SKRIPSI PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI
SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (
FAKULTAS PERIKANAN DAN
PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN
GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
Oleh :
DYAH SUNARING FITRI SURABAYA– JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTANUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2014
sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN
KELAUTAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
SKRIPSI
PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN
GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
Oleh :
DYAH SUNARING FITRI NIM : 141011023
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Wahju Tjahjaningsih, Ir.,M.Si NIP. 19580914 198601 2 001
Pembimbing Serta
Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si NIP. 19690621 199703 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
SKRIPSI
PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN
GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
Oleh :
DYAH SUNARING FITRI NIM : 141011023
Telah diujikan pada
Tanggal : 21 Juli 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P
Anggota : Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D
Agustono, Ir.,M.Kes
Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si
Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si.
Surabaya,
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti,drh.DEA NIP. 19520517 197803 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
RINGKASAN
DYAH SUNARING FITRI. Pengaruh Persentase Kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva reticulata sebagai Pakan Alami terhadap Tingkat Kematangan Gonad Abalon Tropis (Haliotis asinina). Dosen Pembimbing Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si dan Rr Juni Triastuti, S.Pi., M.Si.
Pakan merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya abalon. Di daerah tropis, Gracilaria sp. dan Ulva sp. melimpah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami budidaya abalon. Ulva sp. dan Gracilaria sp. merupakan kandidat yang baik sebagai pakan alami abalon tropis (Haliotis asinina) dalam pematangan gonad. Persentase kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva sp. sangat dianjurkan dalam kematangan gonad abalon tropis (H.asinina) sebanyak 20% dari berat tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva reticulata alami terhadap tingkat kematangan gonad abalon tropis (H.asinina). Penelitian ini dilakukan di UPT Loka Pengembangan dan Konservasi Sumberdaya Manusia Oseanografi (LPKSMO) Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada bulan Maret sampai April 2014. Metode penelitian adalah metode eksperimental yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah persentase kombinasi pakan alami, yaitu A (G100 :U0), B (G75 : U25), C (G50 : U50), D (G25 : U75) dan E (G0 : U100). Parameter utama yang diamati adalah tingkat kematangan gonad secara visual. Parameter penunjang yang diamati adalah laju konsumsi pakan, berat tubuh, panjang cangkang dan kualitas air. Analisa data menggunakan Analisys of Variance (ANOVA) kemudian diuji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kombinasi pakan berpengaruh (p > 0,05) terhadap tingkat kematangan gonad. Persentase kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva reticulata sebagai pakan alami dengan perbandingan masing – masing 50% berpengaruh terhadap tingkat kematangan gonad abalon (H. asinina). Induk abalon hasil tangkapan alam sebaiknya diadaptasikan dulu dalam lingkungan laboratorium minimal satu bulan pemeliharaan untuk menghindari stres dan kematian masal induk abalon (H.asinina). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama (minimal tiga bulan) sehingga diperoleh induk abalon yang siap untuk dipijahkan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
SUMMARY
DYAH SUNARING FITRI. The Effect of Combination Percentage on Gracilaria sp. and Ulva reticulata as Natural Feed toward Gonad Maturation Rate of Tropical Abalone (Haliotis asinina). Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si dan Rr Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. as Academic Advisor.
Feed is important factor in movement of abalone cultivation. In tropical region, Gracilaria sp. and Ulva sp. is abundant so as it can be explored as natural feed in abalone cultivation. Ulva sp. and Gracilaria sp. is a good candidate as natural feed for gonadal maturation tropical abalone (H. asinina). Combination percentage of Gracilaria sp. and Ulva sp. is recommended in maturing the gonad torpical abalone (H. asinina) as many as 20% from its weight.
This research is intended to know about the effect of combination precentage on Gracilaria sp and Ulva sp. toward gonad maturation rate of tropical abalone (H. asinina). It is conducted at UPT of Development Place and Oceanography Human Resource Conservation of Pari Island, Kepulauan Seribu, Province of Jakarta on March to April 2014. The method of this research is experimental method consisting of five treatments and four repetitions. The treatment applied is combination percentage of natural feed, which are (G100 :U0), B (G75 : U25), C (G50 : U50), D (G25 : U75) and E (G0 : U100). The main parameter observed is gonad maturation rate in visual. The supporting parameter observed is feed consumption rate, weight of body, length of shell and quality of water. Analysis of data applied analisys of variance (ANOVA), then the data is tested in advanced by using Duncan’s multiple range test.
The result of research shows that combination percentage of feed is significantly (p > 0,05) toward gonad maturation rate. Percentage combination Gracilaria sp. and Ulva reticulata as a ratio of their natural food - respectively 50% effect on abalone gonad maturity level. Natural abalone catches should be adapted in a laboratory environment at least once a month maintenance to avoid stress and stem mass mortality of abalone (H.asinina). Further research needs to be done with a longer time (at least three months) in order to obtain stem abalone are ready for spawning.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rakhmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga Skripsi tentang Pengaruh
Persentase Kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva reticulata sebagai Pakan Alami
terhadap Tingkat Kematangan Gonad Abalon Tropis (Haliotis asinina) dapat
penulis selesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan di UPT Lembaga Pengembangan dan Konservasi Sumberdaya
Manusia Oseanografi (LPKSMO) Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat
dan memberikan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga guna kemajuan serta
perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya
perairan.
Surabaya, Juli 2014
Penulis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh. DEA., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
2. Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si selaku Dosen Pembimbing utama dan Rr.
Juni Triastuti, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing serta yang telah
memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan usulan
hingga selesainya Skripsi.
3. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P, Moch. Amin Alamsjah., Ir. M.Si.,Ph.D., dan
Agustono, Ir. M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk menguji serta memberikan masukan dan saran atas perbaikan
laporan Skripsi.
4. Agustono, Ir., M. Kes selaku Dosen Pembimbing akademik yang senantiasa
memberi nasehat dan pengarahan selama masa perkuliahan.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Kependidikan di Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga.
6. Kedua orangtua dan keluarga besar atas doa yang selalu terlantun dan nasehat
bijak yang menjadi penguat dalam studi.
7. Latifah Kurniawati dan angkatan Piranha 2010 yang banyak membantu dalam
penyelesaian Skripsi ini.
8. Teman-teman BLM FPK UA 2013 yang telah memberi dukungan selama
penyusunan Skripsi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN iv
SUMMARY v
KATA PENGANTAR vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xii
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Abalon Tropis (Haliotis asinina) 4
2.2 Habitat dan Penyebaran 6
2.3 Makanan dan Kebiasaan Makan Abalon 7
2.4 Biologi Reproduksi Abalon 8
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 8
2.6 Proses Biologi Kematangan Gonad 10
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Gonad 11
2.8 Klasifikasi dan Morfologi Gracilaria sp. 14
2.9 Kandungan Nutrisi 15
2.10 Klasifikasi dan Morfologi Ulva sp. 15
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
2.11 Kandungan Nutrisi 16
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 18
3.1 Kerangka Konsepetual 18
3.2 Hipotesis 20
IV METODOLOGI PENELITIAN 22
4.1 Tempat dan Waktu 22
4.2 Materi Penelitian 22
4.2.1 Peralatan Penelitian 22
4.2.2 Bahan Penelitian 22
4.3 Metode Penelitian 22
4.3.1 Rancangan Penelitian 22
4.3.2 Pelaksanaan Penelitian 23
4.4 Parameter Penelitian 26
4.5 Analisa Data 27
V HASIL DAN PEMBAHASAN 29
5.1 Hasil 29
5.2 Pembahasan 39
VI KESIMPULAN DAN SARAN 45
6.1 Kesimpulan 45
6.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 51
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Laju Konsumsi Pakan Induk Abalon Selama Satu Bulan 34
2. Selisih Rata-Rata Berat Tubuh Induk Abalon Pada Minggu Kedua dan Keempat 35
3. Rata-Rata Pertambahan Berat Tubuh Induk Selama Satu Bulan 36
4. Persentase Shell Length Induk Abalon Selama Satu Bulan (Awal Penelitian Sampai Akhir Penelitian) 37
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Abalon (Haliotis asinina) 4
2. Anatomi Abalon (Haliotis sp.) 6
3. Sifat Hidup Abalon Menempel Pada Substrat Batu 7
4. Siklus Hidup Abalon 8
5. Perkembangan Gonad Abalon Tropis 10
6. Tingkat Kematangan Gonad Berdasarkan Warna 12
7. Gracilaria sp. 16
8. Ulva reticulata 18
9. Kerangka Konseptual Penelitian 21
10. Diagram Alir Penelitian 28
11. Persentase TKG Induk Jantan Semua Perlakuan Pada Minggu Kedua 29
12. Persentase TKG Induk Jantan Semua Perlakuan Pada Minggu Keempat 31
13. Persentase TKG Induk Betina Semua Perlakuan Pada Minggu Kedua 32
14. Persentase TKG Induk Betina Semua Perlakuan Pada Minggu Keempat 33
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Desain Penelitian 51
2. Data Laju Konsumsi Pakan Induk Selama Satu Bulan 52
3. Uji ANOVA dan Duncan Laju Konsumsi Pakan Induk Abalon 53
4. Transformasi Perubahan Berat Tubuh Induk Abalon 55
5. Uji ANOVA dan Duncan Berat Tubuh 69
6. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Induk Abalon 71
7. Kualitas Air 75
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abalon (Haliotis sp.) merupakan hewan yang memiliki nilai eksotik dan
bernilai ekonomis tinggi (Susanto dkk., 2010). Permintaan dunia terhadap abalon
dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan (Rusdi dkk., 2010).
Mayoritas produksi abalon dunia masih didominasi dari hasil tangkapan alam
(Gordon and Cook, 2004 dalam Rusdi dkk, 2010).
Eksploitasi yang berkepanjangan terhadap spesies ini mengakibatkan
penurunan stok alami di beberapa wilayah (Litaay and Silva, 2003). Hingga saat
ini, budidaya abalon terus dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar yang
semakin meningkat (Oakes and Ponte, 1996 dalam Qi et al., 2010). Keberhasilan
usaha budidaya abalon sangat tergantung pada keberhasilan dalam mengontrol
proses pemijahan (Setyono, 2004a).
Pakan merupakan faktor penting dalam kegiatan budidaya abalon (Bilbao et
al., 2012). Di daerah tropis, Gracilaria sp. dan Ulva sp. melimpah sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pakan alami budidaya abalon (Setyono, 2004c). Ulva sp.
dan Gracilaria sp. merupakan kandidat yang baik sebagai pakan alami abalon
tropis (H. asinina) dalam kematangan gonad (Viera et al., 2011).
Menurut Fleurence (1999) genus Ulva memiliki kandungan protein antara
10-26% berat kering. Spesies Ulva reticulata memiliki kandungan protein 21,06%
(Ratana-arpon and Chirapart, 2006). Protein berperan penting dalam proses
pembentukan morfologi gonad dan fekunditas (Bilbao et al., 2012).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Gracilaria sp. memiliki kandungan karbohidrat sebanyak 42,59%
(Soegiarto dan Sulustijo, 1990). Abalon membutuhkan karbohidrat dalam pakan
untuk proses pertumbuhan dan gametogenesis (Bautista et l., 2001 dalam Grubert
et al., 2004).Peran nutrisi penting dalam proses pematangan gonad (Litaay, 2005).
Litaay et al. (2007) menyatakan asam lemak berperan dalam pematangan
gonad abalon tropis dan menurun setelah pemijahan. Lemak berpengaruh terhadap
sel tubuh dan perkembangan gonad abalon (Nelson et al., 2002). Capinpin et al.
(1998) telah melakukan studi biologi reproduksi abalon tropis (H.asinina)
menggunakan pakan G. bailinae dan G. coronopifolia. Hasil studi tersebut
menunjukkan bahwa gonad abalon tropis (H.asinina) mengalami perkembangan
dari tahap proliferative menjadi tahap maturing, ripe dan partly spawned.
Setyono (2011) menyatakan kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva sp. sangat
dianjurkan dalam kematangan gonad abalon tropis (H.asinina) sebanyak 20% dari
berat tubuh. Beberapa studi budidaya abalon (Haliotis sp.) menyatakan kombinasi
pakan alami dalam pemeliharaan dan pematangan gonad induk lebih baik
daripada menggunakan pakan tunggal alami (Bilbao et al., 2012). Pakan tunggal
alami tidak bisa mencukupi keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan dalam
pematangan gonad (Gordon et al., 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diketahui presentase antara Ulva
reticulata dan Gracilaria sp. sebagai pakan alami yang dapat mempercepat
kematangan gonad abalon tropis (H.asinina)
.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
1.2 Rumusan Masalah
Apakah persentase kombinasi pakan antara Gracilaria sp. dan Ulva
reticulata berpengaruh terhadap tingkat kematangan gonad abalon tropis (H.
asinina) ?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh presentase kombinasi
pakan alami terhadap tingkat kematangan gonad abalon tropis (H. asinina).
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat membantu dalam kegiatan
pemulihan sediaan (restocking), peningkatan produksi benih dan budidaya
komersil abalon tropis (H. asinina) sebagai komoditas perikanan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Abalon Tropis (Haliotis asinina)
Abalon, Haliotis termasuk dalam famili Haliotidae. Genus dalam famili
Haliotidae memiliki sekitar empat sampai tujuh buah subgenus dan jumlah
spesiesnya berkisar antara 100 sampai 130 jenis terkait dengan adanya hibridasi
(Octaviany, 2007). Menuurut Setyono (2008) abalon diklasifikasikan sebagai
berikut.
Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Archaeogastropoda Famili : Haliotidae Genus : Haliotis Spesies : Haliotis asinine
Gambar 1. Abalon (Haliotis asinina) (Dokumentasi pribadi, 2013)
Abalon memiliki satu lembar cangkang yang terbuka lebar dengan
sederetan lubang pada tepi sebelah kiri (Setyono, 2008). Jumlah pori-pori
pernafasan terbuka melingkar mengikuti pertumbuhannya dan setiap spesies
berbeda jumlahnya (Hahn, 1989 dalam Rusdi dkk., 2010). Haliotis asinina
memiliki ciri khas lubang di cangkangnya sebanyak tujuh buah. Pada umumnya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
terdapat tujuh buah lubang yang dapat terlihat, namun hanya empat sampai lima
buah lubang yang tidak tertutup (Octaviany, 2007).
Kepala terletak di bagian depan (anterior) sebelah kanan, dekat dengan
bagian lubang cangkang. Pada bagian kepala tersebut terdapat mulut, sepasang
sungut (oral tentacles), sepasang mata dan jaringan parut (radula). Sungut dapat
dijulurkan keluar untuk mendeteksi lingkungan. Mata abalon sangat sensitif
terhadap cahaya sehingga abalon cenderung menghindari cahaya (Setyono, 2008).
Insang berada tepat di belakang kepala pada bagian sisi sebelah kiri
tubuhnya (Setyono, 2008). Insang berfungsi sebagai alat pernafasan. Sirkulasi air
berlangsung di bagian bawah tepi cangkang. Di dalam mulutnya terdapat lidah
parut (radula) yang berfungsi menghaluskan alga menjadi ukuran yang dapat
dicerna. Abalon (Haliotis sp.) tidak memiliki struktur otak yang jelas dan nyata
sehingga hewan ini dianggap sebagai salah satu hewan primitif. Hewan ini juga
memiliki hati yang terletak di bagian sisi atas (Rusdi dkk., 2010).
Organ dalam abalon tersusun melingkar di bawah cangkang. Organ
percernaan, pernapasan, sirkulasi dan reproduksi tersusun melingkari pusat otot
atau kaki jalan. Lubang anus bermuara tepat di bawah lubang terbuka pada
deretan terakhir. Organ reproduksi (gonad) terdapat pada bagian kanan
berseberangan dengan bagian cangkang yang berlubang (Setyono, 2008).
Octaviany (2007) menyatakan bagian dalam cangkang abalon berwarna
seperti pelangi, putih keperakan sampai hijau kemerahan. Dilihat dari fisiknya,
ukuran tubuh abalon berbeda-beda tergantung jenisnya, ukuran panjang
cangkang mulai dari 20 mm (H. pulcherrima) sampai 200 mm atau lebih (H.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
rufescens). Abalon tidak memiliki operkulum, cangkang abalon cembung dan
melekat kuat dengan kaki ototnya (muscular foot) di permukaan batu pada daerah
sublitoral. Warna cangkang bervariasi antara satu jenis dengan jenis lainnya
(Octaviany, 2007) (Gambar 2).
Keterangan : A. Kepala B. Mantel C. Epipodium kanan D. Organ reproduksi E. Otot tambahan F. Insang G. Jantung H. Epipodium kiri I. Tentakel epipodial
Gambar 2. Anatomi Abalon (Haliotis sp.) (www.biosbcc.net, 2013)
2.2 Habitat dan Penyebaran
Octaviany (2007) menyatakan bahwa famili Haliotidae memiliki
penyebaran yang luas dan meliputi perairan seluruh dunia, yaitu sepanjang
perairan pesisir setiap benua kecuali perairan pantai Atlantik di Amerika Selatan,
Karibia, dan pantai Timur Amerika Serikat. Abalon paling banyak ditemukan di
perairan dengan suhu yang dingin, di belahan bumi bagian Selatan yaitu perairan
pantai Selandia Baru, Afrika Selatan dan Australia, sedangkan di belahan bumi
utara adalah di perairan Barat Amerika dan Jepang.
Abalon menyukai daerah berbatu di pesisir pantai terutama pada daerah
yang banyak ditemukan alga. Perairan dengan salinitas yang tinggi dan suhu yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
rendah juga merupakan syarat hidup abalon (Octaviany, 2007). Haliotis asinina
adalah spesies abalon tropis yang paling umum ditemukan di bawah bebatuan
dan celah karang pada perairan tropik dan sub tropik (Berthou, 2007 dalam
Kurnia, 2008) (Gambar 3).
Gambar 3. Sifat Hidup Abalon Menempel Pada Substrat Batu (Imamura, 2005 dalam Setyono, 2007)
2.3 Makanan dan Kebiasaan Makan Abalon
Pada umumnya abalon termasuk jenis siput laut herbivora atau pemakan
tumbuhan (Imai, 1982 dalam Setyono, 2008). Terdapat perbedaan jenis makanan
dan kebiasaan makan antara abalon dewasa dan larva. Selama fase larva, abalon
memakan kuning telur serta partikel organik terlarut yang ada di perairan (Shiling
et al., 1996 dalam Octaviany, 2007). Pada saat dewasa, abalon memakan beberapa
jenis rumput laut seperti Laurencia, Ulva, Hypnea, Kappaphycus, dan Gracilaria.
Abalon dewasa makan dengan cara menekan mulutnya untuk menempelkan
makanan (algae) dan radula bergerak dengan cara menggaruk untuk menyobek
makanan (Imai, 1982 dalam Setyono, 2008).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
2.4 Biologi Reproduksi Abalon (Haliotis asinina)
Abalon merupakan hewan yang tergolong dioecious (jantan dan betina
terpisah). Pembuahan terjadi di luar garnet jantan dan betina dilepaskan ke suatu
perairan, kemudian terjadi pembuahan (Setyono, 2004a). Siklus hidup abalon
berawal dari pemijahan hingga abalon menjadi dewasa dan kembali memijah
(Tom, 2007).
Telur terfertilisasi menetas menjadi larva (trochopore) dan bersifat
planktonik, kemudian pada tahap selanjutnya akan berkembang menjadi veliger
yang memakan plankton hingga mulai terbentuk cangkang. Ketika cangkang
sudah terbentuk, juvenile abalon akan cenderung menuju ke dasar perairan dan
melekatkan diri pada batu dengan memanfaatkan kaki ototnya (settlement).
Setelah menenggelamkan diri, abalon berubah menjadi pemakan makroalga
(adults) (Tom, 2007) (Gambar 4).
Gambar 4. Siklus Hidup Abalon (Hutchins, 2007 dalam Octaviany, 2007)
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Tingkat kematangan gonad merupakan bagian dari reproduksi sebelum
pemijahan. Selama proses pematangan gonad, sebagian besar hasil metabolisme
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
tertuju kepada perkembangan gonad. Hal ini menyebabkan terjadi perubahan berat
dalam gonad tersebut (Effendie, 2002). Pengamatan TKG pada abalon (Haliotis)
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara visual dan morfologi (Setyono,
2006).
Menurut Setyono (2003) dalam Setyono (2004b) ada lima macam
kematangan gonad abalon bila ditinjau secara visual. Lima macam kematangan
gonad tersebut secara berurutan dimulai dari tahap recovery (immature dan
proliferative), maturing, ripe, partly spawned dan spent. Tahap recovery
(immature dan proliferative) ditandai dengan gonad berada pada ujung kelenjar
pencernaan. Testis berwarna krem keputihan sedangkan ovarium berwarna hijau
cerah. Penampakan secara visual kurang dari 25% atau TKG nol (Gambar 5a).
Tahap maturing ditandai dengan mulai tumbuh dan berkembangnya gonad,
penampakan secara visual berada pada kisaran 25-49% atau TKG satu (Gambar
5b) Tahap ripe, gonad abalon berkembang lebih dari 49%. Testis berwarna
kekuningan sedangkan ovari berwarna kehijauan atau TKG 2 (Gambar 5c).
Tahap fully ripe masih tergolong TKG dua namun perkembangan gonad
secara visual lebih besar yaitu 75% lebih besar dari kelenjar pencernaan. Tahap
fully ripe bisa dilihat tanpa mematikan abalon (Gambar 5d). Tingkat kematangan
gonad tahap tiga terdiri dari tahap partly spawned dan spent secara visual
perkembangan gonad kurang dari 50%. Tahap partly spawned ditandai dengan
gonad lembek dan pucat sedangkan tahap spent gonad berukuran kecil, gonad
lebih lembek dan pucat karena gamet sudah banyak dilepaskan ke air (Gambar 5e)
(Setyono, 2003 dalam Setyono, 2004b).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
a b
c d
e
Gambar 5. Perkembangan Gonad Abalon Tropis (Setyono, 2003 dalam Setyono,
2004b)
keterangan : D = digestive gland / kelenjar pencernaan ; G = gonad; a.Tahap recovery (immature dan proliferative); b. Tahap maturing; c. Tahap ripe; d. Tahap fully ripe; e. Tahap partly spawned and spent
Perkembangan TKG induk abalon secara morfologi menurut Suminto
dkk. (2010) dapat dibedakan berdasarkan warna gonad. Tahap immature dan
proliferative induk jantan ditandai dengan gonad berwarna krem dan berukuran
lebih kecil dibandingkan kelenjar pencernaan. Tahap ripe induk jantan abalon
ditandai dengan gonad berwarna krem cerah dan berukuran lebih besar daripada
kelenjar pencernaan (Gambar 6a). Tahap immature dan proliferative induk betina
ditandai dengan gonad berwarna hijau tua dan berukuran lebih kecil dibanding
kelenjar pencernaan (Gambar 6b).
Tahap maturing induk betina ditandai dengan gonad berwarna hijau cerah
dan berukuran lebih besar dibandingkan tahap immature dan proliferative
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
(Gambar 6c). Tahap ripe induk betina ditandai dengan gonad berwarna hijau
cerah (Gambar 6d). Tahap partly spawned induk abalon betina ditandai dengan
gonad nampak lembek dan berwarna pucat karena gamet sudah banyak dilepaskan
saat pemijahan (Gambar 6e) (Suminto dkk., 2010).
a b
c d
e
Gambar 6. Tingkat Kematangan Gonad Abalon Berdasarkan Warna (Suminto dkk., 2010)
Keterangan : a. Gonad jantan tahap ripe ; b. Gonad betina tahap recovery (immature dan proliferative); c. Gonad betina tahap maturing; d. Gonad betina tahap ripe; e. Gonad betina tahap partly
spawned
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
2.6 Proses Biologi Kematangan Gonad
Organ reproduksi (gonad) abalon (Haliotis sp.) terletak pada bagian kanan
berseberangan dengan bagian cangkang yang berlubang. Gonad terbungkus dalam
selaput berbentuk kantong dan tumbuh membesar dan nampak membengkak saat
akan memijah. Gonad induk betina berwarna hijau kebiruan menghasilkan telur
berwarna hijau, sedangkan induk jantan berwarna krem keputihan (Setyono, 2003
dalam Setyono, 2008).
Menurut Awaji and Hamano (2004) tahap pertama pembentukan gonad
adalah munculnya kantong gonad. Kantong gonad berkembang dalan lapisan
permukaan connective tissue yang tumbuh dalam conical appendage, utamanya
pada bagian otot cangkang. Kantong gonad menjadi tujuan akhir untuk migrasi
primordial germ cells (PGC) yang sebelumnya telah berdiferensiasi di dalam
oogonia primer atau spermatogonia. Diferensiasi seks pada abalon betina muncul
pada tahap chromatin-nucleous oocyte (CNO). Pada tahapan CNO diketahui
terdapat dua tipe non germ cells, salah satunya adalah acidophilic granule cells
(AGC) kemudian berkembang menjadi oocyte. AGC yang terdapat pada tahapan
CNO tersebut memiliki hubungan dalam perkembangan germ cells yaitu berperan
dalam kematangan oocyte pada abalon betina.
Najmudeen (2007) menyatakan pada tahap pekembangan gonad jantan
dimulai dari lumen testis dilintasi oleh percabangan pembuluh connective tissue
dan mengandung sel spermatogonia dan spermatosit. Spermatogonia dan
spermatosit primer memiliki nukleus berbentuk oval, sedangkan spermatosit
sekunder memiliki lebih atau sedikit nukleus. Di dalam spermatogonia pada testis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
yang telah mature terdapat sel sertoli. Sel tersebut terletak dibawah lapisan
spermatogenesis pada trabeculae. Nicks and Chia (1986) dalam Awaji and
Hamano (2004) menyebutkan bahwa sel sertoli mendukung proses
spermatogenesis dan spermiogenesis beberapa gastropoda.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Gonad
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi kematangan gonad abalon
adalah faktor eksogen dan endogen (Hahn 1989 dalam Setyono, 2004b). Faktor
endogenous yaitu prostaglandins (PGs) dan beberapa asam amino yang dihasilkan
oleh sel saraf yang berperan dalam proses kematangan gonad (Setyono, 2004b).
Hahn (1992) dalam Setyono (2004b) juga menambahkan hormon neurosecretory
yang ada di cerebral, pleural-pedal dan visceral ganglia berkaitan dengan proses
kematangan gonad pada proses gametogenesis dan vitelogenesis.
Faktor eksogen berpengaruh dalam perkembangan kematangan gonad
abalon tropis (H.asinina) termasuk diantaranya adalah lama penyinaran
(fotoperiod), temperatur air laut (suhu) dan pakan (Setyono, 2011). Fotoperiod
adalah lamanya penyinaran sejak matahari terbit hingga matahari terbenam.
Fotoperiod berpengaruh signifikan terhadap perkembangan gonad (Setyono, 2003
dalam Setyono, 2011). Sinyal fotoperiod diterima oleh fotoreseptor yang terdapat
di cerebral ganglia, sinyal tersebut kemudian mengaktifkan sel neurosecretory
untuk melepas hormon sehingga menstimulasi perkembangan gonad abalon
(Grubert, 2005). Dalam kematangan gonad abalon tropis (H.asinina) fotoperiod
yang digunakan adalah 12 jam terang dan 12 jam gelap, kandungan oksigen
terlarut (DO) tidak kurang dari 4 ml/I (Setyono, 2011).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Faktor eksogen lain yang berpengaruh dalam mengatur perkemangan
kematangan gonad gastropoda adalah temperatur (Webber, 1977 dalam Setyono,
2004b). Efek temperatur terhadap kematangan gonad abalon dilaporkan oleh Uki
and Kikuchi, (1984) dalam Fukazawa et al. (2007) yang menyebutkan temperatur
berpengaruh terhadap perkembangan gonad abalon (H.discus hannai) di Jepang
dan abalon (H.iris) di Selandia Baru (Kabir, 2001 dalam Setyono, 2004a).
Pakan merupakan faktor eksogen yang juga memainkan peran penting
dalam mempercepat kematangan gonad moluska (Runham, 1988 dalam Setyono,
2004b). Litaay (2005) menyatakan selama perkembangan kematangan gonad
abalon terjadi perubahan komposisi biokimia pada gonad dan kelenjar
pencernaan. Najmudeen (2007) menambahkan bahwa selama proses oogenesis
dan spermatogenesis abalon terjadi peningkatan jumlah lipid dan protein dalam
gonad pada famili Haliotidae.
Nutrisi esensial dalam jumlah besar seperti protein, lipid dan asam lemak
berupa arachidonic acid (ARA), eicosapentaenoic acid (EPA) dan
docosahexaenoic acid (DHA) berpengaruh pada peningkatan performa reproduksi
abalon H. Asinina (Teruel et al., 2001 dalam Chaitanawisuti et al., 2011). Lipid
berperan penting dalam gonadogenesis abalon (Uki and Watanabe, 1992 dalam
Nelson et al., 2002) dan proses vitelogenesis pada H. varia (Nelson et al., 2002).
Asam lemak DHA berperan dalam gametogenesis dan embriogenesis moluska
(Soudant et al., 1999 dalam Litaay, 2005). Asam lemak berupa ARA ditemukan
dalam jumlah signifikan pada kelenjar pencernaan dan gonad abalon (H.laevigata)
(Nelson, 2002).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Pada proses gametogenesis, kelenjar pencernaan dan kaki secara signifikan
berperan dalam penyediaan lipid dan karbohidrat (Mercer et al., 1993 dalam
Grubert, 2005). Florento et al. (1996) dalam Litaay et al. (2007) melaporkan
bahwa salah satu sumber asam lemak dalam jumlah banyak dihasilkan dari alga
merah. Asam lemak yang dihasilkan oleh alga berperan penting dalam
pembentukan gonad abalon (Nelson et al., 2002). Alga merah seperti Gracilaria
sp. adalah jenis pakan alami yang dilaporkan baik untuk perkembangan gonad
induk abalon dari spesies H. asinina (Singhagraiwan, 1993 dalam Susanto dkk.,
2010). Ulva reticulata mengandung sejumlah asam lemak yaitu ARA, EPA dan
DHA (Ratana-arpon and Chirapart, 2006) yang diketahui baik untuk peningkatan
kematangan gonad abalon H. asinina (Teruel et al., 2001 dalam Chaitanawisuti et
al., 2011 dan Litaay, 2005).
2.8 Klasifikasi dan Morfologi Gracilaria sp.
Gracilaria merupakan rumput laut yang termasuk dalam golongan
golongan Rhodophyceae (Sjafrie, 1990). Klasifikasi Gracilaria sp. berdasarkan
Marine Algae of New Zealand (2013) adalah sebagai berikut:
Filum : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Familia : Gracilariaceae Genus : Gracilaria Spesies : Gracilaria sp.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Gambar 7. Gracilaria sp. (Dokumentasi pribadi, 2013)
Gracilaria hidup dengan cara melekatkan diri menggunakan hold fast pada
substrat padat seperti kayu, batu, karang mati dan sebagainya. Jika dilihat secara
sepintas, tumbuhan ini berbentuk rumpun dengan tipe percabangan yang tidak
teratur. Thallus pada umumnya berbentuk silindris atau agak memipih. Ujung
thallus umumnya meruncing dan permukaannya halus atau berbintil-bintil.
Panjang thallus sangat bervariasi mulai dari 3,4 sampai 8 cm (Trono and Corrales,
1983 dalam Sjafrie, 1990).
2.9 Kandungan Nutrisi
Gracilaria memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan
dengan protein sayuran darat, yaitu 6,9 % berat kering (Norziah and Ching, 2000).
Qi et al. (2010) menambahkan kandungan protein pada Gracilaria dapat
meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan (survival rate) abalon.
Gracilaria sp. memiliki kandungan karbohidrat sebanyak 42,59% (Soegiarto dan
Sulustijo, 1990). Abalon membutuhkan karbohidrat dalam pakan untuk proses
pertumbuhan dan gametogenesis (Bautista et l., 2001 dalam Grubert et al., 2004).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Kebutuhan asam lemak abalon tropis sekitar 1,3% (Thongrod et al., 2003
dalam Mateos, 2012). Bautista et al. (2001) dalam Grubert et al. (2004)
menyatakan asam lemak dibutuhkan abalon untuk proses pertumbuhan dan
gametogenesis. Gracilaria juga mengandung vitamin antara lain B1 (0,4 IU), B2
(0,4 IU), B3 (14,4 IU), B12 (2,8 IU), asam folat (11,8 IU), dan C (1,1 IU) (David,
2001 dalam El-deek and Brikaa, 2009).
2.10 Klasifikasi dan Morfologi Ulva sp.
Ulva merupakan tumbuhan berthallus berupa helaian atau lembaran,
berwarna hijau cerah, sedikit bertangkai dan melekatkan diri dengan alat pelekat
pada benda-benda yang ada di dasar perairan (Yulianto, 1990). Menurut
(Vashista, 1984 dalam Yulianto, 1990) berdasarkan taksonominya, Ulva
reticulata digolongkan sebagai berikut.
Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Ulvales Famili : Ulvaceae Genus : Ulva Spesies : Ulva reticulata
Gambar 8. Ulva reticulata (Dokumentasi pribadi, 2013)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Susunan selnya terdiri dari dua lapis yang berderet memanjang dengan
bentuk selnya sama besar serta dinding sel saling menutup. Tiap sel Ulva sp.
mempunyai satu inti yang terletak agak di tepi dan sisi lainnya terdapat
chloroplast. Chloroplast berpindah tempat di dalam sel vegetatif tergantung arah
cahaya (Yulianto, 1990).
2.11 Kandungan Nutrisi
Kandungan protein rumput laut berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
Ulva memiliki kandungan Fe yang sangat tinggi. Beberapa rumput laut hijau
antara lain jenis yang tergolong genus Ulva memiliki kadar protein antara 10
sampai 26% (berat kering) (Rasyid, 2004). Ratana-arporn and Chirapart (2006)
menyatakan kadar karbohidrat Ulva reticulata sebanyak 55,77% sedangkan
protein 21,06% dan lemak sebesar 0,75%.
Ulva juga merupakan sumber vitamin C (10 IU), protein, asam folat (11,8
IU), dan beberapa jenis mineral seperti, Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan Zn (Trono et
al., 1998 dalam Rasyid, 2004). David (2001) dalam El-deek and Brikaa (2009)
menyebutkan dalam 100 mg Ulva sp. kering terdapat vitamin A (0,06 IU), B1
(0,03 IU), B2 (8,0 IU), B12 (6,3 IU). Hal ini menunjukkan bahwa rumput laut ini
sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan alami karena memiliki kadar
protein tinggi.
Beberapa studi budidaya abalon di Eropa menunjukkan kombinasi pakan
lebih baik daripada pakan tunggal, sebagai contoh Ulva lactuta yang
dikombinasikan dengan Palmaria menunjukkan peningkatan nutrisi terbaik dan
pertumbuhan dalam budidaya abalon (H. tuberculata). Palmaria palmata
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
mengandung asam amino seperti leusin, valin, methionin yang baik dalam
pematangan gonad (Fitz Gerald, 2008). Asam amino ini penting dalam proses
pembentukan sel somatik dan jaringan gonad pada abalon (H.rubra) dan
H.laevigata (Grubert et al., 2004).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kematangan gonad pada abalon dipengaruhi oleh faktor endogen dan
eksogen (Hahn, 1989 dalam Setyono, 2004b). Faktor endogen tersebut adalah
prostaglandins (PGs) dan asam amino sedangkan faktor eksogen meliputi pakan,
temperatur dan fotoperiod. Salah satu faktor eksogen yang dapat dimanipulasi
adalah pakan (Setyono, 2004b). Teknologi manipulasi pakan dalam budidaya
abalon merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam proses
kematangan gonad (Bilbao et al., 2012).
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi abalon dalam proses pematangan
gonad diperlukan protein sebesar 25% (Ogino and Kato, 1995 dalam Mai et al.,
1995) dari pakan. Kebutuhan nutrisi yang lainnya adalah karbohidrat sebesar 43-
48% (Mateos, 2012). Asam lemak juga berperan dalam proses kematangan gonad,
kebutuhan lemak abalon sekitar 1,3% (Thongrod et al., 2003 dalam Mateos,
2012).
Kombinasi pakan alami yang diberikan pada proses pematangan gonad
abalon merupakan bagian dari penerapan teknologi manipulasi pakan (Bilbao et
al., 2012). Gracilaria sp. dan Ulva sp. merupakan kandidat yang baik sebagai
pakan alami yang berguna dalam mempercepat kematangan gonad induk abalon
tropis (H.asinina) (Viera et al., 2011). Kandungan nutrisi Gracilaria sp. meliputi
protein 4,17%, lemak 9,54% dan karbohidrat 42,49% (Soegiarto dan Sulustijo,
1990). Ratana-arporn and Chirapart (2006) menyatakan kandungan nutrisi Ulva
reticulata meliputi protein 21,06%, karbohidrat 55,77% dan lemak 0,75%.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Nutrisi berperan penting dalam proses kematangan gonad (Litaay, 2005).
Pembentukan germinal epitelium diantara epidermis luar dan kelenjar pencernaan
didukung oleh protein dan lemak dalam makanan yang terdapat pada tahap
immature (Soudant et al., 1999 dalam Litaay, 2005). Lemak juga berperan dalam
proses asosiasi antara oogonia dan spermatogonia dengan trabeculae yang berada
pada tahap proliferative (Mai et al., 1995).
Utting and Millican (1998) dalam Litaay (2005) menyatakan kebutuhan
lemak dan protein meningkat seiring waktu pemijahan. Peningkatan tersebut
terjadi pada proses awal vitelogenesis telur berdiameter 25-30µm dan pada jantan
ditandai dengan mulai terbentuknya spermatosit primer (4n) yang mengalami
meiosis I menjadi spermatosit sekunder kemudian spermatid atau berada pada
tahap maturing. Pada tahap matang (ripe), kandungan lemak menurun,
pematangan gamet ditandai dengan testis jantan mengandung spermatozoa
sedangkan ovarium betina mengandung ovum dan polar body II dengan diameter
> 120µm (Lodeiros et al., 2001 dalam Litaay, 2005). Karbohidrat berperan dalam
proses vitelogenesis dan spermiogenesis abalon yang disintesis menjadi asam
lemak jika mengalami kekurangan (Beltran et al., 2003 dalam Litaay, 2005).
Kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan abalon (Haliotis sp.)
berpengaruh terhadap percepatan kematangan gonad induk abalon sehingga dapat
mengatasi permintaan induk matang gonad dan siap memijah (Litaay, 2005).
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diketahui persentase kombinasi antara
Ulva reticulata dan Gracilaria sp. sebagai pakan alami yang dapat mempercepat
kematangan gonad induk abalon tropis (H.asinina).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
3.2 Hipotesis
Ada pengaruh persentase kombinasi Gracilaria sp. dan Ulva reticulata
sebagai pakan alami terhadap tingkat kematangan gonad abalon tropis (Haliotis
asinina)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Gambar 9. Kerangka konseptual penelitian
Keterangan :
= yang tidak diteliti = yang diteliti * = berdasarkan literatur
Kematangan gonad induk abalon (Haliotis asinina)
Faktor
endogenous
Faktor
exegenous
Temperatur Fotoperiod Pakan Prostaglandins
dan asam
amino
Oogenesis Spermatogenesis
Tahap
immature
<
Tahap
proliferative
Tahap
maturing
Tahap ripe
Kebutuhan nutrisi
Ulva reticulata Gracilaria sp.
Protein 25%
Karbohidrat 43-
48%
Lemak 1,3%
Protein 21,06%*
Karbohidrat 55,7%*
Lemak 0,75%*
Protein 6,9%*
Karbohidrat 27,7%*
Lemak 2,22%*
Percepatan kematangan gonad
M
e
n
g
a
t
a
s
i
Pembentukan
germinal epitelium
Oogonia
Oosit
Ovum
Pembentukan
germinal epitelium
Spermatogonia
Spermatid
Spermatozoa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 25 Februari sampai 28 Maret
2014 di Unit Pelaksana Teknis Loka Pengembangan Kompetensi Sumberdaya
Manusia Oseanografi (UPT LPKSMO) Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
4.2 Materi Penelitian 4.2.1 Peralatan Penelitian
Alat-alat yang digunakan adalah 20 bak pemeliharaan (keranjang plastik),
styrofoam, timbangan digital, caliper, spatula, refraktometer dan termometer.
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 ekor induk
yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 100 ekor induk betina abalon tropis (H.
asinina) yang berukuran 4-7 cm, Ulva reticulata dan Gracilaria sp.,
4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan
Analisys of Variance (ANOVA) yang terdiri dari lima perlakuan dan empat
ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan dan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Desain tata letak percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel bebas : persentase kombinasi pakan alami (Gracilaria sp.
dan Ulva reticulata)
Variabel tergantung : tingkat kematangan gonad
Variabel terikat : abalon tropis (H.asinina) (panjang cangkang,
pertumbuhan berat tubuh dan warna gonad) dan
kualitas air (suhu dan salinitas)
4.3.2 Pelaksanaan Penelitian
A. Persiapan dan Pengaturan Peralatan Penelitian ini menggunakan keranjang plastik volume 3 kg sebanyak 20
buah. Kemudian ditambahkan styrofoam, styrofoam dipotong berbentuk persegi
dengan ukuran 7 x 7 cm2 sebanyak 80 potong dan dipasang pada setiap keranjang
sebanyak 4 buah. Untuk menghindari abalon keluar dari keranjang, digunakan
waring sebagai penutup yang dipotong berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 20
cm2 kemudian dijahit disekeliling keranjang. Pada bagian tengah digunting
sebagai jalan keluar masuk pakan dan abalon.
Setiap keranjang diisi 10 induk abalon yang terdiri dari lima induk jantan
dan lima induk betina. Lokasi penelitian dipindahkan di laut bagian selatan Pulau
Pari yang berjarak 500 m dari pantai dengan pasang tertinggi 1,5 meter dan surut
terendah 50 cm untuk mencegah kekeringan saat surut terendah. Keranjang abalon
selanjutnya diletakkan dalam karamba yang berukuran 1,5 x 3 meter agar tidak
hanyut saat air laut pasang.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
B. Sampel Sampel abalon (H.asinina) sebanyak 200 ekor diperoleh dari hasil
tangkapan alam di Pulau Pari dengan panjang cangkang antara 4–7 cm. Warna
gonad awal yang digunakan yaitu hijau kebiruan untuk induk betina dan krem
keputihan untuk induk jantan (tahap maturing).
C. Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan adalah Ulva reticulata dan Gracilaria sp. yang
diperoleh dari sekitar Pulau Pari. Pakan ditempatkan dalam karamba berukuran 1
x 1 x 0,3 m3 agar tetap segar. Kombinasi pakan abalon (H. asinina) diberikan
setiap tiga hari sekali sebanyak 10% / jenis pakan selama satu bulan. Pakan segar
diletakkan dalam keranjang plastik dan ditambahkan pecahan karang sebagai
pemberat.
Setiap hari dilakukan pembersihan untuk menghilangkan feces yang
mengendap dalam keranjang. Pakan yang diberikan sebelum dan sesudah akan
ditimbang menggunakan timbangan digital untuk mengetahui laju konsumsi
pakan induk abalon (H. asinina). Pemberian pakan berdasarkan lima perlakuan,
yaitu perlakuan A Gracilaria sp. (100%) : U. reticulata (0%) (G100 : U0), B
Gracilaria (75%) : U. reticulata (25%) (G75 : U25), perlakuan C Gracilaria sp.
(50%) : U. reticulata (50%) (G50 : U50), perlakuan D Gracilaria sp. (25%) :
U.reticulata (75%) (G25 : U75) dan perlakuan E Gracilaria sp. (0%) :
U.reticulata (100%) (G0 : U100).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
D. Pertambahan berat tubuh dan panjang cangkang
Pertambahan berat ditimbang mulai dari awal penelitian, yaitu minggu
kedua dan minggu keempat. Induk abalon ditimbang satu persatu sebanyak 200
induk pada masing-masing perlakuan dengan timbangan digital. Panjang
cangkang induk diukur satu persatu sebanyak 200 induk dengan caliper.
E. Pemijahan induk abalon untuk menguji hasil penelitian
Pemijahan dilakukan setelah perlakuan pakan selama satu bulan
pemeliharaan. Percobaan tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh
persentase kombinasi pakan terhadap kematangan gonad. Pemijahan diulang
sebanyak tiga kali. Induk abalon (H.asinina) jantan dan betina sebelumnya disortir
untuk mendapatkan induk yang benar-benar matang gonad (tahap ripe).
Pemijahan tersebut dilakukan dengan memilih masing-masing 10 induk jantan
dan betina. Induk yang matang gonad (tahap ripe) kemudian ditempatkan di
dalam wadah kecil guna menghindari terjadinya fertilisasi.
Waktu pemijahan dilakukan pada malam hari. Menjelang pemijahan (siang
sampai sore hari), bak pemijahan diisi dengan air laut yang sebelumnya telah
disaring dan disterilisasi dengan UV-sterilizer. Induk abalon hasil sortir diangkat
dari keranjang lalu dicuci dengan air laut bersih untuk menghilangkan kotoran dan
lumut yang menempel.
Induk abalon selanjutnya dikering-anginkan sebagai bentuk rangsangan
pemijahan dan kemudian ditempatkan dalam bak pemijahan yang memiliki cukup
aerasi. Pada malam hari, induk dibiarkan dalam kondisi gelap dan di kontrol
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
secara berkala mulai pukul 20.00- 24.00 WIB untuk mengecek apakah telah
terjadi pemijahan.
4.4 Parameter Penelitian
A. Parameter Utama
Parameter utama yang diamati adalah tingkat kematangan gonad abalon
melalui pengamatan visual gonad yang diberi perlakuan dengan pemberian pakan
kombinasi. Pengamatan visual gonad dilakukan dengan mengacu pada Setyono
(2003) dalam Setyono (2004b).
B. Parameter Pendukung
Parameter pendukung penelitian ini adalah kualitas air yang meliputi
salinitas dan suhu, pertambahan berat tubuh, laju konsumsi pakan serta panjang
cangkang induk abalon. Pertambahan berat tubuh abalon (H.asinina) diamati dari
awal hingga berakhirnya penelitian. Pertambahan berat tubuh dihitung dengan
menggunakan rumus berat tubuh yang direkomendasikan oleh Effendie (1997)
dalam Susanto dkk. (2010) sebagai berikut :
Keterangan : W= Pertambahan berat mutlak (g) ; Wt = berat rata-rata akhir penelitian (g) ; Wo = berat rata-rata awal penelitian (g)
Konsumsi pakan harian pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rumus yang direkomendasikan oleh Pereira et al. (2007) sebagai berikut :
Keterangan : FC : Konsumsi pakan (g) ; F1 : Berat pakan awal (g) ; F2 : Berat pakan akhir (g)
W = Wt - Wo
FC = F1 – F2
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
4.5 Analisa Data
Analisa data yang meliputi pertambahan berat tubuh, laju konsumsi pakan
dan panjang cangkang abalon tropis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Analisys of Variance (ANOVA) kemudian diuji lanjut Duncan.
Pengamatan kematangan gonad secara visual induk abalon mengacu pada Setyono
(2003) dalam Setyono (2004b).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Gambar 10. Diagram Alir Penelitian
Induk abalon (H.asinina)
Persentase kombinasi pakan Gracilaria
sp. dan Ulva reticulata.
Pengamatan visual gonad induk
abalon (H.asinina) (setiap 14 hari
selama satu bulan)
Pengukuran kualitas
air (suhu dan
salinitas setiap hari
pukul 16.00 WIB)
Pengukuran
pertambahan berat
tubuh (minggu kedua
dan minggu keempat),
laju konsumsi pakan
(setiap tiga hari),
panjang cangkang (satu
kali pada awal
penelitian)
Tingkat Kematangan
Gonad (TKG)
Analisa data
Kesimpulan
100 %
Gracilaria
25 % : 75%
Gracilaria : Ulva
50% : 50%
Gracilaria : Ulva
75% : 25%
Ulva : Gracilaria
100%
Ulva
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
a. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Berdasarkan hasil pengamatan TKG induk jantan, pada perlakuan A (G100
:U0) diketahui pada minggu kedua terjadi perkembangan TKG dari tahap awal
maturing (100%) menjadi tahap ripe (30%), partly spawned (10%), dan spent
(5%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 55%. Perlakuan B (G75 :
U25) terjadi perkembangan TKG dari 100% tahap maturing menjadi ripe (30%),
partly spawned (15%) dan tidak ditemukan tahap spent (0%), sedangkan yang
tetap berada pada tahap maturing 55%. Perlakuan C (G50 : U50) terjadi
perkembangan TKG dari 100% tahap maturing menjadi ripe (35%), partly
spawned (30%) dan spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing
35%.
Perlakuan D (G25 : U75) induk jantan pada minggu kedua terjadi
perkembangan TKG dari 100% tahap maturing menjadi ripe (25%), partly
spawned (15%) dan spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing
60%. Perlakuan E (G0 :U100) terjadi perkembangan TKG dari 100% tahap
maturing menjadi ripe (25%), partly spawned (25%) dan spent (0%), sedangkan
yang tetap berada pada tahap maturing 50% (Gambar 11).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Gambar 11. Persentase TKG Induk Jantan Semua Perlakuan Pada Minggu Kedua
Keterangan : I = immature ; P = proliferative ; M = maturing ; Ps = partly spawned ; S = spent ; A (G100 : U0) ; B = (G75 : U25) ; C (G50 : U50) ; D (G25 : U75) ; E = (G0 : U100)
Pada minggu keempat, induk jantan pada perlakuan A (G100 : U0)
diketahui terjadi perkembangan TKG menjadi tahap ripe (10,5%), partly
spawned (11%) dan spent (15,6%), sedangkan yang tetap berada pada tahap
maturing 31,6% dan ditemukan tahap proliferative (32%). Induk jantan perlakuan
B (G75 : U25), diketahui terjadi perkembangan TKG tahap ripe (0%), partly
spawned (0%) dan spent (29,4%), sedangkan yang tetap berada pada tahap
maturing 52,9% dan ditemukan tahap proliferative (18%). Perlakuan C (G50 :
U50) pada minggu keempat, terjadi perkembangan TKG menjadi tahap ripe
(10%), partly spawned (45%) dan spent (25%), sedangkan yang tetap berada pada
tahap maturing 5% dan didapati tahap proliferative (15%) (Gambar 12).
Perlakuan D (G25 : U75) induk jantan pada minggu keempat, diketahui
terjadi perkembangan TKG menjadi ripe (6,7%), partly spawned (13%) dan spent
(0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 26,7% juga ditemukan
tahap immature (13,3%) dan proliferative (40%). Perlakuan E (G0 : U100)
M
M M
M
MM
RR R
R R
PS PS
PS
PSPS
S S S S S0
20
40
60
80
100
120
A B C D E
Pe
rse
nta
se (
%)
Perlakuan
M
I
P
M
R
PS
S
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
minggu keempat diketahui, terjadi perkembangan TKG menjadi tahap ripe (25%),
partly spawned (25%) dan spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap
maturing 40% dan ditemukan tahap proliferative (10%) (Gambar 12).
Gambar 12. Persentase TKG Induk Jantan Semua Perlakuan Pada Minggu Keempat
Keterangan : I = immature ; P = proliferative ; M = maturing ; Ps = partly spawned ; S = spent ; A (G100 : U0) ; B = (G75 : U25) ; C (G50 : U50) ; D (G25 : U75) ; E = (G0 : U100)
Hasil pengamatan induk betina minggu kedua pada perlakuan A (G100 :
U0) diketahui tahap awal (maturing) 100% telah terjadi perkembangan TKG
menjadi ripe (10,5%), partly spawned (10,5%) dan spent (16%), sedangkan yang
tetap berada pada tahap maturing 31,6% dan ditemukan tahap proliferative
(31,6%). Perlakuan B (G75 : U25) terjadi perkembangan TKG dari 100% tahap
maturing menjadi ripe (0%), partly spawned (0%) dan spent (29%), sedangkan
yang tetap berada pada tahap maturing 52,9% dan terdapat tahap proliferative
(17,6%). Perlakuan C (G50 : U50) terjadi perkembangan TKG dari tahap
maturing 100% menjadi ripe (10%), partly spawned (45%) dan spent (25%),
M
P
P P
P
P
M
M
M
M
M
RR
R R
RPS PS
PS
PSPS
SS S
S S0
20
40
60
80
100
120
A B C D E
Pe
rse
nta
se (
%)
Perlakuan
M
I
P
M
R
PS
S
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 5% dan terdapat tahap
proliferative (15%) (Gambar 13).
Induk betina perlakuan D (G25 :U75) pada minggu kedua menunjukkan
terjadi perkembangan TKG dari tahap maturing 100% menjadi ripe (6,7%), partly
spawned (13,3%) dan spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap
maturing 26,7% dan terdapat tahap immature (13,3%) serta proliferative (40%).
Induk betina perlakuan E (G0: U100) menunjukkan terjadi perkembangan TKG
dari tahap maturing 100% menjadi ripe (25%), partly spawned (25%) dan spent
(0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 40% dan terdapat tahap
proliferative (10%) (Gambar 13).
Gambar 13. Persentase TKG Induk Betina Minggu Perlakuan Pada Minggu Kedua
Keterangan : I = immature ; P = proliferative ; M = maturing ; Ps = partly spawned ; S = spent ; A (G100 : U0) ; B = (G75 : U25) ; C (G50 : U50) ; D (G25 : U75) ; E = (G0 : U100)
Induk betina perlakuan A (G100 : U0) pada minggu keempat, diketahui
terjadi perkembangan TKG tahap ripe (50%), partly spawned (15%) dan spent
(0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 35%. Perlakuan B (G75 :
M
P
P P
P
P
M
M
M
M
M
RR R R
R
PSPS
PS
PSPS
S
S S
S S0
20
40
60
80
100
120
A B C D E
Pe
rse
nta
se (
%)
Perlakuan
M
I
P
M
R
PS
S
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
U25) pada minggu keempat, diketahui telah terjadi perkembangan TKG menjadi
tahap ripe (10%), partly spawned (25%) dan spent (5%), sedangkan yang tetap
berada pada tahap maturing 60%. Perlakuan C (G50 : U50) diketahui terjadi
perkembangan TKG menjadi tahap ripe (30%), partly spawned (20%) dan spent
(5%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 45% (Gambar 14).
Pada minggu keempat, induk betina perlakuan D (G25 : U75) diketahui
terjadi perkembangan TKG menjadi tahap ripe (40%), partly spawned (15%) dan
spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap maturing 45%. Perlakuan E
(G0 : U100), diketahui terjadi perkembangan TKG menjadi tahap ripe (20%),
partly spawned (15%) dan spent (0%), sedangkan yang tetap berada pada tahap
maturing 65% (Gambar 14). Data lengkap pengamatan TKG induk abalon dapat
dilihat di Lampiran 6.
Gambar 13. Persentase TKG Induk Betina Semua Perlakuan Pada Minggu Keempat Keterangan : I = immature ; P = proliferative ; M = maturing ; Ps = partly spawned ; S = spent ; A (G100 : U0) ; B = (G75 : U25) ; C (G50 : U50) ; D (G25 : U75) ; E = (G0 : U100)
M
M
M
M
M M
M
R
R
RR
RPS
PS PS PS PS
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E
Pe
rse
nta
se (
%)
Perlakuan
M
I
P
M
R
PS
S
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
b. Laju konsumsi pakan
Berdasarkan pemberian pakan yang dilakukan selama satu bulan,
diperoleh hasil bahwa laju konsumsi pakan induk abalon tidak berbeda nyata (p <
0,05) pada lima perlakuan persentase kombinasi pakan (Tabel 1). Data lengkap
laju konsumsi pakan induk abalon selama satu bulan pada Lampiran 2.
Tabel 1. Laju Konsumsi Pakan Induk Abalon Selama Satu Bulan
Perlakuan Jumlah Induk Rata-rata ± St dev
A 36 0,814 ± 0,44a B 36 0,748 ± 0,46a C 36 0,817 ± 0,47a D 36 0,787 ± 0,53a E 36 0,777 ± 0,46a
Keterangan : St dev = standar deviasi A = G100:U0 ; B = G75:U25 ; C = G50:U50 ; D = G25:U75 ; E = G0:U100
c. Berat tubuh
Berdasarkan pemberian pakan yang dilakukan selama satu bulan,
diperoleh hasil pertambahan berat tubuh induk abalon. Pada minggu kedua
penelitian (Tabel 2) diperoleh hasil pertambahan berat tubuh induk abalon
tertinggi yaitu perlakuan D (G75 : U25), kemudian perlakuan A (G100 : U0),
perlakuan E (G0 : U100), perlakuan B (G75 : U25) dan pertambahan berat tubuh
terkecil pada perlakuan C (G50 : U50). Pada minggu keempat penelitian (Tabel 2)
diperoleh hasil pertambahan berat tubuh induk abalon tertinggi yaitu pada
perlakuan D (G75 : U25), kemudian perlakuan A (G100 : U0), perlakuan C (G50 :
U50), perlakuan B (G75 : U25) dan pertambahan berat tubuh terkecil pada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
perlakuan E (G0 : U100). Data hasil transformasi perubahan berat tubuh abalon
dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 2. Selisih Rata-Rata Berat Tubuh Induk Abalon Pada Minggu Kedua dan Minggu Keempat
Perlakuan W awal (gram)
W II (gram)
W IV (gram)
A 2,97 1,61 2,28 B 2,96 1,47 2,15 C 3,58 1,44 2,167 D 2,86 1,62 2,4 E 3,42 1,56 2,06
Keterangan : W awal = berat tubuh awal induk abalon ; W II = rata-rata selisih berat tubuh induk minggu kedua ; W IV = rata-rata selisih berat tubuh induk minggu keempat ; A = G100:U0 ; B = G75:U25 ; C = G50:U50 ; D = G25:U75 ; E = G0:U100
Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan pakan berpengaruh
(p > 0,05) terhadap pertambahan berat tubuh induk abalon (Lampiran 5).
Pertambahan berat tubuh induk akibat pengaruh pakan tersebut selanjutnya diuji
Duncan. Pertambahan berat tubuh induk tertinggi adalah perlakuan D (G25 : U75)
yang berbeda nyata (p > 0,05) dengan empat perlakuan lain, yaitu perlakuan A
(G100 : U0), B (G75 : U25), C (G50 : U50) dan E (G0 : U100) (Tabel 3).
Perlakuan C (G50 : U50) menunjukkan rata-rata terendah dan tidak berbeda nyata
(p < 0,05) dengan empat perlakuan lain (Tabel 3).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Tabel 3. Rata-Rata Pertambahan Berat Induk Selama Satu Bulan
Perlakuan Jumlah Induk
Rata-rata ± st dev
A 35 1,135 ± 0,22 b B 38 1,073 ±0,23b C 40 1,083±0,36b D 40 1,418±0,29a E 40 1,029±0,29b
Keterangan : St dev = standar deviasi ; A = G100:U0 ; B = G75:U25 ; C = G50:U50 ; D = G25:U75 ; E = G0:U100
d. Panjang cangkang
Panjang cangkang abalon dikelompokkan berdasarkan interval panjang
cangkang abalon. Interval panjang cangkang atau shell lenght (SL) dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu 4,0-4,9 cm, 5,0 -5,9 cm, 6,0-6,9 cm dan 7,0-7,9 cm
(Lampiran 4). Hasil pengukuran panjang cangkang awal sebelum penelitian
diketahui, panjang cangkang induk pada perlakuan A (G100 : U0) kelompok 4,0-
4,9 cm sebesar 42,5%, 5,0-5,9 cm (7,5%), 6,0-6,9 cm (27,5%) dan 7,0-7,9 cm
(1%) (Tabel 4).
Panjang cangkang induk abalon pada perlakuan B (G75 : U25) kelompok
4,0–4,9 cm sebesar 37,5%, 5,0-5,9 cm (40%), 6,0 -6,9 cm (20%), 7,0-7,9 cm
(1%). Panjang cangkang induk pada perlakuan C (G50 : U50) kelompok 4,0-4,9
cm (7,5%), 5,0-5,9 cm (55%), 6,0-6,9 cm (35%), 7,0-7,9 cm (1%). Panjang
cangkang induk pada perlakuan D (G25 : U75) kelompok 4,0-4,9 cm (17,5%),
5,0-5,9 cm (62,5%), 6,0-6,9 cm (17,5%) dan 7,0-7,9 cm (1%). Panjang cangkang
induk pada perlakuan E (G0 : U100) kelompok 4,0-4,9 cm (12,5%), 5,0-5,9 cm
(60%), 6,0-6,9 cm (27,5%) dan 7,0-7,9 cm (0%) (Tabel 4).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Tabel 4. Persentase Shell Length Induk Abalon Selama Satu Bulan (Awal Penelitian Sampai Akhir Penelitian)
Interval Persentase SL berdasarkan komposisi pakan (%) Jumlah
induk SL (cm) A B C D E
4,0-4,9 42,5 37,5 7,5 17,5 12,5 47
5,0-5,9 27,5 40 55 62,5 60 98
6,0-6,9 27,5 20 35 17,5 27,5 51
7,0-7,9 1 1 1 1 0 4 Total 40 40 40 40 40 200
Keterangan : SL = shell length / panjang cangkang ; A = G100:U0 ; B = G75:U25 ; C = G50:U50 ; D = G25:U75 ; E = G0:U100
b. Kualitas air
Selama penelitian diketahui kualitas air yang meliputi suhu dan salinitas
berada pada kisaran 27 -34˚C dan 24-34 ppt. Data lengkap mengenai kualitas air
selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 9.
5.2 Pembahasan
Secara umum, perkembangan TKG induk abalon yang dimulai pada tahap
maturing akan berkembang menjadi ripe, partly spawned dan spent. Pakan
merupakan salah satu faktor eksogen yang berpengaruh terhadap kematangan
gonad induk abalon (Setyono, 2004a). Pernyataan yang sama juga dikemukakan
oleh Capinpin et al. (1998) pakan berpengaruh terhadap kematangan gonad
abalon tropis (H.asinina) yang dimulai dari tahap proliferative berkembang
menjadi tahap maturing, ripe dan partly spawned.
Hal ini tampak pada perkembangan TKG induk abalon pada perlakuan A
(G100 : U0), B (G75 : U25), D (G25 : U75) dan E (G0 : U100), perlakuan C
induk jantan (G50 : U50) menunjukkan perkembangan TKG induk abalon lebih
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
tinggi (Gambar 12). Pada minggu keempat perlakuan C (G50 : U50) menunjukkan
berkurangnya tahap ripe (10%), tetapi terdapat peningkatan tahap partly spawned
(45%) dan muncul tahap spent (25%) (Gambar 12).
Gracilaria sp. dan Ulva reticulata yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki nutrisi esensial berupa asam lemak yang diketahui membantu proses
dalam kematangan gonad induk abalon (Viera et al., 2011). Kematangan gonad
induk abalon membutuhkan nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat dan asam
lemak dalam jumlah besar (Teruel et al., 2001 dalam Chaitanawisuti et al., 2011).
Kandungan lipid dalam Gracilaria sp. sebesar 2,22% melengkapi kekurangan
lipid pada Ulva reticulata yang berjumlah 0,75%. Lipid juga berperan penting
dalam gonadogenesis abalon (Uki and Watanabe, 1992 dalam Nelson et al., 2002)
dan proses vitelogenesis pada H. varia (Nelson et al., 2002).
Protein dalam rumput laut dimanfaatkan oleh abalon sebagai sumber
energi saat pembentukan gonad (gonadogenesis) jika sumber energi yang lain
tidak tersedia. Protein disintesis menjadi asam amino untuk meningkatkan
performa gonadogenesis (Mai et al., 1995). Kebutuhan protein meningkat
menjelang pemijahan dan menurun pasca pemijahan (Litaay, 2005). Abalon lebih
banyak menggunakan karbohidrat dan asam lemak sebagai sumber energi dalam
pembentukan gonad daripada protein karena memiliki enzim aktif (amilase) untuk
mensintesis karbohidrat menjadi lipid non esensial (Mai et al., 1995).
Perkembangan TKG induk jantan minggu keempat pada lima perlakuan,
yaitu A (G100 : U0), B (G75 : U25), C (G50 : U50), D (G25 : U75) dan E (G0 :
U100) diketahui ditemukan tahap proliferative yang bervariasi (Lampiran 6).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Pada perlakuan D (G25 : U75) juga ditemukan tahap immature (13,3%) pada
induk jantan minggu keempat (Gambar 13). Hal ini diduga terjadi akibat pengaruh
persentase kombinasi pakan sehingga siklus kematangan gonad induk abalon
tidak stabil atau mengalami atresia. Pernyataan ini diperkuat oleh Ripley (1992)
bahwa atresia dapat terjadi pada Mya arenaria akibat penurunan lipid dalam
tubuh induk karena pengaruh terbatasnya pilihan pakan.
Induk abalon dengan tahap ripe hasil penelitian dipijahkan untuk
mengetahui kemampuan induk dalam memijah. Tahap ripe digunakan sebagai
acuan pemijahan induk abalon karena secara visual volume gonad 75% lebih
besar dari kelenjar pencernaan dan mampu dilihat tanpa mematikan induk abalon.
Hasil yang didapat menunjukkan tidak terjadi proses pemijahan pada induk abalon
yang matang gonad (ripe). Kegagalan pemijahan bisa terjadi akibat persentase
kombinasi pakan yang berbeda sehingga memberikan pengaruh terhadap tingkat
kematangan gonad induk abalon.
Sebelum mendapat perlakuan, gonad induk abalon berada pada tahap
maturing. Setelah mendapat perlakuan pakan, induk abalon mengalami
perkembangan TKG yang bervariasi yaitu ripe, partly spawned dan spent
(Lampiran 6). Berdasarkan pengamatan secara visual, induk abalon tahap partly
spawned memiliki volume gonad kurang dari 50%, sedangkan induk abalon tahap
spent ditandai dengan gonad lembek, berwarna pucat dan volume gonad kurang
dari 50% karena gamet telah banyak dilepaskan ke air.
Pada penelitian ini, diketahui laju konsumsi pakan induk tertinggi terdapat
pada perlakuan C (G50:U50) dan hasil uji Duncan menunjukkan tidak berbeda
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
nyata (p < 0,05) dengan empat perlakuan lain (Tabel 1). Perubahan berat tubuh
terendah juga terjadi pada perlakuan C (G50 : U50), namun jika dibandingkan
dengan empat perlakuan lain, yaitu A (G100 : U0), B (G75 : U25), D (G25 : U75)
dan E (G0 : U100) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (p < 0,05).
Adanya perubahan berat tubuh diduga digunakan utuk proses perkembangan TKG
induk abalon. Setyono (2004a) menambahkan kemampuan abalon dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi gonad mengakibatkan kemampuan perkembangan
TKG menjadi lebih tinggi. Hal ini terlihat dari perkembangan TKG induk abalon
pada perlakuan C (G50 : U50) yang lebih tinggi dibandingkan empat perlakuan
yang lain, yaitu A (G100 : U0), B (G75 : U25), D (G25 : U75) dan E (G0 : U100).
Abalon memakan berbagai macam alga di alam jika memiliki tekstur
lembut untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Pemilihan alga sebagai pakan
dipengaruhi oleh palatabilitas (kesukaan pakan) (Steneck and Walting, 1982
dalam Viera et al., 2011). Dalam penelitian ini, induk abalon semua perlakuan
pada minggu kedua penelitian mengalami penurunan berat tubuh sebesar 58,7%
(Lampiran 4). Induk abalon memakan semua jenis alga (Gracilaria sp. dan Ulva
reticulata ) yang disediakan dalam penelitian. Hal ini diduga terjadi karena induk
abalon hanya memanfaatkan pakan alami untuk bertahan hidup karena masih
beradaptasi pada lingkungan penelitian. Pada minggu keempat penelitian,
diketahui induk abalon semua perlakuan telah mengalami peningkatan berat tubuh
sebesar 15,44% (Lampiran 4). Hal ini diduga terjadi karena induk abalon sudah
mampu beradaptasi pada lingkungan penelitian sehingga pakan alami juga
digunakan untuk perkembangan TKG induk abalon. Dugaan ini didukung oleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
pernyataan Viera et al. (2011) bahwa induk abalon mampu mensintesis karbohirat
menjadi lipid non esensial dari alga untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi
dalam proses perkembangan gonad.
Rumput laut Gracilaria sp. sebagai pakan alami yang memiliki thallus
lembut dan halus sehingga mudah dicerna oleh abalon (Haliotis sp.) (Trono and
Corrales, 1983 dalam Sjafrie, 1990). Hal ini didukung oleh pernyataan Setyono
(2006) bahwa abalon lebih menyukai bagian lembut dari alga. Terbatasnya pilihan
makanan, menyebabkan abalon (H.asinina) memakan rumput laut (Gracilaria sp.
dan Ulva reticulata) yang telah disediakan dalam penelitian. Bentuk thallus Ulva
reticulata yang berupa helaian dan mengapung diatas air diduga menyebabkan
abalon (H.asinina) tidak bisa mengambil pakan tersebut (Yulianto, 1990). Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Kurnia (2008) bahwa abalon (Haliotis sp.)
memiliki pilihan makanan (food preference) karena lebih menyukai alga merah,
dan memakan sedikit jenis alga hijau.
Berat tubuh induk moluska tidak bisa dijadikan acuan penentuan TKG
(Gurney and Mundy, 2004). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Grant and
Tyler (1983) dalam Gurney and Mundy (2004) bahwa berat tubuh abalon
(H.asinina) tidak dianjurkan digunakan sebagai acuan TKG. Diperkuat oleh
pernyataan Naylor (1996) dalam Gurney and Mundy (2004) bahwa penentuan
TKG yang ditinjau berdasarkan ukuran berat tubuh tidak dapat dijadikan sebagai
acuan apabila digunakan pada penelitian yang menggunakan ukuran sampel tidak
seragam.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Pemberian pakan alami terhadap abalon selama satu bulan tidak
berpengaruh terhadap panjang cangkang induk abalon. Hal ini dibuktikan dengan
dominasi panjang cangkang kelompok 4,0-4,9 cm sebesar 42,5%, pada perlakuan
A (G100 : U0). Perlakuan B (G75 : U25) didominasi panjang cangkang kelompok
5,0-5,9 cm sebesar 40%, perlakuan C (G50 : U50) didominasi panjang
cangkangkelompok 5,0-5,9 cm sebesar 55%, perlakuan D (G25 : U75) didominasi
panjang cangkang kelompok 5,0-5,9 cm sebesar 62,5% dan perlakuan E (G0 :
U100) didominasi panjang cangkang kelompok 5,0-5,9 cm sebesar 60% (Tabel 3).
Pertumbuhan abalon sangat lambat dan berbeda setiap spesiesnya.
Pertumbuhan panjang cangkang abalon berkisar antara 1,0-2,5 mm/bulan
(Stickney, 2000 dalam Susanto dkk., 2010). Pertumbuhan lambat abalon
disebabkan karena abalon termasuk kategori herbivora pasif sehingga hanya akan
memilih dan memanfaatkan pakan yang tersedia di sekitarnya (Cook, 1991 dalam
Susanto dkk., 2010). Pernyataan ini didukung oleh Corezani and Illanes (1996)
dalam Susanto dkk., (2010) bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi abalon
dalam memilih alga sebagai makanan, yaitu senyawa metabolit dalam alga,
morfologi dan tingkat kekerasan alga. Menurut Cardozo et al. (2007) senyawa
metabolit tersebut meliputi asam lemak, steroid, karotenoid, phycocolloid, lektin
dan mikosporin. Fitz Gerald (2008) menambahkan bahwa bagian lembut dari alga
yang berupa thallus mengandung senyawa metabolit yang dibutuhkan induk
abalon untuk proses perkembangan gonad.
Kualitas air yang berpengaruh dalam kematangan gonad induk abalon
antara lain suhu dan salinitas (Hahn, 1989 dalam Setyono, 2004b). Berdasarkan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
hasil penelitian, parameter kualitas air yang diukur adalah suhu dan salinitas.
Suhu dan salinitas yang diamati selama satu bulan penelitian berada pada kisaran
27-34˚C dan 24-34 ppt. Menurut Hone and Fleming (1998) dalam Kurnia (2008),
suhu berperan penting dalam kehidupan abalon. Suhu yang tinggi dapat
menyebabkan stres. Spesies H.asinina membutuhkan kisaran suhu 20-32˚C. Suhu
yang lebih disukai oleh H.asinina adalah 28˚C. Fallu (1991) dalam Kurnia (2008)
menambahkan bahwa abalon lebih menyukai salinitas air laut yang berkisar antara
33-35 ppt.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Persentase kombinasi pakan berpengaruh terhadap tingkat kematangan
gonad induk abalon tropis (H.asinina). Persentase kombinasi pakan Gracilaria sp.
dan Ulva reticulata sebagai pakan alami dengan perbandingan masing – masing
50% merupakan persentase yang dapat meningkatkan kematangan gonad induk
abalon (H.asinina).
6.2 Saran
1. Induk abalon hasil tangkapan alam sebaiknya diadaptasikan terlebih dahulu
dalam lingkungan laboratorium minimal satu bulan pemeliharaan untuk
menghindari stres dan kematian masal induk abalon (H.asinina).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih lama (minimal
tiga bulan) sehingga diperoleh induk abalon yang siap untuk dipijahkan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
DAFTAR PUSTAKA
Awaji, M and K. Hamano. 2004. Gonad Formation, Sex Differentiation and Gonad Maturation Processes in Artificially Produced Juveniles of The Abalone (Haliotis discus hannai). Journal of Aquaculture 239 : 397-411.
Bilbao, A., I. Uriarte., M. D. P.Viera., B. Soza., H. F. Palacios., and C. M. H
Cruz. 2012. Effect of Macroalgae Protein Levels on Some Reproductive Aspects and Physiological Parameters for the Abalone, Haliotis tuberculata coccinea (Reeve 1846). Journal of the World Aquaculture Society 43 (6) : 764-777.
Capinpin, E. C., V. C. Encena and N. C. Bayona. 1998. Studies on The
Reproductive Biology of The Donkeys Ear Abalone, Haliotis asinina Linne. Journal of Aquaculture 166 : 141-150.
Chaitanawisuti, N., S. Sangsawangchote and S. Piyatiratitivorakul. 2011.
Difference in Fatty Acid Composition of Egg Capsules from Broodstock Spotted Babylon, Babylonia areolata, Fed A Local Trash Fish and Formulated Diet under Hatchery Condition. International Journal of Fisheries and Aquaculture 3(5). pp. 89-95.
Cardozo, K. H. M., T. Guaratini., M . P. Barros., V. R. Falcao., A. P. Tonon., N.
P. Lopes., S. Campos., M. A. Torres., A. O. Souza., P. Colepicolo and E. Pinto. 2007. Metabolites from algae with economical impact. Journal of Comparative Biochemistry and Physiology 146 : 60-78.
El-deek, A. A and M. A. Brikaa. 2009. Nutritional and Biological of Marine
Seaweed as a Feedstuff and as a Pellet Binder in Poultry Diet. Journal of Poultry Science 8 (9) : 875-881.
Fleurence, J. 1999. Seaweed Proteins: Biochemical, Nutritional Aspects and
Potential Uses. Journal of Food Science and Technology 10 : 25-28. Fitz Gerald, A. 2008. Abalone Feed Requirements. South West Abalone Growers
Association. Prosiding. Final Report for SEAFISH. Pp 8-9. Grubert, M. A., G. A. Dunstan and A. J. Ritar. 2004. Lipid and Fatty Acid
Composition of Pre- and Post-Spawning Blacklip (Haliotis rubra) and Greenlip (Haliotis laevigata) Abalone Conditioned at Two Temperatures on a Formulated Feed. Journal of Aquaculture 242 : 297-311.
Grubert, M. A. 2005. Factors Influencing The Reproductive Development and
Early Life History of Blacklip (Haliotis rubra) and Greenlip (H. Laevigata).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Desertasi. School of Aquaculture University of Tasmania. Australia. pp. 81-104.
Gordon, N., A. Neori., M. Shpigel., J. Lee and S. Harpaz. 2006. Effect of diatom
diets on growth and survival of the abalone Haliotis discus hannai postlarvae. Journal of Aquaculture 252 : 225-233.
Gurney, L. J and C. N. Mundy. 2004. Reproductive Biology : Identifying
Spawning Cycles in The Genus Haliotis. Technical Reports Series 23. Tasmanian Aquaculture and Fisheries Institute. University of Tasmania. pp. 1-27.
Kurnia, U. N. 2008. Keberhasilan Rekrutmen Larva Abalon Tropis (Haliotis
asinina) Pada Substrat Yang Berbeda. Skripsi. Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Hasanudin. Makasar. Hal 10 - 11.
Litaay, M and S.S. Silva. 2003. Spawning Season, Fecundity and Proximate
Composition of the Gonads of Wild-caught Blacklip Abalone (Haliotis
rubra) from Port Fairy Waters South Eastern Australia. Journal of Aquatic
Living Resources 16 : 353-356.
Litaay, M. 2005. Peranan Nutrisi dalam Siklus Reproduksi Abalon. Jurnal Oseana
30 (3): 1-7.
Litaay, M., S.S. De-Silva and R. Gunasekera. 2007. The Blacklip Abalone (Haliotis rubra L.), Fatty Acid Profiles of Gonad and Digestive Gland in Relation to Maturation in The Female. ICHTYOS. pp. 1-12.
Marine Algae of New Zealand. 2013. Artikel. Http://www.seafriends.org.nz. 1 November 2013. Hal 8.
Mai, K., J. P. Mercer.,and J. Donlon. 1995. Comparative studies on the nutrition
of two species of abalone, Haliotis tuberculata L. And Haliotis discus
hannai Ino. III. Response of abalone to various levels of dietari lipids.
Journal of A quaculture 134 : 65-80.
Mateos, H. T. 2012. The Effects of Feed Supplemented with Omega-3
Polyunsaturated Fatty Acids on Cultured Abalone. Thesis. School of
Biomedical and Health Sciences. Faculty of Health, Engineering and
Science. Victoria University. Australia. Pp 43-56.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Norziah, M. H and C. Y. Ching. 2000. Nutritional Composition of Edible
Seaweed Gracilaria changgi. Jurnal Food Chemistry 68 : 69-76.
Najmudeen, M. T. 2007. Variation in Biochemical Composition during Gonad Maturation of The Tropicl abalone Haliotis varia Linnaeus 1758 (Vestigastropoda : Halotidae). Marine Biology Research 3. pp. 454-461.
Nelson, M. M., D. L. Leighton., C. F. Phlegner and P. D. Nichols. 2002.
Comparison of Growth and Lipid Composition in The Green Abalone, Haliotis fulgens, Provided Spesific Macroalgal Diets. Comp. Biochem. Physiol. Part B 131. pp. 695-712.
Octaviany, M. J. 2007. Beberapa Catatan tentang Aspek Biologi dan Perikanan
Abalon. Jurnal Oseana 32 (4) : 39 – 47.
Pereira, l., Riquelme and H. Hosokowa. 2007. Effect of There Photoperiod
Regimes on The Growth and Mortality of The Japanese Abalone Haliotis
discus hanaino. Journal of Shellfish Research 26 (4): 763-767.
Qi, Z., H.Liu., B. Li., Y. Mao., Z. Jiang., J. Zhang and J. Fang. 2010. Suitability
of two seaweeds, Gracilaria lemaneiformis and Sargassum pallidum as feed
for the abalone Haliotis discus hannai Ino. Journal of Aquaculture 300 :189
– 193.
Rasyid, A. 2004. Berbagai Manfaat Algae. Jurnal Oseana 29 (3) : 9-15.
Ratana-arporn, P and A. Chirapart. 2006. Nutritional Evaluation of Tropical
Green Seaweeds Caulerpa lentillifera and Ulva reticulata. Journal of
Kasesart University 40 : 75-83.
Rusdi, I., A. Hanafi., B. Susanto dan M. Marzuqi. 2010. Peningkatan Sintasan
Benih Abalon Haliotis squamata di Hatchery Melalui Optimalisasi Pakan
dan Lingkungan. Laporan Akhir. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya
Laut. Hal 5-29.
Robertson-Andersson, D. V., M. Potgieter., J. Hansen., J. J. Bolton., M. Troell., R.
J. Anderson., C. Halling and T. Probya. 2007. Integrated Seaweed
Cultivation on an Abalone Farm in South Africa. Journal of Applied
Phycology pp. 1-17.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Ripley, B. J. 1992. Life History Traits and Population Processes in Marine
Bivalve Molluscs. Thesis. Woods Hole Oceanographic Institution. Pp 21.
Soegiarto, A dan Sulustijo. 1990. Utilization and Farming of Seaweeds in
Indonesia. Journal of SEAFDEC/ AQD Institusional Repository (SAIR). Pp
11-19.
Sjafrie, N. D. M. 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria.
Jurnal Oseana 15 (4) : 147 – 155.
Suminto, D. A. P. Sani dan T. Susilowati. 2010. Prosentase Perbedaan Pengaruh
Tingkat Kematangan Gonad Terhadap Fertilitas dan Daya Tetas Telur
dalam Pembenihan Buatan Abalone (Haliotis asinina). Jurnal Saintek
Perikanan 6 (1) : 79 - 87.
Setyono, D. E. D. 2004a. Abalone (Haliotis asinina L) Induction of Spawning.
Jurnal Oseana, 29 (3) : 17 – 23.
, 2004b. Abalone (Haliotis asinina) Factors Affect Gonad
Maturation. Jurnal Oseana 29 (4) : 9 – 15.
Setyono, D. E. D. 2005. Abalone (Haliotis asinina) Early Juvenile Rearing and
Ongrowing Culture. Jurnal Oseana 30 (2) : 1-10.
Setyono, D. E. D. 2006. Reproductive Aspects of the Tropical Abalone Haliotis
asinina from Southern Lombok Waters Indonesia. Journal of Marine
Research Indonesia 30 : 1- 14.
Setyono, D. E. D. 2008. Biologi dan Ekologi Abalon. Jurnal Oseana 33 (4) : 1 –
13.
Setyono, D. E. D dan I. Aswandy. 2010. Ongrowing Techniques for Juvenile
Donkey Ear Abalone (Haliotis asinina) at Pamenang Waters North Lombok
Indonesia. Journal of Marine Research Indonesia 35 (2) : 15 – 22.
Setyono, D. E. D. 2011. Teknik Reproduksi Benih Abalon Tropis. Jurnal Oseana
36 (3): 11-22.
Susanto, B., I. Rusdi., R. Rahmawati., I. N. A. Giri dan T. Sutarmat. 2010.
Aplikasi Teknologi Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) dalam
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Menunjang Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Prosiding. Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur. Hal 295-305.
Tom, P. D. 2007. Abalone. Seafood Network Information Center.
http://seafood.ucdavis.edu/. 1 November 2013. Hal 1..
Viera, M. P., G. C. De Vicose., J. L. G. Pinchetti., A. Bilbao., H. F. Palacios and
M.S. Izquierdo. 2011. Comparative Perfomances of Juvenile Abalone
(Haliotis tuberculata coccinea Reeve) Fed Enriched vs non-enriched
Macrolaga : Effect on Growth and Body Composition. Journal of
Aquaculture. 319 : 423-429.
Yulianto, K. 1990. Mengenal Ulva si Algae Hijau (Ulvaceae Chlorophyta).
Majalah Semi Populer. Lonawarta 14 (1): 1-5.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
Lampiran 1. Desain Penelitian
setelah ditutup waring Tanda panah menunjukkan induk abalon
Lokasi penelitian di laut bagian selatan Pulau Pari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PENGARUH PERSENTASE KOMBINASI Gracilaria sp. dan Ulva reticulata SEBAGAI PAKAN ALAMI TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD ABALON TROPIS (Haliotis asinina)
DYAH SUNARING FITRI