STRATEGI KOMUNIKASI PAGUYUBAN POS INDONESIA CILEDUG DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM TERHADAP KARYAWAN PT. POS INDONESIA
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Disusun Oleh :
Trisaka Octarian 1112051000130
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1440 H / 2019 M
i
ABSTRAK
Nama : Trisaka Octarian (1112051000130) Strategi Komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Agama Islam Terhadap Karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
Pencapaian sebuah perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dicapai. Pada pelaksanaannya dibutuhkan beberapa faktor yang mendukung, seperti sumber daya manusia yang baik. Dalam membangun sumber daya manusia yang baik perlu dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan nilai-nilai agama. Nilai agama dipandang penting, karena memiliki nilai-nilai integritas.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana strategi komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam terhadap karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan? Apa model perencanaan strategi komunikasi Paguyuban Pos Indonesia dalam meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama Islam terhadap pegawai PT Pos Indonesia Jakarta Selatan?
Teori dalam penelitian ini mengacu pada teori Hafied Cangara yang mengatakan bahwa strategi komunikasi meliputi lima tahap yaitu: penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Onong Uchjana Effendy menjelaskan strategi komunikasi sebagai paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskrptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku. paradigma penelitian yang digunakan ialah paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat dan budaya.
Hasil penelitian ini menampilkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan Paguyuban Pos Indonesia Ciledug adalah dengan mengadakan kegiatan majelis taklim dan kegiatan sosial. Dalam menjalankan strategi tersebut, PPIC melalui lima tahapan: pertama, tahap penelitian, perumusan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan.
Kata kunci: Strategi, Komunikasi, PT. Pos Indonesia, Nilai-nilai agama Islam
ii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang selalu mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi
Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC) dalam
Mengimplementasikan Nilai-nilai Agama Islam Terhadap
Pegawai PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan”. Shalawat serta
salam semoga tercurah bagi junjungan besar Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umat manusia kepada jalan kebenaran.
Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun
guna memenuhi salah sau persyaratan yang telah ditentukan dalam
menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam hal ini, penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
mampu terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain yang telah
memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi baik secara moral
maupun material. Oleh karenanya, penulis hendak menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, MSW.
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Sihabuddin
Noor, M.A. selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
iv
Umum, serta Drs. Cecep Sastrawijaya, MA. selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Dra. Armawati M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Dr. Edi Amin S.Ag. M.A selaku
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. Gun Gun Heryanto M.Si, selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu mengarahkan seluruh
mahasiswa untuk mengikuti seluruh kegiatan akademik.
4. Zakaria, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan,
arahan serta inspirasi yang amat berharga bagi penuis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan berbagai pengarahan,
pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama dalam
masa perkuiahan.
6. Segenap Pimpinan serta Karyawan dan Tenaga
kependidikan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
melayani penulis dalam menggunakan bukubuku serta
literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi
ini.
7. Kepada orang tua ku tercinta, Warno Wahyuning Widodo,
SE dan Dwisuci Nugraheni, SE, yang selalu mendoakan,
menjadi inspirasi serta memberikan dukungan baik secara
moral maupun material kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
v
8. Keluarga Besar PPIC khususnya Sa’ali dan Cing Ali selaku
narasumber dari Paguyuban Pos Indonesia Ciledug, terima
kasih atas bantuannya hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
9. Nandi Hidayat, SE, MM. tr selaku narasumber dan Wakil
Kepala Bidang Umum Kantor Pos Indonesia Jakarta
Selatan, terima kasih atas bantuan dan informasi yang
diberikan kepada penulis, guna menyelesaikan skripsi
penulis.
10. Kakak saya Elang Wiedo Anggara dan Lenggar Wiedo
Wicaksana, kemudian adik saya Tasya Rizki Salsabila dan
Daffa Ihza Kurniawan beserta seluruh anggota keluarga
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Vivi Fitria Hartomo sahabat sepanjang masa yang selalu
ada di saat suka maupun duka.
12. Ahmad Hilman Zulfahmi, Rahmat Agung Aditya yang
selalu hadir memberikan bimbingan dan menjadi sahabat
terbaik di kehidupan penulis, berkat mereka maka skripsi
ini pun bisa terselesaikan Kawan senasib sejak semester
awal KPI E, Ridho Fallah Adli, Giovanni, Akbar
Ramadhan, Ferdy Rizky, Muhammad Ridho Adriansyah,
Fahmi Syamsyi Sabani, M. Aidillah, Taufik Abdullah, Arif
Syahrizal, Muhammad Arif Faturahman, Achmad Faizal
Riwanto, Akbar Ramadhan, Milki Amirussaleh yang selalu
berbagi kesulitan maupun kebahagiaan.
vi
13. Teguh Priyanto, Muhammad Reza Riansyah, Aryo Rizki
Nugroho, Reyhan Mulya, Vincentius Jeff, Daus Sebagai
sahabat yang selalu memberikan keceriaan serta masukan.
14. Rekan-rekan Karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan,
Muhammad Irwan Rangga Saputra, Rendra Riswanto,
Anwar Kristanto, Dimas Nugroho, Flanggi Akbar yang
selalu membantu dalam memberikan informasi dan canda
tawa.
15. Keluarga Besar KPI angkatan 2012 serta kakak-kakak
senior dan adik-adik junior yang sudah memberikan
inspirasi kepada peneliti.
16. Keluarga Besar KKN Katalis 2015 serta Keluarga Besar
Desa Sirnagalih semoga tali silaturahmi tetap tersambung
diantara kita.
17. Orang-orang yang telah memberikan dukungan dan
membaca skripsi ini, mohon maaf belum dapat saya
cantumkan namanya.
Penulis berharap semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikianlah
pengantar yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis mohon
maaf jika terdapat kesalahan penulis dalam skripsi ini.
Jakarta, 28 April 2019
Trisaka Octarian
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................. vii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 7
D. Metodologi Penelitian ....................................................... 8
1. Metode Penelitian ....................................................... 8
2. Subjek dan Objek Penelitian ..................................... 10
3. Tahapan Penelitian .................................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ..................................................... 15
BAB II: KERANGKA TEORITIS
A. Strategi Komunikasi ........................................................ 17
1. Pengertian Strategi ................................................... 17
2. Pengertian Komunikasi ............................................ 21
3. Jenis-Jenis Komunikasi ............................................ 24
4. Pengertian Strategi Komunikasi ................................ 27
5. Fungsi Strategi Komunikasi ...................................... 29
6. Model Perencanaan Komunikasi............................... 30
B. Nilai-Nilai dalam Agama Islam ...................................... 32
1. Nilai Akidah ............................................................. 34
2. Nilai Syariat ............................................................. 36
3. Nilai Akhlak ............................................................. 39
viii
BAB III: GAMBARAN UMUM PT POS INDONESIA JAKARTA SELATAN DAN PAGUYUBAN POS INDONESIA CILEDUG
A. Sejarah PT. Pos Indonesia ............................................... 45
B. Profil PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan ......................... 47
C. Profil Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC) ............ 50
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug dalam
mengimplementasikan Nilai-nilai Agama Islam terhadap
Karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan ....................... 53
B. Model Perencanaan Strategi Komunikasi Paguyuban
Pos Indonesia Ciledug dalam Mengimplementasikan Nilai-
nilai Agama Islam terhadap Karyawan PT. Pos Indonesia
Jakarta Selatan ...................................................................... 57
1. Penelitian ........................................................................ 58
2. Perencanaan .................................................................... 59
3. Pelaksanaan .................................................................... 62
4. Pengukuran/Evaluasi ...................................................... 66
5. Pelaporan ........................................................................ 71
BAB V: KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 73
B. Saran ..................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia menyandang predikat sebagai
makhluk sosial karena manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan dan keinginan
berinteraksi inilah yang kemudian melahirkan organisasi-
organisasi yang didirikan untuk mengakomodasi tujuan-tujuan
bersama. Pencapaian organisasi tersebut sangat tergantung pada
manusia sebagai elemen terpenting dalam sebuah organisasi.
Peran organisasi merupakan salah satu hal penting dalam
menanamkan pandangan hidup keagamaan terhadap anggotanya.
Manusia terlahir dalam keadaan lemah fisik dan psikis,
meskipun dalam kondisi tersebut, manusia memiliki kemampuan
bawaan yang bersifat paten. Yaitu potensi keagamaan yang ada
sejak dilahirkan memiliki fitrah untuk beriman. Namun hal itu
perlu dilatih dan dibimbing.1
يللهٱو ش ون ت عل مه ل م تكه مه هأ ون بهطه ن م م كه خر ج
أ مه ل كه ع ل و ج ا
ر ٱو لسمع ٱ بص فٱو ل
ة ل د ون ره مت شكه ٧٨ل ع لكه
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
1 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1996), h.20
2
Sebagai aset yang sangat penting, maka sumber daya
manusia tersebut seharusnya dipelihara dengan baik dalam
organisasi, khususnya pimpinan yang sesuai dengan kemauan dan
kemampuannya, setiap organisasi dapat menyelenggarakan
program pemeliharaan dan pengajaran yang beraneka ragam jenis
dan sifatnya.2
Komunikasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi,
dengan proses komunikasi yang dilakukan setiap pekerja dalam
sebuah pekerjaan, akan memudahkan antara pimpinan dan staff
pelaksana saling mengetahui konsep-konsep, perasaan, dan
harapan dari anggota organisasi. Hal ini juga diorientasikan untuk
menjaga stabilitas kinerja sebuah organisasi tersebut.
Meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama Islam sangat
penting bagi setiap karyawan yang beragama Islam di perusahaan
manapun, baik perusahaan swasta maupun perusahaan negara.
Terlebih perusahaan negara yang dituntut untuk selalu
memperhatikan pelayanan bagi masyarakat. Salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) adalah PT. Pos Indonesia.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman dokumen,
paket, pelayanan pembayaran pajak, listrik dan lainnya yang telah
berkembang pesat menjadi sebuah raksasa jasa kurir di Indonesia.
Dengan adanya jasa kurir ini sangatlah mempermudah masyarakat
dalam melakukan pengiriman paket dan lain halnya, Dengan
berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan
2 Buchari Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia,
(Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1995) h.45
3
kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia
dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya
yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100
persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42
persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di
Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi
dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari
3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos
(armada pos keliling menggunakan mobil) di beberapa kota besar.
Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara
solid & terintegrasi.3 Maka pengimplementasian nilai-nilai agama
islam terhadap karyawan PT. Pos Indonesia sangat penting dengan
tujuan agar setiap karyawan menjadi sumber daya manusia yang
memiliki kinerja yang baik, bertanggung jawab, dan mampu
menjalankan amanah yang diberikan oleh perusahaan.
Para Karyawan PT. Pos Indonesia diharapkan memiliki
nilai-nilai agama Islam untuk meningkatkan kualitas perusahaan.
Jika seluruh perusahaan negara di Indonesia memiliki kualitas
yang baik, maka hal ini akan mencerminkan kualitas bangsa
Indonesia yang baik pula. Nilai-nilai agama dipandang penting
untuk menunjang rohani para karyawan di PT. Pos Indonesia.
Alasan meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama Islam ini
dengan maksud untuk menghindari para karyawan dari perbuatan
tercela yang dilarang oleh Islam. Salah satu contoh dari perbuatan
3 http://www.posindonesia.co.id/index.php/sejarah-pos/. Diakses pada
24 Februari 2018, Pukul 13:24 WIB.
4
tercela yaitu, melakukan tindak pidana korupsi, melakukan
kegiatan yang jauh dari standar operasi kerja, dan lain-lain, yang
tidak sesuai dengan nilai agama maupun nilai-nilai lain yang
berlaku di masyarakat.
Dalam nilai-nilai agama terdapat nilai integritas. Nilai
integritas adalah nilai yang paling utama yang harus dimiliki oleh
para pegawai PT. Pos Indonesia. Nilai tersebut adalah pondasi
utama dari beberapa nilai-nilai yang lainnya. Bila karyawan PT.
Pos Indonesia tidak memiliki nilai ini, maka nilai-nilai lain akan
sulit dimiliki oleh para karyawan. Jadi nilai yang lain akan dapat
diperoleh bila karyawan telah mempunyai nilai integritas. Nilai
yang lain akan muncul dengan sendirinya bila nilai integritas
tersebut telah dicapai oleh para karyawan, karena nilai integritas
adalah hal yang paling pertama untuk diraih.
Mengimplementasikan nilai-nilai agama adalah strategi
yang penting untuk diterapkan pada sebuah organisasi atau
lembaga dan juga Meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama
sering dianggap sebagai salah satu faktor untuk menenangkan jiwa
seseorang dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
Jika karyawan merasa tidak tenang, maka mengimplementasikan
nilai-nilai agama adalah solusi terbaik, karena agama telah
mengajarkan manusia bagaimana mengatasi sebuah persoalan
yang ada atau yang terjadi dalam kehidupan di dunia ini. Sering
kali ketika mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai
keingininannya menjadi merasa malas, tidak semangat untuk
5
melakukan pekerjaan dan pada akhirnya menimbulkan stress,
kegelisahan frustasi dan menurunnya kualitas pekerjaan.
Salah satu upaya karyawan PT. Pos Indonesia dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam adalah dengan
mendirikan Paguyuban Pos Indonesia Ciledug, organisasi ini lahir
berawal dari keprihatinan para karyawan yang melihat
pelaksanaan pekerjaan mereka terkadang tidak sesuai dengan
standar operasi pekerjaan, seperti rasa malas, kurangnya rasa
tanggung jawab dalam pekerjaan yang bisa berdampak buruk
terhadap kualitas pekerjaan yang mereka jalankan. Hal ini
tentunya perlu perhatian khusus lebih agar tidak menjadi
kebiasaan. Atas dasar upaya Paguyuban Pos Indonesia melakukan
peningkatan kualitas kerja karyawan, maka penulis berfokus untuk
melakukan penelitian mengenai strategi komunikasi yang
dilakukan Paguyuban Pos Indonesia dalam meningkatkan
pemahaman nilai-nilai agama Islam terhadap karyawan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan.
Strategi komunikasi dapat dipahami sebagai strategi yang
mengartikulasikan, menjelaskan dan mempromosikan suatu visi
komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan
yang baik.4 Strategi komunikasi memerlukan perencanaan
komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Hafied Cangara
4 Alo Liliweri, Komunikasi : Serba Ada Serba Makna,
(Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011) h. 240
6
merumuskan tahapan perencanaan komunikasi dalam lima tahap:
penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.5
Dalam sebuah organisasi tentunya dibutuhkan strategi-
strategi khusus yang dibutuhkan agar organisasi tersebut dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang dibangun. Strategi
komunikasi Paguyuban Pos Indonesia sangat penting dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam agar karyawan PT.
Pos Indonesia Jakarta Selatan dapat melakukan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya. Diharapkan karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan selalu bekerja sesuai standar operasional perusahaan, dan
juga sesuai nilai-nilai agama Islam yang mengedepankan
pelayanan. Dengan demikian, kualitas karyawan PT. Pos Indonesia
dapat mencerminkan kualitas pelayanan perusahaan milik negara.
Lebih jauh, kualitas perusahaan milik negara mencerminkan
kualitas bangsa dan negara Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik ingin
meneliti masalah ini dalam sebuah bentuk skripsi yang berjudul
“Strategi Komunikasi Paguyuban Pos Indonesia dalam
Mengimplementasikan Nilai-Nilai Agama Islam kepada
Karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan”
5 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013) h. 72
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu meluas dan terarah, maka
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini adalah strategi
komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC) dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam terhadap karyawan
PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan sebagai
berikut:
a. Bagaimana strategi komunikasi Paguyuban Pos Indonesia
Ciledug (PPIC) dalam mengimplementasikan nilai-nilai
agama Islam terhadap karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan?
b. Apa model perencanaan strategi komunikasi Paguyuban Pos
Indonesia dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama
Islam terhadap karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi Paguyuban Pos
Indonesia Ciledug (PPIC) dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam kepada
karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
b. Untuk menguraikan model perencanaan strategi
komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC)
8
dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam
kepada karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapakan bisa menjadi referensi
bahan keilmuan dibidang komunikasi khususnya pada
strategi komunikasi bagi para mahasiswa Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
evaluasi dan masukan bagi Paguyupan Pos Indonesia
Ciledug dalam memperbaiki perencanaan dan strategi
komunikasinya dalam mengimplementasikan nilai-
nilai agama Islam kepada karyawan PT. Pos
Indonesia.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan model
pendekatan kualitatif karena menurut Bogdan dan
Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
6 Lexy. J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010) h.4
9
Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam
pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif
lebih mementingkan proses daripada hasil. Kedua, peneliti
kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti
kualitatif merupakan alat utama dalam menumpulkan data
dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun
langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di
lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan
bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi
data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau
gambar.7
Paradigma penelitian pada penelitian ini mengacu
pada paradigma konstruktivis. Menurut Guba paradigma
adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi
prinsip utama pandangan tentang dunia yang menjelaskan
pada penganutnya tentang alam dunia. Paradigma
konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-
teori yamg dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran
konstruktivisme. Littlejhon mengatakan bahwa teori-teori
aliran konstruktivis ini berlandaskan pada ide bahwa
realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi
dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok,
masyarakat dan budaya.8
7 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan
diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ) (Jakarta: Kencana, 2007) h.306 8 Seto, Indiwan Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. (Jakarta:
Wacana Media 2013) h.165
10
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Paguyuban Pos
Indonesia Ciledug. Sedangkan objek penelitian ini adalah
perencanaan dan strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Paguyuban Pos Indonesia dalam mengimplementasikan
nilai-nilai agama Islam kepada karyawan PT. Pos
Indonesia.
3. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan 3 teknik
pengumpulan data berdasarkan metode kualitatif, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan.9 Peneliti telah
melakukan observasi dengan cara mengikuti
langsung setiap kegiatan pengajian Paguyuban Pos
Indonesia Ciledug untuk mendapatkan gambaran
secara keseluruhan mengenai mengimplementasikan
nilai-nilai agama Islam terhadap karyawan.
9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Edisi 1,
cet. Ke. 4, h.115.
11
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan
proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak yang
berbeda kedudukan dalam proses wawancara. Pihak
pertama berfungsi sebagai penanya (interviewer),
sedangkan pihak kedua berfungsi sebagai pemberi
informasi (information supplyer).10 Penulis telah
melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait yaitu:
1) Sa’ali, Ketua Paguyuban Pos Indonesia Ciledug, 2)
Nandi Hidayat, Wakil Kepala Bidang Umum Pos
Indonesia Jakarta Selatan, 3) Ali, Pengurus Harian
Paguyuban Pos Indonesia Ciledug
3. Dokumentasi
Menurut Bungin (2008: 122) bahan dokumen itu
berbeda secara gradual dengan literatur, dimana literatur
merupakan bahan-bahan yang diterbitkan, sedangkan
dokumenter adalah informasi yang disimpan atau
didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Bahan
dokumentasi meliputi otobiografi, surat pribadi catatan
harian memorial, kliping, dokumen pemerintah dan
swasta, foto, tape, microfilm, disc, cd, data di server atau
10 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik,
(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013) h.161
12
flashdisk, data yang tersimpan di website dan lainnya.11
Dokumen meliputi data yang diperoleh dari Paguyuban
Pos Indonesia Ciledug.
b. Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah mengolah hasil temuan
atau data, melalui proses meninjau kembali berkas-berkas
data yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari
observasi, wawancara, serta dokumentasi seperti arsip-
arsip Paguyuban Pos Indonesia Ciledug. Data yang
diperoleh akan dideskripsikan secara kongkret dengan
didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang
kemudian dianalisis.
Penulisan skripsi ini berdasarkan buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
karangan Hamid Nasuhi, dkk yang diterbitkan oleh CeQDA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Analisis Data
Bogdan dan Biklen (2007) menyatakan bahwa
analisis data adalah proes pencarian dan pengaturan secara
sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-
bahan yang dikumpulkan untuk mengimplementasikan
terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan
menyajikan apa yang ditemukan.12
11 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik,
h.178 12 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik,
h.210
13
Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul diolah
lagi menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi
adalah teknik yang menggabungkan ketiga hasil sementara
dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian
temuan ditafsirkan dengan menggunakan paradigma
konstruktivis yaitu bagaimana kreatifitas Paguyuban Pos
Indonesia Ciledug dalam mengolah data yang diperoleh
terkait strategi komunikasi untuk mengimplementasikan
nilai-nilai agama Islam terhadap karyawan. Tahap
selanjutnya adalah data tersebut disusun secara sistematis,
kemudian diklasifikasikan untuk dianalisa sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian, kemudian
disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mengkaji
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul
peneliti yaitu, strategi komunikasi PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam
terhadap karyawan. Dari situ penulis menemukan beberapa
skripsi yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan judul
yang penulis ambil, berikut adalah tinjauan pustakanya:
Pada skripsi karya Suhardin M, terdapat kesamaan
konsep dan metodologi yang dipilih. Disini Anggelia
menggunakan konsep strategi komunikasi dalam pembinaan
mental keagamaan pegawai PT.TIKI Jalur Nugraha Eka
Kurir. Dimana rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
14
bagaimana peran dan strategi PT.TIKI Jalur Nugraha Eka
Kurir dalam pembinaan mental keagamaan pegawai dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran dan strategi
. Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif kualitatif yang
mengambarkan tentang bagaimana managemen dari PT.TIKI
Jalur Nugraha Eka Kurir dalam membina mental keagamaan
pegawai yang ada di PT. TIKI tersebut.. Perbedaan dengan
skripsi penulis adalah dari objek penelitiannya. Penulis fokus
pada strategi Komunikasi dalam meningkatkan pemahaman
nilai nilai agama Islam terhadap karyawan PT. POS Indonesia
Jakarta Selatan..13
Selanjutnya pada skripsi karya Resyana Wilda
Mahasiswi Jurusan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu
komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“Strategi Komunikasi Perusahaan Umum Percetakaan Uang
RI (PERUM PERURI) dalam Pembinaan Keagamaan
Pegawai” memiliki kesamaan teori yaitu strategi
komunikasi. Perbedaan mendasar dari penelitian yang penulis
ajukan dengan skripsi ini adalah pada subjeknya. Pada skripsi
ini subjek yang diangkat adalah Ketua Perusahaan Umum
Percetakan Uang RI (PERUM PERURI). Sedangkan penulis
ingin meneliti Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC)
13 Suhardin M, Strategi Komunikasi Organisai Dalam Pembinaan
Mental Keagamaan Pegawai PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKA KURIRt,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2008.
15
dalam meningkatkan pemahaman nilai nilai agama Islam
terhadap karyawan.14
Dari ketiga tinjauan pustaka yang telah diamati ini,
peneliti merasa yakin akan keorisinalitas judul yang penulis
ambil, bahwa penelitian ini bukan lah hasil plagiat dari
penelitian-penelitian terdahulu.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini memparkan latar belakang masalah
,batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodelogi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Kajian Teori
Pada bab ini membahas tentang strategi komunikasi
yang mencakup tentang strategi komunikasi, pengertian
komunikasi, fungsi, dan model perencanaan strategi
komunikasi. Pada bab ini juga membahas konsep
pengertian nilai-nilai agama Islam dan macam-macam nilai
agama Islam.
BAB III Gambaran Umum
Bab ini berisi profil Paguyuban Pos Indonesia
Ciledug dan profil PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan. Profil
14 Resyana Wilda, Strategi Komunikasi Perusahaan Umum
Percetakan Uang Ri (Perum Peruri) Dalam Pembinaan Keagamaan
Pegawai, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
16
itu sendiri terdiri atas sejarah umum, Visi dan Misi, dan
struktur organisasi.
BAB IV Temuan dan Analisis Data
Bab ini berisi temuan dan analisis strategi
komunikasi Paguyuban Pos Indonesia dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam kepada
karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan, model
perencanaan yang digunakan oleh Paguyuban Pos
Indonesia Ciledug.
BAB V Penutup
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan
mengenai kesimpulan dan saran penulis.
17
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Secara harfiah, strategi berasal dari bahasa yunani yaitu
strategos, yang memiliki makna komandan militer pada
zaman demokrasi di Athena. Pada saat itu, istilah strategi
kebanyakan digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk
memenangkan suatu peperangan.1 Sedangkan Hari Murti
Kridalaksana, dalam bukunya Kamus Sinonim Bahasa
Indonesia menggungkapkan bahwa strategi berarti siasat
perang, haluan, kebijaksanaan dan akal atau budi daya.2
Hal ini menunjukkan bahwa strategi erat kaitannya dengan
perencanaan untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menetapkan
kemana kita harus pergi dengan mengidentifikasi syarat
apa yang harus dipenuhi untuk sampai ke tempat tersebut
dengan cara yang paling efisien dan efektif, dengan kata
lain perencanaan sebagai penetapan spesifikasi tujuan yang
ingin dicapai termasuk cara-cara yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut (Keufman, 1972).3
1 Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)
cet. Ke 1, h. 539 2 Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Nusa Indah, 1981), h. 173
3 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi,
(Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2013) h. 22
18
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai strategi,
penulis mengutip beberapa pengertian strategi menurut
beberapa ahli:
1) Menurut W.J.S Poerwadarmintha, strategi memiliki
beberapa pengertian, yaitu: siasat perang dan akal
(daya upaya) untuk mencapai suatu maksud.4
2) Menurut William F. Glueck bahwa strategi adalah
rencana yang dipersatukan, komprehensif
terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan atau lembaga terhadap
tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan
dicapai dengan pelaksanaan tepat oleh organisasi
itu.5
3) Syarif usman mengatakan bahwa strategi sebagai
kebijaksanaan menggerakan dan membimbing
seluruh potensi (kekuatan, daya, dan kemampuan)
bangsa untuk mencapai kemakmuran dan
kebahagiaan.6
4) Onong uchjana effendi mengatakan, strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan
tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
4 Ahad Abu, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), h.11 5 William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,
(Jakarta: Erlangga, 1987) edisi ke-2, h. 24 6 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan
dalam Islam, (Jakarta: Firma Djakarta, tt), cet ke-1, h. 6
19
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
memberikan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.7
5) Menurut Fuad Amsyari mengatakan bahwa pada
pengertian dasarnya, strategi dan taktik adalah
suatu metode atau taktik untuk memenangkan suatu
persaingan. Persaingan itu berbentuk suatu
pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah
dengan memakai senjata dan tenaga manusia.
Sedangkan dalam bidang non-militer, strategi dan
taktik adalah suatu cara atau teknik untuk
memenangkan suatu persaingan antara kelompok-
kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.8
Dalam suatu organisasi, kesuksesan sangat ditentukan
oleh strategi yang digunakan oleh organisasi atau lembaga
tersebut. Jika strategi atau cara yang dipakai efektif di
lapangan maka kesuksesan organisasi mudah tercapai, juga
sebaliknya jika strategi yang digunakan salah atau kurang
efektif maka kemungkinan besar tujuan organisasi atau
lembaga tidak akan tercapai. Sebab menurut Hadari
Nawawi, kata strategi dalam manajemen suatu organisasi
diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang
7 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet ke-4, h. 32 8 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia,
(Bandung: Penerbit Mizan, 1990), Cet ke-I, h. 10
20
dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen yang terarah kepada strategi organisasi.9
Pendekatan strategi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan
adalah bagaikan fokus dalam pokok pendekatan
strategi.
2) Memusatkan kepada analisa dinamika, analisa
gerak, dan analisa aksi.
3) Strategi memusatkan pada perhatian kepada tujuan
yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai
tujuan tersebut.
4) Strategi memperhatikan faktor-faktor waktu
(sejarah: masa lampau, masa kini, dan trauma masa
depan) dan faktor lingkungan.
5) Strategi berusaha menemukan masalah-masalah
yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan
berdasarkan konteks kekuatan, kemudian
mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan
serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan
langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka
bergerak menuju kepada tujuan itu.10
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara garis
besar penulis menyimpulkan bahwa strategi adalah
9 Hadari Nawawi, Manjemen Strategik Organisasi Non-Provit Bidang
Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press, 2000), Cet ke-I, h. 147 10 Ali martopolo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Eisiter For Strategic
And International Study 1978), cet ke-I, h. 8
21
rencana-rencana yang dikumpulkan dan kemudian
dijadikan dasar dalam menjalankan sebuah keputusan atau
tindakan dengan tujuan tertentu.
2. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicate
yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain dengan mengharapkan
jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback).11
Sedangkan secara terminologi pengertian komunikasi
sendiri adalah “pertukaran informasi, ide, sikap, emosi,
pendapat atau instruksi antara individu atau kelompok yang
bertujuan untuk menciptakan sesuatu, memahami dan
mengkoordinasikan suatu aktivitas."12
۞وقض ربك إيااه وب إلا لا تعبدوا
ين ٱأ ا يبلغنا لول إما إحسنا
ول تنهرهما وقل لكب ٱعندك ف اهما أ هما فل تقل ل و كل
حدهما أ
أ
ا كريمااهما قولا ٢٣ل
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
11 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001) h. 35 12 Alo Liliweri, Komunikasi : Serba Ada Serba Makna,
(Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2011) h. 37
22
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
Berikut adalah pengertian komunikasi menurut
beberapa ahli komunikasi diantaranya adalah:
1) Menurut Onong Uchjana Effendy, yang
mengatakan bahwa istilah komunikasi berasal dari
perkataan bahasa inggris communication yang
bersumber dari bahasa latin communicatio yang
berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran.
Maka arti hakiki dari communicatio ini adalah
communis yang berarti sama atau kesamaan arti.13
2) Menurut James, Komunikasi adalah perbuatan
penyampaian suatu gagasan atau informasi dari
seseorang kepada orang lain.14
3) Menurut Arni Muhammad, Komunikasi adalah
suatu proses dimana individu dalam hubungannya
dengan individu lainnya, dalam kelompok, dalam
organisasi, dan dalam masyarakat guna
memberikan suatu informasi.15
13 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bina
Cipta, 1998), Cet. Ke-3, h.1 14 James G. Robbins, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1995), Cet. Ke-4, h. 1 15 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara,
2001), Cet. Ke-4, h. 3
23
4) Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi
di dasarkan atas hubungan (intune) antara satu
dengan yang lain yang fokus pada informasi yang
sama, sangkut paut tersebut berada dalam
komunikasi tatap muka (face to face
communication).16
5) Menurut Astrid. S. Susanto, kata komunikasi dalam
bahasa Inggris yaitu communication, secara
etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin
yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau
memberitahukan.” Kata communis berarti “milik
bersama” atau “berlaku dimana-mana”.17
6) Menurut Dedy Mulyana, Komunikasi adalah proses
berbagi makna melalui perilaku verbal dan
nonverbal.18
Menurut Onong Uchjana Efendy, ada beberapa sebab
mengapa manusia melakukan komunikasi,19 yakni untuk:
a) Mengubah sikap (to change attitude)
b) Mengubah opini, pendapat, dan pandangan (to
change the opinion)
c) Mengubah perilaku (to change the behaviour)
16 Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi,
(Bandung: CV. Mandar Maju, 1998), hal. 59 17 Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung:
Bina cipta, 1947), h. 67. 18 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas
Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3. 19 Onong uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.55
24
d) Mengubah masyarakat (to change the society).
Pernyataan di atas mendukung teori dari Harold D.
Laswell yang mengatakan bahwa “komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
“siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada
siapa” dan dengan akibat atau hasil apa” (Who says what in
which channel to whom with what effect?).20
Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran
pesan yang mengandung informasi dari sumber kepada
penerima. Komunikasi terjadi melalui media langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi yang terjadi
menimbulkan efek tertentu bagi penerima.
3. Jenis-jenis Komunikasi
Pengelempokan jenis-jenis komunikasi bertujuan
untuk membedakan antara bentuk satu komunikasi dan
komunikasi yang lainnya dengan tujuan efektifitas pesan
komunikasi, terutama pada sasaran dan media yang
dipergunakan untuk menyampaikan pesan agar sesuai
dengan tujuan komunikasi.
Jenis komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi
personal, yang terdiri atas komunikasi intrapersonal dan
20 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h.
21
25
komunikasi interpersonal, komunikasi publik, dan
komunikasi massa.
a) Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapribadi atau komunikasi
intrapersonal adalah proses penggunaan bahasa
atau pikiran yang terjadi dalam diri komunikator,
antara diri sendiri. Jenis komunikasi ini
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari
individu dalam pemrosesan simbolis dari pesan-
pesan yang diproduksi melalui proses pemikiran
internal individu.21
Aktivitas dari dari komunikasi intrapribadi
yang dilakukan sehari-hari dalam upaya memahami
diri pribadi, diantaranya berdoa, bersyukur,
intropeksi diri dengan meninjau perbuatan, seperti
melamun, merencanakan aktivitas yang akan
dilakukan, dan berimajinasi secara kreatif.
b) Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi antarindividu yang
lain atau kurang lebih secara tatap muka (face to
face). Sebagaimana dinyatakan oleh R. Wayne Pace
yang dikutip oleh Hafied Changara, “international
21 Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 102
26
communication involving to more people in face to
face setting.”22
Menurut sifatnya komunikasi antar pribadi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
komunikasi diadik dan komunikasi kelompok-
kelompok kecil. Adapaun yang dimaksud dengan
komunikasi diadik adalah komunikasi yang
berlangsung dua orang secara tatap muka.
Sedangkan komunikasi kelompok kecil adalah
komunikasi yang berlangsung anatara tiga orang
atau lebih secara tatap muka yang anggotanya
antara satu sama lain saling berinteraksi.23
c) Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah prsoes
komunikasi yang terjadi antara satu individu
dengan khalayak yang banyak secara tatap muka
seperti acara pidato presiden, ceramah agama,
khutbah jumat, dan pengajian majelis ta’lim.
Dalam komunikasi publik penyampaian
pesan berlangsung secara kontinu dengan
pembicara dan yang dapat diidentifikasi. Interaksi
antara narasumber dengan penerima pesaan sangat
22 Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,
2000), cet ke-2, h. 31 23 Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 32
27
terbata. Hal ini karena waktu yang digunakan
sangat terbatas.24
d) Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi
dimana pesan yang disampaikan secara langsung
oleh komunikan, tapi melalui sebuah media massa,
seperti, radio, televisi, media cetak, dan internet.
Perbedaan komunikasi massa dengan
komunikasi lain intinya adalah sifat pesan dan
komunikasi massa yang terbuka dengan khalayak
yang variatif baik dilihat dari segi agama, suku,
pekerjaan, dan sebagainya.25
4. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi adalah paduan antara perencanaan
komunikasi (comunication planning) dengan manajemen
komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan.
Dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-
waktu tergantung pada situasi dan kondisi.26
Middleton (1980) menyatakan bahwa strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua
24 Hafied Changara, Pengantar Imu komunikasi, h. 33 25 Hafied Changara, Pengantar Imu Komunikasi, h. 35-37 26 Onong Uchjana Efendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002) Cet ke-6, h. 28
28
elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran
(media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang
dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal. Dengan demikian perencanaan komunikasi berupa
tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai, sedangkan strategi komunikasi
adalah pengimplementasian dari perencanaan yang sudah
dibuat.27
Dengan demikian, strategi komunikasi dapat
disimpulkan sebagai sebuah formula yang diciptakan untuk
memaknai tingkah laku manusia melalui transfer ide-ide
baru. Dengan kata lain strategi komunikasi memiliki tujuan
untuk mengubah tingkah laku manusia yang awalnya tidak
tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak setuju menjadi
setuju, dan begitu pula sebaliknya.
Terdapat persamaan dan perbedaan strategi komunikasi
dan strategi dakwah, menurut Asmuni Syukir, strategi
dakwah sama artinya dengan metode siasat, maupun taktik
dakwah. Strategi dakwah adalah cara-cara yang digunakan
oleh seorang mubaligh (komunikator) untuk mecapai
tujuan tertentu, atas dasar hikmah dan kasih sayang.
Dengan kata lain, strategi dakwah harus bertumpu pada
27H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi,
(Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2013) h. 61
29
suatu pandangan yang menempatkan penghargaan yang
mulia atas diri manusia.28
Dengan demikian jelas terlihat bahwa strategi
komunikasi dan strategi dakwah memiliki persamaan, yaitu
dalam hal perencanaan-perencanaan yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Namun keduanya memiliki
perbedaan yaitu strategi komunikasi memiliki tujuan yang
bersifat umum, sedangkan strategi dakwah memiliki tujuan
untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersumber dari Al-
Qur’an dan sunnah.
5. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses
komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi
secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.
Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa
strategi yang semakin modern yang kini banyak
dipergunakan di negara-negara yang sedang berkembang
karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya
dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan
pengaruh negatif.
Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara
makro (planed multimedia strategy) maupun secara mikro
28 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al- Ikhlas,
1993), hlm. 32.
30
(single communication medium strategy) yang mempunyai
fungsi pada:
a) Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat
informatif persuasif dan intruktif secara sistematik
kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal.
b) Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan
diperoleh dan dioperasionalkan media massa yang
begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan marusak
nilai-nilai budaya.29
6. Model Perencanaan Komunikasi
Ada banyak model yang digunakan dalam studi
perencanaan komunikasi, salah satunya yang peneliti
gunakan adalah model perencanaan komunikasi lima
langkah yang terdiri dari:
a. Penelitian (Research)
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematik yang dihadapi suatu lembaga. Problematik
bisa dalam bentuk wabah penyakit yang akan menyerang
anggota masyarakat, kerugian perusahaan, ketidak
percayaan terhadap organisasi dan lain sebagainya.
29 Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, h. 28
31
b. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah tindakan yang akan diambil
setelah memperoleh hasil penelitian. Perencanaan yang
dimaksud adalah perencanaan komunikasi. Dengan
demikian, diperlukan strategi tentang pemilihan atau
penentuan sumber (komunikator), pesan, media, sasaran
(segmen), dan efek yang diharapkan.
c. Pelaksanaan (Excute)
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka implementasi perencanaan komunikasi yang telah
dibuat. Pelaksanaan dapat dilakukan dalam bentuk
tayangan di televisi, wawancara di radio, penggunaan
media sosial pemasangan iklan di surat kabar, pembagian
stiker kepada target sasaran, pemasanagan baliho atau
spanduk di jalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan
untuk bertatap muka dengan komunitas di lokasi yang
menjadi target sasaran.
d. Pengukuran/evaluasi (Measure)
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui hasil akhir
dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya apakah
daya exposure media yang digunakan dapat mencapai
target sasaran, apakah pesan yang disampaikan dapat
dipahami oleh penerima, dan tindakan apa yang dilakukan
khalayak setelah menerima dan mengerti informasi yang
disampaikan.
32
e. Pelaporan (Report)
Pelaporan ialah tindakan terakhir dari kegiatan
perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan
sebaiknya dibuat secara tertulis kepada pimpinan kegiatan
(proyek) untuk dijadikan bahan pertimbangan. Jika dari
laporan itu diperoleh hasil positif dan berhasil, maka bisa
dijadikan sebagai landasan untuk program selanjutnya.
Tapi jika dalam laporan itu ditemukan hal-hal yang kurang
sempurna, maka temuan tersebut bisa dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk merevisi atau memodifikasi
program yang akan dilakukan.30
B. Nilai-nilai dalam Agama Islam
Musthafa Abdu R-Raziq menjelaskan bahwa Agama (ad-
Din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan
keadaan suci, artinya yang membedakan mana yang halal dan
mana yang haram, yang dapat membawa atau mendorong
ummat yang menganutnya untuk menjadi suatu ummat yang
mempunyai suatu rohani yang kuat. (Ad-Dienu wa ‘I-Wahyu
wa ‘I-Islam, 18-19, dikutip melalui H. Zainal Arifin Abbas,
Perkembangan Fikiran Terhadap Agama.
30 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 73
33
Syaikh Mahmud Syaltut: Islam itu adalah agama Allah
yang diperintahkannyauntuk mengajarkan tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad
SAW dan menugaskannya untuk menyampaikan agama
tersebut kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk
memeluknya (Islam sebagai ‘Aqidah dan Syari’ah.
A. Gaffar Ismail: Islam nama agama yang dibawa oleh
Muhammad SAW berisi kelengkapan dari pelajaran-pelajaran
meliputi (a) kepercayaan, (b) seremoni-peribadatan, (c) tata-
tertib penghidupan pribadi, (d) tatatertib pergaulan hidup, (e)
peraturan-peraturan Tuhan, (f) bangunan budi pekerti yang
utama, dan menjelaskan rahasia penghidupan yang kedua
(akhirat). (“Apakah Islam itu”, Mimbar Agama.
M. Natsir: Agama itu adalah kepercayaan dan cara hidup
yang mengandung faktor-faktor, antara lain: (a) Percaya
dengan adanya Tuhan, sebagai sumber dari segala huum dan
nilai hidup, (b) Percaya dengan wahyu Tuhan kepada Rasul-
Nya, (c) Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dan
manusia/perseorangan, (d) Percaya dengan hubungan ini dapat
mempengaruhi hidupnya sehari-hari, (e) Percaya bahwa
dengan matinya seorang, hidup rohnya tidak berakhir, (f)
Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan
Tuhan, (g) Percaya dengan keridhaan Tuhan sebagai tujuan
hidup di dalam dunia ini. Sungguhpun beberapa faktor lagi
yang dapat kita sebut, tetapi sudah cukup untuk melukiskan
34
dengan terang, apa Agama itu, sehingga kita dapat melihat
bedanya dengan yang lain.
Ahmad Abdullah Al-Masdoosi: Menurut Islam, agama
adalah satu tata-aturan hidup yang diwahyukan untuk ummat
manusia, dari zaman ke zaman sejak manusia digelarkan ke
atas permukaan buana ini, dan terbinanya dalam bentuknya
yang terakhir dan sempurna di dalam Al-Qur’an yang
diwahyukan Tuhan kepada Rasul-Nya yang terakhir
Muhammad ibn Abdullah (saw), yang jelas dan lengkap, baik
mengenai aspek kehidupan spiritual maupun mengenal aspek
penghidupan material.31
Penulis mengutip beberapa sumber-sumber nilai dalam
agama Islam sebagai konsep untuk memahami nilai apa saja
yang diterapkan Paguyuban Pos Indonesia kepada pegawai PT.
Pos Indonesia Jakarta Selatan. Menurut Endang Saifuddin
Anshari terdapat tiga nilai-nilai dalam agama Islam, yang
pertama adalah nilai aqidah, kedua nilai syariat, dan ketiga nilai
akhlak32
1. Nilai Akidah
Aqidah etimologis berarti ikatan, sangkutan; secara
teknis berarti kepercayaan, keyakinan, iman, creed,
credo. Aqidah juga memiliki arti tentang keyakinan
31 Endang Saepudin, Wawasan Islam: pokok-pokok fikiran tentang
Islam dan ummatnya, (Depok:Rajawali, 1986) hal. 21 32 Endang Saepudin, Wawasan Islam: pokok-pokok fikiran tentang
Islam dan ummatnya, (Depok: Rajawali, 1986) hal. 21
35
hidup, yaitu Iman dalam arti khas, yakni pengikraran
yang bertolak dari hati. Pembahasan mengenai ‘aqidah
Islam pada umumnya berkisar pada pada Arkanu’I-
Iman (rukun Iman yang enam), yaitu33:
a. Iman kepada Allah.
b. Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya.
c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya.
e. Iman kepda Hari Akhirat dan.
f. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Dari segi pengertian bahasa, iman biasa diartikan
dengan pembenaran. Sebagai pakar mengartikannya
sebagai pembenaran hati terhadap apa yang didengar
oleh telinga. Dengan demikian, pembenaran akal saja
tidak cukup, bahkan yang lebih penting adalah
pembenaran hati itu. Dari sudur pandang agama Islam.,
tidak semua pembenaran dinamai iman. Iman terbatas
pada pembenaran menyangkut apa yang disampaikan
oleh Nabi Muhammad Saw, yang pokoknya-pokoknya
tergambar dalam Rukun Iman yang enam itu.34
Baik Ibadah (d.a khas), ataupun Akhlaq, ketiga-
tiganya pada hakikatnya bertitik tolak dari ‘Aqidah,
merupakan manifestasi dan konsekuensi dari pada
33 Endang Saepudin, Wawasan Islam: pokok-pokok fikiran tentang
Islam dan ummatnya, (Depok: Rajawali, 1986) hal. 19 34 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 5
36
‘Aqidah (Iman atau keyakinan hidup), ‘Ibadah dan
‘Akhlaq setiap Muslim berhubungan secara korelatif,
berjalin berkesinambungan dengan erat dan mesra satu
dengan lainnya, tidak bisa dipisah-pisahkan. Mereka
yang mantap imannya adalah mereka yang
membuktikan pengkuan iman mereka dengan
perbuatan sehingga, antara lain, apabila disebut nama
Allah, baik hanya mendengar kata tersebut dari
siapapun, maka gentar hati mereka karena meraka sadar
akan kekuasaan dan keagungan-Nya. Dan apabila
dibacakan oleh siapapun, kepada mereka ayat-ayat-
Nya, akan menambah iman mereka karena memang
mereka telah memercayainya sebelum dibacakan,
sehingga setiap kali mendengarnya, kembali terbuka
lebih luas wawasan mereka dan terpancar lebih banyak
cahaya ke hati mereka. Kepercayaan itu menghasilan
rasa tenang menghadapi segala sesuatu sehingga
hasilnya adalah kepada Tuhan mereka saja, nereka
berserah diri.35
2. Nilai Syariat
Secara etimologi, syari’at berarti peraturan atau
ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-
35 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilah, Lentera Hati, h. 11
37
hamba-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan
lainnya.36 Sebagaimana Firman Allah SWT:
ن ثما شيعة م مر ٱجعلنك علهواء تابعهاٱف ل
ين ٱول تتابع أ لا
١٨ل يعلمون “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu
syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah
syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah [45]: 18)
Ayat di atas menyatakan bahwasanya setelah terjadi
perselisihan di antara Bani Israil, maka turunlah suatu
syari’at yakni jalan yang sangat jelas, luas, dan mudah yang
berupa bimbingan dan peraturan menyangkut urusan
agama, maka diperintahkan untuk mengikuti dan
melaksanakan secara bersungguh-sungguh syari’at yang
telah diberikan berikan itu, dan dilarang mengikuti mereka
yang tidak mengetahui kebenaran,37
Jika berbicara mengenai syari’at, maka tidak bisa
dipisahkan dengan fiqih, karena hubungan antara syari’at
dan fiqih sangat erat. Fiqih adalah pemahaman tentang
syari’at, dengan kata lain, syari;at adalah landasan fiqih.
Adapun fiqih dalam bahasa arab disebut fiqh yang artinya
36 Yusuf Qardhawi, Membumikan Syari’at Islam, Keluwesan Aturan
Ilahi untuk Manusia, Terj. Ade Nurdin dan Riswan, (Bandung: PT. Mizan
Pustaka, 2003), Cet. Ke-1, h. 13 37 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian
Al-Qur’an, h. 407
38
faham atau pengertian. Adapun secara istilah, fiqih disebut
ketentuan-ketentuan hukum yang dihasilkan oleh ijtihad
para ahli hukum Islam.38
Menurut Yusuf al-Qardhawi, syari’at Islam terdiri atas:
a) Hukum-hukum yang telah ditetapkan langsung oleh
nash al-Qur’an dan Sunnah secara jelas. Porsi
bagian ini lebih sedikit, tetapi urgensinya sangat
besar. Ia merupakan dasar yang kokoh untuk
bangunan syari’at seluruhnya.
b) Hukum yang telah ditetapkan melalui jalan ijtihad
oleh para ulama ahli fiqih dengan merujuk pada
ketentuan al-Qur’an, Sunnah, atau merujuk pada
hukum-hukum yang tidak ada nashnya. Misalnya
melalui qiyas, istihsan, istishab, maslahatul
mursalah, dan lainnya. Porsi pembagian yang kedua
inilah yang paling banyak pembahasan hukum
Islamnya. Ia merupakan Kawasan kajian ilmu fiqih
dan bidang garapan para fuqaha (ahli fiqih).39
c) Syari’at berarti hukum dan ketentuan Allah yang
telah diakui kebenarannya untuk mengatur
kehidupan manusia, dan tidak bisa dirubah lagi
karena telah tercantum di dalam ayat al-Qur’an dan
hadits.
38 M. Daud Ali, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke- 12, h. 46 39 Yusuf al-Qardhawi, Membumikan Syari’at Islam, h. 1
39
3. Nilai Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa, kata akhlak berasal dari
bahasa Arab dengan bentuk jamak dari kata khulk yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.40
Pada hakikatnya, akhlak adalah suatu kondisi atau sifat
yang telah meresap kedalam jiwa dan menjadi kepribadian
hingga timbul berbagai macam perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran.41
Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan
dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan
tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-
hari. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang
terdapat didalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat,
mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana
yang cantik dan mana yang buruk.42
Menurut Imam Gazali seperti yang dikutip oleh
Mahyuddin mengatakan sebagai berikut: “Akhlak ialah
40 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), Cet. Ke-3, h. 1 41 Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, h. 3 42 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,
(Jakarta: Ruhama, 1995), Cet. Ke-2, h. 10
40
suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan,
tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama),
maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang
terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama,
dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia
melahirkan tindakan yang jaha, dinamakan akhlak yang
buruk.43
Selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak
terkemuka dan terdahulu, denan agak lebih luas dari Ibnu
Miskawaih mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.44
Ulama akhalak menyatakan bahwa akhlak yang baik
merupakan sifat para Nabi dan orang-orang shiddiq.
Sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat syaitan dan
orang-orang tercela. Maka pada dasarnya akhlak itu terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a) Akhlak yang baik atau terpuji (al-Akhlaqul
Mahmudah) yaitu oerbuatan baik terhadap Tuhan,
sesama manusia, dan makhluk lainnya.
43 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003),
Cet. Ke-5, h. 4 44 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), Cet. Ke-4, h. 3
41
b) Akhlak yang buruk dan tercela (al-Akhlaqul
Madzmumah) yaitu perbuatan buruk terhadap
Tuhan, sesama manusia, dan makhluk lainnya.45
ين ٱ إنا لحت ٱءامنوا وعملوا لا ا لراحمن ٱسيجعل لهم لصا ٩٦ود ا“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”.
(QS. Maryam[19]: 96)
Ayat ini menjelaskan keadaan orang-orang beriman
yang taat, keadaan mereka bertolak belakang dengan
keadaan kaum musyrikin. Mereka berada dalam posisi
terhormat lagi dicintai. Tuhan yang Maha Pengasih akan
menyiapkan bagi mereka malaikat-malaikat yang ramah,
serta menjalin antar mereka kasih sayang ini.46
Berikut akan penulis uraikan mengenai akhlak baik dan
akhlak buruk.
1) Akhlak Baik (al-Akhlaqul Mahmudah)
a) Belas kasih sayang (as-Syafaqah) yaitu sikap
jiwa yang selalu ingin berbuat baik dan
menyantuni orang lain.
45 Thoyib Sah Saputra, Aqidah Akhlak, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1996), h. 22 46 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian
Al-Qur’an, h. 257
42
b) Rasa persaudaraan (al-Ikhaa’) yaitu sikap jiwa
yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu
dengan orang lain, karena ada keterikatan batin
dengannya.
c) Memberi nasihat (an-Nashiihah) yaitu suatu
upaya untuk memberi prtunjuk-petunjuk yang
baik kepada orang lain dengan menggunakan
perkataan baik ketika orang yang dinasihati
telah melakukan hal-hal yang buruk maupun
belum.
d) Memberi pertolongan (an-Nashru) yaitu suatu
uoaya untuk membantu orang lain dengan
mengalami kesulitan.
e) Menahan amarah (Kazhmul Ghaizi) yaitu upaya
menahan emosi agar tidak dikuasai oleh
perasaan marah terhadap orang lain.
f) Sopan santun (al-Hilmu) yaitu sikap jiwa yang
lemah lembut terhadap orang lain sehingga
dalam perkataan dan perbuatannya selalu
mengandung adab dan kesopanan yang mulia.
g) Suka memaafkan (al-Afwu) yaitu sikap dan
perilaku seseorang yang suka memaafkan
kesalahan orang lain yang pernah diperbuat
terhadapnya.47
2) Akhlak Buruk (al-Akhlaqul Madzmumah)
47 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003),
Cet. Ke-5, h. 198-199
43
a) Mudah marah (al-Ghadab) yaitu kondisi emosi
seseorang yang tidak dapat ditahan oleh
kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap
dan perilaku yang tidak menyenangkan orang
lian.
b) Iri hati atau dengki (al-Hasad) yaitu sikap
kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan
agar kenikmatan dan kebahagiaan orang lain
bisa hilang sama sekali.
c) Mengadu-adu (an-Namimah) yaitu suatu
perilaku yang suka memindahkan perkataan
seseorang kepada orang lain dengan maksud
agar hubungan sosial keduanya rusak.
d) Mengumpat (al-Ghibah) yaitu suatu perilaku
yang suka membicarakan seseorang kepada
orang lain.
e) Bersikap congkak (al-Ash’aru) yaitu sikap dan
perilaku yang menampilkan kesombongan, baik
dilihat dari tingkah lakunya maupun
perkataannya.
f) Sikap kikir (al-Bikhlu) yaitu sikap tidak mau
memberikan nilai materi atau jasa kepada orang
lain.
g) Berbuat aniaya (az-Zhulmu) yaitu suatu
perbuatan yang merugikan orang lain, baik
44
kerugian material maupun non material,
termasuk mengambil hak-hak orang lain.48
Dengan demikian, akhlak merupakan suatu
keadaan jiwa yang termanifestasi dalam segala perbuatan
sehari-hari, sehingga dapat menimbulkan sifat terpuji
maupun tercela yang berdampak kepada diri sendiri
maupun orang lain.
48 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, h. 26-31
45
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA JAKARTA
SELATAN DAN PAGUYUBAN POS INDONESIA
CILEDUG
A. Sejarah PT. POS Indonesia
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu
panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang
Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada
tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin
keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang
berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang
datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan
pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada
publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun
kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan
perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk
mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah
melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan
status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone).
Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini
operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih
diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan
terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan
zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang
46
sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada
tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini
ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan
dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum,
maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah
mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan
bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan
insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar
24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen
kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen
kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di
Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,
komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah
memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi
electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik
merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid &
terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah
processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia
mampu diidentifikasi dengan akurat.1
1 http://www.posindonesia.co.id/index.php/visi-misi-dan-motto/
diakses pada tanggal 27 Maret 2019, Pukul 14:59
47
1. VISI
Menjadi pilihan utama layanan logistic dan jasa keuangan
2. Misi
a. Memberikan solusi layanan logistic e-commerce
yang kompetitif.
b. Menjalankan fungsi designed operator secara
professional dan kompetitif.
c. Memberikan solusi jasa layanan keuangan
terintegrasi yang kompetitif dalam rangka
mendukung financial inclusion berbasis digital
d. Memberikan solusi layanan dokumentasi dan
otentikasi digital yang kometitif.
3. Kredo
“Sumber daya ada batasnya, tetapi kreativitas tak terbatas.”
4. Motto
“Tepat waktu setiap waktu.”
B. Profile PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
Sebagai raksasa dan jasa logistik pertama di
Indonesia, PT. Pos Indonesia hadir untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia, dengan
pergerakan teknologi yang semakin pesat, PT. Pos
Indonesia pun semakin membenahi diri baik dibidang
pelayanan maupun dibidang teknologi. yaitu dengan
memperluas jaringan diberbagai wilayah Indonesia, salah
satunya membangun PT. Pos Indonesia yang berada di
wilayah Jakarta Selatan, hal ini dianggap sangat perlu di
48
karenakan tidak hanya meningkatkan pelayanan publik,
tetapi untuk menggarap pangsa pasar di wilayah Jakarta
Selatan. Hal ini pun harus di dukung dengan sumber daya
manusia yang memiliki integritas tinggi dalam pekerjaan
tersebut, yang tentunya akan tercipta lingkungan pekerjaan
yang baik dan pelayanan yang semakin meningkat.
Peningkatan pelayanan yang dilakukan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan dapat terlihat dari berbagai
prestasi yang dicapai. Salah satunya adalah PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan menjadi UPT yang memiliki
keunggulan dalam penjualan ritel maupun corporate.
Prestasi tersebut tidak dapat dicapai tanpa adanya Good
Coorporate Governance yang diterapkan dilingkungan
kerja PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate
Governance di perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Memaksimalkan nilai Perusahaan agar memiliki daya saing
yang kuat, baik secara nasional maupun internasional,
sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perusahaan;
2. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional,
efisien dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan
meningkatkan kemandirian Organ Perusahaan;
3. Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral
49
yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial Perusahaan terhadap stakeholders maupun
kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaan;
4. Meningkatkan kontribusi Perusahaan terhadap
perekonomian nasional;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan
nilai investasi Perusahaan.
Dengan adanya Good Corporate Governance,
menciptakan struktur-struktur managerial yang baik.
Berikut adalah struktur managemen dari PT. Pos Indonesia
Jakarta Selatan:
NAMA JABATAN
Hayudi Yulianto Kepala Kantor Pos Indonesia
Jakarta Selatan
Hasan Jaidi Tarigan Wakil Kepala Kantor Bidang Bisnis
Nandi Hidayat Wakil Kepala Kantor Bidang
Umum
Tina Manajer Penjualan
Dwiyanti Rafiana F Manajer Pelayanan Jaskug, FD,
GOL
Zain Tuasamu Manajer Pelayanan dan Surket
Joni Hamzah Manajer SDM
Nurwulandari P Manajer Keuangan dan BPM
Dian Manajer Akutansi
50
Budi Purwanto Manajer Pengawasan Unit
Pelayanan
Deni Imron Manajer Perkembangan dan
Pelayanan Outlet
Suhartanto Manajer Antaran I
Riza Manajer Antaran II
Maman Juatman Manajer Teknologi dan Sarana
Hendra Manajer Audit dan Manajemen
Resiko
Dedi Rohaedi Manajer Solusi Teknologi
Informasi
Kartina S Manajer Operasi Korporat
Sutiarto Manajer Prostrans Incoming
Khaerul Bahri Manajer Prostrans Outgoing
C. Profil Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC)
Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC) berdiri
pada tahun 1993, paguyuban ini didirikan oleh H. Abdul
Basit, yang anggotanya merupakan karyawan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan. Berdirinya paguyuban ini
didasari oleh keinginan beliau dalam mengadakan kegiatan
positif dan mempererat tali silaturahmi antar sesama
pegawai PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan. PPIC
mengadakan pertemuan rutin berupa pengajian yang
dilaksanakan secara berpindah-pindah dari satu rumah ke
rumah lainnya diantara karyawan.
51
1. Visi dan Misi
Visi: Membentuk pribadi anggota PPIC yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ke-
Islaman dalam kehidupan sehari-hari.
Misi: Memberikan ilmu agama dan pemahaman
yang lebih mudah untuk kalangan anggota PPIC.
2. Struktur Paguyuban Pos Indonesia Ciledug (PPIC)
NAMA JABATAN
H. Basit Pembina
Muhammad Sa’ali Ketua PPIC
Alwani Wakil Ketua PPIC
Ali Amirudin Humas
Mulyadi Bendahara
Andri Fauzi Sekertaris
Rusyanto Seksi Olahraga
Ahmad Zaenudin Seksi Rohani
Fredy Gunawan Seksi Sosial
M. Tokhir Rukmana Ustad/ Da’i
3. Aktivitas PPIC
PPIC memiliki beragam aktivitas positif demi
mendukung terciptanya sesuai visi misi yang
dibentuk antar anggotanya, aktivitasnya antara
lain adalah :
a) Pengajian rutin
Pengajian rutin diadakan setiap awal bulan dengan
tujuan dapat menenangkan hati para anggota
52
PPIC. Adapun isi pengajian tersebut seperti Tahlil,
Dzikir dan shalawat.
b) Majelis taklim
Setelah pelaksanaan pengajian rutin berlangsung,
kegiatan selanjutnya yaitu Majelis Taklim, yang
berisi tentang kajian-kajian ke-Islaman, dengan
mendatangkan Ulama-ulama dan ustadz seputar
pembahasan tertentu dan menjadi introspeksi diri
atas hal yang telah dilakukan dalam kehiduan
sehari-hari
c) Santunan anak Yatim Piatu
Santunan ini berawal dari kepedulian para anggota
PPIC terhadap anak karyawan PT. Pos Indonesia
Jakarta selatan, yang telah kehilangan orang
tercinta dalam bentuk pembiayaan pendidikan,
buku, seragam sekolah dan keperluan lainnya.
d) Touring tahunan
Setiap tahunnya PPIC mengadakan touring
dengan menggunakan sepeda motor keberbagai
wilayah Indonesia, kegiatan ini dilakukan untuk
mempererat tali silaturahmi antar anggotanya.
e) Olahraga
PPIC memiliki kegiatan olahraga rutin setiap
seminggu sekali. Kegiatan olahraga tersebut
berupa badminton yang dananya didapatkan dari
dana pribadi setiap anggota.
53
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Paguyuban Pos Indonesia Ciledug
dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Agama Islam
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan
langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan untuk
membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategi, memahami adanya peluang dan ancaman
eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara
internal, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan
tersebut.
Dalam hal ini, visi yang dibangun oleh Paguyuban
Pos Indonesia Ciledug (PPIC) adalah untuk membentuk
karakter dan pribadi karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan khususnya anggota PPIC itu sendiri, sesuai dengan
ajaran dan tuntunan Agama Islam serta berlandaskan nilai
dan norma masyarakat. Sedangkan untuk misinya adalah
memberikan ilmu Agama dan pemahaman yang lebih
mudah untuk kalangan anggota PPIC. Untuk tujuan strategi
ini memastikan anggotanya dapat menjalankan atas
kegiatan yang telah di bentuk agar dapat di realisasikan ke
kehidupan sehari-hari khususnya dilingkungan pekerjaan
PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
Pada dasarnya PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
memiliki tujuan utama dalam visi misinya yaitu
memberikan layanan dan pelayanan yang solutif kepada
54
pengguna jasa PT. Pos Indonesia. Untuk mendukung
program tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
berkompten dalam bagian pekerjaannya masing-masing.
PPIC hadir sebagai bagian dari PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan dalam memfokuskan meningkatkan pemahaman
nilai-nilai agama Islam, sebagai salah satu bentuk upaya
dalam mendukung visi misi atau tujuan dari PT. Pos
Indonesia khususnya wilayah Jakarta Selatan. PPIC
berfungsi untuk melakukan pembinaan karyawan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan dalam hal kerohanian. Saat ini
PPIC memfokuskan program meingkatkan pemahaman
nilai-nilai Islami dikalangan karyawan PT. Pos Indonesia
Jakarta Selatan, tetapi tidak menutup kemungkinan apabila
dari kalangan luar yang ingin bergabung dengan PPIC
diperbolehkan untuk megikuti kegiatan yang dibentuk oleh
PPIC.
Berikut ini adalah strategi yang digunakan PPIC
dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam
kepada karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
1. Majelis Taklim
Majelis Taklim merupakan salah satu dari bentuk
komunikasi, yakni kelompok (group communication)
berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang.1 Dalam majelis taklim
1 Onong UChjana Effendi, Ilmu, Teori dan FIlsafat Komunikasi,
(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h.75.
55
yang diadakan PPIC, Ustad Sa’ali menjadi
komunikator yang menyampaikan pesan kepada
khalayak ramai. Komunikasi kelompok dengan jumlah
besar seharusnya lebih efektif menggunakan media,
seperti pengeras suara atau media lainnya.
Adapun komunikasi kelompok dikatakan efektif,
karena dapat dilihat sesuai ciri-ciri komunikasi
kelompok itu sendiri, yaitu:2
a) Proses komunikasi dimana pesan-pesan yang
disampaikan oleh seorang pembicara kepada
khalayak dalam jumlah besar pada tatap muka. Hal
ini dapat dilihat dari seorang komunikator, yaitu
seorang ustad atau Da’I kepada jumlah komunikan
yang cukup banyak, yaitu karyawan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan atau dari kalangan lain.
b) Komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa
dibedakan mana sumber dan mana penerima pesan.
Hal ini dapat dilihat dari penyampaian pesan
komunikasi yang diberikan oleh Ustad/ Da’i
sebagai komunikator yang berkelanjutan.
c) Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan)
dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak
tertentu. Maksudnya, PPIC sebagai organisasi yang
bertugas dalam menanamkan nilai-nilai agama
2 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), cet. Ke-2, h 33-34.
56
Islam telah menyiapkan strategi yang akan
diberikan kepada karyawan PT. Pos Indonesia
Jakarta Selatan.
2. Kegiatan sosial
Kegiatan sosial dilakukan PPIC dengan
mengadakan santunan kepada karyawan PT Pos
Indonesia Jakarta Selatan yang terkena musibah seperti
meninggal dunia, bencana alam, dan lain-lain. Kegiatan
sosial ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap
ihsan terhadap sesama manusia.
Salah satu bentuk implementasi tersebut, dengan
meletakan kotak amal untuk ditunjukan kegiatan sosial
PPIC, yang diletakkan di beberapa sudut ruangan
kantor PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan.
“Nah kita juga dalam bentuk kegiatan bina sosial,
dalam pengumpulan dana itu, kita taro nih kotak amal
di beberapa sudut kantor, karena itu kan bisa mengajak
karyawan lain untuk beramal dan menambah
pemasukan untuk disalurkan kepada yang
membutuhkan, Alhamdulillah nih berjalan dengan
baik”.3
Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Yunus
ayat 61, yang menjelaskan tentang berbuat baik:
3 Wawancara dengan Ahmad Zaenudin. 14 Maret 2019
57
ن وما تتلوا مينه مين قرءان ول تعملون وماتكون في شأ
مين عمل إيلا كناا عليكم شهودا إيذ تفييضون فييهي وما يعزب ي يك مين م ب ة في عن را رضي ٱثقالي ذرا
ماءي ٱول في ل صغر لسا
ول أ
بيين كب إيلا في كيتب ميك ول أ ل ٦١مين ذ
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak
membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami
menjadi saksi atasmu di waktu kamu
melakukannya…” (QS. Yunus: 61)
B. Model Perencanaan Strategi Komunikasi Paguyuban
Pos Indonesia Ciledug (PPIC)
PPIC sebagai organisasi yang berfungsi untuk
pembinaan keagamaan membutuhkan sebuah strategi
dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam.
Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi” menyebutkan
tahapan proses komunikasi meliputi lima tahapan, yaitu:
Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pelaporan.
Sedangkan Dr. H. Rachmat dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Strategik” mengatakan bahwa manajemen
strategi terdiri atas tiga proses pembuatan stratgei,
penerapan strategi dan evaluasi strategi”.
Tahapan strategi yang digunakan oleh PPIC dalam
metode mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam
sama dengan tahapan strategi yang dikemukakan Hafied
58
Cangara dalam teorinya yang terdiri dari lima langkah,
karena ditahap akhir PPIC melakukan tahap pelaporan
kepada induk organisasinya yaitu PT. Pos Indonesia
Jakarta Selatan. Berikut ini tahapan strateginya:
1. Penelitian
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematik yang dihadapi suatu organisasi. Tahapan
penelitian ini biasanya dilihat dari fakta yang ada
dilapangan, apa yang sedang terjadi disekitar lembaga
atau organisasi tersebut. Tahap ini juga mencari
masalah-masalah apa yang sedang berkembang
dimasyarakat.4
Pada tahap penelitian ini, PPIC tidak melakukan
riset mendalam, tetapi tokoh-tokoh pendiri PPIC ini
memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan positif
untuk karyawan PT Pos Indonesia. Atas dasar alasan itu
lahirlah PPIC sebagai salah satu organisasi pendukung
pembinaan sumber daya manusia PT Pos Indonesia,
sehingga setiap karyawan PT. Pos Indenesia memiliki
wadah untuk berkumpul dan berserikat.
Hal ini dijelaskan oleh Muhammad Ali sebagai
pengurus harian PPIC, ia mengatakan:
“Awal mulanya itu pada tahun
1993, kita membentuk PPIC ini dari kumpul-
kumpul waktu itu ada H. Basit dan teman
4 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.72
59
teman, karena ingin adanya sebuah kegiatan
yang positif, akhirnya kita membentuk PPIC,
dan juga mengapa adanya nama Ciledug,
karena mayoritas tinggalnya diwilayah
Ciledug.”5
Tahap penelitian ini juga dilakukan PPIC dalam
mensosialisasikan kegiatan-kegiatan PPIC kepada
karyawan-karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan.
Sosialisasi dilakukan ketika ada pertemuan-
pertemuan, event, dan tausyiah mingguan yang
diadakan oleh PT Pos Indonesia. Kesempatan tersebut
digunakan oleh PPIC untuk mensosialisasikan dan
mengajak karyawan PT Pos Indonesia untuk
bergabung dan mengikuti kegiatan di PPIC.
2. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan misi dan
tujuan jangka panjang, pengidentifikasian peluang dan
ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan
organisasi dan penentuan strategi yang sesuai untuk
diadopsi. Dengan demikian, perlu untuk mengetahui
strategi tentang pemilihan atau penentuan sumber
(komunikator), pesan, media, sasaran (komunikan),
dan efek yang diharapkan.6
5 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC. 6 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h.72
60
a) Komunikator
Komunikator adalah individu atau lembaga
yang menyampaikan pesan berupa informasi.
Komunikator yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah pihak-pihak PPIC yang memberikan
bimbingan dalam mengimplementasikan nilai-nilai
Islam. Dalam PPIC, komunikator diwakili oleh
ustad menngisi pengajian rutin.
b) Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang
disampaikan komunikator, pesan dapat berupa
kata-kata , lambang-lambang, isyarat, tanda-tanda
atau gambar yang disampaikan. Pesan yang
dimaksud disini adalah proses bimbingan PPIC.
Pada saat bimbingan berlangsung pesan dapat
berupa ajaran syariat yang didalamnya membahas
tata cara sholat, berwudhu yang baik dan benar
serta ibadah keseharian lainnya, yang diberikan
oleh pengajar kepada jamaah agar selalu senantiasa
semangat dalam meningkatkan pemahaman nilai-
nilai agama Islam. Pesan juga dapat berupa tips-tips
agar jamaah dapat mengimplementasikan nilai-
nilai agama Islam.
c) Media
Media adalah alat yang digunakan untuk
berkomunikasi agar hasil komunikasi dapat
mencapai sasaran dan dapat dimenegerti oleh
61
penerima pesan (komunikan). Media yang
digunakan adalah berupa ceramah untuk
menyampaikan pesan, dan kegiatan-kegiatan sosial
yang mengajarkan pesan-pesan Islam secara
praktis.
d) Komunikan
Komunikan adalah target yang ingin
dipengaruhi oleh kounikator. Komunikan dapat
berupa individu ataupun kelompok masyarakat
tertentu. Komunikan yang ingin dituju oleh PPIC
adalah karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan.
Namun, bukan hanya karyawan PT Pos Indonesia
Jakarta Selatan saja, karyawan dari kantor
perwakilan wilayah lainnya secara tidak langsung
menjadi komunikan dengan cara datang mengikuti
kegiatan-kegiatan PPIC.
e) Efek
Efek yang dimaksud adalah tujuan yang
diinginkan komunikator kepada komunikan agar
merubah sesuatu yang ada pada komunikan. Efek
yang ingin dihasilkan komunikator atau dalam hal
ini PPIC adalah agar komunikan dapat
memperdalam nilai-nilai Islam, memahami dan
mempraktekan unsur nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam bekerja
di lingkungan PT Pos Indonesia khususnya wilayah
Jakarta Selatan, sehingga perusahaan memiliki
62
sumber daya manusia yang unggul menuju
tercapainya visi misi perusahaan.
Berdasarkan komponen-komponen di atas, PPIC
merumuskan program-program yang dapat diikuti
karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan. Program-
program ini bersifat tidak mengikat. Pada poin
pelaksanaan akan penulis jelaskan program-program
yang berjalan rutin dilakukan PPIC
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka mengimplementasikan perencanaan
komunikasi yang telah dibuat. Pelaksanaan dapat
dilakukan dalam bentuk tayangan televisi, wawancara
radio, pemasangan iklan di surat kabar, pembagian
stiker kepada target sasaran, pemasangan baliho atau
spanduk di jalanan, dan pemberangkatan tim
penyuluhan untuk bertatap muka dengan komunitas
yang menjadi target sasaran.7
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang
telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah
melaksanakan strategi tersebut. Dalam melaksanakan
strategi yang telah dibuat perlu adanya kerjasama dari
semua elemen yang ada, baik itu intern maupun extern.
PPIC sudah membuat program-program yang
mendukung dalam mengimplementasikan nilai-nilai
7 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 73
63
Islam. Program-program tersebut terbuka untuk
Karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan maupun
dari karyawan PT. Pos Indonesia yang ada di wilayah
lainnya. Bagi karyawan yang ingin mengikuti program
yang ada di PPIC terlebih dahulu melakukan
pendaftaran maupun datang langsung saat program
terebut berjalan.
“Kita mengadakan nih pengajian sebulan sekali,
lokasinya berpindah-pindah dari satu rumah anggota
kerumah anggota lainnya, tujuannya apa, supaya kita
bisa semakin erat menjalin tali silaturahmi kita dengan
para keluarga anggotanya, jadi keluarga mereka pun
tahu apa sih ppic itu sendiri bagus atau engga
kegiatannya, biar mereka bisa menilai sendiri dan juga
dalam pengajiannya ini ada tahlilannya, ada
pembahasan kehidupan sehari-hari baik tentang
keluarga maupun pekerjaan, karena latar belakang
kita kan dari karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan, jadi yang kita tekankan bagaimana kita
bekerja berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam dan
ajaran Nabi, intinya sih bagaimana kita bekerja
menjadi nilai Ibadah dimata Allah SWT”8
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan cara tatap
8 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC
64
muka (face-to-face) kepada target yang dalam hal ini
adalah karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan.
(Gambar 4.1)9
Pelaksanaan kegiatan yang diadakan PPIC pada
intinya mengerucut kepada usaha menanamkan dan
meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama Islam10:
a. Majelis Bulanan
Majelis bulanan PPIC berisi pembacaan
kitab suci Alquran dan zikir, pembacaan kitab
kuning, dan tausyiah. PPIC mendatangkan
ulama untuk memberi pengarahan dan
9 Kegiatan Majelis Taklim PPIC, Dokumentasi Pribadi. 10 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC
65
bimbingan rohani langsung kepada para
karyawan.
b. Olahraga
Meningkatkan kesehatan jasmani
merupakan salah satu upaya dalam
menjalankan sunnah Nabi Muhammad yang
selalu menganjurkan umatnya memiliki pola
hidup sehat. PPIC mengadakan kegiatan
olahraga badminton. Kegiatan ini bertujuan
agar terciptanya keseimbangan aspek lahiriyah
dan batiniyah para karyawan PT Pos Indonesia
Jakarta Selatan.
c. Kegiatan Sosial
Dalam ajaran Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW terdapat konsep ihsan,
yaitu bentuk manifestasi dari keimanan
manusia. Manusia dapat dikatakan memiliki
derajat ihsan yang baik jika dirinya dapat
menyelaraskan cintanya kepada Allah Swt,
sesama manusia, dan seluruh alam. PPIC
berupaya menanamkan sikap ihsan kepada
karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
dengan cara melaksanakan kegiatan sosial.
Kegiatan ini berupa santunan beasiswa bagi
anak-anak yatim dari karyawan PT Pos
Indonesia Jakarta Selatan yang telah wafat,
santunan karyawan dan keluarga jika
66
mengalami musibah seperti sakit, terkena
bencana alam, dan lain sebagainya. Dana yang
didapatkan selain dari iuran bulanan dari setiap
anggota PPIC tetapi juga berasal dari dana yang
dikumpulkan melalui kotak-kotak amal yang
disebar dibeberapa sudut ruangan kantor pos.
Dengan kegiatan ini diharapkan para karyawan
dapat menyadari bahwa hidup akan lebih
bermakna dengan menyebarkan manfaat.
4. Pengukuran/ Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil akhir
dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya
apakah daya exposure media yang digunakan dapat
mencapai target sasaran, apakah pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan
tindakan apa yang telah dilakukan khalayak setelah
menerima dan mengerti informasi yang disampaikan.
Setelah melakukan analisis, penulis menemukan
beberapa macam evaluasi yang dilakukan oleh PPIC:
a. Evaluasi Program
Evaluasi yang dilaksanakan oleh PPIC
adalah dengan mengadakan kegiatan rapat
dalam setiap awal bulan, yang didalamnya
membahas mengenai kegiatan apa saja yang
telah dilaksanakan, apakah sudah mencapai
hasil yang diharapkan atau tidak, dan apabila
terjadi penyimpangan maka akan ditentukan
67
penyebab-penyebabnya. Hal ini diperlukan,
karena evaluasi menjadi tolak ukur strategi
yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi serta evaluasi sangat diperlukan
untuk memastikan sasaran yang dinyatakan
telah dicapai.
“Kita selalu ada rapat awal bulan hari
sabtu. Rapat bulanan ini kita bahas macam-
macam, yang pasti sih keuangan, dan kegiatan-
kegiatan kita. Kegiatan kan ada yang rutin dan
gak rutin, misalnya nanti ada kegiatan buka
puasa Bersama yang dibarengin sama
santunan anak yatim. Ada juga kegiatan yang
enggak berjalan seperti belum lama kegiatan
main hadroh, itu kita stop.”11
b. Evaluasi Materi Kajian
Jenis evaluasi ini dilakukan oleh PPIC
dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada
anggota PPIC yang merupakan karyawan PT.
Pos Indonesia Jakarta Selatan. Dalam kegiatan
pekerjaan sehari-hari memerlukan kegiatan
fisik dan pikiran yang maksimal, oleh karena
itu ketika kegiatan majelis taklim berlangsung,
materi yang dibawakan oleh ustad atau da’i
menggunakan bahasa yang ringan agar dapat
11 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC.
68
mudah dipahami dan diterima oleh anggota
PPIC. Selain itu kemampuan anggota yang
berbeda-beda dalam menerima pesan yang
diberikan membutuhkan pengulangan-
pengulangan dalam penyampaian pesan
tersebut.
“Kita juga pernah mengevaluasi materi-
materi agama yang dibawakan guru kita.
Sebelumnya pernah ada beberapa anggota
yang istilahnya request materi kajian. Karena
sebelumnya menurut mereka materi kajian
terlalu berat, belajar nahwu shorof. Jadi kita
evaluasi dan konfirmasi ke guru kita. Akhirnya
kajian yang dibawakan yang ringan-ringan
aja, masalah sehari-hari, fiqih sehari-hari.”12
Perbedaan kemampuan yang disampaikan
oleh ustad atau da’i, merupakan suatu kendala
yang dihadapi saat ini, ada yang lambat
maupun yang cepat untuk menerima pesan.
Dalam hal ini PPIC sebagai organisasi yang
mewadahi para anggota dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Islam,
melakukan cara-cara tertentu untuk
menyelesaikan kendala yang dihadapi. Namun
perlu diingat, dalam tahap penyelesaian ini,
12 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC.
69
terdapat sebuah proses yang bisa saja tidak
berjalan cepat.
c. Evaluasi Kinerja di PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan
Kemudian evaluasi dari faktor eksternal,
dimana karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan yang tergabung menjadi anggota PPIC
dipantau kinerjanya. Apabila kinerjanya baik,
akan diapresiasi oleh pihak PPIC, namun jika
kinerjanya buruk maka PPIC mengambil
tindakan dengan memberikan teguran dan
bimbingan konseling untuk memperbaiki
kinerjanya.
“Anggota kita juga terus kita pantau
kerjanya di KPRK (sebutan untuk kantor Pos
Indonesia Jakarta Selatan). Kalau kerja
mereka bagus dapet penghargaan di kantor,
biasanya kita jadikan contoh buat yang lain.
Kita apresiasi lah. Nah kalua kinerjanya
buruk, dapet kasus, kita langsung kasih
peringatan. Bukan cuma peringatan, kita juga
bombing, kita tanya lagi ada masalah apa,
terus kita cari solusinya bareng-bareng.”13
PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan menilai
bahwa adanya perubahan kinerja positif, yang
13 Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus PPIC.
70
dicapai oleh karyawan yang mengikuti PPIC,
sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat
berjalan cepat, penuh tanggung jawab dan
professional. Kepala Kantor PT. Pos Indonesia
pun mengharapkan dapat menularkan hal
positif tersebut kepada karyawan lainnya.
Seperti pernyataan pada saat proses
wawancara oleh wakil kepala kantor bidang
Umum PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
“Secara langsung memang tidak terlalu
terlihat, dikarenakan PPIC kan organisasi
external, jadi karyawan yang bergabung
dengan PPIC tidak menunjukan dirinya
sebagai anggota, namun secara tidak langsung
jika dilihat dari indeks prestasi karyawan, nah
para anggota PPIC ini memiliki kinerja yang
baik, sebagai contoh kita setiap perayaan 17
agustus, kami memberikan apresiasi kepada
karyawan yang memiliki semangat dan kinerja
yang baik kepada perusahaan, nah dengan
demikian dari penerima apresiasi tersebut,
kebanyakan kalau ditelisik lebih dalam, dia
adalah anggota PPIC”14.
14 Wawancara dengan Nandi Hidayat, Wakil Kepala Kantor Bidang
Umum Pos Indonesia Jakarta Selatan. 17 Mei 2019
71
5. Pelaporan
Pelaporan adalah tindakan akhir dari strategi
komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan
sebaiknya dibuat secara tertulis kepada pimpinan untuk
dijadikan bahan pertimbangan. Jika dari laporan
diperoleh hasil positif, maka bisa dijadikan bahan
pertimbangan. Jika dalam laporan itu ditemukan hasil
yang belum maksimal, maka temuan itu bisa dijadikan
bahan pertimbangan untuk memperbaiki program yang
akan dilakukan.15
Pelaporan yang dilakukan oleh PPIC dilakukan
bersamaan dengan pergantian kepengurusan internal
PPIC. Kegiatan pelaporan ini dinamakan Laporan
Pertanggung Jawaban dan Pelantikan Pengurus PPIC.
Kegiatan ini dilakukan setiap dua tahun sekali.
“Dua tahun sekali kita ada LPJ sama pergantian
ketua dan pengurus. Kita bahas itu program, kegiatan,
rencana, dan lain-lain. Hampir sama sih kayak rapat
bulanan. Cuma bedanya ini rapat besarnya, kita
usahakan datang semua anggota. Di rapat ini kita
tentuin gimana PPIC ke depannya.”16
Pelaporan PPIC dirumuskan oleh ketua dan
pengurus, dan kemudian dipresentasikan secara terbuka
kepada seluruh anggota PPIC. Tujuan dari tahap
pelaporan ini adalah untuk menjaga agar PPIC tetap
15 H. Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 73. 16 Wawancara dengan Sa’ali, Ketua PPIC.
72
pada perjuangan mengimplementasikan nilai-nilai
keislaman untuk karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, strategi
komunikasi yang dilakukan Paguyuban Pos Indonesia
Ciledug dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama
Islam kepada pegawai PT Pos Indonesia, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: PPIC sebagai
organisasi independen yang membantu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia PT Pos Indonesia Jakarta
Selatan memiliki strategi utama berupa kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk mengimplementasian nilai-nilai
keislaman bagi karyawan PT Pos Indonesia Jakarta
Selatan. Kegiatan-kegiatan utama sebagai bentuk strategi
PPIC adalah: 1) Majelis Taklim, bentuk strategi ini
dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama
Islam karyawan dengan berkomunikasi secara langsung.
Kegiatan Majelis taklim ini berupa pengajian yang
diadakan satu bulan sekali. 2) Kegiatan Sosial, strategi ini
berupa penerapan nilai-nilai Islam khususnya nilai akhlak.
Dengan mengadakan kegiatan sosial diharapkan karyawan
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan yang tergabung dalam
organisasi PPIC dapat mengimplementasikan nilai-nilai
kebaikan akhlak dalam bekerja di PT Pos Indonesia Jakarta
Selatan. Kegiatan sosial yang diadakan berup santunan
anak yatim, dari karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
74
Selatan, santunan ini berupa biaya pendidikan hingga
sekolah menengah atas dan perlatan sekolah yang
dibutuhkan.
Penelitian ini juga telah berhasil menganalisis model
perencanaan strategi komunikasi PPIC melalui teori lima
tahap strategi komunikasi dari Hafied Cangara yang
meliputi: 1) Penelitian terhadap potensi keikutsertaan
karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan tidak dilakukan
secara mendalam, masih perlu ditingkatkan dengan
dukungan dari PT Pos Indonesia Jakarta Selatan, dan
meningkatkan efektivitas organisasi PPIC. Bagi karyawan
yang mengikuti kegiatan PPIC dan meraih prestasi dalam
bekerja, PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan memberikan
sebuah apresiasi berupa piagam penghargaan maupun
bonus dari perusahaan 2) Perencanaan strategi komunikasi
dengan melihat dari unsur-unsur komunikasinya, seperti
penetapan komunikator, pesan, media, komunikan, dan
efek. Komunikatornya adalah Paguyuban Pos Indonesia
Ciledug yang dijalankan oleh masing-masing pihak yang
bersangkutan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan yang
berbeda-beda. Selanjutnya adalah pesannya adalah
meningkatkan pemahaman mengenai nilai-nilai agama
Islam. Media yang digunakan adalah melalui tatap muka
secara langsung, juga melalui aplikasi pesan daring. Target
atau komunikan yang dituju adalah karyawan PT Pos
Indonesia Jakarta Selatan khususnya yang tergabung dalam
anggota PPIC. Yang terakhir adalah efek yang ingin
75
didapat dari meningkatnya pemahaman nilai-nilai Islam
adalah kualitas karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan
yang unggul sehingga perusahaan dapat mencapai visi dan
misinya. 3) Pelaksanaan dilakukan setelah merumuskan
strategi untuk selanjutnya dilakukan eksekusi, yaitu dengan
mengadakan majelis taklim, kegiatan olahraga, dan
kegiatan sosial. 4) Evaluasi yang dilakukan PPIC berupa
evaluasi program, evaluasi materi kajian, dan evaluasi
kinerja di perusahaan. 5) Pelaporan sebagai tahap terakhir
dari serangkaian strategi komunikasi yang telah
dilaksanakan. Laporan yang dilakukan oleh PPIC bersifat
laporan pertanggung jawaban yang diadakan dua tahun
sekali. Pelaporan ini dipresentasikan secara terbuka kepada
seluruh anggota PPIC dan mengundang pihak PT Pos
Indonesia Jakarta Selatan.
B. Saran
Adapun saran yang penulis tujukan kepada
beberapa pihak, di antara lain adalah:
Kepada karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan
yang beragama Islam hendaknya bergabung dalam
Paguyuban Pos Indonesia Ciledug sebagai wujud
perbaikan kinerja perusahaan melalui pemberdayaan diri
dalam bidang rohani Islam.
Kepada Paguyuban Pos Indonesia Ciledug
diharapkan untuk terus melakukan inovasi-inovasi
program sebagai langkah mengimplementasikan nilai-nilai
76
Islam karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan secara
bertahap. Selain itu, PPIC hendaknya mampu menjangkau
lebih luas keterlibatan karyawan PT Pos Indonesia Jakarta
Selatan.
Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik
membahas tentang strategi komunikasi organisasi
masyarakat sebagai pendukung kualitas sumber daya
manusia sebuah perusahaan, diharapkan mampu
mengungkap lebih dalam strategi komunikasi yang
dilakukan sebuah organisasi untuk memperkaya khazanah
pengetahuan tentang strategi komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ali, M. Daud. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Amsyari, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia.
Bandung: Penerbit Mizan, 1990.
AS, Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000.
Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma
dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ). Jakarta:
Kencana, 2007.
Cangara, H. Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Daradjat, Zakiah. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah.
Jakarta: Ruhama, 1995.
Effendi, Onong. Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
G, James. Robbins. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1995.
Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif:teori dan praktik.
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitati Ahad Abu, Strategi
Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Komarudin. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara,
1994.
Kridalaksana, Hari. Murti. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia.
Jakarta: Nusa Indah, 1981.
Liliweri, Alo, Komunikasi : Serba Ada Serba Makna, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2003.
Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2003.
Martopolo, Ali. Strategi Kebudayaan, Jakarta: Eisiter For Strategic
And International Study, 1978.
Moloeng, Lexy. J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara,
2001.
Muis, A. Komunikasi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas
Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002.
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik Organisasi Non-Provit
Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press, 2000.
Qardhawi, Yusuf. Membumikan Syari’at Islam, Keluwesan Aturan
Ilahi untuk Manusia, Terj. Ade Nurdin dan Riswan. Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2003.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Saepudin, Endang, Wawasan Islam: pokok-pokok fikiran tentang
Islam dan ummatnya. Depok:Rajawali, 1986.
Saputra, Thoyib. Sah. Aqidah Akhlak. Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 1996.
Shihab, M. Quraish. Menabur Pesan Ilahi. Jakarta: Lentera Hati,
2006.
Susanto, Astrid. S Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Bandung:
Bina cipta, 1947.
Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan
Pembangunan dalam Islam. Jakarta: Firma Djakarta, tt.
Wibowo, Indiwan. Wahyu. dan Seto. Semiotika Komunikasi.
Jakarta: Wacana Media, 2013.
William, F. Glueck.. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 1987.
Zainun, Buchari. Manajemen Sumber Daya Manusia
Indonesia..Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1995.
Skripsi
M, Suhardin. Strategi Komunikasi Organisai Dalam Pembinaan
Mental Keagamaan Pegawai PT. TIKI JALUR NUGRAHA
EKA KURIR.Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008.
Wilda, Resyana. Strategi Komunikasi Perusahaan Umum
Percetakan Uang RI (Perum Peruri) Dalam Pembinaan
Keagamaan Pegawai, Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Website
Diakses dari www.posindonesia.co.id/index.php/sejarah-pos/
pada 24 Februari 2018, Pukul 13:24 WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Narasumber : Ali Amirudin
Jabatan : Pengurus Harian Paguyuban Pos Indonesia Ciledug
Tempat : Kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan
Tanggal : 14 Maret 2019
1. Program apa saja yang telah dibentuk oleh PPIC? Apa
sih latar belakang dari program-program PPIC itu
sendiri?
Awalnya kami mengadakan kumpul, merencanakan
program apa saja yang bisa kita lakukan untuk ppic agar
berjalan dengan baik, lalu kita lihat nih potensi apa saja
yang kita punya dari anggota ppic, misalnya anggota ppic
kebanyakan mempunyai kendaraan bermotor, maka kita
adakan touring kendaraan roda dua, lalu ada anak anggota
ppic yang sudah yatim piatu, maka kita adakan program
berupa santunan anak yatim, maka dari alasan-alasan itu
kita merasa perlu menjalankan program tersebut. Ya insya
Allah program ini akan terus berjalan dan memberikan
manfaat.
2. Bagaimana sistem/kegiatan yang telah direncanakan
dalam pengimplementasiannya?
Yaitu tadi kita ummm, kita mengadakan nih pengajian
sebulan sekali, lokasinya berpindah-pindah dari satu rumah
anggota kerumah anggota lainnya, tujuannya apa, supaya
kita bisa semakin erat menjalin tali silaturahmi kita dengan
para keluarga anggotanya, jadi keluarga mereka pun tahu
apa sih ppic itu sendiri bagus atau engga kegiatannya, biar
mereka bisa menilai sendiri dan juga dalam pengajiannya
ini ada tahlilannya, ada pembahasan kehidupan sehari-hari
baik tentang keluarga maupun pekerjaan, karena latar
belakang kita kan dari karyawan PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan, jadi yang kita tekankan bagaimana kita bekerja
berdasarkan ajaran-ajaran Agama Islam dan ajaran Nabi,
intinya sih bagaimana kita bekerja menjadi nilai Ibadah
dimata Allah SWT.
3. Untuk saat ini kegiatan apa saja yang telah
dilaksanakan oleh PPIC?
Seperti diadakan tausyiah yang mendatangkan ulama
kemudian ada pengajian dan diluar kegiatan dari
keagamaan kita sendiri pun ada juga yaitu, dulu dengan
anggota yang banyak, kita aktif didalam kegiatan olahraga
kemudian kegiatan sosial. Berbicara mengenai sosial kita
sampai saat ini memili anak asuh dari salah satu anak
anggota PPIC yaitu Alm. Rony, anaknya masih sd 2 (dua)
orang, kita menjadi orang tua asuh, kita biayai baik dari
pendidikan, seragam dan uang jajan, hingga mereka lulus
SMA, namun kemampuan kita sekarang tidak seperti dulu,
dikarenakan uang kas yang semakin mengecil.
4. Solusi apa yang telah dilakukan oleh PPIC terhadap
kegiatan yang belum tercapai dalam program PPIC?
Program-program kita ini masih mungkin ditambahkan
lagi, kita juga sebelumnya sudah menjalankan program
atau menambahkan program koperasi di para anggota
PPIC, tetapi program ini tidak berjalan dengan baik,
dikarenakan dari sisi managerial mereka kurang begitu siap
untuk mengemban tanggung jawab, contohnya saja seperti
menjadi bendahara, mereka takut nih uangnya hilang, tapi
kita tidak menutup kemungkinan menjalankan
programprogram seperti ini lagi, pokoknya kita akan terus
melakukan terobosan-terobosan baru untuk kebaikan
bersama.
5. Adakah efek atau perubahan yang didapat oleh anggta
ppic baik dalam lingkungan pekerjaa maupun diluar
lingkungan pekrerjaan
Kalau berbicara perubahan pasti ada, jauh malahan, dan
kekeluargaan kita lebih kental, kenapa kental? Ketika ada
anggota yang sakit menjadikan kita datang kerumahnya,
kemudian menjadikan kenal antar keluarga, dan setiap
akhir bulan kita selalu mengadakan acara liburan keluarga,
seperti menyewa villa di Puncak atau mungkin ke Anyer.
Dan itu pun tidak dipungut biaya karena kita ada uang kas,
mau ajak keluarga besar tidak apaapa, yang penting sesuai
dengan budget yang ada, setelah kita mengetahui adanya
dampak positif kita menjadi tahu apakah program ini patut
dilanjutkan, diubah, dimodifikasi, diperbaiki atau
dihilangkan, tergantung dari indikator seberapa besar hal
positif maupun negatifnya.
Kemudian juga, sepengetahuan ane, anggota ppic ini jarang
sekali bahkan tidak ada yang tersandung kasus di kantor,
karena mereka tahu batasan-batasan nya, walaupun kita
terdahulunya suka mabuk-mabukan, pernah nakal pas
jaman muda, itupun sebelum bergabung dengan PPIC.
Namun itu balik lagi ke penilaian orang lain melihat kita
seperti apa
6. Apakah ada Faktor Penghambat dan Pendukung ?
Dulu kita ada dana operasional dari kantor, jadi setiap kita
mendapatkan dana operasi, maka kita akan langsung
mengadakan pengajian, dan nanti akan kita laporkan
kepada pihak managemen PT. Pos Indonesia Jakarta
Selatan mengenai pengeluaran biaya untuk kegiatan PPIC,
tetapi karena sekarang sudah tidak ada, akhirnya kita
membuat uang kas yang iuarannya dari para anggota PPIC,
dan nanti pelaporannya akan dibahas pada saat setiap
pertemuan sebulan sekali.
Kemudian faktor penghambat yang utama itu adalah,
fackor usia dan keluarga, yang sudah berkeluarga
terkendala oleh waktu, karena kesibukan orang berbeda-
beda, ada yang masuk ditahun ini seperti Marwan, baru ikut
beberapa bulan namun sudah istirahat, justru yang para
pengurus yang lama ini malahan tetap kompak, tetap terus
mengadakan acara agar tetap berjalan. Untuk saat ini
sekarang anggota ada 25 anggota, Jadi keluar masuk, ketika
ada yang masuk nanti ada yang keluar, kemudian ada yang
keluar ada yang bergabung juga, seperti itu.
7. Adakah rapat bulanan sebagai bentuk evaluasi?
Kita selalu ada rapat awal bulan hari sabtu. Rapat bulanan
ini kita bahas macam-macam, yang pasti sih keuangan, dan
kegiatan-kegiatan kita. Kegiatan kan ada yang rutin dan
gak rutin, misalnya nanti ada kegiatan buka puasa Bersama
yang dibarengin sama santunan anak yatim. Ada juga
kegiatan yang enggak berjalan seperti belum lama kegiatan
main hadroh, itu kita stop.
Anggota kita juga terus kita pantau kerjanya di KPRK
(sebutan untuk kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan).
Kalau kerja mereka bagus dapet penghargaan di kantor,
biasanya kita jadikan contoh buat yang lain. Kita apresiasi
lah. Nah kalua kinerjanya buruk, dapet kasus, kita langsung
kasih peringatan. Bukan cuma peringatan, kita juga
bombing, kita tanya lagi ada masalah apa, terus kita cari
solusinya bareng-bareng.
Kita juga pernah mengevaluasi materi-materi agama yang
dibawakan guru kita. Sebelumnya pernah ada beberapa
anggota yang istilahnya request materi kajian. Karena
sebelumnya menurut mereka materi kajian terlalu berat,
belajar nahwu shorof. Jadi kita evaluasi dan konfirmasi ke
guru kita. Akhirnya kajian yang dibawakan yang ringan-
ringan aja, masalah sehari-hari, fiqih sehari-hari
Ali Amirudin
Transkip Wawancara
Nama : Muhammad Sa’alih
Jabatan : Ketua PPIC
Tempat : Kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan
Tanggal : 14 Maret 2019
1. Bagaimana sejarah pembentukan PPIC?
Awal mulanya itu pada tahun 1993, kita membentuk PPIC
ini dari kumpul-kumpul waktu itu ada H. Basit dan teman
teman, karena ingin adanya sebuah kegiatan yang positf,
akhirnya kita membentuk PPIC, dan juga mengapa adanya
nama Ciledug, karena mayoritas tinggalnya di wilayah
Ciledug.
2. Apa saja visi dan misi PPIC?
Berbicara mengani visi dari PPIC itu sendiri untuk
membentuk karakter dan pribadi karyawan PT. Pos
Indonesia Jakarta Selatan khususnya anggota PPIC itu
sendiri, sesuai dengan ajaran dan tuntunan Agama Islam
serta berlandaskan nilai dan norma masyarakat. Sedangkan
untuk misinya adalah memberikan ilmu Agama dan
pemahaman yang lebih mudah untuk kalangan anggota
PPIC.
3. Ada perubahan tidak sebenarnya dengan ikut PPIC ini,
dari sebelum ikut dan setalah bergabung?
Kalau berbicara perubahan pasti ada, jauh malahan, dan
kekeluargaan kita lebih kental, kenapa kental? Punya acara,
sakit, yang menjadikan kita datang kerumahnya, kemudian
menjadikan kenal antar keluarga, dan setiap akhir bulan
kita selalu mengadakan acara liburan keluarga, seperti
menyewa villa di Puncak atau mungkin ke Anyer. Dan itu
pun tidak dipungut biaya karena kita ada uang kas, mau
ajak keluarga besar tidak apaapa, yang penting sesuai.
4. Bagaimana dengan kinerja kita dalam bekerja, apakah
ada perubahan?
Dalam kinerja ya ada juga ya tanpa kita sadari, dengan
nasehat-nasehat yang sering kita dengarkan kita lebih
bertanggung jawab, kita lebih memahami bagaimana sih
kerja bukan sekedar kerja, tetapi kerja yang termasuk
ibadah di mata Allah.
5. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan
dari PPIC itu sendiri?
Seperti diadakan tausyiah kemudian ada pengajian juga
yang mendatangkan ulama, dan diluar kegiatan dari
keagamaan kita sendiri pun ada juga yaitu, dulu dengan
anggota banyak kita aktif didalam kegiatan, seperti social,
berolahraga, berbicara mengenai social kita mengasuh dari
salah satu anak anggota ppic yaitu alm. Rony, anaknya
masih sd dua orang, kita menjadi orang tua asuh, kita biayai
baik dari pendidikan, seragam uang jajan, hingga mereka
lulus sma, namun kemampuan kita sekarang tidak seperti
dulu, dikarenakan uang kas yang semakin mengecil, dari
uang iuran.
6. Sekarang anggota ada berapa banyak pak?
Untuk saat ini sekarang anggota ada 25 anggota, namun
kita lebih baik sedikit tetapi solid. Nah selama ini setiap
tahun bertambah anggotanya. Jadi keluar masuk, ketika ada
yang masuk nanti ada yang keluar, kemudian ada yang
keluar ada yang bergabung juga, seperti itu.
7. Apakah anggota nya hanya pegawai pos saja?
Tidak kita tidak menutup untuk orang lain yang mau
bergabung dengan ppic
8. Nah apa yang didapat ketika kita mengikuti pengajian
ini?
Nah sepengetahuan ane, anggota ppic ini jarang sekali
bahkan tidak ada yang tersandung kasus di kantor, karena
mereka tahu batasan-batasan nya, walaupun kita
terdahulunya suka mabuk-mabukan, pernah nakal pas
jaman muda. Namun itu balik lagi ke penilaian orang lain
melihat kita seperti apa.
9. Kendala di PPIC apa saja?
Faktor yang utama itu adalah, factor usia dan keluarga,
yang sudah berkeluarga terkendala oleh waktu, karena
kesibukan orang berbeda-beda, ada yang masuk ditahun ini
seperti Marwan, baru ikut beberapa bulan namun sudah
istirahat, justru yang para pengurus yang lama ini malahan
tetap kompak, tetap terus mengadakan acara agar tetap
berjalan. Dan kita pun ikut ppic ini ketika bertemu dikantor
tidak hanya berbicara soal pekerjaan saja, namun kita
sharing sepetur keagamaan, keluarga dan lain halnya.
10. Berbicara strategi, apakah strategi yang dilakukan
PPIC dalam mengembangkan majelis ini?
Sebenernya gini, ada banyak terobosan terobosan yang kita
lakukan, seperti dibuat koperasi, sudah dibentuk namun
tidak berjalan, padahal kalau dilhat itu bagus, terkedang
kita ada rasa takut dalam managerial, seperti tidak ada yang
mau bendahara, karena mereka harus memegang uang.
Kalau untuk menarik anggota-anggota baru kita tidak ada
trik, paling kita mengajak yang pernah bergabung
walaupun yang belum pernah bergabung.
11. Untuk program setiap tahunnya selalu berubah atau
hanya mengikuti program yang terbentuk dari awal?
Sebenarnya kita program itu-itu saja, tidak ada yang
berubah, yaitu mengadakan acara tausyiah, pengajian,
santunan anak yatim, jalan-jalan, kemudian touring. Setiap
dapat motor baru kita menjadi agenda untuk melaksanakan
touring, kemudian ziarah juga, olahraga. Dua tahun sekali
kita ada LPJ sama pergantian ketua dan pengurus. Kita
bahas itu program, kegiatan, rencana, dan lain-lain.
Hamper sama sih kayak rapat bulanan. Cuma bedanya ini
rapat besarnya, kita usahakan datang semua anggota. Di
rapat ini kita tentuin gimana PPIC ke depannya.
Muhammad Sa’alih
Transkip Wawancara
Nama : Nandi Hidayat, SE, MM. tr
Jabatan : Wakil Kepala Kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan
Tempat : Kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan, Jl RS Fatmawati No. 10, Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430
Tanggal : 17 Mei 2019
1. Pak mohon maaf sebelumnya, sebelumnya apakah
bapak mengetahui tentang organisasi PPIC?
Oh PPIC ya, saya tahu kok, itu merupakan salah satu
organisasi keagamaan yang di dirikan untuk membantu PT.
Pos Indonesia Jakarta Selatan, dalam membantu dibidang
pemberdayaan manusia, khususnya bidang keagamaan.
2. Kemudian yang saya ingin tanyakan pak, seberapa
berpengaruhkah organisasi PPIC dalam
pemberdayaan perusahaan?
Secara langsung memang tidak terlalu terlihat, dikarenakan
PPIC kan organisasi external, jadi karyawan yang
bergabung dengan PPIC tidak menunjukan dirinya sebagai
anggota, namun secara tidak langsung jika dilihat dari
indeks prestasi karyawan, nah para anggota PPIC ini
memiliki kinerja yang baik, sebagai contoh kita setiap
perayaan 17 agustus, kami memberikan apresiasi kepada
karyawan yang memiliki semangat dan kinerja yang baik
kepada perusahaan, nah dengan demikian dari penerima
apresiasi tersebut, kebanyakan kalau ditelisik lebih dalam,
dia adalah anggota PPIC.
3. Kalau boleh tahu pak, apakah ada pengimplementasian
dalam meningkatkan nilai-nilai Islam yang dilakukan
oleh PPIC terhadap karyawan?
Saya tidak begitu paham yang dimaksud dengan nilai-nilai
agama islam, tapi yang jelas terlihat adalah banyak juga
anggota PPIC yang sering menjadi imam sholat jama’ah,
mimpiin doa, melakukan seputar keagamaan lah.
4. Berarti secara tidak langsung bapak mendukung
kehadiran PPIC?
Oh jelas, karna siapa tau dengan nilai positif yang
dihasilkan, bisa menular ke karyawan yang lainnya.
5. Apakah bapak pernah menghadiri kegiatan PPIC?
Untuk hal tersebut, saya pernah menghadiri kegiatan
tersebut, waktu itu saya diundang untuk hadir dalam
perayaan Maulid Nabi SAW. Pernah juga saya diundang
untuk turut hadir dalam rapat bulanan, dimana isi dari acara
tersebut membahas tentang kegiatan apa saja sih yang
sudah berjalan, nah nanti mereka melakukan semacam
evaluasi didalamnya.
6. Pak kebetulan saya mendengar bahwa apakah betul
dulu PPIC memiliki anggaran yang diberikan oleh
perusahaan untuk kegiatan PPIC?
Saya juga pernah dengar itu, tapi itu dulu waktu beberapa
periode sebelum saya menjabat,
7. Lalu kenapa sekarang tidak berjalan kembali pak?
Untuk itu jujur saya kurang tahu mengapa belum berjalan,
tapi pastinya insya Allah apabila memang nanti anggaran
dari perusahaan memungkinkan, pasti kita bantu.
Nandi Hidayat, SE, MM. tr
Wawancara sekaligus mengikuti kegiatan Majelis Taklim Paguyuban Pos Indonesia Ciledug
Wawancara dengan Wakil Kepala Kantor Pos Indonesia Jakarta Selatan