SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
OLEH
AZWAR RIVAI NASUTION
140522072
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Ekstensi
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
Azwar Rivai Nasution
NIM. 140522072
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah studi kasus pada badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa kabupaten tapanuli selatan.
Populasipenelitianiniadalahpegawai badan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa kabupaten tapanuli selatan.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 responden, dengan pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Penelitianinidiujimenggunakan analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kata Kunci: standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual , kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
THE EFFECTS OF THE APPLICATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING ACCRUAL STANDARD TO QUALITY
OFFINANCIAL STATEMENT LOCAL GOVERNMENT
The aim of this research is to examine the effect of the application of government accounting standard accrual to quality of financial statemen local government in the departement of empowerment communities and village government at South Tapanuli Government.
The population of this research are employees in the departement of empowerment communities and village government. Total number of samples of this research are 35 people, which their data collection are taken using questionnaires. This research is tested using by simple regression.
Research shows that the application of government accounting accrual
standard have positive effect and significant to quality of financial statement local government. Keywords: government accounting accrual standard, quality of financial
statement local government.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah,” guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan serta dukungan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.
Terutama penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Bapak Abdul Kholid
Nasutiondan Ibu Ratnawati Pasaribu. Terima kasih atas semua kasih sayang,
do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat
menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada adik penulis,Rizky Indrawan
Nasution, Affan Noor Hidayatullah Nasution, dan Rini Pratiwi Nasution. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE ,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua
Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara yang juga sebagai Dosen Penguji Saya.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Drs.Rustam, S.E, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini berupa saran
dan kritik yang sangat membangun sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
5. Bapak Drs. Sucipto, M.M., Ak selaku Dosen Pembandingyang telah
memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
6. Pegawai BPMPD Kabupaten Tapanuli Selatan yang telah bersedia
membantu pengisian kuesioner pada penulisan skripsi ini.
7. Sahabat penulis, yang tersayang Dedi Munthe, Martin, Edok, Candra
Halim Pasaribu, Reza Babatih, Ucok Keren, Hilda, Annisa
danAliansi011 Imakopasid Usu Polmed dan teman teman
seperjuangan atas waktu, bantuan, dan motivasi yang diberikan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.
Medan, 12 April 2015 Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN…………………………………………………………..............i ABSTRAK……………………………………………………………………… .ii ABSTRACT………………………………………………………..…………... iii KATA PENGANTAR………………………………………………………......iv DAFTAR ISI . …………………………………………………………………... vi DAFTAR TABEL……………………………………………………………...viii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....ix DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….……….. .x BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ….........…………………….…………………….. 1 1.2 Perumusan Masalah……………………………………………….. 5 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………..……… 5 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan…………………………………. 7 2.1.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan……………….. 7 2.1..2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan……………… 8
2.2 Laporan keuangan……………………………………………….. 14 2.2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah…… 14 2.2.2 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah….. 18 2.2.3 Kualitas Laporan Keuangan……………………………….. 24
2.3 Penelitian Terdahulu…………………..…………………………. 27 2.4 Kerangka Konseptual……………………………………………. 29 2.5 Hipotesis…………………………………………………………. 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………... 30 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………… 30 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel……...…… 30 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………. 32 3.4.1 Populasi .................................................................................32 3.4.2 Sampel ...................................................................................33 3.5 Jenis dan Sumber Data…………………………………………... 33 3.6 Metode Pengumpulan Data……………………………………… 34 3.7 Analisis Data…………………………………………………….. 34
3.7.1 Uji Validitas……………………………………………….. 34 3.7.2 Uji Reliabilitas……………………………………………....35
3.8 Uji Asumsi Klasik……………………………………………….. 35 3.8.1 Uji Normalitas……………………………………………... 36 3.8.2 Uji Heteroskedastisitas…………………………………….. 36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9 Pengujian Hipotesis……………………………………………… 37 3.9.1 Uji Parsial (Uji-t)…………………………………….…….. 38 3.9.2 Koefisien Determinasi………………………………….….. 38
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian……………….…………………………………. .40 4.1.1 Sejarah singkat BPMPD.........................................................40 4.1.2 Struktur Organisasi BPMPD..................................................42 4.1.3 Tugas Dan Fungsi BPMPD ...................................................44 4.2 Analisis Data…………………………………………………….. 52 4.3 Analisis Deskriptif……………………………………………….. 52 4.4 Analisis Statistik…………………………………………………. 58
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………… 58 4.5 Uji Asumsi Klasik……………………………………………….. 61
4.5.1 Uji Normalitas……………………………………………... 61 4.5.2 Uji Heteroskedastisitas…………………………………….. 64
4.6 Uji Hipotesis……………………………………………………... 62 4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)…………………………….. 66 4.6.2 Uji Koefisien Determinan (R2
4.7 Pembahasan……………………………………………………… 68 )…………………………….. 66
BAB V KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………..69 5.2 Keterbatasan …............……………………………………..…… 69 5.3 Saran………………………………………………….………….. 70
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………...……........28 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………………..32 4.1 Pengumpulan Data. ...………………………………...…………..52 4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel KLK……………………53 4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel SAP…………………….56 4.4 Uji Validitas………………………………………...………….....59 4.5 Uji Reabilitas……...………………………...…………………….60 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov...…………... 63 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana…………………...………..65 4.8 Hasil Uji-t…………………………………………...…………….66 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinan…………………………………..67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual …...... ... ................................................... 29 4.1 Gambar Grafik Histogram ………………...……………..……...61 4.2 Normal Probability Plot …........................................................... 62 4.3 Gambar Scatterplot ..................................................................... 64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner ….................................................................................. 74 2 Uji Validitas dan Reliabilitas…..................................................... 78 3 Distribusi Jawaban Responden …................................................. 86 4 Uji Analisis Regresi Sederhana…................................................. 89
5. Surat Izin Penelitian…………………………………………....... 92
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas laporan keuangan pemerintah merupakan permasalahan yang
sangat penting untuk dibahas terkait dengan transparansi dan akuntabilitas dalam
laporan keuangan .Banyaknya kasus-kasus mengenai buruknya kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah di Indonesia masih menjadi isu hangat yang perlu
dikaji lebih dalam. Hal ini merupakan bukti dari kurangnya pemahaman standar
akuntansi pemerintahan dan buruknya sistem pengendalian internal, serta
kurangnya kompetensi yang dimiliki staf akuntansi sehingga dapat memberikan
pengaruh negatif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Permasalahan ini dibuktikan dengan diperolehnya opini disclaimer
dibeberapa instansi pemerintah daerah yang ada di Indonesia. Opini disclaimer
diberikan terhadap laporan keuangan karena Badan Pengawas Keuangan (BPK)
mengalami kesulitan dalam menerapkan prosedur audit pada beberapa pos yang
disajikan. Rendahnya kualitas laporan keuangan, secara umum disebabkan
penyusunan laporan keuangan yang belum memenuhi Standar Akuntansi
Pemerintahan, penyelenggaraan sistem pengendalian internal yang belum
memadai dan kurangnya kompetensi staf akuntansi yang ada.
Laporan Keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban keuangan
daerah dan merupakan tanggungjawab atas akuntabilitas publik serta merupakan
salah satu ukuran keberhasilan (Sinaga, 2005). Laporan keuangan pada dasarnya
disusun guna memberikan informasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban pemerintah
daerah atas pengelolaan daerah yang dilakukan serta untuk memberikan informasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional
pada pemerintah daerah.
Dalam rangka menciptaan tata kelola keuangan yang baik, pemerintah
terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara salah satunya dengan melakukan
pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai
kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah
di Indonesia. Pemerintah selanjutnya mengamanatkan tugas penyusunan standar
tersebut kepada suatu komite standar independen yang ditetapkan dengan suatu
keputusan Presiden tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
Maka dibuatlah peraturan yang dapat mengatur dan mengelola penyajian
laporan keuangan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yang menggunakan basis kas untuk
pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Sejalan dengan amanat Undang-
Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Pemerintah baik di level pusat maupun daerah, segera akan menerapkan
akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Dalam akuntansi untuk sektor privat,
penggunaan basis akrual diyakini akan menghasilkan laporan keuangan yang
lebih relevan, dibanding dengan penggunaan basis kas, penggunaan basis akrual
penuh dalam standar akuntansi pemerintahan juga diharapkan dapat memberi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan dan pengguna laporan
keuangan instansi pemerintah.
Di Indonesia, implementasi menyeluruh atas basis akuntansi ini mulai
dilaksanakan pada tahun anggaran 2015. Untuk mengakomodir penerapan tesebut,
pada tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pengganti dari
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Perubahan yang sangat nyata antara kedua peraturan tersebut adalah
kewajiban penggunaan basis akrual. Pada PP Nomor 24, basis akuntansi yang
dipakai adalah basis kas menuju akrual atau yang dikenal dengan cash toward
acrual. Dengan ditetapkanya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem
akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dan
hal ini berarti juga bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera
menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual.
Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual menjadi akrual
membawa dampak terhadap perubahan tahapan pencatatan dan jenis laporan
keuangan yang dihasilkan. Selain itu penerapan sistem akuntansi berbasis akrual
di pemerintahan menyajikan tantangan baru, oleh karenanya agar proses
penerapannya dapat berjalan dengan baik perlu usaha ekstra dari pemerintah
dalam melancarkan proses peralihan ini.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan pedoman dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam pemerintahan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya SAP maka akan
terwujud pula Pemerintahan yang baik (good governance) yang dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melaksanakan tugas pemeintahannya sesuai dengan prinsip-prinsip good
governance diantaranya transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
keterbukaan, serta kewajaran.
Menurut Nordiawan dkk, (2007: 34) “Untuk memecahakan berbagai
kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi dan audit di
pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Republik
Indonesia diperlukan adanya sebuah standar akuntansi pemerintahan yang
kredibel yang dibentuk oleh suatu komite SAP”.
Dengan diberlakukannya SAP ini diharapkan seluruh laporan akuntansi
yang disusun oleh entitas-entitas dan badan pemerintahan di Indonesia baik pusat
maupun daerah dapat mengikuti pedoman pada standar akuntansi ini sehingga
laporan keuangan dapat berkualitas baik karena Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah ini nantinya akan dijadikan sebagai faktor penentu kebijakan keuangan
dan alat pengambil keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
Skripsi ini merujuk pada penelitian sebelumnya, penelitian tersebut
mengatakan adanya pengaruh positif antara Standar Akuntansi Pemerintahan
terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 82,1 % (Arif, 2012). Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek
yang diteliti, perubahan perundang-undangan yang berlaku, waktu dan tempat
yang berbeda.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berbasis akrual di Pemerintah Daerah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa
Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual di Pemerintah Daerahberpengaruh terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa
?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
penerapan Standar Akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Daerah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual dan pengaruhnya terhadap Kualitas
Laporan Keuangan.
2. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan kepada pihak-pihak
yang terkait
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
untuk menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2.1.1 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2010 Pasal 1 Ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, “Standar
Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
Pemerintah.”
Dalam www.wikiapbn.com disebutkan bahwa
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah. Laporan keuangan pemerintah tersebut terdiri atas laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) dan laporan keungan pemerintah daerah (LKPD).
Menurut Sinaga (2005)
Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan pedoman untuk menyatukan persepi antara penyusun, pengguna, dan auditor. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pengguna laporan keuangan termasuk legislatif akan menggunakan SAP untuh memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan eksternal auditor (BPK) akan menggunakannya sebagai kriteria dalam pelaksanaan audit.
Menurut Wijaya (2008: 313) “SAP merupakan standar akuntansi pertama
di Indonesia yang mengatur mengenai akuntansi pemerintahan Indonesia.
Sehingga dengan adanya standar ini, maka laporan keuangan pemerintah yang
merupakan hasil dari proses akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai alat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
komunikasi antara pemerintah dengan stakeholders sehingga tercapai pengelolaan
keuangan negara yang transparan dan akuntabel.”
Dapat disimpulkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan adalah suatu
konsep dan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Dari beberapa
pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan
merupakan pedoman wajib dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dalam pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam
rangka mencapai transparansi dan akuntabilitas. Standar Akuntansi Pemerintahan
dapat menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna,
dan auditor.
2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku untuk pemerintah pusat dan
daerah diperlukan dalam rangka memenuhi transparasi dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan kualitas laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah. Sejalan dengan hal tersebut, Pasal 32
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur
perlunya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pedoman dalam
penyusunan dan penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Lebih lanjut Pasal 57 Undang-Undang Nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengatur bahwa Penyusunan SAP
dilakukan oleh suatu Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP).
KSAP bertugas mempersiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang SAP sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. KSAP telah berhasil menyusun suatu Standar Akuntansi
Pemerintahan yang ditetapkan oleh Presiden sebagai Peraturan Pemerintah
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13
Juni 2005 (www.ksap.org).
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) terdiri dari Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Konsultatif) dan Komite Kerja Standar
Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite Konsultatif memiliki tugas yaitu
memberi konsultasi dan pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sedangkan,
Komite Kerja bertugas untuk mempersiapkan, merumuskan, dan menyusun
konsep Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. KSAP kemudian menyampaikan konsep peraturan pemerintah
tentang Standar Akuntansi Pemerintah tersebut kepada Menteri Keuangan untuk
proses penetapan menjadi peraturan pemerintah.
Dalam akuntansi untuk sektor privat, penggunaan basis akrual diyakini
akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih relevan, dibanding dengan
penggunaan basis kas, penggunaan basis akrual penuh dalam standar akuntansi
pemerintahan juga diharapkan dapat memberi manfaat lebih baik bagi para
pemangku kepentingan dan pengguna laporan keuangan instansi pemerintah.
Di Indonesia, implementasi menyeluruh atas basis akuntansi ini mulai
dilaksanakan pada tahun anggaran 2015. Untuk mengakomodir penerapan tesebut,
pada tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengganti dari Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Perubahan yang sangat nyata antara kedua peraturan tersebut adalah
kewajiban penggunaan basis akrual. Pada PP Nomor 24, basis akuntansi yang
dipakai adalah basis kas menuju akrual atau yang dikenal dengan cash toward
acrual. Dengan ditetapkanya PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem
akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Dan
hal ini berarti juga bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera
menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual.
Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual menjadi akrual
membawa dampak terhadap perubahan tahapan pencatatan dan jenis laporan
keuangan yang dihasilkan. Selain itu penerapan sistem akuntansi berbasis akrual
di pemerintahan menyajikan tantangan baru, oleh karenanya agar proses
penerapannya dapat berjalan dengan baik perlu usaha ekstra dari pemerintah
dalam melancarkan proses peralihan ini.
SAP Berbasis Akrual diterapkan dilingkup pemerintahan, baik
dipemerintah pusat dan kementrian-kementriannya maupun di pemerintah daerah
(pemda) dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP Berbasis Akrual diyakini akan
berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat
dan daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi, serta
akuntabilitas.
Menurut Fakhrurazi (2010) manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah laporan keuangan yang dihasilkan dapat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, dan menyeluruh kepada
stakeholders. Selain itu, dalam lingkup manajemen dapat memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas asset, kewajiban, dan ekuitas
dana pemerintah. Manfaat selanjutnya adalah keseimbangan antar generasi
dimana dapat memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah
untuk membiayai seluruh pengeluaran dan apakah generasi yang akan datang ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan keuangan yang dihasilkan juga
dapat mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sumber
daya dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Bastian (dalam Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006:7)
menganalisis beberapa tantangan dalam pengimplementasian Standar Akuntansi
Pemerintahan, diantaranya adalah:
a. Komitmen dari pimpinan Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci
keberhasilan dari suatu perubahan. Diundangkannya tiga paket keuangan Negara serta Undang-Undang pemerintahan daerah menunjukkan keinginan yang kuat dari pihak eksekutif dan pihak legislatif untuk memperbaiki sistem keuangan Negara, termasuk perbaikan atas akuntansi pemerintahan. Yang menjadi ujian sekarang adalah peningkatan kualitas produk akuntansi pemerintahandalam pecatatan dan pelaporan oleh Departemen atau Lembaga di pemerintah pusat dan Dinas/Unit untuk pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu ke pedoman yang disusun oleh Menteri Keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu kepada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah disusun dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintah. Kejelasan perundang-undangan mendorong penerapan akuntansi pemerintahan dan memberikan dukungan yang kuat bagi para pimpinan Departemen/Lembaga di pusat dan Gubernur/Bupati/ Walikota di daerah.
b. Tersedianya SDM yang kompeten
Laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan masing-masing oleh pemerintah pusat dan daerah kepada BPK selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir, laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tadi diserahkan oleh Presiden kepada DPR dan oleh Gubernur/Walikota/Bupati kepada DPRD. Penyiapan dan penyusunan laporan keuangan tersebut memerlukan SDM yang menguasai akuntansi pemerintahan. Saat ini, kebutuhan tersebut sangat terasa. Akibat tidak sejalannya dunia pendidikan dan dunia praktis pemerintahan, pemborosan terjadi melalui training dan workshop. Apabila hal ini sejalan, maka hampir satu triliun rupiah akan bisa dihemat.
c. Resistensi terhadap perubahan
Sebagai layaknya untuk setiap perubahan, pihak internal yang sudah terbiasa dengan sistem yang lama, akan enggan mengikuti perubahan. Untuk itu, penerapan berbagai kebijakan akuntansi pemerintahan perlu dilakukan melalui sosialisasi.
d. Lingkungan/masyarakat
Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dari penerapan standar akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu didorong untuk mampu memahami laporan keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas penerimaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pangalokasian sumber daya yang ada. Dengan dukungan yang positif, masyarakat mendorong pemerintah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan kebijakannya.
(Muda dkk:2014) “Sumber daya manusia, kedudukan, fasilitas dan
infrastruktur, peraturan dan intensitas pelatihan administrasi dan akuntabilitas
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempengaruhi ketepatan waktu laporan
keuangan pemerintah daerah”. Dengan ditetapkannya SAP Berbasis Akrual maka
pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah mempunyai pedoman dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku. Diharapkan seluruh instansi baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah dapat mengimplementasikan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan baik
dan sesuai sehingga laporan keuangan pemerintah dapat memberikan informasi
yang andal dan lengkap kepada berbagai pihak.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan PP Nomor 71
Tahun 2010 terdiri dari:
1. PSAP Nomor 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. PSAP Nomor 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran
3. PSAP Nomor 03 Tentang Laporam Arus Kas
4. PSAP Nomor 04 Tentang Catatan atas Laporan Keuangan
5. PSAP Nomor 05 Tentang Akuntansi Persediaan
6. PSAP Nomor 06 Tentang Akuntansi Investasi
7. PSAP Nomor 07 Tentang Aktiva Tetap
8. PSAP Nomor 08 Tentang Konstruksi dalam Pengerjaan
9. PSAP Nomor 09 Tentang Akuntansi Kewajiban
10. PSAP Nomor 10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
11. PSAP Nomor 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
12. PSAP Nomor 12 Tentang Laporan Operasional
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah
Laporan Keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
merupakan “laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelapor”
Menurut Erlina (2008: 18)
Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Laporan keuangan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,pencatatan,dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pertanggung jawaban pengelolaan keuangan daerah dari pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukannya. Laporan keuangan pemerintah daerah tersebut harus sesuai dengan Standar Auntansi Pemerintahan (SAP).
Menurut Nordiawan, dkk (2006: 294) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan serta realisasi anggaran,arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi evektifitas, efesiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Menurut Governmental Standard Board (GASB,1998) tujuan penyajian
laporan keuangan sektor publik adalah :
1. Untuk memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntabel secara
publik.
2. Untuk membantu memenuhi kebutuhan para pengguna laporan yang
mempunya keterbatasan kewanangan, keterbatasan kemampuan atau sumber
daya untuk memperoleh informasi dan oleh sebab itu mereka menyandarkan
pada laporan sebagai sumper informasi penting. Untuk tujuan tersebut,
pelaporan keuangan harus mempertimbangkan kebutuhan para pengguna dan
keputusan yang mereka buat.
Di dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan terdapat beberapa
kelompok utama pengguna pelaporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas
pada
a. Masyarakat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Para Wakil Rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa
c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinajaman
d. Pemerintah
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi,
dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya, dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas pemerintah
b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintah
c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi
d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya
e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kebutuhan kasnya
f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas
pelaporan dalam mendanai aktivitasnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan
pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial
sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut (Pernyataan No.1 PP
No.71/2010 paragraph 14) :
a) Laporan realisasi anggaran
b) Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c) Neraca
d) Laporan operasional
e) Laporan arus kas
f) Laporan perubahan ekuitas
g) Catatan atas laporan keuangan
Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap
entitas pelaporan dimana entitas pelaporan yang dimaksud adalah masing-masing
unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai accounting entity yang
bertanggung jawab dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan daerah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 paragraph 25 dalam
kerangka konseptual akuntansi pemerintahan, laporan keuangan yang disusun
oleh entitas pelaporan digunakan sebagai alat untuk kepentingan :
a) Akuntabilitas,
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik.
b) Manajemen,
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh
aset, kewajiban dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi,
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
kepada peraturan perundang-undangan.
d) Keseimbangan antargenerasi,
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.
e) Evaluasi kinerja,
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah untuk mencapai kinerja yang
direncanakan.
2.2.2 Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintahan
Dalam Peraturan pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010, Prinsip akuntansi
dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan
ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggaraan akuntansi
dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta penggunaan laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah:
1. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basisi akrual, untuk pengakuan pendapatan laporan operasional,beban,
aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal ini peraturan perundang-undangan
mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas
menyajikan laporan demikian.
Basis akrual untuk laporan operasional berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum
diterima di Rekening Kas UmumNegara/ Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan
bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/ Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti seperti bantuan pihak
luar / asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada Laporan Operasional.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka
laporan realisasi anggaran anggaran yang selanjutnya disebut LRA disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan penerimaan pembiayaan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan, serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat
kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun, demikian
bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA
disusun berdasarkan basis akrual.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset , kewajiban, dan ekuitas
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintahan, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2. Nilai Historis (historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut
pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa akan datang
dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
3. Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan
digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat
LRA masih merupakan laporan wajib disusun, maka pendapatan atau belanja
basis kas diakui setelah diotoritaskan melalui anggaran dan telah menambah atau
mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya – pendapatan (matching-cost against
revenue priciple) dalam akuntansi pemerintahan tidak mendapat penekanan
sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi atau
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau persitiwa lain
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
dan bukan hanya aspek formalitasnya, maka hal tersebut harius di diungkapkan
dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
5. Periodisitas (Periodicity)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kegiatan akuntansi dan laporan keuangan entitas pelaporan dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulan, dan semesteran juga dianjurkan.
6. Konsistensi (Consitency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh seatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal
ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari suatu metode akuntansi
ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah
dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan
informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
7. Pengungkapan Lengkap (Full disclosure)
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan di lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan Realisasi Anggaran.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi
penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan
keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan
hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam
penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan dalam kondisi ketidakpasitan sehingga aset atau pendapatan tidak
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Namun demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan,
misalnya pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau
pendapatan yang terlampau rendah , atau sengaja mencatat kewajiban atau
belanja yang terlampu tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan
tidak andal.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan
yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang revan dan andal akibat
keterbatasan atau karena alasan-alasan kepraktisan.
Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan
keuangan pemerintahan daerah, yaitu :
- Materialitas. Walaupun idealnya membuat segala informasi, laporan
keuangan pemerintahan hanya diharuskan memuat informasi yang
memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
uang diambil atas dasar laporan keuangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Pertimbangan biaya dan manfaat. Manfaat yang dihasilkan informasi
seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan
keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan
yang substansial. Biaya itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna
informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati
oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi tujuan informasi,
misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan
mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
- Keseimbangan antar karakteristik kualitatif. Keseimbangan antar
karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan
yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar
karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antar relevansi
dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik
kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional.
2.2.3 Kualitas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi
atau suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan disusun untuk
memberikan informasi tentang posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam
suatu instansi atau perusahaan serta laba ruginya. Dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan dijelaskan bahwa kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran
normatif yang diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Muda dkk (2014: Vol.6 No.2) “Dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan dan prinsip akuntansi yang diatur oleh berbagai peraturan perundang-undangan, pelaksanaan laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah akan mendapatkan manfaat dalam hal konektivitas dan integritas laporan keuangan melalui dukungan IT (information technology) yang handal sehinggamenciptakan sitem tata kelola yang baik”.
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) ada empat
karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Keempat
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuatn
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
Informasi dikatakan relevan jika memiliki kriteria dibawah ini:
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value). Informasi
memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi
mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil
masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu. Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh
dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap. Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatar belakangi
setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik
sebagai berikut:
a. Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih
dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke-tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan
menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi
yang sekarang diterapkan., perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.
Kualitas laporan keuangan sangat berkaitan erat dengan penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
sesuai dengan pernyataan dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan bahwa “SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum
dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.”
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian
mengenai pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas
laporan keuangan antara lain Kusumah (2012) dengan variabel penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kualitas Laporan Keuangan sebagai Variabel Dependen dan Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagai Variabel Independen bahwa Standar Akuntansi
Pemerintahan menunjukkan berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas
Laporan Keuangan. Begitu juga denganPermadi (2013) dengan variabel
penelitian Kualitas Laporan Keuangan sebagai variabel dependen dan Sistem
Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah menunjukkan Sistem Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.
Rahmi (2015) meneliti bahwa Sumber Daya Manusia, Komitmen
Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Komunikasi, Kualiatas Teknologi
Dan Informasi dan Dukungan Konsultan berpengaruh signifikan pada Penerapan
Penuh SAP Berbasis Akrual. Rahmi (2015) menggunakan variabel penelitian
Penerapan Penuh SAP Akrual sebagai variabel dependen dan Sumber Daya
Manusia, Komitmen Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Komunikasi,
Kualitas Teknologi Dan Informasi dan Dukungan Konsultan sebagai variabel
independen.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Penelitian Hasil penelitian Kusumah (2012)
Variabel Dependen: Kualitas Laporan Keuangan Variabel Independen: Standar Akuntansi Pemerintahan
Menunjukkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Permadi (2013)
Variabel Dependen: Kualitas Laporan Keuangan Variabel Independen: Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Menunjukkan bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Istaguein (2014)
Variabel Dependen: Transparansi Laporan Keuangan Variabel Independen: Standar Akuntansi Pemerintahan
Menunjukkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap transparansi laporan keuangan.
Dini Rahmi Hasibuan (2015)
Variabel Dependen : Penerapan Penuh SAP Berbasis Akrual Variabel Independen : Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Komunikasi, Kualiatas Teknologi Dan Informasi dan Dukungan Konsultan.
Menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Komunikasi, Kualiatas Teknologi Dan Informasi dan Dukungan Konsultan berpengaruh pada Penerapan Penuh SAP Berbasis Akrual
2.4 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari kerangkapenelitian diatas memperlihatkan bahwa kualitas laporan
keuangan sebagai variabel dependen diduga akan dipengaruhi oleh variabel
independennya berupa Standar Akuntansi Pemerintahan.
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2007:51). Hipotesis penelitian ini adalah Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.
Kualitas Laporan
Keuangan (Y)
Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual
(X)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. “Desain Kausal
berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna
untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”
(Umar, 2003 : 30). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan
hubungan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai variabel independen terhadap
kualitas laporan keuangan sebagai variabel dependen.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penulisan proposal hingga akhir pengujian
skripsi. Penelitian ini dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 5 kota Padangsidimpuan.
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok
yaitu (1) variabel independen dan (2) variabel dependen.
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan
dan variabel independen dalam penelitian ini adalah Standar Akuntansi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemerintahan Berbasis Akrual . Adapun pengukuran masing-masing variabel
adalah sebagai berikut:
1. Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah
berbasis akrual. Variabel ini diukur dengan menggunakan 11 item pertanyaan
yangdiukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5,
yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat
setuju.
2. Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas Laporan Keuangan merupakan ukuran ukuran normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki antara lain relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan 13 item pertanyaan yang diukur dengan
menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak
setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Penelitian Defenisi Operasional Skala Pengukuran Variabel
Variabel Independen Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual(X)
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah berbasis akrual
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.
Variabel Dependen Kualitas Laporan Keuangan (Y)
Laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai 1 sampai 5, yaitu: 1=sangat tidak setuju; 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 : 73). Populasi
dalam penelitian ini adalah staff atau pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara yang
berjumlah 65 pegawai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2004 : 73). Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Pengambilan sampel
bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sugiyono, 2004 : 79). Berdasarkan
populasi diatas, peneliti hanya mengambil sampel pada pegawai yang berada
dibagian atau bidang keuangan saja, hal itu dikarenakanpenelitian mengacu pada
penerapan standar akuntansi pemerintahan dalam penyusanan laporan keuangan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli
Selatan Provinsi Sumatera Utara. Pegawai yang menduduki jabatan dibidang
keuangan terdiri dari 38 pegawai. Peneliti mengambil 38 responden sebagai
sampel penelitian.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama.
Data primer penelitian dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan kueisoner yang disebarkan kepada pegawai di
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli
Selatan Provinsi Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
kuosioner yaitu memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Instrumen dalam kuosioner merupakan replikasi dari
peneliti terdahulu yaitu Dini Rahmi Hasibuan (2015). Kuesioner diberikan secara
langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan,
kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara
langsung akan mengambil kueisoner yang telah diisi. Kuesioner yang diisi oleh
responden akan diseleksi terlebih dahulu.
3.7 Analisis Data
3.7.1Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi
instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid
atau sah, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir
pertanyaan dengan skor total kuesioner. Adapun teknik korelasi yang biasa
dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai
korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai
product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir
pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen
(Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang
mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung,
2013:70).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih, Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap
setiap konstruk atau variabel yang digunakan dalam penelitian (Augustine dan
Kristaung, 2013:70). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
nilai Alpha Cronbach (Augustine dan Kristaung, 2013:71-72). Jika nilai Alpha
Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel
(Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Uji reliabilitas harus
dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji
validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan
untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130).
3.8 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar
dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka pengujian asumsi klasik
harus dipenuhi meliputi pengujian: (a) normalitas, dan (b) heterokedastisitas.
3.8.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi suatu data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal
secara statistik tidak berdistribusi normal. Maka dilakukan pengujian
normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal
3.8.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians
berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi
gejala heteroskedastisitas.
Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada kedua uji di atas,
sedangkan uji multikolinearitas dan autokorelasi tidak digunakan. Hal ini
dikarenakan uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi variabel-
variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya maka uji ini tidak
dilakukan karena penelitian hanya memiliki satu variabel independen dan uji
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, maka uji autokorelasi
ini sering ditemukan pada time series, sedangkan data yang dikumpulkan oleh
penulis ada data crossection, maka masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
3.9 Pengujian Hipotesis
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen (Standar Akuntansi
Pemerintahan) dan variabel dependen (Kualitas Laporan keuangan) apakah positif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package
For Social Science).
Model regresi linear sederhana yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
sebagai berikut:
Y = a + b X
Keterangan:
Y = Kualitas Laporan Keuangan (Variabel Dependen)
X = Standar Akuntansi Pemerintahan (Variabel Independen)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
3.9.1 Uji Parsial (Uji-t) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Uji statistik t dikenal juga sebagai uji signifikasi. Uji signifikansi koefisien
regresi parsial secara individu merupakan suatu uji untuk menguji apakah nilai
dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai nol atau tidak (Gujarati,
2003:250, Supranto, 2005:196). Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai probabilitas 𝑝𝑝 atau Sig. dengan nilai tingkat
signifikansi, yakni 𝛼𝛼. Jika nilai probabilitas 𝑝𝑝 ≥ tingkat signifikansi yang
digunakan, dalam penelitian ini 𝛼𝛼 = 5%, maka nilai koefisien regresi parsial
𝐵𝐵𝑖𝑖 = 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel Kualitas
Laporan Keuangan tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%.
Namun jika nilai probabilitas 𝑝𝑝< tingkat signifikansi yang digunakan, maka nilai
koefisien regresi parsial 𝐵𝐵𝑖𝑖 ≠ 0. Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel Kualitas Laporan Keuangan signifikan secara statistik pada
tingkat signifikansi 5%. Cara lain pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dari uji 𝑡𝑡 terhadap nilai kritis
berdasarkan tabel distribusi 𝑡𝑡. Sebelum menghitung nilai kritis 𝑡𝑡, terlebih dahulu
menghitung nilai derajat bebas (n-k).Berikut aturan pengambilan keputusan
terhadap hipotesis berdasarkan uji 𝑡𝑡.
𝐽𝐽𝑖𝑖𝐽𝐽𝐽𝐽�𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 � ≤ |𝑡𝑡𝐽𝐽𝑘𝑘𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑘𝑘 |,𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐻𝐻0𝑑𝑑𝑖𝑖𝑡𝑡𝑑𝑑𝑘𝑘𝑖𝑖𝑚𝑚𝐽𝐽𝑑𝑑𝐽𝐽𝑖𝑖𝐻𝐻1𝑑𝑑𝑖𝑖𝑡𝑡𝑑𝑑𝑑𝑑𝐽𝐽𝐽𝐽. 𝐽𝐽𝑖𝑖𝐽𝐽𝐽𝐽�𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 � > |𝑡𝑡𝐽𝐽𝑘𝑘𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑘𝑘 |,𝑚𝑚𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐻𝐻0𝑑𝑑𝑖𝑖𝑡𝑡𝑑𝑑𝑑𝑑𝐽𝐽𝐽𝐽𝑑𝑑𝐽𝐽𝑖𝑖𝐻𝐻1𝑑𝑑𝑖𝑖𝑡𝑡𝑑𝑑𝑘𝑘𝑖𝑖𝑚𝑚𝐽𝐽.
3.9.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (𝑅𝑅2) digunakan untuk mengukur proporsi atau
presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤
adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti apabila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila
adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2
semakin
kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan
Pada masa pendudukan Belanda, wilayah Tapanuli Bagian Selatan disebut
Afdeeling Padang Sidempuan dikepalai oleh seorang Residen yang berkedudukan
di Padang Sidempuan. Afdeeling Padang Sidempuan pada akhirnya dibagi atas
tiga onder afdeeling. Setiap onder afdeeling dikepalai oleh seorang Contreleur
yang dibantu oleh seorang Demang. Dalam perkembangan berikutnya sesudah
agresi Belanda di Tapanuli Bagian Selatan dibentuk tiga kabupaten untuk
menggantikan istilah onder afdeeling yang dipimpin Asisten Resident/Cokan yang
digunakan sebelumnya. Istilah kabupaten mengikuti sebutan yang sudah lama
digunakan di Jawa yang setingkat dengan Onder afdeeling di Keresidenan
Tapanuli. Tiga kabupaten yang dibentuk tersebut adalah Kabupaten Angkola
Sipirok, Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Mandailing Natal.
Setelah Republik Indonesia mendapatkan kedaulatan penuh pada akhir tahun
1949, maka pembagian daerah administrasi pemerintahan mengalami perubahan.
Pada tahun 1956, Daerah Tapanuli Bagian Selatan dibentuk menjadi kabupaten
dengan nama Kabupaten Tapanuli Selatan sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956. Dalam Pasal 1 ayat 10 disebutkan
bahwa Kabupaten Tapanuli Selatan dengan batas-batas yang meliputi wilayah
Afdeeling Padang Sidempuan sesuai Staatsblad 1937 No.563.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Unifikasi wilayah Tapanuli Bagian Selatan menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan
ini mengakibatkan seluruh pegawai yang ada pada kantor Bupati Angkola Sipirok,
Kantor Bupati Padang Lawas dan Kantor Bupati Mandailing Natal diakuisisi
menjadi pegawai Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan yang ibukotanya di
Padang Sidempuan.
Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 dan
disyahkan pada tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan Kabupaten
Mandailing Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2
Kabupaten, yaitu Kabupaten Mandailing Natal (Ibukota Panyabungan) dengan
jumlah daerah Administrasi 8 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan
(Ibukotanya Padangsidimpuan) dengan jumlah daerah administrasi 16 Kecamatan.
Sejarah perkembangan Tapanuli Selatan berlanjut dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Padang Sidempuan;
serta Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Padang Lawas Utara dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kabupaten Padang Lawas
Upaya otonomi desa telah dilakukan sejak proklamasi kemerdekaan RI,
mengalami pasang surut, lalu mendapat momentum pada era reformasi dan
kebangkitan otonomi daerah, berpuncak pada tahun 2014. Desa diangkat UU
menjadi subyek kepemerintahan. Undang Undang No 5 Tahun 2014 merupakan
dasar lahir nya Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa
Kabupaten Tapanuli Selatan dengan harapan untuk meningkatkan kemandirian
dan kesejahteraan daerah otonomi khususnya desa.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli
Selatan memberi kekuasaan atau mendelegasikan kewenangan kepada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masyarakat, agar masyarakat memiliki kemandirian dalam pengambilan
keputusan untuk membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dan
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan berbagai program
pembangunan, agar kondisi kehidupan masyarakat mencapai tingkat kemampuan
yang diharapkan.
4.1.2 Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan
Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
terdiri dari :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat;
Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Kelembagaan dan Partisipasi Msyarkat dan Usaha Ekonomi;
Bidang Kelembagaan dan Partisipasi Msyarkat dan Usaha Ekonomiterdiri
dari :
a. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Perencanaan
Partisipatif; dan
b. Sub Bidang Usaha Ekonomi Keluarga dan Masyarakat.
4. Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna terdiri dari:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Sub Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Perdesaan/Kelurahan; dan
b. Sub Bidang Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna
Perdesaan/Kelurahan.
5. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan;
Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan terdiri dari :
a. Sub Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan;dan
b. Sub Bidang Pelaporan dan Pengembangan Ekonomi
Desa/Kelurahan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
4.1.3Tugas dan FungsiBadan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan
1. Kepala Badan;
Kepala Badan memiliki tugas dan kewajiban melaksanakan
penyusunan dan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat,
perempuan, dan dan desa. Kepala Badan memiliki fungsi :
a. Perumusan kebijakan Badan;
b. Penyusunan rencana stratejik badan; UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang pemberdayaan
masyarakat dan pemetintahan desa;
d. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan.program
dan kegiatan badan; dan
e. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan Badan
2. Sekretariat;
Sekretariat memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Badan
dalam menyelenggarakan pelayanan administrasi; merencanakan,
memantau, mengendalikan dan mengevaluasi aset, program/ kegiatan dan
pengembangan di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan
desa. Sekretariat memiliki fungsi :
a. Perkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
b. pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
c. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan
peraturan perundang-undangan, organisasi, ketatalaksanaan,
kepegawaian, keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah
tangga Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
d. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1 Kepala Subag Perencanaan
Kepala Subag Perencanaantugas dan kewajiban membantu Sekretaris
dalam melaksanakan perencanaan, pelaporan, pengendalian data,
pembinaan dan evaluasi program/kegiatan Badan. Subag Perencanaan
memiliki fungsi :
a. pengkoordinasian penyusunan program Sub Bagian;
b. pengelolaan data statistik Sub Bagian;
c. pelaksanaan evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan Sub
Bagian; dan
d. penyusunan pelaporan pelaksanaan Sub Bagian;
2.2 Kepala Subag Keuangan
Kepala Subag Keuangan memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala
sekretariat dalam melaksanakan kegiatan anggaran berbasis kinerja dan
pertanggungjawaban administrasi keuangan dan asset. Kepala Subag
Keuangan memiliki fungsi:
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
2.3 Kepala Subag Umum dan Kepegawaian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kepala Subag Umum dan Kepegawaian memiliki tugas dan
kewajiban membantu Kepala sekretariat dalam menyelenggarakan
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta pengelolaan
administrasi kepegawaian. Kepala Subag Umum dan Kepegawaian
memilki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian3.
3.Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat memilikitugas dan
kewajiban melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan di bidang
pemberdayaan masyarakat. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat
memiliki fungsi
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup
bidang
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non stuktural dalam lingkup bidang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1 Kepala Sub Bidang Ketahanan Masyarakat
Kepala Sub Bidang Ketahanan Masyarakat tugas dan
kewajiban membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan kegiatan di
bidang ketahanan masyarakat. Kepala Sub Bidang Ketahanan Masyarakat
memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
3.2 Kepala Sub Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Kepala Sub Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat memiliki
tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan
kegiatan di bidang pengembangan ekonomi masyarakat. Kepala Sub
Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan
Sosial Budaya
Memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan kegiatan di bidang pemberdayaan adat dan pengembangan
kehidupan sosial budaya. Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan
Pengembangan Kehidupan Sosial Budaya memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
5. Kepala Bidang Pemberdayaan Desa
Memiliki tugas dan kewajiban melaksanakan sebagian tugas Kepala
Badan di bidang pemberdayaan desa.. Kepala Bidang Pemberdayaan Desa
memiliki fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural dalam lingkup
bidang
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non stuktural dalam lingkup bidang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1 Kepala Sub Bidang Bina Kelembagaan Desa
Memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan kegiatan di bidang bina kelembagaan desa. Kepala Sub
Bidang Bina Kelembagaan Desa memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
5.2 Kepala Sub Bidang Bina Keuangan Desa
Memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan kegiatan di bidang bina keuangan desa. Kepala Sub Bidang
Bina Keuangan Desa memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
5.3 Kepala Sub Bidang Administrasi Pemerintahan Desa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Memiliki tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan kegiatan di bidang administrasi pemerintahan desa. Kepala
Sub Bidang Administrasi Pemerintahan Desa memiliki fungsi :
a. Pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian
b. Pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian
c. Pembinaan, pengkoordinasian pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non stuktural dalam lingkup Sub bagian
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non stuktural
dalam lingkup sub bagian
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas di bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan dan desa
sesuai keahlian.
a. membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub Bagian
Perencanaan;
b. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Prencanaan;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 38 orang, dimana
peneliti telah membagikan 38 buah kuesioner kepada responden di Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa (BPMPD) Kabupaten Tapanuli
Selatan yang terletak di Jalan Williem IskandarKota Padangsidimpuan.Namun,
kuesioner yang kembali hanya sebanyak 35 buah kuesioner, atau dengan kata lain
35 responden. Sehingga seluruh kuesioner yang kembali akan dijadikan sampel.
Tabel 4.1 Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah Persentase Kuesioner yang disebar 38 100% Kuesioner yang tidak kembali 3 7,89% Kuesioner yang kembali 35 92,11% Kuesioner yang dijadikan sampel 35 92,11%
4.3 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner.
Jumlah pernyataan seluruhnya adalah dua puluh tiga (23) butir pernyataan, yakni
sebelas (10) butir pernyataan untuk variabel Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual (X) dan tigabelas (13) butir pernyataan untuk
variabel Kualitas Laporan keuangan (Y).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Berdasarkan 13 Pertanyaan pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 ST (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TS (2) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 KS (3) 0 0 0 0 0 0 1 5 4 3 2 1 1 S (4) 32 30 33 28 30 27 31 27 30 30 30 32 33 SS (5) 3 5 2 7 5 8 3 3 1 2 3 2 1 Total 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa :
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat 32 orang (91,4%) setuju bahwa informasi
laporan keuangan memberi peluang pengguna untuk evaluasi
pencapaian sasaran, kemudian 3 orang (8,6%) sangat setuju.
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat 30 orang (85,7%) setuju bahwa informasi
laporan keuanganmembantu pengguna dalammeprediksi kinerja
keuangandi masa mendatang, kemudian 5 orang (14,3%) sangat setuju.
3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat33 orang (94,28%) orang setuju bahwa
informasi keuangan disajikantepat waktu sesuai kebutuhandalam
mengambil keputusan, kemudian 2 orang (5,72%) sangat setuju.
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat28 orang (80%) setuju bahwa
laporan keuangan dalam LRA (Laporan Realisasi
Anggaran)disajikan dengan lengkap, kemudian 7 orang (20%) sangat
setuju.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat 30 orang (85,7%) setuju bahwa laporan
keuangan dalam Neracadisajikan dengan lengkap, kemudian 5 orang
(14,3%) sangat setuju.
6. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat27 orang (77,1%) setuju bahwa
laporan keuangan dalamCatatan Atas LaporanKeuangan disajikan
dengan lengkap, kemudian 8 orang (22,9%) sangat setuju.
7. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat 31 orang (88,57%) setuju bahwa informasi
laporan keuangan disajikan secara jujur/wajar, kemudian 3 orang
(8,57%) sangat setuju, dan 1 orang (2,86%) kurang setuju.
8. Pada butir pernyataan delapan dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat27 orang (77,1%) setuju bahwa
Informasi laporan keuangandapat diuji kewajarannya, kemudian 3
orang (8,6%) sangat setuju, dan 5 orang (14,3%) kurang setuju.
9. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat30 orang (85,7%) setuju bahwa
Informasi laporan keuangantidak berpihak pada kebutuhanpihak
tertentu, kemudian 1 orang (2,9%) sangat setuju, dan 4 orang (11,4%)
kurang setuju.
10. Pada butir pernyataan sepuluh dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat30 orang (85,71%) setuju bahwa
Laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporan sebelumnya,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemudian 2 orang (5,71%) sangat setuju, dan 3 orang (8,58%) kurang
setuju.
11. Pada butir pernyataan sebelas dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat 30 orang (85,71%) setuju bahwa
laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporankeuangan lainnya
di lingkunganpemda setempat, kemudian 3orang (8,58 %) sangat
setuju, dan 2 orang (5,71%) kurang setuju.
12. Pada butir pernyataan duabelas dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat32 orang (91,43%) setuju bahwa
informasi laporan keuangan dapat dipahami oleh penggunanya,
kemudian 2 orang (5,71%) sangat setuju, dan 1 orang (2,86%) kurang
setuju.
13. Pada butir pernyataan tigabelas dari kuesioner yang disebar dan
dianalisis, diketahui bahwa terdapat33 orang (94,3%) setuju bahwa
informasi laporan keuangan disajikan dalam bentuk serta istilah yang
sesuai dengan batas pemahaman penggunaannya, kemudian 1 orang
(2,85%) sangat setuju, dan 1 orang (2,85%) kurang setuju.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 ST (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TS (2) 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 KS (3) 0 2 3 0 2 9 12 8 1 1 S (4) 24 18 21 17 29 20 18 25 33 32 SS (5) 11 15 10 18 4 6 5 2 1 2 Total 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat24 orang (68,57%) setuju bahwa SAP 2010 berbasis
akrual untuk mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam
pelaporan finansial kemudian 11 orang (31,43%) sangat setuju.
2. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat18 orang (51,43%) setuju bahwa mampu menyediakan
informasi mengenai posisi dan perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas pemerintah kemudian 15 orang (42,86%) sangat
setuju, dan 2 orang (5,71%) kurang setuju.
3. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat 21 orang (60%) setuju bahwa mampu menyediakan
informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi, kemudian 10 orang (28,57%) sangat setuju, 3 orang (8,57%)
kurang setuju, dan 1 orang (2,86%) tidak setuju.
4. Pada butir pernyataan empat dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat 17 orang (48,57%) setuju bahwa mampu menyediakan
informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya, kemudian 18
orang (51,43%) sangat setuju.
5. Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat29 orang (82,86%) setuju bahwa mampu menyediakan
informasi mengenai informasi dan cara entitas pelaporan mendanai
aktifitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, kemudian 4 orang (11,43%)
sangat setuju, dan 2 orang (5,71%) kurang setuju.
6. Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat 20 orang (57,14%) setuju mampu menyediakan
informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyelenggaraan kegiatanpemerintah, kemudian 6 orang (17,15%) sangat
setuju, dan 9 orang (25,71%) kurang setuju.
7. Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui bahwa terdapat 18 orang (51,43%) setuju, kemudian 5 orang
(14,29%) sangat setuju, dan 12 orang (34,28%) kurang setuju.
8. Pada butir pernyataan delapan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat25 orang (71,43%) setuju memahami bahwa paham
Aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saatterjadi transaksi,
atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuanganpemerintah,tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar, dan akun-akun yang dimaksud telah dicatat sesuai
ketentuan SAP2010, kemudian 2orang (5,71%) sangat setuju, dan 8 orang
(22,86%) kurang setuju.
9. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat 33 orang (94,28%) setuju memahami bahwa bahwa
pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah
terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening kas umum
negara/daerah atau oleh entitas pelaporan, dan pendapatan yang dimaksud
telah diakui sesuai ketentuan dalam SAP 2011, kemudian 1 orang (2,86%)
sangat setuju, dan 1 orang (2,86%) kurang setuju.
10. Pada butir pernyataan sepuluh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,
diketahui terdapat32 orang (91,43%) setuju memahami Bapak/ibu paham
Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat
digunakan untuk menghitung biaya per program/ kegiatan pelayanan, dan
juga memprediksi pendapatan sehingga bisa mengevaluasi kinerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemerintahan daerah, kemudian 2orang (5,71%) sangat setuju, dan 1 orang
(2,86%) kurang setuju.
4.4 Analisis Statistik
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
tersebut benar-benar mengukur apa yan diukur. Validitas ini menyangkut akurasi
instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid
atau sah, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir
pertanyaan dengan skor total kuesioner. Adapun teknik korelasi yang biasa
dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai
korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai
product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir
pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen
(Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang
mendapat nilai lebih besar dari 0,325 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung,
2013:70).
Setelah data diperoleh berdasarkan penyebaran kuesioner, maka data
tersebut perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Bila instrumen atau alat
ukur atau kuesioner tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan
diperoleh hasil penelitian yang baik (Noor, 2011:130, Zikmund, et al,
2009:309).Noor (2011:130) menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil
pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner
melibatkan 35 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pertanyaan dari variabel Kualitas Laporan Keuangan dan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Tabel 4.4 Uji Validitas
No Pernyataan r rhitung Validitas tabel 1 KLK1 0.466 0,325 Valid
2 KLK2 0.579 0,325 Valid
3 KLK3 0.553 0,325 Valid
4 KLK4 0.546 0,325 Valid
5 KLK5 0.482 0,325 Valid
6 KLK6 0.418 0,325 Valid
7 KLK7 0.655 0,325 Valid
8 KLK8 0.678 0,325 Valid
9 KLK9 0.715 0,325 Valid
10 KLK10 0.561 0,325 Valid
11 KLK11 0.723 0,325 Valid
12 KLK12 0.317 0.325 Valid
13 KLK13 0.565 0.325 Valid
14 SAP1 0.672 0,325 Valid
15 SAP2 0.663 0,325 Valid
16 SAP3 0.746 0,325 Valid
17 SAP4 0.621 0,325 Valid
18 SAP5 0.455 0,325 Valid
19 SAP6 0.774 0,325 Valid
20 SAP7 0.831 0,325 Valid
21 SAP8 0.792 0,325 Valid
22 SAP9 0.427 0,325 Valid
23 SAP10 0.525 0,325 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2016)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan kuesioner telah
valid karena rhitung> rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada
tahap pengujian reliabilitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan aplikasi
Software SPSS 17 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Nilai Kritis Keterangan Kesimpulan
Kualitas Laporan
Keuangan 0,761 0,6 0,761>0,6 Reliabel
Standar Akuntansi Pemerintah
0,740 0,6 0,740>0,6 Reliabel
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian
bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui
bahwa nilai Alpha Cronbach dari variabel Kualitas Laporan Keuangan dan
Standar Akuntansi Pemerintahan lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan
bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden
untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Normalitas
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar
dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
1. Pendekatan Grafik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal
Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
adalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terlihat menceng ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data
berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang
mengikuti garis diagonal.
2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian
normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal.
Tabel 4.6 Hasil ujiOne-Sample Kolmogrov-Smirnov
Y
N 35 Normal Parametersa,,b
Mean 52.80 Std. Deviation 2.576
Most Extreme Differences
Absolute .212 Positive .212 Negative -.207
Kolmogorov-Smirnov Z 1.254 Asymp. Sig. (2-tailed) .086
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui nilai probabilitas 𝑝𝑝 atau Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,086. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 𝛼𝛼 = 0,05. Karena nilai probabilitas 𝑝𝑝, yakni 0,086, lebih besar
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas
dipenuhi.
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan,
tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6 Uji Hipotesis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil regresi linear sederhana untuk mengetahui Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.1.1 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.950 5.191 8.467 .000
SAP .216 .126 .285 1.711 .097
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji Coefficients. Pada tabel
coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama
menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel
independen. Berdasarkan Tabel 4.101 diatas maka model regresi yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Y = 43,950+0,216X
KLK = 43,950 + 0,216 Penerapan SAP
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 43,950menyatakan bahwa jika nilai Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah nol atau konstan, maka nilai
Kualitas Laporan Keuangan adalah sebesar 43,950
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Koefisien Regresi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan sebesar
0,216menunjukkan bahwa apabila Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka
Kualitas Laporan Keuangan akan meningkat sebesar 0,216
4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parsial secara individu merupakan suatu uji untuk menguji
apakah nilai dari koefisien regresi parsial secara individu bernilai nol atau tidak
(Gujarati, 2003:250, Supranto, 2005:196).
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji T)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.950 5.191 8.467 .000
SAP .216 .126 .285 1.711 .097
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
a. Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X)
Nilai thitung variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah
1,711 dan nilai ttabel adalah 2.01 maka thitung> ttabel
(1,771> 2.01) dan nilai
signifikan (0.000 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial
pengaruh variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan. Artinya apabila variabel Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahanditingkatkan, maka Kualitas Laporan Keuangan tidak
meningkat sebesar 0.216 satuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.6.2 Uji Koefisien Determinan (R2
Koefisien determinasi (𝑅𝑅2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas
(Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Koefisien determinan berkisar antara
nol sampai satu (0 ≤ R
)
2 ≥ 1). Jika R2
Tabel 4.9
semakin besar (mendekati satu), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen
(Y) adalah besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan
demikian sebaliknya.
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .632a .399 .149 2.377
Sumber : Hasil Pengolahan Data (Mei 2016)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa:
a. R=0.632 berarti hubungan variabel Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan terhadap variabel dependen Kualitas Laporan Keuangan (Y)
sebesar 63,2%, yang berarti hubungannya sangat erat.
b. R Square sebesar 0.399 berarti 39,9% variabel Kualitas Laporan Keuangan
dapat dijelaskan oleh variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sedangkan sisanya sebesar 60,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Standard Error of Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran
variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah 2.377, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model
semakin baik.
4.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya diketahui
bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa. Berdasarkan hasil pengujian
koefisien determinan diketahui bahwa variabel Standar Akuntansi Pemerintahan
menjelaskan 39,99% dari kualitas laporan keuangan. Sedangkan sisanya 60,1%
dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel Standar Akuntansi
Pemerintah adalah 0,000. Karena nilai probabilitas Standar Akuntansi Pemerintah,
yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan
bahwa pengaruh yang terjadi antara Standar Akuntansi Pemerintah dengan
variabel Kualitas Laporan Keuangan signifikan secara statistik. Perhatikan juga
bahwa nilai �𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 � > |𝑡𝑡𝐽𝐽𝑘𝑘𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑘𝑘 |, yakni |6,835| > |2,01|. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji 𝑡𝑡.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 yang menyatakan
“SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.” Maka
semakin baik Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterapkan maka akan
semakin baik pula kualitas laporan keuangan.
BAB V
KESIMPULAN,KETERBATASAN DAN SARAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah pada Badan Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Semakin tinggi tingkat penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual maka semakin tinggi kualitas Laporan keuangan
Badan Pemberdayaa Masyarakat Dan Pemerintah Desa Kabupaten
Tapanuli Selatan
5.2 Keterbatasan
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan.
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti menerapkan metode survey melalui kuesioner, sehingga peneliti
tidak melakukan wawancara atau terlibat secara langsung dalam aktivitas
BPMPD Kabupaten Tapanuli Selatan sehingga tidak dapat mengetahui
kondisi yang sebenarnya dan kesimpulan yang diambil hanya didasarkan
pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis.
2. Dikarenakan adanya keterbatasan waktu, data, dan dana dalam melakukan
penelitian sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk menjadikan
seluruh SKPD yang ada di Kota Padangsidimpuan untuk menjadi sampel
penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 39,99% kualitas laporan
keuangan dipengaruhi oleh Standar Akuntansi Pemerintahan, sedangkan
60,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada
penelitian ini. Karena adanya keterbatasan peneliti dalam penelitian ini,
maka masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kualitas laporan
keuangan.
4. Hasil yang telah diperoleh melalui penelitian pada BPMPDKabupaten
Tapanuli Selatan tidak dapat disetarakan dengan BPMPD kota lainnya di
Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan perbedaan jawaban
dari responden pada pemerintahan kota lainnya di Indonesia.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan
adalah:
1. BPMPDKabupaten Tapanuli Selatanperlu memperhatikan faktor faktor
lain yaitu seperti sarana/prasarana didalam pengelolaan keuangan yang
dimiliki dan sistem akuntansi keuangan yang digunakan baik dalam
pemahaman dan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan sehingga
dalam mengolah data keuangan dapat menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas.
2. Pentingnya sumber daya manusia juga menjadi hal yang perlu
diperhatikan, karena SDM yang berkualitas dan kompoten sangat
dibutuhkan agar mampu bekerja lebih baik dengan adanya Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang diterapkan pada
BPMPDKabupaten Tapanuli Selatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitian ini
dengan menambah variabel-variabel independen lain yang mungkin
memiliki pengaruh juga terhadap kualitas laporan keuangan. Selain itu
diharapkan subjek penelitian tidak hanya terfokus pada satu Dinas
seperti dalam penelitian ini yang terfokus hanya pada BPMPD, namun
diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menggambarkan secara
umum dan luas mengenai pengaruh penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, 2007. Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Daerah),
Jakarta, Salemba Empat. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik, Erlangga, Jakarta Erlina, 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Untuk Satuan Kerja Perangkat
Daerah, USU Press, Medan Forum Diskusi Akuntansi Sektor Publik, 2006. Standar Akuntansi Pemerintahan
Telaah Kritis PP Nomor 24 Tahun 2005, BPFE, Yogyakarta. Govermental Accounting Standard Board, 1998.Governmental Accounting and
Financial Reporting Standards.GASB, Norwal, Conn. Gujarati, D.N. 2003.Basic Econometrics 4th
Edition. New York: Mc Graw Hill.
Kusumah, Arif Ardi 2012. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada SKPD/OPD Pemerintahan kota Tasikmalaya).
http://journal.unsil.ac.id/download.php?id=283
Mahsun Mohammad, Firma Sulistyowati, dan Heribertus A.P, 2007. Akuntansi Sektor Publik Edisi Kedua, BPFE. Yogyakarta.
Muda, I., & Rasdianto, M. S. L. (2014). Implementation of the Cash Revenue
System: A Case Study in the Local Government Task Forces’ Units of North Sumatera Province, Indonesia. Information Management & Business Review, 6(2).
Nugraheni, Purwaniati dan Subaweh, Imam, 2008. Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/view/321 Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana. .
Nordiawan, Deddi, 2006. Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta. Permadi, Angga Dwi 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan
Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. http://ejournal.widyatama.ac.id/index.php/article/view/612
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. Jakarta
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggung jawaban Keuangan Daerah, Jakarta. Rasdianto,N, & Muda, I. (2014). Analysis on the Timeliness of the Accountability
Report by the Treasurer Spending in Task Force Units in Indonesia. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 4(4), 176-190.
Sekaran, U. 2003.Research Methods for Business 4th
Edition. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sinaga, Jamason, 2005. Selamat Datang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sujoko Efferin, Stevanus Hadi Darmadji, danYuliawati Tan, 2008. Metode
Penelitian Akuntansi; Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, GrahaIlmu, Yogyakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kedelapan, CV Alfabet,
Bandung. Tanjung, Abdul Hafiz, 2008. Akuntansi Pemerintahan Daerah. Konsep dan
Aplikasi, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 57 Tentang Perbendaharaan Negara.
Jakarta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 32 Tentang Keuangan Negara.
Jakarta Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan antara Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. www.ksap.org/sap/profil-ksap
www.wikiapbn.org/kerangka-konseptual-akuntansi-pemerintahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1
KUESIONER
Kuesioner Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemerintah Desa Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
Kepada Yth : Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah
Desa Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara
Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari agar sudi kiranya
memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan merupakan
bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian skripsi saya. Dan
saya menjamin serta bertanggung jawab atas informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan adalah untuk kepentingan akademis semata.
Atas bantuan dan perhatian yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan, saya
ucapkan terima kasih.
(Azwar Rivai Nasution)
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
untuk masing-masing pertanyaan yang tersedia pada lembaran daftar kuesioner.
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari cukup memberikan tanda centang pada kolom kode
jawaban yang tersedia yaitu : SS, S, KS, TS, dan STS. Adapun skor untuk
masing-masing jawaban adalah sebagai berikut :
Skor 1 Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2 Tidak Setuju (TS)
Skor 3 Kurang Setuju (KS)
Skor 4 Setuju (S)
Skor 5 Sangat Setuju (SS)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Identitas Responden
Nama : ________________________________________
Umur : ________________________________________
Jenis Kelamin : ________________________________________
Pekerjaan : ________________________________________
Jabatan : ________________________________________
Pendidikan Terakhir : ________________________________________
No. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis
Akrual SS S KS TS STS
1
Bapak/ibu paham SAP 2010 berbasis akrual untuk mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporanfinansial.
2
Bapak/ibu paham dan bisa menyediakan informasi mengenai posisi dan perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas pemerintah.
3
Bapak/ibu paham dan bisa menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi.
4
Bapak/ibu paham dan bisa menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.
5
Anda paham dan bisa menyediakan informasi mengenai informasi dan cara entitas pelaporan mendanai aktifitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
6
Bapak/ibu paham dan bisa menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatanpemerintah.
7
Bapak/ibu paham Aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saatterjadi transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keuanganpemerintah,tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar, dan akun-akun yang dimaksud telah dicatat sesuai ketentuan SAP2010.
8
Bapak/ibu paham bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas pelaporan, dan pendapatan yang dimaksud telah diakui sesuai ketentuan dalam SAP 2010.
9
Bapak/ibu paham bahwa beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belumdikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan, dan beban yang dimaksud telah diakui sesuai ketentuan SAP 2010
10
Bapak/ibu paham Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat digunakan untuk menghitung biaya per program/ kegiatan pelayanan, dan juga memprediksi pendapatan sehingga bisa mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah.
Sumber: Rahmi (2015)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
No. Kualitas Laporan Keuangan SS S KS TS STS
1 Informasi laporan keuangan memberi peluang pengguna untuk evaluasi pencapaian sasaran
2
Informasi laporan keuangan membantu pengguna dalam meprediksi kinerja keuangandi masa mendatang
3 Informasi keuangan disajikantepat waktu sesuai kebutuhandalam mengambil keputusan
4 Laporan keuangan dalam LRA (Laporan Realisasi Anggaran)disajikan dengan lengkap
5 Laporan keuangan dalam Neracadisajikan dengan lengkap
6 Laporan keuangan dalamCatatan Atas LaporanKeuangan disajikan dengan lengkap
7 Informasi laporan keuangan disajikan secara jujur/wajar
8 Informasi laporan keuangandapat diuji kewajarannya
9 Informasi laporan keuangantidak berpihak pada kebutuhanpihak tertentu
10 Laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporan sebelumnya
11 Laporan keuangan dapatdibandingkan dengan laporankeuangan lainnya di lingkunganpemda setempat
12 Informasi laporan keuangan dapat dipahami oleh penggunanya
13
Informasi laporan keuangan disajikan dalam bentuk serta istilah yang sesuai dengan batas pemahaman penggunaannya
Sumber : Arif 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2
UJI VALIDITAS & RELIABILITAS
1. SAP
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 1 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 6 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 7 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 8 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 9 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5
10 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 11 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 12 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 13 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 14 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 15 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 17 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 18 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 19 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 20 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 22 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 23 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 24 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 25 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 28 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 29 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 30 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 33 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 35 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Correlations P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
P1 Pearson Correlation
1 .533** .490** .042 .206 .469** .572** .472** .257 .356* .672**
Sig. (2-tailed)
.001 .003 .810 .236 .005 .000 .004 .135 .036 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P2 Pearson Correlation
.533** 1 .496** .380* .020 .381* .519** .521** .242 .113 .663**
Sig. (2-tailed)
.001 .002 .025 .909 .024 .001 .001 .162 .517 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P3 Pearson Correlation
.490** .496** 1 .371* .277 .415* .502** .402* .526** .411* .746**
Sig. (2-tailed)
.003 .002 .028 .107 .013 .002 .017 .001 .014 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P4 Pearson Correlation
.042 .380* .371* 1 .135 .488** .565** .574** .239 .095 .621**
Sig. (2-tailed)
.810 .025 .028 .438 .003 .000 .000 .166 .586 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P5 Pearson Correlation
.206 .020 .277 .135 1 .340* .459** .322 .000 .225 .455**
Sig. (2-tailed)
.236 .909 .107 .438 .045 .006 .059 1.000 .193 .006
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P6 Pearson Correlation
.469** .381* .415* .488** .340* 1 .554** .651** .184 .466** .774**
Sig. (2-tailed)
.005 .024 .013 .003 .045 .001 .000 .290 .005 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P7 Pearson Correlation
.572** .519** .502** .565** .459** .554** 1 .575** .179 .323 .831**
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sig. (2-tailed)
.000 .001 .002 .000 .006 .001 .000 .303 .058 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P8 Pearson Correlation
.472** .521** .402* .574** .322 .651** .575** 1 .236 .421* .792**
Sig. (2-tailed)
.004 .001 .017 .000 .059 .000 .000 .172 .012 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P9 Pearson Correlation
.257 .242 .526** .239 .000 .184 .179 .236 1 .410* .427*
Sig. (2-tailed)
.135 .162 .001 .166 1.000 .290 .303 .172 .014 .011
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P10 Pearson Correlation
.356* .113 .411* .095 .225 .466** .323 .421* .410* 1 .525**
Sig. (2-tailed)
.036 .517 .014 .586 .193 .005 .058 .012 .014 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TOTAL Pearson Correlation
.672** .663** .746** .621** .455** .774** .831** .792** .427* .525** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .011 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 77.74 42.373 .631 .742 P2 77.63 42.182 .618 .741 P3 77.91 39.904 .696 .726 P4 77.54 42.432 .572 .743 P5 78.00 44.059 .405 .755 P6 78.14 39.950 .731 .725 P7 78.26 39.255 .796 .719 P8 78.23 41.182 .762 .732 P9 78.06 45.114 .397 .760 P10 78.03 44.440 .492 .756 TOTAL 41.03 11.617 1.000 .854
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.761 11
2. KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 1 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 9 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 11 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 15 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 17 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Correlations P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 TOTAL P1 Pearson
Correlation 1 .167 -.075 .102 .750*
* .562*
* -.053 .252 .071 .023 .248 -.030 .427
* .466**
Sig. (2-tailed) .339 .667 .560 .000 .000 .764 .144 .684 .895 .152 .864 .011 .005 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P2 Pearson Correlation
.167 1 .603*
* .612*
* .067 -.028 .420* .221 .317 .248 .402* -.040 .342
* .579**
Sig. (2-tailed) .339 .000 .000 .704 .874 .012 .202 .064 .152 .017 .819 .045 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P3 Pearson Correlation
-.075 .603*
* 1 .492*
* -.101 -.134 .697*
* .548*
* .392* .345* .308 -.024 .000 .553**
Sig. (2-tailed) .667 .000
.003 .566 .443 .000 .001 .020 .042 .072 .891 1.000
.001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 P4 Pearson
Correlation .102 .612*
* .492*
* 1 .000 -.102 .343* .060 .116 .227 .531*
* .441*
* .299 .546**
Sig. (2-tailed) .560 .000 .003 1.000
.560 .044 .731 .505 .189 .001 .008 .081 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 P5 Pearson
Correlation .750** .067 -.101 .000 1 .750*
* .175 .221 .095 .031 .186 -.040 .342
* .482**
Sig. (2-tailed) .000 .704 .566 1.000 .000 .315 .202 .587 .860 .286 .819 .045 .003
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 P6 Pearson
Correlation .562** -.028 -.134 -.102 .750*
* 1 .111 .209 .127 .041 .139 -.053 .285 .418*
Sig. (2-tailed) .000 .874 .443 .560 .000 .526 .229 .468 .814 .425 .761 .097 .012 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P7 Pearson Correlation
-.053 .420* .697*
* .343* .175 .111 1 .563*
* .506*
* .468*
* .215 -.017 .359
* .655**
Sig. (2-tailed) .764 .012 .000 .044 .315 .526 .000 .002 .005 .216 .924 .034 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P8 Pearson Correlation
.252 .221 .548*
* .060 .221 .209 .563*
* 1 .626*
* .310 .329 .218 .252 .678**
Sig. (2-tailed) .144 .202 .001 .731 .202 .229 .000 .000 .070 .054 .208 .145 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P9 Pearson Correlation
.071 .317 .392* .116 .095 .127 .506*
* .626*
* 1 .600*
* .635*
* .289 .325 .715**
Sig. (2-tailed) .684 .064 .020 .505 .587 .468 .002 .000 .000 .000 .092 .057 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.740 14
P10 Pearson Correlation
.023 .248 .345* .227 .031 .041 .468*
* .310 .600*
* 1 .408* .007 .317 .561**
Sig. (2-tailed) .895 .152 .042 .189 .860 .814 .005 .070 .000 .015 .966 .063 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P11 Pearson Correlation
.248 .402* .308 .531*
* .186 .139 .215 .329 .635*
* .408* 1 .513*
* .317 .723**
Sig. (2-tailed) .152 .017 .072 .001 .286 .425 .216 .054 .000 .015 .002 .063 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P12 Pearson Correlation
-.030 -.040 -.024 .441*
* -.040 -.053 -.017 .218 .289 .007 .513*
* 1 .000 .317
Sig. (2-tailed) .864 .819 .891 .008 .819 .761 .924 .208 .092 .966 .002 1.00
0 .064
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 P13 Pearson
Correlation .427* .342* .000 .299 .342* .285 .359* .252 .325 .317 .317 .000 1 .565**
Sig. (2-tailed) .011 .045 1.000
.081 .045 .097 .034 .145 .057 .063 .063 1.000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 TOTAL
Pearson Correlation
.466** .579*
* .553*
* .546*
* .482*
* .418* .655*
* .678*
* .715*
* .561*
* .723*
* .317 .565
** 1
Sig. (2-tailed) .005 .000 .001 .001 .003 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .064 .000 N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 101.51 25.257 .422 .731 P2 101.46 24.550 .530 .723 P3 101.54 25.255 .520 .730 P4 101.40 24.424 .487 .723 P5 101.46 24.903 .427 .728 P6 101.37 24.887 .346 .730 P7 101.54 24.373 .615 .720 P8 101.66 23.408 .622 .710 P9 101.69 23.928 .677 .714 P10 101.63 24.476 .507 .723 P11 101.57 23.840 .684 .713 P12 101.57 25.664 .264 .737 P13 101.60 25.188 .532 .729 TOTAL 52.80 6.635 1.000 .813
LAMPIRAN 3
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Total 1 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 45
2 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 45
3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 44
6 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37
7 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 35
8 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 36
9 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
11 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
12 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 46
13 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
14 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 35
15 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
16 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 40
17 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42
18 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43
19 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 35
20 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42
21 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42
22 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 42
23 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42
24 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 44
25 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 45
26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
27 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
28 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42
29 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
30 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 45
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
32 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
33 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
34 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
35 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
Total 151 155 145 158 142 137 133 134 140 141 1436
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 Total 1 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 57 2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 54 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 6 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 47 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 55 9 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 51
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 49 11 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 59 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 13 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 51 15 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 55 16 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 54 17 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 56 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 53 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 21 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 48 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 25 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 55 26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 51 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 28 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 53 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 53 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 35 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 53
Total 143 145 142 147 145 148 142 138 137 139 141 141 140 1848
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 4
UJI REGRESI SEDERHANA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.950 5.191 8.467 .000
SAP .216 .126 .285 1.711 .097
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 90.032 10 9.003 1.594 .168a
Residual 135.568 24 5.649
Total 225.600 34
a. Predictors: (Constant), SAP Akrual b. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .632a .399 .149 2.377 a. Predictors: (Constant), SAP Akrual b.Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y
N 35 Normal Parametersa,,b Mean 52.80
Std. Deviation 2.576 Most Extreme Differences
Absolute .212 Positive .212 Negative -.207
Kolmogorov-Smirnov Z 1.254 Asymp. Sig. (2-tailed) .086 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 4
SURAT IZIN PENELITIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA