. Mengembangkan bakat,minat, kemampuan, dan keterampilan
dalam upaya pembinaan pribadi. 3. Mengenal hubungan antara mata pelajaran dengan kemampuan
dibidang masyarakat.
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
46
(http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-
ekstra-kurikuler/diakses pada jam 21.06 tanggal 18/02/2011).
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat
diadakan ekstrakurikuler yaitu agar siswa dapat mengembangkan
minat dan bakat serta memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan baik ranak kognitif, afektif dan
psikomotorik dalam rangka membekekali kecakapan hidup siswa
dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
umumnya serta tuntutan dunia kerja pada khususnya pada mereka
yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah:
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
47
(http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-
ekstra-kurikuler/diakses pada jam 21.06 tanggal 18/02/2011).
b. Program Ekstrakurikuler
Selama ini penyelenggaraan program ektrakurikuler
keterampilan di madrasah/sekolah masih sangat variatif, yakni
tergantung dari kebijakan manajemen sekolah. Melihat banyaknya
lulusan madrasah Aliyah Negeri Klaten yang tidak semua bisa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga akan berdampak
terhadap meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Sekolah
Madsarah Aliyah Negeri Klaten mengadakan program ekstra kurikuler
seperti ekatrakurikuler menjahit, otomotif, komputer, pramuka,
marcing band, qiro’ah, seni musik, khitobah.Tentunya sangat
diperlukan bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
sebagai bekal keterampilan hidup mandiri.
Program ekstrakurikuler menjahit dilaksanakan di Madrasah
Aliyah Negeri Klaten sejak tahun 2005. Banyaknya konkvesi dan
garment di lingkungan sekitar Klaten yang membutuhkan tenaga kerja
siswa lulusan SMA/SMK yang berketrampilan menjahit maka sekolah
menyelenggarakan program ektrakurikuler menjahit untuk siswa
berjenis kelamin perempuan kelas X dan XI. Tujuan sekolah ingin
membekali siswa dengan keterampilan menjahit yang dapat
bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya setelah lulus sekolah nanti
bagi siswa yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
48
c. Penentuan Program Ekstrakurikuler
Program Ektra kurikuler di Madrasah Aliyah Negeri Klaten
ditentukan oleh pihak sekolah. Ektrakurikuler menjahit diberikan
kepada semua siswi kelas X dan XI yang dilaksanakan pada setiap
hari sehabis pulang sekolah yaitu pada pukul 14.00-16.00. untuk
ektrakurikuler otomotif diberikan kepada semua siswa kelas X dan XI
yang dilaksanakan pada hari selasa, rabu, dan sabtu jam 14.00-16.00.
Ekstrakurikuler komputer diberikan kepada semua siswa kelas XI
yang dilaksanakan pada hari selara, rabu dan sabtu jam 14.00-17.00.
Ektrakurikuler pramuka diberikan pada siswa kelas X yang
dilaksanakan pada hari kamis jam 14.00-16.00. Ektrakurikuler
marcing band diberikan pada siswa kelas X dan XI yang dilaksanakan
pada hari jum’at jam 14.00-16.00. Ektrakurikuler qiro’ah diberikan
kepada siswa kelas X dan XI yang dilaksanakan pada hari senin jam
14.00-16.00. Ekstrakurikuler seni musik diberikan pada siswa kelas
XI yang dilasanakan pada hari rabu jam 14.00-16.00. Ekstrakurikuler
khitobah diberikan kepada semua siswa kelas X yang dilaksanakan
pada hari jum’at jam 11.15-11.45.
d. Ekstrakurikuler Menjahit
Ektrakurikuler menjahit adalah suatu kegiatan
menjahit/tatabusana yang dilakukan oleh para siswa diluar jam
pelajaran sekolah untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
49
siswa sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka dan untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Menjahit adalah suatu keahlian untuk membuat sesuatu dengan
menggunakan mesin jahit. Untuk bisa menjahit siswa harus bisa
menjalankan mesin jahit terlebih dahulu dan mengoperasikan mesin
jahit. Pada ekstrakurikuler menjahit ini siswa di ajari menjalankan
mesin jahit terlebih dahulu sampai bisa lancar menjalankannya.
Madrasah Aliyah Negeri Klaten adalah salah satu lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler yang ditawarkan yaitu salah satunya berupa
keterampilan menjahit/tata busana. Ekstakurikuler menjahit merupakan
ekstrakurikuler yang diwajibkan bagi siswi kelas X dan kelas XI yang
dilaksanakan pada setiap hari pada jan 14.00 sampai jam 16.00.
Materi dalam ekstrakurikuler menjahit ditentukan oleh pihak
sekolah. Materi-materi yang diajarkan adalah menjalankan mesin jahit,
mengoperasikan mesin jahit, mengenal macam-macam rok, membuat
pola rok, merancang bahan, memotong kain untuk rok, menjahit rok,
mengenal macam-macam blus,mengenal macam-macam lengan,
mengenal macam-macam bentuk leher dan kerah, membuat pola dasar
badan wanita, membuat pola lengan, membuat pola kerah, merubah
model, merancang bahan untuk blus, memotong bahan untuk blus,
menjahit blus.
50
Nilai-nilai ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri
Klaten didapat dari nilai tugas. Nilai tugas sangat berpengaruh besar
pada nilai akhir karna tidak ada ujian mid semester maupun ujian
semester. Nilai-nilai ekstrakurikuler menjahit terdiri dari nilai pola,
nilai jahitan dan nilai passen
e. Pengelolaan Ekstrakurikuler Menjahit
Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai
media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan
mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan
prestasinya, khususnya prestasi non akademik. Selain itu kecerdasan
manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual saja, tetapi juga
dilihat emosionalnya, kreativitasnya, religiusnya. Potensi anak
beragam dan sangat memungkinkan kecerdasan tersebut dapat diasah
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian pemahaman dan
pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang
kreatif, inovatif, dan beradab.
Guru mengelola ektrakurikuler menjahit dengan baik. Guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar. Siswa mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru didalam kelas, tidak ada siswa yang
tidak beraktivitas. Guru menegur bila ada siswa yang ramai atau
ngobrol sendiri.
51
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran Mata Diklat
Dasar Kopetensi Kejuruan Pada Program Keahlian Restoran Di SMK Negeri 2
Temanggung” yang ditulis oleh Handra Kartika Wardani disebutkan dalam
penelitian ini bahwa hasil evaluasi proses bahwa guru telah membuat
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
sudah baik, tetapi ada beberapa hambatan dan dapat diatasi dengan baik, hasil
evaluasi product menunjukkan bahwa rata-rata nilai praktek siswa dalam
kategori baik (100%), rata-rata nilai quis dalam kategori Baik Sekali (5,41%)
dan baik (94,59%), rata-rata nilai tugas dalam kategori Baik (100%) dan rata-
rata nilai akhir hasil pembelajaran dalam kategori baik (100%), sedangkan
untuk ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan tercapai dengan baik.
Penelitian mengenai evaluasi pelaksanaan pembelajaran Mata Diklat
Tata Hidang Di SMK N 6 Yogyakarta oleh Nur Asnawati disebutkan dalam
penelitian ini bahwa materi mata diklat tata hiding sudah sesuai dengan KTSP
dilihat dari Silabus dan RPP yang dibuat guru; aktivitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran meliputi persiapan mengajar masuk dalam
kategori Baik, penguasaan materi masuk dalam kategori Cukup Baik,
sedangkan penggunaan metode yang bervariasi dan interaksi guru dengan
siswa masuk dalam kategori Baik, untuk aktivitas siswa dikelas meliputi
keaktifan bertanya pada saat guru mengajar dan keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan guru masuk dalam kategori Cukup Baik, sedangkan
keaktifan siswa dalam berpendapat masuk dalam kategori Kurang Baik, hasil
52
evaluasi tugas siswa untuk mata diklat Tata Hidang berada pada kategori Baik
dengan rerata 75,99, sedangkan evaluasi praktik siswa berada pada kategori
Cukup Baik dengan rerata 72,91.
C. KERANGKA BERFIKIR
Ektrakurikuler menjahit yaitu suatu kegiatan menjahit/tatabusana yang
dilakukan oleh para siswa diluar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas siswa dalam bidang menjahit dan untuk
mengembangkan kesiapan karir siswa. Ektrakurikuler menjahit berfungsi
untuk memberikan bekal kepada siswa tentang menanamkan sikap menyukai
keterampilan menjahit serta membekali siswa dengan keterampilan-
keterampilan dasar menjahit sehingga siswa setelah lulus nanti mempunyai
keterampilan yang bisa digunakan untuk mencari pekerjaan.
Pelaksanaan belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit tidak lepas dari
ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup tersebut meliputi
konteks, input, proses dan produk yang dapat berpengaruh pada keberhasilan
proses pembelajaran ekstrakurikuler menjahit. Komponen konteks meliputi
relevansi program ekstrakurikuler menjahit dengan kebutuhan siswa,
komponen input meliputi latar belakang pendidikan guru, latar belakang siswa
dan ketersediaan sarana prasarana yang digunakan, komponen proses meliputi
pelaksanaan proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa yang meliputi aktivitas guru di dalam kelas
dan aktivitas siswa di dalam kelas, komponen produk meliputi keberhasilan
pembelajaran ektrakurikuler menjahit. Untuk mengetahui keberhasilan
53
pelaksanaan program ekstrakurikuler menjahit maka perlu dilakukan evaluasi
program. Kerangka berfikir dapat dilihat pada Bagan 1.
Bagan 1. Diagram variabel pelaksanaan ekstrakurikuler menjahit
Pelaksanaan belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit
Evaluasi proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit
konteks Produk Proses Input
• Relevansi program dengan kebutuhan siswa
• Keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
• Pengetahuan Baru
• Pelaksanaan pembelajaran: aktifitas guru dan aktifitas siswa dikelas
• Strategi pembelajaran
• Guru: latar belakang
• Siswa: latar belakang
• Sarana prasarana
Program ekstrakurikuler menjahit
54
D. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan
maka diperoleh rumusan pertanyaan penelitian yang dapat digunakan
pedoman dalam menganalisa data.
Pertanyaan penelitiannya adalah:
1. Bagaimana relevansi program ektrakurikuler menjahit di Madrasah
Aliyah Negeri Klaten dengan kebutuhan siswa?
2. Bagaimana latar belakang pendidikan guru ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
3. Bagaimana latar belakang pendidikan siswa ektrakurikuler menjahit dan
latar belakang pendidikan orang tua?
4. Bagaimana ketersediaan sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler
menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten?
5. Bagaimana pelaksanaan belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten dilihat dari aktivitas mengajar guru dan
aktifitas belajar siswa?
6. Bagaimana keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten dilihat dari hasil tugas siswa?
55
BAB 111
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian evaluative (evaluation Research).
Penelitian evaluative menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya
mengevaluasi terhadap suatu obyek yang biasanya merupakan pelaksanaan
dari suatu rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian evaluative adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang
terjadi yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang
memerlukan evaluasi. Dalam hal ini mengevaluasi proses belajar-mengajar
ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, pendekatan evaluasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP
B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38).
Sedangkan menurut S. Margono (2009:133) variabel adalah konsep yang
mempunyai variasi nilai. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik
kesimpulan.
56
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Evaluasi Proses Belajar
Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit Siswa Kelas XI Di Madrasah Aliyah
Negeri Klaten maka variabel penelitiannya adalah variabel tunggal yaitu
evaluasi proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit siswa kelas XI
di Madrasah Aliyah Negeri Klaten.
2. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2010: 3), variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah evaluasi proses
belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit siswa kelas XI di Madrasah
Aliyah Negeri Klaten.
C. Tempat dan waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Klaten Jl.
Kiageng Gribig, Barenglor, Klaten Utara yang dilaksanakan selama 3 bulan
dari bulan Juni sampai bulan Agustus 2011.
D. Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini maka sumber data yang
dilibatkan dalam penelitian ini terdiri:
1. Guru pengajar ektrakurikuler menjahit/tata busana di Madrasah Aliyah
Negeri Klaten.
57
2. Siswa kelas XI tahun ajaran 2010/2011 Madrasah Aliyah Negeri Klaten
yang ditentukan secara acak dengan teknik proporsional sampling
3. Dokumentasi
E. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
1. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono: 2008:80). Populasi menurut S. Margono
(2009:118) adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dari dua pengertian diatas
dapat disimpulkan populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan dalam suatu ruang lingkup dan waktu
yang kita tentukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang
mengikuti ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten,
dengan alasan karena siswa kelas XI sudah menerima sebagian materi
yang diberika. Siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit di
MAN Klaten terdiri dari kelas XI IPA1,XI IPA2, XI IPA3,XI IPA4, XI
IPA5, XI IPS1, XI IPS 2, XI IPS3.
58
2. Pengertian sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono,2008:81). Sedangkan menurut S.
Margono (2009:121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai
contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Dari dua pendapat ini dapat disimpulkan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
Teknik pengambilan sampel dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
a) Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel ( Sugiyono ,2008:82).teknik ini
meliputi:
1) Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster Sampling (Area Sampling). Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
b) Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
59
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:84-
85). Teknik sampel ini meliputi:
1) Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi no urut.
2) Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3) Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
5) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6) Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
teknik proporsional random sampling. Proportional berarti sampel diambil
dengan perbandingan yang sama untuk masing-masing kelas, sedangkan
random berarti secara acak (Sugiyono,2005). Jadi tiap-tiap kelas diambil
dengan perbandingan yang sama dan dilakukan secara acak.
Penentuan jumlah anggota sampel yang sering disebut dengan
ukuran sampel digunakan tabel Krejcie. Tabel Krejcie dalam melakukan
perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5 %, jadi sampel
yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95 % terhadap populasi. Sesuai
dengan tabel Krejcie, maka dengan populasi sebanyak 130 orang dapat
60
diambil sampel sebanyak 95 orang. Jumlah populasi dan sampel penelitian
dapat disajikan pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 1. Jumlah Populasi Dan Sampel Penelitian Siswa Kelas XI Ekstrakurikuler Menjahit di MAN Klaten
NO KELAS POPULASI SAMPEL
1 XI IPA1 16 12 2 XI IPA2 19 14 3 XI IPA3 17 12 4 XI IPA4 18 13 5 XI IPA5 18 13 6 XI IPS1 12 9 7 XI IPS2 10 7 8 XI IPS3 11 8 9 XI IPS4 9 7
JUMLAH 130 95
F. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara agar data yang
diperoleh merupakan data yang sahih dan valid. Penggunaan teknik dan alat
pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif.
1. Angket/kuesioner
Kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis pula oleh responden (S. Margono, 2009: 167). Kuesioner/angket
yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses belajar
mengajar ekstrakurikuler menjahit didalam kelas. Peneliti menggunakan
angket tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang tersedia,
angket langsung karena responden menjawab langsung tentang dirinya
sendiri.
61
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian (S. Margono, 2009: 181). Dokumentasi ini untuk mengetahui
kehadiran siswa, latar belakang pendidikan guru, latar belakang
pendidikan siswa, latar belakang pendidikan orang tua,dan nilai-nilai
siswa.
3. Observasi
Menurut S. Margono (2009:158) observasi adalah pengamatan atau
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek
penelitian. Observasi difungsikan untuk mengetahui aktivitas belajar dan
mengajar di kelas, untuk mengetahui ketersediaan sarana prasarana dan
untuk mengecek antara data yang tertulis dengan realita dilapangan.
4. Wawancara
Menurut Zaenal Arifin (2009:157) wawancara merupakan salah
satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan
dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara ini
digunakan untuk mengetahui informasi tentang pentingnya program
ekstrakurikuler bagi siswa.
62
Tabel 2. Kisi-Kisi Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data Evaluasi Proses Belajar-Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit.
Variabel Sub
Variabel
Indikator Sub Indikator Metode
Pengumpulan
Data
O D A W
Evaluasi
kontek Relevansi
program
dengan
kebutuhan
siswa
1. Relevansi program
dengan kebutuhan siswa
√
input Latar belakang
pendidikan
guru
1. Identitas guru
2. Jumlah guru
3. Latar belakang
pendidikan guru
√
√
√
Latar belakang
siswa
1. Latar belakang pendidikan
siswa
2. Latar belakang pendidikan
orang tua.
√
√
Sarana
prasarana
1. Alat-alat praktek
2. Ruang Praktek
√
√
proses Aktivitas
mengajar guru
1. Persiapan mengajar
2. Kegiatan membuka
pelajaran
3. Tujuan pengajaran
4. Bahan/materi pengajaran
5. Penggunaan media
6. Penggunaan buku sumber
7. Interaksi guru dengan
siswa
√
√
√
√
√
√
√
√
√
63
8. Metode yang digunakan
9. Pemanfaatan waktu
belajar
10. Kegiatan menutup
pelajaran
√
√
√
√
√
Aktivitas
belajar siswa
1. Kehadiran siswa
2. Keaktifan bertanya
3. Keaktifan menjawab
pertanyaan
4. Keaktifan berpendapat
√
√
√
√
√ √
produk Penilaian 1. Hasil tugas Akhir
√
Keterangan: O = Observasi, D = Dokumentasi, A = Angket, W = Wawancara
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati (Sugiyono,2008). Pada umumnya
penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.
Agar kualitas instrumen baik maka dalam menyusun instrumen harus
memperhatikan beberapa hal yakni: 1) masalah dan variabel yang diteliti
termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah
menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan; 2) sumber data/informasi
baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai
bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam
instrumen penelitian; 3) keterampilan dalam instrumen itu sendiri alat
64
pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya; 4)
jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga
peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah
penelitian; 5) mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan
data yang diperlukan.
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun
instrumen penelitian menurut S. Margono (2009:157). langkah-langkah
tesebut adalah:
1) Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
2) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya. Satu variable mungkin dapat diukur oleh satu jenis instrumen.
3) Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan dari indikator variable. Artinya setiap indikator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya.
4) Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrument dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bias dibuat lebih dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya prakiraan jawaban yang betul/ diinginkan harus dibuat peneliti.
5) Intrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrument, misalnya membuang instrument yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya.
Instrumen penelitian disusun berdasarkan indikator-indikator yang terkandung
di dalam kajian teori kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan.
Secara lengkap berikut beberapa instrument yang dipakai dalam penelitian ini
adalah:
65
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit Di MAN Klaten
Sub Variabel Indikator Sub indikator No Item ∑
Item
Pelaksanaan
proses belajar
mengajar
ekstrakurikuler
menjahit
Tujuan
pengajaran
Rumusan tujuan
pengajaran
1 2
Kesesuaian dengan
kemampuan siswa
2
Materi/Bahan
pengajaran
Kejelasan penyajian
bahan pengajaran
3 4
Keruntutan penyajian
bahan pengajaran
4, 5
Penyimpulan materi
pelajaran
6
Media
pengajaran
Penggunaan media 7 2
Ketepatan media 8
Buku sumber Kesesuaian
penggunaan buku
sumber
9 3
Anjuran guru
memiliki buku
sumber
10
Ketertarikan siswa 11
Metode yang
digunakan
Ketepatan Metode
yang digunakan
12,13 2
Interaksi guru
dengan siswa
Tanya jawab guru
dengan siswa
14,15, 16 9
Bantuan guru
terhadap siswa
17
Sikap guru 18,19, 20
66
Disiplin yang
diterapkan
22
Kehadiran guru 21
Pemanfaatan
waktu
pelajaran
Pemanfaatan waktu
pelajaran
23 2
Ketepatan waktu
pelajaran
24
Evaluasi PBM Pemberian tugas 25,26,
27,28,
29,30
8
Evaluasi untuk setiap
akhir bahasan
31,32
Siswa Kehadiran siswa 33 1
Sarana
prasarana
Alat praktek 34,35,36 7
Ruang praktek 37,38,39,40
Pembuatan instrumen observasi untuk pelaksanaan belajar mengajar
ekstrakurikuler menjahit di kelas dilihat dari format observasi pembelajaran
dikelas bahwa yang dapat diamati terdiri dari perangkat pembelajaran, proses
pembelajaran serta perilaku siswa.
67
Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Belajar Mengajar Di Kelas.
Sub Variabel Indikator Sub Indikator No
Item
∑
Item
Pelaksanaan
proses belajar
mengajar
ekstrakurikuler
menjahit
Persiapan
mengajar
Membuat Silabus
Menbuat RPP
1
2
2
Membuka
pelajaran
Berdo’a 1 3
Menyampaikan kompetensi
dasar
2
Mengulang pelajaran lalu 3
Melakukan inti
pengajaran
Metode mengajar 1 3
Penguasaan materi 2
Interaksi guru dengan siswa 3
Evaluasi
pembelajaran
Tanya jawab dengan siswa 1 2
Memberi tugas 2
Mengakhiri
pelajaran
Membuat simpulan materi 1 4
Mengemukakan rancangan
materi selanjutnya
2
Memberi tugas 3
Menutup pelajaran dengan
do’a
4
Aktifitas siswa Aktif bertanya 1 3
Aktif menjawab pertanyaan 2
Aktif berpendapat 3
TOTAL ITEM 17
Instrumen berupa lembar observasi dan angket dilakukan dengan metode
validitas isi. Validitas isi ditetapkan menurut analisa rasional atau logika
terhadap isi butir-butir instrumen dengan penilaian berdasarkan pertimbangan
subjektif individual (judgment). Uji validitas isi dilakukan dengan
68
mengkonsultasikan instrumen kepada para ahli dalam bidang bersangkutan,
dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai ahli adalah dosen pembimbing,
dosen ahli, serta guru ahli dalam ekstrakurikuler menjahit.
H. Uji coba instrumen
Uji coba instrumen bertujuan untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata yang
sulit dipahami, mempertimbangkan penambahan atau pengurangan item. Uji
coba instrumen berguna untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keandalan
instrumen, dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Instrumen yang baik adalah harus memenuhi dua persyaratan penting
yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tersebut
sebelum diadakan penelitian, instrumen tersebut diadakan uji coba terlebih
dahulu. Hasil uji coba inilah yang nantinya dijadikan dasar untuk menentukan
validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih memiliki validitas instrumen yang tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
69
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud. Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi.
Menurut Sugiyono (2008) validitas isi adalah validitas yang
membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan.
Dibantu menggunakan kisi-kisi instrumen yang terdapat variabel yang
diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan
atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi
instrumen maka pengujian validasi dilakukan dengan mudah dan
sistematis.
Pengujian validitas isi instrumen menggunakan analisis butir yaitu
dengan cara mengkorelasikan skor tiap-tiap butir dengan sekor totalnya
sehingga dapat diperoleh indeks validitas tiap butir r rumus korelasinya
menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Person. Alasan
menggunakan analisis korelasi Product moment adalah karena datanya
berupa data interval. Data interval adalah data statistik yang mempunyai
jarak yang sama di antara hal-hal yang sedang diselidiki. Data yang
berskala interval adalah data yang bersifat deskriptif. Ciri data interval
adalah sebagai berikut:
a) Satuan ukurannya mempunyai skala yang sama.
b) Antar kategori dapat diketahui selisihnya.
c) Menggunakan titik nol tidak mutlak.
d) Data interval tidak dapat dibandingkan.
70
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi Product moment dengan rumus sebagai berikut:
rXY = ( ) ( )
( )[ ] ( )[ ]2222 YiYinXiXin
YiXiXiYin
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
rxy = Korelasi antara variabel x dengan y
n = Jumlah sampel
X∑ = Jumlah skor butir
XY = Jumlah skor total
XY∑ = Jumlah perkalian skor bitir dengan skor total
2X∑ = Jumlah kuadrat skor butir
2Y∑ = Jumlah kuadrat skor total
(Sugiyono, 2010 : 228)
Hasil analisis validitas butir ini menggunakan bantuan komputer
Seri SPSS versi 16. Syarat minimum yang digunakan untuk memenuhi
syarat validitas adalah jika r = 0,3 jadi apabila terjadi korelasi antara
butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen
tersebut tidak valid. Jadi, butir soal dinyatakan valid apabila harga
korelasi antara butir dengan skor total > 0,3.
Uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan pada 35 siswa kelas XI
ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten. Angket dalam
penelitian ini berjumlah 40 butir soal dengan pilihan jawaban tertutup.
Berdasarkan hasil analisis yang dibantu dengan bantuan komputer seri SPSS
versi 15 diperoleh 40 butir soal yang sahih/ valid dan 0 butir soal yang gugur.
71
Hasil uji validitas proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit yang
dilakukan oleh para ahli yaitu dosen pembimbing, dosen ahli serta guru
ekstrakurikuler menjahit di MAN klaten menyatakan bahwa instrumen berupa
lembar angket dan lembar observasi proses belajar mengajar di kelas
dinyatakan valid dan layak untuk diujikan.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas untuk angket dan observasi
Validator Hasil Validator Keterangan
Pembimbing Sudah Valid -
Dosen Ahli 1 Sudah Valid Instrumen observasi
PBM ditambah sampai
minimal penilaian
observasi ke-3
Dosen Ahli II Sudah Valid -
Guru
ekstrakurikuler
menjahit
Sudah Valid Kata-katanya lebih
diperjelas lagi
Menurut dosen ahli, kisi-kisi instrumen yang sudah dibuat mengacu
pada kajian pustaka yang sudah ada, sehingga butir-butir pertanyaan
mencerminkan yang sudah diukur.
2. Reliabilitas instrumen
Reliabel menurut S. Margono (2009:181-182) lebih mudah
dimengerti, dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu:
1) kemantapan; 2) ketepatan; 3) homogenitas. Suatu instrumen dikatakan
mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, dengan syarat
bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut
72
( ) ⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ Σ−
−−= 2
2
11 t
ii s
sk
kr
memberikan hasil yang sama.ketepatan, menunjukkan kepada instrumen
yang tepat/benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Instrumen
yang tepat adalah instrumen di mana pernyataannya jelas, mudah
dimengerti dan rinci. Homogenitas menunjukkan kepada instrumen yang
mempunyai kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya.
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus
Alhpa Crobach dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
ri : Koefisien reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir atau soal
Σsi2
: Jumlah varians butir
st2
: Varians total
Berdasarkan rumusan diatas butir-butir instrumen selanjutnya diuji
reliabilitasnya. Hasil pengujian instrumen menunjukkkan bahwa untuk
butir istrumen penilaian proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit
siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri Klaten mempunyai keandalan
(r//) sebesar 0,893. Yang berarti bahwa instrumen memiliki keandalan
yang tinggi.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik
73
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendiskrisikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2004:142).
1. Data kuantitatif
Data yang dianalisis secara kuantitatif adalah data dalam bentuk
angket atau questioner.Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik yang terdiri dari distribusi frekuensi, Mean (M), median
(Me), Modus (Mo) dan standar Deviasi (SD).
Jawaban responden direduksi dan dikategorikan sesuai dengan
jawaban angket. Pemberian scoring dibuat dengan skala likert dengan skor
1 sampai 4. Adapun cara yang dilakukan adalah mengidentifikasi
kecenderungan skor rata-rata data, menurut suharsimi arikunto, 2002)
pengelompokan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat baik
Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = baik
Mi – 1,5 (SDi) s/d Mi = kurang
Mi – 1,5 (SDi) kebawah = sangat kurang
Untuk rumus rerata (M) dan standar deviasi (SD) ideal adalah:
M ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
SD ideal = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)
74
2. Data kualitatif
Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data berupa
dokumentasi, dan observasi. Data tersebut dianalisis sehingga diperoleh
informasi ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subjek lain
serta dapat digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Data tentang hasil
dokumentasi dikumpulkan, dikelompokkan, diinterprestasikan untuk
kemudian disimpulkan.
Data kualitatif hasil penilaian observasi pelaksanaan belajar
mengajar ekstrakurikuler menjahit di kelas dengan menggunakan lembar
penilaian yang disediakan oleh peneliti. Menurut dirjen dikdasmen
(2004:73) yang dikutip oleh Nur Asnawati (2010), langkah-langkah
analisis yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan bobot terhadap masing-masing butir dengan skor 4,3,2,1
jika masing-masing butir dianalisis tersendiri, maka skor 4 diartikan
sangat baik, skor 3 diartikan baik, skor 2 diartikan kurang dan skor 1
diartikan sangat kurang.
2. Menganalisa jumlah skor pengamatan dibagi dengan jumlah skor ideal
dikalikan 100% dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
慭 100%
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi hasil penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Klaten yang
beralamat di Jl. Ki Ageng Gribig Barenglor Klaten Utara Telp. (0272) 322165
Kotak Pos 24 Klaten , No.Statistik Madrasah : 311331073067. Berdiri:
Tanggal 25 April 1990 (Alih fungsi dari PGAN 6 tahun Klaten), tahun
penegerian: SK Menteri Agama No : 64 Th 1990. Madrasah Aliyah Negeri
Klaten menempati bangunan seluas 4.092 m2
Penelitian evaluasi ini ditujukan untuk memberikan informasi tentang
apa yang terjadi yang merupakan kondisi nyata mengenai proses belajar
mengajar ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten. Hasil
pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan observasi, angket,
dokumentasi, dan Wawancara dapat disajikan data hasil penelitian berupa
diskripsi presentatif dan interpretasi data. Hasil penelitian evaluasi
mengenai proses belajar mengajar ini akan didiskripsikan menurut komponen
indikator.
1. Relevansi program ekstrakurikuler menjahit dengan kebutuhan siswa
Dari hasil penelitian yang diambil dari wawancara dengan guru dan
siswa, ekstrakurikuler menjahit sudah sesuai dengan kebutuhan siswa.
Keterampilan menjahit dibutuhkan di masyarakat melihat banyaknya
garmen dan konveksi di lingkungan sekitar. Ekstrakurikuler menjahit
penting bagi siswa karena siswa mendapatkan keterampilan berupa
76
menjahit yang akan berguna bagi siswa yang tidak bisa melanjutkan ke
Perguruan Tinggi. Di daerah Klaten ada 2 garmen yaitu garmen
globalindo intimates dan garmen Mondrian yang membuka lowongan
kerja untuk anak lulusan SMA/SMK. Dan ada banyak konveksi yang
berada di lingkungan tempat tinggal siswa. Dari data informasi yang
diperoleh dari temu alumni lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri Klaten
yang tidak bisa melanjutkan sekolah sebagian besar bekerja di garmen
dan konveksi.
Pelaksanaan ekstrakurikuler menjahit untuk kelas XI dilaksnanakan
pada hari kamis, jumat dan sabtu jam 14.00-16.00. satu hari ada dua kali
pembelajaran. Satu kali pembelajarannya untuk kelompok pertama
dilaksanakan pada jam 14.00-15.00 dan kelompok kedua dilaksanakan
pada jam 15.00-16.00. Jadi jumlah jam setiap kali tatap muka ada 1 jam
pelajaran untuk praktek maupun teori.
2. Latar Belakang Pendidikan Guru
Salah satu hal yang mendukung tercapainya program pembelajaran
di sekolah adalah karakteristik guru sebagai fasilitator, pembimbing,
pengajar. Karakteristik guru dapat dilihat dari latar belakang pendidikan
dan lamanya mengajar.
Tabel 6. Data Guru Ekstrakurikuler Menjahit di MAN Klaten
No Nama Guru
Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Mengajar
1 Anik Murwati,SPd S1 5 Tahun
2 Retno Sulistyaningkrum,SPd S1 5 Tahun
77
Dilihat dari tabel tersebut, jumlah guru ekstrakurikuler menjahit di
MAN Klaten ada 2 orang guru dan mempunyai tingkat pendidikan
terakhir Sarjana Pendidikan (S1) jurusan pendidikan Tata Busana.
Pengalaman mengajar selama 5 tahun.
Dilihat dari dokumentasi jumlah guru yang mengajar umum ada
67orang 51 orang berstatus PNS dan 16 orang berstatus GTT dan jumlah
guru ekstrakurikuler menjahit ada 2 orang masih berstatus GTT.
3. Latar Belakang Siswa
a) Latar Belakang Pendidikan siswa
Data hasil penelitian diketahui bahwa dari 130 siswa yang
mengikuti ekrtrakurikuler menjahit semua berjenis kelamin
perempuan yang mempunyai latar pendidikan yang berbeda ada yang
dari SLTP, MTs, dan SMP IT. Berdasarkan data dokumentasi data
latar belakang pendidikan siswa dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Latar Belakang Pendidikan Siswa
No Asal Sekolah Jumlah Siswa Frekuensi 1 SLTP 86 66,15% 2 MTs 43 33,08% 3 SMP IT 1 0,77% Jumlah 130 100%
b) Latar belakang Pendidikan Orang Tua
Latar belakang pendidikan orang tua siswa menurut data hasil
penelitian yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit ada yang tamatan
SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Data dokumentasi latar belakang
pendidikan orang tua dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
78
Tabel 8. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
No
Pendidikan Orang Tua
Jumlah Siswa
Frekuensi
1 SD 70 53,85% 2 SMP 22 16,92% 3 SMA 27 20,77% 4 D3 1 0,77% 5 S1 10 7,69% Jumlah 130 100%
Dari data dokumentasi diatas dapat dilihat bahwa jenis
pendidikan orang tua SD adalah paling banyak yaitu 53,85%.
c) Latar belakang pekerjaan orang tua
Latar belakang pekerjaan orang tua siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler menjahit berbeda beda ada yang pekerjaannya buruh, PNS,
guru, wiraswasta, petani, pensiunan, swasta, penjahit, pedagang, ibu RT,
karyawan, bidan, Perdes, dan tidak bekerja. Data dokumentasi latar belakang
pekerjaan orang tua dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
No
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jumlah Siswa
Frekuensi
1 Buruh 86 66,15% 2 PNS 4 3,07% 3 Guru 2 1,54% 4 Wiraswasta 9 6,62% 5 Petani 8 6,15% 6 Pensiunan 2 1,54% 7 Swasta 5 3,84% 8 Penjahit 1 0,77% 9 Pedagang 4 3,07% 10 Ibu RT 2 1,54% 11 Karyawan 4 3,07% 12 Bidan 1 0,77% 13 Perdes 1 0,77% 14 Tidak Bekerja 1 0,77% Jumlah 130 100%
79
4. Ketersediaan sarana prasarana ekstrakurikuler menjahit
Sarana prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sarana
prasarana yang dipakai dalam ekstrakurikuler menjahit yang disediakan
oleh sekolah untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran. Sarana
prasarana pada penelitian ini meliputi alat praktek dan ruang praktek.
Berdasarkan observasi ruang belajar ekstrakurikuler menjahit ada
satu ruang yang digunakan untuk ruang praktek dan ruang teori. Kondisi
ruang layak digunakan. Sarana alat praktek yang disediakan disekolah
bisa dilihat pada tabel 10.
80
Tabel 10. Data Hasil Observasi Ketersediaan Sarana Prasarana Ekstrakurikuler Menjahit
No Kegiatan Observasi
Alternatif
Jawaban Jumlah DanKeadaan
Ada Tidak
Baik Rusak
Karakteristik Sarana
Prasarana
1
Sarana Prasarana
Untuk Praktek
a. Mesin Jahit √ - 21 buah -
b. Mesin Obras √ - 1 buah -
c. Mesin pembuat
lubang kancing - √ - -
d. Mesin wolsoom - √ - -
e. Setrika √ - 2 buah -
f. Papan Setrika √ - 2 buah -
g. Meja Potong √ - 2 buah -
h. Gunting Kain √ - 25 buah -
i. Gunting benang √ - 25 buah -
j. Menekin √ - 2 buah -
k. Metelin √ - 50 buah -
l. Rader √ - 50 buah -
m. Peterban √ - 70 gulung -
n. Kapur Jahit √ - 50 buah -
o. Pendedel √ - 25 buah -
p. Jarum Jahit √ - 50 bungkus -
q. Jarum Tangan √ - 50 bungkus -
r. Kapur Jahit √ - 50 buah -
s. Benang √ - 50 buah -
81
t. Almari √ - 2 buah -
2
Sarana Prasarana
Untuk Teori
a. Buku Pola - √ - -
b. Penggaris Pola √ - 100 buah -
c. Kertas Dorslah - √ - -
d. Kertas Payung √ - 130 buah -
e. Gunting Kertas √ - 25 buah -
f. Lem Kertas √ - 25 buah -
g. Pensil Warna √ - 25 buah -
5. Pelaksanaan belajar mengajar ektrakurikuler menjahit
a) Aktivitas mengajar guru
Pada aspek aktivitas mengajar guru,pengumpulan data diperoleh
dari observasi dan angket. Hasil observasi/ pengamatan meliputi
persiapan guru mengajar, membuka pelajaran, melakukan inti
pengajaran, evaluasi pembelajaran, dan mengakhiri pelajaran.
Pengamatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal ekstrakurikuler
menjahit. Penilaian proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit
dapat dilihat pada tabel 11.
82
Tabel 11. Hasil perhitungan observasi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit
No
Aspek observasi
Nilai
Mean
%
Kategori I II III
A Persiapan Mengajar
Membuat Silabus 1 1 1 1 25 Sangat Kurang
Membuat RPP 1 1 1 1 25 Sangat Kurang
B Pelaksanaan mengajar Membuka pelajaran
1. Membuka pelajaran
dengan berdoa 4 4 4 4 100 Sangat Baik
2. Memberi acuan/penyampaian kompetensi dasar 3 2 2 2,3 57,5 Kurang
3. Mengulang pelajaran
yang lalu 2 3 3 2,6 65 Baik Melakukan inti pelajaran 1. Penggunaan metode 3 3 3 3 75 Baik
2. Penggunaan Media 2 2 3 2,3 57,5 Kurang 3. Penguasaan materi 4 4 4 4 100 Sangat Baik
4. Interaksi guru dengan
siswa 3 3 3 3 75 Baik
5. Memberi kesempatan
siswa untuk bertanya 4 3 4 3,6 90 Sangat Baik Evaluasi Pembelajaran
1. Melakukan Tanya jawab 3 3 3 3 75 Baik
2. Memberi tugas 3 4 4 3,6 90 Sangat Baik C Mengakhiri pelajaran 1. Membuat kesimpulan 2 3 2 2,3 57,5 Kurang
2. Mengemukakan rancangan materi selanjutnya 3 3 2 2,6 65 Baik
3. Memberi tugas 4 4 4 4 100 Sangat Baik 4. Menutup dengan doa 4 4 4 4 100 Sangat Baik
83
Berdasarkan hasil penelitian observasi proses belajar mengajar
ekastrakurikuler menjahit dilihat dari aspek aktifitas mengajar guru,
persiapan guru yang meliputi pembuatan silabus dan RPP
memperoleh nilai 1 dengan persentase 25% dan masuk dalam kategori
Sangat Kurang. Hasil penilaian pelaksanaan mengajar yang terdiri dari
membuka pelajaran dengan berdoa memperoleh nilai 4 masuk
dalamkategori Sangat Baik dengan persentase 100%, memberi acuan/
kompetensi dasar memperoleh nilai 2,3 dengan persentase 57,5% dan
masuk dalam kategori Kurang, mengulang pelajaran yang lalu
memperoleh nilai 2,6 dengan persentase 65% masuk dalam kategori
Baik. Dalam melakukan inti pelajaran, metode mengajar memperoleh
nilai 3 dengan persentase 75% masuk dalam kategori Baik,
penggunaan media pengajaran mendapat nilai 2,3 dengan persentase
57,5% masuk dalam kategori Kurang, penguasaan materi memperoleh
nilai 4 dengan persentase 100% masuk dalam kategori Sangat Baik,
interaksi guru dengan siswa memperoleh nilai 3 dengan persentase
75% masuk dalam kategori Baik dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya meperoleh nilai 3,6 dengan persentase 90%
masuk dalam kategori Sangat Baik. Dalam evaluasi pelajaran, Tanya
jawab dengan siswa memperoleh nilai 3 dengan persentase 75%
masuk dalam kategori Baik dan memberi tugas memperoleh nilai 4
dengan persentase 100% masuk dalam kategori Sangat Baik. Dalam
mengakhiri pelajaran, membuat kesimpulan materi selanjutnya
84
memperoleh nilai 2,6 dengan persentase 65% masuk dalam kategori
Baik, mengemukakan materi selanjutnya memperoleh nilai 2,6 dengan
persentase 65% masuk dalam kategori Baik, memberi tugas
memperoleh nilai 4 dengan persentase 100% masuk dalam kategori
Sangat Baik dan menutup pelajaran dengan berdoa memperoleh nilai
4 dengan persentase 100% masuk dalam kategori Sangat Baik.
Pengambilan data pelaksanaan proses belajar mengajar dari
angket meliputi tujuan pengajaran,materi pengajaran, penggunaan
media pengajaran, penggunaan buku sumber, interaksi guru dengan
siswa, metode yang digunakan, pemanfaatan waktu pelajaran.
b) Aktivitas belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data
siswa kelas XI yang berjumlah 139 dengan jenis kelamin perempuan.
Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar ekstrakurikuler
menjahit dapat dilihat dari daftar hadir peserta didik dan aktivitas
selama proses belajar mengajar dikelas.
Berdasarkan dokumentasi daftar hadir siswa semester genap
kelas XI ekstrakurikuler menjahit bahwa siswa yang absennya
memenuhi 100% berjumlah 2 orang siswa dengan persentase 1,53%,
siswa yang absennya75% berjumlah 9 orang siswa dengan persentase
6,92%, absen yang memenuhi 50% berjumlah 34 siswa dengan
persentase 26,15% , siswa yang absennya 25% berjumlah 23 siswa
dengan persentase 17,69%, siswa yang absennya kurang dari 25%
85
berjumlah 12 siswa dengan persentase 9,23%, dan siswa yang tidak
pernah hadir ada 50 siswa dengan persentase 38,46%.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Daftar Hadir Siswa Ekstrakurikuler Menjahit
Kehadiran Frekuensi Relatif %
100% (8 kali hadir) 2 1,53% 75% (6 kali hadir) 9 6,92% 50% (4 kali hadir) 34 26,15% 25% (2 kali hadir) 23 17,69% > 25% (1 kali hadir) 12 9,23% 0% (tidak pernah hadir) 50 38,46% Jumlah 130 100%
Pada aspek aktivitas siswa, pengamatan meliputi aktivitas
bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan dari guru serta aktifitas
memberi atau mengeluarkan pendapat.
Tabel 13. Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa
No
Aspek observasi
Nilai
Mean
%
Kategori I II III
1 Siswa Aktif Bertanya 3 3 3 3 75 Baik
2
Siswa Aktif Menjawab Pertanyaan 3 3 3 3 75 Baik
3 Siawa Aktif Berpendapat 2 1 1 1,3 33,3 Sangat Kurang
Dari hasil penelitian observasi aktivitas siswa dapat dilihat
bahwa siswa aktif bertanya mendapat nilai 3 dengan kategori Baik
dengan persentase 75%, siswa aktif menjawab pertanyaan mendapat
86
nilai 3 dengan kategori Baik dengan persentase 75%, dan siswa aktif
mengeluarkan pendapat mendapat nilai 1,3 dengan kategori Sangat
Kurang dengan persentase 33,3%.
Hasil diskriptif data dalam penelitian ini diterangkan bahwa 95
orang siswi yang mengisi angket pelaksanaan proses belajar mengajar
memperoleh Mean (M) sebesar 106,63, Median (Me) sebesar 107,00,
Mode (Mo) sebesar 108, Standar Deviasi sebesar 9,867. Untuk
mengidentifikasi kecenderungan pelaksanaan proses belajar mengajar
ditetapkan skor ideal. Dari skor ideal tersebut dikategorikan dalam 4
kategori yaitu: Sangat Baik, Baik, Kurang, dan Sangat Kurang.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kategori pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit Menurut Pendapat Siswa
No Skor Kategori Frekuensi
Absolute Relative % 1 >130 Sangat Baik 0 0% 2 100 – 130 Baik 72 75,8% 3 70 – 100 Kurang 23 24,2% 4 <70 Sangat Kurang 0 0%
Dari harga mean (M) sebesar 106,63 maka terdapat skor
kecenderungan kategori antara (100-130) yaitu masuk dalam kategori
Baik. Maka disimpulkan bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar
ekstrakurikuler menjahit siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri
Klaten berada pada kategori Baik yaitu 75,8%.
6. Keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
Penelitian keberhasilan proses belajar mengajar ini peneliti melihat
dari hasil tugas akhir. Berdasarkan Dokumentasi hasil tugas akhir siswa
87
kelas XI semester genap, siswa yang mendapatkan nilai A dengan
berjumlah 49 orang dengan persentase 37,69%, siswa yang mendapatkan
nilai B dengan berjumlah 21 orang dengan persentase 16,15%, siswa
yang mendapatkan nilai C dengan ada 22 orang dengan persentase
16,92%, dan siswa yang tidak mendapat nilai atau mendapatkan nilai
kosong ada 38 orang dengan persentase 29,23%.
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Ekstrakurikuler menjahit
Nilai Kategori Frekuensi Relatif % A (80-100) Sangat Baik 49 37,69% B (66-79) Baik 21 16,15% C (56-65) Cukup Baik 22 16,92% D (40-55) Kurang Baik 0 0%
K (0) Kosong 38 29,23% Jumlah 130 100%
B. Pembahasan
Berdasarkan diskripsi hasil penelitian diatas maka pembahasan berikut ini
akan memjawab pertanyaan evaluasi sesuai dengan data hasil evaluasi yang
diperoleh.
1. Relevansi program dengan kebutuhan siswa
Dari hasil penelitian yang diambil dari wawancara dengan guru dan
siswa, ekstrakurikuler menjahit sudah sesuai dengan kebutuhan siswa.
Keterampilan menjahit dibutuhkan di masyarakat melihat banyaknya
garmen dan konveksi di lingkungan sekitar. Siswa membutuhkan
keterampilan untuk menjadi bekal setelah lulus nanti karena tidak semua
siswa bisa meneruskan ke Perguruan Tinggi. Keterampilan menjahit
berguna bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat. Setelah lulus siswa
88
bisa langsung bekerja di garmen maupun konveksi, tanpa harus kursus
menjahit terlebih dahulu yang menambah banyak biaya.
Berdasarkan hasil wawancara, ekstrakurikuler menjahit penting
bagi siswa yaitu siswa mendapatkan keterampilan berupa menjahit yang
akan berguna bagi siswa yang tidak bisa melanjutkan ke Perguruan
Tinggi. Dengan keterampilan menjahit siswa bisa bekerja di garmen
maupun konveksi yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
Di daerah Klaten ada 2 garmen yaitu garmen globalindo intimates dan
garmen Mondrian yang membuka lowongan kerja untuk anak lulusan
SMA/SMK yang mempunyai keterampilan menjahit. Dan ada banyak
konveksi yang berada di lingkungan tempat tinggal siswa sehingga siswa
setelah lulus sekolah bisa bekerja. Siswa yang tidak mempunyai
keterampilan akan susah mendapatkan pekerjaan dan akan menambah
pengangguran. Selama ini lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri Klaten
yang tidak bisa melanjutkan sekolah sebagian besar kerja di garmen dan
konveksi.
Lulusan Madrasah Aliyah Negeri Klaten bisa bekerja di garmen
maupun konveksi tanpa harus kursus menjahit karena sudah mendapatkan
keterampilan menjahit dari sekolah. Jadi diharapkan siswa menyadari
akan kepentingan ekstrakurikuler menjahit sebagai bekal siswa setelah
lulus sekolah untuk mendapatkan pekerjaan.
Pelaksanaan ekstrakurikuler menjahit untuk kelas XI
dilaksananakan pada hari kamis, jumat dan sabtu jam 14.00-16.00. satu
89
hari ada dua kali pembelajaran. Satu kali pembelajarannya untuk
kelompok pertama dilaksanakan pada jam 14.00-15.00 dan kelompok
kedua dilaksanakan pada jam 15.00-16.00. Jadi jumlah jam setiap kali
tatap muka ada 1 jam pelajaran untuk praktek maupun teori. Satu jam
untuk belajar praktek adalah waktu yang sangat sedikit sehingga siswa
harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sedangkan untuk belajar teori
satu jam sudah cukup.
2. Latar belakang pendidikan guru
Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari dokumentasi jumlah
guru ekstrakurikuler menjahit di MAN Klaten ada 2 orang guru dan
mempunyai tingkat pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan (S1) jurusan
pendidikan Tata Busana. Pengalaman mengajar selama 5 tahun dan
berstatus Guru Tidak Tetap (GTT).
Guru-guru ekstrakurikuler menjahit sudah sesuai dengan latar
belakang pendidikannya yaitu Sarjana Pendidikan (S1) Jurusan Pendidikan
Tata Busana. Keilmuan yang dimiliki guru sudah relevan dengan pelajaran
ekstrakurikuler menjahit. Latar belakang pendidikan guru dan lamanya
guru mengajar dapat mempengaruhi kualitas dari pembelajaran
ekstrakurikuler menjahit. Guru yang mengajarnya sudah lama mempunyai
pengalaman mengajar yang banyak sehingga kualitas pembelajaran akan
semakin baik.
3. Latar belakang siswa
a) Latar belakang pendidikan siswa
90
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi latar
belakang pendidikan siswa dapat dikatakan bahwa siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliayah Negeri Klaten
yang berasal dari SLTP ada 86 siswa dengan persentase 66,15%, yang
berasal dari MTs ada 43 siswa dengan persentase 33,08% dan berasal
dari SMP IT ada 1 siswa dengan persentase 0,77%.
Latar belakang pendidikan siswa yang relevan dengan sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Klaten adalah yang berasal dari MTs dan SMP
IT karena sama-sama banyak diajarkan ilmu agama islamnya. Latar
belakang siswa yang relevan ada 33,85%. Siswa MTs maupun SLTP
mempunyai pemikiran yang masih ideal. Latar belakang pendidikan
siswa akan mempengaruhi kemampuan, keterampilan dan daya minat
siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler menjahit.
b) Latar belakang pendidikan orang tua
Berdasarkan data hasil dokumentasi latar belakang pendidikan
orang tua siswa ada yang tamatan SD ada 70 orang dengan persentase
53,85%, SMP ada 22 orang dengan persentase 16,92%, SMA ada 27
orang dengan persentase 20,77%, D3 ada 1 orang dengan persentase
0,77% dan S1 ada 10 orang dengan Persentase 7,69%. Latar belakang
pendidikan orang tua SD memperoleh persentase terbanyak yaitu
53,85%.
Latar belakang pendidikan orang tua akan mempengaruhi siswa
dalam mengikuti ekstrakurikuler menjahit. Latar belakang pendidikan
91
orang tua yang tamatan SD akan berbeda dengan latar belakang
pendidikan siswa yang tamatan SMP, SMA, D3 maupun S1. Orang tua
yang berlatar pendidikan SD mempunyai wawasan kurang luas
sehingga kurang memperhatikan masa depan anaknya. Orang tua
cenderung menekan anaknya dalam pendidikannya. Orang tua yang
berlatar belakang SMP dan SMA mempunyai wawasan yang cukup
sehingga orang tua bisa memberi saran dan nasehat yang berguna untuk
masa depan anaknya. Orang tua yang berlatar belakang D3 maupun S1
mempunyai wawasan yang luas dalam memperhatikan masa depan
anaknya, dapat memberi saran dan nasehat terhadap pentingnya
ekstrakurikuler menjahit. Sehingga anak bisa mempertimbangkan
ekstrakurikuler yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi dirinya.
c) Latar belakang pekerjaan orang tua
Berdasarkan data hasil dokumentasi latar belakang pekerjaan
orang tua siswa ada yang bekerja sebagai buruh ada 86 siswa dengan
presentase 66,15%, PNS ada 4 siswa dengan presentase 3,07%, guru
ada 2 siswa dengan presentase 1,54%, wiraswasta ada 9 siswa dengan
presentase 6,62%, petani ada 8 siswa dengan presentase 6,15%,
pensiunan ada 2 siswa dengan presentase 1,54%, swasta ada 5 siswa
dengan presentase 3,84%, penjahit ada 1 siswa dengan presentase
0,77%, pedagang ada 4 siswa dengan presentase 3,07%, ibu RT ada 2
siswa dengan presentase 1,54%, karyawan ada 4 siswa dengan
presentase 3,07%, bidan ada 1 siswa dengan presentase 0,77%, Perdes
92
ada 1 siswa dengan presentase 0,77%, dan tidak bekerja ada 1 siswa
dengan presentase 0,77%.
Latar belakang pekerjaan orang tua buruh memperoleh presentase
terbanyak yaitu 66,15%. Hal ini dikarenakan siswa yang mengikuti
ektrakurikuler menjahit banyak yang berasal dari desa. Latar belakang
pekerjaan orang tua mempengaruhi dorongan dan minat siswa dalam
mengikuti ekstrakurikuler menjahit. Pemikiran orang tua yang bekerja
sebagai guru dengan orang tua yang bekerja sebagai buruh, petani,
wiraswasta, pedagang, penjahit, karyawan, bidan dan perdes akan
berbeda. Orang tua yang sederhana akan berfikir sederhana juga. Orang
tua yang bekerja sebagai guru akan lebih bijaksana dalam mendidik dan
mengarahkan anaknya untuk mengikuti ekstrakurikuler yang akan
bermanfaat bagi anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai pedagang dan
wiraswasta akan lebih berfikir praktis dalam mendidik dan
mengarahkan anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai bidan juga akan
memperhatikan pendidikan anaknya. Orang tua yang bekerja sebagai
petani, buruh dan penjahit kurang memperhatikanpendidikan anaknya,
lebih membebaskan anaknya dalam pendidikannya.
4) Ketersediaan sarana prasarana ekstrakurikuler menjahit
Berdasarkan hasil observasi, sarana prasarana praktek yang
digunakan untuk kegiatan ektrakurikuler menjahit adalah mesin jahit,
mesin obras, meja potong, gunting kain, gunting benang, setrika, papan
setrika, menekin, metelin, kapur jahit, piterban, jarum jahit, jarum
93
tangan,pendedel dan benang. Sarana prasarana untuk pembelajaran teori
adalah penggaris pola, kertas payung, gunting kertas,lem kertas dan pensil
warna. Untuk bahan-bahan seperti kain siswa membeli sendiri.
Dilihat dari data hasil observasi sarana prasarana ekstrakurikuler di
Madrasah Aliayah Negeri Klaten sudah baik, program ekstrakurikuler
menjahit sudah bisa berjalan. Semua yang dibutuhkan dalam menjahit
sudah ada tetapi mesin jahitnya belum sebanding dengan jumlah siswa
dalam satu kelas.
Berdasarkan observasi dan dokumentasi waktu pembelajaran
ektrakurikuler menjahit jumlah siswa tiap kelas itu rata-rata ada 23 orang
siswa. Sedangkan jumlah mesin jahit yang ada berjumlah 21. Jadi ada
siswa yang harus menggunakan mesin jahit satu untuk berdua. Jumlah
mesin jahit yang ada dengan jumlah siswa lebih banyak jumlah siswa
dalam satu kelas. Sehingga bila praktek menjahit harus bergantian. Waktu
proses belajar mengajar adalah 1 jam. Waktu yang sedikit untuk belajar
praktek. Jadi siswa harus bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Jika pekerjaannya belum selesai siswa harus
mengerjakan dirumah jika mempunyai mesin jahit dan siswa yang tidak
punya mesin jahit harus mencari waktu lain untuk diselesaikan di sekolah.
Mesin obras dan meja potong yang disediakan berjumlah satu,ini juga
sangat kurang bila dilihat jumlah siswa yang ada dalam satu kelas. Sedang
untuk alat-alat praktek yang lain seperti penggaris pola, metelin, gunting
kain, gunting benang, gunting kertas, rader, lem, kapur jahit, pendedel
94
sudah mencukupi kebutuhan siswa dalam satu kelas. Untuk bahan yang
digunakan untuk praktik tidak disediakan oleh sekolah, sehingga siswa
menyediakannya sendiri. Berdasarkan observasi ruang blajar
ekstrakurikuler menjahit ada satu ruang yang digunakan untuk ruang
praktek dan ruang teori. Kondisi ruang baik dan layak untuk digunakan.
Begitu pentingnya sarana prasarana praktik ekstrakurikuler menjahit
sehingga diharapkan sekolah untuk menyediakan sarana prasarana yang
dibutuhkan siswa untuk memenuhi kebutuhan siswa dan memperlancar
pelaksanaan praktik ekstrakurikuler menjahit. Memperbaiki bila ada mesin
jahit yang rusak dan mengganti bila sudah tidak layak untuk digunakan.
Untuk ruang sebaiknya pihak sekolah memisahkan antara ruang praktek
dan ruang teori, agar kalau praktek membuat pola tidak berdesak-desakan.
Hal ini akan mempengaruhi kenyamanan dalam proses belajar mengajar.
5) Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
a) Aktivitas mengajar guru
Berdasarkan data 3 kali observasi dan data angket yang diberikan pada
siswa, didapat data Aktivitas mengajar guru sebagai berikut:
1) Persiapan mengajar
Pada aspek persiapan mengajar masuk dalam kategori sangat
kurang dengan persentase 25%. Guru ekstrakurikuler menjahit
tidak pernah membuat RPP maupun Silabus. Guru mengajarkan
langsung materi yang diberikan pihak sekolah. Sebaiknya guru
95
ekstrakurikuler menjahit membuat RPP maupun Silabus. Agar
dalam menyampaikan materi pelajaran lebih mudah dan terarah.
2) Pelaksanaan mengajar
a) Kegiatan membuka pelajaran
Hasil penelitian pelaksanaan mengajar ekstrakurikuler
menjahit guru selalu mengawali pelajaran dengan berdoa dan
setelah itu guru menyampaikan kompetensi dasar materi yang
akan disampaikan. Sebelum masuk ke inti pelajaran, guru tidak
lupa mengulang pelajaran yang lalu untuk menarik perhatian
siswa.
b) Melakukan inti pelajaran
Dalam melakukan inti pelajaran, metode yang digunakan
guru sudah baik dan tepat. Guru menggabungkan metode
ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas untuk
mengajarkan teori ekstrakurikuler menjahit. Dan menggunakan
metode demontrasi, metode Tanya jawab dan metode
pemberian tugas untuk mengajarkan praktek ektrakurikuler
menjahit. Metode Tanya jawab adalah metode yang tepat
karena dalam pelaksanaanya guru dapat meninjau ulang
pelajaran yang lalu dan dapat mengetahui seberapa siswa
memahami materi yang disampaikan guru. metode demontrasi
digunakan pada saat pelajaran praktek, guru
mendemontrasikan lebih dulu cara membuat rok maupun blus.
96
Agar siswa saat pelaksanaan praktek lebih mudah
mengerjakannya. Karena sudah mengetahui langkah-langkah
pembuatannya.
Media yang digunakan dalam mengajar ekstrakurikuler
menjahit adalah media hand out, media papan tulis dan media
benda jadi. Media yang bervariasi dapat memperjelas siswa
dalam menerima materi yang disampaikan guru.
Materi pelajaran yang diberikan sudah sesuai dengan
kemampuan siswa. Penyajian materi yang diberikan oleh guru
sudah jelas dan runtut. Berdasarkan observasi guru sudah
menguasai materi. Tetapi masih ada siswa yang belum jelas
dengan materi yang disampaikan guru hal ini dikarenakan
siswa kurang memperhatikan pada waktu guru menjelaskan
materi.
Interaksi guru dengan siswa sudah baik. Penampilan
guru didalam kelas sudah baik dan sopan. Guru tidak pernah
memukul siswanya apabila membuat kesalahan tetapi guru
menegur dengan baik.guru slalu menunjukkan sikap kerjasama
dan bersahabat dengan siswanya. Setelah penyampaian materi
guru mengadakan tanya jawab dengan siswa dan siswa pun
menjawab pertanyaan guru dengan baik, guru memberikan
bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajarnya.
97
c) Evaluasi pembelajaran
Setelah selesai penyampaian materi guru melakukan tanya
jawab dengan siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah
paham dengan materi yang disampaikan.Guru selalu memberi
tugas kepada siswa karena waktu kegiatan ekstrakurikuler
menjahit hanya 1 jam. Waktu yang sedikit untuk digunakan
belajar praktek. Guru selalu memberi tugas untuk dikerjakan
dirumah agar materi dapat tersampaikan semua.
3) Kegiatan mengakhiri pelajaran
Dalam mengakhiri pelajaran, membuat kesimpulan materi
selanjutnya memperoleh nilai 2,6 dengan persentase 65% masuk
dalam kategori Baik, mengemukakan materi selanjutnya
memperoleh nilai 2,6 dengan persentase 65% masuk dalam
kategori Baik, memberi tugas memperoleh nilai 4 dengan
persentase 100% masuk dalam kategori Sangat Baik dan menutup
pelajaran dengan berdoa memperoleh nilai 4 dengan persentase
100% masuk dalam kategori Sangat Baik.
Dalam mengakhiri pelajaran guru tidak selalu
menyimpulkan materi. Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu
pelajaran. Setelah membuat kesimpulan guru mengemukakan
materi yang akan datang agar siswa menyiapkan peralatan dan
bahan yang dibutuhkan untuk praktek maupun teori, setelah itu
98
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah dan
tidak lupa menutup pelajaran dengan berdoa.
b) Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar
ekstrakurikuler menjahit dapat dilihat dari aktivitas selama proses
belajar mengajar dikelas dan daftar hadir peserta didik. Dari data
penelitian hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat bahwa siswa
aktif bertanya mendapat nilai 3 dengan kategori Baik dengan
persentase 75%, siswa aktif menjawab pertanyaan mendapat nilai 3
dengan kategori Baik dengan persentase 75%, dan siswa aktif
mengeluarkan pendapat mendapat nilai 1,3 dengan kategori Sangat
Kurang dengan persentase 33,3%. Dari data tersebut dapat dikatakan
bakwa siswa sudah aktif dalam bertanya maupun menjawab
pertannyaan guru ekstrakurikuler menjahit tetapi siswa belum aktif
dalam mengemukakan pendapat. Hal ini dikarenakan tidak
diadakannya diskusi antar kelompok dalam kelas. Siswa selalu
bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum jelas dan apabila
menemui kesulitan dalam teori maupun praktek menjahit. Guru juga
selalu melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui apakah
siswa sudah mengerti apa yang disampaikannya.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ekstrakurikuler
menjahit sudah baik. Pada waktu guru mengajar siswa aktif bertanya
dan aktif menjawab pertanyaan yang diberikan guru. hal ini
99
disebabkan guru sudah menggunakan metode dan media bervariasi
seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab dan
metode pemberian tugas. Menggunakan media hand out dan media
benda jadi untuk bisa menarik perhatian siswa dalam penyampaiannya.
Metode dan media yang menarik dan bervariasi akan menumbuhkan
daya tarik siswa untuk mengikuti pelajaran ekstrakurikuler menjahit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data
siswa kelas XI yang berjumlah 130 dengan jenis kelamin perempuan.
Berdasarkan dokumentasi daftar hadir siswa semester genap kelas XI
ekstrakurikuler menjahit dapat dilihat bahwa ada 61,53% siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler menjahit, dan 38,46% dari siswa tidak
pernah mengikuti ekstrakurikuler menjahit.
Target yang diinginkan guru adalah 75% siswa mengikuti
ekstrakurikuler manjahit. Berdasarkan dokumentasi siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler menjahit baru mencapai 61,53% maka
dikatakan bahwa minat siswa terhadap ekstrakurikuler menjahit masih
kurang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket pelaksanaan
proses belajar mengajar memperoleh harga mean (M) sebesar 106,63
maka terdapat skor kecenderungan kategori antara (100-130) yaitu
masuk dalam kategori baik yaitu 75,8%.
Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit dari
pelaksanaan mengajar yang terdiri dari membuka pelajaran,
100
melakukan inti pelajaran dan evaluasi pelajaran sampai mengakhiri
pelajaran sudah baik dan program sudah bisa berjalan tetapi dalam
persiapan mengajar masih perlu di perbaiki karena persiapan mengajar
itu penting agar guru lebih siap dalam menyampaikan materi pelajaran
dan juga penyampaian menjadi lebih mudah dan terarah.
6) Keberhasilan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
Evaluasi/penilaian adalah penentuan suatu program dan penentuan
pencapaian tujuan suatu program (Oemar Hamalik 2003:55). Berdasarkan
hasil penelitian dokumentasi nilai siswa dapat dikatakan bahwa 49 orang
siswa dengan persentase 37,69% mendapatkan nilai A dan 38 orang siswa
dengan persentase 29,23% tidak mendapatkan nilai atau mendapatkan niai
kosong. Hal ini dikarenakan siswa tidak pernah masuk pelajaran
ekstrakurikuler menjahit dan tidak mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru. Banyak siswa yang tidak pernah masuk dikarenakan malas
dan tidak mau pulang sore juga kurangnya minat siswa dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler menjahit meskipun diwajibkan oleh pihak
sekolah. Nilai tugas-tugas yang diberikan guru merupakan nilai akhir
pelajaran ekstrakurikuler menjahit. Karena tidak ada nilai ujian semester
maupun mid semester. Siswa yang tidak pernah berangkat tetapi
mengerjakan tugas-tugas akan tetap diberikan nilai.
Hasil nilai tugas-tugas semester genap itu terdiri dari nilai pola, nilai
jahitan, nilai passen, dan nilai hasil jadi. Untuk siswa yang menjahitkan
tugasnya ke penjahit, atau menilaikan jahitan orang lain maka tidak akan
101
mendapatkan nilai. Jadi nilai akhir siswa itu sangat tergantung pada nilai
tugas-tugasnya. Dengan demikian siswa diharapkan selalu mengerjakan
tugas-tugasnya agar mendapatkan nilai yang maksimal. Keberhasilan
pembelajaran ekstrakurikuler menjahit dapat dilihat dari hasilnya.
Dari 130 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit yang
berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit ada
70,77% siswa dan sisanya 29,23% dinyatakan gagal. Hal ini karena siswa
tidak pernah masuk ekstrakurikuler menjahit.
Program ekstrakurikuler menjahit sudah berhasil dijalankan. Siswa
yang mengikuti ektrakurikuler menjahit mendapatkan pengetahuan baru
dan mendapatkan pengalaman baru tentang menjahit. Siswa diajarkan
menjahit sampai bisa dari belajar menjalankan mesin jahit,
mengoperasikan mesin jahit sampai membuat pola rok, blus dan
menjahitnya. Siswa yang dinyatakan berhasil adalah siswa yang sudah bisa
membuat rok maupun blus dari membuat pola sampai menjahitnya. Belajar
menjahit tidaklah mudah butuh ketelatenan dan kesabaran. Orang belajar
menjahit harus bisa mengetahui teori dasar menjahitnya terlebih dahulu.
Bagaimana menjalankan mesin jahit dan bagaimana mengoperasikan
mesin jahit.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dapat dibuat kesimpulan evaluasi proses belajar
mengajar ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten sebagai
berikut:
1. Program ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten
sudah relevan dengan kebutuhan siswa karena siswa berada di
lingkungan yang berdekatan dengan garmen dan konveksi.
2. latar belakang pendidikan guru sudah relevan dengan pelajaran
ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten karena
mempunyai tingkat pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan (S1) jurusan
pendidikan Tata Busana. Pengalaman mengajar selama 5 tahun dan
berstatus Guru Tidak Tetap (GTT).
3. latar belakang pendidikan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit
di Madrasah Aliayah Negeri Klaten berasal dari SLTP ada 66,15%, yang
berasal dari MTs ada 33,08% dan berasal dari SMP IT ada 0,77%. Latar
belakan pendidikan siswa yang relevan dengan Madrasah Aliyah Negeri
Klaten adalah yang berasal dari MTs dan SMP IT karena sama-sama
banyak diajarkan ilmu agama islamnya. Latar belakang pendidikan siswa
akan mempengaruhi kemampuan, keterampilan dan daya minat siswa
untuk mengikuti ekstrakurikuler menjahit. Latar belakang pendidikan
orang tua siswa adalah tamatan SD ada 53,85%, SMP ada 16,92%, SMA
ada 20,77%, D3 ada 0,77% dan S1ada 7,69%. Latar belakang pendidikan
103
orang tua akan mempengaruhi wawasan orang tua dalam memberi saran
dan nasehat dalam pendidikan untuk masa depan anaknya. latar belakang
pekerjaan orang tua siswa yang bekerja sebagai buruh ada 66,15%, PNS
ada 3,07%, guru ada 1,54%, wiraswasta ada 6,62%, petani ada 6,15%,
pensiunan ada 1,54%, swasta ada 3,84%, penjahit ada 0,77%, pedagang
ada 3,07%, ibu RT ada 1,54%, karyawan ada 3,07%, bidan ada 0,77%,
Perdes ada 0,77%, dan tidak bekerja ada 0,77%. Latar belakang
pekerjaan orang tua mempengaruhi cara berfikir orang tua terhadap
pendidikan anaknya.
4. Ketersediaan sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler menjahit di
Madrasah Aliyah Negeri Klaten sudah baik tetapi mesin jahitnya belum
sebanding dengan jumlah siswa dalam satu kelas.
5. Pelaksanaan proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit siswa
kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri Klaten berada pada kategori Baik
75,8% perhitungan menunjukkan Mi = 100 dan M perolehan = 106,63.
Jadi M perolehan lebih besar dari M idealnya.
6. Dari 130 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menjahit yang dinyatakan
berhasil dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler menjahit ada
70,77% siswa dan sisanya 29,23% dinyatakan gagal. Siswa yang
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran ekstrakurikuler menjahit
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang keterampilan
menjahit.
104
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraian diatas maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Program ekstrakurikuler menjahit sudah relevan dengan kebutuhan siswa
maka harus dipertahankan agar program ekstrakurikuler menjahit terus
berjalan.
2. Latar belakang pendidikan guru sudah relevan dengan pelajaran
ekstrakurikuler menjahit maka harus dipertahankan dan diupayakan
menjadi guru tetap di Madrasah Aliyah Negeri Klaten
3. Latar belakang siswa dapat mempengaruhi kemampuan, keterampilan dan
daya minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler menjahit. Masih
kurangnya minat siswa terhadap ekstrakurikuler menjahit maka
diharapkan orang tua dan sekolah memberikan nasehat tentang pentingnya
ekstrakurikuler menjahit untuk masa depannya dan memberikan dorongan
agar siswa berminat terhadap ekstrakurikuler menjahit.
4. Ketersediaan sarana prasarana ekstrakurikuler menjahit sudah baik tetapi
diharapkan sekolah bisa menambah mesin jahit sesuai dengan jumlah
siswa dalam satu kelasnya agar pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
5. Pelaksanaan proses belajar mengajar ekstrakurikuler menjahit siswa kelas
XI sudah baik diharapkan sekolah bisa mempertahankannya tetapi dalam
105
persiapan mengajar masih perlu diperbaiki, diharapkan guru selalu
membuat silabus dan RPP agar pembelajaran lebih mudah dan terarah.
6. Siswa yang dinyatakan berhasil dalam pembelajaran ekstrakurikuler
menjahit ada 70,77% dan yang dinyatakan gagal ada 29,23%. Diharapkan
sekolah membuat peraturan yang tegas kepada siswanya kalau
ekstrakurikuler menjahit itu wajib agar semua siswa mengikuti dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sehingga berhasil dalam
pembelajaran ekstrakurikuler menjahit.
106
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Depdikbud. 1995. Proses pendidikan. Makalah
Farida Yusuf Tayibnapis, (2000). Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno. (2006). Perencanaan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
H. Daryanto. (1997). Evaluasi Pendidikan. Solo: Rineka Cipta
M. Ngalim Purwanto. (1990). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana. (1988). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Nana Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih, S. (1997). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Aksara.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
R Ibrahim,Dkk. (2003).Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya
S Hamid Hasan.(2009). Evaluasi Kurikulum. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
S Margono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekartawi. (1995). Meningkatkan Efektivitas Mengajar.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
107
Sri Anitah. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Sri Jutmini,dkk (2007). Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Suci Rianjati. (2009). Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan
kegiatan ektrakurikuler keterampilan menjahit di SMP Negeri 1 Ngemplak.Yogyakarta.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_________.(2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
_________.(2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Zaenal Arifin. (2009). Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Untung Subagyo.(2000). Evaluasi Proses Pelaksanaan Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bagian-Bagian Mesin Di SMK Muhamadiyah 3 Yogyakarta.
UU No. 20. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Witherington. H.C.dkk (1982). Teknik-teknik Belajar Dan Mengajar. Bandung: Jemmars
http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/diakses pada jam 21.06 tanggal 18/02/2011.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2114728-penelitian-evaluatif/#ixzz1aXMASt4y.12/10/2011 jam11:09
LAMPIRAN I
INSTRUMEN PENELITIAN
PERHITUNGAN SAMPEL
NO KELAS POPULASI SAMPEL
1 XI IPA1 16 12
2 XI IPA2 19 14
3 XI IPA3 17 12
4 XI IPA4 18 13
5 XI IPA5 18 13
6 XI IPS1 12 9
7 XI IPS2 10 7
8 XI IPS3 11 8
9 XI IPS4 9 7
JUMLAH 130 95
ANGKET UNTUK MENILAI PROSES BELAJAR MENGAJAR
EKSTRAKURIKULER MENJAHIT SISWA KELAS XI DI MADRASAH
ALIYAH NEGERI KLATEN
Petunjuk :
Saudara yang terhormat, guna memperoleh gambaran proses belajar
mengajar Ekstrakurikuler menjahit di Madrasah Aliyah Negeri Klaten dimohon
saudara untuk mengisi angket ini. Angket ini murni untuk keperluan studi dan
tidak berpengaruh terhadap nilai saudara. Oleh karena itu diharapkan saudara
mengisi dengan sebenar-benarnya tanpa ada tekanan dan arahan.
Saudara cukup memberi tanda ( ) pada alternatif jawaban yang tersedia,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.
Contoh:
No Kegiatan-kegiatan Skala
1 2 3 4
1 Kejelasan tujuan pelajaran
Keterangan: kejelasan tujuan pelajaran baik
Nama : .
NIS/Kelas : .
No Butir Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Kejelasan rumusan materi dan tujuan pelajaran
ekstrakurikuler menjahit
2 Kesesuaian materi pelajaran dengan kemampuan siswa
3 Kejelasan penyajian bahan pelajaran
4 Keruntutan penyajian bahan pelajaran
5 Kejelasan terhadap materi sesudah pelajaran
6 Penyimpulan materi pelajaran yang telah disampaikan
guru.
7 Penggunaan alat bantu pengajaran (wallchart, alat
peraga,dll)
8 Ketepatan media yang digunakan dengan bahan ajar
9 Kesesuaian penggunaan buku sumber
10
Anjuran guru untuk memiliki buku penunjang dalam
proses belajar mengajar
11 Ketertarikan siswa dengan buku-buku penunjang dalam
PBM
12 Cara mengajar guru terhadap materi pelajaran yang
disampaikan
13 Ketepatan menggunakan metode mengajar oleh guru
14 Kesempatan siswa untuk Tanya jawab/diskusi
15 Tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa
16 Kesempatan bertanya diluar jam pelajaran
17 Bantuan guru kepada siswa yang mengalami kesulitan
18 Penampilan guru di dalam kelas
19 Perilaku guru didalam kelas
20 Sikap kerjasama dan bersahabat antara guru dan dengan
siswa
21 Kehadiran guru pada setiap jadwal pelajaran
22 Disiplin belajar yang diterapkan oleh guru di dalam kelas
23 Pemanfaatan waktu pelajaran
24 Ketepatan waktu pelajaran (antara mulai dan selesai)
25 Pemberian tugas-tugas pada setiap pertemuan
26 Kejelasan tugas-tugas yang diberikan guru
27 Pengaruh tugas-tugas yang diberikan dengan nilai akhir
siswa
28 Korelasi/hubungan terhadap tugas-tugas yang diberikan
dengan materi bahan ajar
29 Komentar guru terhadap tugas-tugas nilai akhir
30 Kesesuaian tugas-tugas dengan materi yang diberikan
31 Kejelasan cara evaluasi hasil belajar yang dilakukan
32 Evaluasi untuk setiap akhir bahasan
33 Partisipasi murid-murid dalam kelas pada proses belajar
mengajar
34 Kondisi mesin jahit yang disediakan disekolah
35 Kondisi mesin obras yang disediakan disekolah
36 Kondisi alat-alat praktek yang disediakan disekolah
37 Suasana yang akrab dan menyenangkan di ruang kelas
38 Sirkulasi udara dan penerangan dalam kelas
39 Pengaturan (tata letak) dan sirkulasi gerak dalam ruang
praktek
40 Kondisi ruangan dengan kebutuhan siswa untuk belajar
OBSERVASI
SARANA PRASARANA
EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
KLATEN
Data yang dikumpulkan melelui observasi antara lain:
Tanggal dan Waktu : 18 Juni (14.00-16.00)
Tempat Observasi : Ruang Praktek Ekstrakurikuler Menjahit
Beri tanda (√) ketika Ada atau Tidak serta keadaan alat tersebut Baik atau
Rusak
No Kegiatan Observasi
Alternatif
Jawaban Jumlah Keadaan
Ada Tidak Baik Rusak
Karakteristik Sarana
Prasarana
1
Sarana Prasarana
Untuk Praktek
a. Mesin Jahit √ 21 buah √
b. Mesin Obras √ 1 buah √
c. Mesin pembuat
lubang kancing √ -
d. Mesin wolsoom √ -
e. Setrika √ 2 buah √
f. Papan Setrika √ 2 buah √
g. Meja Potong √ 2 buah √
h. Gunting Kain √ 25 buah √
i. Gunting benang √ 25 buah √
j. Menekin √ 2 buah √
k. Metelin √ 50 buah √
l. Rader √ 50 buah √
m. Peterban √ 70 gulung √
n. Kapur Jahit √ 50 buah √
o. Pendedel √ 25 buah √
p. Jarum Jahit √ 50 bungkus √
q. Jarum Tangan √ 50 bungkus √
r. Kapur Jahit √ 50 buah √
s. Benang √ 50 buah √
t. Almari √ 2 buah √
2
Sarana Prasarana
Untuk Teori
a. Buku Pola √ -
b. Penggaris Pola √ 100 buah √
c. Kertas Dorslah √ -
d. Kertas Payung √ 130 buah √
e. Gunting Kertas √ 25 buah √
f. Lem Kertas √ 25 buah √
g. Pensil Warna √ 25 buah √
PEDOMAN WAWANCARA
NO Aspek-aspek yang
diwawancara
Ringkasan jawaban
1 Apa tujuan diadakannya
program ekstrakurikuler
menjahit?
Tujuan diadakannya program ekstrakurikuler
menjahit yaitu sekolah ingin memberikan
bekal keterampilan berupa menjahit bagi
siswi kelas X dan XI supaya setelah lulus
sekolah nanti dapat berguna bagi
kehidupanya. Baik itu untuk bekerja atau bagi
diri dan kluarganya
2 Apa pentingnya program
ekstrakurikuler menjahit
bagi siswa?
Siswa yang tidak bisa melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dapat bekerja di garmen
maupun konveksi karena sudah mempunyai
keterampilan menjahit.sehingga siswa tidak
mengganggur setelah lulus sekolah. Siswa
juga bisa menjahit baju untuk diri dan
keluarganya.
3 Apa pentingnya program
ekstrakurikuler menjahit
bagi sekolah?
Sekolah bisa membekali siswa dengan
keterampilan menjahit untuk mendapatkan
pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
4 Bagaimana peluang kerja
bagi lulusan Madrasah
Aliyah Negeri Klaten?
Untuk peluang kerja lulusan MAN cukup
bagus, dengan keterampilan menjahit lulusan
MAN bisa bekerja di garmen maupun
konveksi yang banyak didaerah Klaten dan
memerlukan tenaga kerja lulusan SMA/SMK
yang berketerampilan menjahit.
5 Berapa banyak garmen
dan konveksi dilingkungan
sekitar klaten?
Banyaknya garmen ada sekitar 2 yaitu garmen
globalindo intimates dan garmen Mondrian
yang berada di klaten kota. Sedang konveksi
ada banyak. Tidak hanya di kota konveksi
juga banyak berada di desa bahkan
dilingkungan sekitar tempat tinggal siswa.
LAMPIRAN II
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliability
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 104.97 107.499 .365 .891
Item2 104.86 109.126 .465 .890
Item3 105.17 108.676 .345 .891
Item4 105.11 107.457 .459 .890
Item5 105.51 108.669 .364 .891
Item6 105.37 108.240 .343 .892
Item7 105.20 109.047 .345 .891
Item8 105.43 108.723 .341 .892
Item9 105.23 108.417 .360 .891
Item10 105.31 106.634 .358 .892
Item11 105.26 107.255 .497 .889
Item12 105.03 108.440 .404 .891
Item13 105.06 106.879 .530 .889
Case Processing Summary
35 100.0
0 .0
35 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.893 40
Cronbach'sAlpha N of Items
Item14 105.11 108.516 .370 .891
Item15 104.97 106.029 .545 .888
Item16 105.46 108.314 .347 .892
Item17 105.00 107.647 .403 .891
Item18 104.69 109.869 .391 .891
Item19 104.86 109.714 .396 .891
Item20 105.00 107.118 .383 .891
Item21 104.57 108.782 .373 .891
Item22 105.11 107.575 .379 .891
Item23 105.17 109.323 .325 .892
Item24 105.37 107.240 .388 .891
Item25 105.06 108.820 .405 .891
Item26 105.06 109.938 .345 .892
Item27 104.80 109.165 .343 .891
Item28 104.97 109.087 .372 .891
Item29 105.09 107.787 .369 .891
Item30 104.91 108.963 .423 .891
Item31 105.20 105.518 .515 .889
Item32 105.00 107.059 .492 .889
Item33 105.26 106.138 .388 .891
Item34 104.97 108.970 .341 .892
Item35 104.86 108.067 .338 .892
Item36 105.37 108.946 .351 .891
Item37 105.09 104.728 .524 .888
Item38 105.43 108.840 .368 .891
Item39 105.11 109.398 .378 .891
Item40 105.20 104.988 .488 .889
LAMPIRAN III
MATERI BAHAN AJAR EKSTRAKURIKULER
MENJAHIT
LAMPIRAN IV
ANALISIS DESKRIPTIF
ANALISIS DESKRIPTIF
EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR EKSTRAKURIKULER
MENJAHIT SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
Pengelompokan Kategori tentang Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler
Menjahit
Mi + 1,5 (SDi) ke atas = Sangat Baik
Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = Baik
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = Kurang
Mi – 1,5 (SDi)ke bawah = Sangat Kurang
M ideal = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)
= ½ (40 x 4) + (40 x 1)
= ½ (160) + (40)
= ½ (200)
= 100
SD ideal = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)
= 1/6 (40 x 4) – (40 x 1)
= 1/6 (160) - (40)
= 1/6 (120)
= 20
Kategori Sangat Baik = Mi + 1,5 (SDi) ke atas
= 100 + 1,5 (20)
= 100 + 30
= >130
Kategori Baik = Mi s/d Mi + 1,5 (SDi)
= 100 s/d 100 + 1,5 (20)
= 100 s/d 100 + 30
= 100 s/d 130
Kategori Kurang = Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
= 100 – 1,5 (20) s/d 100
= 100 – 30 s/d 100
= 70 s/d 100
Kategori Sangat Kurang = Mi – 1,5 (SDi)ke bawah
= 100 – 1,5 (20)
= 100 – 30
= < 70
Tabel Distribusi Frekwensi Kategori Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler
Menjahit
No Skor Kategori Frekwensi Absolute Relative %
1 >130 Sangat Baik 0 0%
2 100 – 130 Baik 72 75,8% 3 70 – 100 Kurang 23 24,2% 4 <70 Sangat Kurang 0 0%
Nilai Ketercapaian Proses Belajar Mengajar Ekstrakurikuler Menjahit:
LAMPIRAN V
DOKUMENTASI PENELITIAN
DATA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
No
Mapel
Jml
Status Pendidikan (Org) Mach/mis
mach
Keku-rangan
guruPNS/NI
P GTT SLA D2 D3 S1 S2
150
130
1 Matematika 7 5 2 - - - - 6 1 7 - 2 Fisika 4 4 - - - - - 4 - 4 -3 Kimia 4 3 - 1 - - - 4 - 4 1 4 Biologi 4 3 - 1 - - - 4 - 4 1 5 Ekonomi 4 1 - 3 - - - 3 1 4 3 6 Geografi 2 - - 2 - - - 2 - 2 2 7 Olah Raga 3 1 - 2 - - 2 1 - 3 - 8 PPKn 4 3 - 1 - - 2 2 - 3 1 9 Bhs. Indonesia 6 1 - 5 - - 1 5 - 6 5 10 Bhs. Inggris 5 4 - 1 - - 1 4 - 5 1 11 Kesenian 1 1 - - - - - 1 - 1 - 12 Sej. Nasional 2 2 - - - - - 2 - 2 - 13 Fiqih 3 3 - - - - 1 2 - 3 - 14 Aqidah Akhlak 2 2 - - - 1 1 - - 2 - 15 Al-Qur’an
Hadits 4 3 - 1 - - 2 2 - 4 1
16 Bhs. Arab 3 3 - - - - 1 2 - 3 - 17 S K I 1 1 - - - - - 1 - 1 - 18 B K 5 4 - 1 - - - 4 - 5 119 Sosiologi/Antr
opologi 3 2 1 - - - - - - 3 -
20 Ektra Menjahit 2 - - 2 - - - 2 - 2 - 20 Guru Kelas - - - - - - - - - - -
Jumlah 69 48 3 18 - 1 11 55 2 69 16
DAFTAR PEGAWAI TIDAK TETAP (GTT ) PADA MADRASAH
ALIYAH NEGERI KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO NAMA TANGGAL
LAHIR
TUGAS TAHUN MASA
TUGAS KERJA
1 2 3 4 5 6
1. Nur Rahman
Klaten, 11-05-
1982 Arsiparis 2002 3
2. Fitri
Wahyuningsih
Klaten, 07-10-
1975
Pembayaran
SPP 1996 7
3. Rina Sandra
Puspita
Klaten, 13-02-
1983 Koperasi 2003 2
4. Joko Badarudin Klaten, Umum 2007 1
5. Sehono
Klaten, 01-01-
1957 Penjaga 1998 22
6. Komarun
Klaten, 31-12-
1953 Penjaga 1962 17
DAFTAR GURU TIDAK TETAP (GTT ) PADA MADRASAH ALIYAH
NEGERI KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO NAMA TANGGAL LAHIR
MATA PELAJARAN
JUMLAH TMT JAM SESUAI
SK 1 2 3 4 5 6
1. Drs. Tri Pujiyanto Boyolali, 08 Januari 1955
Bahasa Indonesia
28 17 Juli 1993
2. Wahyudi, S.Pd Sukoharjo, 6 Maret 1970
Ekonomi 16 1 Juli 2000
3. M. Saiful Muchtar, SE, M.Pd
Klaten, 15 April 1973
Ekonomi 20 1 Juli 2003
4. M. Zainurrohman Sleman, 16 Mei 1970
TIK / Komputer
32 1 Juli 1999
5. Chusna Maulida, S.Ag
Klaten, 11 Mei 1971
Bahasa Arab 16 1 Juli 2004
6. Dra. Maryanti Klaten, 18 Pebruari 1968
Bahasa Indonesia
16 1 Juli 2001
8. Drs. Slamet Mulyo Klaten, 21 Pebruari 1966
Sosiologi 16 1 Juli 2001
9. Jaka Rohmat, S. Pd Klaten, 27 Maret 1968
Bahasa Indonesia
28 1 Juli 1993
10. Elia Wulandari, S. Ag
Klaten, 03 Juni 1974
BP 6 1 Juli 1999
11. Retno Sulistyaningrum, S. Pd
Klaten, 16 Oktober 1981
Ket. Menjahit 16 1 Juli 2006
12. Anik Murwati, S. Pd
Klaten, 24 Juli 1970
Ket. Menjahit 16 1 Juli 2006
13. Suratno, S. Pd Klaten, 13 Oktober 1974
PPKn 16 1 Juli 2006
14. M Amin Nurdin, S. Pd
Klaten, 09 Juni 1983
Penjaskes 16 1 Juli 2007
15. Muh Saiful Anwar, S. Pd
Klaten, 11 Agustus 1980
Penjaskes 16 1 Juli 2007
16. Susanto, S. Pd Klaten, 26 Januari 1971
Kesenian 8 1 Juli 2007
DATA BUKU DAN ALAT PENDIDIKAN
No
Mata Pelajaran
Pegangan Guru Pegangan Siswa
Penunjang
Jml Judul
Jml Eks.
Jml Judul
Jml Eks.
Jml Judul
Jml Eks.
1 PPKn 4 4 1 180 - - 2 Pendidikan Agama 24 24 5 581 - - 3 Bahasa dan Sastra
Indonesia 5 5 1 479 - -
4 Bahasa Inggris 6 6 1 304 - - 5 Sejarah Nasional
dan Umum 3 2 1 40 - -
6 Pendidikan Jasmani 2 2 1 35 1 6 7 Matematika 4 4 1 272 - - 8 Fisika 6 6 1 378 - - 9 Biologi 6 6 1 352 - - 10 Kimia 4 4 1 830 - - 11 Ekonomi 5 5 1 200 1 8 12 Sosiologi 5 5 1 267 1 12 13 Geografi 2 2 1 425 1 39 14 Sejarah dan Budaya 5 5 1 100 1 15 15 Tata Negara 3 3 1 43 1 8 16 Antropologi 5 5 1 113 - - 17 Pendidikan Seni 2 2 1 38 - - 18 Bahasa Asing
Lainnya 4 4 1 - - -
19 Bimbingan dan Penyuluhan
- - - - - -
20 Kerajinan Tangan dan Kesenian
- - - - 1 20
21 Ket. Menjahit 3 3 - - - -
DATA SARANA ADMINISTRASI KEGIATAN
No Jenis Unit Kondisi (lkl) Kekurangan Baik Sedang Rusak
1 Meubelair 1.479
1.338 112 29 29
2 Mesin Ketik 5 1 2 2 2 3 Telepon 1 1 - - -
4 Sumb. Air/PDAM 3 3 - - - 5 Komputer 35 20 10 5 - 6 Kend. Roda 2 2 1 - 1 - 7 Kend. Roda 4 1 1 - - - 8 Peralatan Laboratorium 109 73 - 36 36 9 Sound System 5 5 - - - 10 Peralatan Olah-raga 32 19 - 13 13 11 Lapangan Basket 1 1 - - - 12 Lapangan Tenis Meja 1 1 - - - 13 Peralatan Kesenian
Musik 3 3 - - -
14 Peralatan UKS 1 1 - - - 15 Peralatan Ketrampilan
Menjahit 20 18 1 1 2
16 Peralatan Ketrampilan Otomotif
5 5 - - -
17 Peralatan Ketrampilan Las
1 1 - - -
18 Peralatan Marching Band
1 1 - - -
19 Daya Listrik 7200 watt
DATA RUANG DAN BANGUNAN SEKOLAH
No Jenis Jumlah
Ruang
Kondisi (lkl) Kekurangan Baik Rusak
1 Ruang Kepala 1 1 - -
2 Ruang Istirahat Kepala 1 1 - -
3 Ruang Kantor/TU 1 1 - -
4 Ruang Kelas 24 22 2 2
5 Ruang Guru/Pengajaran 1 1 - -
6 Ruang Pertemuan 2 2 - -
7 Ruang Perpustakaan 1 1 - -
8 Ruang Baca Perpustakaan 1 1 - -
9 Ruang Laboratorium Kimia 1 1 - -
10 Ruang Laboratorium Biologi-
Fisika
1 1 - -
11 RuangLaboratorium Komputer 2 1 1 -
12 Ruang Ketrampilan Otomotif 1 1 - -
13 Ruang Ketrampilan Menjahit 1 1 - -
14 Ruang Kesenian 1 1 - -
15 Masjid/Musholla 1 1 - -
16 Ruang U K S 1 1 - -
17 Ruang BP 1 1 - -
18 Ruang Piket 1 1 - -
19 Ruang Gudang 4 4 - -
20 A u l a 1 - 1 1
21 Ruang Ganti Pakaian 1 - 1 -
22 Garasi 1 1 - -
23 Ruang OSIS 1 1 - -
24 Ruang Pramuka 1 1 - -
25 Ruang Komite Madrasah 1 1 - -
26 Ruang Humas 1 1 - -
27 Ruang Penjaga / Kantin 2 2 - -
28 Kamar mandi / WC 24 24 - -
JADWAL KEGIATAN EXTRA KURIKULER
No Jenis Ekstra Hari Pelaksanaan Jam Keterangan 1. Pramuka Kamis 14.00 – 16.00 Kelas I 2. Komputer Selasa, Rabu, Sabtu 14.00 – 17.00 Kelas II 3. Otomotif Selasa, Rabu, Sabtu 14.00 – 16.00 Kelas I &
II 4. Tata Busana Senin, Selasa,
Rabu,Kamis,Jumat, Sabtu
14.00 – 16.00 Kelsa I & II
5. Marcing band Jum’at 14.00 – 16.00 Kelas I & II
6. Qiro’ah Senin 14.00 – 16.00 Kelas I & II
7. Seni Musik Rabu 14.00 – 16.00 Kelas II
8. Khitobah Jum’at 11.15 – 11.45 Kelas I
LAMPIRAN VI
SURAT IJIN PENELITIAN
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPA.1
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pekerjaan Pendidikan
1 5022 Annis Naimmatun P Klaten, 20-03-1994 MTs N Prambanan Perdes SMA Gedong, Sengon, Prambanan, Klaten 2 5023 Annisa Nur Istiqomah P Klaten, 08-03-1994 MTs Al Mukmin Ngruki Guru S1 Kaden, Baran, Cawas, Klaten 3 5024 Aviliani Yuliana P Klaten, 21-07-1994 SLTP N 3 Karanganom Buruh SD Gunung Wijil, Kupang, Karangdowo, Klaten 4 5025 Fathonah P Klaten, 07-09-1993 SLTP N 1 Ngawen Penjahit SMA Kemiri, Candirejo, Ngawen, Klaten
5 5026 Fitri Rahmawati P Klaten, 02-06-1995 SLTP Al Islam Tempursari Buruh SD Tempel, Pepe, Ngawen, Klaten
6 5027 Garnis Ulfi Fadilah P Klaten, 08-07-1994 MTs N Klaten PNS S1 Jl. Mayor Sunarto No 40 Klaten Utara 7 5028 Irma Nur 'Aini Latifah P Klaten, 28-02-1994 MTs N Pedan Buruh SD Sidokerso, Troketon, Pedan, Klaten 8 5029 Isni Nur Chayati P Klaten, 24-10-1994 MTs N Jatinom Pensiunan S1 Ngemplak, Glagah, Jatinojm ,Klaten 9 5030 Iswantini P Klaten, 11-11-1993 MTs N Mlinjon Buruh SD Srago Cilik, Gumulan, Klaten Tengah 10 5031 Kharisma Eka Noviyanti P Klaten, 14-11-1993 MTs N Jatinom Bidan D3 Karangpoh, Bonyokan, Jatinom, Klaten 11 5032 Luthfah P Klaten, 16-12-1993 MTs Muh Trucuk Buruh SMP Mojosawit, Kradenan, Trucuk, Klaten 12 5034 Muhimmatul Husna P Klaten, 30-08-1994 MTs N Tulung Dagang SMP Selogringging, Tulung, Tulung, Klaten 13 5035 Mustaqimah P Klaten, 24-12-1994 MTs Fil. Tegalarum Buruh SD Tegalarum, Kunden, Karanganom, Klaten 14 5036 Novia Yuni Astuti P Klaten, 13-06-1994 SLTP N 1 Karanganom Ibu RT SD Tempel, Drono, Ngawen, Klaten 15 5037 Nunung Tri Astuti Wijaya P Klaten, 23-10-1994 SLTP N 1 Ceper Buruh SD Ngawonggo, Ngawonggo, Ceper, Klaten 16 5039 Sastri Munar Mazdayanti P Klaten, 14-04-1994 MTs N Klaten Buruh SD Kemit, Pepe, Ngawen, Klaten
17 5040 Shahnaz Shahfistryawan Nastuti P Klaten, 17-11-1993 SLTP N 3 Klaten Buruh SMP
Griya Prima Barat Rt03 No.295 Belangwetan Klaten Utara
18 5041 Siti Marfuah P Wonogiri, 07-09-1993 MTs N Wonogiri Buruh SD Batusari, Punduhsari, Wonogiri 19 5042 Syailla Uswa Fa'zasari P Klaten, 25-03-1993 SLTP N 1 Ceper Buruh SMP Sentono, Ngawonggo, Ceper, Klaten 20 5043 Uswatun Khasanah P Klaten, 27-01-1992 SLTP N 4 Klaten Buruh SD Tronanggan, Kahuman, Ngawen, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPA.2
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pekerjaan Pendidikan
1 4879 Arista Indri Krissanti P Klaten, 17-01-1994 SLTP N 6 Klaten PNS S1 Gentongan, Gemblegan, Kalikotes, Klaten
2 4841 Ayu Ina Karomatika P Klaten, 12-05-1994 SMP IT At-taqwa Wiraswasta SMA Baturan, Gantiwarno, Klaten
3 4909 Depi Aprilliyanti P Klaten, 01-04-1994 SLTP N 3 Bayat Pedagang SMP Jetis, Tawangrejo, Bayat, Klaten
4 4880 Dewi Astuti P Klaten, 24-05-1994 SLTP N 1 Ngawen Buruh SD Krandon, Kwaren, Ngawen, Klaten
5 4882 Diana Nofitasari P Klaten, 05-11-1994 SLTP Al Islam Tempursari Buruh SMA Kalongan, Candirejo, Ngawen, Klaten
6 4854 Endi Rahmawati P Klaten, 01-03-1994 MTs Al Mukmin Ngruki wiraswasta SMA Sentono Rt 02 Rw 01pakahan, Jogonalan, Klaten
7 4883 Febrina Dwi Utami P Klaten, 15-02-1995 SLTP N 1 Ceper Wiraswasta SMA Tempel, Klepu, Ceper, Klaten
8 4919 Iis Puriyanti P Klaten, 09-07-1994 SLTP N 1 Tulung Buruh SD Keden, Sorogaten, Tulung, Klaten
9 4920 Katia Nur Janah P Klaten, 13-12-1993 SLTP N 1 Tulung Buruh SD Dukuh, Bonyokan, Jatinom, Klaten
10 5006 Livia Kurniawati P Klaten, 06-08-1994 SLTP N 1 Ceper Buruh SD Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten
11 4951 Lusi Ayu Kartika P Gunung Kidul, 05-06-1994 SLTP N 4 Patuk Petani SD Karang, Terbah, Patuk, Gunung Kidul
12 5008 Mawar Arum Sari P Klaten, 05-01-1993 SLTP N 1 Ngawen Buruh SMP Gading Tulung, Belangwetan, Klaten Utara
13 4955 Naim Khoiriyah P Klaten, 19-03-1995 SLTP N 1 Kemalang Buruh SD Gampar Sukorini Manisrenggo Klaten
14 5045 Nining Puji Lestari P Klaten, 17-12-1993 SLTP N 4 Delanggu Swasta SMA Tegalsari, Dukuh, Delanggu
15 4925 Nur Fatimah P Klaten, 07-07-1994 MTs N Cawas Buruh SD Tunggul, Jarum, Bayat, Klaten
16 4867 Rizky Septiyani Mahmudah P Klaten, 04-09-1994 SLTP N 3 Ceper Buruh SD Gading Sawahan, Belangwetan, Klaten Utara
17 4987 Sartiningsih P Klaten, 31-07-1993 SLTP Muh 1 Klaten Buruh SD Tegal Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten
18 4988 Siti Amanah P Klaten, 28-03-1994 MTs N Jatinom Petani SD Cawan, Cawan, Jatinom, Klaten
19 4989 Suci Handayani P Klaten, 07-04-1994 SLTP N 1 Ceper Buruh SMP Sentono, Ngawonggo, Ceper, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPA.3
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pekerjaan Pendidikan
1 4963 Ana Fatkur Amelia P Klaten, 23-03-1994 SLTP N 4 Delanggu Buruh SD Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten
2 4935 Atik Nurul Masitoh P Klaten, 13-04-1994 SLTP N 2 Jatinom Buruh SMP Randulanang, Randulanang, Jatinom,
Klaten
3 4997 Elisa Stiawati P Klaten, 03-10-1994 SLTP Pancasila Ceper Buruh SMA Sentono, Ngawonggo, Ceper, Klaten
4 4855 Erni Kuswulandari Suwarno P Klaten, 05-01-1995 SLTP N 2 Jatinom Ibu Rt SD Jemawan, Jemawan, Jatinom, Klaten
5 4977 Errin Isyani P Klaten, 16-11-1992 MTs N Jatinom Pedagang SMP Jerukmanis, Glagah, Jatinom, Klaten
6 4889 Indi Rahmawati P Klaten, 01-03-1994 MTs Al Mukmin Ngruki Wiraswasta SMA Sentono Rt 02 Rw 01pakahan,
Jogonalan, Klaten
7 4946 Isna Sayyidah Marufah P Klaten, 14-08-1994 MTs N Klaten Buruh SD Tronanggan, Kahuman, Ngawen,
Klaten
8 5000 Jessi Carrolina P Klaten, 18-09-1994 SLTP N 2 Karanganom Buruh SD Sidorejo, Beku, Karanganom, Klaten
9 4859 Lailatul Fajri Khairiyah P Klaten, 24-06-1994 SLTP Al Islam Tempursari Guru S1 Kauman, Candirejo, Ngawen, Klaten
10 4981 Lely Dwi Septyorini P Klaten, 25-09-1994 SLTP N 2 Karanganom Swasta SMA Kadirejo, Kadirejo, Karanganom,
Klaten
11 4982 Luluk Qomariyah P Klaten, 02-02-1994 SLTP Muh 9 Karanganom Buruh SD Kadirejo, Kadirejo, Karanganom,
Klaten
12 4953 Ningrum Arifah P Klaten, 15-07-1993 SLTP N 1 Karanganom PNS S1 Tronanggan, Kahuman, Ngawen,
Klaten
13 4983 Nur Laili Mubarokah P Klaten, 27-01-1994 SLTP N 1 Ceper Buruh SD Sentono, Ngawonggo, Ceper, Klaten
14 5016 Reno Alis P Klaten, 15-07-1994 SLTP N 1 Kemalang Buruh SD Joton, Joton, Jogonalan, Klaten
15 4956 Septiari Ayu Larasati P Klaten, 20-09-1994 SLTP N 4 Karanganom Karyawan SMA Wates, Blanceran, Karanganom,
Klaten
16 4930 Siptriyanti P Klaten, 02-09-1994 MTs N Mlinjon Buruh SD Krajan, Jomboran, Klaten Tengah
17 5018 Siti Mufidatun P Klaten, 16-12-1993 MTs N Filial Tegalarum Buruh SMA Jlapan, Kunden, Karanganom, Klaten
18 5019 Wahyu Eni Herawati P Klaten, 13-08-1993 SLTP N 3 Cawas Buruh SD Turasan, Japanan, Cawas, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XII-IPA.4.
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pendidikan
1 4933 Ainur Rofiah P Klaten, 01-09-1993 MTs N Sukoharjo Buruh SD Ngepringan, Serenan, Juwiring, Klaten
2 4965 Anisak Nur Chanifah P Klaten, 24-07-1994 SLTP N 3 Karanganom Pensiunan S1 Blanceran, Blanceran, Karanganom, Klaten
3 4905 Anita Nur Rafika P Klaten, 28-08-1994 SLTP N 3 Ceper Buruh SD Tegalrejo, Meger, Ceper, Klaten
4 4906 Ariyani P Klaten, 05-04-1995 SLTP N 1 Karangnongko Buruh SMP Macanan, Blimbing, Karangnongko, Klaten
5 4969 Awik Tamara P Klaten, 20-02-1994 MTs N Prambanan Fil Tegalarum Petani SMA Tegalarum, Kunden, Karanganom, Klaten
6 4970 Ayu Risqiyanti P Klaten, 28-05-1994 MTs N Jatinom Petani SD Kuwangan, Cawan, Jatinom, Klaten
7 4910 Desi Wulandari P Klaten, 01-12-1994 SLTP N 6 Klaten Wiraswasta SMA Jl.Kelapa Gading No.04 Perum Klaten Kencana Kalikotes Klaten
8 4914 Eka Sari Sundari P Klaten, 04-04-1994 MTs N Klaten Buruh SD Candi, Candirejo, Ngawen, Klaten
9 4945 Inna Lilmuttaqiinamafazan P Klaten, 10-03-1994 MTs N Klaten Buruh SD Ketitang, Gatak, Ngawen, Klaten
10 5003 Ken Puspo Laras Sati P Klaten, 05-11-1993 SLTP N 4 Karanganom Buruh SD Gatak, Tempursari, Ngawen, Klaten
11 5004 Khusnul Khotimah P Klaten, 07-11-1993 SLTP N 4 Klaten Buruh SMP Pundungan, Jonggrangan, Klaten Utara
12 4922 Lia Sri Wulandari P Klaten, 24-09-1992 SLTP N 6 Klaten Buruh SD Bramen, Bramen, Klaten Utara
13 4949 Lissanul Khoiriyah P Klaten, 08-07-1993 SLTP Muh 8 Wedi Buruh SMA Sentono, Pakahan, Jogonalan, Klaten
14 4950 Listiyana Kurniawati P Klaten, 04-10-1993 SLTP N 1 Ceper Buruh SD Ngawonggo, Ngawonggo, Ceper, Klaten
15 4984 Okvita Hesti Rustiningsih P Klaten, 11-10-1994 MTs N Klaten Buruh SD Semangkak, Sekarsuli, Klaten Utara
16 4898 Putri Koniah P Klaten, 11-08-1994 SLTP N 7 Klaten Wiraswasta SMP Jetis, Jetis, Klaten Selatan
17 4902 Suci Wulandari P Klaten, 05-02-1995 SLTP N 2 Cawas Buruh SMP Merbung Kulon, Merbung, Klaten Selatan
18 4873 Umi Sholikhah P Klaten, 05-10-1994 SLTP N 4 Karanganom Buruh SD Kemiri, Candirejo, Ngawen, Klaten
19 4874 Uswatun Khasanah P Klaten, 24-10-1994 MTs N Jatinom Buruh SD Montelan, Tibayan, Jatinom, Klaten
20 4961 Yuniati P Klaten, 21-06-1994 MTs N Klaten Buruh SD Kemit, Pepe, Ngawen, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPA.5
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pendidikan
1 4848 Ambrelia Dewi P Wonogiri, 24-04-1994 MTs N Klaten Buruh SD Tronanggan, Kahuman, Ngawen, Klaten
2 4850 Anggun Tri Yuliyanti P Klaten, 01-07-1994 SLTP Pancasila Ceper Wiraswasta SMA Tegal Sendang, Pokak, Ceper, Klaten
3 4941 Erlinda Dwi Yunika Sari P Klaten, 12-06-1994 SLTP N 1 Tulung Swasta S1 Plaeng, Pandeyan, Jatinom, Klaten
4 4944 Imas Mintarsih P Klaten, 29-07-1994 SLTP Al Islam Tempursari Buruh SMA Tempursari, Tempursari, Ngawen, Klaten
5 5001 Juhariyah P Boyolali, 15-07-1994 MTs N Jatinom Petani SD Tegalrejo, Dragan, Musuk, Boyolali
6 5005 Laily Saputri Lathifatul Mustofa P Klaten, 13-03-1995 MTs N Wonokromo Wiraswasta SMA Dukuh, Keputran, Kemalang, Klaten
7 4916 Lina Fauziyyah P Klaten, 19-12-1994 MTs Al-Islam Mranggen Polokarto PNS S1 Blanciran Karanganom Klaten
8 5009 Melantika Jayanti P Klaten, 22-07-1994 SLTP N 4 Klaten Buruh SD Prigi Kulon, Gemblegan, Kalikotes, Klaten
9 4864 Nanik Andraini P Klaten, 09-12-1993 SLTP N 4 Delanggu Buruh S1 Pandeyan, Ngawonggo, Ceper, Klaten
10 5012 Nika Ayu Widiyanti P Klaten, 21-06-1994 SLTP N 2 Tulung Buruh SD Cokro, Cokro, Tulung, Klaten
11 5015 Poncowati Rahayu Wulandari P Klaten, 27-09-1993 SLTP N 1 Ceper Wiraswasta SMA Sentono, Ngawonggo, Ceper, Klaten
12 4896 Puji Hastutik P Klaten, 27-03-1993 MTs N Jatinom Petani SD Ringinsari, Mundu, Tulung, Klaten
13 4927 Puji Wahyuni P Klaten, 25-12-1993 SLTP N 2 Karanganom Buruh SMP Kemiri, Candirejo, Ngawen, Klaten
14 4985 Pungky Setiawati P Klaten, 16-06-1994 SLTP N 4 Delanggu Buruh SD Senden, Ngawonggo, Ceper, Klaten
15 4928 Puput Yulianti P Klaten, 09-07-1994 SLTP N 1 Kalikotes Buruh SD Gedangan, Krakitan, Bayat, Klaten
16 4872 Tri Hastuti P Klaten, 28-09-1993 MTs N Jatinom Buruh SMA Puluihan, Puluhan, Jatinom, Klaten
17 4932 Wiki Astuti P Lempuing Indah 03-12-1994 SLTP N 3 Lempuing Jaya Petani SD Tegeran, Lampar, Musuk, Boyolali
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPS.2
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pekerjaan
1 4973 Dewi Purwanti P Klaten, 01-08-1993 MTs Muh Trucuk Buruh SD Dayan, Mireng, Trucuk, Klaten
2 4974 Dian Arum Pratiwi P Klaten, 23-07-1994 SLTP N 6 Klaten Karyawan SMA Jl. Cepaka 66 No.04 Sekalekan Klaten Tengah
3 4892 Mei Ningrum P Klaten, 12-05-1993 SLTP N 3 Karanganom Buruh SD Klampengan, Meger, Ceper, Klaten
4 4866 Pajar Seftianingsih P Klaten, 26-09-1992 SLTP N 1 Tulung Buruh SD Kiringan, Kiringan, Tulung, Klaten
5 4897 Putri Erlina P Klaten, 04-02-1995 SLTP N 6 Klaten Buruh SMP Sekarsuli, Sekarsuli, Klaten Utara
6 4954 Reni Fitrianingsih P Klaten, 29-03-1993 SLTP N 1 Ngawen - SD Gaten, Mayungan, Ngawen, Klaten
7 4899 Rita Aromsari P Klaten, 22-07-1994 MTs N Jatinom Buruh SD Tempel, Pepe, Ngawen, Klaten
8 4929 Ruli Wulan Sari P Klaten, 03-10-1993 SLTP N 6 Klaten Buruh SMP Ngemplak, Sekarsuli, Klaten Utara
9 4869 Septiana Rusnia Sari P Klaten, 13-12-1994 SLTP N 4 Karanganom Buruh SD Kabolan, Kadirejo, Karanganom, Klaten
10 5046 Sintia Mey Damayanti P Klaten, 03-05-1995 SLTP N 3 Klaten Buruh SD Gading Sidorejo Belangwetan Klaten Utara
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPS.1
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pendidikan
1 4994 Angelia Yulianti P Bandar Jaya, 26-07-1994 SLTP It Bustanul Ulum Karyawan SMA Sumberan, Gondangan, Jogonalan, Klaten
2 4995 Anik Sri Lestari P Klaten, 06-09-1993 MTs N Klaten Buruh SD Pundungan, Jonggrangan, Klaten Utara
3 4967 Army Rachmawati P Klaten, 07-10-1994 SLTP N 6 Klaten Pedagang SMA Dukuh, Manjungan, Ngawen, Klaten
4 4860 Lely Qurniawati P Klaten, 16-05-1994 SLTP N 2 Tulung Buruh SD Keden, Sorogaten, Tulung, Klaten
5 4862 Merliana Saras Wati P Klaten, 28-01-1994 SLTP N 2 Tulung Swasta S1 Pemandian, Cokro, Tulung, Klaten
6 4865 Nur Hidayatul Aminah P Klaten, 02-11-1992 SLTP N 1 Karangnongko Buruh SMP Sonayan, Jagalan, Karangnongko, Klaten
7 4900 S.Fit Nurjanah P Klaten, 15-10-1993 MTs N Jatinom Buruh SD Tempel, Pepe, Ngawen, Klaten
8 4901 Siti Nurfitriyani P Klaten, 15-08-1994 MTs N Jatinom Buruh SD Wiryantyoro, Tibayan, Jatinom, Klaten
9 4958 Sri Darti P Klaten, 07-05-1992 SLTP Muh 14 Klaten Buruh SD Banjarsari, Bumiharjo, Kemalang, Klaten
10 4931 Supatimah Sriyani P Klaten, 12-04-1992 SLTP Pgri Klaten Buruh SD Barenglor, Barenglor, Klaten Utara
11 4959 Tri Harjani P Boyolali, 25-10-1991 SLTP Muh 14 Klaten Buruh SMP Jagir, Dragan, Musuk, Boyolali
12 4903 Wiwit Wulandari P Klaten, 09-02-1994 SLTP Al Islam Tempursari Buruh SD Gelang, Mayungan, Ngawen, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPS.3
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pendidikan
1 4846 Alifah Nurinawati P Klaten, 06-06-1994 MTs N Klaten Swasta SMA Kabolan, Kadirejo, Karanganom, Klaten
2 4847 Alviyani P Klaten, 28-06-1994 MTs Muh 12 Juwiring Karyawan SMA Pondok, Kwarasan, Juwiring, Klaten
3 4849 Andriani Eka Purwaningsih P Klaten, 14-08-1992 SLTP N 1 Kalikotes Buruh SD Canden, Krajan, Kalikotes, Klaten
4 4939 Dyah Eka Paminta Sari P Klaten, 19-09-1993 MTs N Klaten Buruh SD Barenglor, Klaten Utara, Klaten
5 4978 Esti Yunita Sari P Klaten, 27-06-1993 SLTP N 7 Klaten Buruh SD Karangnongko, Sumberejo, Klaten Selatan
6 4998 Fitri Handayani P Klaten, 16-03-1993 MTs N Klaten Buruh SMP Ngemplak, Gergunung, Klaten Utara
7 4885 Fitri Rahmawati P Klaten, 08-02-1995 SLTP Pgri 10 Wedi Buruh SD Purno, Jimbung, Kalikotes, Klaten
8 4887 Ida Wulandari P Klaten, 21-10-1994 SLTP N 4 Karanganom Petani SD Ngentak, Brangkal, Karanganom, Klaten
9 4999 Imah Nurjanah P Klaten, 23-02-1991 MTs N Klaten Buruh SMP Ngemplak, Gergunung, Klaten Utara
10 4948 Lilis Ariyati Handayani P Klaten, 12-09-1994 SLTP N 2 Karanganom Buruh SD Pandanan, Soropaten, Karanganom, Klaten
DAFTAR SISWA EKSTRAKURIKULER MENJAHIT DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kelas XI-IPS.4
NOMOR Nama Siswa L/P
Temp./Tanggal Asal Sekolah
Orang tua/Wali Alamat
Urt. NIS Lahir Pendidikan Pendidikan
1 4853 Devita Siti Munawaroh P Klaten, 01-01-1994 SLTP N 2 Wedi Buruh SMP Jimbung Kulon, Jimbung, Kalikotes, Klaten
2 4881 Dewi Suffyanni P Klaten, 03-04-1994 SLTP N 1 Karangnongko Buruh SD Padan, Blimbing, Karangnongko, Klaten
3 4938 Dwi Damayanti P Klaten, 29-12-1993 SLTP N 3 Ceper Buruh SD Sumber Agung, Jombor, Ceper, Klaten
4 4913 Dyah Ayu Yuliyanti Saputri P Klaten, 20-07-1994 MTs N Mlinjon Buruh SD Srago Cilik, Gumulan, Klaten Tengah
5 4884 Firli Saputri P Klaten, 03-01-1994 SLTP N 7 Klaten Buruh SMA Merbung Kulon, Merbung, Klaten Selatan
6 4888 Imas Shely Christina P Klaten, 30-08-1994 MTs N Jatinom Buruh SD Susuhan, Gedaren, Jatinom, Klaten
7 4890 Irawati P Klaten, 21-05-1992 SLTP N 1 Jatinom Buruh SD Manjungan, Manjungan, Ngawen, Klaten
8 4980 Kalis Dwi Lestari P Klaten, 16-07-1994 SLTP N 1 Kalikotes Buruh SMP Gentongan, Gemblegan, Kalikotes, Klaten
9 5013 Ni'matul Ulfa P Klaten, 30-09-1994 SLTP N 1 Ngawen Buruh SD Drono, Drono, Ngawen, Klaten
10 4990 Suci Sukmawati P Klaten, 08-08-1993 SLTP N 1 Ceper Buruh SMA Jetis, Klepu, Ceper, Klaten