Download - smf bedah vulnus
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 1/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Vulnera atau luka adalah kondisi dimana terdapat gangguan kontinuitas
suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal.
Secara umum luka dapat dibagi menjadi dua, yaitu Luka simplek jika hanya
melibatkan kulit, dan luka komplikatum bila melibatkan kulit dan jaringan
dibawahnya.1
Vulnus morsum (luka gigit) biasanya disebabkan oleh gigitan binatang.
Kemungkinan ineksi lebih besar. 1 Luka gigita yang paling sering dijumpai
yaitu pada Luka gigitan !lar ("ulnus morsum serpentis) dan Luka gigitan #njing
("ulnus morsum canis).Kasus gigitan ular dan anjing termasuk kasus kegawatan
yang sering dijumpai di unit gawat darurat. $imana gigitan ular banyak dialami
oleh negara di daerah tropis dan subtropis, yang pekerjaan utamanya adalah
agrikultural.
Sedangkan pada kasus gigitan anjing,%ang paling ditakutkan selain
ineksi ialah penyakit rabies. &abies merupakan penyakit "irus akut pada
susunan sara pusat yang menyebabkan disungsi yang hebat dan tercatat hanya
sedikit sekali yang menderita rabies yang dapat bertahan hidup. Semua mamalia,
terutama karni"ora dapat terserang penyakit ini, contoknya saja anjing. 'enyakit
ini bersiat endemi dimana mana.
1
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 2/28
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gigitan Ular (Vulnus Mrsu! Ser"entis#
igitan ular adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan dari ular baik ular
berbisa ataupun tidak berbisa. #kibat dari gigitan ualr tersebut dapat menyebabkan
kondisi medis yang ber"ariasi, yaitu*
a. Kerusakan jaringan secara umum, akibat dari taring ular
b. 'erdarahan serius bila melukai pembuluh darah besar
c. +neksi akibat bakteri sekunder atau patogen lainnya dan peradangan
d. 'ada gigitan ular berbisa,gigitan dapat menyebabkan en"enomisasi
2.1.1 Etilgi
erdasarkan morologi gigi taringnya, ular dapat dapat diklasiikasikan
sebagai berikut *
a. $a!ili Eli"a%ae& ter%iri %ari '
2
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 3/28
. $a!ili Vi"eri%ae& ter%iri %ari '
). $a!ili H*%r"+*%ae
!lar tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. namun,
beberapa ular berisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan
dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. eberapa ciri ular berbisa
adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas
gigitan terdapat bekas taring.
-iriciri ular berbisa*
1. entuk kepala elips, segitiga
. igi taring dua taring besar
3
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 4/28
/. ekas gigitan* terdiri dari dua titik
-iriciri ular tidak berbisa*
1. entuk kepala bulat
. igi kecil
/. ekas gigitan lengkung seperti !
'erhatikan perbedaan morologi kemungkinan ular berbisa atau tidak pada
gambar dibawah ini *
2.1.2 Patfisilgi
&acun0bisa diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah
mata. &acun ini disimpan di bawah gigi taring pada rahang atas. &ahang dapat bertambah sampai mm pada ular berbisa yang besar. $osis racun pergigitan
4
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 5/28
bergantung pada waktu yang yang terlewati setelah gigitan yang terakhir, derajat
ancaman dan ukuran mangsa. &espon lubang hidung untuk pancaran panas dari
mangsa memungkinkan ular untuk mengubah ubah jumlah racun yang
dikeluarkan.
&acun kebanyakan berupa air. 'rotein en2im pada racun mempunyai siat
merusak. 'rotease, colagenase dan hidrolase ester arginin telah teridentiikasi
pada racun ular berbisa. 3eurotoksin terdapat pada sebagian besar racun ular
berbisa. $iketahui beberapa en2im diantaranya adalah *
(1) hialuronidase, bagian dari racun diamana merusak jaringan subcutan dengan
menghancurkan mukopolisakarida.
() osolipase # memainkan peran penting pada hemolisis sekunder untuk eek
eritrolisis pada membran sel darah merah dan menyebabkan nekrosis otot.
en2im trobogenik menyebabkan pembentukan clot ibrin, yang akan
mengakti"asi plasmin dan menghasilkan koagulopati yang merupakan
konsekuensi hemoragik./
2.1., Ge-ala Dan an%a Gigitan Ular
&acun yang merusak jaringan menyebabkan nekrosis jaringan yang luas
dan hemolisis. ejala dan tanda yang menonjol berupa nyeri hebat dan tidak
sebanding sebasar luka, udem, eritem, petekia, ekimosis, bula dan tanda nekrosis
jaringan. $apat terjadi perdarahan di peritoneum atau perikardium, udem paru,
dan syok berat karena eek racun langsung pada otot jantung.
!lar berbisa yang terkenal adalah ular tanah, bandotan puspa, ular hijau
dan ular laut. !lar berbisa lain adalah ular kobra dan ular welang yang biasanya
bersiat neurotoksik. ejala dan tanda yang timbul karena bisa jenis ini adalah
rasa kesemutan, lemas, mual, sali"asi, dan muntah. 'ada pemeriksaan ditemukan
ptosis, releks abnormal, dan sesak napas sampai akhirnya terjadi henti naas
akibat kelumpuhan otot pernaasan. !lar kobra dapat juga menyemprotkan
bisanya yang kalau mengenai mata dapat menyebabkan kebutaan sementara.4
$iagnosis gigitan ular berbisa tergantung pada keadaan bekas gigitan
atau luka yang terjadi dan memberikan gejala lokal dan sistemik sebagai berikut
($reisbach, 1567) *
5
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 6/28
• ejala lokal * edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (dalam /
menit 8 4 jam)
• ejala sistemik * hipotensi, kelemahan otot, berkeringat, mengigil, mual,
hipersali"asi, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur • ejala khusus gigitan ular berbisa *
o 9ematotoksik* perdarahan di tempat gigitan, paru, jantung, ginjal,
peritoneum, otak, gusi, hematemesis dan melena, perdarahan kulit (petekie,
ekimosis), hemoptoe, hematuri, koagulasi intra"askular diseminata (K+$)
o 3eurotoksik* hipertonik, asikulasi, paresis, paralisis pernapasan, ptosis
otalmoplegi, paralisis otot laring, relek abdominal, kejang dan koma
o Kardiotoksik* hipotensi, henti jantung, koma
o Sindrom kompartemen* edema tungkai dengan tanda 8 tanda :' (pain,
pallor, paresthesia, paralysis pulselesness). 1
;enurut Schwart2 ($epkes,1) gigitan ular dapat di klasiikasikan sebagai
berikut*
Kepada setiap kasus gigitan ular perlu dilakukan *
− #namnesis lengkap* identitas, waktu dan tempat kejadian, jenis dan ukuran
ular, riwayat penyakit sebelumnya.
− 'emeriksaan isik* status umum dan lokal serta perkembangannya setiap 1
jam.
;enurut <9= : gejala local dan tanda pada tempat gigitan *
• ekas taring0gigitan
• 3yeri dan pendarahan lokal
• memar
• lymphangitis
• pembesaran lymphonodi
• inlamasi (bengkak, kemerahan, panas)
• melepuh
• ineksi lokal, ormasi abses
• nekrosis
ambaran klinis gigitan beberapa jenis ular *
6
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 7/28
igitan >lapidae
− >ek lokal (kraits, mambas, coral snake dan beberapa kobra) timbul berupa
sakit ringan, sedikit atau tanpa pembengkakkan atau kerusakan kulit dekat
gigitan. igitan ular dari #rika dan beberapa kobra #sia memberikangambaran sakit yang berat, melepuh dan kulit yang rusak dekat gigitan
melebar.
− Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut,
kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut dan kerusakan pada
lapisan luar mata.
− ejala sistemik muncul 1: menit setelah digigit ular atau 1 jam kemudian
dalam bentuk paralisis dari urat 8 urat di wajah, bibir, lidah dan tenggorokan
sehingga menyebabkan sukar bicara, kelopak mata menurun, susah
menelan, otot lemas, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur dn
mati rasa di sekitar mulut. Selanjutnya dapat terjadi paralis otot pernapasan
sehingga lambat dan sukar bernapas, tekanan darah menurun, denyut nadi
lambat dan tidak sadarkan diri. 3yeri abdomen seringkali terjadi dan
berlangsung hebat. 'ada keracunan berat dalam waktu satu jam dapat timbul
gejala 8 gejala neurotoksik. Kematian dapat terjadi dalam 4 jam.
igitan Viperidae*
− >ek lokal timbul dalam 1: menit atau setelah beberapa jam berupa bengkak
dekat gigitan untuk selanjutnya cepat menyebar ke seluruh anggota badan,
rasa sakit dekat gigitan
− >ek sistemik muncul dalam : menit atau setelah beberapa jam berupa
muntah, berkeringat, kolik, diare, perdarahan pada bekas gigitann (lubang
dan luka yang dibuat taring ular), hidung berdarah, darah dalam muntah,
urin dan tinja. 'erdarahan terjadi akibat kegagalan aal pembekuan darah.
eberapa hari berikutnya akan timbul memar, melepuh, dan kerusakan
jaringan, kerusakan ginjal, edema paru, kadang 8 kadang tekanan darah
rendah dan nadi cepat. Keracunan berat ditandai dengan pembengkakkan di
atas siku dan lutut dalam waktu jam atau ditandai dengan perdarahan
hebat.
igitan 9idropiidae*
7
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 8/28
− ejala yang muncul berupa sakit kepala, lidah tersa tebal, berkeringat dan
muntah
− Setelah / menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri
menyeluruh, spasme pada otot rahang, paralisis otot, kelemahan ototekstraokular, dilatasi pupil, dan ptosis, mioglobulinuria yang ditandai
dengan urin warna coklat gelap (gejala ini penting untuk diagnostik), ginjal
rusak, henti jantung.
igitan &attlesnake dan -rotalidae*
− >ek lokal berupa tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis dan nyeri
pada daerah gigitan merupakan indikasi minimal yang perludipertimbangkan untuk memberian poli "alen crotalidae anti"enin.
− #nemia, hipotensi dan trobositopenia merupakan tanda penting.
igitan -oral Snake*
?ika terdapat toksisitas neurologis dan koagulasi, diberikan anti"enin
(;icrurus ul"ius anti"enin)1
@anda dan gejala lokal *
1. @anda gigi taring
. 3yeri lokal
/. 'endarahan lokal
4. ruising
:. lymphangitis
A. engkak, merah, panas
7. ;elepuh
6.3ecrosis
ejala dan tanda sistemik umum *
!mum
;ual, muntah, malaise, nyeri abdominal, weakness, drowsiness, prostration.
8
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 9/28
Kardio"ascular (Viperidae) *
Visual disturbances, di22iness, aintness, collapse, shock, hypotension,
arrhythmia cardiac, oedema pulmo, oedema conjungti"a.
Kelainan perdarahan dan pembekuan darah (Viperidae) *
∼ 'erdarahan dari luka gigitan
∼ 'erdarahan sitemik spontan 8 dri gusi, epistaksis, hemopteu, hematemesis,
melena, hematuri, perdarahan per "aginam, perdarahan pada kulit seperti
petechiae, purpura, >cchymoses dan pada mukosa seperti pada konjungti"a,
perdarahan intrakranial
3eurologik (>lapidae, &ussellBs "iper) *
$rowsiness, paraesthesiae, abnormalitas dari penciuman dan perabaan,
Chea"yD eyelids, ptosis, ophthalmoplegia eEternal, paralysis dari otot wajah
dan otot lai yang di iner"asi oleh ner"us kranialis, aphonia, diiculty in
swallowing secretions, respiratory and generalised laccid paralysis
=tot rangka (sea snakes, &ussellBs "iper) *
3yeri menyeluruh, stiness and tenderness o muscles, trismus,
myoglobinuria, hyperkalaemia, cardiac arrest, gagal ginjal akut
injal (Viperidae, sea snakes) *
L' (lower back pain), haematuria, haemoglobinuria, myoglobinuria,
oliguria0anuria, tanda dan gejala dari uraemia (naas asidosis, hiccups,
nausea, pleuritic chest pain)
>ndokrin (acute pituitary0adrenal insuiciency) (&ussellBs "iper) *
• Fase akut* syok, hypoglycaemia
• Fase kronik (beberapa bulan sampai tahun setelah gigitan)* weakness, loss
o secondary seEual hair, amenorrhoea, testicular atrophy, hypothyroidism.
(<arrell, 1555).
9
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 10/28
@ingkatan berat ringannya gigitan ular dibagi menjadi : tingkatan
sesuai dengan keadaan klinis yaitu*
Gra%e an%a %an ge-ala
/' an"a en0en!ati
n
Satu atau lebih luka gigitan, nyeri
minimal, edema di sekitarnya G 1 inci
dan eritema pada 1 jam, tidak ada
keterlibatan sistemik
I' En0en!asi !ini!a
l
@anda luka gigitan, nyeri moderate
sampai berat, edema di sekitar 1 : inci
dan eritema dalamn 1 jam pertama
setelah gigitan, tidak ada keterlibatan
sistemik.
II' En0en!asi
!%erate
@anda luka gigitan, nyeri berat, ang
marksH se"ere painH edema di sekitar A 8
1 inci dan eritema dalam 1 jam setelah
gigitan, kemungkinan keterlibatan
sistemik termasuk nausea, "omitus,
pusing, syok atau gejal neurotoksik
III' En0en!asi erat @anda luka gigitan, nyeri berat, edema di
sekitarnya lebih dari 1 inci dan eritema
biasanya ada dan termasuk petekie
generalisata dan ekimosis.
IV' En0en!asi
sangat erat
Keterlibatan sistemik selalu ada dan gejal
dapat termasuk gagal ginjal, sedikit
hematuri, koma dan kematian, edema
local dapat meluas melebihi ekstremitas
yang terlibat pada sisi tubuh ipsilateral.
2.1. Pe!eriksaan "enun-ang
− 'emeriksaan darah* 9b, Leukosit, trombosit, kreatinin, urea 3, elektrolit,
waktu perdarahan, waktu pembekuan, waktu protobin, ibrinogen, #'@@, $
dimer, uji aal hepar, golongan darah dan uji cocok silang.
− 'emeriksaan urin* hematuria, glikosuria, proteinuria (mioglobulinuria)
− >K
10
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 11/28
− Foto dada
2.1. Diagnsis Ban%ing
$iagnosis banding untuk snakebite antara lain *
− #nailasis
− @rombosis "ena bagian dalam
− @rauma "askular ekstrimitas
− Scorpion Sting
− Syok septik
− Luka ineksi
2.1.3 Penatalaksanaan
erikut adalah langkahlangkah yang biasanya dilakukan dalam
menangani gigitan ular : *
− 'ertolongan pertama
− Segera kirim ke &S
− &esusitasi dan penanganan klinis segera
− 'enanganan klinis yang lebih mendalam dan diagnosis species ular
− 'eriksa lab
− 'emberian S#!
− =bser"asi respon S#!* untuk memutuskan peningkatan dosisnya
− 'emberian terapi suporti
−
'enanganan bekas gigitan− &ehabilitasi
− 'enanganan komplikasi kronis
u-uan "ertlngan "erta!a
• mencoba memperlambat absorpsi sistemik racun
• mempertahankan nyawa dan mencegah komplikasi sebelum pasien dibawa ke
&S
• mengawasi gejala keracunan awal yang berbahaya
11
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 12/28
• mengatur transportasi pasien agar segera mendapat pertolongan medis
• A0e all& % n +ar!4
'ada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitanular. -ara tradisional pada penanganan gigitan ular seperti metode penggunaan
torniket (cara ini sangat menyakitkan dan berbahaya apabila torniket dipasang
terlalu lama karena dapat menyebabkan iskemia dan akhirnya banyak yang
menjadi gangren), insisi tempat gigitan, pengisapan tempat gigitan, pendinginan
daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid +arus %i+in%ari
karena tidak terbukti manaatnya dan bahkan membahayakan. (<9=, :)
5e)!!en%e% first ai% !et+%s
• ;enenangkan korban yang mungkin sangat gelisah0ketakutan
• +mmobilisasi ekstremitas yang tergigit dengan balutan atau bidai (karena setiap
gerakan atau kontraksi otot meningkatkan absorpsi racun ke pembuluh darah
atau lime)
• 'ertimbangkan pressureimmobilisation untuk beberapa jenis ular Elapidae
• 9indari inter"ensi apapun pada bekas gigitan karena dapat membuat ineksi,
meningkatkan absorpsi racun, dan meningkatkan pendarahan.
@indakan 'elaksanaan
#. Sebelum penderita dibawa ke pusat pengobatan, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah
• 'enderita diistirahatkan dalam posisi hori2ontal terhadap luka gigitan
• 'enderita dilarang berjalan dan dilarang minum minuman yang mengandung
alkohol
•
#pabila gejala timbul secara cepat sementara belum tersedia antibisa, ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. Kegiatan mengikat ini kurang berguna jika
12
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 13/28
dilakukan lebih dari / menit pasca gigitan. @ujuan ikatan adalah untuk
menahan aliran lime, bukan menahan aliran "ena atau ateri.
Petun-uk a6al a+6a "asien !engala!i ge-ala kera)unan erat '
• !lar teridentiikasi sebagai jenis yang berbahaya
• 'embesaran bengkak yang cepat pada tempat gigitan
• -epat terjadi 'embesaran dari lokal lymphonodi, menunjukan bahwa racun telah
menyebar pada saluran lime.
• -epat terjadi gejala sistemik* kolaps (hypotension, shock), nausea, muntah,
diare, nyeri kepala hebat, CberatD pada kelopak mata, mudah mengantuk atau
ptosis yang aal0opthalmoplegia
• -epat terjadi perdarahan sistenik spontan
• !rin berwarna coklat gelap
. Setelah penderita tiba di pusat pengobatan diberikan terapi suporti sebagai
berikut*
• 'enatalaksanaan jalan napas
•
'enatalaksanaan ungsi pernapasan• 'enatalaksanaan sirkulasi* beri inus cairan kristaloid
• eri pertolongan pertama pada luka gigitan* "erban ketat dan luas diatas luka,
imobilisasi (dengan bidai)
• 'eriksa lab, #mbil : 8 1 ml darah untuk pemeriksaan* waktu trotombin, #'@@,
$dimer, ibrinogen dan 9b, leukosit, trombosit, kreatinin, urea 3, elektrolit
(terutama K), -K. 'eriksa waktu pembekuan, jika I1 menit, menunjukkan
kemungkinan adanya koagulopati.
• #pus tempat gigitan dengan dengan "enom detection
• eri S#! (Serum #nti isa !lar, serum kuda yang dilemahan), poli"alen 1 ml
berisi*
∼ 1: L$: bisa #nkystrodon
∼ :: L$: bisa ungarus
∼ :: L$: bisa 3aya SputariE
∼ Fenol .:J "0"
@eknik pemberian* "ial :ml intra"ena dalam : ml 3a-l ,5J atau
$eEtrose :J dengan kecapatan 46 tetes0menit. ;aksimal 1 ml ( "ial).+niltrasi lokal pada luka tidak dianjurkan. $osis S#! pada anak dan dewasa
13
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 14/28
sama, karena ular menginjeksikan jumlah0dosis racun yang sama pula saat dia
menggigit dewasa ataupun anakanak.
+ndikasi S#! adalah adanya gejala "enerasi sistemik dan edema hebat pada
bagian luka. 'edoman terapi S#! mengacu pada Schwart2 dan <ay ($epkes,
1)*
'edoman terapi S#! menurut Luck *
∼ ;onitor keseimbangan cairan dan elektrolit
∼ !langi pemeriksaan darah pada / jam setelah pemberiann anti"enom
?ika koagulopati tidak membaik (ibrinogen tidak meningkat, waktu
pembekuan darah tetap memanjang), ulangi pemberian S#!. !langi
pemeriksaan darah pada 1 dan / jam berikutnya, dst. angguan koagulopati
berat berikan anti"enin spesiik, plasma reshro2en, cryoprecipitate (ibrinogen,
actor V+++), resh whole blood or platelet concentrates.
?ika koagulopati membaik (ibrinogen meningkat, waktu pembekuan menurun)
maka monitor ketat kerusakan dan ulangi pemeriksaan darah untuk memonitor
perbaikkannya. ;onitor dilanjutkan E4 jam untuk mendeteksi kemungkinan
koagulopati berulang. 'erhatian untuk penderita dengan gigitan Viperidae untuk
tidak menjalani operasi minimal minggu setelah gigitan.
∼ @erapi suporti lainnya pada keadaan *
'erdarahan* beri tranusi darah segar atau komponen darah, ibrinogen, "itamin
K, tranusi trombosit 9ipotensi* beri inus cairan kristaloid
&abdomiolisis* beri cairan dan natrium bikarbonat
;onitor pembengkakan local dengan lilitan lengan atau anggota badan
Sindrom kompartemen* lakukan asiotomi
angguan neurologik* beri 3eostigmin (asetilkolinesterase), diawali dengan
sulas atropin
eri tetanus proilaksis bila dibutuhkan
!ntuk mengurangi rasa nyeri berikan aspirin atau kodein, hindari penggunaan
obat 8 obatan narkotik depresan
∼ @erapi proilaksis
14
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 15/28
'emberian antibiotika spektrum luas. Kaman terbanyak yang dijumpai adalah
'.aerugenosa, 'roteus,sp, -lostridium sp, .ragilis
eri toksoid tetanus
'emberian serum anti tetanus* sesuai indikasi 1
2.1.7 Pen)ega+an
'etunjuk 'raktis 'encegahan @erhadap igitan !lar *
∼ 'enduduk di daerah di mana ditemuakan banyak ular berbisa dianjurkan untuk
memakai sepatu dan celana berkulit sampai sebatas paha sebab lebih dari :J
kasus gigitan ular terjadi pada daerah paha bagian bawah sampai kaki
∼ Ketersedian S#! untuk daerah di mana sering terjadi kasus gigitan ular
∼ 9indari berjalan pada malam hari terutama di daerah berumput dan bersemak 8
semak
∼ #pabila mendaki tebing berbatu harus mengamati sekitar dengan teliti
?angan membunuh ular bila tidak terpaksa sebab banyak penderita yang tergigit
akibat kejadian semacam itu. 1
15
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 16/28
16
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 17/28
2.2 Luka Gigitan An-ing (Vulnus Mrsu! 8anis#
2.2.1 Definisi
igitan anjing adalah cedera yang disebabkan oleh gigitan dari anjing,
yang paling ditakutkan dari gigitan anjing selain ineksi adalah penyakit rabies.
&abies adalah penyakit ineksi akut pada susunan sara pusat yang disebabkan
oleh "irus rabies. 'enyakit ini bersiat 2oonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan
misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar . &abies disebut juga
penyakit anjing gila.
&abies disebabkan oleh "irus rabies yang masuk ke keluarga
Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama "irus keluarga
Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negati &3# yang tidak
bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai
perantara penularan.
2.2.2 Patgenesis
Setelah "irus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama minggu
"irus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak
mencapai ujungujung serabut sara posterior tanpa menunjukkan perubahan
perubahan ungsinya. ;asa inkubasi ber"ariasi yaitu berkisar antara minggu
sampai tahun, tetapi pada umumnya /6 minggu, berhubungan dengan jarak
yang harus ditempuh oleh "irus sebelum mencapai otak.
Sesampainya di otak "irus kemudian memperbanyak diri dan menyebar
luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusus
terhadap selsel sistem limbik, hipotalamus dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri dalam neuronneuron sentral, "irus
kemudian kearah perier dalam serabut sara eeren dan pada sara "olunter
maupun sara otonom. $engan demikian "irus menyerang hampir tiap organ dan
jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringanjaringannya,
seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.
2.2., Ge-ala klinis
17
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 18/28
&abies merupakan penyakit primer pada hewan tingkat rendah dan
menyebar ke manusia melalui gigitan atau kontak dengan sali"a hewan yang
terineksi rabies. 'enyakit ini adalah esenalitis yang akut, ulminan, dan atal.
;asa inkubasi pada manusia khasnya 1 bulan, tetapi dapat hanya 1 minggu
hingga beberapa tahun 5sampai 15 tahun). ;asa inkubasi biasanya lebih
pendek pada anak daripada orang dewasa./ Spektrum klinis dapat di bagi
menjadi tiga ase*
1. Fase prodromal yang singkat, ase neurologis akut, dan koma. Fase
prodromal, berlangsung selama 1 hari, dapat menunjukkan salah satu
gejala nonspesiik * malaise, anoreksia, nyeri kepala, otoobia, mual dan
muntah, nyeri tenggorok, serak, pembesaran kelenjar lime regional, dan
demam. iasanya terdapat abnormal di sekitar tempat luka.1
. Fase neurologi akut, yang berlangsung 7 hari, Stadium ini ditandai dengan
adanya kecemasan, berkeringat, gelisah oleh suara atau cahaya terang,
sal"ias, insomnia, ner"ousness, spasme otot kerongkongan , tercekit, sukar
menelan cairan ludah, kejang kejang, tingkah laku aneh, berubah. @erlihat
hiperakti"itas simpatis umum, berupa lakrimilasi, dilatasi pupil dan
peningkatan sal"ias serta perspirasi. Sebagian besar pasien akan
menunjukkan hidroobia (takut terhadap air).1
/. Fase stadium koma, disebut juga ase kelumpuhan. Kelumpuhan terjadi
akibat kelumpuhan sel sara. 'enderita menjadi kebingungan, sering kejang
kejang , inkontinensia urinae maupun al"i, stupor, koma, kelumpuhan otot
otot, kematian.1
2.2. Pe!eriksaan laratriu!
'enyakit ini sering berjalan dengan cepat dan dalam 1 hari dapat
menyebabkan kematian sejak timbulnya gejala, sehingga pemeriksaan serologis
kadangkadang belum sempat dilakukan, walaupun secara klinis cukup jelas.
'ada kasus dengan perjalanan yang agak lama , misalnya gejala paralis yang
dominan dan mengaburkan diagnosis maka pemeriksaan laboratorium sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis.
Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, cairan serebrospinal dan urin
penderita. <alaupun begitu, isolasi "irus kadangkadang tidak berhasil
18
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 19/28
didapatkan dari jaringan otak dan bahan tersebut setelah 1 8 4 hari sakit. 9al ini
berhubungan dengan adanya neutrali2ing antibodies.
'emeriksaan Flourescent #ntibodies @est (F#@) dapat menunjukkan
antigen "irus di jaringan otak, sedimen cairan serebrospinal, urin, kulit dan
hapusan kornea, bahkan setelah teknik isolasi tidak berhasil. F#@ ini juga bisa
negati, bila antibodi telah terbentuk.
Serum neutrali2ing antibody pada kasus yang tidak di"aksinasi tidak
akan terbentuk sampai hari ke 1 pengobatan, tetapi setelah itu titer akan
meningkat dengan cepat. 'eningkatan titer yang cepat juga nampak pada hari ke
A 8 1 setelah onset klinis pada penderita yang diobati dengan anti rabies.
Karakteristik responimun ini, pada kasus yang di"aksinasi dapat membantu
diagnosis. <alaupun secara klinis gejalanya patognomonik namun 3egri bodies
dengan pemeriksaan mikroskopis (Seller) dapat negati pada 1 J J kasus,
terutama pada kasus kasus yang sempat di"aksinasi dan penderita yang dapat
bertahan hidup setelah lebih dari minggu.
2.2. Diagnsis %an Diagnsis Pe!an%ing
$iagnosis pada manusia ditegakkan dengan tes antibody netralisasi
rabies yang positi dan gejala klinisnya . Sedang diagnosis pada hewan
ditegakkan dengan pemeriksaan otak secara otopsi. 'ada otopsi otak, akan
ditemukan badan inklusi "irus (negriBs bodies) di dalam sel sara.
ila penderita mempunyai riwayat telah tergigit oleh binatang, parestesia
pada luka, dan hidroobia, maka diagnosis klinis rabies tidak sukar. Setiap
penyakit dimana ada ensealitis kadang kadang dapat menyebabpkan kerancuan,
seperti mereka yang disebabkan oleh arbo"irus, entero"irus, dan herpes
simpleks. 3amun jika kita mendapatkan tanda tanda keterlibatan batang otak
pada penderita yang sensorinya pada dasarnya jernih dan yang tidak mempunyai
tanda tanda lesi yang menempati ruang, diagnosis lain biasanya dapar
dikesampingkan.7
&abies paralitik mungkin salah didiagnosis sebagai sindrom uillain 8
arre , poliomyelitis, atau ensealomietis "aksin postrabies. 'emerikasaan
neurologis yang cermat dan analisis cairan serebrospinal akan sering membantu
mengesampingkan diagnosis ini.7
19
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 20/28
Spasme tetanus dapat menyebabkan kerancuan diagnostic sebentar, tetapi
trismus tidak ditemuan pada rabies, dan hidroobia tidak ditemukan pada
tetanus. otulisme (luka atau penelanan) akan menyebabkan paralisis. @etapi
tidak adanya perubahan sensoris harus mengesampingkan rabies. 7
$iagnosis laboratorium sekarang dimungkinkan sebelum mati. Virus
mungkin diperagakan dengan pewarnaan antibody luoresen pulasan sel epitel
kornea atau potongan lkulit leher pada grasi garis perbatasan rambut. !ji ini
positi karena "irus migrasi kebawah saranya dari otakH baik kornea maupun
olikel rambut sangat terinner"asi. 'emeriksaan autopsy otak penderita dengan
ensealitis yang mematikan harus mencakup uji antibody luoresen untuk rabies.
7
2.2.3 Penatalaksanaan
ila terineksi rabies, segera cari pertolongan medis. &abies dapat
diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum mengineksi otak dan
menimbulkan gejala. ila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk
menyembuhkan penyakit ini. 'emberian serum dan "aksin pada luka akibat
gigitan hewan liar* 7
• @anpa lesi * obser"asi
• oresan * serum M "aksin
• igitan dangkal * serum M "aksin
• Serangan berat * serum M "aksin
9 Penanganan Luka Gigitan He6an Menular 5aies
Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan
cepat dan sesegera mungkin. !ntuk mengurangi0mematikan "irus rabies yang
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling eekti ialah mencuci luka gigitan
dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 11:
menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 7 J, betadine, obat merah dan
lainlain). ;eskipun pencucian luka menurut keterangan penderita sudah
dilakukan namun di 'uskesmas 'embantu0'uskesmas0&umah Sakit harus
dilakukan kembali seperti di atas.
20
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 21/28
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.
ila memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka
diberi Serum #nti &abies (S#&) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara
iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra
muskuler. $isamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian
serum0 "aksin anti tetanus, anti biotik untuk mencegah ineksi dan pemberian
analgetik.
2.2.7 Prgnsis
$engan proilaksis pasca kontak yang agresi menmggunakan 9$-V dan &+,
penyakit jarang timbul secara klinik. $an bila tanda tanda klinik muncul,
prognosis burukH hanya sedikit sekali penderita yang pernah bertahan hidup bila
menderita rabies secara klinik.7,5
2.2.: Pe!erian Vaksin %an Seru! Anti 5aies
'emberian Vaksin #nti &abies (V#&) atau disertai Serum #nti &abies (S#&)
harus didasarkan atas tindakan tajam dengan mempertimbangkan hasilhasil penemuan
dibawah ini.
1. #namnesis *
• Kontak 0 jilatan 0 gigitan
• Kejadian didaerah tertular 0 terancam 0 bebas
• $idahului tindakan pro"okati 0 tidak
• 9ewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies
• 9ewan yang menggigit hilang, lari dan tidak dapat di tangkap atau dibunuh
dan dibuat.
• 9ewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan menderita rabies
•
'enderita luka gigitan pernah di V#& dan kapanN• 9ewan yang menggigit pernah di V#& dan kapanN
. 'emeriksaan Fisik
+dentiikasi luka gigitan (status lokalis).
/. Lain 8 lain
• @emuan pada waktu obser"asi hewan
• 9asil pemeriksaan spesimen dari hewan
• 'etunjuk <9=
21
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 22/28
ila ada indikasi pengobatan 'asteur, maka terhadap luka resiko rendah diberi
V#& saja. %ang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan pada kulit luka,
garukan atau lecet (erosi, ekskoriasi), luka kecil disekitar tangan, badan dan kaki.
@erhadap luka resiko tinggi, selain V#& juga diberi S#&. %ang termasuk luka
berbahaya adalah jilatan0luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu (muka, kepala,
leher), luka pada jari tangan0kaki, genetalia, luka yang lebar0dalam dan luka yang
banyak (multipel).
!ntuk kontak (dengan air liur atau sali"a hewan tersangka0hewan rabies atau
penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada kontak, maka
tidak '>&L! diberikan pengobatan V#& maupun S#&. Sedangkan apabila kontak
dengan air luir pada kulit luka yang tidak berbahaya, maka diberikan V#& atau
diberikan kombinasi V#& dan S#& apabila kontak dengan air liur pada luka berbahaya.
$osis dengan cara pemberian Vaksin dan Serum #nti &abies adalah sebagai
berikut *
I. Dsisi %an 8ara Pe!erian Vaksin Anti 5aies (VA5#
1. 'uriied Vero &abies Vaccine ('V&V)
Kemasan * Vaksin terdiri dari "aksin kering dalam "ial dan pelarut sebanyak ,: ml
dalam syringe.
a. $osis dan cara pemberian sesudah digigit ('ost >Eposure @reatment) -ara pemberian *
disuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus (anak8anak di
daerah paha).
$osis
b. $osis dan cara pemberian V#& bersamaan dengan S#& sesudah digigit ('ost
>Eposure @reatment)
-ara pemberian * sama seperti pada butir 1.a.
$osis
22
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 23/28
. Suckling ;ice rain Vaccine (S;V)
Kemasan *
$os berisi 7 "ial 1 dosis dan 7 ampul pelarut ml.
$os berisi : ampul 1 dosis intra cutan dan : ampul pelarut ,4 ml.a. $osis dan cara pemberian sesudah digigit ('ost >Eposure @reatment)
-ara pemberian * !ntuk "aksinasi dasar disuntikkan secara sub cutan (sc) di sekitar
daerah pusar. Sedangkan untuk "aksinasi ulang disuntikkan secara intra cutan (ic) di
bagaian leksor lengan bawah .
$osis*
b. $osis dan cara pemberian bersamaan dengan S#& sesudah digigit ('ost
>Eposure@reatment)
-ara pemberian * sama seperti pada butir .a.
$osis
23
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 24/28
II. Dsis %an 8ara Pe!erian Seru! Anti 5aies (SA5#
1. Serum hetorolog (Kuda)
Kemasasn * "ial ml (1 ml O 1 +!)
-ara pemberian *$isuntikkan secara iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin,
sisanya disuntikkan intra maskuler.
$osis *
. Serum ;omolog
Kemasan * "ial ml ( 1 ml O 1: +! )
-ara pemberian * $isuntikkan secara iniltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin,
sisanya disuntikkan intra muskuler.
$osis *
24
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 25/28
III. Dsis %an 8ara Pe!erian VA5 Untuk "engealan Seelu! Digigit (Pre
E;"sure I!!uni<atin#
1. 'uriied Vero &abies Vaccine ('V&V)
Kemasan *
Vaksin terdiri dari "aksin kering dalam "ial dan pelarut sebanyak ,: ml dalam syringe.
-ara pemberian (cara +) *$isuntikkan secara intra muskuler (im) di daerah deltoideus.
$osis *
-ara pemberian (cara ++) *$isuntikkan secara intra cutan ( dibagian leksor lengan
bawah ).
$osis *
25
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 26/28
. Suncling ;ice rain Vaccine (S;V)
Kemasan *
$us berisi 7 "ial 1 dosis dan 7 ampul pelarut ml
$us berisi : ampul 1 dosis intra cutan dan : ampul pelarut ,4 ml.
-ara pemberian * $isuntikkan secara intra cutan (ic) di bagian lektor lengan bawah.
$osis *
26
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 27/28
BAB III
=ESIMPULAN
!lar merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di +ndonesia.
Spesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. !lar berbisa
memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas. 'ada taring tersebut terdapat saluran
bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara subkutan atau
intramuskular. Sedangkan pada gigitan anjing selain ineksi adalah penyakit rabies.
&abies merupakan penyakit "irus akut dari sistem sara pusat yang dapat
mengenai mamalia dan ditularkan oleh sekresi yang terineksi biasanya sali"a. Virus
rabies ini sangat atal apabila terpapar, karena prognosisnya berujung pada kematian.
Sebagian besar pemajanan terhadap rabies melalui gigitan binatang atau kontak "irus
(sali"a binatang) dengan luka pada host ataupun melalui membran mukosa. Selain
"irusnya sendiri, dalam gigitan anjing, juga terdapat mikroorganisme yang dapat
memperburuk kondisi gigitan. mikroorganisme ini juga banyak terdapat pada kubangan
air, yaitu Staphylococcus dan Streptococcus yang 'ada luka atau bagian tubuh yang
mengalami ineksi sering kali muncul pus (nanah) dan iniltrat.
Setelah tergigit oleh binatang yang tercurigai rabies, kita dapat memberikan
suntikan #@S, &abies immune lobulin (&+), dan "aksin 9$V- dengan dosis dan
waktu pemakain yang telah ditentukan untuk meminimalisir resiko untuk sementara
waktu. !ntuk luka terbukanya sendiri, tidak cukup hanya dengan memberikan antiseptic
saja, luka harus dibersihkan dengan air dan sabun secara berulang ulang. +rigasi dengan
larutan betadine. ila perlu lakukan tindakan debridement, balut luka secara longgar,
dan obser"asi luka minimal E sehari. erikan #@S atau 9@+. ila luka gigitan berat,
berikan suntikan iniltrasi serum anti rabies di sekitar luka. 'encegahan dapat dilakukan
pada hewan dan manusia yang berupa "aksinasi maupun pemusnahan hewan yang
terkena rabies. $apat juga kita melakukan pencegahan terhadap "irus rabies melalui
control terhadap "aksinasi dan terhadap hewan liar yang berkeliaran disekitar
lingkungan.
27
7/17/2019 smf bedah vulnus
http://slidepdf.com/reader/full/smf-bedah-vulnus 28/28
DA$A5 PUSA=A
1. Karakata S, achsinar . edah minor. ?akarta * 9ipokrates, 6. h. 1:, //,
151.
. 9arijanto ' 3, unawan carta #. &abies. +lmu penyakit dalam. ?ilid +++. ?akarta*
FK!+, A. h.54/
/. <arrell, $.#., :. uidelines or the -linical ;anagement o Snake ite in
the South>ast #sia &egion. <orld 9ealth =rgani2ation. &egional =ice or
South>ast #sia. <orld 9ealth 9ouse. +ndraprastha >state. 3ew $elhi 11.
+ndia
4. $e ?ong <., 1556. uku #jar +lmu edah. >-* ?akarta
:. <arrell, $.#., :. uidelines or the -linical ;anagement o Snake ite in
the South>ast #sia &egion. <orld 9ealth =rgani2ation. &egional =ice or
South>ast #sia. <orld 9ealth 9ouse. +ndraprastha >state. 3ew $elhi 11.
+ndia.
A. ;orison ; ?. ;anajemen Luka. ?akarta. >-* /.h.11
7. <idoyono. 'enyakit tropis, epidemologi, penularan, pencegahan P
pemberantasannya. ?akarta * >rlangga, 6. h. 4/:/
6. 'rice S#. 'atoisiologi * konsep klinis prosesproses penyakit. >disi A. ?akarta *
>-, A. h. :777
5. rook, eo F. ;ikrobiologi kedokteran. ?awet2, ;elnick,P #delberg. >disi /.
?akarta * >-, . h. 116
1. Sudoyo, #.<., A. uku #jar +lmu 'enyakit $alam. 'usat 'enerbitan
$epartemen +lmu 'enyakit $alam. Fakultas Kedokteran !ni"ersitas +ndonesia
11. ehrman &>, Kleigman &;, #r"in #;. 3elson ilmu kesehatan anak. >disi 1:.
?akarta* >-, . h.5175, 114:46
1. #koso @. 'encegahan dan pengendalian rabies. ?akarta* Kanisius, 7.h.1
1/. Saputra L, ;argaretha L ;. Kapita selekta kedokteran klinik. ?akarta* inarupa
#ksara 'ublisher, 5. h. 4144
14. 9alim;ubin, #. 'anduan praktis ilmu penyakit dalam * diagnosis dan terapi.
?akarta * >-, 1. 9. //7