STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN JEPANG KE INDONESIA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana Ilmu hubungan internasional (S.Sos)
oleh:
Fadli Husnurrahman
11151130000075
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2020 M
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE
INDONESIA TAHUN 2018
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 26 Oktober 2020
Fadli Husnurrahman
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Fadli Husnurrahman
NIM : 11151130000075
Program Studi : Hubungan Internasional
Telah menyclesaikan penulisan skripsi dengan judul:
STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE INDONESIA
TAHUN 2018
Dan telah memenuhi syarat untuk diuji.
Jakarta, 20 Oktober 2020
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pembimbing
M. Adian Firnas, M.Si Febri Dirgantara Hasibuan, SE, MM
iii
ABSTRAK
Indonesia melakukan diplomasi publik terhadap Jepang untuk
mempromosikan pariwisata melalui Wonderful Indonesia. Penelitian ini
mendeskripsikan implementasi diplomasi publik Indonesia di Jepang melalui
kegiatan yang memiliki unsur seni-budaya, pemanfaatan saluran komunikasi, dan
keterlibatan aktor-aktor dalam kegiatan tersebut. Diplomasi Publik Indonesia
melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari latar belakang yang berbeda,
mulai dari perwakilan resmi negara, pelaku bisnis, individu (masyarakat), lembaga
pendidikan serta pelatihan, dan media. Indonesia sudah beberapa kali berpartisipasi
dalam event-event kebudayaan di Jepang. Seluruh kegiatan bertujuan untuk
menyebarluaskan kebudayaan Indonesia agar dapat menciptakan hubungan yang
baik dengan masyarakat Jepang. Penelitian ini menganalisa upaya diplomasi
Indonesia dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia pada
tahun 2018.
Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan konsep Diplomasi Publik dan
nation branding. Pemilihan kedua konsep ini karena adanya kampanye Wonderful
Indonesia sebagai branding pariwisata Indonesia dalam upaya menciptakan citra
(image) pariwisata positif yang dimiliki Indonesia. Tingginya kerjasama yang
terjalin antara Indonesia dan Jepang, dan besarnya potensi pariwisata yang dimiliki
Indonesia dapat menjadi alasan bagi wisatawan Jepang untuk berwisata ke
Indonesia. Sayangnya bagi wisatawan Jepang Indonesia bukanlah tujuan utama
wisata. Sedangkan Indonesia sendiri menempati urutan ke 12 sebagai tujuan wisata
masyarakat Jepang. Fakta-fakta inilah yang mendorong penulis untuk menjadikan
wisatawan Jepang sebagai objek utama dalam penelitian. Penelitian ini juga
memberikan gambaran umum mengenai konsep “Wonderful Indonesia‟ serta
pemasarannya di Jepang dan implikasinya terhadap pariwisata Indonesia, dan
gambaran umum mengenai perkembangan pariwisata Indonesia.
Kata Kunci: Wonderful Indonesia, Wisatawan Jepang, Diplomasi Publik,
Pariwisata Indonesia.
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE
INDONESIA TAHUN 2018
Oleh
Fadli Husnurrahman
11151130000075
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3
November 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
Badrus Sholeh, Ph.D Riana Mardila, MIR.
NIP. 197102111999031002 NIP.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 3 November
2020. Ketua Program Studi Hubungan Internasional,
FISIP UIN Jakarta,
M. Adian Firnas, M.Si.
M. Adian Firnas, M.Si.
NIP. 19850722019031005 Penguji I,
Irfan R. Hutagalung, LLM.
NIP.
Penguji II,
v
19850722019031005
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Puji dan Syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang menciptakan semua yang ada
dibumi ini untuk tempat kemaslahatan umat manusia, Sholawat serta salam marilah
kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW. Yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini terdapat
pihak- pihak yang telah membantu penulis karena telah memberikan dukungan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat serta memberikan
kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluarga penulis, Ayahanda Oman Fathurahman, Ibunda Husnayah
Alhudayah, Adik-adik Alif Alfaini Rahman dan Jiddane Ashkura Rahman.
Terimakasih selalu memberikan dukungan beserta doa dalam proses
penulisan ini.
3. Dosen pembimbing penulis, Bapak Febri Dirgantara Hasibuan yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan menasehati penulis dengan sabar.
4. Bapak Dadang Djatnika, Kepala Subdirektorat Pemasaran Pariwisata
Regional II Area III yang telah bersedia menjadi Narasumber Skripsi saya,
Terimakasih banyak sudah meluangkan waktu nya ditengah kesibukan bapak.
5. Segenap jajaran staff, dosen fisip dan prodi HI UIN Jakarta yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama masa perkuliahan.
6. Support System penulis Niniek Hanifah, yang selalu menemani penulis dalam
proses penulisan skripsi ini.
vii
7. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Miftahul Khausar, Ahmad Zulfani, Randy
Mawlan, Panji Setia, Farid Ramadhan, Rezki Maulana, Fadhly Nurman dan
Muhammad Ridwan. Terimakasih banyak telah meluangkan waktu dalam
mebimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam proses penyelesain
skripsi ini.
8. Keluarga besar Ena-Ena Education, terimakasih karena telah menghadirkan
lingkungan yang penuh canda tawa dalam proses perkuliahan saya.
9. Teman-teman seperjuangan di HI UIN Jakarta Angkatan 2015. Terimakasih
telah memberikan pengalaman yang penuh nilai dalam proses perkuliahan
saya.
10. Keluarga besar HMI KOMFISIP yang telah memberikan penulis ilmu dan
pengalaman yang sangat berharga di luar kelas
Penulis berharap segala dukungan dan doa yang telah diberikan kepada
penulis diberikan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran akan
sangat membantu penulis untuk menjadi bahan perbaikan penulisan skripsi ini.
Wassalamualaikum. Wr, Wb.
Jakarta, Oktober 2020
Fadli Husnurrahman
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.....................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI………………………...............ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI…............................................iii
ABSTRAK......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................v
DAFTAR ISI ……………………………………………………...............viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………….............xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..........1
B. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………..........6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………...........6
1. Tujuan Penelitian ……………………………………………..........6
2. Manfaat Penelitian …………………………………………............7
D. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….............7
E. Kerangka Konseptual ……………………………………………........11
1. Diplomasi Publik …………………………………………….........11
2. Nation Branding ……………………………………………..........14
F. Metode Penelitian ………………………………………………..........18
G. Sistematika Penulisan ……………………………………………........19
BAB II
GAMBARAN UMUM PARIWISATA INDONESIA.................................21
A. Sejarah Pariwisata Indonesia ……………………………………..........21
1. Pariwisata Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda ………..........21
ix
2. Pariwisata Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang ……..........25
3. Pariwisata Indonesia Pasca Kemerdekaan …………………........26
B. Wonderful Indonesia Sebagai Nation Brand Indonesia ………….........29
BAB III
KERJASAMA BILATERAL INDONESIA-JEPANG DI SEKTOR
PARIWISATA..................................................................................................37
A. Sejarah Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang ………………............37
1. Periode Sebelum Indonesia Merdeka ………………………..........37
2. Periode Setelah Indonesia Merdeka ………………………............40
B. Kerja Sama Indonesia-Jepang di Bidang Pariwisata ……………............44
BAB IV
STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE
INDONESIA TAHUN 2018...............................................................................47
A. Strategi Diplomasi Publik dan Promosi Pariwisata Indonesia di Jepang…48
1. Program Festival Wonderful Indonesia ……………………………50
2. Program Familiarization Trip ……………………………………..56
3. Program Sales Mission …………………………………………….59
4. Program Pameran Wonderful Indonesia …………………………..61
B. Implikasi Upaya Promosi Wonderful Indonesia di Jepang terhadap
kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia ……………………………....62
1. Tourist Arrival ……………………………………………………...63
2. Foreign Direct Investment ………………………………………....65
x
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................69
A. KESIMPULAN.......................................................................................69
B. SARAN.....……………………………………………..........................76
DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………….xiii
LAMPIRAN......................................................................................................xviii
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR I.1 The Circle of Public Diplomacy...........................................................13
GAMBAR II.1 Logo Wonderful Indonesia..................................................................32
GAMBAR II.2 Warna pada Logo Wonderful Indonesia.............................................32
GAMBAR IV.1 Sambutan Gubernur perfektur Aichi mr Hideaku Omura.................51
GAMBAR IV.2 Pengunjung Menyaksikan Penampilan Malang Carnival dan
Berkungjung ke booth Wonderful Indonesia...............................................................52
GAMBAR IV.3 Sambutan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.................................53
GAMBAR IV.4 Pengunjung berfoto dengan Latar Belakang Logo Wonderful
Indonesia......................................................................................................................54
GAMBAR IV.5 Pengungjung berfoto dengan Ondel-ondel dan menikmati kuliner
khas Indonesia...............................................................................................................55
GAMBAR IV.6 Pemberina Souvenir dan Foto Booth di lokasi kegiatan famtrip golf
saitama TV Jepang ke Bogor, Jakarta dan Tangerang..................................................57
GAMBAR IV.7 Foto Peserta Famtrip di destinasi wisata taman budaya wisnu kencana
dan saat menyaksikan tarian kecak di Bali...................................................................58
GAMBAR IV.8 Data Kunjungan wisatawan Jepang tahun 2017-2018.......................64
GAMBAR IV.9 Data Foreign Direct Investment dan Domestic Direct Investment
Periode 2017-2018.......................................................................................................66
GAMBAR IV.10 Foreign Direct Investment di Indonesia berdasarkan negara asal...67
GAMBAR IV.11 Investasi Asing langsung Republik Indonesia pada tahun 2017-
2018..............................................................................................................................68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika..................................xviii
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AIDA Awareness, Interest, Desire, Action
VITO Visit Indonesia Tourism Officers
VTV Vereeneging Toeristen Verkeer
KPM Koninklijke Paketvaart Maatschappij
KNILM Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij
JMC Java Motor Club
ABHINI Algemeenen Bond Hotelhouders in Nederlandsch-Indie
LISLIND Lissone Lindemann
NITOUR The Nederlandsche Indische Touristen Bureau
FDI Foreign Direct Invesment
HONET Hotel National and Tourism
SERGAHTI Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme Indonesia
PATA Pacific Asia Travel Association
ASTA American Society of Travel Agents
KEMENPAREKRAF Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
DTI Dewan Turisme Indonesia
GDP Gross Domestic Product
UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
WEF World Economic Forum
FAMTRIP Familiarization
VOC Verenigde Oost-Indische Compagnie
PMA Penanaman Modal Asing
JIEPA Japan-Indonesia Partnership Agreement
PORI Persatuan Olahraga Republik Indonesia
TTI Trader, Tourist, Investor
USIA United States Information Agency
VOC Vereenigde Oost-Indsche Compagnie JATA
Japan Association of Travel Agents
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan
budaya yang besar yang dapat memberikan modal bagi sektor pariwisata.
Pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak
dalam pertumbuhan ekonomi negara. Dengan potensi wisata alam dan budaya yang
dimiliki Indonesia, pariwisata dapat menjadi salah satu penyumbang devisa yang
besar bagi perekonomian Indonesia. Pariwisata memiliki peran penting dalam
peningkatan pendapatan suatu daerah atau negara. Selain itu, ia juga menjadi salah
satu cara untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah ke daerah lainnya.
Indonesia merupakan daerah potensial untuk maju dan berkembang dari sektor
pariwisata karena Indonesia menawarkan tempat-tempat indah untuk dijadikan
objek wisata unggulan.
Indonesia menempati urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah
penduduk terbesar di dunia yang berpenduduk sekitar 225 juta jiwa. Secara
geografis Indonesia memiliki lebih dari 17.508 pulau sebagai negara kepulauan
yang terletak di antara Samudera Asia dan Samudera Australia dan juga diantara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.1
1 Lonely Planet, ‘Destination Indonesia’, Lonely Planet <http://media.lonelyplanet.com/shop/pdfs/indonesia-
9-getting-started.pdf> [accessed 1 September 2020].
2
Indonesia memiliki alam, budaya dan buatan manusia yang dapat
mempromosikan dan menarik kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Keindahan
Indonesia dapat memberikan dampak positif jika dikelola melalui industri
pariwisata. Keunggulan pariwisata ini penting untuk mengembangkan dan
mempromosikan citra negara di seluruh dunia.
Sektor pariwisata telah mengambil peran penting dalam studi Hubungan
Internasional dengan mencapai kepentingan nasional setiap negara dunia. Di mana
dalam kerjasama pariwisata, setiap negara dapat melakukan kerjasama bilateral
maupun multilateral dengan cara melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor lain
yang berusaha untuk menyampaikan dan mengkordinasikan.
Kompleksitas industri pariwisata mempengaruhi Indonesia untuk membentuk
Kementerian Pariwisata yang mengelola seluruh tindakan melalui pariwisata.
Kementerian Pariwisata Indonesia memiliki beberapa Deputi yang memiliki fungsi
dalam rangka mempromosikan pariwisata ke mancanegara.2
Indonesia memiliki logo pariwisata yaitu Wonderful Indonesia. Wonderful
Indonesia digunakan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke seluruh dunia
dan untuk meningkatkan kesadaran wisatawan asing dan juga untuk menarik
wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.3
Dengan demikian logo dapat digunakan sebagai nation branding dalam
rangka membangun dan mempromosikan citra bangsa di seluruh dunia. Menurut
Simon Anholt, pentingnya nation branding yang berdampak pada negara lain dan
2 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020 3 KEMENPAR, ‘Logo Wonderful Indonesia Dan Pesona Indonesia’, 2014
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=6&id=2026> [accessed 11 September 2020].
3
reputasi negara itu sendiri. Nation branding bertujuan untuk meningkatkan daya
saing bangsa, kemajuan, kemakmuran, dan pengelolaan yang baik dalam suatu
negara.4
Selanjutnya Wonderful Indonesia sebagai alat Kementerian Pariwisata
Indonesia dalam menarik kunjungan Wisatawan Jepang ke Indonesia. Berdasarkan
konsep pemasaran dalam Awareness, Interest, Desire, Action (AIDA), Kementerian
Pariwisata RI menilai verifikasi efektivitas dan promosi terhadap negara yang fokus
pada pasar utama, termasuk Jepang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia lebih meningkatkan kerjasama pariwisata dengan Jepang. Di mana di
dalam pengembangan pariwisata, Jepang sebagai salah satu fokus primer pasar
pariwisata Indonesia di bagian kawasan Asia Timur.5 Wisatawan Jepang juga
terkenal dalam memiliki karakteristik yang paling ramah dan royal dalam
membelanjakan uangnya di saat berlibur. Hal ini membuat pemerintah Indonesia
sangat tertarik untuk meningkatkan wisatawan Jepang agar terus dapat memberikan
devisa bagi ekonomi Indonesia dalam berwisata.
Pada bulan April 1958, Indonesia membangun hubungan bilateral dengan
Jepang.6 Hubungan Bilateral telah terbina hampir selama 60 tahun, melalui
penandatangan perjanjian perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia, maka
dari itu hubungan antar kedua negara harus dipertahankan untuk kepentingan
nasional kedua negara.7 Jepang menjadi pasar ekspor ketiga dan investor kedua
4 Simon Anholt, ‘Beyond the Nation Brand: The Role of Image and Identity in International Relations,
Exchange: The Journal of Public Diplomacy’, 2011, p. 55. 5 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, Kemenpar, 53.9 (2018), 1689–99. 6 ‘Kedutaan Jepang Di Indonesia, Hubungan Bilateral Indonesia -Jepang’ <https://www.id.emb-
japan.go.jp/itprtop_id/index.html> [accessed 11 September 2020]. 7 ‘Kedutaan Jepang Di Indonesia, Hubungan Bilateral Indonesia -Jepang’.
4
terbesar di Indonesia terutama pada sektor infrastruktur serta merupakan sumber
wisatawan yang banyak berkunjung ke Indonesia.
Jepang merupakan salah satu penyumbang wisatawan terbanyak ke
Indonesia. Hal ini dikarenakan faktor destinasi wisata alam dan budaya Indonesia
yang dapat menarik para wisatawan Jepang. Indonesia juga termasuk negara yang
terkenal dalam perjalanan paket wisata yang cukup murah, dari akomodasi,
transportasi dan buah tangan. Salah satu sasaran destinasi wisata yang paling
diminati wisatawan Jepang yang utama adalah Bali, karena karakteristik wisatawan
Jepang yaitu menyukai wisata alam, budaya serta sport. Wisatawan Jepang sangat
berminat pada olahraga menyelam (diving sport). Hal ini juga disampaikan oleh
Direktur Pelaksana Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia (FEB UI), Toto Pranoto, dalam konferensi pers Indonesia Week 2018 di
Jakarta, “Karakteristik utama kalau ingin mengundang wisatawan Jepang adalah
pantai dan laut. Mereka senang dengan diving, apalagi bisnis diving di Indonesia
tidak mengenal musim.”8
Di sisi lain, Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar Jepang dengan jumlah
penduduk Indonesia yang berjumlah 252 juta jiwa, angka yang lebih besar dua kali
lipat dari jumlah penduduk Jepang. Pada bulan Juni 2003, Indonesia dan Jepang
juga bersama-sama mengumumkan kerjasama melalui pariwisata. Kedua negara,
yang terkait dengan pemerintah Indonesia dan Jepang memiliki tujuan untuk
8 ‘Wisata Bawah Air , Solusi Menarik Wisatawan Jepang’, 2018 <https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180405114441-269-288458/wisata-bawah-air-solusi-menarik-minat-wisatawan-jepang>.
5
memperkuat fondasi kerjasama di berbagai bidang, khususnya di bidang
pariwisata.9
Dalam melakukan upayanya, pemerintah tentu tidak dapat melakukannya
sendiri. Diperlukan kerjasama dan kolaborasi dengan masyarakat, pelaku bisnis,
dan terutama media untuk dapat meningkatkan citra pariwisata Indonesia di Jepang.
Ini semua perlu dilakukan agar dapat menarik wisatawan Jepang untuk lebih
banyak mengunjungi Indonesia di tahun-tahun berikut. Karena itu, pemerintah
Indonesia membentuk Visit Indonesia Tourism Officers (VITO) di sejumlah negara,
termasuk Jepang.10 VITO memiliki tujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi terkait strategi pemasaran pariwisata Indonesia di luar negeri.11 Indonesia
memiliki alam, budaya, dan tujuan yang luar biasa yang memberikan dampak
positif dalam upaya memperkuat sektor pariwisata yang membuat masyarakat di
seluruh dunia ingin belajar lebih banyak tentang pariwisata Indonesia. Itulah
sebabnya pemerintah Indonesia menerapkan diplomasi publik dalam
mempromosikan Wonderful Indonesia sebagai negara yang berupaya menarik
minat wisatawan Jepang periode 2018.
Aktifitas pemerintah dan masyarakat Indonesia yang menunjukkan citra
positif akan berdampak pada pembentukan opini masyarakat Jepang. Dengan
demikian aktor-aktor diplomasi publik memiliki peran untuk menciptakan
peningkatan citra (image enhancement) yang bertujuan untuk kepentingan nasional.
9 Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, ‘Jepang Merangkap Federasi Micronesia: Hubungan Bilateral
Indonesia Dengan Jepang’. 10 ‘Visit Indonesia 2008’ <http://www.tourismindonesia.com/2007/12/visit-indonesia-year-2008-
officially.html> [accessed 12 September 2020]. 11 SK Mentri VITO.Pdf.
6
Diplomasi Publik merupakan unsur yang sangat penting karena sifatnya tidak
memaksa dan merupakan bagian dari perilaku manusia yang kemudian akan
berdampak pada preferensi masyarakat Jepang, Mengingat bahwa aktor hubungan
internasional dalam era globalisasi saat ini tidak hanya dimiliki oleh negara, maka
peran masyarakat sipil dalam pengambilan keputusan akan menjadi penting bagi
hubungan antar kedua negara, dalam hal ini pengaruhnya terhadap sektor pariwisata
indonesia.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana Strategi Diplomasi Indonesia dalam upaya meningkatkan
kunjungan wisatawan Jepang Tahun 2018?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
a. Menjelaskan bagaimana dinamika sektor pariwisata Indonesia, dan
menjelaskan rencana strategis pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan wisatawan Jepang periode 2018.
b. Mendeskripsikan upaya diplomasi Indonesia untuk membangun
Nation Brand dengan mengkampanyekan Wonderful Indonesia di
Jepang.
7
2. Manfaat Penelitian:
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
a. Mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam disiplin Ilmu Hubungan Internasional,
khususnya di bidang pariwisata dan hubungan antar negara terutama
Indonesia dengan Jepang.
b. Mampu menjadi sumber informasi publik, kalangan pengkaji ilmu
hubungan internasional khususnya dan semua kalangan secara umum,
serta sumber informasi bagi pemerintah, terkait strategi diplomasi
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya
meningkatkan kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia tahun 2018.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian dalam skripsi ini, penulis
mencoba meninjau kembali beberapa tulisan ataupun penelitian terkait, guna
memperluas dan memperkokoh data serta asumsi penulis dalam skripsi ini.
Tinjauan pustaka peneliti berfokus pada sumber literatur yang relevan dengan topik
penelitian ini yaitu tentang strategi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan asal Jepang.
Sumber pertama adalah Skripsi yang ditulis oleh Dayang Hafiza yang
berjudul “ Upaya Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan Tiongkok ke Indonesia melalu Kampanye Wonderful Indonesia tahun
2015”. Dayang Hafiza dalam skripsi nya menganalisa apa saja yang sudah
8
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menarik minat wisatawan Tiongkok
untuk berkunjung ke Indonesia melalu kampanye branding Wonderful Indonesia di
tahun 2015. Skripsi ini juga dianalisa dengan menggunakan konsep soft power dan
multi-track diplomacy. Dayang memilih kedua konsep tersebut karena adanya
kampanye Wonderful Indonesia sebagai branding pariwisata Indonesia yang dapat
dikategorikan sebagai bagian dari soft power yang dimiliki Indonesia. Dia juga
berpendapat adanya upaya Indonesia untuk menarik wisatawan Tiongkok yang
dilakukan dengan melibatkan banyak stackholder sejalan dengan konsep multi-
track diplomacy yang terdiri dari 9 track diplomasi
Alasan memilih literatur ini karena memiliki jenis strategi yang sama yaitu
menggunakan Wonderful Indonesia dalam upaya meningkatkan kunjungan
wisatawan Tiongkok pada tahun 2015. Namun penelitian ini berfokus pada negara
Jepang di tahun 2018, dimana kedua negara sedang merayakan hubungan
diplomatik mereka yang ke 60 tahun. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia gencar
melakukan promosi pariwisata di Jepang melalui setiap acara dengan selalu
menampilkan branding Wonderful Indonesia.
Sumber kedua adalah jurnal yang ditulis oleh Annisa Yuliastiti ditahun 2014,
dari Universitas Indonesia yang berjudul “Strategi Menarik Wisatawan Jepang ke
Indonesia”. Didalam penelitiannya, Annisa menjelaskan bahwa pariwisata
merupakan industri yang dapat diandalkan untuk meningkatkan pendapatan suatu
negara. Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar menjadi objek wisata.
Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menyukai wisata berdasarkan
karakteristik masyarakat, kebudayaan dan latar belakang perkembangan sejarah
9
masyarakatnya. Dengan adanya simbiosis mutualisme antara pariwisata Indonesia
dan wisatawan asal jepang, pemerintah Indonesia melakukan strategi yang baik
dalam menarik wisatawan Jepang.
Masyarakat Jepang lebih sering beriwisata keluar dibandingkan dengan
jumlah masyarakat yang masuk ke negara Jepang, baik untuk melakukan pariwisata
ataupun kegiatan lainnya. Hal ini terbukti dari data Japan National Tourism
Organization bahwa Jepang berada di urutan ke 15 di dunia sebagai masyarakat
yang sering berwisata keluar (outbound travelers), dan urutan ke 28 di dunia dalam
masyarakat yang berkunjung ke Jepang dalam berwisata (inbound travelers).
Di dalam penelitian jurnal tersebut juga dijelaskan adanya karakteristik
wisatawan Jepang yang berbeda dengan negara lain, yakni adanya watak penasaran
dan keingintahuan yang sangat tinggi kalangan wisatawan Jepang, karena Jepang
secara geografis merupakan negara dengan pulau yang terisolasi, dan Jepang telah
menutup diri selama 250 tahun hingga 1868. Wisata keluar negeri telah ditutup
setalah perang dunia kedua hingga 1964. Dengan demikan masyarakat Jepang
memiliki keinginan yang tinggi untuk melakukan wisata agar mengetahui berbagai
kebudayaan dan situasi pariwisata di luar negeri.
Penjelasan strategi yang dilakukan oleh pemerintah yang pertama adalah
dilakukan pemasaran yang berorientasi terhadap produk; kedua adalah pemasaran
yang berorientasi pada penjualan dengan menggunakan teknologi agar wisatawan
Jepang mengetahui lebih dalam lagi potensi wisata Indonesia; ketiga adalah
pemasaran yang berorientasi terhadap konsumen dengan memahami karakteristik
10
wisatawan Jepang; dan keempat adalah pemasaran yang berorientasi kepada
konsumen dengan memperhatikan aspek lingkupan, sosial dan budaya.
Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian penulis adalah terletak pada
fokus pembahasannya, di mana jurnal tersebut membahas strategi menarik
wisatawan Jepang dalam 4 kegiatan pemasaran yang berbeda dengan kegiatan di
program renstra pengembangan pemasaran di tahun 2012-2014, serta tidak ada
tahun yang ditargetkan untuk menarik wisatawan Jepang. Sedangkan penelitian
yang diteliti oleh penulis adalah strategi pemerintah Indonesia dalam
pengembangan pemasaran pariwisata dalam meningkatkan wisatawan Jepang pa
tahun 2018 dan lebih berfokus pada event-event kebudayaan yang di dalamnya juga
terdapat nation branding Indoneisa yaitu Wonderful Indonesia.
Sumber ketiga adalah sebuah jurnal yang berjudul “Diplomasi Indonesia
Melalui Kampanye Wonderful Indonesia Dalam Meningkatkan Pariwisata
Indonesia di Dunia Internasional Tahun 2010-2015”. Jurnal ini ditulis oleh Gusti
Idriasih tahun 2016 dari Universitas Riau. Penggunaan jurnal ini oleh penulis dilatar
belakangi oleh adanya persamaan interest antara keduanya yang sama-sama
mengkaji kampanye “Wonderful Indonesia” sebagai strategi dalam meningkatkan
pariwisata Indonesia di luar negeri.
Dalam penelitiannya, Gusti menjelaskan tentang pentingnya pariwisata
sebagai aset bangsa dan alat diplomasi Indonesia yang layak. Selain itu ia juga
mejelaskan tentang bagaimana peran kampanye “Wonderful Indonesia” sebagai
nation branding Indonesia dalam meningkatkan pariwisata Indonesia tahun 2010-
2015. Sepakat dengan Gusti, mengingat besarnya potensi alam yang dimiliki
11
Indonesia, penulis juga menilai bahwa selain untuk memperkenalkan budaya,
pariwisata juga memiliki peluang yang besar untuk dijadikan alat diplomasi
Indonesia dan menjadi salah satu upaya nation branding Indonesia di mata dunia
internasional.
Dalam penelitiannya, Gusti menggunakan teori neorealisme untuk
menganalisa upaya diplomasi Indonesia dalam meningkatkan pariwisatanya di
dunia internasional, dengan mengambil negara bangsa sebagai aktor utamanya. Ada
juga teori diplomasi kebudayaan sebagai bagian dari diplomasi lunak (soft
diplomacy) mengingat pariwisata merupakan salah satu bagian dari kebudayaan.
Sumber terakhir ini juga menggunakan konsep multi-track diplomacy untuk
menjelaskan upaya diplomasi Indonesia dalam meningkatkan pariwisatanya di
mata dunia internasional. Penulis berpendapat artikel tersebut relevan topik
penelitian yang dikaji, karena sama-sama membahas terkait peran kampanye
Wonderful Indonesia, meski terdapat perbedaan spesifik terkait kurun waktu
penelitiannya, di mana penulis hanya berfokus pada negara Jepang saja dan pada
tahun 2018.
E. Kerangka Konseptual
1. Diplomasi Publik
Diplomasi publik dimaknai sebagai proses komunikasi pemerintah terhadap
publik mancanegara yang bertujuan untuk memberikan pemahaman atas negara,
sikap, institusi, budaya, kepentingan nasional, dan kebijakan -kebijakan yang
12
diambil oleh negaranya.12 Jay Wang melihat diplomasi publik sebagai suatu usaha
untuk mempertinggi mutu komunikasi antara negara dengan masyarakat. Dampak
yang ditimbulkan meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan dalam
pelaksanaannya tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah.13 Sementara itu, Jan
Mellisen mendefinisikan diplomasi publik sebagai usaha untuk mempengaruhi
orang atau organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah
cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara.14 Berdasarkan semua definisi
itu, dapat dikatakan bahwa diplomasi publik berfungsi untuk mempromosikan
kepentingan nasional melalui pemahaman, menginformasikan, dan mempengaruhi
publik di luar negeri. Karenanya, diplomasi publik merupakan salah satu instrumen
soft power.
Diplomasi publik merupakan salah satu jenis dari diplomasi. Menurut Adam
Watson, diplomasi merupakan hal alami yang harus dilakukan oleh negara-negara.
Hal ini mengingat bentuk negara bangsa yang terpisah-pisah. Setiap negara
memiliki kepentingan dan kebutuhannya masing-masing, karena alasan tersebut
setiap negara pasti melakukan diplomasi karena keterbatasan yang masing-masing
dimiliki15
Menurut Edward Morrow, Seorang mantan direktur dari United States
Information Agency (USIA) yang dikutip dalam artikel Foreign Policy, menyatakan
bahwa, “Diplomasi publik berbeda dengan diplomasi tradisional, interaksi dalam
12 Jay Wang, ‘Public Diplomacy and Global Business’, Journal of Business Strategy, 27.3 (2006), 41–49
<https://doi.org/10.1108/02756660610663826>. 13 Wang. 14 J Melissen, Public Diplomacy Between Theory and Practice (California: Rand Corporation, 2006), p. 26. 15 Alan James, ‘Diplomacy. The Dialogue Between States. Adam Watson. Eyre Methuen.’, International
Relations, 7.4 (1982), 2242–43 (p. 30) <https://doi.org/10.1177/004711788200700408>.
13
diplomasi publik tidak hanya melibatkan pemerintah tapi juga mengutamakan
peran non pemerintah seperti organisasi dan Individu”.16
Menurut Mark Leonard, diplomasi publik memiliki beberapa tujuan, di
antaranya: pertama, untuk membangun image suatu negara atas isu-isu yang
berkembang di negara tersebut; kedua, untuk membentuk opini publik di
masyarakat demi mengubah persepsi publik pada negara tersebut; ketiga, untuk
menarik minat masyarakat internasional kepada suatu negara. Keempat, untuk
mempengaruhi perilaku publik.17
Gambar I.1 The Circle of Public Diplomacy
(Sumber: Diplomacy by Other Mean)
Terkait gambar di atas, Mark Leonard menjelaskan bahwa di dalam diplomasi
publik terdapat hubungan antara image dan issue. Terkait hal ini, setiap negara pasti
memiliki isu yang berbeda-beda. Isu-isu tersebut pada umumnya mempengaruhi
hubungan negara dengan lingkungan domestik maupun internasional.18 Isu-isu
yang ada tersebut dapat diubah dengan cara membentuk image negara melalui
16 E Murrow, Introduction : Why Public Diplomacy ? (London: The Foreign Policy Centre, 2002), p. 38. 17 Mark Leonard, Diplomacy by Other Means (London: The Foreign Policy Centre, 2002), p. 8. 18 Leonard, p. 9.
14
aktivitas diplomasi publik. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa diplomasi publik
merupakan alat untuk mempengaruhi asumsi publik serta membentuk image atau
issues.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan, diplomasi publik
dapat diartikan sebagai upaya komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah ataupun
non pemerintah untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya melalui
pemahaman, penginformasian, serta pemberian pengaruh terhadap masyarakat
internasional. Komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara tersebut
akan membentuk image negara, yang mana terkait hal ini, tentu setiap negara akan
berupaya untuk membentuk image positif negaranya.
Dalam Skripsi ini, Teori Diplomasi Publik digunakan untuk melihat upaya
Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan Nation Brand nya melalui kampanye
Wonderful Indonesia di Jepang tahun 2018.
2. Nation Branding
Nation branding merupakan strategi merek suatu negara yang menentukan
visi strategis yang paling realistis, kompetitif, dan menarik. Visi strategis tersebut
didukung, diperkuat, dan diperkaya oleh setiap tindakan komunikasi yang
dilakukan oleh negara tersebut terhadap seluruh negara di dunia.19
Simon Anholt, yang merupakan seorang ahli dalam nation branding,
menyatakan bahwa citra suatu negara menjadi aset penting suatu brand untuk
19 Simon Anholt, ‘Nations-Brands of the Twenty-First Century’, Journal of Brand Management, 5 (1998), p.
14.
15
meningkatkan identitas kompetitif (competitive identity) negara tersebut.20 Dengan
kata lain, nation branding akan membentuk citra tentang suatu negara di mata dunia
internasional.
Definisi lain dari nation branding dari Gudjonsson, menyatakan bahwa nation
branding berkaitan dengan image promotion, place branding, dan ultimate goal.
Menurutnya, “Nation branding terjadi ketika pemerintah atau perusahaan swasta
menggunakan kekuatannya untuk membujuk siapa pun yang memiliki kemampuan
untuk mengubah citra bangsa. Nation branding menggunakan alat branding untuk
mengubah atau mengubah perilaku, sikap, identitas atau citra suatu bangsa secara
positif”.21
Anholt menjelaskan, sebuah negara dapat menghadirkan dan memberikan
citra positif di seluruh dunia jika nation branding efektif dan efisien. Saat ini media
merupakan alat paling penting dalam membentuk opini publik; Melalui media dapat
memberikan aksesibilitas dalam mengakses informasi dengan lebih mudah, dan
bebas dalam memberikan pendapat. Berdasarkan buku Anholt, terdapat tiga
komponen utama keberhasilan konsep nation branding yaitu: strategi, substansi dan
tindakan simbolik.22
Ketika ketiga komponen tersebut terpenuhi maka reputasi suatu negara akan
meningkat dan di dunia internasional dan akan dipandang sebagai citra positif.
Dalam hal diplomasi publik Indonesia dalam mempromosikan brand tourism
20 Simon Anholt, Competitive Identity (Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2007), p. 20. 21 Gyorgy Szondi, ‘Public Diplomacy and Nation Branding: Conceptual Similarities and Differences’,
International Relations, Internatio.June (2008), 1–52 (p. 5)
<http://www.peacepalacelibrary.nl/ebooks/files/Clingendael_20081022_pap_in_dip_nation_branding.pdf>. 22 Simon Anholt, Places: Identity, Image and Reputation, Places: Identity, Image and Reputation (London:
Palgrave Macmillan, 2016), p. 42 <https://doi.org/10.1007/978-0-230-27149-4>.
16
Indonesia, dapat diasumsikan bahwa image merupakan salah satu kepentingan
nasional kedua negara yang ingin disikapi oleh masing-masing pemerintah. Untuk
meningkatkan reputasinya, Indonesia akan melakukan rangkaian konsep nation
branding.
Selain Simon Anholt, Szondi juga mencoba membedakan antara diplomasi
publik dan nation branding. Ia mengatakan ada lima perbedaan antara diplomasi
publik dan nation branding.23
Pertama, ia menyatakan bahwa ada perbedaan antara diplomasi publik dan
nation branding namun tidak dijelaskan secara rinci apa perbedaannya.24 Kedua,
Szondi menyatakan bahwa diplomasi publik merupakan bagian dari nation
branding.25Ketiga, Szondi menyatakan bahwa nation branding merupakan bagian
dari diplomasi publik. Keempat, Szondi menyatakan bahwa antara diplomasi publik
dan nation branding berbagi tempat dan nilai.26 Kelima, Szondi menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan antara diplomasi publik dan nation branding.27
Dalam hal mempromosikan Wonderful Indonesia sebagai citra negara,
peneliti menggunakan tipe nomor tiga yaitu nation branding yang merupakan
bagian dari diplomasi publik karena Indonesia memiliki pilihan dalam membangun
identitas, citra, dan peran yang seperti norma dan nilai dalam kasus
mempromosikan Wonderful Indonesia. Sejalan dengan penjelasan di atas,
diplomasi publik memiliki peran yang lebih besar daripada nation branding.
23 Szondi, p. 23. 24 Szondi, p. 26. 25 Szondi, p. 27. 26 Szondi, p. 28. 27 See Jan Melissen, The New Public Diplomacy: Soft Power in International Relations (Basingstoke:
Palgrave Macmillan, 2005), p. 60.
17
Diplomasi publik melindungi negara dan berusaha memperbaiki citra buruk suatu
negara.
Kemudian dalam melihat keberhasilan nation branding suatu negara, Thomas
Cromwell yang merupakan ahli nation branding, menyatakan terdapat dua unsur
yang dapat menjadi tolak ukur dalam melihat keberhasilan nation branding suatu
negara. Dua unsur tersebut adalah: investasi langsung dari luar (foreign direct
investment) dan kedatangan turis (tourist arrivals). Semakin meningkatnya foreign
direct investment dan tourist arrival suatu negara dari tahun ke tahun, dapat
mencirikan bahwa upaya nation branding negara tersebut dapat dikategorikan
berhasil untuk dilaksanakan.28
Dalam penelitian ini, konsep nation branding digunakan untuk menjelaskan
betapa pentingnya nation branding bagi suatu negara. Terkait hal ini, Indonesia
merasa perlu untuk meningkatkan citra positif nya di dunia internasional, sehingga
diputuskan untuk memiliki sebuah branding yang diakui dunia.
Sebagai landasan, diplomasi publik akan berintegrasi kuat dengan nation
branding dalam upaya mempengaruhi wisatawan mancanegara secara langsung
untuk membentuk citra positif di bidang pariwisata. Proses pembuatan kebijakan
luar negeri sangat penting untuk membantu mendukung nation branding untuk
mengundang lebih banyak investor dan turis asing. Oleh karena itu, peneliti
mencoba menganalisis konsep nation branding sebagai instrumen diplomasi publik
28 Lee Hudson Teslik, ‘Nation Branding Explained’, Place Branding, 2007, 1–5
<https://www.cfr.org/backgrounder/nation-branding-explained> [accessed 13 September 2020].
18
Indonesia dalam mempromosikan Wonderful Indonesia sebagai nation branding
untuk menarik wisatawan Jepang periode 2018.
F. Metode Penelitian
Dalam menunjang penelitian ini, digunakan metode penelitian dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Burhan Bungin, dalam penelitian kualitatif dikenal
strategi analisis deskriptif29, karenanya, jenis penelitian yang akan dilakukan
bersifat deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada secara sistematis, aktual dan akurat mengenai realita, kejadian serta
hubungannya. Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan
fenomena penguatan kerjasama bilateral pariwisata Indonesia dengan Jepang dalam
implementasi rencana strategis pemerintah Indonesia dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia.
Sedangkan pendekatan studi kasus merupakan bentuk pendekatan yang
dilakukan secara intensif, mendalam, dan komprehensif. Ini dilakukan dengan cara
meneliti variabel-variabel terkait serta meneliti hubungan antar variable variabel
yang memungkinkan adanya penjelasan secara rinci. Pendekatan studi kasus ini
bisa saja dilakukan dengan menganalisa individu, kelompok, ataupun negara,30
namun dalam penelitian ini pendekatan studi kasus dilakukan dengan menganalisa
negara.
29 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), p. 7. 30 Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), p. 10.
19
Untuk mendapatkan data penelitian yang memadai, maka penulis
menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber yang terbagi
dalam dua jenis, yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data-data
yang secara langsung penulis dapatkan dari wawancara, dokumen resmi, serta dari
instansi terkait menangani masalah ini. Wawancara ini melibatkan narasumber
yaitu dari Kementrian pariwisata Indonesia bagian Asisten Seketariat Deputi
Pengembangan Pemasaran Pariwisata pasar Jepang, dan dari beberapa warga
negara Jepang yang pernah berkunjung sebagai turis ke Indonesia.
Adapun data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari hasil penelitian
yang diambil dari berbagai penelitian terdahulu baik yang berupa buku-buku,
artikel-artikel yang bersal dari berbagai jurnal ilmiah studi Hubungan Internasional,
majalah dan surat kabar serta artikel-artikel yang terdapat dalam situs internet.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian utama dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
konseptual, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Tujuan dari penjelasan
bab ini ialah untuk mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini.
BAB II: GAMBARAN UMUM PARIWISATA INDONESIA. Bab ini akan
membahas secara kompherensif mengenai sejarah pariwisata Indonesia, sejarah
awal terbentuknya brand Wonderful Indonesia dan bagaimana Indonesia
20
memanfaatkanya dalam menarik wisatawan mancanegara. Dalam bab ini juga akan
dijelaskan mengenai kondisi dan perkembangan pariwisata Indonesia serta
pencapaian dan kontribusi kampanye Wonderful Indonesia bagi Indonesia.
BAB III: KERJASAMA INDONESIA-JEPANG DI SEKTOR
PARIWISATA. Dalam bab ini peneliti akan menguraikan sejarah hubungan
diplomatik Indonesia-Jepang dan juga kesepakatan kerjasama bilateral Indonesia-
Jepang pada sektor pariwisata.
BAB IV: STRATEGI DIPLOMASI INDONESIA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE INDONESIA
TAHUN 2018. Bab ini akan memberikan penjelasan sekaligus menjawab
pertanyaan penelitian skripsi ini. Di bab ini akan dijelaskan strategi apa saja yang
dilakukan oleh Indonesia dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan Jepang
melalui kampanya wonderful Indonesia serta analisis penulis terkait implikasinya
terhadap dua aspek, yaitu foreign direct invesment dan tourist arrival.
BAB V: PENUTUP. Bab ini terdiri dari kesimpulan serta saran terkait
masalah penelitian yang diteliti. Lalu, pada lembar terakhir dilampirkan pula daftar
pustaka yang berguna bagi para pembaca dalam mencari sumber informasi yang
dikutip dalam penelitian ini.
21
BAB II
GAMBARAN UMUM PARIWISATA INDONESIA
A. Sejarah Pariwisata Indonesia
1. Pariwisata Indonesia Pada Masa Kolonial Belanda
Kegiatan kepariwisataan masa penjajahan Belanda dimulai secara resmi sejak
tahun 1908 setelah keluarnya keputusan Gubernur jenderal atas pembentukan
Vereeneging Toeristen Verkeer (VTV) yang merupakan suatu biro wisata atau
tourist bureau pada masa itu. Berdiri nya VTV pada tahun 1908 merupakan tonggak
awal bagi pariwisata di nusantara. Lembaga tersebut bertugas untuk
mengembangkan pariwisata di Hindia Belanda.
Tugas VTV sendiri adalah untuk mempromosikan Hindia Belanda yang telah
aman untuk dikunjungi oleh para turis asing. Upaya promosi tersebut salah satunya
adalah dengan mengeluarkan atau menerbitkan buku panduan turis, peta, majalah,
brosur, poster, kartu pos, dan foto. Gambar-gambar atau foto yang disajikan oleh
iklan-iklan VTV berupa pemandangan alam yang indah seperti gunung-gunung,
candi, maupun penduduk pribumi yang masih tradisional. Selain foto-foto tersebut
ada juga foto-foto yang menggambarkan kondisi modern Hindia Belanda.
Tujuannya sendiri adalah untuk meyakinkan para calon turis mereka untuk
berkunjung ke Hindia Belanda.31
31 Achmad Sunjayadi, Vereeniging Toeristen Verkeer Batavia (1908-1942) Awal Turisme Modern Di Hindia
Belanda (Depok: FIB UI, 2007), p. 19.
22
Terdapat beberapa pihak yang ikut membantu VTV dalam upaya memajukan
kegiatan kepawisataan Hindia Belanda, salah satunya yaitu JMC (Java Motor
Club) yang merupakan Asosiasi pengendara motor Hindia Belanda dan ABHINI
(Algemeenen Bond Hotelhouders in Nederlandsch-Indie) yang merupakan
organisasi yang menyediakan hotel atau tempat tinggal bagi para wisatawan yang
berkunjung ke Hindia Belanda pada saat itu. JMC sendiri mempunyai tugas untuk
membantu VTV dalam memberikan rambu-rambu dan petunjuk di jalan-jalan
untuk memudahkan turis jika ada yang melakukan perjalanan darat. Sedangkan
ABHINI (Algemeenen Bond Hotelhouders in Nederlandsch-Indie) bertugas
menyediakan tempat untuk menginap dan beristirahat bagi orang yang bepergian
jauh. Hotel termasuk sarana pokok kepariwisataan yang berarti hidup atau
kehidupannya tergantung pada banyak atau sedikitnya wisatawan yang datang.32
Semenjak saat itu, perdagangan antar benua Eropa, Asia dan Indonesia pada
khususnya terus meningkat, semakin banyak manusia yang melakukan perjalanan
untuk berbagai kepentingan masing-masing. Maka dari itu, untuk dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada mereka yang melakukan perjalanan
perdagangan maka didirikan untuk pertama kali suatu cabang Travel Agent di Jalan
Majapahit No. 2 Jakarta pada Tahun 1926 yang bernama Lissone Lindeman
(LISLIND) yang berpusat di Belanda.
32 Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Penerbit Angkasa, 1996), p. 14.
23
LISLIND merupakan perusahaan Travel Agent yang bergerak dibidang jasa
secara umum, travel agent sendiri dapat diartikan sebagai badan usaha yang
menyelenggarakan usaha perjalan yang bertindak sebagai perantara dalam menjual
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan.33
Perusahaan tour swasta ini mulai mengembangkan kegiatannya sejak 1927.
Di tahun ini LISLIND pernah membawa rombongan dari Weltevreden dalam acara
Natal ke Preanger Regencies (Jawa Barat) dan Central Java (Jawa Tengah). Selain
LISLIND, perusahaan lain yang bergerak dibidang tour operator adalah NITOUR
atau The Nederlandsche Indische Touristen Bureau. Perusahaan ini adalah anak
dari perusahaan pelayaran Belanda yaitu KPM. Nitour juga melakukan promosi
keluar negeri dengan menerbitkan majalah Tourism yang dikirim sekali dalam
sebulan kepada lebih dari 10.000 alamat pembaca di luar negeri.34
Kemudian pada awal abad ke-20 pemerintahan kolonial mulai berusaha
mempromosikan pariwisata Bali karena melihat masih terjaga nya kebudayaan di
Bali dan dapat menarik minat wisatawan asing. Bali secara resmi dibuka untuk lalu
lintas turisme pada tahun 1914, karena pada tahun itu keadaan Bali sudah dianggap
cukup damai. Pada saat itu, VTV sebagai badan turisme Hindia Belanda mulai
membuka jalur pelayaran lewat laut menuju ke Bali yang bekerja sama dengan
Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). Perusahaan ini merupakan
perusahaan pelayaran yang dimiliki oleh Belanda. Pelayaran tersebut dimulai dari
33 Kelly Monaghan, Home-Based Travel Agent. 5th Edition. The Intrepid, 2006, p. 40. 34 H Kodyat, Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 1996), p. 38.
24
Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya, Buleleng (pelabuhan Singaraja, Bali) dan
Makassar. Jalur pelayaran ini bernama resmi “Bali Express”.35
Beberapa tahun setelah itu, KPM sebagai wakil resmi dari Official Tourist
Bureau di Bali mendirikan kantornya di Singaraja. Mereka kemudian menyediakan
jasa seperti menyewakan taksi lengkap dengan supir dan pemandu wisata berbahasa
Inggris. Selain itu, para pengunjung yang datang juga dapat menyewa kamar di
pesanggrahan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam perkembangan pariwisata
di Bali peran biro ini sangatlah penting karena dapat menciptakan citra Bali yang
baik sebagai daerah tujuan pariwisata. Selain itu, biro ini juga melakukan kegiatan
promosi lainnya dengan cara menerbitkan brosur-brosur untuk informasi
wisatawan. Isi dari dari brosur-brosur tersebut memuat tentang tempat-tempat
tujuan wisata yang dianjurkan, dengan didahului pengantar singkat tentang
masyarakat Bali, sejarahnya, tradisi agamanya dan juga keseniannya.
35 Michel Picard, Bali ; Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia), 2006), p. 25.
25
2. Pariwisata Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang
Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk ke Indonesia. Perang Dunia ke II yang
terjadi di Asia dan Eropa juga menyebabkan kegiatan kepariwisataan tidak berjalan
sama sekali. Saat itu dapat dikatakan sebagai masa kelabu bagi dunia
kepariwisataan Indonesia. Keadaan yang tidak menentu serta keadaan ekonomi
yang sangat sulit, kelangkaan pangan dan tidak memungkinkan orang untuk
berwisata.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, masa pendudukan Jepang
tercatat sebagai masa yang sangat pedih dan sulit. Ketakutan serta kegelisahan
dialami oleh masyarakat Indonesia. Perampasan harta oleh tentara Jepang juga
terjadi dan membuat dunia kepariwisataan nusantara mati. Pada tahun ini juga tidak
tersedia data dan informasi mengenai kunjungan wisatawan mancanegara karena
banyak nya sarana dan prasarana publik yang dijadikan sebagai penghalang
masuknya musuh dalam suatu wilayah, kemudian objek wisata yang sudah dikelola
pada masa sebelumnya juga terbengkalai dan tidak terurus.
Pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan
Nagasaki. Kekalahan Jepang oleh Sekutu ini direspon para pemimpin Indonesia,
dan pada tangal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Setelah Indonesia merdeka, pemerintahan baru ini dipimpin oleh Soekarno sebagai
presiden dan Hatta sebagai wakil presiden. Dengan berdirinya Republik Indonesia,
usaha untuk memperbaiki perekonomian segera dilakukan.
26
3. Pariwisata Indonesia Pasca Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945, pemerintahan
Indonesia yang pada saat itu baru saja berdiri mulai memberikan perhatian terhadap
kegiatan kepariwisataan dan menyadari bahwasanya pariwisata ini merupakan
salah satu sektor yang dapat menunjang perekonomian negara. Pada tanggal 1 Juli
1947 pemerintah pusat menerbitkan Surat Keputusan Wakil Presiden, saat itu Dr.
Moh Hatta di Yogyakarta, tentang pendirian suatu badan yang mengelola hotel-
hotel yang sebelumnya sempat dikuasai oleh pemerintah Belanda.
Badan yang dibentuk oleh Pemerintah pada tanggal 1 Juli 1947 ini disebut
Hotel Negara dan Tourism (HONET) dan diketuai oleh R. Tjipto Ruslan. Badan ini
berada di bawah lingkungan Kementrian Perhubungan, yang tugasnya adalah untuk
melanjutkan pengelolaan hotel-hotel bekas milik Belanda. Di bawah HONET,
usaha yang dilakukan pertama kali adalah hotel-hotel yang terdapat di daerah
Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Cirebon, Sukabumi, Malang, Sarangan,
Purwokerto, Pekalongan, semua namanya diganti menjadi Hotel Merdeka.36
Kemudian pada tahun 1949 terjadinya Konferensi Meja Bundar yang di
dalam nya terdapat beberapa perjanjian diantaranya yaitu semua harta kekayaan
milik pemerintah Belanda maupun orang Belanda yang berada di Indonesia harus
dikembalikan kepada pemiliknya, termasuk hotel-hotel yg dikelola oleh HONET.37
Oleh karena itu, HONET secara resmi dibubarkan pada tahun 1950 dan digantikan
36 A.J Muljadi, Kepariwisataan Dan Perjalanan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), p. 30. 37 Muljadi, p. 31.
27
oleh suatu badan yang bernama NV. Honet, yang merupakan satu-satunya badan
yang menjalankan aktivitas di bidang perhotelan dan pariwisata.
Di tahun 1952, Presiden RI membentuk Panitia Inter Departemental Urusan
Tourisme yang diketuai oleh Nazir St. Pamuncak dengan tujuan mengantisipasi
kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sebagai daerah tujuan wisata. Namun
pada akhirnya panitia ini tidak dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal, yaitu
mempromosikan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata, maka pada tahun 1953
panitia ini dibubarkan dan pada saat itu juga beberapa tokoh perhotelan Indonesia
berinisiatif untuk membentuk suatu organisasi yang bernama Serikat Gabungan
Hotel dan Tourisme Indonesia (SERGAHTI)38 dengan beranggotakan seluruh hotel
yang ada di Indonesia dengan tujuan dapat mengusahakan agar Indonesia dijadikan
sebagai daerah tujuan wisata (tourist destination).
Kemudian, tepatnya tanggal 18-25 April 1955 juga merupakan sejarah
penting bagi pariwisata Indonesia karena telah diselenggarakannya Konferensi Asia
Afrika di Bandung.39 Berkat diselenggarakan konferensi tersebut, Indonesia makin
dikenal di dunia Internasional, sehingga berpengaruh pada peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan dari berbagai negara di dunia.
Karena semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dari berbagai
negara di dunia maka dibentuklah Organisasi Yayasan Turisme Indonesia yang
memiliki tujuan untuk membina dan mengembangkan industri pariwisata secara
lebih efektif guna menunjang perekonomian Indonesia. Badan ini memiliki kantor
38 Muljadi, p. 32. 39 Muljadi, p. 35.
28
pusat yang berlokasi di Jakarta dan memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia
seperti Bandung, Jakarta Raya, Makassar, dan Medan serta daerah-daerah Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Bali yang sudah ada wadah organisasi kepariwisataan dan
telah menggabungkan diri dalam organisasi baru tersebut.40
Tidak lama setelah itu, pada tanggal 12-14 Januari 1957 YTI berhasil
menyelenggarakan musyawarah nasional turisme yang pertama di Tugu Bogor dan
menetapkan dan mengangkat Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pimpinannya
berdasarkan SK Menteri Perhubungan.41 DTI cukup berkembang di Indonesia dan
menghasilkan beberapa kegiatan antara lain yaitu, memudahkan VISA kunjungan
ke Indonesia yang juga bekerja sama dengan beberapa KBRI di luar negeri.
Kemudian ikut menjadi anggota organisasi-organisasi pariwisata dunia dan juga
turut andil menghadiri konferensi-konferensi pariwisata dunia.
Pada tanggal 12-14 Juni 1958, Dewan Turisme Indonesia kembali
menyelenggarakan musyawarah nasional ke-II di Tretes Malang Jawa Timur
membahas sumber keuangan untuk organisasi dan pengambilalihan perusahaan
bekas Belanda. Presiden Soekarno juga turut hadir dalam acara penutupannya di
Surabaya, dalam sambutannya Presiden menyampaikan usulan agar istilah turisme
diganti dengan istilah “pariwisata”. Atas saran tersebut maka Dewan Turisme
Indonesia berubah nama menjadi Dewan Pariwisata Indonesia pada tanggal 3-4
Agustus 1961 ketiaka musyawarah nasional ke-3 diselenggarakan di Jakarta.42
40 Bungaran Antonius Simanjuntak, Flores Tanjung, and Rosramadhana Nasution, Sejarah Pariwisata
Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), II, p. 24. 41 Ismayanti, Pengantar Pariwisata (Bandung: Alfabeta, 2002), p. 31
<http://books.google.com/books?id=Kzxaq1D5-RcC&pgis=1>. 42 Muljadi, p. 37.
29
Tahun 1963 Indonesia berhasil menjadi penyelenggara konfrensi Pacific Asia
Travel Association (PATA) pertama di Indonesia, acara ini juga turut dihadiri oleh
Presiden Soekarno, acara ini mempunyai dampak postif bagi perkembangan
kepariwisataan Indonesia, yaitu dengan ditempatkannya Indonesia secara resmi
dalam peta kepariwisataan Internasional.
B. Wonderful Indonesia Sebagai Nation Brand Indonesia
Di Era modern saat ini, setiap negara akan saling bersaing untuk lebih
menonjol dari negara lain dari segala sisi, salah satu cara yang digunakan yaitu
dengan membentuk identitasnya sendiri atau sering disebut dengan Nation Brand.
Setiap negara akan berusaha mem-Branding hal-hal yang menarik dari negaranya
seperti menuangkan identitas, karakteristik, dan budayanya. Nation Brand sebuah
negara akan dikemas sedemikian rupa demi menarik perhatian masyarakat
Internasional. Contohnya, Dari beberapa negara Asean sudah memiliki Nation
Brandnya seperti Malaysia dengan “truly asia”, Singapura dengan “Your
Singapore” , dan lain sebagainya.
Simon Anholt menjelaskan dalam buku nya bahwasanya sebuah negara dapat
menghadirkan dan memberikan citra positif di seluruh dunia jika nation branding
efektif dan efisien. Saat ini media merupakan alat paling penting dalam membentuk
opini publik; Melalui media dapat memberikan aksesibilitas dalam mengakses
informasi dengan lebih mudah, dan bebas dalam memberikan pendapat.
30
Berdasarkan buku Anholt, terdapat tiga komponen utama keberhasilan konsep
nation branding yaitu: strategi, substansi dan tindakan simbolik.43
Selanjutnya, dengan memiliki wilayah yang strategis, Indonesia
memanfaatkan potensi wilayah negara menjadi tujuan pariwisata yang bersifat
alami maupun buatan. Pariwisata Indonesia sendiri dapat dikategorikan menjadi 5
yaitu Natural Wonders of Indonesia, Adventure Wonders of Indonesia, Sensory
Wonders of Indonesia, Cultural Wonders of Indonesia, dan Modern Wonders of
Indonesia.44 Setiap kategori memiliki wilayah serta ciri khas tersendiri, informasi
tersebut tercantum dalam website resmi Wonderful Indonesia.
Beberapa lokasi wisata Indonesia telah diakui oleh dunia, dan masuk dalam
situs warisan budaya yang diakui UNESCO yaitu Candi Borobudur, sistem
pertanian Subak Bali, Candi Prambanan, Taman Nasional Pulau Komodo, situs
prasejarah Sangiran, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman nasional Gunung
Lorentz, dan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera.45 Diakuinya beberapa situs
warisan budaya dan alam Indonesia oleh UNESCO menambah nilai lebih bagi
Indonesia dalam memperkenalkan potensi pariwisata negaranya yang tidak kalah
dengan negara lain.
Pada tahun 2011, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuat
slogan pariwisata bertajuk Wonderful Indonesia untuk lingkup internasional dan
Pesona Indonesia untuk lingkup domestik menggantikan slogan sebelumnya yaitu
Visit Indonesia Year di tahun 2008, yang merupakan janji pariwisata Indonesia
43 Anholt, Places: Identity, Image and Reputation, p. 42. 44 Republic Of Indonesia, ‘Wonderful Indonesia’, 2016. 45 UNESCO, ‘Sri Lanka-Properties Inscribed on the World Heritage List’, Unesco, 2016.
31
kepada dunia.46 Alasan digantinya Visit Indonesia Year menjadi Wonderful
Indonesia sebagai program lanjutan dalam mem-branding pariwisata negara ialah
untuk meningkatkan citra Indonesia yang sempat dipandang negatif karena
berbagai peristiwa di masa program Visit Indonesia Year masih berlangsung.
Disamping itu, program Visit Indonesia Year juga selama pelaksanaannya belum
mampu membawa kunjungan wisatawan mancanegara meningkat jumlahnya
secara signifikan padahal program ini telah ada sejak tahun 1990an.
Pada masa Visit Indonesia Year, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
yang berkunjung ke Indonesia hanya sedikit dan tidak menunjukkan peningkatan
yang signifikan selama beberapa tahun, maka dari itu pemerintah membuat
keputusan menggantinya menjadi Wonderful Indonesia sebagai bentuk manajemen
baru pariwisata Indonesia, yang diharapkan mampu meningkatkan kembali citra
positif negara dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan yang lebih banyak
lagi.
Wonderful Indonesia berdiri sejak tahun 2008 yang mengubah logo Visit
Indonesia menjadi Wonderful Indonesia. Kementerian Pariwisata Indonesia
mengelola brand pariwisata di Indonesia yaitu Wonderful Indonesia.47 Di balik itu
semua, perubahan logo Wonderful Indonesia masih memiliki arti yang sama yaitu
dalam rangka mempromosikan pariwisata Indonesia ke seluruh dunia.48 Di sini,
46 KEMENPAR, ‘Logo Wonderful Indonesia Dan Pesona Indonesia’, 2014
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=6&id=2026>. 47 ‘Kementerian Pariwisata : A Brief Handbook of Wonderful Indonesia New Logo 2019’, p. 3
<https://issuu.com/gilangandika/docs/gsm_brand_wonderful_indonesia_2019>. 48 Kemenpar, ‘Pedoman Aplikasi Brand & Design’, 2016
<https://www.indonesia.travel/content/dam/indtravelrevamp/en/brand-guidelines/brand-guideline.pdf>
[accessed 15 September 2020].
32
Kementerian Pariwisata Indonesia menegaskan bahwa perubahan logo yang
terdapat pada tagline dari Visit Indonesia menjadi Wonderful Indonesia.
Gambar II.1 Logo Wonderful Indonesia
Sumber: A Brief Handbook of Wonderful Indonesia, KEMENPAR
Logo Wonderful Indonesia dilambangkan dengan burung garuda. Burung
garuda dimaknai sebagai makhluk bermasyarakat, melambangkan hidup damai
dengan sesama di alam raya, burung merupakan spesies dengan populasi terbesar
di Indonesia dan menjadi simbol bangsa. Rentang sayap yang berarti keterbukaan,
keinginan untuk meninjau terbang jauh, melintasi perbatasan. Itu bisa dikenali oleh
semua masyarakat yang hidup di alam semesta.49
Gambar II.2 Warna pada Logo Wonderful Indonesia
Sumber: A Brief Handbook of Wonderful Indonesia, KEMENPAR
49 ‘Kementerian Pariwisata : A Brief Handbook of Wonderful Indonesia New Logo 2019’.
33
Logo burung memiliki 5 komponen warna yang berbeda, masing-masing
memiliki arti tersendiri, Adapun makna dari warna pada logo tersebut yaitu:
Hijau : Kreativitas, Ramah lingkungan dan Keselarasan.
Ungu : Imajinasi, Iman dan Kesatuan jiwa.
Jingga : Inovasi, Keterbukaan, dan Semangat Pembaharuan
Biru : Universalitas, Kedamaian dan Keteguhan
Magenta: Keseimbangan, Akal sehat, dan hal-hal praktis.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mereposisi logo Wonderful
Indonesia menjadi beberapa rekondisi seperti; elemen grafis, gaya, dan masuknya
situs web. Reposisi logo Wonderful Indonesia bertujuan untuk memperkuat nation
branding Indonesia.50
Wonderful Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran wisatawan
asing dan menarik kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.51 Pada bab ini, penulis
akan memberikan poin-poin untuk menunjukkan gambaran tentang bagaimana
Kementerian Pariwisata Indonesia mempromosikan Wonderful Indonesia. Slogan
“Wonderful Indonesia” pertama kali diumumkan pada forum pertemuan Menteri
Pariwisata ASEAN 2011 di Kamboja.52
Branding Wonderful Indonesia dikelola dan bertanggung jawab di bawah
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Internasional, namun dalam
50 ‘Kemenparekraf Mereposisi Logo Wonderful Indonesia’, 2012
<https://www.kemenparekraf.go.id/index.php/post/kemenparekraf-mereposisi-logo-wonderful-indonesia>
[accessed 1 September 2020]. 51 Wawancara dengan bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020. 52 Kedutaan Besar Republik Indonesia Kerajaan Kamboja, ‘“Wonderful Indonesia” Bergabung Di ASEAN
Tourism Forum 2011’.
34
memanfaatkan dan mempromosikan Wonderful Indonesia melalui pariwisata dapat
diterapkan melalui seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan masyarakat di
Indonesia, agar dapat menyadarkan wisatawan mancanegara akan pariwisata
Indonesia dan juga untuk mencapai target peningkatan jumlah kunjungan wisman
ke Indonesia.
Kementerian Pariwisata Indonesia membuat kebijakan tentang pariwisata
Indonesia dan juga mengatur semuanya melalui pariwisata di Indonesia.
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mempunyai beberapa divisi dalam
rangka melaksanakan tugas dan fungsinya melalui pariwisata. Didukung penjelasan
sebelumnya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Internasional
juga melaksanakan upaya mempromosikan pariwisata Indonesia ke seluruh dunia.
Branding Wonderful Indonesia memiliki beberapa bentuk seperti publikasi
acara (pre event dan on event), pengaturan nation branding, Festival, Family Trip,
Sale Mission dan Pameran. Publikasi event yang dimaksud disini adalah logo
Wonderful Indonesia yang dipasang pada event tersebut seperti pada banner dan
poster. 121Branding Wonderful Indonesia merupakan salah satu strategi penting
yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pariwisata RI yang bertujuan untuk
menarik wisatawan mancanegara terkait kemakmuran Indonesia melalui event,
festival, family trip, dan pameran. Event dan festival Wonderful Indonesia,
dilaksanakan di beberapa negara untuk mempersembahkan kekayaan Indonesia.
Selain itu, untuk meningkatkan kunjungan turis asing ke Indonesia,
Kementerian Pariwisata Indonesia membentuk Visit Indonesia Tourism Officers
(VITO) di luar negeri. Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, Tenaga Ahli
35
Promosi Pariwisata Internasional atau VITO merupakan perwakilan (point of
contact) Kementerian Pariwisata Indonesia dalam melaksanakan kegiatan
kepariwisataan Indonesia di negara atau wilayah di mana mereka berada.
Tugas dari VITO itu sendiri yaitu menganalisis data pasar, promosi penjualan
humas serta pendistribusian informasi pariwisata. Pada tahun 2016, Kementerian
Pariwisata Indonesia menetapkan 17 VITO dari 14 negara yang tersebar di tiga
wilayah penanda, seperti; Kawasan Asia Tenggara, kawasan Asia Pasifik dan
kawasan Timur Tengah Eropa.
Potensi dan perkembangan sektor pariwisata Indonesia perlahan membantu
memulihkan citra negara. Seperti yang telah diketahui, negara Indonesia sempat
mengalami peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan timbulnya citra negatif di mata
masyarakat dunia dan berdampak pada pariwisata negara, yang mana sempat terjadi
penurunan kunjungan wisatawan mancanegara.
Dan dengan adanya slogan untuk nation branding yang dibuat Indonesia
yaitu Wonderful Indonesia diharapkan mampu memberi kesan kepada wisatawan
bahwa negara Indonesia menawarkan pengalaman yang berbeda dari segi
pariwisatanya yang dianggap menakjubkan di bidang apapun. Indonesia membuat
identitas negara dan pariwisataya sebagai pariwisata yang mampu dinikmati oleh
masyarakat internasional, melalui pariwisata, Indonesia dapat memainkan peran
mereka di lingkup global. Tanda-tanda keberhasilan membangun nation branding
Indonesia perlahan memberikan hasil yang baik. Sejak tahun 2015, arus kunjungan
wisatawan ke Indonesia meningkat 10.3%, mengalahkan Singapura yang hanya
36
naik 0.9% dan Malaysia yang turun 15.7%.53 Masih pada tahun yang sama,
peringkat nation branding Wonderful Indonesia yang berada di peringkat 47
mampu mengalahkan Malaysia Truly Asia dan Amazing Thailand berdasarkan
survey yang dirilis WEF.54
53 Prihandoko, ‘“Pariwisata Indonesia Siap Bersaing Kalahkan Malaysia-Thailand”’. 54 Prihandoko.
37
BAB III
KERJASAMA INDONESIA-JEPANG DI SEKTOR PARIWISATA
A. Sejarah Hubungan Bilateral Indonesia-Jepang
Jepang berhasil menduduki wilayah-wilayah di Asia Pasifik termasuk mendatangi
Indonesia. Indonesia pada awalnya mengira kedatangan Jepang akan membantu
agar Indonesia bebas dari penjajahan Belanda. Namun ternyata Jepang juga sama
seperti Belanda yang hanya ingin menguasai kekayaan Indonesia saja. Walaupun
hanya selama selama 3,5 tahun menjajah namun Jepang membuat masyarakat
Indonesia lebih menderita dibandingkan dengan masa penjajahan Belanda.
Hubungan Indonesia-Jepang terlihat jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Sejak
akhir abad ke-19M Indonesia dengan Jepang sudah memulai hubungan, tetapi
dalam hubungan ini orang-orang Jepang lebih berperan aktif dibandingkan dengan
orang-orang Indonesia yang hanya sebagai aktor pasif.
1. Periode Sebelum Indonesia Merdeka
Pada saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda, hubungan yang
terjalin antara orang-orang Belanda dengan Jepang adalah sebatas hanya hubungan
perdagangan saja. Jepang hanya melakukan kebijakan dagang bersama Verenigde
Oost-Indsche Compagnie (VOC) yang tak lain adalah kongsi dagang dari negara
Belanda yang berdiri pada tahun 1602 dari perseroan dagang yang pada mulanya
saling bersaing untuk memonopoli Perdagangan Asia dan Hindia Timur.
38
Hubungan Indonesia-Jepang di tanah Hindia Belanda diawali dengan
kedatangan imigran ilegal yang tidak terorganisir yang disebut dengan kimin.55
Alasan masuknya kimin ke Indonesia ini dikarenakan sikap acuh Jepang terhadap
rakyatnya dan lebih berfokus terhadap kemajuan teknologi industri. Para kimin
tersebut biasanya terlibat dalam aktifitas perdagangan, pertanian, perikanan bahkan
aktifitas seperti usaha rumah-rumah bordil hingga pelacuran.56
Tidak lama setelah itu, pada tahun 1930-an, para pengusaha besar dari Jepang
mulai masuk ke Indonesia dan menanamkan saha mereka, seperti misalnya Mitsui
dan Mitsubishi, hal ini lah yang membuat hubungan Indonesia-Jepang semakin
intensif terutama dalam hubungan ekonomi dan industri. Kegiatan ekspansi
pengusaha sangat didukung oleh pemerintah Jepang. Bantuan keuangan besar
ditawarkan untuk para pengusaha, tercatat bahwa Bank of Taiwan dan Yokohama
Specie Bank yang didirikan karena adanya perdagangan gula dengan orang
Jepang.57 Pada masa ini berbagai pengusaha kecil dan besar berkembang pesat di
berbagai daerah di Indonesia.
Hubungan yang awalnya baik mulai berubah ketika Jepang menggertak dunia
dengan melakukan penyerangan terdahap pangkalan militer Amerika Serikart di
Pearl Harbour pda tahun 1942.58 Hal ini dilakukan Jepang karena adanya keinginan
Jepang untuk menguasai Indonesia dan merampas segala kekayaan yang dimiliki
Indonesia. Akhirnya Belanda berhasil diusir oleh Jepang dan pergi meninggalkan
55 Takashi Shiraishi, Orang Jepang Di Koloni Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), p. 50. 56 Sri Pangastoeti, ‘Dari Kyuushuu Ke Ran’in: Karayuki-San Dan Prostitusi Jepang Di Indonesia (1885-
1920)’, Humaniora, 21.2 (2009), 138–49 (p. 139) <https://doi.org/10.22146/jh.v21i2.962>. 57 Shiraishi, p. 52. 58 Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia V (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), p. 60.
39
Indonesia. Pada saat itu mulai Indonesia berada dalam pendudukan Jepang. Jepang
mengatakan bahwa mereka akan menjanjikan kemeredekaan kepada Indonesia,
padahal Jepang hanya mengatakan itu agar mendapatkan simpati dari rakyat
Indonesia dan mendapatkan dukungan dalam perang pasifik, kembali pada niat
awal Jepang yaitu tetap ingin merampas harta kekayaan yang dimiliki Indonesia.
Berbagai macam propaganda dalam bidang politik, ekonomi, militer, pendidikan,
dan kebudayaan dilancarkan. Pada masa ini, hubungan Indonesia-Jepang masuk
dalam tataran politik. Jepang menduduki Indonesia lalu mengatur sistem
pemerintahan dan mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia. Selain itu, Jepang
memberlakukan sistem kerja paksa atau romusha untuk membangun infrastruktur.
Mereka bekerja tanpa upah dan tanpa makanan yang cukup. Meskipun Jepang
hanya berkuasa selama tiga tahun di Indonesia, penderitaan bangsa Indonesia pada
saat itu sangat besar dan berat.
Di lain sisi, kehadiran Jepang di Indonesia ini juga telah memberikan
semangat kepada bangsa Indonesia untuk merdeka dan menolak kedatangan
Belanda ke Indonesia lagi. Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tanggal
6 dan 9 Agustus 1945 membuat Jepang semakin kehilangan kekuatannya yang pada
akhirnya Kaisar Jepang menyatakan untuk menyerah kepada pihak sekutu pada
tanggal 15 Agustus 1945 melalui radio.59 Pihak Jepang diwajibkan menyerahkan
seluruh senjatanya kepada pihak sekutu dan Jepang tidak lagi ikut campur tangan
dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Hingga akhirnya Indonesia merdeka pada
17 Agustus 1945, kemudian setelah pembacaan naskah proklamasi bahwa
59 Poesponegoro, p. 65.
40
Indonesia dinyatakan merdeka dan berita kemerdekaan Indonesia di umumkan ke
seluruh Indonesia dan dunia lewat alat komunikasi yang dimiliki oleh Jepang.60
Jadi, hubungan Jepang dengan Indonesia pada periode sebelum Indonesia merdeka
adalah berawal dari hubungan antar perdagangan, dan kemudian Jepang melihat
bahwa Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang sangat berlimpah yang
lantas hal tersebut membuat Jepang berambisi untuk menguasainya dan Jepang
sangat membutuhkan sekali bahan-bahan untuk berlanjutnya Perang Dunia ke-2.
2. Periode Setelah Indonesia Merdeka
Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II mengakibatkan hubungan antar dua
negara tersebut menjadi renggang. Ambisi ekspansi Jepang terhenti karena masih
sibuk dengan masa perbaikan setelah kehancuran akibat perang. Namun Jepang
termasuk negara yang cepat bangkit dari keterpurukan dan dapat kembali bersaing
dengan negara besar lainnya.
Hubungan Indonesia-Jepang kembali dijalin ketika Jepang diikutsertakan AS
dalam Konferensi San Fransisco tahun 1951.61 Pertemuan ini membahas perihal
perampasan perang yang di dalam nya juga terdapat perjanjian perampasan perang
yang merupakan sebuah perjanjian diantara pihak yang sebelumnya terlibat perang,
dimana pihak yang menjadi pemenang dalam perang yaitu Jepang diharuskan atau
dipaksa untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang kalah dalam perang
sebagai ganti rugi dalam hal ini kepada Indonesia. Keduanya menandatangani
60 Poesponegoro, p. 67. 61 Official English and El Salvador, ‘Treaty of Peace with Japan ( with Two Declarations ). at San Francisco ,
on 8 September 1951 Signed Traité de Paix Avec Le Japon ( Avec Deux Déclarations ). Signé à San-
Francisco , Le 8 Septembre 1951 United Nations — Treaty Series 1832 . TREATY 1 OF PEAC’, 1952.
41
perjanjian perampasan perang pada 20 Januari 1958. Barulah setelah itu hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Jepang dimulai tepatnya pada tanggal 15 April
1958.62
Langkah awal Indonesia yaitu membuat sebuah kantor perwakilan di Tokyo
dan menempatkan konsulat jenderal di sana. Kaemudian untuk memudahkkan
keduanya dalam berkomunikasi maka dibuka lah jalur penerbangan antara Jepang
dan Indonesia pada tahun 1963.63
Aktifitas politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan presiden
Soekarno ini fokus mencari pengakuan negara lain mengenai kemerdekaan negara
Indonesia, serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan juga menjunjung
tinggi sikap anti kolonialis dan juga anti imperialis serta menutup politik luar negeri
dari negara-negara barat. Politik luar negeri era Soekarno juga dikenal dengan
politik konfrontasinya seperti contohnya adalah konfrontasi mengenai ganyang
Malaysia.64
Berbeda pada era Soekarno, presiden Soeharto justru cenederung terbuka dan
menerima sebanyak-banyak nya investasi asing yang ditawarkan pada Indonesia.
Soeharto berfokus pada pembangunan ekonomi yang sempat mengalami
keterpurukan pada masa Soekarno. Presiden Soeharto berharap dengan banyak nya
investasi asing yang masuk dapat menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia dan juga
menyokong perdagangan bebas. Hal ini membuat Jepang menanamkan
investasinya secara besar besaran dan tidak ragu untuk memberi berbagai macam
62 Poesponegoro, p. 69. 63 Masashi Nishihara, Hubungan Indonesia-Jepang 1951-1966. (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994), p. 79. 64 Masashi Nishihara, ‘The Japanese and Soekarno’s Tokyo Jakarta Relation 1951-1966’, Center for Southeast
Asian Studies, University of Kyoto, 1976.
42
bantuan kepada Indonesia. Pemerintah Orde Baru membuka diri pada keberadaan
modal asing, hal ini ditandai dengan diberlakukannya undang-undang Penanaman
Modal Asing (PMA) pada tanggal 1 Januari 1967.65 Akan tetapi kebijakannya juga
yang pada akhirnya membuat Indonesia terbelit hutang dengan asing Tercatat sejak
awal pemerintahannya, inflasi melonjak tinggi hingga mencapai presentase 650%
pertahun. 66
Turunnya Soeharto dari kursi kepemimpinannya menandakan bahwa Rezim
yang otoriter ala Soeharto sudah berakhir dan berubah menjadi sistem pemerintahan
yang demokratis yang dijalankan oleh presiden-presiden sesudah Soeharto yaitu BJ
Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang
Yudhoyono, dan Joko Widodo.
Pergantian kepemimpinan tentunya juga ikut berimplikasi kepada kebijakan
luar negeri Indonesia, setiap pemimpin pasti memiliki kebijakan yang berbeda
karena situasi dan kondisi yang berbeda yang dialami oleh Indonesia. Hubungan
Indonesia-Jepang menjadi semakin baik memasuki dasawarsa 1980an. Persoalan
investasi, perdagangan, alih teknologi, dan bantuan keuangan ke Indonesia menjadi
beberapa contoh isu yang populer dalam dasawarsa ini.67 Akan tetapi, persoalan
ekonomi masih tetap menjadi isu utama, dibandingkan dengan isu yang lainnya.
Kemudia kegiatan economy partnership diteruskan oleh Presiden Susilo
Bmbang Yudhoyono. Pada tahun 2004, menteri perdagangan Indonesia dan Jepang
65 Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri Indonesia Di Bawah Suharto (LP3ES, 1998). 66 ‘BBC Indonesia. Ekonomi Di Bawah Orde Baru’, 2008
<http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2008/01/080127_suhartoeconomy.shtml> [accessed 20
September 2020]. 67 Bantarto (ed.) Bandoro, Hubungan Luar Negeri Indonesia Selama Orde Baru, (Jakarta: CSIS, 1994), p. 35.
43
menyepakati Joint Study Group sebagai upaya awal dalam meningkatan kegiatan
economi partnership. Akhirnya negosiasi akhir menciptakan penandatanganan
Japan-Indonesia Partnership Agreement (JIEPA) pada tahun 2007 ditandatangani
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Abe
Shinzo.
Penandatanganan Japan-Indonesia Partnership Agreement (JIEPA) pada
bulan agustus 2007, menandai era baru yang memperkuat hubungan bilateral kedua
negara. Tidak saja dalam tercapainya kesepakatan pengaturan mobilisasi tenaga
kerja kedua negara, tetapi cakupan kerjasama meluas dengan perjanjian ini.
Termasuk di dalamnya kerjasama dalam bidang teknologi. Kupasan tentang
transfer teknologi dari Jepang kepada Indonesia dikaitkan dengan budaya, tradisi
dan nilai-nilai sosial yang dimiliki kedua negara disajikan secara ringan.
Setahun kemudian, Indonesia-Jepang memperingati 50 Tahun hubungan
diplomatik antar kedua negara. Tahun ini merupakan tahun persahabatan Indonesia-
Jepang. Dalam rangka memperingati peristiwa ini Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono pergi ke Jepang dan menandatangani
pernyataan mengenai Kemitraan Strategis Menuju Masa Depan yang Damai dan
Sejahtera (Embassy of Japan in Indonesia, 2007).68 Dalam pernyataan tersebut,
disebutkan bahwa tahun 2008 merupakan kesempatan yang baik untuk
memperkokoh hubungan Indonesia-Jepang yang sudah berjalan selama 50 tahun.
Pernyataan tersebut juga membahas mengenai bagaimana hubungan tersebut
berlangsung dalam 50 tahun selanjutnya.
68 Bandoro, p. 40.
44
Setelah berakhirnya masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
tahun 2014, Indonesia terus mempererat hubungan kerjama sama nya dengan
Jepang di sektor ekonmi. Hal ini dilihat dari agenda Presiden Joko Widodo yang
melakukan kunjungan ke Jepang dan Tiongok pada tahun 2015. Dalam kesempatan
ini, presiden Joko Widodo menghadiri forum bisnis bersama dengan para
pengusaha Jepang. Indonesia memandang Indonesia sebagai mitra strategis
sehingga Indonesia siap membuka peluang Kerjasama yang lebih luas lagi. Jepang
juga melihat Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan perekonomian yang stabil
serta memiliki masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh sehingga
meningkatkan keinginan Jepang menanamkan modalnya di Indonesia.
B. Kerja Sama Indonesia-Jepang di Bidang Pariwisata
Pada bagian ini penulis akan mengelaborasi kerjasama antara Indonesia dan
Jepang khususnya di bidang pariwisata.69 Pada Juni 2003, Indonesia dan Jepang
juga mengumumkan kerjasama melalui pariwisata.70 Kedua negara, terkait dengan
Pemerintah Indonesia dan Jepang mempunyai tujuan dalam rangka memperkuat
landasan kerjasama di berbagai bidang, khususnya di bidang pariwisata serta
pengunjung dari pimpinan dan parlemen dari kedua negara yang cukup tinggi.
HE Megawati Soekarnoputri selaku Presiden Republik Indonesia bersama
HE I Gede Ardika selaku Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
berkunjung ke Jepang dan bertemu dengan HE Chikage Oogi selaku Kementerian
69 Kedutaan Jepang di Indonesia, ‘Hubungan Bilateral Indonesia - Jepang’, Kedutaan Besar Jepang Di
Indonesia, 2020 <https://www.id.emb-japan.go.jp/birel_id.html> [accessed 1 July 2020]. 70 Kedutaan Jepang di Indonesia.
45
Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang, dengan tujuan untuk menjalin
kesepakatan bersama kerjasama pariwisata antara Jepang dan Indonesia.71
Dalam kesepakatan tersebut, setidaknya ada 5 kebijakan yang sudah
ditandatangani oleh kedua Menteri perwakilan yang hadir pada saat itu, yaitu
Pertama, kedua menteri sangat menghargai pentingnya pertukaran budaya, saling
pengertian dan persahabatan internasional antara kedua negara dianggap sangatlah
penting, karena telah dikembangkan oleh kedua negara melalui perjalanan dan
pariwisata, dan berbagi pengakuan bahwa promosi pertukaran pariwisata akan
berkontribusi pada pengembangan sosial, ekonomi, dan ekonomi. dan hubungan
budaya antara kedua negara.72
Kedua, kedua menteri menyampaikan tekad mereka untuk bekerja sama
secara erat dalam membangun hubungan yang konstruktif dan lintas budaya serta
untuk mencapai pembangunan ekonomi melalui promosi perjalanan dan
pariwisata.73
Ketiga, kedua menteri menegaskan bahwa kerja sama yang erat akan
dilakukan dalam mempromosikan kunjungan timbal balik warga negara mereka
melalui langkah-langkah seperti kampanye untuk meningkatkan jumlah turis asing
di kedua negara, pengiriman misi promosi pariwisata yang terdiri dari anggota dari
sektor publik dan swasta, kerja sama dalam bidang pengembangan kapasitas
manusia dengan tujuan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi kedua
71 ‘Indonesia-Jepang Tandatangani Kerjasama Pariwisata’, 2003
<https://nasional.tempo.co/read/20571/indonesia-jepang-tandatangani-kerjasama-pariwisata/full&view=ok>. 72 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia, 2003
<https://www.mofa.go.jp/region/asia-paci/indonesia/pv0306/tourism.pdf>. 73 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia.
46
negara dan memperdalam persahabatan internasional dan saling pengertian.74
Keempat, kedua menteri memiliki pandangan yang sama bahwa mereka akan
memperkuat hubungan kerjasama dengan organisasi terkait untuk meringankan
beban wisatawan kedua negara, untuk lebih meningkatkan pertukaran manusia,
dan, khususnya, untuk memastikan bahwa prosedur visa, yang dilakukan oleh pihak
berwenang Indonesia. sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan, tidak
akan menghambat promosi pariwisata.75
Kelima, kedua menteri menegaskan bahwa sangat diperlukan sektor swasta
yang akan memainkan peran yang sesuai untuk pertukaran pariwisata di antara
kedua negara karena Japan Association of Travel Agents (JATA) telah melakukan
upaya untuk memastikan keselamatan wisatawan dan memulihkan permintaan
perjalanan dengan mengirimkan survei. misi ke Bali dua kali setelah peristiwa Bom
Bali pada 12 Oktober 2002.76
Keenam, kedua menteri sepakat bahwa kerjasama yang tepat akan dilakukan
untuk pengembangan sumber daya manusia di industri perjalanan dan pariwisata
kedua negara, dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan pariwisata yang stabil.
industri kedua negara.77
Ketujuh, kedua menteri menegaskan bahwa organisasi pariwisata nasional
kedua negara akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertukar pandangan
tentang promosi pertukaran pariwisata antara kedua negara di masa depan.78
74 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia. 75 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia. 76 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia. 77 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia. 78 Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic Of Indonesia.
47
BAB IV
STRATEGI DIPLOMASI PEMERINTAH INDONESIA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN JEPANG KE INDONESIA TAHUN 2018
Bab ini merupakan bab utama yang akan mengulas tentang upaya-upaya
diplomasi apa saja yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam upaya meningkatkan
kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia pada tahun 2018. Menurut Bapak
Dadang Djatnika, selaku Kasubdit Pemasaran Pariwisata Wilayah Jepang di
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, “kegiatan promosi yang biasa
dilakukan oleh Indonesia ada 4 macam, yaitu: kegiatan Festival, kegiatan sales
mission (penjualan), Family Trip, dan terakhir pameran”.79 Bapak Dadang juga
mengatakan bahwasanya ada beberapa jenis festival termasuk festival kebudayaan,
seni, dan kuliner baik yang diadakan oleh pemerintah Jepang sendiri maupun
pemerintah Indonesia. Selama beberapa tahun ini, biasanya Pemerintah Jepang
membuat dan menjadwalkan kemudian Indonesia diundang sebagai peserta, atau
sebaliknya Indonesia yang membuat acara dan mengundang pemerintah Jepang.
Festival yang diadakan oleh Jepang maupun Indonesia itu khusus untuk Diplomasi.
Jadi Indonesia mengadakan Festival-Festival Indonesia di Jepang dalam rangka
menerapkan dan mencitrakan Indonesia itu seperti apa dari sisi kebudayaan, musik
dan kulinernya.80
79 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020. 80 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020.
48
A. Strategi Diplomasi Publik dan Promosi Pariwisata Indonesia di Jepang
Kementerian Pariwisata Indonesia berusaha meningkatkan reputasi Indonesia
dengan mempromosikan pariwisata Indonesia ke Jepang. Kementerian Pariwisata
Indonesia dalam penulisan ini dipandang sebagai aktor yang mengkoordinasikan
diplomasi publik melalui branding Wonderful Indonesia. Hal tersebut dilakukan
dalam rangka membangun hubungan dengan aktor internasional sebagai
pemahaman dan komunikasi perspektif dalam ranah pariwisata. Untuk kasus
tertentu, Indonesia dan Jepang memiliki hubungan bilateral di bidang pariwisata
dan kegiatan pariwisata ini menarik opini publik di kancah internasional.
Pemerintah Indonesia menggunakan diplomasi publik sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan audiens asing guna mencapai kepentingan nasional dan
tujuan luar negeri.81 Dalam studi ini, Pemerintah Indonesia melalui Wonderful
Indonesia berusaha untuk menarik kesadaran publik dan menciptakan beberapa
perspektif tentang bagaimana masyarakat di panggung internasional terutama
Jepang memandang Indonesia sebagai negara yang harus dikunjungi.
Selain itu, keunggulan lain dari nation branding itu sendiri dapat membantu
kementerian pariwisata Indonesia untuk fokus pada pencapaian target kunjungan
turis Jepang ke Indonesia. Arief Yahya selaku Kementerian Pariwisata Indonesia
menargetkan kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia pada tahun 2018 sekitar
660.000 wisatawan dan diharapkan dapat meningkat di tahun-tahun berikutnya.82
81 See Jan Melissen. 82 Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Diakses pada 3 Oktober 2020, dari:
http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2930
49
Melalui bab ini, penulis akan menekankan bahwa nation branding sebagai
bagian dari diplomasi publik.83 Berdasarkan konsep Anholt, diplomasi publik
dilaksanakan dengan memperhatikan strategi, substansi pelaksanaan, tindakan dan
hasil dari upayanya. Untuk itu, bab ini akan menggunakan konsep Anholt untuk
menganalisis bagaimana Indonesia melaksanakan diplomasi publiknya dalam
menarik wisatawan Jepang melalui kerangka pemasaran yang dibuat oleh
Kementerian Pariwisata Indonesia.
Strategi dan substansi saling berkaitan yang bertujuan untuk meningkatkan
reputasi suatu bangsa. Tindakan simbol adalah jenis tindakan yang memiliki
komunikasi yang kuat dalam menjelaskan cerita-cerita nasional.84 Dalam studi ini,
aksi simbol mengacu pada Wonderful Indonesia sebagai suatu branding yang dapat
menjadi alat komunikasi untuk menarik aktor internasional dalam upaya
meningkatkan kunjungan wisatawan,85 khususnya dari Jepang. Wonderful
Indonesia ditampilkan dengan berbagai cara di Jepang, yaitu dengan mengadakan
Festival, program Famtrip, program sale mission dan yang terakhir berpartisipasi
pada pameran di Jepang. Dalam hal ini, Wonderful Indonesia diklasifikasikan
sebagai aksi untuk mempromosikan dan menyajikan cerita nasional seperti wisata
bahari, kuliner, budaya, hiburan, seni, adat istiadat, teknologi, transportasi, olah
raga, petualangan dan eksplorasi lainnya.
83 Szondi. 84 Anholt, Places: Identity, Image and Reputation. 85 Simon Anholt, ‘Policy Advisor, Superbrands: What Is a Nation Brand?’, 2002, p. 10.
50
1. Program Festival Wonderful Indonesia
Festival biasanya diadakan dalam rangka memperingati sesuatu atau juga bisa
diartikan dalam rangka peringatan peristiwa penting atau bersejarah. Bagi
Kementerian Pariwisata hal ini menjadi sarana untuk mempromosikan Pariwisata
Indonesia melalui seni budaya, musik dan kuliner Indonesia untuk menarik minat
calon wisatawan dari Jepang untuk berkunjung ke Indonesia.
Setiap tahunnya Indonesia rutin menyelenggarakan dan mengikuti berbagai
festival atau event yang bertujuan untuk memperkenalkan diri ke mancanegara,
seperti Program festival week atau dikenal dengan nama Festival Wonderful
Indonesia. Program ini termasuk dalam empat jenis agenda utama kementerian
pariwisata dalam mempromosikan pariwisata Indonesia di Jepang.86
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenpar bekerjasama dengan KBRI
Tokyo telah beberapa kali mengadakan Festival Wonderful Indonesia, yang
ditujukan untuk mengenalkan pariwisata, kuliner dan budaya Indonesia di Jepang
seperti Festival Indonesia Week yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 30 April
2018 di Nagoya, Jepang dan Festival Wonderful Indonesia di Hibiya Park, Tokyo
pada tanggal 7 Mei 2018.87
Pertama adalah Indonesia Week di Nagoya, Jepang pada tahun 2018
merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan
kekayaan budaya serta mempromosikan destinasi wisata di Indonesia melalui event
86 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-festival-wonderful-indonesia-di-jepang> [accessed 14
October 2020]. 87 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’.
51
pertunjukan seni musik dan kuliner. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian
memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jepang.88
Kementrian Pariwisata juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini yaitu
dengan memberikan dukungan sponsorship antara lain pemberian 3 booth yang
dipergunakan bersama oleh Kementerian Pariwisata, Garuda Orient Holiday
Travel, branding logo Wonderful Indonesia di semua material promosi serta
fasilitasi penampilan Malang Carnival dan kustomfest.
Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Perfektur Aichi, Mr. Hideaki Omura
dan Duta Besar RI di Tokyo, Bapak Arifin Tasrif. Selesai melakukan sambutan,
Gubernur Aichi dan Duta Besar RI di Tokyo menyempatkan berkunjung ke booth
Wonderful Indonesia dan melakukan foto bersama serta pemberian souvenir berupa
miniatur angklung bamboo.
Gambar IV.1: Sambutan Gubernur Perfektur Aichi Mr. Hideaki Omura
(Sumber: Laporan pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia).
88 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’.
52
Dalam sambutannya, Gubernur Aichi menekankan hubungan baik antara
Indonesia dan Jepang agar terus dipertahankan. Selain itu, Perayaan 60 tahun
hubungan Indonesia Jepang sekaligus menekankan bahwa Jepang merupakan mitra
strategis bagi Indonesia, tidak saja di bidang investasi dan perdagangan tetapi juga
di bidang pariwisata.
Penampilan Malang Carnival sangat menarik minat pengunjung untuk datang
ke booth Wonderful Indonesia karena bagi mereka penampilan tersbut sangat unik
dan mempunyai nilai seni sangat tinggi. Banyak dari mereka yang berfoto bersama
dan juga ingin lebih mengenal budaya Indonesia. Para pengunjung yang datang ke
booth Wonderful Indonesia diberikan bahan promosi berupa tourism map dan
souvenir Wonderful Indonesia berupa postcard dan goodie bag.89
Gambar IV.2: Pengunjung menyaksikan penampilan Malang Carnival dan berkunjung ke booth
wondeful Indonesia
(Sumber: Laporan pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia).
89 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-festival-wonderful-indonesia-di-hibiya-park>
[accessed 13 October 2020].
53
Dari hasil laporan kegiatan yang dibuat oleh kemenpar, total pengunjung ke
booth Wonderful Indonesia selama 3 hari kegiatan diperkirakan mencapai sekitar
2.000 pengunjung. Kebanyakan dari pengunjung berusia antara 18-40 tahun.90
Kedua, Festival Wonderful Indonesia di Hibiya Park yang merupakan
merupakan bagian dari serangkaian Perayaan Peringatan 60 Tahun Hubungan
Diplomatik antara Indonesia dan Jepang yang diselenggarakan oleh Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang. Acara ini juga dihadiri oleh Ibu
Megawati Soekarno Putri dan Ibu Puan Maharani serta Duta Besar Indonesia untuk
Jepang Bapak Arifin Tasrif.
Gambar IV.3: Sambutan Duta Besar Indonesia untuk Jepang
(Sumber: Laporan pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia)
Dalam sambutan nya pada opening ceremony, Duta Besar Indonesia untuk
Jepang, Bapak Arifin Tasrif menyampaikan harapannya agar perayaan peringatan
90 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata, Laporan Consumer Selling Pada Indonesia Week 2018’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id>.
54
60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang dapat mempererat
hubungan antar kedua negara di masa depan.
Kementerian Pariwisata juga berpartisipasi dalam booth berukuran 33 meter
persegi (10,8 x 3,5 meter).91 Di dalam booth tersebut tersedia pelayanan informasi
pariwisata dan pendistribusian bahan promosi dan souvenir Wonderful Indonesia
berupa tourist map, buku exclusive, goodie bag, batik scarf, t-shirt, dan baseball
cap berlogo Wonderful Indonesia. Photo booth dengan latar pulau Komodo juga
tersedia bagi para pengunjung yang ingin berfoto.92
Gambar IV.4: Pengunjung Berfoto dengan latar belakang logo Wonderful Indonesia
(Sumber: Laporan pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia)
Di samping itu, terdapat Pertunjukan tim kesenian ondel – ondel dalam upaya
mengenalkan budaya dan musik khas dari Indonesia, serta pemberian refreshment
91 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’. 92 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’.
55
(snack tradisional berupa keripik singkong, keripik pisang, dan emping khas
Yogyakarta) agar para pengunjung dapat menikmati kuliner Indonesia.
Gambar IV.5: Pengunjung berfoto dengan ondel-ondel dan menikmati kuliner khas Indonesia
Sumber: Laporan pelaksanaan kegiatan pemasaran pariwisata Indonesia
Menurut Bapak Dadang Djatnika, Festival Wonderful Indonesia yang serupa
bukan hanya dilaksanakan di Jepang saja, tetapi di berbagai negara antara lain
Australia, Amerika, Denmark, Eropa, dan sebagainya. Tujuan dari diadakannya
festival Wonderful Indonesia ini selain untuk memperkenalkan berbagai
kebudayaan Indonesia tetapi juga untuk memperkenalkan pariwisata guna menarik
wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.93 Suksesnya suatu festival kebudayaan
negara di negara lain, perlahan akan membuat publik dari negara lain menjadi
semakin penasaran dan kagum akan kebudayaan negara yang dipamerkan, dan
menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih terhadap negara Indonesia. Sehingga
keingintahuan itu membuat mereka semakin ingin berkunjung ke Indonesia dan
93 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020.
56
merasakan langsung pengalaman berwisata di Indonesia yang kaya akan keindahan
alam dan keberagaman budaya.
2. Program Familiarization Trip
Selain Program Festival Wonderful Indonesia, Kementerian Pariwisata juga
meluncurkan program Familiarization Trip (Famtrip) untuk mempromosikan
pariwisata Indonesia. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan destinasi – destinasi
unggulan yang ada di Indonesia kepada peserta Famtrip yang diharapkan ke
depannya peserta dapat memperkenalkan, mengeksplor membuat dokumentasi
tentang destinasi unggulan Indonesia. Selain itu, peserta juga dapat mengetahui
informasi terbaru seputar pariwisata Indonesia dengan berkunjung langsung
kedestinasinya.94
Selama Tahun 2018, Kementerian Pariwisata telah melaksanakan beberapa
Program Famtrip yang di fokuskan untuk Wistawan Jepang yang ingin berkunjung
ke Indonesia. Seperti yang Pertama, Program Fam Trip Golf Saitama TV Jepang
ke Bogor, Jakarta dan Tangerag. Dan yang kedua, Program Familiarization Trip
untuk Lifestyle and Travel Journalist Jepang ke Bali.95
Pertama, Program Famtrip Golf Saitama TV Jepang ke Bogor, Jakarta dan
Tangerang tanggal 9 – 11 Maret 2018. Kegiatan dari kementerian pariwisata ini ini
termasuk dalam Program Famtrip yang diikuti oleh TV Saitama. Kegiatan ini
merupakan shooting program dari Saitama TV dengan judul “Big Sugi Step Up
94 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020. 95 ‘Situs Resmi Kemenpar, Laporan Perjalanan Wisatawann Pengenalan Jepang’
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-perjalanan-wisata-pengenalan-jepang>.
57
Golf” dimana isi dari program ini adalah pelatihan bermain golf/coaching clinic
oleh Mr. Hideyo Sugimoto kepada pegolf amatir. Selain berisi pelatihan bermain
golf, tujuan program ini juga mengenalkan lapangan-lapangan golf yang menjadi
tempat shooting program tersebut yaitu Rainbow Hills di Sentul, Senayan National
Golf Club di Jakarta dan Dami Indah Golf di BSD, Tangerangg. Kemenpar juga
menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dilanjutkan setiap tahunnya karena event
ini dapat dimanfaatkan untuk promosi destinasi lapangan-lapangan golf yang ada
di Jakarta, Bogor dan Tangerang kepada masyarakat Jepang.96
Gambar IV.6: Pemberian Souvenir dan Foto Booth di Lokasi Kegiatan pada Kegiatan Fam Trip
Golf Saitama TV Jepang ke Bogor, Jakarta dan Tangerang.
Sumber :Laporan UKP4 Fam Trip Golf Saitama TV Jepang.
Kedua, Yaitu Program Familiarization Trip untuk Lifestyle and Travel
Journalist Jepang ke Bali.pada tanggal 26 – 30 Oktober 2018. Kegiatan ini juga
termasuk kedalam program Famtrip yang digagas oleh kementerian Pariwisata
96 Laporan UKP4 Fam Trip Golf Saitama TV Jepang, 2018 <https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-
ukp4-fam-trip-golf-saitama-tv-jepang>.
58
yang bertujuan mengenalkan destinasi Bali kepada media Jepang agar ke depannya
dapat memperkenalkan dan membuat berita tentang Bali kepada masyarakat
Jepang. Selain itu para media juga mendapat informasi update seputar pariwisata di
Bali terutama tentang keadaan di Bali yang sudah aman untuk wisatawan asing
berkunjung.97
Gambar IV.7: Foto peserta Famtrip di Destinasi Wisata taman budaya wisnu kencana dan saat
menyaksikan Tarian kecak di Bali
Sumber : Laporan Perjalanan Wisatawanan pengenalan jepang
Program Familiarization Trip yang termasuk kedalam empat strategi utama
promosi pariwisata Indonesia yang di gagas oleh kemenpar ini di rencenakan oleh
kemenpar untuk dilaksanakan pada tahun-tahun selanjutnya juga karena dapat
dimanfaatkan untuk mengenalkan destinasi Indonesia secara langsung. Dengan
Membawa brand Wonderful Indonesia untuk trus dipromosikan diharapkan para
97 ‘Situs Resmi Kemenpar, Perjalanan Wisata Pengenalan Jepang’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-perjalanan-wisata-pengenalan-jepang>.
59
peserta bisa ikut menyebarkan, mengenalkan dan memberitakan terkait
pengalamannya ke Indonesia kepada warga jepang yang lainya.98
3. Program Sales Mission
Program selanjutnya yaitu Sales Mission atau misi penjualan merupakan
salah satu kegiatan promosi pariwisata yang dilaksanakan di Jepang dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Jepang
dengan memfasilitasi industri Travel Agent(TA), hotelier, atraksi wisata dalam
negeri (sebagai seller) untuk melakukan kontak bisnis (business matching) dengan
industri TA/TO luar negeri (sebagai buyer) atau dengan komunitas tertentu dalam
sebuah mekanisme Table Top Meeting.99
Terdapat 2 kegiatan sales mission yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pariwisata di Jepang pada tahun 2018, yaitu Marine Diving Fair dan Sales Mission
Diving yang keduanya diselenggarakan pada bulan April 2018 di Tokyo dan Osaka.
Kedua kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi industri wisata
diving Indonesia untuk berkenalan dan membuka networking yang lebih luas
dengan komunitas dan para pelaku industri wisata diving di Jepang.100 Melalui
kegiatan ini, dapat disampaikan dan disebarluaskan informasi-informasi mengenai
potensi dan perkembangan terbaru dari destinasi-destinasi maupun paket-paket
wisata diving di Indonesia kepada komunitas dan industri diving di Jepang.
98 Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, pada tanggal 18 Agustus 2020. 99 Laporan UKP4 Sales Mission Diving Jepang 2018, 2018 <https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-
ukp4-sales-mission-diving-jepang-2018>. 100 Laporan UKP4 Sales Mission Jepang (Marine Diving Fair) 2018, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-sales-mission-jepang-marine-diving-fair-2018>.
60
Pertama, Marine Diving Fair adalah event pameran diving terbesar di Jepang
yang merupakan tempat berkumpulnya para pengelola berbagai destinasi wisata
selam di seluruh dunia, perusahaan penyedia peralatan selam, dan para diver.
Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 6 sampai dengan 8 April 2018, bertempat
di Sunshine City Convention Center, Ikebukuro, Tokyo, Jepang. Tahun ini
penyelenggaraannya telah memasuki tahun ke-26, dengan jumlah pengunjung
mencapai 50.598 orang. Jumlah pengunjung pada tahun ini meningkat 0,96% dari
tahun sebelumnya sebanyak 50.115 orang.101
Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 96 M2 di Hall C nomor C-15. Di
dalamnya terdapat 12 industri pariwisata (diving operators) yang berasal dari
provinsi Bali, Sulawesi Utara, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku
Utara bergabung dalam paviliun Indonesia.102
Berbagai aktivitas yang berlangsung di Paviliun tersebut salah satunya adalah
presentasi yang memaparkan teknis mengenai tips and tricks serta outline destinasi
utama diving di Indonesia seperti Bali, Raja Ampat, dan Sulawesi yang
disampaikan oleh Ibu Siti Adiprigandari Adiwoso, selaku perwakilan dari Tim
Percepatan Pengembangan Wisata Bahari (TPPWB). Selain itu, ia juga
memperkenalkan destinasi non-tradisional seperti Aceh yang masih belum banyak
diketahui diver Jepang. Dan di akhir acara ditutup dengan pemberian door prize
dari para peserta.
101 Laporan UKP4 Sales Mission Jepang (Marine Diving Fair) 2018. 102 Laporan UKP4 Sales Mission Diving Jepang 2018.
61
Pada tahun 2018 ini, Indonesia mendapatkan penghargaan dari Dive and
Travel Awards 2018 untuk kategori “Best Diving Area” dan “Dreaming Area”.
Pperingkat Indonesia pun naik menjadi ranking 6, dari yang sebelumnya berada di
posisi 8 pada tahun 2017.103 Selain itu, pada tahun ini paviliun Indonesia juga
kembali mendapatkan penghargaan sebagai Best Booth dan penghargaan ini telah
diraih selama 2 tahun berturut-turut.
3. Program Pameran Wonderful Indonesia
Program yang terakhir yaitu Pameran/Exhibition merupakan salah satu
kegiatan promosi pariwisata yang juga dilakukan oleh Kementerian Pariwisata di
Jepang dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisman dengan
memfasilitasi business table bagi DMC/DMO, TA/TO, hotelier, atraksi wisata
Indonesia (sebagai co-exhibitor/seller) untuk melakukan kontak bisnis dengan
DMC/DMO, TA/TO, dan hotelier Internasional (sebagai buyers). Pada tahun 2018,
partisipasi pada pameran pariwisata terbesar menonjolkan kapal Pinisi sebagai tema
besar dan focal point pada setiap booth Indonesia di mancanegara.104 Tema tersebut
memiliki filosofi menggambarkan Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara
maritim terbesar di dunia, dimana salah satu budaya maritim nenek moyang yang
masih dilestarikan hingga kini di Bulukumba, Sulawesi Selatan adalah kapal Pinisi.
Sedangkan di Jepang sendiri pameran yang diikuti oleh Kementerian Pariwisata
yaitu Tourism Expo Japan. Kementerian Pariwisata kembali berpartisipasi pada
103 Laporan UKP4 Sales Mission Diving Jepang 2018. 104 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, p. 32.
62
pameran pariwisata Tourism Expo Japan tanggal 20 – 23 September 2018. Peserta
yang berpartisipasi sejumlah 37 industri pariwisata yang terdiri dari TA/TO/Golf
Operator/Tourist Transport/Airlines yang mewakili provinsi DKI Jakarta (10), Bali
(8), Jawa Timur (6), DI Yogyakarta (4), Sulawesi Utara (2), Papua Barat (1) ,
Sumatera Selatan (1), Bengkulu (2), dan Sulawesi Tengah (3).105
Dalam kesempatan ini juga Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
memperoleh penghargaan “Regional Category Awards” karena prestasi pembuatan
dan promosi film hasil kerja sama Indonesia – Jepang “Umi wo Kakeru/Man from
the Sea” di Aceh dan juga penyelenggaraan event olahraga “Jakarta Marathon”
yang selalu konsisten setiap tahun. Berdasarkan hasil Laporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Pariwisata tahun 2018, selama 4 hari acara pameran
berlangsung jumlah pengunjung yang datang ke booth Wonderful Indonesia
sebanyak 207.000 pengunjung.106
B. Implikasi Upaya Promosi Wonderful Indonesia di Jepang terhadap
kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia
Berbagai upaya promosi wonderful Indonesia di Jepang telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kegiatan promosi wonderful Indonesia pada tahun 2018 ini di manfaatkan oleh
Pemerintah Indonesia menjadi salah satu instrument diplomasi publiknya untuk
membangun Nation Brand. Berbagai macam Upaya telah dilakukan untuk
mengenalkan budaya, tradisi, pariwisata dan Identitas Indonesia melalui berbagai
105 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, p. 35. 106 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, p. 36.
63
macam kegiatan seperti Festival, Family Trip, Sale Mission dan Pameran.
Berangkat dari hal tersebut, hasil dari upaya diplomasi publik Indonesia
melalui 4 kegiatan tersebut untuk membangun Nation Brand dan meningkatkan
kunjungan wisatawan Jepang dapat diukur dari dua aspek yaitu Tourist Arrival dan
Foreign Direct Investment107. Jika kedua hal tersebut cenderung membaik, dan
meningkat ke arah yang positif, maka strategi diplomasi publik yang dilakukan
Indonesia dapat dikatakan sukses.
1. Tourist Arrival
Salah satu cara dalam melihat apakah sebuah kegiatan promosi wonderful
Indonesia berhasil atau tidak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan Jepang
pada tahun 2018 dapat dilihat melaui Tourist Arrival atau Kedatangan Wisatawan
Jepang ke negara Indonesia. Seorang wisatawan Jepang memiliki beraneka macam
alasan untuk mengunjungi negara lain, salah satu alasan yang banyak ditemukan
yaitu karena negara tujuannya memiliki Nation Brand yang baik. Maka setiap
negara-negara di dunia akan berlomba – lomba meningkatkan Nation Brandnya dari
segala macam aspek, Pariwisata, budaya, pemerintah, ekspor impor, dan lain
sebagainya untuk menarik minat dan meningkatkan kunjungan wisatawan asing.
Dan salah satu yang mengaplikasikan hal tersebut adalah Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah berupaya maksimal dalam membangun nation
brand nya di Jepang, berbagai macam upaya diplomasi publik telah dilakukan demi
memperkenalkan ke masyarakat dunia budaya, warisan, dan pariwisatanya. Dalam
107 ‘“Nation Brand Explained”’ <https://www.cfr.org/backgrounder/nation-branding-explained> [accessed 15
October 2020].
64
melihat keberhasilan dari upaya yang dilakukan Indonesia tersebut dapat diukur dari
Jumlah Tourist Arrival sesudah beberapa kegiatan promosi wonderful Indonesia
dilakukan.
Gambar IV.8.: Data Kunjungan Wisatawan Jepang Tahun 2017-2018
Sumber : Data Statistik Kemenpar yang diolah oleh penulis
Dari data tersebut terlihat bahwa Jumlah kunjungan wisatawan dari Jepang ke
Indonesia pada tahun 2018 sedikit mengalami penurunan. Bila pada 2017
jumlahnya mencapai 573.310 wisatawan sedangkan pada tahun 2018 hanya
berjumlah 530.573. Maka dapat disimpulkan bahwa walaupun kementerian
pariwisata sudah melakukan berbagai upaya termasuk 4 strategi pemasaran
wonderful Indonesia tersebut namun ternyata tidak berimplikasi terhadap tourist
ariival Indonesia, itu artinya upaya pembangunan Nation Brand Indonesia melalui
strategi diplomasi publik dalam hal ini 4 kegiatan promosi wonderful Indonesia
tersebut jika dilihat dari Aspek Tourist Arrival Nya dapat dikategorikan belum
berhasil.
65
2. Foreign Direct Investment
Foreign Direct Investment (FDI) atau Investasi asing langsung secara umum
diartikan sebagai arus modal internasional dimana sebuah perusahaan atau Individu
dari sebuah negara membuat, atau mendirikan perusahaan baru di negara lain.108
Dalam menentukan target negara yang akan dijadikan objek Investasi,
tentunya Investor dari berbagai negara akan melihat peluang serta efektivitas objek
investasinya salah satu alasan yang juga banyak ditemukan yaitu karena negara
tujuannya memiliki Nation Brand yang baik.109 Seperti yang juga dijelaskan
sebelumnya, bahwa Selain Tourist Arrival, FDI juga dapat dijadikan sebagai alat
untuk melihat keberhasilan upaya Nation Branding sebuah Negara. Semakin tinggi
FDI sebuah negara maka upaya Nation Branding sebuah negara dapat dikatakan
berhasil. Dalam hal ini, FDI akan dijadikan tolak ukur untuk melihat keberhasilan
Pemerintah Indonesia Dalam memaksimalkan seluruh kegiatan promosi wonderful
Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 2018.
Jika dilihat secara umum, dari data BKPM Foreign Direct Investment (FDI)
Ke Indonesia pada tahun 2018 mengalami penurunan yang signifikan jika
dibandingkan dengan tahun 2017. Tercatat bahwa Investasi Langsung di Indonesia
pada Tahun 2017 sebesar Rp. 430.5 Triliun sedangkan pada tahun 2018 Investasi
Langsung di Indonesia sebesar Rp. 392.7 Triliun.
108 Kenneth A Froot, Foreign Direct Investment (University of Chicago Press, 2008), p. 1. 109 Froot, p. 4.
66
Gambar IV.9: Data Foreign Direct Investment (FDI) dan Domestic Direct Invesment (DDI)
Republik Indonesia periode 2017-2018
Sumber: Situs Resmi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kemudian, lebih fokus ke Country Of Origin FDI Indonesia di tahun tersebut
terutama Investasi Langsung asal Jepang. Dari data BKPM terlihat bahwa Jepang
merupakan salah satu negara dengan Investasi Langsung terbesar di Indonesia
setelah Singapura. Tetapi, jika dibandingkan angka Investasi langsung Jepang pada
tahun 2017 dan 2018, terlihat tidak ada peningkatan. Justru terjadi penurunan yang
tidak begitu signifikan.
Dari data tersebut. Pada Tahun 2017 Investasi langsung Jepang ke Indonesia
sebesar US$ 4,996.2 dengan 3,646 Project sedangkan di Tahun 2018, dengan
strategi Kemenpar untuk mempromosikan Nation Brand Indonesia di Jepang yang
telah dijelaskan di Penelitian ini FDI indonesia dari jepang berada di angka US$ 4,
952.77 dengan 3,166 project. Itu artinya Upaya Nation Branding Indonesia di
Jepang yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dapat disimpulkan belum
67
berhasil meningkatkan FDI indonesia di Tahun 2018
Gambar IV.10 Foreign Direct Investment di indonesia berdasarkan negara asal
Sumber: Situs Resmi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kemudian penulis juga membandingkan data dari BPKM dengan data dari
World Bank terkait Foreign Direct Invesment (FDI) yang didapatkan Republik
Indonesia setelah kegiatan promosi Wonderful Indonesia pada tahun 2018 terlihat
jelas bahwa tidak ada pergerakan FDI ke arah yang positif itu artinya Indonesia
belum mampu memaksimalkan kesempatannya pada saat gencar melakukan
kegiatan promosi Wonderful Indonesia di Jepang untuk membangun Nation Brand
nya. Terbukti dari tidak adanya peningkatan FDI di tahun 2018 bahkan cenderung
menurun.
68
Gambar IV.11 : Investasi Asing Langsung Republik Indonesia pada tahun 2017-2018
Sumber : Data World Bank (data.worldbank.org)
Terkait pembahasan di atas mengenai implikasi Penyelenggaraan Kegiatan
Promosi Wonderful Indonesia di Jepang tahun 2018 terhadap Tourist Arrival dan
Foreign Direct Invesment dapat disimpulkan bahwa Upaya Indonesia dalam
mempromosikan pariwisata nya melalui Wonderful Indonesia sebagai Instrumen
diplomasi publiknya dalam membangun Nation Brand belum mendapatkan hasil
yang positif. Hal ini terbukti dari data yang dijelaskan sebelumnya bahwa target
yang telah dibuat pemerintah terkait Tourist Arrival dan Foreign Direct Invesment
keduanya tidak tercapai dan data statistik kedua tolak ukur tersebut jika
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tidak menggambarkan peningkatan yang
signifikan bahkan mengalami penurunan.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penetapan Pariwisata sebagai leading sector telah disampaikan oleh presiden
Joko Widodo dalam rapat terbatas pada tahun 2015 lalu. Pemerintah Indonesia
menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan dalam memperoleh devisa yang
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penerimaan devisa
dari sektor pariwisata digunakan untuk mengukur kontribusi sektor pariwisata
terhadap devisa nasional. Devisa yang dimaksud didapat dan dicatat dari
pengeluaran wisatawan yang berwisata ke destinasi di Indonesia.
Indonesia dalam upayanya meningkatkan citra negara dan meningkatkan
pariwisata, mulai giat melakukan promosi pariwisata dengan mengusung tema
nation branding dengan slogan Wonderful Indonesia. United Nation World
Tourism Organizations (UNWTO) mengakui bahwa sektor pariwisata adalah
sektor unggulan dan merupakan salah satu kunci penting untuk pembangunan
wilayah di suatu negara dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata, menjadikan sektor pariwisata
sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan usaha dan infrastruktur. Pariwisata menjadi penyumbang devisa,
PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. Pada tahun 2018 sektor pariwisata telah
memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 5,25%, dengan jumlah
devisa sebesar 229,50 Triliun rupiah dan menyerap 12,7 juta tenaga kerja di sektor
70
pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 15,81 juta
kunjungan dan 303,4 juta perjalanan wisatawan nusantara.110
Pariwisata Indonesia diartikan sebagai media dalam melaksanakan diplomasi
publik. Dalam diplomasi publik, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Pariwisata Indonesia menyampaikan pesan langsung dan tidak langsung kepada
masyarakat Jepang guna meningkatkan nation branding di bidang pariwisata.
Pemerintah Indonesia dalam penelitian ini menggunakan Wonderful Indonesia
sebagai brand pariwisata dalam menarik wisatawan Jepang.
Pada April 1958, Indonesia menjalin hubungan bilateral dengan Jepang.111
Kemudian pada Juni 2003, Indonesia dan Jepang mengumumkan kerjasama melalui
pariwisata.112 Kedua negara tersebut mempunyai tujuan dalam rangka memperkuat
landasan Kerjasama di berbagai bidang, khususnya di bidang Pariwisata. Hingga
tahun 2018, Indonesia dan Jepang sudah menjalin hubungan Kerjasama bilateral
selama 60 tahun. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam meningkatkan hubungan Kerjasama khususnya pada sektor pariwisata.
Penggunaan konsep Diplomasi Publik dan Nation Branding dipilih sebagai
konsep yang relevan untuk menganalisa strategi diplomasi Pemerintah Indonesia
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan asal Jepang tahun 2018.
Peningkatan level awareness terhadap pariwisata Indonesia dapat diperoleh
dengan mengadaptasi konsep Simon Anholt. Konsep Anholt mengedepankan
110 ‘Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata 2019’, 2019 <https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-
akuntabilitas-kinerja-kemenparekrafbaparekraf>. 111 ‘Public_Diplomacy_-_A_Conceptual_Framework_-_Joumane_Chahine’. 112 ‘Kementerian Pariwisata Republik Indonesia’, 2015, <http://www.kemenpar.go.id/> [accessed 20
September 2020].
71
strategi bangsa dimana Indonesia menerapkan Marketing Framework, kemudian
substansinya ditetapkan sebagai kebijakan Indonesia di bidang pariwisata.
Kebijakan tersebut tercermin dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009. Baik
strategi maupun substansinya saling terkait untuk mewujudkan Wonderful
Indonesia sebagai simbol tindakan. Karenanya, simbol tindakan akan berdampak
pada peningkatan reputasi. Reputasi yang meningkat berarti nation branding
Indonesia semakin meningkat. Peningkatan nation branding akan menyebabkan
semakin banyaknya wisatawan yang datang dari Jepang. Strategi tersebut
memberikan dampak positif melalui pariwisata Indonesia; dibuktikan dengan
Program Festival, Program Family Trip, Program Sale Mission dan Program
Pameran Wonderful Indonesia yang diadakan di Jepang pada tahun 2018.
Dalam penelitian ini telah dipaparkan strategi diplomasi publik pemerintah
Indonesia dalam upaya meningkatkan kujungan wisatawan Jepang tahun 2018.
Upaya yang pertama yaitu melalui program Festival Wonderful Indonesia pada
tahun 2018 yang diselenggarakan di Nagoya, Jepang dalam rangka memperingati
hubungan diplomatik Indonesia-Jepang ke 60 tahun. Kegiatan ini merupakan
kegiatan yang diselenggarakan dengan tujuan memperkenalkan kekayaan budaya
serta mempromosikan destinasi wisata di Indonesia melalui event pertunjukan seni
musik dan kuliner.113
Di dalam kegiatan ini juga terdapat booth wonderful Indonesia yang sangat
menarik dan dapat dikunjungi oleh para wisatawan Jepang. Selain itu, masyarakat
Jepang yang hadir juga menyempatkan untuk menonton penampilan Malang
113 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’.
72
Carnival yang menampilkan tarian khas Indonesia. Para pengunjung juga dapat
berfoto dengan latar belakang logo wonderful Indonesia dan setelah itu
mendapatkan souvenir berupa postcard dan goodie bag.
Dari hasil laporan kegiatan yang dibuat oleh kemenpar, total pengunjung ke
booth Wonderful Indonesia selama 3 hari kegiatan diperkirakan mencapai sekitar
2.000 pengunjung. Kebanyakan dari pengunjung berusia antara 18-40 tahun.114
Upaya yang selanjutnya yaitu mengadakan program famtrip atau
Familiarization Trip. Tujuan kegiatan ini juga sama yaitu mempromosikan
pariwisata Indonesia dengan cara mengenalkan destinasi – destinasi unggulan yang
ada di Indonesia kepada peserta Famtrip yang diharapkan ke depannya peserta
dapat memperkenalkan, mengeksplor membuat dokumentasi tentang destinasi
unggulan Indonesia. Selain itu, peserta juga dapat mengetahui informasi terbaru
seputar pariwisata Indonesia dengan berkunjung langsung kedestinasinya.115
Salah satu nya yaitu Program Famtrip Golf Saitama TV Jepang ke Bogor,
Jakarta dan Tangerang tanggal 9 – 11 Maret 2018. Kegiatan dari kementerian
pariwisata ini diikuti oleh TV Saitama. Kegiatan ini merupakan shooting program
dari Saitama TV dengan judul “Big Sugi Step Up Golf” dimana isi dari program ini
adalah pelatihan bermain golf/coaching clinic oleh Mr. Hideyo Sugimoto kepada
pegolf amatir. Selain berisi pelatihan bermain golf, tujuan program ini juga
mengenalkan lapangan-lapangan golf yang menjadi tempat shooting program
tersebut yaitu Rainbow Hills di Sentul, Senayan National Golf Club di Jakarta dan
114 ‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata, Laporan Consumer Selling Pada Indonesia Week 2018’. 115 ‘Situs Resmi Kemenpar, Laporan Perjalanan Wisatawann Pengenalan Jepang’.
73
Dami Indah Golf di BSD, Tangerangg. Kemenpar juga menegaskan bahwa kegiatan
ini akan terus dilanjutkan setiap tahunnya karena event ini dapat dimanfaatkan
untuk promosi destinasi lapangan-lapangan golf yang ada di Jakarta, Bogor dan
Tangerang kepada masyarakat Jepang.116
Dan dua program yang terakhir, yang juga termasuk kedalam strategi
diplomasi pubik Indonesia yaitu Sales Mission dan Pameran. Sales Mission sendiri
merupakan kegiatan promosi pariwisata yang dilaksanakan di Jepang dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara khususnya Jepang
dengan memfasilitasi industri Travel Agent, hotelier, atraksi wisata dalam negeri
(sebagai seller) untuk melakukan kontak bisnis (business matching) dengan industri
TA luar negeri (sebagai buyer) atau dengan komunitas tertentu dalam sebuah
mekanisme Table Top Meeting.
Salah satu nama kegiatannya yatiu Marine Diving Fair yang merupakan
event pameran diving terbesar di Jepan dan juga merupakan tempat berkumpulnya
para pengelola berbagai destinasi wisata selam di seluruh dunia, perusahaan
penyedia peralatan selam, dan para diver. Pameran ini diselenggarakan pada
tanggal 6 sampai dengan 8 April 2018, bertempat di Sunshine City Convention
Center, Ikebukuro, Tokyo, Jepang. Tahun ini penyelenggaraannya telah memasuki
tahun ke-26, dengan jumlah pengunjung mencapai 50.598 orang. Jumlah
pengunjung pada tahun ini meningkat 0,96% dari tahun sebelumnya sebanyak
50.115 orang.117
116 Laporan UKP4 Fam Trip Golf Saitama TV Jepang. 117 Laporan UKP4 Sales Mission Jepang (Marine Diving Fair) 2018.
74
Yang terakhir yaitu Pameran, suatu kegiatan promosi pariwisata yang juga
dilakukan oleh Kementerian Pariwisata di Jepang dalam rangka meningkatkan
jumlah kunjungan wisman dengan memfasilitasi business table bagi TA/TO,
hotelier, atraksi wisata Indonesia (sebagai co-exhibitor/seller) untuk melakukan
kontak bisnis dengan DMC/DMO, TA/TO, dan hotelier Internasional (sebagai
buyers). Pada tahun 2018, partisipasi pada pameran pariwisata terbesar
menonjolkan kapal Pinisi sebagai tema besar dan focal point pada setiap booth
Indonesia di mancanegara.118 Tema tersebut memiliki filosofi menggambarkan
Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim terbesar di dunia, dimana
salah satu budaya maritim nenek moyang yang masih dilestarikan hingga kini di
Bulukumba, Sulawesi Selatan adalah kapal Pinisi. Sedangkan di Jepang sendiri
pameran yang diikuti oleh Kementerian Pariwisata yaitu Tourism Expo Japan.
Kementerian Pariwisata kembali berpartisipasi pada pameran pariwisata Tourism
Expo Japan tanggal 20 – 23 September 2018. Peserta yang berpartisipasi sejumlah
37 industri pariwisata yang terdiri dari Tourism Agent, Golf Operator,Tourist
Transport dan Airlines dari berbagai provinsi. Dalam kesempatan ini juga
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memperoleh penghargaan “Regional
Category Awards” karena prestasi pembuatan dan promosi film hasil kerja sama
Indonesia – Jepang “Umi wo Kakeru/Man from the Sea” di Aceh dan juga
penyelenggaraan event olahraga “Jakarta Marathon” yang selalu konsisten setiap
tahun. Berdasarkan hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata
118 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, p. 32.
75
tahun 2018, selama 4 hari acara pameran berlangsung jumlah pengunjung yang
datang ke booth Wonderful Indonesia sebanyak 207.000 pengunjung.119
Branding Wonderful Indonesia dipandang sebagai cara yang efektif untuk
menarik wisatawan mancanegara khususnya wisatawan Jepang. Berdasarkan
Kementerian Pariwisata RI, pertimbangkan verifikasi efektivitas dan promosi
terhadap negara yang fokus pada pasar utama, termasuk Jepang yang perlu
ditingkatkan. Tujuan Wonderful Indonesia adalah untuk meningkatkan kesadaran
pariwisata Indonesia di mancanegara. Tentunya dengan keberhasilan yang
diusulkan tersebut akan berdampak pada kunjungan wisatawan Jepang ke
Indonesia.
Secara keseluruhan kombinasi strategi, substansi, dan aksi simbol dapat
meningkatkan reputasi wisatawan Indonesia di seluruh Jepang. Selain itu dengan
Wonderful Indonesia dapat meningkatkan citra negara dan memperkuat
implementasi diplomasi publik Indonesia di bidang pariwisata. Didukung oleh
penjelasan sebelumnya, Indonesia dapat mempromosikan negaranya melalui
pariwisata yang dibuktikan dengan jumlah wisatawan Jepang yang berkunjung ke
Indonesia selalu meningkat dari tahun 2016 hingga 2017. Meskipun demikian,
jumlah wisatawan Jepang menurun pada tahun 2018, namun penurunan tersebut
tidak terlalu signifikan yaitu sekitar 2,3%. Jadi, strategi yang dilakukan
Kementerian Pariwisata Indonesia belum berhasil meningkatkan kunjungan
wisatawan Jepang pada tahun 2018.
119 KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’, p. 36.
76
B. Saran
Strategi diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata RI
sebenarnya sudah cukup masif, namun penulis berharap pemasaran kegiatan
tersebut dapat diperluas setiap tahunnya agar masyarakat Jepang semakin banyak
yang mengetahui bahwa ada event-event tersebut. Pada tahun-tahun selanjutnya,
upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia yaitu dengan cara
meningkatkan kerjasama nya dengan masyarakat Indonesia yang ada di
mancanegara terutama di Jepang, hal ini dilakukan agar penyebaran informasi dapat
diperluas. Berbagai cara dapat dilakukan oleh masyarakat yang ikut andil dalam
mempromosikan pariwisata Indonesia seperti misalnya dengan mengekspos
keindahan wisata alam yang dimiliki Indonesia di Media Sosial mereka, strategi ini
mungkin dapat dinilai sebagai kegiatan yang paling efektif karena masyarakat dapat
berbaur langsung dengan masyarakat Jepang. Pemerintah Indonesia harus
memperhatikan infrastruktur yang dapat memfasilitasi wisatawan Jepang yang
datang ke Indonesia, agar para wisatawan Jepang merasa aman dan nyaman ketika
berkunjung ke Indonesia.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anholt, Simon, Competitive Identity (Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2007)
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003)
Froot, Kenneth A, Foreign Direct Investment (University of Chicago Press, 2008)
Ismayanti, Pengantar Pariwisata (Bandung: Alfabeta, 2002)
<http://books.google.com/books?id=Kzxaq1D5-RcC&pgis=1>
Kodyat, H, Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996)
Melissen, J, Public Diplomacy Between Theory and Practice (California: Rand
Corporation, 2006)
Melissen, See Jan, The New Public Diplomacy: Soft Power in International
Relations (Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2005)
Monaghan, Kelly, Home-Based Travel Agent. 5th Edition. The Intrepid, 2006
Muljadi, A.J, Kepariwisataan Dan Perjalanan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
Nishihara, Masashi, Hubungan Indonesia-Jepang 1951-1966. (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1994)
———, ‘The Japanese and Soekarno’s Tokyo Jakarta Relation 1951-1966’,
Center for Southeast Asian Studies, University of Kyoto, 1976
Picard, Michel, Bali ; Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata (Jakarta: KPG
(Kepustakaan Populer Gramedia), 2006)
Poesponegoro, Marwati Djoened, Sejarah Nasional Indonesia V (Jakarta: Balai
Pustaka, 1984)
Sanapiah, Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Shiraishi, Takashi, Orang Jepang Di Koloni Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 1998)
xiv
Simanjuntak, Bungaran Antonius, Flores Tanjung, and Rosramadhana Nasution,
Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), II
Sunjayadi, Achmad, Vereeniging Toeristen Verkeer Batavia (1908-1942) Awal
Turisme Modern Di Hindia Belanda (Depok: FIB UI, 2007)
Suryadinata, Leo, Politik Luar Negeri Indonesia Di Bawah Suharto (LP3ES,
1998)
Yoeti, Oka A., Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Penerbit Angkasa, 1996)
Jurnal
Anholt, Simon, ‘Beyond the Nation Brand: The Role of Image and Identity in
International Relations, Exchange: The Journal of Public Diplomacy’, 2011
———, Competitive Identity (Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2007)
———, ‘Nations-Brands of the Twenty-First Century’, Journal of Brand
Management, 5 (1998)
———, Places: Identity, Image and Reputation, Places: Identity, Image and
Reputation (London: Palgrave Macmillan, 2016)
<https://doi.org/10.1007/978-0-230-27149-4>
———, ‘Policy Advisor, Superbrands: What Is a Nation Brand?’, 2002
Bandoro, Bantarto (ed.), Hubungan Luar Negeri Indonesia Selama Orde Baru,
(Jakarta: CSIS, 1994)
‘BBC Indonesia. Ekonomi Di Bawah Orde Baru’, 2008
<http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2008/01/080127_suhartoec
onomy.shtml> [accessed 20 September 2020]
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003)
English, Official, and El Salvador, ‘Treaty of Peace with Japan ( with Two
Declarations ). at San Francisco , on 8 September 1951 Signed Traité de Paix
Avec Le Japon ( Avec Deux Déclarations ). Signé à San-Francisco , Le 8
Septembre 1951 United Nations — Treaty Series 1832 . TREATY 1 OF
PEAC’, 1952
Froot, Kenneth A, Foreign Direct Investment (University of Chicago Press, 2008)
‘Indonesia-Jepang Tandatangani Kerjasama Pariwisata’, 2003
<https://nasional.tempo.co/read/20571/indonesia-jepang-tandatangani-
kerjasama-pariwisata/full&view=ok>
Indonesia, Kedutaan Jepang di, ‘Hubungan Bilateral Indonesia - Jepang’,
Kedutaan Besar Jepang Di Indonesia, 2020 <https://www.id.emb-
japan.go.jp/birel_id.html> [accessed 1 July 2020]
Indonesia, Republic Of, ‘Wonderful Indonesia’, 2016
Ismayanti, Pengantar Pariwisata (Bandung: Alfabeta, 2002)
<http://books.google.com/books?id=Kzxaq1D5-RcC&pgis=1>
xv
James, Alan, ‘Diplomacy. The Dialogue Between States. Adam Watson. Eyre
Methuen.’, International Relations, 7 (1982), 2242–43
<https://doi.org/10.1177/004711788200700408>
Joint Announcement On Tourism Cooperation Beetween Japan And The Republic
Of Indonesia, 2003 <https://www.mofa.go.jp/region/asia-
paci/indonesia/pv0306/tourism.pdf>
Kamboja, Kedutaan Besar Republik Indonesia Kerajaan, ‘“Wonderful Indonesia”
Bergabung Di ASEAN Tourism Forum 2011’
‘Kedutaan Jepang Di Indonesia, Hubungan Bilateral Indonesia -Jepang’
<https://www.id.emb-japan.go.jp/itprtop_id/index.html> [accessed 11
September 2020]
Kemenpar, ‘Pedoman Aplikasi Brand & Design’, 2016
<https://www.indonesia.travel/content/dam/indtravelrevamp/en/brand-
guidelines/brand-guideline.pdf> [accessed 15 September 2020]
KEMENPAR, ‘Laporan Akuntabilitas Kinerja Kemenpar Tahun 2018’,
Kemenpar, 53 (2018), 1689–99
———, ‘Logo Wonderful Indonesia Dan Pesona Indonesia’, 2014
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=6&id=2026> [accessed 11
September 2020]
———, ‘Logo Wonderful Indonesia Dan Pesona Indonesia’, 2014
<http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=6&id=2026>
‘Kemenparekraf Mereposisi Logo Wonderful Indonesia’, 2012
<https://www.kemenparekraf.go.id/index.php/post/kemenparekraf-
mereposisi-logo-wonderful-indonesia> [accessed 1 September 2020]
‘Kementerian Pariwisata : A Brief Handbook of Wonderful Indonesia New Logo
2019’
<https://issuu.com/gilangandika/docs/gsm_brand_wonderful_indonesia_201
9>
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, ‘Jepang Merangkap Federasi
Micronesia: Hubungan Bilateral Indonesia Dengan Jepang’
———, 2015
Kodyat, H, Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996)
‘Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata 2019’, 2019
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-akuntabilitas-kinerja-
kemenparekrafbaparekraf>
Laporan UKP4 Fam Trip Golf Saitama TV Jepang, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-fam-trip-golf-saitama-
tv-jepang>
Laporan UKP4 Sales Mission Diving Jepang 2018, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-sales-mission-diving-
jepang-2018>
Laporan UKP4 Sales Mission Jepang (Marine Diving Fair) 2018, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-sales-mission-jepang-
marine-diving-fair-2018>
Leonard, Mark, Diplomacy by Other Means (London: The Foreign Policy Centre,
xvi
2002)
Lonely Planet, ‘Destination Indonesia’, Lonely Planet
<http://media.lonelyplanet.com/shop/pdfs/indonesia-9-getting-started.pdf>
[accessed 1 September 2020]
Melissen, J, Public Diplomacy Between Theory and Practice (California: Rand
Corporation, 2006)
Melissen, See Jan, The New Public Diplomacy: Soft Power in International
Relations (Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2005)
Monaghan, Kelly, Home-Based Travel Agent. 5th Edition. The Intrepid, 2006
Muljadi, A.J, Kepariwisataan Dan Perjalanan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009)
Murrow, E, Introduction : Why Public Diplomacy ? (London: The Foreign Policy
Centre, 2002)
‘“Nation Brand Explained”’ <https://www.cfr.org/backgrounder/nation-branding-
explained> [accessed 10 July 2020]
Nishihara, Masashi, Hubungan Indonesia-Jepang 1951-1966. (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1994)
———, ‘The Japanese and Soekarno’s Tokyo Jakarta Relation 1951-1966’,
Center for Southeast Asian Studies, University of Kyoto, 1976
Pangastoeti, Sri, ‘Dari Kyuushuu Ke Ran’in: Karayuki-San Dan Prostitusi Jepang
Di Indonesia (1885-1920)’, Humaniora, 21 (2009), 138–49
<https://doi.org/10.22146/jh.v21i2.962>
Picard, Michel, Bali ; Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata (Jakarta: KPG
(Kepustakaan Populer Gramedia), 2006)
Poesponegoro, Marwati Djoened, Sejarah Nasional Indonesia V (Jakarta: Balai
Pustaka, 1984)
Prihandoko, ‘“Pariwisata Indonesia Siap Bersaing Kalahkan Malaysia-Thailand”’
‘Public_Diplomacy_-_A_Conceptual_Framework_-_Joumane_Chahine’
Sanapiah, Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Shiraishi, Takashi, Orang Jepang Di Koloni Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 1998)
Simanjuntak, Bungaran Antonius, Flores Tanjung, and Rosramadhana Nasution,
Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), II
‘Situs Resmi Kemenpar, Laporan Perjalanan Wisatawann Pengenalan Jepang’
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-perjalanan-wisata-
pengenalan-jepang>
‘Situs Resmi Kemenpar, Perjalanan Wisata Pengenalan Jepang’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-perjalanan-wisata-
pengenalan-jepang>
‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata, Laporan Consumer Selling Pada Indonesia
Week 2018’, 2018 <https://www.kemenparekraf.go.id>
‘Situs Resmi Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI’, 2018
<https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-festival-wonderful-
indonesia-di-jepang> [accessed 14 October 2020]
———, 2018 <https://www.kemenparekraf.go.id/post/laporan-ukp4-festival-
wonderful-indonesia-di-hibiya-park> [accessed 13 October 2020]
xvii
SK Mentri VITO.Pdf
Sunjayadi, Achmad, Vereeniging Toeristen Verkeer Batavia (1908-1942) Awal
Turisme Modern Di Hindia Belanda (Depok: FIB UI, 2007)
Suryadinata, Leo, Politik Luar Negeri Indonesia Di Bawah Suharto (LP3ES,
1998)
Szondi, Gyorgy, ‘Public Diplomacy and Nation Branding: Conceptual Similarities
and Differences’, International Relations, Internatio (2008), 1–52
<http://www.peacepalacelibrary.nl/ebooks/files/Clingendael_20081022_pap
_in_dip_nation_branding.pdf>
Teslik, Lee Hudson, ‘Nation Branding Explained’, Place Branding, 2007, 1–5
<https://www.cfr.org/backgrounder/nation-branding-explained> [accessed 13
September 2020]
UNESCO, ‘Sri Lanka - Properties Inscribed on the World Heritage List’, Unesco,
2016
‘Visit Indonesia 2008’ <http://www.tourismindonesia.com/2007/12/visit-
indonesia-year-2008-officially.html> [accessed 12 September 2020]
Wang, Jay, ‘Public Diplomacy and Global Business’, Journal of Business
Strategy, 27 (2006), 41–49 <https://doi.org/10.1108/02756660610663826>
‘Wisata Bawah Air , Solusi Menarik Wisatawan Jepang’, 2018
<https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180405114441-269-
288458/wisata-bawah-air-solusi-menarik-minat-wisatawan-jepang>
Yoeti, Oka A., Pengantar Ilmu Pariwisata (Bandung: Penerbit Angkasa, 1996)
xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1:
Narasumber wawancara: Bapak Dadang Djatnika
Hasil Wawancara
Wawancara dengan Bapak Dadang Djatnika, beliau merupakan Kepala
Subdirektorat Pemasaran Pariwisata Regional II Area III Wawancara dilakukan di
Kantor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 18 Agustus
2020 pukul 10.57 WIB.
1. Kemenpar mempunyai tugas dalam mempromosikan pariwisata
Indonesia di mancanegara, apa saja upaya yang sudah dilakukan oleh
kemenpar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara
khususnya Jepang?
Kalau kegiatan promosi yang kita lakukan disana ada 4 macam, kegiatan
pameran, kegiatan sales mission (penjualan), famtrip, dan terakhir festival. Ada
beberapa jenis festival juga termasuk festival kebudayaan, seni baik yang
diadakan oleh pemerintah jepang sendiri maupun pemerintah Indonesia.
Mereka pemerintah Jepang membuat dan menjadwalkan dan Indonesia
diundang sebagai Peserta, atau misalnya kita melakukan kegiatan festival kita
sendiri yang diadakan di Jepang. Dan festival yang diadakan oleh Jepang itu
khusus untuk Diplomasi. Jadi kita mengadakan Festival Indonesia di Jepang
dalam rangka menerapkan dan mencitrakan Indonesia itu seperti apa dari sisi
kebudayaan dari sisi musik dan kulinernya.
2. Menurut kemenpar sendiri, sebenarnya apa itu Nation Brand? Dan
seberapa penting negara perlu membangun Nation Brand nya?
Nation Brand itu penting sekali keberadaannya sebagai bentuk pencitraan
identitas bangsa, artinya dengan branding wonderful Indonesia itu ada hal
lainnya seperti wonderful kuliner, wonderful destinasi dan wonderful filosofi
atau pola hidup/gaya hidup. Sekarang dengana adanya kementerian baru diganti
menjadi Topful Indonesia. Sebetulnya pengertian wonderful Indonesia itu
sangat dalem artinya termasuk wonderful kuliner, culture, dan destinasi. Jadi
ingin mencoba mendeskripsikan kepada masyarakat luar bahwa Indonesia itu
wonderful dan kaya dengan budaya, kaya dengan seni, kaya dengan kuliner dan
destinasi yang beragam di 33 propinsi. Jadi penting sekali keberadaan dari
xix
wonderful Indonesia ini karena begitu orang melihat ini identik dengan
Indonesia.
3. Strategi apa saja yang digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam membangun
Nation Brand nya? Apakah itu efektif?
Strategi yang dilakukan di setiap negara bentuknya sama yaitu 4 kegiatan pokok yaitu
partisipasi di pameran kemudian sales mission,festival dan juga kita melakukan famtrip,
famtrip itu wisata pengenalan jadi kita mengundang siapa saja misalnya para pengambil
keputusan seperti travel agent dari negara tertentu untuk datang melihat langsung ke
destinasi secara dari dekat sehingga diharapkan nantinya ketika mereka pulang mereka
akan menceritakan dan membuat paket paket wisata dan akan menjualnya, jadi kita pada
saat melakukan famtrip misalnya kita mengundang 5 orang travel agent, 5 orang media
atau 5 orang influencer tujuannya adalah mereka akan menceritakan mereka akan
mengupload di sosial media tentang Indonesia agar masyarakat luar tau Indonesia seperti
apa, pada akhirnya kita harapkan para travel agent akan membuat paket paket wisata ke
Indonesia, jadi kita mengundang mereka tidak tanpa tujuan melainkan untuk promosi. Agar
travel agent dapat membuat paket paket wisata. Kalau misalnya yang diundang wartawan
atau media, mereka bisa mempublikasikan di media mereka baik offline ataupun online.
4. Bagaimana Posisi Nation Brand Indonesia saat ini di dunia Internasional?
Sebenarnya posisi kita tuh berada di bawah Thailand, dibawah Malaysia dan negara negara
lainnya yang merupakan pesaing kita. Nah tapi sekarang tuh kita berada diatas mereka
dengan adanya promosi yang gencar dan terpadu menyebabkan citra atau pencitraan Logo
wonderful Indonesia ini meningkat dan sudah terkenal di dunia karena kita melakukannya
dengan banyak hal baik di media offline ataupun media online, maupun media luar ruang
seperti billboard, itu adalah bagian dari kegiatan pencitraaan atau awareness kita untuk
masyarakat jepang, jadi disana tidak ada unsur menjual tetapi lebih pada unsur
mempublikasikan wonderful Indonesia, nanti juga ada kegiatan branding, advertising dan
kegiatan selling, itu masuk kegiatan branding dan tidak ada unsur menjual dan nanti diikuti
kegiatan unsur advertising. Jadi selalu urutannyaa 3, branding, advertising, selling.
5. Apa Tugas Pokok dan fungsi kemenpar khususnya dalam pengembangan
pemasaran pariwisata di luar negeri khususnya Jepang?
Tugas pokok kita adalah mempromosikan destinasi Indonesia ke masyarakat jepang agar
mereka menjadi paham tentang destinasi di Indonesia dan diharapkan pada saatnya mereka
memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia tujuannya adalah untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan jepang ke indonesiajadi tujuan promosi adalah ya tadi
kalau misalnya branding itu kita mencitrakan branding Indonesia itu seperti apa kemudian
advertising itu mengiklankan dengan paket paket dan kemudian selling itu menjual paket
paket, kan skrg destinasi nya banyak ya di Indonesia, skrg ada 5 paket destinasi super
prioritas jadi intinya adalah kita mempromosikan pariwisata Indonesia ke masyarakat
jepang agar mereka paham dan mereka berminat untuk datang ke Indonesia.
6. Apa itu VITO dan bagaimana perannya dalam membantu kemenpar dalam
mempromosikan pariwisata Indonesia?
Nah yang mempunyai kebijakan untuk melakukan kegiatan branding ini adalah deputi
bidang pemasaran dikerjasamakan dengan VITO (Visit Indonesia Tourism Office) yang
ada di berbagai negara termasuk di Jepang, kita ikutkan mereka, kita minta
pendapatnya,karena mereka yang mengenal pasar, kira kira bentuk kegiatan misalnya
xx
seperti pameran yang terbaik itu atau yang terbesar itu kegiatan apa yang sebaiknya kita
ikuti, kemudian festival apa yang perlu kita lakukan atau yang perlu kita ikuti untuk sales
mission, nah utk sales mission kan kita mengundang travel agaent, nah biasanya travel
agaent itu sumbernya dari VITO itu untuk menyampaikan kepada kita mana mana saja atau
travel agent mana saja yang menjual ttg Indonesia, Vito merupakan organisasi tersendiri
yang kita ajak untuk melakukan kegiatan promosi Indonesia dan kita bayar, jadi mereka
adalah pihak swasta yang ada di negara negara tertentu yang memang kompeten untuk
melakukan promosi Indonesia disana, jadi mereka mempunyai tugas tugas diantaranya
membuat analisis pemasaran kemudian mereka melaporkan mengenai kegiatan pemasaran
mereka disana dan membuat summary dan weekly report setiap minggu nya yang isinya
membahasa mengenai competitor analisis bagaimana kegiatan kegiatan yang dilakukan
oleh competitor kita, jadi VITO itu harus tau dan VITO melaporkan nya kepada kita di
keemnpar dan kemudian kita evaluasi. VITO itu sebetulnya kalau dilihat si sejak tahun
2010, dulu Namanya ITPO secara fisik itu memang pejabat yang ditugaskan dari kemenpar,
namun waktu krisis ekonomi kita akhirnya putuskan untuk tidak memasang kantor seperti
kedutaan lagi tetapi kita sekarang lebih ke menghayat org org tertentu atau kantor tertentu
untuk melakukan promosi Indonesia.
7. Bagaimana dampak promosi pemasaran pariwisata di Jepang terhadap Tourism
Arrival Indonesia?
Selama beberapa tahun terakhir ini ya branding wonderful Indonesia sudah meningkat
artinya dengan kegiatan atau dengan frekuensi festival, pameran, sales mission maupun
famtrip yang kita lakukan itu membuahkan hasil dan itu ada hasil kajiannya kita meningkat
dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand. Jadi kegiatan yang sudah dilakukan kemenpar lumayan sangat berdampak terhadap tourism ariival di Indonesia.
8. Bagaimana Kondisi perkembangan pariwisata Indonesia saat ini? Mengingat di
tahun 2020 ini kita semua sedang dilanda oleh Virus Covid 19?
Kalau 2020 ini karena memang masa pandemi otomatis border dan perbatasan kita blm
terbuka ya mereka atau setiap negara masing- masing protect ya perbatasannya terhadap
masuknya apakah itu wisatawan, mngkin skrg ada beberapa negara yang sudah mulai
membuka untuk pengunjung termasuk pengusaha dari china, korea, untuk pengusaha ya
dan tujuan bisnis dan tenaga ahli ya tapi bukan untuk wisatawan dan itu juga diatur jumlah
kunjunganyya seperti pengusahan kan jelas kan tujuannya adalah untuk usaha. Indonesia
sendiri di bali skrg blm buka dan gubernur bali menyatakan sekitar September akan
kembali membuka nya tetapi ada pernyataan lagi kita baru akan dibuka di awal 2021. Kita
sekarang fokus ke wisatawan lokal agar kegiatan ekonomi tetep tumbuh.
xxi
Dokumentasi Wawancara:
Foto: Penulis dan Bapak Dadang Djatnika beserta staff nya usai melaksanakan wawancara di
Gedung Kemnpar