SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR TIDAK MEMUTASIKAN
PLAT KODE KENDARAAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT DARI DD KE DC
ASNUR SRIHARTUTI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR TIDAK MEMUTASIKAN
PLAT KODE KENDARAAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT DARI DD KE DC
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
disusun dan diajukan oleh
ASNUR SRIHARTUTI
A31113535
kepada
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
iii
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR TIDAK MEMUTASIKAN
PLAT KODE KENDARAAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT DARI DD KE DC
disusun dan diajukan oleh
ASNUR SRIHARTUTI A31113535
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 6 Desember 2017
Pembimbing I
Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA., CA NIP 196111281988111001
Pembimbing II
Drs. M. Christian Mangiwa, Ak., M.Si., CA NIP 195811101987101001
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 196509251990022001
iv
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR TIDAK MEMUTASIKAN
PLAT KODE KENDARAAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT DARI DD KE DC
disusun dan diajukan oleh
ASNUR SRIHARTUTI A31113535
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 15 Februari 2018 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan
Menyetujui, Panitia Penguji
No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA., CA Ketua 1 ....................
2. Drs. M. Christian Mangiwa, Ak., M.Si., CA Sekertaris 2 ....................
3. Dr. Hj. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA Anggota 3 ....................
4. Drs. H. Abdul Rahman, Ak., MM. Anggota 4 ....................
Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 196509251990022001
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
nama : Asnur Srihartuti
NIM : A31113535
departemen/program studi : Akuntansi
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat
dari DD ke DC adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makasssar, 14 Februari 2018
Yang membuat pernyataan,
Asnur Srihartuti
vi
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan
kepada Allah SWT atas berkah rahmat, kesehatan dan karunia-Nya sehingga
peneliti diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan yang
berjudul “Analisis Faktor-faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor tidak
Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC”.
Selama rentang waktu penyusunan skripsi dan proses menjalankan
semua tugas pokok sebagai umat manusia dan seorang mahasiswa peneliti
banyak mendapat bimbingan, motivasi, pengajaran, bantuan dalam segala
bentuk yang tidak terukur jumlahnya dari berbagai pihak khususnya kepada
ummiku tercinta Bahdia Syukur dan ayahku Abdullah Malik GM serta kedua
kakakku tersayang Amdy Sukmagara dan Ardiman Suryadarma. Tak lupa peneliti
ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof Dr. H. Abd. Rahman Kadir, M.Si., CIPM., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA., CA, selaku pembimbing I dan
Bapak Drs. M. Christian Mangiwa, Ak., M.Si., CA, selaku pembimbing II
atas segala waktu yang diluangkan, saran dan kritik selama proses
penyelesaian skripsi.
3. Ibu Dr. Grace T. Pontoh, S.E., Ak., M.Si., CA, Ibu Dr. Hj. Nirwana, S.E.,
M.Si., Ak., CA, dan Bapak Drs. H. Abdul Rahman, Ak., MM., selaku tim
penguji, tidak hanya menguji tetapi juga memberikan arahan khususnya
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
vii
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Bapak Yohanis Rura,
S.E., Ak., M.SA., CA, selaku ketua dan sekertaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
5. Ibu Rahmawati HS., S.E., M.Si., Ak., CA selaku Penasehat Akademik
peneliti, terima kasih atas semangat dan bimbingannya bagi peneliti
selama ini mulai dari semester satu hingga selesainya peneliti menempuh
studi.
6. Bapak-Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
yang selama ini telah memberikan ilmunya terkhusus kepada peneliti
serta kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis secara
keseluruhan, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bimbingan dan didikannya selama ini.
7. Staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
khususnya departemen akuntansi atas bantuan yang telah diberikan
selama ini.
8. Kepala kantor UPTB Samsat Wilayah Majene Bapak Yusmarlin, S.E,
Bapak Aipda Tri Hartono, S.H, pegawai kantor, beserta seluruh
responden dalam penelitian yang telah memberikan izin kepada peneliti
untuk melakukan penelitian, memberikan informasi, dan data yang
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Muhammad Fikri Fanzuri Kadir yang selalu peneliti repotkan selama
penelitian dan paling bisa diandalkan, terima kasih telah membantu dalam
penyelesaian penelitian.
10. Aco Rangkuti, Jumiaty S, Nur Diana dan cappo lainnya yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, beserta keluargaku tercinta yang selalu
memberikan semangat serta doa.
viii
11. Dyah Ambar Sari yang menjadi partner peneliti dan Siti Aisyah Aldillah
yang membantu dalam mengerjakan penelitian. Terima kasih sudah
menemani mencari responden.
12. Sahabat-sahabat terbaikku Exothiz Ratih Eka Maulidyah, Ratna Sari,
Hairunnisa Mahyuddin, Indriyani Bali, Siti Ameliah dan Andi Ulfah Auliah.
Terima kasih atas doa dan dukungan yang tak pernah putus.
13. Kerabat Dekat Tapak Petualang Andi Afwan Ardiyansyah, Andi Rachmat
Kurniawan, Ahmad Farisyah, Ta’jul Arifin AMNI, Ahmad Zulfikar, Novian
Pratama Putra dan semua yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Terima kasih buat semuanya, semoga sampai nanti selalu bisa jalan-jalan
lagi, sukses buat cita dan cintanya masing – masing.
14. Teman-teman 7MH Dian Widyastuti Rahmat, Liliani, Iin Diartin Budiaman,
Syarifah Nuraeni Sandra, Sofia Indrawati Ahmadi dan A. Nur Rahma
Nurmy Attahmid yang telah menjadi keluarga baru bagi peneliti. Terima
kasih atas persahabatan dan kesetiakawanannya dari semester awal
hingga saat ini, semoga kita selalu mendoakan dan tetap menjalin
silaturahmi walau jarak memisahkan.
15. Teman-teman Dimensi Herlina Ilyas, Yuni Maharani, Mira Ariana, M.
Nirwansyah Bakri, M. Noor Hayat, Syaiful Umasangadji dan semua yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk segala
bantuan dan pertemanannya selama ini.
16. Teman-teman seperjuangan Bonafide Ayun Sri Rezkiana, Hernaldy
Pongsapan, Sulis Darmanto, Safi Yulloh, Andi St Haniah Pratiwi dan
semua yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
ix
17. Teman-teman KKN Gel. 93 Desa Mampang Kec. Eremerasa, Bantaeng.
Hardianti J, Ifrah Ilham, Nur Rifqah, Andi Dahliah, Mardi Alkaf, Gangga
Haryono dan Valen Rawung. Teman berbagi selama di tempat KKN.
Dan untuk semua pihak yang banyak membantu dan memotivasi. Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan kemampuan peneliti yang masih
kurang dalam hal penelitian. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan
peneliti meminta maaf dan mengharapkan saran serta kritik guna perbaikan
kedepan semoga Allah SWT meridhoi kita semua, Aamiin.
Makassar, 15 Februari 2018
Asnur Srihartuti
x
ABSTRAK
Analisis Faktor-faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat
dari DD ke DC
The Analysis of Factors causing Motorcycle Owners are not Mutating Vehicle Plate Codes in West Sulawesi Province from DD to DC
Asnur Srihartuti
Yohanis Rura M. Christian Mangiwa
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis factor-faktor penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak memutasikan plat kode kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC. Variabel independen dalam penelitian ini adalah besarnya biaya administrasi dan pelayanan birokrasi. Sedangkan variabel dependen adalah perilaku wajib pajak pada kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Wilayah Majene. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survey dengan menggunakan media kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah individu, dalam hal ini wajib pajak yang berdomisili di Kabupaten Majene tetapi kendaraannya tidak (belum) dimutasikan plat kode kendaraan di SAMSAT Kabupaten Majene. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa besarnya biaya administrasi dan pelayanan birokrasi memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap perilaku wajib pajak. Kata Kunci: Perilaku Wajib Pajak, Besarnya Biaya Administrasi, Pelayanan
Birokrasi
This study proposes to analyze factors causing motorcycle owners who do not mutate their vehicle plate codes in West Sulawesi Province, from DD to DC. The independent variable in this study is the high amount of administrative costs and bureaucratic services. Whereas, the dependent variable is the taxpayer's behaviour at the Agency Technical Implementation Unit (UPTB) SAMSAT Majene. This study uses primary data using a questionnaireby surveying method. The population in this study is individual, in this case, the taxpayers domiciled in Majene, but they have not transferred yettheir vehicle plate codes in SAMSAT Majene. The samples were conducted by using purposive sampling method and the subsequent data have been collected and analyzed by multiple regression. Based on the analysis, it carried out a conclusion that the high amount of administration fees and the service of the bureaucracy has a positive and negative impact on the taxpayer behaviour.
Keywords: Taxpayer Behaviour, the High Amount of Administration Fees,
Bureaucratic Services
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v PRAKAT ....................................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 8 1.4.1 Kegunaan Teoretis ......................................................... 8 1.4.2 Kegunaan Praktis ........................................................... 8 1.4.3 Kegunaan Kebijakan ...................................................... 8 1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10 2.1 LandasanTeori .......................................................................... 10 2.1.1 Teori Atribusi .................................................................. 10 2.1.2 Pajak .............................................................................. 12 2.1.2.1 Pengertian Pajak .............................................. 12 2.1.2.2 Manfaat dan Fungsi Pajak ................................ 13 2.1.2.3 Syarat Pemungutan Pajak ................................ 13 2.1.2.4 Pengelompokan Pajak ...................................... 14 2.1.2.5 Tarif Pajak ........................................................ 15 2.1.2.6 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ................. 16
2.1.2.7 Pajak Kendaraan Bermotor ............................... 16 2.1.2.8 Teori Tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ........................................ 17 2.1.2.9 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor .............. 18 2.1.2.10 Fungsi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor ......... 19 2.1.2.11 Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor .............. 20 2.1.2.12 Peraturan Daerah Sulawesi Barat ..................... 21 2.1.2.13 Mutasi Kendaraan Bermotor ............................. 23 2.1.2.14 Struktur Birokrasi .............................................. 23 2.1.2.15 Kualitas Pelayanan Perpajakan ........................ 23 2.1.2.16 Sanksi Admnistrasi ........................................... 24
2.2 Tinjauan Empirik ...................................................................... 25
xii
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 26 2.4 Perumusan Hipotesis ............................................................... 27 2.4.1 Pengaruh Besarnya Biaya Administrasi terhadap Pemilik Kendaraan Bermotor yang Tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan ..................................................... 27 2.4.2 Pengaruh Pelayanan Birokrasi terhadap Pemilik Kendaraan Bermotor yang Tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan ........................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31 3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 31 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 31 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 32 3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 32 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 33 3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 33 3.7 Instrumen Penelitian................................................................. 34 3.8 Analisis Data ............................................................................ 35 3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 36 3.8.2 Koefisien Determinasi ...................................................... 36 3.8.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 36 3.8.3.1 Uji Multikolinearitas ................................................ 37 3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 37 3.8.3.3 Uji Normalitas ........................................................ 37 3.8.4 Uji Hipotesis ................................................................... 37 3.8.4.1 Uji T (Parsial) ......................................................... 38 3.8.4.2 Uji F (Simultan) ...................................................... 38 BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 39 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 39 4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Barat ...................... 39 4.1.2 Gambaran Umum Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Kabupaten Majene ................................ 40 4.1.3 Visi, Misi dan Motto Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Kabupaten Majene ..................... 41 4.1.4 Struktur Organisasi .......................................................... 42 4.2 Hasil Penelitian ......................................................................... 42 4.2.1 Deskripsi Data ................................................................. 42 4.2.2 Karaktristik Responden ................................................... 43 4.3 Uji Kualitas Data ........................................................................ 45 4.3.1 Uji Validitas ..................................................................... 45 4.3.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 46 4.4 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 46 4.4.1 Uji Multikolinearitas.......................................................... 46 4.4.2 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 47 4.4.3 Uji Normalitas .................................................................. 48 4.5 Statistik Deskriptif ...................................................................... 49 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 50 4.6.1 Persamaan Regresi ......................................................... 50 4.6.2 Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 51 4.7 Pengujian Hipotesis .................................................................. 52
xiii
4.7.1 Uji t (Parsial) .................................................................... 52 4.7.2 Uji F (Simultan) ................................................................ 54 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 55 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 55 5.2 Saran ........................................................................................ 56 5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58 LAMPIRAN ................................................................................................... 60
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Penambahan Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di SAMSAT
Kabupaten Majene Tahun 2012-2016 .................................................. 3
1.2. Data kendaraan yang melakukan mutasi dan non mutasi/
BBNKB dari Tahun 2012-2016 ............................................................ 5
2.1. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ................................................. 19
3.1. Skala Likert .......................................................................................... 35
4.1 Sampel dan Tingkat Pengembalian ..................................................... 42
4.2 Persentase Jenis Kelamin Responden ................................................ 43
4.3 Persentase Usia Responden ............................................................... 44
4.4 Persentase Pekerjaan Responden ...................................................... 44
4.5 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 45
4.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 46
4.7 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 47
4.8 Statistik Deskriptif ................................................................................ 49
4.9 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 50
4.10 Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 51
4.11 Hasil Uji t ............................................................................................. 52
4.12 Hasil Uji F ............................................................................................ 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pengelompokan Pajak ......................................................................... 15
2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 27
2.3 Model Penelitian .................................................................................. 30
4.1 Struktur Organisasi UPTB Samsat Kabupaten Majene ........................ 42
4.2 Scatterplot ........................................................................................... 48
4.3 Normal Probability Plot ........................................................................ 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Biodata ................................................................................................ 61
2. Kuesioner ............................................................................................ 62
3. Tabulasi kuesioner dan Master Tabel .................................................. 67
4. Hasil Olah Data SPSS ......................................................................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas
pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan
yang dapat diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama
sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari
2001. Adanya otonomi daerah, memacu daerah untuk dapat berkreasi mencari
sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran
daerah. Berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh
daerah, Undang-undang tentang Pemerintah Daerah menetapkan pajak dan
retribusi daerah menjadi sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah
dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah
(Siahaan, 2016:1).
Pemberlakuan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan
daerah pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan pemerintah daerah sebagai
pihak yang menetapkan dan memungut pajak dan retribusi daerah, tetapi juga
berkaitan dengan masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota masyarakat
yang menjadi bagian dari daerah, setiap orang atau badan-badan yang
memenuhi ketentuan yang diatur dalam peraturan pajak daerah maupun
menikmati jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah harus membayar pajak
atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini menunjukkan pada akhirnya proses
pemungutan pajak dan retribusi daerah akan memberikan beban kepada
masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu memahami ketentuan pajak dan
2
retribusi daerah dengan jelas agar mau memenuhi kewajibannya dengan penuh
tanggung jawab (Siahaan, 2016:3).
Semua Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut digunakan dan
dimanfaatkan dalam pembiayaan pembangunan daerah. Penelitian Andry (2015)
tentang pendapatan asli daerah salah satunya bersumber dari kontribusi
penerimaan pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang dalam pelaksanaannya
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Asli Daerah (Dispenda) pada Kantor Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat).
Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu komponen pajak
daerah yang memiliki kontribusi tinggi dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD). Pembangunan daerah setiap kabupaten atau kota salah satunya
dibiayai melalui dana yang didapat dari pajak kendaraan bermotor. Tingginya
jumlah pengguna kendaraan bermotor dapat dilihat dari semakin banyaknya
jumlah kendaraan bermotor yang ada.
Di Kabupaten Majene Sulawesi Barat sendiri, dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016, jumlah kendaraan terdaftar roda dua sebanyak 28.570 unit
dan kendaraan roda empat sebanyak 2.128 unit, sementara jumlah fisik
kendaraan lebih banyak. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
maka wajib pajak yang membayar pajak kendaraan juga semakin meningkat.
Berikut ini merupakan data penambahan kendaraan bermotor yang terdaftar di
Kantor Bersama Samsat Kabupaten Majene tahun 2012-2016.
3
Tabel 1.1
Penambahan Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Samsat Kabupaten
Majene Tahun 2012-2016
Tahun R2 % ≥R4 % Jumlah
2012 2.017 7,06 157 7,33 2.174
2013 3.324 11,63 364 17,11 3.688
2014 6.034 21,12 425 19,97 6.459
2015 7.185 25,15 575 27,02 7.760
2016 10.010 35,04 605 28,57 10.615
Total 28.570 100 2.126 100 30.696
Sumber: Samsat Kabupaten Majene (2017) Keterangan: R2 = Kendaraan Roda Dua ≥R4 = Kendaraan Roda Empat atau Lebih
Dapat dilihat dari tabel 1.1 bahwa ada penambahan jumlah kendaraan
bermotor dari tahun ke tahun. Namun peningkatan ini tidak dibarengi dengan
jumlah masyarakat yang memutasikan plat kode kendaraan di Kabupaten
Majene Sulawesi Barat dari DD ke DC. Namun, jumlah fisik kendaraan lebih
besar dari angka tersebut, karena ada yang menggunakan kode plat daerah lain.
Berkaitan dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membuat Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Barat Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah yang oleh pihak
Dispenda Kabupaten Majene idealnya disosialisasikan kepada masyarakat
selaku objek pajak atau pemilik kendaraan bermotor yang berasal dari luar
Kabupaten Mejene (non DC) supaya memutasikan kendaraannya ke nomor polisi
atau plat DC yang merupakan tanda nomor kendaraan untuk Kabupaten Majene
atau Provinsi Sulawesi Barat melalui Samsat.
Salah satu instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam hal
mengurusi surat-surat kelengkapan dan kepemilikan mengenai kendaraan
4
bermotor adalah kantor Samsat. Samsat adalah suatu sistem administrasi yang
dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan
masyarakat. Akan tetapi banyak pihak yang berkepentingan sering mengeluh
karena tidak efisiensinya pelayanan, baik dari segi waktu maupun dari segi
lainnya. Misalnya mereka mengeluh karena lamanya proses pembayaran pajak
yang menghabiskan waktu selama 3-4 jam. Ini terjadi karena mereka
menumpukkan arsip masuk dalam kapasitas besar dan tidak segera di proses
sehingga berdampak sangat buruk bagi kepuasan konsumen dalam pembayaran
pajak kendaraan bermotor. Peningkatan jumlah masyarakat berbanding lurus
dengan peningkatan pembelian kendaraan bermotor yang sangat signifikan,
penggunaan kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang
sangat penting dalam menunjang kegiatan masyarakat.
Tabel 1.2 ini juga menjelaskan bahwa masih banyaknya kendaraan non
DC yang beroperasi merugikan Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini dilihat dari
terjadinya kerusakan jalan di Kabupaten Majene dan daerah lainnya di Provinsi
Sulawesi Barat, biaya untuk perawatan dan perbaikannya menggunakan dana
pendapatan dari sektor pajak kendaraan bermotor. Semetara pemilik kendaraan
bernomor polisi non DC yang beroperasi di Provinsi Sulawesi Barat masih
banyak dan membayarkan pajak kendaraanya ke daerah asal masing-masing
kendaraan tersebut.
5
Tabel 1.2
Data kendaraan yang Melakukan Mutasi dan Non Mutasi/BBNKB
dari Tahun 2012-2016
Tahun Jumlah
Kendaraan % Mutasi %
Non Mutasi
%
2012 2.174 7,08 135 6,21 2.039 93,79
2013 3.688 12,01 142 3,85 3.546 96,15
2014 6.459 21,04 49 0,76 6.410 99,24
2015 7.760 25,28 116 1,49 7.644 98,51
2016 10.615 34,58 38 0,36 10.577 99,64
Total 30.696 100 480 12,67 30.216 487,33
Sumber: Samsat Kabupaten Majene (2017)
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kendaraan yang mengalami mutasi dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 berfluktuasi, sedangkan kendaraan non
mutasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terus mengalami
peningkatan. Jika dibandingkan, kendaraan yang mutasi dan non mutasi
sebanyak 2 : 126. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Dispenda
untuk dapat mengoptimalkan upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) dari sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), mengingat
masih banyaknya kendaraan yang berasal dari luar daerah yang beroprasi dan
berdomisili di Provinsi Sulawesi Barat yang jika dikelola dengan baik akan
menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang sangat besar.
Kurangnya jumlah pemutasian kendaraan bermotor tersebut disebabkan
oleh perilaku wajib pajak yang kurang kesadaran untuk melaporkan
kendaraannya sehingga kendaraan tersebut berpindah-pindah tangan tanpa
mengurus bea balik nama kendaraan bermotor. Oleh karena itu perlu adanya
kontribusi masyarakat untuk pemerintah yang nantinya dapat dikembalikan
dalam bentuk sarana dan prasarana umum.
6
Namun kenyataannya, banyak ditemui pemilik kendaraan bermotor yang
tidak begitu memperdulikan masalah balik nama kendaraan bermotor dengan
berbagai macam alasan antara lain karena dengan tidak melakukan balik nama,
tidak ada denda atau sanksi apapun dan juga tidak sedikit pula masyarakat
beranggapan bahwa pelayanan dalam mengurus balik nama kendaraan
bermotor di Samsat Wilayah Majene terlalu ribet pengurusannya, membutuhkan
biaya banyak untuk pembayaran BBNKB. Selain itu jika harus balik nama berarti
harus mengeluarkan biaya serta akan berurusan dengan pihak pajak dan polisi.
Pajak kendaraan bermotor sebelum tanggal jatuh tempo dan bila
terlambat membayar dikenakan sanksi administrasi, besarnya biaya administrasi
kendaraan bermotor penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak memutasikan
plat kode kendaraan. Sanksi apabila melewati jatuh tempo pajak kendaraan
bermotor (PKB), sanksi administrasi berupa kenaikan 25% dari pokok pajak
ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan paling lama
24 bulan sejak terhitungnya pajak. Sanksi keterlambatan mendaftar kendaraan
bermotor (BBNKB), sanksi administrasi untuk setiap bulan keterlambatannya nilai
jual s/d 50.000.000,- denda senilai 250.000,- (R2), nilai jual 51.000.000,- s/d
300.000.000,- denda senilai 3.750.000,- (R4), nilai jual 301.000.000,- s/d denda
senilai 7.500.000,- (R4).
Dalam penyelenggaraannya pelayanan birokrasi dalam menangani
pelaksanaan peraturan daerah idealnya disosialisasikan kepada masyarakat
selaku pemilik kendaraan bermotor, dalam penelitian Lestari (2016) petugas
pajak harus lebih aktif dalam memberikan informasi dan pemungutan pajak
kepada wajib pajak sehingga wajib pajak tahu kapan membayar dan terhindar
dari sanksi pajak kepada wajib pajak sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
7
Berdasarkan latar belakang di atas maka judul penelitian ini adalah
“Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor tidak
Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke
DC”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah besarnya biaya administrasi kendaraan bermotor penyebab pemilik
kendaraan bermotor tidak memutasikan plat kode kendaraan ?
2. Apakah pelayanan birokrasi yang kurang menangani pelaksanaan Peraturan
Daerah menyebabkan pemberian sanksi tidak dilakukan ?
3. Apakah perilaku wajib pajak yang kurang kesadaraan terhadap kepatuhan
wajib pajak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui besarnya biaya administrasi kendaraan bermotor
penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak memutasikan plat kode
kendaraan.
2. Untuk mengetahui pelayanan birokrasi yang kurang menangani Peraturan
Daerah menyebabkan pemberian sanksi tidak dilakukan.
3. Untuk mengetahui perilaku wajib pajak yang kurang kesadaran terhadap
kepatuhan wajib pajak.
8
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan referensi untuk penelitian
selanjutnya. Selain itu dengan adanya penelitian ini, pengetahuan dan wawasan
yang berkaitan dengan perpajakan khususnya pajak daerah dan retribusi daerah
dapat bertambah.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil peneltian ini dapat menjadi informasi tambahan dan referensi dalam
usaha peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) terutama dalam kaitannya
dengan besarnya biaya administrasi, pelayanan birokrasi dan perilaku wajib
pajak khususnya di wilayah penelitian.
1.4.3 Kegunaan Kebijakan
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kebijakan dalam rangka
meningkatkan PAD. Diharapkan pemerintah dapat menentukan sikap yang
bijaksana dalam membuat langkah selanjutnya demi mencapai target pemilik
kendaraan bermotor plat kode kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat yang
sementara beroprasi di Provinsi Sulawesi Barat harus diterbitkan. Sehingga
kendaraan dari luar daerah yang beroprasi di Provinsi Sulawesi Barat adalah
berplat DC.
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian skripsi ini dibagi dalam lima bab dan di
dalam tiap bab dibagi dalam sub-sub bab. Adapun rincian masing-masing bab
adalah sebagai berikut.
9
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan
penelitian, keguanaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tinjauan teori yang diperlukan dalam menunjang penelitian
dan konsep yang relevan untuk membahas permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini, tinjauan atas penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini membahas mengenai metode atau langkah-langkah apa
saja yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu meliputi rancangan
penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi
operasional, instrument penelitian dan analisis data yang digunakan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini membahas mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis
dan pembahasan
BAB V Penutup
Bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan, saran dan keterbatasan
penelitian.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Atribusi
Teori ini dikembangkan oleh Heider (Suartana, 2010:181) yang
menyatakan bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara
kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, kekuatan-kekuatan internal (personal forces) dilihat sebagai hasil dari
kemampuan, kekuatan dan usaha yang ditunjukkan seseorang. Kekuatan
eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang, kekuatan-
kekuatan lingkungan terdiri dari situasi yang menekan sehingga memunculkan
perilaku tertentu.
Atribusi merupakan suatu proses penilaian tentang penyebab yang
dilakukan individu setiap hari terhadap berbagai peristiwa atau tanpa disadari.
Atribusi terdiri dari tiga dimensi yaitu sebagai berikut.
1. Lokasi Penyebab
Masalah pokok yang paling umum dalam persepsi sebab akibat adalah
apakah suatu peristiwa atau tindakan tertentu disebabkan oleh keadaan
internal (hal ini disebut sebagai atribusi internal) atau kekuatan eksternal
(atribusi eksternal).
2. Stabilitas
Dimensi stabiltas yang kedua adalah berkaitan dengan pertanyaan apakah
penyebab dari suatu peristiwa atau perilaku tertentu itu stabil atau tidak stabil.
Dengan kata lain stabilitas mengandung makna seberapa permanen atau
berubah-ubahnya suatu sebab.
11
3. Pengendalian
Dimensi ini berkaitan dengan pertanyaan apakah suatu penyebab dapat
dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan oleh seorang individu (dalam
Nurhayati, 2005:3).
Robbins dan Judge (2008:177) menyimpulkan atribusi sebagai berikut.
Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini
dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu. Perilaku yang disebabkan
secara eksternal dianggap sebagai akibat-akibat dari sebab luar yaitu, individu
tersebut dianggap telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi.
Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa ketika mengobservasi
perilaku seorang individu, kita berupaya untuk menentukan apakah perilaku
tersebut disebabkan secara internal atau eksternal. Namun sebagian besar
penentuan tersebut bergantung pada tiga faktor:
1. kekhususan,
2. konsensus,
3. konsitensi.
Kekhususan merajuk pada apakah seseorang individu memperlihatkan
perilaku-perilaku berbeda dalam situasi-situasi yang berbeda. Bila semua
individu yang menghadapi situasi yang serupa merespon dalam cara yang sama,
dapat dikatakan bahwa perilaku tersebut menunjukkan konsensus. Sedangkan
konsistensi dapat diamati dari tindakan-tindakan seseorang dalam merespon
kejadian yang sama. Semakin konsisten perilaku individu tersebut, semakin
besar kecenderungan pengamat untuk menghubungkannya dengan sebab-
sebab internal.
12
2.1.2 Pajak
2.1.2.1 Pengertian Pajak
Menurut Soemitro dalam Darwin (2010:16) bahwa pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Adriani dalam Darwin (2010:15) sebagai berikut.
“Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Menurut Soemahamidjaja dalam Darwin (2010:15) bahwa pengertian
pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Sommerfeld dalam Darwin (2010:16) memberikan definisi.
“Pajak adalah perpindahan harta, sumber ekonomis dari sektor swasta kepada sektor pemerintah. Perpindahan itu bukan karena denda atau hukuman namun dapat dipaksakan, aturannya telah ditetapkan terlebih dahulu tambahan imbalan khusus bagi yang membayar, gunanya untuk mencapai tujuan negara dalam bidang ekonomi dan social”. Secara umum
Siahaan (2016:7) menjelaskan pajak adalah pungutan dari masyarakat
oleh negara atau pemerintah berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat
dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak
mendapatkan prestasi kembali atau balas jasa secara langsung, yang hasilnya
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
13
2.1.2.2 Manfaat dan Fungsi Pajak
Menurut Priantara (2016:3) dana yang diperoleh dari pajak antara lain
dapat digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan negara, alat
pemerataan pendapatan, dan pendorong investasi. Perlunya pemungutan pajak
pada suatu negara, sangat erat kaitannya dengan fungsi pajak sebagai salah
satu sumber penerimaan negara. Fungsi pajak berkaitan erat dengan manfaat
yang diperoleh dari pemungutan pajak.
Fungsi pajak ada dua menurut Zuraida (2013:22) yaitu, pertama fungsi
anggaran (budgetair) adalah pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana
bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Kedua fungsi
mengatur (cregulerend) adalah pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
2.1.2.3 Syarat Pemungutan Pajak
Mardiasmo (2016:4) menjelaskan agar pemungutan pajak tidak
menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus
memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang
maupun pelaksanaan pemungutan pajak harus adil. Adil dalam perundang-
undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam
pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk
mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan
banding kepada Pengadilan Pajak.
14
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara
maupun warganya.
3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun
perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian
masyarakat.
4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih rendah dari
hasil pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.
2.1.2.4 Pengelompokan Pajak
Menurut Supramono dan Damayanti (2010:5) di Indonesia, jenis-jenis
pajak dapat dikelompokkan menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutnya.
Pengelompokkan jenis-jenis pajak dapat dilihat pada Gambar 2.1.
15
Gambar 2.1 Pengelompokan Pajak
Sumber: Mardiasmo (2016:7)
Pajak dapat dikelompokkan menurut golongan, sifat, dan lembaga
pemungutnya (Mardiasmo, 2016:7).
1. Menurut golongannya a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipakai sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. 2. Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memerhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memerhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
3. Menurut lembaga pemungutnya a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
2.1.2.5 Tarif Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tarif untuk tiap jenis
pajak daerah untuk Provinsi ditetapkan sebagai berikut.
1. Pajak Kendaraan Bermotor a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar
1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen); b. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat
ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
Menurut Golongan
Jenis Pajak
Menurut Sifat Menurut Pemungut
Pajak Langsung
Pajak tak Langsung
Pajak Subjektif
Pajak Objektif
Pajak Pusat
Pajak Daerah
16
c. Tarif pajak kendaraan bermotor angkutan umum, ambulan, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial, dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, pemerintah daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen).
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor: jenis kendaraan yang diserahkan meliputi kendaraan bermotor yang menggunakan jalanan umum, penyerahan pertama (yang berarti kendaraan baru) sebesar 20% dan penyerahan kedua dan seterusnya (yang berarti penyerahan atas kendaraan bekas) sebesar 1%. Jenis kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum tarif pajak ditetapkan paling tinggi masing-masing sebagai berikut. a. Penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma ujuh puluh lima persen); b. Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh
puluh lima persen).
2.1.2.6 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 pajak daerah adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa
imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
paraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia saat ini
penarikan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi, retribusi
yang dipungut di Indonesia adalah retribusi daerah. Menurut Undang-Undang
Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997 retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
2.1.2.7 Pajak Kendaraan Bermotor
Samudra (2016:91) menjelakan Pajak Kendaraan Bermotor sangat besar
peranannya bagi PAD. Hal ini sangat kentara sekali pada saat sekarang, setiap
daerah di Indonesia diharapkan dapat menghimpun dana sendiri untuk
17
pembiayaan daerahnya masing-masing dengan mengurangi ketergantungan
dana dari pemerintah pusat. Dapat dilihat bersama kecenderungan yang ada
pada saat ini daerah-daerah di Indonesia mencoba untuk menganjurkan kepada
penduduk di daerahnya untuk membeli kendaraan dengan nomor polisi
daerahnya masing-masing atau membalikkan nama maka kendaraan yang
belum terdaftar di daerah tempat tinggalnya, hal ini dimaksudkan agar pajak
yang dibayar oleh pemilik kendaraan tersebut masuk ke kas daerah yang
bersangkutan dan dapat dimanfaatkan bagi dana pembangunan di daerah yang
bersangkutan.
2.1.2.8 Teori Tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Samudra (2016:89) menjelaskan dasar pengenaan pajak itu terhadap
kendaraan bermotor dapat ditentukan sebagai berikut.
1. Gross Weight/Net Weight (berat kotor atau berat bersih kendaraan bermotor).
2. Horse Power (kekuatan mesin).
3. Ownership (pemilikan).
4. Seat Capacity (kapasitas tempat duduk).
5. Type (jenis kendaraan).
Dasar pengenaan pajak terhadap gross weight/net weight disebabkan
karena semakin berat suatu kendaraan maka semakin besar pula kerusakan
yang ditimbulkannya di jalan raya. Sedangkan kriteria horse power disebabkan
semakin besar cylinder capacity suatu kendaraan, maka semakin besar
pajaknya. Ownership berhubungan dengan pemilikan kendaraan yaitu apakah
milik pribadi atau badan, dan yang sebanding dengan itu. Mengenai kriteria
ownership, menurut pajak pembelian kendaraan dibedakan atas dua jenis, yaitu
untuk kendaraan umum, kendaraan dinas dan kendaraan bermotor pribadi.
18
Untuk kendaraan umum pajaknya lebih rendah dibandingkan dengan
kendaraan pribadi. Seat capacity berkaitan dengan sedikit atau banyaknya
tempat duduk di kendaraan tersebut, besarnya pajak ikut diperhitungkan Type
dapat pula disebut jenis, dan yang diperhatikan adalah tentang jenis kendaraan
tersebut, apakah jenis sedan, truk, bis atau kendaraan roda dua, tiga, dan
seterusnya.
2.1.2.9 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Untuk pertama kalinya BBNKB diberlakukan melalui Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 27 tahun 1959 mulai
diterbitkan sejak tanggal 1 Januari 1960 dan berlaku untuk seluruh Wilayah
Republik Indonesia. Salah satu alasan diberlakukannya pungutan ini ialah
karena adanya segala spekulasi objek atau kendaraan bermotor oleh banyak
pedagang-pedagang kendaraan bermotor. Di samping itu, sebenarnya nilai jual
kendaraan bermotor tersebut bisa disamakan dengan perjanjian harta tak gerak.
Dalam pengenaan pajaknya pada waktu itu menurut Samudra (2016:108)
diadakan pembagian dalam dua golongan. Golongan pertama, adalah golongan
kendaraan bermotor yang dianggap mewah, dikenakan 10% dari harga beli
(manufactured price). Golongan kedua, adalah kendaraan bermotor yang
dianggap bukan barang mewah. Dalam pengertian berikutnya dapat disebut
sebagai kendaraan bekas (used car), dikenakan 5% dari harga beli.
Di beberapa provinsi di Indonesia menurut Samudra (2016:110)
pemberlakuan BBNKB disesuaikan dengan kondisi wilayah dan tujuan yang
hendak dicapai dari pemungutan BBNKB. Agar pemungutan BBNKB efektif dan
berhasil guna, maka ditempuhlah jalan untuk memperluas objek pajak sebagai
berikut.
19
1. Memperlus objek pajak BBNKB, yaitu penguasaan kendaraan bermotor yang melebihi 12 bulan berturut-turut termasuk dalam pengertian penyerahan kendaraan bermotor.
2. Menurunkan tarif BBNKB yang semula 2,5% menjadi 1%. 3. Memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan secara proporsional
sesuai dengan tingkat kebutuhan baik dari segi penggunaan kendaraan bermotor maupun penyerahannya.
Tabel 2.1 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Unsur Keterangan
Objek Pajak
Kepemilikan dan/ atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan dengan ukuran isi kotor GT 5 sampai dengan GT 7, kecuali:
a. Kereta api; b. Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk
keperluan pertahanan dan keamanan negara; c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/ atau dikuasai
kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; dan
d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Subjek Pajak
Orang pribadi atau badan yang memiliki dan/ atau menguasai Kendaraan bermotor.
Wajib Pajak
Orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor
Tarif a. Kepemilikan I: 1% - 2%; b. Kepemilikan II dan seterusnya dapat diterapkan tarif
progresif: 2% - 10% c. Angkutan umum/ pemerintah/ ambulans dan lain-lain;
0,5% - 1% d. Alat berat/ besar: 0,2% - 0,1%
Dasar Pengenaan
Nilai Jual Kendaraan Bermotor dikali bobot kerusakan jalan
Earmarking Minimal 10% digunakan untuk pembangunan dan/ atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.
Sumber: Zuraida (2013:43)
2.1.2.10 Fungsi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) menurut Samudra (2016:110)
dimanfaatkan untuk penyempurnaan cara pengawasan terhadap pemasukan
keuangan daerah, seperti pembayaran BBNKB dan Pajak Kendaraan Bermotor.
20
Jika pembayaran BBNKB I sudah dibayar (dipungut dari kendaraan
bermotor yang besarnya ditetapkan sebesar 10% dari harga faktur kendaraan
bermotor) dan kemudian kendaraan tersebut diperjualbelikan (menjadi used car),
si pembeli seharusnya membayar BBNKB II (dan bisa saja dalam transaksi
berikutnya harus membayar BBNKB III dan seterusnya). Besarnya BBNKB II, III
dan seterusnya ditetapkan sebesar 5% dari harga jual yang ditetapkan oleh
Dinas Pendapatan Daerah yang bersangkutan.
2.1.2.11 Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak terutang oleh wajib pajak harus dibayar atau dilunasi tepat pada
waktunya, pembayaran harus dilakukan di Kas Negara atau kantor yang ditunjuk
oleh pemerintah. Untuk meringankan wajib pajak maka pembayaran pajak dapat
diangsur selama satu tahun berjalan (Ratnasari dkk, 2016:86).
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya tunggakan pajak menurut
Langen dalam Bohari (2010) antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Kesadaran
Kesadaran membayar pajak merupakan salah satu aspek atau bagian
kesadaran berwarga negara. Apabila kesadaran berwarga negara tinggi berarti
pula moralitas perpajakan adalah juga tinggi.
2. Pendapatan
Mengenai prinsip pendapatan mempunyai dua bagian terpisah, tidak hanya
dinyatakan bahwa pendapatan yang besar yang harus membayar lebih banyak,
tetapi kenyataan juga bahwa mereka yang pendapatan rendah juga harus
membayar pajak yang sama pula.
21
3. Kelalaian
Kelalaian merupakan suatu tindakan penolakan pembayaran pajak yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan menolak memenuhi formalitas yang harus
dipenuhi oleh Wajib Pajak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya tunggakan
pajak.
4. Pelayanan
Pemerintah memberikan pelayanan kepada warganya baik secara perorangan
maupun secara kolektif, dan warga Negara memberikan kontraprestasi berupa
uang dalam bentuk pembayaran pajak kepada pemerintah. Pemberian oleh
pemerintah kepada warganya yang dirasakan besar manfaatnya, akan
menimbulkan rasa kesadaran yang tinggi untuk mengabdi kepada negara.
Bilamana pemerintah kurang memperhatikan pelayanan yang baik terhadap
warganya, maka rakyat akan berkurang juga kesadaran untuk memberikan
kontraprestasi kepada negara dalam bentuk pembayaran pajak.
5. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi peran dalam menentukan
sikap untuk bertindak.
2.1.2.12 Peraturan Daerah Sulawesi Barat.
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 01 Tahun 2010
Tentang Pajak Daerah dalam Pasal 18 ayat (6) adalah wajib pajak yang
menguasai dan memiliki kendaraan bermotor yang berdomisili secara terus
menerus lebih 3 (tiga) bulan di Provinsi Sulawesi Barat, wajib mendaftarkan
kendaraan bermotornya di sistem administrasi manuggal satu atap (samsat)
untuk dilakukan mutasi kendaraannya menjadi kode kendaraan bermotor wilayah
Provinsi Sulawesi Barat.
22
Berkaitan dengan BBNKB, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membuat
Peraturan Gubernur Sulawesi Barat membuat Peraturan Gubernur Sulawesi
Barat Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Barat Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Khusus
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf e adalah kendaraan mutasi non DC ke DC.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor
188.4/651/SULBAR/2017 Tentang Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor II dari Non DC ke DC dan Pemberian Keringanan 50% Nilai dari
Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor I Kendaraan Dinas yang di
DUM dan Pembebasan Denda Pokok Pajak Kendaraan Bermotor dalam Wilayah
Provinsi Sulawesi Barat.
Sehubungan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
mengumumkan kepada seluruh masyarakat hal-hal sebagai berikut.
1. Pemberian pembebasan bea balik nama kendaraan bermotor II dari non DC
ke DC.
2. Pemberian keringanan 50% nilai dari pembebasan bea balik nama
kendaraan I kendaraan dinas yang di DUM.
3. Pemberian kebebasan denda tunggakan pajak kendaraan bermotor.
4. Pemberian pembebasan denda pajak kendaraan bermotor.
5. Pemberian pengurangan dan pembebasan berlaku sejak tanggal 30 oktober
2017 sampai dengan 31 desember 2017.
23
2.1.2.13 Mutasi Kendaraan Bermotor
Ratnasari dkk. (2016:85) menjelaskan mutasi kendaraan bermotor adalah
perpindahan administrasi identifikasi kendaraan bermotor dari suatu daerah ke
daerah lain sesuai dengan perpindahan alamat baru pemilik kendaraan
bermotor.
Jenis mutasi sendiri ada dua.
1. Mutasi luar provinsi. Kendaraan dari lain provinsi. Kendaraan dari provinsi A
ke provinsi B.
2. Mutasi dalam provinsi. Kendaraan dari ke kabupaten masih dalam 1 provinsi.
Kendaraan dari kabupaten A provinsi A ke kabupaten B provinsi A.
2.1.2.14 Struktur Birokrasi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan proses pemutasian
atau BBNKB di instansi atau Kantor Sistem Administrasi Manunggal satu Atap
(Samsat) Kabupaten Majene yang didalamnya terdapat beberapa instansi terkait
sebagai berikut (Indiahino, 2009:31).
1. Kepolisian Resor Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
2. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat yaitu Dinas Pendapatan
Kabupaten Majene.
3. Kementrian Keuangan yaitu PT Jasa Raharja Wilayah Kabupaten Majene
Cabang Sulawesi Selatan.
2.1.2.15 Kualitas Pelayanan Pepajakan
Pelayanan publik dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 63/ KEP/M.PAN/7/2003 bahwa pada dasarnya pelayanan
publik merupakan pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
24
merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi
masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1. kesederhanaan,
2. kejelasan,
3. kepastian waktu,
4. akurasi,
5. keamanan,
6. tanggung jawab,
7. kelengkapan sarana dan prasarana,
8. kemudahan akses,
9. kedisiplinan, kesopanan dan keramahan,
10. kenyamanan.
2.1.2.16 Sanksi Administrasi
Di dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor ini dikenal dua macam
sanksi, yaitu sanksi administrasi berupa kenaikan dan sanksi administrasi berupa
bunga. Dalam hal wajib pajak tidak membayar pajak tepat waktu atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan 25% (dua puluh lima
persen) dari pokok pajak ditambah berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
setiap bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak terhitung pajak
(Samudra, 2016:308).
25
2.2 Tinjauan Empirik
Lestari (2016) menyimpulkan bahwa persepsi kesadaran wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kesadaran wajib pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan tinggi.
Kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak,
hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan pajak, maka
kepatuhan wajib pajak akan tinggi, dan sanksi perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
sanksi perpajakan, maka kepatuhan pajak akan semakin tinggi. Diperlukan
adanya kesadaran diri dari wajib pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib
pajak. Selain itu, petugas pajak perlu memberikan sosialisasi ataupun edukasi
pajak terhadap wajib pajak secara rutin.
Penelitian Andry (2015) menyimpulkan bahwa pelaksanaan bea balik
nama kendaraan bermotor pada kantor sistem administrasi manunggal satu atap
selatan Kota Pekanbaru berjalan dengan baik dan dapat dikategorikan cukup
terlaksana. Secara umum masih ada pegawai maupun masyarakat yang belum
mengetahui dan memahami dengan baik tentang Peraturan Gubernur Riau
nomor 08 tahun 2012 tentang petunjuk pelaksanaan bea balik nama kendaraan
ini.
Penelitian Ratnasari dkk (2016) menyimpulkan bahwa analisis
penerimaan pajak kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa
jumlah mutasi kendaraan masuk positif mempengaruhi penerimaan pajak
kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penelitian Nasution dan Muthalib (2015) menyimpulkan bahwa
mekanisme pengenaan BBNKB di Samsat UPT Pangkalan Brandan sudah
berjalan dengan cukup baik dan memberikan pelayanan yang baik juga. Hal
26
pokok yang sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan pelayanan adalah
mengenai prosedur pelayanan, persyaratan-persyaratan kelengkapan dalam
kepengurusan BBNKB, sarana dan prasarana pendukung pelayanan cukup
memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir penelitian ini didasarkan pada latar belakang, rumusan
masalah, tujuan studi dan tinjauan pustaka. Kerangka pikir adalah bagan yang
menunjukkan gambaran mengenai penyusunan skripsi berdasakan pemaparan
studi teoretik dan studi empirik. Studi teoretik dilakukan dengan cara mempelajari
teori-teori yang relevan dengan penelitian ini, yaitu teori atribusi. Studi teoretik
adalah proses berfikir deduktif, mengerucutkan proses berfikir dari umum ke
khusus.
Studi empirik adalah studi yang dilakukan dengan mempelajari hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Berdasarkan studi teoretik dan empiris, penelitian ini akan menentukan variabel
penelitian sehingga dapat merumuskan hipotesis.
Penelitian ini ingin menguji “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik
Kendaraan Bermotor Tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan Di Provinsi
Sulawesi Barat Dari DD Ke DC”.
27
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
2.4 Perumusan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Besarnya Biaya Administrasi terhadap Perilaku Wajib Pajak
Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider yang mengargumentasikan
bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kekuatan internal (internal forces),
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Kekhususan merajuk
pada apakah seseorang individu memperlihatkan perilaku-perilaku berbeda
dalam situasi-situasi yang berbeda. Atribusi merupakan suatu proses penilaian
tentang penyebab yang dilakukan individu setiap hari terhadap berbagai
peristiwa atau tanpa disadari. Dimensi stabilitas yang berkaitan dengan
pertanyaan apakah penyebab dari suatu peristiwa atau perilaku tertentu itu stabil
STUDI TEORITIK
Teori Atribusi Suartana (2010) Robbins dan Judge (2008) Nurhayati (2005)
STUDI EMPIRIS
Besarnya Biaya Administrasi Andry (2015) Ratnasari dkk (2016)
Pelayanan Birokrasi Andry (2015) Nasution dan Muthalib (2015)
Perilaku Wajib Pajak Lestari (2016)
VARIABEL
- Besarnya Biaya Administrasi
- Pelayanan Birokrasi
- Perilaku Wajib Pajak
28
atau tidak stabil. Dengan kata lain stabilitas mengandung makna seberapa
permanen atau berubah-ubahnya suatu sebab.
Perilaku seseorang dapat disebabkan oleh kekuatan-kekuatan internal,
kekuatan-kekuatan internal (internal forces) dilihat sebagai hasil dari
kemampuan, kekuatan dan usaha yang ditunjukkan seseorang. Besarnya biaya
administrasi merupakan besarnya tunggakan pajak kendaraan bermotor,
kurangnya kesadaran pemilik kendaraan bermotor untuk membayar dan
melaporkan kendaraanya sehingga kendaraan tersebut berpindah-pindah tangan
tanpa mengurus bea balik nama kendaraan bermotor. Oleh karena itu perlu
adanya kontribusi yang diberikan masyarakat melalui pajak kendaraan bermotor
untuk pemerintah yang nantinya dapat dikembalikan dalam bentuk
pembangunan sarana dan prasarana umum sektor-sektor lainnya.
Andry (2015) dalam penelitiannya pelaksanaan bea balik nama
kendaraan bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
Selatan Kota Pekanbaru berjalan dengan cukup baik dan dapat dikategorikan
cukup terlaksana. Sedangkan pada penelitian Ratnasari (2016:93) menunjukkan
bahwa tunggakan pajak kendaraan bermotor secara statistic tidak
mempengaruhi penerimaan pajak kendaraan bermotor tetapi jika dilihat dari
koefisien regresinya dapat mempengaruhi penerimaan, hal ini dikarenakan
berbagai faktor diantaranya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak
kendaraan bermotor masih kurang serta tidak adanya tindakan yang tegas dari
pemerintah terhadap wajib pajak yang tidak membayar pajak kendaraannya,
sehingga dapat mengurangi penerimaan pajakkendaraan bermotor di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan beberapa studi yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut.
29
H1: besarnya biaya administrasi berpengaruh negatif terhadap perilaku wajib pajak.
2.4.2 Pengaruh Pelayanan Birokrasi terhadap Perilaku Wajib Pajak
Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider yang mengargumentasikan
bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kekuatan eksternal, yaitu faktor-
faktor yang berasal dari luar diri seseorang, kekuatan-kekuatan lingkungan terdiri
dari situasi yang menekan sehingga memunculkan perilaku tertentu. Bila semua
individu yang menghadapi situasi yang serupa merespon dalam cara yang sama,
bisa dikatakan bahwa perilaku tersebut menunjukkan konsensus. Atribusi
merupakan suatu proses penilaian tentang penyebab yang dilakukan individu
setiap hari terhadap berbagai peristiwa atau tanpa disadari. Lokasi penyebab
masalah pokok yang paling umum dalam persepsi sebab akibat adalah apakah
suatu peristiwa atau tindakan tertentu disebabkan oleh keadaan internal atau
kekuatan eksternal. Upaya kita untuk memahami penyebab di balik perilaku
orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab perilaku kita sendiri.
Robbins menyimpulkan bahwa perilaku yang disebabkan secara
eksternal dianggap sebagai akibat-akibat dari sebab luar, yaitu individu tersebut
dianggap telah dipaksa berperilaku demikian oleh situasi. Pelayanan birokrasi
terhadap minat pemilik kendaraan bermotor untuk melaksanakan peraturan
daerah untuk memutasikan plat kode kendaraan. Pelayanan birokrasi yang baik
tidak dipungkiri dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat agar
menciptakan suasana yang sama-sama bisa diterima oleh kedua pihak.
Andry (2015) dalam penelitiannya secara umum masih ada pegawai
maupun masyarakat yang belum mengetahui dan memahami dengan baik
tentang Peraturan Gubernur Riau nomor 8 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bea Balik Nama. Sedangkan pada penelitian Nasution dan
30
Muthalib (2015:5) menunjukkan bahwa indikator bukti nyata dalam kaitannya
dengan pelayanan BBNKB di Kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan sudah
cukup memadai, kehandalan para pegawai dalam memberikan pelayanan sudah
cukup akurat dan memuaskan, daya tanggap petugas dalam membantu dan
memberikan pelayanan kepada para wajib pajak sudah cukup cepat dan tepat,
dan jaminan petugas sudah baik.
Berdasarkan beberapa studi yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut.
H2: pelayanan birokrasi berpengaruh positif terhadap perilaku wajib pajak.
Berdasarkan penelitan sebelumnya dan rumusan hipotesis, maka dapat
diperoleh hubungan variabel. Hubungan variabel dapat diprediksikan seperti
pada gambar 2.2. Berdasarkan gambar bahwa besarnya biaya administrasi dan
pelayanan birokrasi mempunyai hubungan langsung dengan perilaku wajib pajak.
Gambar 2.3 Model Penelitian
Besarnya Biaya Administrasi
Pelayanan Birokrasi
Perilaku Wajib Pajak
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas (pengaruh),
yaitu penggambaran pengaruh suatu variabel terhadap variabel terikat yang
terkait dengan masalah. Pengaturan penelitian secara alamiah (non-contrived
setting) dan penelitian lapangan (field research) menggunakan survei terhadap
responden. Unit analisis yang digunakan adalah individu, dalam hal ini wajib
pajak yang berdomisili di Kabupaten Majene tetapi kendaraannya tidak (belum)
dimutasikan plat kode kendaraan di SAMSAT Kabupaten Majene. Penelitian ini
menggunakan horizon waktu cross-sectional, yaitu data hanya dikumpulkan
sekali selama penelitian berlangsung.
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel terikat (dependent
variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah perilaku wajib pajak. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah besarnya biaya administrasi dan pelayanan birokrasi. Penelitian ini ingin
mengetahui analisis faktor-faktor penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak
memutasikan plat kode kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
Samsat Wilayah Majene Jl. Jend. Sudirman No.99 Majene dan di Kabupaten
Majene dengan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak yang berdomisili di
Kabupaten Majene tetapi kendaraannya tidak (belum) dimutasikan plat kode
kendaraan di SAMSAT Kabupaten Majene.. Penelitian ini berlangsung selama
32
satu bulan.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, populasi dan
penelitian ini adalah wajib pajak yang berdomisili di Kabupaten Majene tetapi
kendaraannya tidak (belum) dimutasikan plat kode kendaraan di SAMSAT
Kabupaten Majene. Responden penelitian ini berjumlah 100 orang. Sampel
merupakan responden yang mengembalikan kuesioner, wajib pajak yang
berdomisili di Kabupaten Majene tetapi kendaraannya tidak (belum) dimutasikan
plat kode kendaraan di SAMSAT Kabupaten Majene dipilih sebagai populasi
dalam penelitian ini karena kaitannya dengan variabel besarnya biaya
administrasi, peranan birokrasi, dan perilaku wajib pajak.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yang merupakan penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang telah ditetapkan. Purposive sampling
dilakukan dengan menyebarkan seluruh kuesioner kepada wajib pajak yang
berdomisili di Kabupaten Majene tetapi kendaraannya tidak (belum) dimutasikan
plat kode kendaraan di SAMSAT Kabupaten Majene.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah subjek yaitu berupa opini,
pengalaman, sikap atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjadi subjek penelitan (responden). Sumber data yang digunakan adalah
sumber data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi
langsung dari sumber data tanpa melalui perantara (langsung dari responden).
Data sekunder adalah informasi yang ada dan dimiliki oleh pihak lain, peneliti
hanya bersifat sebagai pengguna data.
33
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Data primer dalam penelitian ini berupa data berskala ordinal hasil
rekapitulasi dari kuesioner tentang besarnya biaya administrasi,
pelayanan birokrasi, dan perilaku wajib pajak yang disebar pada
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
b. Data sekunder dalam penelitian ini berupa informasi mengenai jumlah
wajib pajak yang berdomisili di Kabupaten Majene tetapi
kendaraannya tidak (belum) dimutasikan plat kode kendaraan di
SAMSAT Kabupaten Majene.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah metode survei dengan
kuesioner, yaitu penelitian lapangan yang dilakukan terhadap anggota sampel
dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diantar langsung
kepada responden yaitu wajib pajak yang berdomisili di Kabupaten Majene tetapi
kendaraannya tidak (belum) dimutasikan plat kode kendaraan di SAMSAT
Kabupaten Majene, kemudian kuesioner yang diisi dan dikembalikan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat yaitu perilaku wajib pajak
sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu besarnya biaya administrasi
dan peranan birokrsi. Definisi operasional dari masing-masing variabel akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Perilaku Wajib Pajak (Y)
Perilaku wajib pajak adalah suatu kondisi wajib pajak mengetahui,
memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan
34
sukarela. Sehingga hal ini dikatakan berkaitan dengan kesadaran wajib pajak
dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
2. Besarnya biaya administrasi (X1)
Besarnya biaya administrasi merupakan besarnya tunggakan pajak
kendaraan bermotor, kurangnya kesadaran pemilik kendaraan bermotor
untuk membayar dan melaporkan kendaraanya sehingga kendaraan tersebut
berpindah-pindah tangan tanpa mengurus bea balik nama kendaraan
bermotor. Oleh karena itu perlu adanya kontribusi yang diberikan masyarakat
melalui pajak kendaraan bermotor untuk pemerintah yang nantinya dapat
dikembalikan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana umum
sektor-sektor lainnya.
3. Pelayanan birokrasi (X2)
Pelayanan birokrasi mempunyai kewajiban melayani masyarakat dan
berkewajiban melaksanakan tugas pemerintahan, dalam melaksanakan
keputusan kebijakan bahwa ketentuan peraturan gubernur dan peraturan
daerah akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Kualitas pelayanan yang baik maka
masyarakat pun akan baik sejalan dengan tujuan pemerintahan.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Pada penelitian ini,
instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner pertanyaan yang
diajukan dijawab oleh responden lalu kemudian data tersebut diolah.
Kuesioner menggunakan Skala Likert. Dengan Skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
35
instrumen yang dapat berupa pertanyaan.
Table 3.1
Skala Likert
Variabel Indikator Item
Besarnya biaya administrasi Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor 1,2 Bea balik nama kendaraan bermotor 3,4
Pelayanan birokrasi Keberadaan peraturan daerah 5,6 Kualitas pelayanan pajak 7,8
Perilaku wajib pajak Kesadaran wajib pajak 9.10 Kepatuhan wajib pajak 11,12
Pada kuesioner yang akan diberikan kepada responden terdapat 12 item
pertanyaan yang masing-masing dari item pertanyaan tersebut terdapat lima
pilihan jawaban (option). Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan
menyusun daftar alat ukur, yaitu untuk variabel mandiri yaitu kuesioner dengan
Skala Likert yang terdiri lima alternatif skor, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Dalam menjawab
pertanyaan Skala Likert, responden hanya tinggal memberi tanda centang (√)
jawaban yang paling sesuai dengan pribadi sendiri atau lingkungan sekitarnya.
3.8 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik regresi menggunakan SPSS 20.0. Pengujian ketetapan alat ukur
dalam pengukuran objek yang diteliti yaitu pengujian validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner yang diperoleh dari
responden. Kemudian di uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini, yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.
36
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara
dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) dengan variabel dependen (Y).
Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai
berikut.
Y = a + b1Х1 + b2Х2 + e
Keterangan :
a : Konstanta
Y : Perilaku Wajib Pajak
X1 : Besarnya Biaya Administrasi
X2 : Pelayanan Birokrasi
b : Koefisien regresi
e : error
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjalaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi tidak bias maka perlu dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu. Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan
37
kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam
estimasi, tidak bias dan konsisten. Pengujian asumsi klasik yakni sebagai berikut.
3.8.3.1 Uji Multikolinearitas
Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan
dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.
Terdapat dua cara pendektesian ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan
metode grafik dan metode statistik. Metode grafik biasanya dilakukan dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya.
3.8.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal (Janie,
2012:35). Uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal.
Jika terjadi pelanggaran asumsi ini, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
3.8.4 Uji Hipotesis
Persamaan regresi dalam penelitian ini.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
38
Keterangan :
Y : Perilaku Wajib Pajak
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
X1 : Besarnya Biaya Administrasi
X2 : Pelayanan Birokrasi
e : error
3.8.4.1 Uji T (Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independennya secara individual berpengaruh terhadap variabel dependennya.
Peluang kesalahan 5% (α = 0,05) jika tingkat signifikannya apabila <(0,05), maka
hipotesis diterima. Selain itu, uji ini dapat sekaligus digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut
mempengaruhi kinerja pegawai, dengan melihat nilai t masing-masing variabel.
Berdasarkan nilai t, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang memiliki
pengaruh paling dominan atau signifikan terhadap variabel terikat.
3.8.4.2 Uji F (Simultan)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahui
signifikansi atau tidaknya pengaruh variabel secara bersama-sama terhadap
variabel terikat maka digunakan probabilitas atau peluang kesalahan 5% (α =
0,05).Jika probabilitas <α (0,05), maka hipotesis diterima.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai analisis
factor-faktor penyebab pemilik kendaraan bermotor tidak memutasikan plat kode
kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC maka dapat diberikan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Besarnya biaya administrasi berpengaruh negatif terhadap perilaku
wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi besarnya biaya
administrasi, maka perilaku wajib pajak pun akan semakin tidak taat.
Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa wajib pajak kurang sadar
akan kewajibannya. Dengan demikian, Pemerintah perlu membimbing
masyarakat untuk sadar pajak sehingga meningkatkan pendapatan
asli daerah.
2. Pelayanan birokrasi berpengaruh positif terhadap perilaku wajib pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi pelayanan birokrasi, maka
perilaku wajib pajak pun semakin sadar.
3. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-F memberikan hasil
bahwa besarnya biaya administrasi dan pelayanan birokrasi
berpengaruh secara simultan terhadap perilaku wajib pajak.
56
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan
kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
a. Pemerintah perlu memberikan pembebasan bea balik nama
kendaraan bermotor II dari non DC ke DC dan pemberian
keringanan 50% nilai dari pembebasan bea balik nama kendaraan
bermotor I kendaraan dinas yang di DUM dan pembebasan Denda
Pokok Pajak Kendaraan Bermotor dalam Wilayah Provinsi
Sulawesi Barat.
2. Bagi Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Wilayah
Majene
a. Perlu disosialisasikan sikap sadar membayar pajak di masyarakat.
Sosialisasi ini dapat melalui iklan di televisi, radio maupun surat
kabar serta media lainnya
b. Petugas pajak harus bertindak professional, kualitas sarana dan
prasarana, serta pelayanan yang prima petugas pajak harus
ditingkatkan agar wajib pajak merasa lebih nyaman sehingga akan
meningkatkan penerimaan pajak.
c. Sanksi pajak harus disosialisasikan dengan baik kepada para
wajib pajak agar wajib pajak dapat memahami hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan sanksi pajak serta penyebab-
penyebab dikenakannya suatu sanksi pajak terhadap wajib pajak.
2. Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya. Hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui variabel lain yang
mempengaruhi perilaku wajib pajak secara tepat dan sesuai,
57
misalnya variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem
perpajakan, sikap rasional, lingkungan, faktor pendidikan, faktor
kesadaran keberagaman dan faktor pemahaman terhadap
undang-undang.
b. Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang akan
diteliti serta memperluas ruang lingkup penelitiannya. Dapat
memperluas sampel wajib pajak yang terdaftar di Kantor Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Wilayah Majene.
5.3 Keterbatasan Penelitian
1. Kurang terjangkaunya seluruh luas wilayah penelitian. Hal ini dampak
dari keterbatasan dana dan waktu yang tidak bisa digunakan secara
leluasa oleh peneliti.
2. Dalam penyebaran kuesioner peneliti mengalami hambatan
dikarenakan bukan jadwal para responden melapor spt oleh karena
itu peneliti menyebar kuesioner dengan mendatangi para pengusaha
di tempat usahanya masing-masing.
3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner
yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak
menunjukkan keadaan sesungguhnya.
58
DAFTAR PUSTAKA
Andry, Hendry. 2015. Analisis Pelaksanaan Proses Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Selatan Kota Pekanbaru. Jurnal Siasat. Volume 9 (2). Hal 116-125 (2015).
Bohari. 2010. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta: Rajawali Pers.
Darwin. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana media.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_administrasi_manunggal_satu_atap, diunduh pada tanggal 14 agustus 2017.
http://sulbarprov.go.id/index.php/blog/sulawesi-barat, diunduh pada tanggal 10 November 2017
Indiahino, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media
Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistik Deskriptif dan Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Semarang: Semarang University Press.
Lestari, Nur Wachida Cinitya. 2016. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Kabupaten Kepulauan Selayar). Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Andi Offset.
Nasution, Faisal Reza dan Muthalib, Abdul. 2015. Evaluasi Kinerja Pegawai dalam Pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat UPT Pangkalan Brandan. Jurnal ilmu administrasi publik. Volume 3 (1). Hal 1-7 (2015).
Nurhayati, Siti Rohmah. 2005. Atribusi kekerasan dalam rumah tangga, kesadaran terhadap kesetaraan gender, dan strategi menghadapi masalah pada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Hasil penelitian tesis pasca sarjana UGM, pernah dimuat dalam jurnal psikologi yang diterbitkan oleh fakultas psikologi UGM,Volume 32, NO.1, Juni 2005.
Priantara, Diaz. 2016. Perpajakan Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ratnasari. Nempung, Tibertius dan Suriadi, La Ode. 2016. Ananlisis Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Di Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Progress Ekonomi pembangunan, Vol. 1, No. 1, 2016.
Republik Indonesia. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan publik.
59
Republik Indonesia. Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 27 tahun 1959 mulai diterbitkan sejak tanggal 1 Januari 1960 dan berlaku untuk seluruh Wilayah Republik Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Republik Indonesia. Peraturan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Khusus Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Republik Indonesia. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 188.4/651/SULBAR/2017 Tentang Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor II dari Non DC ke DC dan Pemberian Keringanan 50% Nilai dari Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor I Kendaraan Dinas yang di DUM dan Pembebasan Denda Pokok Pajak Kendaraan Bermotor dalam Wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
Republik Indonesia. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 01 Tahun
2010 Tentang Pajak Daerah.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2016. Jakarta: Rajawali Pers.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana media.
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 tentang memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi Negara maupun warganya. Yogyakarta: Andi Offset.
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi . Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Samudra, Azhari A. 2016. Perpajakan di Indonesia: Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Sekaran, U. 2000. Research Methods For Business: A Skill-Building Approach, 3rd ed. John Wiley & Sons: Inc.
Siahaan, Marihot P. 2016. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi.
Jakarta: Rajawali Pers. Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keprilakuan-Teori dan Implementasi.
Jakarta: Selemba Empat.
Supramono dan Damayanti, Theresia Woro. 2010. Perpajakan Indonesia Mekanisme Dan Perhitungan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Zuraida, Ida. 2013. Teknik penyusunan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
60
LAMPIRAN
61
Lampiran 1: Biodata
BIODATA
Identitas Diri
Nama : Asnur Srihartuti
Tempat, Tanggal lahir : Polewali, 17 Februari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl. Panti Asuhan Asrama Polisi Kel. Labuang Kec.
Banggae Timur Majene
Nomor HP : 082197839991
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
- Pendidikan Formal
1. TK Bhayangkari : 1998-2000
2. SDN 2 Kamp. Baru Majene : 2000-2006
3. SMP Neg. 3 Majene : 2006-2009
4. SMA Neg. 1 Majene : 2009-2012
5. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis : 2013-Sekarang
Universitas Hasanuddin – Makassar
- Pendidikan Non Formal
Tahun 2013 : Pelatihan Basic Study Skill Universitas Hasanuddin
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 15 Februari 2018
Asnur Srihartuti
A31113535
62
Lampiran 2: Kuesioner
LEMBAR KUESIONER Responden yang Terhormat,
Sebelumnya diucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesediaan
anda mengisi lembaran kuesioner ini.
Adapun disampaikan bahwa kuesioner ini dibuat oleh:
Nama : Asnur Srihartuti
NIM : A31113535
Departemen/ Fakultas : S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas : Universitas Hasanuddin Makassar
Kuesioner ini merupakan bagian dari proses pengumpulan data untuk
keperluan tugas akhir yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Penyebab
Pemilik Kendaraan Bermotor tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan di
Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC”.
Jawaban yang anda berikan tidak akan dinilai sebagai BENAR atau
SALAH karena apa yang menjadi kebenaran adalah sesuai apa yang anda
rasakan dan yakini. Data yang diperoleh akan kami rahasiakan dan tidak akan
kami sebar luaskan, karena hanya akan digunakan untuk keperluan ini saja.
Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/ Ibu dan Saudara/ Saudari sekalian kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dengan hormat,
Asnur Srihartuti
63
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan maksud untuk menyusun skripsi yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor Tidak
Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC”,
maka diperlukan data penelitian sesuai dengan judul tersebut.
Identitas peneliti:
Nama/NIM : ASNUR SRIHARTUTI/ A31113535
Program Studi : Akuntansi
Fakultas/Instansi : Ekonomi dan Bisnis/ Universitas Hasanuddin
Peneliti menyadari sepenuhnya, kuesioner ini sedikit meminta waktu
aktivitas Bapak/Ibu yang sangat padat. Namun demikian dengan segala
kerendahan hati peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu berkenan meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner ini. Kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu sepenuhnya
dijamin dan jawaban tersebut semata-mata hanya diperlukan untuk kepentingan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Atas perhatian serta kerja sama Bapak/Ibu, Penelti ucapkan Terima
Kasih.
Hormat saya
Asnur Srihartuti
KUESIONER PENELITIAN
“Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor
Tidak Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi
Barat dari DD ke DC”
64
No:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempan *)
Umur :…………..tahun
Pekerjaan :
Alamat KTP :
No. Plat Kendaraan :
Ket: *) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pemilik Kendaraan Bermotor Tidak
Memutasikan Plat Kode Kendaraan di Provinsi Sulawesi Barat dari DD ke DC.
Bapak/Ibu dimohon untuk dapat menjawab setiap pertanyaan dengan keyakinan
tinggi serta tidak mengosongkan satu jawabanpun dan tiap pertanyaan hanya
boleh ada satu jawaban. Menjawab pertanyaan dengan cara memberi checklist
(√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
65
Besarnya Biaya Administrasi
No. Pertanyaan Keterangan
STS TS N S SS
1 Selalu membayar pajak tepat
pada waktunya
2 Mengetahui bahwa pajak
kendaraan bermotor merupakan
iuran rakyat yang digunakan
untuk dana pengeluaran umum
pelaksanaan fungsi pemerintah
3 Biasanya mengalami kesulitan
dalam mengurus administrasi
bea balik nama kendaraan
bermotor sehingga
mengeluhkan hal tersebut
4 Terkendala untuk kebutuhan
sehari-hari akibat plat nomor
kendaraan yang membutuhkan
waktu yang cukup lama baru
bisa dikeluarkan
Pelayanan Birokrasi
No. Pertanyaan Keterangan
STS TS N S SS
1 Secara umum dapat dikatakan
paham keberadaan peraturan
daerah tentang pajak daerah
2 Peraturan daerah idealnya perlu
disosialisasikan kepada
masyarakat selaku pemilik
kendaraan bermotor agar dapat
mewujudkan masyarakat yang
wajib pajak
66
3 Merasa bahwa penyuluhan-
penyuluhan yang dilakukan oleh
petugas pajak dapat membantu
pemahaman mengenai hak dan
kewajiban selaku wajib pajak
4 Petugas pajak telah memberikan
pelayanan pajak dengan baik
sehingga pencapaian PAD akan
terlaksana secara maksimal
Perilaku Wajib Pajak
No. Pertanyaan Keterangan
STS TS N S SS
1 Menyadari pajak kendaraan
bermotor merupakan sumber
pendapatan asli daerah yang
kontribusinya tinggi
2 Membayar pajak karena pajak
merupakan kewajiban sebagai
wajib pajak
3 Selalu mengisi formulir pajak
dengan benar
4 Selalu menghitung pajak dengan
jumlah yang benar
67
Lampran 3: Tabulasi Kuesioner dan Master Tabel
X1 X2 Y Besarnya Peranan Perilaku
Biaya Administrasi Birokrasi Wajib Pajak
4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4
3 3 2 2 5 5 4 4 4 5 5 5
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5
3 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5
2 2 3 3 5 4 5 5 5 4 4 4
5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4
3 3 3 2 5 4 4 4 4 4 4 5
3 3 2 3 5 5 5 5 4 4 4 4
3 3 3 2 4 4 5 4 4 4 4 5
3 2 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4
5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5
4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4
4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4
68
5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5
3 2 2 3 4 4 4 5 5 5 5 4
2 2 3 3 5 4 5 5 5 4 4 5
4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4
5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
3 3 2 2 5 5 5 4 4 4 5 5
5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5
5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4
5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5
5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4
2 3 3 2 5 4 5 5 4 5 5 5
3 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5
3 2 3 2 4 5 4 5 5 5 5 5
5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4
5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4
3 2 2 3 4 4 5 4 5 4 4 4
3 3 3 2 4 4 5 4 5 4 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4
3 3 2 2 4 4 5 4 4 5 5 5
5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4
4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4
2 2 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5
69
4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4
4 2 2 5 4 5 5 5 4 4 4 4
3 2 2 3 4 5 5 5 4 4 4 4
3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 2 2 3 3 3 3 4 5 4 3 4
4 2 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 3 2 3 2 4 3 4 3
3 2 3 3 4 3 4 4 5 5 5 5
3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4
3 3 3 2 4 4 5 5 5 4 4 4
3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3
4 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 3 3
4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 3
4 3 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3
5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3
5 5 5 5 3 4 4 2 3 3 3 3
4 5 2 3 3 4 3 2 4 4 4 4
5 5 5 5 3 4 5 3 3 4 5 4
3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 4
5 5 5 5 3 4 3 4 3 4 4 5
70
3 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 4
5 5 5 5 3 4 5 3 3 4 3 4
4 5 4 5 4 5 3 4 3 5 3 5
4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4
5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4
5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3
3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3
5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3
5 5 5 5 3 3 3 2 3 3 3 3
4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3
2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 3 3
5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 3 3
5 5 5 5 3 4 2 2 4 4 3 3
71
Lampiran 4: Hasil Olah Data SPSS
Uji Validitas
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1
X1.1 Pearson Correlation 1 ,785** ,689** ,680** ,886**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X1.2 Pearson Correlation ,785** 1 ,657** ,603** ,857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X1.3 Pearson Correlation ,689** ,657** 1 ,711** ,876**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X1.4 Pearson Correlation ,680** ,603** ,711** 1 ,855**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X1 Pearson Correlation ,886** ,857** ,876** ,855** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2
X2.1 Pearson Correlation 1 ,557** ,494** ,563** ,798**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X2.2 Pearson Correlation ,557** 1 ,481** ,550** ,770**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X2.3 Pearson Correlation ,494** ,481** 1 ,600** ,800**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X2.4 Pearson Correlation ,563** ,550** ,600** 1 ,865**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
X2 Pearson Correlation ,798** ,770** ,800** ,865** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
72
Y1 Y2 Y3 Y4 Y
Y1 Pearson Correlation 1 ,504** ,582** ,415** ,761**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Y2 Pearson Correlation ,504** 1 ,483** ,622** ,801**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Y3 Pearson Correlation ,582** ,483** 1 ,655** ,844**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Y4 Pearson Correlation ,415** ,622** ,655** 1 ,838**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Y Pearson Correlation ,761** ,801** ,844** ,838** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100
Uji Realibilitas
1. Variabel X1
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludedᵃ 0 ,0
Total 100 100,0
Cronbach’s Alpha N of Items
,894 4
2. Variabel X2
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludedᵃ 0 0,0
Total 100 100,0
Cronbach’s Alpha N of Items
0,819 4
73
3. Variabel Y
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludedᵃ 0 0,0
Total 100 100,0
Cronbach’s Alpha N of Items
0,827 4
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
Besarnya biaya administrasi ,989 1,011
Pelayanan birokrasi ,989 1,011
2. Uji Heteroskedastisitas
74
3. Uji Normalitas
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Besarnya biaya administrasi
100 3,00 5,00 3,9200 ,83702
Pelayanan birokrasi 100 3,00 5,00 4,1800 ,67240
Perilaku wajib pajak 100 3,00 5,00 4,1100 ,66507
Valid N (listwise) 100
Ananlisis Regresi Linear Berganda
1. Persamaan Regresi
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
1 (Constant)
7,495 1,350
5,551 ,000
X1 -,112 ,047 -,172 -
2,405 ,018
X2 ,631 ,067 ,676 9,470 ,000
75
2. Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,715ᵃ ,511 ,501 1,61919
Pengujian Hipotesis
1. Uji t
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
1 (Constant)
7,495 1,350
5,551 ,000
X1 -,112 ,047 -,172 -
2,405 ,018
X2 ,631 ,067 ,676 9,470 ,000
2. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean
Squares F Sig.
1 Regression
265,528 2 132,764 50,639 ,000ᵇ
Residual 254,312 97 2,622
Total 519,840 99