29/08/2013
1
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
SPENDING REVIEW 2013
Metodologi
Jakarta, 29 Agustus 2013
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 2
Spending Review merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah, yang hasilnya dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien (value for money).
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Hasil dari Spending Review menjadi input bagi proses penganggaran berikutnya
Mengingat keterbatasan waktu dan data yang dimiliki Spending Review saat ini dilakukan terhadap 20 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu dana terbesar. Proporsi pagu dana 20 Kementerian Negara/Lembaga tersebut terhadap pagu total adalah sebesar 76, 26 %.
Spending Review bertujuan untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana prioritas nasional seperti infrastruktur.
29/08/2013
2
METODOLOGI
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 3
1. Reviu Alokasi Anggaran
2. Reviu Pelaksanaan Anggaran
3. Reviu Baseline
Review dan analisis terhadap alokasi anggaran dalam RKA-KL dengan fokus utama untuk mengidentifikasi inefisiensi alokasi, duplikasi dan einmalig.
Reviu dan analisis terhadap pelaksanaan anggaran dengan fokus utama pada realisasi anggaran, tingkat penyerapan anggaran, capaian output .
Memberikan masukan untuk prinsip-prinsip reviu terhadap baseline items yang dapat dipertimbangkan oleh K/L pada saat perencanaan.
Kerangka Kerja Spending Review
Reviu Alokasi (Pagu)
Reviu Pelaksanaan
Reviu Baseline (Sistem
Penganggaran)
Inefisiensi Alokasi
Einmalig
Kinerja pelaksanaan dibandingkan dengan target
Benchmarking kinerja pelaksanaan
Belanja Barang Operasional
Belanja Barang Non Operasional
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 4
Perbaikan
Alo
kasi An
ggaran Perio
de Selan
jutn
ya
INDIKASI INEFISIENSI, IDENTIFIKASI
RUANG FISKAL, AKURASI BASELINE
Cadangan Output dan Sisa Hasil Penelaahan
29/08/2013
3
REVIU ALOKASI ANGGARAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 6
Identifikasi Inefisiensi Alokasi
Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama.
Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam RKA-KL Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori “duplikasi”.
Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat.
29/08/2013
4
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 7
Tolok Ukur Alokasi Efisien (1)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
1 Belanja
Barang 521111
Belanja Keperluan
Perkantoran
1. Sisa dana belanja barang operasional pada akhir tahun 2012.
2. Jumlah alokasi dana belanja barang operasional yang di re-alokasi.
3. Proporsi belanja keperluan perkantoran thd Belanja Barang lebih dari 18%
Dasar pertimbangan:
Pengalokasian dana belanja
operasional didasarkan
pada kebutuhan
operasional Satker.
Jika terdapat sisa dana
belanja barang operasional
pada akhir tahun atau
terjadi pergeseran belanja
barang operasional ke
belanja yang lain, maka
Standar Biaya yang
digunakan pada saat alokasi
anggaran perlu ditinjau
kembali.
1. Sisa dana belanja barang
operasional pada akhir tahun
2012 merupakan besaran
inefisiensi karena alokasi dana
melebihi kebutuhannya
2. Jumlah alokasi dana belanja
barang operasional yang dire-
alokasi merupakan inefisiensi
karena alokasi dana melebihi
kebutuhannya.
3. Jika proporsi belanja
keperluan perkantoran thd
Belanja Barang lebih dari 18%
maka kelebihannya
merupakan in efisiensi
RKA-KL dan Revisi
DIPA
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 8
Tolok Ukur Alokasi Efisien (2)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 521213
Belanja Honor Output
Kegiatan
1. Kegiatan yang diberikan
honor merupakan Tugas
dan Fungsi dari satker
tersebut.
2. Relevansi pemberian
honor dengan kegiatan.
3. Kewajaran jumlah orang
dengan kegiatan (misal
rasio jumlah panitia
dengan peserta 15-20%)
1. Cek apakah alokasi honor
tersebut terdapat pada
kegiatan yang merupakan
tupoksi. Jika honor tersebut
terdapat pada kegiatan
tupoksi maka merupakan
inefisiensi.
2. Cek apakah alokasi honor
tersebut memang diperlukan
untuk pencapaian output
kegiatan. Misalnya
penyusunan laporan tidak
perlu diberikan honor
sehingga alokasi honor
tersebut merupakan in
efisiensi.
3. Untuk honor panitia jumlah
panitia maksimal 15% - 20%
dari jumlah peserta sehingga
jika jumlah panitia melebihi
maka kelebihan alokasi
tersebut merupkan in
efisiensi.
RKA-KL
29/08/2013
5
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 9
Tolok Ukur Alokasi Efisien (3)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 523111
Belanja Biaya
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan
1. Sisa dana belanja Biaya
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan pada akhir
tahun.
2. Jumlah alokasi dana Biaya
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan yang di re-
alokasi.
3. Alokasi tidak melebihi
indeks
Dasar pertimbangan:
Pengalokasian dana Biaya
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan didasarkan pada
perhitungan:
Luas Gedung x Indeks SBU
Jika terdapat sisa dana belanja
Biaya Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan pada akhir
tahun atau terjadi pergeseran
belanja Biaya Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan ke
belanja yang lain, maka Indeks
Standar Biaya yang digunakan
pada saat alokasi anggaran
perlu ditinjau kembali.
1. Sisa dana pemeliharaan gedung
dan bangunan
2. Jumlah dana pemeliharaan
gedung dan bangunan yang
dialihkan ke kegiatan lain
3. Jumlah alokasi dana melebihi
indeks dikalikan volumenya
maka kelebihan alokasi
merupakan in efisiensi.
RKA-KL
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 10
Tolok Ukur Alokasi Efisien (4) N
O
JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 523121
Belanja Biaya
Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin
1. Sisa dana belanja Biaya
Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin pada akhir
tahun.
2. Jumlah alokasi dana Biaya
Pemeliharaan Peralatan
dan Mesin yang di re-
alokasi.
3. Alokasi tidak melebihi
indeks
Dasar pertimbangan:
Pengalokasian dana Biaya
Pemeliharaan Peralatan dan
Mesin didasarkan pada
perhitungan:
Jumlah Peralatan/Mesin x
Indeks SBU
Jika terdapat sisa dana
belanja Peralatan dan Mesin
pada akhir tahun atau terjadi
pergeseran belanja Peralatan
dan Mesin ke belanja yang
lain, maka Indeks Standar
Biaya yang digunakan pada
saat alokasi anggaran perlu
ditinjau kembali.
1. Sisa dana Biaya Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
2. Jumlah dana Biaya
Pemeliharaan Peralatan dan
Mesin yang dialihkan ke
kegiatan lain
3. Jumlah alokasi dana melebihi
indeks dikalikan volumenya
maka kelebihan alokasi
merupakan in efisiensi.
RKA-KL
29/08/2013
6
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 11
Tolok Ukur Alokasi Efisien (5)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 521219
Belanja Barang Non
Operasional Lainnya
Fokus pada alokasi untuk
konsinyering:
a. Relevansi konsinyering;
b. Lamanya konsinyering;
c. Jumlah orang:
Relevansi: Perlu tidaknya
kegiatan konsinyering, tingkat
urgensi (detil)
Misalnya kegiatan penyusunan
laporan pakai konsinyering
Lamanya konsinyering
maksimum 3 hari.
Jumlah orang
Peraturan Menteri maks 30
orang
Peraturan Dirjen maks 20
orang
Penyusunan Modul maks 15
orang
Penyusunan laporan tidak
boleh
RKA-KL
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 12
Tolok Ukur Alokasi Efisien (6)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 524111
Belanja Perjadin DN
Biasa
Fokus pada alokasi untuk
Perjadin :
a. Relevansi (hanya dapat
dilakukan oleh aparat
pengawasan atau dalam
rangka pembinaan);
b. Jumlah orang
Relevansi:
1. Perlu tidaknya perjalanan dinas
untuk kegiatan
2. Perbandingan alokasi dana
perjalanan dinas pada kegiatan
yang sejenis antar satker/K/L
yang sejenis (misalnya Itjen A
dengan Itjen B)
Jumlah orang yang melakukan
perjadin:
Maksimal 10 orang untuk
pemeriksaan
Maksimal 5 orang untuk
pembinaan
RKA-KL
Belanja
Barang 524119
Belanja Perjadin DN
Lainnya
Fokus pada alokasi untuk
Perjadin :
a. Relevansi Perjadin ;
b. Lamanya Perjadin ;
c. Jumlah orang.
Relevansi:
Perlu tidaknya perjalanan dinas
untuk kegiatan. Misalnya
pembuatan laporan tidak
memerlukan perjalanan dinas.
Lamanya Perjalanan dinas
maksimal 3 hari
Jumlah orang maksimal 3
RKA-KL
29/08/2013
7
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 13
Tolok Ukur Alokasi Efisien (7)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
Belanja
Barang 524211
Belanja Perjadin LN
Biasa
Fokus pada alokasi untuk
Perjadin :
a. Relevansi Perjadin ;
b. Jumlah orang:
Relevansi:
1. Perlu tidaknya perjalanan
dinas untuk kegiatan
2. keterkaitan dengan tugas dan
fungsi satker.
Jumlah orang yang melakukan
perjadin:
Maksimal 10 orang untuk
pemeriksaan
Maksimal 5 orang untuk
pembinaan
RKA-KL
Belanja
Barang 524219
Belanja Perjadin LN
Lainnya
Fokus pada alokasi untuk
Perjadin :
a. Relevansi Perjadin ;
b. Lamanya Perjadin ;
c. Jumlah orang:
Relevansi:
Perlu tidaknya perjalanan
dinas untuk kegiatan.
Misalnya pengambilan/
pengumpulan data tidak perlu
dilakukan perjalanan dinas ke
luar negeri.
Lamanya Perjalanan dinas
maksimal 6 hari
Jumlah orang maksimal 3
RKA-KL
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 14
Tolok Ukur Alokasi Efisien (8)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
2 Belanja
Modal 532111
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin
1. Pengadaan komputer:
a. Rasio Pengadaan
dibanding Jumlah
Peralatan/Mesin (Maks.
10%)
b. Rasio jumlah peralatan
dan mesin setelah
pengadaan dibanding
jumlah pegawai
c. Harga komputer per
unit Rp. 7 juta
2. Pengadaan kendaraan
bermotor:
a. Alokasi dana
dibandingkan dengan
norma;
b. Penambahan volume
dibandingkan alokasi
awal tahun.
3. Jumlah Sisa dana pada akhir
tahun Lebih dari 15%
1. Hitung rasio jumlah pegawai
dibandingkan dengan jumlah
komputer yang ada ditambah
pengadaan komputer
2. Kesesuaian spesifikasi komputer
dengan kebutuhan penggunaan
(bandingkan harga komputer
per unit pada semua satker)
3. Kesesuaian spesifikasi
kendaraan dinas dengan
kebutuhan penggunaan (alokasi
dana dibandingkan dengan
norma misalnya: Kijang standar
harga 220 juta rupiah)
4. Selisih volume pengadaan
kendaraan awal dengan akhir
(hitung selisih volume dikalikan
harga per unit);
5. Apabila terdapat sisa dana pada
akhir tahun lebih dari 15%,
maka selisih lebihnya adalah
inefisiensi.
RKA-KL , revisi
DIPA dan Realisasi
anggaran
29/08/2013
8
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 15
Tolok Ukur Alokasi Efisien (9)
NO JENIS
BELANJA Akun Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA
EFISIENSI Keterangan SUMBER DATA
533111 Belanja Modal Gedung
dan Bangunan
Jumlah Sisa dana pada
akhir tahun
Jumlah alokasi dana
belanja modal gedung
dan bangunan yang di
re-alokasi
1. Apabila terdapat sisa dana
pada akhir tahun lebih dari
15%, maka selisih lebihnya
adalah inefisiensi.
2. Jumlah alokasi dana belanja
modal gedung dan bangunan
yang dire-alokasi merupakan
inefisiensi karena alokasi
dana melebihi
kebutuhannya.
RKA-KL dan
Realisasi anggaran
3
Belanja
Bantuan
Sosial
57 Belanja Bantuan Sosial
Rasio biaya operasional
pendukung penyaluran
bansos dengan jumlah
bantuan
Proporsi antara alokasi dana
bantuannya dibanding biaya
operasional (pada belanja
barang) maksimum biaya
operasional 15-20%, misalnya:
Biaya operasional penyaluran
bansos = Rp200 juta
Bantuan Sosial = Rp500 juta
Rasio = 200/500 = 40%
Rasio ideal = 20%
inefisiensi = 40%-20% x Rp500
juta = Rp100 juta
RKA-KL
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 16
CONTOH INEFISIENSI
Penjelasan in efisiensi : Terdapat biaya pemeliharaan kendaraan operasional pejabat eselon satu yang melebihi standar jumlahnya. Hanya terdapat satu orang pejabat eselon satu, namun alokasi pemeliharaannya untuk 3 unit kendaraan. Satu eselon satu diberikan kendaraan operasional pejabat lebih dari satu merupakan pemborosan dan termasuk dalam kategori inefisiensi belanja.
29/08/2013
9
Penjelasan : untuk pemeliharaan AC seharusnya harga satuan sesuai dengan SBU yaitu sebesar Rp 420.000,- namun pada pemeliharaan AC split diatas menggunakan harga satuan sebesar Rp 500.000,-
17
Contoh Ketidaksesuaian Standar Biaya
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 18
Identifikasi Duplikasi
Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama.
Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam RKA-KL Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori “duplikasi”.
Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat.
29/08/2013
10
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 19
CONTOH DUPLIKASI
Penjelasan duplikasi : Dalam suatu penyusunan peraturan berupa undang-undang terdapat kegiatan rapat yang berulang yang seharusnya bisa dijadikan satu rapat, yaitu rapat perumusan penyusunan draf, rapat pengarahan penyusunan draf, dan rapat penyusunan draf.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 20
Identifikasi Einmalig
Definisi Einmalig: Program atau Kegiatan yang dilaksanakan hanya satu kali, dalam satu tahun anggaran
Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran TA 2012 yang sifat kegiatannya selesai dalam satu tahun anggaran
Contoh : 1. Penyusunan Masterplan 2. Pembangunan gedung kantor yang bukan multiyears 3. Penyusunan Detail Enginering Design 4. Pembuatan sistem aplikasi 5. Pemasangan ac central 6. Penyusunan Renstra, dsb
29/08/2013
11
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 21
CONTOH EINMALIGH
Penjelasan einmalig: Pada 2012 terdapat pengalokasiaan dana sebesar Rp.4.000.000.000,- untuk pengadaan software pengolahan dokumen. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 22
Contoh Einmalig
Salah Satu satker di Kementerian Perhubungan melaksanakan kegiatan pembuatan masterplan kebutuhan terminal penumpang tipe A di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya
29/08/2013
12
REVIU BASELINE
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 23
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 24
Reviu Baseline
Baseline Biaya Operasional: a. Pembayaran gaji, tunjangan yang melekat dg gaji, honor tetap, tunjangan lain
terkait dg belanja pegawai, lembur dan vakasi; b. Operasonal sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan
sarana dan prasarana kantor.
Review dilakukan dengan : 1. Menganalisis pola penyerapan beberapa baseline items untuk mencari
indikasi adanya inefisiensi alokasi dan inefisiensi pelaksanaan (penyerapan semu)
2. Mengidentifikasi Output Cadangan dan Sisa Hasil Penelaahan pada akun-akun dalam baseline
Baseline Biaya Non Operasional: a. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi unit; b. Kegiatan/Output terkait pelayanan kepada publik; c. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas pembangunan
nasional; d. Kegiatan/Output terkait penugasan sesuai kebijakan Pemerintah .
29/08/2013
13
25
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA (521119 DAN 521219)
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 25
38,734 37,121 34,168 32,433 32,243 27,343 26,611 24,820 24,585 24,386 24,227 24,193 23,950
Be
lan
ja B
aran
g N
on
O
per
asio
nal
Lai
nn
ya
Be
lan
ja B
ahan
Ho
no
r O
utp
ut
Keg
iata
n
Be
lan
ja P
erja
lan
an
Lain
nya
Ho
no
r O
per
asio
nal
Sa
tuan
Ker
ja
Be
lan
ja G
aji P
oko
k P
NS
Be
lan
ja K
eper
luan
P
erk
anto
ran
Be
lan
ja T
un
j. B
eras
P
NS
Be
lan
ja U
an
g M
akan
P
NS
Be
lan
ja B
aran
g O
per
asio
nal
Lai
nn
ya
Be
lan
ja M
od
al
Pe
rala
tan
dan
Mes
in
Be
lan
ja T
un
j.
Suam
i/Is
tri P
NS
Be
lan
ja T
un
j. P
Ph
PN
S
521219 521211 521213 524119 521115 511111 521111 511126 511129 521119 532111 511121 511125
10 Revisi Akun Terbanyak
Grafik di atas menunjukkan bahwa akun 521219 dan 521119 memiliki frekuensi revisi yang signifikan
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 26
270,797 283,253
362,924
426,726
247,748 255,742
323,094
377,482
23,049 27,511 39,829 49,244
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
2009 2010 2011 2012
Dal
am M
ilya
r R
up
iah
Overview Belanja 521119 TA 2009-2012
Pagu Realisasi Sisa Dana
13,226 14,850
25,366 26,246
11,128 11,721
19,397
21,837
2,098 3,129
5,968 4,409
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
2009 2010 2011 2012
Dal
am M
iliar
Ru
pia
h
Overview Belanja 521219 TA 2009-2012
Pagu Realisasi Sisa
29/08/2013
14
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 27
29,000
31,000
33,000
35,000
37,000
39,000
41,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Dal
am M
liar
Ru
pia
h
Tren Pergerakan Pagu Belanja 521219 TA 2011-2012
2011 2012
18,063.59
17,588.51
17,588.51
16,974.39
16,979.82
16,683.33
16,979.65
16,663.35
16,697.74
16,903.92
16,882.15
16,967.85
19,166.19
19,069.27
18,779.22
18,700.04
18,696.70
18,469.70
18,404.51
18,337.05
18,336.34
18,136.31
18,186.49
18,474.69
15,000.00
15,500.00
16,000.00
16,500.00
17,000.00
17,500.00
18,000.00
18,500.00
19,000.00
19,500.00
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
Pergerakan Pagu Belanja Barang Operasional Lainnya Tahun 2011 - 2012
2011
2012
Pergerakan pagu yang cenderung mempunyai tren menurun menunjukkan bahwa terdapat realokasi pada akun 521119 dan 521219
29/08/2013
15
REVIU PELAKSANAAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 29
Efisiensi Operasional
• Definisi: Efisiensi operasional menunjukkan kemampuan untuk mengubah input menjadi output.
• Tujuan: Mengidentifikasi inefisiensi pada tahap
pelaksanaan • Data: Hasil survey capaian output pada 20 K/L
(terkumpul sebanyak 13 K/L) sebagai indikator output dan realisasi dana sebagai indikator input
• Metode: (1) Benchmarking antara kinerja aktual dengan rencana (2) Benchmarking antar program
input
outputEfisiensi
29/08/2013
16
Efisiensi Operasional – Formula
Formula:
• Inefisiensi diukur berdasarkan gap antara kinerja aktual dengan yang direncanakan. • E >= 1 menunjukkan efisiensi • E <= 1 menunjukkan inefisiensi, sehingga: • Inefisiensi = (1 – E) x Pagu
pagu
outputettrencana
realisasi
outputcapaianaktual
rencana
aktualEEfisiensi
_arg
_
,)(
Metode I Metode II
Formula:
outputett
outputcapaianoutputkinerja
realisasi
outputkinerja
_arg
__
,_
•Efisiensi diukur dengan membandingkan rasio output dan realisasi antar berbagai program pada K/L (analisis frontier non parametrik) • Program berkinerja terbaik yang diidentifikasi melalui linear programming menjadi benchmark. • Tingkat inefisiensi diukur dari gap antara suatu program dengan benchmarknya • Inefisiensi = (1-E) x Realisasi
Pada metode I alokasi pagu yang besar dapat menyebabkan E menjadi tinggi. Metode II menguji apakah unit-unit dengan E>1 benar-benar efisien, tidak disebabkan oleh pagu yang tinggi
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 32
1. Membandingkan Rasio Output/Input Aktual dengan Output/Input Rencana
Tujuan:
Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai tolok ukur rencananya.
1. Formula =
3. In-Efisiensi =
29/08/2013
17
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 33
2. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis
Tujuan:
Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai program/kegiatan/satker dengan kinerja pelaksanaan anggaran terbaik sebagai benchmark.
Metode: Disebut sebagai Analisis Batas Efisiensi (Efficiency Frontier Analysis). Dengan Suatu program matematis dijalankan dengan software (DEAP atau STATA) dari kumpulan data rasio output dan input, kita dapat mengidentifikasi rasio output/input terbaik sebagai benchmark. Benchmark-benchmark ini akan membentuk frontier atau garis batas, dan data rasio output/input yang berada di bawah batas akan dapat dihitung jaraknya dari batas ini. Inefisiensi merupakan gap/jarak antara suatu data dengan garis batas.
Untuk Spending Review 2013 ini dilakukan dua pengukuran dengan metode analisis garis batas efisiensi ini, yaitu pada level program dan pada level kegiatan (khusus untuk output terkait dengan layanan perkantoran)
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 34
3. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis
Formula:
realisasiettoutput
aktualoutput:
arg_
_
Analisis: