STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR RADIO
DAKWAH ISLAM SEMARANG DALAM
MENINGKATKAN JUMLAH PENDENGAR
Skripsi ini Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
SKRIPSI
Disusun oleh:
ULYA AFIFIYAH
43010-15-0071
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Afifiyah, Ulya. 2019. Strtegi Komunikasi Penyiar Radio Dais Semarang dalam
meningkatkan jumlah Pendengar. Skripsi, Slatiga: Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Isalam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam
Negeri IAIN Salatiga.
Kata Kunci: Strategi komunikasi, penyiar, pendengar atau audience
Penelitian ini berawal dari latar belakang dari eksistensi radio dakwah yang
sudah jarang ditemukan. Numun Radio Komunitas yang menyiarkan seluruh
program siaran dengan nuansa dakwah ini sampai sekarang masih eksis dan
memiliki tempat tersendiri di masyarakat yaitu Radio Dais Semarang. Tujuan yang
hendak diketahui pada penelitian ini ingin mencari tahu bagaimana strategi
komunikasi penyiar dalam meningkatkan jumlah pendengar.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian denagn
cara mengungkapkann, menggambarkan fakta-fakta yang terjadi dari hasil
penelitian. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer, data skunder
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
hasil data kemudian dianalisis lalu ditarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian : Strategi komunikasi penyiar Radio Dais Semarang
dalam meningkatkan jumlah pendengar yaitu, melakukan bebarapa tahapan
pertama, gaya penyiar dalam menyapa pendengar pada saat siaran. Gaya dan teknik
siaran harus diperhatikan oleh penyiar sebab ini berkaitan dengan format siaran.
Kedua, strategi komunikasi dalam meningkatkan jumlah pendengar yaitu dengan
promosi di sosial media, selain itu juga menambah jangkauan akses melalui aplikasi
Dais Play, Siaran Streaming serta membagikan aktifitas di channel Youtube. Ketiga,
Konsistensi yang terus dijaga sampai sekarang yaitu Dakwah.
vii
MOTTO
جدجدومن
Artinya: siapa yang bersungguh-sunguh ia akan mendapatkannya
ف هللا نفس " ( 286" )البقره : هاا إ ال وسع ال يكل
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya (Q.S Al-Baqarah : 286)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala rahmat dan puji syukur kepada Allah. Skripsi ini
dipersembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu tercinta, H. Muslim dan Hj. Masfuah yang tak henti menjaga,
membimbing, memberi kepercayaan dan dukungankan.
2. Saudara tercinta, Tamalia Ali Syabana, Muhammad Faiz Amin, dan Syifaul
Asror atas segala dukungan, doa dan motivasi dalam kehidupanku.
3. Keluarga besar Mbah H Kasmijan, (alm) dan Mbah Ruslan yang telah
memberikan dukungan dan kebahagian.
4. Kepada Ketua Jurusan Ibu Dra. Maryatin, M.Pd yang telah bersabar dan selalu
memberikan masukan serta dukungannya dalam membantu proses pembuatan
skripsi ini hingga selesai.
5. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum, yang
telah membimbing skripsi hingga selesai.
6. Kakak sekaligus sahabat ku yang sering membantu dan mendukung aku selama
kuliah di Salatiga Muhammad Luthfan Al’arof.
7. Saudara, teman dan sahabatku Alita Amamil Hana
8. Adik-adik kos tersayang yang selama ini memberikan semangat dan inspirasi,
Megi Panggih Wahyu Widodo, Rahmawati syukur Rahayu, Rizka Aulia
Faradila, Diana Lailatul Faroch, Linda Arifanti Wulansari.
9. Teman-teman pejuang skripsi Muhammad Syarifuddin dan Nur Rohim.
ix
10. Untuk teman yang selalu mensuportku Muhammad Ali Duni dan Puput Dhian
Prasetya
11. Teman-teman Komisariat Lafran Pane HMI Cabang Salatiga
12. Teman-teman IMADE (Ikatan Mahasiswa Demak) Salatiga
13. Sahabat seperjuanganku KPI angkatan 2015
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat seiring
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad
SAW kepada keluarga, sahabat, serta para pebgikutnya yang menjadi suri tauladan
bagi kita.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat selesai tepat waktu tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam membantu penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof Dr. Zakiyuddin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Dakwah, Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum.
3. Ketua Jurusan KPI Ibu Dra. Mayatin, M.Pd.
4. Dosen Pembimbing Akademik Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A yang telah
membimbing selama 8 semester dengan ikhlas dan sabar.
5. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Rifqi Aulia, M.Hum, yang bersedia
meluangkan waktunya membimbing dengan ikhlas untuk penulisan sehingga
skripsi ini bisa selesai.
6. Radio Dais Semarang yang telah berkenan menjadi subjek sekaligus objek pada
penelitian ini hingga akhirnya penelitian ini bisa selesai.
7. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan
dan seluruh staf IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi
xi
dan Penyiaran Islam angkatan 2015 yang telah memberikankan banyak
dukungan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya sadar masih menyadari dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 26 Agustus 2019
Ulya Afifiyah
NIM. 43010150071
xii
PEDOMAN
TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988
A. Kosonan Tunggal
HURUF
ARAB
NAMA HURUF
LATIN
KETERANGAN
Alif - Tidak dilambangkan ا
- Ba’ B ب
- Ta’ T ت
Sa S S dengan titik di atas ث
- Jim J ج
HA’ H H dengan titik dibawah ح
- Kha’ Kh خ
- Dal D د
Zal Z Z dengan titik di atas ذ
- Ra’ R ر
- Za’ Z ز
- Sin S س
- Syin Sy ش
Sad S S dengan titik dibawah ص
Dad D D dengan titik dibawah ض
T T T dengan titik dibawah ط
Za’ Z Z dengan titik dibawah ظ
ain ‘ Koma terbalik (apotrof‘ ع
tunggal)
- Gain G غ
- Fa’ F ف
- Qaf Q ق
- Kaf K ك
- Lam L ل
- Mim M م
- Nun N ن
- Waw W و
- Ha’ H ه
Hamzah . Koma lurus miring ء
(tidak untuk awal kata)
- Ya Y ي
Ta’ Marbutah H Dibaca ah ketika mauquf ة
Ta’ Marbutah H / t Dibaca ah/at ketika mauquf ة...
xiii
B. Vokal Pendek
ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH
- A Bunyi fathah pendek اقل
- I Bunyi kasrah pendek سلم
- U Bunyi dammah pendek احد
C. Vokal Panjang
ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH
كان A Bunyi fathah panjang ا
ى\ي I Bunyi kasrah panjang فيك
و- U Bunyi dammah panjang كونو
D. Diftong
ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH
و–.... Aw Bunyi fathah diikuti wau موز
كيد Ai Bunyi fathah diikuti ya ...ي
E. Pembaharuan kata sandang tertentu
ARAB LATIN KETERANGAN CONTOH
القمر aL-Qa Bunyi al Qomariyyah ال...
ش–ال Asy-sy ... Bunyi al Syamsiyyah
dengan / (el)
Diganti huruf berikutnya
الشمسية
/ Wal/Wasy-sy Bunyi al Qomariyyah وال...
al Syamsiyyah diawali
huruf hidup, maka tidak
terbaca mandiri
والمعاملة
والتربية
وهللااعلمبالصواب
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LOGO .......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ....................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
xv
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
E. Kerangka Berfikir .................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 8
BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...................................................................... 11
B. Landasan Teori ...................................................................... 13
BAB III METODOLIGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................ 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 36
C. Prosedur Pengambilan Sampel ............................................. 37
D. Sumber Data ......................................................................... 38
E. Teknik Pengambilan Data ...................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 41
G. Teknik Validitas Data ............................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Radio Dais .......................................... 45
2. Temuan Penelitian .......................................................... 50
B. Pembahasan
1. Gaya Penyiar Radio Dais Semarang dalam Menyapa
Pendengar ......................................................................... 60
xvi
2. Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dais Semarang
dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar ........................ 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 69
B. Saran ...................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Studio Radio Dais Semarang .......................................................
Gambar 2. Foto Bersama Bapak Karno .........................................................
Gambar 3. Wawancara Bersama Penyiar Arka ..............................................
Gambar 4. Foto Bersama Penyiar Konan dan Penyiar Arka ..........................
Gambar 5. Foto Bersama Penyia Usai Wawancara .......................................
Gambar 6. Foto Bersama Penyiar Eva Setelah Wawancara ..........................
Gambar 7. Foto Bersama Penyiar Sania Setelah Wawancara ........................
Gambar 8. Foto Bersama Penyiar Fajar Setelah Wawancara ........................
Gambar 9. Jadwal Siaran Radio Dais ............................................................
Gambar 10. Penghargaan Kategori Penyiaran Terbaik oleh KPI Jawa Tengah
..................................................................................................
Gambar 11. Promosi Program Siaran di Instagram .......................................
Gambar 12. Promosi Program Siaran di Instagram .......................................
Gambar 13. Aplikasi Dais Play ......................................................................
Gambar 14. Akun Youtube Radio Dais Semarang ........................................
Gambar 15. Akun Facebok Radio Dais Semarang.........................................
Gambar 16. Grub Whatsapp Pendengar Radio Dais Semarang .....................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat menjadi dampak perkembangan
media komunikasi massa. Teknologi yang semakin berkembang, maka
semakin pesat juga kemajuan media massa, hal itulah yang menjadi akibat
dari hubungan timbal balik yang rumit. Seperti yang dikatakan oleh Ahmad
“Perkembangan dan kemajuan media massa dari tahun ke tahun semakin
meningkat seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi”
(Ahmad,2015:238) .
Masyarakat sejatinya bergantung pada informasi. Menurut Masduki
(2006) yang dikutip oleh Thirsyad (2004:1) bahwa “informasi yang
dibutuhkan oleh manusia adalah informasi yang cepat, aktual, dan
terpercaya”. Kebutuhan tersebut berkaitan erat dengan media massa, baik
media massa cetak maupun elektronik. Salah satu media yang menyajikan
informasi dengan cepat dan ditunjang dengan media teknologi adalah radio.
Radio merupakan salah satu media penyiaran komunikasi tertua dan
paling bersejarah. Pada tahun 1887 J.C. Maxwell dan Helmholtz Hertz
pertama kali berhasil membuat gelombang radio. Kemudian penemuan itu
terus berkembang dan menjadi media massa yang sampai sekarang masih
dipercaya masyarakat (Morissan, 2008:2).
Peran radio sebagai media massa yang memberikan informasi yaitu:
2
“Radio sebagai teknologi telekomunikasi tidak dapat melepaskan
peranannya dalam komunikasi. Radio dengan peran komunikasi
untuk menginformasikan, salah satu fungsi radio sekarang
adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu menyangkut
peristiwa disekamir, pemerintah, ekonomi, sosial ataupun dalam
bentuk hiburan. Selain peran menginformasikan radio juga
berperan dalam mengedukasi masyarkat, melalui informasi-
informasi yang disampaikan melaui radio, masyarakat menjadi
mengerti dan paham tentang suatu informasi,”
(Thirsyad,2004:3).
Sebagaimana maksud dari kutipan di atas, bahwa radio merupakan
teknologi pada bidang komunikasi. Adapun perannya sebagai berikut:
Pertama, memberikan informasi. Informasi adalah kumpulan pesan.
Informasi yang disampaikan menyangkut segala hal yang berada disekamir,
mulai dari informasi pemerintah, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Kedua, hiburan. Selain informasi yang bisa didapat di radio, radio juga
bisa menjadi hiburan. Misalnya lagu-lagu yang diputar, penyiar yang seru dan
asyik dan ada juga program siaran yang mengajak komunikasi langsung
dengan pendengar serta banyak lagi lainnya.
Ketiga, edukasi. Radio juga bisa berperan dalam sarana pendidikan.
Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Bisa dengan
cara menyampaikan informasi-informasi yang bersifat pengetahuan.
Berbicara tentang komunikasi massa, peran penting radio masih
diperlukan. Sebagaimnana yang kami ketahui, komunikasi melaui media
radio merupakan komunikasi massa yang menggunakan media audio.
Perbedaan media audio dengan media visual terletak pada bentuknya. Media
audio hanya bisa didengar oleh indra pendengaran (telinga), sedangkan visual
3
dapat dilihat oleh indra penglihatan (mata). Jika media audio visul yaitu yang
bisa didengar dan dilihat secara bersamaan (Ahmad, 2015: 243).
Penyiar menjadi salah satu bagian penting dalam radio. Dalam media
massa berbasis audio, yang mempengaruhi massa adalah komunikator atau
penyiar (Warner&James,2005:15). Kemampuan dan kecakapan yang dimiliki
penyiar, berusaha menghidupkan suasana pada saat siaran. Karena
kemampuan yang dimiliki penyiar, biasanya menjadi brand pada program
siaran bahkan biasanya menjadi brand image dari radio.
Menurut buku Profil Radio Dais yang dikutip oleh Syafa’atun
(2015:42) Radio Dais adalah radio komunitas dakwah yang bertempat di
menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang. Kata
Dais merupakan singkatan dari Dakwah Islam dan diresmikan pada tanggal
22 September 2006. Radio Dais merupakan radio yang memberikan siaran
islami, pendidikan, dan informasi.
Memasuki era globalisasi, dakwah seakan menciptakan tuntutan baru
bagi agama. Globalisasi menjadikan agama harus bisa beradaptasi. Hal itu
berkaitan dengan ajaran islam yang harus menerangkan nilai di berbagai
dimensi kehidupan. Ketika zaman berkembang semakin modern, bisa jadi
semakin kompleks persoalan manusia. Karena manusia tidak sanggup
mengantisipasi kemajuan teknologi yang menjadikan timbulnya perubahan-
perubahan sosial (Puteh, 2006: 133).
4
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang sangat besar. Perubahan yang terjadi mampu merubah cara berpikir,
bertingkah laku, dan sikap sesorang. Dengan demikian, dakwah diperlukan
untuk menyelesaikan persoalan dan menjadi petunjuk. Sebagaimana yang
Allah telah perintahkan untuk mengajak umat manusia ke jalan-Nya, terdapat
dalam Alqur’an surat An-Nahl (16):125
ادع إلئ سبيل رب كم بالحكمة والموعظة الحسنة وجد لهم بالتي هي أحسن
(١٢٥أعلم بمن ضل عن سبله وهوأعلم بالمهتدين )ٳن ربكهو
“Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan
Dialah orang yang mengetahui orang yang mendapat petunjuk.
(QS. An Nahl (16): 125)”.
Latar belakang berdirinya Radio Dais Semarang salah satunya
dikarenakan menurunnya minat dakwah masyarakat serta kebobrokan
generasi muda yang lebih cenderung kebarat-baratan. Radio Dais hadir
mengakomodir dengan siaran-siaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tapi tetap ada nilai dakwah yang harus diutamakan. Hal tersebut dilakukan
supaya menjadi penyeimbang antara jasmani dan rohani di kota metropolitan
seperti kota Semarang. Perbedaan dengan radio lain adalah seluruh siarannya
berupa dakwah yang menyesuaikan karakteristik masyarakat muslim Jawa
Tengah (Safa’atun, Skripsi, 2015:43).
Menurut Morissan (2008:56) keberhasilan media penyiaran tergantung
bagaimana menejemen didalamnya. Agar siaran Radio Dais yang dilakukan
5
lancar dan efektif maka perlu pengelolaan. Media penyiaran hendaknya
memiliki menejemen penyiaran yang baik supaya bisa meningkatkan kualitas
di dalamnya. Siaran di Radio Dais harus bisa memberikan sesuatu yang
menarik agar masyarakat tertarik. Dengan begitu Radio Dais dapat memikat
hati pendengarnya.
Sejauh ini Radio Dais Semarang masih mempertahankan
karakteristiknya untuk menyiarkan program-program siraman rohani atau
dakwah. Kebutuhan rohani sangat diperlukan untuk penyeimbang kehidupan
manusia. Ditambah lagi radio memiliki sifat yang fleksibel dan bisa
didengarkan dimana saja. Untuk dapat memenuhi kebutuhan rohani maka
Radio Dais Semarang harus tetap ada.
Oleh karenanya sangat peting untuk diperlukan adanya penelitian ini,
dengan harapan agar radio-radio sejenis radio dakwah bisa menemukan
strategi komunikasi dalam meningkatkan jumlah pendengar. Maka dari itu,
peneliti melakukan penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Penyiar
Radio Dais (Dakwah Islam) Semarang dalam Meningkatkan Jumlah
Pendengar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gaya siaran penyiar Radio Dais Semarang dalam menyapa
pendengarnya?
6
2. Bagaimana strategi komunikasi penyiar Radio Dais semarang dalam
meningkatkan jumlah pendengar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dan menganalisis strategi
komunikasi penyiar radio dakwah islam dalam meningkatkan jumlah
pendengar tepatnya di Radio Dais Semarang untuk memperoleh tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya siaran penyiar Radio Dais dalam
menyapa pendengarnya
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi penyiar Radio Dais semarang
dalam meningkatkan jumlah pendengar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dibagi menjadi 2 aspek diantaranya; aspek teoritis,
dan aspek praktis. Dari kedua aspek tersebut diharapkan dapat memberi nilai
guna pada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan
pemikiran tentang ilmu komunikasi dan mengembangakan ilmu
komunikasi khususnya mengenai strategi komunikasi penyiar Radio
Daais di Semarang dalam membawakan program siaran dakwah.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti
7
Hasil penelitian ini diharapkan bisa membeirikan manfaat
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang ilmu komunikasi serta
melatih komampuan secara deskriptif, serta memotivasi diri agar
bisa menganalisis suatu permasalahan yang terjadi.
b. Bagi lembaga
Sebagai tolak ukur lembaga guna mengetahui tentang
starategi komunikasi penyiar radio serta bisa menjadi refrensi
bagi mahasiswa Fakultas Dakwah, IAIN Salatiga.
c. Bagi pembaca
Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penyiar radio dan calon
penyiar radio.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan alur piker peneliti yang dijadikan sebagia
skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini, dalam kerangka
berfikir ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian.
Dalam penelitian ini penulis akan mengemukakan beberapa kerangka berfikir
sebagai suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
berdasarkan pendapat para ahli.
Strategi komunikasi merupakan sebuah tindakan untuk mengatur dan
merencanakan dalam komunikasi. Strategi dalam komunikasi ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama. Adanya strategi komunikasi yang dimiliki
penyiar radio diharapkan agar dapat meningkatkan ketertarikan audience.
8
Sebagai salah satu radio yang menyampaikan dakwah dalam siarannya,
harus mempunyai tujuan untuk menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum
muslimin. Sehingga penyiar bisa memberikan hiburan dan ilmu pada
informasi yang disampaikan. Kriteria penyiar harus memiliki kualitas yang
baik, dengan kualitas yang baik maka program siaran akan lebih menarik.
Setiap penyiar Radio Dais Semarang menyisipkan pesan dakwah dalam
setiap kesempatan ketika menyapa pendengar. Di dalamnya terdapat pesan
dakwah yang bersifat informative, persuasive, dan intruktif untuk mendukung
kemampuan dalam menyampaikan informasi program kepada pendengar.
Itulah sebabnya, ketrampilan penyiar dalam menyampaikan sebuah siaran
diperlukan.
Penyiar radio dalam menyampaikan dakwah harus memiliki sesuatu
yang menjadi daya tarik. Daya tarik dalam penyampaian maupun daya tarik
pesan yang disampaikan. Dengan begitu para audience menjadi nyaman saat
mendengarkan Radio Dais, dan terus menantikan siaran selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan mencari strategi apa yang digunakan oleh penyiar
supaya bisa menarik perhatian dari audience.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, peneliti membegi mejadi lima bab. Masing-
masing bab terbagi dalam beberapa bagian bab, sebagai berikut:
9
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berpikir
dan sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN TEORI
Pada bab ini peneliti memuatkan tentang teori komunikasi, teori
komunikasi massa, strategi komunikasi. penyiaran, radio, strategi
penyiaran, menejemen penyiaran dan dakwah.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti memuatkan tentang unsur-unsur yang
bersangkutan dengan penelitian, seperti: jenis penelitian, waktu
dan tempat penelitian, subjek penelitian, serta teknik
pengumpulan data yang menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
BAB IV: PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
Muatan pada bab ini peneliti akan memaparkan data yang
diperoleh di lapangan penelitian. Kemudian data yang telah
diperoleh dan dipaparkan, diolah di pembahasan yang intinya
pemecahan masalah. Isi dari pembahasan nantinya yang akan
menjawab dari rumusan masalah yang sudah dibahas di bab I.
10
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan memuat tentang kesimpulan dari uraian
yang telah dipaparkan sebelumnya untuk kemudian diajukan
saran-saran.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelusuran dan pengamatan peneliti terhadap beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti menjadikannya
sebagai acuan atau bahan pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dwi Propitasari (2016) melakukan penelitian dengan judul skripsi
“Strategi Pemasaran Radio Utari FM Cilacap dalam Meningkatkan
Jumlah Pemasang Iklan” penelitian yang dilakukanya menggunakan
metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini juga memaparkan
bagaimana faktor pendukung dan penghambat pemasaran dalam radio
untuk meningkatkan jumlah pemasang iklan. Faktor-faktor yang sudah
dipaparkan dalam penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu
bagaimana cara menjaga eksistensi radio, perbedaanya hanya di
objeknya memperoleh iklan dengan memperoleh pendengar.
2. Woro Purdiningtiyas (2018) melakukan penelitian yang berjudul
“Strategi Komunikasi Penyiar dalam Menyampaikan Pesan-pesan
Dakwah Di Radio Lampung”. Metode yang digunakannya adalah
kualitatif- deskriptif. Di Radio tidak hanya melakukan siaran dakwah
tetapi memberikan kata yang di disiapkan di saat siaran yang dirangkai
dengan sebuah pesan yang berguna untuk pendengar diradio. Landasan
12
teori serta konsep berpikir dalam penelitian yang sudah dilakukan ini
dengan yang akan dilakukan nanti memiliki persamaan yang sama.
Perbedaanya terletak pada tempat yang diteliti.
3. M Rizki Majistra Abadi (2016) melakukan penelitian dengan judul
skripsi “Strategi Komunikasi Radio Dakwah Dalam memperoleh
Pendengar”. Melakukan penelitian menggunakan metode kualitatif.
Pengontrolan arus pendengar ditekankan dalam penelitian ini sangat
ditekankan. Perbedaanya jika penelitian M Rizki Masjistra Abadi ini
lebih berkonsentrasi pada audience radio, bagaimana mempertahankan
radio agar tetap menjadi media masyarakat. Sedangkan, penelitian yang
akan dikerjakan nanti lebih konsen pada bagaimana strategi penyiar
dalam membuat program supaya lebih menarik untuk didengar.
4. Safa’atun (2015) melakukan penelitian dengan judul skripsi “Strategi
Komunikasi Radio Dais 107.9 FM Semarang dalam siaran streaming”.
Melakukan penelitian dengan metode yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif. Radio Dais memanfaatkan teknologi ketika siaran
sebagai strategi peningkatan pendengar. Penelitian yang dilakukan
peneliti dengan penelitian Syafa’atun memiliki banyak persamaan yaitu
sama-sama meneliti Radio Dais Semarang. Perbedaannya terletak pada
fokusnya, pada penelitian Syafatun lebih fokus pada teknologi
sedangkan penelitian ini lebih fokus pada strategi komunikasi
penyiarnya.
13
Oleh karena itu, hasil pencarian penelusuran penelitian yang ada pada
sebelum-sebelumnya menjadikan penelitian itu sebagai referensi yang mana
memudahkan peneliti selanjutnya. Penelitian ini dilakukan mencari tahu
tentang judul yang sama, dan menyimpulkan penelitian yang akan diteliti
berbeda. Dalam Peneliti memfokuskan bagaimana strategi penyiar dalam
meningkatkan jumlah pendengarnya.
B. Landasan Teori
Peneliti mengembangkan analisis menggunakan teori untuk dijadikan
sebagai acuan berpikir. Data-data yang ditemukan di lapangan harus
didasarkan pada teori serta teori tersebut harus sesuai dengan penelitian.
Setiap teori yang digunkana itu berkenaan dengan konsep, asumsi, dan
deskripsi data yang ditemukan peneliti. Oleh sebab itu, teori-teori dalam
penelitian bisa menjadi stimulant untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Sehingga untuk menjelaskan bagaimana strategi komunikasi penyiar dalam
meningkatkan jumlah pendengar, maka peneliti akan menggunakan teori
sebagai berikut:
1. Teori-Teori Komunikasi
a. Teori Behaviorisme
Teori ini dibawa ole John B. Watson berpendapat bahwa
semua perilaku termasuk tindak balas (respon) ditimbukan
karena adanya rangsangan. Hanya perilaku yang Nampak saja
yang dapat diukur. Behaviorisme tidak ingin tahu baik buruknya
14
orang namun bagaimana perilaku yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan (Oktarina&Abdullah, 2017:88).
b. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik
Teori ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm pada tahun
1970-an, mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang
sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu
apa-apa. Media memiliki kekuatan yang dapat menimbukan efek
pada sasaran media. misal perang dunia ke-I dan ke-II dengan
memunculnya propaganda (Wahyuni, 2014:23).
c. Teori Used and Gratifications
Teori ini dipopulerkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz
(1972) yang berpendapat bahwa media dan penggunaan nya
memiliki peran dan aktif dalam memuaskan kebutuhannya.
Pencarian media memenuhi kebutuhan dasar. Misal, kebutuhan
akan interaks oleh individu. Ada keaktifan disana antara pihak
satu dengan pihak lainnya, individu tersebut berharap memenuhi
sebagian kebutuhannya.(Wahyuni, 2014:29).
d. Teori Difusi
Teori ini dikemukakan oleh Everett M. Rogers yang
mendefinisikan difusi sebgai proses inovasi dikomunikasikan
melalui saluran dan jangka waktu tertentu. Difusi merupakan
jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran
pesan-pesan sebagai ide baru. Unsur-unsur yang terdapat dalam
15
teori ini yaitu inovasi, yang dikomunikasikan melalui saluran,
memiliki jangka waktu tertentu, diantara system sosial
(Wahyuni, 2014: 25).
2. Kajian Strategi komunikasi
a. Definisi strategi
Secara garis besar, pengertian strategi dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Perencanaan yang
sebelumnya diatur sedemikian rupa, untuk sampai pada yang
ingin dicapai. Dengan demikian, perencanaan itu penting ada sisi
baiknya. Namun hal tersebut tidak bisa dijadikan acuan tunggal,
ada beeberapa sudut pandang menurut beberapa ahli diantaranya:
Menurut Effendy (2003), hakikat strategi sebenarnya
sebuah perencanaan (Planning) dan menejemen untuk mencapai
tujuan. Sama seperti yang sudah dijelaskan di dalam KBBI,
namun pada pengertian ini strategi dibentuk menjadi sebuah peta.
Ada sebuah penggambaran yang terstruktur agar bisa sampai
tujuan. Jika peta jalan menunjukkan arah untuk sampai pada
tujuan, namun peta ini lebih menggambarkan langkah demi
langkah. Maksud dari kalimat tersebut adalah peta straetegi yang
bisa menunjukkan operasinya atau bisa disebut strategi yang
terstruktur(Prasanti&Fuady, 2017:136).
16
Selanjutnya pengertian strategi menurut Michael E. Phorter
(1996), strategi merupakan hal unik dan posisinya bernilai serta
melibatkan seperangkat kegiatan yang berbeda. Strategi
dikatakan baik jika memiliki koordinasi tim kerja, memiliki tema
dan mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip rasional. Pada pengertian ini, strategi yang
dimaksud tentang bagaimana proses kerjanya dan faktor apa yang
mendukung untuk bisa sampai tujuan atau lebih ditekankan
menejemen kerjanya. (Prasanti&Fuady, 2017:138).
Dari definisi di atas menunjukkan strategi menjadi
beberapa poin, pertama tujuan atau apa yang ingin dicapai.
Kedua, bagaiamna perencanaan yang dibuat. Ketiga, menejemen
kerja yang efisien. Keempat, bagaimana perencanaan dan
menejemen kerja bisa berjalan. Bisa ditarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan sebuah pengaturan kegiatan yang akan
dijalankan dengan mempertimbangkan beberapa aspek untuk bisa
sampai pada tujuan yang diinginkan.
b. Definisi Komunikasi
Pengertian komunikasi di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Lebih singkatnya merupakan salah
17
satu bentuk interaksi diamana apa yang di maksud bisa
tersampaikan dan bisa dipahami (Prasanti&Fuady, 2017:138).
Secara bahasa komunikasi berasal dari kata . Sedangkan
pendapat beberapa ahli komunikasi memiliki pengertian yang
berbeda-beda, diantaranya:
Pertama, pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh
Sarah Trenholm and Arthur Jensen (1996), mendefinisikan
komunikasi adalah suatu proses yang mana komunikator atau
sumber akan mentransformasikan pesan kepada yang ditunjuk
dengan menggunakan saluran yang beragam. Pemakaian saluran
dengan maksud agar si penerima bisa memahami pesan tersebut.
Dengan kata lain bahwa pada proses komunikasi terdapat bentuk
transmisi pesan yang disampaikan, tidak harus dilakukan secara
langsung namun bisa menggunakan media. Adapun bentuk
transmisi pesan yang dimaksudkan menurut Bernard Berelson
dan Gary A. Stainer (1964) menyatakan sebagai berikut:
“Communication is the transmission of information, ideas,
emotions, skills, etc. by the uses of symbol” (komunikasi adalah
transmisi informasi, gagasan, emosi ketrampilan dan sebagainya.
Dengan menggunakan symbol-simbol dan sebagainya)
(Wiryanto,2009:6-8).
Sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas, Komunikasi
bermakna segala hal yang dapat membuat manusia dapat
18
berhubungan dan melakukan pertukaran. Komunikasi juga bisa
berarti dengan mentransformasikan informasi, ide perasaan,
keahlian, dan sebagainya, melalui penggunaan symbol seperti
kata-kata, gambar, bentuk, grafik, dan sebagainya. Komunikasi
juga merupakan semua prosedur dengan mana pemikiran
seseorang dapat mempengaruhi orang lain.
Meskipun komunikasi tidak harus bertatap langsung namun
Bahasa dijadikan bentuk komunikasi yang banyak digunakan
dalam interaksi. Dalam komunikasi penyampian Bahasa memiliki
dua metode, verbal dan nonverbal. Adapun metode secara verbal
bisa berupa kata, kalimat, angka, atau tanda-tanda lainnya. Misal,
Bahasa verbal orang minta tolong pasti akan berbeda dengan
menyuruh. Sedangkan untuk nonverbal atau isyarat bisa
menggunkan lambang-lambang, gerak tubuh, dan lain
sebagainya. Misal, gaya seseorang yang sedang membujuk
dengan gaya orang yang memerintah pasti akan berbeda
(Riswadi, 2013:4)
Sedangkan pengertian komunikasi menurut Zamroni
(2009:5) bahwa:
“Komunikasi merupakan aktifitas yang amat penting
dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluq
didunia, terutama manusia. Kerenanya, tidak salah apabila
dikatakan bahwa sejarah komunikasi sama tuanya dengan
sejarah umat manusia dan akan terus ada sampai akhir
masa. Begitu pentingnya komunikasi bagi manusia
sehingga ada yang menyatakan bahwa tanpa komunikasi
19
kehidupan manusia tidak akan punya arti atau bahkan
manusia tidak akan bertahan lama”.
Komunikasi yang dimaksud oleh Zamroni, ada sebuah
interaksi yang dibangun disana dan akan tetap seperti itu selama
manusia masih ada. Bisa di katakan komunikasi termasuk upaya
disengaja serta memiliki tujuan. Dengan kata lain, bahwa suatu
kegiatan tersebut secara sadar dilakukan, disengaja, serta
berkaitan tujuan atau keinginan dari perilakunya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan sebuah proses, upaya sadar, partisipasi, dan bersifat
simbolis yang dilakukan.
c. Unsur –unsur komunikasi
Guna memahami komunikasi harus memahami unsur-unsur
komunikasi. karena, unsur-unsur komunikasi termasuk
komponen yang harus ada saat berkomunikasi dan untuk itu kami
harus memhami maksud dan funginya. Menurut Harrold D.
Lasswell unsur-unsur komunikasi diformulasikan olehnya dalam
bentuk pertanyaan, “ who says what in which channel to whom
and with the effect?”. Dari pertanyaan di atas dapat diturunkan
menjadi lima unsur komunikasi (Riswadi,2013:2-3).:
1) Komunikator, sumber (Communicator, Source, Sender)
Pihak yang berkepentingan menyampaikan suatu pesan dalam
komunikasi, dengan kata lain, subjek dalam komunikasi
disebut dengan komunikator. Sumber komunikasi boleh jadi
20
seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan dan
negara
2) Pesan (Message)
Sebagaimana yang pengertian komunikasi di atas,
bahwa dalam komunikasi tentunya ada sesuatu yang
disampaikan oleh komunikator. Maksud dan tujuan yang
disampaikan oleh komunikator itulah di namakan pesan
komunikasi. Pesan dapat berbentuk verbal atau non-verbal
untuk mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud
komunikator tersebut.
Adapun karakteristik pesan berdasarkan sasaran yang
dituju menurut Wreight dibagi menjadi tiga diantaranya; 1.
Publicly (ditujukan kepada banyak orang atau masyarakat
umum), 2. Rapid (pesan singkat yang disampaiakn dalam
jangka waktu yang sebentar dan juga ditujukan ke banyak
orang), 3. Transient (pesan yang disampaiakan tidak bersifat
permanen hanya untuk sekali pakai) (Murtiadi, dkk. 2015:119)
3) Media (Channel, Media)
Pada pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh
Sarah Trenholm and Arthur Jensen (1996), bahwa dalam
komunikasi bisa menggunakan segala jenis saluran. Jadi, apa
yang di maksud dengan saluran atau media merupakan alat
atau wahana yang dapat digunkan komunikator untuk
21
menyampaikan pesan kepada sasaran komunikasi. Dengan
kata lain yang dimaksud media, merupakan bentuk perantara
agar pesan dari komunikator bisa tersampaikan oleh sasaran.
4) Komunikan, penerima (Communicant, Communicate, Reciver,
Recipient)
Di dalam proses komunikasi, komunikator perlu adanya
sasaran, khalayak, penafsir, pendengar, dan penerima pesan
yang disebut dengan komunikan. Tugas dari komunikan
menerima, menafsirkan apa yang di sampaikan oleh
komunikator agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar.
5) Efek (Effect)
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada penerima pesan
setelah terjadi proses komunikasi, itu yang dimaksud dengan
efek. Setelah semua proses komunikasi berjalan, mulai dari
komunikator sampai komunikan. Dengan begitu, akan timbul
timbal balik bisa berupa respon atau perubahan sikap semua
tergantung apa yang disampaikan.
d. Strategi Komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam atau melalui ruang.
Menurut Mulyana (2009) Para pembelajar komunikasi mengenal
betul bahwa komunikasi mempunyai konteks-konteks, apakah ia
terjadi dalam sebuah organisasi, kelompok atau dalam sebuah
kumpulan audience yang disebut sebagai massa. Adapun ruang
22
atau tempat yang di maksud merupakan dimensi penting strategi
komunikasi. Dalam ruang atau tempat tidak hanya berupa lokasi
terjasinya komunikasi namun juga menjadi proses komunikasi
(Dhona, 2018:14)
Pengertian strategi komunikasi dalam KBBI adalah sesuatu
yang dikerjakan dan diusahakan demi terciptanya kelancaran
komunikasi. Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
strategi komunikasi merupakan bentuk atau rangkaian tindakan
yang direncanakan dan diperhitungkan dengan baik. Untuk bisa
sampai tujuannya diperlukan metode, teknik dan pendekatan
komunikasi (Prasanti&Fuady, 2017:137-138).
Sebagaimana yang kami ketahui, manusia merupakan
makhluk sosial, dalam menjalankan kehidupan sosialnya manusia
perlu melakukan komunikasi. Pada proses komunikasi ada tujuan
yang ingin disampaikan agar bisa dicapai. Seperti halnya, setiap
orang akan memainkan perannya untuk bisa sampai pada
tujuannya. Oleh sebab itu, strategi komunikasi diperlukan untuk
bisa sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
3. Kajian Komunikasi Massa
Komunikasi massa menjadi salah satu bidang kajian dalam ilmu
komunikasi. Komunikasi massa hadir sejak orang dapat berkomunikasi
tanpa harus bertatap langsung namun menggunakan alat-alat mekanik.
Ditemukan setengah abat setelah Johannes Gutenberk yang merupakan
23
ilmuan penemu mesin cetak sekamir tahun 1450-an. Menggunakan alat
yang ditemukan oleh Johannes Guternberg, komunikasi banyak
disebarkan dan akhirnya jadilah komunikasi massa. Sebab, komunikasi
tersebut bisa dinikmati dan ditujukan banyak orang. Zaman sebelum
munculnya komunikasi massa disebut dengan zaman Prapublisistik dan
zaman setelah adanya komunikasi massa disebut dengan zaman
publiksisitik (Wiryanto, 2000).
Pengertian komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi
yang menggunakan media, dikemukakan oleh Susanto (1979).
Kommunikasi massa atau mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya. Komunikasi massa berasal dari Bahasa
inggris Mass Communication, kependekan dari mass media
communication. Jadi komunikasi massa bisa diartikan komunikasi yang
menggunakan media atau salurannya dalam penyampaiannya
(Wiryanto,2000:2).
Komunikasi massa adalah proses komunikasi dengan
menggunakan media massa seperti surat kabar, radio, televise, internet,
dan sebagainya. Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Susanto,
bahwa komunikasi massa menggunakan media dalam penyalurannya.
Media atau salurannya dalam penyampaian komunikasi memiliki
fungsi dan peranan yang berbeda-beda, tergantung bentuk yang
disampaikan (Suryanto, 2015:143-144).
24
Peran komunikasi massa menurut Djuarsa Sendjaja (2002), studi
komunikasi secara umum membahas dua materi pokok yaitu: pertama,
studi komunikasi massa yang melibatkan peran masyarakat luas beserta
institusi-institusi. Hal ini menjelaskan posisi atau kedudukan media
massa dalam masyarakat yang terjadi saling mempengaruhi berbagai
struktur masyarakat. Kedua, komunikasi massa yang melihat hubungan
media yang bisa mempengaruhi audiensnya. Pada pembahasan ini lebih
menekankan efek-efek audiens sebagai intraksi dengan media
(Morissan, 2008:14).
Berbeda dari pernyataan yang diungkapkan oleh Suryanto dan
Susanto, menurut Sean MacBride yang merupakan ketua komisi
masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa
komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran data, fakta, dan ide.
MacBride tidak membahas media yang digunakan namun lebih focus
pada fungsi dari komunikasi massa. Adapun fungsi media komunikasi
massa sebagai informasi, sosialisasi, motivasi, bahan diskusi,
pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan dan integrase (Cangra,
2014:69-71).
Media massa memberikan pengaruh pada sasarannya. Media
massa dapat membentuk pola pemikiran atau prespektif sasaran. Begitu
banyak yang disajikan media, hingga media berkompetisi untuk bisa
menarik perhatian. Pengaruh yang diberikan dan yang terjadi sangat
besar, bahkan opini-opini baru bisa bermunculan (Bafadhal, 2017:49).
25
4. Kajian Radio
a. Sejarah Radio
Sejarah penyiaran awalnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sebagai suatu industri.
Pada Waktu itu, radio hanya sebagai salah satu penemuan yang
ditemukan para ahli Eropa dan Amerika oleh Heinrict Hertz pada
tahun 1887. Kemudian berkembang lagi dan berhasil mengirimkan
sinyal morse (berupa titik dan garis) menggunakan alat pemancar
yang ditemukan oleh Gugliemo Marconi. Kesuksesan Marconi
pada masa itu, bisa mengirim sinyal morse hingga menyebrangi
Samudra Atlantik (Mosrissan, 2008:2).
Seiring perkembangannya kemudian berganti menjadi sebuah
tatanan industry dimulai di Amerika. Mulanya Frank Conrad
mendirikan stasiun radio di garasi rumahnya di Pittsburgh AS, pada
tahun 1920. Conrad menyiarkan lagu, mengumumkan hasil
pertandingan bola dan menyiarkan instrument musik yang
dimainkan oleh putranya sendiri. Ternyata dalam waktu singkat,
siaran yang dilakukan oleh Conrad yang dimulai dari hobi tersebut,
didengar oleh banyak orang. Dari stasiun Conrad inilah penyiaran
radio menjadi industrialisasi. Akibat keberhasilan stasiun yang
dibangun oleh Frank Conrad, berdampak banyak stasiun-stasiun
yang berdiri di Amerika (Morissan, 2008: 3).
26
Perkembangan penyiaran di Indonesia di mulai pada Tahun
1925. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda Prof Komans dan
Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan
menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat, dari kejadian
tersebut, kemudian diikuti berdirinya Batavia Radio Vereniging
dan NIROM. Pada tahun 1930 amatir radio di Indonesia
membentuk organisasi yang menamakan dirinya NIVERA
(Netherland Indische Vereniging Radio Amateur). Pada tahun 1945
amatir radio bernama gunawan berhasil menyiarkan naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia (Morissan, 2008: 8).
Setelah berdirinya organisasi NIROM, kemudian di tahun
1945 ada sebuah organisasi yang menamai dirinya dengan PRAI
(Persatuan Radio Amatir Indonesia). Dari organisasi tersebut
munculah radio amatir-amatir kecil yang berkomunikasi antar
pulau. Namun di tahun 1952 pemerintah mengeluarkan ketentuan
bahwa radio amatir tidak boleh mengudara dan yang hanya boleh
mengudara radio milik pemerintah yaitu Radio Republik Indonesia
(RRI) serta diperkuat dengan dikeluarkan undang-undang No 5
tahun 1964.
Pada tahun 1966-1967 diberbagai daerah mulai membentuk
persatuan radio amatir kecil-kecil. Pada tahun 1966 radio Ampera
mengudara yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan
aksi dalam perjuangan radio orde baru. Pada 9 Juli 1968 berdirilah
27
ORARI (organisasi radio amatir republik indonesia). Dan pada saat
itu juga digelar rapat untuk mengembalikan tugas dan fungsi dari
RRI.
Meskipun mengalami beberapa peristiwa bersejarah, jika
stasiun radio masih banyak yang berdiri artinya radio masih
diminati. Eksistensi dari radio sampai sekarang pun masih diakui
di masyarakat, karena sampai sekarang masih bisa mendenagarkan
siaran radio dimana-mana. Sehingga radio tidak menjadi mudah
terpuruk dengan perkembangan media-media lainnya.
b. Definisi Radio
Menurut Margono (2017:9) Radio adalah media yang sangat
menghibur juga menjadi media informasi yang efektif dan berguna
bagi masyarakat banyak.
Menurut Asep (2017) Radio merupakan salah satu media
massa seperti halnya televisi, surat kabar, dan majalah. Radio
adalah “suara”, yakni didengar dan dikonsumsi oleh telinga. Jadi
apapun yang disajikan oleh radio berupa suara atau audio
(Asep,2017:13-14).
Berdasarkan pengertian di atas radio merupakan salah satu
media massa yang berbentuk audio atau suara dikonsumsi oleh
telinga serta efektif dalam penyampaian informasi bagi
masyarakat.
28
c. Karakteristik radio
Karakteristik radio yang dimiliki radio menurut Romli
(2007:22-24) sebagai berikut:
1) Audtif, ini merupakan karakter utama pada radio. Artinya
berbentuk suara, apapun yang disampaikan radio pasti dalam
bentuk suara atau audio. Karena hanya berbentuk audio maka
radio hanya bisa didengar tidak bisa dilihat.
2) Make picture, radio harus bisa menggambarkan atau
membangun imajinasi pendengar.
3) Treath of mind, menyebutkan secara detail apa yang
disampaiakan. Dari sinilah pendengar akan bisa membangun
imaginasi (make picture).
4) Live music, pendengar bisa mendengar music secara gratis
dengan radio. Adapun music yang diputarkan oleh radio bersifat
surprice, pendengar tidak mengetahui lagu apa yang akan
diputar. Namun untuk beberapa program terkadang
menawarkan kepada pendengar tau pendengar bisa request lagu
apa yang ingin diputar.
Karakteristik radio secara umum menurut Asep (2017:13)
sama seperti media massa lainnya, seperti publisitas (dapat diakses
atau dikonsumsi oleh publik), universalitas (pesannya bersifat
umum), kontinuitas (berkesinambungan dan terus menerus), serta
aktualitas (berisi hal-hal baru, baik berita atau informasi terbaru).
29
Karakter khas yang dimiliki radio dan tidak dimiliki oleh
media lainnya menurut Asep (2017:14) dibagi menjadi dua yaitu
karakter positif (kelebihan) dan karakter negatif (kelemahan).
Karakteristik yang dimiliki oleh radio menjadi pondasi dan
menejemen program dan teknik siaran. Karakteristik radio menjadi
penyesuaian sebuah program siaran.
d. Kelebihan dan kekurangan
Sebagaimana yang kami tahu keberadaan radio hingga
sekarang masih dicari oleh orang. dengan begitu radio memiliki
keunggulan dan kekurangan dibandingkan dengan media massa
lainnya. Menurut Romli (2007:22-32) adapun kelebihan dan
kekurangan radio dibandingkan dengan media massa lainnya
sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Kelebihan pertama yang sanagt umum adalah Cepat dan
langsung. Dibandingkan media massa seperti koran dan
televisi dalam menyampaiakan informasi radio adalah
media tercepat sebab tanpa melalui proses panjang seperti
siaran televise.
b) Radio termasuk salah satu media massa yang mengajak
lawan bicaranya mengobrol intonasinyapun terdengar
akrab. Siaran radio membuat pendengarnya berasa seperti
berinteraksi langsung.
30
c) Selain terdengar akrab keunggulan yang lainnya juga
terdengar hangat. Perpaduan kata-kata siaran oleh penyiar
dipadukan dengan pemutaran music bisa mempengaruhi
emosi pendengar.
d) Mendengarkan siaran radio bisa dilakukan oleh semua
kalangan tanpa ada batasan umur, jenis kelamin dll, serta
bisa didengar dimana saja dan kapan saja.
e) Dibandingkan dengan media massa cetak seperti koran
atau media gambar seperti televise yang sekarang
berlangganan, radio lebih murah dan bahkan pendengar
tidak dipungut bayaran.
f) Siaran radio juga memiliki sifat fleksib karena radio bisa
dinikmati sambil mengerjakan hal lain, tanpa
mengganggu pekerjaan.
g) Mendengarkan radio lebih mudah dicerna dibandingkan
dengan media cetak seperti koran. Karena, penyiar lebih
menyampaiakan seperti ngobrol jadi tidak ada kesalah
pahaman intonasi baca.
2) Kelemahan:
a) Bila dilhat sekilas, siaran radio bersifat sekali dengar jadi
mudah untuk dilupakan pendengar. Sebab, siaran radio
tidak berbentuk tulisan yang bisa disimpan kembali.
31
b) Seringkali dijumpai bahwa siaran radio bersifat global,
tidak detil, gak rinci. Berbeda dengan koran yang
menyebutkan informasinya secara tepat dan rinci.
c) Kelemahan radio juga memilki batasan waktu. Dimana
siaran radiodiatur oleh jadwal oleh waktu hanya 24 jam.
Serta siaran beralur linear, program siaran yang disiarkan
radio berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan.
d) Masalah yang paling banyak ditemui oleh pendengar
adalah sinyal, terkadang sinyal bisa sampai atau
terjangkau kadang karena terkendala beberapa factor
sinyal ilang dan tidak bisa mendengar radio.
5. Penyiar
a. Definisi penyiar
Dalam bahasa Inggris, penyiar disebut dengan Announcer (orang
yang mengumumkan). Definisi penyiar yang dipaparkan Margono
(2017:37) dalam bukunya sebagai berikut :
“ Penyiar adalah ia yang mengawal acara hingga berjalan
lancar. Penyiar bertugas menyampaikan materi yang
dibutuhkan pendengarnya, memutarkan iklan sesuai
dengan jadwal karena berkonsekuensi dengan client.
Sedangkan lagu merupakan selingan dalam
menyampaikan materi,kecuali acara yang berformat
request diamana penyiar hars memutarkan lagu dan yang
diminta oleh pendengarnya”
Berdasarkan kutipan di atas penyiar merupakan seseorang
yang memandu acara dari pembukaan sampai penutup. Adapun
32
tugas dari penyiar adalah menyampaikan materi yang dibutuhkan
pendengarnya, menyampaiakan pemutaran iklan atau terdapat jeda,
memutarkan lagu. Biasanya dalam program radio terdapat selingan
penyampaian materi yang diisi dengan pemutaran lagu yang sesuai
dengan tema atau request dari pendengar.
b. Karakteristik penyiar
Adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh penyiar menurut
Romli (2007:33-62) sebagai berikut:
1) Kemampuan berbicara
Penyiar adalah pekerjaan mengeluarkan suara, jadi kemampuan
berbicara sangat penting. Menjadi seorang penyiar tidak boleh
asal bicara harus ada pengontrolan supaya bisa menjadi merdu.
Kualitas yang diperlukan seorang penyiar mengunakna kualitas
suara perut serta pengaturan intonasi sangat diperlukan.
2) Kemampuan membaca,
Membaca yang dimaksud adalah membaca naskah (skrip).
Namun, kemampuan yang dibutuhkan adalah membaca script
tapi seperti mengajak bicara biasa tidak terlihat seperti nada
orang membaca.
3) Kemampuan menulis,
Bakat menulis naskah siaran tidak harus dimiliki oleh penyiar.
Namun terkadang ada sedikit kendala yang menjadikan penyiar
juga harus menulis naskah nya sendiri.
33
4) Kemampuan menyesuaikan diri
Penyiar harus mampu menyesuaikan diri, sebab dalam
pekerjaannya ditempatkan dalam bentuk tim dan oleh
karenanya harus bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaanya.
5) Berwawasan,
Penyiar harus memiliki wawasan supaya saat siaran tidak hanya
“say hallo” tetapi juga ada improfisasi-improfisasi pengetahuan
agar pendenagr lebih tertarik. Untuk bisa menambah wawasan
bisa dengan banyak membaca buku.
6) Sense of humor,
Penyiar juga harus humoris dan bahkan harus puya bakat
humoris. Sebab, ada program siaran yang berunsur komedi serta
tujuan dari radio adalah sebagai hiburan.
7) Sense of music,
Paham dan tahu tentang music untuk menjadi seorang penyiar
itu perlu. Sebab, meskipun bukan siaran program khusus musik,
biasanya jeda siaran diputarkan lagu dengan paham music bisa
memutarkan music sesuai dengan suasana siaran yang dibawan
oleh penyiar.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian metode menurut Departemen Pendidikan Indonesia (2001) adalah
cara yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai yang
dikehendaki. Cara kerja yang dimaksud memiliki system untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan
yang dimaksud dengan penelitian adalah usaha untuk tujuan yang ditentukan
dengan menggunakan metode ilmiah (Muhtadi, 2015:1).
Supaya mempermudah pembahasan yang sudah dirumuskan dan agar
mencapai tujuan penelitian ini, maka memerlukan adanya metode penelitian yang
sesuai untuk menyimpulkan konsep. Serta data yang diperoleh nantinya supaya bisa
lengkap dan tepat. Maka penelitian ini memerlukan metode-metode diantaranya
yaitu:
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian kulitatif dimaksudkan untuk mengamati perilaku apa yang terjadi
pada subjek penelitian kemudian dideskripsikan menggunakan kata-kata dan
bahasa (Trinoviana, 2017:42). Dalam hal ini data yang diperoleh peneliti
tidak dijabarkan dengan angka-ngka namun dalam deskripsi atau penjelasan
yang mendalam. Data yang diperoleh nanti berasal dari beberapa cara
observasi, wawancara dan dokumentasi.
35
Sedangkan menurut Muhtadi (2015:19), penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan landasan filsafat postpositivisme serta
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Adapun yang
dimaksud dengan landasan filsafat postpositivisme, menganggap bahwa
realitas itu ada dan sesuai dengan hukum alam tapi belum tentu benar jika
hanya dengan pengamatan saja. Untuk menanggapi hal itu, maka dari itu
dalam melihat realitas tersebut perlu adanya pengujian triangulasi untuk
mencari tahu sebab dari yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti ingin
mencari tahu bagaimana strategi penyiar dalam meningkatkan jumlah
pendengar dengan melakukan pendekatan secara langsung pada subjek.
Tidak hanya itu saja, pendekatan penelitian yang peneliti pakai
menggunakan pendekatan deskriptif. Maka yang dimaksud dengan penelitian
deskriptif yaitu penjabaran yang di bangun mengikuti rumusan masalah untuk
memandu penelitian secara menyeluruh dan lebih dalam. Adapun tujuan dari
penelitian deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan secara sistematis, factual,
dan akuran berdasarkan apa yang di temukan pada objek (Muhtadi, 2015:19).
Pada penelitian ini khususnya, peneliti bertujuan mengungkapkan
secara sistematis fakta terhadap fenomena atau apa yang tampak dan
bagaimana keadaan yang diteliti secara benar dan cermat. Menggunakan
metode analisa kualitatif mencoba untuk memberikan gambaran atau paparan
berdasarkan data yang diperoleh. Peneliti tidak bermaksud untuk menyajikan
hipotesa serta dapat memungkinkan kami melacak variasi cara yang
digunakan oleh komunikator
36
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Radio Dais 107.9 FM. Lokasi
berada di Menara Alhusna Masjid Agung Jawa Tengah. Letaknya di
Jalan Gajah, Sambirejo Gayamsari, Semarang Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yang akan dilakukan berkisar 1 bulan
mulai dibulan Juli sampai Agustus 2019.
3. Informan
Sampel/informan dalam penelitian ini adalah semua yang berkaitan
dengan judul dan masuk kriteria untuk dipilih menjadi informan. Adapun
kriterianya yang dipilih menjadi informan, antara lan:
a. Penyiar aktif di Radio Dais
b. Paham tentang radio dan penyiaran
c. Bersedia dan mampu di wawancarai
Di bawah ini beberapa informasi terkait dengan informan yang telah
memenuhi kriteria, diantaranya:
No Nama Umur Jenis kelamin Jabatan di
Radio
1. Karno 57 tahun Laki-laki Direktur
operasional
2. Hartono (Arka) 23 tahun Laki-laki Penyiar
37
3. Eva Winata 27 tahun Perempuan Penyiar
4. Farida 21 tahun Perempuan Penyiar
5. Fajar Tri Utami 30 tahun Perempuan Penyiar
6. Sania 22 tahun Perempuan Pemyiar
7. Conan 30 tahun Laki-laki Penyiar
C. Prosedur Pengambilan Sampel
Pada prosedur prngambilan sampel, peneliti sedikit kesulitan dalam
menentukan sampel yang respentatif. Maka dari itu, peneliti bersedia
mengikuti prosedur supaya dalam menentukan sampel dapat respentatif. Pada
proses pemilihan sampel, biasa disebut dengan teknik sampling. Adapun
untuk pemilihan sampelnya mmenggunakan rancangan sampling
nonprobilitas dengan teknik Purposive Sampling yang bersifat Snowball.
Menurut Kriyantono (2006:154), sampling nonprobabilitas yaitu
sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti. Sampel nonprobabilitas tidak melalui teknik acak (random). Ada
batasan-batasan yang dibuat peneliti untuk menentukan sampel. Maka dari itu
tidak semua bisa berpeluang menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling artinya sampel
diambil secara sengaja. Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini
diseleksi atas dasar kriteria-kriteria yang sudah dtentukan dan sesuai dengan
judul. Karena penelitian ini berjudul “Strategi Penyiar Radio Dais (Dakwah
38
Islam) Semarang dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar” maka sampel
yang sesuai dengan objek penelitian yaitu Radio Dais Semarang.
Adapun untuk menentukan jumlah yang harus diambil sebagai sampel,
menggunakan teknik Snowball Sampling. Menurut Kirsyanto (2006:160)
Snowball Sampling bagaikan bola salju yang menggelinding dari sedikit
sampel menjadi banyak. Sesuai dengan namannya Snowball Sampling artinya
Sampel Bola Salju. Karena objek penelitian berada di Radio Dais Semarang
dan subjek penelitian ini adalah Penyiar, Peneliti akan terus wawancara
sedikit demi sedikit sampai menemukan informan kunci yang benar-benar
memahami masalah apa yang diteliti. Maka dari itu, informan yang menjadi
bahan data utama yaitu para penyiar Radio Dais Semarang. Selanjutnya untuk
menguatkan argument deskripsi data maka ditambah dengan informan
tambahan yang masih berada di batasan Radio Dais, seperti pengurus.
Informan dalam penelitian terbagi menjadi dua:
a. Informan utama atau kunci yaitu seluruh penyiar Radio Dais Semarang.
b. Informan tamabahan untuk mempeluas data utama yaitu pengurus
Radio Dais Semarang. Dalam penelitian ini peneliti memilih direktur
radio, Bapak Karno.
D. Sumber Data
Data yang di olah peneliti dihasilkan dari beberapa sumber. Sumber data
yangdigunkana peneliti ini diantaranya:
39
1. Sumber data primer
Menurut Sugiyono (2007:308) yang dimaksud dengan sumber
data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung
diberikan pada peneliti. Dengan kata lain, pada penelitian ini yang
masuk dalam sumber data primer yaitu subjek penelitian yang bersedia
menjadi informan dan mereka memberikan keterangan secara langsung
kepada peneliti. Tidak hanya data yang bersumber dari wawancara saja,
tetapi catatan-catatan saat observasi juga masuk dalam sumber data
primer karena peneliti mendapatkan data tersebut secara langsung
meskipun hanya melakukan pengamatan dan mencatat beberapa
peristiwa. Sumber data ini meliputi para pihak yang terlibat dalam
strategi komunikasi penyiar Radio Dais Semarang dalam meningkatkan
jumlah pendengar. Dalam hal ini seperti; para penyiar Radio Dais,
direktur umum Radio Dais.
2. Sumber data sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah pernah diolah sebelumnya
dan tersedia (Werang, 2015:111). Data ini bersumber dari buku, jurnal,
penelitian-penelitian sebelumnya dan sumber data lainnya yang
berhubungan dengan profil Radio Dais, dan strategi komunikasi
penyiar dalam meningkatkan jumlah pendengar.
E. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini diantaranya:
40
1. Observasi
Menurut Agustinova (2015:36), observasi adalah mengamati dan
mencatat suatu objek baik secara langsung atau tidak pada fenomena
yang diselidiki dengan menggunakna semua indra. Berdasarkan cara
pengamatannya, metode observasi yang digunakan peneliti dengan
mendengarkan siaran radio, melihat dan mengamati situasi yang ada
dalam lokasi radio kemudian mengembangkan daya pengamatan dalam
mengamati suatu objek yang dimiliki dan terjadi pada saat observasi.
Dengan demikian, penelitian dapat menyajikan gambaran realistik
perilaku dan kejadian yang sebenarnya terjadi oleh penyiar Radio Dais.
2. Wawancara
Wawancara termasuk salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Proses tanya jawab untuk mencari data penelitian secara
lisan serta bertatap muka oleh dua orang atau lebih disebut dengan
wawancara (Ahmadi,2009:38). Oleh karena itu, wawancara menjadi
bentuk pembuktian informasi atau keterangan yang diperoleh. Dalam
teknis pelaksanaanya, peneliti melakukan wawancara pada informan
dengan cara bertatap muka langsung serta sebelumnya sudah
mempersiapkan daftar pertanyaan. Hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan data lengkap dan mendalam. Adapun wawancara ini
41
dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait pada penelitian ini, yaitu
Direktur Umum dan penyiar Radio Dais.
3. Dokumentasi
Ada beberapa pendapat yang menganggap bahwa dokumentasi
tidak masuk dalam metode pengumpulan data. Bagi peneliti, selain
observasi dan wawancara peneliti juga memerlukan metode
pengumpulan data yang disebut dengan dokumentasi. Dokumentasi
merupakan proses pencarian data dengan mengumpulakan dokumen-
dokumen masa lampau secara sistematisa dan objektif
(Kiryantono,2014:120). Tujuannya untuk mendapakan informasi data
yang mendukung analisis dan interpretasi data, seperti; surat, jurnal,
buku, dan mengabadikan peristiwa dalam bentuk gambar, rekaman.
F. Teknik Analisis Data
Data naratif yang dihimpun akan dianalisis menggunakna metode
kualitatif. Adapun langkah-langkahnya dimulai dari: pertama, peneliti mulai
mengumpulkan semua data yang diperoleh. Kedua, peneliti membaca data-
dat yang diperoleh dan menandai bagian data yang penting. Ketiga, menarik
semua pernyataan dari semua informan dan menganalisis bagian yang sama
lalu membuang bagian yang tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian sebab
data tersebut tidak digunakan. Keempat, data yang sudah sesuai dengan tema
pembahasan di uraikan, di deskripsikan, diasumsi hingga menjadi kalimat
yang padu. Kelima, setelah semuanya selesai barulah bisa ditarik kesimpilan
dari semua yang telah dibahas.
42
Data yang diperoleh untuk dianalisis harus sesuai reabilitas dan
validitas data. Sedangkan reabilitas dan Validitas data menurut Kiryantono
(2006:196) terletak pada diri peneliti sebagai instrument penelitian. Sebab,
penelitilah yang mencari dan menggali sumber data penelitian. Data yang
dimaksudkan di atas bersumber melalui observasi, teknik wawancara, dan
teknik dokumentasi kemudian digabung menjadi satu. Setelah itu, dipisahkan
atau dipilah-pilah sesuai dengan permasalahannya yang disebut dengan
reduksi.
G. Teknik Validitas Data
Banyak penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
subjektivitas peneliti yang mengambil peran secara dominan. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan observasi mengandung banyak
kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan tanpa kontrol. Sumber data
kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan Teknik Triangulasi dalam menguji
validitas data.
Triangulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi
digunakan dengan melakukan pemeriksaan keabsahan data yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut (Fuad dan Nugraha, 2014:65).
Berdasarkan pengertian di atas, triangulasi data dibagi menjadi 6 aspek,
diantaranya:
43
a. Triangulasi dalam aspek waktu, memiliki pengaruh dalam pengecekan
data. Triangulasi waktu yaitu pengecekan data dari waktu ke waktu,
hari ke hari atau mingguke minggu apakah data tersebut berubah atau
tidak. Perlu ada pengecekan berulang-ulang.
b. Triangulasi dalam aspek metode, pada aspekini tujuannya untuk
membandingkan data yang diperoleh dengan metode-metode yang
lainnya. Data yang diperoleh akan membawa ke kesimpulan yang baik
dan benar. Metode yang dapat diujikan antara lain: observasi,
wawancara, dokumentasi, studi dokumen dan metode lainnya.
c. Triangulasi dalam aspek tempat, pada asepek ini perlu mengamati
beberapa tempat sebelum mengambil beberapa tempat sebagai
objeknya. Dalam aspek ini bisa dijadikan perbanding sebelum akhirnya
menarik kesimpulan.
d. Triangulasi dalam aspek teori, dala hal ini hasil dari penelitian
dibandingkan kembali dengan teori-teori yang relevan untuk
menghindari kesenjangan pada penelitian yang dilakukan.
e. Triangulasi dalam aspek peneliti, pada penelitian ini dapat berarti
kolaborasi dengan peneliti-peneliti lainnya. oleh karena itu
temuandalam entuuk data yang diperoleh masing-masing perlu dikaji
lebih lanjut. Kajian data yang diperoleh dari berbagai peneliti
merupakan keragaman informasi yang memperkaya sumber penelitian
yang sedang dilaksanakan.
44
f. Triangulasi dalam aspek sumber, pada aspek ini perlu melakukan
pengamatan pada sumber data yang lain. Sumber yang berbeda bisa
memungkinkan memiliki informasi yang berbeda. Dengan begitu bisa
melakukan kajian lebih lanjut untuk bisa memperoleh hasil yang benar.
Pada penelitian triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi
dalam aspek metode. Sebab, peneliti dalam pengumpulan data menggunakan
macam-macam metode pada subjek yang sama. Hal ini bertujuan untuk
membandingkan data yang sebelumnya sudah diperoleh peneliti lalu
diperkuat argumennya dengan menggunakan metode lainnya. Mulanya,
peneliti menggunakan metode observasi pada Radio Dais Semarang
kemudian melakukan pencarian data dan diperkuat dengan wawancara serta
dokumentasi.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini berupa deskripsi mengenai
strategi penyiar dalam meningkatkan jumlah pendengar saat siaran serta gaya
penyiar-penyiar Radio Dais dalam menyapa pendengar.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Radio Dais Semarang
a. Sejarah Radio Dais
Dimulai pada awal pembangunan Masjid Agung Jawa
Tengah, Mardiyanto yang waktu itu menjabat sebagai gubernur
Jawa Tengah menginginkan agar di bangun stasiun Radio di
dalam bagian masjid. Kemudian, saat pembangunan masjid telah
berakhir pada 15 September 2006, gubernur kembali mendesak
agar stasiun Radio yang sudah dibangun segera difungsikan.
Sedangkan pada saat itu pengelola masjid tidak ada yang mampu
mengoperasikannya. Akhirnya tidak ada cara lain, para pengelola
meminta kebijakan gubernur untuk mempertimbangkan kembali
keinginannya. Atas perintah Gubernur Mardiyanto, Badan
Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah melalui BIKK Provinsi
Jawa Tengah melayangkan surat ke RRI (Radio Repulik
Indonesia)untuk menjadi konsultan, RRI sendiri yaitu lembaga
penyiaran public milik pemerintah Indonesia. Kemudian dari RRI
mengirim 7 (tujuh) orang crew yang merupakan ahli di bidang
46
masing-masing yaitu terdiri dari 1 programer, 2 teknisi, 1 HRD,
1 kepenyiaran, 1 pemberitaan, dan 1 operator. Persiapan waktu
yang dibutuhkan dari tim RRI sendiri selama 7 hari.. Mulai dari
pemasangan antena, penempatan peralatan pemancar dan studio
sampai benar-benar siap dioperasikan, pencarian SDM yang
nantinya mengoperasikan Radio, menyiapkan program acara dan
sebagainya.
Pada tanggal 22 September 2006 stasiun Radio diresmikan
oleh gubernur dengan nama Radio Dakwah Islam (DAIS) Masjid
Agung Jawa Tengah. Kemudian tanggal 23 September 2006,
bersamaan dengan acara Dugderan, yaitu acara festival khas kota
Semarang yang menandai dimulai puasa, Radio Dakwah Islam
mulai siaran perdana pada pukul 15.00 WIB. Siaran pertama
waktu itu langsung dihari oleh gubernur dalam program dialog
interaktif dengan tema “Perlunya Sebuah Media Public Yang
Diperuntukkan Bagi Umat Muslim Di Jawa Tengah”. Semenjak
awal berdirinya dan sampai sekarang Rasio Dais Semarang masih
aktif siaran dengan menyiarkan program-program menarik.
b. Karakteristik Radio Dais Semarang
Radio Dais Semarang sebuah Radio komunitas yang
jangkauan sinyalnya tidak bisa jauh. Tetapi, sekarang tersedia
aplikasi khusus untuk bisa menikmati siaran Radio Dais
Semarang namanya “Dais Play”. Didalamnya bisa streaming,
47
siaran on air atau off air sudah tersedia di Aplikasi Dais Play, jadi
masyrakat yang tidak bisa terjangkau sinyal Radio bisa
menikmati melalui aplikasi dan bisa di download di Google Store
atau AppStore. Selain itu, Radio Dais Semarang juga aktif di
beberapa media sosial seperti; Instagram, facebook, whatsapp dan
youtube.
Radio Dais Semarang di akun media sosialnya banyak
membagikan kegiatan siaran. Adapun kegiatan yang dibagikan
seperti; live streaming, uploud kegiatan di feed dan di snapstory
Instagram dan facebook. Khusus untuk whatsapp Radio Dais
memiliki grup fansbase yang diberi nama MODIS Dais 107.9
FM, Modis sendiri singkatan dari Monitoring Dais Grup itu
sendiri dibentuk dan dibagikan ke siapa saja yang ingin
bergabung di dalamnya. Untuk akun youtube resmi milik Dais
diberi nama”Dais107.9FM”, diberanda Radio juga mengunggah
kegiatan-kegiatan besar seperti; acara Kopdar Radio, acara
romadhon, dan penghargaan-penghargaan.
Ciri khas Radio Dais yaitu seluruh siarannya berupa
dakwah yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Jawa
Tengah. Meskipun keseluruhannya adalah siaran dakwah tetapi
tidak hanya di isi dengan dialog keagamaan, ada juga siaran
disajikan dalam bentuk hiburan, pendidikan, dan informasi-
informasi seputar Islam. Program yang menjadi keunngulan dari
48
Radio Dais Semarang yaitu adanya dialog interaktif mengenai
agama secara langsung antara pembicara atau bintang tamu
dengan para pendengar serta memutarkan musik-musik
bernuansa Islami. Tidak hanya itu saja di dalamnya juga
disematkan motivasi-motivasi kepada para pendengar, serta
sedikit wawasan tentang agama islam.
Ciri khas yang dibentuk tersebut dilakukan dengan harapan
Radio Dais dapat memikat hati pendengar. Radio Dais berlokasi
di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya
Semarang. Apalagi Kota Semarang adalah kota metropolitan
sehingga perlu penyeimbang antara kebutuhan jasmani dan
rohani.
c. Penyiar Radio
Radio Dais Semarang memiliki 7 (tujuh) penyiar yang
sampai sekarang masih aktif siaran. Para penyiar siap memandu
siaran dari program pagi yang dimulai dari jam 04.00 sampai jam
21.00 WIB. Jadwal siaran pun digilir tidak menyesuaikan
penyiar, tetapi penyiar menyesuaikan siaran. Jadi semua penyiar
yang ada di Radio Dais Semarang harus siap ke program apa saja.
Misal, program dongeng anak, program tersebut ditujukan untuk
kalangan anak-anak yang isinya masih mengandung unsur
dakwah tapi buat anak-anak, di program tersebut tidak khusus
dibawakan oleh satu penyiar saja tetapi semua penyiar pasti
49
mendapatkan giliran untuk memandunya. Tidak hanya program
anak-anak saja, itu berlaku untuk semua program yang sudah
disusun. Untuk penjadwalan sendiri tiga minggu sekali dirubah.
Hal tersebut memiliki kelebihan bagi pendengar tidak merasa
jenuh dengan pembawaan yang sama, dan sedangkan bagi
penyiar sendiri agar bisa merasakan semua program.
d. Visi dan Misi Radio Dais Semarang
1) Visi
Visi Radio Dais adalah “Melayani Kebutuhan Rohani
Umat Islam dan Melakukan Pelayanan Informasi Kepada
Masyarakat Secara Umum”.
2) Misi
Untuk dapat mencapai tujuan dakwah sebagaimana
tersirat dalam visi Radio Dais FM maka disusunlah
beberapa misi sebagai berikut:
a) Memberikan penyegaran siaran rohani setiap hari
kepada umat Islam di wilayah jangkauannya.
b) Memberikan wacana kajian islam kepada masyarakat
agar tumbuh dan berkembang nilai-nilai islam yang
sesuai kamibullah, sunnaturasul, serta pendapat para
alim dan ulama
c) Memberikan informasi-informasi penting kepada
masyarakat.
50
d) Mengembangkan musik dan hiburan sesuai dengan
kaidah Islam.
e) Memakmurkan Masjid Agung Jawa Tengah.
f) Membantu Pemerintah ikut mencerdaskan anak bangsa
yang memiliki sifat akhlakul karimah.
e. Tujuan
Berdirinya Radio Dais dilatar belakangi salah satunya
sebab jenuhnya masyarakat dengan media hiburan yang
mengikuti gaya kebarat-baratan yang dapat merusa
Latar belakang didirikannya Radio Dais salah satunya
adalah jenuhnya masyarakat akan media hiburan yang mengikuti
gaya kebarat-baratan yang dapat merusak moral anak muda dan
anak-anak. Oleh karena itu, Radio Dais mempunyai tujuan untuk
membangun masyarakat yang Islam serta mandiri dan ikut serta
dalam pembangunan baik fisik maupun mental melalui program
siaran yang dapat menggerakkan kegiatan pendidikan, hiburan,
dan informasi.
2. Temuan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti memilih informan yang sesuai dengan
focus penelitian sebagai sumber data penelitian. Adapun nama-nama
informannya adalah sebagai berikut:
51
a. Direktur umum Radio Dais Semarang
Drs. H. Karno, M.H. beliau merupakan Direktur
Operasioanal Radio Dais Semarang. Direktur operasional
bertugas memastikan acara siaran berjalan dengan lancar serta
yang menjaga konsistensi dari program. Selain menjadi Direktur
Operasioal beliau juga terkadang ikut menjadi penyiar. Biasanya
beliau memandu program dialog interaktif atau kajian-kajian
kamib.
b. Penyiar
1) Eko Ananto
Eko Ananto yang kerap dipanggil Konan ini sudah
lama berkecimpung didunia penyiaran. Bidang penyiaran
sudah digelutinya selama 12 tahun, dimulai dari akhir tahun
2007. Sedangkan nama Konan diambil dari dalam namanya
Eko Ananto. Hal itu lalu berkelanjutan hingga sekarang
dikehidupan sehari-hari.
Motivasi awal beliau dimulai sejak masuk SMK 1
jurisan Penyiaran Radio. Setelah mempelajari, mencoba,
dan mendalami akhirnya jadi profesi sampai sekarang.
Selain menjadi penyiar di Radio Dais Semarang, beliau
juga menjadi music director. Selama di Radio Dais
Semarang beliau semakin suka berkecimpung di dunia
52
penyiaran, sebab bisa bertemu dengan banyak orang
penting dan artis serta bisa mewawancarainya.
2) Eva winata
Eva Winata yang sering dipanggil dengan kak Eva
merupakan salah satu penyiar di Radio Dais Semarang.
Selain menjadi penyiar beliau juga mengajar disalah satu
SMA di Semarang. Sebelumnya beliau pernah belajar di
jurusan komunikasi penyiaran islam dari UIN Walisongo
dan waktu kuliah beliau mencari pengalaman bekerja jadi
penyiar. Setelah lulus dunia penyiaran tidak asing lagi
sebab beliau sudah punya bekal di dunia penyiar. Profesi
penyiar sudah digeluti beliau sekamir 8 tahun lalu dan
masih aktif sampai sekarang.
Bagi kak Eva penyiar itu harus ada etika siaran, tak
lupa harus paham situasi dan kondisi. Jadi, penyiar itu ibrat
koki, harus tahu bumbunya, tidak melanggar SOP siaran.
3) Fahrida
Penyiar paling muda bernama Fahrida yang ada di
Radio Dais ini kerap disapa dengan kak farida baru
beberapa bulan terakhir menggeluti dalam bidang
penyiaran. Mulanya dulu fahrida hanya magang di Radio
Dais Semarang dalam rangka PPP (pengenalan Praktik
Profesi) di semester 6. Farida sama dengan kak Eva berasal
53
dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Walisongo.
Sekarang Farida baru menginjak semester akhir dan sedang
proses menyelesaikan skripsi.
Sikap farida yang ceria dan semangat menjadi ciri
khas dalam menyapa pendengar. Walaupun terhitung
sangat muda diantara para penyiar, tapi farida tetap
semangat dan kemauan serta kecintaan terhadap dunia
penyiaran sangat besar.
4) Hartono
Hartono atau yang paling terkenal dengan nama
panggung Arka ialah salah satu penyiar aktif yang ada di
Radio Dais Semarang. Beliau lulusan dari Universitas
Sultan Agung Semarang angkatan 2017 di Fakultas
Tarbiah. Profesi penyiar sudah dilakukan beliau sejak 2
(dua) tahun yang lalu hinga sekarang. awal mula beliau
menjadi penyair karena beliau sebelumnya tinggal dan
menjadi marbot di Masjid Agung Jawa Tengah sejak beliau
masih duduk dibangku SMP. Jadi memang dari dulu beliau
tidak punya bekal ilmu jadi penyiar kemudian tertarik
tertarik dan akhirnya belajar autodidak bersama penyiar
lama yaitu kak Conan.
Meskipun profesi yang digeluti sekarang berbeda
dengan yang sudah dipelajari dibangku kuliah, tetapi tekat
54
beliau sangat kuat. Karena beliau percaya semua orang bisa
jadi penyiar, kami bisa jadi apa-apa yakin istiqomah pasti
bisa.
5) Fajar Tri Utami
Penyiar perempuan yang lahir 30 tahun silan ini
bernama lengkap Fajar Tri Utami, sering disapa kak Fajar.
Ibu dari dua anak ini kesehariannya hanya jadi penyiar dan
aktivis RT sekamir kadang juga menjadi mentor untuk
anak-anak magang. Awal ketertarikan menjadi penyiar
ketika beliau masih duduk di bangku SMK jurusan
penyiaran, lalu kemudian beliau melanjutkan kuliah juga di
jurusan komunikasi. dunia penyiaran sudah digeluti beliau
sejak masih di SMK, kurang lebih sudah 12 tahun dan
sampai sekarang masih aktif menjadi penyiar.
Pengalaman pertama siaran beliau pada saat
peresmian Radio untuk pertama kalinya dan itu benar-benar
menjadi pengalaman yang tidak pernah bisa dilupakan.
Beliau pernah menjadi sejarah dalam peresmian Radio Dais
Semarang. Waktu itu siaran pertama Radio Dais Semarang
beliau ditunjuk untuk menjadi penyiar dalam program
dialog interaktif bersama Gubernur Jawa tengah.
6) Sania
55
Perempuan asli Pekalongan ini merupakan salah satu
penyiar baru di Radio Dais dan termasuk salah satu penyiar
muda. Meskipun penyiar baru di Radio Dais, tapi
pengalaman menjadi penyiar sudah digelutinya saat masih
duduk di bangku SMA. Namun untuk bisa sampai pada
penyiaran ia hanya ikut-ikut dan diajak temannya, lalu
kemudian ia belajar secara outodidak. Karena terbiasa
mengisi acara dan memandu acara, bukan hal baru bagi dia
untuk merasakan pengalaman di depan orang banyak.
Fokus pada penelitian ini ialah pada strategi komunikasi yang
digunakan para penyiar Radio Dais Semarang supaya bisa
meningkatkan jumlah pendengar. Focus tersebut diambil penliti
dikarenakan keingintahuan peneliti untuk mengetahui apa dan
bagaimana strategi komunikasi penyiar Radio Dais secara Radio Dais
merupakan salah satu Radio yang menyajikan siaran dakwah
sepenuhnya.
Membahas strategi komunikasi untuk menarik perhatian
pendengar tentunya tidak lepas dari bagaimana gaya dan teknik yang
dipakai oleh penyiar saat siaran. Karena gaya, teknik ataupun ciri khas
tersebut harus dimiliki oleh setiap penyiar, meskipun terkadang penyiar
harus menyesuaikan program acara yang dibawakan. Para penyiar
Radio Dais Semarang harus menyesuaikan dan mengemabangkan
56
kemampuan yang dimiliki supaya para pendngar baru atau lama bisa
nyaman dan tidak jenuh.
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi berikut hasil wawancara dan
observasi yang telah didapatkan strategi komunikasi penyiar Radio
Dais Semarang dalam meningkatkan jumlah pendengar tahun 2019.
Ada beberapa media yang digunakan penyiar untuk mengundang
pendengar yaitu; media sosial (Grup Whatsapp, Instagram, Facebook,
dan Youtube) selain itu ada aplikasi khusus Radio Dais diberi nama
“Dais Play”. Di Dais Play sendiri, masyarakat yang tidak bisa dijangkau
oleh frekuensi wilayah bisa langsung menikmati siaran di aplikasi.
“…Untuk penggemar sendiri kami sediakan link yang
disebarkan secara umum bagi mereka yang ingin gabung dan
sharing di grup. Nama grupnya yaitu “Modis Dais 107,9 FM”,
kepanjangan dari Monitor Dais. Di grup itu sendiri kami bisa
mengontrol para penggemar Radio Dais dan akhirnya menjadi
nama fansbase Radio” (Wawancara EW, 7 Juli 2019, pukul
17.10)
Para penggemar juga sudah tergabung dalam satu wadah grup
Whatsapp dan cara untuk masuk menjadi anggota grup juga mudah.
Link bisa ditemui di kolom caption Instagram dan Facebook. Caranya
tinggal cari link di caption-caption media sosial lalu di klik dan
disambungkan ke aplikasi Whatsapp dan otomatis langsung join atau
bergabung dalam Grup. Kegiatan atau aktivitas grup sendiri sering
membagikan kegiatan mereka sehari-hari, informasi, motivasi dan lain
sebaginya (observasi grup Whatsapp Modis Dais 107.9 FM).
57
Sosial media sendiri seperti Instagram atau Facebook mendapat
perhatian masyarakat serta pengikutnya cukup banyak. Untuk
Instagram sendiri memiliki pengikut 795 dan 151 unggahan di halaman
instagramnya. Sedangkan di akun facebook sendiri sampai tanggal 21
Agustus 2019 memiliki 6,044 likes. Di kedua sosial media tersebut,
Radio Dais Semarang sering membagikan atau memposting jadwal
siaran dimana itu bertujuan untuk memberikan informasi terkait siaran.
Tidak hanya itu, di kedua akun tersebut sering membagikan pencapaian
yang sudah didapatkan Radio Dais Semarang dan kartu ucapan-ucapan
perayaan (observasi dan wawancara EW dan K, 7 Juli 2019, Pukul
13.00-18.00).
Sedangkan sasaran yang dituju menurut Karno (57) “..ditujukan
untuk semua kalangan dan terutama muslim, jika ada yang non-muslim
mendengarkan ya Alhamdulillah,..”. Di Radio Dais Semarang sendiri
terdapat 22 program utama yang disiarkan selama satu minggu. Mulai
dari program anak-anak, remaja, dewasa, dan siraman rohani. Hal itu
dengan tujuan. Radio Dais Semarang lebih berorientasi menyentuh sisi
religi pendengar, maka penyiarpun dalam gaya pembawaannya juga
lembut agar mudah menyentuh.
Program siaran Radio Dais menekankan pada siaran yang dapat
dinikmati semua kalangan. Adapun unsur-unsur program siaran di
Radio Dais Semarang adalah sebagai berikut:
58
a. Hiburan
Meskipun Radio Dais Semarang merupakan radio dakwah
tapi unsur hiburan dalam program siaran memiliki porsi yang
lumayan banyak. Sebab, mengingat kebutuhan hiburan
masyarakat yang sehat dan tidak jauh dari unsur dakwah seperti:
Gambus, Qosidah, Arabian, Lagu anak-anak islami dan lain-lain
(wawancara K, 7 Juli 2019 Pukul 13.00-14.00).
b. Pendidikan
Dari gambar di atas dapat disimpulakan bahwa siaran
sebenarnya keseluruhannya berisi unsur pendidikan. Pendidikan
yang siarkan mengandung unsur dakwah, sebab Radio Dais
merupakan radio komunitas Dakwah Islam.
c. Informasi
Selain unsur hiburan dan pendidikan juga terdapat unsur
informasi. Unsur informasi yang disiarkan baik siaran local
maupun siaran nasional misal ada isu yang dibutuhkan masyakat.
Menu Acara Radio Dais
PUKUL ACARA SIARAN
04.00-04.20 WIB Opening Tune + Indonesia Raya
04.20-…. WIB Relay adzan dan sholat subuh
….-05.00 WIB Setlingan Nada Nasyid
05.00-06.00 WIB Jendela Hati
06-00-07.00 WIB Salam Pagi
59
07.00-08.00 WIB Untaian Hikmah
08.00-09.00 WIB Inspirasi Pagi
09.00-10.00WIB Cerita Anak Islami dan Nada Anak Islami
10.00-11.00 WIB Mutiara Imam
11.00-11.30 WIB Istiqomah
Adzan Dzuhur
12.00-13.00 WIB Kajian Siang Tafsir Almunir
13.00-14.00 WIB Oase (Pop, religi, nasyid +info terkini)
14.00-14.30 WIB USWAH
14.30-…. Selingan nada rebana
….-…. Relay Adzan Asar
....-16.30 Nada Taqwa
16.30-17.30 Kajian Sore
17.30-18.00 Relay Adzan Maghrib
18.00-…. Murotal
….-….. Relay Adzan Isya’
…..-20.00 WIB Selingan Nada
19.30-20.50 WIB Silaturrahim
20.50-21.00 WIB Asmaul Husna + Lagu Nasional (tutup siaran)
60
B. PEMBAHASAN
1. Gaya penyiar Radio Dais Semarang Jawa Tengah dalam Menyapa
Pendengarnya
Pada pembahasan ini, sebelum membahas inti pokok tentang
strategi penyiar Radio Dais Semarang dalam meningkatkan jumlah
pendengar, peneliti akan membahas tentang bagaimana Gaya dan
teknik masing-masing penyiar Radio Dais Semarang dalam menyapa
pendengarnya.
Penyiar menjadi penting dalam siaran sebab dialah yang akan
mengawal, memandu acara agar berjalan dengan lancar. Seringkali
ketika orang ingin mendengarkan Radio ada tiga hal yang dicari,
pertama musik, penyiar dan informasi. Salah satu dari ketiga hal
tersebut harus ada supaya pendengar nyaman dan tertarik
mendengarkan.
Berdasarkan temuan dan hasil wawancara yang dipaparkan di
atas, mengenai gaya penyiar Radio Dais Semarang. Para penyiar
memiliki gaya siaran yang berbeda-beda. Terkadang penyiar hanya
sebagai pengiring lagu yang akan diputar, selain itu juga membawakan
talkshow, pengiring dongeng anak memandu diskusi dan lain-lain.
Karena Radio Dais Semarang keseluruhan siarannya bernuansa islam
dan dakwah maka lagu yang diputarkan serta informasi-informasi yang
disampaikan pun juga bernuansa Islam.
61
Setaip penyiar memiliki karakter masing-masing dalam menyapa
pendengar. Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan tanda bagi
pendengar untuk mengetahui siapa yang sedang siaran. Sebagaimana
yang telah dibahas sebelumnya, bahwasanya Radio merupakan bentuk
komunikasi audio. Jadi pendengar tidak bisa melihat siapa yang sedang
bicara. Penyiar menyapa pendengar sesuai dengan waktu aktivitas,
misal jam kerja, para penyiar menyapanya dengan “…yang lagi
dipasar, yang lagi di kantor”, atau mungkin waktu sore saat pada santai
menyapa dengan “yang lagi pulang kerja atau sedang berkumpul
dengan keluarga” dan sebaginya.
Semua penyiar yang ada di Radio Dais dalam menyapa
pendengarnya pada saat opening program menggunakan kalimat yang
sama yaitu “Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu Sahabat
Radio Dais”. Pada semua program semua penyiar Radio diwajibkan
mengucapkan kalimat salam tersebut. Tentang mengucapkan salam
terlebih dahulu ketika menyapa seperti yang Rasulullah Ajarkan, hal ini
terdapat dalam hadist yang diriwayat Imam Bukhari menyebutkan :
وعن ابى هريرة رضي هللا عنه قال :قال رسل هللا صلى هللا عليه
على والمار على القعد والقليل ٬ وسلم ليسل م الصغيرعلى الكبير
الكثير “Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah
yang kecil memberi salam yang lebih tua, hendaklah yang
berjalan memberi salam yang duduk, dan hendaklah yang
sedikit memberi salam kepada yang banyak” (HR.Bukhari
1453)
62
Hal yang membuat berbeda, terletak pada bagaimana intonasi
atau pengucapan kalimat itu oleh penyiar. Ada yang menyapa dengan
powerfull, lemah lembut, formal, atau bersemangat. Semua itu
tergantung bagaimana karakter suara dan program yang dibawakan oleh
penyiar.
2. Strategi komunikasi Penyiar Radio Dais dalam Meningkatkan
Jumlah Pendengar
Strategi komunikasi merupakan suatu rencana yang memiliki
tujuan untuk dicapai. Agar bisa sampai pada tujuan tersebut diperlukan
rangkaian rencana yang sesuai dan terarah. Jika diaplikasikan dalam
strategi komunikasi penyiar Radio Dais dalam meningkatkan jumlah
pendengar, maka tujuan utama penyiar adalah membuat pendengar
nyaman dan tidak jenuh dengan siaran yang dibawakan.
Hal tersebut berkaitan bagaimana gambaran yang harus dibangun
di Radio Dais Semarang yaitu bagaimana prinsip dakwah seperti yang
rasulullah ajarkan tenatng mengajarkan dan belajar ilmu agama yang
terdapat dalam Hadist Shohih Rasulullah, diriwayatkan oleh imam Al-
Bukhari:
خيركم من ټعلم القران وعلمه
“Artinya: Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
Alqur’an dan mengajarkannya”
Berkaitan dengan strategi komunikasi penyiar dalam
meningkatkan jumlah pendengar, maka harus didukung dengan teori
63
karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalamaan empiris
yang sudah diuji kebenarannya. Dalam hal ini, menurut Harold D.
Lasswell menyatakan cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan
komunikasi ialah menjawab pertanyaaan “Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?”. Untuk memantapkan strategi
komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban dari pertanyaan dari
rumusan Lasswell tersebut.
Kemudian hal tersebut didasarkan pada temuan dan hasil
wawancara dengan informan mengenai strategi komunikasi penyiar
Radio Dais Semarang dalam meningkatkan jumlah pendengar
diantaranya:
1. Who (Siapa)
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa unsur
who ini berperan sebagai sumber dari komunikasi. Dengan
begitu, kedudukan unsur ini ditempati oleh penyiar. Pada unsur
ini mempunyai kepentingan untuk menyampaikan suatu pesan
dalam komunikasi. Penyiar juga yang akan membawa arah
pembicaraan. Selain itu juga sebagai penyiar harus
memperhatikan bagaimana karakteristik atau pembawaan.
Strategi komunikasi yang digunakan oleh penyiar Radio
Dais pada unsur ini dengan lebih memperhatikan pembawaannya,
64
bagaimana menyapa pendengar, membacakan pesan yang masuk,
memutarkan lagu yang diminta pendengar.
Radio Dais Semarang memiliki spesifikasi khusus yaitu
berupa dakwah dan nada yang disesuaikan dengan kondisi dan
karakteristik muslim Jawa Tengah. Tentu saja karakteristik
penyiar dalam membawakan program siaran juga pasti berbeda
dengan siaran radio pada umumnya. Karena ini masuk dalam
kategori radio dakwah, maka karakteristik harus disesuaikan
dengan karakteristik berdakwah yang lemah lembut, sopan tidak
memaksa, dan formal.
2. Says What (Pesan Apa)
Unsur selanjutnya adalah says what atau pesan. Seorang
komunikator dikatakan berkomunikasi jika menyampaikan atau
mengungkapkan sesuatu kepada komunikan. Menurut Toto
Tasmara (1997) sesuatu yangi bisa disampaikan dari seseorang
kepada orang lain, baik secara individu mauoun kelompok yang
dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah
sikap disebut dengan Pesan (Abdullah, 2017: 167). Strategi
Komunikasi yang diterapkan pada unsur komunikasi oleh penyiar
Radio Dais semarang adalah cara supaya pesan yang disampaikan
bisa dimengerti dan dipahami oleh pendengar. Selain itu, untuk
menarik perhatian pendengar supaya mendengar, penyiar Radio
65
Dais Semarang menambahkan inovasi-inovasi dan pembawaan
yang lembut.
Sedangkan untuk isi pesannya sendiri, seperti yang sudah
dijelaskan diawal bahwa Radio Dais Semarang merupakan Radio
komunitas yang seluruh siarannya adalah dakwah. Jadi secara
langsung semua pesan yang disampaikan oleh penyiar merupakan
dakwah. Dakwah pada hakikatnya mengajak atau menyampaikan
kebaikan dan berkaitan dengan agama islam kepada orang lain
untuk bisa amar ma;ruf nahi mungkar (Andipate. 2015:1).
3. In Which Channel (Media Apa yang Digunakan)
Unsur channel atau media menjadi penting bahkan harus ada
dalam komunikasi penyiar. Menurut Trenholm dan Jensen (1996)
dalam komunikasi bisa menggunakan segala jenis media.
Sebagaimana yang kami ketahui bahwa di dalam ruangan siaran
ada seperangkat alat yang digunakan penyiar agar siaran bisa
sampai pada pendengar.
“…Radio Dais kini juga sudah memiliki aplikasi jadi
bisa digunakan oleh siapapun bahkan bagi daerah yang
tidak terjangkau sinyal frekuensi Radio, selain aplikasi
juga ada siaran langsung karena sekarang kan
zamannya teknologi internet, ya makanya harus punya
kuota untuk bisa akses siaran langsung dan aplikasi”
Selain diartikan sebagai alat, media juga bisa diartikan
saluran. Radio Dais Semarang selain menggunkan alat-alat siaran
tradisional kini juga sudah menggunakan media elektronik
dengan bantuan internet untuk mempublikasikan. Sekarang
66
dalam melayani pendengar yang tidak terjangkau oleh frekuensi,
dapat mengakses siaran Radio Dais Semarang menggunakan
aplikasi Dais Play atau rekaman langsung diluar studio yang
kemudian di siarkan menggunakan media sosial.
4. To Whom (Pada Siapa atau Komunikan)
Siaran Radio juga bertujuan untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak atau sebagai penyalur aspirasi masyarakat.
Sasaran komunikasi atau komunikan merupakan salah satu unsur
komunikasi. Pendengar merupakan aset berharga yang
menentukan kesuksesan sebuah acara. Seorang penyiar harus
tahu dan mampu mengetahui sasarannya sesuai dengan program
siaran yang dibawakan atau kategori program (Wardana, 2009:
121).
Radio Dais merupakan radio komunitas yang memiliki
keterbatasan jangkauan siaran. Dalam menjangkau pendengar
yang ada diluar area penyiaran, Radio Dais Semarang
menggunakan Streaming dan aplikasi “Dais Play” dalam
menjangkau pendengar. Sasaran dari Radio Dais sendiri
mengincar semua kalangan dari anak-anak sampai usia dewasa.
Radio Dais menyediakan program dongeng anak untuk anak-anak
sampai kajian untuk dewasa. Hal ini berkaitan dengan strategi
penyiaran yang digunakan pada saat penyusunan format siaran.
5. With What Effect (Efek Apa yang Diharapkan?)
67
Sudah dibahas sebelumnya efek masuk dalam unsur
komunikasi. Efek adalah sesuatu yang timbul pada saat
berkomunikasi atau setelah terjadinya komunikasi. Efek yang
diharapakan dalam penerapan strategi komunikasi ini merupakan
tujuan dari stategi komunikasi penyiar, yaitu membuat pendengar
nyaman dan tidak jenuh dengan begitu bisa meningkatkan jumlah
pendengar.
Ketika efek yang diterima sesuai dengan yang diharapakan,
seringkali Radio Dais Semarang menerima kunjungan dari
pendengar. Seringkali para pendengar yang memiliki ketertarikan
dengan penyiar datang berkunjung ke studio rekaman untuk
hanya bisa bertemu salam sapa dengan penyiar, ini berarti siaran
yang dilakukan oleh penyiar berhasil dan diterima oleh
masyarakat.
Selain memasukkan strategi komunikasi penyiar ke dalam unsur-
unsur komunikasi menurut Harrold D. Lasswell, strategi komunikasi
dalam meningkatkan jumlah pendengar yang dilakukan oleh penyiar
yaitu dengan meningkatkan promosi. Promosi adalah sebuah kegiatan
yang merupakan program pemasaran total yang terdiri dari iklan dan
hubungan dengan masyarakat yang bertujuan untuk mengenalkan
sebuah produk (Jaiz, 2014: 41). Tujuannya adalah menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan masyarakat. terkait promosi yang
dilakukan oleh penyiar yaitu menggunakan media sosial dan kerjasama
68
antar media partner. Manurut Salma (2017: 3), promosi pembaharuan
ini termasukpenting karena secara cepat dapat mengadopsi komunikasi
yang ada. Adapun media sosial yang digunakan oleh penyiar yaitu
Facebook, Twitter, Instagram dan Whatsapp.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Radio Dais Semarang,
Jawa Tengah tentang strategi komunikasi penyiar dalam meningkatkan
jumlah pendengar dengan diperketat data yang ada, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya Penyiar Radio Dais Semarang dalam Menyapa Pendengar.
Dalam menyapa pendengar penyiar memiliki ciri khas sendiri
dibandingkan dengan radio-radio lainnya. Hal ini harus diperhatikan
sebab, kesan dari penyiar bisa dilihat saat penyiar tersebut seperti
membangun komunikasi. Untuk opening program penyiar
menggucapkan kalimat salam “Asalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh Sahabat Dais”. Selain itu, penyiar juga menyapa
pendengar yang sedang beraktifitas seperti “yang lagi beraktifitas di
kantor, pasar, rumah, sekolah, dan sebagainya”.
2. Strategi Komunikasi Penyiar dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar.
Dalam meningkatkan jumlah pendengar setiap radio punya
strategi sendiri. Strategi tersebut digunkan dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah pendengar. Berkaitan dengan strategi komunikasi
70
penyiar dalam meningkatkan jumlah pendengar dalam hal ini, menurut
Harold D. Lasswell menyatakan cara yang terbaik untuk menerangkan
kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaaan “Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?”. Untuk memantapkan
strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban dari pertanyaan dari
rumusan Lasswell tersebut. Adapun pertanyaan tersebut dibagi menjadi
lima komponen, diantaranya:
1. Who (siapa atau komunikator), pada unsur ini mempunyai
kepentingan untuk menyampaikan suatu pesan dalam komunikasi.
Penyiar juga yang akan membawa arah pembicaraan. Selain itu juga
sebagai penyiar harus memperhatikan bagaimana karakteristik atau
pembawaan.
2. Says What (pesan apa), komunikator disebut berkomunikasi jika
menyampaikan atau mengungkapkan sesuatu kepada komunikan.
Strategi komunikasi pada unsur ini yaitu cara supaya pesan yang
disampaikan bisa dimengerti dan dipahami oleh pendengar. Selain
itu, untuk menarik perhatian pendengar supaya mendengar, penyiar
bisa menambahkan inovasi-inovasi dan pembawaan yang lembut
3. In Which Channel (media apa yang digunakan), Unsur channel atau
media menjadi penting bahkan harus ada dalam komunikasi
penyiar. Selain diartikan sebagai alat, media juga bisa diartikan
71
saluran. Strategi komunikasi yang diterapkan pada unsur ini yaitu
memanfaatkan media yang ada agar komunikasi bisa dibangun.
4. To Whom (pada siapa atau komunikan), Sasaran komunikasi atau
komunikan merupakan salah satu unsur komunikasi. Pendengar
merupakan aset berharga yang menentukan kesuksesan sebuah
acara. Seorang penyiar harus tahu dan mampu mengetahui
sasarannya sesuai dengan program siaran yang dibawakan atau
kategori program.
5. With What Effect (efek apa yang diharapkan) Efek adalah sesuatu
yang timbul pada saat berkomunikasi atau setelah terjadinya
komunikasi. Efek yang diharapakan dalam penerapan strategi
komunikasi ini merupakan tujuan dari stategi komunikasi.
Perkembangan teknologi membuat media mudah sekali masuk
diantara tengah-tengah masyarakat dan juga sangat mudah
mempengaruhi masyarakat. Hal ini bisa menjadi peluang tersendiri bagi
penyiar Radio Dais Semarang yang megunakan media sebagai tempat
menyapa dan juga sebagai tempat promosi pada khalayak seperti di
Facebook, Instagram, Whatsapp dan Twitter.
B. Saran
Demi mendukung kemajuan dan keberhasilan kegiatan komunikasi
penyiar dalam meningkatkan jumlah pendengar di Radio Dais Semarang,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
72
1. Bagi Radio Dais Semarang
a. Supaya terus meningkatkan kualitas siaran agar bisa terus
dinikmati oleh pendengarnya.
b. Tetap pada prinsipnya dengan memberikan siaran-siaran yang
bermanfaat dan mendidik dengan dakwah
c. Berharap eksistensi Radio Dais Semarang terus dijaga.
2. Bagi peneliti
a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan berupa informasi
baru terhadap lemabaga maupun instansi tertentu serta pembaca
mengenai strategi komunikasi penyiar Radio Dais Semarang
dalam meningkatkan jumlah pendengar.
b. Diharapkan dapat menambah subjek penelitian agar data yang
diperoleh lebih luas dan mendapatkan analisis yang lebih baik
lagi.
c. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi dari pada
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:Rineka Cipta
Abdullah, As’ad. 2017. Penggunaan Bahasa untuk Meningkatkan Efektivitas Pesan
Khutbah Jum’at. Interdisiplinery Journal of Communication (INJECT).
Salatiga. 2(2):167-174.
Andipete, Arifin Anwar. 2015. Strategi Dakwah Prespektif Ilmu Komunikasi.
Depok: Khalifah Mediatama
Ahnad, Nur. 2015. Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik. Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran. Kudus. 3(2):233-255
Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Calpulis
Bafadhal, Madri.2017. Komunikasi Ritual Penggunaan Aplikasi Whatsapp: Studi
Konsumsi Berita Lewat Group Whatsapp. Jurnal Komunikasi Indonesia.
Jakarta. V(1): 49-56
Cangra Hafied,(2014). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Denny,Richart. 2015. Jurus Maut Komunikas. Yogyakarta: Bright Publiser.
Dhona, Rafika Holy. 2018. Komunikasi geografi. Yogyakarta. Jurnal komunikasi.
13(1): 1-16.
Fuad, Anis dan Kadung Sapto Nugraha. 2014. Panduan Praktis Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kiryantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis riset komunikasi. Jakarta: PT Fajar
Interpratama
Margono, Indroyono. 2017. Menjadi Broadcaster Radio. Surabaya: CV. Garuda
Mas Sejahtera.
Muhtadi, Saepul Asep. 2015. Metode Penelitian Dakwah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Mandiri.
Murtiadi, Dkk. 2015. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Psikosain
Morissan. 2008.Manajemenmedia Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan
Televisi. Jakarta: Prenadamedia grup
Oktariana, Yetty & Yudi Abdullah. 2017. Komunikasi dalam Prespektif Teori dan
Praktik. Yogyakarta: CV. Budi Utama
Parwito.(2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT Lkis Pelangi
Aksara
Prasanti,Dhita & Ikhsan Fuady. 2017. Strategi komunikasi dalam kesiapan
menghadapi bencana longsor bagi masyarakat di bandung barat.
Komunikasi. 11(2) 135-148
Puteh, Ja'far. 2006. Dakwah Di Era Globalisasi (Strategi Menghadapi Perubahan
Sosial).Yogyakarta: AK Grup
Rhiryin Riflyana Tirsyad. 2015. Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Dalam
Program Soleram. Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makasar.
Riswadi. 2013. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Romli, Asep Syamsul M. 2017. Menejemen Program Dan Teknik Produksi Siaran
Radio. Bandung. Nuansa Dan Cendekia.
Romli. Asep Syamsul M. 2004. Broadcast Journalism ( Panduan Menjadi Penyiar,
Reporter dan Skrip Writer). Bandung: Nuannsa
Romli, Asep Syamsul M. 2007. Broadcast For Teen Jadi Penyiar Itu Asyik Lho!.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Romli, Khamsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: Kompas Gramedia
Safa’atun. 2015. Strategi Komunikasi Radio Dais 107.9 Semarang Dalam Siaran
Streaming. Skripsi Diterbitkan. Fakultas Dakwah UIN Walisongo Semarang.
Interdisiplinery Journal of Communication (INJECT). Salatiga 2(1): 1-26.
Salma, Aqida Nuril. Pengaruh Sponsorship dalam Meningkatkan Brand Awareness
(Studi pada Sponshorship Garuda Indonesia Terhadap Liverpool FC sebagai
Global Official Airline Partner.
Setiawan, Aditya Aria. 2013. Peran Media Massa Dalam Meningkatkan Kualitas
Kepemrintahan Local Berbasis Human Security Di Kota Jaya Pura. Jurnal
ilmu politik. 2(2):1-10
Severin, J. Werner dan Jemes W Tankard. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta:
Kencana
Sugiyanto. 2015. Cakram Embrio Rapuh Menejemen Bank. Yogyakarta: Diandra
Kreatif
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alvabeta
Suryanto,(2015). Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: CV. Pustaka Setia
Trinoviana, Anindita. 2017. Strategi Konvergensi Radio Sebagai Upaya Perluasan
Pasar Audience Dan Iklan. Yogyakarta. Jurnal komunikasi. 12(1) : 35-51
Wardana, Ega. 2009. Sukses Menjadi Penyiar Radio Professional (Panduan Praktis
Untuk Profesi Dunia Radio). Yogyakarta: CV. Andi offset.
Wahyuni, Nursih Isti. 2014. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wardhani, Andy Corry. (2009). Teori Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia
Werang, Redan Basilius. 2015. Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial.
Yogyakarta:Calpulis
WIiryanto, 2000.Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo
Wiryanto. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
Zamroni. Muhammad. 2009. Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: graha ilmu
LAMPIRAN
Gambar 1
Studio Radio Dais Semarang
Gambar 2
Foto bersama pak Karno
setelah Wawancara
Gambar 3
Wawancara dengan
penyiar Arka
Gambar 4
Foto bersama penyiar
Konan dan penyiar Arka
Gambar 5
Foto bersama dengan
penyiar Farida setelah
wawancara
Gambar 6
Foto bersama penyiar kak
Eva setelah wawancara
Gambar 7
Foto bersama dengan
penyiar Sania setelah
wawancara
Gambar 8
Foto bersama dengan
penyiar Fajar setelah
wawancara
Gambar 9
Jadwal Siaran Radio Dais
Gambar 10
Penghargaan Kategori
Penyiaran terbaik KPI Jawa
Tengah
Gambar 11
Promosi program siaran di
Gambar 12
Promosi program siaran di
Gambar 13
Aplikasi Dais Play
Gambar 14
Akun Youtube Radio Dais
Semarang
Gambar 15
Akun Facebook Radio
Dais Semarang
Gambar 16
Grup whatsapp Pendengar
radio Dais Semarang
Gambar 17
Akun Instagram Radio
Dais Semarang
Curriculum Vitae
Nama : Ulya Afifiyah
Tempat, Tgl. Lahir : Demak, 02 Desember 1997
Alamat : Wonosalam RT.06 RW.03,
Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak, Jawa Tengah.
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SLTA
Telepon (HP) :081325338562
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
Hobi : Makan, Traveling
PENDIDIKAN FORMAL
• TK Miftahussalam Wonosalam tahun 2001-2003
• MI Miftahussalam Wonosalam tahun 2003-2009
• MTs Miftahussalam Wonosalam tahun 2009-20012
• MA Miftahussalam Wonosalam tahun 2012-2015
KEMAMPUAN DAN KEAHLIAN
• Mahir dalam membaca Alqur’an
• Mahir dalam mengoperasikan Microsoft Word.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Direktur Operasional Radio Dais Semarang
Nama : Drs. H. Karno, M.H
Tempat : Studio Radio Dais Semarang
Waktu : 7 Juli 2019, Waktu 13.00 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana Sejarah
Radio Dais?
Radio Dais Lahir pada 23 September bertepatan
dengan peresmian masjid agung jawa tengah dan
yang meresmikan bapak gubernur Jawa tengah
kala itu bapak Mardiyanto. Dan launching
pertama dengan pak Mardiyanto.
2. Apakah Radio Dais
Ada siaran yang
bukan Dakwah, Apa
saja?
Radio Dais merupakan radio Dakwah, jadi bisa
dikatakan hampir 100% siarannya adalah
Dakwah. Bahkan mulai mengudara dari subuh
sampai jam 21.00 itu semuanya isinya dakwah.
Seandainya ada yang bukan dakwah ya musik
itupun genrenya qosidah, rebana, nasyid dan
music-musik islami lainnya
3. Siapa sasaran Radio
Dais?
Siaran diklasifikasikan sesuai dengan program.
Program Anak ya untuk anak dan yang dewasa
ya untuk dewasa. Namun semua siaran Radio
Dais diperuntukkan khusus untuk umat muslim.
4. Bedanya radio Dais
dengan Radio
Dakwah-dakwah
lainnya?
Radio Dais itu masuk dalam kawasanMasjid
Agung Jawa Tengah. Jadi program yang ada di
Masjid agung Jawa Tengah kita sebarkan
melalui frekuenzi Radio Dais. Bedanya dengan
Radio Dakwah lainnya mungkin mereka tidak
punya masjid besar.
5. Bagaimana strategi
dakwah radio Dais?
Radio dais hadir untuk melurskan orang-orang
yang radikal untuk bisa paham islam nusantara.
Jadi radio Dais tidak memihak kepada siapa-
siapa dengan tidak menghilangkan budaya.
6. Jumlah program
yang ada di radio
Dais Semarang?
Sekitar 22 Program. jadi segmented yang di
tekankan dalam radio Dais itu bukan usia tapi
lebih ke Agama.
7. Frekuenzi radio Dais
jangkauannya
sampai mana?
Untuk siaran radio itu hanay masyarakat
semarang. Tapi sekarang radio Dais sudah
memiliki aplikasi yang bisa dinikmati oleh siapa
saja dan dimanapun saja. Caranya cukup
download di Playstore.
8. Bagaimana bentuk
siaran di Radio
Dais?
Monolog, Dialog, Musik, Siaran Anak, Siaran
tren Motivasi dan lain-lain.
Dalam radio itu Programer harus punya News
dan Art, tapi intinya mengarah kepada islam.
Narasumber : Penyiar 1
Nama : Hartono (Arka)
Tempat : Studio Radio Dais Semarang
Waktu : 7 Juli 2019, Pukul 13.45 WIB
No Pertanyaan Jawaban
1. Program siaran khusus
yang dibawakan?
Setiap penyiar itu sesuai yang sudah
ditentukan jadi tidak ada ke khususan
dalam satu program.
2. Bagaimana gaya siaran
saat menyapa pendengar?
Setiap penyiar itu mempunyai gaya
masing-masing. Saya itu sukanya
membagikan tips sesuai dengan fenomena
lingkungan.
3. Bagaimana ciri khas
yanga dimiliki?
Untuk ciri khas sendiri sampai sekarang
pendengar masih banyak yang belum bisa
bedain mas konan dengan saya.
4. Kiat-kiat meningkatkan
jumlah pendengar?
Kreatif,inovatif dan jangan mau kalah
dengan yang lainnya
5. Bagaimana cara anda
untuk menarik perhatian
pendengar?
Kalau di radio Dais itu untuk semua
kalangan jadi dari radio Dais sendiri
menentukan jam untuk program anak-
anak, untuk program dewasa jam berapa
dan begitupun seterusnya.
Narasumber : Penyiar 2
Nama : Eva Winata
Tempat : Studio Radio Dais Semarang
Waktu : 7 Juli 2019, pukul 17.00
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana gaya siaran
saat menyapa
pendengar?
Radio dais itu kan radio dakwah, jadi harus
ada batasan-batasan dengan tidak
berlebihan. Harus tahu bagaimana program
yang dibawakan. Bagaiaman acra orang
agar didengerin orang soalnya radio kan
masuk siaran audio bukan audio-visual.
Saat opening itu membuat semenarik
mungkin.
2. Program apa saja yang
khusus anda bawakan?
Program yang dibawakan sesuai dengan
jadwal yang sdah ditentukan
3, Strategi komunikasi
penyiar?
Harus punya etika siaran. Di radio Dais
kan punya SOP seperti karyawan-
karyawan lainnnya. Dalam siaran juga ada
SOP atau Standart Operasional Profesi
4. Perbedaan dengan
penyair lainnya?
Setiap penyiar punya ciri khas masing-
masing, lebih sedikit formaluntuk saya.
5. Bagaimana strategi
komunikasi
komunikasiuntuk
meningkatkan jumlah
pendengar?
Menyapa pendengar yang sedang
beraktifitas, dengan begitukan menjadi
penyiar lebihnyaman. Selain itu radio Dais
mempunyai grup pendengar dan bisa
dimonitori. iasanya saling sharing dan
menginformasikan kegiatan.
Narasumber : Penyiar 3
Nama : Farida
Tempat : Studio rekaman siaranRadio Dais Semarang
Waktu : 7 Juli 2019, Pukul 18.35
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana gaya
siaran dalam
meningkatkan jumlah
pendengar?
Dalam menyapa pendengar semua penyiar
memakai kalimat yang sama dengan
“Asalamu’alaikum warahmatullahi
Wabarakatuh sahabat radio Dais”, nah yang
membedakan itu dari intonasinya. Kalau
penyiar farida pembawaannya lebih
powerfull.
2. Ciri khas
dibandingkan dengan
yang lainnya?
Masing-masing penyiar itu punya ciri khas
masing-masing dari hasil survey pendnegar
mereka mengatakan kalau aku lebih
powerfull.
3. Kiat-kiat agar penyiar
banyak yang
mendengarkan
Sharing ke media sosial dan memancing
pendngar dengan memberika pertanyaan-
pertanyaan ke pendengar.
Narasumber : Penyiar 4
Nama : Fajar
Tempat : Studio siaran Radio Dais Semarang
Waktu : 18 Juli 2019
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana gaya
menyapa pendengar?
Yang pasti dimulai dengan salam. Karena
rado ini kan radio dakwah.
2. Ciri khas yang berbeda
dari penyiar lainnya?
Intonais suara di radio dengan ketemu
langsung beda, banyak yang bilang seperti
itu.
3. Strategi komunikasi
untuk menigkatkan
jumlah pendengar?
Denganmenghargai pendengar, dimulai
dari salam. Terus membicarakan langsung
intinya.
Narasumber : Penyiar 5
Nama : Sania
Tempat : Studio Rekaman Radio Dais Semarang
Waktu : 18 Juli 2019
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaiamana gaya
penyiar radio dalam
menyapa?
Tidak mengikuti bagaimna perasaan hati. Mau
bagaimanapun tetap harus memberikan siaran
yang sama pemabwaanya
2. Strtegi komunikasi
yang digunakan
Ramah, ketawa-ketwa senduru supaya
pendengar juga ikutan ketawa. Cheers,
powerfull.