Download - SNI Peta Kuarter
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
1/25
STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI 13-4727-1998
ICS 07.060
Penyusunan Peta Geologi Kuarter
BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
2/25
LATAR BELAKANG
Geologi Kuarter merupakan salah satu ilmu kebumian yang mempelajari endapan yang
belum termampatkan dan belum stabil hasil proses geologi selama jaman Kuarter. Di
beberapa negara penelitian geologi Kuarter diperluas dengan memasukkan rencana
pengembangan wilayah. Lingkungan geologi Kuarter merupakan ciri kehidupan manusia
kini dan masa lampau yang ditandai oleh pengendapan dan bentang alam.
Lebih kurang 35 % dari seluruh daratan Indonesia tertutup oleh endapan lepas dan tidak
stabil yang berumur Kuarter: beberapa kota besar diberbagai negara berada pada daerah
endapan Kuarter. Dengan demikian baik perencanaan perkembangan kota maupun
pengembangan wilayah memerlukan data/peta Geologi Kuarter.
Sejak tahun 1978 Pusat Penelitian dan Pengemangan Geologi telah melakukan penelitiangeologi Kuarter dan tahun 1979 mulai melaksanakan pemetaan geologi Kuarter, sebanyak
15 lembar Peta Geologi Kuarter telah diterbitkan.
Sejalan dengan makin meningkatnya peran informasi dasar dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kebumian, serta semakin banyaknya masalah lingkungan, maka
informasi / data / peta, geologi Kuarter banyak diperlukan oleh lembaga / instansi, baik
pemerintah maupun swasta dalam rangka penyusunan perencanaan penataan ruang suatu
wilayah / daerah. Sehubungan dengan itu akan banyak lembaga terkait melakukan
penelitian/pemetaan Geologi Kuarter, sehingga akan dihasilkan berbagai format peta
geologi Kuarter serta metode yang bermacam-macam.
Penyusunan pedoman ini mempunyai maksud sebagai petunjuk pelaksanaan pembuatan
Peta Geologi Kuarter dengan tujuan menghasilkan Peta Geologi Kuarter yang baku.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
3/25
DAFTAR ISI
Halaman
LATAR BELAKANG ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR ivDAFTAR TABEL iv
1. KETENTUAN UMUM 11.1 Ruang Lingkup 1
1.2 Definisi 1
1.3 Pengertian 1
2. PERSYARATAN TEKNIS 22.1 Simbol 2
2.1.1 Singkatan Huruf 2
2.1.2 Tata Warna 6
2.1.3 Simbol dan Corak Geologi Kuarter 7
2.2 Istilah 7
2.3 Keterangan Peta 9
2.4 Penyajian Peta 9
2.5 Penerbitan 9
2.6 Spesifikasi 10
3. UNSUR TAMBAHAN UTAMA 113.1 Penyusunan Peta 11
3.1.1 Penyusunan dan Penyiapan Data dan Peta 11
3.1.2 Penelaahan Peta 11
3.2 Mutu 11
3.3 Pengemasan 12
3.4 Pendokumentasian 12
4. DAFTAR PUSTAKA 21
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
4/25
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan warna baku untuk Peta Geologi Kuarter 13
Gambar 2. Simbul dan Corak dasar yang digunakan dalam
Peta Geologi Kuarter 14
Gambar 3. Tata letak keterangan pinggir pada
Peta Geologi Kuarter 20
DAFTAR TABEL
Tabel I. Notasi Lingkungan Pengendapan BerdasarkanProduk Dan Proses 3
Tabel II Notasi Endapan Kuarter 5
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
5/25
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Ruang Lingkup
Standar ini meliputi pedoman penyusunan Peta Geologi Kuarter dalam berbagai skala
berikut penjelasannya yang mencakup definisi, pengertian, bobot atau isi dan sifat-sifat
teknisnya sebagai data untuk menunjang berbagai sektor pembangunan.
Dalam penyusunan standar ini mengacu kepada :
Penyusun peta geologi 1996, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Penyusun peta anomali gaya berat, 1995, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral
1.2 DefinisiPeta Geologi Kuarter adalah peta geologi yang menyajikan data dan informasi
mengenai sebaran endapan (sedimen) berumur Kuarter (Holosen) serta menggambarkan
lingkungan pengendapannya. Batuan yang berumur Pra-holosen dianggap sebagai
batuan dasar (basement), sehingga batuan ini dan juga endapan/batuan hasil kegiatan
gunungapi tidak termasuk unsur yang dipetakan.
1.3 Pengertian1. Skala peta merupakan perbandingan jarak antara di peta dengan jarak sebenarnya
yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya,2. Peta geologi Kuarter dibuat berskala 1 : 50.000 dan dapat dibuat pada skala yang
lebih besar.
3. Peta geologi Kuarter adalah peta yang disusun berdasarkan (tipe penampang) dan
data-data permukaan.
4. Peta geologi Kuarter merupakan peta geologi bertema yang bertujuan menyajikan
data geologi Kuarter yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu, seperti geologi
teknik dan pengembangan wilayah.
5. Satuan peta dalam peta geologi Kuarter dapat terdiri dari satu dan atau lebih satuan
lingkungan pengendapan dan litologi penyusun.
6. Peta Geologi Kuarter diterbitkan oleh instansi pemerintah atau badan usaha yang
ditunjuk pemerintah. Hingga saat ini Instansi yang menerbitkan Peta Geologi
Kuarter hanyalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (disingkat P3G),Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan
dan Energi, Republik Indonesia.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
6/25
2. PERSYARATAN TEKNIS
2.1 Simbol
Merupakan tanda yang dipakai untuk menggambarkan informasi geologi pada peta
geologi Kuarter berupa singkatan huruf, corak, kontur, warna, atau gabungannya.
2.1.1 Singkatan Hurup
1. Satuan peta pada Peta Geologi Kuarter adalah gambaran mengenai urut-
urutan satuan lingkungan pengendapan yang mencerminkan hasil dan
proses sedimentasi yang direfleksikan dengan huruf.
Singkatan nama lingkungan pengendapan dimana proses sedimentasi
terjadi, ditulis dengan huruf besar (tabel I).
Satu huruf besar merupakan huruf pertama lingkungan pengendapan
dalam istilah Inggris, dan seandainya karakter huruf tersebut sudah
terpakai, maka diambil huruf kedua,
Contoh : Lingkungan dataran banjir (Flood plain) disingkat F
Lingkungan kipas aluvial (Alluvial fans) disingkat huruf A
2. Urutan kejadian pengendapan Kuarter merupakan rentetan penamaan
endapan yang ada, mulai dari paling atas (muda) sampai ke bawah (yang
tua).
Contoh : F, C : Endapan dataran banjir diatas endapan sungai
3. Pada Peta Geologi Kuarter skala besar tidak hanya lingkungan
pengendapan saja tetapi diharapkan sampai ke pada sub-lingkungan
pengendapan (Tabel I) dan juga jenis endapannya, notasi endapan
kuarter seperti terlihat pada Tabel II. Sehingga penulisan singkatan huruf
pada Peta Geologi Kuarter merupakan gabungan dari litologi,
lingkungan pengendapan dan sub-lingkungan pengendapan yang saling
berurutan sebagai berikut :
a. Karakter pertama, menunjukkan singkatan nama jenis endapan yang
ditulis dengan huruf kecil, terdiri dari satu dan atau dua huruf seperti
pada Tabel II.
Contoh : endapan pasir disingkat s
endapan lempung disingkat cendapan lempung pasiran disingkat sc
b. Karakter kedua dan ketiga, menunjukkan singkatan nama lingkungan
pengendapan
Contoh : endapan pasir yang terbentuk pada lingkungan sungai
dengan sub-lingkungan sungai teranyam disingkat sCbr
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
7/25
Satuan peta yang tercantum dalam Peta Geologi Kuarter menggambarkan
informasi litologi, lingkungan pengendapan dan sub-lingkungan
pengendapan. Sebagai contoh : cFtb, sCbc menerangkan endapan lempung
yang terbentuk pada cekungan banjir (cFtb) menutup endapan pasir yangterbentuk pada alur teranyam (sCbs).
TABEL I.
Notasi Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Produk Dan Proses
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
UTAMA
LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
SUB-LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
1. DARAT Fluviatil1. Kipas Aluvial A
(alluvial fans)
2. Alur sungai C
(River Channel/Riverine)
3. Dataran banjir F
(Flood plain)
4. Danau L
lake
a. Alur awal kapas fc
((fan head channel)
b. Kipas proksimal pf
(proximal fan)
c. Kipas distal df
(distal fan)
d. Danau kipas supra sf
(supra fan lake)
a. Alur teranyam bc
(braided channel)b.Kekelok me
(meandering)
c. Tanggul alam nl
(natural levee)
d. Gosong pasir sb
(Sand bar)
a. Celah geser cs
(crevasse splay)
b. Cekungan banjir fb
(flood basin)
c. Rawa belakang bs(back swamp)
d. Dataran delta dp
(delta plain)
a. Teras danau lt
(lake terrace)
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
8/25
b. Garis pantai sl
(shore line)
c. Cekungan danau bl
(basin lake)d. Danau delta dl
(delta lake)
2. PANTAI DAN
PAPARAN
1. Delta D
delta
2. Alur muara E
estuary channel
3. Pantai dan laut
Dangkal M
(beach and shallow
marine)
a. Delta de
(delta)
b. Alur ketersebaran dc
(distributary channel)
c. Alur pasang surut tc
(tidal channel)
d. Rawa belakang bs
(back swamp)
e. Muara beting mb
(mount bar)
f. Prodelta pd
(prodelta)
a. Muara corong alur ec
(eustary channel)
b. Dataran tepi mf
(marginal flats)
c. Delta banjir pasang
surut fd
(flood tidal delta)
a. Pantai be
(beach)
b. Dekat pantai ns
(nearshore)
c. Lepas pantai os
(offshore)
d. Rintangan ba
(barrier)
e. Laguna la
(lagoon)
f. Dataran pasang surut tf(tidal flat)
g. Delta pasang surut td
(tidal delta)
h. Pemasukan pasang
surut ti
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
9/25
4. Evaporit karbonat G
(carbonate evaporite)
(tidal inlet)
i. Bukit pasir pantai ca
(coastal aeolian dune)
a. Dataran pasang surut tf
(tidal flat)
b. Pantai be
(beach)
c. Laguna la
(lagoon)
d. Delta pasang surut td
(tidal delta)
Tabel II.
Notasi Endapan Kuarter
ENDAPAN NOTASI NOMOR WARNA
Lempung
(Clay)
Lempung pasiran
(Sandy clay)
Lanau(Silt)
Lanau pasiran
(Sandy silt)
Lumpur
(Mud)
Lumpur pasiran
(Sandy mud)
Lumpur kerikilan
(Gravelly mud)
Pasir
(Sand)
Pasir lempungan(Clayey sand)
Pasir lanauan
(Silty sand)
Pasir lumpuran
(Muddy sand)
c
sc
z
sz
m
sm
gm
s
cs
zs
ms
103
303
110
310
005
305
035
500
515
505
503
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
10/25
Pasir kerikilan
(Gravelly sand)
Kerikil
(Gravel)Kerikil pasiran
(Sandy gravel)
Gambut
(Peat)
Karbonat
(Carbonate)
Lempung organik
(Organic clay)
Lempung karbonat
(Carbonat clay)
gs
g
sg
p
k
oc
kc
530
050
053
x53
13x
x05
317
2.1.2 Tata Warna
Warna dipakai untuk membedakan satuan lingkungan pengendapan dalam satuan peta
Geologi Kuarter, dipilih berdasarkan jenis endapan dan dikombinasikan dengan
lingkungan pengendapan secara tegak dan mendatar :
1. Warna dasar yang digunakan adalah kuning, merah (magenta), dan biru (Cyan)
serta gabungannya. Setiap warna dinyatakan dengan sandi 0, 1, 3, 5, 7, dan x
yaitu sandi derajat kekuatan warna atau prosentase penyaringan pada proses
kartografi (Gambar 1).2. Warna untuk membedakan satuan peta digambarkan dengan warna berbeda,
kecuali untuk batuan dasar berwarna merah.
3. Warna dasar lingkungan pengendapan pasa satuan peta Geologi Kuarter
disarankan sebagai berikut :
Kipas aluvial : coklat 750 (Yellow 70 %, Magenta 50 %, dan Cyan 0 %)
Sungai : coklat muda 510 (Yellow 50 %, Magenta 10 %, Cyan 0 %)
Dataran banjir : hijau xox (Yellow 100 %, Magenta 0%, Cyan 100 %)
Danau : hijau muda 705 (Yellow 70 %, Magenta 0%, Cyan 50 %)
Delta : biru muda 30X (Yellow 30 %, Magenta 0 %, Cyan 100 %)
Parit Muara : kebiruan 303 (Yellow 30 %, Magenta 0 %, Cyan 30 %)
Pantai/laut dangkal: biru 10X (Yellow 10 %, Magenta 0 %, Cyan 100 %)
Evaporit/karbonat : Ungu 175 (Yellow 10 %, Magenta 70 %, Cyan 50 %).
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
11/25
2.1.3 Simbol dan Corak Geologi Kuarter
Simbol dan corak (notasi) geologi yang tertera pada Peta Geologi Kuarter harus
tertera pada legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama (tilikGambar 2).
2.2 Istilah
Dalam standar peta geologi Kuarter ini berlaku peristilahan sebagai berikut :
1. Alur Awal Kipas(Fan Head Channel) merupakan alur sungai utama yang
terdapat di puncak kipas.
2. Alur Ketersebaran (distributary Channel) merupakan alur sungai alami
yang membawa bahan sedimen dan air dari aliran utama ke arah danau.
3. Alur Muara (Estuary Channel) bagian dari sungai yang mengalir ke lautdan terpengaruh arus pasang surut, merupakan daerah transisi antara air
tawar dan air asin selalu mengalami perubahan kadar garam, temperatur,
tinggi muka air dan arah arus.
4. Alur Pasang Surut (Tidal Channel) adalah suatu alur yang dipengaruhi
oleh surutnya air / suatu alur yang terbentuk karena adanya proses pasang
surut.
5. Alur Teranyam (Braided Channel) merupakan pemisahan dan
penggabungan kembali alur sungai oleh pulau-pulau kecil hasil endapan
aluvial/sungai.
6. Bukit Pasir Pantai (Coastal Eolian Dunes) merupakan endapan bukit
pasir yang terbentuk oleh aktivitas angin yang terakumulasi lingkungan
pantai.
7. Celah Geser (Grevasse Splay) merupakan jalur yang memotong tanggul
alam, terbentuk pada saat banjir besar.
8. Cekungan Banjir (Flood Basin) merupakan suatu dataran yang terdapat
di kiri kanan sungai dan hanya tertutup air pada saat banjir.
9. Danau(lake) merupakan suatu bentuk cekungan alamiah di dataran tempat
terakumulasinya air dari daerah sekitarnya.
10. Danau Kipas Supra (Supra fan lake) merupakan danau-danau yang
berukuran kecil yang terbentuk diujung kipas aluvial.
11. Dataran Alluvial(Aluavial Plain) adalah suatu dataran yang disusun oleh
material hasil pengendapan oleh aliran air.
12. Dataran Delta (Delta Plain) merupakan daaerah dataran rendah yangterbentuk sangat ekstensif pada delta, serta terpisah oleh alur air dangkal.
13. Dataran Pasang Surut (Tidal Flat) merupakan tempat terbentuknya
pengendapan pada lingkungan laut dangkal terutama di kawasan-kawasan
yang terlindung dari pengaruh aktivitas gelombang besar.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
12/25
14. Dekat Pantai (Nearshore) merupakan bagian dari tepi pantai yang selalu
ditutupi oleh air (dibawah pasang surut).
15. Delta (Delta) merupakan kawasan sedimentasi yang terbentuk akibat
interaksi antara energi gelombang, arus pasang surut serta alirannya.16. Delta Banjir Pasang Surut(Flood Tidal Delta) terbentuk pada muara alur
air dari lagun sebagai akibat meningkatnya volume aliran air.
17. Delta Danau (Delta Lake) merupakan tempat terjadinya sedimentasi yang
terletak pada pertemuan antara danau dan sungai.
18. Delta Pasang Surut (Tidal Delta) merupakan bagian dari delta yang
terbentuk akibat pengaruh arus pasang surut, gelombang yang membawa
material serta diendapkan dibagian lain.
19. Garis Pantai Danau (Shoreline Lake) adalah daerah yang terpengaruh
oleh fluktuasi muka air danau dan aktivitas dataran.
20. Gosong Pasir (Sand Bar) merupakan endapan sedimentasi yang terbentuk
di tengah sungai.
21. Kekelok (Meandering) merupakan bentukan sungai didaerah yang relatifdatar dan berkelok-kelok (sinousity).
22. Kipas Distal (Distal Fan) merupakan bagian dari kipas aluvial yang
terletak paling jauh.
23. Kipas Proksimal (Proximal Fan) merupakan bagian paling dekat dari
kipas aluvial.
24. Laguna (Lagoon) daerah yang berair yang terpisah dari laut oleh
punggungan kecil yang sempit dan memanjang dengan kadar garam yang
lebih rendah dari air laut.
25. Lepas Pantai(Off Shore) merupakan daerah yang terletak di bawah muka
laut terendah sampai tepi paparan.
26. Muara (Estuary) merupakan bagian pantai yang semi tertutup dan
berhubungan langsung dengan laut terbuka diisi oleh air laut yang
terencerkan (bercampur) oleh air tawar yang berasal dari dataran.
27. Muara Beting (Mouth Bar) merupakan bagian dari lingkungan delta yang
terletak pada batas kearah laut dari parit ketersebaran.
28. Pantai (Beach) merupakan tempat akumulasi endapan sedimen lepas
dimana kearah laut dibatasi garis pasang surut, dan kearah dataran dibatasi
oleh garis pengaruh gelombang badai.
29. Pemasok Pasang Surut (Tidal Inlet) merupakan alur sempit diantara dua
pulau penghalang dan menghubungkan lagun atau datar surut/kerataan
pasang surut yang terdapat di bagian belakang dengan laut.
30. Prodelta (Pro-delta) merupakan bagian dari delta yang terletak ke arah
laut.31. Rawa Belakang (Back Swamp) merupakan suatu cekungan yang
berkembang di kiri atau kanan sungai ataupun delta, hampir sepanjang
tahun tertutup oleh air.
32. Rintangan (Barrier) merupakan akumulasi pasir sampai gravel yang
terbentuk secara permanen disepanjang pantai dan berada pada ketinggian
di atas pasang maksimum.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
13/25
33. Tanggul Alam (Natural Levee) merupakan tinggian yang terdapat di
sepanjang pinggir sungai terbentuk oleh endapan sedimen pada saat tinggi
banjir melebihi tinggi pematang sungai.
34. Teras Danau (Lake Terrace) merupakan undak-undak yang terbentukdipantai danau akibat perubahan ketinggian air danau ataupun akibat
perubahan base level.
2.3 Keterangan PetaKeterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa
Inggris yang dicetak dengan huruf miring.
2.4 Penyajian Peta
1. Bagan bakuan tata letak Peta Geologi Kuarter mengikuti seperti Gambar 3.
Penyimpangan tata letak dapat dilakukan selama proses kartografi, yaituberdasarkan atas pertimbangan teknik kekartografiannya.
2. Kerangka stratigrafi diwujudkan dalam bentuk tabel, dimana setiap genesa dan
satuan lingkungan pengendapan, disusun dengan kedudukan
stratigrafinya termasuk jenis endapan serta umurnya.
3. Penampang Geologi Kuarter memperlihatkan perubahan lingkungan
pengendapan baik secara mendatar maupun tegak, serta mencantumkan nomor
titik pengamatan.
4. Uraian singkat setiap tipe penampang.
a. Kotak satuan tipe penampang berisi simbol huruf dan warna,
b. Didalam kotak dituliskan kedudukan lingkungan pengendapan yang
berdasarkan pada sistem tipe penampang.
5. Indeks lokasi pengamatan (pengeboran, singkapan dan pengukuran seismik)
diwujukkan dalam bentuk gambar.
6. Keterangan berikutnya menerangkan :
a. informasi tebal lapisan
b. pentarikan C14
/ fosil penunjuk
c. unsur penting untuk menunjang kelengkapan data, antar lain sumberdaya
mineral dan energi
2.5 Penerbitan
2.5.1 Bahan BakuPeta Geologi Kuarter disajikan dalam bentuk gambar, setelah melalui
proses kartografi, dicetak di atas kertas HVS dengan berat 115 gram atau
kertas konstruk yang tahan cuaca.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
14/25
2.5.2 Ukuran Lembar Peta Geologi KuarterUkuran dan koordinat lembar Peta Geologi Kuarter mengacu kepada Surat
Keputusan Ketua Bakosurtanal mengenai ukuran peta rupabumi :
1. Peta Geologi Kuarter skala 1:50.000 menggunakan peta rupabumi
berukuran 15 x 15, dengan rangka jala (grid) 30x30.
2. Peta Geologi Kuarter skala 1 : 25.000 menggunakan peta rupabumi
berukuran 7'30"x 7'30" dengan rangka jala (grid) 15x15.
3. Peta Geologi Kuarter dengan skala besar khusus menggunakan peta
rupabumi berukuran sesuai dengan kebutuhan.
2.6 Spesifikasi
1. Peta Geologi Kuarter menggunakan peta dasar topografi dengan proyeksi UTM
(Universal Transverse Mercator).2. Pencantuman kedalaman laut (batimetri) pada Peta Geologi kuarter bukan
merupakan keharusan.
3. Pencantuman kontur kedalaman batuan dasar pada Peta Geologi Kuarter bukan
merupakan keharusan.
4. Peta Geologi Kuarter seyogyanya menyajikan data dasar dan informasi Geologi
Kuarter selengkap mungkin untuk pemakaianya, dan berguna untuk tujuan
terapan serta tujuan keilmuan.
a. Terapan, karena dapat digunakan sebagai landasan petunjuk awal dalam
pembuatan peta aspek fisik dasar (kemampuan lahan morfologi, kestabilan
lereng, drainase, airtanah, bahan galian, kebencanaan, serta kesesuaian
fisik lahan dll).
b. Keilmuan, karena data dan informasinya dapat dipakai sebagai titik tolak
pembuatan hipotesis dan sintesis, seperti evolusi/perubahan garis pantai,
rekonstruksi iklim purba, morfologi purba.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
15/25
3. UNSUR TAMBAHAN UTAMA
3.1 Penyusunan PetaPeta Geologi Kuarter disusun berdasarkan data hasil pengamatan di lapangan serta
analisis di laboratorium, atau hasil kompilasi yang kemudian dimasukkan ke dalam
sistem tipe penampang (profile type legend system), yang akhirnya disajikan
dalam bentuk gambar melalui proses kartografi, dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut :
3.1.1 Pengumpulan, Penyiapan Data dan Peta1. Studi pustaka, penafsiran foto udara (image), penyiapan peta dasar (rupabumi),
perencanaan lokasi.
2. Pelaksanaan lapangan, berupa perekaman data (pengeboran, pengukuran pH
air permukaan, mengukur seismik dangkal dan singkapan), dan pengambilancontoh batuan. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman 15 meter atau apabila
telah mencapai batuan dasar.
3. Jumlah contoh untuk analisis laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan,
macam analisis, jenis batuan dan jenis lingkungan pengendapan.
4. Pelaksanaan studio / laboratorium, meliputi analisis pollen, besar butir, mineral
berat, pentarihan (C 14).
5. Penyiapan naskah untuk penelaahan peta geologi Kuarter berwarna dilengkapi
dengan penampang keterangan lainnya.
3.1.2 Penelaahan Peta
1. Penelaahan naskah dan peta geologi Kuarter dilakukan oleh ahli geologi /geologi kuarter/peneliti senior geologi Kuarter yang mempunyai wawasan luas
serta ditunjuk oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
2. Penelaahan seyogyanya / hendaknya dilakukan lebih dari satu kali tergantung
kerumitan tataan lingkungan pengendapannya baik secara tegak ataupun secara
mendatar.
3. Penelaah harus membina kerja sama serta saling pengertian dengan penyusun
4. Penyusun mempelajari segala saran telaahan dan melakukan perbaikan
seperlunya pada tahap penelaahan.
5. Penyusun membaca naskah setelah diset dan membubuhkan koreksi seperlunya
(tahap kartografi).
3.2 Mutu1. Mutu atau kualitas peta geologi Kuarter ditentukan oleh bobot ( kualitas,
kuantitas dan ketepatan ) data dasar yang terkandung di dalamnya.
2. Mutu peta geologi kuarter juga ditunjang oleh proses kartografi dan
pencetakannya.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
16/25
3.3 PengemasanPeta Geologi Kuarter dilipat menurut kaidah yang ada, yang hakekatnya
memudahkan pemakai melihat nama dan nomor lembar peta, dan dimasukkan ke
dalam kantong yang disediakan .
3.4 Pendokumentasian.Menyusun laporan terbuka yang dilengkapi hasil analisis laboratorium dan data
lapangan (lokasi pengeboran, Seismik dangkal pengambilan contoh batuan dan
pengamatan singkapan bila ada dll). Laporan terbuka tesebut disimpan di
perpustakaan instansi yang bersangkutan dan terbuka untuk umum.
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
17/25
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
18/25
Simbol dan Keterangan Cara Penggambaran
Pada Peta Garis
Hijau/ Peta Stabil (mm) Pada Cetakan Ozalid
SESAR GESER JURUS
STRIKE SLIP FAULT
Garis terputus-putus bila letaknya diperkirakan :
garis titik-titik bila tertutup, Panah menunjukkan
arah gerak relatif
Dashed where approximately located : dotted where
concealed. Arrows show direction of
relative movement.
24
JURUS DAN KEMIRINGAN LAPISAN
STRIKE AND DIP OF BEDS
LAPISAN MENDATAR
HORIZONTAL BEDS
LAPISAN TEGAK
VERTICAL BEDS
60
JURUS DAN KEMIRINGAN LAPISAN TERBALIK
STRIKE AND DIP OVERTURNED BEDS
1o 9o
10o- 29
o
30o49o
50o 69
o
70o 89o
90o
Terbalik
Overtumed
JURUS DAN KEMIRINGAN LAPISAN DARI LAPORAN
TERDAHULUSTRIKE AND DIP OF BEDS FROM THE PREVIOUS
REPORT
JURUS DAN KEMIRINGAN KEKAR
STRIKE AND DIP OF JOINTS
03
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Gambar 2
Simbol dan Corak Dasar yang digunakan dalam Peta Geologi
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
19/25
Simbol dan Keterangan Cara Penggambaran
Pada peta Garis
Hijau/Peta Stabil (mm) Pada Cetakan Ozalid
JURUS DAN KEMIRINGAN KEKAR TEGAK
STRIKE AND DIP OF VERTICAL JOINTS
JURUS DAN KEMIRINGAN PERDAUNAN
STRIKE AND DIP OF FOLIATION
Dapat dipakai untuk KESEKISAN
May substitute SCHISTOSITY
JURUS DAN KEMIRINGAN PERDAUNAN TEGAK
STRIKE AND DIP OF VERTICAL FOLIATION
Dapat dipakai untuk KESEKISAN
May substitute SCHISTOSITY
JURUS DAN KEMIRINGAN BELAH
STRIKE AND DIP OF CLEAVAGE
JURUS DAN KEMIRINGAN BELAH TEGAK
STRIKE AND DIP OF VERTICAL CLEAVAGE
JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR ALIRAN DALAM
BATUAN VOLKANIK
STRIKE AND DIP OF FLOW STRUCTURE
IN VOLCANIC ROCKS
JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR ALIRAN TEGAK
DALAM BATUAN VOLKANIK
STRIKE AND DIP OF VERTICAL PLANAR FLOW
STRUCTURE IN VOLCANIC ROCKS
SINGKAPAN YANG DILEBIHKAN
EXAGGERATED OUTCROP
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,1
0,1
Diwarnai sesuai dengan
jenis atau umur
batauannya
Coloured in accordance
with the kind or age the
rocks
Gambar 2 (Lanjutan)
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
20/25
FOSIL VERTEBRATAINVERTEBRATE FOSSIL
H104FOSIL BUKAN VERTEBRATA
INVERTEBRATE FOSSIL
Menunjukkan nomor lokasi
Showing Locality number
FOSIL TUMBUHAN
PLANT FOSSIL
KELURUSAN
LINEAMENT
Dari potret udara
From aerial photographs
KALDERA ATAU TEPI KAWAH
CALDERA OR CREATER RIM
Dicetak dengan warna coklat kontur
To be drawn in contour brown
H
KERUCUT SAMPINGPARASITIC CONE
MAR
MAR
KONTUR KEDALAMAN BATUAN DASAR
DEPTH OF BASEMENT
Garis terputus-putus bila letaknya diperkirakan
Dashed where approximately located ;
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,4
Diwarnai dan akan
dicetak dengan warna
merah
Coloured and will be
printed in Red
Gambar 2 (Lanjutan)
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
21/25
55
URATVEIN
URAT TEGAK
VERTICAL VEIN
p
GUA BATUGAMPING
LIMESTONE CAVE
P. fosfat (endapan gua)
P. phosphate (cave deposit)
%
LUBANG TAMBANG MIRINGINCLINED MINE SHAFT
%
LUBANG TAMBANG TEGAK
VERTICAL MINE SHAFT
TEROWONGAN
ADIT
TEROWONGAN RUNTUH
CAVED ADIT
LOKASI PROSPEK atau FOSIL
PROSPECT LOCATION or FOSSIL
SUMUR GALIAN KIRIKIL
PASIR ATAU LEMPUNGGRAVEL, AND OR CLAY PIT
BEKAS SUMUR GALIAN KERIKIL, PASIR ATAU LEMPUNG
ABANDONED GRAVEL, SAND OR CLAY PIT
0,3
0,3
0,1
0,1
0,3
0,2
0,1
0,2
0,2
Diwarnai dan dicetak
dengan warna merahColoured and will be
printed in red
Idem
Gambar 2 (Lanjutan)
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
22/25
TAMBANG TERBUKA atau GALIAN
OPEN PIT MINE or QUARRY
BEKAS TAMBANG TERBUKA atau GALIAN
ABANDONED OPEN PIT MINE or QUARRY
TIMBUNAN TAMBANG
MINE DUMP
"SUMUR MINYAK
OIL WELL
(SUMUR GAS
GAS WELL
2LUBANG KERING
DRY HOLE
!
MATA AIR
SPRING
)
MATA AIR PANAS
HOT SPRING
s
)
MATA AIR PANAS BERSULFIDA HIDROGEN
HOT SPRING WITH HYDROGEN SULPHIDE
0,2
0,2
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Gambar 2 (Lanjutan)
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
23/25
)FUMAROLA
FUMAROLE
REMBESAN MINYAK
OIL SEEP
POTON
MUD VOLCANO
Cu Pb Is
LOKASI BAHAN GALIAN
MINERAL COMMODITY LOCALITIES
Gabungan dengan lambang untuk tambang, prospek dsb, Misal :
Ag, perak; b, basal; cl, lempung; Cr, krom; Cu, tembaga; Fe, besi;
Hg, air raksa; gyp, batu tahu; Is, batugamping
Combine with symbols for mine, prospect, etc.
Examples; Ag, silver; b, basalt, cl, clay; Cr, chrominium; Cu,
copper, Fe,iron; Hg, mercury; gyp, gypsum; Is. limestone
250 Cu
CONTOH GEOKIMIA ENDAPAN SUNGAI, PANTAI
atau TANAH PENUTUP
GEOCHEMICAL SAMPLE of STREAM SEDIMENT
BEACH DEPOSIT or SOIL
Menunjukan kadar tembaga dalam seperjutaan
Showing copper content in parts permillion
20 Pb
CONTO GEOKIMIA BATUAN
BEDROCK GEOCHEMICAL SAMPLE
Menunjukkan kadar timbal dalam ppm
Showing lead content in parts per million
CONTOH ENDAPAN UNTUK PENANGGALAN RADIOMETRI
RADIOMETRIC AGE DATING SAMPLE
Ujung bawah menunjukkan tempat
Bottom point indicates location
0,1
0,1
0,2
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
24/25
CONTOH ENDAPAN UNTUK ANALISA SERBUK SARI
POLLEN ANALYSIS SAMPLE
Gambar 2 (Lanjutan)
Gambar 3
Tata Letak Peta Geologi Kuarter
Keterangan
1. Peta 7. Lokasi Indeks Pengeboran
2. Instansi Penerbit 8. Penampang
3. Lembar Peta 9. Penampang Ideal
4. Stratigrafi 10.Informasi /Peta Tambahan
5. Keterangan Peta 11. Judul
6. Lokasi Indeks Peta 12. Pemeta / Penelaah
1
2 3
4
5
76
8 9 10
11
12
-
8/13/2019 SNI Peta Kuarter
25/25
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewan Standar Nasional, 1995, Pedoman Penulisan Standardisasi Nasional Indonesia
2. Blatt, H., Middleton, G., Murray, R., 1980, Origin Of Sedimentary Rocks, Prentice
Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
3. Encyclopedia of The Geological Science, 1977, McGraw-Hill, London.
4. Folk, R.L. (1966) A review of grain-size parameters. Sedimentology 6, 73-93
5. Gary, M.R., Me Atte J.R. and Wolf C.L. 1973., Glossary of Geology, American
Geologic Institute, Washington D.C.
6. Goudie, A., 1994, The Encyclopedia Dictionary of Physycal Geography., Black
Well, London.
7. Pettijohn, E., J., 1975, Sedimentary Rocks, Harper & Row, Publisher Inc., New
York.
8. Purbo Hadidjojo, M.M., 1975, Peristilahan Geologi Serta Ilmu Berhubungan,
I.T.B. Bandung.
9. Reineck, H.E., and Sigh I.B., 1980, Depositional Sedimentary Environments
Springer-Verslag, Heidelberg.
10. Rijk Geologische Dienst (Geological Survey of The Netherland, 1975)
11. Schwartz, Maurice L., 1982., The Encylopedia of Beaches Coastal Environment,
Strondsburg, Pennsylvania.