Download - SNH.lapsus Maulida Hayati
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
1/26
Laporan Kasus
STROKE NON HEMORAGIK
Oleh
Maulida Hayati
NIM. I1A007030
Pembimbing
dr. Oscar Nurhadi, Sp.S
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN
BANJARMASIN
Juli, 2011
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
2/26
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. KLN
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Cina
Agama : Kristen
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : -
Status : tidak menikah
Alamat : Jln. RK Ilir No. 220 RT 9 Banjarmasin
MRS : 27 Juli 2011 Pukul 08.00 WITA
No RMK : 94 74 49
II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis dengan anak pasien tanggal 27 Juli 2011 pukul 17.00
WITA
Keluhan Utama : susah menelan
Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : tidak bisa bangun.
Perjalanan Penyakit :
2
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
3/26
Satu hari sebelum masuk rumah sakit (26 Juli 2011), saat makan,
os tidak bisa menelan, os juga seperti ingin tidur sepanjang hari. 1 bulan
sebelumnya (awal Juni 2011) os saat bangun tidur tidak dapat bangun dan
tidak dapat bicara. Oleh keluarga, os dibawa ke RSUD Anshari Saleh dan
dirawat selama 2 minggu, kemudian os sudah boleh pulang karena sudah
bisa makan namun masih belum bisa bergerak. Saat ini os makan masih bisa
sedikit-sedikit, BAB (+) BAK (+) dan mau tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien ada riwayat hipertensi sejak kurang lebih dua tahun ini, dan
oleh dokter umu rawat jalan dengan terapi nifedipin 6 bulan yang lalu, kaki
kiri os mengalami kelemahan, sehingga os jalan harus ngesot. Pasien tidak
memiliki riwayat asma, dan diabetes mellitus.
Intoksikasi :
Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan
minuman.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Terdapat riwayat penyakit hipertensi pada keluarga pasien, yaitu
ayah kandung pasien.
Keadaan Psikososial :
Pasien tinggal bersama kakak kandung pasien beserta suami
adiknya dan 1 cucu mereka, tinggal di rumah yang terbuat dari beton, terdiri
dari tiga kamar, penerangan dan ventilasi cukup.
3
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
4/26
III. STATUS INTERNE SINGKAT
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 80 kali /menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 37,8 oC
Kepala/Leher :
-Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, katarak
(-/-)
- Mulut : Mukosa bibir kering
- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Thoraks
- Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,
wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada.
- Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising
Abdomen : Tampak cembung, hepar dan lien tidak teraba, perkusi redup,
tes undulasi (+), asites (+), bising usus sulit dievaluasi
Ekstremitas : Atrofi kaki sinistra, edem tidak ada, akral hangat di semua
ekstremitas, parese kaki dextra.
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT
Emosi dan Afek : Euthym
Proses Berfikir : sde
4
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
5/26
Kecerdasan : sde
Penyerapan : sde
Kemauan : sde
Psikomotor : Menurun
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Kesadaran : GCS 4-1-6 (kompos mentis)
Pembicaraan : Disartri : tidak ada
Monoton : Tidak ada
Scanning : Tidak ada
Afasia Motorik : ada
Sensorik : Tidak ada
Amnesik : Tidak ada
Kepala:
Besar : Normal
Asimetri : Negatif
Sikap paksa : Negatif
Tortikolis : Negatif
Muka:
Mask/topeng : Negatif
Miophatik : Negatif
Fullmoon : Negatif
Lain-lain : Negatif
5
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
6/26
B. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsangan Selaput Otak
Kaku Tengkuk : Negatif
Kernig : Negatif/Negatif
Laseque : Negatif/Negatif
Bruzinski I : Negatif
Bruzinski II : Negatif/Negatif
2. Saraf Otak
N. Olfaktorius
Hyposmia : Negatif
Parosmia : Negatif
Halusinasi : Negatif
N. Optikus
Visus : Normal
Yojana Penglihatan : Normal
Melihat warna : Normal
Funduskopi : Tidak dilakukan
N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens
Kanan Kiri
Kedudukan bola mata sde tengah
Pergerakan bola mata ke
6
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
7/26
Nasal : sde normal
Temporal : sde normal
Atas : sde Normal
Bawah : sde Normal
Temporal bawah : sde Normal
Eksopthalmus : Negatif Negatif
Celah mata (Ptosis) : positif Negatif
Pupil sde Kiri
Bentuk sde bulat
Lebar sde 3 mm
Perbedaan lebar sde isokor
Reaksi cahaya langsung sde Positif
Reaksi cahaya konsensuil sde Positif
Reaksi akomodasi sde Positif
Reaksi konvergensi sde Positif
N. Trigeminus
Cabang Motorik
Otot Maseter Normal
Otot Temporal Normal
Otot Pterygoideus Int/Ext Normal
Cabang Sensorik
I. N. Oftalmicus Normal
7
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
8/26
II. N. Maxillaris Normal
III. N. Mandibularis Normal
Refleks kornea langsung sde Normal
Refleks kornea konsensuil sde Normal
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Kerutan dahi Normal Normal
Tinggi alis Normal Normal
Sudut mata Normal Normal
Lipatan nasolabial Normal Normal
Waktu Gerak
Mengerutkan dahi tidak bisa Normal
Menutup mata tidak bisa Normal
Bersiul sde
Memperlihatkan gigi Sama Tinggi
Pengecapan 2/3 depan lidah sde
Sekresi air mata Normal
Hyperakusis Negatif Negatif
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : Negatif
8
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
9/26
Nystagmus : Negatif
Tinitus aureum : Kanan: Negatif Kiri : Negatif
Cochlearis : tidak dilakukan
N. Glossopharyngeus dan N. Vagus
Bagian Motorik:
Suara : sde
Menelan : tidak bisa
Kedudukan arcus pharynx : normal/normal
Kedudukan uvula : ditengah
Pergerakan arcus pharynx : normal
Detak jantung : normal
Bising usus : sulit dievaluasi, asites (+)
Bagian Sensorik:
Pengecapan 1/3 belakang lidah : sde
Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan
Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
Refleks palatum mole : tidak dilakukan
N. Accesorius
Mengangkat bahu : sde
Memalingkan kepala : normal
N. Hypoglossus
9
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
10/26
Kedudukan lidah waktu istirahat : ke arah kanan
Kedudukan lidah waktu bergerak : ke arah kanan
Atrofi : tidak ada
Kekuatan lidah menekan pada bagian
dalam pipi : sde
Fasikulasi/Tremor (kanan/kiri) : negatif/negatif
3.Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Tubuh : Otot perut : normal
Otot pinggang : normal
Kedudukan diafragma : Gerak : normal
Istirahat : normal
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : 1/5
M. Biceps : 1/5
M. Triceps : 1/5
Fleksi sendi pergelangan tangan : 1/5
Ekstensi sendi pergelangan tangan : 1/5
Membuka jari-jari tangan : tidak bisa/normal
Menutup jari-jari tangan : tidak bisa/normal
Tungkai (Kanan/Kiri)
Fleksi artikulasio coxae : 1/4
Ekstensi artikulatio coxae : 1/4
10
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
11/26
Fleksi sendi lutut : 1/4
Ekstensi sendi lutut : 1/4
Fleksi plantar kaki : 1/4
Ekstensi dorsal kaki : 1/4
Gerakan jari-jari kaki : normal/normal
Besar Otot:
Atrofi : positif
Pseudohypertrofi : Negatif
Respon terhadap perkusi : Normal
Palpasi Otot:
Nyeri : Negatif
Kontraktur : Negatif
Konsistensi : hipotonus
Tonus Otot:
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Hipotoni positif Negatif positif Negatif
Spastik Negatif Negatif Negatif Negatif
11
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
12/26
Rigid Negatif Negatif Negatif Negatif
Rebound Negatif Negatif Negatif Negatif
phenomen
Gerakan Involunter
Tremor : Waktu Istirahat : Negatif/Negatif
Waktu bergerak : Negatif/Negatif
Chorea : Negatif/Negatif
Athetose : Negatif/Negatif
Balismus : Negatif/Negatif
Torsion spasme : Negatif/Negatif
Fasikulasi : Negatif/Negatif
Myokimia : Negatif/Negatif
Koordinasi : tidak dilakukan
Gait dan station : tidak dilakukan
4.Sistem Sensorik
Kanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa nyeri superfisial : negatif/normal
Rasa suhu : tidak dilakukan
12
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
13/26
Rasa raba ringan : normal/normal
Rasa Proprioseptik
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa tekan : normal/normal
Rasa nyeri tekan : normal/normal
Rasa gerak posisi : normal/normal
Rasa Enteroseptik
Refered pain : tidak ada
Rasa Kombinasi
Streognosis : Tidak dilakukan
Barognosis : Tidak dilakukan
Grapestesia : Tidak dilakukan
Two point tactil discrimination : Tidak dilakukan
Sensory extinction : Tidak dilakukan
Loose of Body Image : Tidak dilakukan
Fungsi luhur
Apraxia : Negatif
Alexia : Negatif
Agraphia : Negatif
Fingeragnosia : Negatif
Membedakan kanan-kiri : Dapat
Acalculia : Negatif
13
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
14/26
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
Refleks kulit dinding perut : normal
Refleks cremaster :Tidak dilakukan
Refleks interscapular : Tidak dilakukan
Refleks gluteal : Tidak dilakukan
Refleks anal : Tidak dilakukan
Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):
Refleks Biceps : Normal/normal
Refleks Triceps : Normal/normal
Refleks Patella : Normal/normal
Refleks Achiles : Normal/normal
R efleks Patologis :
Tungkai
Babinski : Negatif/negatif
Chaddock : Negatif/negatif
Oppenheim : Negatif /negatif
Rossolimo : Negatif/negatif
Gordon : Negatif /negatif
Schaeffer : Negatif/negatif
Mendel-Bechterew : Negatif/negatif
Stransky : Negatif/negatif
Gonda : Negatif/negatif
14
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
15/26
Lengan
Hoffmann-Tromner : Negatif/negatif
Leri : Negatif/negatif
Meyer : Negatif/negatif
Reflek Primitif: Grasp : Negatif
Snout : Negatif
Sucking : Negatif
Palmomental : Negatif
6. Susunan Saraf Otonom
Miksi : positif
Defekasi : positif
Sekresi keringat : positif
Salivasi : positif
Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : (negatif)
Orthostatik hypotensi : negatif
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Skoliosis : tidak ada
Khypose : tidak ada
Khyposkloliosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Nyeri tekan/ketuk : tidak ada
15
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
16/26
Gerakan Servikal Vertebra
Fleksi : normal
Ekstensi : normal
Lateral deviation : normal
Rotasi : normal
Gerak Tubuh : tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Tambahan
Hasil laboratorium
Hasil Pemeriksaan NormalHb : 11,6 gr %
Leukosit: 23.500 ribu/l
Eritrosit : 4,18 juta/ l
Hematokrit : 32 vol%
Trombosit : 735.000 ribu/l
RDW-CV : 11,2 %MCV : 77,4 fl
MCH : 27,8 pg
MCHC : 35,8 %
Neutrofil % : 90,3
Limfosit % : 7,3
MID % : 2,4
GDS : 127 mg/dl
Albumin : 3,0 g/dl
SGOT : 58 U/L
SGPT : 118 U/L
Ureum : 70 mg/dl
Kreatin : 0.8 mg/dlNatrium : 127 mmol/l
Clorida : 101 mmol/l
14 18 gr/dl
4.0-10.5 ribu/l
4.5 6.0 juta/ l
40 50 vol%
150 450 ribu/l
11.5 14.7 %80.0 -97.0 fl
27.0 32.0 pg
32.0 38.0 %
50.0 70.0 %
25.0 40.0 %
4.0 11.0 %
< 200 mg/dl
3.9 4.4 g/dl
16 40 U/L
8 45 U/L
10-45 mg/dl
0.4 1.4 mg/dl135 146 mmol/l
95-100 mmol/l
RESUME
1. ANAMNESIS
disfagia (+), muntah (-), kejang (-), nyeri kepala (-), pingsan (-), disartria (+),
riwayat jantung (+), riwayat TIA (+).
16
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
17/26
2. PEMERIKSAAN
Interna
Kesadaran : GCS 4-1-6
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 37,8 oC
Kepala/Leher : tidak ada kelainan
Thorax : tidak ada kelainan
Abdomen : asites (+)
Ekstremitas : atrofi kaki kiri
Status psikiatri : tidak ada kelainan
Status Neurologis
Kesadaran : GCS 4-1-6
Pupil isokor, diameter sde/3mm, refleks cahaya sde/+, gerak mata normal
Rangsang selaput otak: KK (-), kernig (-/-),Br I (-/-), Br II (-/-)
Motorik : kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakkan,
Tonus : Lengan : menurun /normal, Tungkai : menurun /normal
Sensorik : Lengan : menurun/normal, Tungkai : menurun/normal
Reflek fisiologis : BPR : normal/normal, TPR: normal/normal, KPR :
normal/normal, APR : normal/normal
Refleks patologis : tidak ada
17
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
18/26
Susunan saraf cranialis : parese ada
Columna Vertebralis : tidak ada kelainan
3. DIAGNOSIS
Dx klinis : hipertensi, afasia motorik, hemiparese dextra tipe plaksit,
parese N VII tipe perifer dextra, disfagia, ulkus dikubitas,
parese N12 tipe sentral dextra, kardiomegali.
Dx Etiologis : Stroke non hemoragik TIA berulang
Dx Topis : hemisfer sinistra
4. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Umum : 5 B (Brain, Breath, Blood, Bowel, Bladder)
2. Pengobatan Medikamentosa :
IVFD RL 3 fls/ 24 jam
Inj brain act 3 x 1 amp
Inj septriason 1 x 1 amp
Po. Aspilet 2 x I tab
Captopril 2 x 12,5 mg
Pasang NGT
18
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
19/26
DISKUSI
Pasien Ny.KLN berusia 68 tahun, dari anamnesis didapatkan keluhan
utama pasien adalah susah menelan Satu hari sebelum masuk rumah sakit (26 Juli
2011), saat makan, os tidak bisa menelan, os juga seperti ingin tidur sepanjang
hari. 1 bulan sebelumnya (awal Juni 2011) os saat bangun tidur tidak dapat
bangun dan tidak dapat bicara. Oleh keluarga, os dibawa ke RSUD Anshari Saleh
dan dirawat selama 2 minggu, kemudian os sudah boleh pulang karena sudah bisa
makan namun masih belum bisa bergerak. Saat ini os makan masih bisa sedikit-
sedikit, BAB (+) BAK (+) dan mau tidur.
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresi cepat, dapat defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24
jam atau lebih langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.1 Definisi WHO : Stroke
adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih 24 jam
atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada
gangguan vaskular.2 Berdasarkan onsetnya yang mendadak, kecurigaan pertama
kali adalah bahwa pasien ini mengalami gangguan peredaran darah otak
(GPDO)/stroke.
Dari segi klinis, GPDO (Gangguan Peredaran Darah Otak) dibagi atas:2
a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischaemic Attack/TIA)
19
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
20/26
b. Stroke Iskemik (Stroke Non Hemoragik)
c. Stroke Hemoragik
d. GPDO lainnya
Berdasarkan gejala klinis pada kasus, penderita dalam kasus ini digolongkan
sebagi stroke iskemik (stroke non hemoragik).
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis :2
1. Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack/TIA
2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological
Deficit/RIND
3. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)
4. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
Berdasarkan temuan klinis stroke iskemik yang terjadi pada pasien termasuk
dalam stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke).
Secara patologik suatu infark dapat dibagi dalam : 2
1. Trombosis pembuluh darah (trombosis serebri)
2. Emboli antara lain dari jantung (emboli serebri)
3. Arteritis sebagai akibat dari lues/arteritis temporalis
Batasan gangguan pembuluh darah otak (GPDO) non hemoragik baik yang
trombotik maupun yang embolik adalah disfungsi otak fokal yang didapatkan
pada penderita dengan gangguan pembuluh darah otak dengan sifat-sifat
permulaan cepat/akut dan sub akut, lamanya lebih dari 2 minggu, dengan defisit
neurologik yang menetap/sembuh dengan gejala sisa, bila dibuat CT Scan terbukti
ada daerah infark setelah 3 hari,dengan MRI 100% dapat terlihat pada hari
20
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
21/26
pertama. Perbedaan gejala klinik antara GPDO non hemoragik tipe trombotik dan
tipe embolik dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 3
Tabel 1. Perbedaan Gejala Klinik GPDO
Gejala Klinik GPDO non hemoragik yang
trombotik
GPDO non hemoragik
yang embolik
Permulaan Aku/sub akut Akut
Saat Kejadian Bangun tidur Tergantung dari asal
emboli
Peringatan ++ ++
Kejang - +
Nyeri Kepala - +, biasanya unilateral di
tempat penyumbatan
Kesadaran Baik/sedikit menurun Baik/sedikit menurun
Bradikadi Terjadi pada hari ke 4 Terjadi
Kaku Kuduk - -
Kernik - -
Brudzinski - -
Ptosis - -
Lokalisasi Kortikal/subkortikal Kortikal/subkortikal
Fundus Okuli Nomal Cari adanya emboli di
pembuluh darah retinaGejala organ lain :
Nyeri abdomen
mendadak, detik nadi
yang berbeda
(tidak ada penjelasan) +
Oftalmodinamometer Menurun Menurun pada sistem
carotis
Eko-ensefalografi Shift dapat terjadi pada hari
ke 4
Shift dapat terjadi pada
hari ke 4
Dopler Menurun (tidak ada penjelasan)
CT Scan Dapat terlihat edema Dapat terlihat edema
Pungsi Lumbal Tekanan normal, warna
jernih, jumlah sel eritrosit
sedang, terdapat infark
hemoragik
Tekanan normal, warna
jernih, jumlah sel
eritrosit sedang
MRI (tidak ada penjelasan) Dapat terlihat edema
Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda tergantung
pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada oklusi arteri serebri media biasanya
bersifat embolisasi. Jika seluruh kawasan arteri tersebut terkena maka gambaran
21
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
22/26
klinisnya hemiparalsis dan hemihipestesia kontralateral, hemianopia homonim
kontralateral dengan deviation cojugee ke arah lesi, afasia jika hemisferium
dominan yang terkena.4
Dari data anamnesis, penderita kemungkinan mengalami stroke iskemik
(stroke non hemoragik) karena onset penyakit penderita yang cepat (akut).
Berdasarkan usia, pasien berumur 90 tahun, memiliki riwayat hipertensi.
Menurut literatur disebutkan bahwa faktor risiko GPDO adalah hipertensi arterial,
diabetes mellitus, penyakit jantung, TIA (Transient Ischemic Attack) dan
completed stroke, merokok, usia tua , hiperkoleserol, hiperurisemia, alkoholisme,
infeksi genetik, pil kontrasepsi estrogen tinggi, anemia berat, obesitas, dan
hiperagregasi platelet, hiperlipidemia dan kurang gerak 2 . Dari sini diketahui
bahwa penderita termasuk golongan beresiko tinggi untuk mengalami GPDO.
Semakin banyak faktor risiko dipunyai seseorang semakin besar kemungkinannya
mendapat serangan stroke dikemudian hari 2-4.
Beberapa hasil pemeriksaan penunjang yaitu pada EKG serta foto thorax
dinyatakan normal.
Terapi pada Stroke Non Hemoragik dibedakan atas fase akut dan pasca
fase akut.2
* Fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)2
- Sasaran pengobatan : menyelamatkan neuron yang menderita jangan samapi
mati; dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tak
mengganggu/mengancam fungsi otak.
- Respirasi : jalan nafas harus bersih dan longgar.
22
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
23/26
- Janntung : harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG.
-Tekanan Darah : dipertahankan pada tingkat optimal, dipantau jangan
sampai menurunkan perfusi otak.
- Kadar gula yang tinggi pada fase akut, tidak diturunkan dengan drastis,
lebih-lebih pada penderita dengan diabetes melitus lama.
- Bila gawat atau koma, balans cairan, elektrolit, dan asam basa darah harus
dipantau.
- Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak
yang menderita, di daerah iskemik (ischemic penumbra) masih
menimbulkan perbedaan pendapat. Obat-obat itu antara lain :
1. Anti-edema otak :
- gliserol 10 % per infus, 1 gr/kgBB/hari dalam 6 jam
- Kortikosteroid : yang banyak digunakan, deksamethason dengan bolus
10-20 mg i.v, diikuti 4-5 mg/6 jam selama beberapa hari, lalu
diturunkan pelan-pelan (tapering off), dan dihentikan setelah fase akut
berlalu.
2. Anti-agregasi trombosit
Yang umum dipakai : asam asetil salisilat (ASA), seperti aspirin,
aspilet dll dengan dosis rendah : 80-300 mh/hari.
3. Anti-koagulansia : misalnya heparin.
4. Lain-lain : sebagai metebolik agent :
- trombolisin (trombokinase) masih dalam uji coba.
23
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
24/26
- obat-obat seperti pentoksifilin, sitikolin, kodergokrin-mesilat,
pirasetam, dan akhir-akhir ini calcium-entry-blocker selektif.
* Fase Pasca Akut2
Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan
rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke.
- Rehabilitasi
GPDO merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45
tahun, maka yang penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh
mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental dengan fisioterapi, terapi
wicara, dan psikoterapi.
Prinsip dasar Rehabilitasi :1
- Terapi Preventif
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau serangan baru GPDO, dengan
jalan antara lain : mengobat dan menghindari faktor resiko stroke (pengobatan
hipertensi, mengobati diabetes melitus, menghindari rokok, obsitas, stress dll,
berolahraga teratur).
Pada pasien ini diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan umum
dapat dicapai. Untuk pengobatan diberikan IVFD RL: D5% (1:1) 3 fls/ 24 jam
untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh selama perawatan6, Inj. Brain act
bekerja dengan meningkatkan kerja formatio retikularis, memperbaiki aliran darah
serebral termasuk stroke iskemik, mengaktifkan sistem pyramidal, memperbaiki
kelumpuhan sistem motoris, dan meningkatkan metabolisme O2 di otak.
Septriakson untuk antibiotik, karena pada pasien ini ada ulkus dukibutus grade III.
24
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
25/26
Untuk fase pasca akut, penderita disarankan juga untuk menjalani Rehabilitasi
Medik sebagai upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita baik fisik
maupun mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi.2
25
-
7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati
26/26
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani WI, Setiowulan W eds. Strok. Dalam :
Kapita selekta kedokteran jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius,
2002; 17-26
2. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gangguan pembuluh
darah otak. Dalam : Harsono ed. Kapita selekta neurologi. Yogyakarta:
Gadjah mada University Press, 2003; 70-115
3. Widjaya D, Budiarto G, Baoezir F, Purwadi T, Angraeni R. Seksi
Gangguan pembuluh darah otak. Dalam : Pedoman diagnosis dan terapilab/UPF ilmu penyakit saraf. Surabaya : FK Unair/RSUD dr. Sutomo,
1994; 19-41
4. Sidharta P. Stroke. Dalam : Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta
: Dian Rakyat; 2004, 261-294
5. ISFI. ISO Indonesia. Volume 39. Jakarta : PT Anem Kosong Anem,
2004; 128-129, 136-137, 214-215, 350-351
6. Almatsier M ed. MIMS Edisi bahasa Indonesia. Volume 6. Jakarta : PT
Info Master, 2005; 170-171, 300-301