1
SKRIPSI
INOVASI SISTEM TERMINAL PARKIR ELEKTRONIK (TPE)
DI KOTA MAKASSAR
Disusun dan diusulkan oleh
NUR HIKMAH
Nomor Stambuk : 10561 05490 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
INOVASI SISTEM TERMINAL PARKIR ELEKTRONIK (TPE)
DI KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Imu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
NUR HIKMAH
10561 05490 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang betandatangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Nur Hikmah
Nomor Stambuk : 10561 0549 015
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak dari lain atau telah ditulis/dipublikasikan ke orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima saksi
akademik sesuai aturan berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 04 Januari 2020
Yang Menyatakan,
Nur Hikmah
v
ABSTRAK
Nur Hikmah, Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota
Makassar (dibimbing oleh Mappamiring dan Nasrulhaq).
inovasi sistem terminal parkir (TPE) merupakan salah satu variabel yang
menentukan pencapaian tujuan dari suaru organisasi dan sengat berkaitan
langsung penerapan dalam proses pencapaiannya. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti terdorong untuk mencoba mengambarkan atau menjelaskan penerapan
inovasi sistem terminal parkir elektronik (TPE) di kota makasar.
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk memberikan gambaran atau penjelasan tentang penerapan inovasi
sistem terminal parkir elektronik (TPE) di kota makassar, dengan melakukan
observasi dan pedoman wawancara untuk memperoleh informasi dari informan.
Hasil penelitian, program sistem terminal parkir elektronik (TPE) mulai
berjalan sejak awal tahun 2019. Sistem terminal parkir elektronik (TPE) memiliki
25 alat yang di pasang di bahu jalan yaitu 4 di jalan RA. Kartini, 12 di jalan
penghibur dan 11 di jalan sumba opu, ini merukan hasil kerja sama yang
dilakukan pemerintah Kota Makassar khsusnya PD. Parkir Makassar Raya yang
bekerja sama dengan PT KTI Jakarta. Adapun yang menjadi kelebihan dari TPE
ini adalah perparkiran berbasis teknologi yang pertama di sulawesi. Dalam
penerapan program Sistem Terminal Parkir (TPE) di Kota Makassar sudah
diterapkan dengan menggunkan perparkiran teknologi dan perparkiran tekontrol
dengan baik, akan tetapi belum maksimal karena masih ada masyarakat yang
kurang setuju dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan mengenai Sistem
Terminal Parkir Elektronik (TPE) ke masyarakat.
Katakunci : Inovasi, Sistem Terminal Parkir Elektronik, Kota Makassar
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nyalah sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul
“Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar”. yang
merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat dan salam tak lupa Penulis ucapkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW.
Pada kesempatan ini Penulis hendak akan menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua, Ayahanda Drs. Kafaillah Arif dan
Ibunda Besse Andi Morang atas segala kasih sayang, cinta dan pengorbanan serta
doa yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT
sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis untuk
menggapai cita-cita, semoga ayahanda dan Ibunda senantiasa dilindungi dan di
Rahmati oleh Allah SWT. Ucapan terima kasih kepada Saudara penulis Nur
Iffah, Ma’rifa, Khafifah, Halimatussadiyah, Nur Jannah, Ahmad Basalan,
Ahmad solihin, Ahmad zulkarnain dan Ahmad Qamaruzzaman yang telah
mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kalian diberikan
kesehatan dan kesuksesan untuk masa depan.
vii
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr. H. Mappamiring, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Nasrulhaq, S.Sos,
M.PA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis mulai dari penulisan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku sekretaris dekan Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos.,M.PA selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
5. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah menyumbangkan
ilmunya kepada Penulis selama mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.
6. Seluruh Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu Penulis..
7. Para sahabat dan orang terdekat penulis Sitie Nurfatiehah, Kasmira, Andi
Nurfadillah dan Wahyuningsi selalu memberi semangat dalam kehidupan
penulis.
viii
8. Musyawwir yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan semangat
kepada penulis.
9. Teman Seperjuangan Mahasiswa FISIPOL old publik G dari maba sampai
semseter 5 dan teman-teman kelas F yang telah banyak memberikan saran,
dukungan serta motivasi kepada penulis.
Terakhir, penulis ingin memohon maaf sepada seluruh pihak atas segala
kekurangan dan kekhilafan yang penulis perbuat baik yang disadari maupun tidak
disadari yang tidak menyenangkan di hati kalian semua. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga
karya ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Makassar, 04 Januari 2020
Nur Hikmah
ix
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi................................................................................i
Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii
Penerimaan Tim ............................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Gambar .................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan PeneldEiti ................................................................................. 7
D. Kegunaan Peneliti ................................................................................ 7
BAB II. TINJAUN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep, dan Teori ............................................................. 8
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 27
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 28
D. Definisi Fokus Penelitian .................................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 30
B. Jenis dan Tipe Penelitian ..................................................................... 30
C. Sumber Data ........................................................................................ 30
D. Informan Peneliti ................................................................................. 31
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 33
G. Pengabsahan Data ................................................................................ 34
BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 36
B. Penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota
Makassar Berdasarkan Lima Atribut Inovasi...................................... 62
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................79
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Informan yang diwawancarai 32
Tabel 2 Tabel Kecamatan dan Kelurahan di Kota Makassar 38
Tabel 3 Tabel Jenis Kendaraan dan Tarif Parkir 62
Tabel 4 Tabel Tempat dan Alat TPE 62
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Kerangka Pikir 28
Gambar 2 Gambar Peta Kota Makassar 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pelayanan publik memang selalu diperbincangkan.
Manusia membutuhkan pelayanan, konsep suatu pelayanan yang akan selalu
berada pada setiap kehidupan manusia. Tempat masyarakat yang telah
menjadi warga negara membuat para penyedia pelayanan publik tidak
hanya memposisikan masyarakat sebagai konsumen.
Perubahan yang selalu membawa tuntutan yang semakin lebih bagus,
demikian juga tuntutan perubahan oleh masyarakat yang semakin modern
kepada para aparatur pemerintah mengenai pelayanan publik. Keluhan
masyarakat terhadap kurangnya kualitas pelayanan yang merupakan salah satu
faktor menunjukkan belum memadainnya pelayanan yang diberikan oleh
aparatur negara.
Tuntuan dan kebutuhan masyarakat merupakan tantangan bagi para
birokrasi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta untuk dapat
melaksanakan fugsinya dengan baik. Mengingat pelayanan publik tidak akan
pernah terlepas dari setiap kegiatan pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat sekaligus menciptakaan keadilan sosial.
Pelayanan publik yang diberikan langsung kepada masyarakat
merupakan salah satu tugas dan fungsi penting pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah untuk menuju pemerintah yang
baik (Good Governance). Pelayanan publik merupakan faktor yang sangat
2
penting dalam pengelolaan pemerintah karena menyangkut kehidupan yang
sangat luas. Pelayanan publik atau pelayanan umum yaitu sebagai segala
bentuk jasa publik yang pada dasarnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, daerah, dan lingkungan Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
Permenpan (Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara)
Nomor 15 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik wajib
menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan serta
memperhatikan kemapuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat.
Menurut Suwarno (2008), inovasi di sektor publik adalah salah satu
jalan untuk mengatasi kemacetan dan kebutuhan organisasi di sektor publik.
Inovasi yang hanya biasanya ditemukan di sektor bisnis kini mulai ditetapkan
di sektor publik. Budaya inovasi harus dapat dikembangkan dan
dipertahankan dengan lebih baik.
Menurut Suwarno (2008), ditinjau secara lebih khusus, pengertian
inovasi dalam pelayanan publik biasa diartikan sebagai prestasi dalam meraih,
meningkatkan dan memperbaiki efektivitas, efesiensi dan akuntabilitas
pelayanan publik dan alat baru dalam pelayanan masyarakat. Inovasi
pelayanan publik merupakan penemuan terbaru dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik yang lebih mendekatkan dengan harapan masyarakat. Maka
perlu di lakukan pengembangan inovasi pada kementrian/lembaga dan
pemerintah daerah. Adanya peningkatan terhadap teknologi informasi dan
3
komunikasi pada masa kini akan menjadi jawaban atas permasalahan
masyarakat.
Kota Makassar merupakan Kota yang padat penduduk, selain dari
penduduk asli juga banyak penduduk yang berdatangan ke kota Makassar
dengan tujuan yang berdebda-beda. Daya tarik Kota Makassar memang sangat
banyak diminati oleh berbagai kalangan. Akan tetapi kemacetan masih saja
terjadi karena lahan parkir yang kurang sehingga banyak masyarakat parkir di
sembarang tempat.
Makassar menuju kota dunia maka terdapat ada 3 inovasi yang telah
digunakan oleh pemerintah kota makassar terkait kemudahan dan kenyamanan
dalam memberikan pelayanan perparkiran, inovasi yang pertama yaitu Sistem
Parkir Nontunai pada tahun 2017 yang menggunakan alat mesin Electronic
Data Capture (EDC) dan kartu pembayaran, dan semua alat disedikan oleh
Bank BRI, yang kedua yaitu Smart Parking Online pada tahun 2018 yang
menggunakan Smastphone dan print dengan cara kerja ketika kendaraan
masuk di area perparkiran maka akan difoto oleh jukir dan langsung keluarkan
struk, dan yang ketiga yaitu Sistem Termina Parkir Elektronik (TPE) pada
tahun 2019 yang menggunakan alat mesin yang seperti ATM yang dipasang di
pinggir jalan atau di bahu jalan dan menggunakan UNIK (Uang Elektronik)
ketika ingin membayar.
Inovasi yang telah diterapkan semuanya berbasis ilmu teknologi untuk
meningkatkan kualitas layanan serta mencegah adanya kebocoran dalam hal
penerimaan pendapatan dan meningkatkan pendapatan asli daerah. Akan
4
tetapi inovasi yang pertama dan kedua telah gagal atau sudah tidak berjalan
karena banyak penolakan yang dilakukan oleh juru parkir liar karena
berdampak pada penurunan pendapatan, di tempat keramaian dan tempat
sunyi, dan juru parkir atau daeng parkir resmi banyak yang tidak mengetahu
cara menggunakan alat tersebut, seperti juru parkir atau daeng parkir tidak
mengoperasikan alat tersebut masih terkendala atau masih bingung
mengoperasikannya untuk dipergunakan dengan baik, sudah dilakukan
pelatihan untuk juru parkir atau daeng parkir namun juru parkir atau daeng
parkir masih bingung untuk mengoprasikan alat tersebut. Inovasi yang ketiga
yang masih sementara diterapkan dari awal tahun 2019 sampai sekarang
Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) menyerupai mesin ATM
yang dipasang di titik parkir yang ditetapkan PD Parkir Makassar Raya 25
unit Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Makassar yaitu 11 alat
dipasang di Jalan Penghibur, Jalan Somba Opu ada 10 dan ada 4 di Jalan
Kartini. Alat itu didesain khusus untuk area parkir pinggir jalan.
Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di kota Makassar sudah
mulai berjalan sejak tahun 2019. Konsep Sistem Terminal Parkir Elektronik
(TPE) ini merupakan sistem perparkiran elektronik untuk mewujudkan
program. Program Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) merupakan
program besar dalam peningkatan pelayanan publik yang lebih modern dan
mendorong pendapatan asli daerah (PAD) melalui PD Parkir Makassar Raya.
Dengan penerapan program ini maka akuntabilitas parkir bias terkontrol
dengan baik dan peningkatan pelayanan. Sistem terminal parkir elektronik
5
(TPE) juga sangat menguntungkan dan mensejahterakan para juru parkir
lantaran mereka mendapat gaji bulanan dan jaminan dari BPJS Kesehatan,
untuk menghindari terjadinya pungutan liar oleh juru parkir, dan peningkatan
pelayanan.
Kerja Sistem Terminal Parkir Eletronik (TPE) yaitu Para pengendara
memarkir kendaraannya seperti biasa di pinggir jalan. Pengendara mendatangi
mesin mesin TPE untuk memasukkan nomor pelat kendaraan, jenis
kendaraan, dan waktu mulai parkir. Saat akan meninggalkan lokasi parkir,
pengendara kembali mendatangi mesin TPE untuk memasukkan data waktu
meninggalkan lokasi.
Pembayaran Sistem Terminal Parkir Eletronik (TPE) akan
menggunakan kartu, menyerupai kartu uang elektronik (Unik), kartu tersebut
ditempel pada mesin terminal parkir elektronik yang menyerupai seperti
mesin ATM yang dipasang di titik parkir yang ditentukan dan penerapan
metode pembayaran berupa non tunai bertujuan agar pembayaran langsung
masuk ke penerima sehingga bisa mengurangi adanya pungutan liar, Struk
parkir akan keluar dari mesin setelah itu.
Dinamika permasalahan parkir terus bergulir dengan masalah yang
datang berganti menyebabkan kemacetan dan jasa parkir yang terjadi. Pada
sistem parkir secara manual cenderung mengakibatkan dimana bisa terjadi
pungutan biaya parkir yang berlebihan, kurangnya pegawasan juru parkir
dengan kendaraan yang sedang di parkir, jumlah kendaraan yang meningkat
pesat, banyaknya juru parkir yang melakukan parkir kendaraan masyarakat
6
ditempat yang tidak terdaftar seperti di bahu jalan dan di depan ruko orang
sehingga mengakibatkan kemacetan, juru parkir resmi yang menggunakan
atribut lengkap tapi tidak menyetor masuk ke perusahaan, jukir yang tidak
memiliki karcis resmi atau sama sekali tidak memiliki karcis dan adanya juru
parkir dibawah umur yang di gerakan oleh juru parkir resmi.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan
meneliti bagaimana penerapan Sistem Terminal Parker Elektronik (TPE)
tersebut dalam meningkatkan kualitas pelayanan perparkiran di Kota
Makassar dengan menganalisis atribut inovasi dan faktor-faktor apa saja yang
menjadi penghambat selama penerapan program ini, sehingga dapat dijadikan
sebuah pelajaran (lesson learned) bagi pemerintah daerah lainnya. Hasil
pemantauan peneliti, sampai saat ini belum ada yang melakukan penelitian
yang menyangkut Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di kota
makassar. sehingga dari uraian latar belakang masalah di atas peneliti
terinspirasi untuk melakukan suatu penilitian tentang “Inovasi Sistem
Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah dijalaskan diatas, maka rumusan
masalah pada proposal ini adalah Bagaimana Penerapan Inovasi Sistem
Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar Berdasarkan Lima Atribut
Inovasi ?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian untuk
mengetahui Penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di
Kota Makassar dengan menggunakan lima atribut inovasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik: dapat dijadikan referensi dari informasi ini untuk
pembahasan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan
tentang pelaksanaan terminal parkir elektronik.
2. Manfaat Praktis: dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah Kota dan
Perusahaan Daerah Parkir Makassar terkait pelaksanaan Sistem Terminal
Parkir Elektronik di Kota Makassar.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegertian, Konsep dan Teori
1. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik memandang publik sebagai target pelayanan
sehingga diharapkan mampu memberikan dedikasi terbaik dalam melayani
publik yang lebih edukatif, dan selektif serta mengelola kebijakan publik
yang dijalankan oleh birokrasi publik, oleh karenanya reformasi publik
menghajatkan peningkatan kinerja diantaranya pelayanan publik, melalui
berbagai cara (berinovasi) dengan tujuan akuntabilitas efektifitas dan
efisien. Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan (Kurniawan 2005:4).
Pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
melayani. Sinambela (2010:3) mengatakan bahwa pada dasarnya setiap
manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan
bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Membicarakan pelayanan berarti membicarakan kebutuhan manusia.
Pelayanan umum (publik) adalah segala aktivitas yang dilakukan
oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan orang banyak.
Moenir (2006:16-17) mengatakan bahwa pelayanan adalah proses
8
9
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.
sependapat dengan itu.
Pasolong (2007:4) mengatakan bahwa pelayanan didefinisikan
sebagai aktivitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung
maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan publik
adalah segala sesuatu yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Lembaga Administrasi Negara
(Setyaningrum, 2009:1-2) mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintahan di pusat, di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan, pelayanan publik
adalah serangkaian dari seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
penyelenggara negara dalam rangka membantu menyiapkan atau memenuhi
kepentingan orang lain atau masyarakat luas. PD. Parkir Makassar adalah
penyelenggara pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
akan jasa perparkiran.
Keberhasilan suatu pelayanan berdasarkan pada rasa senang orang
yang menginginkan suatu pelayanan bisa diartikan dengan
memperbandingkan bagaimana pandangan antara pelayanan yang telah
10
diterima dengan harapan pelayanan yang diharapakan. Menurut Syafiie
(2003) pelayanan terdiri dari 3 unsur pokok yaitu:
a. Biaya relatif yang lebih rendah,
b. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat, dan
c. Mutu yang diberikan relatif bagus
Dalam konteks pelayanan publik adalah mempermudah urusan
publik, mempercepat waktu pelaksaan urusan publik, memberikan kepuasan
kepada publik, dan mendahulukan kepentingan umum. Senada dengan itu,
menurut Widodo (2001), pelayanan publik adalah pemberian layanan
(melayani) keperluan masyarakat atau orang yang mempunyai kepentingan
pada organisasi tersebut sesuai dengan cara yang telah disepakati atau
ditetapkan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa pelayanan publik adalah segala suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang atau institusi tertentu untuk selalu
memberikan kemudahan dan bantuan kepada masyarakat dalam pelayanan
dimana pelaksanaanya mendahulukan kepentingan umum, mempermudah
urusan masyarakat dan memberikan kepuasan kepada masyaraka yang
berbagi dalam beberapa bentuk dasar yaitu pelayanan yang secara
profesional bagi semua, pelayanan yang sama bagi semua dan pelayanan-
pelayanan yang tidak sama bagi semua individu bersesuaian dengan
perbedaan yang masuk akal.
11
Menurut Moenir (2006), ada tiga macam bentuk pelayanan umum
yaitu:
a. Layanan dengan lisan
Biasanya dilakukan oleh petugas-petugas dibidang hubungan
masyarakat (HUMAS), pada bidang layanan informasi dan bidang lain
yang tugasnya memberikan keterangan kepada siapapun atau
penjelasan yang memerlukan dengan syarat yang harus dipenuhi oleh
pelaku layanan.
b. Layanan melalui tulisan
Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan sangat efisien terutama dari
segi peranannya, dari segi jumlah maupun dan juga layanan jarak jauh
sangat baik karena faktor kecepatan dan faktor biaya, baik dalam
pengolahan masalah maupun dalam proses menyelesaikannya.
c. Layanan perbuatan
Layanan dalam bentuk perbuatan yang dikerjakan atau dilaksanakan
oleh petugas tingkat menengah dan bawah karena itu faktor
keterampilan dan keahlian petugas sangat menentukan terhadap hasil
dari sebuah perbuatan atau pekerjaan.
Pelayanan yang didapatkan secara wajar, untaian kata atau sindiran
lain semacam nadanya yang mengarah pada permintaan sesuatu, baik
alasan untuk institusi pemerintah ataupun organisasi publik alasan untuk
kesejahteraan. Misalnya apabila k i t a ingin mendapatkan suatu
pelayanan yang cepat maka bagian kerja harus diberikan sesuatu
12
sebagai balasannya agar mendapatkan pelayanan yang sewajarnya, hal
demikian sebenamya ikut membantu penyimpangan terjadi secara tidak
langsung.
Sinambela (2010:6) mengemukakan indikator-indikator yang
digunakan untuk melihat apakah pelayanan publik yang diberikan adalah
pelayanan yang prima atau tidak, indicator tersebut antara lain:
a. Transparansi
b. Akuntabilias
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Kesamaan Hak
f. Keseimbangan Hak Dan Kewajiban
2. Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi merupakan setiap ide ataupun gagasan baru yang belum
pernah ada ataupun diterbitkan sebelumnya. Istilah dari suatu inovasi selalu
diartikan secara berbeda oleh beberapa dari kalagan para ahli. Namun
demikian, dalam pemasaran dan perilaku kosumen perilaku dihubungkan
dengan suatu produk atau jasa yang sifatnya baru. Baru yang merujuk pada
produk benar belum pernah ada sebelumnya dan baru dalam hal arti ada
yang berbeda yang merupakan suatu peyempurnaan atau perbaikan dari
produk sebelumnya yang pernah ada ditemui oleh konsumen di pasar.
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “hasil” atau “proses”
pengembangan dan atau pemanfaatan pengetahuan, keterampilan
13
pengalaman untuk menciptakan dan memperbaiki sistem yang baru, jasa,
atau proses yang dapat memberikan suatu nilai yang berarti atau secara
signifikat. Secara umum inovasi seringkali diterjemahkan sebagai penemuan
baru. Namun sebenarnya aspel “kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan
untuk inovasi di sektor swasta atau di sektor industri. Sedangkan, inovasi
pada sector publik lebih ditekanka pada aspek “perbaikan” yang dihasilkan
dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu pemerintah mampu memberikan
pelayanan publiK secara efektif, efisien dan berkualitas, murah dan
terjangkau (Wijayanti 2008:42).
Definisi dari inovasi menurut West & Far (Ancok 2012:34) adalah
pengenalan dan penerapan dengan sengala gagasan, proses, produk, dan
produser yang baru pada unit yang menerapkan, yang dirancang untuk
memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas.
Menurut Rosenfeld (Suharno 2008:132), inovasi adalah transformasi
pengetahuan kepada sistem, proses, jasa baru, dan produk tindakan
menggunakan sesuatu yang baru. Inovasi merupakan ekspolitasi yang
berhasil dari suatu gagasan yang baru, keterampilan teknologi dan
pengalaman untuk menciptakan proses dan jasa pelayanan publik yang baru.
Inovasi secara sederhana berarti berubah menjadi sesuatu yang baru.
Ini seperti pernyataan Muluk (2008:44) mengenai inovasi yang berarti
mengubah sesuatu hal sehingga menjadi sesuatu yang baru. Selanjutnya,
Muluk (2008:43) menambahkan bahwa inovasi juga merupakan isntrumen
14
untuk mengembangkan cara-cara baru dalam menggunakan sumber daya
dan memenuhi kebutuhan secara lebih efektif. Inovasi dapat dilihat dari dua
sudut pandang, inovasi sebagai “obyek” dan sebagai “aktivitas”.
Setyaningrum (2009:81) mengatakan bahwa inovasi sebagai suatu “obyek”
juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi
aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam
tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu
inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru
bagi pasar, atau negara atau daerah, atau secara global. Sementara itu,
inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan proses penciptaan inovasi,
seringkali diidentifikasi dengan komersialisasi suatu intervensi. Jadi, baik
dalam sudut pandang “obyek” maupun “aktivitas” inovasi bertujuan untuk
komersialisasi.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas sehingga
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa inovasi merupakan suatu
penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya, berupa hasil pemikiran
dan ide yang dapat dikembangkan kemudian diimplementasikan dan
dirasakam manfaatnya.
Menurut Stephen Robbins (Saenab 2017) inovasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Memiliki kekhasan, yaitu inovasi memiliki ciri khas dalam arti sistem,
program tatanan, dan termasuk hasil yang telah diinginkan.
b. Memiliki ciri atau unsur terbaru.
15
c. Program inovasi dilakukan dengan melalui program yang telah
terencana agar smuannya sesuai dengan proses yang tidak tergesa-
gesa.
d. Inovasi yang dilakukan harus memiliki tujuan yang jelas dan memiliki
arah yang ingin dicapai.
Faktor Penunjang Inovasi Menurut Everett M. Rogers (Suwarno
2008) Inovasi dapat ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti:
a. Adanya keinginan untuk merubah diri, dari yang tidak bisa menjadi
bisa dan dari yang tidak tahu menjadi tahu.
b. Adanya kebebasan untuk berpendapat.
c. Adanya pembimbingan yang berwawasan luas dan kreatif.
d. Tersedianya sarana dan prasarana.Kondisi lingkungan yang harmonis,
baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun pergaulan.
Dalam mengkaji inovasi, terdapat level inovasi yang
menggambarkan variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh inovasi
yang sedang berlangsung. Menurut Muluk (2008:46) mengatakan kategori
tingkat terdiri yaitu:
a. Inovasi incremental berarti inovasi yang terjadi membawa perubahan-
perubahan kecil terhadap proses atau layanan yang ada. Pada umumnya
sebagian besar inovasi berada pada level ini dan sangat jarang sekali
membawa perubahan terhadap struktur organisasi dan hubungan
keorganisasian.
16
b. Inovasi radikal merupakan suatu perubahan yang mendasar dalam
pelayanan publik atau pengenalan cara-cara yang sama sekali baru.
c. Proses keorganisasian dan pelayanan. Inovasi jenis ini jarang sekali
dilakukan karena membutuhkan dukungan politik yang sangat besar
karena umumnya memiliki resiko yang lebih besar pula. Inovasi radikal
diperlukan untuk membawa perbaikan yang nyata dalam kinera
pelayanan publik dan memenuhi harapan pengguna layanan yang lama
terabaikan.
d. Inovasi transformative atau sistemis membawa perubahan dalam
struktur angkatan kerja dan kerorganisasian dengan menstransformasi
semua sektor, dan secara dramatis mengubah keorganisasian. Inovasi
jenis ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat memperoleh
hasil yang diinginkan dan membutuhkan perubahan mendasar dalam
susunan social, budaya dan organisasi.
Dalam mengukur tingkat inovasi, Muluk (2008:48) mengatakan
inovasi juga dapat dibedakan dalam dua kategori yakni inovasi terusan dan
inovasi terputus.
a. Inovasi terusan merupakan proses inovasi yang membawa perubahan
baru namun dengan tetap mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan
sistem yang berjalan atau produk yang sudah ada.
b. Inovasi terputus merupakan suatu proses inovasi yang membawa
perubahan yang sama sekali sangat baru dan tidak lagi berdasarkan
pada kondisi yang sudah ada
17
De Jong & Den Hartog (Djamrut 2015) merinci lebih mendalam
proses inovasi dalam 4 tahap sebagai berikut:
a. Melihat peluang
Peluang muncul ketika ada persoalan atau tanggapan sebagai suatu
kesenjangan antara yang terjadi dan kenyataan oleh karenanya, perilaku
inovatif dimulai dari ketrampilan dalam melihat peluang.
b. Mengeluarkan ide
Ketika dihadapkan pada suatu masalah atau dilihat sebagai masalah
maka gaya berfikir yang dikeluarkan yaitu ide yang sebanyak-banyaknya
terhadap masalah yang ada.
c. Mengkaji ide
Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide
yang muncul. Gaya berfikir menyebar atau mengerucut mulai
diterapkan. Salah satu dasar yang menjadi pertimbangan adalah
seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan.
Ide yang masuk akal diterima, sementara ide yang kurang masuk akal
dibuang untuk mencapai tujuan atau berinovasi.
d. Implementasi/keberanian dalam mengambil resiko sangat diperlukan.
Resiko berkaitan dengan peluang kesuksesan dan kegagalan. Hal ini
berkaitan dengan peluang untuk sukses yang disebabkan oleh
kemampuan pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau
berinovasi.
Inovasi selalu terjadi secara tidak mulus atau tanpa hambatan.
Banyak dari kasus inovasi diantaranya justru terkendala oleh berbagai
18
faktor. Dalam hal ini, Saenab (2017) mengemukakan adanya delapan
penghambat untuk tumbuhnya inovasi sebagai berikut:
a. Keengganan menutup program yang gagal yaitu sebuah program atau
bahkan unit organisasi yang sudah jelas menunjukkan kegagalannya
akan tetapi lebih baik jika ditutup dan diganti dengan program atau unit
baru yang lebih menjanjikan untuk kedepannya. Kegagalan memang
hal yang biasa terjadi dalam berinovasi, namun keengganan
menghentikan kegagalan sama artinya dengan menutup peluang meraih
perubahan yang lebih baik.
b. Ketergantungan berlebihan pada high performer yaitu ketergantungan
terhadap figur tertentu yang memiliki kinerja tingi, sehingga
kebanyakan pegawai di sektor publik hanya menjadi pengikut .Ketika
figur tersebut hilang, maka yang terjadi adalah stagnasi dan kemacetan
kerja.
c. Teknologi ada, terhambat budaya&penataan organisasi yaitu seringkali
inovasi gagal bukan karena tidak adanya dukungan teknologi, namun
lebih karena tradisi atau kebijakan organisasi yang tidak proinovasi.
d. Tidak ada penghargaan atau insentif yaitu kemampuan dalam
berinovasi tidak dapat dianggap sebagai sebuah hal yang biasa saja
atau kinerja normal, namun harus dilihat sebagai sesuatu yang sangat
istimewa sehingga sanagat layak diberikan penghargaan.
e. Ketidakmampuan menghadapi resiko&perubahan yaitu bagaimanapun,
aspek keterampilan memegang perang penting untuk keberhasilan
19
inovasi. Sebesar apapun motivasi pegawai dan lingkungan yang
kondusif, akan tetapi jika tidak dilakukan bersamaan dengan
keterampilan yang memadai, maka tetap saja inovasi akan berhenti
sebagai wacana saja.
f. Anggaran jangka pendek & perencanaan yaitu pengembangan inovasi
baik dalam sakala organisasional maupun nasional haruslah
direncanakan dengan baik bukan hanya dalam sudut pandang tahunan,
namun juga sudut panjang jangka menengah dan panjang.
g. Tekanan & Hambatan Administratif yaitu relasi antara negara dengan
masyarakat atau antara pimpinan dengan pegawainya sering didasarkan
pada basis ketida kepercayaan. Akibatnya, untuk sebuah urusan kecil
saja harus menyertakan persyaratan yang sangat banyak, prosedur yang
berbelit-belit, dan melibatkan aktor yang berlapis.
h. Budaya Risk Aversion yaitu resiko dilihat sebagai sesuatu yang harus
dihindari bahkan dijauhi, justru hanya memberi tantangan baru yang
lebih berenergi sehingga harus dihadapi.
Di indonesia sendiri hal tersebut sudah diamanahkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, negara
berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk kebutuhan
dasar dan memenuhi semua hak dalam pelayanan publik. Untuk
menghasilkan pelayanan yang berkualitas, pemerintah harus mampu
melihat kekuatan serta kelemahan yang dimiliknya agar dapat melakukan
perubahan di berbagai sektor baik yang terkait langsung maupuntindak
20
langsung terhadap pelayanan. Inovasi dibutuhkan dalam rengka
memperbaiki bahkan meningkatkan efiensi, efektivitas dan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik, karena melalui inovasi dapat diciptakan
metode, teknologi, serta sistem yang dapat mempersingkat waktu layanan,
menurunkan biaya, memangkas birokrasi, dan yang terpenting memberikan
kepercayaan bagi masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
Inovasi dalam pelayanan publik memiliki kelebihan, yaitu sifatnya
yang tidak berwujud karena organisasi dan inovasi layanan tidak hanya
berbasis pada sebuah produk yang tidak dapat dilihat, melainkan pada
perubahan dalam hubungan pelakunya, yaitu antara penyedia layanan
dan pengggunaan.
Inovasi dalam pelaksanaannya memiliki atribut didalamnya.
Menurut Everett M. Rogers (Suwarno 2008) atribut inovasi antara lain
sebagai berikut :
a. Keunggulan Relatif
Keunggulan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Sebuah inovasi harus mempunyai kelebihan dan nilai
lebih dibandingkan dengan inovasi yang ada sebelumnya. Selalu ada
nilai kebaruan yang melekat pada dalam inovasi yang menjadi ciri
yang membedakan dengan yang lain. Tingkat keuntungan atau manfaat
suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi, atau dari faktor
kesenangan, status sosial kepuasan, atau karena mempunyai komponen
21
yang penting. Makin menguntungkan bagi penerima sehingga makin
cepat tersebarnya inovasi.
b. Kesesuaian
Kesesuaian ialah tingkat kemiripan inovasi dengan nilai, pengalaman
yang lalu, dan kebutuhan untuk penerima. Hal tersebut dimaksud agar
inovasi yang sebelumnya atau yang lama tidak langsung dibuang begitu
saja selain karena alasan faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi
yang sebelumnya atau yang lama menjadi bagian dari proses
perpindahan ke inovasi baru, selain itu, dapat memudahkan proses
adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat,
akan tetapi inovasi yang tidak sama dengan nilai atau norma yang
diinginkan oleh penerima, tidak akan diterima secepat inovasi yang
sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
c. Kerumitan
Kerumitan adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima, dengan sifatnya yang baru maka
inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih besar dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya, namun, karena sebuah inovasi yang
menawarkan cara yang lebih baik dan lebih baru maka tingkat
kerumitan ini pada dasarnya tidak menjadi suatu masalah yang penting.
d. Kemungkinan Dicoba
Untuk diujicobakan atau kemungkinan dicoba maksudnya adalah
dimana suatu inovasi dapat dicoba atau oleh penerima. Inovasi dapat
22
diterima apabila teruji, telah terbukti dan mempunyai keuntungan atau
nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang sebelumnya atau lama
sehingga sebuah produk inovasi harus melewati tahap uji publik
terlebih dahulu agar dimana setiap pihak atau orang mempunyai
kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.
e. Kemudahan Diamati
Kemudahan diamati maksudnya adalah mudah atau tidaknya
pengamatan suatu hasil inovasi. Sebuah inovasi harus dapat dilihat dari
segi bagaimana ia dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan
bekerja, dengan atribut seperti itu maka inovasi merupakan cara baru
untuk menggantikan cara lama dengan mengerjakan atau memproduksi
sesuatu.
3. Konsep Dasar Electronic Government (e-Gov)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information
and communication Technology, ICT) telah membawa pengaruh yang besar
terutama bagi organisasi pemerintahan. Perkembangan teknologi informasi
ini telah memaksa organisasi pemerintah untuk melakukan transformasi
besar-besaran agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat. Perubahan tersebut tidak hanya dalam produk layanan, tetapi
juga pada struktur dan manajemen organisasi.
Di Negara-negara maju, e-Gover merupakan hasil transformasi
mekanisme interaksi birokrasi dengan masyarakat yang menjadi lebih
bersahabat. Demikian halnya di Negara berkembang, banyak pengambil
23
kebijakan yakin bahwa pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan
transparan dapat diwujudkan melalui e-government. Secara konseptual,
konsep dasar dari e-Government sebenarnya adalah bagaimana
memberikan pelayanan melalui elektronik (e-service), seperti melalui
internet, jaringan telepon seluler dan komputer, serta multimedia. Melalui
pengembangan e-Gov ini, maka sejalan dengan itu dilakukan pula penataan
system manajemen informasi dan proses pelayanan publik dan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Adapun ruang lingkup dari e-Gov ini adalah mencakup interaksi
antara pemerintah dan masyarakat (G2Cgovernment to citizens),
pemerintah dan perusahaan bisnis (G2B-government to business
enterprises) dan hubungan antar pemerintah (G2G-inter-agency
relationship). Sementara itu, Menurut Forman (Holle 2011) memberikan
defenisi e-government secara lebih spesifik lagi yakni penggunaan
teknologi digital untuk mentransformasi kegiatan-kegiatan pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian
layanan. Dari defenisi yang dikemukakan oleh Forman tadi bermakna
bahwa penyampaian layanan melalui teknologi digital dapat memberikan
tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan pemerintah yang lebih baik.
Efisiensi dalam hal ini baik dari segi waktu, biaya, maupun tenaga.
Isitlah e-government atau electronic government merujuk pada
penggunaan teknologi informasi oleh organisasi pemerintahan agar
organisasi tersebut menjadi lebih efektif dan transparan. Dengan e-
24
government diharapkan pelayanan terhadap masyarakat dapat lebih baik,
efektivitas internal organisasi pemerintahan semakin meningkat dan akses
masyarakat terhadap informasi dalam lingkungan pemerintahan semakin
mudah (Kase, 2010). Pengertian lain disampaikan oleh Hartono (2010) e-
government merupakan suatu proses sistem pemerintahan dengan
memanfaatkan ICT (Information, Communication and Technology) sebagai
alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi
kepada warga masyarakat, organisasi bisnis dan lemabaga pemerintah serta
sifatnya.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, setidaknya
terdapat tiga karakteristik utama dari e-Government, yaitu:
a. merupakan suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dan
masyarakat dan kalangan lain yang berkepent ingan (stakeholders).
b. melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet dan
jaringan seluler).
c. memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan publik. Meskipun demikian
dalam kenyataannya tidak ada standar baku dalam pengembangan e-
Government.
Menurut Darmawan (2011), manfaat Implementasi E-Government
Secara teoritis manfaat yang diharapkan dengan penerapan yakni:
a. E-Government meningkatkan efisiensi; Teknologi informasi dan
komunikasi meningkatkan efisiensi dalam hal pemrosesan tugas dan
operasi adminitrasi publik dalam jumlah besar. Aplikasi berbasis
25
internet bisa menyimpan koleksi dan transmisi data, provisi informasi
dan komunikasi dengan customer. Efisiensi di masa datang yang lebih
signifikan mungkin dilakukan melalui pembagian data yang lebih besar
dengan dan antar pemerintahan.
b. E-Government meningkatkan pelayanan; Jika pemerintahan ingin
fokus pada pengguna mengimplementasikan bahwa seorang pengguna
tidak seharusnya mengerti struktur dan hubungan pemerintahan yang
kompleks dengan tujuan berinteraksi dengan pemerintah. Internet bisa
membantu untuk mencapai tujuan ini dengan memudahkan pemerintah
untuk muncul sebagai organisasi yang bersatu dan menyediakan
pelayanan online. Pelayanan e-Government harus dibangun dalam
kaitan dengan permintaan dan nilai untuk user, sebagai bagian dari
strategi pelayanan yang melibatkan banyak saluran.
c. E-Government membantu mencapai keluaran kebijakan tertentu.
Internet bisa membantu pemangku kepentingan (stakeholder) membagi
informasi dan ide dan maka itu berkontribusi terhadap keluaran
kebijakan tertentu. Sebagai contoh, informasi online bisa
menyebarluaskan penggunaan sebuah program pendidikan atau
pelatihan, pembagian informasi dalam sektor kesehatan bisa
meningkatkan penggunaan sumber daya dan perhatian terhadap pasien
dan pembagian informasi antara pemerintahan pusat dan sub-nasional
bisa memfasilitasi kebijakan lingkungan.
26
d. E-Government bisa berkontribusi untuk tujuan kebijakan ekonomi,
E-Government membantu mengurangi korupsi, menambah
keterbukaan dan kepercayaan dalam pemerintahan dan berkontribusi
untuk tujuan kebijakan ekonomi. Dampak khusus mencakup
pengeluaran pemerintahan yang berkurang melalui program yang lebih
efektif dan efisiensi dan peningkatan dalam produktivitas bisnis
melalui teknologi komunikasi dan informasi memudahkan
penyederhanaan administrasi dan meningkatkan informasi
pemerintahan.
e. E-Government bisa menjadi pengkontribusi utama untuk reformasi.
Teknologi informasi dan komunikasi telah mendukung reformasi
dalam banyak area, sebagai contoh dengan meningkatkan transparansi,
memfasilitasi pembagian informasi dan meng-highlight ketidak
konsistenan internal.
f. E-Government bisa membantu membantu kepercayaan antara
pemerintah dan warga Negara; Membangun kepercayaan antara
pemerintah dan warga negara adalah hal mendasar untuk pemerintahan
yang baik. Teknologi informasi dan komunikasi membantu
membangun kepercayaan dengan memudahkan pelibatan warga negara
dalam proses kebijakan, mempromosikan pemerintahan yang terbuka
dan akuntabel dan membantu mencegah korupsi. Lebih lanjut, jika
keterbatasan dan tantangan dapat diatasi, e-Government bisa
27
membantu suara seorang individu dapat didengarkan dalam sebuah
perdebatan yang lebih luas.
B. Kerangka Pikir
Inovasi adalah pembaharuan dari suatu sumber daya ada sebelumnya,
sumber daya tersebut penggunaan teknologi dan lain-lain. Inovasi merupakan
suatu proses dari beberapa sumber daya, sehingga dapat memiliki manfaat
yang lebih bagi manusia. Inovasi terminal parkir eletronik (TPE) hadir untuk
menekan kebocoroan pendapatan daerah dan bertujuan untuk mendorong
masyarakat menggunakan parkir secara bijak. Dalam penelitian ini akan
membahas dan menganalisis mengenai “Inovasi Sistem Terminal Parkir
Elektronik (TPE) di Kota Makassar” Untuk penerapan inovasi sistem terminal
parkir dilihat dari atribut inovasi Menurut Rogers dalam Suwarno (2008:16-
18) yaitu Keunggulan Relatif, Kesusaian, Kerumitan, Kemungkinan Dicoba
dan Kemudahan Diamati.
Gambar 1 Kerangka Pikir
Inovasi Pelayanan Publik
Atribut Inovasi Menurut Everett
M. Rogers (Suwarno 2008)
a. Keunggulan Relatif
b. Kesusaian
c. Kerumitan
d. Kemungkinan Dicoba
e. Kemudahan Diamati
Sistem Terminal Parkir Elektronoik (TPE)
28
C. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini berangkat dari rumusan masalah, yang
kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori
dalam tinjauan pustaka. Adapun fokus penelitian yang berpijak dari rumusan
masalah bagaimana penerapan sistem terminal parkir elektronik (TPE) di Kota
Makasasr
D. Deskriptif Fokus Penelitian
1. Keunggulan Relatif adalah tingkat keuntungan yang diperoleh atau
dihasilkan dari suatu inovasi yang dilakukan. Suatu inovasi dilakukan
dengan tujuan yaitu untuk memberikan manfaat yang lebih besar dari pada
jenis pelayanan publik yang sebelumnya pada pengguna atau penerima
pelayanan dan menghasilkan suatu cara atau metode baru yang dapat
mengatasi permasalahan yang terjadi sebelum adanya inovasi serta
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu TPE hadir untuk
menata kesemerawutan parkir dan memudahkan masyarakat untuk parkir.
Dalam hal ini TPE menghindari kebocoran pendapatan parkir serta hal ini
dinilai dapat mensejahterakan para juru parkir, yang mana TPE ini tidak
menghilangkan jukir tapi tetap memberdayakan jukir di lokasi tempat di
pasangnya alat ini.
2. Kesesuaian dengan kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi
oleh seseorang. Kebutuhan masyarakat semakin lama akan semakin
berkembang dan bertambah seiring dengan perkembangan jaman. Inovasi
dilakukan sebagai sebuah jawaban atas perkembangan kebutuhan
29
masyarakat tersebut. Inovasi pelayanan publik TPE dapat dikatakan telah
sesuai dengan kebutuhan dari penerima pelayanan yaitu masyarakat.
3. Kerumitan yaitu Inovasi merupakan suatu gagasan atau ide baru yang
biasanya menggunakan cara baru sehingga memiliki tingkat kerumitan
yang berbeda dengan sebelum adanya inovasi. Penerapan TPE harus
diperlukan partisipasi masyarakat. Penerapan itu dirasa kurang efektif
apabila masyarakat tidak memiliki kartu dan harus mencari jukir.
Masyarakat jelas perlu beradaptasi. Ini menjadi salah satu penyebab
penggunaan mesin parkir belum optimal. Jadi, bukan salah teknologinya.
4. Kemungkinan dicoba yaitu Inovasi dalam pelayanan publik merupakan
penerapan suatu metode atau cara baru yang berbeda dengan metode yang
sebelumnya bertujuan untuk memperbaiki metode yang lama sehingga
dapat memberikan keuntungan bagi penggunanya.
5. Kemudahan diamati yaitu inovasi harus dapat diamati dengan mudah
bagaimana inovasi tersebut bekerja dan bagaimana inovasi tersebut dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau menguntungkan dibandingkan
dengan sebelumnya. Inovasi pelayanan publik terminal parkir elektronik
(TPE) dapat diamati dengan mudah bagaimana cara alat itu bekerja dan
bagaimana inovasi dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau
menguntungkan dibandingkan dengan sebelumnya.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitin ini dilakukan selama dua bulan mulai tanggal 24 Juni
sampai 24 Agustus 2019. Lokasi penelitian di PD. Parkir Makassar Raya yang
terletak di Jl. Hati Mulia, Mattoangin, Mariso, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan. Alasan saya memilih lokasi ini karena kantor tersebut merupakan
tanggung jawab utama sistem terminal parkir elektronik (TPE) untuk
memaksimalkan jasa perparkiran di Kota Makassar.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penerapan Inovasi Sistem
Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makaassar.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif
pendekatan deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan
secara utuh atau jelas proses penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir
Elektronik (TPE) di Kota Makassar.
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
30
31
1. Data Primer yaitu data empiris yang diperoleh oleh informan berdasarkan
hasil wawancara dan observasi. Jenis data yang ingin diperoleh adalah
mengenai proses penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik
(TPE) di Kota Makassar.
2. Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai
laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis
yang dikumpulkan peneliti adalah data mengenai proses penerapan Inovasi
Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar dan data tugas
atau fungsi pokok PD. Parkir Makassar Raya.
D. Informan Penelitian
Narasumber atau informan yaitu orang yang bisa memberikan
informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam suatu peneliti. Adapun
Informan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 1 Tabel informan yang diwawancarai
No Nama Inisial Jabatan atau pekerjaan Jumlah
1 Syahrir Sappale SP Direktur Operasional 1 orang
2 Asrarudin Mamonto AM Kabag Umum 1 orang
3 Nur Syam NS Pegawai PT KTI 1 orang
4 Alfian AL Daeng Parkir 1 orang
5 Hamka HM Daeng Parkir 1 orang
6 Ahmad Kamil AK Masyarakat 1 orang
Total 6 orang
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informan yang
dibutuhkan guna untuk mendapatkan data yang akurat atau nyata. Dalam
peneliti ini akan menggunakan metode wawancara mendalam, dokumentasi
dan observasi sebagai berikut:
1. Metode Observasi Lapangan
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini, penelitian datang
ke lokasi untuk melihat secara langsung dan dalam cara mengamati serta
mencatat terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Untuk mendapat data dan
gambaran mengenai proses penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir
Elektronik (TPE) di Kota Makassar.
2. Metode Wawancara Mendalam
Wawancara yaitu metode pengumpulan data atau keterangan-
keterangan dengan cara tanya jawab yang dilakukan oleh kedua belah
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan itu, yang di
kerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan dalam
penelitian ini. Dengan menggunakan alat wawancara berupa pedoman
wawancara, buku catatan, tape recorder, kamera handphone.
3. Metode Dokumentasi
Metode ini akan dilakukan dengan cara mendatangi Kantor PD.
Parkir Makassar Raya untuk memperoleh dokumen-dokumen atau data,
33
gambar atau foto tentang Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE)
di Kota Makassar.
F. Teknik Analisis Data
Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung. Analisis data dilakukan melalui tiga alur,
yakni :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama
peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
3. Conclusion Drawing and Vertification (Penarikan Kesimpulan dan
Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan berubah bila tidak ada ditemukan bukti-bukti yang kuat
dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
34
kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
G. Pengabsahan Data
Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Ada tiga macam triangulasi
yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil
pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian
peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data
yang berbeda-beda, maka peniliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data
35
mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian
datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil
penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan
data.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Kota Makassar
Kota Makassar dari tahun 1971 sampai 1999 secara resmi dikenal sebagai
Ujung pandang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan. Kota Makassar adalah salah satu Kota Metropolitan di
Indonesia,Kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur
Indonesia. Adapun peta Kota Makassar dapat dilihat pada gambar 2 di bawah :
Gambar 2 Peta Kota Makassar
Sebagai ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar terletak di
ujung selatan Pulau Sulawesi dengan cakupan wilayah pesisir dan bahkan
mempunyai 5 pulau dimana terdapat dua Kelurahan yang berada di pulau.
Posisi Kota Makassar berbatasan dengan dua Kabupaten.
Secara geografis wilayah Kota Makassar berada pada koordinat 5°8’S
119°25’E dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan
36
37
laut. Dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut:Arah Timur :
Kabupaten Maros
Arah Barat : Selat Makassar
Arah Utara : Kabupaten Maros
Arah Selatan : Kabupaten Gowa
Kota Makassar adalah Kota yang terletak dekat dengan pantai yang
membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai
“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo,
Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke
dalam Kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada
pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut..
Tabel 2 Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Makassar
No Kecamatan Jumlah Kelurahan
1 Biringkanaya 11
2 Bontoala 12
3 Kepulauan Sangkarrang 3
4 Makassar 14
5 Mamajang 13
6 Manggala 8
7 Mariso 9
8 Panakukang 11
9 Rappoccini 11
10 Tallo 15
11 Tamalanrea 8
12 Tamalate 11
13 Ujung Pandang 10
14 Ujung Tanah 9
15 Wajo 8
Jumlah Kelurahan 153
Sumber : Wikipedia
38
Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan
dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan
Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea,
dan Kecamatan Biringkanaya.
2. Profil PD Parkir Makassar Raya
Latar Belakang PD Parkir Makassar Raya dalam Penelitian ini, hanya
mengambil satu lokasi sebagai tempat penelitian yang merupakan
Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya sebagai lokasi dalam penelitian
ini. PD Parkir Makassar Raya dibentuk melalui Peraturan Daerah Ujung
Pandang No. 5 Tahun 1999 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Parkir
Makassar Raya Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung Pandang. Sebelum
pembentukan Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya, perparkiran di Kota
Makassar dikelola oleh Badan Pengawas Perparkiran (BPP) dibawah struktur
organisasi unit-unit Pelaksanaan Tetap Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Raya. Pemikian pemerintah Kota Makassar untuk membentuk PD Parkir
Makassar Raya didasarkan atas prinsip-prinsip efesiensi dan efektifitas dalam
pencapaian tujuan pelayanan dari sektor perparkiran kepada masyarakat Kota
Makassar.
Perparkiran di Kota Makassar merupakan salah satu objek yang
mempunyai prospek untuk dapat menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Makassar dengan dibentuknya perusahaan daerah yang khusus menangani
perkarkiran, selain itu diharapkan agar bisa menunjang pelaksanaan otonomi
39
daerah dan dapat meningkatkan dalam pemberian jasa pelayanan perparkiran
kepada masyarakat serta meningkatkan pedapatan asli daerah.
Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya sudah mulai efektif
melaksanakan tugasnya pada tanggal 1 september 2000, yaitu setelah
dilaksanakan pengangkatan tiga orang direksi. Pada awal pelaksanaan
tugas Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya, dilakukan suatu kebijakan
pengorganisasian unit kerja yang berada dibawah struktur organisasi
Perusahaan Daerah Parkir, seperti mendata dan memberikan legalitas
kepada 98 juru parkir. Jumlah juru parkir tersebut terus berkembang
sehingga berjumlah 125 orang dalam waktu empat bulan pada awal
operasinya, yaitu pada bulan September hingga Desember tahun 2000.
Susunan organisasi pegawai PD. Parkir Kota Makassar berdasarkan SK
Walikota Makassar, No 7040 Tahun 1999 masing-masing terdiri dari :
a. Badan Pengawas
b. Direktur Utama
c. Direktur Umum
d. Direktur Operasional
e. Kepala Bagian Umum
f. Kepala Bagian Keuangan
g. Kepala Bagian Produksi
h. Kepala Bagian Pengelolaan
i. Kepala Bagian Pengelolaan
j. Kepala Bagian Administrasi dan Kepegawaian
40
k. Kepala Seksi Perlengkapan
l. Kepala Seksi Humas
m. Kepala Seksi Anggaran
n. Kepala Seksi Pembukuan
o. Kepala Seksi Kasir
p. Kepala Seksi Penetapan
q. Kepala Seksi Penagihan
r. Kepala Seksi Peralatan
s. Kepala Seksi Komersial
t. Kepala Seksi Peralataran Umum
u. Kepala Seksi Insidentil
Badan pegawasan bertugas mengasi dan membina perusahaan secara
terus menerus baik secara langaung maupun tidak langsung, baik diminta
maupun tidak diminta. Fungsi dari Badan Pengawas PD Parkir Makassar Raya
adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijaksanaan untuk perusahaan secara terarah dalam bidang
penanaman modal untuk penggunaan dana sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Meneliti dan mengevaluasi lebih lanjut atas laporan perhitungan usaha
Perusahaan Daerah.
c. Membuat kebijaksanaan dan menetapkan kedudukan kepegawaian
Perusahaan daerah dan penghasilannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
41
d. Melaksanakan fungsi lain yang dianggap perlu oleh Badan Pengawas
dalam mengembangkan Perusahaan Daerah sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Direktur utama mempunyai tugas untuk mengkoordinir dalam bidang
teknik operasional perparkiran bidang umum termasuk pengelolaan keuangan
dana administrasi untuk mencapai tujuan. Direktur utama juga bertugas untuk
memberikan laporan kepada Badan Pengawas terdiri dari Neraca dan
Perhitungan Laba/ Rugu, Laporan keungan dan Operasi. Fungsi dari Direktur
Utama PD Parkir Makassar Raya adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan kegiatan Perusahaan Daerah untuk jangka panjang,
mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang teknik operasiona
perparkiran bidang umum, termasuk pengelolaan keuangan dana
administrasi untuk mencapai tujuan.
b. Merumuskan strategi Perusahaan Daerah dan menjalankan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas dalam melaksanakan operasi
Perusahaan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Memelihara suasana kerja yang baik dalam seluruh organisasi yang
berusaha mencapai taraf efisiensi dan administrasi yang baik.
d. Secara berkala meninjau kembali dan menilai berbagai fungsi perusahaan
Daerah.
35
42
e. Mengambil inisiatif dalam penempatan, pemindahan dan pemberhentian
pegawai serta menentukan batas ganti rugi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
f. Secara berkala mengadakan penilaian terhadap manfaat dan efisiensi dari
sistem atau prosedur administrasi yang berlaku.
g. Memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak dan mewakili
perusahaan keluar ke berbagai pertemuan.
h. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Badan Pengawas
yang terdiri dari Neraca dan perhitungan Laba/Rugi, Laporan Keuangan
dan Operasi.
Direktur umum mempunyai tugas dalam mengkoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan dan
kesekretariatan. Fungsi dari Direktur Umum Daerah PD Parkir Makassar Raya
adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan di bidang administrasi
umum.
b. Mengkoordinasikan dan mengendaikan kegiatan pengadaan dan
perlengkapan
c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan, serta
mengatur penggunaan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan pendapat dari hasil penagihan baikdari tarif perparkiran
maupun iuran usaha perparkiran.
43
e. Mengadakan kerjasama yang erat dengan Direktur Operasional dalam
mengatur, mengawasi, menyediakan fasiitas dan aterial yang dibutuhkan
dalam kelancaran kegiatan dalam bidang operasional.
f. Mengawasi penyusunan anggaran belanja/menetapkan modal kerja
perusahaan, merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan
keuangan lebih baik dan efektif bersama dengan Direktur lainnya.
g. Membuat penilaian dan persetujuan semua pembelian untuk keperluan
operasional melalui atau tanpa melalui tender.
h. Mengadakan penyelenggaraan pembukuan yang “Up to Date” dan menilai
laporan keuangan dan persediaan barang kepada Direktur Utama;
i. Mengawasi dan mengusahakan penagihan retribusi secara intensif dan
efektif menetapkan sumber-sumber dan cara lain untuk mendapatkan
modal dengan syarat ringan bila ada keperluan.
j. Menetapkan kebijaksanaan dan menandatangani surat edaran dan
pengumuman mengenai tata tertib perusahaan daerah dan kepegawaian
yang dapat memperlancar kegiatan dan meningkatkan efisiensi kerja pada
karyawan.
k. Mengusulkan kepada Direktur Utama mengenai penyesuaian tarif
retribusi parkir dan perubahan dalam bidang kepegawaian, pembeian dan
sebagainya sesuai dengan perkembangan dan keadaan perusahaan.
l. Memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak dan mewakili
perusahaan daerah keluar dengan sepengetahuan Direktur Utama.
44
m. Mengatur cara pelayanan sebaik-baiknya bagi masyarakat calon
pelanggan maupun para pelanggan.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikanoleh Direktur Utama.
o. Dalam melaksanakan tugas, Direktur Umum berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Direktur Utama..
Direktur operasional mempunyai tugas dalam hal merencanakan,
memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan-kegiatan bagian
produksi dan bagian pengelolaan. Fugasi dari Direktur Operasional PD Parkir
Makassar Raya adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan-
kegiatan bagian produksi dan bagian pengelolaan
b. Menetapkan kebijaksanaan teknis pengelolaan dan kegiatan operasional
atas persetujuan Direksi
c. Merencanakan teknik-teknik pengeolaan dan kegiatan operasi yang
lebihefisien, efektif, dan murah
d. Merencanakan dan melaksanakan sistem pengelolaan parkir pada unit- unit
parkir dan pelataran parkir yang dikelola swasta.
e. Melaksanakan pengendalian, pengawasan segaa bentuk peralatan
operasional dan peralatan kerja/alat pelindung diri miik Perusahaan
Daerah.
f. Mengatur tata cara pelayanan perparkiran sebaik-baiknyabagi pemakai
jasa (masyarakat) serta menyusun kegiatan pembinaan teknik operasional
perparkiran
45
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Kepala Bagian Umum PD Parkir
Makassar Raya adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi peaksanaantugas dari Seksi
Administrasi dan Kepegawaian, Seksi Perlengkapan serta Seksi Hukum
dan Humas.
b. Menyelenggaraan kegiatan di bidang administrasi umum kerumahtanggaan
kepegawaian serta perlengkapan kantor.
c. Mengkoordinir, memeriksa merawat, memperbaiki dan memelihara serta
mengatur dan mengawasi penggunaan kendaraan Dinas sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan.
d. Melaksanakan perbaikan, barang/materil dan jasa yang diperlukan oleh
perusahaan daerah.
e. Mengadakan usaha pemeliharaan dan pengawasan peralatan dan bangunan
kantor.
f. Mengendalikan semua barang dan peralatan yang menjadi milik
perusahaan sesuai dengan kebutuhannya.
g. Menyimpandan mendistribusikan tiap jenis barang kepada semua unit
kerja sesuai dengan keperluan setelah mendapat pengesahan.
h. Meneliti, mempelajari dan melaksanakan petunjuk perundang- undangan
yangada sesuai dengan kondisi perusahaan berdasarkan peraturan yang
berlaku
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Kepala Bagian Keuangan PD Parkir
Makassar Raya adalah sebagai berikut :
46
a. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas dari
seksi anggaran, seksi pembukuan, seksi kas.
b. Merencanakan, mengendalikan dan menginventarisis sumber-sumber
pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
c. Merencanakan, mengusahakan dan mengawasi kelancaran penagihan
piutang tarif parkir serta menggali sumber-sumber keuangan untuk
menambah dana perusahaan.
d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan bagian lain untuk peningkatan
pelayanan yang menyangkut masalah keuangan.
e. Mengurus transaksi Bank, memelihara hubungan baik dengan bank atau
lembaga keuangan lain dari pemerintah.
f. Menyiapkan laporan keuangan perusahaan dan menyusun rencana
anggaran tahunan.
g. Menyiapkan berkas dan menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja serta neraca dan laporan laba rugi Perusahaan Daerah.
h. Mempersiapkan dan merencanakan program penyesuaian tarif sehubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan.
i. Membuat evaluasi di dalam kegiatan Perusahaan di bidang Keuangan.
j. Melakukan pemeriksaan Kas dan pembukuan Perusahaan setiap saat.
k. Mengadakan Koordinasi dengan bagian-bagian lain yang berkaitan dengan
tugasnya.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
m. Membina dan mengawasi sistem keuangan Perparkiran.
47
n. Dalam melaksanakan tugasnya kepala Bagian Keuangan dibantu oleh
Seksi Anggaran, Seksi Pembukuan , Seksi Kasier.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Kepala Bagian Pengelolaan Perusahaan
Daerah Parkir Makasaar Raya sebagai berikut:
a. Mengelola tempat parkir pemerintah atau titik-titik parkir disisi bahu jalan
serta membina dan mengawasi perparkiran lainnya.
b. Menyusun program kerja dalam rangka pengembangan perparkiran.
c. Mengelola pemungutan tarif tempat-tempat parkir, lingkungan parkir dan
pelataran parkir yang dikelola swasta.
d. Bekerjasama dengan pihak-pihak lain, dalam membangun dan
mengusahakan gedung parkir atau pelataran parkir yang disewakan.
e. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pengelolaan
lokasi parkir.
f. Mengadakan pengawasan dan penertiban atas kegiatan parkir yang tidak
resmi.
g. Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan masalah
pengelolaan parkir.
h. Mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian lain yang berkaitan dengan
bagian tugasnya.
i. Bagan pengelolaan terdiri dari : Seksi pendataan dan perizinan, Seksi
pelataran umum, Seksi Pelataran khusus (Insidentil).
j. Tiap seksi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 masing-masing dipimpin
oleh seorang kepala seksi dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah
48
dan bertanggung jawab kepada kepala bagian pengelolaan.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Kepala Bagian Produksi PD Parkir
Makassar Raya adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengkordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari seksi
retribusi, seksi penagihan dan Seksi Pelataran Parkir .
b. Merencanakan, mengkordinir dan mengawasi pengaturan Oprasional
pengelolaan Parkir pada Unit-unit parkir, pelataran Swasta dan unit usaha
perparkiran terhadap masyarakat
c. Meyelenggarakan perencanaan teknik penyiapan sarana dan perencanaan
teknik operasional pelayanan.
d. Menyusun rencana pengadaan kebutuhan tanda (Karcis) Parkir,
menyalurkan kebutuhan dan kelengkapannya.
e. Mengatur pegelolaan Lokasi Parkir serta menyusun rencana peyediaan
lokasi parker.
f. Melaksanakan sistem administrasi teknik baik untuk pemakaian materi
maupun pelaporannya, demikian pula Oprasional Pelaksanaannya terhadap
semua kegiatan lapangan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Administrasi Kepegawaian PD
Parkir Makassar Raya adalah sebagai berikut :
a. Membantu Kepala Bagian Umum dan PSDM dalam melaksanakan dan
merumuskan langkah-langkah tiap kebijaksanaan perusahaan dalam
bidang kepegawaian.
49
b. Menangani pelaksanaan seleksi/rekruitment calon karyawan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan perusahaan.
c. Melaksanakan fungsi manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
hal pengangkatan pengembangan pemeliharaan dan pemutusan hubungan
kerja.
d. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian yang meliputi pengangkatan
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pemberhentian, mutasi/ promosi ,
cuti pegawai, absensi usul pensiunan pegawai.0020
e. Mempersiapkan dan menyusun syarat-syarat dan kualifikasi calon pegawai
yang dibutuhkan. Menyelenggarakan seleksi calon pegawai serta
mempersiapkan surat panggilan bagi calon pegawai yang memenuhi
syarat.
f. Mengadakan koordinasi dengan seksi-seksi lain yang berkaitan dengan
bidang tugasnya.
g. Mengumpulkan/ mengelola data pegawai untuk perencanaan pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia.
h. Mempersiapkan pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi
sekaligus pemberian sanksi atas pelanggaran.
i. Berusaha untuk tetap memelihara dan mempertahankan kinerja dan
prestasi yang baik bagi para pegawai.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bagian Umum.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Perlengkapan PD Parkir Makassar
Raya adalah sebagai berikut :
50
a. Bertanggung jawab menyangkut pengadaan, pengamanan serta,
pendistribusian bahan/material yang dibutuhkan untuk menunjang
kelancaran kegiatan perusahaan.
b. Menyusun Program kerja dan mengkoordinir serta mengawasi program
kerja bagi pengadaan.
c. Menyusun rencana pengadaan kebutuhan bahan/karcis berdasarkan
permintaan seluruh bagian dan seksi dalam lingkungan perusahaan.
d. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan perusahaan- perusahaan
supplier percetakan yang memenuhi syarat sebagai rekanan perusahaan .
e. Menjamin bahwa barang-barang baik cetakan maupun material lainnya
benar-benar sesuai dengan volume, ukuran dan spesifikasi serta kualitas
yang dibutuhkan.
f. menangani dan menyelesaikan semua urusan dengan instansi pemerintah
terkait atas semua hal yang menyangkut masalah pembelian, pengadaan
bahan/barang cetakan dan material lainnya.
g. Mengatur penyimpanan, pengamanan dan pengeluaran barang dari gudang
berdasarkan sistem dan prosedur yang berlaku.
h. Menyusun dan mengusulkan kepada manajer keuangan rencana anggaran
yang dibutuhkan untuk pengadaan bahan, material, cetakan dan suku
cadang sekaligus penjadwalan pembayarannya.
i. Menyelenggarakan tata usaha bagian pengadaan menurut standar
administrasi perusahaan.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian umum.
51
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Humas PD Parkir Makassar Raya
adalah sebagai berikut :
a. Menerima seluruh pengaduan baik dari konsumen maupun dari Karyawan
yang berhubungan dengan perparkiran.
b. Memberikan solusi atas semua pengaduan sesuai dengan kebijakan
Perusahaan yang telah ditetapkan dari atau melanjutkan ketingkat yang
lebih tinggi untuk penyelesaiannya.
c. Memberikan penerangan dan pemahaman kepada pengguna jasa
perparkiran atas semua kebijaksanaan perusahaan dalam rangka untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
d. Memberikan pemahaman dan penerangan kepada petugas-petugas
perusahaan akan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
menjalankan kebijaksanaan Perusahaan .
e. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan Pemda kepada baik pegawai
maupun konsumen pengguna jasa perparkiran khususnya menyangkut
Perparkiran di Kota Makassar.
f. Membantu Kepala Bagian Umum dalam merumuskan sistem dan
penerangan terbaik dalam bidang tugasnya.
g. Memelihara dan menjaga hubungan baik dengan media baik elektronik
maupun surat kabar dalam rangka untuk mempermudah mensosialisasikan
tugas-tugas perusahaan kepada masyarakat.
h. Meneliti, mempelajari dan melaksanakan petunjuk perundang-undangan
yang berlaku.
52
i. Memberikan informasi dan usulan perbaikan atas kelemahan/kekurangan
dari peraturan perparkiran untuk kepentingan perusahaan.
j. Mengkoordinir/ engurus pelaksanaan asuransi para karyawan Jukir serta
barang-barang inventaris perusahaan
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kabag Umum.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Pembukuan PD Parkir Makassar
Raya adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa segala kegiatan yang menyangkut penerimaan/ sesuai petunjuk
yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan dan menyesuaikan pembukuan pada buku pembantu dan
buku retribusi Parkir.
c. Membantu Kepala bagian keuangan dalam bidang tugasnya, buku besar
maupun pendukung lainnya yang diperlukan.
d. Membukukan semua transaksi keuangan dan biaya Perusahaan dengan
tepat waktu.
e. Meninjau kembali dan menyesuaikan kebijaksanaan pembukuan dengan
prinsip dan norma akuntansi/standar akuntansi keuangan.
f. Mengadakan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran penerimaan
serta mencocokkan angka-angka dalam pembukuan.
g. Mengadakan Koordinasi dengan seksi-seksi lainnya yang berkaitan dengan
bidang tugasnya.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan.
53
i. Menjamin bahwa setiap pembayaran sudah sesuai dengan sistem dan
prosedur yang berlaku di perusahaan.
j. Membuat laporan keuangan kepada kabag keuangan atas semua transaksi
yang terjadi setiap hari.
k. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada bagian keuangan
dalam rangka pengamanan pembukuan untuk kepentingan perusahaan.
l. Mengadakan Verifikasi atas dan menandatangani semua tagihan sebelum
dilakukan pembayaran oleh Kasir.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Anggaran PD Parkir Makassar
Raya adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun semua data potensi perparkiran dan membuat laporan secara
periodik.
b. Membuat perencanaan anggaran belanja PD. Parkir Makassar Raya dalam
satu tahun
c. Mengadakan Koordinasi dengan seksi-seksi lainnya yang berkaitan dengan
bidang tugasnya.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Keuangan.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Kasir PD Parkir Makassar Raya
sebagai berikut :
a. Menyimpan dan menjamin keamanan uang dan surat-surat berharga
lainnya yang ada di kas .
b. Melakukan pembayaran kepada pihak lain dengan berdasarkan prosedur
yang ditetapkan perusahaan
54
c. Menyimpan dan mengamankan bukti-bukti masuk dan keluarnya uang dari
kas.
d. Menjamin bahwa apa yang dibayarnya telah sesuai dengan prosedur yang
berlaku di Perusahaan.
e. Mengadakan opname kas setiap hari sebelum jam kantor berakhir.
f. Membuat laporan secara kontinue tentang keadaan kas Perusahaan kepada
bagian Keuangan untuk selanjutnya kepada Direksi.
g. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada bagian keuangan
tentang kemungkinan-kemungkinan dilakukannya sistem administrasi
yang lebih efisien dan efektif.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian
Keuangan.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Penagihan PD Parkir Makassar
Raya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Penagihan terhadap konsumen pengguna jasa parkir dan atau
Juru parkir yang ditugaskan untuk itu.
b. Melakukan penagihan terhadap pelanggan untuk pelataran khusus dan
pelanggan bulanan.
c. Menjual dan sekaligus melakukan penagihan terhadap pelanggan yang
menggunakan sticker/kartu bebas parkir.
d. Menjamin bahwa penagihan yang dilakukannya sudah sesuai dengan
sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.
55
e. Mengusahakan agar setiap pembayaran atas tagihan yang dilakukan
dibayarkan tepat waktu.
f. Menjamin bahwa seluruh hasil diperoleh disetor pada kesempatan pertama
ke kas perusahaan.
g. Membuat atau memberikan laporan harian kepada bagian produksi atas
pelaksanaan tugas-tugas dan hasil yang telah dicapai.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada bagian produksi
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Penetapan PD Parkir Makassar
Raya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan dan menetapkan tarif jasa pelataran parkir baik pelataran
umum maupun Insidentil.
b. Menentukan dan menetapkan tarif jasa pelataran parkir baik pelataran
khusus maupun tarif berlangganan dengan menggunakan sticker.
c. Menjamin tersedianya informasi akan jumlah dan nilai penetapan yang
telah dibuat khususnya tempat parkir khusus dan bulanan.
d. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan seksi pendataan agar
selalu akurat dalam membuat penetapan.
e. Menjamin bahwa setiap penetapan yang dibuat sudah memenuhi prinsip-
prinsip keadilan, kemampuan dan kebijaksanaan.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kabag Produksi.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Peralatan PD Parkir Makassar Raya
sebagai berikut :
56
a. menyiapkan seluruh perlengkapan juru parkir yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
b. Menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan untuk titik-titik parkir pada
pelataran umum termasuk rambu-rambu parkir.
c. Mengadakan pemeliharaan dan perawatan atas seluruh peralatan/ rambu-
rambu parkir agar selalu siap untuk digunakan.
d. Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada bagian produksi atas
rencana program peremajaan peralatan termasuk rencana inventaris.
e. Mengatur pemanfaatan semua unit peralatan dan mengawasinya agar
efisien dan efektif.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kabag Produksi.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Komersial Perusahaan Daerah
Parkir Makasaar Raya sebagai berikut:
a. Mendata semua juru parkir didalam wilayah Kota Makassar melalui
koordinasi dengan Seksi Pelataran Umum.
b. Mencatat data-data semua juru parkir yang bertugas dalam perparkiran
meliputi data pribadi, tempat tugasnya dan data-data lain yang diperlukan.
c. Membuat Tanda Pengenal semua juru parkir untuk digunakan pada saat
bertugas.
d. Memantau dan mendata potensi perparkiran di Tepi Jalan Umum atau
Pelataran Umum yang belum dikelola atau belum ditempatkan juru parkir
dan melaporkan kepada Kepala Bagian Pengelolaan dan dikoordinasikan
57
kepada Seksi Pelataran Umum untuk ditindaklanjuti dengan menempatkan
juru parkir baru.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Pelataran Umum Perusahaan
Daerah Parkir Makasaar Raya sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi dan pengawasan secara terus menerus terhadap
pelataran tepi jalan umum untuk meningkatkan pendapatan.
b. Melakukan evaluasi dan pengawasan secara terus menerus terhadap
pelataran Insidentil untuk meningkatkan pendapatan.
c. Mengadakan pengawasan atas sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh
perusahaan.
d. Mengusulkan perbaikan-perbaikan atas pelataran atau marka-marka parkir
untuk pelayanan terhadap pengguna jasa parkir.
e. Mencari peluang-peluang untuk pengembangan pelataran-pelataran umum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Kabag. Pengelolaan.
Fungsi Tugas/Tanggung Jawab Seksi Insidentil Perusahaan Daerah
Parkir Makasaar Raya sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi dan pengawasan secara terus menerus terhadap
pelataran pelanggan bulanan untuk meningkatkan pendapatan.
b. Melakukan evaluasi dan pengawasan secara terus menerus terhadap
pelataran khusus, pusat niaga, dan daerah wisata.
c. Melakukan pengawasan terhadap pelataran pelanggan khusus seperti
gudang, pabrik, TPI, pelabuhan.
58
d. Mengajukan saran-saran dan pertimbangan kepada bagian pengelola untuk
perbaikan pelayanan kepada konsumen pengguna jasa parkir, misalnya
perbaikan marka dll.
e. Mencari peluang-peluang untuk memperluas pelanggan dibidang pelataran
khusus.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang ditugaskan bagi pengelola.
Nilai dan Sasaran dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab dan fungsi
sebagai sebuah perusahaan daerah, PD Parkir Makassar Raya senantiasa
menganut prinsip-prinsip nilai budaya perusahaan (corporate culture) dengan
berlandaskan budaya kualitas (quality culture), budaya bisnis(business
culture). Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan Perusahaan Daerah yang mampu memberikan pelayanan jasa
perparkiran kepada masyarakat secara optimal dan memuaskan.
b. Mengoptimalkan pendapatan dalam rangka upaya untuk menjadikan
perusahaan daerah yang terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap
PAD Kota Makassar.
c. Meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, sarana dan teknologi perparkiran.
d. Menertibkan kawasan-kawasan/ area perparkiran diseluruh Kota Makassar
Raya menjadi lebih mana, nyaman dan memuaskan.
e. Melakukan penertiban juru parkir liar
f. Memupuk dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha,
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga iptek baik di dalam maupun diluar
59
negeri dalam rangka pengembangan organisasi perusda perparkiran dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Keadaan Pegawai Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya adalah
pelaksana tugas perkantoran baik dari segi fisik maupun dari segi materialnya.
Dalam hal ini pegawai adalah manusia yang mempunyai sifat keterbatasan
pikiran, waktu, tenaga, dan lain-lain. Dari keterbatasan-keterbatasan yang ada
kiranya perlu mendapat suatu bentuk pembinaan-pembinaan, seperti pelatihan
kerja dan sebagainya. Efektif tidaknya suatu organisasi tetap tergantung pada
orang-orang yang membantu dalam menyukseskan pengelolaan retribusi parkir
yang ada dalam kantor tersebut. Kualitas dan kemampuan dari para pegawai
tentunya menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan kerja yang optimal sehingga
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Visi PD Parkir Makassar Raya yaitu optimalisasi pelayanan perparkiran
yang tertib, aman, nyaman, terkendali dan berwawasan lingkungan dalam
mewujudkan Makassar Kota Dunia.
Misi PD Parkir Makassar Raya
Untuk mewujudkan visi tersebut maka dirumuskan ke dalam 5 misi utama
sebagai berikut :
a. Membentuk sistem perparkiran untuk menunjang kelancaran lalu lintas
dan mengoptimalkan fungsi jalan.
b. Membentuk sumber daya masunia (SDM) perparkiran yang berkualitas
dan profesional.
c. Meningkatkan efesiensi perparkiran dengan fasilitas pendukung.
60
d. Meningkatkan dan mengembangkan fungsi satuan ruangan parkir (SRP)
tepi jalan sepanjang tidak menganggu kelancaran lalu lintas.
e. Mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari jasa
parkir.
Tujuan PD Parkir Makassar Raya yaitu :
a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat di
bidang sarana perparkiran,
b. Meningkatkan pendapatan asli daerah.
Penerimaan PD Parkir Makassar Raya berdasarkan Perda No. 17 Tahun
2006, Surat Keputusan Walikota Makassar No.935/KEP/188.342/2006, tentang
Pengelolaan Perparkiran di Kota Makassar. Dan Surat Keputusan Walikota
Makassar No.64 Tahun 2001 tentang Penetapan Tempat Parkir Tepi Jalan
Umum, Tempat Parkir Khusus, Tempat Parkir Langganan Bulanan dan Tata
Cara Penagihannya. Menetapkan 4 sumber Penerimaan PD Parkir Makassar
Raya:
a. Parkir Tepi Jalan Umum Adalah pungutan atas kendaraan berhenti di tepi
jalanan umum dalam kawasan Kota Makassar.
b. Parkir Komersil Adalah pungutan atas kendaraan angkutan (truck barang)
yang melewati perbatasan dalam wilayah Kota Makassar.
c. Parkir Insidentil Adalah pungutan yang diberlakukan ketika ada acara
tertentu, misalnya pernikahan, dan lain-lain dalam wilayah Kota Makassar.
d. Parkir Langganan Bulanan (PLB) Adalah pungutan atas suatu unit usaha
dalam Kota Makassar yang memiliki pelataran parkir.
61
Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Terminal Parkir Elektronik
(TPE) yaitu :
a. Prosedur TPE
1) Parkir kendaraan pada temparnya.
2) Pengguna datang ke mesin TPE terdekat.
3) Masukan nomor kendaraan dan tekan √.
4) Tekan yang gambar rumah untuk memilih jenis kendaraan.
5) Tekan + atau – untuk durasi parkir.
6) Tekan √ untuk melakukan konfirmasi.
7) Tempelkan uang elektronik anda.
8) Ambil tiket parkir.
b. Ketentuan Tarif parkir yang berlaku:
Peraturan daerah kota makassar nomor 17 tahun 2006 tentang
pengelolaan parkir tepi jalan umum dalam daerah Kota Makassar Bab III
Jenis pungutan dan tarif jasa pasal 5.
Tabel 3 Jenis Kendaraan dan Tarif Parkir
No Jenis Kendaraan Tarif Parkir Perjam
1 Motor Rp. 3.000,-/jam
2 Mobil Rp. 5.000,-/jam
3 Truk & Bus Rp. 7.000,/jam
Sumber : Arsip PD. Parkir Makassar Raya
Berdasarkan tabel 3 di atas bahwa tarif parkir kendaraan motor
paling rendah dengan tarif parkir perjam Rp. 3.000, selanjutnya tarif parkir
kendaran mobil dengan tariff parkir perjam Rp. 5.000 dan tarif parkir
62
perjam yang tertinggi adalah kendaraan Truk & Bus dengan tarif parkir
perjam RP. 7000.
c. Tempat diterapkan dan jumlah Terminal Parkir Elektronik:
Pemilihan tempat dan jumlah alat TPE sebelum pemasangan di
bahu jalan telah dilakukan survai awal terlebih dahulu jalan mana saja
yang lebih berpotensi dan jumlah pemasangan alat TPE sesuai dengan
jalan yang telah ditentukan pada saat survai awal dilakukan terlebih
dahulu.
Tabel 4 Tempat dan Jumlah Alat TPE
No Nama Jalan Jumlah Alat TPE
1 Jalan Sumba Opu 10
2 Jalan Penghibur 11
3 Jalan RA. Kartini 4
Jumlah Semua Alat 25
Sumber : Arsip PD. Parkir Makassar Raya
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah alat TPE
yang paling banyak ada di jalan sumba opu yaitu 11 alat, selanjutnya di
jalan sumba opu 10 alat sedangkan di jalan RA. kartini terdapat 4 alat.
d. Pembayaran menggunakan uang elektronik:
Untuk lebih jelasnya gambar ada di lampiran.
B. Penerapan Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE)
Berdasarkan Lima Atribut Inovasi
Menurut Muluk (2008:44) mengenai inovasi yang berarti mengubah
sesuatu hal sehingga menjadi sesuatu yang baru. Selanjutnya, Muluk (2008:43)
menambahkan bahwa inovasi juga merupakan instrumen untuk
63
mengembangkan cara-cara baru dalam menggunakan sumber daya dan
memenuhi kebutuhan secara lebih efektif. Inovasi dapat dilihat dari dua sudut
pandang, inovasi sebagai “obyek” dan sebagai “aktivitas”.
Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah
ada atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi
terobosan-terobosan baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator
(orang yang membuat inovasi). Kata inovasi juga dapat diartikan sebagai
“proses” atau “hasil” pengembangan dan atau pemanfaatan atau mobilisasi
pengentahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknoligis) dalam
pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses yang dapat
memberikan nilai yang lebih berarti.
Inovasi baru diperlukan untuk pentingnya dalam perparkiran. Sistem
parkir dengan memanfaatkan teknologi demi meningkatkan kualitas pelayanan
parkir dan sebagai upaya peningkatan pendapatan perusahaan. Manajemen
pengelolaan keuangan untuk memanfaatkan sistem yang terintegrasi dengan
teknologi akan mudah mendata jumlah kendaraan dan lokasi parkir di Kota
Makassar. Alat yang digunakan dengan sistem terminal parkir elektronik
(TPE).
Penerapan Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) merupakan
program pembaruhan dari pemerintah dan PD. Parkir Makassar Raya yang
membuat inovasi terbaru menggunakan suatu alat atau mesin pembayaran
parkir yang terbaru yang berbasis teknologi dan perparkiran kendaraan di bahu
jalan secara resmi berdasarkan kebijakan yang tercantum dalam Peraturan
64
Pemerintah Daerah Kota Makassar Nomor 17 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Parkir Tepi Jalan Umum dalam Daerah Kota Makassar pasal 3
ayat 1 dan 2. Adapun tambahan kelengkapan yang dibutuhkan dalam program
sistem terminal parkir elektronik (TPE) yaitu sarana CCTV untuk melakukan
pengawasan terhadap jukir atau daeng parkir yang dipantau atau dikontrol
langsung dari kantor
Selain itu didukung oleh teori yang dikemukakan oleh West & Far
(Ancok 2012) pengenalan dan penerapan dengan segala gagasan, prosedur,
produk dan prosuder yang baru pada unit yang menerapkan, yang dirancang
untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas.
Dari penjelasan di atas tersebut, maka dalam penelitian ini akan
diuraikan Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) dalam Penerapan
Inovasi Sistem Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar. Terdapat 5
item penting untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan penerapan sistem
terminal parkir elektronik (TPE) berdasarkan 5 atribut inovasi ayaitu meliputi:
(1) Keunggulan Relatif; (2) Kesusaian; (3) Kerumitan; (4) Kemungkinan
Dicoba; (5) Kemudahan Diamati. Hasil pengkajian ketiga hal tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Keunggulan relatif
Keunggulan relatif yaitu tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah
lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa
dilakukakan dan sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
65
penerimanya. Menurut Everett M. Rogers (Suwarno 2008) Keunggulan
relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Sebuah inovasi harus mempunyai kelebihan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi yang ada sebelumnya. Selalu ada nilai
kebaruan yang melekat pada dalam inovasi yang menjadi ciri yang
membedakan dengan yang lain. Tingkat keuntungan atau manfaat suatu
inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi, atau dari faktor kesenangan,
status sosial kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang penting.
Makin menguntungkan bagi penerima sehingga makin cepat tersebarnya
inovasi.
Keunggulan relatif merupakan salah satu alat prediksi terbaik dari
berbagai banyaknya adopsi inovasi. Terdapat beberapa dimensi dari
keunggulan relatif yaitu tingkat keuntungan ekonomi, mengurangi
ketidakcocokan, dan pemberian keuntungan. Maka dengan melalui program
sistem terminal parkir eloktronik (TPE) yang telah dibuat oleh pemerintah
kota makassar dan dilaksanakan oleh PD. Parkir Makassar Raya di harapkan
dapat memberikan peningkatan pendapatan asli daerah dan mencegah
adanya kebocoran dalam penerimaan pendapatan. Program ini tentunya
memiliki keunggulan tersendiri yang di mana merupakan bagian dari
pencapaian tujuan dari penerapan program sistem terminal parkir eloktronik
(TPE).
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi keuntungan dari program
sistem terminal parkir eloktronik (TPE) dibandingkan inovasi sebelumnya,
66
berikut hasil penuturan dari Direktur Operasional PD. Parkir Makassar
Raya.
“Keunggulan dari TPE ini lebih fleksibel, tidak ribet di bandingkan
yang menggunakan android karena yang menggunakan android gagal,
kalau mau bandingan ini lebih simple dibandingkan yang menggunakan
android” (wawancara dengan Bapak SP, 08 juli 2019)
Kemudian lanjut lagi ditambahkan oleh Kaepala Bagian Umum PD.
Parkir Makassar Raya mengenai keunggulan dari program ini yang
mengatakan :
“Kalau TPE keamanannya ada dan tarifnya sudah terkontrol melalui
sistem dari alat, tidak lamanya lagi orang parkir sehingga tidak
menimbulkan kemacetan, sedangkan kalau konfesnsional terkadang
tarifnya tidak terkontrol tiba” biasa mintanya lebih pada saat situasi
tertentu kalau konfensional juga tingkat kemacetannya lebih tinggi
karena adanya penumpukan kendaran” (wawancara dengan Bapak AM,
24 juli 2019)
Lalu kemudian ditambahkan oleh pegawai PT KTI yang menjadi
keunggulan dari program sistem terminal parkir elektronik (TPE) :
“Keunggulan dari perparkiran adanya TPE ini dek, adanya TPE kita
juga bisa mengaktifkan masalah jukir, karena jukir tidak seperti dulu
sekarang digaji ada pendapatan dia menghasilkan perbulannya memang
ada gaji yang perminggu sesuai dengan yang mereka minta, dulu dari
permintaan jukir ada yang mau di gaji perbulan dan ada yang mau
perminggu begitu, TPE ini tetap di kordinis oleh PD. Parkir Makassar
Raya”(wawancara dengan Bapak NS, 18 Agustus 2019)
Dari hasil wawancara di atas penulis berpendapat bahwa
keunggulan relatif dari program sistem terminal parkir elektronik (TPE) di
Kota Makassar yaitu dengan kebijakan PD. Parkir Makassar Raya yang
membuat program TPE menggunakan alat teknologi untuk mengurangi
kebocoran terhadap retribusi parkir, tidak ribet, aman, dengan alat ini juga
semua tarif perparkiran sudah terkontrol dan adanya TPE ini bisa
67
meningkatan pendapatan daerah menjadi lebih meningkat dan keunggulan
juga dirasakan oleh para daeng parkir yang dimana sebelumnya gajinya
tidak menentu sekarang dengan adanya alat atau mesin TPE ini daeng parkir
di gaji tiap bulannya.
Keunggulan suatu inovasi merupakan suatu aspek yang sangat
penting dalam melaksanaan suatu program. Karena dengan keunggulan dari
suatu inovasi mempunya ciri khas atau kelebihan tersendiri sehingga
masyarakat mudah menggunakan dari inovasi tersebut, dari keunggulan
inovasi tersebut bisa memberikan sesuatu hasil yang baik atau bagus
sehingga tujuan dari program tercapai
2. Kesusaian
Kesusaian ialah tingkat kesuasaian dari suatu inovasi, apakah
dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman san
kebutuhan masyarakat. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang dianut oleh adopter maka inovasi baru tersbut
tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh adopter.
Menurut Everett M. Rogers (Suwarno 2008) Kesesuaian ialah
tingkat kemiripan inovasi dengan nilai, pengalaman yang lalu, dan
kebutuhan untuk penerima. Hal tersebut dimaksud agar inovasi yang
sebelumnya atau yang lama tidak langsung dibuang begitu saja selain
karena alasan faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi yang
sebelumnya atau yang lama menjadi bagian dari proses perpindahan ke
inovasi baru, selain itu, dapat memudahkan proses adaptasi dan proses
68
pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat, akan tetapi inovasi yang
tidak sama dengan nilai atau norma yang diinginkan oleh penerima, tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di
masyarakat.
Kesesuaian dengan kebutuhan merupakan suatu yang harus dipenuhi
oleh seseorang. Inovasi dilakukan sebagai sebuah jawaban atas
perkembangan kebutuhan masyarakat. Hasil wawancara dengan Direktur
Operasional PD. Parkir Makassar Raya:
“Iya, karena sekarang itu parkir sudah menjadi kebutuhan jadi
paradigmanya itu sudah berubah kalau dulu hanya sekedar parkir saja
tapi sekarang sudah menjadi bekubutuhan”(wawancara dengan Bapak
SP, 08 juli 2019)
Dengan adanya TPE ini maka kebutuhan masayarat dalam
perparkiran bisa terpenuhi dengan meningkatnya tiap tahun jumlah
kendaraan, parkir sudah menjadi kebutuhan di Kota Makassar. Kemudian
beliau melanjutkan mengenai kesusaian dari program sistem terminal parkir
elektronik (TPE).
“Sekarang saya kasih analogi kenapa ini mall sekarang menyediakan
parkir valet nah kalau saya mau tenang kendaran aman saya
menggunakan valet terus orang tanya mahal pak biarlah mahal dari
pada dibandingkan dengan rusaknya kendaraan saya memiliih mahal
bayar, nah itu membutikan bahwa parkir itu sudah menjadi kebutuhan
bukan lagi sekedar begini” (wawancara dengan Bapak SP, 08 juli 2019)
Inovasi yang dibuat oleh pemerintah harus memperhatikan dari
segi kebutuhan maupun mekanismenya sehingga masyarakat dapat
menggunakan dengan mudah alat TPE, berikut hasil wawancara dengan
salah satu masyarakat sebagai berikut :
69
“Iya sesuai, karena dulu itu parkir konfensional bisa nah naikan
harganya tidak sesuai dengan tarif normalnya sekarang ini mengunakan
alat teknologi mi tidak bisa mi nah naikan harganya jadi kita bayar
sesuai yang di karcis atau struk” (wawancara dengan Bapak AK, 18 Juli
2019)
Hasil wawancara di atas, penulis berpendapat bahwa program ini
sudah sesuai dengan kondisi masyarakat setempat khususnya di jalan somba
opu, jalan penghibur dan jalan RA. Kartini karena lokasi ini kurangnya
lahan parkir. Untuk mengatasi hal tersebut PD. Parkir Makassar Raya
membuat kebijakan perparkiran di bahu jalan secara resmi dengan
menggunakan alat TPE. Dengan demikian sistem terminal parkir elektronik
(TPE) yang dilakukan oleh pemerintah dan PD. Parkir Makassar Raya yang
diberikan kepada masyarakat dapat memberikan kenyamanan langsung
kepada masayarakat yang parkir depan alat TPE.
Kesusaian merupakan salah satu faktor yang sangat mepengaruhi
inovasi tersebut agar dapat memudahkan proses adaptasi dan proses
pembelajaran terhadap inovasi yang baru, antara perparkiran sebelumnya
juga harus disesuaikan untuk perpindahan perparkiran dari konfensional
sekarang menjadi perparkiran teknologi yang menggunakan alata atau
mesin.
3. Kerumitan
Kerumitian ialah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk
diadopsi, seberapa sulit untuk memahami dan menggunakan inovasi.
Semakin mudah suatu inovasi dimengeri dan dipahami oleh adopter, maka
semakin cepat inovasi diadopsi. Menurut Everett M. Rogers (Suwarno
70
2008) Kerumitan adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima, dengan sifatnya yang baru maka
inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih besar dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya, namun, karena sebuah inovasi yang
menawarkan cara yang lebih baik dan lebih baru maka tingkat kerumitan ini
pada dasarnya tidak menjadi suatu masalah yang penting
Inovasi yang baru tentunya bisa membuat masyarakat merasa mudah
dan nyaman dalam menggunakan inovasi yang baru yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara umum. Dari beberapa inovasi ada yang mudah
dimengerti dan digunakan dan ada juga yang sebaliknya sulit dimengerti
dan digunakan. Pengguna inovasi akan menilai tingakat tendala dan masalah
yang akan dihadapinya ketika mereka menggunakan inovasi.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kerumitan dari program
sistem terminal parkir elektronik (TPE), Adapun wawancara dengan
Direktur Operasional PD. Parkir Makassar Raya mengenai kerumitan dari
program sistem terminal parkir elektronik (TPE) di Kota Makassar yaitu :
“Oh iya, kendala awal itu karena barang baru, kendalanya kita itu pada
jukir mereka tidak menginginkan itu karena mereka tahu bahwa kalau
itu terpasang tidak bisa main-main itu kendala itu utamanya, jadi
tantangannya pada jukir yang lama yang konfensional dan kalau
masyarakat pengguna kayanya tidak ada, belum ada saya jumpai
sekarang masalah dari pengguna jasa, itu awal waktu kita mau pasang
itu ditantang oleh jukir, tapi kita perlakukan jukir yang ada disitu kita
tidak hilangkan” (wawancara dengan Bapak SP, 08 juli 2019)
Kemudian lanjut lagi ditambahkan oleh Kepala Bagian Umum PD.
Parkir Makassar Raya yang mengenai program ini yang mengatakan :
71
“Ada masyarakat yang membutuhkan harapan teknologi ada juga yang
merasa terganggu dengan yang ini karena dia pikir kalau yang teknologi
tarifnya mahal, jadi memang bervariasi, ada masyarakat yang
memngiginkan sistem pengelolaan parkir modern, ada juga yang
merasa terbebani dengan parkir yang modern karena persoanalan
tarifnya itu” (wawancara dengan Bapak AM, 24 juli 2019)
Lalu lanjut lagi ditambahkan oleh Daeng Parkir yang di jalan
penhibur mengenai kerumitan dari program sistem terminal parkir
elektronik (TPE) di Kota Makassar:
“Mungkin kalau yang lain banyak yang komplain, tapi kalau disni
tamu-tamu orang yang nginap biasa komplain karena sekian begini dia
bayar karena parkirnya di hitung perjam”(wawancara dengan Bapak
HM, 24 Juli 2019)
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Daeng Parkir yang di jalan
penghibur di atas, Daeng Parkir jalan sumba opu menambahkan sebagai
berikut :
“Kebanyakan orang komplain, komplain masyarakat biasanya sebentar
sekali parkir di depan toko jamu parkir nah bilang kenapa mahal sekali
lima ribu padahal sebentar sekali ji”(awancara dengan Bapak AL,18
Agustus 2019)
Dari hasil wawancara di atas penulis berpendapat bahwa kerumitan
dari proram sistem terminal parkir elektronik (TPE) ini yaitu adanya
penolakan jukir atau daeng parkir tidak paham dengan penggunaan TPE dan
kurangnya pemahaman masyarakat bahwa tarif parkir untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pembayarannya langsung masuk ke
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga bisa meminimalisasikan pungutan
liar dengan menggunakan pembayaran uang elektronik (UNIK) yang
ditempelkan pada mesin TPE. Berikut hasil wawancara dengan Pegawai PT
KTI :
72
“Adanya alat ini ada masyarakat yang setuju dan tidak setuju tapi
kebanyakan yang setuju saya perhatikan selama berjalan mesin ini ada
yang komplain satu-satu tapi dia komplainnya mungkin sengaja atau
tidak sengaja untuk pancing jukirnya atau pegawasnya untuk bertanya
lebih lanjut. Kalau masalah kendala mesin tidak bermasalah kalau ada
masalah sebentar cepat diperbaiki dilihat disistem ada sedikit
kekurangannya cepat ji dilaporkan dan cepat ditanggulangi karena
barangnya elektronik jadi harus di awasi terus” (wawancara dengan
Bapak NS, 18 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pegawai PT KTI mengatakan
bahwa kerumitan dalam program sistem terminal parkir elektronik (TPE)
yaitu ada masyarakat yang setuju dan ada juga yang tidak setuju dengan
adanya alat ini, masalah pada alat mesin TPE semuanya sudah diawasi dan
cepat diselesaikan ketika terjadi kerusakan pada alat TPE.
4. Kemungkinan dicoba
Kemungkinan dicoba atau dapat duji coba merupakan tingkat apakah
suatu inovasi dapat dicoba terlebih dahulu atau harus terkait untuk
menggunakannya. Suatu inovasi dapat diuji cobakan pada keadaan
sesungguhnya, inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih
mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan
keunggulannya.
Inovasi yang dapat diuji cobakan, agar suatu inovasi dapat diadopsi
dengan cepat, maka inovasi tersebut harus mampu menunjukkan
keunggulan. Menurut Everett M. Rogers (Suwarno 2008) adalah
kemampuan untik diuji coba bertujuan untuk mengurangi ketidak pastian
masyarakat terhdap inovasi tersebut. Untuk diujicobakan atau
kemungkinan dicoba maksudnya adalah dimana suatu inovasi dapat dicoba
73
atau oleh penerima. Inovasi dapat diterima apabila teruji, telah terbukti dan
mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi
yang sebelumnya atau lama sehingga sebuah produk inovasi harus
melewati tahap uji publik terlebih dahulu agar dimana setiap pihak atau
orang mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.
Sebuh inovasi harus melewati fase uji coba terlebih dahulu, Inovasi
dalam pelayanan publik merupakan penerapan sebuah metode atau cara baru
yang berbeda-beda dengan metode yang sebelumnya bertujuan untuk
memperbaiki metode yang lama sehingga dapat memberikan keunggulan
bagi penggunanya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan
Masyarakat :
“Menurut saya lebih bagus ki yang ini sekarang dari pada dulu yang
konfensional karena yang ini lebih aman, canggi ki juga dan tidak
adami lagi pungli karena menggunakan alatmi, daeng parkir juga
datangi ki kalau mauki membayar baru dia mi yang pergi di
alatnya”(wawancara dengan Bapak AK, 18 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas yang mengatakan bahwa
dengan adanya program ini, masyarakat lebih aman untuk parkir kendaraan,
menghindari terjadinya pungutan liar, dengan menggunakan alat
perparkirkan semakin bagus dan bisa terkontrol dengan baik. Berikut
pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Operasional PD. Parkir
Makassar Raya:
“Program ini sudah bagus karena diadakan uji cobanya 1 minggu atau 2
minggu artinya sekali lagi inikan barang baru harus diadakan uji coba
terlebih dahulu setelah tiap 6 bulan akan diadakan evaluasi, orang ih
bagaimana ini penggunaannya, maka dari itu ada sosialisasi mengenai
alat TPE karena sebelumnyakan hanya parkir konfensional dan
sekarang sudah pakai alat” (wawancara dengan Bapak SP, 08 juli 2019)
74
Dari pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Operasional PD.
Parkir Makassar Raya di atasa, Daeng parkir yang di jalan penghibur
menanbahkan sebagai berikut:
“Iyee diuji coba, saya dari awal disini mulai diuji coba sekarang sudah
berjalan 4 bulan lebih mi, yang digunakan juga alat teknologi mi bukan
mi karcis-karcis yang dirobek kaya dulu”(wawancara dengan Bapak
HM, 24 Juli 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis berpendapat bahwa
dengan adanya program ini untuk menekan kebocoroan Pendapatan Asli
Daerah (PAD), mengurangi potensi pungutan liar, adapun kebijakan dari
PD. Parkir Makassar Raya penerapan TPE ini dilakukan evaluasi setiap 6
bulan sekali, jika dinilai positif atau berhasil dalam meningkatkan daerah
maka PD. Parkir Makassar Raya memperluas zona layanan parkir
menggunakan alat TPE.
5. Kemudahan Diamati
Kemudahan diamati atau dapat diobservasi adalah tingkat bagaimana
hasil penggunaan suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin
mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakim besar kemungkinan
inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang.
Menurut Everett M. Rogers (Suwarno 2008) kemudahan diamati
maksudnya adalah mudah atau tidaknya pengamatan suatu hasil inovasi.
Sebuah inovasi harus dapat dilihat dari segi bagaimana ia dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan bekerja, dengan atribut seperti
itu maka inovasi merupakan cara baru untuk menggantikan cara lama
75
dengan mengerjakan atau memproduksi sesuatu. Berikut hasil wawancara
dengan Direktur Operasional PD. Parkir Makassar Raya:
“Dulukan parkir konfensional sekarang diganti dengan menggunakan
teknologi, jadi istilahnya sekarang milenial itukan tidak ada lagi yang
tidak tahu tentang teknologi, ketinggalan dia kalau tidak tahu
menggunakan, maka TPE hadir untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik dan bekerja dalam perparkiran” (wawancara dengan Bapak SP, 08
juli 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas yang mengatakan bahwa
program ini telah memberikan yang baik bagi masyarakat yaitu agar
masyarakat tidak ketinggalan dalam menggunakan teknologi. Kemudian
untuk pelaksanaan inovasi sistem terminal elektronik (TPE) sudah berjalan
sesuai harapan atau belum, berikut hasil wawancara dengan Pegawai PT
KTI:
“Sampai saat ini pelaksaanannya terus berjalan sesuai harapan. justru
itu sekarang dek kalau ada masyarakat yang masuk parkir kita
dahulukan tanya memang, disinikan sudah parkiran elektronik karena
dia sudah memakasi mesin atau alat disini adapun katrunya yang bisa di
pakai disini kartu mandiri dengan kartu brizzi e-tool, itu memang daeng
parkirnya harus betul-betul bekerja karena semua kendaraan yang
masuk rata- rata belum tahu” (wawancara dengan Bapak NS, 18
Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pemerintah Kota Makassar dan PD. Parkir Makassar Raya akan terus
melakukan perbaikan ketika ada alat yang rusak agar bisa terus berfungsi
dan bisa mendengar komplain-komplain dari masyarakat agar program ini
terus berjalan dengan lancar dan masyarakat bisa lebih mengetahui tentang
program sistem terminal parkir (TPE).
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian maka penulis berkesimpulan bahwa:
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai Inovasi Sistem
Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Kota Makassar, penulis menarik
kesimpulan yaitu penerepan inovasi sistem terminal parkir elektronik (TPE)
merujuk pada 5 indikator yaitu
1. Keunggulan Relatif, di dalam penerapan inovasi TPE dengan adanya alat
tersebut pembayaran yang dilakukan sudah terkontrol sehingga tidak
adanya pungli yang dilakaukan oleh jukir atau daeng parkir, alat yang
lebih modern dan membuat masyarakat lebih aman memarkirkan
kendaraannya di tempat parkir yang telah di sediakan oleh PD Parkir
Makassar Raya.
2. Kesusaian, di dalam penerapan inovasi TPE yang dilakaukan untuk bisa
menyusaikan parkir yang dulu konfensional menjadi perkir elektronik
yang memakai alat, perparkiran konfensional hanya ada daeng parkir atau
juru parkir tapi dengan adanya alat TPE maka juru parkir akan di awasi
oleh pegawai dari PT KTI dan masyarakat juga bisat menyusaikan
perparkiran yang telah ditentukan oleh PD Parkir Makassar Raya.
3. Kerumitan, adapun yang menjadi kerumitan dalam penerapan inovasi TPE
ini yaitu masih ada sebagian masyarakat yang kurang setuju dengan
menggunakan alat ini karena harga perjam untuk parkir terlalu masalah
76
77
untuk mereka yang hanya sebentar parkir di tempat yang ada alat TPE
yang telah di tentukan oleh PD Parkir Makassar Raya.
4. Kemungkinan dicoba, uji coba yang dilakukan selama dua minggu dengan
menggunakan perparkikan alat TPE sebelum diresmikan oleh Pemerintah
Kota Makassar dan PD Parkir Makassar Raya, masyarakat merasa aman
parkir lagi di bahu jalan tidak merasa takut di gembok kendaraannya
karena dengan adanya alat TPE ini yang dipasang di bahu jalan maka
menjadi perparkiran yang resmi bukan parkir liar lagi.
5. Kemudahan diamati, setelah dengan adanya alat TPE maka masyarakat
masih ada juga yang komplain atau tidak setuju, karena sebuah inovasi
atau alat baru maka tidak semua masyarakat bisa menerima dengan
langsung n adanya perparkiran berbasis alat TPE sehingga yang membuat
inovasi ini belum berjalan maksimal.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada Pemerintah Kota
Makassar, PD. Parkir Makassar Raya dan Masyarakat adalah:
1. Diharapakan peran lebih kepada pemerintah Kota Makassar untuk
mendengar komplain-komlain masayarakat mengenai tarif yang terlalu
tinggi dan hitungan perjam.
2. Kepada pemerintah Kota Makassar lebih khususnya kepada PD. Parkir
Makassar Raya diharapkam untuk memperluas sosialisasi kepada
masyarakat yang parkir kendaran di 3 ruas jalan tersbut agar masyarakat
lebih mudah memahami dan mengetahui.
78
3. Diharapakan pemerintah Kota Makassar lebih meningkatkan lagi pakrir
yang berbasi teknologi dan menghilang jukir yang tidak resmi agar
makassar lebih tidak macet karena parkir semebarangan.
4. Kepada pemerintah Kota Makassar khususnya PD. Parkir Makassar Raya
diharapkan untuk mengawasi daeng parkir atau daeng untuk
menggunanakan rompi, id card, karcis pada parkir konfnsional pada saat
berkerja agar masyarakat bisa mengetahui jukir resmi dan tidak resmi.
5. Diharapkan masyarakat agar bisa paham atau mengerti tentang penggunaan
Terminal Parkir Elektronik (TPE).
6. Diharapkan PD. Parkir Makassar Raya dapat mengawal dan megawasi
penerapa program TPE ini secara baik agar bisa berjalan dengan baik
sehingga tidak ada lagi masalah dalam perparkiran.
7. Diharapkan pemerintah Kota Makassar dan PD. Parkir Makassar Raya
melakukan peningkatan dalam pegawasan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
agar bisa terkontrol dengan baik, karena Pendapatan Asli Daerah yang
paling tinggi kebocoran dan kesemberautan dalam perparkiran.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Erlangga: Jakarta.
Darmawan, Ikhsan. 2011. “E-Government : Studi Pendahuluan Di Kabupaten
Sragen”. Proceeding Simpoius Nasional Otonomi Daerah 2011 ISBN: 978-
602-96848-2-7 LAB-ANE FISIP Untrita. Banten.
Djamrut, Dayang Erawati. 2015. Inovasi Pelayanan Publik Di Kecamatan Sungai
Kunjang Kota Samarinda. eJournal Ilmu Pemerintahan. Volume 3 N0. 3.
Fitriana, Diah Nur. 2015. Inovasi Pelayanan Publik BUMN (Studi Deskriptif
tentang Inovasi Boarding Pass System dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Kereta Api PT KAI di Stasiun Gubeng Surabaya. Kebijakan dan
Manajemen Publik. Volume 2 No. 1.
Hartono, D.U. dan Mulyonto E. 2010. Electronic Government Pemberdayaan
Pemerintahan Dan Potensi Desa Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi.
Volume 6. No. 1.
Holle, Erick S. 2011. Pelayanan Publik Melalui Elekctronic Government: Upaya
Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatkan Public
Service. Jurnal Sasi. Volume 17. No. 1.
Joko, Widodo. 2001. Etika Birokrasi dalam Pelayanan Publik, 131, CV Citra
Malang.
Kase, J. 2010. Perencanaan Strategis Sistem Informasi (SI) Pada Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tesis, Universitas Gadjah Mada.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaharuan.
Moenir, A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara:
Jakarta.
Muluk, Khairul. 2008. Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi
Pemerintah Daerah. Jatim: Bayumedia Publising.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2013. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
79
80
Saenab. 2017. “Inovasi Pelayanan Publik Dalam Pelayanan Kesehatan Melalui
Program Home Care (Dottorotta) Di Kota Makassar”. Tesis (Makassar:
Jurusan Administrasi Pembangunan Universitas Hasanuddin).
Setyaningrum, Erna. 2009. Inovasi Pelayanan Publik. Surabaya: Medika Aksara
Globalindo.
Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik Teori
Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: LP3ES.
Suharno. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Jakarta: Ombak Dua.
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi Di Sektor Publik. STIA-LAN Press: Jakarta.
Syafiie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Wijayanti, Sri Wahyuni. 2008. Inovasi Pada Sektor Pelayanan Publik: Jurnal
Administrasi Publik. Volume 4. No. 4. Halaman 39-52
INTERNET:
http://news.rakyatku.com/read/65420/2017/09/14/smart-parking-di-makassar-
berlaku-oktober-2017
http://news.rakyatku.com/read/78055/2017/12/14/penerapan-smart-parking-
berlaku-di-2018
https://www.sulselsatu.com/2017/10/09/makassar/berlakukan-smartphone-
printer.html