STRATEGI PEMASARAN SAHABAT BSM MELALUI PERANTARA ULAMA
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI
(Studi Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pluit, Jakarta Utara)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
MU’MIN BILLAH
NIM 1111046100015
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M /1438 H
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 25 Agustus 2016
Mu’min Billah
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban studinya. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW.
beserta para keluarganya, sahabat-sahabatnya juga para pengikut-pengikutnya.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur
memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian
mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa sapaan moril, kritik, saran,
dorongan semangat, dukungan financial maupun sumbangan pemikiran dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis secara khusus mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Pogram Studi Muamalat (Hukum
Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku sekretaris Program Studi Muamalat
(Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M selaku dosen
vi
pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan moral kepada penulis
dari penulis masih jadi mahasiswa baru hingga penulis menyelesaikan studi.
5. Tim penguji selaku penguji pada sidang skripsi yang telah membantu saya dalam
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam penelitian saya.
6. Bapak M. Bukhori Muslim, Lc, MA, selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya
untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
9. Seluruh staff Bank Syariah Mandiri KCP Muara Karang, khususnya Bpk Panji
dan Bpk Rifki yang telah membantu penulis dalam mencari data dan tak lupa
kepada Ust. Karyudi & Ust. Burhanuddin Yasin yang telah sudi untuk
diwawancarai.
10. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak A. Nu’man Hudori dan Ibu Junaenah yang
tak henti-hentinya mendoakan penulis, memberikan support baik moril maupun
materil. Juga mamang Mas’ud, Bibi Anna, Bibi Sanah, Mangaji Ma’mun, Biaji
vii
Entin, mang Oji, dan Fauzi Maftuh, setiap pesan dan nasihat yang disampaikan
selalu memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis.
11. Keluarga 91 yaitu, Ade H. Syarif, Ajo, Iyun, Paulus, Ipul, Ino, Kiki, Hartia,
Sarah, Umi, Susan, Anna. Juga Sahabat-sahabat abadi, teman dari kecil hingga
sekarang, yaitu Riki, Anto, Komar, Candra, Jamal, JU, Yuli, Fury, Evi, Imah,
Lastri. Terimakasih telah membuat penulis bahagia selalu, menemani nongkrong
dan mengobati penulis dikala sedang kesulitan dalam menulis skripsi ini.
12. Sahabat seperjuangan di AIC 2, Listia, Qinoy, Neneng, Jenni, Anjay, Lepe,
Bagus, Yuda, dan Kholilah. Serta Sahabat kosan yang akan selalu terkenang,
Dede Saepudin, Alam, Faiz, Demang, Komet, Camen. Serta Fajri, Mas Alif,
Bang Firman, Mas Faisal, Dino, Ivan, Paijo, Anang dan Boyo. Terimakasih telah
menemani penulis di kosan, kebersamaan kalian tak akan hilang.
13. Sahabat-sahabat penulis para penghuni pondok anasti kamar no 15 yaitu Muchtar
Nasir Apandi, Imam Syuhada, M. Iskandar Zulkarnain, Zakaria Arrazy, Ahmad
Dwi Mukti, Nuril Huda, M. Firdaus, Ramadan, Abdul Latief, Akiko Lohandra
sahabat-sahabat lainnya dari PS A 2011 yang selalu membuat penulis tertawa.
14. Teman-teman Lingkar Studi Ekonomi Islam (LISENSI) terutama Biro Eksternal,
Mugni, Adisi, Gilang, Kartini, dan Dian. Serta Keluarga KKN Gempar, Jumadi,
Ikhsan, Alung, Yuni, Risna, Yaza. Terimakasih atas sharing ilmu dan
pengalaman yang kalian berikan.
15. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Perbankan Syariah angkatan 2011
viii
yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam skripsi ini. Terima kasih
atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap
terjalin sampai kapanpun.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal dan membalasnya dengan yang lebih baik. Selain itu, penulis akui
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan
penulis munculnya saran untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini di waktu
mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Aamiin.
Jakarta, 25 Agustus 2016
Mu’min Billah
ix
ABSTRAKSI
Mu’min Billah. 1111046100015. Strategi Pemasaran Sahabat BSM melalui
Perantara Ulama dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Bank Syariah Mandiri
(Studi Pada Bank Syariah Mandiri KC Pluit, Jakarta Utara). Strata 1
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tahun
2016.
Market share sebesar 5% memang cukup ideal, akan tetapi jika dilihat dari total
penduduk Indonesia yang mayoritas muslim masih jauh diatas kata ideal. Hal ini
disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang bank
syariah. Untuk itu bank-bank syariah berlomba-lomba mencari inovasi strategi
pemasaran yang cocok. Bank Syariah Mandiri yang marketsharenya terbesar di
Indonesia melakukan inovasi strategi pemasaran, yaitu Sahabat BSM yang
didalamnya mencakup meminta bantuan Ulama untuk meninggalkan riba dan beralih
ke bank syariah mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
mekanisme atau cara kerja strategi pemasaran sahabat bsm (melalui media ulama) ini
dalam meningkatkan jumlah nasabah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dimana
peneliti menggambarkan skema strategi pemasaran sahabat BSM khususnya melalui
media ulama. Prosedur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
melakukan wawancara kepada pihak Bank Syariah Mandiri KC pluit dan kepada para
ulama yang menjadi sahabat BSM. Juga data-data terkait strategi pemasaran sahabat
BSM ini yang diminta langsung pada Bank Syariah mandiri KC Pluit yang
selanjutnya dikomparasikan dengan ketentuan teori yang berlaku.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran sahabat BSM
melalui media ulama ini menggunakan sistem customer get customer. Dimana para
ulama dan sahabat bsm ini yang telah menjadi nasabah tetap (existing) akan
memasarkan bank syariah mandiri melalui dakwah, mouth to mouth, mengajak
kerabat atau jamaahnya untuk menabung dan membuka rekening di Bank Syariah
Mandiri KC Pluit. Setelah berhasil mengajak nasabah membuka rekening, para ulama
dan sahabat BSM akan mendapatkan insentif sebesar 1% dari cost of fund. .
Kata Kunci : Pemasaran, Sahabat BSM, Ulama, kualitatif deskriptif
Pembimbing : Moch. Bukhori Muslim, Lc, MA.
Daftar Pustaka : Tahun 1993 s/d 2015
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................... 10
1. Identifikasi Masalah ........................................................................... 10
2. Pembatasan Masalah .......................................................................... 11
3. Rumusan Masalah .............................................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11
D. Reviu Studi Terdahulu .............................................................................. 12
E. Metode Penelitian ..................................................................................... 14
F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 19
A. Bank Syariah ............................................................................................ 19
xi
B. Konsep Strategi Pemasaran ...................................................................... 24
C. Komunikasi Pemasaran ............................................................................ 39
D. Peran Ulama dalam Perkonomian ............................................................ 41
E. Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 50
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 50
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 50
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 51
E. Objek Penelitian ....................................................................................... 52
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 52
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 54
A. Profil Bank Syariah Mandiri ..................................................................... 53
B. Profil Bank Syariah Mandiri KC Pluit ....................................................... 60
C. Strategi-Strategi Pemasaran Bank Syariah Mandiri KC Pluit.................... 61
D. Strategi Pemasaran Sahabat BSM Melalui Perantara Ulama ..................... 66
1. Sejarah Berjalannya Strategi Pemasaran Melalui Media Ulama ........ 66
2. Mekanisme Strategi Pemasaran Melalui Perantara Ulama Bank
Syariah Mandiri KC Pluit .................................................................... 71
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 87
A. Kesimpulan .............................................................................................. 87
B. Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN ........................................................................................................ 93
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Pangsa Pasar DPK BSM Terhadap Perbankan Syariah ........................ 5
Tabel 1.2. Pangsa Pasar Pembiayaan BSM Terhadap Pembiayaan Perbankan
Syariah ..................................................................................................................... 5
Tabel 4.1. Kegiatan Promosi BSM ...................................................................... 64
Tabel 4.2. Data Masjid Kecamatan Penjaringan .................................................. 68
Tabel 4.3. Daftar Ulama yang Membuka Rekening .............................................. 69
Tabel 4.4. Biaya Promosi yang dikeluarkan BSM KC Pluit .................................. 73
Tabel 4.5. Insentif Sahabat BSM KC Pluit ............................................................ 74
Tabel 4.6. Data Sahabat BSM dan Nasabah Terenferensi ..................................... 77
Tabel 4.7. NoA Sahabat BSM KC Pluit ................................................................. 78
Tabek 4.8. Posisi DPK BSM KC Pluit ................................................................... 79
Tabel 4.9. DPK yang dihasilkan Sahabat BSM KC Pluit ...................................... 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 48
Gambar 4.1. Mekanisme Program Sahabat BSM ................................................. 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Wawancara ...................................................................... 72
Lampiran 2. Surat Permohonan Pembimbing ..................................................... 80
Lampiran 3 Surat Permohonan Data dan Wawancara. ........................................ 81
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting
dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha
sangat membutuhkan jasa bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mendukung
dan memperlancar aktivitasnya.1 Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian
dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan
perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam
perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang luas, tingkat kerja penuh dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan
investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan
yang efektif.2
Bank syariah yang dianggap sebagai alternatif sistem ekonomi atau
finansial diharapkan dapat menjadi solusi perekonomian negara. Dengan landasan
Al-Quran dan As-Sunnah, bank syariah melarang bunga (riba) dalam setiap
kegiatannya. Di dalam ekonomi syariah sistem riba dihapuskan dan diganti
dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil ini dirasa lebih menguntungkan karena
sistem ini tidak berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah ataupun oleh
1 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, h.1 2 Muhamad Syafe’i Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet, ke 1,
h. 25.
2
nilai standar bunga yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, sistem ini
dipengaruhi oleh hasil investasi yang diberikan bank, kepada investor yang
membutuhkan dana. Inilah yang mengakibatkan mengapa bank-bank syariah tidak
ikut kolaps sewaktu Indonesia dilanda krisis pada tahun 2008. Kelebihan lain yang
dimiliki oleh bank syariah adalah lebih menitikberatkan pada sektor riil. Bagi
Indonesia, sektor riil jauh lebih penting karena menyangkut denyut ekonomi
sebagian besar masyarakat. Artinya, sektor riil lebih memihak kepada kalangan
masyarakat kelas bawah. Sektor riil merupakan sektor yang mempengaruhi sektor
finansial. Jika sektor riil menurun, maka sektor finansial juga akan menurun.
Begitu pula sebaliknya.3
Seiring berkembangnya bank syariah sampai saat ini, bank syariah tumbuh
melaju sangat cepat, walaupun belum mencapai target yang seharusnya.4 Pada
outlook 2013 yang dikeluarkan Bank Indonesia perkembangan bank syariah
cukup signifikan. Perbankan syariah mampu tumbuh 37% sehingga total asetnya
menjadi Rp. 174,09 triliun Pembiayaan telah mencapai Rp. 135,58 triliun
(40,06%) dan penghimpunan dana menjadi Rp. 134, 45 triliun (32,06%). Strategi
edukasi dan sosialisasi perbankan syariah yang ditempuh dilakukan bersama
antara Bank Indonesia dengan industri dalam bentuk iB campaign baik untuk
3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: IIIT Indonesia,
2003), h.31. 4 Website Bank Indonesia. Diakses pada 7 Mei 2015 dari http://www.bi.go.id/ en/publikasi/
kebijakan-moneter/outlook-ekonomi.
3
funding maupun financing telah mampu memperbesar market share perbankan
syariah menjadi 4,3%.5
Penghimpunan dana masyarakat terbesar dalam bentuk deposito yaitu Rp.
78,50 triliun (58,39%) diikuti oleh Tabungan sebesar Rp. 40, 84 triliun (30,38%)
dan Giro sebesar Rp. 15,09 triliun (11,22%). Penyaluran dana masih didominasi
piutang Murabahah sebesar Rp. 80,95 triliun atau 59,71% diikuti pembiayaan
Musyarakah yang sebesar Rp. 80,95 triliun (18,59) dan pembiayaan Mudharabah
sebesar Rp. 11, 44 triliun (8,44%), dan piutang Qardh sebesar Rp. 11,19 triliun
(8,25%).6
Hingga Mei 2015, Total Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah
mencapai 203,89 triliun, dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga mencapai 215,33
triliun, dan Market share mencapai 5%.7 Kenaikan ini sangatlah besar, hal ini
menandakan bahwa bank syariah mempunyai masa depan kedepannya, baik
sebagai alternatif maupun solusi bagi negara.
Akan tetapi seiring meningkatnya bank syariah sampai saat ini, memang
pertumbuhannya cepat tapi masih belum mencapai target. Terutama dalam hal
market share. Menurut Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa
Keuangan, Achmad Buchory, saat ini market share bank syariah di Indonesia
5 Bank Indonesia, Outlook Bank Syariah 2013. (Jakarta: Bank Indonesia, Desember 2013) 6 Ibid. 7 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Mei 2015 (Jakarta: OJK, Mei 2015)
4
sekitar 5% dari total aset bank secara nasional. Artinya market share meningkat
0,7% dari tahun lalu.
Market share sebesar 5% dari total aset memang cukup ideal, dan target
market share bank syariah untuk tahun ini di angka tersebut. Akan tetapi jika
dilihat dari total penduduk Indonesia yang mayoritas muslim masih jauh diatas
kata ideal. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
mengalahkan jumlah penduduk muslim dari gabungan seluruh negara dikawasan
Timur Tengah. Negara yang berpenduduk 230 juta, dengan penduduk muslimnya
berjumlah 200 juta atau 88%nya. Market share bank syariah bisa lebih dari 5%.
Karena jumlah nasabah bank syariah saat ini masih dibawah 10 juta orang, maka
potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih sangat besar mengingat
jumlah penduduk usia produktif Indonesia terus bertambah.8
Di tengah ketatnya persaingan industri perbankan syariah selama 2014,
Bank Syariah Mandiri (BSM) masih memegang pangsa pasar terbesar. Dari sisi
total aset, bsm masih menguasai 24, 58% pangsa pasar perbankan syariah.9
8 Mengutip dari Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Achmad
Buchory 9 SindoNews. “Market Share Bank Syariah 5%” diakses pada 7 Mei 2015 dari
http://ekbis.sindonews.com/read/964020/34/ojk-market-share-bank-syariah-5-1423810057
5
Tabel & grafik 1.1 Pangsa Pasar DPK BSM terhadap Perbankan Syariah (dalam Rp miliar)
Pangsa pasar terhadap DPK ini terdiri dari market share Tabungan sebesar
Rp. 22.685 miliar atau 35,68% dari perbankan Syariah, Market share Growth
Deposito sebesar RP. 31.936 miliar atau 23,55% dari Perbankan Syariah, dan
Market share Growth Giro sebesar Rp. 5.200 miliar atau 27% dari perbankan
Syariah.10
Tabel & Grafik 1.2 Pangsa Pasar Pembiayaan BSM terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah
Walaupun pertumbuhan pembiayan negatif atau turun dari tahun lalu,
Bank Syariah Mandiri masih memegang predikat sebagai pemegang Market share
terbesar di Indonesia. Dari sini dapat dilihat bahwa kinerja Bank Syariah Mandiri
10 Bank Syariah Mandiri, Annual Report BSM 2014 (Jakarta: BSM, Desember 2014)
6
dalam menarik minat nasabah cukup diperhitungkan. Dan apa saja strategi yang
digunakan Bank Syariah Mandiri guna meraup pangsa pasar tersebut.
Beberapa alasan masyarakat yang masih enggan menjadi nasabah di bank
syariah adalah karena ketidaktahuan masyarakat akan bank syariah, baik produk,
skim, maupun halal haramnya riba. Bank syariah dianggap sama saja dengan bank
konvensonal. Yang paling besar adalah adanya agunan yang memberatkan
nasabah. Bahkan sampai dianggap bahwa pembiayaan di bank syariah lebih
mahal.11
Artinya disamping ketidaktahuan, masyarakat masih takut memakai jasa
bank syariah, dikarekanan dianggap sama saja dengan bank konvensional bahkan
lebih mahal. Padahal ada yang lebih penting dari semua itu, haramnya riba bagi
siapa pun yang terlibat didalamnya. Bagi Islam riba merupakan sesuatu yang
dilarang agama dan salah satu yang dianggap sebagai dosa besar. Jadi seharusnya
larangan ini dapat mengesampingkan alasan-alasan masyarakat muslim yang
enggan memakai jasa bank syariah ini.12
Semestiya, dengan adanya perbedaan prinsip operasional dengan
perbankan konvensional, perbankan syariah mampu memberikan nilai lebih
menunjukkan unsur-unsur syariahnya, kemitraan, keterbuakan dan transparannya
dan mengambil peluang yang dapat diciptakannya sendiri melalui produk-
11 Kompasiana. “Apa yang Salah dengan Bank Syariah”. Diakses pada 7 Mei 2015 dari
http://www.kompasiana.com/bluelava/apa-yang-salah-dari-perbankan-syariah 12 Rumahfiqih. Diakses pada 7 Mei 2015 dari http://www.rumahfiqih.com/x.php?id
7
produknya, ataupun mengambil peluang yang tercipta secara alamiah mengingat
mayoritas penduduk Negara ini adalah beragama Islam.
Strategi merupakan garis besar bagaimana rencana manajemen untuk
mencapai tujuan. Pada dasarnya setiap unit usaha melakukan strategi. Apakah
suatu usaha yang kecil atau besar, pengusaha yang bersangkutan secara tidak sadar
melakukan strategi. Setiap upaya berupa kegiatan-kegiatan agar tujuan usahanya
tercapai adalah strategi13
.
Dalam memasarkan produk dan memantapkan posisi bank syariah
sebagai salah satu upaya dalam strategi pemasaran, diperlukan adanya kiat-kiat
khusus, sehingga bank syariah mampu berkembang dan bertahan di tengah-tengah
persaingan dengan lembaga keuangan lainnya, dalam operasional melayani jasa
keuangan bagi masyarkat. Kiat-kiat khusus ini diperlukan agar pasar yang terdiri
dari nasabah dan calon konsumen potensial yang merupakan asset akan selalu
loyal dan tertarik kepada bank syariah dan juga sebagai motivasi internal bank
syariah untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan reputasi dengan
memperbaiki kinerja dan operasional bank syariah pada masa kini dan masa yang
akan datang.14
Tingginya potensi nasabah dengan rendahnya persepsi masyarakat
terhadap syariah menunjukkan minimnya informasi syariah dimasyarakat. Strategi
13 Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT. Dhasa Warna, 1992), Cet. Ke-1,
h.20. 14 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2002), h.201
8
yang dapat dilakukan oleh perbankan syariah yaitu, pertama, yang harus ditempuh
perbankan syariah adalah komunikasi eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip
syariah maupun produk-produk yang ditawarkan. Kedua adalah menciptakan
efisiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses.15
Walaupun mayoritas penduduk di negara ini adalah muslim namun bukan
berarti bank syariah atau pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pluit tidak
perlu menggencarkan pemasaran seperti yang dibahas dalam penelitian ini adalah
pemasaran melalui Media Ulama dengan asumsi bahwa penduduk mayoritas yang
beraga Islam tersebut akan secara otomatis bergerak bergabung dengan perbankan
syariah. Banyak diantara masyarkat muslim tersebut masih belum memahami apa
itu bank syariah beserta produk-produk yang ditawarkan sehingga perlu bagi bank
syariah untuk memiliki strategi jitu yang mampu mengedukasi masyarakat agar
paham perbankan syariah secara lebih utuh. 16
Reputasi bank penting karena merupakan mekanisme sel inti yang
membentuk kredibilitas status dan citra memerlukan pilar kredibilitas untuk
menyangganya. Status dan citra bisa saja memukau nasabah dan sekaligus
membuat mereka kagum, tetapi tidak untuk waktu yang lama. Tanpa kredibilitas,
rasa kagum itu akan luntur dan pudar. Karena itu diperlukan sistem komunikasi
yang efektif pada masyarakat, yang mampu menyadarkan umat tentang kejahatan
15
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2002), h.202 16 Ibid, h.207
9
ekonomi ribawi dan keunggulannya bank syariah dalam semua aspek, sehingga
pada akhirnya akan mendorong mereka untuk berhijrah dari bank konvensional
menuju bank syariah.
Menurut M. B Hendrie Anto, perkembangan ekonomi Islam saat ini belum
menyentuh substansi, sehingga perlu sinergi, perlu optimalisasi sinergi bintang,
yaitu ulama, pemerintah, praktisi, masyarakat dan akademisi sehingga
perkembangan ekonomi syariah khususnya perbankan syariah dapat lebih
mengakar. Bahkan semua masyarakat dapat menjadi agen dalam proses
pengembangan ekonomi Islam.17
Para ulama sebagai public figure, orang yang berilmu, panutan, penggerak
dan motivator masyarakat. Kualitas keilmuan ulama telah mendorong mereka
untuk aktif membimbing masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Karena itu ulama mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
market share bank syariah.18
Hal itu dapat dilakukan dengan cara melanjutkan
sosialisasi dan edukasi public kepada masyarakat yang tingkat pengetahuan dan
pemahamannya masih rendah, serta masih berpandang miring terhadap bank
syariah. Namun demikian, pandangan para ulama mengenai sistem perbankan
khususnya syariah masih sangat beragam, meskipun kejelasan ayat-ayat Al-Quran
sudah tidak memerlukan interpretasi lagi.
17 M. B Hendrie Anto, Diskusi bulanan FS UIN Yogjakarta. (Yogjakarta : P3EI, 2008) 18 Wordpress, “Brainwashing Ulama Sebagai Upaya Meningkatkan Market Share Bank
Syariah. Diakses pada 16 Mei 2015.
10
Jadi alangkah baiknya jika strategi pemasaran ini diangkat kepermukaan,
untuk menanamkan persepsi masyarakat akan perbankan syariah. Berdasarkan
uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “STRATEGI PEMASARAN
SAHABAT BSM MELALUI PERANTARA ULAMA DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI”
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dapat
diidentifikasi penyusun adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan data diatas market share bank syariah masih berskitar 5%.
b. Indonesia yang notabennya mempunyai penduduk muslim terbesar di
dunia, 5% sangatlah kecil.
c. Strategi-strategi yang digunakan bank-bank syariah masih kurang efektif.
d. Bank-bank di indonesia saling bersaing menciptakan strategi pemasaran
guna meningkatkan jumlah nasabahnya.
e. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bank syariah dan
bahayanya riba
f. Masyarakat masih beranggapan bahwa bank syariah sama saja dengan
bank konvensional
g. Perlu diadopsi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri dengan Market
Share terbesar saat ini.
11
2. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mengarah kepada pembahasan yang diharapkan
dan tidak menyimpang dari judul dan tujuan penelitian. Maka penyusun
membatasi permasalahan hanya pada masalah strategi pemasaran yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan jumlah nasabah.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, bahwa rumusan masalah dari
penelitian ini adalah
a. Apa saja strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan
jumlah nasabah?
b. Bagaimana mekanisme bank syariah mandiri dalam melakukan strategi
pemasaran melalui ulama dalam meningkatkan dpk/nasabah?
c. Seberapa efektif strategi pemasaran melalui perantara ulama ini
dilakukan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah,
maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat diantaranya adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui Strategi apa saja yang dipakai oleh bank syariah mandiri kc
Pluit
12
b. Mengetahui mekanisme strategi pemasaran melalui media ulama bank
syariah mandiri kc Pluit
c. Mengetahui efektif tidaknya suatu strategi pemasaran dilakukan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti
pribadi.
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan dilakukan.
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang strategi-strategi pemasaran bank syariah di
Indonesia.
d. Dapat memberikan saran dan masukan bagi bank syariah mandiri kcp
muara karang.
e. Menambah informasi dan pengetahuan masyarakat tentang strategi-
strategi pemasaran yang dilakukan bank syariah.
D. Reviu Studi Terdahulu
1. Skripsi Nurhayati, mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah
Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 dengan Judul
Efektivitas Strategi Pemasaran Produk Kpr Pada Bri Syariah. Skripsi ini
membahas bahwa BRIS mampu menembus target transaksi yang dibidik
13
sebesar Rp. 150 miliar, dan mencari alasan strategi pemasaran apa yang
dilakukan BRIS. Apakah sudah efektif?. Metode yang digunakan yaitu
Kualilatif Deskriptif dengan mengumpulkan, mempelajari, dan melelaah
buku, internet serta dat primer dan sekunder lainnya. Hasil dari penelitian ini
adalah Strategi pemasaran yang menjadi prioritas utama dan yang paling
efektif adalah personal selling.
2. Artikel Ilmiah Rizqi Saudiah, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jember Semarang Tahun 2013, dengan judul Komunikasi
Pemasaran Pada Pt. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Surabaya-Barata Dalam Menarik Minat Nasabah. Artikel ini menjelaskan
bahwa komunikasi pemasaran salah satu strategi pemasaran yang dapat
menyebabkan keputusan nasabah untuk menjadi konsumen. Metode yang
dipakai adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan komunikasi pemasaran yang di jalankan meliputi periklanan,
promosi, hubungan masyarakat, pemasaran langsung dan interaktif, acara dan
pengalaman penjualan pribadi, pemasaran dari mulut ke mulut, serta di
imbangi dengan strategi pemasaran yaitu layanan tambahan yang dilakukan
oleh marketing officer, terbukti dapat meningkatkan jumlah konsumen.
3. Research Arif Wibowo, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Tahun
2013, dengan judul Tingkat Penerimaan Produk-Produk Perbankan Syariah
Pada Ulama Masjid Di Kotamadya Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan
untuk menjelaskan bagaimana tingkat penerimaan ulama masjid yang
14
menjadi kelompok acuan dana panutan, terhadap produk-produk bank syariah
guna diharapkan akan bisa didesain strategi yang baik untuk sosialisasi,
edukasi, dan promosi produk-produk perbankan syariah. Hasil penelitian ini
adalah pengurus dan ulama masjid di Kotamadya Yogyakarta, mempuyai
tingkat penerimaan yang baik, untuk keenam dimensi yang diamati.
4. Jurnal Muflikha Zahra Dwi Hartanti, LKTEI Bank Indonesia Tahun 2007,
Brainwashing Ulama Sebagai Upayan Peningkatan Market share Bank
Syariah. Penelitian ini menganjurkan mengoptimalisasikan sinergi bintang,
yaitu ulama, pemerintah, praktisi, akademisi dan masyarakat. Dengan
membrainwashing ulama yang dipercaya untuk mewakili masyarakat dalam
bentuk workshop mengenai ekonomi Islam, khususnya perbankan syariah
secara continou, disana para ulama diajak berdiskusi, sehingga mereka dapat
sharing bersama serta saling tukar pikiran.
E. Metode Penelitian
Mengingat pentingnya metode dalam penelitian, maka penelitian ini
digunakan cara-cara berfikir dalam rangka membahas pokok-pokok permasalahan
yang dirumuskan agar penelitian ini dapat terlaksana secara objektif ilmiah dan
mencapai hasil yang optimal.
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan Metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan
15
demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan baru yang terdapat dalam penelitian.19
Kajian penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus
dilakukan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentnag latar belakang,
sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas tersebut dijadikan suatu hal yang
bersifat umum.
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatf dengan pendekatan deskriptif. Metode ini disebut metode kualitatif
karena data penelitan ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang atau pihak yang dapat diamati20
Menurut Suharsimi Arikunto, pendekatan deskriptif adalah
menjelaskan, menerangkan peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui
keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, sejauhmana dan sebagainya.
2. Jenis Data/Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer adalah data pokok yang diperoleh langsung melalui observasi
pengamatan dan wawancara dengan pihak bank terkait. Untuk
19 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998) Cet. Ke II h. 42. 20 Lexy J. Moeong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya,
2005), cet. Ke-2 h.13
16
memperoleh data tersebut penulis melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait dengan Bank Syariah Mandiri.
b. Data Sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung, melainkan
telah tertulis atau dibuat oleh pihak lain yang telah tersedia. Dapat
diperoleh dari buku, majalah, koran, jurnal, internet dan lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer diperoleh dengan cara: wawancara, yaitu melakukan Tanya
jawab dengan pihak-pihak terkait yang memiliki informasi yang
diperlukan dalam penelitian.
b. Data Sekunder diperoleh dengan cara:
1. Proses membaca literatur, jurnal, dan beberapa penelitian terdahulu
yang memiliki hubungan dengan penelitian ini.
2. Mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
3. Mencermati makalah, jurnal, maupun bahan-bahan kuliah lain yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu suatu
cara penulisan dan pengumpulan, mengklarifikasikan data serta mengalisa data
sedemikian rupa yang berhubungan dengan teori yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas unutk mengambil suatu kesimpulan.
17
a. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukakan kaidah-kaidah atau
pendapat-pendapat bersifat umum kemudian diambil kesimpulan
secara khusus.
b. Metode Deskriptif, yaiut dengan cara menguaikan data-data yang
diperoleh, selanjutnya data-data tersebut dianalisa.
F. Sistematika Penulisan
Metode penulisan penelitian ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Jakarta pada tahun 2012, maka pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab.
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini memuat uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II: KERANGKA TEORI
Bab ini merupakan bagian dari bab uraian yang menyajikan kajian
kepustakaan yaitu meliputi kerangka teori atau kerangka konseptual yang relevan
dengan tema penelitian dalam hal ini yaitu teori terkait Bank Syariah, produk-
produk bank syariah, strategi pemasaran bank syariah dan strategi pemasaran
melalui media ulama, peran ulama dalam perekonomian.
BAB III: METODE PENELITIAN
18
Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini.
Hal ini mencakup jenis penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik analisa data dan uji
hipotesis.
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penyajian data yang telah didapatkan kemudian
mendeskripsikannya secara objektif sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang
ambigu dan juga menjelaskan data yang telah didapat untuk diinterpretasikan kedalam
analisi-analisis teori yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini dan mengujinya
dengan menggunakan metode penelitian yang tepat.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran-saran peneliti yang
diharapkan berguna bagi peneliti, akademisi, keperpustakaan, pihak bank dan
masyarakat.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan
pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan di mana kegiatannya apakah menghimpun dana atau hanya
menyalurkannya atau kedua-duanya. Kemudian menurut Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.1
Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa
bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah menghimpun dana
atau hanya menyalurkannya atau kedua-duanya. Kemudian menurut Undang-
Undang bahwa, bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat
1 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hal. 3 - 4
20
yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat
kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana dan akan
digunakan untuk investasi di bank. Penyimpanan uang di bank selain aman juga
menghasilkan bunga dari uang yang disimpannya. Oleh bank dana simpanan
masyarakat ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana
dalam bentuk pinjaman untuk membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah
tangga.2
Sebagai perantara keuangan bank akan memperoleh keuntungan dari
selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga
yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan ini dikenal dengan
istilah Spread Based. Jenis keuntungan ini diperoleh dari bank jenis konvensional.
Sedangkan bagi bank jenis syariah (muamalah) tidak dikenal istilah bunga, karena
bank syariah mengharamkan bunga. Dalam bank syariah keuntungan yang
diperoleh dikenal istilah bagi hasil atau Profit Sharing. Disamping keuntungan
yang diperoleh dari Spread Based atau dari Profit Sharing, bank juga memperoleh
keuntungan dari kegiatan jasa-jasa bank lainnya yang disebut fee based.
Dalam Praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi
fungsinya bank dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:3
1. Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu Negara. Di
2 Ibid, hal. 5
3 Ibid, hal. 8 - 9
21
setiap Negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-
cabangnya. Di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia
(BI). Fungsi Bank Indonesia di samping bank sentral adalah sebagai bank
sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort.
2. Bank Umum, merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa
perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal
sebagai bank komersil dan dikelompokkan lagi kedalam berbagai jenis.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), merupakan bank yang khusus melayani
masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang ditawarkan
oleh BPR relative lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan
ada beberapa jenis jasa bank yang tidak dibolehkan diselenggarakan oleh
BPR, seperti pembukaan rekening giro dan ikut kliring.
Selain Selain itu jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dar berbagai segi
antara lain:4
1. Dilihat dari segi kepemilikannya adalah:
a. Bank milik Pemerintah, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian
besar milik pemerintah Indonesia, contohnya: BNI, BRI, BTN, dan Bank
Mandiri
4 Ibid, hal. 20 - 25
22
b. Bank milik swasta nasional, yaitu bank yang modalnya penuh atau
sebagian besar milik swasta nasional, contohnya: BCA, Bank Danamon,
Bank Lippo, dan Bank Mega
c. Bank milik koperasi, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian
besar milik perusahaan berbadan hokum koperasi, contohnya Bank
Umum Koperasi Indonesia (Bukopin)
d. Bank milik asing, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar
milik swasta asing atau pemerintah asing, contohnya: America Express
Bank, Bank of Tokyo, dan Standard Chartered Bank
e. Bank milik campuran, yaitu bank yang modalnya sebagian milik asing
dan sebagian lagi milik swasta campuran
2. Dilihat dari segi statusnya adalah:
a. Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri. Persyaratan untuk menjadi
bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia
b. Bank non-devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa
3. Dilihat dari cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat), yaitu bank yang
dalam menentukan harga menggunakan 2 metode, yaitu:
23
1) Menetapkan bunga sebagai harga untuk jasa simpan pinjam
2) Menetapkan biaya-biaya untuk jasa lainnya (Fee Based)
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)5, menurut ensiklopedi
Islam, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip Syariat Islam.
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni mengacu
kepada ketentuan ketentuan Al Quran dan Hadits. Sedangkan pengertian muamalat
adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia,
baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. Muamalah
ini meliputi bidang kegiatan jual beli (bai‟), bunga (riba), piutang (qoroah), gadai
(rahn), memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro‟ah),
jaminan (dhomah), persekutuan (syirkah), persewaan dan perburuhan (ijarah).
Di dalam operasionalisasinya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah,
bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh
Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para
5 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait: BAMUI,
TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, Cet. 4 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004) hal. 5
- 6
24
ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al Quran dan
Hadits.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank syariah
adalah sebagai berikut :6
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah)
3. Prinsip jual belli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank syariah juga
berdasarkan prinsip syariah seperti hawalah, kafalah, dan wakalah. Sumber
penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank syariah dasar hukumnya adalah
Al Quran dan Hadits. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank Syariah bunga itu adalah riba.7
B. Konsep Strategi Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Indriyo, pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang mengusahakan agar produk yang dipasarkan itu dapat diterima dan
6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 10 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012) hal. 26
7 Ibid, hal. 26
25
disenangi oleh pasar8.
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasam untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan kebutuhan individu dan
organisasi9. Pemasaran adalah suatu proses sosial manajerial dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of
value) dengan orang atau kelompok lain. Definisi ini berdasarkan konsep-
konsep berikut ini : kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk, nilai, biaya
dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar serta pemasaran dan
pemasar.
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan keputusanyang optimal
kepada pelanggan10
. Dari pengertian tersebut diatas dapat diuraikan bahwa
pemasaran merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
nasabahnya terhadap produk dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka setiap perusahaan perlu melakukan riset pemasaran
8 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta; BPFE – Yogyakarta, 1995),
hal.1 9 Charles W. Lamb, dkk., Marketing, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hal.6
10 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,
2010), hal.6
26
karena dengan melakukan riset, pemasaran inilah bisa diketahui keinginan dan
kebutuhan konsumen yang sebenarnya.11
Dalam syariah marketing, Perusahaan tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan konsep keuntungn dan keberkahan ini melahirkan
konsep maslahah, yaitu suatu perusahan syariah akan orientasi pada pencapaian
maslahah yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak merupakan
konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan secarah
ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti dari pada syariah marketing yang
menjadi landasan pada suatu perusahaan berorientasi syariah.12
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu
disiplin bisnis strategi yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi
pemasaran syariah di jalankan berdsarkan konsep keislaman yang telah di
ajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kertajaya, nilai inti dari
pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak
boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan, bukan karena diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.13
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemasaran bukan hanya
merupakan kegiatan menjual saja, melainkan suatu proses atau rangkaian
11
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 53. 12
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta,
2010), hal.19 13
Ibid, hal.20
27
kegiatan yang terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan diinginkan
konsumen, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang
efektif, sampai dengan kegiatan menyalurkan barang dan jasa tersebut kepada
konsumen.
2. Tujuan dan Fungsi Pemasaran
a. Tujuan Pemasaran
Tujuan dari setiap pemasaran ialah untuk meraih calon-calon
pembeli agar membeli produk atau jasa secara memadai, agar penjual
mendapatkan keuntungan yang layak serta menimbulkan kepuasan bagi
konsumen. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk:14
1) Memaksimalkan konsumsi, atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapar menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
2) Memaksimalkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak
pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada
nasabah lainnya melalui ceritanya.
3) Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki
beragam pilihan pula.
14
Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi, h.57.
28
4) Memaksimumkan moto hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efesien.
b. Fungsi Pemasaran
1) Fungsi Pertukaran, dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk
dari produsen baik dengan menukar uang dengan priduk maupun
pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau
untuk dijual kembali.
2) Fungsi Distribusi Fisik, distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan
cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari
produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik
melalui air, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga
pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
3) Fungsi Perantara untuk menyampaikan produk dari tnagan produsen ke
tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang
menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas
fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resko, pembiayaan,
pencarian informasi serta standarisasi atau penggolongan produk.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan dan fungsi pemasaran
yaitu untuk memperkenalkan produk barang atau jasa kepada masyarakat luas
dan memberikan pelayanan demi kepuasan yang konsumen inginkan.
29
3. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sederhana dan secara intiusi merupakan
filosofi yang menarik. Konsep pemasaran menyatakan bahwa alasan
keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi adalah emmuaskan
kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut dengan sasaran perusahaan.15
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler konsep pemasaran
menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang
ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan
para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.16
Konsep inti dari kegiatan pemasaran sesuai syariah ialah:17
Mengimplementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai berikut18
:
a. Kebutuhan, keinginan dan perminataan
Sifat dari kebutuhan adalah sunnatullah artinya sudah built-in dalam setiap
dairi manusia. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang
15
Charles W. Lamb, dkk., Marketing, hal 8. 16
Phillip Khotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal
22. 17
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: CV Alfabeta,
2010), hal.6 18
Ibid, h. 12
30
dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Permintaan adalah
keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Keinginan dapat berubah
menjadi permintaan bilamana disertai dengan daya beli.
b. Produk (Jasa dan Barang)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk yang dijual pada industri
perbankan adalah produk yang bersifat jasa, sehingga pemasar harus
mampu melakuakan inovsi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.
c. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai yang dinikmati
pelanggan karena memilki serta menggunaakn suatu produk dan biaya
untuk memiliki produk tersebut. Nilai disini ada yang diartikan sebagai
nilai nominal, yaitu harga dari produk tersebut.
d. Pertukaran, transakasi dan hubungan
Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup
perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai gantinya. Sifat pertukaran merupakan sifat sunnatullah dari
manusiam terlihat dari bentuk pertukaran yang dilakukan mulai dari barter-
pertukaran barang dengan barang sampai dengan pertukaran barang dengan
uang yang kita lakukan saat ini dalam transaksi sehari-hari.
31
e. Pasar
Konsep pertukaran mengarah ke suatu pasar, dimana pasar adlah perangkat
pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk mencapai
pasar sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat digunakan yaitu
saluran komuikasi, saluran distribusi dan saluran jasa.
f. Pemasaran, pemasar dan prospek
Pemasaran berarti mengelola pasar untk menghasilkan pertukaran dengan
tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah
pihak yang memasarkan atau menawarkan manfaat suatu poduk kepada
pihak lain yang menjadi pasar sasaran produk tersebut. Sementara prospek
adalah pihak yang merupakan target pasar potensial dari produk yang
ditawarkan oleh pemasar.
Pada dasarnya pengertian konsep pemasaran mempunyai pemasaran
dengan konsep pemasaran bank. Konsep pemasaran (produksi) berorientasi
pada kebutuhan konsumen, sedangkan konsep pemasaran berorientasi pada
konsumen (nasabah). Mengandung arti:
a. Mempunyai falsafah yang mantap dan bertanggung jawab
b. Berorientasi pada nasabah di satu pihak
c. Menguntungkan perusahaan di alin pihak
d. Menguntungkan perusahaan di lain pihak
32
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa konsep pemsaran
merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar, serta memberikan kepuasan yang diharapkan
secar lebih efektif dan efesien dibanding para pesaing.
4. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen
pasar yang dilakukan terget oleh seorang pengusaha.19
Strategi pemasaran
adalah kegiatan menyeleksi dan penjelasan satu atau beberapa target pasar dan
mengembangkan serta memelihara suatu baruan pemasaran yang akan
menghasilkan kepuasan bersama danegan pasar yang dituju.20
Distribusi kadang kala dihubungkan dengan tempat, sehingga
memberikan kita 4P dari bauran pemasaran: Produk, tempat, promosi dan
harga. Seorang manajer pemasaran dapat mengontrol tiap komponen dari
bauran pemasaran, tetapi strategi untuk keempat komponen tersebut harus
dipadukan untuk mencapai hasil yang optimal.21
Strategi dalam marketing
bertujuan untuk mencapai atau menciptakan kondisi paling menguntungkan
untuk menjual produk. Beberapa komponen dalam strategi marketing antara
lain:22
19
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1995), hal.
124 20
Charles W.Lamb, Joseph F. Hair dan carl Mc Daniel, Marketing, (Jakarta: Salemba Empat,
2001), hal. 54 21
Ibid, hal. 55 22
Firdaus, Kewirausahaan Santri, (Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2000), hal. 83
33
a. Menentukan segmen pasar, yaitu menentukan siapa yang paling mungkin
dan memastikan menjadi pangsa pasar dari produk yang kita jual.
b. Menetapkan terget penjualan, yaitu merencanakan berapa jumlah produk
yang paling optimal masuk ke segmen pasar.
c. Memberikan keunggulan produk kida mudah dikenal dan dikenang.
Ada beberapa taktik yang sering dijadikan acuan untuk keberhasilan
marketing, yaitu:
a. Berani tampil beda terhadap pesaing , membuat konsumen memilih produk
kita.
b. Menghasilkan mutu yang baik, artinya produk yang dihasilkan benar-benar
memenuhi standar selera pasar.
c. Menetapkan harga yang pas, yaitu menetapkan harga setar dengan kualitas
barang yang dijamin
d. Melakukan promosi, yaitu upaya menyebarkan informasi, agar produk kita
dikenal lebih luas.
Dalam praktiknya strategi memiliki dua dimensi waktu, yaitu strategi
pertumbuhan pasar saat ini dan strategi pertumbuhan untuk pasar baru. Strategi
pertumbuhan pasar saati ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi Penetrasi Pasar, ada tiga pendekatan utama untuk meningkatkan
pangsa pasar produk yang ada dalam pasar yang relevan.
34
b. Strategi Pengembangan Pasar, pertama, Musicale dapat memberikan
kelompok pemakai potensial dalam daerah pemasaran yang minatnya dapat
dirangsang. Kedua, perusahaan mungkin mencari saluran distribusi
tambahandi lokasinya sekatang.
c. Strategi Pengembangan Produk, selain strategi penetrasi dan strategi
pengembangan pasar, manajemen herus mempertimbangkan kemungkinan
pada produk baru.
Kemudian strategi pertumbuhan untuk pasar baru, maksudnya pasar
yang akan benar- benar baru dan belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi
pertumbuhan pasar baru meliputi 3 macam, yaitu:23
a. Pengembangan Pasar, yaitu strategi menawarkan produk yang sudah ada
kepada pasar yang baru. Strategi ini dilakukan apabila pasar yang ada
sudah mengalami stagnan, dimana tingkat persaingan yang demikian tinggi
dan sulit untuk ditembus.
b. Strategi Ekspansi Pasar, yaitu strategi yang dilakukan dengan cara
memasuki wilayah atau geografi baru. Ekspansi dapat dilakukan secara
lokal maupun secara internasional, regional atau global.
c. Diversifikasi, strategi yang dilakukan dengan mengembangkan produk baru
untukmemenuhi pasar yang juga masih baru. Strategi ini dilakukan jika
pada saat ini tidak ada lagi peluang untuk perumbuhan produk pad pasar
saat ini.
23
Kasmir, Pemasaran Bank Edisi Revisi (jakarta: Kencana, 2008), hal 74
35
Kemudian mengembangan strategi selanjutnya, yaitu strategi
konsolidasi yang, meliputi tiga macam24
:
a. Strategi Penciutan, merupakan strategi yang dilakukan dengan cara
menarik diri terhadap produk- produk yang gagal atau lemah dipasar dan
memelihara serta memfokuskan kepada produk yang lebih memiliki
prospek.
b. Startegi Pemangkasan, merupakan strategi dengan cara mengurangi jumlah
produk yang ditawarkan saat ini dalam suatu pasar yang ada. Strategi ini
dilakukan jika suatu produk memiliki segmen yang terlalu kecil dan mahal
untuk dilayani, sementara itu pesaing baru terus masuk kesegmen yang
sama, sehingga memperkecil segmen yang ada.
c. Strategi Divestasi, merupakan strategi dengan cara menjual sebagian bisnis
perusahaan kepada perusahaan lainnya untuk menutup unit usaha tertentu
yang dirasakan tidal lagi memiliki prospek.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
pemasaran produk kpr mengacu pada proses atau rangkaian kegiatan yang
terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk mengidentifikasi
produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan dinginkan konsumen, menentukan
harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang efektif, sampai dengan
kegiatan menyalurkan barang dan jasa tersebut kepada konsumen.
24
Ibid, hal. 74
36
5. Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar menurut
golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, perilaku, kebiasaan pembelian,
cara penggunaan produk dan tujuan pembelian produk tersebut.25
Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi
perusahaan, maka segmen pasar harus memenuhi kriteria dan syarat berikut:
a. Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli
segmen pasar tersebut.
b. Dapat dicapai atau dijangkau (accessible), sehingga dapat dilayani secar
efektif
c. Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan jika melayani
d. Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah
disusun unutk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
Faktor-faktor tersebut membantu untuk menilai kelayakan pasar dari
produk perusahaan untuk disegmentasikan atau tidak.26
Tujuan dari segmentasi
pasar adalah:
a. Agar kegiatan organisasi pemasaran lebih terarah sehingga dapat
menentukan segmen mana yang lebih diutamakan.
25
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2004), cet ke-7, h.144. 26
Ibid h.145.
37
b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
dengan tingkat efesiensi yang tinggi.
c. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif
6. Target Pasar
Target Pasar adalah memilih salah satu lebih segmen pasar untuk dimasuki
dengan cara mengevaluasi beragam segmen, memutuskan berapa banyak serta
segmen mana yang akan dijadikan sasaran.
Dalam menentukan target pasar, perusahaan dapat menempuh tiga strategi,
diantaranya:
a. Undiffernetiated Marketing. Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk
mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan semua
atau banyak orang. Strategi ini tidak banyak dipakai perusahaan.
b. Differentiated Marketing. Strategi ini banyak dipakai perusahan. Disini
perusahaan mencoba untuk mengidentifikasi keompok-kelompok pembeli
tertentu (segmen pasar) dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok
atau lebih.
c. Concertrated Marketing. Perusahaan hanya memusatkan usahanya pada
satu atau beberapa kelompok pembeli saja, sehingga perusahaan
mengembangkan produk yang lebih ideal bagi kelompok tersebut.27
27
Basu Swastha, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1993), h. 51.
38
Sedangkan untuk mencapai target pasar, penjual dapat memilih dua
macam strategi harga yang paling dianggap ekstrim, yaitu:
a. Skiming Pricing. Strategi ini merupakan strategi penerapan harga yang
setinggi-tingginya. Harga yang dimaksud untuk menutup biaya penelitian,
pengembangan dan promosi.
b. Penetrasi Pricing. Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-
rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-
besarnya dalam waktu yang relative singkat. Strategi ini lebih agresif
dibandingkan dengan skimming pricing dan dapat memperkuat kedudukan
perusahaan dalam persaingan.\
7. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari sebuah kumpulan keputusan strategi yang
dibuat dibidang-bidang produk, promosi, harga dan distribusi untuk bertujuan
kenyamanan para pelanggan didalam suatu pasar pasaran. Sejumlah variable
termasuk didalam keempat bidang ini adalah sangat besar, membuat ratusan
kombinasi mungkin dilakukan.28
Philip Kotler mendefinisikan Marketing Mix
sebagai perangkat variabel-variabel pemasaran tekontrol.
Menurut Kotler, konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari
empat P (4P), yaitu:29
28
Donald A. Ball dan Wendell H. Mcclloch, Bisnis International, (jakarta: PT Salemba
Emban Patria, 2001) buku ke-2 edisi-1, h.59 29
Kotler, Pemasaran Bank Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 119
39
a. Product
b. Price
c. Place
d. Promotion
Dalam perkembangannya kini, telah mengalami penambahan menjadi
Produk, Price, Place, Promotion, People, Process,Phisical Evidence.
C. Komunikasi Pemasaran
Menrut Schiffman dan Kanuk, komunikasi adalah transmisi sebuah pesan
dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses komunikasi
terdapat beberapa unsur komunikasi yang terlibat didalamnya, yaitu pengirim
pesan (sender) pesan (message), medium atau saluran pesan (channel), dan
penerima pesan (receiver), yang dalam hal ini adalah konsumen.30
Komunikasi secara sederhana diartikan sebagai proses penyampaian pesan
dari sumber ke penerima. Demikian juga komunikasi pemasaran seperti halnya
proses komunikasi yang lain, pada hakekatnya merupakan suatu proses
penyampaian pesan yang dilakukan sumber kepada penerima yang dilakukan
sumber kepada penerima yang dilakukan melalui media tertentu.31
Komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang dilakukan antara produsen,
perantara, pemasaran, dan konsumen, dan merupakan kegiatan untuk membantu
30
Schiffman dan Kanuk, “Perilaku Konsumen” (Jakarta: PT. Indeks Gramedia, 2007) h.212 31
Taufik Suryani, Perilaku Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasran. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008) h. 189
40
konsumen yang mengambil keputusam di bidang pemasaran serta mengarahkan
pertukaran atau transaksi agar lebih memuaskan dengan menyadarkan semua
pihak untuk berpikir, berbuat, dan bersikap lebih baik.32
Bauran Komunikasi pemasaran, merupakan penggabungan dari lima model
komunikasi dalam pemasran, yaitu:33
1. Iklan: Setiap bentuk presentaso yang bukan dilakukan orang dan promosi
gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditemukan.
2. Promosi penjualan : Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong
orang mencoba atau membeli produk atau jasa
3. Hubungan masyarakat dan pemberitaan: Berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masingmasing
produknya
4. Penjualan pribadi: Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,
dan memperoleh pemesanan.
5. Pemasaran langsung dan interaktif: Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-
mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan
atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
32
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen {endekatan Praktis (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2013) h. 225 33
Philip Kotler, et.al., Rethinking Marketing: Sustainable Market-ing Enterprise in Asia, terj.
Markus P. Widodo,(Jakarta: PT Index, 2005)., hlm. 249
41
Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian
sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama
keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan
strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah
produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki
atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas
(loyality) pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan
rumusan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, and Action ).
Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah
perubahan seperti, perubahan pegetahuan (Knowledge change), perubahan sikap
(attitude change) Perubahan perilaku (behaviour change) dan perubahan
masyarakat)34
.
D. Peran Ulama dalam Perekonomian
Dalam lingkungan masyarakat Islam, ulama menduduki posisi penting.
Ulama tidak hanya sebagai figur ilmuwan yang menguasai dan memahami ajaran-
ajaran agama, tetapi juga sebagai penggerak, motivator dan dinamisator
masyarakat ke arah pengembangan dan pembangunan umat. Perilaku ulama selalu
menjadi teladan dan panutan. Ucapan ulama selalu menjadi pegangan dan
pedoman. Ulama adalah pelita umat dan memiliki kharisma terhomat dalam
34
Soemanagara, Strategi Pemasaran Produk Jasa, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006),
hlm.151
42
masyarkat. Peneriman atau penolakan masyarakat terhadap suatu gagasan, konsep
atau program, banyak dipengaruhi oleh ulama35
Peran Ulama bukan hanya pada aspek ibadah madhah, memberikan fatwa
atau berdoa saja, tetapi juga mencakup berbagai bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, dan sebagainya, sesuai dengan komprehensifan ajaran Islam
itu sendiri.
Dalam memasyarakatkan perbankan syariah kepada umat, setidaknya ada
sepuluh macam peran ulama.36
Pertama, ulama berperan menjelaskan kepada masyarakat bahwa ajaran
muamalah maliyah harus dihidupkan kembali sesuai dengan syariah Islam yang
berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah. Selama ini sebagian umat Islam memang
telah melakukan aktivitas ekonomi maupun mengkaji ilmu ekonomi, tetapi sayang
sekali dalam prakteknya banyak yang masih bertentangan dengan syari‟at Islam,
seperti riba, masysir, gharar, dan bisnis bathil. Aktualisasi muamalah tersebut
diwujudkan dalam bentuk Perbankan Syariah, Asuransi Takaful, Baitul Mal wat
Tamwil, Pasar Modal Syariah (Obligasi dan Reksadana Syariah), Pegadaian
Syariah, Multi Level Marketing Syariah, dsb.
Kedua, ulama berkewajiban menjelaskan bahwa keterpurukan ekonomi umat
Islam selama ini diantaranya disebabkan karena umat Islam mengabaikan fiqh
35
.Sa‟ad Ibrahim, “Peran Ulama dalam Menggerakkan Perekonomian,” dalam
www.saadpwmjatim. Blogspot.com Akses tanggal 7 November 2015 36
Agustianto, “Sepuluh Peran Ulama dalam Sosialisasi Perbankan Syariah,” dalam www.pesantrenvirtual.com diakses tanggal 7 November 2015.
43
muamalah. Kitab Ihya „Ulumuddin Al-Ghazali misalnya, hanya digali dari aspek
tasawufnya saja, sedangkan aspek ekonominya tidak dikaji dan dikembangkan.
Demikian pula ratusan judul kitab-kitab fiqh. Selama ini yang menjadi prioritas
pembahasan para ustadz di masjid, baik pada saat khutbah jum‟at atau kajian di
masjelis ta‟lim adalah aspek ibadah saja.
Ketiga, ulama berperan menjelaskan kepada masyarakat bahwa perbankan
syariah pada dasarnya adalah pengalaman fiqih muamalah maliyah. Fiqih ini
menjelaskan bagaimana sesama manusia berhubungan dalam bidang harta,
ekonomi, bisnis dan keuangan. Bila umat telah menyadari bahwa membangun dan
memasuki bank syariah merupakan ajaran muamalah, maka umat Islam pasti tidak
mau lagi memakan riba yang sangat dihindari dalam Islam.
Keempat, mengembalikan masyarakat pada fitrahnya. Umat Islam adalah
umat yang secara fitrah seharusnya menjalankan syariah baik dalam bidang
ekonomi, pertanian, perdagangan, investasi dan perkebunan, dsb. Budaya
demikian, selama berabad-abad telah dirusak oleh liberalisasi dunia perbankan,
sehingga masyarakat tercemari oleh budaya bunga yang sebenarnya bertentangan
dengan fitrah alam dan fitrah usaha. Fitrah alam dan fitrah usaha tidak bisa
dipastikan harus berhasil, karena sebuah usaha bisa bisa untung besar, untung
kecil, ata bahkan rugi. Konsep keselarasan dengan fitrah inilah yang mendasari
konsep ekonomi syariah.
Kelima, ulama menjelaskan kepada ummat keunggulan-keunggulan sistem
ekonomi Islam, termasuk keunggulan sistem bank syariah dari bank konvensional
44
yang menerapkan bunga. Ulama sebenarnya mempunyai peran penting dalam
pengembangan produk perbankan syariah, karena para ulama umumnya
menguasai dan bisa mengajarkan fiqih muamalah, seperti konsep mudharabah,
musyarakah, murabahah, ba‟i salam, ba‟i istisna‟, ba‟i bit tsamanil „ajil, wakalah,
kafalah, hiwalah, ijarah, qardhul hasan, dsb
Keenam, membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui
perkembangan dan sosialisasi perbankan syariah. Krisis ekonomi di penghujung
dekade 1990-an menjadikan perekonomian bangsa mengalami kehancuran.
Perbankan konvensional mengalami negative spread akibat bunga yang dibayar
lebih tinggi dari bunga yang didapat, sehingga sebagiannya terpaksa tutup
(likuidasi). Namun dalam kondisi tidak berpengaruh pada industri perbankan
syariah. Tidak satupun bank syariah yang mengalami kerugian apalagi
kebangkrutan. Bila ulama berhasil mengajak bangsa untuk kembali ke pangkuan
syariah, perbaikan ekonomi bangsa, melalui institusi perbankan syariah dapat
terobati dan sehat.
Ketujuh, mengajak umat untuk memasuki Islam secara kaffah
(menyeluruh). Selama ini masih banyak kaum muslimin yang bergumul secara
langsung dengan sistem riba yang diharamkan Al-Qur‟an dalam bank
konvensional. Menabung atau membuka rekening di bank syariah merupakan
sebuah upaya menuju Islam Kaffah. Sehingga kita tidak lagi kapitalis dalam
kegiatan ekonomi.
45
Kedelapan, menjelaskan kepada masyarakat tentang dosa riba yang sangat
besar, baik dari nash Al-Qur‟an, sunnah, pendapat para filosof Yunani, pakar non
muslim, pakar ekonomi Islam, dsb.
Kesembilan, memberikan motivasi kepada masyarakat, khususnya para
pengusaha kecil, menengah atau wirausaha, agar mereka memiliki etos kerja yang
tinggi, bekerja keras sesuai dengan ridha Allah dan bersifat jujur (amanah) dalam
mengelola uang umat.
Kesepuluh, mengajak para hartawan dan pengusaha muslim agar mau
mendukung dan mengamalkan perbankan syariah dalam kegiatan bisnis mereka.
Dengan demikian, syiar muamalah Islam melalui perbankan syariah lebih
berkembang dan diminati seluruh kalangan.
Dalam Islam konsep pemasaran suariah sendiri sebenarnya tidak jauh
berbeda, Pemasaran syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau
orang lain. Dalam Al-Qur‟an telah diterangkan dalam surat An-Nisa ayat 29,
bahwa :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa (4) : 29)
46
Ayat ini menerangkan bahwa dalam memasarkan produk harus dengan
ridha Allah SWT. Dan harus dengan ridha antar sesama yaitu penjual dan pembeli.
Dan dilanjutkan dalam surat Al-An‟am ayat 143 yaitu:
Artinya : “(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba,
sepasang dari kambing. Katakanlah:”Apakah dua yang jantan yang diharamkan
Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua
betinanya?” Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu
memang orang-orang yang benar.” (Q.S Al-An‟am : 143)
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui yang dijelaskan Allah adalah manfaat
produk. Produk bermanfaat apabila proses produksinya benar dan baik. Ada pun
metode yang dapat digunakan agar proses produksi benar dan baik, meurut Al-
Quran. Ayat ini mengajarkan kita untuk meyakinkan seseorang terhadap kebaikan
haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, data, dan fakta. Jadi dalam menjelaskan
manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta sangat penting.
Rasulullah juga menjelaskan bahwa dalam jual beli haruslah saling
meridhai antar penjual dan pembeli. Seperti hadits berikut:
47
Artinya: “Dan dikeluarkan dari Ibnu Hibban dan Ibnu Majah bahwa Nabi
SAW, sesungguhnya jual-beli harus dipastikan harus saling meridhai.” (HR.
Baihaqi dan Ibnu Majah)37
Hadits diatas menerangkan bahwa dalam meningkatkan penjualan harus
memperhatikan unsur halal, dan unsur saling meridhai, karena itu dalam
meningkatkan penjualan tidak bisa lepas dari proses-proses manajemen.
37 Sayyid al-Imam Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani Al-San‟ani, Subul al-Salam, Kairo: Juz
III, Dâr Ikhya‟ al-Turas al-Islami, 1960, hlm. 4
48
E. Kerangka Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Kerja Penelitian
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Mengingat pentingnya metode dalam penelitian, maka penelitian ini
digunakan cara-cara berfikir dalam rangka membahas pokok-pokok permasalahan
yang dirumuskan agar penelitian ini dapat terlaksana secara objektif ilmiah dan
mencapai hasil yang optimal.
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan Metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan
demikian, Metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan baru yang terdapat dalam penelitian.1
Kajian penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus
dilakukan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentnag latar belakang,
sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas tersebut dijadikan suatu hal yang
bersifat umum.
1 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998) Cet. Ke II h. 42.
50
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pluit yang terletak di Ruko CBD Pluit Blok S-17, Kelurahan Pluit,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Adapun waktu penelitian ini April-
Juni 2016.
B. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini disebut metode kualitatif
karena data penelitan ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang atau pihak yang dapat diamati2
Menurut Suharsimi Arikunto, pendekatan deskriptif adalah menjelaskan,
menerangkan peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sesuatu
mengenai apa dan bagaimana, sejauhmana dan sebagainya. Disini peneliti
akan mendeskripsikan strategi apa saja yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
KC Pluit, dan mekanisme strategi pemasaran melalui media ulama.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Primer adalah data pokok yang diperoleh langsung melalui observasi
pengamatan dan wawancara dengan pihak bank terkait. Untuk
2 Lexy J. Moeong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2005),
cet. Ke-2 h.13
51
memperoleh data tersebut penulis melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait dengan Bank Syariah Mandiri, yaitu 2 orang staff
marketing BSM KC Pluit dan 2 orang Ulama.
2. Data Sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung, melainkan
telah tertulis atau dibuat oleh pihak lain yang telah tersedia. Dapat
diperoleh dari buku, majalah, koran, jurnal, internet dan lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan
data skripsi ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Library research (Penelitian Kepustakaan), peneliti mengumpulkan data
sekunder yang terkait dengan masalah penelitian yaitu berupa buku-buku
pedoman, makalah, artikel, dan sumber tertulis lainnya yang berkenaan
dengan topik masalah penelitian.
2. Field research (penelitian lapangan), dalam hal ini untuk mendapatkan
data-data dan informasi tentang strategi marketing melalui sahabat bsm,
peneliti meminta data langsung ke objek penelitian yaitu pada lembaga
yang diteliti, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
52
a. Dokumentasi
Penulis memperoleh data-data yang dibutuhkan dari lokasi penelitian
(Bank Syariah Mandiri KC Pluit) seperti laporan posisi dana pihak
ketiga tahun 2013-2015, data laporan dana insetif sahabat BSM, dan
dokumentasi lain yang disusun oleh Bank Syariah Mandiri KC Pluit.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan tanya jawab kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam penelitain ini baik secara langsung
maupun tidak langsung, dalam penelitian ini wawancara dilakukan
kepada 2 orang Staff Marketing Bank Syariah Mandiri KC Pluit dan 2
orang Ulama peserta Sahabat BSM.
Data Primer diperoleh dengan cara: wawancara, yaitu melakukan
Tanya jawab dengan pihak-pihak terkait yang memiliki informasi yang
diperlukan dalam penelitian.
E. Objek Penelitian
Objek Penelitain dalam skripsi ini adalah Program Sahabat BSM yang
dilaksanakan oleh Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu inovasi dalam
kegiatan marketing sejak tahun 2010. Dalam hal ini peneliti menggunakan
variabel para ulama, dimana ulama ini disini sebagai bagian dari sahabat BSM
F. Teknik Analisis Data
Dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu
suatu cara penulisan dan pengumpulan, mengklarifikasikan data serta
53
mengalisa data sedemikian rupa yang berhubungan dengan teori yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas unutk mengambil suatu kesimpulan.
1. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukakan kaidah-kaidah atau
pendapat-pendapat bersifat umum kemudian diambil kesimpulan secara
khusus.
2. Metode Deskriptif, yaiut dengan cara menguaikan data-data yang
diperoleh, selanjutnya data-data tersebut dianalisa.
54
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank Syariah Mandiri13
1. Sejarah
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 2997, yang dsusul dengan
keisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehipuan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
13
Bank Syariah Madiri, “Profil Bank Syariah Mandiri” di akses pada tanggal 3 februari 2016
dari http://www.syariahmandiri.co.id
55
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk.
Sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merhger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh
karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan
sistem dan infrastrukturnya, ehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan
nama PT Bank Syariah Mandiri sebgaimana tercantum dalam akata Notaris :
Sutjipto, SH, No.23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999. BI
56
menyetujui peubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Badan Hukum
a. Ketentuan Kelembagaan Bank Umum Syariah
PBI No.6/24/PBI/2004 ttg Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan
Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan PBI No.7/35/PBI/2005 ttg
Perubahan Atas PBI No.6/24/PBI/2004
b. Badan Hukum dan Modal Disetor
Badan Hukum bank umum syariah meliputi:
1) Perseroan Terbatas
2) Koperasi, atau
3) Perusahaan Daerah
57
Modal Disetor pendirian bank umum syariah sekurang-kurangnya
sebesar RP. 1 Triliyun
3. Izin Produk
a. Produk dan Jasa Baru yang dikeluarkan oleh Bank wajib mendapat
persetujuan BI.
b. Produk dan Jasa Baru Yang Belum Ada Izin pada saat izin usaha diberikan
oleh BI kepada Bank
c. Produk dan Jasa Baru yang sudah ada sebelumnya di Bank Syariah lain,
namun terdapat perbedaan karakteristik terhadap produk yang sudah ada.
d. Produk dan Jasa baru yang merupakan turunan dari produk dan jasa yang
sudah ada.
4. Visi, Misi dan Motto PT Bank Syariah Mandiri
Visi
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha
Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat
58
d. Mengembangkan nilai-nilai sariah universal
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat
Motto
Lebih adil dan menentramkan
5. Produk-Produk Pembiayaan BSM14
a. BSM Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah
ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan
nasabah yang disepakati.
b. BSM Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank
merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai
dengan nasaabah yang disepakati.
c. BSM Pembiayaan Murabahah
Pemmbiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank
merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai
dengan nasabah yang disepakati.
14
Bank Syariah Mandiri, “Produk-Produk” di akses pada 3 februari 2016 dari
www.syariahmandiri.co.id/produk/
59
d. BSM Pembiayaan Talangan Haji
Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasbah khusus
untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi seat haji dan pada
saat pelunasan BPIH.
e. BSM Pembiayaan Istishna
Pembiyaan pengadaan barang dengan skema Istisha adalah
pembiayaan janga pendek, menengah dan panjang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pengadaan barang (objek Istishna), di mana masa
angsuran melebihi periode pengadaan barang (goods in process financing)
dan bank mengakui pendapatan yang menjadi haknya pada periode
angsuran, baik pada saat pengadaan berdasarkan presentase penyerahan
barang maupun setelah barang selesai dikerjakan.
f. Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamlik)
Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah fasilitas pembiayaan
dengan skema sewa atau suatu objek sewa antara Bank dan Nasabah dalam
periode yang ditentukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan
nasabah.
g. Pembiyaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet adalah
penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah dimana Bank bertndak sebagai
agen (channeling agent), sehingga Bank tidak menanggung risiko.
60
B. Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pluit15
Nama : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pluit
Alamat : Ruko CBD Pluit Blok S-17
Telp : 021-29388018, 19, 20
Fax : 021-66673079. 021-29388021
Facebook : BSM KC Pluit
Twitter : @bsm_pluit
Mulai Operasional : 20 Februari 2013
Asset 2015 : RP. 25.679.744.000,00
STRUKTUR ORGANISASI16
BRANCH MANAGER : Ucok Mulyadi
BRANCH OPERATION &
SERVICE MANAGER : Threeana Murni
Retail Banking Officer : Panji Prianggoro
Customer Service : Fifi Luthfiyah
Teller : Dimmas Kristyanto
Back Office – TRA : Rifky Fathurrahman
Back Office – GSA : Ratna Aprianti Hamid
Messenger : Bambang Suroso
15
Bank Syariah Mandiri KC Pluit, “Profil BSM KC Pluit” di akses pada tanggal 16 mei 2016
dari www.facebook.com/BSMKCPluit 16
Bank Syariah Mandiri KC Pluit, “Struktur Organisasai” (Jakarta :Data Bank Syariah Mandiri
KC Pluit, 2016)
61
Office Boy : Suprayogi
Satpam : Rusdin Hidayat
Ridwan
Muhammad Joni
Purwanto
Driver : Dedy Zulfiyan
C. Strategi-Strategi Pemasaran Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pluit
Dalam kegiatan promosinya Bank Syariah Mandiri KC Pluit melakukan
berbagai macam cara dengan bentuk inovasi yang beragam. Hal tersebut
dilakukan karena melihat semakin ketatnya persaingan antara bank dalam
mendapatkan dana pihak ketiga sekarang ini. Beberapa strategi-strategi yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri KC Pluit diantaranya:17
1. Indirect Selling
Suatu metode pemasaran yang tidak secara langsung ditujukan kepada
konsumen, model pemasaran ini lebih menggunakan metode komunikasi
monolog atau dialog, seperti terdapat pada Iklan TV, Radio, Majalah, dan
media cetak lainnya merupakan salah satu contoh indirect selling.
a. Sebar Brosur
Iklan yang ditampilkan pada brosur berisi informasi-informasi tentang
produk-produk BSM dan syarat-syarat pembukaan tekening produk bank.
17
Wawancara pribadi dengan Panji Prianggoro, Retail Banking Officer Bank Syariah Mandiri
KC Pluit, Jakarta, 9 Mei 2016
62
Poster berisi sama dengan brosur tetapi berukuran lebih besar dan teletak di
setiap ruangan kantor Bank Syariah Mandiri KC Pluit
b. Gerai/boot
BSM Membuka gerai-gerai diberbagai domisili untuk menggenjot
pertumbuhan pendanaan, pembiayaan, dan remitasi. Gerai/boot BSM ini
didirikan guna mendekatkan diri kepada nasabah karena banyak nasabah
yang bilang mencari bank syariah itu sulit. Gerai/boot ini akan melayani
segala kebutuhan nasabah seperti tabungan, pembiayaan, hingga menerima
pengiriman uang dari luar negeri.
2. Direct Selling
Penjualan langsung adalah penjualan barang dan jasa tertentu kepada
customer dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan
pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha dan bekerja berdasarkan
komisi penjualan, bonus penjualan, dan iuran keanggotaan yang wajar.
Suatu metode pemasaran yang menggunakan atau menekankan secara
langsung kepada individu sebagai konsumen. Penjualan langsung sering kali
menggunakan suatu kesaksian (testimonial) dari seseorang (sales
person/public figure/celebrity) langsung kepada konsumen yang potesial.
a. Telemarketing
Telemarketing merupakan suatu konsep pemasaran dengan
menggunakan perkembangan teknologi telekomunikasi. Yaitu dengan cara
63
memanfaatkan pengiriman data menggunakan internet maupun interaksi
dengan suara, pengiriman pesan dan data menggunakan telepon. Bertujuan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga
diharapkan konsumen membeli barang dan jasa yang dihasilkan.
b. Presentasi
BSM memberikan presentasi secara langsung kepada calon nasabah,
baik secara personal mapun dalam acara-acara yang diadakan. Dapat
disebut juga sebagai penjualan personal, Penjualan personal jini dilakukan
oleh marketing officer dengan sosialiasi langsung dan terjun kelapangan
untuk meberikan ingormasi tentang produk BSM pada masyarakat/calon
nasbah.
c. Customer get Customer
Customer get customer adalah bagian dari kegiatan promosi yang
dilakukan oleh bagian consumer funding dalam usaha mencapai terget
perolehan dana pihak ketiga. Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri
menamakan kegiatan ini dengan nama Program Sahabat BSM.
Selain kegiatan pemasaran diatas, Bank Syariah Mandiri mempunyai
beberapa kegiatan promosi yang diciptakan baik untuk membantu menambah
64
jumlah nasabah baru, maupun melayani kepuasan dan keinginan nasabah
existing.18
a. BSM Fantasi
BSM Fantasi adalah program promosi yang dilakukan BSM yang dimulai
sejak tanggal 12 januari 2012, mengusung konsep MENABUNG DAPAT
HADIAH LANGSUNG. Selain nasabah memperoleh bagi hasil tabungan
setiap bulan, nasabah memperoleh hadiah langsung.
b. BSM Rezeki Sembako
BSM Rejeki Sembako adalah program promosi yang dilakukan BSM
dimana nasabah baru akan mendapatkan hadiah langsung berupa voucher dan
sembako secara langsung tergantung dari besarnya dana yang ditabung.
c. Gathering
Bank Syariah Madiri memiliki aneka produk keuangan yang dapat
dimanfaatkan masyarakat sesuai kebutuhan. Namun minimnya akses
informasi bagi nasabah, mebuat mereka tidak dapat memanfaatkan produk-
produk tersebut.terkait hal tersebut Bank Syariah Mandiri menggelar Priority
Gathering. Selain untuk mengenalkan produk-produknya secara langsung,
lebih dekat, dan gamblang, gathering yang digelar bertujuan menjalin
silaturahmi dengan nasabah.
d. SFE (Syariah Funding Executive)
18
Nadya Andarwita, Efektifitas Program Sahabat Terhadap Pencapaian Dana Pihak Ketiga
Bank Syariah Mandiri (Skripsi Perbankan Syariah UIN, Jakarta, tahun 2012)
65
Syariah Funding Executive merupakan sebuah program dari Bangun
Sumber Daya Mandiri (BSDM) yaitu lembaga outsourcing milik Bank
Syariah Mandiri sendiri yang bekerja secara perorangan sebagai marketing
dana (funding) simpanan yang ditugaskan di kantor cabanf dan cabang
pembantu
e. Sahabat BSM
Sahabat BSM adalah program promosi dengan sistem customer get
customer, dimana peserta program mengajak orang lain menjadi nasabah
Bank Syariah Mandiri. Peserta program (pemberi referensi) mendapatkan
insentif uang berdasarkan volume dana dari nasabah yang tereferensi.
Disinilah para ulama yang akan bertindak sebagai sahabat BSM untuk
membantu menaikkan jumlah nasabah BSM.
Tabel 4.1 Kegiatan Promosi BSM
Sumber : Bank Syariah Mandiri
66
D. Strategi Pemasaran Sahabat BSM (Melalui Media Ulama)
1. Sejarah Berjalannya Strategi Pemasaran Sahabat BSM Melalui Media
Ulama
Pada tahun 2010, program Sahabat BSM yang dijalankan hanya berlaku
bagi nasabah perorangan dengan tingkat insentif 2,5 per mil p.a atau 0,25%
p.a untuk seluruh jenis produk pendanaan, baik tabungan, giro maupun
deposito. Kegiatan yang dilakukan oleh personil marketing di kantor cabang
dalam menginformasikan program tersebut hanya dtunjukan kepada para
nasabah existing. Dengan menggunakan pendekatan customer relationship
management, personil marketing cabang melakukan telemarketing kepada
nasbaah existing untuk meninformasikan adanya program Sahabat BSM.
Upaya yang dilakukan pihak Bank Syariah Mandiri pada tahun 2010 dalam
mempromosikan program Sahabat BSM terlihat belum maksimal karena
cakupan terget nasbaah yang diikutsertakan dalam program tersebut masih
kurang luas. Nasabah yang dijadikan target untuk mengikuti program
Sahabat BSM pada tahun 2010 hanya terbatas pada nasabah existing
perorangan saja.
Pada tahun 2011, setelah pihak bank mengevaluasi program Sahabat
BSM yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya maka dilakukan beberapa
inovasi dalam strategi pemasaran program tersebut. Program Sahabat BSM
67
pada tahun 2011, tidak hanya berlaku bagi nasabah perorangan melainkan
juga berlaku bagi institusi, komunitas-komunitas bisnis dan serikat kerja.
Inovasi tersebut menjadi kunci dari strategi yang digunakan untuk
mendapatkan lebih banyak lagi nasabah peserta program Sahabat BSM
dengan mencari komunitas untuk mengikuti program ini. Komunitas yang
cukup berpengaruh dan memiliki anggota dengan jumlah besar seperti
komunitas agama, pengajian dan kumintas olahraga, menjadi objek
berpotensi bagi program Sahabat BSM. Selain komunitas, terdapat tokoh
masyarakat yang juga dijadikan target untuk diikutsertakan dalam program
Sahabat BSM ini.
Dengan menjadikan komunitas-komunitas dan tokoh-tokoh masyarakat
sebagai sasaran kegiatan marketing sistem cutomer get cutomer ini maka
menjadi keunggulan tersendiri dalam usaha menghimpun dana pihak ketiga.
Semakin besar komunitas maka dapat semakin besar pula perolehan dana
dari program Sahabat BSM tersebut. Contoh komunitas yang telah
mengikuti progrm Sahabat BSM ini adalah Koperasi Indosat dan Serikat
Kerja Krakatau Steel.
Pada tahun 2011 ini pihak bank juga mulai mengembangkan upaya yang
dilakukan oleh personil-personil di kantor cabang agar lebih luas dalam
menginformasikan keberadaan program Sahabat BSM. Jika yang dilakukan
68
sebelumnya hanya menginformasikan kepada nasabah existing perorangan,
pada tahun 2011, selain upaya tersebut personil marketing mulai
menginformasikan kepada pihak selain nasabah existing. customer service
menginformasikan kepada walk in customer pada saat pembukaan rekening.
Sehingga nasabah tersebut bisa langsung mendaftarkan diri mengikuti
program Sahabat BSM bersamaan dengan pembukaan rekeningnya.
Sedangkan para marketing funding mulai mendekati para target nasabah,
baik perorangan maupun institusi, untuk melakukan promosi atas program
Sahabat BSM sehingga target nasabah tersebut merasa tertarik untuk
menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri dan mengikuti program Sahabat
BSM.
Di tahun 2012, pihak bank mulai memperkenalkan program Sahabat BSM
pada saat melaksanakan kegiatan gathering dengan nasabah. Melalui
kegiatan gathering yang diselenggarakan oleh pihak bank, program Sahabat
BSM dapat lebih dikenal oleh para nasabah. Gathering yang biasanya
dilakukan oleh pihak bank mengikutsertakan institusi, kominitas dan
nasabah-nasabah yang memiliki dana besar. Hal ini dinilai merupakan salah
satu cara yang potensial bagi bank dalam mendapatkan perolehan dana
melalui program Sahabat BSM. Pada saat pelaksanaan gathering, Bank
Syariah Mandiri memberikan presentasi akan pengenalan program-program
yang dimiliki, salah satunya adalah program Sahabat BSM.
69
Di tahun 2013, dengan lebih luasnya cakupan peserta Sahabat BSM, Bank
Syariah Mandiri, khususnya Kantor Cabang Pluit, melakukan inovasi dengan
mengajak bergabung Dewan Masjid Indonesia, khususnya ibu kota Jakarta,
Kecamatan Penjaringan. 19
Tabel 4.2 Data Masjid Kecamatan Penjaringan (Terlampir)
Sumber: Dewan Masjid Indonesia, Kecamatan Penjaringan
Bermula dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) mencari wadah untuk
menampung dana insentif yang akan diberikan kepada para marbot se-
Indonesia, khususnya di Jakarta, dan ada dua Bank yang menyarankan atau
mengajukan kerjasama untuk menjadi wadah tersebut, yaitu Bank DKI dan
19
Panji Prianggoro, Retail Banking Officer Bank Syariah Mandiri KC Pluit, Wawancara
Pribadi, Jakarta, 9 Mei 2016
70
Bank Syariah Mandiri. Dipilihlah Bank Syariah Mandiri dengan alasan bank
tersebut berbasis syariah.20
Setelah itu Bank Syariah Mandiri mengadakan Gathering dengan pihak
Dewan Masjid Indonesia, bertajuk “Penataran seluruh masjid di kecamatan
penjaringan”. Gathering tersebut dihadiri oleh 63-71 perwakilan masjid di
kecamatan Penjaringan (terlampir). Pada saat itulah para ulama dari Dewan
Masjid Indonesia ditawarkan untuk bergabung dalam program Sahabat
BSM. 21
Tabel 4.3 Daftar Ulama DMI yang Membuka Rekening (Terlampir)
Sumber: Dewan Masjid Indonesia, Kecamatan Penjaringan
Dalam acaranya tersebut, pihak bank selain berkumpul dan
bersilaturahmi kepada nasabah, diadakan ceramah, briefing dan diskusi,
bertukar dan menyatukan pendapat terkait yang akan dipromosikan untuk
20
Burhanuddin Yasin, Ketua DMI Kecamatan Penjaringan, Wawancara Pribadi, Jakarta, 16
April 2016 21
Burhanuddin Yasin, Ketua DMI Kecamatan Penjaringan, Wawancara Pribadi, Jakarta, 16
April 2016
71
mengembangkan bank syariah, dipelopori atau dipimpin oleh Ketua DMI
DKI, Bpk. Syamsudin dan Manajer Bank Syaiah Mandiri KC Pluit, Ibu
Binar. Para ulama yang hadir diminta untuk mengembangkan bank syariah
dan mempromosikan bank syariah mandiri. Para ulama dihimbau untuk
menjelaskan kepada masyarakat terkait haramnya riba dan beralih ke bank
syariah.
Selain itu, diadakan pengajian setiap bulan, juga jika pihak bank syariah
mandiri KC Pluit mengadakan acara seperti, santuan anak yatim, Penyaluran
zakat, mereka mengundang dan bekerja sama dengan para ulama yang hadir
tersebut untuk diminta mengisi tausiah atau berkonsultasi.22
Hingga saat ini, masih terlihat adanya kendala dalam pelaksanaan
program Sahabat BSM yaitu, masih kurang luasnya informasi yang
diberikan personil marketing cabang kepada nasabah-nasabah existing akibat
masih terbatasnya jumlah personil di cabang.
2. Mekanisme Strategi Pemasaran Sahabat BSM Melalui Media Ulama
Bank Syariah Mandiri
Sahabat BSM ini merupakan salah satu bentuk inovasi dari strategi
pemasaran Bank Syariah Mandiri yang berlaku untuk semua produk
pendanaan. Sistem yang digunakan dalam program ini adalah sistem
22
Burhanuddin Yasin, Ketua DMI Kecamatan Penjaringan, Wawancara Pribadi, Jakarta, 16
April 201
72
customer get customer, dimana nasabah Bank Syariah mandiri
mereferensikan kerabatnya untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri.
Atas referensinya tersebut, nasabah pereferensi akan mendapatkan sejumlah
insentif dari bank. Program ini hanya berlaku untuk nasabah dan tidak
berlaku bagi seluruh karyawan Bank Syariah Mandiri.
Manfaat dari sahabat BSM ini dapat dirasakan oleh kedua belah pihak,
yaitu:
1. Bagi Bank
c. Mempermudah kegiatan perolehan dana dengan melibatkan nasabah
d. Mempererat tali silaturahim antara nasabah dengan bank
e. Meningkatkan loyalitas nasabah ke level yang lebih tinggi
2. Bagi Nasabah
Memberikan kesempatan kepada nasabah untuk memperoleh manfaat
atas kegiatan referensi yang mereka lakukan berupa penghasilan
tambahan secara bulanan hingga bulan ke-12 sejak prospek tercatat
sebagai nasabah tereferensi.
Secara garis besar, langkah-langkah mekanisme Sahabat BSM
dilakukan oleh customer service dan marketing funding di kantor cabang.
Terdapat dua cara yang dilakukan oleh cabang dalam melakukan promosi
program Sahabat BSM. Mekanisme tersebut disajikan gambar di bawah ini:
73
Gambar 4.1 Mekanisme Program Sahabat BSM
Sumber: Bank Syariah Mandiri (diolah peneliti)
Skema diatas menggambarkan bagaimana mekanisme BSM
menjalankan program Sahabat BSM. Pertama, bagian marketing funding
pada cabang-cabang masing-masing BSM menginformasikan kepada
nasabah existing (nasabah lama yang telah terdaftar) bahwa adanya program
Sahabat BSM dan menawarkan untuk menjadi salah satu agen sahabat,
khusus nasabah walk in customer (calon nasabah baru) informasi dilakukan
customer service pada saat pembukaan rekening baru. Jika para nasabah
menerima tawaran tersebut, nasabah diharuskan mendaftarkan diri ke
customer service sebagai Sahabat BSM. Setelah terdaftar sebagai Sahabat
BSM dan menyetujui persyaratan-persyaratannya nasabah peserta program
akan mendapatkan kartu Sahabat BSM. Setelah itu, nasabah tersebut yang
akan melakukan kegiatan prospecting kepada kerabatnya. Selanjutnya
74
nasabah prospek (calon nasabah baru yang direferensikan) mendaftarkan dan
membuka akun rekening bank dengan membawa kartu Sahabat BSM yang
diberikan Nasabah Existing ke customer service. Nasabah peserta Sahabat
BSM akan mendapatkan sejumlah insentif dari bank atas referensinya
tersebut. Besarnya pemberian insentif berdasarkan ketentuan Bank Syariah
Mandiri.
Bank Syariah mandiri tidak menggunakan pamflet, brosur, atau media
iklan lainnya untuk memperkenalkan Sahabat BSM kepada para nasabah.
Dengan demikian, peranan customer service dan marketing funding sangat
penting dalam pemasaran Sahabat BSM ini. Setiap tahunnya BSM KC Pluit
menyediakan kurang lebih RP. 3,506,900,- untuk kegiatan-kegiatan promosi
yang dilakukan. Berikut adalah biaya promosi yang dikeluarkan BSM:
Tabel 4.4 Biaya Promosi yang dikeluarkan BSM KC Pluit
Sumber: BSM KC Pluit
Menurut Ust. Karyudi, dengan mereferensikan kerabatnya maka akan
ada silaturahim yang terjalin dan ada manfaat tambahan yang dirasakan atas
silaturahim tersebut, yaitu insentif yang diterima oleh nasabah.23
Komisi atau
23
Karyudi, Ulama Masjid Al-Ikhlas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 16 April 2016
75
insentif yang diberikan berdasarkan pada besaran rerata saldo harian nasabah
tereferensi. Untuk penetapan tingkat insentif Sahabat BSM berdasarkan pada
ketentuan dasar pelaksanaan kegiatan promosi Bank Syariah Mandiri, yaitu
biaya promosi yang dikeluarkan untuk setiap program promosi adalah
sebesar 1% dari cost of fund. Bank hanya dapat memberikan insentif atau
apresiasi sebesar 1% dari dana nasabah.
Tabel 4.5 Insentif Sahabat BSM KC Pluit
Sumber: BSM KC Pluit
Sama seperti sahabat BSM, para ulama setelah ditawarkan ketika
gathering, mereka di brainstorming tentang bank syariah, haramnya riba,
pentingnya meninggalkan bank konvensional, dan menabung di bank yang
berbasis syariah. Di samping mereka adalah ulama yang pastinya sudah
76
bahkan lebih mengerti terkait hukum riba dan hukum muamalah lainnya
diadakanlah diskusi tanya-jawab guna menyatukan pendapat untuk
kedepannya dijadikan bahan dakwah/memasarkan bank syariah ke
masyarakat.24
Kemudian dibagikan brosur-brosur serta kartu sahabat BSM
sebagaimana mereka menjadi peserta/sahabat BSM, kartu ini berguna nanti
saat nasabah yang direferensikan menghadap ke customer service untuk
membuka rekening, kartu tersebut adalah bukti bahwa yang bersangkutan
adalah nasabah tereferensi oleh sahabat BSM, yang nantinya akan dicatat
number of accountnya sendiri, dan untuk data insentif para peserta sahabat
BSM.
Dalam prosesnya para ulama mengaku bahwa cara mereka mengajak
masyarakat dengan cara mouth to mouth, mereka mengajak langsung orang
terdekat mereka untuk menabung di BSM sebagaimana sahabat BSM.
Nasabah yang didapatkan oleh ulama tersebut, langsung dibawa ke BSM KC
Pluit dan didaftarkan sebagai nasabah baru/membuka rekening ke customer
service.
Dalam hal ini, ulama menjalankan 2 tugas, yaitu sebagai sahabat BSM
dan sebagai agen perubahan. Sebagai sahabat BSM pada umumnya, ulama
24
Burhanuddin Yasin, Ketua DMI Kecamatan Penjaringan, Wawancara Pribadi, Jakarta, 16
April 2016
77
secara pribadi mengajak kerabat dekatnya untuk membuka rekening di BSM
KC Pluit. Dan dari situ ulama yang mereferensikan nasabah baru tersebut
akan diberikan insentif. Sebagai agen perubahan, ulama berdakwah ke
masyarakat umum dimana salah satu materi ceramahnya yaitu menyangkut
hal riba/ mengajak para jamaah untuk meninggalkan bank konvensional dan
mulai menggantinya dengan bank berbasis syariah, khususnya BSM. Dan ini
tidak termasuk dalam mendapatkan insentif dari BSM, karena ulama tidak
membawa nasabah tereferensi secara langsung. Karena juga disini tidak ada
SOP terkait metode ini, bebas bagaimana cara memasarkannya, dan tidak
ada target bagi ulama dalam menjankan tugas sebagai sahabat bsm .25
Di Bank Syariah Mandiri pada awal pelaksanaannya yang menjadi
peserta sahabat BSM hanya tujuh orang. Sampai tahun 2012, peserta Sahabat
Bank Syariah Mandiri sudah mencapai 17.377 nasabah. Dan hingga mei
2012, para sahabat BSM di Bank Syariah Mandiri berhasil
mengajak/mengumpulkan nasabah tereferensi sebanyak 163.231 nasabah.
25
Karyudi, Ulama Masjid Al-Ikhlas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 April 2016
78
Tabel 4.6 Data Sahabat BSM dan Nasabah tereferensi
Sumber: Bank Syariah Mandiri (Diolah Peneliti)
Pada tahun 2013 Bank Syariah Mandiri KC Pluit sebenarnya
mempunyai 71 nasabah peserta sahabat BSM, dari hasil gathering dengan
Dewan Masjid Indonesia. Akan tetapi karena perihal adanya dua peran
tersebut, yang terdata sebagai Sahabat BSM pada tahun 2013 hanya 2
nasabah, yaitu Karyudi, AM Syaeroji. Total sahabat BSM sampai tahun
2015 di Bank Syariah Mandiri KC Pluit adalah 5 orang.
Dari 5 orang sahabat BSM ini, dirasa sudah cukup untuk membantu
menaikkan jumlah nasabah atau dana pihak ketiga. Lima orang bukanlah
79
angka yang sedikit, karena jika dilihat dari Bank Syariah Mandiri Pusat,
pada awal pelaksanaannya pun dengan 7 orang sahabat BSM. Sahabat BSM
dari Kantor Cabang Pluit ini telah mengumpulkan setidaknya 263 NoA.
Tabel 4.7 NoA Sahabat BSM KC Pluit
Sumber : BSM KC Pluit
Sahabat BSM digunakan sebagai salah satu cara untuk mencapai target
dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri didapatkan
melalui berbagai jenis simpanan yaitu produk tabungan, giro dan deposito.
Pada tahun 2015 total dana pihak ketiga mencapai 25,837,233,984.71.
Berikut posisi dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri KC Pluit saat ini:
80
Tabel 4.8 Posisi DPK BSM KC Pluit
Sumber : BSM KC Pluit
Walaupun hanya berjumlah 5 orang, sahabat BSM telah berhasil
mengumpul kan 263 NoA. Angka tersebut terbilang besar jika dirata-ratakan
setiap orang telah berhasil mengajak 53 orang untuk membuka rekening di
Bank Syariah Mandiri. Dari 263 NoA ini telah mengumpulkan nominal dana
pihak ketiga sebesar Rp. 234.023.299,- .
Tabel 4.7 DPK yang dihasilkan Sahabat BSM KC Pluit
Sumber: BSM KC Pluit
81
Jika kita lihat dari dpk keseluruhan, memang dampak sahabat BSM
sangatlah kecil atau tidak relevan. Namun, kita tidak bisa mengesampingkan
tujuan adanya sahabat BSM ini. Sahabat BSM ini hanyalah sebuah program
kegiatan promosi yang tujuannya untuk membantu menambah nasabah.26
Hingga saat ini masih terlihat adanya kendala dalam pelaksanaan program
Shaabt BSM, Faktor lain bisa disebabkan karena jumlah sahabat BSM yang
sedikit, ini dikarenakan masi kurang luasnya informasi yang diberikan
personil marketing cabang kepada nasabah-nasabah existing akibat masih
terbatsnya personil di cabang. Juga tingkat insentifnya yang kecil.
Keseriusan dalam menjalankan program ini harus lebih ditekankan. Karena
metode ini sangat tepat sasaran, dengan biaya promosi yang kecil dan
metodenya yang mudah dan bisa disosialisasikan secara menyeluruh,
seharusnya metode ini sangatlah efektif.
Peran ulama disini pun harus dibedakan, tidak adanya sop atau insentif
menjadi kendala bagi ulama. Karena ulama mempunyai sifat/ruh pemimpin
yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Sebagai tokoh masyarakat tingkat
kredibitilas ulama tidak bisa diabaikan, dengan 1 ulama mengajak 1 masjid
menabung di bank syariah,
26
Rifki, Banking Officer –TSA Bank Syariah Mandiri KC Pluit, Wawancara Pribadi, Jakarta,
9 Mei 2016
82
Saat ini salah satu kendala mengapa masyarakat muslim di Indonesia
khususnya kaum menengah ke bawah belum pindah ke bank syariah
dikarenakan:
Pertama, kesadaran (awarness) konsumen akan keberadaan produk-
produk perbankan syariah tidak serta merta mengarahkan konsumen untuk
mencari informasi untuk meningkatkan pehamaman mereka. Terdapat faktor
lain yang menjadikan konsumen enggan untuk mencari informasi lebih
banyak atau memang produk-produk perbankan syariah tidak mudah diingat
oleh konsumen.
Masyarakat menganggap bahwa konsep dan produk perbankan syariah
terlalu susah untuk dipahami. Mereka mengaku bahwa mereka tahu tentang
produk dan layanan perbankan syariah. Namun ketika diajukan pertanyaan
dan diskusi tentang karakteristik serta kelebihan dan kelemahan produk-
produk perbankan syariah, hanya sebagian kecil yang bisa memberikan
gambaran yang baik atas karakteristik produk perbankan syariah.
Secara umum, masyarakat mengatakan bahwa bank syariah adalah bank
yang tidak menerapkan sistem bunga, tetapi menggunakan sistem bagi hasil.
Namun demikian, mereka kesulitan untuk menyebutkan produk-produk
perbankan syariah yang menggunakan konsep bagi hasil. Selain itu,
83
kebanyakan mereka juga kesulitan menyebutkan ciri pokok atau
membedakan konsep mudharabah, musyarakah, wadiah, dan ijarah.
Masyarakat mendapatkan informasi atau mengetahui keberadaan produk
dan layanan bank syariah dari iklan dan promosi yang mereka lihat di
televisi, surat kabar, dan kegiatan-kegiatan islami seperti pameran produk
UMKM atau pameran buku-buku islami. Ada juga yang langsug datang ke
bank syariah untuk mencari informasi.
Maka dari itu diperlukan strategi yang lebih baik untuk mengenalkan
produk bank syariah, yaitu strategi yang lebih memungkinkan masyarakat
untuk mengetahui dan memahami dengan lebih leluasa tentang produk bank
syariah. Strategi promosi dan edukasi melalui sales representative adalah
salah satu yang akan memberikan peluang interaksi yang lebih baik antara
masyarakat dengan pihak bank syariah.
Kedua, tingkat kesukaan (liking) konsumen yang tinggi tidak menjadikan
konsumen juga mempunyai minat yang tinggi terhadap produk perbankan
syariah. Masyarakat menyatakan mereka suka terhadap produk perbankan
bukan setelah mengamati dan membandingkan kemanfaatan produknya
dibandingkan dengan produk konvensional. Kesukaan masyarakat banyak
terbentuk karena adanya atribut halal pada produk bank syariah. Masyarakat
beranggapan bahwa produk perbankan syariah lebih baik dengan produk
84
konvensional, karena kelebihan-kelebihannya yang bersifat moral dan
keadilan.
Ketiga, keyakinan (conviction) konsumen yang relatif tinggi, tidak
dibarengi dengan pembelian yang tinggi pula. Keyakinan masyarakat bawha
produk bank syariah adalah produk yang baik dan menguntungkan,
dilatarbelakangi karena adanya suatu kepercayaan yang baik bahwa Islam
adalah agama yang bisa menjawab semua permasahalan ummat dan berlaku
disepanjang zaman.
Keempat, Tingkat penerimaan (adopsi) produk yang cukup baik pada
ulama diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat
adopsi produk pada masyarakt sebagai jamaahnya. Dengan perannya sebagai
public figure diharapkan ulama dan pengurus masjid bersedia dan terbiasa
untuk menceritakan kepada orang lain (jamaah masjid( atas berbagai
manfaat, keuntungan, dan kemudahan yang didapat dari penggunaan produk
perbankan syariah.
Untuk tujuan itu, industri perbankan syariah harus mendorong kelompok
ini untuk bisa menjadi pemuka pendapat bagi masyarakat di sekitar tempat
tinggal mereka masing-masing. Berbagai program iklan dan promosi bisa
dirancang untuk membujuk kelompok ini agar mereka menveritakan kepada
orang lain berbagai hal yang berkaitan dengan produk-produk bank syariah.
85
Dengan penguatan pemahaman masyarakat akan bisa dilakukan dengan
mengguagah sentimen keagaman, dengan menggunakan kedekatan lokasi
sebagai faktor penguat, disertai dengan referensi dari kelompok acuan
(pengurus dan ulama masjid setempat), dengan memberikan bukti-bukti
rasional bahwa bank syariah tetap menguntungkan secara ekonomi bagi
nasabah. Para ulama da pengurus masjid sebagai pemuka pendapat pemuka
pendapat dalam hal ini bisa menanamkan prinsip-prinsip keagamaan dengan
lebih objektif dan menyakinkan jamaahnya.
Dengan demikian, memanfaatkan posisi pengurus dan ulama masjid
sebagai kelompok referensi yang akan berperan sebagai pemuka pendapat
bagi jamaah masjid dilingkungannya, bisa dilakukan dengan beebrapa carara
sebagai berikut:
1. Ulama dan pengurus masjid bisa berperan sebagai pemuka pendapat
bagi jamaah masjid dengan efektif, dengan pertimbangan bahwa dalam
hubungannya dengan upaya mengenal, menyukai, mempercayai, dan
menggunakan produk bank syariah, masyarakat membutuhkan jaminan
keamanan dari risiko ketidaknyamanan dan kerugian yangbisa
disebabkan kerna menggunakan produk bank syariah,
2. Peran ulama dan pengurus masjid adalah untuk menjadika floating
mass, yaitu kelompok masyarakat yang belum mempunyai kemantapan
86
pada satu produk (konvensional ataukah syariah) agar bersedia menjadi
nasabah loyal bank syariah, dengan menedepankan masalah-masalah
non-produk dalam pertimbangan pilihannya. Masalah non-produk yang
bisa menjadi bahan pembicaraan bagi para ulama dan pengurus masjid
bagi jamaahnya, diantaranya: masalah kesesuaian dengan ajaran agama,
masalah kesesuaian dengan ajaran moral tentang prinsip keadilan dan
kebersamaan, masalah keikutsertaan (andil) dalam penguatan sendi-
sendi perekonomian islam.
3. Ulama harus memberikan contoh perilaku dengan benar-benar menjadi
nasabah bank syariah. Hal ini selain untuk memberikan pengalaman
langsung pemakaian produk, juga aka memberikan rasa tenang bagi
jamaahnya dan mengurangi risiko yang mungkin dialami dalam
pemakaian produk-produk perbankan. Menjadi tugaas dari pihak bank
syariah mengupayakan agar para ulama mempunyai pengalaman
langsung an menyenangkan menjadi nasabah bank syariah.
87
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa cara dalam mempromosikan
banknya agar dapat meningkatkan jumlah nasabahnya diantaranya ada BSM
Fantasi, BSM Rezeki Sembako, Gathering, SFE dan Sahabat BSM.
2. Metode melalui media ulama ini masuk dalam program Sahabat BSM.
Kegiatan ini dilakukan dengan sistem customer get customer, dimana nasabah
existing menawarkan calon nasabah baru untuk ikut menabung di BSM.
Para ulama disini menjalankan 2 peran, yaitu sebagai sahabat BSM dimana
mereka mendapatkan insentif, dan sebagai agen perubahan (public figure)
dimana mereka berperan sebagai mubaligh tanpa mendapatkan insentif.
Namun, adanya inovasi ini menjadi batu loncatan tersendiri bagi BSM untuk
melanjutkan dan mengembangkan strategi pemasaran Sahabat BSM, tertutama
melalui ulama tersebut, yaitu dengan meminta bantuan ulama untuk mengajak
jamaahnya untuk beralih ke bank syariah. Jika 1 ulama, 1 masjid,
brainstrorming yang dilakukan sangatlah efektif.
B. Saran
1. Memisahkan cara kerja Sahabat BSM dengan Strategi melalui media ulama,
juga fee atau insentifnya.
2. Untuk sahabat BSM, informasi yang diberikan personil marketing cabang
kepada nasabah-nasabah existing agar diperluas.
88
3. Adanya target pencapaian nasabah juga dpk untuk sahabat BSM
4. Diciptakannya SOP tersendiri bagi para ulama sebagai sahabat BSM, dimana
cara kerjanya dengan mendakwahkan serta mengajak jamaahnya untuk
meninggalkan riba dan beralih ke bank syariah, khususnya BSM.
5. Adanya fee atau insentif bagi ulama sebagai agen marketing bank syariah
mandiri.
6. Diadakannya brainstorming, menyatukan pendapat setiap bulan. Dan
pembekalan kepada para ulama agar tidak terjadi kesalahpahaman pendapat
syariah.
89
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
CV. Alfabeta. 2010.
Al-Qur’an Al-Karim Surat An-Nisa ayat 29
Al-Qur’an Al-Karim Surat Al-An’am ayat 143
Amin, A.Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN
PRESS. 2009
Amir, M. Taufiq. Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2005.
Anto, M.B Hendrie. Diskusi Bulanan FS UIN Yogyakarta oleh P3EI di
Yogjakarta pada tahun 2008.
Antonio, Muhammad Syafe’i. Bank Syariah, Cet. 1. Jakarta: Gema Insani
Press. 2001
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, dan Strategi.
Jakarta: PT RajaGrafindo. 2004
Ball, Donald A dan Mcclloch Wendell H. Bisnis International. Jakarta: PT
Salemba Emban Patria. 2001.
Bank Syariah Mandiri KC Pluit. Laporan Posisi Dana Pihak Ketiga,
Jakarta, Desember 2015.
. Laporan Biaya Promosi, Jakarta, Desember 2015
. Laporan Insentif Sahabat BSM, Jakarta, Desember 2015.
90
Bank Syariah Mandiri. Annual Report BSM 2014. Diakses dari
www.bsm.com pada agustus 2015.
BI. Outlook Bank Indonesia 2013, Diterbitkan Desember 2013.
Chandra, Gregorius. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
2002.
Dewan Masjid Indonesia. Data Masjid Kecamatan Penjaringan, Jakarta.
2016.
. Data Rekening Marbot Masjid DMI Kecamatan Penjaringan,
Jakarta. 2016
Echols, John. M dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
eLSAS. 2008.
Firdaus. Kewirausahaan Santri. Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda
Perdana. 2000.
Gitosudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran. Yogjakarta: BPFE-
Yogjakarta. 1995.
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan, Cet. Ke-10. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2012.
Kasmir. Pemasaran Bank, Cet. Ke-3. Jakarta: Kencana, 2008
Kertajaya, Hermawan dan M.Syakir Sula. Syariah Marketing. Jakarta:
Mizan. 2006
Kotler, Phillip. Et.al, Rehinking Marketing: Sustainable Market-ing
Enterprise in Asia, terjemahan Markus P.Widodo. Jakarta: PT. Index. 2005.
.Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta: PT. Indekx.
2004.
91
. Pemasaran Bank, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana. 2008
Kuswara. Mengenai MLM Syariah. Tangerang: QultumMedia. 2005.
Lamb, Charles W, dkk. Marketing. Jakarta: Salemba Empat, 2001
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
2001.
Moeloeng, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya. 2001
Muhammad, Abdulkadir. Hukum dan Penelitian Sosial. Cet. Ke-2 Jakarta:
Bumi Aksara. 1998
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Mei 2015, diakses
melalui www.ojk.go.id pada september 2015.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. Perilaku Konsumen: Pendekatan
Praktis. Yogjakarta: CV Andi Offset. 2013.
Sayyid al-Imam Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani Al-San’ani, Subul al-
Salam, Kairo: Juz III. Dâr Ikhya’ al-Turas al-Islami. 1960.
Schiffman, Leon G dan Leslie L. Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Indeks Gramedia. 2007.
Soemanagara. Strategi Pemasaran Produk Jasa. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia. 2006.
Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga
Terkait: BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta:
RajaGrafindo Persada. 2004.
92
Suryani, Taufik. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran.
Yogjakarta: Graha Ilmu. 2008.
Swastha, Basu. Asas-Asas Marketing. Yogjakarta: Liberty. 1993.
Usman, Husaini dan Akbar Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 1998.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.pesantrenvirtual.com akses tanggal 7 November 2015
www.saadpwinjatim.blogspot.com akses tanggal 7 November 2015
www.syariahmandiri.co.id
Transkrip Wawancara dengan Ust. Karyudi (Ulama Masjid Al-Ikhlas & Sahabat BSM
KC Pluit)
1. Bagaimana anda bisa terhubung dengan Bank Syariah Mandiri?
Bank Syariah Mandiri meminta bantuan kepada para ustadz untuk mensosialisasikan
produk-produk bank syariah mandiri , jadi BSM yang datang ke KUA Kecamatan
Penjaringan minta difasilitasi ingin usahakan bsm pasarnya lebih besar. BSM lah yg
aktif datang ke KUA , dan dipertemukan dengan pengurus Dewan Masjid Indonesia
2. Bagaimana cara klasifikasi para ulama yang dipilih untuk memasarkan BSM?
Dewan Masjid Indonesia adalah perkumpulan para pengurus-pengurus/marbot-marbot
masjid. Dikumpulkanlah pengurus-pengurs masjid dan Ustadz-ustadznya sekitar 100
orang yang hadir sekecamatan Penjaringan yang akan di kirim ke BSM untuk
mensosialisasikan produk-produk BSM agar lebih dikenal Bank Syariah mandiri
dikalangan masyarakat.
3. Apakah strategi ini dipakai seluruh BSM atau hanya BSM KC Pluit
Saya rasa strategi ini dipakai seluruh BSM di Indonesia, karena strategi ini terbukti
tepat sasaran dan di KC Penjaringan ini banyak ust yang masuk jadi nasabah.
4. Setau anda ada berapa ustad yang dipilih untuk memasarkan produk bank syariah
mandiri?
Sebenarnya banyak, harapan bsm juga banyak. Hanya sampai saat ini yang aktif hanya
Saya dan Ust. Burhan yang menjadi Sahabat Mandiri.
5. Bagaimana Klasifikasi dari DMI dalam memilih Ulama?
Karena kita pengurus masjid saja, makanya dipilih, membantu BSM. Dari DMI tidak
dipilih-pilih lagi, karena memang butuh banyak. Karena ini tidak digaji, ya mau.
6. Jadi BSM tidak memberikan Insentif?
Tidak ada, karena kami niatnya hanya membantu mensosialisaikan. Dari BSM pun
tidak, karena mereka sudah tidak ada hubungan lagi. Hubungannya hanya antara para
ust. Dan BSM. Karena hanya memfasilitasi.
7. Bagaimana cara kerja Ulama melakukan tugas dari BSM ?.
Cara kerja kami tidak ceramah, tapi ngajak orang untuk nabung di BSM, selagi ada
Bank Syariah kenapa ke Bank Konvensional.
8. Apakah dalam mengajak/ceramah ust membawa nama BSM atau Bank Syariah
secara UMUM?
Saya tekankan nabung di BSM karena saya membantu BSM.
9. Dari Bank Syariah mandiri apakah ada standar operasi yang harus dilakukan?
Tidak ada, teerserah kita dengan metode kita
10. Apakah ust harus melapor ke BSM setiap bulan/periodenya?
Mekanismenya setiap saya dapat nasabah, saya langsung bawa ke BSM untuk
membuktikan bahwa nasabah ini saya yg bawa untuk deposit. Langsung ke CS. Dan
mungkin setelah itu saya meeting dengan manajer operasionalnya, dan Pemasaran
untuk bersilaturahmi.
11. Apakah ada target dari BSM?
Tidak ada,karena kita bukan pegawai disana, saya pun sudah 100 orang jadi nasabah
atas nama saya. Dan selain itu, dari DMI semua marbot sejakarta utara buka rekening
di BSM. Itulah hasil bentuk sosialisasi kita kepada kawan-kawan. Bahkan sejakarta
bawarat.
12. Apakah ada event-event yang diselenggarakan BSM yang melibatkan para ulama?
Ada, seperti Ulang tahun, buka bersama, santuanan yatim piatu, biasanya kita
dipanggil unttuk mengisi acara.
13. Apakah klasifikasi ulama dalam memasarkan BSM ini disetujui oleh DSN?
Saya tidak tahu adanya DSN.
14. Apakah pemasaran yang dilakukan sesuai Regional masing-masing?
Ya, saya disini mewakili regional Jakarta Barat, khususnya diTeluk Gong, sementara
Ust. Burhanuddin dan Ust. Nu’man di Jakarta Utara, Tepatnya di Muara Angke. Dan
seterusnya.
Transkrip Wawancara dengan Ust. Burhanuddin Yasin (Ketua DMI Kecamatan
Penjaringan)
1. Bagaimana anda bisa masuk dalam strategi Pemasaran ini?
Mulai ada program dari Dewan Masjid Indonesia, jadi untuk DKI ingin memberikan
honor insentif kepada marbot, nah yang dipercaya untuk mengelola itu adalah DMI
DKI. Kemudian kita yang ada di cabang ini mendata seluruh marbot yang ada di
kecamatan penjaringan. Waktu itu ada 63 marbot yang kita data, satu masjid itu satu
marbot. Semuanya kesana kita kumpulin di BSM lalu diminta untuk buka rekening
disana.
Jadi bank syariah mandirinya yang ngelobi ke DMI supaya pencariannya dana honor
melaui BSM. Itu sebenarnya ada 2 bank yang menawarkan, apakah bank DKI atau
BSM. Yang pada akhirnya kita memilih BSM. Jakarta barat itu Bank DKI.
Awalnya meamang SOPnya, BSM melobi dan mengundang para ustad, setiap bulan
itu ada pengajian, kemudian dikasi breafing tentang perbankan syariah dan promosi
untuk supaya para ustad mengembangkan ke masyarakat. Itu berjalan kurang lebih
tahun pertama 2013 sampai sekarang. Bsm bikin acara penataran seluruh masjid di
kec.penjaringan. nah sponsornya itu BSM, kita mengundang pembicaranya ketua
DMI DKI, Pak Syamsyudin. Disitu banyak hadir para ustad, dan mereka semua cukup
antusias dan tugas dari bsm kan membantu bagikan brosur/formulir kepada para
undangan barang kali ada yang mau nabung. Mereka mengundang pakar-pakar
dari BSM untuk menyampaikan. Ketua BSM ketua LAZNAS BSM Ketua DMI. Diskusi
antar ulama dan pihak bsm kalo ini sudah bener2 sesuai syariah.
2. Jadi nasabah yang dijaring itu hanya marbot? Bukan masyarkat?
Belum, ada juga pengurus masjid yang sebabnya kita kesana, biasanya ga pernah
nyimpen di bank, jadi disimpen di bank. Ya kita buka rekening karena kita mau dapet
honor aja.
3. Dalam memasarkan/mendakwahkannya, apakah mengatasnamakan BSM atau
Bank Syariah secara umum?
Atas BSM, karena kita sudah menjadi yang disebut Sahabat Bank Syariah Mandiri
yang tugasnya memasarkan bank syariah mandiri.
4. Apakah ada Event-event yang diseleranggarakan BSM yang melibatkan para
ulama?
Bsm datang ke masjid2 dan saya yang mendampingi dan menyampaikan untuk
nasabah BSM. Karena seperti yang saya ketaui masyarakat khususnya di jakarta
utara ini pengetahuan tentang BS masih kurang, karena sudah terbiasa di bank
Konvensial
5. Berapa kali Ulama melaporkan hasil pemasarannya?
Sebulan sekali kita kesana, diajak pertemuan oleh manajer operasional. Ibu Binar,
dan Pak Dimas (Customer Service),
6. Apakah dapet Insentif?
Selama ini belum dapet. Dapet hanya uang transport, maka dari itu satu per satu
mundur.
7. Menurut anda bagaimana hukum berdakwah dengan mendapatkan
upah/insentif?
Selama itu berbentuk hadiah tidak apa, karena itu kewajiban bsm. Sebates kita ga
minta, tidak papa.
8. Apakah klasifikasi ulama ini disetujui oleh DSN?
Tidak ada, belum pernah bertemu.
9. Sejauh mana strategi ini berjalan?
Semenjak ganti pimpinan sudah mulai turun
10. Sudah berapa nasaabah yang anda dapat?
63 orang marbot saya daftarkan
Transkrip Wawancara dengan Bpk. Panji Prianggoro (Retail banking Officer Bank
Syariah Mandiri KC Pluit)
1. Strategi apa saja yang dilakukan Bank Syariah Mandiri? Khususnya KC Pluit?
Strategi yang dilakukan oleh BSM KC Jakarta Pluit adalah dengan direct selling dan
indirect selling. Salah satunya adalah dengan melakukan pendekatan kepada Dewan
Masjid Indonesia DMI DKI Jakarta
2. Apa maksud dari strategi pemasaran melalui ulama?
Pada dasarnya kami menginginkan Bank Syariah ini bisa diterima di semua kalangan,
tidak memandang SARA. Namun untuk menguatkan pondasi Bank Syariah itu sendiri,
kami harus menggandeng tokoh agama, khususnya Ulama, sebagai agent of change
masyarakat Islam di Indonesia agar berhijrah dan berbank syariah
3. Produk apa saja yang dipasarkan?
BSM Sebagai Bank Umum memiliki banyak produk pembiayaan, pendanaan dan jasa.
Sebagai recruiter produk kami menggunakan produk dana yaitu Giro bagi DMI DKI
Jakarta dan Tabungan marbot bagi para marbot penerima dananya.
4. Sejauh mana strategi ini berjalan?
Kita harus melihat dari dua sisi pastinya dalam memandang apakah strategi yang
dijalankan berhasil atau tidak. Dari sisi penyaluran dana dan kemudahan para marbot
sebagai penerima dana marbot dari Pemda DKI Jakarta, ini sangat berhasil, karena
marbot dengan mudah bisa menarik dananya di ATM manapun dan mendapatkan
fasilitas BSM sama seperti nasabah regular. Namun dari sisi pengendapan dana, bisa
dibilang kurang optimal, karena dana marbot biasanya hanya mengendap 2-3 bulan
lalu setelah didistribusikan 70-80%nya ditarik.
5. Siapa dan dimana saja segmentasi pasar ini dilakukan?
Dalam konteks ini pasar dan segmentasinya adalah para marbot masjid se DKI
Jakarta, minus Jakarta Selatan dan Timur karena harus berbagi dengan Bank DKI
Syariah
6. Event-event apa saja yang telah dilakukan?
Untuk mencapai kesepakatan dan berjalannya program ini, beberapa event telah kami
laksanakan, antara lain. Pelatihan marbot masjid PPOB (agen pembayaran), pelatihan
bekam bagi marbot, pelatihan-pelatihan lainnya, dan seminar yang dilaksanakan baik
oleh BSM KC Jakarta Pluit maupun oleh DMI DKI Jakarta, serta sponsorship untuk
kegiatan DMI DKI Jakarta.
7. Apakah terdapat target yang harus dicapai dalam mendapatkan nasabah oleh
para ulama?
Dalam strategi menggandeng Ulama setempat, kami memiliki program sahabat BSM,
yaitu Ulama kami jadikan Sahabat BSM. Dan atas program tersebut, Ulama akan
mendapatkan fee apabila mendapatkan nasabah baik dari sisi volume maupun NOA
sesuai ketentuan BSM. Mereka tidak ditetapkan target oleh BSM, karena program ini
tidak mengikat dan mereka bebas dalam melakukan penjualan.
8. Seberapa besar dampak dari strategi pemasaran ini terhadap pendapatan
ataupun DPK?
Dari sisi NOA (Number of account) jumlah rekening sangat besar dampaknya karena
jumlah marbotnya saja mencapai 1428 NOA per 28/02/2016 (data internal BSM Pluit)
oleh karena itu akan berdampak juga pada FBI dari sisi administrasi tabungan dan
penggunaan ATM serta jasa lainnya. Namun dari sisi pembiayaan masih belum dapat
direalisasikan, dikarenakan mayoritas mereka belum bankable dari sisi mudharib.
9. Diantara strategi lain mana yang lebih efektif?
Strategi yang paling efektif adalah tentunya dengan bersinergi dengan para pimpinan
DMI DKI Jakarta, dikarenakan jika kita sudah bisa melakukan komitmen dengan
pimpinannya, maka top down nya akan lebih mudah.
10. Jika dikaitkan dengan teori, masuk dalam kategori strategi pemasaran apa?
Secara teori banyak yang bisa digunakan, namun jika kita belajar strategi pemasaran
saat ini sangat popular strategi pemasaran berbasis komunitas. Dan inilah yang kami
lakukan pada DMI DKI Jakarta.
11. Bagaimana BSM mengatur budgeting untuk pemasaran ini?
Setiap bulan dan setiap cabang memiliki budget maksimal dalam berpromosi, jika lebih
besar pengajuannya, maka akan diajukan ke Kantor Pusat.
12. Bagaimana klasifikasi pemilihan ulama dari Bank Syariah Mandiri?
Kriteria ulama yang dapat menjadi sahabat BSM secara syarat administratif sama
seperti syarat pembukaan tabungan yaitu memiliki KTP dengan domisili Jadetabek,
NPWP, dan membukan tabungan BSM. Secara ketentuan khusus terlampir
13. Apakah berkaitan dan disetujui oleh DPS?
Program ini tentu sudah melalui persetujuan DPS.
14. Apakah ada pengarahan dari bank tentang materi yang akan disampaikan oleh
para ulama?
Pasti sebelum sahabat BSM Melakukan penjualan secara langsung di lapangan, akan
kami jelaskan secara singkat fitur-fitur produknya. Jika memang calon nasabah belum
jelas, maka petugas bank yang akan menjelaskannya secara langsung kepada calon
nasabah tersebut.
15. Apakah ada penyesuaian pendapat antara ulama dengan BSM?
Terkait pertanyaan ini saya menangkap, apakah ada pembagian pendapatan dari BSM
kepada Ulama. Jawabannya adalah pasti. Karena ini Ulama adalah mitra kita bukan
karyawan, maka pendapatannya bukan gaji, melainkan fee yang didapatkan
berdasarkan perhitungan sejumlah NOA ataupun saldo rata-rata dari nasabah yang
berhasil mereka referensikan ke BSM.
Lampiran 2. SE No. 12/023/OPS, tanggal 17 Mei 2010
Formulir Pendaftaran - Program Sahabat BSM (bagian kuning harus diisi)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: ________________________________________
Alamat: ________________________________________
No. Telp.: ________________________________________
NPWP *: ________________________________________
adalah nasabah BSM dengan nomor rekening ________________________. Saya menyatakan mendaftarkan diri sebagai peserta Program Sahabat BSM (Pereferensi) dan akan mereferensikan kenalan saya untuk menjadi nasabah BSM (Nasabah Terreferensi). Saya telah membaca, mengetahui, serta setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
Keterangan Setuju
1. Nasabah Pereferensi berhak mendapatkan apresiasi dari Bank berupa komisi. Penghitungan komisi Program Sahabat BSM beserta seluruh data-data penunjangnya diserahkan sepenuhnya kepada BSM.
.
2. Penetapan jumlah saldo Nasabah Terreferensi sepenuhnya merupakan hak BSM sehingga saya tidak
dapat mengetahui, melihat, dan menanyakan saldo Nasabah Terreferensi dan jumlah serta nama-nama nasabah Terreferensi kepada siapa pun.
.
3. Saya mengetahui bahwa data saldo untuk penetapan besarnya komisi yang akan saya terima sebagai
Nasabah Pereferensi serta jumlah dan daftar nama nasabah Terreferensi yang saya dapatkan merupakan kerahasiaan bank.
.
4. Penetapan besarnya persentase komisi dapat berubah-ubah sesuai ketentuan BSM. .
5. Besarnya komisi adalah 0,5% p.a. (periode Mei – Juli 2010) dan 0,25% p.a. (periode Agustus –
Desember 2011) didasarkan pada rerata saldo harian Nasabah Terreferensi atau sesuai dengan kebijakan BSM yang berlaku. BSM dapat mengubah ketentuan ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Peserta Program (Nasabah Pereferensi).
.
6. Perhitungan komisi hanya dilakukan setelah Peserta Program berhasil merekomendasikan minimal 3
(tiga) orang nasabah Terreferensi yang tercatat secara sah sebagai nasabah BSM selama periode akuisisi nasabah Terreferensi. Apabila di bulan berjalan jumlah nasabah Terreferensi kurang dari tiga, komisi tidak diperhitungkan.
.
7. Peserta Program bersedia membebaskan Bank dari tuntutan ganti rugi apa pun baik yang telah ada
maupun yang akan ada yang disebabkan oleh akibat langsung maupun tidak langsung atas pelaksanaan hak BSM dalam menjalankan program Sahabat BSM ini.
.
8. Peserta Program bersedia menanggung seluruh risiko atas penyalahgunaan Kartu Sahabat BSM.
Peserta Program dengan ini membebaskan Bank dari segala tuntutan yang mungkin timbul, baik pihak lain maupun dari Peserta Program sendiri sebagai akibat penyalahgunaan Kartu Sahabat BSM.
.
9. Saya sebagai Peserta Program bersedia mencantumkan nomer rekening tabungan BSM saya pada kartu Sahabat BSM sebagai kode kepesertaan program Sahabat BSM.
.
10. Bank hanya memperhitungkan pemberian komisi yang bersumber dari dana baru ( fresh money) yang
sumbernya bukan dari rekening yang ada di BSM.
.
11. Pajak komisi ditanggung oleh Nasabah peserta Sahabat BSM sesuai ketentuan yang berlaku. .
Saya menyatakan menyetujui serta tunduk pada ketentuan dan syarat-syarat dari Program Sahabat BSM yang telah saya baca dan pahami sebagaimana disebut di atas maupun ketentuan lain yang berlaku dari waktu ke waktu di Bank Syariah Mandiri.
_______________, ____/____/________
TTD Nama:____________________________
Catatan:Bila tidak menggunakan NPWP milik sendiri, maka akan diperlakukan sebagai nasabah yang tidak memiliki NPWP.
STRUKTUR ORGANISASI KC JAKARTA PLUIT
PERIODE 2016
Teller
Dimmas Kristyanto
Keterangan:
posisi yang belum ditempati karena mutasi atau
BBO Small
-
BRANCH OPERATION & SERVICE MANAGER
Threeana Murni
MARKETING MANAGER (Pj.)
-
BRANCH MANAGER
Ucok Mulyadi
4. Purwanto
Suprayogi 1. Rusdin Hidayat
2. Ridwan
3. Muhamad Joni
RBO
Panji Prianggoro
Driver
Dedy Zulfiyan
Customer Service
Fifi Luthfiyah
Back Office - TRA
Rifky Fathurrahman
Office Boy
Bambang Suroso
Messenger Satpam
Back Office - GSA
Ratna Aprianti Hamid