SKRIPSI
DWI RETNO NUR SYAHIDA
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
ETIL ASETAT DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle
L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureusSECARA IN VITRO
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
ii
Lembar Pengesahan
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
ETIL ASETAT DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureusSECARA IN VITRO
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2019
Oleh:
DWI RETNO NUR SYAHIDA
201510410311101
Disetujui Oleh:
iii
Lembar Pengujian
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
ETIL ASETAT DAUN SIRIH HIJAU(Piper betle L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureusSECARA IN VITRO
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 24 Juli 2019
Oleh:
DWI RETNO NUR SYAHIDA
201510410311101
Disetujui Oleh:
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk
skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Nabi Muhammad SAW beserta
seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah membantu perjuangan
beliau dalam mensyiarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Sehingga tugas akhir
yang berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT
DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO”dapat diselesaikan.
Tugas akhir ini merupakan syarat terakhir yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1), pada Jurusan Farmasi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada:
1. Ibu Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. sebagai Pembimbing I dan Bapak
Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen pembimbing II yang dengan
tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi arahan kepada
saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Engrid Juni A., S.Farm., M.Farm., Apt dan Ibu Amaliyah Dina A., M.Farm.,
Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah penulis kerjakan.
3. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep.,Sp.Kep.MB, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.
4. Ibu Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen wali dan Ketua
Program Studi Farmasi yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan
dan nasehat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
v
5. Ibu Radit selaku ketua Laboratorium Farmasi yang telah memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Laboratorium Farmasi.
6. Seluruh dosen Farmasi dan Seluruh dosen Fakultas Kedokteran yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Mbak Susi, Mbak Evi, Mbak Erlin, Mas Ferdi, dan Mas Dhani selaku laboran
yang membantu penulis dalam penelitian untuk menyempurnakan skripsi ini
8. Pak Rio dan seluruh pihak dari Laboratorium Herbal Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Islam yang turut membantu dan mengajarkan ilmu
baru untuk lebih semangat untuk mengetahui hal baru yang sangat
bermanfaat.
9. Kedua orangtua tercinta Ibu Marni dan Bapak Dauri, atas doa yang selalu
dipanjatkan untuk kesuksesan penulis, atas curahan kasih sayang yang tiada
henti, serta segala bentuk motivasi yang telah diberikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi.
10. Mbak Hermin selaku kakak sepupu yang selalu memberikan motivasi kepada
penulis agar selalu bersemangat tanpa adanya keluhan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman-teman dalam tim skripsi Dinda, Trimianti, Narulita, Nelsa, Kiki,
Nofita, Gusti, Dyah teman seperjuangan penelitian dari awal sampai akhir
atas batuan selama penelitian, penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
12. Ima, Hanif, Firly selaku teman dekat penulis, yang selalu memberikan
motivasi yang tiada hentinya kepada penulis, selalu mau mendengar keluh
kesah penulis, dan memberikan nasehat kepada penulis. Terimakasih karena
telah menjadi teman yang segala galanya.
13. Teman-teman dari kelas Farmasi B 2015 yang selalu memberikan dukungan,
memberikan motivasi yang tiada hentinya agar penulis segera menyelesaikan naskah
skripsi ini.
14. Ibu Ana, Mbak Lita, Bu wiwik selaku rekan kerja di Apotek Efata. Terimakasih
telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan naskah skripsi dan
terimakasih karena sering penulis repotkan.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
vi
Tentunya sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya
Rabbal’Alamain.
Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarokaatuh
Malang, 29 Juni 2019
Penulis,
Dwi Retno Nur Syahida
vii
RINGKASAN
Penyakit infeksi sampai saat ini masih menjadi masalah serius untuk
ditangani karena penyakit tersebut dapat menular kepada orang lain (Rostinawati,
2009). Banyak penyakit infeksi yang dapat menyerang saluran pernafasan dan
saluran pencernaan, salah satunya adalah Staphylococcus aureus (Salim,
2016).Data di Amerika Serikat serta Eropa menunjukkan bahwa Staphylococcus
aureus merupakan bakteri yang dapat menyerang manusia dengan persentase
sebesar 13-18%, sedangkan di wilayah Asia angka kejadian infeksi bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa hampir sama (Mehraj et al.,
2014).
Penyakit infeksi pada umumnya dapat diobati dengan menggunakan
antibiotik. Namun pemakaian antibiotik tersebut seringkali disalahgunakan oleh
masyarakat. Tanpa penggunan yang efektif dari antibiotik tersebut, pengobatan
secara medis menjadi gagal dan akan beresiko salah satunya meningkatkan
terjadinya resistensi bakteri tertentu (Indang etal., 2013).
Peningkatan kasus resistensi antibiotik membuat masyarakat beralih
mencari alternatif pengobatan yang lebih aman yaitu menggunakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat. Salah satu tanaman yang selama ini dikenal memiliki
manfaat sebagai antibiotik atau antibakteri adalah daun sirih hijau (Piper betle L.).
Sirih diketahui mempunyai aktivitas antibakteri pada berbagai macam bakteri
dengan spektrum luas diantaranya yaitu E.coli, Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris,Streptococcus pyrogen (Agarwal,
2012).
Daun sirih hijau (Piper betle) dapat dimanfaatkan untuk keputihan, gatal,
pembengkakan gusi, bau mulut, bisul, abses, sembelit, rematik, konjungtivitis,
otore, luka dan cedera (Agarwal, 2012). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Reveny J (2011) menunjukkan bahwa ekstrak Piper betle L. fraksi
etil asetat dapat membunuh pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada
ekstrak Piper betle L.dengan konsentrasi 15 %, 20%, 25% dan 50% dengan
diameter hambat secara urut yaitu 17,8 mm; 18,4 mm; 18,9 mm; dan 19,6 mm.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang
terkandung didalam fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) Merr.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun sirih
hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dengan metode
difusi cakram.
Ekstrak kental dari fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.)
diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan metode fraksinasi (maserasi
bertingkat) dengan tiga jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, mulai
dari n-heksan, etil asetat (semipolar), etanol (polar). Tujuan dilakukan fraksinasi
adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terkandung dalam tanaman
daun sirih hijau (Piper betle L.) berdasarkan dengan tingkat kepolaran dari
senyawa.
Pada proses pembuatan ektrak kental fraksi etil asetat daun sirih hijau
(Piper betle L.), serbuk simplisia yang digunakan sebanyak 2,5 kg. Seblumnhya
serbuk simplisia telah dimaserasi dengan n-heksan, kemudian residu dimaserasi
kembali dengan menggunakan pelarut etil asetat sebanyak 1:10 selama 24 jam dan
viii
diremaserasi sebanyak tiga kali. Kemudian hasil perendaman disaring
menggunakan corong buchner, filtral dikumpulkan menjadi satu dan diuapkan
menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40ºC dan kecepatan putaran 80
rpm. kemudian dipekatkan kembali dengan menggunakan oven pada suhu 50 ºC.
Hasil penimbangan fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) diperoleh
sebanyak 98,75 gram dengan persentase randemen sebesar 3,95%.
Skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Sebelumnya telah dilakukan optimasi fase gerak terlebuh
dahulu untuk mengetahui apakah fase bgerak yang digunakan dapat memperoleh
pemisahan noda yang baik. Pada penelitian ini fase gerak yang digunakan adalah
n-heksan : etil asetat (7,5:2,5). Hasil identifikasi metabolit sekunder pada fraksi
etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) menunjukkan bahwa terdapat
kandungan senyawa polifenol, terpenoid, dan antrakuinon.
Pada penelitian ini jumlah koloni bakteri yang akan digoreskan dalam
media yaitu 106 CFU/mL dan dibuat suspensi bakteri dengan menggunakan media
MHB. Hasil dari suspensi bakteri tersebut kemudian diambil dengan
menggunakan kapas lidi steril dan digoreskan satu arah pada MHA (Mueller
Hinon Agar) secara merata dan dibiarkan hingga 5 menit agar suspensi bakteri
berdifusi kedalam media agar (Kusumawati,2016). Kemudian larutan uji
diteteskan dalam kertas cakram hingga jenuh dan dalam penelitian ini jumlah
yang larutan uji yang diteteskan yaitu 50 µl, sehingga larutan uji yang terserap
pada konsentrasi 250 mg/ml sebesar 12,5 mg/disk, 500 mg/ml sebesar 25 mg/ml,
dan 750 mg/ml sebesr 37,5 mg/disk. Kontrol positif yang digunakan yaitu
Amoxiclav 30 µg/disk dan kontrol negatif yang digunakan yaitu tween 20%.
Berdasarkan hasil penelitian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun
sirih hijau (Piper betle) terhadap pertumbuhan S.aureus menunjukkan bahwa pada
kontrol negatif tidak terbentuk zona bening. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Tween 20% dan aquadest yang digunakan sebagai pelarut tidak bereaksi dan tidak
mempengaruhi hasil uji antibakteri dari senyawa yang akan diuji. Hasil
pengukuran diameter rata-rata zona bening kontrol positif Amoxiclav 30 µg/disk
diperoleh sebesar25,4 mm.Berdasarkan tabel CLSI maka rata-rata diameter zona
bening yang dihasilkan pada kontrol positif termasuk dalam kategori sensitif yaitu
≥ 20 mm.Hasil pengukuran diameter rata-rata zona hambat fraksi etil asetat daun
sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan S.aureus pada konsentrasi 250
mg/ml (12,5 mg/disk) diperoleh sebesar 15,83 mm, rata-rata diameter zona
hambat pada konsentrasi 500 mg/ml (25 mg/disk) diperoleh sebesar16,10 mm dan
pada konsentrasi 750 mg/ml (37,5 mg/disk) diperoleh rata-rata diameter zona
hambat sebesar 16,65 mm. Menurut CLSI (2018) rata-rata diameter zona hambat
yang dihasilkan dalam penelitian ini termasuk kategoei Intermediate yaitu 15-19
mm. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka fraksi etil asetat daun sirih hijau
(Piper betle L.) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri S.aureus. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya zona bening yang
terbentuk disekitar cakram.
ix
ABSTRACT
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TESTING OF FRACTION ETHYL
ACETATEPiper Betle L. THROUGH THE GROWTH OF
Staphylococcus aureus BACTERIAL IN VITRO
Dwi Retno Nur Syahida*, Siti Rofida, Ahmad Shobrun Jamil
Pharmaceutical Department, Faculty of Health Science
University of Muhammadiyah Malang
*Email: [email protected]
Background:Piper betle L. is one of the plants that has antibacterial activity in
Gram positive or negative gram bacteria. Staphylococcus aureus is the bacteria
that may cause some disease such as skin diseases, bones, and pneumonia.
Objective: This study aimed to investigate antibacterial activity Piper betle L.
ethyl acetate fraction through the growth of Staphylococcus aureus in vitro and to
find out the secondary metabolit in it.
Method: Fraction of ethyl acetate piper betle L. was obtained by applying
fraksinasi method. Residue powder of n-hexan macerare result was re-macerate
with ethyl acetate solvent. The secondary metabolit was identified by using Thin
Layer Chromatography (TLC) method and anti-bacteriae activity test was
conducted by using disc diffusion method.
Result and Conclusion: Secondary metabolit identification result found that
fraction of etil asetat piper betle L contained polyphenols, terpenoid, and
anthraquinone. Moreover, anti-bacterial activity test result Piper betle L. ethyl
acetate fraction showed that was antibacterial activity in concentration 250
mg/mL (12,5 mg/disc) has diameter inhibition zone 15,83 mm; concentration 500
mg/mL (25 mg/disc) has diameter inhibition zone 16,10 mm; and concentration
750 mg/mL (37,5 mg/disc) has diameter inhibition zone 16,65 mm. The
conclusion in this research antibacteral was the piper betle L. has antibacterial
activity to Staphylococcus aureus.
Keywords: Antibacterial, Disc Diffusion, Piper Betle L., Fraction of etil asetat,
and Staphylococcus aureus.
x
ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SIRIH
HIJAU (Piper betle L.)TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureusSECARA IN VITRO
Dwi Retno Nur Syahida*, Siti Rofida, Ahmad Shobrun Jamil
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Malang
*Email : [email protected]
Latar Belakang: Tanaman daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri pada berbagai bakteri Gram positif
maupun Gram negatif, salah satunya yaitu bakteri Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit
kulit, tulang, hingga pneumonia.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri
fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro dan untuk mengetahui metabolit sekunder
yang terdapat dalam fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) yang
berpotensi sebagai antibakteri.
Metode: Fraksi etil asetat daun sirih hijau (Piper betle L.) diperoleh dengan
metode fraksinasi. Serbuk residu dari hasil maserasi n-heksan dimaserasi kembali
dengan pelarut etil asetat. Metabolit sekunder diidentifikai dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dilakukan uji aktivitas antibakteri
menggunakan metode difusi cakram.
Hasil dan Kesimpulan:Hasil identifikasi metabolit sekunder menujukkan bahwa
fraksi etil asetat daun sirih hijau (Pipe betle L.) mengandung polifenol, terpenoid,
dan antrakuinon. Hasil pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dau sirih
hijau (Piper betle L.) menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri pada
konsentrasi 250 mg/mL (12,5 mg/disk) diperoleh rata-rata diameter zona hambat
sebesar 15,83; pada konsentrasi 500mg/mL (25 mg/disk) diperoleh rata-rata
diameter zona hambat sebesar 16,10 mm; dan pada konsentrasi 750 mg/mL (37,5
mg/disk) diperoleh rata-rata diameter zona hambat sebesar 16,65 mm.Kesimpulan
dari penelitian yaitu terdapat aktivitas antibakteri pada fraksi etil asetat daun sirih
hijau (Piper betle L.) terhadap bakteri Staphyloccus aureus.
Kata Kunci: Antibakteri,Difusi cakram, Piper betle L., Fraksi etil asetat,
Staphylococcus aureus.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ............................................................................................. ii
Lembar Pengujian ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
RINGKASAN .................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4Hipotesis ......................................................................................................... 5
1.5Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1Tinjauan Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)....................................... 6
2.1.1Klasifikasi Tanaman .............................................................................. 6
2.1.2Nama Daerah ........................................................................................ 6
2.1.3Penyebaran ............................................................................................ 7
2.1.4Morfologi Tanaman ............................................................................... 7
2.1.5Kandungan Kimia Tanaman .................................................................. 9
2.16Khasiat Tanaman .................................................................................. 11
2.2Tinjauan Staphylococcus aureus .................................................................... 13
2.2.1Klasifikasi ........................................................................................... 13
2.2.2Morfologi dan Sifat ............................................................................. 13
2.2.3Patogenesis.......................................................................................... 15
xii
2.3Tinjauan Antibakteri ..................................................................................... 16
2.3.1Definisi Bakteri ................................................................................... 16
2.3.2Definisi Antibakteri ............................................................................. 17
2.3.3Tinjauan Antibiotik Amoksisilin ......................................................... 19
2.3.4Golongan Senyawa yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri ................ 20
2.3.5Tinjauan Identifikasi Bakteri ............................................................... 24
2.3.6Tinjauan Uji Aktivitas Antibakteri ....................................................... 27
2.4Tinjauan Fraksinasi ....................................................................................... 31
2.5Tinjauan Tentang KLT .................................................................................. 32
2.5.1Definisi KLT ....................................................................................... 32
2.5.2Tinjauan Tentang Fase Gerak .............................................................. 34
2.5.3Tinjauan Tentang Fase diam ................................................................ 35
2.5.4Evaluasi Noda ..................................................................................... 37
2.6Tinjauan Tentang Pelarut .............................................................................. 37
2.6.1Definisi Pelarut ................................................................................... 37
2.6.2Etil Asetat ........................................................................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................... 40
3.1Bagan Kerangka Konseptual ......................................................................... 40
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 44
4.1Jenis Penelitian ............................................................................................. 44
4.2Tempat Penelitian ......................................................................................... 44
4.3Alat Penelitian .............................................................................................. 44
4.3.1Alat Pengujian Pewarnaan Gram ......................................................... 44
4.3.2Alat Pengujian Difusi Cakram ............................................................. 44
4.3.3 Alat Identifikasi Senyawa dengan KLT .............................................. 45
4.4Bahan Penelitian ........................................................................................... 45
4.4.1Bahan Uji ............................................................................................ 45
4.4.2Sampel Bakteri .................................................................................... 46
4.4.3Pengujian Peawarnaan Gram ............................................................... 46
4.4.4Pengujian Difusi Cakram ..................................................................... 46
4.4.5Identifikasi Senyawa dengan KLT ....................................................... 46
4.5Sterilisasi Bahan dan Alat ............................................................................. 47
xiii
4.5.1Sterilisasi Kering ................................................................................. 47
4.5.2Sterilisasi Basah .................................................................................. 47
4.6Metode Penelitian ......................................................................................... 47
4.6.1Rancangan Penelitian .......................................................................... 47
4.6.2Kerangka Operasional ......................................................................... 48
4.7Variabel Penelitian ........................................................................................ 49
4.7.1Variabel Terkait .................................................................................. 49
4.7.2Variabel Bebas .................................................................................... 49
4.8Prosedur Kerja .............................................................................................. 49
4.8.1Tahap Persiapan .................................................................................. 49
4.8.2Tahap Pengujian .................................................................................. 52
4.9Pemisahan Senyawa dengan KLT ................................................................. 54
4.9.2Identifikasi Komponen Senyawa ......................................................... 55
4.10Analisis Data ............................................................................................... 56
BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................... 57
5.1 Determinasi Piper betle L. ........................................................................... 57
5.2 Hasil Ekstrak Kental Fraksi Etil Asetat Piper betle L. .................................. 57
5.3 Hasil identifikasi kompoen senyawa kimia Piper betle L. ............................. 58
5.3.1 Identifikasi Senyawa Alkaloid ............................................................ 59
5.3.2 Identifikasi Senyawa Flavonoid .......................................................... 59
5.3.3 Identifikasi Senyawa Polifenol ........................................................... 60
5.3.4 Identifikasi Senyawa terpenoid ........................................................... 61
5.3.5 Identifikasi Senyawa Antrakuinon ...................................................... 61
5.4 Hasil Skrining Fitokimia Fraksi Etil Asetat Piper betle L. ............................ 62
5.5 Hasil Pewarnaan Bakteri Uji ........................................................................ 63
5.6 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram .................... 63
BAB VIPEMBAHASAN .................................................................................. 67
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 76
7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 76
7.2 Saran ............................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77
LAMPIRAN ...................................................................................................... 87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II. 1 Komponen minyak atsiri daun sirih Hijau ................................................... 10
II. 2 Tingkat Polaritas Pelarut ............................................................................. 35
II. 3 Pilihan KLT optimal / sorben HPTLC untuk senyawa ................................ 36
II. 4 Jenis peraksi warna senyawa pada metode KLT.......................................... 37
V.1 Hasil Identifikasi Organoleptis........................................................................58
V.2 Hasil Identifikasi Senyawa Fitokimia.............................................................62
V.3 Hasil Diameter Zona Hambat.........................................................................65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1Bagian Tanaman Piper betle L.. ...................................................................... 6
2.2 Daun Sirih Hijau ............................................................................................ 8
2.3 Batang Sirih Hijau .......................................................................................... 8
2.4 Bunga dan Buah Sirih Hijau ........................................................................... 8
2.5 Pewarnaan Gram terahadap Staphylococcus Aureus ..................................... 14
2.6 Struktur Kimia Amoksisilin.......................................................................... 19
2.7 Struktur Flavonoid ....................................................................................... 20
2.8 Struktur Tanin .............................................................................................. 21
2.9 Struktur Alkaloid ......................................................................................... 22
2.10 Struktur Fenol. ........................................................................................... 22
2.11 Struktur Saponin ........................................................................................ 23
2.12 Struktur Steroid. ......................................................................................... 24
2.13 Metode Difusi Cakram ............................................................................... 28
2.14 Struktur kimia Etil asetat ............................................................................ 39
3.1. Skema Kerangka Konseptual ....................................................................... 40
4.1 Skema Kerangka Operasional....................................................................... 48
4.2 Bagan Prosedur Pengujian Antibakteri ......................................................... 54
5.1 Ekstrak kental Etil Asetat Daun Sirih Hijau .................................................. 57
5.2 Optimasi Fase Gerak .................................................................................... 58
5.3 Hasil Identifikasi Senyawa Alkaloid ............................................................. 59
5.4 Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid .......................................................... 60
5.5 Hasil Identifikasi Senyawa Polifenol ............................................................ 60
5.6 Hasil Identifikasi Senyawa Terpenoid .......................................................... 61
5.7 Hasil Identifikasi Senyawa Antrakuinon ....................................................... 61
5.8 Hasil Pewarnaan Bakteri .............................................................................. 63
5.9 Diagram Diameter Zona Hambat .................................................................. 64
5.10 Hasil Pengujian Difusi Cakram .................................................................. 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 87
2. Surat Pernyataan ............................................................................................ 88
3. Surat Tugas Akhir .......................................................................................... 89
4. Surat Determinasi .......................................................................................... 90
5. Keterangan Bebas Tanggungan Laboratorium ................................................ 91
6. Hasil Uji Bakteri ............................................................................................ 92
7. Perhitungan ................................................................................................... 93
8. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................. 95
xvii
DAFTAR SINGKATAN
μg : Microgram
μL : Microliter
ATPase : Adenosin trifosfatase
CFU : Colony Forming Unit
cm : Centimeter
C.koseri : Citrobacter koseri
C.fruendi : Citrobacte fruendi
DMSO : Dimetil Sulfoksida (Dimetyl Sulfoxide)
DNA : Deoxyribo Nucleic Acid
E. coli : Escherichia coli
IGg : Imunoglobulin G
KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
KLT : Kromatografi Lapis Tipis
LAF : Laminar Air Flow
MIC : Minimal Inhibition Concentration
mg : Miligram
MHA : Mueller Hinton Agar
MHB : Muller Hinton Broth
MSA : Mannitol Salt Agar
mRNA : Messenger Ribosa Nukleotida Acid
mL : Mililiter
mg : Miligram
mm : Milimeter
MRSA : Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus
MR : Methyl Red
PABA : Para aminobenzoate
PAS : Para aminosalisilat
Rf : Retention Factor
Rpm : Rotation per Minute
RNA : Ribosa Nukleotida Acid
xviii
S. aureus : Staphylococcus aureus
S. typhi : Salmonella typhi
SAg : Superantigen
tRNA : Transfer Ribosa Nukleotida Acid
TSS : Toxic Shock Syndrome
TLC : Thin Layer Chromatography
UV : Ultra Violet
Vis : Visibel
77
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Edisi
Pertama. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Agarwal T., Singh R. 2012 . Comparative analysis of antibacterial activity of four
Piper betel varieties. Advances in Applied Science Research. Vol.3
No.2, pp. 698-705.
Agung S dan Meika Josi. 2012. Skrining Antibakteri Produk Ekstrasel
Eksosimbion Bakteri Laut pada Makroalga Terhadap Biofilm
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Jurnal Akuatika. Vol.6 No.2
p.129-130
Aiello, Susan E. 2012.The Merck etinary manual. USA: Merck Sharp & Dohme
Corp.
Akhyar. 2010. Uji Daya Hambat dan Analisis KLT Bioautografi Ekstrak Akar dan
Buah Bakau (Rhizophora Stylosa Griff) Terhadap Vibrio Harveyi:
Universitas Hasanuddin Makassar.
Akiyama, H. K. Fujii. O. Yamasaki., T. Oono. K. Iwatsuki. 2001. Antibacterial
Action of Several Tannin against Staphylococcus aureus.Journal of
Antimicrobial Chemotherapy. Vol.48 hal. 487 – 491.
Alfares, I.F. 2013. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn.)
dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Staphylococcus aureus pada
Tikus. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Amir Syarif dan Ascobat Purwantyastuti. 2012. Farmakologi dan terapi. Edisi 5.
Gaya Baru: Jakarta. Hal.471.
Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Diterjemahkan oleh
Ibrahim, F., Edisi IV, 605-619. Jakarta: UI Press.
Arundina, Ira. 2015. Identifikasi Kromatografi Lapis Tipis Sudamala (Artemisia
vulgaris L.). Identifikasi Kromatografi Lapis. Vol. 1 No.2 hal. 167–
171
Blumberg, P. M. and Strominger, J. L. 1974. Interaction of penicillin with the
bacterial cell: penicillin-binding proteins and penicillin-sensitive enzymes.
BacteriologicalReviews.Vol.38 No.3 p. 291-335.
Burrows, W., Gordon, F.B., Porter, R.J., and Movider., J.W. 1950. Jordan-
Burrows Textbook of Bacteriology 15th edition.W. B Saunders
Company. Philadelphia, USA.
78
Carter GR, Wise DJ. 2004. Veterinary Bacteriology and Micology.USA:Iowa
State Press. Lowa.
Chakraborty D., Shah B. 2011. Antimicrobial, antioxidative and antihemolytic
activity of Piper betel leaf extracts. Int. J. Pharm. Pharm. Sci.
Chambers, H. F. 2001. The changing epidemiology of Staphylococcus aureus.
Emerg. Infect. Dis. 7: 178-182.
Chauhan. 2016. A Review: Nutraceuticals Properties of Piper betel (Paan)
AJPCT. Vol 04. Hal. 028-041.
Choma, Irena M, Edyta M Grzelak. 2010. Bioautography Detection in Thin-Layer
Chromatography. Journal of Chromatography A Chroma. Vol.15,
No.1 hal.13-25
Clinical and Laboratory Standards Institute. 2017. Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Tests. Approved Standard—27th
Ed.USA.
Clinical and Laboratory Standards Institute. 2018. Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Tests. Approved Standard—28th
Ed.USA.
Cushnie, T.P.Tim. Lamb, Andrew J. 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids.
International Journal of Antimicrobial Agents.Vol.I No.26 p.343-356.
Cindy et al.,. 2018. Review: Validasi Metode Analisis Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi Untuk Penetapan Kadar Uji Disolusi Terbanding Tablet
Amoksisilin .Suplemen . Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Vol.16 No.1 hal. 324-325
Cowan, M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology
Reviews. Vol.12 p. 564 – 582.
Cowan, S.T. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. London:
Cambridge University Press.
Cowan, M. 2009. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology
Reviews. Vol. 12 No.4 hal. 564–582.
Dalimarta, Setiawan, 2002. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta.
Trubus Agriwidya.
Damayanti Rini dan Mulyono. 2003. Khasiat dan manfaat daun sirih. Obat
mujarab dari masa ke semasa. s.l. : Agro Media.
79
Davey ME, O’Toole. 2000. Microbial biofilm: From ecology to molecular
genetics. Mic and Mol Reviews.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1986. Sediaan Galenik, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Deshpande S.N., D.G. Kadam; Gcms. 2013. Analysis and Antibacterial Activity
of Piper betle (Linn) Leaves Against Streptococcus Mutans. Asian J
Pharm Clin Res. Vol.6 p.5.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I.
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.
Duke, James A. 2002. Handbook of Medicinal Herbs. 2nd ed. New York: CRC
Press LLC.
Elmer, W.K., S.D. Allen, W.M. janda, P.C. Schreckenberger, and W.C. Winn.
2006. Color Atlas And Textbook Of Diagnostic Microbiology. 6th Ed.
Baltimore : Lippincott Williams Wilkins. P. 213-234.
Elly W. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol dan Ekstrak Etil Asetat daun Sirih
(piper cf. fragile. benth ) Terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada
Tikus.Uji Aktivitas Ekstrak.Media Farmasi Vol .14 No.1 hal. 44-60
Fatimah et al.,. 2015. Uji Aktivitas Ekstrak Buah Sawo (Acrhras zapota ) dengan
Berbagai Pelarut pada Salmonella typhii. Jurnal Teknologi Agro-industri.
Vol.2 No.2 p.
Fuadi S. 2014. Efektivitas ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes in vitro. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Fitri, DN. 2005. Studi Tentang Daya Hambat Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)
dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Aeromonas hydrophila Secara Invitro. Skripsi. Jurusan Perikanan.
Fakultas Peternakan Perikanan UMM. Malang
Gordon R.J and Lowy F.D. 2008. Pathogenesis of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus Infection.Oxford Journals, Clinical Infectious
Disease. Vol 46 Issue suplemment No.5 p. 350-359.
80
Guha P. 2006. Betel Leaf: The Neglected Green Gold of India. J. Hum ECol. P:
87-93.
Hadioetomo,R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama.
Harborne JB. 1987. Phytochemical Methods.Terjemahkan. Padmawinata K.,
Soediro I. Penerbit ITB: Bandung.
Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (Phytochemical Methods). Diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung. Penerbit ITB.
Hariana A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartomo, A.J. dan Widiatmoko, M.C. 1993. Emulsi dan Pangan Instat
Berlesitin. Yogyakarta: Andi Offset.
Hawkins, D.W. & Rahn, D.W. 1997. Pharmacoteraphy: Apathophysiological
Approach. London: Black well Scientific.
Hendra R, Ahmad S, Sukari A, Shukor MY, Oskoueian E. 2011. Flavonoid
analyses and antimicrobial activity of various parts of Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl fruit. Int J Mol Sci.
Hernani & Winarti. 2011. C. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya
dalam Bidang Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.
Heyne, K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana
Wana Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan. Badan Litbang
Kehutanan, Jakarta.
Holt. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. 9th Edition. USA:
Williams and Wilkins Baltimore.
Inayatullah, S. 2012. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jakarta: FK Uinsyah.
Indang N, Guli MM. 2013. Uji Resistensi dan Sensitivitas Bakteri Salmonella
thypi Pada Orang Yang Sudah Pernah Menderita Demam Tifoid Terhadap
Antibiotik.Jurrnal Biocelebes.
Iis S. 2011. Isolasi Senyawa Antioksidan dari Daun Sirih Hijau (Piper betle
L.).Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains.
Bandung : Indonesia. ISBN : 978-602-19655-0-4
81
Irianto K. 2012. Mikrobioligi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV.
Yrama Widya.
Izzati Kharisma, Myra. 2010. Formulasi dan Uji Antioksidan Sediaan Masker
Peel Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Jawetz, E., J.L. Melnick., G.F. Brooks. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
ke-20 (Alih bahasa :Nugroho & R.F.Maulany). Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Jawetz, E., J.L. Melnick., G.F. Brooks. 2001. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Jawetz, E., J.L. Melnick., G.F. Brooks. 2005. Mikrobiologi kedokteran. Buku 3.
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Jawetz, E., J.L. Melnick., G.F. Brooks. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
23. Jakarta: ISBN978-979-448-859-1.
Kemenkes RI. 2017. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kardinan, A., Kusuma, F. K. 2004. Sehat dengan Ramuan Tradisional. Meniran
Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta. AgroMedia Pustaka.
Karou, Damintoti. Savadogo. Aly. 2005. Antibacterial activity of alkaloids from
Sida acuta. African Journal of Biotechnology. Vol.4 No.12 p.1452-1457.
Kusumaningtyas, E., Astuti, E., & Darmono. 2008. Sensitivitas Metode
Bioautografi Kontak dan Agar Overlay dalam Penentuan Senyawa
Antikapang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 6 No.2 p.75-79.
Kusumawati, I. 2014. Pengaruh Jenis Pelarut Pengektraksi Terhadap Kadar
Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon stamineus Benth. E-
Journal Planta Husada,Vol.2 No.1.
Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri: untuk Industri Makanan,
Kosmetik dan Aromaterapi.Yogyakarta: C.V. Andi.
Kristanti, A, N,. Aminah, N, S,. Tanjung, M dan kurniadi, B. 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida. Karya
Ilmiah Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
82
Locke, Thomas. Keat, S., Walker, A., dan Mackinnon, R. 2012.Microbial and
Infectious Disease on the Move, diterjemahkan oleh Akbarini, Rizqi.
Jakarta : indeks.
Wang, Z. Liu, Y. 2003. Review in the studies on tannins activity of cancer
prevention and anticancer. Zhong-Yao-Cai, Vol.26 No.6 p. 444-448.
Ma’sum J., Isnaini, R Primaharinastiti, F Annuryanti. 2014. Perbandingan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Aseton TomatSegar dan Pasta Tomat
Terhadap 1,1-Diphenyl.
MacFaddin, J.F. 1980. Biochemical Test for Identification of Medical Bacteria
Second Ed.Baltimore: Williams & Wilkins.
Markham, K.R., 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata 15. Penerbit ITB: Bandung.
Marlina, S.D., Suryanti, V. dan Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium
edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. Vol. 3 No.1 hal.
26-31.
Masyhud, 2010. Lokakarya Nasional Tumbuhan Obat Indonesia.
http://www.dephut.go.id/index.php/news/detalis/7043. Diakses 05
Desember 2018
Mehraj J, Akmatov MK, Strompl J, Gatzemeier A, Layer F, Werner G, et al.
2014. Methicillin-sensitive and methicillin-resistant Staphylococcus aureus
nasal carriage in a random sample of non-hospitalized adult population in
nothern Germany.
Melinda Cindy dan Rusdiana Taofik. 2018. Review: Validasi Metode Analisis
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Untuk Penetapan Kadar Uji
Disolusi Terbanding Tablet Amoksisilin. Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran: Jatinangor.
Mukti, R. W. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol
(Pithecolobium lobatum Benth) dan Penentuan Nilai KHM-nya. Sumatera
Selatan. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya : Skripsi Program
Sarjana.
Natheer, S.E., C. Sekar., P. Amutharaj., M. Syed Abdul Rahman and K. Keroz
Khan. 2012. Evaluation of Antibacterial Activity of Morinda citrifolia,
Vitex trifolia and Chromolaena odorata. African journal of Pharmacy
and Pharmacolog.Vol. 6 (11), pp. 783-788.
Ngazizah, Nur. 2016. Potensi Daun Trembilungan (Begonia hirtella Link) sebagai
Antibakteri dan Antifungi. Biosfera. Vol.33, No.3 hal.126-133
83
Nagarajan, M., Rajasekaran, S. & Ganesh, S.2013. Antibacterial Activity of
Lawsonia inermis L. International Journal of Modern Biology and
Medicine. Vol. 4 No.3 hal 169-175.
Nuria, Arvin, Sumantri S. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus
Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, Dan Salmonella Typhi Atcc
1408. Mediagro, Vol. 5 No.2 Hal. 26–37.
Nurwahdaniati. 2014. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol 70% Daun Krinyuh
(Chromolaena odorata) dengan Metode Bioautografi Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus. Malang : Skripsi Program Sarjana.
Nuryoto, 2011. Studi kinerja katalisator Lewatit Moboplus s-100 pada Reaksi
Esterifikasi Antara Etanol dan Asam Asetat. Jurnal Rekayasa Proses 2.
Novick, R.P., dan Jiang,D. 2003. The staphylococcal system coordinates
environmental signals with agr quorum sensing. Journal of Microbiology,
Volo.149 p. 2709–2717.
Palczar,J.M dan Chan, E.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit UI
Press.
Paryati, S. 2002. Patogenesis Mastitis Subklinis pada Sapi Perah yang Disebabkan
oleh Staphylococcus aureus. Makalah Pengantar Falsafah Sains.
Institute Pertanian Bogor.
Prabodh S. 2012. Chemical Composition and Biological Activities of Nepalese
Piper betle L. IJPHAVol. 1 Issue 2 .
Pradhan D, 2013. Golden Heart of the Nature: Piper betle L. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry, Vol.1 No.6 p.147-167.
Prabhu M.S., Platel K., Saraswathi G., Srinivasan K .1995. Effect of orally
administered betel leaf (Piper betle Linn.) on digestive enzymes of
pancreas and intestinal mucosa and on bile production in rats. Indian J
Exp Biol, Vol.33 No.10, pp.752-756.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada. Jakarta: Erlangga.
Rajeshbabu P, Muniappan A. 2011. In vitro antibacterial activity of Piper betel L.
and Black betel CV. Kammar leaves against Staphylococcus aureus and
Streptococcus pneumoniae. Journal of Pharmacy Research,Vol.4 Issue 7
P. 2223-2225
84
Ratnasari. 2009. Uji aktivitas antibakteri ekstrak diklorometan dan etil asetat daun
MIMBA (Azadiracnta indica A. Juss). Terhadap bakteri Staphlococcus
aureus dan escherichia Coli. Universitas islam negeri syarifhidayatullah:
jakarta.
Raymon Mario dan Burhanuddin Taebe. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Buah Sawo Manila (Achras zapota L.) dengan Berbagai Cairan Penyari
Terhadap Salmonella typhimurium. Journal of Pharmaceutical and
Medicinal Science, Vol.1 No.1 P.6-11
Reveny J, 2011. Daya Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper
betle Linn.). Jurnal Ilmu Dasar, Vol.12 No.1 Hal. 6-12.
Rostinawati, T., 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella
(Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Escherichia Coli, Salmonella Typhi
dan Staphylococcus Aureus Dengan Metode Difusi Agar. Penelitian
Mandiri Fakultas Farmasi: Universitas Padjajaran.
Rosman, R dan S. Suhirman.2006. Sirih Tanaman Obat Yang Perlu Mendapat
Sentuhan Teknologi Budaya. Warta Penelitan dan Pengembangan
Tanaman Industri.
Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C.
Neidhardt,and C.G. Roy. 1994. Medical Microbiology An Introduction
to Infectious Diseases.3rd ed. Connecticut: Appleton&Lange.
Salim, HHU, 2016. Pengaruh aktivitas antimikroba ekstrak bawang putih (Allium
sativum) terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan gram
negatif (Escherichia coli) secara in vitro. Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Sari, F.P. dan S. M. Sari. 2011. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman
Yodium (Jatropha multifida Linn) sebgai Bahan Baku Alternatif
Antibiotik Alami.Penelitian Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Sastrohamidjojo, H., 2002, Kromatografi, 28, 35-36, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.).Penelitian Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Kimia Medisinal Edisi 1 .Airlangga
University Press: Surabaya.
Sabel, W. dan J.D.F Warren. 1973. Theory and Practise of Oleoresin Extraction.
Di dalam Proceeding of The Conference of Spice. 10-14th April 1972.
Trop.Prod Institue. London.
85
Setyaningsih, Dwi, Anton Apriyantono, dan Maya Puspita Sari. 2010. Analisis
Sensori untuk Industri Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press.
Somaatmadja D. 1981. Prospek Perkembangan Industri Oleoresin di
Indonesia. BBIHP no. 201
Stahl, E. 1969. Thin Layer Chromatography a Laboratory Handbook,second
Edition, Springer International Student Editon, Tokyo, Toppan Company
Limited, Japan.
Sukriani K, 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih Hijau
(Piper betle L.) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis. IJPST,
Vol.3 No.2 hal. 72-76.
Sunil K, 2016. Piper Betle: Phytochemical, Pharmacological and Nutritional
Value in Health Management. Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res, Vol.38 No.2.
Sunatmo, T. I. 2007. Eksperimen mikrobiologi dalam laboratorium.
Bogor:Ardy Agency, Bogor.
Susanto, D. Sudrajat dan R. Ruga. 2012. Studi kandungan bahan aktif tumbuhan
meranti merah (Shorea leprosula Miq) sebagai sumber senyawa
antibakteri. Mulawarmnan Scientifie. Vol. 11No.2 hal. 181-190.
Swarbrick, J. & Boylan, J. C. 1996. Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology, Volume 14. New York: Marcel Dekker
Todar, K. 1998. Bacteriology 330 Lecture Topics:Staphylococcus. Kenneth
Todar University of Wisconsin Department of Bacteriology.
Wisconsin: USA.
Todar, K. 2002. Bacteriology 330 Lecture Topics:Staphylococcus. Kenneth
Todar University of Wisconsin Department of Bacteriology.
Wisconsin: USA..
Tong SYC, Davis JS, et al. 2015. Staphylococcus aureus infections:
Epidemiology, pathophysiology, clinical manifestations, and management.
Clinical Microbiology Reviews, Vol. 28 No.3 p. 603-661.
Trakranrungsie N., Chatchawanchonteera A., Khunkitti W. 2006.
Antidermatophytic Activity of Piper betle Cream. Thai J Pharmacol.
Vol.28 No.3 pp. 16-20.
Vasuki K., Senthamarai R., Kirubha T. S. V.,Balasubramanian P., Selvadurai S.,.
2011. Pharmacognostical studies on leaf of Piper betle. Der Pharmacia
Letter, Vol. 3 No.5 pp.232-235.
86
Verma S. 2016. Modulation of ionizing radiation induced oxidative imbalance by
semi-fractionated extract of Piperbetel: an in vitro and in vivo assessment.
Oxid. Med. Cell.Longev. P: 44-52.
Vossen H.A.M.V., Wessel M. 2000. Plant Resources of South-East Asia
Stimulants. Backhuys Publisher, Netherlands. pp.102-106.
Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara
Werckenthin, C. and Schwarz, S. 2000. Molecular analysis of the translational
attenuator of a constitutively expressed erm (A) gene from Staphylococcus
intermedius. Journal Antimicrob Chemother, Vol. 46 p.785–788.
Wijayakusuma, H.M. 1992. Tanaman berkhasiat obat di Indonesia. Jilid I,
Jakarta: Pustaka Kartini.
Lestyo, Wulandari. 2011. Kromatografi Lapis Tipis Cetakan Pertama.PT.
Taman Kampus Presindo : Jember.
Yuwono, T., 2009. Biologi Mol`ekular. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Pertanian.