perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STRATEGI DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA SURAKARTA DALAM
MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI LIHAT
DARI KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)TAHUN ANGGARAN 2007 s/d 2011
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
KAENDAH SULASIH
NIM F3309063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
THE STRATEGY OF SURAKARTA CITY’S MARKET MANAGEMENT
SERVICE IN OPTIMIZING THE MARKET RETRIBUTION
REVENUE VIEWED FROM ITS CONTRIBUTION TO
THE LOCAL ORIGINAL INCOME (PAD)
IN FISCAL YEAR OF 2007-2011
Kaendah Sulasih
F3309063
This research aims to find out the strategy the Surakarta City’s Market
Management Service takes in optimizing the market retribution revenue and to
knowing the obstacles the Surakarta City’s Market Management Service had to
do, which the market retribution contributes highly to the Local Original Income
of Surakarta City.
In this research, the writer used a quantitative analysis, namely using the
data of observation result expressed in numerical form based on the percentage
calculation: effectiveness level of market retribution income, contribution of
market retribution to local retribution, contribution of market to local original
income as well as calculating the market retribution revenue growth rate; in
addition, the writer also made interview to find out the strategy and obstacles the
Surakarta City’s Market Management Service faces in the attempt of optimizing
the market retribution revenue.
Overall, the market retribution revenue of Surakarta city had been said as
optimal enough. It could be seen from the market retribution revenue during
2007-2011 period with the mean revenue effectiveness level of 97.20%, and the
mean contribution of market retribution was 9.96% of total Local Original Income
(PAD), it means that nearly a tenth (1/10) Local Original Income (PAD) revenue
derived from market retribution. Thus, many strategies the Surakarta City’s
Market Management Service had taken, one of which was to hold market
development or renovation program, market building revitalization. In addition,
some obstacles were still found in the implementation including, the retribution
payer’s low awareness and compliance level as well as low capability of paying
retribution.
Based in this research, the writer give some suggestion for increasing the
performance of Surakarta City’s Market Management Service in optimize the
market retribution receipt, such as socialization to all merchants about important
meaning of market retribution and its elements covering its punishments.
Keywords: Market Retribution, Local Original Income
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul:
“STRATEGI DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA SURAKARTA DALAM
MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI LIHAT
DARI KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
(PAD) TAHUN ANGGARAN 2007 s/d 2011”
telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat
Ahli Madya Program Studi DIII Akuntansi FE UNS
Surakarta,10 Mei 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Anas Wibawa, SE.,M.Si.,Ak
NIP. 19730215 200012 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
Tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Akuntansi
Nama : Kaendah Sulasih
Nim : F3309063
Judul Tugas Akhir : Strategi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Dalam
Mengoptimalkan Penerimaan Retribusi Pasar Di Lihat Dari
Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tahun Anggaran 2007 S/D 2011
Surakarta, 26 Mei 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Nurmadi H Sumarta, M.Si.,Ak ( )
Penguji
2. Anas Wibawa, SE.,M.Si.,Ak ( )
Dosen Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesuatu jika dilakukan dengan keikhlasan hasilnya akan
lebih baik
( Penulis)
Nikmati saja semua jalan hidup yang akan kita tempuh,
semua akan terasa begitu indah selama apa yang kita
lakukan tidak merugikan orang lain dan diri sendiri
( Penulis)
Berfikirlah Membuat sesuatu yang Baru pada Dunia yang
senantiasa menanti Tatkala Kita Tak Lagi Bisa Berhenti
Untuk Berkreasi
( Jhony)
Tugas akhir ini penulis
persembahan kepada:
Allah SWT
Bapak dan Ibu tersayang
Kakak dan Adikku tercinta
Sahabat dan Teman Semua
Almamater
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Segala puji syukur kehadirat Allah Subbhanahu Wa Taalla, Rabb semesta
alam yang tidak pernah menyia-nyiakan siapapun yang mengharapkan keridhaan-
Nya, dan tidak pernah menampikkan siapapun yang memanjatkan doa kepada-
Nya. Segala puji bagi-Nya, yang dengan segala taufiq dan pertolongan-Nya
semata, apapun wujud kepentingan, pasti dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat akhir perkuliahan, dalam
mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada pihak-pihak yang
membantu penyusunan Tugas Akhir ini :
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang
ditengah-tengah kesibukannya telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori
selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian pendidikan,
bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian
umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
6. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian serta memberikan bantuan
dan informasi selama penulis mengadakan penelitian.
7. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Kota Surakarta yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian serta
memberikan bantuan dan informasi selama penulis mengadakan penelitian.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan baik
moril maupun materiil, serta doa kepada penulis yang tiada henti sehingga
menjadikan hidup penulis menjadi lebih bermakna dan lebih indah.
9. Kakakku Yunus dan Adikku Tutut yang penulis sanyangi yang selalu
memberikan kebahagiaan serta memberi motivasi sendiri untuk penulis
dalam penulisan tugas akhir ini.
10. Kekasihku tercinta, Wisnu Prasetiyawan yang selalu memberikan
semangat kepada penulis serta selalu bersedia menemani penulis saat sedih
maupun senang dan selalu membantu penulis dalam segala hal.
11. Untuk sahabat-sahabatku, Nana, Iin, Fitri, Lusiana, Oky, Logam, Iqbal,
Fanda, Gunawan dan Iphan yang gokil-gokil, yang sama-sama berjuang
demi sebuah title “Amd”, Sukses buat kalian semua, OK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
12. Teman-temanku Akuntansi keuangan 2009 terima kasih telah bersedia
menjadi teman-teman baikku. Semoga sukses selalu untuk kalian semua.
13. Temen-temanku kos “Griya Panggung”, raras, hana, seza, si kembar (vini
dan dini), ninda n ophi, terima kasih sudah menjadi keluarga baruku di
Solo.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, dengan
tangan terbuka, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Akhirnya semoga Tugas akhir ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya.
Surakarta, 10 Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................... 16
C. PERUMUSAN MASALAH ...................................................... 18
D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................ 19
E. MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 19
F. METODE PENELITIAN ........................................................... 20
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 24
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III TEMUAN
A. KELEBIHAN ............................................................................. 63
B. KELEMAHAN ........................................................................... 64
BAB IV PENUTUP
A. ............................................................................................ SIMP
ULAN ......................................................................................... 66
B. ............................................................................................ REK
OMENDASI ............................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel I.1 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................................................... 14
Tabel I.2 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Pangkat dan Golongan ............................................... 15
Tabel II.1 Pengklasifikasi Pasar Berdasarkan Wilayah ................................... 36
Tabel II.2 Pengklasifikasi Pasar Berdasarkan Kelas Pasar .............................. 37
Tabel II.3 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar ...................................................... 38
Tabel II.4 Tingkat Efektivitas Retribusi Pasar Kota Surakarta Tahun
Anggaran 2007 s/d 2011 .................................................................. 52
Tabel II.5 Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Retribusi Daerah Kota
Surakarta Tahun Anggaran 2007 s/d 2011 ...................................... 54
Tabel II.6 Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Surakarta Tahun Anggaran 2007 s/d 2011 .................. 56
Tabel II.7 Persentase Laju Pertumbuhan Penerimaan Retribusi PasarKota
Surakarta Tahun Anggaran 2007 s/d 2011 ...................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar I.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta ..... 13
Gambar II.1 SOP Penarikan Retribusi Pasar ................................................... 40
Gambar II.2 Standar Operasional Pelayanan Surat Hak Penempatan.............. 41
Gambar II.3 Standar Operasional Pelayanan Kartu Tanda Pengenal
Pedagang ...................................................................................... 42
Gambar II.4 Standar Operasional Pelayanan Balik Nama Hak Penempatan ... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE STRATEGY OF SURAKARTA CITY’S MARKET MANAGEMENT
SERVICE IN OPTIMIZING THE MARKET RETRIBUTION
REVENUE VIEWED FROM ITS CONTRIBUTION TO
THE LOCAL ORIGINAL INCOME (PAD)
IN FISCAL YEAR OF 2007-2011
Kaendah Sulasih
F3309063
This research aims to find out the strategy the Surakarta City’s Market
Management Service takes in optimizing the market retribution revenue and to
knowing the obstacles the Surakarta City’s Market Management Service had to
do, which the market retribution contributes highly to the Local Original Income
of Surakarta City.
In this research, the writer used a quantitative analysis, namely using the
data of observation result expressed in numerical form based on the percentage
calculation: effectiveness level of market retribution income, contribution of
market retribution to local retribution, contribution of market to local original
income as well as calculating the market retribution revenue growth rate; in
addition, the writer also made interview to find out the strategy and obstacles the
Surakarta City’s Market Management Service faces in the attempt of optimizing
the market retribution revenue.
Overall, the market retribution revenue of Surakarta city had been said as
optimal enough. It could be seen from the market retribution revenue during 2007-
2011 period with the mean revenue effectiveness level of 97.20%, and the mean
contribution of market retribution was 9.96% of total Local Original Income
(PAD), it means that nearly a tenth (1/10) Local Original Income (PAD) revenue
derived from market retribution. Thus, many strategies the Surakarta City’s
Market Management Service had taken, one of which was to hold market
development or renovation program, market building revitalization. In addition,
some obstacles were still found in the implementation including, the retribution
payer’s low awareness and compliance level as well as low capability of paying
retribution.
Based in this research, the writer give some suggestion for increasing the
performance of Surakarta City’s Market Management Service in optimize the
market retribution receipt, such as socialization to all merchants about important
meaning of market retribution and its elements covering its punishments.
Keywords: Market Retribution, Local Original Income
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sementara Nomor 4 Tahun 1956 tertanggal 23 Maret 1956, dibentuklah
Dinas Penghasil Daerah yang mempunyai Seksi Pasar. Inilah awal mula
dilaksanakan pengelolaan pasar oleh Seksi Pasar pada Dinas Penghasil
Daerah sebagai embrio Dinas Pengelolaan Pasar.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 tahun 1977 tentang pedoman
pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas yang memberikan
kemungkinan Daerah untuk membentuk Dinas yang dibutuhkan, maka
dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Kota
Surakarta Nomor 188.3/103/1980 tertanggal 3 November 1980
dibentuklah Dinas Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta sebagai
pengembangan Seksi Pasar pada Dinas Penghasil Daerah.
Berpedoman pada Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2749/JJ
tertanggal 3 Maret 1987 dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Tengah Nomor 061/9358 tertanggal 30 Maret 1987 dipandang perlu
meningkatkan pengelolaan pasar agar lebih berdaya guna dan berhasil
guna. Peningkatan dan penataan organisasi Dinas pasar sangat diperlukan.
Untuk itu dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar
Kotamadya Daerah Tingkat II Kota Surakarta.
Perkembangan selanjutnya adalah diterbitkannya Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 1 tahun 1988 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar
kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Peraturan daerah yang berlaku saat ini adalah Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Surakarta. Sebagai pusat kota perdagangan,
Surakarta memiliki 42 pasar tradisional yang tersebar di Kota Surakarta
sehingga Pemerintah Kota Surakarta membentuk Dinas Pengelolaan Pasar
yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengelolaan pasar.
2. Visi dan MisiDinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
a. Visi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib, dan aman bertumpu pada
perekonomian kota.
b. Misi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
1) Meningkatkan kesempaatn bekerja dan berusaha.
Tujuan : Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada
pedagang dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Sasaran : Tersedianya lahan usaha bagi pedagang/pengusaha
dalam meningkatkan kesejahteraannya.
2) Meningkatkan ketertiban dan keamanan pasar.
Tujuan : Menciptakan kondisi-situasi pasar dan kawasan PKL
yang bersih, tertib, aman dan nyaman bagi pengguna
pasar.
Sasaran : Terciptanya kondisi dan situasi pasar yang bersih, tertib,
aman dan nyaman.
3) Meningkatkan pelayanan kepada para pedagang.
Tujuan : Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang
memadai serta memberikan kantong-kantong usaha bagi
PKL.
Sasaran : Tersedianya sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang
memadai.
4) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
Sasaran : Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dalam penyediaan data yang lebih akurat,
tertib dalam administrasi, pengelolaan retribusi maupun
perijinan usaha perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta No.22 tahun 2008 tentang
Penjabaran tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta sebagai berikut :
a. Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar.
b. Fungsi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Pengelolaan Pasar
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.
2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan
pelaporan.
3) Pengelolaan pendapatan pasar.
4) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar.
5) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki
lima.
6) Pengaturan los dan kios pasar.
7) Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar dan pedagang
kaki lima.
8) Penyelenggaraan sosialisasi.
9) Pembinaan jabatan fungsional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya
BAB V Bagian Keduabelas telah diatur mengenai Susunan Organisasi
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu terdiri dari :
a. Kepala Dinas, membawahkan:
1) Sekretariat, membawahkan:
(a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan;
(b) Subbagian Keuangan;
(c) Subbagian Umum dan Kepegawaian.
2) Bidang Pendapatan Pasar, membawahkan:
(a) Seksi Pendataan dan Penetapan;
(b) Seksi Penagihan dan Penerimaan;
(c) Seksi Pembukuan.
3) Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, membawahkan:
(a) Seksi Peralatan dan Kebersihan;
(b) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar;
(c) Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar.
4) Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahkan:
(a) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang;
(b) Seksi Keamanan dan Ketertiban;
(c) Seksi Pengawasan Pedagang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
5) Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, membawahkan:
(a) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima;
(b) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima.
b. Kelompok Jabatan Fungsional
5. Deskripsi Jabatan
Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 22 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta terdiri dari :
a. Kepala Dinas
Tugas Pokok : Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengelolaan pasar.
1) Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris. Seorang sekretaris
mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok : Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
Sekretariat terdiri dari 3 subbagian yaitu :
a) Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi
dan pelaporan.
b) Kepala Subbagian Keuangan
Tugas Pokok : Pengelolaan administrasi keuangan.
c) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian
Tugas Pokok : Pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian.
2) Bidang Pendapatan Pasar
Kepala Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis di bidang pendataan dan penetapan,
penagihan dan penerimaan serta pembukuan.
Bidang Pendapatan pasar terdiri dari 3 seksi yaitu :
a) Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis di bidang pendataan dan
penetapan, meliputi : pendataan dan penetapan
retribusi pasar dan PKL, pengaturan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembagian kios, los, perijinan dan hak
penempatan pedagang.
b) Kepala Seksi Penagihan dan Penerimaan
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis di bidang penagihan dan
penerimaan, meliputi : penagihan dan
penerimaan retribusi pasar dan PKL serta
penyusunan laporan perhitungan pendapatan
pasar dan PKL.
c) Kepala Seksi Pembukuan
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis di bidang pembukuan,
meliputi : melakukan pembukuan semua hasil
penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan
PKL, penyiapan data secara periodik
penerimaan dan tunggakan retribusi pasar dan
PKL.
3) Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar
Kepala Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar mempunyai
tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis di bidang peralatan dan kebersihan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pemeliharaan fasilitas pasar dan pemeliharaan
bangunan pasar.
Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan pasar terdiri dari 3 seksi
yaitu :
a) Kepala Seksi Peralatan dan Kebersihan
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang peralatan dan kebersihan, meliputi :
penyediaan peralatan, pengaturan
penggunaannya dan menyusun jadwal
pelaksanaan, pengawasan serta perbaikan
sarana prasarana pasar.
b) Kepala Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pemeliharaan fasilitas pasar,
meliputi : pengelolaan fasilitas, menyusun
jadwal pengawasan dan perbaikan serta
pemeliharaan pasar.
c) Kepala Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahn perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pemeliharaan bangunan pasar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
meliputi : pengelolaan bangunan, menyusun
jadwal pengawasan dan pengelolaan bangunan
serta perbaikan dan pemeliharaan bangunan
pasar.
4) Bidang Pengawasan dan Pembinaan
Kepala Bidang Pengawasn dan Pembinaan mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan
pedagang, keamanan dan ketertiban serta
pengawasan pedagang.
Bidang Pengawasan dan Pembinaan terdiri dari 3 seksi yaitu :
a) Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pemberdayaan dan pembinaan
pedagang, meliputi : perencanaan dan
pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan
pedagang pasar.
b) Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang keamanan dan ketertiban, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kegiatan keamanan, ketertiban, menyusun
jadwal dan membentuk satuan penertiban serta
patrol pasar.
c) Kepala Seksi Pengawasan Pedagang
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pengawasan pedagang, meliputi :
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan pengawasan pedagang pasar.
5) Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
Kepala Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima mempunyai
tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis di bidang penataan dan pembinaan
pedagang kaki lima serta pengendalian pedagang
kaki lima.
Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima terdiri dari 2 seksi yaitu :
a) Kepala Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang penataan dan pembinaan pedagang
kaki lima, meliputi : penyiapan bahan petunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
teknis penempatan, rekomendasi penempatan,
dan penyuluhan kepada pedagang kaki lima.
b) Kepala Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pengendalian pedagang kaki lima,
meliputi : penyiapan bahan petunjuk teknis
pengendalian mengenai kualitas dan kuantitas
pedagang kaki lima.
6) Kelompok Jabatan Fungsional
Ketentuan mengenai Jabatan Fungsionaldiatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan
Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional
masing-masing, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
bidang keahlianya.
Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta dibantu oleh pegawai fungsional yang terdiri dari:
a) Pranata computer
b) Arsiparis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
SEKRETARIS
SUBBAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN
PERENCANAAN,
EVALUASI DAN PELAPORAN
SEKSI PENGENDALIAN
PEDAGANG KAKI LIMA
SEKSI PEMBUKUAN
SEKSI PENAGIHAN
DAN
PENERIMAAN
SEKSI PENDATAAN DAN
PENETAPAN
BIDANG KEBERSIHAN
DAN PEMELIHARAAN
BIDANG
PENDAPATAN PASAR
SEKSI PERALATAN
DAN KEBERSIHAN
SEKSI PEMELIHARAAN
FASILITAS PASAR
SEKSI PEMELIHARAAN
BANGUNAN PASAR
SEKSI PENATAAN DAN
PEMBINAAN PEDAGANG
KAKI LIMA
BIDANG PENGELOLAAN
PEDAGANG KAKI LIMA
BIDANG PENGAWASAN DAN
PEMBINAAN PEDAGANG
SEKSI PEMBERDAYAAN
DAN
PEMBINAAN PEDAGANG
SEKSI KEAMANAN DAN
KETERTIBAN
SEKSI
PENGAWASAN
PEDAGANG
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
Gambar I.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2009
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.
Jumlah Pejabat Struktural
1) Kepala Dinas : 1 orang
2) Sekretaris : 1 orang
3) Kepala Bidang : 4 orang
4) Kepala Seksi : 11 orang
5) Kepala Sub. Bagian : 3 orang
Kekuatan Sumber Daya Manusia yang mendukung kinerja Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasar tingkat pendidikan,
pangkat, golongan dan jumlah pejabat struktural dapat dilihat dalam
tabel sebagaimana terlampir.
Tabel I.1 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pegawai S2 S1 D3 SMA SMP SD Jumlah
1. PNS 17 22 8 190 68 36 341
2. THL - - - 14 6 51 71
Jumlah 17 22 8 204 74 87 412
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta 2011
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta juga dibantu oleh tenaga
outsourcing yang berjumlah 300 tenaga yang terdiri dari tenaga
pembersih, tenaga keamanan (satpam), dan teknis listrik. Tenaga
outsourcing di kelola oleh sebuah Persekutuan Firma (CV).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tabel I.2 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No Pangkat dan Golongan I II III IV.a IV.b Jumlah
1. Pembina Tk.1
Pembina
8
1 1
8
2. Penata Tk.1/III.d
Penata/ III.c
Penata Muda Tk.1/III.b
Penata Muda/ III.a
9
9
35
7
9
9
35
7
3. Pengatur Tk.1/ II.d
Pengatur/ II.c
Pengatur Muda Tk.1/ II.b
Pengatur Muda/ II.a
2
6
64
98
2
6
64
98
4. Juru Tk.1/ I.d
Juru/ I.c
Juru Muda Tk.1/ I.b
Juru Muda/ I.a
29
26
33
14
29
26
33
14
Jumlah 88 170 60 8 1 341
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta 2011
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pegawai Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka kualitas Sumber Daya
Manusia yang dimiliki oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
sudah cukup bagus. Hal tersebut sangat mendukung dalam output
kebijakan yang dirumuskan dalam upaya mengoptimalkan penerimaan
retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan tulang punggung
pembiayaan daerah, selain itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri
sangatlah penting kontribusinya dalam mendukung dan memelihara hasil-hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan khususnya bagi kesejahteraan
masyarakat, untuk menuju pelaksanaannya, pemerintahan daerah harus
mampu membiayai dan mengatur keuangan daerah berupa Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) secara mandiri. Oleh karena itu,
kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang
diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Semakin besar kontribusi yang
dapat diberikan terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan
pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi
daerah dapat terwujud.
Upaya dalam peningkatan pendapatan oleh setiap pemerintah daerah
haruslah didukung dengan berbagai kebijaksanaan sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah masing-masing. Seperti halnya dengan daerah-daerah lain,
Kota Surakarta sebagai salah satu daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah
memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang. Yang
perlu dilakukan yaitu dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
antara lain dengan optimalisasi penggalian dana dari sumber-sumber
pendapatan daerahbaik dari sektor pajak, retribusi, maupun penerimaan daerah
lainnya. Retribusi daerah sebagai salah satu bagian dalam pembentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan komponen yang berpotensi untuk
dioptimalkan. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 mengatur upaya penyediaan pembiayaan dari sumber
tersebut yang antara lain dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan,
penyempurnaan, dan penambahan jenis retribusi serta pemberian keleluasaan
bagi daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan, khususnya retribusi.
Dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah, salah satu pos penerimaan retribusi daerah yang cukup
potensial adalah retribusi pasar.
Sebagai pusat kota perdagangan, Surakarta memiliki 42 pasar
tradisional. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerja sama dengan swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha
skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar menawar. Dengan nilai perputaran ekonomi yang tidak sedikit, tentunya
keberadaan pasar tradisional memberikan sumbangan yang besar bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta dari sisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
penerimaan retribusi pasar sekaligus juga turut meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan sektor ekonomi menengah ke bawah.
Oleh karena itu Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang
merupakan perangkat daerah yang bertanggung jawab dibidang pengelolaan
pasar dan di dalamnya termasuk retribusi pasar memerlukan upaya untuk
meningkatkan penerimaan retribusi pasar agar lebih besar sumbangannya
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul
“STRATEGI DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA SURAKARTA
DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DI
LIHAT DARI KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI
DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 s/d 2011”
C. PERUMUSAN MASALAH
Mengingat begitu besarnya kontribusi retribusi pasar terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta bagi penyediaan keuangan
daerah maka diperlukan upaya dalam meningkatkan penerimaan retribusi
pasar. Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mencoba untuk merumuskan permasalahan antara lain sebagai berikut:
1. Apakah penerimaan retribusi pasar Kota Surakarta sudah optimal?
2. Bagaimana strategi atau upaya yang dilakukan Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta dalam rangka mengoptimalkan penerimaan retribusi
pasar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Hambatan atau kendala apa yang dihadapi oleh pihak Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta dalam mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar dalam melakukan
penelitian diatas dapat memberi manfaat yang berguna dan sesuai dengan
yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar keoptimalan retribusi pasar Kota
Surakarta.
2. Untuk mengetahui strategi atau upaya yang dilakukan Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta dalam rangka mengoptimalkan penerimaan retribusi
pasar.
3. Untuk mengetahui hambatan atau kendala apa yang dihadapi oleh pihak
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengoptimalkan
penerimaan retribusi pasar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Suatu penelitian akan lebih bernilai jika memberi manfaat bagi
beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan secara jelas tentang retribusi pasar
serta untuk mengukur kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang
didapat dalam hal akuntansi perpajakan khususnya retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Bagi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Diharapkan dapat memberi masukan dalam mengambil kebijaksanaan
untuk lebih meningkatkan penerimaan retribusi pasar dan penentuan
kebijakan untuk lebih menertibkan dalam pelaksanaan pemungutan
retribusi pasar.
3. Bagi Pihak Lain
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan ilmiah dan
informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan retribusi pasar.
F. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan metode yang digunakan dalam suatu
penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka dalam penyusunan tugas akhir ini, metode-metode yang
digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Merupakan metode penelitian yang digunakan dalam rangka
pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak
langsung terhadap objek penelitian. Dalam teknik observasi ini penulis
mencatat dan mengamati peristiwa yang terjadi di Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta yaitu mengenai pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar sampai pada proses pembukuan pendapatan pasar. Pengamatan yang
dilakukan untuk mengetahui Prosedur yang ada di Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Mengamati pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penarikan Retribusi Pasar, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung menjadi pelaksana
pemungutan retribusi seperti wajib retribusi/pedagang, pemungut
retribusi, Bendahara pasar, Petugas administrasi, kepala pasar, kas
daerah/BPD dan DPP.
b. Mengamati kerja staf bagian Pembukuan dalam melakukan proses
pembukuan hasil setoran harian pungutan retribusi pasar berdasarkan
wilayah pasar dan kelas pasar serta rekapitulasi realisasi hasil setoran
harian pungutan retribusi pasar dari setiap wilayah pasar.
c. Mengamati kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi dan upaya yang dilakukan untuk
mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar, serta kendala yang
dihadapi oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
2. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi
langsung dengan pihak yang bersangkutan. Pada penelitian ini penulis
melaksanakan teknik wawancara dengan pihak-pihak yang secara pasti
mengetahui informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas.
Berikut ini pihak-pihak yang berpengaruh terhadap retribusi pasar, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a. Pemungut Retribusi Dari Pihak Pasar
Pihak yang memungut retribusi untuk setiap kali pemungutan dengan
menggunakan kartu pungutan harian dan sekaligus mencatat semua
penerimaan hasil pungutan retribusi.
b. Seksi Bagian Umum DPPKA
Pihak yang bertugas menyusun Laporan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah (APBD) yang di dalamnya terdapat retribusi pasar.
c. Kepala Bidang Pendapatan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Pihak yang bertugas menyiapkan laporan periodik tentang realisasi
penerimaan dan tunggakan retribusi pasar.
d. Staf Bidang Pendapatan
Mewawancarai staf bagian pembukuan terkait pembukuan pendapatan
pasar yang dilakukan yang berupa rekapitulasi realisasi hasil setoran
harian pungutan retribusi pasar dari setiap wilayah pasar.
e. Wajib Retribusi (Pedagang)
Pihak yang berkewajiban membayar retribusi pasar atau subjek
retribusi pasar baik orang pribadi maupun badan.
3. Analisis Dokumen
Merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari buku-buku,
literatur, dokumen-dokumen dan sebagainya dalam segala bentuk catatan
yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. Seperti Peraturan
Daerah Kota Surakarta yang berisi tentang Retribusi baik retribusi daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
maupun retribusi pasar, Laporan Realisasi Pendapatan Pasar, Laporan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta dan
dokumen-dokumen lain yang mendukung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk lebih mensistematiskan teori yang digunakan maka perlu
diuraikan beberapa bagian sebagai berikut:
1. Strategi
2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
3. Optimal
4. Retribusi, Retribusi Daerah, dan Retribusi Pasar
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1. Pengertian Strategi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Strategi diartikan
sebagai, “Taktik, ilmu menggunakan sumber daya manusia untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam berperang atau rencana
langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam perang”.
Menurut Grant (1999:10) menyatakan, “Strategi merupakan bentuk dari
tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan rencana untuk mencapai tujuan
tersebut, yang dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat menerangkan
dalam usaha apa organisasi tersebut bergerak atau seharusnya bergerak,
dan apa jenis perusahaan tersebut atau apa macamnya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Menurut Andrews (1985:19) menyatakan bahwa, “Strategi perusahaan
adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan
mengungkapkan sasaran, maksud, atau tujuan, yang menghasilkan
kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan
ini, serta memperinci jangkauan bisnis yang dikejar oleh perusahaan”.
Tiga karekteristik umum strategi, yaitu:
a. Strategi merupakan hal yang penting
b. Strategi meliputi komitmen yang penting dari sumber daya
c. Strategi tidak mudah di ubah. (Grant, 1999:11)
Peranan strategi dalam mengisi tiga tujuan manajemen:
a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan
b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi
c. Strategi sebagai target. (Grant, 1999:21)
Strategi yang berhasil biasanya memiliki empat unsur utama, yaitu:
a. Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan
dalam jangka waktu yang panjang;
b. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap
lingkungan eksternal;
c. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai
kemampuan internal organisasi maupun individu;
d. Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan
yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota
organisasi. (Grant, 1999:26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Selain itu ada juga analisis strategi SWOT, dimana strategi dengan
mempertimbangkan empat hal yaitu Kekuatan (Strengths), Kelemahan
(Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats). Kekuatan
dan kelemahan berhubungan dengan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki oleh perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman berhubungan
dengan lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Tujuan dari
analisis strategi adalah untuk memahami faktor-faktor yang penting dalam
lingkungan eksternal dan internal dari perusahaan, dan tidak melakukan
penggolongan yang sembarangan antara kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman. (Mardiasmo, 2002:51)
Dari beberapa pengertian strategi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
merupakan upaya atau cara yang digunakan untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi dengan menentukan dan mengungkapkan
sasaran, maksud, atau tujuan, yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan
merencanakan guna tercapainya tujuan suatu organisasi dengan
memperhatikan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional pasal 1 dijelaskan tentang
pasar sebagai berikut:
a. Pengelolaan Pasar adalah upaya terpadu yang dilakukan untuk menata
dan membina keberadaan pasar yang meliputi kebijakan perencanaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
perizinan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, pembinaan dan evaluasi serta penegakan
hukum.
b. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola
oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi
dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli
barang dagangan melalui tawar menawar.
c. Pasar Tradisional Daerah yang selanjutnya disebut Pasar adalah area
tempat jual beli barang denagn jumlah penjual lebih dari satu yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah daerah dengan tempat usaha
berupa kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan
melalui tawar menawar.
d. Kios adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan dan
dipisahkan antara satu tempat dengan yang lain mulai dari lantai,
dinding, plafon dan atap yang sifatnya tetap atau permanen sebagai
tempat berjualan barang atau jasa.
e. Los adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan
yang beralas permanen dalam bentuk memanjang tanpa dilengkapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dengan dinding pembatas ruangan atau tempat berjualan dan sebagai
tempat berjualan barang atau jasa.
f. Tenda adalah sarana berjualan yang bersifat sementara di area tertentu
dan digunakan oleh pedagang sebagai pelindung dengan izin Dinas.
g. Pelataran adalah tempat atau lahan terbuka di area pasar yang
digunakan untuk ruang publik dan sebagian dapat digunakan untuk
pedagang oprokan.
3. Pengertian Optimal
Definisi optimal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:602)
adalahtertingi, paling baik, sempurna, terbaik dan paling menguntungkan.
Mengoptimalkan adalah menjadikan sempurna, menjadikan paling tinggi
dan menjadikan maksimal.
Optimalisasi (optimalization) menurut Gibson, Ivanevich, & Donnely
(1994:701) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan yang paling
diinginkan di antara kriteria efektivitas atau dengan kata lain upaya untuk
memaksimalkan sumber-sumber yang telah dimiliki untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya, cara, proses,
dan perbuatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam
rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan, dan paling
diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Pengertian Retribusi, Retribusi Daerah dan Retribusi Pasar
a. Pengertian Retribusi
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan bahwa Retribusi merupakan
pemungutan uang oleh pemerintah daerah (kotapraja, kabupaten dsb)
sebagai ujud balas jasa masyarakat atas fungsi dan peran yang
dijalankan oleh aparat negara setempat.
Menurut Suparmoko (1987:94) menyatakan bahwa ”Retribusi ialah
suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah di mana kita dapat
melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima
dengan adanya pembayaran retribusi tersebut”.
Sedangkan Sutedi (2008:7) menjelaskan,
“Retribusi diarahkan pada pelayanan pemerintah yang bersifat final
(final good), bukan pada pelayanan yang sifatnya intermediary service.
Secara normative, retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan. Harus diperhatikan bahwa tidak semua jasa yang diberikan oleh
pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis
jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak
dijadikan sebagai objek retribusi”.
Bentuk lain dari public revenue financing adalah retribusi. Secara
teoritis, retribusi mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1) Sebagai alat untuk mengatur (mengendalikan) pemanfaatan
prasarana dan jasa yang tersedia; dan
2) Merupakan pembayaran atas penggunaan prasarana dan jasa.
Ciri-ciri retribusi, yaitu:
1) Retribusi dipungut oleh Negara
2) Dalam pungutan terdapat paksaan secara ekonomis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk
4) Retribusi dikenakan kepada setiap orang/badan yang
menggunakan/mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh negara.
(Sutedi, 2008:84)
b. Pengertian Retribusi Daerah
1) Menurut Mardiasmo (2004:100) menyatakan, “Retribusi daerah
adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan”.
2) Menurut Sutedi (2008:84) menyatakan bahwa “Retribusi daerah
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau
karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha, atau milik daerah baik
langsung maupun tidak langsung”.
3) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah butir ke-26
menyatakan bahwa “Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah pasal 1 menyatakan
pengelompokan retribusi daerah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Retribusi Jasa Umum
Adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2) Retribusi Jasa Usaha
Adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta.
3) Retribusi Perizinan Tertentu
Adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Ciri-ciri retribusi daerah, yaitu:
1) Retribusi dipungut oleh pemda
2) Dalam pungutan terdapat paksaan secara ekonomis
3) Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Retribusi dikenakan kepada setiap orang/ badan yang
menggunakan/ mengenyam jasa-jasa yang disediakan oleh pemda.
(Sutedi, 2008:75)
Menurut Prakosa (2005:57) ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi
agar potensi pendapatan daerah yang dapat dikenai retribusi, yaitu:
1) Kecukupan dan Elastisitas
Artinya retribusi harus responsive terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhinya, misalnya pertumbuhan penduduk dan
pendapatan, selama ini umumnya dipengaruhi oleh pertumbuhan
permintaan atau konsumsi atas suatu pelayanan.
2) Keadilan
Karena struktur tarif retribusi secara tradisional bersifat regresif
dimana semakin tinggi dasar pengenaan retribusinya semakin turun
tarifnya.
3) Kemampuan administrasi
Secara teoritis retribusi mudah untuk ditaksir dan dipungut karena
pertanggungjawaban didasarkan atas tingkat konsumsi yang dapat
diukur, mudah dipungut sebab penduduk hanya mendapatkan apa
yang mereka bayar.
4) Kesepakatan politik
Hubungan langsung antara konsumsi dan retribusi tidak selalu
merupakan suatu keuntungan politis, masyarakat dapat membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perbandingan-perbandingan individu antara pelayanan yang mereka
terima dan jumlah yang mereka bayar untuk pelayanan tersebut.
5) Penilaian retribusi oleh pemerintah daerah
Keterkaitan antara tarif retribusi sebagai bentuk biaya pelayanan
dengan pelayanan yang diterima sebagai bentuk konsumsi yang
bersifat langsung ini, sehingga dapat dengan mudah diketahui oleh
unit-unit penyelenggara yang terlibat atau yang harus bertanggung
jawab.
Sarana Pelaporan Retribusi Daerah yang dikemukakan oleh Prakosa
(2003:95) sebagai berikut:
1) Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD) adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah.
2) Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat keputusan
yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.
3) Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKRDLB) adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi
yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
4) Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa
bunga dan/atau denda administrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Pengertian Retribusi Pasar
Salah satu jenis retribusi jasa umum adalah retribusi pelayanan pasar
atau disebut juga retribusi pasar. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar
tradisional/sederhana berupa plataran, los yang dikelola Pemerintah
Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), dan pihak swasta.
Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan Dan Perlindungan Pasar Tradisional point ke 26
yang berisi Retribusi pasar adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin pelayanan pasar yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
1) Jenis Retribusi Pasar
a) Retribusi Pelayanan Pasar terdiri dari plataran, kios, los, dan
tunggakan.
b) Retribusi
Kekayaan Daerah terdiri dari tanah reklame, tanah MMS,
retribusi shelter PKL, dan sewa kios gol I,II,III.
c) Fasilitas Umum
terdiri dari retribusi MCK dan pemanfaatan listrik tambahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d) Pendapatan
Kontribusi Penempatan Los/Kios terdiri dari penempatan
los/kios baru dan pemindahan sewa los/kios lama.
e) Rupa-rupa terdiri
dari Biaya balik nama, pungutan retribusi pemasangan reklame
di pasar, pungutan retribusi bongkar muat barang di pasar,
pungutan retribusi terhadap penggunaan kelebihan tempat
dasaran, pengelolaan MCK dan titipan sepeda.
2) Subyek Retribusi Pasar
Subyek retribusi pasar adalah Orang pribadi atau Badan yang
memperoleh fasilitas pasar.
3) Obyek Retribusi Pasar
Obyek retribusi pasar sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Daerah Kota Surakarta Bagian Kesembilan tentang Retribusi
Pelayanan Pasar Pasal 29 mengenai Nama dan Obyek Retribusi
adalah pelayanan penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana,
berupa plataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan
khusus disediakan untuk pedagang. Dikecualikan dari obyek
retribusi adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh
BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
4) Dasar Pengklasifikasian Pasar
Pengklasifikasian pasar di kota Surakarta dibagi menjadi 4 (empat)
wilayah, untuk setiap wilayah dibagi menjadi 3 kelas pasar. Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pasar adalah keadaan pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Letak
b) Fasilitas
c) Sarana
d) Jumlah pedagang
e) Jumlah pengunjung
f) Retribusi yang dapat dipungut
Berikut pengklasifikasian Pasar di Kota Surakarta berdasarkan
wilayah dan kelas pasar:
Tabel II.1
Pengklasifikasi Pasar Berdasarkan Wilayah
WILAYAH I
1. Gede
2. Tanggul
3. Rejosari
4. Ledoksari
5. Jebres
6. Mojosongo
7. Mebel
8. Panggungrejo
9. Tunggulsari
10. Buah Jurug
11. Ngemplak
12. Sangkrah
13. Mojosongo P
14. Pucangsawit
WILAYAH II
1. Legi
2. Nusukan
3. Turisari
4. Depok
5. Ayu Balapan
6. Bangunharjo
7. Sidomulyo
8. Joglo
9. Bambu
10. Ngumbul
WILAYAH III
1. Singosaren
2. Jongke
3. Ngarsopuro
4. Triwindu
5. Kembang
6. Kadipolo
7. Kabangan
8. Penumping
9. Purwosari
10. Sidodadi
WILAYAH IV
1. Klewer
2. Harjodaksino
3. Notoharjo
4. Kliwon
5. Ayam
6. Cinderamata
7. Gading
8. Besi Tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel II.2
Pengklasifikasi Pasar Berdasarkan Kelas Pasar
KELAS I
1. Legi
2. Klewer
3. Singosaren
4. Gede
5. Harjodaksino
6. Jongke
7. Nusukan
8. Notoharjo
9. Ngarsopuro
KELAS II
1. Triwindu
2. Rejosari
3. Turisari
4. Purwosari
5. Sidodadi
6. Kadipolo
7. Ledoksari
8. Kembang
9. Cinderamata
10. Jebres
11. Tanggul
12. Depok
13. Ayam
14. Kliwon
15. Kabangan
16. Mebel
17. Ayu Balapan
18. Penumping
19. Mojosongo
20. Pucangsawit
21. Panggungrejo
KELAS III
1. Ngemplak
2. Bangunharjo
3. Sidomulyo
4. Sangkrah
5. Gading
6. Buah Jurug
7. Tunggulsari
8. Mojosongo P
9. Joglo
10. Bambu
11. Ngumbul
12. Besi Tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
5) Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasar
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Bagian Kesembilan
tentang Retribusi Pelayanan Pasar Pasal 32 mengenai Struktur dan
Besarnya Tarif Retribusi menyatakan bahwa struktur dan besarnya
tarif retribusi pelayanan pasar ditetapkan berdasarkan jenis fasilitas
yang terdiri dari plataran, los, kios, letak, zona tempat, klas pasar,
jangka waktu pemakaian, dan pemakaian daya listrik. Berikut
rincian penentuan tarif retribusi pelayanan pasar pada Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
Tabel II.3
Tarif Retribusi Pelayanan Pasar
No. Jenis Tempat Besarnya Retribusi
1. Plataran
Klas 1
Klas 2
Klas 3
Rp. 500,- / / hari
Rp. 300,- / / hari
Rp. 200,- / / hari
2. Los 0,1 TNTD*
3. Kios 0,1 TNTD*
*TNTD : Taksiran Nilai Tempat Dasaran di tetapkan oleh
Walikotamadya Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD, dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali dapat di tinjau kembali.
6) Standar Operasional Prosedur (SOP) Penarikan/ Pemungutan
Retribusi Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. Apabila
pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang telah
ditetapkan maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% per bulan.
7) Standar OperasionalPelayanan
a) Surat Hak Penempatan (SHP)
Pelayanan pemberian Surat Hak Penempatan Pedagang berlaku
selama 3 (tiga) tahun dan dikenakan pungutan sebesar:
Untuk kelas 1 Rp 20.000,-
Untuk kelas 2 RP 17.500,-
Untuk kelas 3 Rp 15.000,-
Untuk Surat Hak Penempatan pada pasar-pasar yang baru
dikenakan pungutan 100% dari Taksiran Nilai Tempat Dasaran.
Wajib retribusi yang menunggak 30 (tiga puluh) hari berturut-
turut dan tidak membayar lunas tunggakannya tersebut dicabut
Hak Penempatannya.
b) Kartu Tanda Pengenal Pedagang (KTPP)
Pelayanan Kartu Tanda Pengenal Pedagang dipungut biaya
sebesar Rp 2.500,- untuk 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
lagi.
c) Balik Nama Hak Penempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pelayanan Biaya Balik Nama Hak Penempatan dipungut biaya
10% dari TaksiranNilai Tempat Dasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
- Menerima
setoran harian
pungutan
retribusi pasar
di masing-
masing pasar.
- Mengesahkan
bukti setoran.
Kas Daerah /
BPD
Pemungut
Retribusi
1. Buku Kas
Odolan
a. Karcis
Oprokan
b. Los dan
Kios
2. Buat
Rekapitulasi
Los dan Kios
per blok
Bendahara
Pasar
Buat Rekapitulasi
Setoran
harian
Oprokan,
Los dan
Kios
Petugas
Administrasi
Membuat :
a. Mastad
(karcis
oprokan, los
& kios).
b. Buku Kas
Umum.
c. Dastad/Bend
17 (Setoran
harian)
d. Menyetorkan
hasil
pungutan
pasar ke Kas
Daerah
(BPD).
e. Mengirimkan
bukti setoran
ke DPP.
Kepala
Pasar
Menandatangani
bukti
Setoran
harian pasar
(dastad/ben
d 17)
DPP
- Melakukan
pembukuan
hasil
penagihan/pu
ngutan pasar.
- Melakukan
penyusunan
laporan
tunggakan
dan
penerimaan
pasar.
- Membuat
laporan
harian,
mingguan,
bulanan.
Pedagang /
wajib
Retribus
i
1. Pedagang Los
2. Pedagang
Kios
3. Pedagang
Oprokan/Shelt
er
4. Sewa Lahan
pihak ketiga
Gambar II.1 SOP Penarikan/ Pemungutan Retribusi Pasar
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
PEMOHON
WAJIB
RETRIBUSI
KEPALA PASAR BIDANG
PENDAPATAN
KEPALA
DINAS
2 HARI 3 HARI
1 HARI 1 HARI
Gambar II.2 Standar Operasional Pelayanan Surat Hak Penempatan
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
PEMOHON
WAJIB
RETRIBUSI
KEPALA PASAR BIDANG
PENDAPATAN
KEPALA
DINAS
2 HARI 3 HARI
1 HARI 1 HARI
Gambar II.3 Standar Operasional Pelayanan Kartu Tanda Pengenal Pedagang
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
43
PEMOHON
WAJIB
RETRIBUSI
KEPALA PASAR BIDANG
PENDAPATAN
KEPALADINA
S
2 HARI 3 HARI
1 HARI 1 HARI
Gambar II.4 Standar Operasional Pelayanan Balik Nama Hak Penempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang
cukup penting peranannya, baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintah maupun pemberian pelayanan kepada publik. Arah
pengelolaan anggaran pendapatan daerah dilakukan dengan mobilisasi
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam pengelolaan
anggaran pendapatan daerah, akan diperhatikan upaya untuk peningkatan
pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi
masyarakat dan menimbulkan keengganan berinvestasi.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Pasal 57 ialah sebagai berikut:
1) Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu:
a. Hasil pajak daerah;
b. Hasil retribusi daerah;
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
d. PAD lainnya yang sah.
2) Dana Perimbangan.
3) Pendapatan Daerah Lainnya yang Sah.
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Pendapan Asli Daerah (PAD)
a) Pajak Daerah
Menurut Halim (2004:67) menyatakan bahwa Pajak Daerah
merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak. Jenis
pendapatan pajak untuk provinsi meliputi objek pendapatan
berikut:
(1) Pajak Kendaraan Bermotor.
(2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
(3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
(4) Pajak Kendaraan di Atas Air.
(5) Pajak Air di Bawah Tanah.
(6) Pajak Air Permukaan.
Selanjutnya jenis pendapatan pajak kabupaten/kota tersusun dari:
(1) Pajak Hotel.
(2) Pajak Restoran.
(3) Pajak Hiburan.
(4) Pajak Reklame.
(5) Pajak Penerangan Jalan.
(6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
(7) Pajak Parkir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b) Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
retribusi daerah. Jenis pendapatan retribusi untuk provinsi meliputi
objek pendapatan berikut (Halim, 2004:68):
(1) Retribusi Pelayanan Kesehatan.
(2) Retribusi Pelayanan Kekayaan Daerah.
(3) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
(4) Retribusi Pengujian Kapal Periklanan.
Selanjutnya pengelompokan jenis pendapatan retribusi untuk
kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut:
(1) Retribusi Jasa Umum, terdiri dari:
(a) Retribusi Pelayanan Kesehatan
(b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
(c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP
(d) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Akta Catatan Sipil
(e) Retribusi Pelayanan Pemakaman
(f) Retribusi Pelayanan Pengabuan Mayat
(g) Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum
(h) Retribusi Pelayanan Pasar
(i) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
(j) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
(k) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
(l) Retribusi Pengujian Kapal Periklanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(m) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
(2) Retribusi Jasa Usaha
(a) Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir Atau Pertokoan
(b) Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan
(c) Retribusi Jasa Usaha Terminal
(d) Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir
(e) Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan / Pesanggrahan /
Villa
(f) Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus
(g) Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan
(h) Retribusi Jasa Usaha Pelayanan Pelabuhan Kapal
(i) Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi Dan Olahraga
(j) Retribusi Jasa Usaha Penyebrangan di Atas Air
(k) Retribusi Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair
(l) Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah
(3) Retribusi Perizinan Tertentu
(a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
(b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
(c) Retribusi Izin Gangguan
(d) Retribusi Izin Trayek
c) Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan
berikut:
1) Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah.
2) Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank.
3) Bagian Laba Lembaga Keuangan NonBank.
4) Bagian Laba Atas Penyertaan Modal/Investasi.
d) PAD Lainnya yang Sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari
lain-lain milik pemerintah daerah. Jenis pendapatan ini meliputi
objek pendapatan berikut:
1) Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan.
2) Penerimaan jasa giro.
3) Penerimaan bunga deposito.
4) Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
5) Penerimaan ganti rugi atas kerugian/kehilangan kekayaan
daerah (TP-TGR)
2) Dana Perimbangan
Dana perimbangan merupakan dana yang bersumber dari penerimaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan
kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Kelompok
Pendapatan berupa Dana Perimbangan, yakni:
a) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, yang meliputi:
(1) Bagi Hasil Pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
b) Dana Alokasi Umum
c) Dana Alokasi Khusus, yang meliputi:
(1) Dana Alokasi Khusus Reboisasi
(2) Dana Alokasi Khusus Nonreboisasi
d) Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi.
3) Pendapatan Daerah Lainnya yang Sah
Kelompok pendapatan ini meliputi jenis pendapatan berikut:
a) Bantuan Dana Kontinjensi/Penyeimbang dari Pemerintah
b) Dana Darurat
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Optimalisasi Penerimaan retribusi pasar Kota Surakarta.
Optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya, cara, proses, dan perbuatan
untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam rangka mencapai
kondisi yang terbaik, paling menguntungkan, dan paling diinginkan dalam
batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
Salah satu keberhasilan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam
melaksanakan program pemberdayaan pasar tradisional adalah
pengoptimalan terhadap penerimaan retribusi pasarnya, yaitu dengan
mengetahui seberapa besar tingkat penerimaan retribusi pasar dalam
kontribusinya terhadap retribusi daerah dan kontribusinya dalam
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan meningkatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penerimaan retribusi pasar hal ini akan berdampak pula dengan
meningkatnya kontribusinya terhadap retribusi daerah serta terhadap
pendapatan asli daerah (PAD).
Disini penulis selain menguraikan efektivitas penerimaan retribusi pasar,
penulis juga akan menguraikan laju pertumbuhan retribusi pasar,
menguraikan kontribusi retribusi pasar terhadap retribusi daerah serta
menguraikan kontribusi retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah
(PAD)dalam lima tahun anggaran terakhir yaitu dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kuantitatif yaitu
menggunakan data dari hasil observasi yang dinyatakan dalam angka yang
didasarkan atas perhitungan persentase. Yang akan dilakukan dengan cara:
a) Menghitung tingkat efektivitas realisasi penerimaan retribusi
pasar terhadap target penerimaan retribusi pasar yang telah ditentukan.
Menurut Mardiasmo (2002:4) menyatakan bahwa Efektivitas yaitu
tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Dalam pemungutan retribusi pasar dapat dikatakan efektif apabila data
menunjukan bahwa realisasi penerimaan retribusi pasar lebih besar
atau sama dengan target penerimaan retribusi pasar yang telah
ditetapkan ( . Jika realisasi penerimaan yang diterima kurang
dari 100% (target penerimaan), maka penerimaan pungutan retribusi
dapat dikatakan tidak efektif. Peryataan diatas juga diperkuat oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Bapak Nanang selaku Kasi Pembukuan di Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta:
“Penerimaan reribusi dikatakan optimal ya kalau bisa mencapai
target yang telah ditetapkan mbak, yaitu diatas 100% atau
setidaknya sama dengan target” (Wawancara 19 Maret 2012)
Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan retribusi pasar dapat
diukur dengan membandingkan antara realisasi penerimaan retribusi
pasar dengan target penerimaan retribusi pasar, dapat dinyatakan
dengan rumus:
Efektivitas :
Penghitungan:
Tahun 2007 =
=104,93%
Tahun2008 =
=108,45%
Tahun 2009 =
=90,58%
Tahun 2010 =
=93,11%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tahun 2011 =
=88,91%
Tabel berikut merupakan hasil penghitungan realisasi penerimaan
retribusi pasar terhadap target penerimaan retribusi pasar tahun
anggaran 2007 s/d 2011.
Tabel II.4
Tingkat Efektivitas Retribusi Pasar Kota Surakarta
Tahun Anggaran 2007 s/d 2011
No. Tahun
Anggaran
Realisasi
(Rp)
Target
(Rp)
Persentase
(%)
1. 2007 10.416.667.323 9.927.000.000 104,93
2. 2008 11.117.527.764 10.251.700.000 108,45
3. 2009 10.672.456.198 11.782.182.000 90,58
4. 2010 11.647.426.108 12.509.447.000 93,11
5. 2011 12.078.397.339 13.585.388.000 88,91
Rata-rata 97,20
Dari tabel II.4 di atas dapat dilihat bahwa penerimaan retribusi pasar
tahun anggaran 2007 sampai dengan 2011 dikatakan cukup efektif
karena pada tahun 2007 dan 2008 penerimaan retribusi melebihi dari
target yang telah ditetapkan. Efektivitas penerimaan tahun 2007
sebesar 104,93% , tahun 2008 sebesar 108,45% , tahun 2009 sebesar
90,58%, tahun 2010 sebesar 93,11%, dan tahun 2011 sebesar 88,91%.
Efektifitas penerimaan antara tahun 2007-2008 mengalami kenaikan
sebesar 3,52%, pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar
17,87%, tahun 2009-2010 mengalami kenaikan sebesar 2,53%, dan
pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 4,2%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Karena realisasi penerimaan retribusi pasar kota Surakarta pada setiap
tahun anggaran merupakan hasil pemungutan retribusi pasar
berdasarkan potensi yang tersedia padahal kenyataan dilapangan
masih banyak kios atau los yang kosong dalam arti belum terjual atau
bisa juga karena pedagang yang tidak bertanggung jawab sehingga
penerimaan retribusi tidak sesuai dengan target yang ditetapkan selain
itu juga karena adanya pembangunan pasar baru yang mengakibatkan
target yang ditetapkan naik. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ibu
Ratna selaku Bendahara Penerimaan di Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta:
“Sebenarnya untuk retribusi pasar sendiri bisa mencapai target,
cuma dengan adanya pembangunan pasar baru mengakibatkan
pasar lama kurang laku dan pedagang yang tidak bertanggung
jawab dengan meninggalkankios atau losnya tanpa memberi tahu
kepada Dinas” (Wawancara 19 Maret 2012)
b) Menghitung kontribusi retribusi pasar terhadap retribusi
daerah, dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaaan
retribusi pasar dengan realisasi penerimaan retribusi daerah tahun
anggaran 2007 s/d 2011 dengan rumus sebagai berikut:
Kontribusi:
Penghitungan:
Tahun 2007 =
= 31,23%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tahun2008 =
= 28,27%
Tahun 2009 =
= 28,25%
Tahun 2010 =
= 28,01%
Tahun 2011 =
=25,33%
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan retribusi pasar dengan realisasi penerimaan retribusi
daerah selama 5 tahun terakhir.
Tabel II.5
Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Retribusi Daerah
Kota SurakartaTahun Anggaran 2007 s/d 2011
No
.
Tahun
Anggaran
Retribusi Pasar
(Rp)
Retribusi Daerah
(Rp)
Persentase
(%)
1. 2007 10.416.667.323 33.359.246.529 31,23
2. 2008 11.117.527.764 39.325.240.832 28,27
3. 2009 10.672.456.198 37.783.489.120 28,25
4. 2010 11.647.426.108 41.588.097.172 28,01
5. 2011 12.078.397.339 47.676.386.160 25,33
Rata-rata 28,23
Dari tabel II.5 diatas dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan
mengalami penurunan. Meskipun mengalami penurunan, retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pasar tetap memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap retribusi
daerah. Pada tahun 2007 sebesar 31,23%, tahun 2008 sebesar 28,27%,
tahun 2009 sebesar 28,25%, tahun 2010 sebesar 28,01% dan pada
tahun 2011 sebesar 25,33%, walaupun persentase kontribusi retribusi
pasar terhadap retribusi daerah setiap tahunnya menurun tetapi pada
kenyataannya penerimaan retribusi pasar selalu meningkat, dan rata-
rata kontribusi selama lima tahun anggaran sebesar 28,23%, atau
sepertiga (1/3) dari retribusi daerah ini menandakan bahwa retribusi
pasar merupakan salah satu sumber penerimaan retribusi daerah yang
memberikan kontribusi lebih bila dibandingkan dengan sektor-sektor
penerimaan retribusi yang lain.
c) Menghitung kontribusi retribusi pasar terhadap pendapatan
asli daerah, dihitung dengan membandingkan antara realisasi
penerimaan retribusi pasar dengan realisasi pendapatan asli daerah
tahun anggaran 2007 s/d 2011 dengan rumus sebagai berikut:
Kontribusi:
Penghitungan:
Tahun 2007 =
= 11,65%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tahun2008 =
= 10,80%
Tahun 2009 =
= 10,47%
Tahun 2010 =
= 10,20%
Tahun 2011 =
=6,67%
Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara realisasi
penerimaan retribusi pasar dengan realisasi penerimaan pendapatan
asli daerah selama 5 tahun terakhir.
Tabel II.6
Kontribusi Retribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Surakarta Tahun Anggaran 2007 s/d 2011
No. Tahun
Anggaran
Retribusi Pasar
(Rp)
Pendapatan Asli
Daerah (Rp)
Persentase
(%)
1. 2007 10.416.667.323 89.430.977.982 11,65
2. 2008 11.117.527.764 102.929.501.970 10,80
3. 2009 10.672.456.198 101.972.318.682 10,47
4. 2010 11.647.426.108 114.141.348.062 10,20
5. 2011 12.078.397.339 181.095.479.831 6,67
Rata-rata 9,96
Dari tabel II.6 dapat diartikan bahwa kontribusi retribusi pasar
terhadap pendapatan asli daerah secara keseluruhan mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
penurunan. Meskipun mengalami penurunan, retribusi pasar tetap
memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah yang lebih
bila dibandingkan dengan sektor-sektor penerimaan Pendapatan Asli
Daerah yang lain. Hal ini terbukti dari hasil penghitungan di atas
menunjukan bahwa, rata-rata retribusi pasar menyumbang sebesar
9,96% dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD), hal ini berarti hampir
sepersepuluh (1/10) penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berasal dari retribusi pasar. Jadi penerimaan retribusi pasar tetap
menjadi primadona penerimaan daerah bagi pemerintahan kota
Surakarta.
d) Menghitung laju pertumbuhan penerimaan retribusi pasar.
Laju pertumbuhan digunakan untuk mengukur pertumbuhan
penerimaan retribusi pasar dari tahun ketahun. Jika hasil penghitungan
pertumbuhan antara realisasi penerimaan tahun x dengan tahun
sebelumnya adalah negatif, maka dapat dikatakan bahwa penerimaan
pungutan retribusi tidak optimal. Apabila hasil penghitungan
pertumbuhan antara realisasi penerimaan tahun x dengan tahun
sebelumnya adalah positif, maka dapat dikatakan bahwa penerimaan
pungutan retribusi sudah dikatakan optimal.
Menurut Halim (2007:241) untuk menghitung laju pertumbuhan dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
-
= X100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Keterangan:
: Persentase pertumbuhan tahun x
: Realisasi penerimaan retribusi pasar tahun x
: Realsasi penerimaan retribusi pasar tahun sebelumnya
Penghitungan:
Tahun2008 =
= 6,73%
Tahun 2009 =
= -4,00%
Tahun 2010 =
= 9,14%
Tahun 2011 =
= 3,70%
Berikut adalah tabel yang menyajikan laju pertumbuhan penerimaan
retribusi pasar kota Surakarta selama lima tahun terakhir dari tahun
2007 s/d tahun 2011, dimana untuk tahun 2007 tidak dihitung karena
digunakan sebagai dasar penghitungan tahun berikutnya.
Tabel II.7
Persentase Laju Pertumbuhan Penerimaan Retribusi Pasar
Kota Surakarta Tahun Anggaran 2007 s/d 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
No. Tahun Anggaran Retribusi Pasar
(Rp)
Persentase Laju
Pertumbuhan
(%)
1. 2007 10.416.667.323 -
2. 2008 11.117.527.764 6,73
3. 2009 10.672.56.198 -4,00
4. 2010 11.647.426.108 9,14
5. 2011 12.078.397.339 3,70
Rata-rata 3,89
Dari tabel II.7 di atas menunjukan persentase realisasi penerimaan
retribusi pasar rata-rata sebesar 3,89 %. Pada tahun anggaran 2008-
2009 laju pertumbuhan tidak optimal karena bernilai negatif 4,00%
dengan tingkat penurunan sebesar 10,73% dikarenakan pada tahun
2009 adanya pembangunan pasar baru yang menyebabkan banyak
pedagang yang meninggalkan kios/los pasar lama, yang akhirnya
kios/los pasar lama menjadi kosong, sedangkan pemerintah daerah
tetap memperhitungkan potensi penerimaan retribusi berdasarkan
jumlah kios/los yang ada. Tetapi pada tahun anggaran 2009-2010
mengalami kenaikan lagi sebesar 13,14%, dan pada tahun 2010-2011
mengalami penurunan sebesar 5,44%. Faktor utama yang
melatarbelakangi menurunnya laju pertumbuhan penerimaan retribusi
pasar karena adanya banyak para pedagang yang kurang
bertanggungjawab dengan meninggalkan kios/los dengan berpindah
tempat dagang ke pasar yang baru dibangun atau tidak meneruskan
berdagang karena alasan lokasi yang kurang strategis dan adanya
pedagang yang menunggak pembayaran retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Strategi atau upaya yang dilakukan Dinas Pengelolaan Pasar dalam
rangka mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar.
Strategi atau upaya yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta dalam rangka mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar
sebagai berikut:
a. Melakukan verifikasi data obyek dan subyek retribusi pasar
Hal ini dapat memberikan data yang akurat, yaitu data yang tercatat
sesuai dengan data yang ada di lapangan, sehingga para pedagang
tidak akan mengelak apabila dipungut retribusinya.
b. Melakukan program pembangunan atau renovasi pasar
Dengan melakukan renovasi pasar diharapkan para pedagang nyaman
menempati kios/los nya karena tempatnya menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
c. Intensifikasi pemungutan dan penagihan retribusi pasar
Pemungutan dan penagihan dilakukan oleh masing-masing petugas
pemungut yang bertanggung jawab atas realisasi penerimaan retribusi
pasar yang menjadi wilayah kerjanya. Apabila pedagang tidak
membayar retribusi setelah jatuh tempo yang ditetapkan maka Dinas
akan mencabut Surat Hak Penempatan nya (SHP).
d. Revitalisasi bangunan pasar
Dengan memperbaruhi bangunan lama menjadi bangunan baru yang
lebih berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
e. Penyelenggaraan promosi pasar dalam bentuk pelelangan pasar, spot
iklan di TATV, pembuatan papan penunjuk pasar, penyelenggaraan
seni budaya di pasar.
f. Kontinuitas pengelolaan sampah pasar dengan menambah armada
drump truck serta melalui penambahan maupun penggantian alat
kebersihan di masing-masing pasar.
Memberikan fasilitas prasarana dan sarana pasar yang memadai
g. Dengan memberikan fasilitas yang memadai, para pedagang akan
merasa lebih nyaman berdagang di pasar. Contohnya adanya fasilitas
MCK yang bersih.
Penataan pedagang pasar
h. Dengan penataan yang tepat maka kemungkinan kios dan los yang
kosong dapat diminimalisir sehingga penerimaan retribusi pasar dapat
terealisasi.
3. Hambatan atau kendala apa yang dihadapi oleh pihak Dinas
Pengelolaan Pasar kota Surakarta dalam mengoptimalkan
penerimaan retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Secara umum di dalam pelaksanaannya Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta mengalami beberapa kendala yang dihadapi yaitu sebagai
berikut:
a. Rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat ketaatan wajib retribusi
(pedagang) disertai dengan rendahnya kemampuan bayar wajib
retribusi.
b. Perilaku pedagang yang menyimpang dalam menempati kios/los dan
pemanfaatan faslitas pasar.
c. Adanya pedagang yang menunggak pembayaran retribusi pasar.
d. Semakin berkembangnya pasar modern, sehingga mempengaruhi daya
beli masyarakat terhadap pasar tradisional.
e. Menurunnya minat pemakai kios/los pasar khususnya pada lantai IIhal
ini disebabkan karena posisi kios/los dinilai kurang strategis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB III
TEMUAN
Dari analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditemukan
adanya kelebihan dan kelemahan di dalam upaya mengoptimalkan penerimaan
retribusi pasar yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu
sebagai berikut:
A. KELEBIHAN
Upaya-upaya Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengoptimalkan
penerimaan retribusi pasar memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Secara umum realisasi penerimaan retribusi pasar sudah cukup optimal
karena dari 5 tahun terakhir sudah ada yang mengalami peningkatan
penerimaan retribusi pasar.
2. Realisasi penerimaan retribusi pasar terbesar diperoleh pada tahun 2008
karena pada tahun tersebut realisasi penerimaan retribusi pasar yang di
dapat lebih besar dari target yang telah ditetapkan.
3. Laju pertumbuhan penerimaan retribusi pasar pada setiap tahunnya
mengalami kenaikan.
4. Prosedur yang dilakukan oleh pemungut retribusi pasar kepada wajib
retribusi sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur penarikan
retribusi pasar yang telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5. Dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta dapat meningkatkan penerimaan retribusi pasar dari tahun ke
tahun.
6. Prosedur pembayaran retribusi yang dilakukan oleh wajib retribusi kepada
Dinas Pengelolaan Pasar sesuai dengan prosedur pembayaran yang
terdapat dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Retribusi Pasar.
B. KELEMAHAN
Upaya-upaya Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengoptimalkan
penerimaan retribusi pasar selain memiliki kelebihan juga memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Tata cara pemungutan retribusi pasar yang dilakukan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sesuai dengan peraturan daerah yang
telah ditetapkan namun pada pelaksanaannya pada point sanksi
administrasi belum diterapkan dengan benar dan sesuai.
2. Masih ada wajib retribusi yang melakukan penundaan pembayaran
retribusi dengan membayar retribusi melebihi tanggal jatuh tempo.
3. Kurang tegasnya pemungut retribusi pasar dalam melaksanakan tugasnya
yang menyebabkan pengelolaan retribusi pasar kurang tertib.
4. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh pemerintah daerah bagi wajib
retribusi yang tidak membayar retribusi atau melakukan penundaan
pembayaran retribusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
5. Dengan adanya pembangunan pasar baru akan mengakibatkan para
pedagang meninggalkan kios/los lama, sehingga kekosongan kios/los
semakin banyak.
6. Terbatasnya sarana dan prasarana Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
dalam melaksanakan pemungutan retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Yaitu uraian singkat yang didasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang
merupakan ringkasan hasil penelitian maupun jawaban atas rumusan masalah
yang bertujuan untuk memudahkan dalam memahami suatu topik
permasalahan. Antara lain sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan penerimaan retribusi pasar kota Surakarta sudah
dikatakan cukup optimal, hal ini dapat dilihat dari:
a. Realisasi penerimaan retribusi pasar pada tahun anggaran 2007 dan
2008 dapat mencapai target yang ditetapkan, dengan persentase tahun
2007 sebesar 104,93% dan tahun 2008 sebesar 108,45%, sedangkan
tiga tahun terakhir yaitu 2009, 2010 dan 2011 tidak mencapai target
yang ditetapkan karena persentase masing-masing tahun tidak
mencapai 100% yaitu pada tahun 2009 sebesar 90,58%, tahun 2010
sebesar 93,11% dan tahun 2011 sebesar 88,91%. Hal ini disebabkan
karena banyak para pedagang yang kurang bertanggungjawab dengan
meninggalkan kios/los atau tidak meneruskan berdagang karena alasan
lokasi yang kurang strategis.
b. Dari hasi penelitian diatas dari tahun ke tahun kontribusi retribusi
pasar terhadap retribusi daerah mengalami penurunan. Meskipun
mengalami penurunan, retribusi pasar tetap memberikan kontribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
yang cukup besar terhadap retribusi daerah. retribusi pasar merupakan
salah satu sumber penerimaan retribusi daerah yang memberikan
kontribusi lebih bila dibandingkan dengan sektor-sektor penerimaan
retribusi yang lain, yaitu hampir sepertiga (1/3) penerimaan retribusi
daerah Kota Surakarta berasal dari retribusi pasar yang rata-rata
memberikan kontribusi sebesar 28,23%. Dengan melihat besarnya
kontribusi pasar terhadap retribusi daerah dapat disimpulkan bahwa
retribusi pasar banyak mempunyai peran dalam menentukan besarnya
retribusi daerah dan bisa menjadi salah satu andalan bagi penerimaan
retribusi daerah kota Surakarta.
c. Retribusi pasar memiliki potensi yang cukup besar dalam
kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari hasil
penghitungan di atas menunjukan bahwa, rata-rata retribusi pasar
menyumbang sebesar 9,96% dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD),
hal ini berarti hampir sepersepuluh (1/10) penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) berasal dari retribusi pasar.
d. Dengan rata-rata nilai pertumbuhan positif yaitu sebesar 3,89% dapat
dikatakan bahwa penerimaan retribusi pasar dikatakan optimal,
walaupun pada tahun 2008-2009 laju pertumbuhan retribusi pasar
mengalami penurunan sebesar 10,73% hal ini dikarenakan pada tahun
2009 adanya pembangunan pasar baru yang menyebabkan banyak
pedagang yang meninggalkan kios/los pasar lama, yang akhirnya
kios/los pasar lama menjadi kosong, sedangkan pemerintah daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
tetap memperhitungkan potensi penerimaan retribusi berdasarkan
jumlah kios/los yang ada.
2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta melakukan beberapa strategi
dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pendapatan pasar khususnya
retribusi pasar diantaranya melakukan program pembangunan atau
renovasi pasar, revitalisasi bangunan pasar, memberikan fasilitas prasarana
dan sarana pasar yang memadai, penataan pedagang pasar secara kontinue.
Dengan adanya strategi tersebut diharapkan retribusi pasar dapat menjadi
salah satu andalan dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
berpotensi tinggi.
3. Dalam upaya untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi pasar masih
ditemui adanya beberapa hambatan atau kendala di dalam pelaksanaannya
diantaranya seperti, rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat ketaatan
wajib retribusi (pedagang) disertai dengan rendahnya kemampuan bayar
wajib retribusi, adanya pedagang yang menunggak pembayaran retribusi
pasar, serta menurunnya minat pemakai kios/los pasar khususnya pada
lantai II hal ini disebabkan karena posisi kios/los dinilai kurang strategis.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan temuan pada Bab III diatas, maka penulis dapat memberikan
saran demi meningkatnya kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
khususnya peningkatan penerimaan retribusi pasar. Saran ini diharapkan dapat
berguna bagi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
tujuannya yang telah tertuang dalam visi dan misi Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta. Saran tersebut sebagai berikut:
1. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sebaiknya memberikan
penyuluhan kepada wajib retribusi tentang arti penting pembayaran
retribusi bagi kepentingan bersama yang dilakukan minimal tiga bulan
sekali.
2. Memberikan sanksi yang tegas kepada wajib retribusi yang tidak
memenuhi kewajibannya dalam membayar retribusi dengan memberikan
sanksi administrasi berupa denda dan apabila masih belum membayar
sampai saat jatuh tempo harus dicabut surat hak penempatannya dan Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta benar-benar memberlakukan sanksi
tersebut.
3. Memberikan sarana dan prasarana yang memadai bagi petugas pemungut
retribusi sehingga akan memudahkan dan lebih meningkatkan kinerja
mereka, sehingga akan memberikan hasil yang maksimal.
4. Dengan penataan pedagang secara kontinue baik pedagang los, kios
maupun plataran, diharapkan dengan adanya penataan yang tepat maka
kemungkinan kios dan los yang kosong dapat diminimalisir sehingga
penerimaan retribusi pasar dapat terealisasi.
5. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta seharusnya melakukan
pemeriksaan dan pengawasan secara mendadak terhadap pelaksanaan
pemungutan retribusi pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
6. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta memberikan diklat dan
pembinaan kepada petugas pemungut retribusi pasar sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM)
pemungut retribusi.