STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA BOGOR
DALAM MENSOSIALISASIKAN APLIKASI SISTEM
INFORMASI BERBAGI ADUAN DAN SARAN (SIBADRA)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Diya Meyfrylinda
NIM. 11140510000146
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMUKOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020 M
STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA BOGOR
DALAM MENSOSIALISASIKAN APLIKASI SISTEM
INFORMASI BERBAGI ADUAN DAN SARAN (SIBADRA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)
Oleh:
Diya Meyfrylinda
NIM: 11140510000146
Dosen Pembimbing,
Dr. H. Edi Amin, M.A
NIP. 197609082009011010
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILM KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
i
ABSTRAK
Diya Meyfrylinda
Strategi Komuikasi Pemerintah Kota Bogor dalam
Mensosialisasikan Aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan
dan Saran (SiBadra).
Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra)
merupakan sebuah sistem aplikasi pengelolaan pengaduan
pelayanan publik milik Pemerintah Kota Bogor. Aplikasi ini dibuat
untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pengaduan
baik layanan umum maupun permintaan layanan kegawatdaruratan.
Namun hingga Desember 2019 pengguna aplikasi SiBadra
terbilang sedikit dibanding dengan pengguna aktif internet di Kota
Bogor sebesar 57,51% pada tahun 2018.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
bagaimana strategi komunikasi Pemerintah Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi sistem informasi berbagi aduan dan
saran (SiBadra)? Dan apa faktor pendukung dan faktor
penghambat Pemerintah Kota Bogor dalam mensosialisasikan
aplikasi sistem informasi berbagi aduan dan saran (SiBadra)?
Teori yang digunakan adalah lima tahapan strategi
komunikasi Hafied Cangara, yaitu: penelitian, perencanaan,
pelaksanaan, pengukuran/ evaluasi, dan pelaporan. Onong
Uchjana Effendy menyatakan strategi komunikasi merupakan
paduan dari perencanaan komunikasi dengan manejemen
komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Paradigma yang digunakan adalah
paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Pemerintah Kota Bogor melalui Diskominfo tidak
melakukan penelitian secara spesifik sebelum melaksanakan
sosialisasi. Perencanaan sosialisasi dibuat dengan
mempertimbangkan unsur-unsur komunikasi. Pelaksanaan
dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Evaluasi
dilakukan setelah sosialisasi selesai dilaksanakan. Pelaporan
dilakukan kepada Kepala Diskominfo dan kemudian dilaporkan
juga kepada Wali Kota Bogor.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, SiBadra, Sosialisasi,
Pemerintah Kota Bogor.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabilalaamiin. Segala puji dan syukur
peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang
telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul; “Strategi
Komunikasi Pemerintah Kota Bogor dalam Mensosialisasikan
Aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra)”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah bagi junjungan besar
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
seluruh umatnya.
Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir guna memenuhi
salah satu syarat mendapatkan gelar S. Sos (Sarjana Sosial) di
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain yang telah
memberikan dukungan, motivasi, saran, nasihat sera do’a untuk
peneliti. Sehingga dengan bangga dan bahagia, peneliti ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komuniksi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M. Ed, Ph. D. Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiah. Wakil Dekan
II Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.A.
iv
Dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep
Castrawidjaya M.A.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Dr.
Armawati Arbi, M.Si dan Sekertaris Program Studi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Dr. H. Edi Amin, M.A.
3. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. H. Edi Amin, M.A. Terima
kasih telah meluangkan waktu untuk memberikan saran,
bimbingan dan arahan hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Armawati Arbi, M.Si.
Terima kasih telah memberikan bimbingan dan ilmu yang
bermanfaat selama perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengalaman
serta bimbingan kepada peneliti selama masa perkuliahan.
Staf tata usaha dan karyawan, serta seluruh staf
perpustakaan fakultas dan perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan melayani
peneliti.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jodi Suherli, dan
Ibunda Yayah Suryani yang tidak pernah lelah mendo’akan
dan memberikan dukungan serta kasih sayang untuk
kesuksesan peneliti.
7. Seluruh tim Pengelola Aplikasi SiBadra, Ibu Netty
Herawati dan Ibu Sari Sugihati Ismaliah yang telah
bersedia membantu dalam penelitian ini.
v
8. Kepada Adik tersayang, M Ghaza Al-Ghazalie beserta
keluarga besar Bapak H. Sarman yang selalu mendo’akan,
memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti.
9. Kepada seluruh teman-teman KPI C 2014, terima kasih
telah memberikan berbagai macam warna selama masa
perkuliahan.
10. Kepada Amalia Asyifa Rahman dan Elva Rahmani Aulia
yang selalu menemani, memberikan semangat dan
motivasi kepada peneliti.
11. Jajaran sahabat “wanita sholihah”, Fatimah Az-Zahro,
Nurhidayati Fauziyah, Rizka Fathihanah, Fadhillah dan
Maya Muslika Handayani yang selalu menemani selama
masa perkuliahan.
12. Teman-Teman KKN Mata Air 2017.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas setiap
kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini. Dengan segala kekurangan
yang terdapat dalam skripsi ini, peneliti berharap penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca, baik dalam
bidang akademik maupun praktis.
Jakarta, Januari 2020
Diya Meyfrylinda
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................... 11
C. Batasan Masalah ........................................................... 12
D. Rumusan Masalah ......................................................... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 12
F. Tinjauan Pustaka ........................................................... 13
G. Metodologi Penelitian .................................................. 15
H. Kerangka Konsep .......................................................... 22
I. Sistematika Penulisan ................................................... 22
BAB II LANDASAN TEORI ................................................... 25
A. Strategi Komunikasi ..................................................... 25
1. Strategi ...................................................................... 25
2. Komunikasi .............................................................. 28
3. Strategi Komunikasi ................................................ 34
viii
4. Tahap – Tahap Strategi Komunikasi ..................... 37
5. Langkah – Langkah Strategi Komunikasi ............ 40
B. Sosialisasi ....................................................................... 45
1. Sosialisasi ................................................................. 45
2. Dakwah Ramzi ......................................................... 47
3. Aplikasi ..................................................................... 54
4. Pelayanan Publik ..................................................... 55
C. Kerangka Berpikir ........................................................ 60
BAB III GAMBARAN UMUM................................................ 61
A. Pemerintah Kota Bogor ................................................ 61
B. Aplikasi Sistem Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra) ............................................................................. 68
C. Mekanisme Pelayanan SiBadra ................................... 74
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................... 77
BAB V PEMBAHASAN ......................................................... 109
A. Strategi Komunikasi dalam Mensosialisasikan
Aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra) ........................................................................... 109
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pemerintah
Kota Bogor dalam Mensosialisasikan Aplikasi Sistem
Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra) ........... 131
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............... 137
A. Simpulan ...................................................................... 137
ix
B. Implikasi ...................................................................... 142
C. Saran ............................................................................. 143
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 147
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor ........... 65
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Kominfostandi .............. 68
Gambar 3.3 Logo Aplikasi SiBadra ............................................ 68
Gambar 3.4 Tagline SiBadra ....................................................... 72
Gambar 3.5 Tampilan Beranda Aplikasi SiBadra ....................... 73
Gambar 3.6 Mekanisme Pelayanan SiBadra ............................... 74
Gambar 4.1 Sosialisasi kepada perangkat RT dan RW............... 93
Gambar 4.2 Sosialisasi kepada perangkat RT dan RW............... 93
Gambar 4.3 Sosialisasi kepada verifikator Sibadra..................... 94
Gambar 4.4 Sosialisasi kepada Sekertaris Dinas (PPID) ............ 94
Gambar 4.5 Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan admin OPD ..... 95
Gambar 4.6 Pelatihan Verifikator SiBadra ................................. 95
Gambar 4.7 Sosialisasi Admin OPD ........................................... 96
Gambar 4.8 Sosialisasi kepada Kepala Sekolah SD di Kota
Bogor ........................................................................................... 96
Gambar 4.9 Sosialisasi kepada BKPSDA ................................... 97
xii
Gambar 4.10 Sosialisasi kepada PDAM ..................................... 97
Gambar 4.11 Sosialisasi Admin OPD ......................................... 98
Gambar 4.12 Sosialisasi kepada Kepala OPD dalam briefing staf
Wali Kota .................................................................................... 98
Gambar 4.13 Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor ........ 99
Gambar 4.14 Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor ........ 99
Gambar 4.15 Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor ...... 100
Gambar 4.16 Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor ...... 100
Gambar 4.17 Posting-an di akun twitter Pemkot Bogor ........... 101
Gambar 4.18 Posting-an di akun instagram Kominfo Kota
Bogor ......................................................................................... 101
Gambar 4.19 Posting-an di akun instagram Kominfo Kota
Bogor ......................................................................................... 102
Gambar 4.20 Posting-an di akun instagram Kominfo Kota
Bogor ......................................................................................... 102
Gambar 4.21 Posting-an di akun instagram Kominfo Kota
Bogor ......................................................................................... 103
Gambar 4.22 Posting-an di akun instagram Kominfo Kota
Bogor ......................................................................................... 103
xiii
Gambar 4.23 Brosur aplikasi SiBadra sisi 1 ............................. 104
Gambar 4.24 Brosur aplikasi SiBadra sisi 2 ............................. 104
Gambar 4.25 Xbanner aplikasi Sibadra .................................... 105
Gambar 4.26 Laporan 10 Topik Teratas ................................... 107
Gambar 4.27 Laporan 10 Kelurahan Tearatas .......................... 107
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Laporan yang masuk periode April – September
2019 ........................................................................................... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membawa
manusia memasuki era baru, yakni era digital. Era digital
terlahir dengan kemunculan jaringan internet. Munculnya
internet membawa perubahan yang sangat besar dalam
kehidupan manusia. Berbagai macam kemudahan, dan
kecepatan dalam mengakses dan menyebarkan informasi
mempengaruhi gaya hidup manusia. Pada era ini manusia
secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa
dilepaskan dari perangkat elektronik.1
Berubahnya gaya hidup masyarakat yang makin serba
digital membuat banyak pihak melakukan inovasi untuk
mengimbanginya. Pemerintah pun mulai melirik pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan
pelayanan masyarakat yang lebih maksimal. Sebagai sebuah
badan atau lembaga publik yang memiliki tugas pokok dan
fungsi untuk membuat kebijakan di bidang teknologi informasi
dan komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo) bersama dengan Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian PUPR, Bappenas, dan Kantor Staf Kepresidenan
1 Wawan Setiawan, Era Digital dan Tantangannya (Universitas
Pendidikan Indonesia, 2017), 1-2.
2
menciptakan “Gerakan menuju 100 smart city”. Gerakan
menuju 100 smart city bertujuan membimbing Kabupaten/
Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih
memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam
meningkatkan pelayanan masyarakat maupun
mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing
daerah.2 Smart city atau kota cerdas merupakan sebuah visi
pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dan teknologi internet of
things (IoT) dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota.
Smart city ditunjukan dalam hal penggunaan informatika dan
teknologi perkotaan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.3
Dalam perkembangannya, Kota dan Kabupaten yang
terpilih membuat dan menciptakan berbagai macam inovasi
untuk mewujudkan kota cerdas tersebut. Smart governance,
smart living, smart society dan lain sebagainya merupakan
beberapa program yang dibuat untuk merealisasikan kota
cerdas. Smart governance dapat diartikan sebagai tata kelola
pemerintahan yang dilaksanakan secara pintar, yaitu tata kelola
pemerintahan yang mampu mengubah pola-pola tradisional
dalam birokrasi sehingga menghasilkan proses yang lebih
cepat, efektif, efisien, komunikatif dan selalu melakukan
perbaikan. Smart living dalam dimensi smart city adalah untuk
2https://kominfo.go.id/content/detail/11656/langkah-menuju-100-
smart-city/0/sorotan_media diakses pada tanggal 2 Desember 2018 pukul
11.09 WIB 3https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_cerdas diakses pada tanggal 27
November 2018 pukul 20.47 WIB
3
mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang layak tinggal,
nyaman, dan efisien. Smart society dalam smart city adalah
mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang humanis
dan dinamis, baik fisik maupun virtual untuk terciptanya
masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif dengan
digital literacy yang tinggi.4
Kota Bogor sebagai salah satu kota perintis smart city
membuat berbagai macam inovasi salah satunya adalah inovasi
dalam pelayanan publik, yakni dibuatnya aplikasi Sistem
Informasi Berbagi Aduan Saran (SiBadra). Aplikasi SiBadra
merupakan media bagi masyarakat Kota Bogor untuk
mempermudah dalam menyampaikan keluhan, saran,
pengaduan, dan permintaan layanan kegawatdaruratan kepada
Pemerintah Kota Bogor secara real time. Dengan aplikasi
SiBadra, masyarakat dapat memantau segala pengaduan dan
aspirasi yang sudah disampaikan dan dapat berkomunikasi
langsung dengan pemerintah Kota Bogor. Aplikasi ini dapat
diunduh secara gratis oleh masyarakat melalui google
playstore.
Kepala Diskominfo Kota Bogor Firdaus, mengatakan
bahwa “seluruh pengaduan melalui aplikasi SiBadra akan
direspon dengan cepat, tepat dan bertanggung jawab. Pasalnya
aplikasi yang merupakan gabungan dari layanan Nomor
Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 dengan layanan
aspirasi masyarakat 1500411 sudah terintegrasi dengan seluruh
4 Masterplan Smart City Kota Bogor (2017), 75 - 82.
4
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bogor”. Dibuatnya
aplikasi ini juga bukan semata-mata sebagai inovasi menuju
kota cerdas. Lebih dari itu, aplikasi ini berperan sebagai sarana
penghubung antara publik dengan pemerintah demi
memberikan pelayanan publik yang terbaik. Mengingat
tuntutan akan respon yang cepat dari setiap pengaduan sangat
diharapkan masyarakat. Menurutnya, aplikasi ini juga
memiliki validasi tinggi menangkal laporan hoax. Geotag
berdasarkan lokasi pelapor dan dashboard laporan secara
otomatis berdasarkan pengaduan yang masuk.5
Sebelumnya Kota Bogor sendiri sudah memiliki
beberapa wadah aspirasi untuk masyarakat yaitu, call center
aspirasi di 1500411, sms ke 08118500411, twitter ke
@aspirasi_bogor atau melalui website
[email protected]. Namun saat ini semua layanan
aspirasi tersebut telah ditutup. Sehingga Pemerintah Kota
Bogor hanya memiliki satu kanal layanan aspirasi yakni
aplikasi SiBadra. Penutupan kanal aspirasi lain bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan terhadap masyarakat
melalui satu pintu saja. Memperbaiki kualitas pelayanan publik
merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Bogor untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan
5https://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/9973/aplikasi-
bisa-respon-cepat-pengaduan-masyarakat diakses pada 15 Januari 2019
Pukul 07.21 WIB
5
masyarakat merupakan tanggung jawab seorang pemimpin
sebagaimana yang tertuang dalam hadis Bukhari no 5188;6
لكم عن عبد الله قال النبي صلى الله عليه وسلم كلكم راع وك
راع وهو مسئول والرجل راع على أهله وهو مسئول فالإمام
مسئول والمرأة راعية على ب يت زوجها وهي مسئولة والعبد
راع على مال سيده وهو مسئول أل فكلكم راع وكلكم
مسئول۞
Dari Abdullah, Nabi Sallahu Alaihi Wassalam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam
adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah
pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai
pertanggungjawabnnya. Seorang wanita adalah
pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan
dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga
pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai
pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah
6Abu Abdillah, Muhammad ibn Isma’il ibn al-Mughiroh al-Bukhari,
al-Jami’ al-Sohih al-Musnad al-Mukhtasor min Umuri Rasulullahi SAW wa
Sunanihi wa Ayyamihi (Beirut: Dar al-Fikr, 1420 H), 1332.
6
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya.” (Riwayat Bukhari)
Hadis tersebut menerangkan bahwasanya setiap
manusia adalah pemimpin. Seorang pemimpin memiliki
tanggung jawab yang besar. Namun tanggung jawab di sini
bukan semata-mata melaksanakan tugasnya saja, melainkan
lebih sebagai upaya seorang pemimpin untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pihak yang dipimpin.7 Pemimpin yang tidak
hanya sekedar menuntaskan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin namun juga memberikan manfaat untuk
meningkatkan kualitas masyarakat yang dipimpin olehnya.
Untuk meningkatkan kualitas masyarakat pemerintah
tidak bisa melakukannya sendiri, melainkan perlu adanya
dukungan dan bantuan dari masyarakat. Pemerintah membuat
berbagai macam program, fasilitas publik, dan lain sebagainya,
namun tolak ukur keberhasilannya dinilai oleh masyarakat.
Maka dari itu, pemerintah perlu bantuan masyarakat untuk
menunjukan penilaian mereka terhadap kinerja pemerintah,
dengan cara menyuarakan aspirasi mereka. Sebagaimana
tertulis dalam surah Ali ‘Imran ayat 104 yang berbunyi;8
7A. Sidqi, Leadership of Muhammad: Meneladani Prinsip-prinsip
Kepemimpinan Rasulullah (Yogyakarta: Pustaka Pesantren 2012), 1-3. 8 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an, Al-
Qur’an dan Terjemahannya yang mendapat tanda tashih Departemen
Agama Republik Indonesia no: P III/ TL.021/304/995/93 (Bandung: Gema
Risalah Press), 116.
7
نكم امة يدعون الى الخير ا لمعرو ويأ مرون ب ولتكن م
هون عن المنكر واول ئك هم المفلحون۞ وي ن
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Ayat di atas menerangkan hendaknya ada sekolompok
orang yang mengajak kepada kebaikan, memerintahkan untuk
berbuat ma’ruf dan melarang dari kemungkaran. Masyarakat
selaku penilai kualitas kerja Pemerintah memiliki peran untuk
memantau, menilai, dan menyuarakan pendapat mereka.
Penilaian masyarakat dapat menjadi pujian, masukan ataupun
kritik untuk kinerja Pemerintah. Jika penilaian tersebut berupa
masukan dan kritik tentunya akan menjadi cambuk bagi
Pemerintah untuk memperbaiki kualitas kerja mereka.
Masyarakat perlu menyuarakan penilaian mereka untuk
mewujudkan kebajikan dan ma’ruf dan mencegah
kemungkaran.
Kemunkaran adalah segala bentuk kemaksiatan
terhadap Allah baik berupa meninggalkan sesuatu kewajiban
atau melakukan segala sesuatu yang dilarang. Setiap manusia
8
diperintahkan untuk mencegah kemunkaran sebagaimana
tertuang dalam hadis Arba’in nomor 49, yang berbunyi;9
عن أبي سعيدالخدري رضي الله عنه قال:سمعت رسول
يره ي قول:من رأى منكم منكرا ف الله صلى الله عليه وسلم لي
لبه ولك بيده، فإن لم يستطع فبلسا نه، فإن لم يستطع فبق
أضعف ألإيمان۞“Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata:
Saya mendengar Rasulullah sholallohu ‘alaih wa
sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubhlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman.” (Riwayat Muslim)
Hadis di atas menjelaskan tiga tingkatan yang dapat
dilakukan seseorang dalam menyikapi kemunkaran. Pertama
adalah dengan tangannya, tangan dapat diartikan sebagai
kekuasaan. Jika seseorang memiliki kekuasaan atau otoritas
maka hendaknya ia menggunakannya untuk menumpas
kemunkaran. Yang kedua adalah dengan lisan seperti menegur.
Di zaman seperti sekarang ini menegur tidak hanya dapat
9Abi al-Husein, Muhammad ibn al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi,
al-Musnad al-Sunan bi naqli al-‘Adli an al-‘Adli an Rasulullahi SAW (Beirut:
Dar al-Fikr, 1424 H), 52.
9
dilakukan secara langsung tapi bisa juga dilakukan secara tidak
langsung. Kecanggihan teknologi telah membawa banyak
perubahan dalam kehidupan manusia. Media sosial yang
merupakan produk kecanggihan teknologi telah digunakan
oleh masyarakat secara luas untuk saling berinteraksi.
Sehingga mencegah kemunkaran melalui lisan dapat dilakukan
juga melalui media sosial. Seperti misalnya melalui apliksi
SiBadra untuk masyarakat Kota Bogor. Dan yang terkahir
adalah dengan hati. Menyikapi kemunkaran dengan hati
merupakan tindakan yang pasif, sehingga disebutkan dalam
hadis tersebut sebagai selemah-lemahnya iman.
Dapat disimpulkan bahwasanya aplikasi SiBadra ini
dibuat sebagai bentuk amal ma’ruf nahi munkar. Mengapa
demikian, karena Pemerintah Kota Bogor membuat aplikasi ini
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya
kualitas pelayanan publik berarti meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, hal tersebut merupakan tanggung jawab
Pemerintah sebagai pemimpin. Akan tetapi masyarakat sebagai
pemantau, dan penilai kualitas kerja pemerintah perlu
menyuarakan pendapat mereka dan melaporkan segala keluhan
mengenai pemerintahan maupun segala fasilitas yang
disediakan oleh pemerintah. Ini bertujuan agar pemerintah
mengetahui apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kedepannya.
Kota Bogor adalah kota padat penduduk, memiliki luas
wilayah 118,50 km² dengan jumlah penduduk 1,091 juta jiwa
10
yang terdiri atas 50,69% laki-laki dan 49,31% perempuan. BPS
Kota Bogor menyebutkan bahwasanya sebanyak 71,89%
penduduk Kota Bogor diatas usia 5 tahun memiliki telpon
seluler atau handphone, dan 57,51% aktif menggunkan
internet.10 Hal tersebut menunjukkan bahwasanya pengguna
internet di Kota Bogor cukup tinggi. Namun sayangnya
diantara setengah penduduk Kota Bogor yang aktif
menggunakan internet hanya 10 ribu orang yang mendownload
aplikasi SiBadra, dilihat dari jumlah pengunduhan aplikasi di
google play strore. Hal tersebut menunjukkan bahwasanya
hanya sedikit orang yang menggunakan SiBadra, sedangkan
aplikasi ini merupakan satu-satunya kanal aspirasi yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Bogor. Tentunya ini menjadi
tugas Pemerintah Kota Bogor untuk lebih memperkenalkan
lagi SiBadra kepada masyarakat dan mampu mengajak
masyarakat untuk menggunakan SiBadra.
Strategi komunikasi menjadi hal yang penting dalam
kegiatan sosialisasi, sebab dengan adanya strategi berarti
terdapat perencanaan yang lebih matang agar dapat tercapainya
tujuan secara maksimal. Dengan adanya strategi komunikasi
dapat menjelaskan dan menentukan “tahapan kongkret dalam
rangkaian aktivitas komunikasi”. 11 Dalam suatu kegiatan
10 https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356dca469
511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-kota-bogor-2018.html
diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 19.21 WIB 11 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), 240.
11
sosialisasi tentunya tidak akan terlepas dari adanya proses
komunikasi.
Strategi komunikasi sendiri merupakan perpaduan dari
perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen (management communication) untuk mencapai
suatu tujuan. Dalam mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu,
tergantung pada situasi dan kondisi.12
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk mengangkat judul “Strategi Komunikasi Pemerintah
Kota Bogor dalam Mensosialisasikan Aplikasi Sistem
Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra)”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masyarakat banyak yang belum mengetahui
keberadaan aplikasi SiBadra dilihat dari jumlah
pengunduhan aplikasi ini di google play store.
2. Pemerintah Kota Bogor kurang aktif menyebarkan
aplikasi SiBadra dilihat dari posting-an yang di bagikan
melalui media sosial milik Pemkot Bogor.
3. Sosialisasi aplikasi SiBadra yang masih minim kepada
masyarakat.
12Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), 29.
12
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini pada wujud sosialisasi
aplikasi menggunakan strategi komunikasi dan faktor
pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan sosialisasi.
Strategi komunikasi yang digunakan meliputi lima tahapan,
yaitu penelitian, perencanaan, penerapan, pengukuran/
evaluasi dan pelaporan.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan
Pemerintah Kota Bogor dalam mensosialisasikan
aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra)?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat
Pemerintah Kota Bogor dalam mensosialisasikan
aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang
diterapkan oleh Pemerintah Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi SiBadra.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor
penghambat Pemerintah Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi SiBadra.
2. Manfaat Penelitian
13
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi ilmiah dan menjadi referensi dalam
perkembangan ilmu komunikasi, khususnya pada
tataran kajian strategi komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan menjadi bahan evaluasi bagi pihak-pihak
terkait dalam meningkatkan pelayanan publik.
F. Tinjauan Pustaka
Peneliti telah melakukan tinjauan kepustakaan dan
memahami beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Peneliti merujuk
beberapa penelitan yang memiliki kedekatan dan sekaligus
menjadi referensi tambahan, diantaranya adalah:
1. Tesha Rizkia dalam penelitiannya menemukan, Tim
Unit Pengelola LAPOR! Kantor Staf Presiden tidak
melakukan penelitian sebelum melaksanakan
sosialisasi dan juga tidak secara rinci menargetkan
sasaran sosialisasi. Namun tetap memiliki perencanaan
dan perumusan strategi.13 Persamaan dengan penelitian
ini terdapat pada teori yang digunakan yaitu lima
13Tesha Rizkia, Stratgei Komunikasi Kantor Staf Presiden
Republik Indonesia Dalam Menyosialisasikan Situs www.lapor.go.id,
Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018).
14
tahapan strategi komunikasi yakni, penelitian,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada subjek
dan objek penelitian.
2. Aprilia Lianjani dalam penelitiannya menemukan,
bahwa Pemkot Tangerang Selatan melakukan
pembinaan ke sekolah dasar dan melakukan diskusi
publik dengan komunitas-komunitas sebagai bentuk
sosialisasi program smart city. 14 Subjeknya adalah
Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Persamaan
dengan penelitian ini terdapat pada teori yang
digunakan yaitu strategi komunikasi yang berisikan
lima tahapan strategi komunikasi, yaitu: penelitian,
perencanaa, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada subjek
penelitiannya, yaitu antara Pemerintah Kota Tangerang
dan Pemerintah Kota Bogor.
3. Ridho Falah Adli dalam penelitiannya menemukan,
MUI dalam mensosialisasikan fatwa sesat Ormas
Gafatar melalui dua pendekatan, yaitu: melalui media
massa dan pendekatan langsung ke masyarakat. 15
14 Aprilia Lianjani, Strategi Komunikasi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Dalam Mensosialisasikan Program Smart City, Skripsi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2018). 15Ridho Falah Adli, Strategi Komunikasi Majelis Ulama Indonesia
Dalam Mensosialisasikan Fatwa Sesat Ormas Gafatar, Skripsi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016).
15
Subjeknya adalah Majelis Ulama Indonesia pusat.
Persamaan dengan penelitian ini terdapat pada teori
yang digunakan yaitu strategi komunikasi yang
berisikan lima tahapan strategi komunikasi, yaitu:
penelitian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pelaporan. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat
pada subjek penelitian.
4. Farhan Surya Fajriansyah dalam penelitiannya
menemukan, Kemenag RI melakukan sosialisasi
dengan cara mengadakan press realease setiap tahun,
sosialisasi dengan cara sounding kepada pemimpin
tertinggi bagian haji pada Kantor Wilayah (Kanwil)
pada manasik massal, dan melalui media sosial dan
wabsite resmi Kemenag RI. 16 Persamaan dengan
penelitian ini terdapat pada konsep sosialisasi aplikasi.
Perbedaan dengan penelitian ini pada teori yang
digunakan serta subjek penelitian, yaitu antara
Kemenag RI dan Pemerintah Kota Bogor.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yakni peneliti berusaha untuk memahami fenomena
sedalam-dalamnya dan membentuk pengertian sesuai
16 Farhan Surya Fajriansyah, Stategi Komunikasi Kementerian
Agama Republik Indonesia Dalam Mensosialisasikan Aplikasi Haji Pintar,
Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018).
16
dengan makna yang lazim digunakan oleh subjek
penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati gejala pada
keadaan alamiah dan tidak memanipulasi fenomena yang
diamatinya. 17 Menurut Bodgan dan Taylor, penelitian
kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati.18
Dalam kualitatif data yang dikumpulkan tidak berupa
angka-angka, melainkan data yang berasal dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, foto dan
lainnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
penelitian dengan metode deskriptif menekankan upaya
peneliti untuk mengetahui berbagai gejala dan variasi, baik
secara geografis ataupun sosial serta bentuk-bentuk khusus
dari gejala tersebut.19
2. Paradigma Penelitian
Paradigma menurut Denzin dan Lincoln,
sebagaimana dikutip oleh Imam Gunawan dalam bukunya
yang berjudul “Metode Penelitian Kualitatif Teori dan
Praktik”, adalah sistem keyakinan dasar atau cara
memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya
17 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi
(Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), 28. 18 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan:
Teori – Aplikasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 91. 19Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), 35.
17
dalam penelitian, tidak hanya dalam pemilihan metode,
tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis,
dan epistimologisnya. Suatu paradigma dapat dipandang
sebagai seperangkat kepercayaan dasar (atau yang di balik
fisik, yaitu metafisik) yang bersifat pokok atau prinsip
utama.20
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
paradigma konstruktivis. Menurut Littlejhon teori-teori
aliran konstruktivis ini berlandaskan pada ide bahwa
realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi hasil
konstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok,
masyarakat dan budaya.21
Peneliti memilih paradigma konstruktivis untuk
mengetahui bagaimana Pemerintah Kota Bogor
membentuk realitas di masyarakat agar tujuan dari strategi
komunikasi dalam mensosialisasikan aplikasi Sibadra
dapat tercapai.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Dinas
Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kota
Bogor selaku unit yang bertanggung jawab atas aplikasi.
Sedangkan objeknya adalah sosialisasi aplikasi SiBadra.
20Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 26. 21Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta:
Wacana Media, 2013), 165.
18
4. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian Kota Bogor yang
beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 10, Paledang, Bogor
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan. 22 Metode observasi
dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
langsung dilapangan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena yang diselidiki.23
Peneliti akan melakukan pengamatan secara
langsung ke kantor Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik, dan Persandian Kota Bogor untuk
memperoleh data yang diperlukan. Alasan peneliti
melakukan observasi yaitu untuk menyajikan
22 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), 115. 23 Moh. Nazim, Metode Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia,
1999), 234.
19
gambaran realistis ketika melakukan pengukuran atau
analisis data pada penelitian.24
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.25
Wawancara merupakan metode pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya. Kegunaan wawancara adalah untuk
mendapatkan data dan untuk menguji hasil dari teknik
pengumpulan data lainnya.26
Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai
Seksi Pengelolaan Komunikasi Publik Diskominfo
sekaligus Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam
sosialisasi aplikasi SiBadra, staf pelaksana dan admin
aplikasi SiBadra. Peneliti akan menggunakan teknik
wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan
24 Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011), 139 25 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001), 180. 26 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodelogi
Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 58.
20
informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara.27
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-
data yang berkaitan dengan penelitian berupa buku,
surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, dokumen
pribadi, dokumen resmi, artikel, surat kabar, foto, yang
sekiranya dapat mendukung dari segi pustaka. 28
Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang
mendukung analisis dan interpretasi data. Dalam hal ini
peneliti akan menggunakan artikel atau pemberitaan
terkait dengan aplikasi SiBadra, dan pelayanan publik
di Kota Bogor.
6. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, peneliti mengolah hasil
temuan atau data melalui proses meninjau kembali berkas-
berkas data yang telah terkumpul. Data yang diperoleh
akan dideskripsikan secara konkret dengan didukung oleh
beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian di
analisis.
27Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah, 139. 28Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,
175.
21
7. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Biklen mengatakan sebagaimana yang
dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya yang
berjudul “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, bahwa
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.29
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan
semua data yang telah didapatkan dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan
strategi komunikasi Pemkot Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi SiBadra. Data tersebut akan
dipelajari, kemudian akan dianalisis. Setelah itu, peneliti
akan menyajikan hasil analisis secara deskriptif dengan
memaparkan temuan data dan analisis peneliti.
29Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), 248.
22
H. Kerangka Konsep
I. Sistematika Penulisan
Bab I: PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskann mengenai pengertian
strategi komunikasi, sosialisasi dan dakwah ramzi.
Strategi Komunikasi
(Lima Tahapan Strategi
Komunikasi Hafied Cangara)
Aplikasi SiBadra
Bagaimana strategi
komunikasi yang diterapkan
Pemerintah Kota Bogor
dalam mensosialisasikan
aplikasi SiBadra
Apa saja faktor pendukung
dan faktor penghambat
Pemerintah Kota Bogor
dalam mensosialisasikan
aplikasi SiBadra
23
Bab III: GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum profil
Pemerintah Kota Bogor. Profil itu sendiri terdiri atas sejarah,
visi dan misi, dan struktur Pemerintah Kota Bogor. Dan
gambaran mengenai aplikasi SiBadra.
Bab IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi uraian data dan temuan penelitian.
Bab V: PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang
dan teori.
Bab VI: SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Bab ini adalah bab terakhir yang berisi simpulan,
implikasi dan saran.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Strategi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan
tertentu diperang dan damai, atau rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1 Kata
strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang secara
harfiah berarti “seni umum”, kelak tren ini berubah
menjadi kata sifat strategia berarti “keahlian militer” yang
belakangan diadaptasikan ke dalam lingkungan bisnis
modern.2
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.3
1Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 1092. 2 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), 240. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 32.
26
Menurut Hamel dan Prahalad seperti yang dikutip
oleh Umar Husein dalam bukunya “Strategic Management
in Action” menyatakan bahwa, pengertian strategi adalah
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai
dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi ini (core
competencis).4
Menurut Marthin-Anderson, sebagaimana dikutip
Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi” menyatakan
bahwa “Strategi adalah seni di mana melibatkan
kemampuan intelegensi/ pikiran untuk membawa semua
sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan
memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.”5
Dalam buku Lawrence R. Jauch dan Willian F.
Glueck berjudul “Strategi Management and Business
Policy”, strategi adalah sarana yang digunakan untuk
mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah
sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang
4Umar Husein, Strategic Management in Action (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), 24. 5Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013), 61.
27
disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan
menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi
semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu:
semua bagian rencana serasi satu sama lain dan
bersesuaian.6
Penetapan strategi merupakan langah krusial yang
memerlukan penanganan secara hati-hati dalam setiap
program komunikasi. Sebab jika penetapan strategi salah
atau keliru maka jalan yang ditempuh untuk mencapai
tujuan bisa gagal, terutama kerugian dari segi waktu, materi
dan tenaga. Strategi juga merupakan rahasia yang harus
diamankan oleh para ahli perencanaan komunikasi,
utamanya dalam kampanye politik dan pemasaran
komersial.7
Dapat disimpulkan bahwasanya strategi adalah suatu
proses perencanaan yang disusun secara cermat dan
sistematis untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.
Penetapan strategi merupakan hal yang tidak mudah karena
perlu mempertimbangkan banyak aspek sehingga dalam
mencapai tujuan mendapatkan hasil yang maksimal.
6Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Strategi Management
and Business Policy, dialihbahasakan oleh Murad, AR. Henry Sitanggang
dan Herman Wibowo, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan
(Jakarta: Erlangga, 1995), 12. 7Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 103.
28
2. Komunikasi
Secara etimologi atau bahasa, kata komunikasi
berasal dari bahasa Latin yaitu communis, yang berarti
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Selain itu, komunikasi juga berasal dari akar kata
communico yang berarti membagi. 8 Secara terminologis
komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut
jelas bahwasanya komunikasi melibatkan sejumlah orang,
dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
komunikasi memiliki arti pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami.10
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society, mengatakan bahwa
cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In
which Channel To Whom With What Effect? Paradigma
Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu, yakni: Komunikator (communicator, source,
8Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 33. 9Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), 4. 10https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi diakses pada tanggal
2 Desember 2018, pukul 16.23 WIB
29
sender), pesan (message), media (channel, media),
komunikan (communicant, communicatee, receiver,
recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi,
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu.11
Menurut Carl I. Hovland, sebagaimana dikutip
Roudhonah dalam bukunya “Ilmu Komunikasi”
mengatakan bahwa komunikasi adalah “The Process by
which on individuals (the Communicator) transmis stimuli
(usually Verbal Symbols) to modify the behavior of other
individuals (Communicant)” yang berarti: Proses di mana
seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-
perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk
kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang lain
(komunikan).12
Everett M. Rogers mendefinisikan sebagaimana
dikutip oleh Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi” bahwa
komunikasi adalah “proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud
11Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 10. 12Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007),
20.
30
untuk mengubah tingkah laku mereka”. 13 Tujuan
komunikasi yaitu; 1) menginformasikan (to inform); 2)
mendidik (to educate); 3) menghibur (to entertain); 4)
mempengaruhi (to influence).
Untuk mencapai tujuan komunikasi yang efektif
perlu memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan. Hal
tersebut berguna untuk pemilihan jenis media yang akan
diambil dan teknik komunikasi apa yang akan dilakukan.
Berikut ini terdapat dua sifat komunikasi, yaitu:14
a. Komunikasi tatap muka (face-toface-
communication), komunikasi tatap muka
dipergunakan apabila menginginkan efek
perubahan tingkah laku (behavior change) dari
komunikan. Mengapa demikian, karena sewaktu
berkomunikasi memerlukan umpan balik
langsung (immediate feedback). Dengan saling
melihat, komunikator bisa mengetahui pada saat
kita berkomunikasi, apakah komunikan
memperhatikan dan mengerti apa yang
dikomunikasikan. Jika umpan baliknya positif,
maka komunikator bisa mempertahankan cara
komunikasi yang digunakannya dan
memeliharanya agar umpan balik tetap
menyenangkan. Jika sebaliknya, maka
13Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 33. 14Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, 31 – 32.
31
komunikator perlu mengubah teknik komunikasi
sehingga komunikasi bisa berhasil.
b. Komunikasi bermedia (mediated
communication), komunikasi bermedia (public
media dan mass media). Saat ini media memiliki
peranan yang sangat penting dan telah menjadi
kebutuhan masyarakat Walaupun demikian, tetap
ada untung ruginya. Kelemahan komunikasi
bermedia ialah tidak persuasif, sebaliknya
kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam
jumlah yang besar. Komunikasi tatap muka
kekuatannya ialah dalam hal keampuhan
mengubah tingkah laku komunikan, tetapi
kelemahannya ialah bahwa komunikan yang
dapat diubah tingkah lakunya itu relatif hanya
sedikit.
Proses komunikasi juga didukung oleh beberapa
elemen atau unsur, yakni:15
a. Sumber
Sumber ialah pihak yang menyampaikan atau
mengirim pesan kepada penerima. Sumber sering
disebut dengan banyak nama atau istilah, antara lain;
komunikator, pengirim, atau dalam bahasa Inggris
disebut source, sender, atau encoder.
15Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 34-35.
32
b. Pesan
Pesan ialah pernyataan yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pernyataan bisa dalam
bentuk verbal (bahasa tertulis atau lisan) maupun
non-verbal (isyarat) yang bisa dimengerti oleh
penerima. Dalam bahasa Inggirs pesan biasa
diartikan dengan kata message, content, atau
information.
c. Media
Media ialah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Media dalam pengertian di sini bisa berupa media
massa yang mencakup surat kabar, radio, film,
telivisi, dan internet. Bisa juga berupa saluran
misalnya kelompok pengajian atau arisan, kelompok
pendengar dan pemirsa, organisasi masyarakat,
rumah ibadah, pesan rakyat, panggung kesenian,
serta media alternatif lainnya misal poster, leaflet,
brosur, buku, spanduk, buletin, stiker, dan
semacamnya.
d. Penerima
Penerima ialah pihak yang menjadi sasaran
pesan yang dikirim dari sumber kepada penerima.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam
sebutan, antara lain khalayak, sasaran, target, adopter,
33
komunikan. Dalam bahasa Inggris penerima biasa
disebut dengan nama reciever, audience, atau
decoder.
e. Efek
Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa
juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerima pesan. Pengaruh biasa
disebut dengan nama akibat atau dampak.
f. Umpan balik
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan
oleh penerima sebagai akibat penerimaan peserta dari
sumber. Sebenarnya ada juga yang beranggapan
bahwa umpan balik sebenarnya adalah efek atau
pengaruh. Dalam bahasa Inggris umpan balik sering
disebut dengan istilah feedback, reaction, response,
dan semacamnya.
g. Lingkungan atau situasi
Lingkungan ialah situasi yang memengaruhi
jalannya komunikasi. Lingkungan dapat diartikan
34
dalam bentuk fisik, sosial budaya, psikologis, dan
dimensi waktu. Sebuah informasi tidak bisa dikirim
karena terhambat oleh kendala fisik sehingga
informasi itu tidak bisa diterima. Misalnya jauh di
daerah pegunungan, lingkungan sosial budaya
masyarakat, lingkungan psikologis masyarakat yang
masih trauma akibat bencana yang baru menimpanya,
dan sebagainya.
3. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi (communication planning)
dengan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan
bagaimana oprasionalnya secara praktis harus dilakukan,
dalam arti kata pendekatan (approuch) bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.16 Alo
Liliweri menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah
strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan
mempromosikan suatu visi komunikasi dan suatu tujuan
komunikasi dalam suatu rumusan yang baik.17
Menurut Middelton sebagaimana yang dikutip oleh
Hafied Cangara menyatakan bahwa “Strategi komunikasi
adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen
16Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, 32. 17Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, 240.
35
komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran
(media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang
dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang
optimal.” Hafied Cangara juga mengutip pernyataan
Rogers yang memberi batasan pengertian “strategi
komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk
mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih
besar melalui transfer ide-ide baru.”18
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa “strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” 19 Dengan
demikian dapat dikatakan bahwasanya segala proses dan
tahapan dari strategi komunikasi merupakan hasil dari
perpaduan antara perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi untuk tercapainya suatu tujuan komunikasi.
Strategi komunikasi baik secara makro (planned
multi-media strategy) maupun secara mikro (single
communication medium strategy) mempunyai fungsi
ganda:20
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang
bersifat informatif, persuasif, dan instruktif
18Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 61. 19Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), 32. 20Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, 28.
36
secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural
gap) akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioprasionalkannya media massa
yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan
merusak nilai-nilai budaya.
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas
Burnett dalam bukunya, Techniques for Effective
Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral
kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: a)
to secure understanding; b) to establish acceptance; c) to
motivate action.
Pertama adalah to secure understanding, memastikan
bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.
Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka
penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance).
Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate
action).21
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang
dalam prosesnya berlangsung secara vertikal piramidal.
Para komunikator yang berada di puncak kelembagaan
negara – apakah itu pihak eksekutif, legislatif, atau
yudikatif – menggunakan media, baik media massa
21Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 32.
37
maupun media nirmassa melalui jenjang hierarki menurun
ke bawah.
4. Tahap – Tahap Strategi Komunikasi
Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi” menyebutkan
tahapan perencanaan komunikasi meliputi lima tahapan,
yaitu:22
a. Penelitian (Research)
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
problematik yang dihadapi sebuah lembaga.
Problematik bisa dalam bentuk wabah penyakit yang
akan menyerang anggota masyarakat, kerugian
perusahaan, ketidak percayaan terhadap organisasi dan
lain sebaginya. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mencari data dan fakta mengenai sasaran atau target
kegiatan. Hal tersebut dapat bermanfaat untuk
perumusan strategi komunikasi yang akan dibuat.
Sehingga ketika kegiatan tersebut dilaksanakan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah tindakan yang akan diambil
setelah memperoleh hasil penelitian (diagnose).
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan
22Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi,72-73.
38
komunikasi. Dengan demikian, diperlukan strategi
tentang pemilihan atau penentuan sumber
(komunikator), pesan, media, sasaran (segmen), dan
efek yang diharapkan.
Menurut Keufman, sebagaimana yang dikutip
oleh Hafied Cangara, perencanaan adalah suau proses
untuk menetapkan ke mana kita harus pergi dengan
mengidentifikasi syarat apa yang harus dipenuhi untuk
sampai ke tempat tersebut dengan cara yang paling
efisien dan efektif, dengan kata lain perencanaan
sebagai penetapan spesifik tujuan yang ingin dicapai
termasuk cara-cara yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut.23
c. Pelaksanaan (Execute)
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil
dalam rangka implementasi perencanaan komunikasi
yang telah dibuat. Pelaksanaan dapat dilakukan dalam
bentuk tayangan di televisi, wawancara di radio,
pemasangan iklan di surat kabar, pembagian stiker
kepada target sasaran, pemasangan baliho atau spanduk
di jalanan, dan pemberangkatan tim penyuluhan untuk
bertatap muka dengan komunitas di lokasi yang
menjadi target sasaran. Dapat dikatakan juga
bahwasanya pelaksanaan ini merupakan suatu tindakan
23Hafied cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 22.
39
penyebaran informasi yang dilakukan kepada seluruh
sasaran atau target yang telah dirumuskan dalam
perencanaan.
d. Pengukuran/ Evaluasi (Measure)
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui hasil
akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Misalnya,
apakah daya exposure media yang digunakan dapat
mencapai target sasaran, apakah pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan
tindakan apa yang telah dilakukan khalayak setelah
menerima dan mengerti informasi yang disampaikan.
Tahapan evaluasi ini merupakan cara yang
utama untuk memperoleh informasi tentang apakah
strategi-strategi yang telah dirumuskan sudah berjalan
dengan baik atau belum. Tiga hal yang perlu dilakukan
dalam evaluasi adalah: meninjau kembali faktor
internal dan eksternal dari dasar strategi, mengukur
hasil dari implementasi atau pelaksanaan, serta
melakukan tindakan perbaikan.24
e. Pelaporan (Report)
Pelaporan ialah tindakan terakhir dari kegiatan
strategi komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan
sebaiknya dibuat secara tertulis kepada pemimpin
24 Fred R. David, Strategic Managements: Concepts and Cases
Twelfth Edition (New Jersey: Pearson Education Inc, 2009), 37.
40
kegiatan untuk dijadikan bahan kegiatan. Jika dalam
laporan itu diperoleh hasil positif dan berhasil, maka
bisa dijadikan sebagai landasan untuk program
selanjutnya. Tapi jika dalam program itu ditemukan
hal-hal yang kurang sempurna, maka temuan tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi atau memodifikasi program yang akan
dilakukan.
5. Langkah – Langkah Strategi Komunikasi
Penetapan strategi dalam perencanaan komunikasi
tentu saja kembali kepada elemen dari komunikasi, yakni
who says what, to whom through what channels, and what
effects. Karena itu strategi yang dijalankan dalam
perencanaan komunikasi harus diawali dengan langkah-
langkah sebagai berikut:25
a. Menetapkan Komunikator
Komunikator merupakan sumber dan kendali
semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu
proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka
kesalahan utama bersumber dari komunikator. Hal
tersebut dikarenakan komunikator tidak memahami
penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan
mendekati khalayak yang menjadi target sasaran.
Komunikator akan bertindak sebagai ujung tombak
25Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 108-121
41
suatu program harus tampil berkomunikasi, kaya ide,
serta penuh daya kreativitas.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seorang
komunikator, yakni: 1) tingkat kepercayaan orang
lain kepada dirinya (kredibilitas); 2) daya tarik
(attractive); dan 3) kekuatan (power). Kredibilitas
adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-
kelebihan yang dimiliki seorang komunikator
sehingga bisa diterima oleh target sasaran.
Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh jika
seseorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan
logos. Ethos menunjukkan karakter kepribadian
seseorang sehingga ucapan-ucapannya dapat
dipercaya. Pathos ialah kekuatan yang dimiliki
seorang komunikator dalam mengendalikan emosi
pendengarannya, sedangkan logos ialah kekuatan
yang dimiliki seorang komunikator melalui
argumentasinya.
Faktor lain yang penting dimiliki seorang
komunikator adalah “daya tarik” (attractiveness).
Daya tarik pada umumnya disebabkan karena cara
bicara yang sopan, murah senyum, cara berpakaian
yang apik dan neces, dan postur tubuh yang gagah.
42
b. Menetapkan Target Sasaran dan Analisis
Kebutuhan Khalayak
Jika dalam dunia bisnis masyarakat diistilahkan
dengan pasar, maka dalam studi komunikasi disebut
khalayak (audience). Memahami masyarakat yang
menjadi target komunikasi sangatlah penting, sebab
semua aktivitas komunikasi diarahkan kepada
mereka. Keberhasilannyapun ditentukan oleh
masyarakat, karena seberapa besarpun biaya, waktu
dan tenaga yang dikeluarkan untuk memngaruhi
mereka, namun jika mereka tidak tertarik pada
program yang ditawarkan maka kegiatan komunikasi
yang dilakukan akan sia-sia.
c. Menyusun Pesan
Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan
oleh seseorang dalam bentuk simbol yang dipersepsi
dan diterima oleh khalayak dalam serangkainan
makna. Pesan sangat tergntung kepada pesan yang
akan disampaikan. Jika program itu bersifat
komersial maka pesannya harus bersifat persuasif
dan provokatif. Sedangkan jika produk dalam bentuk
program penyuluhan untuk penyadaran masyarakat
maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif.
Tapi jika program yang ingin disampaikan sifatnya
hanya untuk sekedar diketahui oleh masyarakat,
maka pesan tersebut harus bersifat informatif.
43
Ada beberapa teknik penyusunan pesan,
diantaranya yaitu: 1) One-side issue, yakni teknik
penyampaian pesan yang menonjolkan sisi kebaikan
atau keburukan sesuatu. Artinya seorang
komunikator dalam menyampaikan sesuatu harus
memberi tekanan apakah pada kebaikannya atau
keburukannya. Teknik penyampaian pesan seperti ini
hanya cocok untuk mereka yang kurang
berpendidikan, sehingga tidak mempunyai alternatif
pilihan; 2) Two-side Issue, yaitu teknik penyampaian
pesan di mana komunikator selain mengemukakan
yang baik-baik, juga menyampaikan hal-hal yang
kurang baik. Komunikator memberi kesempatan
kepada khalayak untuk berpikir apakah ada
keuntungan jika mereka melaksanakan informasi
yang diterimanya. Biasanya teknik seperti ini lebih
cocok disampaikan kepada khalayak yang
berpindidikan dan bersikap kritis.
Untuk mengelola dan menyusun pesan yang
mengena dan efektif perlu memerhatikan beberapa
hal, yaitu:
1) Harus menguasai lebih dahulu pesan yang
disampaikan, termasuk struktur
penyusunannya yang sistematis.
2) Mampu mengemukakan argumentasi
secara logis. Untuk itu harus mempunyai
44
alasan berupa fakta dan pendapat yang bisa
mendukung materi yang disajikan.
3) Memiliki kemampuan untuk membuat
intonasi bahasa (vocal), serta gerakan-
gerakan tubuh yang dapat menarik
perhatian pendengar.
4) Memiliki kemampuan membumbui pesan
berupa humor untuk menarik perhatian dan
mengurangi rasa bosan pendengar.
d. Memilih Media dan Saluran Komunikasi
UNESCO memberi petunjuk bahwa dalam
melakukan pemilihan media komunikasi terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Sumber daya komunikasi yang tersedia di
suatu tempat, dengan cara: a) Kumpulkan
data tentang sumber daya komunikasi yang
ada, berapa banyak stasiun radio, penerbit
surat kabar, stasiun TV dan berapa banyak
jumlah dan jenis surat kabar yang beredar
dalam masyarakat; b) Analisis status
sumber daya komunikasi, apakah stasiun
TV dan radio yang ada milik swasta atau
pemerintah, siapa penerbit surat kabar
harian dan mingguan yang ada; c)
Membuat analisis kritis yang dibutuhkan
masyarakat terhadap media, informasi apa
45
yang mereka perlukan, dan bagaimana
pendapat atau komentar mereka.
2) Pemilikan media di kalangan masyarakat
sasaran, berapa banyak penduduk yang
memiliki pesawat televisi, tv kabel, radio,
dan pelanggan surat kabar.
3) Terjangkau tidaknya pesan yang akan
disampaikan, apakah semua siaran televisi
dapat diterima oleh pemirsa di suatu
provinsi, apakah pelanggan surat kabar
hanya terbatas di kota atau ada juga di desa-
desa.
B. Sosialisasi
1. Sosialisasi
Sosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengandung pengertian proses belajar seseorang anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat dilingkungannya, dapat juga diartikan usaha
untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik
umum.26 Menurut James W Vander Zanden, sebagaimana
dikutip Damsar menyatakan bahwa, sosialisasi adalah
suatu proses interaksi sosial dimana orang memperoleh
26 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 1085
46
pengetahuan, nilai, sikap, dan perilaku esensial untuk
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.27
Sosialisasi sangat erat hubungannya dengan proses
komunikasi, karena untuk dapat menginternalisasikan
sebuah informasi, nilai dan kepahaman kepada diri sendiri
diperlukan transfer informasi dari sumber informasi kepada
target sasarannya. Dalam penyampaian aktivitas tersebut
biasnya menggunakan media, media yang digunakan bisa
berupa keluarga kelompok bermain, sekolah, lingkungan
kerja dan media massa.28
Setidaknya terdapat lima unsur penting dalam
sosialisasi masyarakat:
a. Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud
cara-cara bagaimana kebudayaan (kepercayaan,
tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral
variasi keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
b. Dari luar (eksternal) individu/ kelompok
masyarakat, dan dibagi/ dibawa.
c. Ke dalam (internal) dan menjadikannya sebagi
bagian dari penghayatan cara hidup yang
terorganisasi.
27 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), 60. 28J. Dwi Narwoko-Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan (Jakarta: Prenada Media, 2005), 56.
47
d. Proses membawa dari eksternal ke internal melalui
learning.
e. Melalui peran sebuah agen.
Selain media massa, peran sebuah agen dalam
sosialisasi juga sangat penting. Agensi sosialisasi adalah
sekelompok orang, yang setiap anggotanya terus menerus
berinteraksi, yang bisa mempengaruhi perkembangan
kepribadian seseorang sepanjang hidupnya. Diantara
agensi sosialisasi yang sering kita ketahui yaitu keluarga,
kelompok bermain, media massa, lembaga pendidikan,
masyarakat atau lingkungan hunian dan negara serta agen-
agen satu sama lain.29
2. Dakwah Ramzi
Dakwah ramzi merupakan suatu proses penyampaian
pesan dakwah melalui media massa. Pesan dakwah ramzi
dikonstruksi oleh tim media menjadi realitas simbolik di
media massa. Realitas dibentuk berdasarkan dua model,
yakni: model pertama, model peta analog yang dikonstruksi
seolah-olah realitas nyata dan model kedua, model refleksi
realitas yang dikonstruksi mendekati realitas fakta, kisah
nyata tertentu, atau sejarah tertentu. Realitas yang ada di
media dikonstruksi oleh tim produksi atau tim redaksi.
29M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrosi, Mengerti Sosiologi (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), 80.
48
Dakwah ramzi adalah pendakwah dan mitra dakwah
yang mampu memanfaatkan komunikasi massa secara
optimal untuk memenuhi kebutuhan individu, kelompok,
komunitas dan masyarakatnya. Pendakwah dan mitra
dakwah bersahabat dengan media massa dalam
meningkatkan berbagai potensi positif. Media massa
adalah tempat seseorang untuk mengembangkan diri dan
mengaktualisasikan dirinya. 30
Ramzi bermakna simbolik. Realitas simbolik
dibentuk, dikemas, dan di konstruksi oleh tim media.
Menurut Burhan Bungin, realitas media disusun
berdasarkan model peta analog dan model refleksi realitas.
Realitas simbolik dikemas seolah-olah kenyataan (model
peta analog). Sedangkan realitas simbolik dikemas dan
diciptakan untuk mendekati kenyataan (model peta refleksi
realitas).31
Berdasarkan teknoogi, pola penyebaran, dan
bagaimana khalayak mengakses media, media dibagi
menjadi dua yaitu media lama (old media) dan media baru
(new media).32
30 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh (Jakarta:
Amzah, 2012), 218–220. 31 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2002), 201-205. 32 Rulli Nasrullah, Media Sosial (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2015), 4.
49
a. Old Media (Media Lama)
Old media atau media lama merupakan istilah
yang digunakan untuk semua bentuk media massa
yang telah ada sebelum kemunculan internet. Media
massa ini terdiri atas media cetak dan media eletronik.
Media cetak adalah media massa yang menggunakan
media cetak seperti kertas koran yang di dalamnya
terdapat tulisan berupa news (berita) yang teknik
penulisannya mengikuti kaidah jurnalistik. Surat
kabar dan majalah merupakan bagian dari media
massa cetak.
Adapun media massa elektronik merupakan
media massa yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang mengubahnya menjadi audio
(suara) dan visual (gambar) atau keduanya secara
bersamaan. Teks, suara dan gambar yang ada itu
kemudian diubah menjadi berita oleh radio atau
televisi.33
b. New Media (Media Baru)
New media atau media baru meupakan istilah
yang dipergunakan untuk semua bentuk media
komunikasi massa yang mutakhir yang berbasiskan
teknologi komunikasi dan informasi. Biasanya
33 Apriadi Tamburaka, Literasi Media (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013), 41-42.
50
digunakan untuk media komunikasi elektronik/
digital, khususnya internet dan world wide web
(www). 34 Salah satu ciri media baru menurut
McNamus sebagaimana dikutip Rulli, adalah adanya
pergeseran dari ketersediaan media yang dahulu
langka dengan akses yang terbatas menuju media
yang melimpah. Dari sis industri, biaya produksi
media dan alat produksi yang lebih murah dan lebih
canggih menyebabkan kemunculan media secara
massal dan juga lebih beragam. Dalam proses
penyampaian pesan, media baru pun lebih interaktif.
Khalayak tidak lagi sekedar objek yang terpapar oleh
informasi, tetapi khalayak telah dilibatkan lebih aktif
karena teknologi menyebabkan interaksi di media
dapat dilakukan. Dalam lingkungan media baru saat
ini kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah
kepuasan massa audiensi kolektif menuju kepuasan
grup atau individu.35
Straubhaar dan LaRose mencatat
sebagaimana dikutip Rulli menyatakan bahwa
adanya perubahan terminologi menyangkut media.
Perubahan itu berkaitan dengan perkembangan
teknologi, cakupan area, produksi massal (mass
34Yosal Iriantara, Media Relation: Konsep, Pendekatan dan Praktik
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), 118. 35Rulli Nasrullah, Cyber Media (Yogyakarta: Idea Press, 2013), 1-
2.
51
production), distribusi massal (mass distribution),
sampai pada efek yang berbeda dengan apa yang ada
di media massa. Adapun menurut John Vivian,
keberadaan media baru seperti internet bisa
melampaui pola penyebaran pesan media tradisional,
sifat internet yang bisa berinteraksi mengaburkan
batas geografis kapasitas interaksi, dan yang
terpenting bisa dilakukan secara real time. Nicholas
Gane dan David Beer memaparkan karakteristik
media baru dengan term network, interactivity,
information, interface, archive, dan simulation.36
Dari segi perangkat media, era media baru
juga ditandai dengan apa yang disebut konvergensi
media. Secara struktural konvergensi media berarti
intergrasi dari tiga aspek, yakni telekomunikasi, data
komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu
medium.37
Media baru (internet) adalah hasil rekayasa
para pakar teknologi informasi yang berhasil
menggabungkan antara komunikasi interpersonal dan
komunikasi massa. Disebut komunikasi massa
karena bisa menjangkau khalayak secara global, dan
dikatakan interpersonal karena pesan yang dibuat
36Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), 13-14. 37Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, 15.
52
diarahkan dan dikonsumsi secara pribadi. Teknologi
internet ditemukan menjelang masuknya abad ke- 21
di saat-saat jatuhnya pemerintahan Uni Soviet, serta
merebaknya demokrasi di Eropa Timur, termasuk
Rusia dan kawasan Asia. Oleh karena itu, para
teknolog ideals yang mengembangkan internet yakin
bahwa kehadiran media ini dengan cepat akan
menyebarluaskan nilai-nilai baru untuk memperkuat
demokras ke seluruh dunia terutama dalam
membangun pemerintahan yang lebih transparan.
Internet singkatan dari International
Networking atau Interconnection Networking yang
berarti sebuah jaringan komputer global yang
menghubungkan jutaan komputer diseluruh dunia,
sehingga setiap komputer yang terkoneksi di
dalamnya dapat berkomunikasi atau bertukar data
tanpa dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat. Secara
fisik internet dianalogikan seperti jaring laba –laba
(the web) yang menyelimuti bola dunia yang terdiri
dari node (titik-titik) yang saling berhubungan antara
satu dengan lainnya. Internat juga bisa dipandang
seperti sebuah kota elektronik yang sangat besar di
mana setiap penduduknya memiliki alamat (internet
address) yang dipakai untuk bertukar informasi. ia
merupakan gudang informasi tanpa batas, sebagai
database atau perpustakaan multimedia yang sanagat
53
besar dan lengkap, bahkan internet dianggap
duplikasi dunia rill dalam bentuk maya.
Teknologi internet mengalami perkembangan
terus dengan munculnya berbagai macam fasilitas
untuk mengakses informasi. perkembangan terakhir
adalah digunakannya sebagai media sosial (social
network) melalui facebook, twitter, Blog (my space),
Linkedln (bisnis dan profesional), friendster,
devianART (digital art), wayn dan Couchsurfing
(traveling), flickr (berbagi foto). Kenapa disebut
media sosial, karena masalah sosial (interaksi sosial)
yang dimediasi oleh media. Dalam Wikipedia
disebutkan bahwa media sosial adalah sebuah media
online di mana para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi.
Beberapa kelebihan penggunaan internet
sebagai media sosial, anatara lain:
1) Interaktif, terbuka dan demokratis sehingga siapa
saja bisa berartisipasi, memberi komentar dan
berbagai informasi dalam waktu yang cepat dan
tak terbatas.
2) Bersifat global tanpa perlu bertemu muka secara
langsung;
3) Sebagai ruang publik yang terbuka, luwes dan
lingkungan infromasi yang dinamis;
54
4) Pengguna terbawa pada jejaring perkawanan
dalam situasi yang erat (friendly) sehingga
dengan mudah melakukan kontak, mencurahkan
perasaan (curhat), mencerca, keluhan, pujian,
fitnah yang tidak bisa dilakukan oleh media
konvensional (lama).
5) Menciptakan jejaring sosial (individu, kelompok,
dan antarkomunitas) dalam membangun isu dan
kekuatan yang bisa melahirkan gerakan massa.
6) Setiap pengguna bisa memproduksi informasi
dan mendistribusikannya ke banyak pihak tanpa
batas (multilevel marketing model).38
3. Aplikasi
Aplikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah penerapan dari rancangan sistem untuk
mengolah data yang menggunakan aturan dan ketentuan
bahasa pemograman tertentu. Aplikasi adalah suatu
program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan
melaksanakan tugas khusus dari user (pengguna).
Aplikasi adalah program siap pakai yang dapat
digunakan untuk menjalanakan perintah-perintah dari
pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan
hasil yang lebih akurat sesuai dengan tujuan pembuatan
aplikasi tersebut. Aplikasi mempunyai arti yaitu
38Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 124 –
131.
55
pemecahan masalah yang menggunakan salah satu teknik
pemerosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada
sebuah komputansi yang diinginkan atau diharapkan
maupun pemrosesan data yang diharapkan.
4. Pelayanan Publik
Dalam Undang-undang No 25 Tahun 2009 Pasal 1
yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.39
Selanjutnya undang-undang tersebut memaparkan
ruang lingkup pelayanan publik yang dapat digolongkan ke
dalam 2 bentuk, yakni;
a. Pelayanan Barang dan Jasa Publik
Pelayanan pengaduan dan penyaluran barang dan
jasa publik bisa dikatakan mendominasi seluruh
pelayanan yang disediakan pemerintah kepada
masyarakat. Pelayanan publik kategori ini bisa
dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya merupakan kekayaan negara
yang tidak bisa dipisahkan atau bisa diselenggarakan
39 Hardiyansyah, Komunikasi Pelayanan Publik: Konsep dan
Aplikasi (Yogyakarta: Gava Media, 2015), 16.
56
oleh badan usaha milik pemerintah yang sebagian
atau seluruh dananya berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan (Badan Usaha Milik
Negara/BUMN).
b. Pelayanan Administratif
Pelayanan publik dalam kategori ini meliputi
tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan
oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan
dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi,
keluarga, kehormatan, dan harta benda; dan kegiatan
administrtaif yang dilakukan oleh instansi
nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan
diatur dalam perundang-undangan serta diterapkan
berdasarkan perjanjian dengan penerima layanan.
Kegiatan pelayanan publik administratif yang
dilakukan oleh instansi pemerintah adalah layanan
yang menyediakan dokumen penting atau surat-surat
bernilai kepada masyarakat untuk memberikan
perlindungan terhadap hak-hak masyarakat.40
Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih
sebagaimana dikutip Hardiyansyah menyatakan bahwa,
pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh
40Mediya Lukman, Badan Layanan Umum Dari Birokrasi Menuju
Korporasi (Jakarta: Bumi Aksara 2013), 16-17.
57
instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan peraturan
perundang-undangan. Pemerintah pada dasarnya adalah
pelayanan bagi masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk
melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat
serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap
anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Karenanya
birokrasi publik berkewajiban dan bertanggungjawab
untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.41
Pelayanan publik dapat diartikan juga sebagai,
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya
negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini
bukanlah secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan
yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya
kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.42
Pelayanan publik yang profesional merupakan
pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas
41 Hardiyansyah, Komunikasi Pelayanan Publik: Konsep dan
Aplikasi, 23. 42 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik: Teori,
Kebijakan, dan Implementasi (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2008, 5-6.
58
dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur
pemerintah). Dengan ciri-ciri sebagai berikut:43
a. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian
apa yang menjadi tujuan dan sasaran;
b. Sederhana, mengandung arti prosedur/ tata cara
pelayanan;
1) Diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang
meminta pelayanan;
2) Kejelasan dan kepastian (transparan),
mengandung akan arti adanya kejelasan dan
kepastian mengenai: a) Prosedur/ tata cara
pelayanan; b) Persyaratan pelayanan baik
persyaratan teknis maupun persyaratan
administratif; c) Unit kerja dan atau pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan; d) Rincian
biaya/ tarif pelayanan dan tata cara
pembayarannya; e) Jadwal waktu
penyelesaian pelayanan;
3) Keterbukaan, mengandung arti prosedur/ tata
cara persyaratan, satuan kerja/ pejabat
43Nuriyanto, September 2014, Penyelenggara Pelayanan Publik di
Indonesia, Sudahkah Berlandaskan Konsep “Welfare State”?, Jurnal
Konstitusi, Vol. 11 No. 3, hal. 435-436, diunduh tanggal 10 Maret 2019 dari
https://media.neliti.com/media/publication/108607-ID-penyelenggaraan-
pelayanan-publik-di-indo.pdf.
59
penanggungjawab pemberi pelayanan, watu
penyelesaian, rincian waktu/ tarif serta hal-
hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan wajib diinformasikan secara
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami
oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak
diminta;
4) Efisiensi, mengandung arti: a) Persyaratan
pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal
berkaitan langsung dengan pencapaian
sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dengan produk pelayanan yang
berkaitan; b) Dicegah adanya pengulangan
pemenuhan persyaratan, dalam hal proses
pelayanan masyarakat yang bersangkutan
mempersyaratkan adanya kelengkapan
persyaratan dari satuan kerja/ intansi
pemerintah lain yang terkait; c) Ketepatan
waktu, kriteria ini mengandung arti
pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan; d) Responsif, lebih mengarah
pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa
yang menjadi masalah, kebutuhan dan
aspirasi masyarakat yang dilayani; e) Adaptif,
cepat menyesuaikan terhadap apa yang
60
menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi
masyarakat yang dilayani yang senantiasa
mengalami tumbuh kembang.
C. Kerangka Berpikir
Rumusan Masalah
Strategi komunikasi yang diterapkan Pemerintah
Kota Bogor dalam mensosialisasikan aplikasi
SiBadra. Serta faktor penghambat dan
pendukung Pemerintah Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi SiBadra.
Teori
Lima tahapan strategi komunikasi Hafied
Cangara, yakni: Penelitian, Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengukuran/ Evaluasi, dan
Pelaporan.
Metodologi
Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi
Temuan/ Hasil
Memaparkan temuan/hasil penelitian
61
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Pemerintah Kota Bogor
1. Sejarah Kota Bogor
Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kota ini terletak 59 km sebelah selatan
Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah
Kabupaten Bogor. Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini
telah berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah
penduduknya 1,091 juta jiwa (2018). Bogor dikenal dengan
julukan “kota hujan”, karena memiliki curah hujan yang
sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang
dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial
Belanda, Bogor dikenal dengan nama “Buitenzorg” yang
berarti “tanpa kecemasan” atau “aman tenteram”.
Hari jadi Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3
Juni, karena pada tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari
penobatan Prabu Siliwangi sebagai Raja dari Kerajaan
Pajajaran. Bogor telah lama dikenal dijadikan pusat
pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Di sinilah
berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian dan
62
biologi berdiri sejak abad ke-19. Saah satunya yaitu.
Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.1
Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah
pengakuan kedaulatan RI, pemerintahan di Kota Bogor
namanya berganti menjadi Kota Besar Bogor yang
dibentuk berdasarakan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
1950. Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan
berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-
undang Nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1974 berubah kembali menjadi Kotamadya
Daerah Tingkat II Bogor.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor
diubah menjadi Kota Bogor. Nama Bogor sendiri dapat
ditemui pada sebuah dokumen tertanggal 7 April 1752.
Dalam dokumen tersebut tercantum nama Ngabei
Raksacandra sebagai "hoofd van de negorij Bogor" (kepala
kampung Bogor).2
2. Geografis Kota Bogor
Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’
48’ BT dan 6’ 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di
tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya
1https;//id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor diakses pada tanggal
24 April 2019 pukul 09.12 WIB 2Masterplan Smart City Kota Bogor, 1-3.
63
sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi
yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri,
perdagangan, transportasi, komunikasi, dan parawisata.
Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190
m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Kondisi
iklim di Kota Bagor suhu rata-rata tiap bulan 33,9’ C
dengan suhu terendah 18,8’ C dengan suhu tertinggi 36,1’
C. Kelembaban udara 90,8 %. Curah hujan rata-rata setiap
bulan sekitar 352,5 – 576,1 mm dengan curah hujan
terbesar pada bulan Agustus 2014. Luas wilayah Kota
Bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68
kelurahan. Kemudia secara administratif Kota Bogor
dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor dengan batas
wilayah sebagai berikut:3
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Kemang,
Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja Kabupaten Bogor;
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja
dan kec. Ciawa, Kabupaten Bogor;
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Dramaga
dan kec. Ciomas, Kabupaten Bogor;
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk
dan Kec. Caringin, Kabupaten Bogor.
3Masterplan Smart City Kota Bogor, 4.
64
3. Visi Misi Kota Bogor
Visi:
“Mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah
Keluarga”.
Misi:
a. Mewujudkan Kota yang sehat;
b. Mewujudkan Kota yang cerdas;
c. Mewujudkan Kota yang sejahtera.4
4. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor
Kota Bogor dipimpin oleh seorang Wali Kota. Wali
Kota yang saat ini menjabat adalah Bima Arya Sugiarto, ini
merupakan periode kedua kepemimpinan Bima Arya. Pada
massa kepemimpinannya yang kedua ini Bima Arya
didampingi oleh Dedie Rachim. Bima Arya dan Dedie
Rachim dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota
pada 20 April 2019. Berikut ini struktur organisasi
Pemerintah Kota Bogor;
4 https://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/416/visi-misi
diakses pada tanggal 24 April 2019 pukul 19.32 WIB.
65
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor
Sumber: www.kotabogor.go.id
Pemerintah Kota Bogor telah meraih beberapa
penghargaan, diantaranya adalah; Top Leader on IT
Leadership dan Top IT Implementation on City Goverment
pada 2018, dan The Best Website Award in Goverment pada
tahun 2017.
5. Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
Persandian Kota Bogor
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
Persandian Kota Bogor merupakan organisasi perangkat
daerah yang diberikan tanggung jawab oleh Wali Kota
untuk mengelola aplikasi SiBadra. Maka dari itu akan lebih
baik jika mengulas sedikit tentang Diskominfo Kota Bogor.
Pada mulanya, organisasi yang bertanggung jawab
menangani bidang data adalah Sub Bagian Pengolahan
Data pada Bagian Organisasi, Sekretariat Daerah Kota
Bogor dari tahun 1995 sampai dengan 2001. Sejak tahun
66
2001 sampai dengan 2005, dibentuklah Kantor Pengolahan
Data Elektronik (KPDE) berdasarkan perda Nomor 10
Tahun 2000 tentang organisasi Perangkat Daerah yang
merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999. Lembaga ini mulai beroprasi pada bulan
Maret 2001. Unit Kantor PDE merupakan pengembangan
dari Sub Bagian Data pada Bagian Organisasi, Setda Kota
Bogor.
Organisasi ini selanjutnya mengalami perubahan
akibat pemberlakuan PP Nomor 08 tahun 2003 Tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Kantor Data
Elektronik selanjutnya menjadi salah satu bidang, yaitu
Bidang Telematika pada Dinas Informasi, Pariwisata dan
Kebudayaan (Dispardub). Operasi Bidang ini di mulai
setelah Pelantikan personal pada tanggal 12 Januari 2005
berdasarkan Perda Kota Bogor No. 13 Tahun 2004 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor dengan
melanjutkan kinerja yang telah dibangun sebelumnya.
Bidang Telematika memiliki 2 seksi, yaitu; seksi jaringan
dan seksi aplikasi, dinas informasi, kepariwisataan dan
kebudayaan (DISPARBUD).
Berdasarkan Perda No. 13 Tahun 2008 mengenai
Organisasi Perangkat Daerah, Bidang Telematika pada
Dinas Informasi, Kepariwisataan dan Kebudayaan
(DISPARBUD) beralih menjadi Bidang Kominfo pada
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
67
(DISHUBKOMINFO). Bidang Kominfo ini memiliki 3
seksi, yaitu: seksi jarinan, seksi aplikasi dan seksi
pengelolaan Kominfo.
Berdasarkan peraturan daerah Kota Bogor Nomor 3
Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka
dibentuklah Kantor Komunikasi dan Informatika (Kantor
KOMINFO). Kominfo sendiri terdiri dari Sub Bagian Tata
Usaha, Seksi Postel dan Informasi Publik, Seksi Sarana
Komunikasi dan Informatika, dan Seksi Aplikasi
Telematika dan Pengolah Data Elektronik.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor
7 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat
daerah Kota Bogor kantor Komunikasi dan Informatika di
ubah menjadi Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik dan Persandian Kota Bogor saat ini adalah Drs.
Firdaus, M.Si yang dilantik pada tahun 2017.
Adapun struktur jabatan Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian Kota Bogor adalah
sebagai berikut;
68
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Kominfostandi
Sumber: www.kominfo.kotabogor.go.id
B. Aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra)
Gambar 3.3 Logo Aplikasi SiBadra
Sumber: Tampilan aplikasi SiBadra
SiBadra merupakan singkaan dari “Sistem Informasi
Berbagi Aduan dan Saran”. Sistem ini awalnya dibangun pada
tahun 2018 dengan nama aplikasi BISA (Bogor Integrated
System of Aspiration). Pada mulanya Pemerintah Kota Bogor
69
menginginkan untuk menyatukan dua layanan aspirasi yang
ada di Kota Bogor. Dua layanan tersebut adalah contact center
dan Nomor Tuggal Panggilan Darurat (NTPD) 112. Contact
center khusus dibuat untuk menangani aduan yang bersifat
publik atau layanan publik, sedangkan NTPD khusus melayani
emergency call atau kedaruratan seperti bencana alam,
kebakaran, dan lain-lain. Penyatuan tersebut dilakukan untuk
memudahkan masyarakat dan meningkatkan efektifitas
pelayanan.
Kemudian pada tahun 2019 aplikasi ini di launching
oleh Wali Kota dengan nama aplikasi SiBadra (Sistem
Informasi Berbagi Aduan dan Saran). Perubahan nama dari
BISA ke SiBadra ini didasari atas keinginan Wali Kota Bogor
yang ingin disesuaikan dengan programnya pada masa
pemilihan kedua. Walaupun aplikasi ini baru dilaunching pada
April 2019 namun program layanan ini sebenarnya sudah
dimulai di tahun 2018 dengan nama BISA.
Aplikasi ini dibangun untuk mempermudah masyarakat
dalam melakukan pengaduan, menyampaikan aspirasi, dan
saran kepada Pemerintah Kota Bogor secara cepat. Masyarakat
dapat menyampaikan pengaduan dan memantau setiap
pengaduan atau aspirasi yang disampaikan serta dapat
berkomunikasi langsung dengan Pemerintah Kota Bogor.
SiBadra berperan sebagai sarana penghubung antara publik
dengan pemerintah untuk menyampaikan pengaduan atau
70
keluhan atas ketidaksesuaian pelaksaan dengan standar
pelayanan publik.
Saat ini masyarakat menuntut pelayanan publik yang
dapat memenuhi kepentingan masyarakat luas dimanapun ia
berada, dapat diandalkan, terpercaya dan mudah dijangkau
secara interaktif. Selain itu, masyarakat juga menginginkan
agar aspirasi dan pengaduan mereka didengar dan ditanggapi
oleh pemerintah. Dengan demikian pemerintah harus
memfasilitasi partisipasi publik dalam penilaian kinerja
pemerintahan. Maka dari itu, Pemerintah Kota Bogor membuat
aplikasi SiBadra sebagai media penampung partisipasi publik
untuk menilai kinerja pemerintah.
Adapun aduan yang ditangani SiBadra adalah
emergency atau kedaruratan dan layanan yang bersifat untuk
kualitas layanan publik yang diberikan Pemerintah Kota Bogor.
Jadi dapat dikatakan juga melalui SiBadra Pemkot Bogor ingin
berbenah dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Fasilitas
publik apa saja yang dirasa kurang baik bisa diadukan oleh
masyarakat dan Pemerintah Kota Bogor akan berusaha secara
maksimal untuk memperbaiki dan meningkatkannya.5
SiBadra menjadi satu-satunya kanal aspirasi yang
dimiliki Pemerintah Kota Bogor. Layanan aspirasi seperti call
center aspirasi, sms, twitter, ataupun website
[email protected] telah ditutup. Hal tersebut bertujuan
5Modul Aplikasi SiBadra, 1-2.
71
agar segala aspirasi ataupun pengaduan masuk melalui satu
pintu, sehingga dalam pemrosesan laporan, penyelesaian dan
pemantauannya menjadi lebih efektif.
Pengaduan melalaui SiBadra bisa dilakukan oleh siapa
saja, baik itu masyarakat Kota Bogor maupun dari luar Kota
Bogor. Tetapi khusus untuk melakukan pengaduan terhadap
layanan yang ada di Kota Bogor atau kejadian yang di alami di
Kota Bogor. Selain itu, SiBadra juga memiliki dua teknologi
yang mampu menangkal laporan-laporan hoax. Dua teknologi
tersebut adalah geotagging dan geofencing. Geotagging
merupakan teknologi dimana sistem akan langsung melakukan
tag kepada si pelapor. Misal, pelapor membuat laporan di
sekitar Balaikota, maka lokasi si pelapor akan langsung
terkunci. Hal tersebut berguna untuk menghilangkan hoax atau
berita bohong. Selanjutnya adalah geofencing, geofencing
merupakan pembatasan teritorial. Teritorial SiBadra di batasi
hanya pada wilayah Kota Bogor, yaitu 6 Kecamatan dan 68
Kelurahan. Sehingga ketika ada masyarakat yang membuat
laporan namun lokasi pelapor berada di luar wilayah Kota
Bogor maka laporan tersebut tidak bisa ditindak lanjuti. Kedua
teknologi ini mempermudah verifikator dalam menyeleksi
laporan yang masuk dan mempercepat penanganannya.
SiBadra memiliki tagline; cepat, mudah dan terpadu.
Cepat memiliki arti bahwasanya SiBadra memiliki layanan
yang cepat. Sebagaimana SOP layanan untuk emergency atau
kedaruratan ini memiliki waktu 7 menit. Dalam waktu 7 menit
72
laporan sudah terverifikasi dan di disposisi ke perangkat daerah
yang terkait. Untuk layanan publik memiliki waktu 2x24 jam,
dan sistem yang digunakan adalah notifikasi bertingkat. Mudah
yang dimaksudkan adalah aplikasi ini dibuat mudah digunakan,
semudah memposting photo di instagram atau whatsapp status.
Dengan mengklik tombol kuning yang ada pada layar utama
SiBadra masyarakat bisa langsung mengambil photo kemudian
memberikan keterangan kepada photo tersebut dan
mengunggahnya. Terakhir terpadu, terpadu memiliki artian
bahwasanya semua OPD Kota Bogor sudah tergabung di dalam
SiBadra sehingga laporan apapun bisa langsung ditangani oleh
pihak terkait.6
Gambar 3.4 Tagline SiBadra
Sumber: brosur SiBadra
6 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
73
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) mengelola aduan yang
bersifat nasional yang bernama Lapor! Sistem-sistem di daerah
diperbolehkan mengadopsi Lapor sebagai kanal penyampaian
aduan di daerah mereka. Namun jika ada daerah yang
mengembangkan aplikasi sendiri maka harus di integrasikan
dengan Lapor! SiBadra sebagai salah satu media pelayanan
pengaduan yang dikembangkan sendiri oleh Pemerintah Kota
Bogor tentunya diintegrasikan dengan Lapor. Jadi dengan
adanya kegiatan yang dikelola dengan Kemenpan RB sebagai
pengelola pelayanan pengaduan nasional memuat struktur
baku yang disebut dengan admin kota. Admin kota adalah
perangkat daerah yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
pengembangan yang bertugas untuk monev yaitu, monitoring
dan evaluasi yang bertujuan untuk pengembangan aplikasi.
Berikut ini tampilan beranda pada aplikasi SiBadra;
Gambar 3.5 Tampilan Beranda aplikasi SiBadra
Sumber: aplikasi SiBadra
74
C. Mekanisme Pelayanan SiBadra
Gambar 3.6 Mekanisme Pelayanan SiBadra
Sumber: Modul SiBadra
Masyarakat yang ingin membuat pengaduan dapat
langsung mengadukannya di aplikasi SiBadra. Dalam aplikasi
ini, terdapat beberapa konten yang memudahkan penggunanya
untuk melakukan pengaduan. Seperti pilihan unggah foto, jenis
pengaduan, data rahasia maupun konten lainnya. Setiap
kejadian bisa langsung dilaporkan dengan disertai foto
kejadian dan keterangan lokasi yang diunggah melalui aplikasi
tersebut, secara realtime. Hal tersebut dapat meminimalisir
adanya berita hoax yang sengaja dikirim. Dengan aplikasi yang
baru ini diharapkan tidak ada lagi informasi palsu atau hoax
yang masuk, karena melalui sistem yang baru hal-hal seperti
itu sudah diantisipasi. Sehingga lebih praktis dan cepat dalam
penanganannya.
75
Terdapat lima status laporan dalam aplikasi SiBadra
yaitu; baru, terverifikasi, sedang proses, selesai dan selesai
bersyarat. Laporan yang baru dibuat maka status laporannya
baru. Kemudian laporan tersebut akan diverifikasi oleh
verifikator, apakah laporan tersebut valid atau invalid. Jika
laporan valid maka status laporan akan berubah menjadi
terverifikasi. Jika laporan tersebut invalid maka laporan
otomatis tidak akan ditindak lanjuti. Kemudian setelah
terverifikasi laporan akan di disposisi kepada Perangkat
Daerah terkait. SOP SiBadra untuk emergency atau
kedaruratan itu 7 menit. Dalam waktu 7 menit laporan harus
sudah terverifikasi dan ditangani oleh OPD terkait. Sedangkan
untuk layanan publik diberikan waktu 2x24 jam dengan sistem
yang digunakan adalah notifikasi bertingkat. Jadi setelah
laporan terverifikasi dan di disposisi kepada Perangkat Daerah
namun dalam 1x24 jam belum ada respon dari OPD yang
bersangkutan maka sistem secara otomatis akan memberikan
notifikasi berupa sms kepada Kepala OPD terkait bahwa
terdapat laporan yang belum ditanggapi. Jika dalam kurun
waktu 2x24 jam belum juga ada tanggapan dari OPD terkait
maka sistem akan memberikan notifikasi kepada Wali Kota.
Jika laporan telah diterima oleh Perangkat Daerah
terkait maka status laporan akan berubah menajadi sedang
proses. Setelah laporan di proses dan sudah diselesaikan, maka
OPD yang menanganinya akan memberikan bukti berupa
photo dan mengunggahnya di web admin SiBadra dan setelah
76
itu status laporan akan berubah menjadi selesai dan selesai
bersyarat. Jika status laporannya selesai maka laporan tersebut
sudah benar-benar selesai. Misal lampu PJU mati kemudian
telah diganti maka laporan tersebut sudah selesai. Sedangkan
jika longsor, atau jalan rusak maka PUPR tidak bisa langsung
menangani, ada proses yang harus dilakukan terlebih dahulu,
seperti pengajuan anggaran, dan lain-lain. Sehingga butuh
waktu yang lebih lama, maka dari itu laporan tersebut menjadi
selesai bersyarat.
Melalui aplikasi SiBadra pelapor dapat terhubung
langsung dengan perangkat daerah yang bersangkutan, karena
terdapat fitur chatting atau obrolan, sehingga antara
masyarakat dengan perangkat daerah dapat saling terhubung.
Dengan demikian, diharapkan semua pengaduan bisa
tertangani dengan baik dan cepat.
Hadirnya aplikasi SiBadra juga memberikan manfaat
tertentu yaitu; 1) identifikasi permasalahan secara real time; 2)
media bagi Pimpinan Daerah untuk mendorong kinerja OPD;
3) media koordinasi dalam dan antar instansi; 4) transparansi
dalam penanganan masalah pengaduan; 5) pemantauan kinerja
OPD oleh Pimpinan Daerah; 6) media komunikasi antara
pemerintahan dan masyarakat; 7) City branding bagi Bogor
smart city; dan 8) kepemilikan penuh terhadap sistem
pengaduan.7
7Modul Aplikasi SiBadra, 22.
77
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Aplikasi SiBadra secara resmi di launching oleh
Pemerintah Kota Bogor pada tanggal 28 April tahun 2019.
Walaupun aplikasi ini diresmikan pada tahun 2019 namun program
layanan sudah dimulai sejak tahun 2018 dengan nama aplikasi
BISA. Sosialisasi aplikasi SiBadra pun sudah dilakukan sejak
bulan Mei tahun 2018. Sosialisasi dilakukan kepada internal
pemerintahan dan masyarakat Kota Bogor. Sebelum melakukan
sosialisasi Dinas Kominfo sebagai pengelola aplikasi SiBadra
terlebih dahulu membuat regulasi. Regulasi atau payung hukum
berguna untuk mempermudah proses koordinasi dengan semua
stakeholder. Regulasi yang dibuat untuk SiBadra adalah berupa
peraturan Wali Kota. Pada awalnya dibuat Perwal nomor 59 tahun
2017 untuk aplikasi BISA, yang kemudian direvisi dengan Perwal
nomor 11 tahun 2019 untuk aplikasi SiBadra.
“awal mulai sosialisasi itu dari Mei 2018. Jadi setelah
diserahkan dari pihak ketiga kepada kami itu sudah
langsung di sosialisasikan. Faktanya yang kami lakukan
itu lebih banyaknya sebelum, kenapa karena ketika di
launching itu programnya itu udah siap, tidak terjadi lagi
trail and eror, tarik ulur misalnya, atau masih terkendala
dengan permasalahan aplikasinya kah, sumber dayanya
sudah tidak siapkah, orang belum tahulah, itu tidak lagi
78
terjadi kenapa karena udah jor-joran banget udah di awal.
Jadi di bulan Mei tahun 2018 itu dibangun namanya BISA
ya, nah dari Mei ke April 2019 itu satu tahun, itu rentang
setahun itu dilakukan sosialisasi.1
Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting, karena
melalui sosialisasi Pemerintah Kota Bogor dapat memperkenalkan
dengan baik SiBadra kepada masyarakat. Maka dari itu, sosialisasi
ini memerlukan perencanaan-perencanaan strategi sehingga ketika
sosialisasi tersebut dilaksanakan mampu mencapai hasil yang
diinginkan. Dinas Kominfo tidak melakukan penelitian tertentu
sebelum merumuskan perencanaan strategi. Melainkan, hanya
dengan mengetahui tingginya jumlah pengguna smartphone di
Kota Bogor, Diskominfo menyimpulkan bahwasanya peluang
masyarakat mengunduh aplikasi SiBadra akan besar. Penelitian
dalam suatu kegiatan komunikasi bertujuan untuk mencari data
dan fakta mengenai sasaran atau target kegiatan. Hal tersebut
bermanfaat untuk perumusan startegi komunikasi yang akan
dibuat.2
“kita tidak langsung melakukan survei dan lain-lain. Yang
pertama kalo yang di data yang ada yang bisa kita
searching bahwa pengguna smartphone itu tinggi termasuk
di Kota Bogor. Karena pengguna smartphone besar,
1 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 2Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 72.
79
berarti peluang dia mengunduh atau menggunakan
SiBadra yaitu aplikasi berbasis smartphone itu juga tinggi
gitu.” 3
Perencanaan strategi dibuat bersamaan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor atau RPJMD
tahun 2019-2024. Rencana pembangunan daerah merupakan
landasan dalam pelaksanaan pembangunan yang disusun
berdasarkan kondisi saat ini beserta dinamika permasalahan dan
mimpi serta cita-cita di masa depan yang disesuaikan dengan
kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) memiliki jangka waktu lima tahun.4
Sehingga perencanaan sosialisasi aplikasi SiBadra dirancang
bersamaan dengan RPJMD Kota Bogor.
“dalam kegiatan pemerintahan itu perencanaan itu
dilakukan jauh sebelumnya termasuk juga awal waktu mau
membangun aplikasi BISA sebelum SiBadra itu
direncanakan terlebih dahulu, itu namanya RPJMD renja
rencana jangka pendek, jangka menengah, jangka
panjang.”5
3 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 4 Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RANHIR RPJMD) Kota Bogor tahun 2019-2024, 2. 5 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
80
Dinas Kominfo selaku pengelola aplikasi SiBadra
menargetkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kader-kader
masyarakat sebagai pengguna awal SiBadra. Adapun kader-kader
masyarakat di sini adalah seperti kader PKK, karang taruna, ketua
RT, RW dan KIM atau Kader Informasi Masyarakat. Sebagai
pengguna awal SiBadra, Diskominfo menilai bahwasanya ASN
paling mengerti tentang standar kualitas layanan. Dan kader-kader
masyarakat dapat menyebarkan keberadaan SiBadra kepada
masyarakat disekitarnya. Kemudian komunikator sosialisasi
berasal dari Diskominfo dan dipilih sesuai dengan segmentasi
audience sosialisasi. Jika itu untuk kepala OPD maka Kepala
Diskominfo yang memberikan sosialisasi, namun jika berhalangan
akan digantikan Kepala Bidang, Wakil atau Kasi.
“kita target ASN ya sebagai pengguna awal SiBadra,
karena sebenarnya mereka yang paling ngerti kualitas
layanan, yang dengan mengertinya mereka terhadap
standar kualitas layanan ketika ada layanan publik yang
kurang standar atau diluar dari standar pelayanan
sebenarnya mereka bisa melakukan komplain gitu. Kita
juga tembak kader itu penting kenapa karena kader-kader
ini adalah simpulnya masyarakat kalau misalnya mereka
paham kita berharap menitipkan amanah kepada mereka
ketika nanti udah di sosialisasikan dan mereka paham
mereka yang menyebarkan kepada masyarakat yang
mereka tangani seperti itu ya. Kemudian nanti untuk siapa
yang menjadi narasumber dan lain-lain kita melihat
81
segmentasi siapa yang kita berikan sosialisasi. Kalau
segmentasinya tadi kita berbicara untuk semua OPD,
kepala OPD maka tentunya yang dikeluarkan adalah
kepala dinas.”6
Dalam pelaksanaan strategi tentu saja dijalankan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat di dalam RPJMD. Sebagai
salah satu lembaga Pemerintahan tentunya Diskominfo
menjalankan programnya sesuai dengan apa yang telah
dirancangkan.
“iya, pelaksanaannya berkaitan dengan perencanaan. Jadi
di dalam perencanaan itu tadi ada renstra, renstra itu
rencana strategis dalam 5 tahun. Nah pelaksanaannya
nant tentu mengacu kepada renstra yang telah dibuat.”7
Namun, Diskominfo sendiri mengakui bahwasanya
memiliki keterbatasan dalam anggaran sosialisasi. Keterbatasan
tersebut membuat Diskominfo tidak dapat melakukan banyak
kegiatan sosialisasi, karena mengundang audience diperlukan dana.
Sehingga Diskominfo memutuskan untuk bekerjasama dengan
dinas lain untuk mensosialisasikan aplikasi SiBadra. Dengan
6 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 7 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
82
bekerjasama bersama dinas lain Diskominfo dapat melaksanakan
kegiatan sosialisasi aplikasi SiBadra tanpa mengeluarkan anggaran.
“dana sosialisasi kalo di Kominfo itu sedikit. Nah terus
bagaimana kita bisa nanti mengakses desiminasi itu biar
sampai kepada masyarakat memang harus kita mampu
bekerjasama dengan dinas-dinas terkait atau OPD terkait
sehingga walaupun dana kita terbatas kita tetap bisa
melaksanakan sosialisasi. Jadi kita jadikan suatu bentuk
kerjasama dengan dinas-dinas besar itu untuk melakukan
sosialisasi. Mereka memiliki massa, punya segmentasi dan
memiliki anggaran untuk sosialisasi.” 8
Evaluasi strategi dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor
itu sendiri dan di evaluasi juga oleh tim kota yang merupakan
kepanjangan tangan dari Kemenpan RB. Admin kota atau tim kota
bertugas untuk pengembangan, bentuk pengembangan apa saja
yang harus diikuti oleh daerah agar sama dengan pusat.
Pengembangan pengaduan masyarakat nasional dikelola oleh
Kemenpan RB dan daerah harus menyelaraskan dan bersinergi,
seperti struktur harus sama, penangangannya pun harus sama,
terikat. Sehingga SiBadra berintegrasi dengan Lapor yang
merupakan kanal pelayanan publik nasional. Setelah melakukan
kegiatan sosialisasi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau PPTK
akan membuat nota dinas untuk Kepala Dinas. Nota dinas berisi
8 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
83
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan untuk kemudian dievaluasi
oleh Kepala Dinas. Setelah dievaluasi oleh Kepala Dinas, Kepala
Dinas akan dievaluasi oleh Wali Kota. Selain itu, aplikasi SiBadra
itupun akan di evaluasi oleh admin kota. Admin kota melakukan
rapat setiap triwulan (tiga bulan) untuk mengevaluasi aplikasi
SiBadra.
“PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan) mengevaluasi
bagaimana SiBadra itu di wilayah masyarakat dan
mengevaluasi aplikasi SiBadra. Kemudian akan dievaluasi
oleh Kepala Dinas, Kepala Dinaspun dievaluasi oleh Wali
Kota gitukan, kemudian dari Kemenpan RB yang
menangani pengaduan nasional karena standar
penanganannya harus sama antara daerah dan pusat.”9
Selanjutnya pelaporan dilakukan setelah kegiatan
dilaksanakan. Laporan diberikan oleh tim pelaksana kegiatan
kepada Kepala Dinas dalam bentuk nota dinas. Nota dinas
berisikan laporan capaian ketika kegiatan tersebut dilangsungkan.
Pelaporan ini juga berguna sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi atau memodifikasi program yang akan dilakukan
selanjutnya.
“jadi dilaporkan, tidak hanya dilaksanakan saja tapi
dilaporkan. Dilaporkan melalui Kepada Dinas. Jadi ibu
9 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
84
(PPTK) akan membuat laporan kegiatan dalam bentuk
nota dinas kepada Kepala Dinas.”10
Sosialisasi yang pertama kali dilakukan oleh Dinas
Kominfostandi adalah melakukan sosialisasi kepada internal
pemerintahan, sepert Wali Kota, Wakil Wali Kota, Kepala OPD,
dan Sekertaris OPD. Sekertaris OPD bertugas sebagai pejabat
penghubung. Pejabat penghubung adalah orang yang bertanggung
jawab memberikan jawaban terhadap segala pengaduan yang
masuk ketika didisposisikan kepada dinasnya. Sedangkan
sosialisasi yang dilakukan kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota
adalah untuk menciptakan pemahaman yang sama terhadap
SiBadra. Sehingga setelah pemimpin memiliki pemahaman yang
sama, maka pemimpin akan memiliki good will atau keinginan
yang kuat untuk menerapkan aplikasi sehingga presure atau
tekanan ke bawahpun akan kuat.
“yang pertama kalau misalkan sosialisasinya ini kepada
Pimpinan Daerah, kemudian kepada Wakil Wali Kota.
Setelah itu kepada Kepala OPD dan selanjutnya kepada
Sekretaris OPD. Jadi tahapan-tahapannya sebelum dia ke
masyarakat kita megang dulu puncak-puncak pimpinan
ini.”11
10 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 11 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
85
Selanjutnya sosialisasi dilakukan dengan melakukan
pelatihan terhadap admin kota. Admin kota terdiri dari bagian
hukum, bagian humas, bagian organisasi, dan inspektorat.
Kemudian sosialisasi dilanjutkan kepada verifikator. Verifikator
SiBadra terdiri dari 12 orang yang berkerja secara shifting setiap
harinya. Setelah itu sosialisasi berlanjut ke admin OPD. Pada
tahapan ini sosialisasi banyak dilakukan diinternal guna
menyiapkan SDM internal yang mahir menggunakan SiBadra.
Sehingga admin OPD mampu melayani masyarakat dengan baik.
Masyarakat menggunakan SiBadra melalui front N yakni melalui
aplikasi, sedangkan untuk admin melalui back end yang diakses
melalui web.
“kita sosialisasikan juga adalah admin kota namanya.
Admin kota adalah tadi ada beberapa yang bertanggung
jawab yang ditunjuk sesuai dengan surat edaran
Kemenpan RB ya, yaitu bagian hukum, bagian humas,
bagian organisasi, dan inspektorat selain Diskominfo. Nah
ini pun kita sosialisasikan karena mereka nanti yang
bertangggung jawab monitoring dan evaluasi kinerja
SiBadra. Kemudian sosialisasi dilanjutkan kepada
verifikator, setelah itu berlanjut kepada admin OPD.
Sosialisasi ini lebih banyak awalnya memang ke internal
kenapa, kita siapkan dulu SDM internal itu agar memiliki
pemahaman yang sama dan mereka mampu menggunakan
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
86
SiBadra udah tahapan mahir tahapan bisa ketika nerima
aduan dan bagaimana menjawab.”12
Setelah itu sosialisasi berlanjut ke masyarakat. Masyarakat
yang pertama kali mendapatkan sosialisasi adalah masyarakat pada
level KIM atau kelompok informasi masyarakat. Kim adalah para
kader-kader yang ada di masyarakat perwakilan dari setiap rt dan
rw tiap kelurahan atau kader pkk. Perwakilan masing-masing
wilayah diundang oleh Kominfo untuk kemudian diberikan
sosialisasi mengenai SiBadra. Kominfo memilih kader-kader
sebagai target awal karena kader-kader tersebut merupakan
simpulnya masyarakat.
“kita juga sosialisasi mulai ke masyarakat yang kita
lakukan pertama itu sosialisasi di level kelompok informasi
masyarakat atau KIM. Kim itu adalah para kader-kader
yang ada di masyarakat wakil dari tiap rt, rw, dari
kelurahan ya itu ada kelompok informasi masyarakat. Baik
itu mungkin kadernya dari rt, rw, atau kader pkk, atau
mungkin kader-kader yang menangani biasanya ke
masyarakat ya. Dalam bentuk mungkin perwakilan
masing-masing yang ada di wilayah kita undang untuk
12 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
87
kemudian kita sosialisasikan juga SiBadra tujuannya
adalah agar mereka juga tau ‘oh ada loh di Bogor ini’.”13
Diskominfo memiliki keterbatasan anggaran untuk
melakukan sosialisasi. Sehingga Diskominfo bekerja sama dengan
beberapa dinas lain untuk mensosialisasikan aplikasi SiBadra.
Adapun dinas yang bekerja sama dengan Diskominfo adalah
sebagai berikut; 1) Kecamatan-Kecamatan di Kota Bogor. Setiap
Kecamatan memiliki program pembinaan kepada aparatur RT dan
RW, kemudian dalam acara pembinaan aparatur RT dan RW
Diskominfo diberikan waktu untuk mensosialisasikan aplikasi
SiBadra; 2) Dinas Pendidikan, Disdik memiliki massa yakni guru-
guru SD dan SMP sehingga Diskominfo melakukan sosialisasi
tehadap semua guru-guru SD dan SMP, namun sosialisasi tersebut
tidak dilakukan secara bersamaan. 20 SMP Negeri yang ada di
Kota Bogor semuanya didatangi satu persatu oleh tim dari
Diskominfo untuk dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk SD
dilakukan dalam forum besar yang dilaksanakan di Padjajaran
suite dan dihadiri oleh 250 orang; 3) Dinas Kesehatan, Diskominfo
berkerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan
sosialisasi kepada semua pengelola rumah sakit. Setelah dilakukan
sosialisasi berlanjut kepada pelatihan terhadap admin-admin dari
rumah sakit. Dari informasi yang didapat sudah ada dua puluh
rumah sakit di Kota Bogor yang tergabung ke dalam SiBadra; 4)
13 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
88
Selain Diskominfo juga berkerjasama dengan Bagian Hukum.
Bagian Hukum memiliki program sosialisasi produk hukum, dan
dalam sosialisasi tersebut mereka mengundang Lurah dari setiap
Kecamatan, dan mengundang kader dari setiap RT dan RW. Di
sana Diskominfo diberikan kesempatan untuk memaparkan
SiBadra; 5) Dan yang terakhir Diskominfo juga telah berkerjasama
dengan Badan Kepegawaian dan Pelatihan Sumber Daya Aparatur
atau BKPSDA. BKPDSA memiliki program pelatihan khusus
aparatur dan kominfo memiliki kepentingan bahwa aparatur perlu
disosialisasikan mengenai SiBadra. Maka dari itu BKPSDA
memberikan kesempatan kepada Diskominfo untuk
mensosialisasikan SiBadra di dalam acara mereka.
“dana sosialisasi kalau di Komifo itu sedikit. Nah terus
bagaimana kita bisa mengakses desminiasi itu biar sampai
kepada masyarakat memang harus kita mampu
bekerjasama dengan dinas-dinas terkait atau OPD terkait
sehingga walaupun dana kita terbatas kita tetap bisa
mengadakan kegiatan. Kita bekerjasama dengan dinas
pendidikan, ada dinas kesehatan, kecamatan-kecamatan
yang ada, kemudian dengan bagian hukum dan termasuk
dengan BKPSDA atau Badan Kepegawaian dan Pelatihan
Sumber Daya Aparatur.”14
14 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
89
Tidak hanya sosialisasi tatap muka yang dilakukan
Diskominfo kepada masyarakat, melainkan juga sosialisasi secara
tidak langsung, yakni melalui media. Berbagai macam media
digunakan dalam melakukan sosialisasi ini, seperti media cetak,
media elektronik dan media online. Media cetak seperti spanduk
yang dipasang di setiap Kecamatan dan Kelurahan, kemudian
xbanner yang berdiri di setiap kantor OPD dan ada juga brosur dan
buklet SiBadra. Untuk media elektroniknya adalah melalui
videotron, dan melalui Media Publik Pemerintah (MPP) milik
pemerintah Kota Bogor yaitu Radio Sipatahunan dan SPTV atau
Sipatahunan TV. Iklan-iklan mengenai SiBadra dan kegiatan
wawancara yang berkaitan dengan SiBadra ditayangkan dalam
SPTV dan Radio Sipatahunan. Dan untuk media online, sosialisasi
Sibadra dilakukan melalui social media milik Pemkot Bogor dan
Diskominfo Kota Bogor, yaiti twitter, instagram, dan website.
“kita ke masyarakat itu kalau sosialisasi tatap muka seperti
ini kita lakukan adalah dengan simpul-simpul yaitu kader-
kader yang itu kita perolehnya dengan kerjasama baik itu
dengan kecamatankah, dinas yang terkait ataupun
kelurahan. Nah terus sosialisasi ke masyarakat itu yang
secara tidak langsung kita lakukan itupun kita tempuh.
Misal dilakukan dengan menggunakan space, ya kalau
spanduk-spanduk kita pasang juga, dan xbanner. Untuk di
elektronik kita pakai videotron yang dikelola oleh Bappeda.
Kemudian satu lagi sosialisasi yang kita lakukan melalui
MPP (Media Publik Pemerintah) yakni ada Radio
90
Sipatahunan kemudian SPTV Sipatahunan TV, kemudian di
web. Jadi semua MPP yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Bogor ya baik itu oleh Diskominfo maupun humas itu
semuanya menjadi media sosialisasi untuk capaian
oenetrasi kepada masyarakat.”15
Faktor pendukung dalam sosialisasi aplikasi SiBadra
adalah good will atau keinginan yang kuat dari Kepala Daerah
yakni Wali Kota Bogor untuk menerapkan aplikasi ini. Yang kedua
adalah regulasi, regulasi ini berguna untuk mengajak atau
berkoordinasi dengan semua stakeholder untuk menjalankan
sistem tersebut. Adapun regulasi aplikasi Sibadra adalah Perwal
atau Peraturan Wali Kota nomor 11 tahun 2019. Kemudian yang
terakhir adalah SiBadra memiliki tim yang solid. Tim SiBadra baik
dari struktur yang sesuai dengan surat edaran Kemenpan RB
ataupun struktur yang ada di Kominfo dengan semua stakeholder
semuanya bekerjasama dengan baik. Selain itu tim SiBadra juga
memiliki tim teknis yang lengkap. Adanya verifikator yang bekerja
24 jam tentunya membuat pelayanan aplikasi ini dapat ditangani
secara cepat.
“faktor pendukung sebenarnya good will pemerntah yang
kuat ya, dari pimpinan tingkat Kepala Daerah itu kuat. Itu
sebagai istilahnya dukungan penuh terhadap sistem itu
merupakan kekuatan dari SiBadra kemudian yang kedua
15 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
91
regulasi yang udah ada. Jadi SiBadra ini merupakan
aplikasi yang memiliki regulasi gitu ya. Itu kekuatan
kenapa, karean tanpa regulasinya tadi ga bisa gerak.
Kemudian timnya itu adalah tim yang solid, yang memiliki
struktur SiBadra itu baik struktur sesuai dengan surat
edaran Kemenpan RB kemudian struktur yang ada di
Kominfo dengan semua stakeholder-nya. Terus dilihat dari
hal-hal yang tadi kita juga lihat tim teknisnya SiBadra juga
lengkap, adanya verifikator yang dia kerjakan 24 jam
secara shift-shift –an untuk mengelola SiBadra, itu
kekuatan.”16
Terdapat dua faktor penghambat dalam sosialisasi aplikasi
SiBadra, yang pertama adalah keterbatasan SDM atau Sumber
Daya Manusia. Dalam tim SiBadra yang terlibat langsung hanya
PPTK atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kabid atau Kepala
Bidang, dengan Kasi Layanan Informasi yang berjumlah tiga
orang dan staf. Jika banyak tempat yang mengajukan sosialisasi di
waktu yang bersamaan maka tim cukup kewalahan. Kemudian
yang kedua adalah keterbatasan anggaran. Keterbatasan anggaran
ini membuat tim SiBadra tidak bisa leluasa untuk melakukan
sosialisasi. Namun tim SiBadra menyiasatinya dengan cara
bekerjasama dengan OPD lain.
16 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
92
“kendalanya itu memang kalau dilihat sosialisasinya itu
memang keterbatasan SDM ya, itu sangat terbatas. Saya di
tim itu yang terlibat langsung saya, Kabid, dengan kasi
layanan informasi tiga orang kemudian staf. Nah kalau
misalkan lagi banyak apa yang harus di sosialisasikan ya
tempat-tempat sosialisasi yang mengajukan nih, kaya
waktu misalnya dengan Disdik 20 bayangkan, 20 sekolah
yang diselesaikan itu dalam waktu yang cepat. Jadi sehari
itu kami ada yang dua melakukan sosialisasi. Itu dengan
keterbatasan SDM itu terasa banget engap. Kemudian
keterbatasan anggaran. Ini tadi keterbatasan anggaran itu
sebenarnya menjadi poin penting juga di dalam
pelaksanaan suatu kegiatan di dalam pemerintahan. Nah
disitu saya berfikir kalaupun itu engga ada anggaran
kegiatan harus tetap berjalan dengan cara bersinergi. Saya
menganggap baha keterbatasan itu pasti ada disetiap
permasalahan tapi jangan dijadikan maasalah utama
kenapa karena itu nanti akan mejadi rantai gajah bagi
kita.”17
Berikut ini beberapa foto dokumentasi kegiatan sosialisasi
aplikasi SiBadra yang telah dilakukan oleh Dinas Kominfostandi;
17Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23
Agustus 2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
Persandian Kota Bogor.
93
Gambar 4.1
Sosialisasi kepada perangkat RT dan RW
Gambar 4.2
Sosialisasi kepada Kepala Sekolah dan Guru SMP di Kota
Bogor
94
Gambar 4.3
Sosialisasi kepada verifikator Sibadra
Gambar 4.4
Sosialisasi kepada Sekertaris Dinas (PPID)
95
Gambar 4.5
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan admin OPD
Gambar 4.6
Pelatihan Verifikator SiBadra
96
Gambar 4.7
Sosialisasi Admin OPD
Gambar 4.8
Sosialisasi kepada Kepala Sekolah SD di Kota Bogor
97
Gambar 4.9
Sosialisasi kepada BKPSDA
Gambar 4.10
Sosialisasi kepada PDAM
98
Gambar 4.11
Sosialisasi Admin OPD
Gamar 4.12
Sosialisasi kepada Kepala OPD dalam briefing staf Wali
Kota
99
Pemerintah Kota Bogor juga mensosialisasikan aplikasi
SiBadra melalui media sosial;
Gambar 4.13
Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor
Gambar 4.14
Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor
100
Gambar 4.15
Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor
Gambar 4.16
Posting-an di akun instagram Pemkot Bogor
101
Gambar 4.17
Posting-an di akun twitter Pemkot Bogor
Gambar 4.18
Posting-an di akun instagram Kominfo Kota Bogor
102
Gambar 4.19
Posting-an di akun instagram Kominfo Kota Bogor
Gambar 4.20
Posting-an di akun instagram Kominfo Kota Bogor
103
Gambar 4.21
Posting-an di akun instagram Kominfo Kota Bogor
Gambar 4.22
Posting-an di akun instagram Kominfo Kota Bogor
104
Selain itu, Pemerintah Kota Bogor juga mensosialisasikan
aplikasi SiBadra melalui media cetak seperti; brosur, dan xbanner.
Gambar 4.23
Brosur aplikasi SiBadra sisi 1
Gambar 4.24
Brosur aplikasi SiBadra sisi 2
105
Gambar 4.25
Xbanner aplikasi Sibadra
Laporan yang masuk ke dalam aplikasi SiBadra terhitung
dari April 2019 sampai dengan September 2019 terdapat 1.665
laporan dan terdapat laporan tidak valid sebanyak 85. Laporan
terbanyak terjadi pada bulan Mei sebesar 491 laporan. Berikut ini
tabel jumlah laporan yang masuk periode April – September
2019;18
18Data SiBadra diberikan oleh Meifta Fitria Kuntary, Admin Dinas
Kominfo, Senin, 07 Oktober 2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik, dan Persandian Kota Bogor.
106
No. Bulan Laporan Masuk
1. April 61
2. Mei 491
3. Juni 235
4. Juli 252
5. Agustus 374
6. September 252
Jumlah 1.665
Tabel 4.1
Jumlah Laporan yang masuk periode April –
September2019
Data yang tersedia di kantor Dinas Kominfostandi hanya
data setelah aplikasi diresmikan dan peneliti tidak mendapatkan
data mengenai laporan yang masuk sebelum aplikasi diresmikan.
“kalau data sebelum diresmikan itu tidak ada, data yang
tersedia di sini hanya data setelah aplikasi ini
diresmikan.”19
Selanjutnya, topik laporan paling tinggi yang dilaporkan
oleh masyarakat adalah tentang PDAM. Dan laporan paling
banyak dibuat di Kelurahan Paledang. Berikut ini 10 topik laporan
teratas dan 10 Kelurahan teratas pada bulan September 2019:20
19Hasil wawancara dengan Meifta Fitria Kuntary, Admin Dinas
Kominfo, Senin, 07 Oktober 2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik, dan Persandian Kota Bogor. 20Data SiBadra diberikan oleh Meifta Fitria Kuntary, Admin Dinas
Kominfo, Senin, 07 Oktober 2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika,
Statistik, dan Persandian Kota Bogor.
107
Gambar 4.26
Laporan 10 Topik Teratas
Gambar 4.27
Laporan 10 Kelurahan Tearatas h
109
BAB V
PEMBAHASAN
A. Strategi Komunikasi dalam Mensosialisasikan Aplikasi
Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra)
Amanat Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang
pelayanan publik; 1. Pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik wajib memberikan akses seluas-luasnya
kepada warga untuk memberikan masukan kepada pemerintah;
2. Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan memiliki
kepentingan atas pengaduan warga; 3. Pengelolaan pengaduan
menjadi sarana untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik.
Melalui alat pengaduan, warga dapat memberikan laporan
mengenai pelayanan publik yang sesuai atau tidak sesuai
dengan standar pelayanan sehingga kinerja pelayanan publik
dapat ditingkatkan.1
Sesuai dengan amanat Undang-Undang di atas, untuk
meningkatkan pelayanan pengaduan publik Pemerintah Kota
Bogor membuat aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan
Saran “SiBadra”. Aplikasi ini dibuat untuk mempermudah
masyarakat dalam melakukan pengaduan baik layanan umum
(keluhan, saran, aspirasi dan pengaduan) maupun permintaan
layanan kegawatdaruratan secara real time. Selain untuk
mempermudah masyarakat aplikasi ini juga dibuat untuk
1Modul Aplikasi SiBadra, 5.
110
memaksimalkan kinerja Pemerintah dalam menangani
pengaduan. Pemkot Bogor sebelumnya sudah memiliki
beberapa kanal aspirasi yang menjadi wadah aspirasi
masyarakat, namun dianggap kurang efektif. Netty Herawati
menuturkan bahwa “Di sistem yang lama itu kita banyak sekali
hoax yang terjadi. Sebelumnya NTPD yang bersifat 24 jam itu
dari laporan yang masuk lebih banyaknya prank call. Prank
call itu berarti dia hanya main-main saja gitu loh, hanya iseng.
Ya apakah misalkan ketika diangkat tidak ada bunyikah apa
diangkat hanya menanyakan siapa nih gitukan mau kenalan
dengan opratornya kan gitu. Nah ini yang dihilangkan, jadi
kita menghilangkan adanya hoax-hoax yang masuk kenapa
karena nanti akan memperberat kinerja dari Pemerintah.”2
Maka dari itu, pada tahun 2018 Pemerintah Kota
Bogor membuat aplikasi pengaduan publik. Di bawah naungan
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kota
Bogor resmi dibuat aplikasi BISA. Aplikasi BISA merupakan
singkatan dari “Bogor Integrated System of Aspiration” yang
kemudian diubah namanya menjadi aplikasi SiBadra
atau“Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran”.
Inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor dalam
membuat aplikasi SiBadra merupakan suatu bentuk tanggung
jawab Pemkot selaku pemimpin masyarakat. Setiap pemimpin
2 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
111
bertanggung jawab atas kepemimpinanannya dan akan
dimintai pertanggung jawabannya. Maka dari itu, seorang
Pemimpin harus melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam
perspektif Islam hal tersebut tertuang dalam hadis Bukhori no
5188;3
لكم عن عبد الله قال النبي صلى الله عليه وسلم كلكم راع وك
وهو والرجل راع على أهله مسئول فالإمام راع وهو مسئول
مسئول والمرأة راعية على ب يت زوجها وهي مسئولة والعبد
راع على مال سيده وهو مسئول أل فكلكم راع وكلكم
مسئول۞
Dari Abdullah, Nabi Sallahu Alaihi Wassalam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam
adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah
pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai
pertanggungjawabnnya. Seorang wanita adalah
pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan
dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga
3Abu Abdillah, Muhammad ibn Isma’il ibn al-Mughiroh al-Bukhari,
al-Jami’ al-Sohih al-Musnad al-Mukhtasor min Umuri Rasulullahi SAW wa
Sunanihi wa Ayyamihi, 1332.
112
pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai
pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawabannya.” (Riwayat Bukhari)
Hadis tersebut menerangkan bahwa setiap orang adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.
Pemerintah sebagai pemimpin masyarakat tentunya
bertanggung jawab atas rakyatnya. Tanggung jawab seorang
pemimpin tidak hanya melaksanakan tugasnya saja, melainkan
bagaimana seorang pemimpin memberikan kesejahteraan
kepada pihak yang dipimpin. Untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, Pemerintah perlu bantuan dari
masyarakat. Masyarakat merupakan penilai kualitas kerja
Pemerintah sehingga masyarakat memiliki peranan penting
untuk menilai kinerja Pemerintah agar kesejahteraan
masyarakat dapat terwujud. Hadis Arba’in nomor 49
menerangkan tiga tingkatan yang dapat dilakukan seseorang
jika melihat kemunkaran, hadis tersebut berbunyi;4
عن أبي سعيدالخدري رضي الله عنه قال:سمعت رسول الله
ره ي قول:من رأى منكم منكرا ف لي غي صلى الله عليه وسلم
4Abi al-Husein, Muhammad ibn al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi,
al-Musnad al-Sunan bi naqli al-‘Adli an al-‘Adli an Rasulullahi SAW, 52.
113
ل ن لم يستطع فبلسا نه، فإن لم يستطع فب بيده، فإ قلبه و
أضعف ألإيمان۞“Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata:
Saya mendengar Rasulullah sholallohu ‘alaih wa
sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka
rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubhlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman.” (Riwayat Muslim)
Kemunkaran adalah segala bentuk kemaksiatan
terhadap Allah baik berupa meninggalkan suatu kewajiban
atau melakukan segala sesuatu yang dilarang. Jika Pemerintah
selaku abdi masyarakat lalai atau bahkan meninggalkan
kewajibannya sebagai pemimpin maka masyarakat perlu
mengingatkannya. Sesuai dengan hadis di atas terdapat tiga
tingkatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk
menyikapi kemunkaran.
Pertama adalah dengan tangannya, tangan dapat
diartikan sebagai tindakan. Jika masyarakat memiliki
kekuasaan atau otoritas tertentu maka hal tersebut dapat
dipergunakan untuk membuat suatu tindakan yang dapat
membuat Pemerintah yang lalai menjadi sadar akan tanggung
jawabnya. Yang kedua adalah lisan, seperti menegur. Di
zaman seperti sekarang ini menegur tidak hanya dapat
114
dilakukan secara langsung tapi bisa juga dilakukan secara tidak
langsung. Kecanggihan teknologi telah membawa banyak
perubahan dalam kehidupan manusia. Media sosial yang
merupakan produk kecanggihan teknologi telah digunakan
oleh masyarakat secara luas untuk saling berinteraksi.
Sehingga mencegah kemunkaran melalui lisan dapat dilakukan
juga melalui media sosial. Seperti misalnya melalui aplikasi
SiBadra untuk masyarakat Kota Bogor. Melalui aplikasi
SiBadra masyarakat dapat menilai kualitas kinerja Pemerintah
sehingga dapat menjadi masukan untuk Pemkot Bogor. Selain
itu, jika masyarakat menemukan fasilitas layanan publik yang
tidak sesuai maka dapat langsung dilaporkan di aplikasi
SiBadra agar dapat ditangani oleh Pemerintah Kota Bogor.
Dan terakhir adalah dengan hati, seperti mendo’akan.
Menyikapi kemunkaran dengan hati merupakan tindakan yang
pasif, sehingga disebutkan dalam hadis tersebut selemah-
lemahnya iman.
Pembuatan aplikasi ini tentu menjadi sebuah cara bagi
Pemerintah Kota Bogor untuk mempermudah masyarakat
dalam menyampaikan pengaduan. Aplikasi ini juga membantu
Pemkot Bogor dalam menyeleksi laporan yang masuk
sehingga dapat segera ditangani oleh OPD terkait. Namun
lebih dari itu, ini juga menjadi suatu tantangan bagi Pemerintah
Kota Bogor untuk mengenalkan aplikasi ini kepada masyarakat
dan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan aplikasi
ini. Sesuai dengan data yang tertera di BPS jumlah penduduk
115
Kota Bogor pada tahun 2018 adalah 1,091 juta jiwa.5 Pemkot
Bogor memiliki tugas untuk memperkenalkan aplikasi ini
kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat mau
menggunakan aplikasi SiBadra dan tujuan dari dibuatnya
aplikasi ini dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan strategi komunikasi yang baik. Startegi komunikasi
merupakan hasil dari perpaduan antara perencanaan
komunikasi dan manajemen komunikasi untuk tercapainya
suatu tujuan komunikasi. Rogers memberi batasan pengertian
strategi komunikasi sebagaimana dikutip oleh Hafied Cangara
bahwasanya, “strategi komunikasi sebagai suatu rancangan
yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala
yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru”.6
Hafied Cangara dalam bukunya “Perencanaan dan
Strategi Komunikasi” mengemukakan bahwa terdapat lima
tahapan perencanaan strategi komunikasi, yaitu: Penelitian,
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengukuran/ Evaluasi, dan
Pelaporan. Dengan demikian tahapan strategi komunikasi
Pemerintah Kota Bogor dalam mensosialisasikan aplikasi
SiBadra terdiri dari lima langkah, yaitu:
5 https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356dca469
511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-kota-bogor-2018.html
diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 19.21 6Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 61
116
1. Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses pencarian data
dan fakta mengenai sasaran atau target yang bertujuan
untuk mengetahui problematik yang dihadapi. Penelitian
ini juga bermanfaat untuk perumusan strategi komunikasi
yang akan dibuat.7 Diskominfo selaku pengelola aplikasi
SiBadra tidak melakukan penelitian secara spesifik
sebelum melaksanakan sosialisasi. Diskominfo menilai
bahwasanya cukup hanya dengan mengetahui jumlah
pengguna smartphone di Kota Bogor yang tinggi maka
dapat disimpulkan bahwasanya akan banyak masyarakat
yang mengunduh aplikasi SiBadra. Data yang tersedia di
BPS Kota Bogor menyebutkan bahwa sebanyak 71,89%
penduduk Kota Bogor di atas usia 5 tahun memiliki telpon
seluler atau handphone, dan 57,51% aktif menggunakan
internet.8
“kita tidak langsung melakukan survei dan lain-
lain. Yang pertama kalo yang di data yang ada yang
bisa kita searching bahwa pengguna smartphone
itu tinggi termasuk di Kota Bogor. Karena
pengguna smartphone besar, berarti peluang dia
mengunduh atau menggunakan SiBadra yaitu
7Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 72. 8https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356dca469
511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-kota-bogor-2018.html
diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 19.21
117
aplikasi berbasis smartphone itu juga tinggi gitu.”
9
Berdasarkan data wawancara di atas, Diskominfo
tidak secara spesifik melakukan penelittian. Diskominfo
beranggapan dengan besarnya pengguna smartphone maka
masayarakat akan menggunakan aplikasi SiBadra dan
aplikasi ini akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa penelitian
merupakan suatu proses pencarian data dan fakta mengenai
sasaran atau target yang bertujuan untuk mengetahui
problematik yang dihadapi, sehingga penelitian sangat
berguna untuk memahami kondisi atau keadaan target
sosialisasi agar kegiatan yang dilakukan dapat mencapai
target yang diinginkan. Walaupun tidak melakukan
penelitian secara khusus Diskominfo tetap melakukan
sosialisasi aplikasi SiBadra dengan baik.
2. Perencanaan
Menurut Keufman, sebagaimana yang dikutip oleh
Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul
“Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, mengemukakan
bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk menetapkan
ke mana kita harus pergi dengan mengidentifikasi syarat
9 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
118
apa yang harus dipenuhi untuk sampai ke tempat tersebut
dengan cara yang paling efisien dan efektif. Dapat
dikatakan juga perencanaan sebagai penetapan spesifik
tujuan yang ingin dicapai termsuk cara-cara yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.10
Perencanaan strategi dibuat bersamaan dengan
pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah atau RPJMD Kota Bogor tahun 2019-2024. Hal
tersebut dilakukan karena sebagai suatu instansi
Pemerintahan dan menyerap anggaran dari Pemerintah
sudah menjadi suatu keharusan bila membuat suatu
program harus masuk ke dalam RPJMD. Apapun yang
dibutuhkan dalam program tersebut akan tertulis di RPJMD
termasuk juga strategi untuk keberhasilan program tersebut.
“dalam kegiatan pemerintahan itu perencanaan itu
dilakukan jauh sebelumnya termasuk juga awal
waktu mau membangun aplikasi BISA sebelum
SiBadra itu direncanakan terlebih dahulu, itu
namanya RPJMD renja rencana jangka pendek,
jangka menengah, jangka panjang.”11
Perencanaan aplikasi SiBadra telah dilakukan
melalui berbagai proses. Tahapan perencanaan tersebut
10Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 72. 11 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
119
menjadikan aplikasi SIBadra dapat berjalan sesuai harapan.
Dalam tahap perencanaan diperlukan strategi mengenai
pemilihan atau penentuan sumber (komunikator), pesan,
media, sasaran (segmen), dan efek yang diharapkan. 12
Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang
menyampaikan atau mengirim pesan kepada
komunikan. 13 Komunikator atau encoder dalam
menyampaikan pesan mempunyai sifat encoding,
yaitu suatu usaha komunikator dalam menafsirkan
pesan yang akan disampaikannya kepada
komunikan, agar komunikan dapat
memahaminya. 14 Komunikator yang memberikan
sosialisasi mengenai aplikasi SiBadra adalah
pengelola aplikasi SiBadra yakni Diskominfo
bersamaan dengan developer atau pembuat aplikasi
SiBadra. Namun tidak semua pengelola SiBadra
akan memberikan sosialisasi, melainkan hanya
perwakilannya saja dan yang dirasa pantas dengan
sasaran sosialisasi pada saat itu maka akan menjadi
komunikatornya.
12Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 76. 13Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 34. 14Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2007), 46.
120
“kemudian nanti untuk siapa yang menjadi
narasumber dan lain-lain kita melihat
segmentasi siapa yang kita berikan sosialisasi.
Kalau segementasinya tadi kita berbicara
untuk semua OPD, Kepala OPD maka tentunya
yang dikeluarkan adalah Kepala Dinas. Dalam
Pemerintahan itu ada jenjangnya. Ketika
Kepala Dinas ga bisa nanti turun ke Kepala
Bidang terus Wakilnya baru nanti turun ke
Kasi.”15
b. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang
disampaikan oleh komunikator. Pesan ini
mempunyai isi pesan yang sebenarnya menjadi
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap
dan tingkah laku komunikan. 16 Saat melakukan
sosiaisasi, Diskominfo memiliki pesan yang selalu
disampaikan kepada masyarakat. Diskominfo
dalam sosialisasinya selalu menyampaikan
bahwasanya jika masyarakat ingin melakukan
pengaduan baik mengenai layanan umum (keluhan,
saran, aspirasi dan pengaduan) maupun permintaan
15Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23
Agustus 2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
Persandian Kota Bogor. 16H. A. W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), 30.
121
layanan kegawatdaruratan, iu semua dapat
dilakukan di aplikasi SiBadra dan akan segera
ditangani. Selain itu, Diskominfo-pun
menyampaikan kepada seluruh komunikan untuk
mengajak keluarganya agar menggunakan SiBadra.
Sehingga semua masyarakat Kota Bogor dapat
mengetahui bahwa aplikasi SiBadra adalah wadah
untuk menyalurkan segala jenis pengaduan.
“Dalam mensosialisasikan Sibadra kita
mengajak masyarakat untuk menyebarkan
SiBadra kepada keluarganya untuk
mendownload aplikasi SiBadra agar nanti
keluhan masyarakat bisa disampikan langsung
disitu.”17
c. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Media dalam pengertian di sini dapat berupa media
massa yang mencakup surat kabar, radio, film,
televisi, dan internet. Dapat juga berupa saluran
misalnya kelompok pengajian atau arisan,
kelompok pendengar dan pemirsa, organisasi
masyarakat, rumah ibadah, pesan rakyat, panggung
17Hasil wawancara dengan Sari Sugiharti Ismaliah, Pengelola
Pemanfaatan BMD/ Staf Pelaksana, Kamis, 21 November 2019 di Kantin
Kantor Wali Kota Bogor.
122
kesenian, serta media alternatif lainya seperti poster,
leaflet, brosur, buku, spanduk, buletin, stiker dan
semacamnya.18
Selain bertatap muka langsung dengan
masyarakat dalam kegiatan sosialisasi, media lain
yang digunakan oleh Diskominfo dalam
mensosialisasikan aplikasi SiBadra adalah media
cetak, media elektronik, dan media sosial. Media
cetak seperti spanduk yang dipasang di setiap
Kecamatan dan Kelurahan, kemudian xbanner yang
berdiri di setiap kantor OPD dan ada juga brosur
dan buklet SiBadra. Untuk media elektroniknya
adalah melalui videotron, dan melalui Media Publik
Pemerintah (MPP) milik pemerintah Kota Bogor
yaitu Radio Sipatahunan dan SPTV atau
Sipatahunan TV. Iklan-iklan mengenai SiBadra dan
kegiatan wawancara yang berkaitan dengan
SiBadra ditayangkan dalam SPTV dan Radio
Sipatahunan. Dan untuk media sosial, sosialisasi
Sibadra dilakukan melalui social media milik
Pemkot Bogor dan Diskominfo Kota Bogor, yaitu
twitter, instagram, dan website.
“kita ke masyarakat itu kalau sosialisasi tatap
muka seperti ini kita lakukan adalah dengan
18Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 35.
123
simpul-simpul yaitu kader-kader yang itu kita
perolehnya dengan kerjasama baik itu dengan
kecamatankah, dinas yang terkait ataupun
kelurahan. Nah terus sosialisasi ke masyarakat
itu yang secara tidak langsung kita lakukan
itupun kita tempuh. Misal dilakukan dengan
menggunakan space, ya kalau spanduk-
spanduk kita pasang juga, dan xbanner. Untuk
di elektronik kita pakai videotron yang dikelola
oleh Bappeda. Kemudian satu lagi sosialisasi
yang kita lakukan melalui MPP (Media Publik
Pemerintah) yakni ada Radio Sipatahunan
kemudian SPTV Sipatahunan TV, kemudian di
web. Jadi semua MPP yang dikelola oleh
Pemerintah Kota Bogor ya baik itu oleh
Diskominfo maupun humas itu semuanya
menjadi media sosialisasi untuk capaian
oenetrasi kepada masyarakat.”19
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim dari sumber kepada
penerima. 20 Decoder adalah istilah lain yang
19 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 20Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 35.
124
mempunyai pengertian sama dengan komunikan
atau penerima. Dalam menerima pesan decoder
mempunyai sifat decoding, yaitu usaha komunikan
dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Diskominfo pada awal sosialisasinya
menargetkan ASN Kota Bogor dan kader-kader
masyarakat sebagai pengguna awal SiBadra.
Adapun kader-kader masyarakat di sini adalah
seperti kader PKK, karang taruna, ketua RT, RW
dan KIM atau Kader Informasi Masyarakat. Dan
diharapkan kader-kader masyarakat tersebut dapat
mensosialisasikan aplikasi ini kepada masyarakat
disekitarnya.
“kita target ASN ya sebagai pengguna awal
SiBadra, karena sebenarnya mereka yang
paling ngerti kualitas layanan, yang dengan
mengertinya mereka terhadap standar kualitas
layanan ketika ada layanan publik yang kurang
standar atau diluar dari standar pelayanan
sebenarnya mereka bisa melakukan komplain
gitu. Kita juga tembak kader itu penting kenapa
karena kader-kader ini adalah simpulnya
masyarakat kalau misalnya mereka paham kita
berharap menitipkan amanah kepada mereka
ketika nanti udah di sosialisasikan dan mereka
paham mereka yang menyebarkan kepada
125
masyarakat yang mereka tangani seperti itu
ya”21
e. Efek
Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara
apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan
tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa
juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerima pesan.22 Diskominfo tentu
memiliki tujuan dalam melaksanakan sosialisasi
dan mengharapkan adanya pengaruh yang akan
terjadi setelah dilakukannya sosialiasi. Efek yang
diharapkan adalah masyarakat dapat “tahu,
mengenal dan menggunakan” aplikasi SiBadra.
“diharapkan masyarakat bisa mengetahui,
mengenal, dan menggunakan SiBadra. Saya
mengharapkan agar tidak anget-anget tai
21 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor. 22Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 35
126
kukulah, jangan karena baru pada download
nanti kalo udah lama engga gitu.”23
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka implementasi perencanaan komunikasi yang telah
dibuat. 24 Pelaksanaan dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Pelaksanaan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Bogor pun sesuai dengan yang telah dirancang dalam
RPJMD Kota Bogor.
“iya, pelaksanaannya berkaitan dengan
perencanaan. Jadi di dalam perencanaan itu tadi ada
renstra, renstra itu rencana strategis dalam 5 tahun.
Nah pelaksanaannya nanti tentu mengacu kepada
renstra yang telah dibuat.”25
Sosialisasi aplikasi SiBadra telah dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Sosialisasi dilakukan melalui tatap muka secara langsung
dan melalui media cetak, elektornik dan media sosial milik
Pemerintah Kota Bogor dan Diskominfo Kota Bogor.
23Hasil wawancara dengan Sari Sugiharti Ismaliah, Pengelola
Pemanfaatan BMD/ Staf Pelaksana, Kamis, 21 November 2019 di Kantin
Kantor Wali Kota Bogor. 24Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 72. 25 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
127
Sosialisasi mulai dilakukan sejak bulan Mei tahun 2018.
Pada awalnya sosialisasi dilakukan kepada ASN Kota
Bogor dan kader informasi masyarakat atau KIM. ASN dan
KIM menjadi sasaran awal sosialisasi karena Diskominfo
menilai bahwasanya ASN paling mengerti tentang standar
kualitas layanan sehingga mereka dapat melaporkan
kualitas layanan publik di Kota Bogor yang tidak sesuai
dengan standar. Kemudian KIM tersebar diseluruh daerah
di Kota Bogor sehingga mereka dapat mensosialisasikan
keberadaan SiBadra kepada masyarakat disekitarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi Diskominfo pun
bekerjasama dengan beberapa dinas lain. Adapun dinas
yang bekerja sama dengan Diskominfo adalah sebagai
berikut; 1) Kecamatan-Kecamatan di Kota Bogor. Setiap
Kecamatan memiliki program pembinaan kepada aparatur
RT dan RW, kemudian dalam acara pembinaan aparatur
RT dan RW Diskominfo diberikan waktu untuk
mensosialisasikan aplikasi SiBadra; 2) Dinas Pendidikan,
Disdik memiliki massa yakni guru-guru SD dan SMP
sehingga Diskominfo melakukan sosialisasi tehadap semua
guru-guru SD dan SMP, namun sosialisasi tersebut tidak
dilakukan secara bersamaan. 20 SMP Negeri yang ada di
Kota Bogor semuanya didatangi satu persatu oleh tim dari
Diskominfo untuk dilakukan sosialisasi. Sedangkan untuk
SD dilakukan dalam forum besar yang dilaksanakan di
Padjajaran suite dan dihadiri oleh 250 orang; 3) Dinas
128
Kesehatan, Diskominfo berkerjasama dengan Dinas
Kesehatan untuk melakukan sosialisasi kepada semua
pengelola rumah sakit. Setelah dilakukan sosialisasi
berlanjut kepada pelatihan terhadap admin-admin dari
rumah sakit. Dari informasi yang didapat sudah ada dua
puluh rumah sakit di Kota Bogor yang tergabung ke dalam
SiBadra; 4) Selain itu Disominfo juga berkerjasama dengan
Bagian Hukum. Bagian Hukum memiliki program
sosialisasi produk hukum, dan dalam sosialisasi tersebut
mereka mengundang Lurah dari setiap Kecamatan, dan
mengundang kader dari setiap RT dan RW. Di sana
Diskominfo diberikan kesempatan untuk memaparkan
SiBadra; 5) Dan yang terakhir Diskominfo juga telah
berkerjasama dengan Badan Kepegawaian dan Pelatihan
Sumber Daya Aparatur atau BKPSDA. BKPDSA memiliki
program pelatihan khusus aparatur dan kominfo memiliki
kepentingan bahwa aparatur perlu disosialisasikan
mengenai SiBadra. Maka dari itu BKPSDA memberikan
kesempatan kepada Diskominfo untuk mensosialisasikan
SiBadra di dalam acara mereka.
4. Pengukuran/ Evaluasi
Pengukuran atau evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hasil akhir dari kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tahapan evaluasi ini merupakan cara yang
utama untuk memperoleh informasi tentang apakah
129
strategi-strategi yang telah dirumuskan sudah berjalan
dengan baik atau belum.26
“PPTK (pejabat pelaksana teknis kegiatan)
mengevaluasi bagaimana SiBadra itu di wilayah
masyarakat dan mengevaluasi aplikasi SiBadra.
Kemudian akan dievaluasi oleh Kepala Dinas,
Kepala Dinaspun dievaluasi oleh Wali Kota gitukan,
kemudian dari Kemenpan RB yang menangani
pengaduan nasional karena standar penanganannya
harus sama antara daerah dan pusat.”27
Evaluasi strategi dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bogor itu sendiri dan di evaluasi juga oleh tim kota yang
merupakan kepanjangan tangan dari Kemenpan RB.
Admin kota atau tim kota bertugas untuk pengembangan
aplikasi. Pengembangan pengaduan masyarakat nasional
dikelola oleh Kemenpan RB dan daerah harus
menyelaraskan dan bersinergi, seperti struktur harus sama
dan penangangannya pun harus sama dengan pusat. Setelah
melakukan kegiatan sosialisasi Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan atau PPTK akan membuat nota dinas untuk
Kepala Dinas. Nota dinas berisi laporan hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan untuk kemudian dievaluasi oleh Kepala
26 Fred R. David, Strategi Managements: Concepts and Cases
Twelfth Edition, 37. 27 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
130
Dinas. Setelah dievaluasi oleh Kepala Dinas, Kepala Dinas
akan dievaluasi oleh Wali Kota. Selain itu, aplikasi SiBadra
itupun akan di evaluasi oleh admin kota. Admin kota
melakukan rapat setiap triwulan (tiga bulan) untuk
mengevaluasi aplikasi SiBadra. Sedangkan Diskominfo
melakukan evaluasi setiap kegiatan sosialisasi telah selesai
dilaksanakan.
Dalam evaluasi, segala kendala dan kekurangan
dalam sosialisasi aplikasi SiBadra akan dibahas dan akan
dicari solusinya. Kemudian hasil evaluasi yang didapat
akan menjadi acuan perbaikan pada kegiatan sosialisasi
selanjutnya. Hasil evaluasi tentunya akan dilaporkan
kepada pimpinan secara struktural.
5. Pelaporan
Pelaporan ialah tindakan terakhir dari kegiatan
strategi komunikasi yang telah dilaksanakan. Laporan ini
berguna sebagai bahan kegiatan kedepannya. Jika dalam
laporan tersebut diperoleh hasil positif dan berhasil, maka
strategi tersebut bisa dijadikan landasan untuk program
selanjutnya. Namun jika ditemukan hal-hal yang kurang
sempurna, maka akan dijadikan bahan pertimbangan untuk
merevisi atau memodifikasi program yang akan dilakukan
selanjutnya.28
28Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, 73.
131
“jadi dilaporkan, tidak hanya dilaksanakan saja tapi
dilaporkan. Dilaporkan melalui Kepada Dinas. Jadi
ibu (PPTK) akan membuat laporan kegiatan dalam
bentuk nota dinas kepada Kepala Dinas.”29
Pelaporan dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) Diskominfo kepada Kepala Dinas setelah
kegiatan sosialisasi selesai dilaksanakan. Laporan
diberikan dalam bentuk nota dinas. Nota dinas berisikan
laporan capaian ketika kegiatan tersebut dilangsungkan.
Pelaporan ini juga berguna sebagai bahan pertimbangan
untuk merevisi atau memodifikasi program yang akan
dilakukan selanjutnya. Kemudian setelah itu Kepala
Diskominfo akan melaporkan hasil kegiatan sosialisasi
yang telah dilaksanakan kepada Wali Kota.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Pemerintah Kota Bogor dalam Mensosialisasikan
Aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
(SiBadra)
1. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam sosialisasi aplikasi
SiBadra adalah sebagai berikut;
29 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Senin, 07 Oktober
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
132
a. Good will atau keinginan yang kuat dari Kepala
Daerah yakni Wali Kota Bogor untuk menerapkan
aplikasi ini. Jika Wali Kota memiliki keinginan
yang kuat untuk menerapkan sistem ini maka
seluruh Kepala OPD dan staf lain pun akan
mengikuti keinginan pemimpin. Sehingga ketika
Dinas Kominfostandi Kota Bogor melakukan
sosialisasi atau membutuhkan kerjasama, dinas lain
akan membantu. Selain itu, seluruh staf
Pemerintahan Kota Bogor juga akan menggunakan
aplikasi ini karena keinginan Wali Kota tadi.
b. Regulasi atau payung hukum yang dapat digunakan
saat Diskominfo akan berkoordinasi dengan semua
stakeholder untuk menjalankan sosialisasi aplikasi
SiBadra. Adapun regulasi aplikasi Sibadra adalah
Perwal atau Peraturan Wali Kota nomor 11 tahun
2019.
c. Tim Sibadra merupakan tim yang solid. Tim
SiBadra baik dari struktur yang sesuai dengan surat
edaran Kemenpan RB ataupun struktur yang ada di
Kominfo dengan semua stakeholder semuanya
bekerjasama dengan baik. Selain itu tim SiBadra
juga memiliki tim teknis yang lengkap. Adanya
verifikator yang bekerja 24 jam tentunya membuat
pelayanan aplikasi ini dapat ditangani secara cepat.
133
“faktor pendukung sebenarnya good will
pemerntah yang kuat ya, dari pimpinan tingkat
Kepala Daerah itu kuat. Itu sebagai istilahnya
dukungan penuh terhadap sistem itu merupakan
kekuatan dari SiBadra kemudian yang kedua
regulasi yang udah ada. Jadi SiBadra ini
merupakan aplikasi yang memiliki regulasi gitu ya.
Itu kekuatan kenapa, karean tanpa regulasinya tadi
ga bisa gerak. Kemudian timnya itu adalah tim
yang solid, yang memiliki struktur SiBadra itu baik
struktur sesuai dengan surat edaran Kemenpan RB
kemudian struktur yang ada di Kominfo dengan
semua stakeholder-nya. Terus dilihat dari hal-hal
yang tadi kita juga lihat tim teknisnya SiBadra juga
lengkap, adanya verifikator yang dia kerjakan 24
jam secara shift-shift –an untuk mengelola SiBadra,
itu kekuatan.”30
2. Faktor Penghambat
Adapaun faktor penghambat dalam sosialisasi
aplikasi SiBadra adalah sebagai berikut;
a. Keterbatasan SDM atau Sumber Daya Manusia.
Dalam tim SiBadra yang terlibat langsung hanya
30 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
134
PPTK atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Kabid atau Kepala Bidang, dengan Kasi Layanan
Informasi yang berjumlah tiga orang dan staf. Tentu
hal tersebut akan memberikan dampak hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Dalam
melakukan sosialisasi tentunya diperlukan
kecukupan SDM. Sebab dengan minimnya SDM,
Diskominfo cukup kewalahan jika banyak tempat
yang perlu di datangi untuk melangsungkan
sosialisasi. Hal tersebut berdampak pada lamanya
waktu yang dibutuhkan oleh Diskominfo untuk
mencapai target sosialisasinya.
b. Keterbatasan anggaran. Keterbatasan anggaran ini
membuat tim SiBadra tidak bisa leluasa untuk
melakukan sosialisasi. Anggaran yang di terima
oleh Diskominfo untuk mensosialisasikan aplikasi
SiBadra tidaklah besar. Sehingga perlu disiasati
agar program sosialisasi tetap berjalan walaupun
dengan anggaran yang sedikit. Diskominfo
menyikapi keadaan tersebut dengan bekerjasama
bersama Dinas lain yang memiliki cukup anggaran
untuk mengadakan acara atau sosialisasi.
Diskominfo akan diundang menjadi pembicara
dalam acara tersebut dan di sana Diskominfo akan
mensosialisasikan aplikasi SiBadra kepada
audience.
135
“kendalanya itu memang kalau dilihat
sosialisasinya itu memang keterbatasan SDM ya,
itu sangat terbatas. Saya di tim itu yang terlibat
langsung saya, Kabid, dengan kasi layanan
informasi tiga orang kemudian staf. Nah kalau
misalkan lagi banyak apa yang harus di
sosialisasikan ya tempat-tempat sosialisasi yang
mengajukan nih, kaya waktu misalnya dengan
Disdik 20 bayangkan, 20 sekolah yang diselesaikan
itu dalam waktu yang cepat. Jadi sehari itu kami
ada yang dua melakukan sosialisasi. Itu dengan
keterbatasan SDM itu terasa banget engap.
Kemudian keterbatasan anggaran. Ini tadi
keterbatasan anggaran itu sebenarnya menjadi
poin penting juga di dalam pelaksanaan suatu
kegiatan di dalam pemerintahan. Nah disitu saya
berfikir kalaupun itu engga ada anggaran kegiatan
harus tetap berjalan dengan cara bersinergi. Saya
menganggap bahwa keterbatasan itu pasti ada
disetiap permasalahan tapi jangan dijadikan
maasalah utama kenapa karena itu nanti akan
mejadi rantai gajah bagi kita.”31
31 Hasil wawancara dengan Netty Herawati, Seksi Pengelolaan
Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Jum’at, 23 Agustus
2019 di Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian
Kota Bogor.
137
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, Pemerintah Kota Bogor
memberikan wewenang kepada Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik, dan Persandian Kota Bogor untuk
mengelola aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran
“SiBadra”. Selaku pengelola aplikasi SiBadra, Diskominfo pun
bertanggung jawab atas sosialisasi aplikasi ini. Dalam
pelaksanaannya, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau
PPTK, Kepala Bidang atau Kabid, Kasi Layanan Informasi dan
staf saling bersinergi dan membangun komunikasi dalam
perencanaan dan membentuk strategi komunikasi untuk
mensosialisasikan aplikasi SiBadra.
Dapat disimpulkan strategi komunikasi yang
dilakukan oleh Diskominfo Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan
dan Saran (SiBadra) adalah sebagai berikut:
1. Strategi komunikasi Pemerintah Kota Bogor dalam
mensosialisasikan aplikasi Sistem Informasi Berbagi
Aduan dan Saran (SiBadra)
138
a. Penelitian
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan
Persandian Kota Bogor tidak melakukan penelitian
secara spesifik sebelum mensosialisasikan aplikasi
SiBadra. Diskominfo menilai bahwasanya cukup hanya
dengan mengetahui jumlah pengguna smartphone di
Kota Bogor yang tinggi kemudian dapat disimpulkan
bahwasanya pengunduh aplikasi SiBadra pun akan
tinggi. Data yang tersedia di BPS Kota Bogor
menyebutkan bahwa sebanyak 71,89% penduduk Kota
Bogor di atas usia 5 tahun memiliki telpon seluler atau
handphone, dan 57,51% aktif menggunakan internet.1
Dengan persentase tersebut Diskominfo beranggapan
akan banyak masyarakat yang mengunduh aplikasi
SiBadra.
b. Perencanaan
Perencanaan strategi komunikasi dibuat
bersamaan dengan pembuatan Rencana Jangka
Menengah Daerah atau RPJMD Kota Bogor tahun
2019-2024. Hal tersebut dilakukan karena sebagai
suatu instansi Pemerintahan dan menyerap anggaran
dari Pemerintah sudah menjadi suatu keharusan bila
membuat suatu program harus masuk ke dalam RPJMD.
1 https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356dca469
511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-kota-bogor-2018.html
diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 19.21
139
Diskominfo menargetkan sosialisasi ini menyasar
semua kalangan masyarakat. Namun untuk mencapai
hal tersebut Diskominfo terlebih dahulu memegang
simpul-simpul masyarakat, seperti kader-kader. Kader-
kader tersebut diharapkan dapat mensosialisasikan
aplikasi ini kepada masyarakat disekitar mereka,
sehingga seluruh kalangan masyarakat dapat
mengetahui Sibadra. Pesan yang selalu disampaikan
adalah mengajak masyarakat untuk melakukan
pengaduan pada aplikasi SiBadra, baik pengaduan
mengenai layanan umum (keluhan, saran, aspirasi dan
pengaduan) maupun permintaan layanan
kegawatdaruratan. Selain itu, Diskominfo mengajak
kepada masyarakat agar menyebarkan keberadaan
aplikasi ini kepada keluarga atau orang-orang
disekitarnya. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan
tatap muka langsung dan melalui media lain yaitu
media cetak, elektronik, dan media sosial. Sasaran dari
kegiatan sosialisasi ini adalah ASN dan seluruh
masyarakat Kota Bogor. Efek yang diharpakan adalah
masyarakat dapat mengetahui, mengenal dan mau
menggunakan aplikasi SiBadra.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan sesuai
dengan yang sudah direncanakan. Diskominfo
melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, mengundang
140
seluruh Kepala Sekolah SD di Kota Bogor,
mengundang kader-kader perkecamatan, dan mengisi
acara Dinas lain untuk mensosialisasikan aplikasi
SiBadra. Sedangkan sosialisasi di media cetak
dilakukan melalui pemasangan spanduk di setiap
Kecamatan dan Kelurahan, kemudian xbanner yang
berdiri di setiap kantor OPD dan juga brosur dan buklet
SiBadra. Untuk media elektronik melalui videotron,
dan melalui Media Publik Pemerintah (MPP) milik
pemerintah Kota Bogor yaitu Radio Sipatahunan dan
SPTV atau Sipatahunan TV. Iklan-iklan mengenai
SiBadra dan kegiatan wawancara yang berkaitan
dengan SiBadra ditayangkan dalam SPTV dan Radio
Sipatahunan. Dan untuk media sosial, sosialisasi
SiBadra dilakukan melalui social media milik Pemkot
Bogor dan Diskominfo Kota Bogor, yaitu twitter,
instagram, dan website.
d. Pengukuran/ Evaluasi
Bentuk evaluasi yang dilakukan adalah
melakukan peninjauan kembali faktor internal dan
eksternal dari strategi komunikasi yang telah dijalankan.
Evaluasi sendiri dilakukan setelah kegiatan sosialisasi
dilaksanakan dan setiap triwulan juga diadakan rapat
untuk mengevaluasi aplikasi SiBadra.
141
e. Pelaporan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
akan membuat laporan setelah kegiatan sosialisasi
selesai dilaksanakan. Laporan tersebut ditunjukan
kepada Kepala Dinas Kominfo Kota Bogor dalam
bentuk nota dinas. Nota dinas berisikan laporan capaian
ketika kegiatan tersebut dilangsungkan. Pelaporanpun
dilakukan secara berkala kepada Wali Kota Bogor.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
mensosialisasikan aplikasi Sistem Informasi Berbagi
Aduan dan Saran (SiBadra), yaitu:
a. Faktor Pendukung
1) Good will atau keinginan yang kuat dari Wali
Kota untuk menerapkan aplikasi SiBadra,
sehingga seluruh Kepala OPD dan staf lain
akan mengikuti keinginan Wali Kota.
2) SiBadra memiliki regulasi berupa Peraturan
Wali Kota nomor 11 tahun 2019. Regulasi
tersebut bermanfaat untuk mempermudah
Diskominfo jika akan bekerjasama dengan
seluruh OPD di Kota Bogor.
3) SiBadra memiliki tim yang solid sehingga
semuanya bekerjasama dengan baik.
142
b. Faktor Penghambat
1) Keterbatasan sumber daya manusia atau SDM
dalam melakukan sosialisasi.
2) Keterbatasan anggaran membuat tim SiBadra
tidak bisa leluasa untuk melakukan kegiatan
sosialisasi.
B. Implikasi
Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Kota Bogor merilis
aplikasi Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran (SiBadra).
Pembuatan aplikasi ini tentu menjadi sebuah cara bagi
Pemerintah Kota Bogor untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik di Kota Bogor serta mempermudah
masyarakat dalam menyampaikan pengaduan. Namun ini juga
menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Bogor untuk
mensosialisasikan aplikasi ini kepada seluruh masyarakat
sehingga membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan
aplikasi ini. Sesuai dengan data yang tertera di BPS Kota Bogor
jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2018 adalah 1,091
juta jiwa. 2 Oleh karena itu Pemkot Bogor menggunakan
strategi komunikasi dalam mensosialisasikan aplikasi SiBadra
dengan membangun komunikasi dan bersinergi dengan seluruh
ASN Kota Bogor dan kader-kader yang ada di masyarakat.
Selain itu Pemkot Bogor melakukan sosialisasi melalui
2 https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356dca469
511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-kota-bogor-2018.html
diakses pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 19.21
143
berbagai macam media. Melalui ASN dan kader-kader
masyarakat diharapkan mampu menjadi mitra dan
perpanjangan tangan Pemkot Bogor dalam mensosialisasikan
aplikasi ini kepada seluruh masyarakat di Kota Bogor.
Sosialisasi melalui berbagai macam mediapun
dilakukan oleh Pemkot Bogor. Selain mengadakan kegiatan
sosialisasi secara tatap muka, sosialisasipun dilakukan melalui
media cetak, media elektronik dan media sosial. Sosialisasi di
media cetak dilakukan melalui pemasangan spanduk di setiap
Kecamatan dan Kelurahan, kemudian xbanner yang berdiri di
setiap kantor OPD dan juga brosur dan buklet SiBadra. Untuk
media elektronik melalui videotron, dan melalui Media Publik
Pemerintah (MPP) milik pemerintah Kota Bogor yaitu Radio
Sipatahunan dan SPTV atau Sipatahunan TV. Iklan-iklan
mengenai SiBadra dan kegiatan wawancara yang berkaitan
dengan SiBadra ditayangkan dalam SPTV dan Radio
Sipatahunan. Dan untuk media sosial, sosialisasi Sibadra
dilakukan melalui social media milik Pemkot Bogor dan
Diskominfo Kota Bogor, yaitu twitter, instagram, dan website.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah
dipaparkan, peneliti memberika opini dan beberapa saran serta
masukan mengenai strategi komunikasi Pemerintah Kota
Bogor dalam mensosialisasikan aplikasi SiBadra. Semoga
saran ini dapat menjadi pertimbangan bagi Pemkot Bogor di
masa yang akan datang.
144
1. Sosialisasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bogor sudah cukup baik. Namun akan lebih baik jika
Pemerintah Kota Bogor menambahkan SDM pada Dinas
Kominfostandi agar dapat memaksimalkan kegiatan
sosialisasi kepada seluruh masyarakat. Atau Pemkot Bogor
dapat membuat tim khusus untuk melakukan sosialisasi
kepada masyarakat. Dibuatnya tim khusus ini untuk
memfokuskan kepada sosialisasi di masyarakat, sehingga
masyarakat dapat mengetahui, mengenal dan
menggunakan aplikasi SiBadra. Mengingat SDM
Diskominfo terbatas, tim khusus untuk sosialisasi ini dapat
di ambil dari kader-kader di masyarakat.
2. Sosialisasi aplikasi SiBadra harus lebih efektif dan efisien.
Sehingga akan lebih baik jika Diskominfo melakukan
penelitian terlebih dahulu sebelum melakukan sosialisasi.
Penelitian ini bertujuan agar lebih mengetahui situasi yang
ada di masyarakat dan dapat merencanakan sosialisasi yang
lebih efektif.
3. Pengguna aplikasi SiBadra yang masih minim dapat
disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang belum
mengetahui keberadaan aplikasi SiBadra. Penyebaran
informasi mengenai aplikasi SiBadra melalui media cetak,
elektronik dan khususnya media sosial harus rutin
dilakukan. Masyarakat saat ini banyak berinteraksi melalui
media sosial baik itu melalui twitter ataupun instagram,
Diskominfo dapat bekerjasama dengan influencer atau
145
komunitas di Kota Bogor untuk membantu
mensosialisasikan aplikasi SiBadra melalui media sosial.
4. Diskominfo selaku pengelola aplikasi SiBadra perlu
memasukan fitur rating pada aplikasi tersebut. Fitur rating
berguna agar masyarakat yang membuat pengaduan dapat
memberikan nilai seberapa puaskah mereka atas
penanganan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bogor. Selain itu, rating tersebut dapat menjadi salah satu
bentuk penilaian masyarakat terhadap kualitas kerja
Pemerintah Kota Bogor.
147
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Abu, dan Muhammad ibn Isma’il ibn al-Mughiroh al-
Bukhari. al-Jami’ al-Sohih al-Musnad al-Mukhtasor min
Umuri Rasulullahi SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi. Beirut:
Dar al-Fikr. 1420.
al-Husein, Abi, dan Muhammad ibn al-Hajjaj al-Qusyairi al-
Naisaburi. al-Musnad al-Sunan bi naqli al-‘Adli an al-‘Adli
an Rasulullahi SAW. Beirut: Dar al-Fikr. 1424.
Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta:
Amzah. 2012.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2002.
—. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Cangara, Hafied. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013.
Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011.
David, Fred R. Strategic Managements: Concepts and Cases
Twelfth Editon. New Jersey: Pearson Education Inc, 2009.
148
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi . Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
—. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006.
Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik .
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Hardiyanyah. Komunikasi Pelayanan Publik: Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gava Media, 2015.
Husein, Umar. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001.
Iriantara, Yosal. Media Relation: Konsep, Pendekatan dan Praktik.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.
Jauch, Lawrance R, dan William F Glueck. Strategi Management
and Business: Policy. Dialihbahasakan oleh Murad, AR
Henry Sitanggang dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga,
1995.
Jumroni, dan Suhaimi. Metode-metode Penelitian Komunikasi.
Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006.
Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur’an Departemen Agama Republik
Indonesia. n.d. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Bandung:
Gema Risalah Press.
149
Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Lukman, Mediya. Badan Layanan Umum Dari Birokrasi Menuju
Korporasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001.
Narwoko, J Dwi, dan Bambang Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar
dan terapan . Jakarta: Prenada Media, 2005.
Nasrullah, Rulli. Cyber Media. Yogyakarta: Idea Press, 2013.
—. Media Sosial. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2015.
—. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014.
Nazim, Moh. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia, 1999.
Noor, Juliansyah. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.
Nurdin, M Amin, dan Ahmad Abrosi. Mengerti Sosiologi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
150
Sidqi, A. Leadership of Muhammad: Meneladani Prinsip-prinsip
Kepemimpinan Rasulullah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2012.
Sinambela, Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik: Teori,
Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008.
Tamburaka, Apriadi. Literasi Media. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2013.
Usman, Husaini, dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodelogi
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi. Jakarta:
Wacana Media, 2013.
Widjaja, H. A. W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2000.
Zuriah, Nurul. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan:
Teori - Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Website
BPS Kota Bogor. t.thn. Diakses Oktober 29, 2019.
https://bogorkota.bps.go.id/publication/2018/12/28/9a356
dca469511866dd705ba/statistik-kesejahteraan-rakyat-
kota-bogor-2018.html.
151
Kominfo. t.thn. Diakses Desember 2, 2018.
https://kominfo.go.id/content/detail/11656/langkah-
menuju-100-smart-city/0/sorotan_media.
Kota Bogor. t.thn. Diakses Januari 15, 2019.
https://kotabogor.go.id/index.php/show_post/detail/9973/a
plikasi-bisa-respon-cepat-pengaduan-masyarakat.
Kota Bogor. n.d. Accessed April 24 , 2019.
https://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/416/visi-
misi.
Nuriyanto. “Penyelenggara Pelayanan Publik di Indonesia,
Sudahkan Berlandaskan Konsep "Welfare State"?” Jurnal
Konstitusi 2014, 435-436.
Wikipedia. t.thn. Diakses November 27, 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_cerdas.
—. t.thn. Diakses Desember 2, 2018.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi.
—. t.thn. Diakses April 24, 2019.
https;//id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor.
152
Sumber Tambahan
Pemerintah Kota Bogor, Masterplan Smart City Kota Bogor
(2017).
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kota
Bogor, PDF modul Aplikasi SiBadra.
Pemerintah Kota Bogor, Rancangan Akhir Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RANHIR RPJMD) Kota Bogor
tahun 2019-2024.
Skripsi
Rizkia, Tesha. (2018). Stratgei Komunikasi Kantor Staf Presiden
Republik Indonesia Dalam Menyosialisasikan Situs
www.lapor.go.id [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lianjani, Aprilia. (2018). Strategi Komunikasi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Dalam Mensosialisasikan Program
Smart City [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Adli, Ridho Falah. (2016). Strategi Komunikasi Majelis Ulama
Indonesia Dalam Mensosialisasikan Fatwa Sesat Ormas
Gafatar [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Fajriansyah, Farhan Surya. (2018). Stategi Komunikasi
Kementerian Agama Republik Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Aplikasi Haji Pintar [Skripsi]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
LAMPIRAN
Dokumentasi Bersama Narasumber
Foto Peneliti bersama narasumber Netty Herawati selaku Seksi
Pengelolaan Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, Jum’at 23 Agustus 2019.
Foto Peneliti bersama narasumber Netty Herawati selaku Seksi
Pengelolaan Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, Senin 07 Oktober 2019.
Foto Peneliti bersama narasumber Meifta Fitriani Kuntary selaku
Admin Dinas Kominfo, Senin, 07 Oktober 2019.
Foto Peneliti bersama narasumber Sari Sugiharti Ismaliah selaku
Pengelola Pemanfaatan BMD/ Staf Pelaksana, Kamis, 21
November 2019.
Transkrip Wawancara
Nama : Netty Herawati, S.Kom
Jabatan: Seksi Pengelolaan Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan
Tempat: Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian Kota Bogor
Tanggal: Jum’at, 23 Agustus 2019
Pukul : 09.00 – 11.43 WIB
Apa itu SiBadra?
SiBadra itu dia sistem infomasi berbagi aduan dan saran.
Jadi sistem ini awalnya dibangun tahun 2018 namun namanya
adalah aplikasi BISA Bogor Integrated System of Aspiration, jadi
sistem aspirasi yang terintegrasi ya. Terintegrasi disini karena pada
awalnya tahun 2018 kita berkeinginan untuk menyatukan dua
layanan aspirasi yang ada di Kota Bogor. Dua layanan itu yang
pertama adanya kontak senter, kontak senter ini khusus menangani
aduan yang bersifat publik, layanan publik. Kemudian ada yang
dikelola oleh kominfo ini dari hibah dari kementrian kominfo
untuk kabupaten kota yang dia menjalankan smart city, yaitu
diberikan bantuan pengelolaan NTPD namanya, NTPD itu nomor
tunggal panggilan darurat 112 ini khusus untuk melayani
emergency call atau kedaruratan ya misalnya adanya bencana,
bencana alam atau bencana yang terjadi kebarakan dan lain-lain ya
ini yang bersifat harus segera ditangani. Nah dua layanan ini
sebelumnya terpisah ditahun sebelumnya ya. Nah di 2018 ini
keinginan kami untuk menyederhanakan layanan dan juga
melakukan efisiensi terhadap layanan sehingga nanti masyarakat
itu bisa cepat ketika mengadukan apa yang mereka adukan baik itu
menyangkut yang harus cepat ditanggapi ya disipakan tadi 112 itu
berupa calling atau kualitas layanan publik yang dirasa kurang baik
ya, nah itu di 2018 akhirnya dibuat namanya aplikasi yaitu aplikasi
BISA Bogor Integrated System of Aspiration. Kemudian ditahun
2019 aplikasi BISA ini di launching oleh pak walikota nah pak
wali ini pada kepemimpinan kedua ini dilantik tanggal 20 April ya
terus keinginan pak wali aplikasi BISA ini disesuaikan dengan
programnya pak wali pada pemilihan kedua ya. Jadi kalau BISA
itu nama BISA memang identik dengan programnya pak wali pada
periode pertama kepemimpinan beliau jadi Bogor BISA gitu, ya
sabisa bisa pokoknya bisa nah itu slogan. Sekarang pak wali
pengennya itu diganti nah akhirnya beberapa nama akhirnya ada
yang sesuai adalah SiBadra Sistem Informasi berbagi aduan dan
saran di launchingnya tanggal 28 April. Nah jadi sebenarnya
SiBadra ini kalau dari sisi usia kan baru April di launching akhir
bulan mei juni juli agustus baru empat bulan ya tetapi karena
memang program layanan ini sebenarnya udah kita mulai di tahun
2018 ya sejak awal yang bernama Bisa tadi kita juga udah
melakukan banyak hal untuk pertama trail and eror dari sistem
tersebut sehingga nanti ketika kita buka layanan tersebut ke
masyarakat kita juga tidak memiliki layanan yang memiliki banyak
bug atau banyak eror kemudian kesiapan sumber daya SDM nya
pengelolanya karena disitu di dalam pengelolaan tentunya dia
membutuhkan yang pertama verifikator yakan untuk
memverifikasi kemudian melibatkan stakeholder itu semua
organisasi perangkat daerah ini menjadi admin dan ini kita siapkan
dengan pembinaan-pembinaan jadi pada vase dari mana tahun
2018 sampai pada 2019 ya sebelum dilaunchingnya SiBadra. Jadi
berkali kali di sosialisasikan kemudian diberikan pelatihan teknis
sehingga siap. Kemudian kita juga menyiapkan infrastrukturnya
berupa jaringan, server, dan lain-lain. Sehingga nanti tidak ada
kendala, nah jadi setelah di launching alhamdulillah tidak ada
kendala yang berarti karena udah kita minimalisir sejak awal
bahwa nanti akan ada permasalahan-permasalahan apa saja itu
sudah di selesaikan. Itu untuk aplikasi BISA jadi eh aplikasi
SiBadra ya. Nah SiBadra ini menangani apa saja? Aduan yang
ditangani oleh SiBadra yang pertama adalah kita paham bahwa dari
namanya SiBadra, Sistem informasi berbagi aduan dan saran
adalah kanal yang diberikan ya kepada masyarakat Kota Bogor
maupun diluar Kota Bogor terhadap layanan publik yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor. Jadi yang mengadu itu
nanti bisa masyarakat Kota Bogor dengan KTP Kota Bogor gitu ya
atau orang luar yang datang. Misalnya orang dari jakarta datang
lagi apa ya karena Bogor ini juga daerah destinasi ya destinasi
wisata dan juga secara tempatnya memang tempatnya adalah apa
kota yang strategis gitu loh ya dan dari mana aja orang dateng
kesini. Jadi kalau misalnya dia di Bogor ya kalau mengunduh
aplikasi SiBadra dia bisa ngadu, misalnya yang dihadapi
kemacetan kah atau misalnya ada permasalahan gangguan
keamanan dan lain-lain itu bisa diadukan di aplikasi SiBadra ya.
Nah tadi layanannya mencakup apa saja, mencakup yang pertama
emergency atau kedaruratan kemudian yang kedua adalah layanan
yang bersifat untuk kualitas layanan publik yang diberikan
pemerintah Kota Bogor jadi dengan adanya SiBadra ini pemerintah
Kota Bogor ini ingin berbenah gitu ya, mendekat kepada
masyarakat. Apa saja sih yang dirasakan oleh masyarakat itu
kurang srek gitu. Itu dibenahi, dengan apa, dengan aduan dan
keunikan dari SiBadra adalah layanannya bersifat cepat. Kita udah
uji coba dan ini sesuai dengan SOP kita ya. Layanan ini untuk
emergency atau kedaruratan ini admin verifikator tim verifikator
itu kerjanya maksimal telah dituliskan di SOP itu 7 menit jadi tidak
lebih dari situ. 7 menit laporannya udah di verifikasi dan udah di
disposisi ke perangkat daerah yang bersangkutan. Terus kalo
layanan publik gimana, layanna publik ini diberikan waktu 2x24
jam dengan sistem yang digunakan adalah notifikasi bertingkat.
Jadi kalau misalnya dari aduan yang masuk setelah di verifikasi
oleh verifikator dan telah di disposisi kepada perangkat daerah
yang memiliki kewenangan untuk menangani masalah tersebut.
Namun 1x24 jam belum ada tanggapan belum ada respon dari OPD
yang bersangkutan maka sistem memberikan notifikasi akan
memberikan sms atau mengirimkan sms kepada kepala OPDnya
bahwa ada laporan untuk perangkat daerah tersebut ya yang belum
ditanggapi. Nah kalau misalnya belum juga ya dengan adanya
notifikasi itu belum ada tindakan atau belum ada respon juga 2x24
jam sistem memberikan notifikasi kepada walikota. Jadi
pemantauan langsung dilakukan walikota. Sehingga disitulah
dianggap bahwa apa SiBadra ini dia bisa cepat. Kalau misalnya
udah notifikasi ke walikota berarti kepala dinasnya atau kepala
perangkat daerahny akan berhubungan langsung dengan walikota.
He’em apaakah langsung ditegur atau langsung diiniin. Nah ini
bedanya dengan sistem yang lama sebelum adanya SiBadra kalau
SiBadra sebelum SiBadra ini masih manual dilakukan jadi nanti
laporan-laporan masuk mungkin perminggu nanti di rekap ya mana
yang belum ditangani mana yang belum di respon gitukan mana
yang udah selesai ditangani itu masih manual dilakukan oleh
petugasnya. Kemudian nanti dilaporkan ke pak wali jika pak wali
menghendaki atau ketika pak wali memimpin briefing staf
namanya. Jadi setiap minggu itu di pemkot ini ada briefing staf
dimana dipimpin langsung oleh walikota yang dihadiri oleh
kepala-kepala OPD. Nah itu biasanya nanti ditampilkan laporan itu,
tapikan masih manual jadikan membutuhkan waktu lama. Ada
yang dari statistiknya itu ya sampai 22 hari ada yang sampai 60
hari belum juga ditangani nah gitu. Nah ini dengan adanya SiBadra
ini itu sudah dihilangkan. Disini pak wali langsung bisa memantau
dinas mana sih yang tidak berkerja gitu, dinas mana yang lambat
menangani pengaduan. Ya silahkan kalau sudah kena teguran
langsung dengan apa pak wali kepada OPD itu ya mereka
bertanggung jawab, karena yang namanya pimpinan ketika mereka
menjadi pejabat begitu kan mereka ada yang namanya konsekuensi
dan pastinya layanan yang harus diberikan kepada masyarakat tu
harus pelayanan yang terbaik gitu. Dan kominfo disini menyiapkan
sistemnya seperti itu. Itu untuk gambarannya SiBadra. Jadi kalo
penggunaannya siapa pengguna SiBadra, SiBadra bisa digunakan
oleh siapa saja, yang dia baik domisili di Bogor atau tidak artinya
pendatang. Tetapi itu khusus untuk melakukan pengaduan
terhadap layanan yang ada di kota Bogor atau kejadian yang
dialami di Kota Bogor, karena SiBadra ini menggunakan dua
teknologi yang pertama namanya geotagging dimana laporan ini
langsung melakukan tag kepada si pengadu ya si pengadu
misalnya dia mengadu di wilyah balaikota maka kita akan
langsung ke detect bahwa yang mengadu itu ada di sini gitu dengan
langsung mengunci lokasi pengaduannya. Sehingga disini
memang kita menghilangkan juga adanya hoax. Di sistem yang
lama itu kita banyak sekali hoax yang terjadi. Sebelumnya NTPD
yang bersifat 24 jam itu dari laporan yang masuk sebulan itu
mungkin ada 3000-an ada bahkan sampai di atas 10000 tapi itu
lebih banyaknya prank call. Prank call itu berarti dia hanya main-
main saja gitu loh, hanya iseng. Ya apakah misalkan ketika
diangkat tidak ada bunyikah apa diangkat hanya menanyakan siapa
nih gitukan mau kenalan dengan opratornya kan gitu. Padahal itu
24 jam, bayangkan itu kalo misalnya jam 12 malem nerimanya
seperti itu ya. Nah ini yang dihilangkan, jadi kita menghilangkan
adanya hoax-hoax yang masuk kenapa karena nanti akan
memperberat kinerja dari pemerintah. Bayangkan kalau misalnya,
oia ini sistemnya seperti apa. Sistem di SiBadra udah pernah pake
belom? Udah pernah ya. Jadi di SiBadra itu dia melakukan
pengaduan dengan menyertakan photo real kan photo real time,
jadi bukan yang sebelumnya kita bisa ngambil dari galery atau
misalnya mengunduh dari google gitu ga bisa. Jadi harus disaat
dimana kita mengadukan real time dengan kaya gitu, jadi memang
bukti otentik bahwa si pelaku langsung di tag dengan geotagging
tadi kemudian juga laporannya pun laporan real gitu, jadi
menyingkat apa ya istilahnya ya efisiensi tenaga saja bagi
verifikator karena misalnya laporan yang masuk banyak kan cape
juga ya seperti itu. Nah kemudian yang kedua teknologi yang
digunakan di SiBadra adalah geofancing. Geofancing ini adalah
pembatasan teritorialnya adalah kota Bogor dari batasan 6
kecamatan yang ada 68 kelurahan yang ada. Jadi dengan batas
teritorialnya. Sehingga kalau misal kita melakukan pengaduan kita
udah mengunduh SiBadra tapi orang ngelaporin kondisi di
Bandung misalnya atau jangan Bandung deh terlalu jauh,
Kabupaten. Kabupaten kan berbatasan dengan kota, nah itu tidak
masuk ranahnya apa pemkot, kenapa harus menggunakan itu
karena nanti cape orang melakukan pengaduan untuk kabupaten,
padahal kabupaten kota itu beda manajemen gitu, beda
kepemimpinan. Nah itupun akhirnya kami batasi dengan
geofancing, jadi dengan teknologi geotagging dan geofancing ini
memberikan kemudahan bagi verifikator dan juga admin dari
perangkat daerah untuk menyelesaikan permasalahan. Jadi engga
dimana ya lokasinya ya kalau bukan masuk wilayah kota Bogor ya
gabisa gitu.
Latar Belakang dibuatnya SiBadra berarti yang tadi ibu
jelaskan untuk penyatuan dua layanan?
Ya awalnya memang penyatuan dua layanan, namun
ternyata dikembangkan saat ini SiBadra ini ya menjadi bukan
hanya untuk melayani penanganan pengaduan, tetapi kekuatannya
adalah mengintegrasikan layanan-layanan yang ada sehingga nanti
menjadi big data untuk Kota Bogor. Ya misalnya menyatunya
SiBadra dengan Simpek yang ini pada tahun ini kami upayakan ya.
Simpek adalah sistem informasi kepegawaian yang mengelola
semua data ASN Kota Bogor ada 7500-an eh 7900-an ASN yang
ada di Kota Bogor. Nah ini digabungkan datanya, kenapa perlu
digabungkan karena di secara apa, secara otomatis didalam sistem
nanti dia ketika udah ditunjuk pada admin satu admin misalnya
admin a dari dinas a maka dia tidak perlu lagi memasukan data-
data siapa aja sih nanti yang disuruh menyelesaikan masalahnya
kenapa karena udah bisa langsung diambil di simpek gitu. Dan
kedua keunggulannya ketika sudah digabungkan karena ini adalah
milik pemerintah Kota Bogor berarti yang penggunanya masa
walikota menggunakan walikota kan menggunakan yang sama,
pimpinan menggunakan yang sama sedangkan ASN tidak
menggunakan kan lucu ya padahal mereka adalah petugas. Nah
inilah sehingga dengan apa filosofi seperti itu kita akhirnya
menggabungkan semua data, ditarik dari data Simpek ke SiBadra.
Sehingga nanti keunggulannya apa, jika terjadi mutasi rotasi atau
promosi gitu ya kan berputar nih, karena di pemerintahan itu kan
pasti ada tiap tahun itu mungkin ada pengangkatan, ya ada
perubahan ada mutasi si a dipindahkan ke dinas b atau dinas c itu
memungkinkan ya. Kadang setahun itu dua kali, nah ini juga tidak
menyusahkan lagi ya dari tim kominfo untuk menginput lagi, oh
ini pindah kesini, si ini yang data dari sini dipindahkan kesini kan
repot kalo manual karena itu kan banyak kejadiaanya dan
terjadinya bisa jadi setahun dua kali. Makannya disini dengan udah
menyatunya SiBadra dengan simpek maka memberikan
kemudahan kedua belah sistem baik simpek maupun Sibadra. Nah
keuntungannya dengan simpek data data yang update dari SiBadra
kerena penggunanya pengguna real itu akan memperkaya simpek.
Misalnya emailnya yang apa berubah atau data handphonenya
yang berubah kan nanti langsung mengganti juga di simpek seperti
itu otomatis. Nah kemudian yang dikembangkan juga dia
berintegrasi misalnya dengan PDAM yang sekarang sedang kita
upayakan. Ditahun ini mungkin nanti bisa selesai, hmm PDAM ini
adalah perusahaan daerah Kota Bogor yang khusus menangani
masalah air minum. Nah disini mereka juga banyak apa menerima
aduan, aduan masyarakat itu banyak ya baik itu PLN, PDAM kan
gitu ya. PLN kan instansi vertikal PLN itu nasional ya, nah kao
PDAM dia BUMD. Nah ketika belum disatukan terkadang nanti
susah kalau misalkan nanti ada yang lapor air kita ga bisa nanganin
perlu dia berintegrasi juga sistemnya keunggulannya nanti udah
berntegrasi sampai nanti peta pipa bawah tanah yang ada di PDAM
dia membutuhkan menggunakan sistem itu sudah terintegrasi
dengan SiBadra dan keunggulannya apa, keunggulannya bagi
dinas-dinas terkait kaya misalnya Perumkim yang membutuhkan
peta, kan kita tuh sekarang di kita tuh banyak begini loh. Jalan udah
bagus pernah mungkin gini ya, abis itu di gali ya toh, galian ini
mungkin galian apa galian pdam terus abis itu ga lama abis di tutup
di gali lagi siapa juga menggali, gali lagi gali lagi karena mungkin
apa gitu yah ininya iya toh begitu kan, ga selesai menggali. Nah
nanti dengan berintegrasinya ya selesai berintegrasi seperti itu kita
harapkan itu menjadi peta bersama yang bisa dipakai oleh OPD,
jadi gak terjadi kejadiannya bentar gali bentar gali situ, udah tutup
lobang gali lagi disono gitu, itu keinginannya seperti itu. Jadi
kedepannya dengan berintegrasinya dengan apa layanan-layanan
publik yang lain di kota Bogor Sibadra ini menjadi big data gitu
atau data werehouse untuk Kota Bogor dimana disini data
kependudukan kaya sekarang juga kita ya mengupayakan untuk
berintegrasi dengan Dukcapil. Dukcapil itu adalah dinas
kependudukan dan catatan sipil. Kalau misalnya nanti sudah
terintegrasi dengan dukcapil maka data masyarakat kota Bogor,
warga Kota Bogor itu dalam sub ditarik juga dengan SiBadra.
Sehingga kemudahannya apa, orang misalnya mau ngurus nanti
apa pembuatan ktp atau kk itu bisa melakukannya dengan SiBadra
jadi ga mesti kesana teh dengan membawa-bawa persyaratan apa-
apa hanya cukup dengan ktpnya aja. Nah itu kemudahan kedepan
pengembangan dari SiBadra yang memang saat ini kami secara
bertahap step by step harus melakukannya sesuai dengan anggaran
yang ada di Kota Bogor ya kemudian kemampuan tim kita untuk
melakukan pengembangan tapi insyaallah kedepannya seperti itu.
Dan ini udah dilakukan pada sekarang.
Jadi kalau ditanya tentang kesiapannya SiBadra ini udah
sangat siap?
Sudah sangat siap. Makannya dia itu memang aga lama ya
untuk ininya ya statusnya. Dulunya dari kadis juga jangan sampe
kadis kominfo, jangan sampe nanti tuh kita maju mundur lagi maju
mundur lagi jadi ga apa-apa kita trail and eror itu dalam satu tahun
itu kita uji coba semua dilini-lini yang akan menyebabkan masalah
itu apa aja. Apakah itu infrastrukturnya kita udah mengecek dulu
masalah jaringan, masalah servernya nanti. Bayangkan kalau
misalnya nanti ada orang ngadu di SiBadra kita aja misalkan mau
photo dengan kamera di hp itukan besar loh, bisa kadang itu ada 2
mega iyakan, ada kadang yang pake hd itu 4 sampai 5 mega sekali
photo, nah kalau misalnya itu dikirimkan satu orang yang
ngirimkan itu emang server itu kebutuhnnya sangat cepat, penuh
gitu, itu yang dialami. Jadi beda dengan dia yang menulis text
doang, kalo text doangkan engga seberapa ya spacenya tapi kalau
misalkan udah sama photo itu agak lebih besar. Sebenarnya
pengembangan awalnya kita juga menyiapkan video untuk video
pendek artinya divideokan cuma untuk saat ini kayanya belum
sanggup untuk servernya jadi kita harapkan ini berjalan maksmial
dulu dengan apa yang ada dan itu udah cukup mewakili sebagai
bukti otentik yang ada yang bisa di proses.
Berarti selama setahun kemarin dari uji coba itu berarti
sekarang aplikasi SiBadra ini sudah ga maju mundur lagi ya?
Iya, harus maju dan dia kaya bola es, iya bola salju yang
menggelinding dia semakin besar semakin besar gitu, karena kita
ga ada pembicaraan dia mundur tapi udah harus terus maju.
Berarti aplikasi SiBadra ini ada kemungkinan akan menjadi
aplikasi utama Kota Bogor?
Betul, dia akan menjadi iconnya kota Bogor. Lagian
memang kekuatannya tuh gini dia, SiBadra itu selain dia
singkatannya dari sistem informasi berbagi aduan dan saran karena
yang memberikan nama itu adalah walikota sendiri jadi
melekatkan namanya di dalam tim kampanyenya yah, ketika
kampanye itu timnya itu menggunakan badra Bima Arya Dede
Rahim jadi di lima tahun ke depan itu pasti akan dijadikan icon.
Makannya dicari-cari nama kami dari kominfo mengajukan
beberapa nama masih belum srek gitu akhirnya pak wali sendiri
yang menempelkan nama tim ketika beliau kampanye gitu. Jadi
dicarikan padanannya ya ketemunya padanannya sistem informasi
berbagi aduan dan saran. Biar ada kekuatan sih saya mikirnya, ya
urusan nama ya mungkin kita yang namanya staf itu mengerjakan
ya apa keinginan merekakan itu dari pimpinan, ga bisa juga ketika
pimpinan ingin ini kita kekeuh namanya bisa aja kan ga bisa. Ingin
di ubah karena “bisa” itu identik dengan program beliau di fase
pertama sekarang pengen di fase kedua dengan Bogor berlari ya.
Jadi programnya kota bogor itu lima tahun kedepan adalah Bogor
berlari, Bogor berlari artinya semuanya perangkat daerah ini harus
berlari didalam pelayanan ke publik itu memang harus lebih bagus
lagi kualitasnya gitu mengikuti kebijakan-kebijakan pak wali.
Jangan sampe ada yang OPDnya nyantai-nyantai atau ada misal
yang bahasanya tuh pak wali jangan sampe ada OPD yang tidur
apa yang mereka kerjakan tidak tahu. Nah dengan Bogor berlari ini
pak wali melakukan push terhadap semua perangkat daerah bahwa
mereka harus berlari gitu, mengejar apa, mengejar pelayanna yang
lebih baik untuk masyarakat dan ini dijadikan SiBadra itu tolak
ukurnya nanti.
Apakah SiBadra memiliki tim khusus?
Ya, Sibadra itu ya yang pertama sesuai dengan surat edaran
dari Kemenpan RB ya nomor 4 tahun 2006 eh 2016. Tim layanan
penanganan pengaduan itu memang dibentuk ada strukturnya yang
pertama struktur itu dia penanggung jawab utama adalah kepala
daerah jadi walikota. Kemudian dibawahnya nanti pengelola
secara IT itu kepala Diskominfo karena pengembangan IT nya
menjadi lini pekerjaan dari Diskominfo. Nah kemudian,
dibawahnya nanti ada namanya tim kota. Tim kota adalah tim
perencana dan pengembangan ini melibatkan bagian humas ya
kemudian bagian hukum yang menyangkut masalah regulasi
kemudian bagian organisasi gitukan yang tekait pada organisasi
penataan organisasi perangkat daerah ya kemudian inspektorat.
Inspektorat itu yang menyangkut nanti masalah apa, adanya
punishment kepada perangkat daerah atau ASN yang dia mungkin
diadukan. Kaya misalnya ada indikasi suap ada indikasi korupsi
yang mengadukan misalnya masyarakat baliknya ke siapa yang
menangani hal tersebut itu adalah bagian dari inspektorat nah itu
itu yang dilibatkan, kemudain tim teknis yang ada di kominfo ini
tim teknisnya ada kita punya verifikator. Verifikator adalah pintu
pertama laporan masuk jadi sejak laporan masuk pertama kali
ditangani itu oleh verifikator. Verifikator ngapain aja
memverifikasi apakah pengaduan ini bisa ditindak lanjut atau
dianggap invalid, valid invalid itu tergantung dari verifikator. Ada
laporan yang mungkin secara ininya masuk ya udah sesuai
standarnya ada yang mungkin dia iseng nih misalnya ngetiknya nih
aaaaaa bbbb ccccc gitu ya ngetiknya sembarangan itu invalid,
laporan invalid. Nah ada juga laporan yang emang human yang
buat manusia yang buat udah terarah tapi ternyata yang dia
laporkan itu bukan di Kota Bogor nah itu invalid dari verifikator
atau misalnya laporan yang dia menyangkut nama baik seseorang.
Nah terus juga ada juga yang misalnya pelaporan yang merupakan
menyangkut nama baik ASN ya atau misalnya pejabat, maka itu
juga harus dipilih nanti apakah dia akan di rahasiakan atau di
publish. Nah itu kerjaan verifikator. Jadi kalo misalnya yang
menyangkut misalnya nih ada warga melaporkan ohh ada ASN
berselingkuh misalnya, nah yang seperti itu tidak boleh di publish
kenapa karena kan belum tahu kondisinya itu kan baru dugaan
misalnya ya nanti kalau misalan di publish di sana nama ini ini ini
bek begitu, nah ini perlu klarifikasi terlebih dahulu sehingga yang
sensitif seperti itu tidak dimunculkan di timeline tapi dimasukan di
berita valid tetapi dari belakang gitu, disimpan dirahasiakan.
Laporan rahasia, jadi dirahasiakan oleh si verifikator, nah itu
tugasnya. Jadi kalau misalnya udah masuk ke validasi dianggap
laporan itu valid setelah valid maka laporan itu dioper atau di
disposisi bahasanya dari verifikator itu ke OPD yang bersangkutan.
Perangkat daerah mana nih yang memiliki tanggung jawab seperti
itu untuk menyelesaikan masalah baru di disposisi. Setelah
disposisi nah itu tadi bermain dengan waktu. Kalau misalnya itu
laporan yang menyangkut kedarurutan dia hanya membutuhkan
waktu tujuh menit udah langsung dikirim. Nah itu tinggal
menunggu respon ya dari OPD. Nah untuk tipe laporan yang
kedaruratan selain di disposisi maka tugas dari verifikator adalah
langsung menelpon admin yang bersangkutan karena apa karena
itu emergency, bisa jadi ternyata dia tidak stand by gitu loh di
laptopnya atau tidak melihat hpnya kan gatau ada penugasan.
Maka kewajiban dari verifikator kami tugasnya menelpon,
memastikan bahwa itu sudah sampai dan langsung ditindak lanjuti,
karena butuh cepat. Nah tapi kalau yang bersifat layanan publik
tidak di telpon cukup diberikan disposisi saja. Nah nanti di
disposisi baru admin OPD ini ya memprosesnya, memproses
laporan dengan turun kelapang atau memberikan klarifikasi, bisa
jadi dia tidak bisa turun ke lapang. Kaya misalnya yang dilaporkan
adalah masalah administratif atau masalah layanan yang kurang
baik, maka itu tidak perlu turun kelapang. Lah itu kantor-kantor
mereka yakan yang dilaporkan tinggal mereka memberikan
klarifikasi terhadap apa yang di keluhkan atau apa yang diadukan
oleh mereka, nah itu udah selesai. Nah kemudian kalau yang
mungkin memang harus turun kelapang maka dia harus turun ke
lapang dan photo udah turun ke lapang ya, kemudain nanti di
proses oleh admin mereka, dimasukan sedang proses, diganti
posisinya dari laporan itu yang pertama tuh laporan baru, setelah
baru masuk verifikator jad terverifikasi statusnya. Nah jadi kalau
dilihat di SiBadra itu jadi ada perubahan, nanti jadi misalnya
setelah terverifikasi udah ditangani oleh yang bersangkutan udah
direspon maka dia nanti mengganti posisi laporan ya dari
terverifikasi menjadi sedang proses. Kalau udah selesai dan
dianggap selesai oleh perangkat daerah yang bersangkutan maka
dia mengubah dari sedang proses menjadi selesai, udah. Kalau
sudah selesai berarti udah beres laporan itu nanti ditutup sehingga
tidak ada lagi yang bisa comment untuk laporan itu, kenapa karena
udah selesai statusnya.
Apakah semua OPD Kota Bogor termasuk kedalam tim
SiBadra?
Iya, termasuk juga BUMD dan juga rumah sakit yang
sekarang sedang ter ini ya. Jadi dari dinas kesehatan yang
kendalanya juga nih dinas kesehatan ini banyak menerima aduan
yang menyangkut sebenarnya kualitas dari rumah sakit.
Sebenarnya rumah sakit itu swasta, ada rumah sakit daerah
misalnya RSUD cuma satu kan. Nah yang lain kan swasta tapi kan
ketika diadukan kan orang tuh gatau masyarakat tuh gatau ngadu
kemana itu urusan misalnya dia dioper-oper antara satu rumah
sakit dengan rumah sakit yang lain atau kualtias layanan rumah
sakit yang kurang baik menurut mereka, ngadunya kan gatau da
rumah sakit mah da itu mah misalkan bukan pemerintah Kota
Bogor yang nanganin semua diadukan. Nah sehingga kami juga
melakukan integrasi ya untuk admin-admin rumah sakit itu
digabungkan dengan SiBadra sebagai admin dibawah nanti dinas
kesehatan. Jadi ketika ada aduan terhadap satu rumah sakit
didisposisikan kerumah sakit yang bersangkutan dan ke dinas
kesehatan. Sehingga nanti dinas kesehatanpun bisa memantau.
Walaupun mungkin kedudukan mereka setara begini nih tapi udah
ada MOU antara dinas kesehatan dengan rumah sakit bahwa
mereka juga mau menggunakan SiBadra gitu.
Selain OPD apakah ada pihak-pihak lain yang berkerjasama?
Nah yang sekarang yang kita upayakan juga kalau misalnya
tidak selesai di tahun ini karena tahun ini kita menyelesaikan itu ya
pembangunan pengembangan SiBadra versi IOS untuk pengguna
apple kemudian juga integrasi dengan simpek ya ini udah tahapan
mau beres kemudian dengan PDAM nah jadi dengan tahapan itu
kan memang kita bertahap. Nah di tahun ini kalau misalkan diakhir
tahun udah selesai kita juga udah harus memulai untuk melakukan
apa, MOU atau kerjasama dengan instansi vertikal, karena yang
dilaporkan masyarakat itu misalnya PLN lampu mati, PLN kota
tidak menangani karena itukan nasional ya atau misalnya kan ada
kejahatan yang menyangkut dilibatkan polisi, nah polisi juga
instansi vertikal nah tapi karena ada di kota Bogor ya ini nanti akan
dijalin kerjasama, kenapa kalau nanti ada aduan itu bisa di disposisi
ke mereka gitu loh, kalau sekarang kan ga bisa karna belum
tercantumkan ininya sebagai admin kita. Itu kedepan, jadi nanti
semua yang kira-kira laporannya yang masuk itu unit mana yang
menanganinya ya kita harus kerjasama dan tuntas. Lah sekarang
kalo misal kita disposisi ke satpol pp kita kan ga nyambung da
bukan mereka yang nanganin yakan. Misal ada pencurian lah ini
bukan fungsinya dari pemerintah kota Bogor tetapi tugas pokok
dan fungsinya dari kepolisian berarti memang harus ke kepolisian.
Bisa dijelaskan tiga slogan SiBadra (cepat, mudah, terpadu)?
Cepat yang tadi kita ceritain ya, jadi memang layanannya
cepat. Kemudian mudah aplikasinya dibuat mudah digunakan. Jadi
seperti halnya kita menggunakan instagram gitu ya. Orang dengan
klik SiBadra kan hanya mengklik tombol kuning setelah download
ya, tombol kuning kemudian udah bisa langsung ambil photo udah
selesai, menuliskan deskripsinya, kasih caption, kasih deskripsi
udah deh masuk. Dan terpadu, terpadu artinya dia ketika masuk itu
semua OPD itu bergabung didalam SiBadra untuk menyelesaikan
masalah, jadi tidak hanya dihandle oleh Kominfo saja jadi
semuanya, itu yang terpadu.
Bagaimana sosialisasi aplikasi SiBadra?
Sosialisasi itu yang udah kita lakukan selama ini ya. Yang
pertama sebelum sosialisasi memang setiap program atau aplikasi
atau sistem yang ada di pemerintah baik itu pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah sebenarnya di butuhkan pertama kali
itu adalah regulasi, dengan adanya regulasi ini kita bisa mengajak
atau berkoordinasi dengan semua stakeholder untuk menjalankan
sistem tersebut ya. Nah yang pertama yang kita lakukan adalah
membentuk regulasi, regulasi atau payung hukum untuk SiBadra
ini berupa peraturan walikota. Peraturan walikota yang terbaru
setelah kita revisi, jadi untuk aplikasi BISA pertama itu kita buat
perwal atau peraturan walikota nomor 59 tahun 2017. Kemudian
itu di revisi dengan perwal nomor 11 tahun 2019 untuk SiBadra.
Nah dengan aplikasi yang berbasis regulasi ini lebih memudahkan
kita di kominfo untuk melakukan koordinasi dengan semua
stakeholder, nah dari semua stakeholder ini kan tadi dari OPD dari
BUMD gitukan maupun nanti dari kecamatan, kelurahan, wilayah,
dan juga masyarakat. Setelah selesai regulasi kita juga menata
bagaimana sosialisasi dilakukan agar SiBadra ini juga dikenal
karena orang-orang juga sebelum menggunakan mengenal dulu
kan, mengenal SiBadra terus apa keunggulannya atau fungsinya
kan gitu, kemudian cara menggunakannya kan gitu. Dan juga
merasakan bagaimana fast respon atau respon cepat yang
dirasakan ketika dia mengadu, kan gitu jadi masyarakat itu ga
dikasih php doang. Nah untuk ketahapan sosialisasi ya pasti
dibutuhkan sosialisasi nanti untuk sampainya informasi SiBadra
kepada semua stakeholder. Yang pertama kalau misalkan
sosialisasinya ini kepada pimpinan daerah karena pimpinan daerah
inilah yang memegang kebijakan. Jadi dari diskominfo ini selalu
melakukan ekspose, kemudian didalam ekspose tersebut
memaparkan bagaimana cara kerja Sibadra dan ini kita meminta
timbal balik atau flashback dari walikota apalagi yang ingin
dikembangkan atau apa yang menjadi kekurangan dari SiBadra ini
untuk memasukan pengembangan kita. Nah sehingga dengan
adanya ekspose yang kita lakukan modelnya ke kepala daerah,
kepala daerahpun bisa memiliki pengalaman yang sama gitu,
kemudian filosofi yang sama didalam penggunaan SiBadra ini.
Kalau misalnya si pimpinan tidak memiliki good will atau
kebijakan atau keinginan untuk menerapkan suatu aplikasi itu
dengan kuat ya, kebawah juga ga akan ada respon yang kuat juga,
kenapa karena memang tidak ada keinginan dari pimpinan. Nah
disini SiBadra ini telah memperoleh dukungan penuh dari walikota,
dengan apa, dengan tadi perwal disetujui kemudian beliau juga
sebagai leading ya didalam SiBadra ini pimpinan tertingginya ini
berkeinginan kuat SiBadra ini dikembangkan dan dijadikan satu-
satunya aplikasi pengaduan masyarakat di Kota Bogor dan
kalaupun ada dari OPD-OPD yang ada mengembangkan sistem
pengaduan juga maka kewajiban bagi mereka untuk
mengintegrasikannya dengan SiBadra, yaitu kebijakan pimpinan
itu diraih untuk SiBadra. Kemudian yang kedua, yang perlu kita
lakukan setelah pimpinan tertinggi adalah pimpinan yang kedua
wakil walikota. Nah di wakil walikotapun sebagai orang kedua di
pimpinan tertinggi, itupun sama kita lakukan sosialisasi, ekspose,
kemudian tukar pendapat ya untuk pengembangan SiBadra ini
dilakukan sehingga merekapun memiliki visi yang sama tidak beda
gitu loh. Ini sering kali dihadapi oleh aplikasi-aplikasi atau sistem
yang ada ketika tidak mendapat dukungan penuh dari pimpinan
tertinggi yang ada di pemerintahan daerah itu ga akan jalan atau
jalannya tersendat-sendat dan tidak bisa di masiv kan gitu loh. Nah
kemudian setelah itu, setelah dua orang ini dua pimpinan kita juga
sosialisasi yang penting adalah kepada kepala OPD. Kenapa
kepala OPD penting, karena mereka juga adalah kunci-kunci yang
ada untuk keberhasilan SiBadra itu diterapkan. Jadi setelah kita
mendapat dukungan penuh dari pimpinan daerah, maka pimpinan
OPDpun harus memberikan dukungan. Nah ini kita terbantu,
kenapa karena walikota sendiri sudah memiliki visi misi yang
sama sehingga daya tekan ke bawah kemudian ketika kita
sosialisasikan itu diperhatikan dan menjadi suatu objek istilahnya
hal yang mendapatkan porsi perhatian dari kepala OPD kenapa,
karena kalo misalnya mereka tidak mengikuti kita mereka akan
mendapatkan teguran gituloh. Dengan jaminan memang kepala
jabatan mereka nah itu, jadi pimpinan daerah. Nah kemudian yang
selanjutnya setelah pimpinan daerah adalah para sekretaris.
Sekretaris OPD ini adalah kalau jabatannya di dalam pengelolaan
layanan pengaduan itu adalah sebagai penjabat penghubung
namanya. Pejabat penguhubung adalah orang yang bertanggung
jawab ya memberikan jawaban apapun pengaduan yang masuk
ketika didisposisi kepada dinas terkait, sehingga ketika dijawab di
SiBadra itu ya, dari dinas bersangkutan yang menjawab itu, itu
adalah jawaban legal formal dari dinas bersangkutan dan ini
ditangani oleh sekretaris OPD, apakah itu sekretaris dinas,
sekretaris badan gitukan. Nah itu yang menanganinya, dan inipun
kami sosialisasikan. Jadi tahapan-tahapannya sebelum dia ke
masyarakat kita megang dulu puncak-puncak pimpinan ini. Nah
selanjutnya yang kita lakukan setelah itu adalah pelatihan ya dan
sosialisasi pertama. Jadi sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan
pelatihan teknis kepada verifikator. Kenapa perlu di sosialisasikan
dan dilatih ulang. Awalnya mereka memegang sistem yang
berbeda, kan mereka misalnya di NTPD memegang aplikasi NTPD
gitu untuk menangani hanya khusus untuk kedaruratan 112 yang
dikontak center juga menangani aplikasi kontak center yang
berbasis web sebelumnya, sebelum dipindahkan semua dengan
smartphone ya. Nah ini dua aplikasi yang berbeda yang perlu
sosialisasi kembali bagaimana apa SiBadra bagaimana cara
penggunaannya kemudian bagaimana tugas mereka itu di
sosialisasikan. Nah verifikator ini menjadi bagian penting, kenapa
karena dia menerima pintu pertama. Sebagai pintu pertama
masuknya aduan. Nah sebelum ke verifikator setelah itu tahapan
ini yang kita sosialisasikan juga adalah admin kota namanya.
Admin kota adalah tadi ada beberapa yang bertanggung jawab
yang ditunjuk sesuai dengan surat edaran Kemenpan RB ya, yaitu
bagian hukum, bagian humas, bagian organisasi, dan inspektorat
selain diskominfo. Nah ini pun kita sosialisasikan kenapa penting,
karena mereka nanti yang bertanggung jawab pada monitoring dan
evaluasi kinerja SiBadra dan kedepan pada kaitan dengan
pengembangan apapun yang dilakukan oleh SiBadra mereka harus
mengetahui itupun kita sasar. Jadi setelah empat ini ke admin kota
dulu baru nanti ke verifikator. Setelah verifikator kita juga
melakukan sosialisasi tahapannya dalah ke semua admin OPD gitu,
jadi memang kelasnya itu bertahap. Sosialisasi ini lebih banyak
awalnya memang keinternal kenapa, kita siapkan dulu SDM
internal itu agar memiliki pemahaman yang sama dan mereka
mampu menggunakan SiBadra udah tahapan mahir tahapan bisa
ketika nerima aduan, bagaimana menjawab itupun karena ini
masalah teknis dan penggunaan teknologi, jadi kita harus dilatih.
Yang kami lakukan beberapa kali admin OPD itu kami latih ya.
Pertama sosialisasi kemudian ada pelatihannya karena pelatihan
itu kao masyarakat ini menggunakannya ya SiBadra itu dari front
N dari depan memasukan pengaduan tetapi kalau admin
menjawabnya itu bukan dari sini tetapi dari back end, back end ini
melalaui web base ya, kalau inikan mobile atau app, kalau itu
adalah web base ya, yang berbasis web jadi nanti dibuka melalui
url admin pengaduan admin SiBadra Kota Bogor, nah di setiap
OPD ini kita memberikan akun masing-masing, sesuai dengan
perangkat daerahnnya masing-masing dan diberikan password
yang mereka yang bisa ngebuka gitu loh. Nah ini memerlukan
beberapa kali ga bisa sekali ya sampai yang udah kami lakukan itu
udah sampe delapan kalian ya, pelatihan sosialiasi pelatihan
sosialisasi gitu ini dilakukan. Baru setelah itu admin OPD sudah
disiapkan dan mereka juga bisa nah kalo nanti ga bisa biasanya
awal-awalnya waktu itu mereka berkoordinasi kesini, baik melalui
via wa ke saya atau datang ke kominfo minta diajarin, tapi itu ada
saya melihat ada respon yang baik kenapa, karena dari unsur yang
paling top/ atas sampai nanti ke bawah udah kita pegang semua.
Nah berbeda dengan kalo kita fokus langsung sosialisasi,
sosialisasi mau ke masyarakat atau misalnya mau ke adminnya,
kalau belum ada good will dari atas yang kita pegang, memegang
kebijakan tertinggi itu ga akan jalan gitu jadi langkah strategi yang
kita lakukan. Kemudian baru setelah admin OPD kita juga
sosialisasi mulai ke masyarakat yang kita lakukan pertama itu
sosialisasi di level kelompok informasi masyarakat atau KIM, kim
itu adalah para kader-kader yang ada di masyarakat wakil dari tiap
rt, rw, dari kelurahan ya itu ada kelompok informasi masyarakat.
Baik itu mungkin kadernya dari rt, rw, atau kader pkk, atau
mungkin kader-kader yang menangani biasanya ke masyarakat ya.
Dalam bentuk mungkin perwakilan masing-masing yang ada di
wilayah kita undang untuk kemudian kita sosialisasikan juga
SiBadra tujuannya adalah agar mereka juga tau ‘oh ada loh di
Bogor ini , ada layanan pengaduan dan pemerintah itu nanggapin
kalaupun ada aduan yang masuk ternyata cepat di tanggapi cepat
diselesaikan, nah itu kepada kader-kader dulu. Kita tembak kader
itu penting kenapa karena kader-kader ini adalah simpulnya
masyarakat kalau misalnya mereka paham kita berharap
menitipkan amanah kepada mereka ketika nanti udah di
sosialisasikan dan mereka paham mereka yang menyebarkan
kepada masyarakat yang mereka tangani seperti itu ya. Kemudian
setelah ke kader ya yang kita lakukan juga memang perwakilan rt
dan rw jadi kerjasama dengan kecamatan-kecmatan yang ada ya
kecamatan yang mendanai bukan kita yang mendanai. Jadi di
dalam program mereka ada pembinaan kepada aparatur rt dan rw
nah kemudian kita diberikan waktu untuk mensosialisasikan
Sibadra. Kemudian setelah itu kita berkerjasama juga dengan dinas
pendidikan. Dinas pendidikan ini sebenarnya dia banyak sekali
yang bisa diakses disitu sedangkan pendanaan di kominfo sendiri
terbatas ya sedangkan pendanaan di mereka besar ada sosialisasi.
Nah itu kita jadikan suatu bentuk kerjasama dengan dinas-dinas
besar itu untuk melakukan sosialisasi. Kan mereka punya massa,
punya segmentasi, segmentasi di pendidikan siapa? Semua guru-
guru smp kalo dibawah Disdik itu smp kalo sma itukan dia masuk
ke provinsi ya pengelolaannya. SMP, SD ya itu yang kita lakukan
guru-gurunya ya, semua guru mulai dari yang kepala sekolah
sampai guru yang ada itu di 20 SMP Negri ya kota Bogor udah kita
sosialisasikan. Jadi kita datang ke 20 SMP itu, waktu itu si sehari
kita lakukan ada yang dua ada yang satu gitukan, pokoknya kita
tuntaskan 20 project itu 20 sosialisasi 20 kali sosialisasi untuk
semua guru dan staf smp negri kalo swasta belom. Kemudian yang
udah kita lakukan untu seluruh kepala sekolah y sd sekota Bogor
yang awaktu itu datang di padjajaran suite ya itu ada 250 orang ya
dalam forum besar yang kita adakan itu kita sosialisasikan, nah ini
juga kerjasama dengan disdik. Jadi memang polanya disosialisasi
ini dana sosialisasi kalo di kominfo itu sedikit. Nah terus
bagaimana kita bisa nanti mengakses desiminasi itu biar sampai
kepada masyarakat memang harus kita mampu berkerjasama
dengan dinas-dinas terkait atau OPD terkait sehingga walaupun
dana kita terbatas, kita engga bisa mengadakan kegiatan mau
manggil orang atau mengundang orang itu ga bisa kenapa karena
ketika mengundang orang luar orang yang non-PNS ada beban, ga
bisa kita bilang oh sosialisasi gini-gini aja ya mereka harus dikasih
mami/ makan minum kemudian transport biasanya kan begitu, nah
kalo dana ga ada gimana. Ya kita juga tidak stop pada keterbatasan
dana gitu kan. Kalo keterbatasan dana menjadi penyebab akhirnya
kita tidak sosialisasi itu nanti akan membuat SiBadra tidak jalan
sehingga tadi modelnya kerjasama, siapa nih yang punya
segmentasi besar, dinas pendidikan, dinas kesehatan dengan dinas
kesehatanpun kita udah kerjasama. Jadi di dinas kesehatan ini kita
lakukan sosialisasi untuk semua pengelola rumah sakit, nah setelah
sosialisasi itu dilanjutkan lagi kita melakukan pelatihan untuk
adminnya setelah mereka melakukan MOU dengan semua rumah
sakit, kalau ga salah ada dua puluh rumah sakit yang udah terdata
yang udah menjadi admin SiBadra, nah seperti itu. Jadi walaupun
kita ga ada dana, ga ada anggaran sama sekali untuk sosialisasi,
dengan bekerjasama seperti itu kita bisa melampaui permasalahan
ketiadaan anggaran artinya tercapai target kita. Jadi saat ini rumah
sakit semuanya tergabung kemudian yang di smp ya ini sudah
tersosialisasikan sd juga sudah tersosialisasikan tinggal nanti
kebawah. Kita juga memang diperkuat tadi, selama pak walikota
itu menginginkan SiBadra ini berkembang maka push ke bawah itu
akan lebih cepat, jadi kita mengikuti gitu.
Dalam sosialisasi ini apakah Pemerintah Kota bekerjasama
dengan Dinas lain?
Iya, ada dinas pendidikan, ada dinas kesehatan, ada
kecamatan ya kecamatan-kecamatan yang ada ya, kemudian
dengan bagian hukum. Ini bagian hukum ketika mengadakan
sosialisasi prodak hukum mereka akan mengundang ditiap
kecamatan itu akan mengundang lurah-lurahnya kemudian
mengundang kader-kader dari rw dan rtnya nah disitu kita
diberikan space/ kesempatan untuk memaparkan SiBadra, karena
SiBadra itu memiliki prodak hukum gitu, itu perwali tadi maka bisa
berkerjasama disitu. Jadi semua kita akses dan saat ini memang
siapapun kita melihat nanti dari sisi mereka punya anggaran ya kita
bisa berkerjasama termasuk dengan BKPSDA. BKPSDA itu
Badan Kepegawaian dan Pelatihan Sumber Daya Aparatur kalo
dulu itu naanya bagian kepegawaian. Nah mereka memiliki
anggaran untuk pelatihan khusus aparatur ya dan kita ada
kepentingan bahwa aparatur itu juga harus kita sosialisasikan
SiBadra padahal kita gak punya dana, maka dengan kerjasama
seperti itu kita bisa mengakses, diberikan kegiatan yang itu adalah
kegiatan anggaran mereka tapi yang mengisi ya, yang menjadi
narasumber, materinya itu semua dari kominfo untuk SiBadra.
Terus kalau dari luar perangkat daerah sendiri ada lembaga
yang bekerja sama bareng untuk sosialisasi SiBadra?
Belum, kan kita melihat usianya tadi itu baru empat bulan.
Empat bulan itu pencapaian kita masih pada konsep di internal
kalaupun yang di eksternal yang di masyarakat itu pernah kita
lakukan memang berkerjasama juga dengan antar perangkat
daerah. Misalnya yang kita lakukan kaya tadi kita mengakses
untuk sosialisasinya ke rt, rw itukan bukan PNS kan artinya bagian
dari masyarakat atau kader-kader kim gitu kan, nah itu yang kita
lakukan kita sosialisasi tapi belum dengan masyarakat terbuka
langsung, kenapa karena kita mengambil dulu yang simpul-simpul
utamanya. Tadi sama seperti halnya terstrukturnya kita, kita
sosialisasi atau kita penguatannya itu dari pimpinan agar dia ma
menggunakan ini sampai ke jaajaran aga bawah, sampai ke stafnya
admin. Nah kemudian tadi ke masyarakatpun kita ke masyarakat
itu kalau sosialisasi tatap muka seperti ini kita lakukan adalah
dengan simpul-simpul yaitu kader-kader yang itu kita perolehnya
dengan kerjasama baik itu dengan kecamatankah, dinas yang
terkait ataupun kelurahan. Nah terus sosialisasi ke masyarakat itu
yang secara tidak langsung kita lakukan itupun kita tempuh.
Misalnya dilakukan dengan menggunakan space. Ya kalau
spanduk-spanduk kita pasang juga, spanduk itu di pasang di setiap
kecamatan dan kelurahan itu dicetak ya. Kemudian juga xbanner,
xbanner yan berdiri itu kita lengkapi untuk semua OPD sampai
kelurahan. Nah kemudian kita gunakan untuk yang tadi, untuk
dielektronik kita pakai videotron, video tron itu dikelolanya oleh
Bappeda. Artinya video tron itu sebenarnya berbayar untuk yang
iklan disitu tapi karena memang tidak ada anggaran bagi kita. Kita
masukan itu sebagai programnya pemerintah, sehingga walaupun
kita iklan kita gak kena biaya. Jadi sosialisasi melalui videotron,
itu diberikan space dari sejak awal SiBadra itu launching sampai
sekarang itu mereka selang seling masangnya, jadi ada yang
berbayarkan maksudnya itu namanya pemasangan iklan di
videotron itu kan masuk sebagai PHD (Pemasukan Hasil Daerah)
nah tapi jika itu program pemerintah itu bisa kita ajukan melalui
prosedur, ditanda tangani oleh walikota ya sehingga mereka wajib
menayangkannya. Kemudian satu lagi sosialisasi yang kita
lakukan melalui MPP (Media Publik Pemerintah) media publik
pemerintah yang dikelola kita memiliki radio, radio sipatahunan
kemudian SPTV sipatahunan TV nah disini tuh iklan-iklan
SiBadra sosialisasi-sosialisasi Sibadra ya dengan misalnya ada
kegiatan wawancara yang kaitannya dengan sosialisasi atau video-
video yang memang udah dibuat untuk tayangan SiBadra itu
disiarkan gitu. Kemudian di web, itukan yang media publik
pemerintah yang dikelola. Jadi semua MPP yang dikelola oleh
pemerintah Kota Bogor ya baik itu oleh diskominfo maupun
humas itu semuanya menjadi media sosialisasi untuk capaian
penetrasi kepada masyarakat.
Berarti media sosialisasinya mencakup semua dari elektronik,
cetak dan media sosial?
Ya, nah kalo yang tadikan langsung tatapan langsung itu
kita prioritaskan tadi ya kalo untuk masyarakat, masyarakat bisa
ngeliat lagi apa sih SiBadra oh mungkin dia lagi jalan atau lagi
misalnya lagi di jalan ngeliat oh apa sih SiBadra mungkin taunya
dari situ awal-awalnya.
Kedepannya apakah akan ada sosialisasi untuk masyarakat
secara luas?
Sosialisasi sudah pasti akan dilangsungkan artinya gini,
keberadaan Sibadra itu tidak boleh stak tidak boleh berhenti berarti
disini sosialisasi itu akan terus dilakukan ya selama SiBadra itu
dijalankan, kenapa karena kalo misalnya awalnya ya yang
misalkan sekarang ngelonjak dengan sosialisasi kita masih
semangat kemudian tanpa ada sosialisasi orang juga akan turun
dilihat dari banyaknya pengduan yang masuk ya. Sehingga disini
peran dari kita ya khususnya di ibu ya sebagai kasib pengelolaan
komunikasi publik itu memang mengkomunikasikan keberadaan
aplikasi-aplikasi yang ada ya, yang di support oleh diskominfo
karenakan kita kerjanya di kominfo kalo humas itu bagiannya
untuk kota ya kebijakan-kebijakan walikota dan lain-lain. Nah ini
kalo di kominfo kita salah satunya fokus untuk SiBadra ini tetep
dikenal oleh masyarakat termasuk juga kita punya buklet, nah kalo
buklet ini terbitan perdana kita tahun 2018 ini SiBadra masih
bernama BISA nah di 2019 kita cetak lagi udah SiBadra gitu
kemudian prodak hukumnya dan lain-lain itu dimasukan kesitu.
Berarti buat sosialisasi untuk aplikasi itu penting banget ya bu?
Iya, kalo ga ada sosialisasi ya orang juga gatau. Padahal
inikan penggunanya adalah masyarakat.
Sebelum melakukan sosialisasi apakah ada penelitian terlebih
dahulu?
Kita si pandangannya begini kita tidak langsung melakukan
survei dan lain-lain. Yang pertama kalo yang di data yang ada yang
bisa kita searching bahwa pengguna smartphone itu tinggi
termasuk di Kota Bogor. Orang kalau melakukan interaksi
sekarang itu mungkin udah jarang kaya misalnya ibu udah jarang
sekalilah kalau ga penting-penting banget menggunakan sms
yakan. Sms biasanya hanya digunakan untuk konfirmasi misalnya
penambahan informasi ketika di m-banking ya, atau misalnya anak
ibu yang telfon karena misalnya dia tidak diperbolehkan di
pesantrennya dia menggunakan smartphone, itu aja. Yang lainnya
pasti orang itu kalau whatsapp atau wa udah familiar artinya
pengguna smartphone itu udah besar. Karena pengguna
smartphone besar berarti peluang dia mengunduh atau
menggunakan SiBadra yaitu aplikasi berbasis smartphone itu juga
tinggi gitu. Nah disini dari mulai pembangunan SiBadra dia
berbasis smartphone itu yang kita lengkapi awalnya itu adalah
android kemudian sekarang kita lengkapi ditahun ini untuk iOs
gitu ya itu merupakan pandangan bahwa smartphone itu udah
menjadi kebutuhan masyarakat gitu. Nah kalau misalkan tadi
kaitannya sosialisasinya harus gimana ya kita berbicara bahwa
siapa sebenarnya menggunakan pengguna dari SiBadra itu sendiri,
pengguna sibadra itu ya itu tadi dipahami dari puncak pimpinan
kemudian dari pimpinan OPD gitukan, kemudian dari ASN.
Sebenarnya kita target ASN ya sebagai pengguna awal SiBadra
karena ASN khususnya ASN Kota Bogor karena sebenarnyalah
mereka yang paling ngerti kualitas layanan yang dengan
mengertinya mereka terhadap standar kualitas layanan, ketika ada
layanan publik yang kurang standar atau diluar dari standar
pelayanan sebenarnya mereka bisa melakukan komplain gitu,
karena ngertian mereka dibandingkan dengan masyarakat.
Mungkin misalnya masyarakat ga paham pokoknya kaya tadi
contohnya dia kekeh misalnya dilayani di rumah sakit bolak balik
misalnya, di rumah sakit ini lempar kerumah sakit itu ga paham
kan emang rumah sakit dibawahnya siapa itu ga paham tapi mereka
membutuhkan untuk kanal pengaduan ya. Tapi kalau asn dia
sangat ngerti oh misanya ada rumah roboh ini tuh misalnya
tanggung jawab siapa, ada jalanan rusak ini sebenarnya masalah
kenapa karena tidak sesuai dengan standar layanan. Ada misalnya
kalud yang roboh ya yang menimpa warga itu pasti proyeknya
salah, pasti ini mark up pasti ini diketahui oleh asn. Mah sehingga
kita itu menyasar semua asn ini sebagai pengguna dari SiBadra dan
itu memang tidak membutuhkan survei yang terlalu mendetail
harus kita gerak dulu karena apa karena udah hal yang jelas.
Kemudian masyarakat, siapa sih yang menggunakan masyarakat.
Msayarakat itu bersegmen ya biasanya pengguna utama dia adalah
masyarakat dan dia memiliki masalah, masalah apapun dihadapi
ya jadi tidak perlu kita bagi-bagi berdasarkan ini walaupun nanti
ketika sosialisasi perlu segmentasinya kaya tadi. Kita melakukan
sosialsisasi yang pertama brdasakan kemampuan tim kita untuk
gerak, kemudian yang kedua ketika ada anggaran yang support di
dalam kegiatan anggaran kita di dinas ini harus kita lakukan
kenapa? Karena itu sudah masuk dokumen pengguaan anggaran
yang wajib nanti akan dipertanggung jawabkan. Kemudian jika
tidak, tetap merupakan kewajiban kita untuk melakukan sosialisasi
tinggal kita membagi segmennya. Sekarang misalnya segmen yang
penting dulu bagi kita adalah siapa apakah tadi langsung ke
masyarakat kah apakah langsung dengan kader-kadernya yang kita
rasa cukup kita bina yang kaya sekarang. Kita belum menggerakan
pkk dan ini masih tahapan kita menyelesaikan dulu di iOs
kemudian kita itu juga akan bergerak lagi pkk ya. Dengan pkk, pkk
itu ada yang pkk kota yang di ketuai oleh ibu wali sampai nanti
pkk kecamatan pkk kelurahan. Pkk ini tidak bisa diremehkan kalau
misalnya kita udah sosialisasi, udah melakukan pendekatan dan
mereka udah paham begitu urgentnya adanya kanal pengaduan
mereka akan sosialisasikan, kenapa? Karena tanggung jawab
mereka, dibandingkan dengan kita ngumpulin hayo ngumpul
misalnya ngumpul sopir, ngumpul ini kurang efektif gitu.
Kalaupun misalnya yang seperti itu biasanya kita akan
menggunakan jika ada kegiatan dari dinas perhubungan misalnya
ngumpulin para sopir, ya boleh kita lakukan sosialisasi gitu, tapi
kalau kita kerjanya secara terstruktur sistematis gitu.
Untuk pemilihan komunikatornya sendiri itu seperti apa?
Komunikatornya yang selama ini kita lakukan ini yang
utamanya ini adalah karena di pengelolaan baik itu mengenai
pembangunan, pengembangan di SiBadra itu adalah dibidang KIP
komunikasi informasi publik di kita gitu ya kan ibu dibawah KIP
itu bidang, kalau dikominfo itu. Nah disetiap bidang-bidang ini dia
memiliki tusi, tusi itu adalah tugas pokok dan fungsi. Nah di dinas
kominfo ini ada empat bidang, bidang yang menangani urusan
pengaduan ini diamanahkan kepada bidang KIP komunikasi
informasi publik. Ini ada pengelolaan informasi publik ibu
kasibnya kemudian seksi pengelolaan ini komunikasi yang satu
informasi publik dan seksi kemitraan media publik ya. Nah secara
pokoknya yang utamanya memang disini, karena disini menjadi
ituisi kami ketika telah ditunjuk bahwa pengelolaan komunikasi
publik itu ada di bidang ini. Jadi tiga kasi yang ada ini saling
support untuk mensuppot keberadaan SiBadra. Nah sedangkan
kalau yang lain ini support system juga misalnya support system
bagian e-gov. E-gov itu layanan e-goverment adalah istilahnya
ruhnya intinya yang ada di dinas ini ya, mereka mengembangkan
aplikasi, mengembangkan apa ekosistem nantinya, nah yang
seperti itu jadi saling kerjasama tapi yang intinya disini adalah
bidang KIP. Kemudian nanti untuk siapa yang menjadi narasumber
dan lain-lain kita melihat segmentasi siapa yang kita berikan
sosialisasi. Kalau segmentasinya tadi kita berbicara untuk semua
opd kepala opd maka tentunya yang dikeluarkan adalah kepala
dinas. Jadi kalau di dalam pemerintahan itu ada jenjangnya. Ga
bisa misalnya ibu dikeluarkan kesini gitu, karena harus dari kepala
dinas yang ininya. Jadi kepala dinaspun harus memiliki
pemahaman yang sama terhadap sistem itu, dia juga menguasai
yang ibu kuasai gitu. Jadi kalau misalnya untuk stratanya nanti di
depan walikota, di depan kepala dinas yang lain ya gabisa yang
remeh-remeh naik gitu, minimal dia harus berjenjang begini kepala
dinas. Ketika kepala dinas gabisa nanti turun ke kepala bidang
terus wakilnya baru nanti turun ke kasi. Nah demikian juga
sosialisasi-sosialisasi yang ke opd yang lain. Itu misalnya dia
mengadakan kerjasama kepada kominfo untuk jadi narasumber,
maka yang pertama karena antar dinas pasti diturunkannya ke
kepala dinas, jika kepala dinas nanti menunjuk untuk diwakili
maka yang mewakili ada disini gitu caranya.
Apakah ada alur dari perencanaan, pelaksanaan kemudian
evaluasi? Apakah ada pelaporan ke pimpinan?
Iya, untuk masalah pelaksanaannya itu terkait dengan
masalah anggaran yang ada. Di dalam pemerintahan itu setiap
tahun yang akan datang nih itu udah dirumuskan ya perencanaan
kegiatan anggarannya itu ditahun sebelumnya misalnya untuk
tahun 2020 apa saja yang akan kita lakukan, itu tidak dilakukan
ditahun 2020 tetapi di 2019 perencanaannya. Nah apa aja yang
akan kita kerjakan itu ditulis, kemudiannanti harus diproses dulu
ya melalui sistem penganggaran kemudian nanti di setujui oleh
DPRD misalnya ketok palu berarti segitu anggaran yang kita
terima. Nah disini nanti ada penyusunan di rundown dalam
kegiatan bulanan, wah kegiatan ini misalnya kita sosialisasi
menerima dana sebesar ini akan dilaksanakan dibulan kapan, itu
direncanakan di 2019 ya, bahkan kalau misalnya untuk 2020 itu
udah di trimester awal itu udah di buat gitu untuk diajukan. Jadi
persiiapannya seperti itu. Nanti dari rka kalau udah dipersiapkan
jadi dpa ketok palu, artinya udah disetujuin. Nah nanti di tahun
2020 dpa itulah yang dilaksanakan dengan rundown bulanan yang
telah disusun.
Terus untuk evaluasinya sendiri itu bagaimana?
Evaluasi jadi setiap kegiatan itu nanti bisa dicairkan
dananya bisa diturunkan dananya ketika udah dilaksanakan. Jadi
udah persiapan dokumen pelaksanaannya, ya kalau misalnya
ssialisasi itu udah dilaksanakan, kemudian udah keluar undangan
kalau kita yang mengundang yakan, kita mengundang ada
undangannya, ada dokumen-dokumen resmi dan ini di bagian
keuangan. Bagian keuangan memverifikasi dulu udah lengkap
belom nih, baru bisa kita laksanakan. Nah nanti setelah itu selesai
nanti ada pertanggung jawabannya berupa laporan, jadi photo-
photo kegiatannya, kemudian notulensinya gitukan, itu lengkap
dipertanggung jawabnkan berupa laporan dpa dokumen
penggunaan anggaran gitu. Nah setelah itu nanti laporannya juga
kita berikan nota dinas, nota dinas itu disusun dari pelaksana
kedapa misalnya dari pptk ya jadi pejabat pelaksana teknis
kegiatan melaporkan kepada kepala dinas sebagai pengguna
anggaran jadi dikegiatan itu pengguna anggran adalah kepala opd
itu dilaporkan, bahwa kegiatan udah berjalan, ini ini ini dilaporkan
semuanya. Nah kalau misalkan nanti mau kita buatkan cukup
sebenarnya hanya dengan kepala dinas tapi kalau misalkan kita
mau merekap semua kegiatan yang kita lakukan agar
terdokumentasi dan terlaporkan juga ke walikota ini nanti dibuat
laporan dari kepala dins nota dinasnya kepada walikota gitu.
Apakah evaluasinyan dan pelaporannya dilakukan secara
bersamaan?
Iya, karena itu dituntut. Kalau misalkan kaya gitu nanti
kekuranagn kelengkapan pelporan itu menjadi tidak lengkap
ininya laporannya.
Evaluasi starteginya sendiri seperti apa?
Iya kita punya tim kota. Tim kota itu yang tadi, admin kota
yang terdiri dari beberapa perangkat daerah yang ditunjuk ssesuai
dengan surat edaran dari Kemenpan RB. Jadi Kemenpan RB ini
dia mengelola namanya yaitu apa aduan yang bersifat nasional
namanya lapor ya. Nah lapor ini sifatnya nasional dan membawahi
semua pelayanan pengaduan di kabupaten kota, baik provinsi juga
gitu ya. Nah disini ada sinerginya yaitu lapor ini sistem sistem yang
dikembangkan di daerah boleh mengadopsi lapor. Lapor itu dibuat
untuk daerah misalnya juga mereka mengembangkan sendiri maka
diintegrasikan dengan lapor begitu. Nah disini, dengan kegiatan
yang dikelola dengan Kemenpan RB sebagai pengelolaan
pelayanan pengaduan nasional ya ini juga membuat struktur jadi
strukturnya itu baku, ada yang disebutan tadi itu admin kota.
Admin kota adalah perangkat daerah yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab nanti pengembangan yang kerjanya ada monev,
monitoring, evaluasi, pengembangan dari aplikasi yang
dikembangkan di daerah. Nah itu tadi yang pertamanya yang
ditunjuk ketuanya diskominfo kepala dinasnya, inspektorat
kemudian bagian hukum, bagian organisasi, dan bagian humas.
Nah ini triwulan ini dijadwalkan untuk mengadakan rapat. Jadi apa
yang nanti di evaluasi apa saja sekarang yang udah dikembangkan
bagaimana rencana pengembangannya. Apa aja kendala-
kendalanya. Itu semua terevaluasi disitu.
Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam sosialisasi?
Faktor pendukungnya sebenarnya good will pemerintah
yang kuat ya, dari pimpinan tingkat kepala daerah itu kuat itu
sebagai istilahnya dukungan penuh terhadap sistem itu merupakan
kekuatan dari SiBadra kemudian yang kedua regulasi yang udah
ada. Jadi SiBadra ini merupakan aplikasi yang memiliki regulasi
gitu ya. Itu kekuatan kenapa, karena tanpa regulasinya tadi ga bisa
gerak. Kemudian timnya itu adalah tim yang solid yang memiliki
struktur SiBadra itu, baik struktur sesuai dengan surat edaran
Kemenpan RB kemudian struktur yang ada di kominfo dengan
semua stake holdernya. Ini ada kalo tadi perwal ini kepwalnya
keputusan walikota tentang pengelolaan pelayanan pengaduan,
jadi untuk tim kota itu bekerja udah solid. Itu udah kepwal, jadi
ada perwal ada kepwal untuk Sibadra. Terus dilihat dari hal-hal
yang tadi kita juga lihat tim teknisnya SiBadra juga lengkap,
adanya verifikator yang dia kerjanya 24 jam secara shift-shiftan
dan dikeluarkan dari anggaran apbd untuk menggaji mereka,
berarti mereka itu digaji non-pns ya untuk memang mengelola
SiBadra, itu kekuatan. Nah kalo sekarang kendala, kendalanya itu
memang kalau dilihat sosialisasinya nih sosialisasi itu memnag
keterbatasan sdm ya, itu sangat terbatas. Saya di tim itu yang
terlibat langsung saya, dengan kabid, dengan kasi layanan
informasi tiga orang kemudian staff. Nah kalau misalkan lagi
banyak apa yang harus di sosilasisaiskan ya tempat-tempat
sosialisasi yang mengajukan nih, kaya waktu misalnya dengan
disdik, 20 bayangkan, 20 sekolah yang diselesaikan itu dalam
waktu yang cepat. Jadi sehari itu kami ada yang dua melakukan
sosialisasi. Itu dengan keterbatasan sdm itu terasa banget engap,
engapnya doang. Tapi apakah mampu kita lakukan? Kita harus
mampu walaupun misalnya jor joran banget. Satu lokasi dengan
lokasi yang lain berjarak jauh ya itu wow amazing banget yah.
Saya pernah ke smp mana itu yah tempatnya itu subhanallah ya di
bojong kerta itu tempatnya pang tungtung tungtungna bahasana teh
ujung-ujungnya di kota bogor, rutenya itu aduhai banget. Udah
berkelok-kelok. Cuma saya ketika melihat itu komdisinya ya
keterbatasan kita nih ya yampun terbatas banget kan kita abis ngisi
sosialisasi di satu sekolah harus berangkat lagi ke sekolah yang itu
tempatnya itu ternyata bener-bener dahsyat gitukan bener-bener
jauh jalan berkelok-kelok. Saya sempet juga waktu itu terasa lelah
tuh lelah. Cape tuh cape, Cuma ketika saya tuh sampe ya di smp
itu saya nanya guru-gru itu ternyata udah siap menerima sosialisasi
udah berkumpul udah penuh subhanallah ya dan anak-anak
muridnya itu udah di pulangkan lebih cepat. Artinya sambutan
mereka ya kepada tim kominfo yang datang itu bener-bener
membuat kita bersemangat. Jadi tadi lelahnya kita itu terbayar
untuk itu. Saya penasaran bertanya kepada ibu-ibu disitu, saya rasa
ini jauh sekali gitu ya, dari kota itu ini kota bogor loh tapi rasanya
yaAllah jauh sekali apakah ibu-ibu disini dan bapak-bapak disini
apakah juga dari sekitr sini kan ga jauh ya kalo dari sekitar situ,
saya memperkirakan kalau ini guru-gurunya datang ke sekolah situ,
jamberapa dia dari rumah ya. Padahal harus melewat dulu masuk
dulu ke kota baru nembus kemacetan, lalu abis dari kemacetan baru
bogor selatan kan dateng jamberapa kalau dia masuk jam 7,
mungkin abis subuh dia berangkat. Terus pas saya tanya ada yang
dimana rumahnya, ada yang di depok ada yang di cilebut ada yang
em jauh-jauh ya Allah, saat itu saya berfikir dia tiap hari ya kesana
dan itukan ga bisa dipilih maksudnya dia jangan tempatin saya
disini deh, kalau misalnya pns ya. Atau misalnya ga bersedia baru
beberapa hari kemudian dia tinggalin sekolahnya minta dituker
kesekolahan mana yang dia seneng terus saya mikirnya ternyata
keterbatasan kita mah ga ada apa-apanya toh bapak sama ibu guru
in mereka lebih kuat gitu loh. Tiap hari ke sini ke ujungnya kota
bogor ya. Jadi kaya gitu saya anggap kendalanya ya apalah yang
kita hadapi itu kalau misalnya melihat adanya orang-orang yang
kuat yang lebih kuat dari pada kita ya itu mah tidak ada artinya.
Jadi keterbatasan sdm mungkin kita enuh jadwalnya lah kadang
kalo lagi penuh penuh banget ininya kerjaan ya itu dinikmati aja
ssebagai bagian dari tugas gitu. Atau misalnya ini keterbatasan
anggaran. Ini tadi keterbatasan anggran itu sebenarnya menjad
poin penting juga di dalam pelaksanaan suatu kegitan di dalam
pemerintahan tapi kalau misalkan kita Cuma mau pasrah dengan
keadaan itu ya udahlah toh ga ada anggaran kan, terus mau ngapain
jadi ga kerja gitu? Nyantai-nyantai? Kan engga. Nah disitu saya
berfikir kalaupun itu engga ada anggaran kegiatan harus tetap
berjalan. Caranya gimana, bersinergi itu yang paling penting jad
saya anggap bahwa keterbatasan itu pasti ada disetiap
permasalahan tapi jangan dijadikan masalah utama kenapa karena
itu nanti akan menjadi rantai gajah bagi kita, kita ga bisa gerak gitu
terantai semua kalau kita udah mampu keluar dari masalah itu kita
melihat bahwasanya kesulitan orang lain itu atau kerjaan orang lain
bisa jadi lebih berat dbandingkan dengan kita. Ya kita datang
misalnya sosialisasi kesini berapa kali sih sekali ke tempat itu, tapi
ternyata mereka tiap hari, setiap hari bayangkan berarti kan kita ga
ada apa-apanya ya yaudah ga usah dianggap gitu aja. Jadi kita ga
membiasakan di KIP itu jangan ada kendala itu menjadi
penghalang harus diputuskan gitu.
Pengaruh atau efek yang diharapkan setelah melakukan
sosialisasi?
Iya efeknya yang pertama dalam melakukan sosialisasi itu
mampu mengkomunikasikan keberadaan program-program
pemerintah ya terutama tadi keberadaan SiBadra bahwa SiBadra
ini sebenarnya upaya dari pelayanan prima kepada masyarakat.
Jadi kota bogor ini ga tidur pemerintah ini ga seperti anggapan darii
masyarakat ih ngapain aja si pns teh, enak banget nerima gaji gaji
buta ya. Terus, datang kadang ga datang tetep digaji, ga speerti itu.
Dipemerintah kota bogor itu kita juga sebagai pelayan masyarakat
melakukan tugasnyadan kita melakukannya dengan niat yang baik
dengan seluruh keterbatasan dengan seluruh kendala-kendala apa
yang kita hadapi, kita harus keluar dari zona itu dan tetap
melakukan tugas kita. Itu yang kita harapkan. Jadi dengan
pemberian kanal pengaduan ini sebenarnya masyarakat kota bogor
ini kita harapkan bisa dekat gitu dengan pemerintah ya. Mutu
pemerintah ini adalah pelayanan mereka sehingga ngadunya apa
yang kurang sreg itu apa kan begitu yang diharapkan pak bima arya
apa yang kurangnya yang harus diberikan yang menurut penilaian
kalian kurang, sok diadukan lah adukan dengan SiBadra maka
pemerintah akan melayani, akan memperbaiki kualitas layanannya.
Jadi ada suatu proses itu yang kita kembangkan bahwa kalau orang
mengadu ya mengadu itu untuk memperbaiki jadi semua
pengaduan yang masuk melalui SiBadra adalah sebuah stimulan
untuk kebaikan layanan publik pemerintah kota bogor kepada
masyarkat. Nah disitulah peran sosialisasi kalau misalnya
disosialisasikan secara masif secara continue berkelanjutan itu
masyarakat juga akan paham gitu. Kalaupun mereka punya
masalah sok di adukan. Saya melihat ya waktu kita pergi ke Bali
waktu itu saya ada kunjungan dinas ke Bali. Di Bali itu ternyata
katanya di kabupaten Badung waktu itu sempat berkunjung. Di bali
itu tidak ada jalan yang bolong, jadi semua jalan itu yang bolong
sedikit langsung di sempurnakan, kenapa? Karena dia tempat
wisata dan pemerintah disana padnya PADnya itu pertahun eh
perbulannya itu 4 triliun itu dari pariwisata. Jadi begitu layanan
yang dilakukn oleh pemerintah kota Badung kabupaten Badung
sampai bener pengecekan kita muter-muter pakai bis ada eo nya
yang menunjukan bahwa tidak ada jalan yang kaya kita nih, gradak
gruduk garadak gruduk jalan itu licin, jalan itu rata mulus. Karena
daerah pariwisata. Terus bagaimana ya layanan mereka terhadap
masyarakatnya itu sangat bagus, ya memang bukan karena pad
mereka besar kenapa mungkin karena ada juga daerah yang pad
nya besar tapi tidak ada timbal baliknya kepada masyarakat. Tapi
pelayanan yang mereka lakukan untuk peningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya juga memang goodwill nya besar gitu. Nah
mungkin di kota Bogor belum semulusnya Bali kita lihat juga
banyak sekali kendalanya kita lihat jalan bolong itu udah biasa
jalan bolong udah ditambal bolong lagi. Ya seperti itu emang
permasalahan-permasalahan kita banyak di Kota Bogor apalagi
memang Bogor itu kota bogor itu sebagai kota megapolitan
namanya dia adalah wilayah penyangga ibu kota tempatnya
strategis dan juga di kota bogor itu ada istana, istana itu juga
presiden bisa memilih Pak Presiden Jokowi ketika
pemerintahannya berjalan memilih istana Bogor itu menjadi
perhatian dan itu menjadi Kota Bogor ini dengan kondisi seperti
itu memang harus berbenah itu yang kami inginkan. Sehingga
kesadarannya yang sama sehingga baik pemerintah udah membuka
diri untuk di kritik itu diberikan saran untuk menerima pengaduan
maka seharusnya masyarakat ya berlomba-lomba untuk
menggunakan fasilitas itu jadi ga lagi bertanya kemana lagi nih kita
mau ngadu kita mau ngadunya kemana masalah gini dan
pemerintah it udah membuka satu-satunya kanal yang dibuka
untuk masyarakat yang gampang responnya juga cepet dan itu tadi
terpadu karena ditanggapi bukannya hanya kominfo karena kalo
Cuma kominfo mah ga akan bisa nanggapin kalau kaitannya
dengan tugas kominfo ya kita bisa tangani misalnya jaringan mati
apa ada kabel yang putus bisa tapi kan kalo misalnya adanya
perkara-perkara yang lain tugas dari perangkat daerah yang lain
gitu.
Terus berarti bu yang sebelumnya juga udah ada call center,
sms, telfon, melalui web itu semuanya udah menyatu disini?
Jadi semuanya masih bisa digunakan atau gimana?
Engga udah ditutup.
Terus terakhir harapan untuk aplikasi SiBadra kedepannya?
Kita berharap banyak bahwa aplikasi SiBadra ini nanti akan
berkembang ya sebagai suatu layanan aspirsi yang dia terintegrasi
untung menopang smart city kota bogor. Kota bogor ya dari visi
yang pertama di canangkan oleh pak walikota ketika periode kedua
visinya adalah membentuk kota bogor ini sebagai kota ramah
keluarga dalam satu visinya itu visi kedua itu adalah masyarakat
yang cerdas. Masyarakat cerdas di Kota Bogor, masyarakat cerdas
itu adalah kota smart sebagai kota yang cerdas atau smart city. Nah
disinilah peran kominfo sebagai leadingnya untuk mewujudkan
smartcity. Nah kami menginginkan keberadaan SiBadra ini nanti
bisa mewujudkan Kota cerdas seperti missinya pak wali. Jadi kalau
memang di dalam pemerintahan itu gini visinya pemerintah atau
kepala daerahnya apa diuraikan. Ini leadingnya dari misi misi ini
mungkin kita memiliki misi uraikan, nah ini leadingnya dari missi
missi inikan memiliki missi beberapa, missi itu ada 3 kalo pak wali
yang tadi, misi keeduanya ini kota cerdas, kota cerdas ini seperti
apa gambarannya kota cerdas adalah kota yang mampu
memanfaatkan semua sumber daya yang ada ya, baik sumber daya
alamnya, sumber daya masyarakatnya dan sumber-sumber yang
lain ya untuk nanti mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Nah salah satunya adalah pemanfaatan teknologi untuk
kemudahan. Nah disini ami berharap bahwa SiBadra nanti akan
bisa mewujudkan Kota cerdas ya untuk di kota bogor ini.
Nama : Meifta Fitria Kuntary, S. Ikom
Jabatan: Admin Dinas Kominfo
Tempat: Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian Kota Bogor
Tanggal: Senin, 07 Oktober 2019
Pukul : 10.00 – 10.20 WIB
Ada berapa banyak laporan yang masuk ke SiBadra dalam
sehari atau sebulan?
Dalam waktu satu bulan itu ada ratusan si laporan yang
masuk. Ini ada data statistiknya. Sistem otomatis buat ini dan akan
ter-refresh sendiri setiap bulannya.
Apakah data statistik bulan-bulan sebelumnya ada?
Kalau statistiknya si ga ada, kami adanya dalam bentuk excel
saja.
Apakah data SiBadra pada tahun 2018 ada?
Kalau data sebelum diresmikan itu tidak ada, data yang
tersedia di sini hanya data setelah aplikasi ini diresmikan.
Nama : Netty Herawati, S.Kom
Jabatan: Seksi Pengelolaan Komunikasi Publik/ Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan
Tempat: Kantor Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan
Persandian Kota Bogor
Tanggal: Senin, 07 Oktober 2019
Pukul : 10.25 – 12.15 WIB
Kapan sosialisasi dimulai?
Itu dari Mei 2018. Jadi setelah diserahkan dari pihak ketiga
kepada kami itu sudah langsung di sosialisasikan. Jadi kalau
misalkan mau ditulis ini yang tercover dan inipun bisa beberapa
kali. Kaya admin itu dia tidak cukup hanya sekali gitu loh. Dari
tahun 2018 ibu bisa menghitung mungkin udah 6 kalian, 3 kali aja
di 2019, persiapan, setelah persiapan dilatih kembali gitu. Nah di
yang sebelumnya juga udah sering kita lakukan gitu. Jadi nanti
menyesuaikan aja gitu lebih enaknya. Kalau misalnya nanti kurang
gambar-gambarnya ibu kirim lagi, kaya yang terbaru kita
mendatangi wilayah untuk mensosialisasikan lagi karenakan
SiBadra saat ini dikembangkan awalnya adalah android, nah
sekarang udah mau selesai ke iphone gitu. Nah itupun tetap harus
disosialisasikan lagi perkembangannya. Tapi ibu sih lebih
banyaknya ketika sosialisasi saat ini ya kita tuh ga lagi
mensosialisasikan gimana caranya menggunakan ini gitu
kepetugas, kenapa karena mereka bukan diajari lagi tahapan
penggunaannya tetapi lebih banyak apanih kendala mereka
didalam menggunakan SiBadra gitu, apa yang mereka rasakan. Itu
feedbacknya kepada kami di dalam pengembangan. Itu kan
termasuk sosialisasi karena kan memang mensosialisasikan
keberadaan SiBadra sebagai layanan pengaduan dan meminta
sinergi mereka untuk sama-sama gituloh ya menangani pengaduan
yang masuk melalui SiBadra. Nanti fotonya ibu tambah lagi kalau
misalnya kurang.
Apakah perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan strategi
komunikasi terkait dengan anggaran?
Jadi gini, kalau di dalam kegitatan pemerintahan itu
perencanaan itu dilakukan jauh sebelumnya termasuk juga awal
waktu mau membangun aplikasi Bisa sebelum SiBadra itu
direncanakan terlebih dahulu itu namanya RPJMD renja rencana
jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Di dalam
kegiatan itu memang harus dibuat dulu ga bisa ujuk-ujuk di
anggarkan, ga mungkin bisa langsung dilaksanakan. Jadi memang
prosesnya itu masuk dulu di dalam untuk di masukan di dalam
APBD ya, sehingga kegiatan itu bisa dilaksanakan itu semuanya
masuk di dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran daerah.
Nah itu dibuat harus ada dulu renjanya rencana jangka pendek
jangka panjang ya itu udah masuk di renstrategis untuk daerah.
Nah di dalam pelaksanaan kita membahas komunikasi ini tidak
terlepas jadi komunikasi tok gitu engga, dikarenakan programnya
pemerintah terus kalo yang dibahas program pemerintah tentu ga
mungkin tanpa rencana jadi udah pasti masuk, jadi di rencanakan
di kegitannya yang ada di rangestranya kemudian juga ada masuk
didalam rencana kerja anggaran diturunkan kembali, baru
diturunkan kembali di dalam kegiatan teknis, baru kami turun
kelapang setelah anggaran itu di sahkan, di setujui adanya kegiatan
itu masuk di daam rangestra atau renja daerah.
Apakah dibuatnya perencanaan itu berbarengan dengan
anggaran ya bu?
Iya satu gini, misalnya ni rencana SKPD dinas kominfo ya.
Ini rencana kerja atau renja SKPPD ini dia ngambil apa, misalkan
pengelolaan pelayanan komunikasi publik berbasis multimedia.
Nah disini tolak ukur kinerjanya udah jelas tolak ukurnya. Jadi kita
itu punya renstra rencana strategis itu 5 tahun. Jadi kaya misalnya
nih di 2020 nanti eh 2019 sampai 2024 ya yang sekarang
dilaksanakan itu udah direncanakan di 2018 gitu, udah dimasukan
dulu di renstra terus nanti digelondongkan didalam satu kota, jadi
bukan hanya kominfo saja, kominfo satu gelondongan kita nih satu
blok semuanya bukan hanya kegiatan ibu saja tapi kegiatan sedinas,
udah sedinas nanti sekota. Nah itu sama walikota dipresentasikan
dulu kepada dprd, kemudian terkait juga anggaran yang disiapkan
oleh kota itu berapa nah nanti dprd lah ketok palu gitu, disetujuin
di sahkan sehingga anggaran itu bisa kita jalankan, bisa kita serap
anggarannya bisa dilaksanakan kegiatannya gitu. Nah nanti
kemudian ada tolak ukur tentang evaluasi bahwa apa yang kita
lakukan di dalam pemerintahan dia juga memiliki tolak ukur
kinerja, apa yang menjadi capaiannya. Nah itu yang akan menjadi
laporan ibu, jadi dilaporkan tidak hanya dilaksanakan saja tapi
diaporkan. Dilaporkan melalui kepala dinas. Jadi ibu melaporkan
dalam bentuk nota dinas ke kapala dinas, kalo anggaran dalam
bentuk spj surat pertanggungjawaban kepada pengguna angaran
sebagai pengguna anggaran kan bapak. Nanti dari keuangan kita
ada spjnya spj keuangan dong kan ibu udah menyerap nih,
menyerap kegiatan ini misalnya melakukan sosialisasi itu
dilaporkan, dilaporkan nota dinasnya, dilaporkann penyerapan
anggarannya, dilaporkan juga kegiatan yang sudah dilaksanakan
termasuk dokumen foto-fotonya. Kan kita nyerap makan minum
tentunya, ada akan makan minumnya untuk ngedatengin orang itu
juga dipertanggung jawabkan, berapa orang yang hadir, siapa saja
yang hadir, sampai absen-absennya lengkap gitu, itu kalau
misalnya kegiatan di daerah. Boleh misalnya tanpa ada laporan,
dikerjain aja, tapi ada juga kegiatan yang kemarin ibu ceritakan
karena ada keterbatasan anggaran di kominfo tapi kegiatan harus
terus berjalan harus tetep maksimal nah kita juga bisa bersinergi
dengan perangkat daerah yang lain, misalnya berkerjasama dengan
dinas kesehatan untuk akses rumah sakit, berkerjasama dengan
dinas pendidikan untuk akses sekolah-sekolah, berkerjasama
dengan BKPSDA untuk akses aparatur negara gitukan, mereka
punya tanggung jawab itu, punya tusi namanya pokok dan
fungsinya mereka ada sosialisasi disitunya kita akseslah mereka
yang mengadakan, mereka yang mengundang, kita yang jadi
pembicara. Kan tercapai, kita tercapai sosialisasinya mereka juga
tercapai kinerja mereka melakukan sosialisasi itu, kenapa karena
memang SiBadra ini bukan hanya tanggung jawab kominfo tetapi
seluruh OPD. Nah kalau begitu, nanti kalau begitu jawabannya
nanti merekalah yang bertanggung jawab secara anggaran. Ibu
tidak bertanggung jawab secara anggaran kenapa, karena tidak ada
dianggaran ibu. Tapi ibu juga tetep bertanggung jawab adanya
pelopran ibu kepada kepala dinas. Perencanaan itu adanya di awal
jadi nggal ada didalam tugasnya kita itu tanpa ada perencanaan,
tidak bisa dilasanakan justru kegiatan itu kalo ga ada rencana.
Jadi perencanaan dan pelaksanaannya ini berkaitan?
Iya, pelaksanaannya berkaitan dengan perencanaan. Jadi di
dalam perencanaan itu tadi renstra, renstra itu rencana strategis
dalam 5 tahun. Nah pelaksanaannya nanti tentu mengacu kepada
renstra yang telah dibuat. Jadi memang udah ada upaya di dalam
perencanaan pemerintah itu untuk menggabungkan dua layanan.
Layanan NTPD (Nomor Tunggal Panggilan Darurat) 112 dengan
layanan kontak center yang dianggap kurang efektif ketika mereka
mandiri, satu persatu, sehingga disatukanlah yang awalnya aplikasi
BISA. Kemudian itu dilaksanakan di tahun 2018, kemudian setelah
itu kita rundown juga setelah disatukan, tentunya ga bisa kalo
misalnya masyarakat ga tahu, perangkat daerah ga tau, makanya
kita sosialisasi dianggarkan juga sosialisasinya.
Apakah evaluasi aplikasi SiBadra dilakukan oleh admin kota?
Salah satunya itu evaluasi, salah satunya juga kita
dievaluasi oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas dievaluasi oleh
Walikota.
Jadi posisinya admin kota ini dimana bu?
Admin kota itu untuk pengembangan adanya. Bagaimana
misalnya pengembangan SiBadra, apa saja kendala-kendala di
wilayah. Bentuk pengembangan apa saja yang seharusnya kita
ikutin kenapa, karena daerah itu tidak terlepas dari pusat. Kan kita
juga di monitoring oleh Kemenpan RB, Kemenpan RB itu
kementerian aparatur negara dan birokrasi reformasi.
Pengembangan pengaduan masyarakat itu untuk nasional dipegang
oleh Kemenpan RB dan daerah harus menyelaraskan, harus
bersinergi sama gitu loh. Makannya SiBadra pun harus terintegrasi
dengan lapor yaitu aplikasi yang dikembangkan oleh Kemenpan
RB, nah mereka mengevaluasi bahwa strukturnya pun harus sama,
penanganannyapun harus sama gitukan, jadi ga ada yang lepas.
Nah itu kitapun di evaluasi jadi ga hanya berdiri sendiri,
evaluasinya dari mana dari kepala dinas iya, kepala dinaspun
dievaluasi oleh walikota gitukan, kemudian kitapun dari
kementrian Kemenpan RB yang menangani pengaduan. Jadi
adanya reformasi birokrasi itu tetep harus di evaluasi, jadi standar
kita harus sama dengan standar pusat gitu. Kemudian gimana
dengan adanya admin? Nah kerja disini PPTK (Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan) misalnya, ibu dengan pak Sugeng sebagai Kasi
yang menangani kepala seksi yang menangani, kita juga
mengevaluasi secara detail bagaimana SiBadra itu di wilayah di
masyarakat. Pertama, kita mengecek evaluasinya terhadap aplikasi.
Apakah aplikasi ada eror atau engga, itu selalu di evaluasi, bahkan
itu harian. Jadi ada timnya itu, tim harian mengecek, pagi di cek
jam 6 di cek jadi 2 kali dia, jam 6 pagi di cek dan jam 6 sore di cek
bagaimana jalannya SiBadra. Jadi pas masanya prime time nanti
dia ada kenadala gitukan itu segera dilaporkan. Seger ditindak
lanjuti. Evaluasi tim SiBadra itu sendiri, setelah itu tim OPD juga
dievaluasi, tim OPD di evaluasi oleh Kominfo, bagaimana kerja
mereka, misalnya laporan terverifikasi belum sedang proses, kan
statusnya ada lima: baru, terverifikasi, sedang proses, selesai, dan
selesai bersyarat. Nah dua kemungkinan bisa selesai dan bisa
selesai bersyarat. Nah kalo misalnya setelah laporan baru langsung
terverifikasi. Setelah terverifikasi ini tidak berubah menjadi sedang
proses ini berarti belum ditangani oleh OPD itu. Nah evaluasi
pertama ya sistem itu sendiri mencatat, kan sistem ini itu
berkerjanya secara udah by sistem lah ya, tidak perlu campur
tangannya kita. Kalau misalnya tidak dijawab itu berarti masuk
laporan yang tidak direspon oleh OPD. Nah berarti nanti 1 x 24
jam notifikasi diberikan kepada kepala OPD nya, masih juga
belum direspon 2 x 24 jam masuk ke walikota gitu aja, itu udah
sistem. Nah kemudian kita, kita juga tetap memantau, walaupun
secara sistem mereka udah berkerja sistem ini tapi keberadaan
admin yang kominfo sebagai super admin yang dia bisa
mengawasi semua perangkat daerah ini tetap mengontrol,
makannya perlu kami ke wilayah jadikan seperti yang diceritakan
yang baru, kami harus datang ke rapat-rapat di wilayah di
kecamatan, terus berdialog dengan camat dan para lurah apa yang
menjadi kendala atau nanti yng namanya pelatihan admin itu ada
yang awalnya mungkin basic ya. Basic itu kta berikan pengenalan
tetapi yang expertnya adalah bagaimana si OPD ini bertindaknya
cepat gituloh responnya, itukan tetap harus dilatih secara continue
tetap harus dilakukan. Itu bentuk dari pengawasan kita atau
evaluasi terhadap jalannya Sibadra. Jadi tidak dilepaskan
kontrolnya, semua ada kontrolnya. Nih kaya misalnya ibu, kalau
misalnya ada apa-apa sistem aja misalnya ga berjalan pagi kepala
dinas duluan yang tahu, pernah begitu ya. Kepala dinas dikabari
oleh verifikator, sedangkan kami belum mengetahui karena
mereka langsung kontak “pak Sibadra eror” itu udah langsung
telinga kayanya wengwengweng dimarahin gitu, kan ga bisa begitu.
Kenapa karena harusnya kami dulu yang mengetahui kenapa, ini
tim teknis. Kalau misalnya ada apa-apa tim teknis yang keduluan
jangan sampai nanti walikota tahu duluan dari masyarakat kalo
Sibadra tidak berfungsi, timnya ini kemana. Jadi timnya itu siaga.
Jadi verifikatornya aja itu berkerja 1x24 jam jadi terus 24 jam itu
berkerja dalam 7 hari tidak ada libur, liburnya shift-shiftan mereka
libur, tapi verifikator bahasanya tidak ada libur, ga ada bahasanya
verifikator tutup nih kaya pegawai negeri kan sabtu minggu libur,
dia libur juga engga. Dia 24 jam berkerja. Nah itu di monitoring
sama PPTKnya jadi siapa yang mengevaluasi mereka, ya PPTK
kebetulan PPTKnya itu adalah pak sugeng yang tadi ibu ceritakan,
udah dibagi kegiatannya.
Berarti admin kota itu dipilih oleh Kemenpan RB?
Iya, kalau misalnya admin kota itu gini standarnya
ditetapkan melalui surat edaran Kemenpan RB no 14 tahun 2018.
Jadi ada struktur yang harus dibentuk di dalam penanganan
pengaduan. Pejabat penghubung ya, dianggap pejabat penghubung
itu dari sekretaris. Kemudian admin kota itu dibentuk namanya
admin kota untuk tim perencana pengembangan dan evaluasi. Itu
ditetapkan hanya beberapa, kominfo sebagai ketua karena didalam
hal teknis ya fungsinya memang di kominfo, kemudian bagian
hukum yang terkait dengan regulasi, kemudian inspektorat yang
terkait nanti punishment jika ada yang diadukan itu, yang
teradukan adalah pejabat yang merupakan ASN itu dibawahi
mereka yang memberikan punishmentnya ya. Jadi apanih yang
harus diberikan. Misalnya, ada yang mengadukan si A melakukan
pungli, si A melakukan korupsi indikasi korupsi melalui SiBadra
dan itu bisa dirahasiakan datanya. Ketika itu udah masuk itu siapa
yang menangani itu adalah dari inspektorat. Kemudian ada
organisasi, organisasi ini menyangkut masalah reformasi birokrasi
ini memang ditangani oleh bagian organisasi dari sekretariat
daerah. Kemudian satu lagi humas. Humas ini memang sebagai
corongnya pemerintah keluar. Nah ini yang diambil, ini yang
ditetapkan oleh surat edaran tadi. Surat edaran Kemenpan RB, nah
tugasnya apa? Tugasnya juga udah ditetapkan, pengembangan dan
evaluasi SiBadra ditangani oleh tim ini dan mereka secara rutin
triwulan bertemu melakukan rembuk kembali mengevaluasi
SiBadra gitu.
Nama : Sari Sugiharti Ismaliah, S.E
Jabatan: Pengelola Pemanfaatan BMD/ Staf Pelaksana
Tempat: Kantin Kantor Wali Kota Bogor
Tanggal: Kamis, 21 November 2019
Pukul : 11.00 – 12.00 WIB
Apakah sebelum sosialisasi dilakukan penelitian terlebih
dahulu? Seperti misalnya analisis situasi dan kondisi di
masyarakat?
Jadi sebelumnya kami mengelola Nomor Tunggal
Panggilan Darurat (NTPD) 112, ini merupakan hibah dari
kementerian kominfo. Dan kita juga punya cal center tapi itu
berbayar sehingga membutuhkan dana yang lumayan tinggi.
Kemudian untuk mengefektifkan dana maka dibuatlah aplikasi
SiBadra. Dulu mah namanya aplikasi BISA. Seiring dengan Pak
Wali dilantik lagi ingin diganti dengan jadi aplikasi SiBadra. Nah
emang waktu itu 112 itukan kita hanya bisa telpon terus kita
mengarahkan ke instansi, jadi kita menjembatani antara
masyarakat dengan instansi. Kemudian banyak sekali laporan hoax
atau telepon-telepon iseng yang masuk, dan dulu 112 ini pernah
dipakai oleh call center ramah anak seperti misalnya ada
masyarakat yang mengadu tentang kekerasan anak dan rumah
tangga itu bisa juga dilaporkan melalui 112, tetapi kita hanya
sebagai jembatan saja. Dan dari situ dinilai kurang efektif maka
dibuatlah aplikasi SiBadra.
Seperti apa perencanaan sosialisasi SiBadra?
Kita waktu itu melakukan sosialisasi kemasyarakat melalui
bagian hukum. Bagian hukum itu memfasilitasi kita yang dimana
bagian hukum itu mensosialisasikan kepada kita prodak-prodak
hukum. Kemarin diantaranya PTSL, Perda tentang layanan
pengaduan masyarakat itu diantaranya SiBadra itu yang
menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, rt, rw dan kader LPM
seperti itu. Kita melakukan sosialisasi secara langsung ke
masyarakat atau melalui instansi yang memerlukan SiBadra itu
disosialisasikan dengan narasumber kita, seperti Dinas Pendidikan
juga kemarin meminta kita untuk melakukan sosialisasi kepada
para guru tingkat SMP se- Kota Bogor kita sosialisasi melalui
dinas pendidikan difasilitasi oleh dinas pendidikan, untuk para
guru, staf tu dan sebagainya, agar nanti mereka paling tidak bisa
mensosialisasikan kepada keluarganya bahwa ada aplikasi SiBadra
untuk mempermudah pengaduan masyarakat. Terus kita juga
menyebarkan melalui banner, pamflet, kita sebarkan banner dan
leafet di kecamatan untuk disampaikan kepada kelurahan.
Sasaran sosialisasinya siapa saja?
Masyarkat, ASN dan admin-admin wilayah, OPD dan
instansi yang merupakan ujung tombak. Ketika kita memberikan
notifikasi misalnya PUPR ke dinas kesehatan mengenai puskesmas
ada yang pelayanannya kurang. Nah kan kita kasih notifikasi ke
dinas kesehatan, nah disana ada adminnya khusus. Kemudia nanti
dinas kesehatan juga akna memberikan notifikasi kepada
puskesmas untuk ditindaklanjuti.
Pesan yang disampaikan saat sosialisasi?
Dalam mensosialisasikan Sibadra kita mengajak
masyarakat untuk menyebarkan SiBadra kepada keluarganya
untuk mendownload aplikasi SiBadra agar nanti keluhan
masyarakat bisa disampikan langsung disitu.
Untuk pemelihan pembicara saat sosialisasi seperti apa?
Kita si paling Ibu Netty atau Bu Kabid bersama juga
dengan PT. Drop yang merupakan developer aplikasi Sibadra.
Media apa saja yang digunakan dalam sosialisasi?
Semua media, media cetak, elektronik dan media sosial.
Kita ada radio, ada tv, ada web.
Efek yang diharapkan setelah sosialisasi?
Diharapkan masyarakat bisa mengetahui, mengenal, dan
menggunakan SiBadra. Saya mengharapkan agar tidak anget-anget
tai kukulah, jangan karena baru pada download nanti kalo udah
lama engga gitu.
Apakah ada target khusus untuk pengguna SiBadra dalam
jangka waktu tertentu?
Untuk pengguna SiBadra kita target sebanyak-banyaknya.
Kalau dulu sebelum ada SiBadra keluhan yang masuk melalui
NTPD 112 kira-kira berapa banyak?
Banyak si, tapi kebanyakan itu telpon iseng/ hoax.
Seperti apa pelaksanaan sosialisasi SiBadra?
Tentunya sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Evaluasi yang dilakukan seperti apa?
Kita mendatangi kecamatan-kecamatan lagi untuk
mengevaluasi SiBadra, menampung admin-admin di kecamatan
walaupun sebatas dikecamatan. Mungkin nanti kita ke wilayah
maksudnya ke OPD-OPD. Evaluasinya baru sebatas kecamatan
dulu. Nanti juga kita mau datang ke OPD untuk mengevaluasi
SiBadra dan ngobrol dengan admin OPD apa yang menjadi
keluhan untuk menjadi bahan evaluasi kita juga dalam
mengembangkan aplikasi.
Setelah melakukan evaluasi apakah ada laporan ke pimpinan
atau atasan?
Ada, nota dinas kita juga buat spj, foto, dan daftar hadir
juga.
Apakah sosialisasi SiBadra sudah mencapai hasil yang
diinginkan?
Belum, masih banyak yang harus diperbaiki.
Terdapat 5 tahap status laporan, baru dibuat, terverfikasi,
proses, selesai dan selesai bersyarat. Apa perbedaan selesai
dan selesai bersyarat?
Kalo selesai sudah bener-bener selesai dibenerin. Misal
PJU lampu mati kemudian diganti nah itu udah selesai. Sedangkan
misal longsor, atau jalan rusak PUPR kan tidak bisa langsung
menangani ada prosesnya, perlu dianggarkan terlebih dahulu, ada
tahapannya. Sehingga butuh waktu, maka dari itu selesai bersyarat.
Apa faktor pendukung dan penghambat dalam sosialisasi?
Tentunya goodwill dari Pak Walikota sehingga presure
atau tekanan kebawah itu kuat. Karena Pak Wali itu ingin semua
SKPD tidak boleh tidur. Jadi kita ada semangat dari situ untuk
mensosialisasikan Sibadra. Sehingga dari situ pak wali bisa tahu
apa saja keluhan masyarakat dan dapat mengetahui juga instansi
mana yang tidak tanggap. Faktor penghambatnya itu anggaran
dana dan SDM. SDM kita sedikit sehingga kewalahan.
Apa harapan untuk aplikasi SiBadra kedepan?
Kedepannya kami ingin memaksimalkan lagi para
adminnya untuk terus digembleng lagi. Kemudian kami juga
berharap OPD itu mengundang kami untuk mensosialisasikan
SiBadra karena kami memiliki keterbatasan anggaran itu tadi.