SKRIPSI
PENGARUH TERAPI BERMAIN DENGAN TEHNIK MEWARNAI
TERHADAP HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI RSI SITI AISYAH KOTA MADIUN
Oleh:
SEPI PUJI RAHAYU
NIM: 201302046
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
SKRIPSI
PENGARUH TERAPI BERMAIN DENGAN TEHNIK MEWARNAI
TERHADAP HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI RSI SITI AISYAH KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S. KEP)
Oleh:
SEPI PUJI RAHAYU
NIM: 201302046
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahhirohmannirohim..
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT
atas karunia-Nya yang begitu besar yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran dan kekuatan yang luar biasa kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Saya persembahkan karya kecil ini yang saya buat dengan sepenuh hati,
sekuat tenaga dan pikiranku ini untuk Bapak yang telah menjadi sosok ayah
terbaik dalam kehidupan saya. Untuk Ibuk dan Mama tercinta terimakasih telah
selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a yang tiada hentinya. Saya yakin
bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari do’a-do’a yang kalian
panjatkan disetiap sujudnya.
Untuk bapak Muhidin,S. Kep., Ns,. M. Kep dan ibu Riska Ratnawati,
SKM., M. Kes terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan proposal dan skripsi dengan penuh sabar dan ketelatenan. Semoga
Allah memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh bapak dan ibu.
Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih
yang telah mendidik dan membimbingku selama ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan dan ilmu yang telah diajarkan.
Untuk kalian Kelompok Kelas (Mba Ajar, Mba Ayu Galuh, Mba Dian,
Temy, Rosydah, Nuning, Andra dan Pungky Pramita), Genk Judi (Zefri, Ria,
Rere) dan Yoga Maskur Efendi terimakasih telah menjadi partner yang baik dan
terimaksih telah membantu, mendukung dan menyemangati saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuanganku perjuangan kita
belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita
mampu menjadi perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat
mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sepi Puji Rahayu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : 03 Juli 1996
Agama : Islam
Alamat : Ds. Rejomulyo, Kec. Barat, Kab. Magetan
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Lulus Dari Taman Kanak-kanak Darulullum Karangmojo Tahun 2001
Lulus Dari Sekolah Dasar Negeri Rejomulyo Tahun 2007
Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kartoharjo Tahun
2010
Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Barat Tahun 2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2013-
sekarang
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
viii
ABSTRAK
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP
HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI RSI SITI AISYAH KOTA MADIUN
SEPI PUJI RAHAYU
201302046
137 Halaman + 10 Tabel + 23 Lampiran
Hospitalisasi merupakan kondisi dimana anak mengalami sakit dan harus
dirawat di rumah sakit. Pada umumnya reaksi anak terhadap sakit adalah
kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Upaya
untuk menurunkan kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi adalah
dengan memberikan terapi bermain mewarnai, mewarnai merupakan salah satu
permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
bermain mewarnai terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
Desain penelitian ini menggunakan pra eksperimen dengan rancangan pre
test – post test with control design. Sampel penelitian berjumlah 32 anak, 16 anak
untuk sampel kelompok perlakuan dan 16 anak untuk sampel kelompok kontrol
dengan teknik sampling Simple random sampling dan alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner. Analisa data menggunakan Uji Statistik Anova dengan derajat
kemaknaan α = 0.05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pengukuran tingkat kecemasan
sebelum diberikan intervensi (pre test) didominasi oleh tingkat kecemasan berat
yaitu 29.50 sedangkan pada pengukuran akhir (post test) didominasi oleh
kecemasan ringan yaitu 16.00. Didapatkan nilai 𝜌 value = 0.000 < α = 0.05
sehingga Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara pemberian
intervensi mewarnai terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
usia pra sekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
Dengan demikian diharapkan tenaga kesehatan khususnya perawat
memberikan terapi bermain mewarnai untuk membantu menurunkan tingkat
kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.
Kata kunci : Terapi bermain mewarnai, tingkat kecemasan, anak prasekolah
ix
ABSTRACT
EFFECT OF COLORING THERAPY TOWARDS HOSPITALIZATION IN
PRESCHOOLER CHILDREN IN SITI AISYAH ISLAMIC HOSPITAL
MADIUN CITY
SEPI PUJI RAHAYU
201302046
Pages 137 + 10 Tables + 23 Appendix
Hospitalization is a condition where the child is ill and should be
hospitalized. In general, the child's reaction to pain is anxiety due to separation,
loss, injury, and pain. Efforts to reduce anxiety in children who experienced
hospitalization is to provide coloring therapy to play, coloring is one game that
gives children the opportunity to freeing their expression and very therapeutic.
This study aims to determined the effect of coloring therapy on the anxiety of
hospitalization in preschoolers at Siti Aisyah Islamic Hospital Madiun City.
This research design used pre experiment pre test and post test with
control design. The samples were 32 children, 16 children for the treatment group
and 16 children for the control group, samples in this research used Simple
random sampling and the measuring instrument used were questionnaires. Data
analysis using Anova Statistic Test with degree of significance α = 0.05.
The results showed that the measurement of anxiety level before the
intervention (pre test) was dominated by severe anxiety level was 29.50 while in
the final measurement (post test) was dominated by mild anxiety that was 16.00.
Obtained value ρ value = 0.000 <α = 0.05 so Ha accepted, meaning there was a
significant influence between the giving of coloring intervention towards the
anxiety level due to hospitalization in pre-school age children at Siti Aisyah
Islamic Hospital Madiun City.
Thus expected health workers, especially nurses provide coloring therapy
to help reduce anxiety levels of preschoolers who experienced hospitalization.
Keywords : Coloring Therapy, Anxiety Level, Preschooler Children
x
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ................................................................................................ i
Sampul Dalam ................................................................................................ ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................ iii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv
Lembar Persembahan .................................................................................... v
Lembar Pernyataan ........................................................................................ vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vii
Abstrak .......................................................................................................... viii
Abstract ......................................................................................................... ix
Daftar Isi......................................................................................................... x
Daftar Tabel ................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................ xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................. xv
Daftar Istilah................................................................................................... xvi
Daftar Singkatan............................................................................................. xix
Kata Pengantar ............................................................................................... xx
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 5
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB 2 TINJAUANPUSTAKA
2.1 Anak Prasekolah ............................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah ................................................... 8
2.1.2 Ciri-ciri Anak Prasekolah ....................................................... 8
2.1.3 Perkembangan Anak Usia Prasekolah .................................... 11
2.1.4 Tingkat Perkembangan Anak Usia Prasekolah ...................... 15
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan ................ 16
2.2 Hospitalisasi .................................................................................... 20
2.2.1 Pengertian Hospitalisasi ......................................................... 20
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Anak Terhadap
Sakit dan Rawat Inap di Rumah Sakit.................................... 20
2.2.3 Dampak Hospitalisasi Pada Anak ......................................... 21
2.2.4 Pengertian Kecemasan ............................................................ 23
2.2.5 Faktor Pencetus Kecemasan ................................................... 24
2.2.6 Tingkat Kecemasan ................................................................ 24
2.2.7 Kecemasan Pada Anak ........................................................... 26
2.2.8 Respon-respon Kecemasan ..................................................... 28
2.2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak .. 29
2.2.10 Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kecemasan Anak . 30
xi
2.2.11 Alat Ukur Kecemasan .......................................................... 31
2.3 Terapi Bermain ............................................................................... 32
2.3.1 Pengertian Terapi Bermain .................................................... 32
2.3.2 Tujuan Terapi Bermain .......................................................... 32
2.3.3 Bermain untuk Anak yang Dirawat di Rumah Sakit ............. 33
2.3.4 Syarat Bermain ....................................................................... 35
2.4 Mewarnai Gambar .......................................................................... 37
2.4.1 Pengertian Mewarnai Gambar ............................................... 37
2.4.2 Manfaat Menggambar dan Mewarnai .................................... 38
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 41
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 43
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 44
4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................... 45
4.2.1 Populasi .................................................................................. 45
4.2.2 Sampel .................................................................................... 45
4.2.3 Kriteria Sampel ...................................................................... 46
4.3 Tehnik Sampling ............................................................................. 47
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 48
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 50
4.5.1 Identifikasi Variabel ............................................................... 50
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................................ 50
4.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 51
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 52
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 53
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 53
4.10 Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................ 54
4.10.1 Pengolahan Data ................................................................... 54
4.10.2 Analisa Data .......................................................................... 56
4.11 Etika Penelitian ............................................................................... 57
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ...................................... 59
5.2 Karakteristik Responden ............................................................... 59
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 60
5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................ 61
5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hari Rawat ... 62
5.3 Hasil Penelitian ............................................................................. 63
5.3.1 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Kelompok
Perlakuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi ....... 63
5.3.2 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Kelompok
Kontrol Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi .......... 64
5.3.3 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai terhadap
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Mina
RSI Siti Aisyah Kota Madiun ............................................. 65
xii
5.4 Pembahasan .................................................................................. 66
5.4.1 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Sebelum
Diberikan Intervensi ............................................................ 66
5.4.2 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Sesudah
Diberikan Intervensi ............................................................ 69
5.4.3 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai terhadap tingkat
Kecemasan Anak ................................................................. 70
5.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 71
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 73
6.2 Saran ............................................................................................. 74
Daftar Pustaka ............................................................................................... 75
Lampiran ....................................................................................................... 78
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ............................................ 45
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ........................................... 51
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Anak Usia
Prasekolah Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang Mina
RSI Siti Aisyah Kota Madiun ........................................... 60
Tabel 5.2 Deskripsi Tendensi Sentral Usia Responden
Kelompok Prelakuan dan Kelompok Kontrol di
Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun ...................... 61
Tabel 5.3 Tendensi Sentral Lama Hari Rawat Kelompok
Responden dan Kelompok Kontrol di Ruang Mina
RSI Siti Aisyah Kota Madiun ........................................... 62
Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Pengukuran Tendensi Sentral
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Kelompok
Perlakuan di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota
Madiun .............................................................................. 63
Tabel 5.5 Deskripsi Hasil Pengukuran Tendensi Sentral
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Kelompok
Kontrol di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun .... 64
Tabel 5.6 Hasil Uji Anova data pre test dan post test Tingkat
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah di Ruang
Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun ................................. 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka konsep tentang pengaruh terapi bermain
dengan tehnik mewarnai gambar terhadap
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSI Siti
Aisyah Kota Madiun ........................................................ 41
Gambar 4.1 Kerangka Kerja ................................................................ 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pengesahan Judul ....................................................... 78
Lampiran 2 Surat Izin Pencarian Data Awal .............................................. 79
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden .............................. 80
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................ 81
Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Kecemasan Anak ...................................... 82
Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan Anak ....................... 84
Lampiran 7 SOP Terapi Bermain dengan Tehnik Mewarnai Gambar ........ 85
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ................................................................ 87
Lampiran 9 Syrat Balasan Izin Penelitian RSI Siti Aisyah Kota
Madiun ..................................................................................... 88
Lampiran 10 Lembar Observasi .................................................................... 89
Lampiran 11 Tabulasi Data Kelompok Perlakuan ........................................ 91
Lampiran 12 Tabulasi Data Kelompok Kontrol ........................................... 93
Lampiran 13 Tendensi Sentral Usia Anak Prasekolah .................................. 95
Lampiran 14 Tendensi Sentral Lama Hari Rawat Anak Prasekolah ............ 97
Lampiran 15 Frekunsi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Prasekolah .......... 99
Lampiran 16 Hasil Penghitungan SPSS Uji Anova Pengaruh Terapi
Bermain Mewarnai Gambar terhadap Hospitalisasi Pada
Anak Usia Prasekolah Di RSI Siti Aisyah Kota Madiun ........ 100
Lampiran 17 Data Hasil Soal Pre Test Kelompok Perlakuan ....................... 101
Lampiran 18 Data Hasil Soal Post Test Kelompok Perlakuan ..................... 103
Lampiran 19 Data Hasil Soal Pre Test Kelompok Kontrol .......................... 105
Lampiran 20 Data Hasil Soal Post Test Kelompok Kontrol ......................... 107
Lampiran 21 Lembar Revisi ......................................................................... 109
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 112
Lampiran 23 Lembar Konsultasi ................................................................... 113
Lampiran 24 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 115
xvi
DAFTAR ISTILAH
Affective : Kemampuan mengungkapkan emosi
Ansietas : Kecemasan
Anomaly Kromosom : Kelainan kromosom
Benefit : Bentuk imbal jasa atau dasar kebutuhan yang
berguna untuk memperlancar proses kerja.
Coding : Penyuntingan data
Confidentiality : Aspek yang menjamin kerahasiaan data atau
informasi
Drop out : Keluar dari sesuatu kegiatan
Dwarfisme : Kondisi seseorang kekurangan pertumbuhan ,
dengan rendah dan kecil yang dibawah normal
Editing : Penyuntingan data
Egosentris : Menjadi diri sendiri sebagai titik pusat pemikiran
(perbuatan)
Eksperimen : Percobaan
Hamilton Rating Scale
for Anxiety (HRS-A)
: Alat ukur kecemasan HRS-A
Herediter : Pewaris watak dari induk ke keturunannya baik
secara biologis melalui gen (DNA) atau secara
sosial
Inform consent : Persetujuan atas dasar informasi dalam pelayanan
kesehatan
Judgement sampling : Teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti
Mean difference : Nilai rata-rata hitung dari beda atau selisih
Missing : Hilang
Nontoxic : Tidak beracun
xvii
One group pre and post
test desaign
: Rancangan pra – pasca tes dengan satu grup
Pre test : Pra test atau sebelum perlakuan
Pre test post test with
control design
: Rancangan pra – pasca tes dengan kelompok
control
Protektif : Sifat seseorang untuk menjaga dan melindungi
sesuatu yang dicintai atau disukai secara
berlebihan
Post test : Sesudah perlakuan
Psikiater : Profesi dokter spesialitik yang memiliki
spesialisasi dalam diagnosis dan penanganan
gangguan emosional
Purposive sampling : Teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti
Puzzle : Permainan bongkar pasang
Quasi eksperimen : Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sebab
akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti
Regresi : Salah satu metode untuk menentukan hubungan
sebab akibat antara satu variabel yang lain
Reality testing abillity : Kemampuan seseorang untuk menilai realitas
Respect for justice an
inclusiveness
: Prinsip keadilandan keterbukaan
Scientific attitude : Perilaku keseharian yang ditunjukkan oleh seorang
peneliti atau ilmuwan dalam proses mempelajari,
melaksanakan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan
Scoring : Pemberian skor
Splitting of personality : Pemecahan kepribadian
xviii
Support System : Sistem pendukung keputusan
Tabulating : Pengulangan
Uji Statistik anova : Bentuk khusus dari analisis statistik yang banyak
digunakan dalam penelitian eksperimen
Uji Statistik wilcoxson : Uji non parametris untuk mengukur signifikansi
perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan
berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi
tidak normal
Variabel Dependen : Variabel terikat
Variabel Independen : Variabel bebas
xix
DAFTAR SINGKATAN
Anova
Cm
:
:
Analysis of Variance
Centi meter
HRS-A : Hamilton Rating Scale for Anxiery
Kg : Kilo gram
MRS : Masuk Rumah Sakit
RSI : Rumah Sakit Islam
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RTA : Reality Testing Abillity
xx
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan
judul “Pengaruh Terapi Bermain dengan Tehnik Mewarnai Terhadap Hospitalisasi
Pada Anak Usia Prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di
Progam Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Mulia Madiun.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam kegiatan penyusunan
skripsi tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan
motivasi pada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
2. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns,. M.Kep sebagai Ketua Prodi S-1
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
3. Bapak Muhidin, S.Kep., Ns,. M.Kep sebagai pembimbing 1 yang telah
member petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skripsi ini.
4. Ibu Riska Ratnawati, SKM., M.Kes sebagai pembimbing II yang telah
member petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skripsi ini
xxi
5. Keluarga dan teman-teman yang selalu bersama dalam suka dan duka
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperanserta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Madiun, 01 Agustus 2017
Sepi Puji Rahayu
NIM. 201302046
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak yang sakit dan harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa
sulit karena tidak dapat melakukan kebiasaan seperti biasanya. Lingkungan dan
orang-orang asing, perawatan dan berbagai prosedur yang dijalani oleh anak
merupakan sumber utama stres, kecewa dan cemas, terutama untuk anak yang
pertama kali dirawat dirumah sakit (Nelson, 2000).
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana
dan darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Supartini, 2000).
Hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan trauma
baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang
akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan
anak selama di rumah sakit.
Anak prasekolah yang dirawat di rumah sakit menunjukkan reaksi berupa
prilaku seperti protes, putus asa, dan regresi. Reaksi anak pada hospitalisasi
secara garis besar adalah sedih, takut dan bersalah karena menghadapi sesuatu
yang belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak nyaman,
perasaan kehilangan sesuatu yang bisa dialami dan sesuatu yang dirasakan
menyakitkan (Wong, 2003).
2
Diperkirakan lebih dari 5 juta anak di Amerika Serikat mengalami
hospitalisasi karena prosedur pembedahan dan lebih dari 50% dari jumlah
tersebut, anak mengalami kecemasan dan stress. Di Indonesia diperkirakan 35 per
1000 anak mengalami hospitalisasi. Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya tentang
prilaku anak sakit menunjukan bahwa 70% pasien pada awalnya menunjukan
prilaku yang negatif (agresif maupun depresif) dengan tidak melihat jenis
diagnosanya (Suparto dalam Tjahjono,2014).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Emi Agustina (2010) dengan judul
“Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Rawat Inap”, kecemasan anak
sebelum pemberian terapi (Pre test) bahwa dari 30 responden, 19 responden
(62,5%) mengalami kecemasan ringan, 11 responden (37,5%) yang mengalami
kecemasan sedang dan 0% atau tidak terdapat responden yang tidak mengalami
kecemasan maupun mengalami kecemasan berat. Sedangkan tingkat kecemasan
anak setelah pemberian terapi (post test) adalah 26 responden (87,5%) tidak
mengalami kecemasan, dan 4 responden (12,5%) yang mengalami kecemasan
ringan dan 0% atau tidak terdapat responden yang mengalami kecemasan sedang
maupun berat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
eksperimental jenis one group pre and post test design dengan tehnik sampling
purposive sampling dan menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Reaksi anak yang dirawat di rumah sakit adalah kecemasan karena
perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa nyeri. Anak yang mengalami
stress akan terjadi peningkatan kortisol, yang mana kortisol tersebut akan
3
menghambat pembentukan antibodi, menurunkan sel darah putih dan imunitas
tubuh. Adanya penekanan sistem imun inilah nampaknya akan berakibat pada
penghambatan proses penyembuhan, sehingga memerlukan waktu perawatan yang
lebih lama dan bahkan akan mempercepat terjadinya komplikasi selama
perawatan (Tjahjono, 2014). Pada masa prasekolah (usia 3-6 tahun) reaksi anak
terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan,
tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sering kali hospitalisasi
dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut
sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama
dengan perawat.
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, semua aspek
perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat
sekaligus cerdas. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit.
Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain anak
tetap ada (Katinawati, 2011). Bermain adalah suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau memperaktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku
dewasa (Alimul Hidayat, 2005). Bermain penting untuk mengembangkan emosi,
fisik, dan pertumbuhan kognitif anak, selain itu bermain juga merupakan cara
anak untuk belajar, bermain bisa menurunkan dampak kecemasan dan untuk
meningkatkan kreatifitas anak melalui beberapa jenis permainan. Bermain dapat
digunakan sebagai media psikoterapi atau pengobatan terhadap anak yang dikenal
dengan sebutan Terapi Bermain (Tedja Saputra, 2008). Karena pada saat dirawat
4
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan seperti cemas. Adapun tujuan bermain bagi anak di rumah sakit
yaitu, mengurangi rasa takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Supartini, 2004).
Pemberian terapi bermain pada anak yang mengalami hospitalisasi dapat
membatu menurunkan kecemasan pada anak, salah satunya dengan memberikan
terapi bermain dengan teknik mewarnai. Menggambar atau mewarnai merupakan
salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi
dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh). Mewarnai buku gambar
adalah terapi permainan melalui buku gambar untuk mengembangkan kreativitas
pada anak untuk mengurangi stress dan kecemasana serta meningkatakan
komunikasi pada anak (Supartini, 2004). Anak dapat mengekspresikan
perasaannya dengan cara menggambar, ini berarti menggambar bagi anak
merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata Suparto
dalam Paat, (2010). Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat
memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia prasekolah sudah sangat
aktif dan inajinatif selain itu anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan
kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun masih menjalani
perawatan di rumah sakit.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSI Siti Aiysah Kota Madiun
didapatkan data pada periode bulan Desember 2016 sampai Februari 2017,
jumlah anak yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 301 anak, sedangkan
jumlah anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang dirawat mencapai 121 anak
(40,1%). Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Mina, dijelaskan bahwa
5
pasien anak yang MRS mengalami kecemasan berat, terlebih pada pasien anak
yang baru pertama kali MRS. Biasanya anak yang mengalami kecemasan akan
menangis, menolak untuk tinggal sementara di rumah sakit, anak selalu meminta
untuk pulang. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang dan hasil studi
pendahuluan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
pengaruh terapi bermain dengan teknik mewarnai terhadap hospitalisasi pada
anak usia prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh terapi bermain dengan teknik mewarnai terhadap
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun?
1.3 Tujuan Penalitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi
bermain dengan teknik mewarnai terhadap hospitalisasi pada anak usia
prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi dampak dari hospitalisasi pada anak usia prasekolah
sebelum dilakuakan terapi bermain dengan teknik mewarnai di RSI Siti
Aisyah Kota Madiun.
2. Mengidentifikasi dampak dari hospitalisasi pada anak usia prasekolah
setelah dilakukan terapi bermain dengan teknik mewarnai di RSI Siti
Aisyah Kota Madiun.
6
3. Menganalisis pengaruh terapi bermain dengan teknik mewrnai terhadap
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat terhadap berbagai aspek, yaitu :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan ilmu keperawatan anak terkait dengan hospitalisasi,
khususnya dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada anak usia
prasekolah.
2. Manfaat praktis
a. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang
berguna bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan
keperawatan.
b. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif terapi
untuk anak yang mengalami hospitalisasi pada anak usia prasekolah
dan memberikan pengetahuan bahwa terapi bermain dengan teknik
mewarnai perlu dilaksanakan untuk membantu proses penyembuhan.
c. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar untuk penelitian
selanjutnya, dan menambah literatur tentang terapi bermain dengan
7
teknik mewarnai terhadap hospitalisasi pada anak usia prasekolah di
ruang perawatan anak.
d. Bagi masyarakat dan orang tua
Di harapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang
pengaruh metode bermain dengan mewarnai terhadap dampak
hospitalisasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan anak.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Prasekolah
2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah
Anak adalah individu yang sedang dalam proses tumbuh kembang,
mempunyai kebutuhan spesifik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual) yang
berbeda dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik atau biologis anak mencakup
makan, minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara
psikologis anak membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dari
ancaman (Supartini, 2004).
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun yang
mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan di
kembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal (Supartini,
2004). Potter & Perry (2005) menyatakan usia prasekolah merupakan masa
kanak-kanak awal yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada usia ini, perkembangan motorik
anak berjalan terus-menerus.
2.1.2 Ciri – ciri Anak Prasekolah
Menurut Kartono (2007), mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah
meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri fisik
Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah di bedakan dengan anak
yang dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya sangat aktif.
9
Mereka telah memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri. Berikan kesempatan
pada anak untuk lari, memanjat, dan melompat. Usahakan kegiatan tersebut
sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah
pengawasan. Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan
lebih terampil dalam tugas yang bersifat pratis, khususnya dalam tugas motorik
halus, tetapi sebaiknya jangan mengeritik anak laki-laki apabila tidak terampil.
Ciri fisik pada anak prasekolah adalah otot-otot besar pada anak
prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Anak
masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya
pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya kordinasi tangan dan
matanya masih kurang sempurna. Rata-rata kenaikan berat badan per tahun
sekitar 16,7-18,7 kg dan tinggi sekitar 103-110 cm. Mulai terjadi erupsi gigi
permanen.
2. Ciri sosial
Anak usia prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang
disekitarnya. Biasanya mereka mempunyai sahabat yang berjenis kelamin
sama. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi
secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti. Anak
menjadi sangat mandiri, agresif secara fisik dan verbal, bermain secara
asosiatif.
Pada usia 3-6 tahun anak sudah memiliki ketertarikan selain dengan
orang tua, termasuk kakek nenek, saudara kandung, dan guru sekolah, anak
10
memerlukan interaksi yang teratur untuk membantu mengembangkan
keterampilan sosialnya (Muscari, 2005).
3. Ciri emosional
Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas
dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering terjadi. Mereka
sering kali memperebutkan perhatian orang disekitarnya. Sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak usia tersebut. Iri hati pada anak prasekolah sering
terjadi, mereka sering meperebutkan perhatian guru. (Ananda, 2010).
4. Ciri kognitif
Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian dari
mereka senang berbicara, khususnya pada kelompoknya. Sebaiknya anak diberi
kesempatan untuk menjadi pendengar yang baik. Kompetensi anak perlu
dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih
sayang. Pada anak usia 3-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu
kejadian dengan kejadian yang simultan dan anak mampu menampilkan
pemikiran yang egosentrik, pada usia 4-6 tahun anak mampu membuat
klasifikasi, menjumlahkan, dan menghubungkan objek-objek anak mulai
menunjukan proses berfikir intuifif (anak menyadari bahwa sesuatu adalah
benar tetapi dia tidak dapat mengatakan alasannya), anak menggunakan banyak
kata yang sesuai tetapi kurang memahami makna sebenarnya serta anak tidak
mampu untuk melihat sudut pandang orang lain (Muscari, 2005).
11
2.1.3 Perkembangan Anak Usia Prasekolah
1. Perkembangan fisik
Pada pertumbuhan masa prasekolah pada anak pertumbuhan fisik
khususnya berat badan mengalami kenaikan pertahunya rata-rata 2 kg,
kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh
sudah mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan lain-lain.
Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah
rata-rata 6,75 – 7,5 meter setiap tahunya (Alimul Hidayat, 2005).
2. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan
halus. Motorik halus adalah pengorganisasian penggunana otot-otot kecil
seperti jari-jemari dan tangan yang sering menumbuhkan kecermatan dan
koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan
menggunakan alat-alat untuk menggunakan suatu objek. Motorik kasar
merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,
sebagian atau seluruh anggota tubuh (Nursalam, 2007).
Keterampilan motorik kasar pada anak usia 3-6 tahun sudah dapat
melompat dengan satu kaki, melompat dan berlari lebih lancar,
mengembangkan kemampuan olah raga seperti meluncur dan berenang,
anak usia prasekolah dapat mengendarai sepeda roda 3, menaiki dan
menuruni tangga dengan kaki bergantian, berdiri dengan satu kaki selama
beberapa menit, melompat dengan satu kaki. Pada usia 4 tahun dapat
12
melompati tali, dan berdiri seimbang dengan satu kaki dan mata tertutup
pada usia 5 tahun. Keterampilan motorik halus dapat merekatkan sepatu,
dapat membuat jembatan dengan tiga balok, menggambar tanda silang,
mengancingkan baju sendiri, makan sendiri, dapat makan menggunakan
sendok dan garpu, mengoleskan selai ke roti dengan menggunakan pisau,
menuangkan air kedalam gelas, mandi sendiri, menggunakan gayung saat
mandi, dan dapat ke toilet sendiri (Muscari, 2005).
Sedangkan menurut Alimul Hidayat (2005), perkembangan
motorik kasar pada anak usia 3-4 tahun yaitu, anak dapat melompat,
berjalan mundur, menendang bola. Sedangkan motorik halus anak sudah
dapat mencoret-coret dengan satu tangan, mengambil ensil, belajar
menghitung, daat ke toilet sendiri, dapat mengontrol buang air besar dan
buang air kecil, meletakan gelas di atas meja, memakai sepatu. Pada usia
4-5 tahun perkembangan motorik kasar yang di capai adalah dapat
menuruni tangga dengan cepat, seimbang pada saat berjalan mundur,
melempar dan menangkap bola, melambungkan bola. Sedangkan untuk
perkembangan motorik halus anak sudah dapat mengikat sepatu sendiri,
menggunting dengan cukup baik, mencuci tangan sendiri, dapat
membersihkan area genital setelah buang air besar dan buang air kecil,
dapat makan sendiri, membawa air dalam gelas tanpa tumpah, mandi
sendiri, memakai baju sendiri, membuka pakaian sendiri.
Anak dapat menggosok gigi pada usia 2 tahun hal ini dapat
diajarkan sejak usia dini, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan
13
gigi, radang gusi, dan enyakit lainnya. Dengan cara selalu mengajarkan
menggosok gigi ingatkan untuk anak menggosok gigi minimal 2 kali
dalam sehari terutama setelah makan dan sebelum tidur (Roper, 2002).
Usia 4-6 tahun anak mulai memegang peralatan makan dengan
benar, inilah saatnya belajar makan dengan memberikan sendok dan garpu
yang tidak mudah pecah, anak mampu memasukan makanan dalam mulut
meskipun masih berantakan. Anak usia 5 tahun mengikuti kebiasaan
makan orang lain antara lain percakapan di meja makan, sikap di meja
makan dan kemauan untuk mencoba makanan baru, mengambil makanan
sendiri dari tempat saji ke tempat makannya, serta membantu menyiapkan
dan membersihkan makanan (Muscari, 2005).
3. Perkembangan bahasa anak prasekolah
Perkembangan bahasa anak mampu menyebutkan hingga empat
gambar, empat warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung,
menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, orang atau aktivitas,
meniru berbagai bunyi kata, memahami arti larangan, berespon terhadap
panggilan dan orang-orang anggota keluarga terdekat (Alimul Hidayat,
2005).
Rata-rata anak usia 3 tahun mengucapkan 900 kata, berbicara
kalimat dengan 3-4 kata dan berbicara terus menerus. Rata-rata usia 4
tahun mengucapkan 1500 kata, mangatakan cerita yang berlebihan, dan
bernyanyi yang sederhana. Rata-rata anak usia 5 tahun dapat mengucapkan
14
2100 kata, mengetahui 4 warna atau lebih dan dapat nenamakan hari-hari
dalam 1 minggu dan bulan (Muscari, 2005).
4. Perkembangan adaptasi sosial
Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan permainan
sederhana. Menagis jika dimarahi, membuat permainan sederhana,
membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan
peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga
(Alimul Hidayat, 2005).
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel dan besarnya sel
diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif yang dapat diukur (Whally
& Wong, 2008). Perkembangan pada anak dimulai pada pertumbuhan dan
perkembangan fisik, intelektual, maupun emosional. Peristiwa
pertumbuhan secara fisik dapat terjadi dalam pertumbuhan ukuran besar
kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga pertumbuhan organ
tubuh. Pertumbuhan secara intelektual dapat di lihat dari kemampuan
secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, dan
membaca. Sedangkan perkembangan secara emosional dapat di lihat dari
perilaku sosial dilingkungan anak (Suryani, 2005).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini
perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,
kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan
15
psiko-sosial sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak
dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangan (Alimul Hidayat, 2005).
2.1.4 Tingkat Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Menurut Whalley dan Wong (2008), perkembangan anak prasekolah di
bagi atas perkembangan kepribadian yang terdiri dari :
1. Perkembangan psikososial
Menurut Nursalam (2005), masalah psikososial mengatakan krisis yang
dihadapi anak pada usia 3-6 tahun disebut “inisiatif versus rasa bersalah”.
Dimana orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga. Anak
mengembangkan rasa bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa
imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat menoleransi penindaan kepuasan dalam
periode pertama.
2. Perkembangan psikoseksual
Pada tahap ini anak prasekolah termasuk pada tahap falik, dimana masa
ini genitalia menjadi area tubuh yang menarik dan sensitive (Alimul Hidayat,
2005). Tahap falik berlangsung dari usia 3-5 tahun kepuasan anak berpusat
pada genitalia dan mastrubasi banyak usia anak prasekolah melakukan
mastrubasi untuk kesenangan fisiologis. Anak usia prasekolah berhubungan
dekat dengan orang tua lain jenis tetapi mengidentifikasi orang tua sejenis,
ketika identitas seksual berkembang kesopanan mungkin menjadi perhatian
demikian hal nya ketakutan dengan kastrasi (Muscsri, 2005).
16
3. Perkembangan mental
Menurut Whalley dan Wong (2008), pada perkembangan kognitif salah
satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk
sekolah dan pelajaran sekolah. Disini terdapat fase praoperasional (piegat)
pada anak usia 3-5 tahun. Fase ini termasuk perkembangan prakonseptual pada
usia 2-4 tahun, dan fase pikiran intuitif pada usia 4-7 tahun. Salah satu transisi
utama selama kedua fase adalah pemindahan diri pikiran egosentris menjadi
kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang
orang lain.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Menurut Nursalam (2005), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan yaitu : keturunan, nutrisi, hubungan interpersonal, tingkat sosial
ekonomi, penyakit, bahaya lingkungan, stress pada masa kanak-kanak, pengaruh
media masa, dan pola asuh orang tua.
1. Keturunan
Dalam semua budaya, sikap dan harapan dalam semua jenis budaya
berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. Jenis kelamin dan determinan
keturunan sangat kuat, mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju
perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir tersebut. Pada demensi
kepribadian dapat kita lihat saat temperamen, tingkat aktivitas, koresponsifan,
dan cenderung ke arah rasa malu. Anak yang mengalami gangguan mental dan
fisik yang diturunkan akan mengubah atau menggangu pertumbuhan emosi,
fisik dan interaksi anak dengan lingkungan sekitar (Nursalam, 2005).
17
2. Nutrisi
Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan.
Selama periode pertumbuhan pranatal yang cepat, nutrisi buruk dapat
mempengaruhi perkembangan dari waktu invlantasi ovum sampai kelahiran.
Selama bayi dan anak-anak, kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi
dibandingkan pada saat periode perkembangan pascanatal. Nafsu makan anak
akan berfluktuasi sebagai respon terhadap keberagaman sampai pertumbuhan
turbulen dimasa remaja (Soetjiningsih, 2002).
3. Hubungan interpersonal
Pada masa anak-anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan
peran penting dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi,
intelektual dan kepribadian. Anak yang melakukan kontak dengan orang lain
dapat memberikan pengaruh pada anak yang sedang berkembang. Tetapi
dengan luasnya rentang kontak dapat menjadi pelajaran dalam perkembangan
kepribadian sehat (Whalley & Wong, 2008).
4. Tingkat sosial ekonomi
Keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah mungkin akan
kurang memiliki pengaruh pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan
untuk memberikan lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi untuk
membantu perkembangan optimal anak. Pada orang tua yang sosial
ekonominya rendah tidak mampu memenuhi nutrisi yang lengkap untuk
anaknya sehingga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak baik
18
perkembangan psikososial dan perkembangan kognitif anak karena gizi yang
masuk tidak memenuhi kebutuhan anak (Whalley & Wong, 2008).
5. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi
klinis dan sejumlah gangguan herediter, gangguan pertumbuhan pada anak-
anak terlihat pada gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan
sedikitnya anomaly kromosom, gangguan pada pencernaan dan gangguan
absropsi nutrisi tubuh pada anak akan menyebabkan efek merugikam pada
pertumbuhan dan perkembangan anak (Alimul Hidayat, 2005).
6. Bahaya lingkungan
Agen bahaya yang paling sering dikaitkan dengan resiko kesehatan
adalah bahan kimia, radiasi, air, udara serta makanan yang terkontaminasi dari
berbagai sumber telah didokumentasikan dengan baik. Inhabilasi asap rokok
secara pasif oleh anak sangat berbahaya pada proses perkembangan anak
(Riyadi & Sukarmin, 2009).
7. Stress pada masa kanak-kanak
Dari sudut psikologis dan emosi pada intinya stress adalah ketidak
seimbangan antara tuntutan lingkungan dan sumber koping individu yang
mengandung ekulibrium individu tersebut. Pada anak tampak lebih rentang
mengalami stress bila dibandingkan dengan yang lain. Respon terhadap
stressor dapat berupa prilaku, psikologis, atau fisiologis. Dengan adanya stress
tersebut maka akan terbentuknya strategi koping yang dapat melindungi
dirinya menghadapi stress (Harjaningrum, 2007).
19
8. Pengaruh media masa
Media dapat memperluas pengetahuan anak tentang dunia tempat mereka
hidup dan berkonstribusi untuk mempersempit perbedaan antar kelas. Namun
media juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, karena anak masa
kini lebih tertarik pada media masa daripada anak pada beberapa dekade yang
lalu. Anak-anak masa kini lebih cenderung memilih media dan figur-figur yang
terdapat pada media masa seperti tokoh kartun dan superhiro yang mereka tiru
gayanya, sedangkan dimasa lalu anak lebih suka meniru orangtua atau walinya.
Menurut Chairinniza (2008), faktor penghambat penyelesaian tugas
perkembangan yaitu tingkat perkembangan anak yang mundur, tidak
mendapatkan kesempatan yang cukup, dan tidak mendapat bimbingan dan
arahan yang tepat, tidak ada motivasi, kesehatan buruk, cacat tubuh, dan
tingkat kecerdasan yang rendah.
9. Pola asuh orang tua
Untuk membentuk anak berhasil dalam kehidupannya kelak, orang tua
perlu mencermati hal-hal yang mendasar yang dibutuhkan anak sebagai
pondasi keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bukan hanya
pondasi, tetapi hal yang mendasar juga harus diperhatikan seperti konsep diri
anak, sikap, rasa tanggung jawab, dan motivasi dalam diri yang tinggi
(Chairnniza, 2008).
20
2.2 Hospitalisasi
2.2.1 Pengertian Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu alasan yang berencana
dan darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Supartini, 2000).
Menurut Wong (2000), berbagai perasaan yang muncul pada anak yaitu, cemas,
marah, sedih, takut, dan rasa bersalah, perasaan itu dapat timbul karena
menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak
aman dan tidak nyaman, perasaan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu
yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Anak Terhadap Sakit dan
Rawat Inap di Rumah Sakit
Menurut Supartini (2004), Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi anak
terhadap sakit dan dirawat inap di Rumah Sakit antara lain :
1. Pola asuh keluarga
Pola asuh keluarga yang terlalu protektif dan selalu memanjakan anak
juga dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas anak dirawat di rumah sakit.
Beda dengan keluarga yang suka memandirikan anak untuk aktivitas sehari-
hari anak akan lebih kooperatif bila dirumah sakit.
2. Keluarga
Keluarga yang terlalu khawatir atau stress anaknya yang dirawat di
rumah sakit akan menyebabkan anak menjadi semakin stress dan takut.
21
3. Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya
Apabila anak pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan
dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan akan takut dan trauma.
Sebaliknya apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang
baik dan menyenangkan anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter.
4. Support system yang tersedia
Anak mencari dukungan yang ada dari orang lain untuk melepaskan
tekanan akibat penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan minta dukungan
kepada orang terdekat misalnya dengan orang tua atau saudaranya. Prilaku ini
biasanya ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui selama dirawat di
rumah sakit, didampingi saat dilakukan treadment padanya, minta dipeluk saat
merasa takut dan cemas bahkan saat merasa kesakitan.
5. Keterampilan koping dalam menangani stressor
Apabila mekanisme koping anak baik dalam menerima dia harus dirawat
di rumah sakit lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani perawatan di
rumah sakit.
2.2.3 Dampak Hospitalisasi Pada Anak
Menurut Wong (2009), penyakit dan hospitalisasi merupakan krisis bagi
anak, terutama adanya stress akibat perubahan lingkungan dan kondisi dari sehat
menjadi sakit, serta anak mempunyai keterbatasan dalam mekanisme koping
dalam menghadapi stressor. Stressor yang ditunjukan anak usia prasekolah pada
saat hospitalisasi adalah :
22
1. Cemas akibat perpisahan
Karena akibat perpisahan adalah stress terbesar yang dialami anak usia
prasekolah saat hospitalisasi. Kecemasan tersebut ditunjukan dengan cara
menolak makan, mengalami sulit tidur, menangis, selalu menanyakan orang
tua, dan menarik diri.
2. Kehilangan kendali
Kehilangan kendali pada anak usia prasekolah akan meningkatkan
persepsi ancaman dan dapat mempengaruhi anak dalam melakukan mekanisme
koping. Kehilangan kendali pada anak usia prasekolah diakibatkan oleh adanya
perubahan rutinitas, reaksi fisik, serta ketergantungan yang harus dipatuhi.
3. Cedera tubuh
Konflik psikoseksual anak sangat rentan terhadap ancaman cedera tubuh.
Prosedur invasif yang dilakukan terhadap anak menimbulkan sakit maupun
tidak menjadi ancaman anak usia prasekolah karena konsep integritas tubuh
yang belum berkembang dengan baik.
4. Nyeri
Reaksi nyeri pada usia prasekolah hampir sama dengan anak usia toddler.
Anak usia prasekolah akan mendorong orang yang akan melakukan prosedur
agar menjauh. Mencoba mengamankan atau menyingkirkan peralatan, atau
berusaha mengunci dirinya ditempat yang aman.
23
2.2.4 Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif
dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut
yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Kapasitas untuk menjadi
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak
sejalan dengan kehidupan. Gangguan ansietas merupakan gangguan psikiatri yang
paling sering terjadi di Amerika Serikat (Stuart, 2006).
Kecemasan (ansietas) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Abillity/ RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan kepribadian/ Splitting of Personality), perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2011).
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisah sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi
suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut
pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau
disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Budayani, 2015).
24
2.2.5 Faktor Pencetus Kecemasan
Stressor pencetus kecemasan dapat berasal dari sumber internal atau
eksternal. Menurut Stuart (2006), stresor pencetus kecemasan dapat dikelompokan
dalam dua kategori yaitu :
1. Ancama terhadap integritas fisik
Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologi yang akan
terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri
Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri
dan fungsi sosial yang terintegritas pada individu (Stuart, 2006).
2.2.6 Tingkat Kecemasan
Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan dengan derajat yang
berbeda-beda. Menurut Stuart (2006), tingkat kecemaan dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kecemasan
dapat memotivasi belajar serta kreatifitas. Tanda dan gejala dari kecemasan
ringan antara lain : persepsi dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan
stimulasi internal dan eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta
terjadi kemampuan belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah, sulit
tidur, hipersensitif terhadap suara,tanda vital dan pupil normal.
25
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampaikan yang lain, sehingga individu mengalami
perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Respon fisiologi : sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut
kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif yaitu lahan persepsi
menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatiannya.
3. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu, individu
cenderung untuk memuaskan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak
dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukan untuk mengurangi
ketegangan. Tanda dan gejala dari kecemasan berat yaitu : persepsinya sangat
kurang, berfokus pada hal yang detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak
dapat berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak daat belajar
secara efektif. Pada tingkat ini individu mengalami sakit kepala, pusing, mual,
gemetar, insomia, palpitasi, takikardi, hiperventilasi, sering buang air kecil
maupun besar dan diare. Secara emosi individu mengalami ketakutan serta
seluruh perhatian terfokus pada dirinya.
4. Panik
Pada tingkat panik pada kecemasan berhubungan dengan terpengaruh,
ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak dapat melakaukan sesuatu walaupun dengan
26
pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan dengan
kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi kelelahan yang sangat
bahkan kematian (Stuart, 2006).
2.2.7 Kecemasan Pada Anak
Derajat kecemasaan yang tinggi terjadi pada anak usia antara dua sampai
enam tahun. Dalam jumlah tertentu kecemasan adalah sesuatu yang normal. Stress
utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah adalah kecemasan
akibat perpisahan (Wong, 2009). Kecemasan yang timbul pada anak tidak selalu
bersifat patologi tetapi dapat juga disebabkan oleh proses perkembangan itu
sendiri atau karena tingkah laku yang salah satu dari orang tua.
Menurut Nursalam (2008), manifestasi cemas pada anak antara lain :
1. Fase protes
Prilaku yang dapat diobsevasi pada fase ini yakni menangis, berteriak,
menghindari dan menolak kontak mata dengan orang asing, mencoba menahan
orang tua secara fisik untuk tetap tinggal. Prilaku-prilaku tersebut dapat
berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Protes seperti menangis,
dapat terus berlangsung hanya berhenti bila lelah, pendekatan orang asing
dapat mencetuskan peningkatan stress.
27
2. Fase putus asa
Prilaku yang dapat diobservasi pada fase ini yakni tidak aktif, menarik
diri dari orang lain, depresi, sedih, tidak komunikatif, lamanya prilaku tersebut
berlangsung bervariasi.
3. Fase pelepasan
Pada fase ini perilaku yang dapat diobservasi antara lain menunjukan
peningkatan minat terhadap lingkungan sekitar, berinteraksi dengan orang
asing atau pemberi asuhan yang dikenalinya, membentuk hubungan baru
namun dangkal, tampak bahagia, pelepasan biasanya terjadi setelah perpisahan
yang terlalu lama dengan orang tua. Selain itu anak juga menunjukan perilaku
yang kaku dan kekhawatiran yang berlebih terhadap suatu aturan. Sebagian
anak menunjukkan sikap pemalu, dan tidak merasa nyaman dengan suatu hobi
atau kegiatan rekreasi bersama. Tidak jarang diantara mereka menyadari bahwa
keadaan dan kekhawatiran yang dialami lebih disebabkan karena situasi yang
sedang terjadi, namun mereka tidak dapat menghentikan kecemasan tersebut.
Berikut ini bentuk perilaku dari gangguan kecemasan umum pada anak-anak :
a. Gelisah, gemetar, berkeringat dingin.
b. Jantung berdebar kencang, sesak nafas.
c. Sering buang air kecil.
d. Sulit berkonsentrasi.
e. Menangis, berdiam diri, ketakutan.
f. Mudah merasa lelah.
g. Menghindari interaksi dengan orang baru.
28
h. Merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut.
2.2.8 Respon-respon Kecemasan
Kecemasan dapat diespresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan timbulnya kecemasan (Kaplan
& Sadlock, 1998). Menurut Stuart (2001) pada orang yang cemas akan muncul
beberapa respon yang meliputi :
1. Respon fisiologis
a. Kardiovaskular : palpitasi, tekanan darah meningkat, tekanan darah
menurun, denyut nadi menurun.
b. Pernafasan : nafas cepat dan pendek, nafas dangkal dan terengah-engah.
c. Gastrointestinal : nafsu makan menurun, tidak nyaman pada perut, mual
dan diare.
d. Neuromuskular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing.
e. Traktus urinarius : sering berkemih.
f. Kulit : keringat dingin, gatal, wajah kemerahan.
2. Respon perilaku
Respon perilaku yang muncul adalah gelisah, tremor, ketegangan fisik,
reaksi terkejut, gugup, bicara cepat, menghindar, kurang koordinasi, menarik
diri dari hubungan interpersonal dan melarikan diri dari masalah.
3. Respon kognitif
Respon kognitif yang muncul adalah perhatian terganggu, pelupa, salah
dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, kesadaran diri meningkat,
29
tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan,
menurunnya lapangan persepsi dan kreaktifitas, bingung, takut, kehilangan
kontrol, takut pada gambaran visual dan takut cedera atau kematian.
4. Respon efektif
Respon efektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak
sabar, gelisah, tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa bersalah
dan malu.
2.2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak
Menurut Perry & Potter (2005), faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan antara lain :
1. Jenis kelamin
Pada umur 2-5 tahun, kecemasan lebih sering terjadi pada anak laki-laki
dari pada anak perempuan. Selain itu umumnya perempuan dalam merespon
stimulus atau rangsangan yang berasal dari luar lebih kuat dan lebih intensif
dari pada laki-laki (Kartono, 2002).
2. Umur
Menurut Kartono (2002), bahwa semakin tua seseorang semakin baik
seseorang dalam mengendalikan emosinya.
3. Lama hari rawat
Lama hari rawat dapat mempengaruhi kecemasan seseorang yang sedang
dirawat juga keluarga dari klien tersebut. Kecemasan anak yang dirawat di
rumah sakit akan sangat terlihat pada hari pertama sampai kedua bahkan
sampai hari ketiga, dan biasanya memasuki hari keempat atau kelima
30
kecemasan yang dirasakan anak akan mulai berkurang. Kecemasan pada anak
yang sedang dirawat biasanya berkurang karena adanya dukungan orang tua
yang selalu menemani anak selama dirawat, teman-teman anak yang datang
berkunjung kerumah sakit atau anak sudah membina hubungan yang baik
dengan petugas kesehatan (perawat, dokter) sehingga dapat menurunkan
tingkat kecemasan anak.
2.2.10 Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kecemasan Anak
Menurut Wong (2000), upaya untuk mengatasi kecemasan pada anak
antara lain :
1. Melibatkan orang tua anak, agar orang tua berperan aktif dalam perawatan
anak dengan cara mebolehkan mereka untuk tinggal bersama anak selama 24
jam. Jika tidak mungkin, beri kesempatan orang tua untuk melihat anak setiap
saat dengan maksud untuk mempertahankan kontak antar mereka.
2. Modifikasi lingkungan rumah sakit, agar anak tetap merasa nyaman dan tidak
asing dengan lingkungan baru.
3. Peran dari petugas kesehatan rumah sakit (dokter, perawat), dimana diharapkan
petugas kesehatan khususnya perawat harus menghargai sikap anak karena
selain orang tua perawat adalah orang yang paling dekat dengan anak selama
perawatan di rumah sakit. Sekalipun anak menolak orang asing (perawat),
namun perawat harus tetap memberikan dukungan dengan meluangkan waktu
secara fisik dekat dengan anak mengajak bermain dengan menggambar dan
mewarnai gambar.
31
2.2.11 Alat Ukur Kecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah
ringan, sedang , berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrumen)
yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur
ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi
dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. (Dadang Hawari, 2011) Masing-masing
kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)
1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekai
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater)
atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara
langsung. Masing-masing nilai angka (skore) dari ke 14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu :
Nilai (Skore) : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
32
2.3 Terapi Bermain
2.3.1 Pengertian Terapi Bermain
Terapi bermain adalah media komunikasi antara anak dengan orang lain,
termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan di rumah sakit (Supartini, 2004).
Menurut Alimul Hidayat (2005), bermain adalah suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktikan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreaktif mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia
prasekolah mempunyai motorik kasar dan halus yang lebih matang. Anak sudah
lebih aktif kreatif dan imajinatif (Supartini, 2004). Anak usia prasekolah
merupakan masa inisiatif anak mulai berkembang dan anak ingin mengetahui
lebih banyak lagi mengenai hal-hal di sekitarnya. Anak mulai berfantasi dan
mempelajari model keluarga atau bermain peran seperti peran guru, ibu dan lain-
lain (Nursalam, 2003).
2.3.2 Tujuan Terapi Bermain
Menurut Supartini (2004), bermain sebagai terapi mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya.
33
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. Permainan
adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
menyenangkan selama dirumah sakit.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi dan fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seerti yang ada dalam pikirannya.
4. Dalam beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit. Bermain dapat mengalihkan rasa sakit sehingga dapat
menurunkan rasa cemas, taku, nyeri, dan marah.
2.3.3 Bermain Untuk Anak yang Dirawat di Rumah Sakit
Perawatan anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan
stress, baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa bukti ilmiah menunjukan
bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab stress bagi anak
dan orang tuanya, baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan ruang
rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun
lingkungan sosial, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap petugas
kesehatan itu sendiri. Perasaan seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan
yang tidak menyenangkan lainnya, sering kali dialami anak. Untuk itu, anak
memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut. Media yang
paling efektif adalah melalui kegiatan bermain, permainan yang terapeutik
didasari oleh pandangan bahwa bermain bagi anak merupakan aktifitas yang sehat
dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan
untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan pikiran anak, mengalihkan
34
perasaan nyeri dan relaksasi. Dengan demikian, kegiatan bermain harus menjadi
bagian integral dari pelayanan kesehatan anak dirumah sakit (Brenan dalam
Supartini, 2004).
Aktivitas bermain yang dilakukan perawat di rumah sakit akan
memberikan keuntungan sebagai berikut :
1. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat karena
dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai kesempatan
untuk membina hubungan yang baik dan menyenangkan dengan anak dan
keluarganya.
2. Perawat di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada
anak.
3. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas, takut, sedih, tegang dan nyeri.
4. Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mempunyai tingkah laku yang positif.
5. Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi
secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya.
Orang tua harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak mulai dari awal
permainan sampai mengevaluasi hasil permainan anak bersama dengan
perawat dan orang tua anak lainnya.
35
2.3.4 Syarat Bermain
Ada beberapa hal yang dipersyaratkan untuk dapat melakukan kegiatan
bermain yang baik untuk anak (Adriana, 2013), yaitu :
1. Perhatikan faktor usia anak
Sesuaikan mainan aktivitas dengan kematangan motorik anak, yaitu
sejauh mana gerakan-gerakan otot tubuh siap melakukan gerakan-gerakan
tertentu. Juga sesuaikan dengan kognisinya, yaitu sejauh mana anak mampu
memahami permainan tersebut. Jika terlalu sulit, anak jadi malas bermain dan
jika terlalu gampang menyebabkan anak cepat bosan, untuk itu pilihlah mainan
yang dapat merangsang kreativitas anak.
2. Tidak harus sehat
Dalam kegiatan bermain tentu akan lebih baik jika anak dalam kondisi
sehat, namun anak yang sakitpun diperbolehkan untuk bermain, kegiatan
bermain bisa mempercepat proses kesembuhannya tentunya jenis
permainannya disesuaikan dengan kondisi fisik anak. Misalnya pilih permainan
yang bisa dilakukan ditempat tidur seperti melipat, mewarnai, menggambar
atau mendengarkan dongeng, memainkan jari-jemari sambil bercerita, main
tebak-tebakan dan sebagainya.
3. Lama bermain
Tergantung karakteristik anak, ada yang aktif dan pasif. Namun
sebaiknya bermain tak terlalu lama agar anak tak mengabaikan tugas-tugas
lainya seperti makan, mandi, dan istirahat tidur. Waktu anak untuk bermain,
buatlah komitmen lebih dulu. Misal, boleh main selama 1 jam, setelah itu harus
36
mandi atau makan. Namun kita harus konsisten dengan aturan itu agar anak
tidak bingung. Bagi anak yang sakit jika anak membutuhkan banyak istirahat
jangan dipaksakan untuk bermain.
4. Pastikan mainannya aman
Terlebih untuk bayi, keamanan mainan harus diperhatikan betul. Plih
yang tidak mudah rusak, pecah ataupun terurai seperti manik-manik karena
dikhawatirkan akan masuk mulut atau lubang hidung atau telinga. Jangan ula
memberika mainan yang bertali panjang, berukuran kecil dan menggunakan
listrik. Selain itu secara umum mainan anak haruslah tidak boleh ada bagian
yang mudah tertelan, tidak tajam atau berujung runcing, catnya tidak beracun
(nontoxic), tidak mudah mengelupas, menjepit, dan tidak menimbulkan api.
5. Dampingi anak
Perlu diingat, mainan bukan pengganti orang tua, melainkan sarana untuk
mendekatkan hubungan orang tua dengan anak. Jadi, selalu dampingi anak
disaat bermain. Tanpa arahan kita, anak akan bermain sendiri tanpa mengenal
tujuan dari permainan tersebut. Oleh kerena itu kita perlu selalu mendampingi
mereka dalam bermain. Hal ini juga untuk mengatasi segala persoalan yang
dihadapi tiap anak, seperti sulitnya berkonsentrasi terhadap suatu kegiatan.
Situasi ini juga dapat memacu pertumbuhan harga diri anak dengan
memberikan pengarahan pada setiap hasil kegiatan atau penemuan-penemuan
anak dalam proses bermain.
Ada beberapa macam permainan anak sebagaimana disebut (Abu
Ahmadi dalam Yusuf, 2011), yaitu :
37
a. Permainan fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat, naik, dan
turun tangga, lari-lari, bermain tali dan bermain bola.
b. Permaina fisik, seperti menjadikan kursi sebagai kuda, main sekolah-
sekolahan, dagang-dagangan, perang-perangan, dan masak-masakan.
c. Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat kue dari tanah liat,
membuat gunung pasir, membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk,
membentuk bangunan rumah-rumahan dari potongan-poyongan kayu dan
membuat senjata dari pelepah daun pisang.
d. Permainan prestasi, seperti sepak bola, bola voly, tenis meja dan bola
basket.
e. Permaina reseptif dan apresiatif, seperti mendengarkan cerita, atau dongeng,
menggambar atau mewarnai gambar.
2.4 Mewarnai Gambar
2.4.1 Pengertian Mewarnai Gambar
Menggambar atau mewarnai merupakan salah satu permainan yang
memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh). Mewarnai buku gambar adalah terapi permainan
melalui buku gambar untuk mengembangkan kraktivitas pada anak untuk
mengurangi stress dan kecemasana serta meningkatakan komunikasi pada anak
(Supartini, 2004). Anak dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara
menggambar, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk
berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata (Suparto dalam Paat, 2010). Dengan
menggambar atau mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang karena
38
pada dasarnya anak usia prasekolah sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu
anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan kemampuan motorik halus
dengan menggambar meskipun masih menjalani perawatan di rumah sakit.
2.4.2 Manfaat Menggambar dan Mewarnai
Menurut Sudaryat (2011), warna adalah kesan yang diperoleh dari cahaya
berupa pantulan dari benda-benda yang dikenalnya. Kegunaannya sebagai daya
tarik, pembentuk sifat dan karakter, pembuat suasana dan pembangkit emosi.
Untuk itu manfaat dari menggambar dan mewarnai adalah :
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan keterampilan motorik
halus.
3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia prasekolah, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
4. Anak dapat mengespresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu
cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata-kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress kognitifnya tidak akurat
dan negatif.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
39
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah prilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
8. Melalui mewarnai gambar, seseorang dapat menuangkan simbolisasi tekanan
atau kondisi traumatis yang dialaminya ke dalam coretan dan pemilihan warna.
Dinamika secara sikologis menggambarkan bahwa individu dapat menyalurkan
perasaan-perasaan yang tersimpan dalam bawah sadarnya dan tidak dapat
dimunculkan kedalam realita melalui gambar. Melalui mewarnai gambar,
seseorang secara tidak sadar telah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu
mengekspresikan rasa sedih, tertekan, stress, menciptakan gambaran-gambaran
yang membuat kita kembali merasa bahagia. Melalui aktifitas mewarnai
gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan, sehingga
dapat menciptakan koing yang positif. Koping positif ini titandai dengan
prilaku dan emosi yang positif (Aizah & Wati, 2014).
Hasil penelitian para ahli menyatakan bahwa warna yang digunakan anak-
anak adalah warna-warna primer, dengan kata lain anak masih suka pada warna-
warna murni seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Adapun anak yang mewarnai
gambarnya sesuai dengan warna alam benda, hanyalah terbatas pada warna-warna
tertentu, misalnya : hijau untuk daun, coklat untuk tanah dan biru untuk langit
atau laut. Sebagian besar anak memilih warna apa saja yang mereka inginkan
disamping mereka sendiri sudah memiliki warna kesukaan. Kedua hal ini terjadi
disebabkan oleh pengaruh warna secara kejiwaan terhadap seseorang.
40
Pengaruh warna secara kejiwaan ini berbeda dengan pengaruh warna
secara inderawi relaif sama untuk setiap individu, misalnya :
1. Warna orange dan kuning yang dapat menyilaukan atau warna hijau yang
menyejukan. Terapi warna dinyatakan bisa membantu menyeimbangkan
gangguan fisik, emosional dan spiritual. Setiap warna bergema ke frekuensi
berbenda, dan membawa sifat penyembuh yang spesifik.
2. Warna biru melambangkan ketenangan dan kesedihan. Selain itu, warna biru
juga membantu mengatasi peradangan, menghentikan pedarahan, meredakan
demam, meredakan stress, rasa nyeri serta menenangkan agresi dan histeria.
3. Warna hijau dapat dikatakan penyembuh yang luar biasa. Hijau digunakan
untuk menyeimbangkan dan menstabilisasi energi tubuh.
4. Warna kuning dapat menstimulasi konsentrasi. Warna kuning dapat
digunakan untuk mengurangi keluhan keluhan penyakit yang berhubungan
dengan stress.
5. Warna merah untuk memulihkan pasien dengan amarah (Turana, 2010).
41
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka konsep tentang pengaruh terapi bermain dengan tehnik
mewarnai terhadap hospitalisasi pada anak usia prasekolah
Hospitalisasi Faktor eksternal :
a. Pola asuh
b. Keluarga
c. Pengalaman
dirawat
sebelumnya
d. Lama hari rawat
e. Support system
f. Keterampilan
koping
Faktor internal :
a. Usia
b. Jenis kelamin
Kecemasan atau
ansietas
Keterangan :
: Diukur
: Tidak diukur
: Berhubungan
: Berpengaruh
Reduksi kecemasan anak
usia prasekolah
Terapi bermain dengan
tehnik mewarnai
42
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa penelitian ini penulis ingin
melihat pengaruh terapi bermain dengan tehnik mewarnai dengan hospitalisasi
atau perawatan yang dialami anak prasekolah di rumah sakit. Anak yang sakit
atau MRS akan mengalami hospitalisasi. Hospitalisasi dapat mempengaruhi
kecemasan atau ansietas pada anak usia prasekolah. Faktor yang mempengaruhi
kecemasan diantaranya adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal terdiri dari pola asuh, keluarga, pengalaman dirawat sebelumnya, lama
hari rawat, support system dan keterampilan koping. Faktor internal terdiri dari
usia dan jenis kelamin. Upaya untuk mereduksi kecemasan anak usia prasekolah
yang mengalami hospitalisasi adalah pemberian terapi bermain dengan tehnik
mewarnai gambar. Dari intervensi berupa pemberian terapi bermain dengan tehnik
mewarnai gambar dapat dilihat atau diukur adanya pengaruh terapi bermain
dengan tehnik mewarnai terhadap kecemasan pada anak usia prasekolah.
Dengan demikian diharapkan adanya pemberian terapi bermain dengan
tehnik mewarnai pada anak usia prasekolah yang mengalami perawatan di rumah
sakit/hospitalisasi kecemasan dapat teratasi atau berkurang.
43
3.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan (Sugiyono, 2009).
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Ha : Ada pengaruh terapi bermain dengan tehnik mewarnai terhadap
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Ruang Mina RSI Siti Aiysah
Kota Madiun.
44
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian. Cara penelitian meliputi desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampling, identifikasi variabel, definisi operasional,
teknik pengumpulan data, penyajian data, etika penelitian, dan keterbatasan
penelitian (Arikunto, 2010).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang
diharapkan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses
penelitian (Nursalam, 2013).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen.Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test – post test with control design
(rancangan pra–pasca tes dengan kelompok kontrol). Ciri dari penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen
diberikan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok
diawali dengan pre test dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali. (Nurasalam, 2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
aktifitas bermain mewarnai gambar terhadap ingkat kecemasan anak usia
prasekolah yang mengalami hospitalisasi di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
45
Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Perlakuan 01 X 02
Kontrol 01 - 02
Keterangan :
01 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test).
X : Perlakuan (terapi bermain mewarnai).
02 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test).
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel
(Mardalis, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia
prasekolah (3-6 tahun) yang dirawat di RSI Siti Aiysah Kota Madiun.
4.2.2 Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010) sampel merupakan sebagian yang diambil
dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi dengan
menggunakan cara atau tehnik tertentu sehingga sampel tersebut dapat mewakili
populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi di RSI Siti Aiysah Kota Madiun. Rumus besar sampel
dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus Federer (1963) yang dikutip dari
Suyanto (2010) yaitu dapat ditentukan berdasarkan total kelompok (t) yang
digunakan dalam penelitian sehingga t = 2 kelompok maka besar sampel yang
digunakan :
46
(t – 1) (n – 1) ≥ 15
(2 – 1) (n – 1) ≥ 15
1 (n – 1) ≥ 15
(n - 1) ≥ 15/1
n – 1 ≥ 15
n ≥ 16 responden per kelompok
Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang
diperlukan untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
adalah n = 16 responden.
4.2.3 Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi
bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Kelompok perlakuan
a. Pasien anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi
b. Pasien anak usia prasekolah yang diijinkan orang tuanya dan bersedia
menjadi responden
47
c. Pasien anak usia prasekolah yang mampu atau bersedia berperan serta
dalam pemberian terapi bermain mewarnai yang dirawat lebih dari 1 –
2 hari di RSI Siti Aisyah Kota Madiun
2) Kelompok kontrol
a. Pasien anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi
b. Pasien anak usia prasekolah yang diijinkan orang tuanya dan bersedia
menjadi responden
c. Pasien anak usia prasekolah yang mampu atau bersedia berperan serta
dalam pemberian terapi bermain yang dirawat lebih dari 1 – 2 hari di
RSI Siti Aisyah Kota Madiun
2. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi.
1) Kelompok perlakuan
Pasien anak usia prasekolah yang tidak mampu atau tidak dapat mengikuti
kegiatan terapi bermain mewarnai.
2) Kelompok Kontrol
Pasien anak usia prasekolah yang tidak mampu atau tidak dapat mengikuti
kegiatan terapi bermain mewarnai.
4.3 Tehnik Sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple
random sampling merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana, sehingga
relatif mudah dilakukan atau diaplikasikan dalam penelitian. Metode ini dapat
48
dilakukan dengan manual dan dapat menggunakan komputer. Pengambilan
sampel dengan teknik ini berdasarkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian
sampai kurun waktu tertentu.(Nursalam, 2016)
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam
penelitian (Hidayat, 2007).
49
Sampel
Sebagian pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang dirawat di RSI Siti Ayisah Kota Madiun
dengan jumlah 16 anak sesuai dengan kriteria inklusi
Teknik Sampling
Simple random sampling
Desain Penelitian Pra – Eksperimental (pre test – post test with control design)
Pengumpulan Data
Populasi
Semua pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang dirawat di RSI Siti Ayisah Kota Madiun
Pengukuran kecemasan I
Diberikan perlakuan tetapi
berbeda intervensi
Pengukuran kecemasan I
Pengolahan Data
Editing, Coding,Scoring, Tabulating
Analisis Uji Statistik Anova
Hasil dan Kesimpulan
Penyajian
Kelompok perlakuan
Terapi bermain dengan tehnik
mewarnai gambar
Kelompok kontrol
Pengukuran kecemasan II Pengukuran kecemasan II
Publikasi
Gambar 4.1 Kerangka Kerja
50
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5.1 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan
variabel-variabel yang ada dalam penelitian seperti variabel independen,
dependen, moderator, kontrol dan interving (Hidayat, 2007). Variabel penelitian
ini yaitu :
1. Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi bermain dengan tehnik
mewarnai gambar.
2. Variabel dependen (Variabel terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya Variabel independen (Sugiyono, 2011). Variabel terikat
pada penelitian ini adalah hospitalisasi pada anak usia prasekolah.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi dan replikasi (Nursalam, 2013).
51
Tabel 4.2. Definisi operasional variabel
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Kriteria
Variabel Bebas:
Terapi bermain
dengan tehnik
mewarnai.
Metode bermain
dengan tehnik
mewarnai yang
diberikan pada
anak usia
prasekolah yang
mengalami
hospitalisasi di
RSI Siti Aisyah
Kota Madiun.
Anak mampu
menyelesaikan
mewarnai gambar
minimal 75% dari
gambar yang
telah disediakan.
Lembar
observasi
Nominal - 0 = tidak
diberikan
perlakuan
1= diberikan
perlakuan
Variabel terikat:
Hospitalisasi pada
anak usia
prasekolah
Hospitalisasi
adalah suatu
proses oleh
karena suatu
alasan yang
berencana dan
darurat,
mengharuskan
anak untuk
tinggal di rumah
sakit, menjalani
terapi dan
perawatan
sampai
pemulangannya
kembali
kerumah.
Gejala sikap:
takut, gelisah,
sedih, sulit
konsentrasi,
gugup, tegang.
Gejala somatis:
gangguan tidur,
gemetar, wajah
pucat, hilang
napsu makan,
keringat dingin
Kuesioner
kecemasan
anak dari
Nur Aidar
(2011)
Interval Tidak pernah
= 0
Kadang-
kadang = 1
Sering = 2
Selalu = 3
14 – 56
Untuk tujuan
diskriptif
sebagai
berikut :
14-20=
kecemasan
ringan
21-27=
kecemasan
sedang
28-41=
kecemasan
berat
42-56=
panik
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen untuk mewarnai adalah
peralatan untuk menggambar seperti buku gambar dan pensil warna atau krayon.
Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur kecemasan anak yaitu
menggunakan kuesioner kecemasan anak dari Nur Aidar (2011). Kuesioner ini
akan diisi oleh keluarga dan terdiri dari 16 pertanyaan dengan kriteria jawaban :
a. Tidak pernah : Dinilai 0
b. Kadang-kadang : Dinilai 1
52
c. Sering : Dinilai 2
d. Selalu : Dinilai 3
Parameternya adalah :
14 – 20 = kecemasan ringan
28 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
ditelitisetelah penelitian ini dilakukan uji validitas yang tepat (Arikunto,
2010).
Penelitian ini menggunakan kuesioner kecemasan anak dari Nur
Aidar (2011) yang sudah dilakukan uji validitas, dengan nilai r hitung pada
16 pertanyaan kecemasan adalah antara 0,4606 – 0,7448 lebih besar dari r
tabel (0,444). Sehingga 16 pertanyaan tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan telah reliabel. Suatu alat yang dikatakan reliabel
alat itu mengukur suatu gejala dalam waktu berlainan senantiasa
menunjukan hasil yang sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reabilitas kuesioner
kecemasan anak, diperoleh bahwa nilai alpha untuk kecemasan adalah
53
0,8898. Nilai alpha tersebut lebih besar dari 0,600 sehingga kuesioner
tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 8 Mei sampai 10 Juni 2017.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2013).
Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah sebagai
berikut :
1. Tahap persiapan :
a. Melakukan pendataan pada pasien anak usia prasekolah sesuai dengan
kriteria inklusi pada bulan Mei 2017.
b. Responden dipilih secara random dengan cara pengundian.
c. Meminta ijin dan memberikan penjelasan pada orang tua tentang prosedur
dan tujuan dari penelitian.
d. Membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
sejumlah 16 dan kelompok kontrol sejumlah 16 anak.
54
2. Tahap pengambilan data
a. Pengumpulan data yang pertama pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan dilakukan pada bulan Mei 2017.
b. Pengumpulan data dan pengukuran kecemasan dilakukan pada anak
(responden) yang mengalami hospitalisai dengan menggunakan kuesioner
tingkat kecemasan anak yang diisi oleh keluarga atau orang tua responden.
c. Setelah data diperoleh, peneliti memberikan intervensi kepada kelompok
perlakuan berupa terapi bermain mewarnai dan kelompok kontrol diberi
intervensi terapi bermain dengan media puzzle.
4.10 Pengolahan Data dan Analisis Data
4.10.1 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini pengolah data dilakukan menggunakan software
statistik. Menurut Nugroho (2012), pengolahan data meliputi :
1. Editing
Hasil data dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih
dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan. Apabila ada data-data yang belum lengkap, jika memungkinkan
perlu dilakukan pengambilan data ulang melengkapi data-data tersebut. Tetapi
apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak
dioleh atau dimasukan dalam pengolahan “data missing” (Nugroho, 2012).
55
2. Coding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau
coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan (Nugroho, 2012).
Coding pada penelitian ini adalah :
a. Kelompok Kontrol : 0
b. Kelompok Perlakuan : 1
c. Laki – laki : 1
d. Perempuan : 2
3. Scoring
Scoring yaitu menentukan skor/nilai untuk tiap item pertanyaan dan
menentukan nilai terendah dan tertinggi (Satiadi, 2007). Tahapan ini dilakukan
setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban
responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Suyanto & Salamah,
2007).
Scoring pada penelitian ini adalah :
a. Tidak pernah : 0
b. Kadang-kadang : 1
c. Sering : 2
d. Selalu : 3
4. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2010).
56
4.10.2 Analisa Data
Analisa data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan (Sugiono, 2011). Analisa data dalam penelitian ini meliputi :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk mengalalisis pengaruh terai
bermain dengan tehnik mewarnai terhadap hospitalisasi pada anak usia
prasekolah. Penyajiannya dalam bentuk distribusi dan prosentase dari setiap
variabel (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini, peneliti menganalisa tingkat
kecemasan pada anak sebelum dan sesudah dilakukan aktifitas bermain
mewarnai gambar. Semua karakteristik responden dalam penelitian ini seperti :
usia, jenis kelamin dan lama hari rawat berbentuk kategori yang dianalisis
menggunakan analisa proporsi dan dituangkan dalam tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2005). Analisa
bivariat dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh aktifitas
bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi.
57
Untuk menentukan analisa bivariat dari penelitian ini peneliti
melakuykan analisa data terlebih dahulu. Peneliti menggunakan uji Statistik
Anova, uji ini digunakan untuk melakukan telaah variabilitas data menjadi dua
sumber variasi yaitu variasi dalam kelompok dan variasi antar kelompok.
Interpretasi data dapat dilihat dari nilai signifikansi yaitu jika nilai
signifikansi < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikansi antara sebelum dan
sesudah perlakuan, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak ada
perbedaan yang signifikansiantara sebelum dan sesudah perlakuan. Itu berarti
dari hasil statistik akan didapatkan nilai signifikansi yang menunjukan bahwa
jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak dan sebaliknya
jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima (Dahlan, 2011).
4.11 Etika Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan atau kelompok apapun,
manusia tidak terlepas dari etika atau moral. Demikian juga dalam kegiatan
keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku penelitian dengan
manusia lain sebagai objek penelitian juga tidak terlepas dari etika atau sopan
santun. Dalam hubungannya antara kedua belah pihak, masing-masing terikat
dalam hak dan kewajibannya. Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan
tugas meneliti atau melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap
ilmiah (scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun
mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan
bagi subjek penelitian (Nugroho, 2012).
58
1. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan indivudu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,
peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan
identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai pengganti
identitas responden.
2. Prinsip Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice and inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga dengan kejujuran, keterbukaan,
dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan perlu dikondisikan, sehingga
memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.
Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek peneliti memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis,
dan sebagainya. Peneliti memberikan intervensi kepada calon responden meski
tidak memenuhi kriteria inklusi penelitian. Jadi peneliti memberi keadilan
terhadap subjek.
3. Prinsip Manfaat (Benefit)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin
bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya.
Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Oleh
sebab itu, pelaksanaan penelitian ini harus dapat mencegah atau paling tidak
mengurang rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek penelitian.
59
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSI Siti Aisyah Kota Madiun yang terletak
di Jl. Mayjend Sungkono No. 38-40, Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan
Manguharjo, Kota Madiun. Penelitian ini dilakukan di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun. Ruang Mina adalah ruang rawat inap anak yang terletak
disebelah kanan Ruang Ar Raudah dan sebelah kiri Ruang Arofah. Ruang Mina
memiliki kapasitas 5 ruangan dengan 13 tempat tidur dan di desain bernuansa
menyenangkan, karena terdapat bermacam-macam gambar animasi/kartun favorit
anak sehingga Ruang Mina cocok untuk pasien anak. Penelitian dilaksanakan
pada tanggal 8 Mei – 10 Juni. Pada periode tanggal 8 Mei – 10 Juni jumlah
pasien anak yang dirawat di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun mencapai
99 anak, sedangkan jumlah anak usia prasekolah yang dirawat mencapai 44 anak.
Dalam penelitian ini peneliti menyaring dari 44 anak usia prasekolah menjadi 32
anak untuk menjadi sampel dalam penelitian.
5.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 32 responden yang terdiri dari
16 responden kelompok perlakuan dan 16 responden kelompok kontrol. Pemilihan
responden dilaksanakan dengan memilih responden sesuai dengan kriteria inklusi,
kemudian meminta izin kepada keluarga atau orang tua pasien, dan diberikan
penjelasan tentang penelitian meliputi tujuan dan manfaat yang ada dari penelitian
60
yang akan dilakukan, apabila keluarga atau orang tua anak tersebut bersedia
memberikan ijin untuk anaknya menjadi responden dalam penelitian ini maka
keluarga atau orang tua pasien menandatangani lembar persetujuan (inform
consent). Dalam penelitian ini peneliti memberikan intervensi berupa terapi
bermain mewarnai untuk responden kelompok perlakuan yang menjalani
hospitalisasi, terapi bermain mewarnai diberikan selama 1-2 kali dalam sehari
untuk menurunkan tingkat kecemasan anak. Sedangkan pada kelompok kontrol
peneliti memberikan intervensi berupa terapi bermain menggunakan puzzle
selama satu kali dalam sehari. Adapun hasil penelitian disajikan dalam deskriptif
data, tabel yang meliputi karakteristik responden, analisa univariat dan hasil
analisa bivariat sebagai berikut :
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin kelompok penelitian di
Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Anak Usia Prasekolah Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang
Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun Bulan Mei 2017 (n = 32)
Jenis
Kelamin
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Frekuensi (f) Prosentase(%) Frekuensi (f) Prosentase (%)
Laki-laki 10 62.5% 9 56.2%
Perempuan 6 37.5% 7 43.8%
Total 16 100% 16 100%
Sumber : Data Penelitian 2017
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, menunjukan bahwa proporsi terbanyak
responden pada kelompok perlakuan adalah yang berjenis kelamin laki-laki
sejumlah 62.5% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 37.5%
dan pada kelompok kontrol proporsi terbanyak juga didapatkan pada responden
61
yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 43.8% sedangkan yang berjenis kelami
perempuan sejumlah 43.8%.
5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Deskripsi pengukuran tendensi sentral karakteristik responden berdasarkan
usia di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun dijelaskan pada tabel dibawah
ini :
Tabal 5.2 Deskripsi Tendensi Sentral Usia Responden Kelompok Prelakuan dan
Kelompok Kontrol di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun
Bulan Mei 2017 (n = 32)
Kelompok Mean Median Modus Min – Max SD CI – 95%
Perlakuan 5.13 5.00 5 3 – 6 0.885 4.65 – 5.60
Kontrol 5.06 5.00 3 3 – 5 0.998 4.53 – 5.59
Sumber : Data Penelitian 2017
Berdasarkan data tabel 5.2 diatas dapat dilihat gambaran usia anak pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat dijelaskan bahwa rata-rata
usianya 5.13 tahun dan 5.06 tahun dengan median masing-masing kelompok
responden berusia 5 tahun. Pada kelompok perlakuan usia terbanyak adalah 5 dan
pada kelompok kontrol usia terbanyak adalah 3. Usia termuda pada masing-
masing kelompok berusia 3 tahun dan usia tertua pada kelompok perlakuan
berusia 6 tahun sedangkan pada kelompok kontrol berusia 5 tahun, dengan
standart deviasi pada kelompok perlakuan sebesar 0.885 tahun sedangkan pada
kelompok kontrol sebesar 0.998 tahun. Dari hasil estimasi interval pada kelompok
perlakuan dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata usia responden
diantara 4.65-5.60 sedangkan pada kelompok kontrol diatara 4.53-5.59.
62
5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Hari Rawat
Karakteristik responden di Ruang Mina RSI SitiAisyah Kota Madiun
berdasarkan lama harirawat adalah sebagai berikut :
Tabel.5.3 Tendensi Sentral Lama Hari Rawat Kelompok Responden dan
Kelompok Kontrol di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun 2017
(n = 32)
Lama Hari
Rawat
Mean Median Modus Min – Max SD CI – 95%
Kelompok
Perlakuan 2.50 2.00 2.00 2 – 4 0.730 2.11 – 2.89
Kelompok
Kontrol 3.06 3.00 3.00 2 – 4 0.680 2.70 – 3.42
Sumber : Data penelitian 2017
Berdasarkan data tabel 5.3 diatas dapat dilihat gambaran lama hari rawat
anak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dapat dijelaskan bahwa
mean lama hari rawat kelompok perlakuan 2.50 hari dan mean lama hari rawat
kelompok kontrol 3.06 hari dengan median pada kelompok perlakuan responden
dirawat selama 2.00 hari dan pada kelompok kontrol responden dirawat selama
3.00 hari. Pada kedua kelompok lama hari rawat paling banyak adalah anak yang
dirawat selama 2 hari dan lama hari rawat paling sedikit sebanyak 4 hari dengan
masing-masing standart deviasi 0.730 dan 0.680. Dari hasil estimasi interval pada
kelompok perlakuan dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata lama hari
rawat responden diantara 2.11 – 2.89 sedangkan pada kelompok kontrol diantara
2.70 – 3.42.
63
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Kelompok Perlakuan Sebelum
dan Sesudah di Berikan Intervensi
Data hasil penelitian pengaruh terapi bermain mewarnai kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Pengukuran Tendensi Sentral Kecemasan Pada Anak
Usia Prasekolah Kelompok Perlakuan di Ruang Mina RSI Siti Aisyah
Kota Madiun Bulan Mei 2017 (n = 16)
Tingkat
kecemasan
Mean Min – Max SD CI-95% Mean
Difference
Pre – test 29.50 19-39 5.774 26.42-32.58 13.5
Post – test 16.00 10-22 3.055 14.37-17.63
Sumber : Data penelitian 2017
Berdasarkan data tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa gambaran rentang
kecemasan pada responden kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi
didapatkan mean 29.50 (cemas berat) dan pada pengukuran akhir sesudah
diberikan intervensi didapatkan mean 16.00 (cemas ringan). Nilai kecemasan pada
pengukuran awal yang terendah adalah 19 dan tertinggi 39, sedangkan pada
pengukuran akhir yang terendah 10 dan tertinggi 22 dengan masing-masing
standar deviasi 5.774 dan 3.055. Tingkat kepercayaan 95% nilai kecemasan
pengukuran awal berada pada rentang 26.42 – 32.58 dan pengukuran akhir pada
rentang 14.37 – 17.63.
Terdapat penurunan mean kecemasan pada kelompok perlakuan antara
pengukuran awal sebesar 29.50 (cemas berat) dengan pengukuran akhir sebesar
16.00 (cemas ringan) sehingga selisihnya (mean difference) sebesar 13.5 yang
64
artinya penurunan mean dalam tingkat kecemasan anak kelompok perlakuan
mengalami penurunan mean
5.3.2 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Kelompok Kontrol Sebelum
dan Sesudah di Berikan Intervensi
Data hasil penelitian pengaruh terapi bermain mewarnai kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.5 Deskripsi Hasil Pengukuran Tendensi Sentral Kecemasan Pada Anak
Usia Prasekolah Kelompok Kontrol di Ruang Mina RSI Siti Aisyah
Kota Madiun Bulan Mei 2017 (n = 16)
Tingkat
kecemasan
Mean Min – Max SD CI-95% Mean
Difference
Pre – test 26.44 20-33 3.966 24.32-28.55 0.19
Post – test 26.25 20-33 3.907 24.17-28.33
Sumber : Data penelitian 2017
Berdasarkan data tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa gambaran responden
kelompok kontrol berdasatkan tingkat kecemasan pada pengukuran awal adalah
26.44 dan pada pengukuran akhir adalah 26.25. Nilai kecemasan pada pengukuran
awal yang terendah 20 dan tertinggi 33, sedangkan pada pengukuran akhir yang
terendah 20 dan tertinggi 33 dengan masing-masing standar deviasi 3.966 dan
3.907. Tingkat kepercayaan 95% nilai kecemasan pengukuran awal berada pada
rentang 24.32 – 28.55 dan pengukuran akhir pada rentang 24.17 – 28.33.
Dari uraian hasil diatas berarti tidak ada penurunan kecemasan yang
signifikan pada kelompok kontrol antara pengukuran awal sebesar 26.44 dengan
pengukuran akhir sebesar 26.25 sehingga selisihnya (mean difference) sebesar
0.19 yang artinya tidak ada penurunan yang signifikan tingkat kecemasan anak
kelompok kontrol pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir.
65
5.3.3 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun
Untuk mengetahui ada perbedaan mean yang bermakana antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol selanjutnya dilakukan uji Anova.
Hasil uji Anova pengaruh terapi bermain mewarnai di Ruang Mina RSI
Siti Aisyah Kota Madiun dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.6 Hasil Uji Anova data pre test dan post test Tingkat Kecemasan Pada
Anak Usia Prasekolah di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Pretest Between
Groups 75,031 1 75,031 3,059 ,091
Within
Groups 735,938 30 24,531
Total 810,969 31
Posttest Between
Groups 840,500 1 840,500 68,333 ,000
Within
Groups 369,000 30 12,300
Total 1209,500 31
Sumber : Data penelitian 2017
Berdasarkan tabel 5.6 pengukuran skala kecemasan setelah diberikan
intervensi pada kedua kelompok didapatkan pada kelompok perlakuan di
dapatkan nilai 𝜌 = 0.000 < α 0.05 yang menunjukan ada pengaruh yang signifikan
terapi bermain mewarnai terhadap kecemasan pada kelompok perlakuan
sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada ditemukan pengaruh tyang signifikan,
maka Ha diterima yang artinya ada pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun.
66
5.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi
terhadap responden pada bulan Mei sampai Juni 2017 dan setelah diolah, maka
peneliti akan membahas mengenai pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap
kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSI Siti Aisyah Kota
Madiun.
5.4.1 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Sebelum Diberikan Intervensi
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa gambaran responden berdasarkan
tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan dapat dijelaskan rata-rata nilai
kecemasan anak sebelum diberikan intervensi adalah 29.50 yang berada pada
kategori kecemasan berat, nilai kecemasan pada pengukuran awal yang terendah
19 dan tertinggi 39 dengan standar deviasi 5.774 dan pada tingkat kepercayaan
95% nilai kecemasan pengukuran awal berada pada rentang 26.42 – 32.58.
Sedangkan rata-rata nilai kecemasan anak setelah diberikan intervensi
terapi bermain mewarnai adalah 16.00 yang berada pada kategori cemas ringan,
nilai kecemasan pada pengukuran akhir yang terendah 10 dan tertinggi 22 dengan
standar deviasi 3.055 dan pada tingkat kepercayaan 95% nilai kecemasan
pengukuran akhir berada pada rentang 14.37 – 17.63.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Siti Azizah (2014) yang berjudul Upaya Menurunkan Cemas Akibat Hospitalisasi
dengan Aktivitas Mewarnai Gambar Pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang
Anggrek RSUD Gambiran Kediri rata-rata dari 31 responden yang mengalami
kecemasan berat sebanyak 13 anak (42%) dan 9 responden (29%) mengalami
67
cemas sedang, kemudian setelah diberikan perlakuan menunjukan bahwa
responden yang mengalami stres ringan dan sedang masing-masing sebanyak 13
anak (42%), responden yang mengalami cemas berat mengalami penurunan
menjadi 5 anak (30%). Peneliti berpendapat bahwa pada anak usia prasekola anak
yang mengalami hospitalisasi sebagian besar mengalami cemas berat, cemas berat
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengalaman anak
masuk rumah sakit. Anak yang baru pertama kali di rawat di rumah sakit akan
lebih cemas dibandingkan anak yang sudah beberapa kali di rawat di rumah sakit
(Supartini, 2004).
Kecemasan (ansietas) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Abillity/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan kepribadian/ Splitting of Personality), perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2011).
Menurut Wong (2000), upaya untuk mengatasi kecemasan pada anak
adalah melibatkan orang tua anak agar orang tua berperan aktif dalam perawatan
anak, memodifikasi lingkungan rumah sakit agar anak tetap merasa nyaman dan
tidak asing dengan lingkungan baru, serta peran dari petugas kesehatan rumah
sakit (dokter, perawat) dimana diharapkan petugas kesehatan khususnya perawat
harus menghargai sikap anak karena selain orang tua perawat adalah orang yang
paling dekat dengan anak selama perawatan di rumah sakit. Sekalipun anak
menolak orang asing (perawat), namun perawat harus tetap memberikan
68
dukungan dengan meluangkan waktu secara fisik dekat dengan anak mengajak
bermain dengan menggambar dan mewarnai.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar anak usia
prasekolah yang mengalami cemas di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun
adalah anak yang berusia 3 dan 5 tahun. Reaksi anak terhadap cemas dipengaruhi
oleh usia perkembangan mereka (Wong, 2008). Seseorang yang mempunyai usia
lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan kecemasan dari pada
seseorang yang lebih tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya (Stuart,
2006).
Penelitian diketahui bahwa sebagian besar anak usia prasekolah yang
mengalami cemas di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun adalah anak yang
berjenis kelamin perempuan sejumlah 10 anak. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin (Hockenbery & Wilson, 2009). Perempuan
lebih cemas dari pada laki-laki karena lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan-
tekanan lingkungan. Perempuan juga lebih sensitif, kurang sabar, dan mudah
mengeluarkan air mata (Trismiati, 2004). Penelitian oleh Battrick and Glasper
(2004) memperkuat bahwa anak laki-laki memiliki ketahanan yang lebih besar
terhadap adaptasi dibandingkan perempuan. Perempuan lebih mudah mengalami
kecemasan dari pada laki-laki karena perempuan lebih sensitif dan mudah
dipengaruhi oleh tekanan lingkungan.
Penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar anak usia prasekolah
yang mengalami hospitalisasi dan mengalami kecemasan berat di Ruang Mina
RSI Siti Aisyah Kota Madiun adalah anak yang dirawat pada hari rawat ke 2
69
sejumlah 13 anak. Lama hari rawat dapat mempengaruhi kondisi seseorang yang
sedang dirawat juga keluarga dari klien tersebut. Penelitian lain menyebutkan
bahwa anak prasekolah yang dirawat di rumah sakit membutuhkan waktu 2 hari
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit (Rahayu, 2006). Anak
membutuhkan cukup waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
baru.
Berdasarkan hasil diatas disimpulkan bahwa nilai rata-rata kecemasan
pada anak prasekolah sebelum diberikan intervensi anak mengalami cemas berat
dan pada pengukuran akhir setelah anak diberikan intervensi rata-rata anak
mengalami cemas ringan. Hasil penelitian juga menunjukan sebagian besar anak
usia prasekolah yang mengalami cemas di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota
Madiun adalah anak yang berusia 3 dan 5 tahun. Dan sebagian besar anak usia
prasekolah yang mengalami hospitalisasi dan mengalami kecemasan berat adalah
anak yang dirawat pada hari rawat ke 2.
5.4.2 Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Sesudah Diberikan Intervensi
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar kecemasan
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota
Madiun setelah diberikan intervensi didominasi oleh tingkat kecemas ringan yaitu
16.00 dan pada kelompok kontrol didominasi oleh tingkat kecemasan sedang
yaitu 26.25. Keadaan ini menunjukan bahwa kondisi fisik anak lebih baik, anak
sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan kecemasan berkurang.
Melalui bermain, anak melepaskan ketakutan, kecemasan, mengekspresikan
70
kemarahan dan permusuhan. Bermain merupakan cara koping yang paling efektif
untuk mengurangi kecemasan (Wong, 2001).
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Willy Satria Putra Utama (2016) yang berjudul Pengaruh Terapi Bermain Puzzle
Terhadap Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di
RSUD Kota Madiun dari 18 responden rata-rata kecemasan anak sebelum
diberikan intervensi 13 anak (72.2%) mengalami cemas berat dan setelah
diberikan intervensi 14 anak (77.8%) mengalami penurunan kecemasan menjadi
cemas ringan.
Terapi bermain diberikan dalam upaya mengurangi cemas yang dihadapi
akibat hospitalisasi. Dengan tetap bermain pertumbuhan dan perkembangan anak
yang sakit tetap terus bisa berkembang (Alimul, 2007). Didukung oleh penelitian
Subardiah (2009) yang menunjukan bahwa permainan terapeutik mampu
menurunkan kecemasan.
5.4.3 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolah Di RSI Siti Aisyah Kota Madiun
Hasil penelitian menemukan bahwa dari 32 responden yang terdiri dari 16
responden kelompok perlakuan dan 16 responden kelompok kontrol pada saat pre
test sebagian besar mengalami cemas berat dengan mean (29.50) pada kelompok
perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar mengalami cemas
sedang dengan mean (26.55).
Hasil post test menunjukan bahwa dari 16 responden kelompok perlakuan
sebagian besar mengalami penurunan tingkat kecemasan menjadi cemas ringan
71
dengan mean (16.00) dan pada 16 responden kelompok kontrol tidak ditemukan
perubahan yang signifikan.
Kemudian pada tabel 5.6 hasil uji statistik dengan uji hipotesisi Anova
dengan derajat kemaknaan 95%, diperoleh pada kedua kelompok sebelum
perlakuan didapatkan nilai 𝜌 = 0.091. Nilai 𝜌 > α = 0.05 maka varian data dari
kedua kelompok sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi.
Sedangkan pada kedua kelompok setelah diberikan intervensi didapatkan nilai 𝜌 =
0.000. Nilai 𝜌 < α = 0.05 sehingga dapat diketahui bahwa nilai 𝜌 value = 0.000 <
α = 0.05 maka Ha diterima yang artinya ada pengaruh terapi bermain mewarnai
terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di
Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
Dari hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
penurunan kecemasan pada responden kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Pada kelompok perlakuan menunjukan adanya penurunan yang signifikan
pada terapi bermain mewarnai terhadap kecemasan anak sedangkan pada
kelompok kontrol tidak ditemukan pengaruh yang signifikan.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui banyak adanya
kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum
optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian pasti memiliki
hambatan dalam proses pelaksanaannya, dalam penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan yaitu :
72
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak usia prasekolah (3–6
tahun), dimana dalam kondisi tertentu tingkat emosional anak dapat berubah-
ubah, dan ada saatnya kondisi gawat darurat seperti saat anak enangis atau
kondisi anak yang gawat sehingga kegiatan penelitian harus segera diakhiri,
sikap kooperatif anak sangat dibutuhkan karena hal tersebut akan sangat
mempengaruhi hasil dari penelitian.
Dalam pengambilan sampel peneliti tidak mengantisipasi dengan adanya
drop out dalam proses penelitian, seharusnya dalam penelitian peneliti
menambah jumlah sampel sebesar 20%.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Ruang Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun,
dimana pada Ruang Mina tidak terdapat ruangan untuk bermain anak.
Sehingga saat pemberian intervensi untuk responden, peneliti harus
memberikan intervensi di dalam ruangan atau di bagian luar kamar pasien yang
mengakibatkan tidak efektif dalam pemberian intervensi. Sehingga diharapkan
rumah sakit dapat menyediakan tempat atau ruangan bermain sendiri untuk
pasien anak yang mengalami hospitalisasi di RSI Siti Aisyah Kota Madiun.
73
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, pengujian hipotesis serta
hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini
peneliti menarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :
1. Gambaran tingkat kecemasan responden kelompok perlakuan di Ruang
Mina RSI Siti Aisyah Kota Madiun yaitu mean kecemasan sebelum
diberikan intervensi (pre test) adalah 29.50 yang berada pada kategori
cemasan berat kemudia mean kecemasan setelah diberikan intervensi (post
test) adalah 16.00 yang berada pada kategori cemas ringan.
2. Gambaran tingkat kecemasan responden kelompok kontrol di Ruang Mina
RSI Siti Aisyah Kota Madiun yaitu mean kecemasan sebelum diberikan
intervensi (pre test) adalah 26.44 yang berada pada kategori cemas sedang
kemudian mean kecemasan setelah diberikan intervensi (post test) adalah
26.25 yang berada pada kategori cemas sedang.
3. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Anova didapatkan hasil nilai 𝜌 =
0.000 < α 0.05 yang menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara
terapi bermain mewarnai terhadap kecemasan maka Ha diterima yang
artinya ada pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di Ruang Mina RSI Siti
Aisyah Kota Madiun.
74
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Praktik Keperawatan
Sebagai informasi dan masukan bagi bidang keperawatan,
khususnya keperawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan
bahwa terapi bermain mewarnai dapat dijadikan sesuatu intervensi dalam
mengatasi kecemasan anak akibat hospitalisasi.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif terapi untuk
menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah
dan memberikan pengetahuan bahwa terapi bermain mewarnai perlu
dilaksanakan untuk mendukung proses penyembuhan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi yang ada dan
meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang keperawatan anak
khususnya mahasiswa program studi ilmu keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar dan pembanding untuk
penelitian selanjutnya dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan
dengan terapi bermain dalam mengatasi kecemasan pada anak akibat
hospitalisasi.
75
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. 2013 Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain ada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Agustina, E. 2010. Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Rawat
Inap. Skripsi.
Aidar, N. 2011. Hubungan Peran Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Anak
Usia Sekolah (6-12 tahun) yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang III
Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan. Skripsi. Fakultas Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aziz, A. A. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Battrick, C., & Glasper, E. A. 2004. The View of Children and Their Familiesor
being in Hospital British Journal of Nursing.
Dahlan, S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.
Dewi, Rizki., O, Anisa,. L, Saputri. 2015. Teori & Konsep Tumbuh Kembang
Bayi, Toddler, Anak dan Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.
Elvira, S,.D. 2011. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Fathnur,S,K. 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan
Eksperimental. Yogyakarta: Deepublish.
Hawari, D. 2011. Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FKUL.
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Hockenberry & Wilson. 2009. Essential of Pediatric Nursing. St. Louwis
Missoury.Mosby:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sou
rce=web&cd=6&cad=rja&uact=8&sqi=2&v
Kaplan H, Sadock B. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya
Medika.
76
Kartinawati, Dkk. 2012. Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan
Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah (3 – 5 tahun) Yang Mengalami
Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang : Jurnal
Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3 “Gangguan-gangguan Kejiwaan”.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartono. 2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga.
Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Peoses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Muscari. 2005. Panduan Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Paat, T. C. 2010. Analisis Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Prilaku Kooperatif
pada Anak Usia Prasekolah (3 – 6 tahun) Selama Menjalani Perawatan Di
Ruang Ester RSU.Pancaran Kasih GMIM Manado. Skripsi. Universitas
Samratulangi. Manado.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fudamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Rahayu, S. 2009. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak Usia
Prasekolah Pada Masa Hospitalisasi. Skripsi. Yogyakarta.
Saryono & Setiawan, A. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1
dan S2. Yogjakarta: Nuha Medika.
Setiawan. 2014. Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Siti, A. 2014. Upaya Menurunkan Cemas Akibat Hospitalisasi Dengan Aktifitas
Mewarnai Gambar Pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anggrek RSUD
Gambiran Kediri. Skripsi. Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Stiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha.
Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
77
Stuart & Laraia. 2001. Prinsip dan Praktik Keperawatan Psikiatri. Jakarta:
Salemba Medika.
Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
https://play.google.com/store/apps/detailsid=net.websehat.bukusakuperawat
Subardiah. 2009. Therapeutic Peer Play Sebagai Upaya Menurunkan Kecemasan
Anak Usia Sekolah Selama Hospitalisasi. Skripsi. Purwokerto
http://dowload.portalgaruda.org/article.php?article=10547&val=715
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujono, R. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Suyantno. 2010. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat.
Universitas Diponegoro.
Tedja., S. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo.
Trismiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita Di
RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. Jurnal.
Wong, Donna L. H.,E, Marilyn. W, David. W, Marilyin L. S, Patricia. 2008. Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Yusuf, S. 2011. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
78
Lampiran 1
79
Lampiran 2
80
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun,
Nama : Sepi Puji Rahayu
Nim : 201302046
Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Bermain
Dengan Tehnik Mewarnai Terhadap Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah di
RSI Siti Aisyah Kota Madiun”. Sehubungan dengan ini, saya memohon kesediaan
bapak/ ibu/ saudara/ saudari untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan
saya lakukan. Kerahasiaan data bapak/ ibu/ saudara/ saudari akan sangat kami
jaga dan informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan untuk kepentingan
penelitian ini.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
ucapkan terima kasih.
Madiun, Mei 2017
Peneliti
Sepi Puji Rahayu
Nim. 201302046
81
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
yang bernama Sepi Puji Rahayu mengenai “Pengaruh Terapi Bermain Dengan
Tehnik Mewarnai Terhadap Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah di RSI Siti
Aisyah Kota Madiun” saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan
ini sangan bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya
akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.
Madiun, Mei 2017
Orang Tua Responden
(.................................)
82
Lampiran 5
Lembar Profil Responden
Petunjuk pengisian : Isilah data dibawah ini dengan lengkap dan berilah tanda
cek (√) pada kotak pilihan yang tersedia.
1. Nama :
2. Nomor Responden :
3. Jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Umur :
5. Lama perawatan :
6. Pengalaman masuk rumah sakit :
Belum pernah Sudah pernah ( ) sebutkan berapa kali
Kuesioner Tingkat Kecemasan Anak
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di
bawah ini dengan kondisi dan situasi yang anda alami
berhubungan selama anda berada di rumah sakit.
Keterangan : TP : Tidak Pernah : Nilai 0
KK : Kadang-kadang : Nilai 1
SR : Sering : Nilai 2
SL : Selalau : Nilai 3
No Gejala Kecemasan TP KK SR SL
1 Saya melihat anak saya ketakutan ketika dia
berada di ruangan ini
2 Anak saya sering menangis dan berteriak saat
perawat mendekatinya
83
3 Saya melihat anak saya gemetar dan gelisah
menghadapi perawat di ruangan ini
4 Saya melihat wajah anak saya pucat ketika
perawat menghampirinya
5 Saya melihat anak saya sedih saat saya akan
pergi meninggalkan dia di ruangan ini
6 Saya melihat anak saya takut saat saya pergi
dan tidak ada yang melindungidia
7 Saya melihat anak saya merasa tidak nyaman
karena harus menginap dan berada diruangan
ini
8 Saya melihat anak saya tidak selera makan
ketika berada di ruangan ini
9 Saya merasa tangan anak saya dingin dan
lembab saat dia berada diruangan ini
10 Saya melihat anak saya lemas dan tidak
berdaya selama berada di ruangan ini
11 Saya merasa anak saya sulit untuk
berkonsentrasi selama berada diruangan ini
12 Saya melihat anak saya gugup saat berbicara
dengan orang yang asing bagi dirinya
13 Saya melihat anak saya sering berkeringat
dingin selama menjalani perawatan diruangan
ini
14 Saya melihat anak saya enggan dan takut
untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan
teman sekamarnya
15 Saya melihat anak saya sering terbangun saat
malam hari karena mimpi buruk
16 Saya melihat anak saya sering terbangun dan
sukar untuk tidur kembali
Kuesioner oleh : Nur Aidar (2011) Total:
84
Lampiran 6
Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan Anak
No. Parameter Soal Jumlah soal
1 Gejala sikap: takut, gelisah,
sedih, sulit konsentrasi,
gugup, tegang.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14
9
2 Somatis: gangguan tidur,
gemetar, wajah pucat,
hilang nafsu makan,
keringat dingin.
9, 10, 11, 12, 13, 15, 16 7
Jumlah total soal 16
85
Lampiran 7
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI BERMAIN DENGAN TEHNIK MEWARNAI GAMBAR
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi dengan cara
memberikan terapi bermain dengan tehnik mewarnai gambar.
Tujuan 1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti kegiatan bermain, anak dapat
menunjukan rasa percaya diri serta mengurangi.
kecemasan, stress dan kebebasan anak selama di rumah
sakit.
2. Tujuan khusus :
a. Mengatasi kecemasan pada anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi.
b. Dapat mengembangkan imajinasi anak.
c. Dapat meningkatkan kreaktivitas anak.
d. Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus
dalam mewarnai.
e. Membina sosialisasi anak dengan teman sebaya,
perawat dan orang tua.
Indikasi 1. Anak yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi.
2. Anak yang menjalani perawatan dalam waktu yang
cukup lama.
Langkah-langkah
I. Tahap Pra Interaksi
Persiapan Alat :
1. Buku gambar atau buku mewarnai
2. Pensil warna atau krayon
II. Tahap Interaksi
Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga pasien
2. Memberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukkan
kepada pasien dan keluarga pasien
3. Melakukan kontrak waktu
III. Tahap Kerja :
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2. Membagikan buku gambar atau buku mewarnai dan pensil warna
kepada klien (anak)
86
3. Memberi petunjuk pada klien (anak) cara bermain
4. Mempersilahkan klien (anak) untuk melakukan permainan sendiri
atau dibantu
5. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
6. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan kegiatan
7. Mengobservasi emosi dan tingkat kecemasan kien (anak)
8. Meminta anak menceritakan apa yang dilakuakan / dibuatnya
9. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
10. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan
IV. Tahap Terminasi :
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Menutup kegiatan dengan memberikan reward kepada klien (anak)
3. Salam penutup
87
Lampiran 8
88
Lampiran 9
89
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
KELOMPOK PERLAKUAN (MEWARNAI)
No. Nama Usia Jenis kelamin Lama
perawatan
Skala kecemasan
sebelum diberikan
perlakuan
Perlakuan I
Skala kecemasan
sesudah
diberikan
perlakuan I
Perlakuan
II
Skala
kecemasan
sesudah
diberikan
perlakuan ke
II
1 An. A 4 thn L 2 hari 39 √ 23 √ 16
2 An. I 3 thn P 2 hari 32 √ 20 √ 10
3 An. P 6 thn L 4 hari 26 √ 16 - -
4 An. R 5 thn L 4 hari 19 √ 16 - -
5 An. H 6 thn L 2 hari 28 √ 17 - -
6 An. A 5 thn P 2 hari 35 √ 21 √ 14
7 An. P 5 thn P 2 hari 36 √ 23 √ 13
8 An. H 6 thn L 3 hari 25 √ 16 - -
9 An. A 4 thn P 2 hari 29 √ 18 - -
10 An. P 5 thn L 2 hari 37 √ 22 - -
11 An. D 5 thn P 2 hari 30 √ 15 - -
12 An. K 5 thn L 2 hari 35 √ 22 -
13 An. F 6 thn L 3 hari 24 √ 15 - -
14 An. B 5 thn L 3 hari 26 √ 18 - -
15 An. E 6 thn P 2 hari 29 √ 15 - -
16 An. N 6 thn L 3 hari 22 √ 14 - -
90
LEMBAR OBSERVASI
KELOMPOK KONTROL (PUZZLE)
No. Nama Usia Jenis
kelamin
Lama
perawatan
Skala
kecemasan
sebelum
diberikan
perlakuan
Perlakuan I
Skala
kecemasan
sesudah
diberikan
perlakuan I
Perlakuan
II
Skala
kecemasan
sesudah
diberikan
perlakuan
ke II
1 An. J 3 thn P 2 hari 33 √ 33 - -
2 An. F 5 thn L 3 hari 25 √ 25 - -
3 An. S 5 thn P 3 hari 22 √ 21 - -
4 An. A 3 thn L 3 hari 23 √ 23 - -
5 An. U 5 thn P 4 hari 20 √ 20 - -
6 An. F 3 thn L 3 hari 27 √ 27 - -
7 An. A 4 thn L 3 hari 24 √ 24 - -
8 An. R 4 thn P 2 hari 31 √ 30 - -
9 An. A 3 thn P 3 hari 30 √ 30 - -
10 An. W 4 thn L 4 hari 26 √ 26 - -
11 An. Z 3 thn L 3 hari 28 √ 28 - -
12 An. I 4 thn P 2 hari 30 √ 30 - -
13 An. P 3 thn L 3 hari 27 √ 27 - -
14 An. H 4 thn L 4 hari 20 √ 20 - -
15 An. F 3 thn L 4 hari 26 √ 26 - -
16 An. D 3 thn P 3 hari 31 √ 30 - -
91
Lampiran 11
Tabulasi Data Kelompok Perlakuan
Pre-Test
nama Usia jenis
kelamin
lama
perawatan
pengalaman
mrs
frekuensi
mrs
soal
1
soal
2
soal
3
soal
4
soal
5
soal
6
soal
7
soal
8
soal
9
soal
10
soal
11
soal
12
soal
13
soal
14
soal
15
soal
16 pretest Keterangan
An. A 4 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 39 cemas berat
An. I 3 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 3 3 2 32 cemas berat
An. P 6 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
An. R 5 thn laki-laki 4 hari pernah 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 19 cemas ringan
An. H 6 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 28 cemas berat
An. A 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 35 cemas berat
An. P 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 36 cemas berat
An. H 6 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 25 cemas sedang
An. A 4 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 29 cemas berat
An. P 5 thn laki-laki 2 hari pernah 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 37 cemas berat
An. D 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 30 cemas berat
An. K 5 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 35 cemas berat
An. F 6 thn laki-laki 3 hari pernah 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 24 cemas sedang
An. B 5 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
An. E 6 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 29 cemas berat
An. N 6 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 0 1 0 1 1 2 22 cemas sedang
Post-Test
nama usia jenis
kelamin
lama
perawatan
pengalaman
mrs
frekuensi
mrs
soal
1
soal
2
soal
3
soal
4
soal
5
soal
6
soal
7
soal
8
soal
9
soal
10
soal
11
soal
12
soal
13
soal
14
soal
15
soal
16 posttest Keterangan
An. A 4 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 cemas ringan
An. I 3 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 tidak cemas
An. P 6 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 cemas ringan
An. R 5 thn laki-laki 4 hari pernah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 cemas ringan
An. H 6 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 cemas ringan
An. A 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 cemas ringan
An. P 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 tidak cemas
An. H 6 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 cemas ringan
An. A 4 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 18 cemas ringan
An. P 5 thn laki-laki 2 hari pernah 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 22 cemas sedang
An. D 5 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 cemas ringan
92
An. K 5 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 22 cemas sedang
An. F 6 thn laki-laki 3 hari pernah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 cemas ringan
An. B 5 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 18 cemas ringan
An. E 6 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 cemas ringan
An. N 6 thn laki-laki 2 hari tidak pernah 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 cemas ringan
93
Lampiran 12
Tabulasi Data Kelompok Kontrol
Pre-Test
nama usia jenis
kelamin
lama
perawatan
pengalaman
mrs
frekuensi
mrs
soal
1
soal
2
soal
3
soal
4
soal
5
soal
6
soal
7
soal
8
soal
9
soal
10
soal
11
soal
12
soal
13
soal
14
soal
15
soal
16 pretest Keterangan
An. J 3 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 33 cemas berat
An. F 5 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 25 cemas sedang
An. S 5 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 22 cemas sedang
An. A 3 thn laki-laki 3 hari pernah 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 23 cemas sedang
An. U 5 thn perempuan 4 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 20 cemas ringan
An. F 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 1 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 27 cemas sedang
An. A 4 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 24 cemas sedang
An. R 4 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 31 cemas berat
An. A 3 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 30 cemas berat
An. W 4 thn laki-laki 4 hari pernah 4 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
An. Z 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 28 cemas berat
An. I 4 thn perempuan 2 hari pernah 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 30 cemas berat
An. P 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 1 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 27 cemas sedang
An. H 4 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 20 cemas ringan
An. F 3 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
An. D 3 thn perempuan 3 hari pernah 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 3 2 2 31 cemas berat
Post-Test
nama usia jenis
kelamin
lama
perawatan
pengalaman
mrs
frekuensi
mrs
soal
1
soal
2
soal
3
soal
4
soal
5
soal
6
soal
7
soal
8
soal
9
soal
10
soal
11
soal
12
soal
13
soal
14
soal
15
soal
16 posttest Keterangan
An. J 3 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 33 cemas berat
An. F 5 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 25 cemas sedang
An. S 5 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 21 cemas sedang
An. A 3 thn laki-laki 3 hari pernah 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 23 cemas sedang
An. U 5 thn perempuan 4 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 20 cemas ringan
An. F 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 1 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 27 cemas sedang
An. A 4 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 24 cemas sedang
An. R 4 thn perempuan 2 hari tidak pernah 0 2 2 1 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 30 cemas berat
An. A 3 thn perempuan 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 30 cemas berat
An. W 4 thn laki-laki 4 hari pernah 4 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
94
An. Z 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 28 cemas berat
An. I 4 thn perempuan 2 hari pernah 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 30 cemas berat
An. P 3 thn laki-laki 3 hari tidak pernah 0 2 1 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 27 cemas sedang
An. H 4 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 20 cemas ringan
An. F 3 thn laki-laki 4 hari tidak pernah 0 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 26 cemas sedang
An. D 3 thn perempuan 3 hari pernah 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 3 2 2 30 cemas berat
95
Lampiran 13
Tendensi Sentral Usia Anak Prasekolah
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Case Processing Summar
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia klp
perlakuan 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
usia klp kontrol 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
usia klp perlakuan Mean 5.12 .221
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 4.65
Upper Bound 5.60
5% Trimmed Mean 5.19
Median 5.00
Variance .783
Std. Deviation .885
Minimum 3
Maximum 6
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.927 .564
Kurtosis .694 1.091
usia klp kontrol Mean 3.69 .198
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 3.26
Upper Bound 4.11
5% Trimmed Mean 3.65
Median 3.50
Variance .629
Std. Deviation .793
Minimum 3
96
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .662 .564
Kurtosis -1.006 1.091
97
Lampiran 14
Tendensi Sentral Lama Hari Rawat Anak Prasekolah
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
1. Lama hari rawat kelompok perlakuan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama hari rawat perlakuan 16 100,0% 0 0,0% 16 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
lama hari rawat perlakuan Mean 2,50 ,183
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2,11
Upper Bound 2,89
5% Trimmed Mean 2,44
Median 2,00
Variance ,533
Std. Deviation ,730
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness 1,174 ,564
Kurtosis ,144 1,091
2. Lama hari rawat kelompok kontrol
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama hari rawat kontrol 16 100,0% 0 0,0% 16 100,0%
98
Descriptives Statistic Std. Error
lama hari rawat kontrol Mean 3,06 ,170
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2,70
Upper Bound 3,42
5% Trimmed Mean 3,07
Median 3,00
Variance ,463
Std. Deviation ,680
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -,074 ,564
Kurtosis -,489 1,091
99
Lampiran 15
Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Statistics
Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
N Valid 16 16
Missing 0 0
Jenis kelamin kelompok perlakuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 10 62.5 62.5 62.5
Perempuan 6 37.5 37.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
Jenis kelamin kelompok control
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 9 56.2 56.2 56.2
Perempuan 7 43.8 43.8 100.0
Total 16 100.0 100.0
100
Lampiran 16
Hasil Penghitungan SPSS Uji Anova
Oneway
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound
pretest Control 16 26.44 3.966 .992 24.32
Perlakuan 16 29.50 5.774 1.443 26.42
Total 32 27.97 5.115 .904 26.12
posttest Control 16 26.25 3.907 .977 24.17
Perlakuan 16 16.00 3.055 .764 14.37
Total 32 21.13 6.246 1.104 18.87
Descriptives
95%
Confidence
Interval for
Mean
Minimum Maximum Upper Bound
pretest Control 28.55 20 33
Perlakuan 32.58 19 39
Total 29.81 19 39
posttest Control 28.33 20 33
Perlakuan 17.63 10 22
Total 23.38 10 33
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
pretest Between Groups 75.031 1 75.031 3.059 .091
Within Groups 735.938 30 24.531
Total 810.969 31
posttest Between Groups 840.500 1 840.500 68.333 .000
Within Groups 369.000 30 12.300
Total 1209.500 31
101
Lampiran 17
Data Hasil Soal Pre Test Kelompok Perlakuan
No Parameter Nomer
Soal Soal Kategori Prosentase
1 gejala sikap 1 ketakutan ketika
berada diruangan tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 56.2
Selalu 31.2
2 sering menangis
ketika didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 6.2
sering 87.5
Selalu 6.2
3 anak gemetar dan
gelisah tidak pernah 0
kadang-kadang 18.8
sering 75
Selalu 6.2
4 wajah anak pucat
saat didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 18.8
Selalu 25
5 anak sedih ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 18.8
sering 75
Selalu 6.2
6 anak takut ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 0
sering 81.2
Selalu 18.8
7 anak merasa tidak
nyaman karena
harus menginap dan
beradada diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 6.2
sering 87.5
Selalu 6.2
8 anak tidak selera
makan saat berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 87.5
Selalu 0
2 gejala somatis 9 tangan anak dingin
dan lembab saat
berada diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 43.8
Selalu 0
102
10 anak lemas dan tidak
berdaya selama
berada diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 62.5
Selalu 25
11 anak sulit untuk
berkonsentrasi
selama berada
diruangan
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 31.2
sering 62.5
Selalu 0
12 anak gugup saat
berbicara dengan
orang asing
tidak pernah 0
kadang-kadang 43.8
sering 50
Selalu 6.2
13 anak berkeringat
dingin selama
menjalani perawatan
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 43.8
sering 50
Selalu 0
gejala sikap 14 anak takut untuk
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
teman sekamarnya
tidak pernah 0
kadang-kadang 31.2
sering 62.5
Selalu 6.2
gejala somatis 15 anak sering
terbangun saat
malam hari karena
mimpi buruk
tidak pernah 0
kadang-kadang 25
sering 62.5
Selalu 12.5
16 anak sering
terbangun dan sukar
untuk tidur kembali
tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 68.8
Selalu 18.8
103
Lampiran 18
Data Hasil Soal Post Test Kelompok Perlakuan
No Parameter Nomer
Soal Soal Kategori Prosentase
1 gejala sikap 1 ketakutan ketika
berada diruangan tidak pernah 18.8
kadang-kadang 68.8
sering 12.5
Selalu 0
2 sering menangis
ketika didekati oleh
perawat
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 81.2
sering 12.5
Selalu 0
3 anak gemetar dan
gelisah tidak pernah 18.8
kadang-kadang 68.8
sering 12.5
Selalu 0
4 wajah anak pucat
saat didekati oleh
perawat
tidak pernah 12.5
kadang-kadang 87.5
sering 0
Selalu 0
5 anak sedih ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 87.5
sering 12.5
Selalu 0
6 anak takut ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 81.2
sering 18.8
Selalu 0
7 anak merasa tidak
nyaman karena
harus menginap
dan beradada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 87.5
sering 12.5
Selalu 0
8 anak tidak selera
makan saat berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 100.0
sering 0
Selalu 0
2 gejala somatis 9 tangan anak dingin
dan lembab saat
berada diruangan
tidak pernah 93.8
kadang-kadang 62.8
sering 0
Selalu 0
104
10 anak lemas dan
tidak berdaya
selama berada
diruangan
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 81.2
sering 12.5
Selalu 0
11 anak sulit untuk
berkonsentrasi
selama berada
diruangan
tidak pernah 12.5
kadang-kadang 81.2
sering 6.2
Selalu 0
12 anak gugup saat
berbicara dengan
orang asing
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 93.8
sering 0
Selalu 0
13 anak berkeringat
dingin selama
menjalani
perawatan
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 93.8
sering 0
Selalu 0
gejala sikap 14 anak takut untuk
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
teman sekamarnya
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 93.8
sering 0
Selalu 0
gejala somatis 15 anak sering
terbangun saat
malam hari karena
mimpi buruk
tidak pernah 18.8
kadang-kadang 81.2
sering 0
Selalu 0
16 anak sering
terbangun dan
sukar untuk tidur
kembali
tidak pernah 6.2
kadang-kadang 81.2
sering 12.5
Selalu 0
105
Lampiran 19
Data Hasil Soal Pre Test Kelompok Kontrol
No Parameter Nomer
Soal Soal Kategori Prosentase
1 gejala sikap 1 ketakutan ketika
berada diruangan tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 81.2
Selalu 6.2
2 sering menangis
ketika didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 25.0
sering 68.8
Selalu 6.2
3 anak gemetar dan
gelisah tidak pernah 0
kadang-kadang 25.0
sering 68.8
Selalu 6.2
4 wajah anak pucat
saat didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 75.0
sering 18.8
Selalu 6.2
5 anak sedih ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 6.2
sering 75.0
Selalu 18.8
6 anak takut ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 18.8
sering 43.8
Selalu 37.5
7 anak merasa tidak
nyaman karena
harus menginap
dan beradada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 31.2
sering 50.0
Selalu 18.8
8 anak tidak selera
makan saat berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 43.8
Selalu 0
2 gejala somatis 9 tangan anak dingin
dan lembab saat
berada diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 50.0
sering 50.0
Selalu 0
106
10 anak lemas dan
tidak berdaya
selama berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 37.5
sering 62.5
Selalu 0
11 anak sulit untuk
berkonsentrasi
selama berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 43.8
Selalu 0
12 anak gugup saat
berbicara dengan
orang asing
tidak pernah 0
kadang-kadang 62.5
sering 37.5
Selalu 0
13 anak berkeringat
dingin selama
menjalani
perawatan
tidak pernah 0
kadang-kadang 81.2
sering 18.8
Selalu 0
gejala sikap 14 anak takut untuk
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
teman sekamarnya
tidak pernah 0
kadang-kadang 43.8
sering 50.0
Selalu 6.2
gejala somatis 15 anak sering
terbangun saat
malam hari karena
mimpi buruk
tidak pernah 0
kadang-kadang 37.5
sering 62.5
Selalu 0
16 anak sering
terbangun dan
sukar untuk tidur
kembali
tidak pernah 0
kadang-kadang 43.8
sering 56.2
Selalu 0
107
Lampiran 20
Data Hasil Soal Post Test Kelompok Kontrol
No Parameter Nomer
Soal Soal Kategori Prosentase
1 gejala sikap 1 ketakutan ketika
berada diruangan tidak pernah 0
kadang-kadang 12.5
sering 81.2
selalu 6.2
2 sering menangis
ketika didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 25.0
sering 68.8
selalu 6.2
3 anak gemetar dan
gelisah tidak pernah 0
kadang-kadang 25.0
sering 68.8
selalu 6.2
4 wajah anak pucat
saat didekati oleh
perawat
tidak pernah 0
kadang-kadang 75.0
sering 18.8
selalu 6.2
5 anak sedih ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 6.2
sering 75.0
selalu 18.8
6 anak takut ketika
ditinggal pergi oleh
orang tua
tidak pernah 0
kadang-kadang 18.8
sering 43.8
selalu 37.5
7 anak merasa tidak
nyaman karena
harus menginap
dan beradada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 31.2
sering 50.0
selalu 18.8
8 anak tidak selera
makan saat berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 43.8
selalu 0
2 gejala somatis 9 tangan anak dingin
dan lembab saat
berada diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 50.0
sering 50.0
selalu 0
108
10 anak lemas dan
tidak berdaya
selama berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 37.5
sering 62.5
selalu 0
11 anak sulit untuk
berkonsentrasi
selama berada
diruangan
tidak pernah 0
kadang-kadang 56.2
sering 43.8
selalu 0
12 anak gugup saat
berbicara dengan
orang asing
tidak pernah 0
kadang-kadang 62.5
sering 37.5
selalu 0
13 anak berkeringat
dingin selama
menjalani
perawatan
tidak pernah 0
kadang-kadang 81.2
sering 18.8
selalu 0
gejala sikap 14 anak takut untuk
bersosialisasi dan
berinteraksi dengan
teman sekamarnya
tidak pernah 0
kadang-kadang 43.8
sering 50.0
selalu 6.2
gejala somatis 15 anak sering
terbangun saat
malam hari karena
mimpi buruk
tidak pernah 0
kadang-kadang 37.5
sering 62.5
selalu 0
16 anak sering
terbangun dan
sukar untuk tidur
kembali
tidak pernah 0
kadang-kadang 43.8
sering 56.2
selalu 0
109
Lampiran 21
110
111
112
Lampiran 22
DOKUMENTASI PENELITIAN
113
Lampiran 23
114
115
Lampiran 24
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No. Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Pembuatan dan
Konsul Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Ujian Proposal
5. Revisi Proposal
6. Pengambilan Data
7. Penyusunan dan
Konsul Skripsi
8. Ujian Skripsi