STRATEGI KPU KOTA SERANG UNTUK MENINGKATKAN
PARTISIPASI PEMILIH DALAM PILKADA PROVINSI BANTEN
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Administrasi Publik Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Di Susun Oleh:
Satrio Sakti Darmawan
NIM 6661130603
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2018
ABSTRAK
Satrio Sakti Darmawan. 661130603. 2018. Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017.
Program Studi Ilmu Administrasi Publik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen
Pembimbing I, Abdul Hamid, Ph.D; Dosen Pembimbing II, Dr. Ismanto, MM
Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala daearah secara langsuang
umum bebas dan rahasia oleh rakyat. Pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi Banten
dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, yang dilaksanakan secara langsung, yang
merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Dalam lingkup Kota Serang, KPU Kota Serang
mempunyai strartegi dalam Pilkada Banten tahun 2017. Permasalahan penelitian ini, masih
rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang, partisipasi masyarakat Kota Serang
dalam Pemilu cenderung menurun, kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang
guna meningkatkan partisipasi pemilih. sosialisasi masih belum tepat sasaran. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memaparkan dan mendeskripsikan mengenai bagaimana Strategi
KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Banten 2017.
Penelitian ini menggunakan teori teknik analisis SWOT menurut Kotler (2008 : 88). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
strategi yang dipakai oleh KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih antara
lain : Anggota KPU Kota Serang saling bekerja sama dalam melaksanankan Pilkada,
Bimbingan teknis dan Pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja
dalam melaksanakan Pilkada Banten Tahun 2017, Memanfaatkan media elektronik dan
media internet dalam memvalidasi data pemilih dan melayani masyarakat supaya lebih
maksimal dan Sosialisasi di berbagai segmen masyarakat. Pencapaian strategi yang belum
maksimal ini tidak terlepas dari faktor-faktor keterbatasan Sumber Daya Manusia,
keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU, KPU Kota Serang hanya mengandalkan sosialisasi
konvensional, KPU Kota Serang kurang memanfaatkan media sosial dalam bersosialisasi,
keterbatasan sarana dan prasarana, masih banyak ditemukan permasalahan DPT.
Kata Kunci : Partisipasi Politik, Pemilihan Kepala Daerah, Strategi
ABSTRACT
Satrio Sakti Darmawan. 661130603. 2018. Strategy KPU Serang City To Increase Voter
Participation In Governor Election 2017. Study Program of Public Administration
Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Abdul Hamid, Ph.D;
Supervisor II, Dr. Gandung Ismanto, MM
General Election is a means of conducting head election in general free and secret public. The
general election of the Head of Banten Province on February 15, 2017, which implemented
directly, which is one form of Democracy. Within the scope of Serang City, the Serang City
KPU has a strartegi in the Banten Election of 2017. The problem of this study is that the low
voter participation rate in Serang City, the participation of the people of Serang City in the
election tends to decrease, the lack of socialization conducted by Serang City KPU to
increase voter participation. socialization is still not on target. The purpose of this study is to
describe and describe how KPU Serang City Strategy To Increase Voter Participation In
Pilkada Banten 2017. This research uses SWOT analysis technique theory according to
Kotler (2008: 88). The method used in this research is qualitative descriptive. The result of
the research shows the strategy used by KPU of Serang City to increase voter participation,
among others: KPU member of Serang City to work together in conducting Pilkada,
Technical Guidance and Ongoing Training to improve performance in Pilkada Banten 2017,
Utilizing electronic media and internet media in validating the voter data and serving the
community to maximize and socialize in various segments of society. The achievement of
this strategy that is not maximized can not be separated from the factors of human resource
limitations, the limited budget of KPU, KPU Serang City only rely on conventional
socialization, KPU Serang City less use social media in socializing, limited facilities and
infrastructure, DPT.
Keywords: Election of Regional Head, Political Participation, Strategy
Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta mengilhami
harapan Anda, (Andrew Carnegie)
“Aku tidak gagal. AKu hanya menemukan 10 ribu cara yang tidak bekerja.”
Skripsi ini saya persembahkan ,,,,
Untuk orangtua, keluarga dan orang-orang
tersayang yang telah banyak membantu dan
memberi dukungannya selalu
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbill’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena
atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
sarjana pada Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten yang berjudul “Strategi KPU Kota Serang
Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017”.
Selesainya proposal penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan membimbing penulis. Maka dari itu penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan I Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Imam Mukrhoman, S.Ikom, M.Ikom, Wakil Dekan II Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan III Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si, Ketua Program Ilmu Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Riswanda, Ph.D Sekertaris Program Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Abdul Hamid Ph.D Sebagai Dosen Pembimbing I dan selaku pembimbing
akademik yang selalu memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam
menyusun Skripsi ini dan sabar dari awal hingga saat ini.
9. Dr. Ismanto, MM Sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun proposal penelitian ini dan
sabar dari awal hingga saat ini.
10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Admnistrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan.
11. KPU Kota Serang yang telah mengizinkan dan membantu peneliti mengumpulkan
data.
12. Seluruh SKPD terkait yang tergabung dalam Pilkada Banten tahun 2017 yang
telah mengizinkan dan membantu peneliti mengumpulkan data.
13. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh strata satu.
Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan
membalas segala kebaikan yang diberikan.
14. Terimakasih kepada seluruh keluarga dan saudara-saudara yang selalu
memberikan semangat selama pembuatan Skripsi ini.
15. Kawan-kawan Administrasi Publik 2013 yang memberikan warna, masukan dan
nasehat yang bermanfaat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena
keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Serang, Februari 2018
Satrio Sakti Darmawan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………...……………………………………. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….……..... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………...… 13
1.3 Pembatasan Masalah ...……………………………………………...14
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………...... 14
1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………... 14
1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………………. 14
1.7 Sistematika Penelitian ………………………………………………15
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR
………………………………………………………………………... 21
2.1 Deskripsi Teori …………………………………………………... 21
2.1.1 Definisi Manajemen ..................................................................20
2.1.2 Definisi Strategi ........................................................................22
2.1.3 Definisi Manajemen strategi......................................................24
2.1.4 Proses Manajemen Strategi........................................................25
2.1.5 Analisis SWOT ………………………………………….……28
2.1.6 Komisi Pemilhan Umum ……………………………………..29
2.1.7 Pengertian Partisipasi Politik …………………………………30
2.1.8 Pengertian Pilkada ……………………………………………33
2.2 Penelitian Terdahulu ………………………………………………..35
2.3 Kerangka Berfikir ..…………………………………………………39
2.4 Asumsi Dasar …………………………………………….................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….… 43
3.1 Metode Penelitian .............................................................................43
3.2 Fokus Penelitian................................................................................ 46
3.3 Lokasi Penelitian................................................................................. 47
3.4. Instrumen Penelitian........................................................................... 47
3.5. Informan penelitian ........................................................................... 47
3.6. Teknik Pengumpulan Data..............................................................…48
3.7. Teknik Analisis Data.......................................................................... 54
3.8 . Triangulasi......................................................................................... 58
3.9 Jadwal Penelitian …………………………………………….…….. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian……………………………………….... 61
4.1.1 Profil Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang…………….61
4.1.2 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang..63
4.1.2.1 Susunan Organisasi dan Uraian Kerja KPU …………………69
4.1.2.2 Uraian Kerja ………………………………………………….70
4.1.2.3 Tata Kerja……………………………………………………..71
4.2 Deskripsi Data……………………………………………………….73
4.3 Informan Penelitian…………………………………………………..75
4.4 Analisis Hasil Penelitian……………………………………...………76
4.5. Perencanaan Strategi KPU Kota Serang…………………………….76
4.5.1 Analisis lingkungan strategi menggunakan SWOT….…………..77
4.5.1.1 Strengths (kekuatan)…….…………………….……………..77
4.5.1.2 Weakness (kelemahan)…….…………………...………106
4.5.1.3 Oportunities (Peluang)………………………………....125
4.5.1.4 Threats (Ancaman)……………………………………..133
4.6 Pembahasan…………………..…………………………….138
4.6.1 Strenghts (kekuatan)……...……………………………138
4.6.2 Weaknesess (kelemahan)………………..……………..149
4.6.3 Oportunities (Peluang)………..……………………….159
4.6.4 Threats (Ancaman)……………….……………………163
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………..……..179
5.2 Saran …………………………………………………….182
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1.1 Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur ....................6
TABEL 1.2 Tingkat Partisipasi Pemilih Kota Serang ........................................8
TABEL 1.3 Tingkat Partisipasi Pilkada 2011.......................................................10
TABEL 3.1 Informan Penelitian............................................................................47
TABEL 3.2 . Pedoman Wawancara.......................................................................49
TABEL 3.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif…………………………..54
TABEL 3.3 Jadwal Penelitian................................................................................58
TABEL 4.1 Informan Penelitian…………………………………………………75
TABEL 4.2 Jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih
kepada Pemilih Pemula……………………………………..………….103
TABEL 4.3 Matriks Analisis SWOT…………………………………………..
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.1 Kerangka Berfikir........................................................................47
GAMBAR 4.1 Susunan Keanggotaan Komisioner KPU Kota Serang Periode 2008-
2013…………………………………………..……………………………62
GAMBAR 4.2 Susunan Keanggotaan Komisioner KPU Kota Serang Periode 2013-
2018…………………………………………..……………………………63
GAMBAR 4.3 Susunan Organisasi KPU Kota Serang………………………….69
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Dokumentasi
LAMPIRAN 2 Surat izin penelitian dari fakultas
LAMPIRAN 3 Catatan bimbingan dosen
LAMPIRAN 4 Member Check
LAMPIRAN 5 Pedoman wawancara
LAMPIRAN 6 Matriks Hasil Penelitian
LAMPIRAN 7 Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia, maka pasti akan berkaitan dengan
pemilihan umum. Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran pemilihan umum
adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal pemberian hak suara yang
dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan umum tersebut.
Indonesia adalah negara yang menggunakan sistem demokrasi, yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang Undang Dasar Tahun 1945
dinyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar, untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, maka dilakukan pemilihan umum.
Pemilihan umum diartikan sebagai proses pemungutan suara dimana semua warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi pemimpin.
Pemilihan Umum atau disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala
daearah secara langsuang umum bebas dan rahasia oleh rakyat dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakil rakyat di daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka
mewujudkan tujuan Nasional. Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.3 tahun 2016
pasal 1 ayat 2 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan
rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan
demokratis.
Menurut pasal 1 ayat 6 Undang-undang nomer 10 tahun 2015 adalah Pemilih adalah
penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang
terdaftar dalam Pemilihan. Dan juga selain yang berusia paling rendah 17 tahun yaitu anggota
TNI-Polri ini pun telah diatur dalam Undang-undang No 2 tahun 2002 di dalam Pasal 28 ayat
1, “Kepolisian Negara Republik Indonesia bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak
melibatkan diri pada kegiatan politik praktis. Pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi
Banten akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017, yang dilaksanakan secara
langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi.
Bagi sebuah negara yang mengakui kedaulatan rakyatnya, Pemilu (Pemilihan Umum),
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) atau Pilgub (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur)
merupakan proses politik yang menjadi tanggung jawab rakyat secara menyeluruh untuk
dapat berpartisipasi menyukseskannya. Keberhasilan dalam pelaksanaan Pemilu merupakan
indikator pendewasaan sikap politik rakyat dalam menentukan arah dan masa depan
pembangunan Negara dan bangsa Indonesia. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemilu pada kenyataannya tidak semata-mata menunjukkan tingkat demokrasi yang tinggi,
karena munculnya fenomena partisipasi yang dimobilisasi.
Penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat system politik
demokrasi, karena pemilu merupakan sarana demokrasi bagi rakyat untuk menjalankan
kedaulatannya sesuai dengan asas yang termaktub dalam UUD 1945. Sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, wilayah
kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas
daerah kabupaten dan kota, yang masing-masing sebagai daerah otonomi. Sebagai daerah
otonomi, daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki pemerintahan daerah yang melaksanakan,
fungsi-fungsi pemerintahan daerah, yakni Pemerintahan Daerah dan DPRD. Kepala Daerah
adalah Kepala Pemerintahan Daerah baik di daerah provinsi, maupun kabupaten/kota yang
merupakan lembaga eksekutif di daerah, sedangkan DPRD, merupakan lembaga legislatif di
daerah baik di provinsi, maupun kabupaten/kota.
Sejalan dengan semangat desentralisasi, sejak tahun 2005 Pemilu Kepala Daerah
dilaksanakan secara langsung (Pemilukada/Pilkada). Semangat dilaksanakannya pilkada
adalah koreksi terhadap sistem demokrasi tidak langsung (perwakilan) di era sebelumnya,
dimana kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD, menjadi demokrasi yang
berakar langsung pada pilihan rakyat (pemilih). Melalui pilkada, masyarakat sebagai pemilih
berhak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya,
tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Ketentuan tentang pilkada diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 2
ayat 1 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah
pelaksanaan kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur,
Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis. Secara ideal tujuan dari dilakukannya
pilkada adalah untuk mempercepat konsolidasi demokrasi di Republik ini. Selain itu juga
untuk mempercepat terjadinya good governance karena rakyat bisa terlibat langsung dalam
proses pembuatan kebijakan. Hal ini merupakan salah satu bukti dari telah berjalannya
program desentralisasi. Daerah telah memiliki otonomi untuk mengatur dirinya sendiri ,
bahkan otonomi ini telah sampai pada taraf otonomi individu. Selain semangat tersebut,
sejumlah argumentasi dan asumsi yang memperkuat pentingnya pilkada adalah dengan
Pilkada dimungkinkan untuk mendapatkan kepala daerah yang memiliki kualitas dan
akuntabilitas. Lalu Pilkada perlu dilakukan untuk menciptakan stabilitas politik dan
efektivitas pemerintahan di tingkat lokal. Dan dengan Pilkada terbuka kemungkinan untuk
meningkatkan kualitas kepemimpinan nasional karena makin terbuka peluang bagi
munculnya pemimpin-pemimpin nasional yang berasal dari bawah dan/atau daerah.
Masyarakat juga merasa dirugikan dengan kasus-kasus korupsi yang menyebabkan
merosotnya kredibilitas penyelenggara (lembaga-lembaga) negara. sedikitnya aktor politik
muda yang diharapkan membawa perubahan, menambah daftar panjang apatisme publik.
Lemahnya kaderisasi partai politik juga menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih.
Untuk itu, momentum pemilu juga membutuhkan sebuah keterlibatan masyarakat secara
maksimal.
Tanpa adanya keterlibatan masyarakat, maka pemilu hanya akan menjadi instrumen
formal dan indikator penilaian demorkasi saja, tanpa adanya substansi. Dengan demikian
partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemilu harus ditingkatkan.
Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penyelenggara
Pemilu bahwa penyelenggaraan pemilu yang berkualitas diperlukan sebagai sarana untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu
berkualitas mensyaratkan penyelenggaran pemilu sesuai dengan asas jujur, adil, tertib,
keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Penyelenggara pemilu harus adil, yaitu adil dalam aturan main dan memberi
kesempatan yang sama kepada semua pihak yang terlibat. Pilkada serentak tahun 2017
merupakan momentum bagi rakyat Indonesia untuk membuka lembaran baru sejarah
demokrasi Indonesia. Demi terlaksananya pemilu yang berkualitas, peningkatan kinerja
penyelenggara pemilu harus diperbaiki dan ditingkatkan, bukan hanya terkait dengan kinerja
teknis penyelenggaraan, namun juga dalam hal penumbuhan kesadaran tentang pentingnya
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemilu.
Secara konstitusional amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang telah meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan
meletakkan kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini dapat diwujudkan melalui
pengembangan format politik dalam negeri dan pengembangan sistim pemerintahan,
termasuk sistim penyelenggaraan pemerintahan daerah ke arah yang lebih demokratis.
Konsekuensi dari negara hukum dengan adanya amandemen tersebut, berdampak pada
perubahan format politik dan sistem pemerintahan, yang harus ditindaklanjuti dengan
perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik dan pemerintahan.
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat,
yang saat ini telah dilaksanakan dengan penuh antusias dan disambut dengan penuh semangat
dan sukacita. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Langsung
(Pilkada), dapat dikatakan sebagai hasil dari reformasi yang diperjuangkan oleh segenap
komponen bangsa. Hal ini merupakan perubahan yang sangat signifikan terhadap
perkembangan demokrasi di daerah, sesuai dengan tuntutan reformasi, adalah pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung. Pilkada langsung merupakan
konsekuensi perubahan tatanan kenegaraan Republik Indonesia, akibat dari Amandemen
kedua Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Undang-undang yang baru diamandemen ini
pada dasarnya mengatur mengenai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka
melaksanakan kebijakan desentralisasi. Hal tersebut dapat dilihat melalui penjabaran dari
amanat konstitusi pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan bahwa gubernur, bupati, dan
walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dipilih
secara lansung dan demokratis.
Pada Pilkada Banten tahun 2017 ini akan diikuti oleh dua pasang calon Gubenrnur
dan Wakil Gubernur, yang masing-masing pasangan diusung beberapa partai politik, kedua
pasangan cagub dan cawagub ini adalah :
Tabel. 1.1
Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
No. Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Partai Politik
Pendukung
1. Dr. H. Wahidin Halim, M.Si dan H. Andhika Hazrumy,
S.Sos.,M.AP
1. Golkar
2. PKB
3. Hanura
4. Gerindra
5. Demokrat
6. PAN
7. PKS
2. H. Rano Karno, S.IP dan H. Embay Mulya Syarief 1. PDIP
2. Nasdem
3. PPP
Sumber : KPU Provinsi Banten
Pilkada langsung dimaksud sebagai awal menciptakan sistem pemerintah daerah yang
baik, dan sebagai syarat utama yang mutlak untuk pemimpin yang terpilih secara demokratis,
jujur, berkredibilitas, cerdas dan mampu menjalankan program-program kerja secara nyata
untuk kemajuan daerah dan kemakmuran masyarakat daerah. Secara sistematik dengan
perlahan tapi pasti, pemilukada langsung diakui sebagai bagian proses penting, yang
mempengaruhi masa depan masyarakat daerah. Hal ini, dikarenakan pilkada langsung
merupakan perwujudan konstitusi dari UUD 1945, sebagai sarana pembelajaran demokrasi
dan politik bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar sesuai dengan hati nurani.
Pilkada langsung juga sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah, karena
keberhasilan daerah salah satunya ditentukan juga oleh pemimpin daerah, yaitu semakin baik
pemimpin daerah yang dihasilkan dalam pemilukada langsung, maka komitmen pemimpin
daerah dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah dapat diwujudkan dengan nyata dan bukan
hanya sekedar janji pada saat kampanye.
Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi
penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat),
yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam Pilkada Banten tahun 2017. Makin tinggi
tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta
melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah
pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap
masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan
dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu. Dalam perspektif berdemokrasi, tentunya
sikap golput akan berimplikasi pada pembangunan kualitas demokrasi, sehingga perlu
demokratisasi dalam menghadapi Pilkada Banten pada tanggal 15 Februari 2017 .
Dalam pelaksanaan Pilgub terakhir yang dilakukan KPU Kota Serang pada tahun
2011 dibandingkan dengan kabupaten atau kota di Provinsi Banten, tingkat partisipasi
pemilih di Kota Serang menjadi yang paling rendah bersama Kabupaten Pandeglang dengan
persentase partisipasi hanya 66%. Lalu persentase yang paling tertinggi adalah Cilegon yang
mencapai 75%. Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Sumber : KPUD Provinsi Banten
Ditambah dengan hasil Pilkada 2017, kalau dibandingkan dengan kota/kabupaten lain
tingkat partisipasi Kota Serang hanya mencapai 64% walau masih lebih baik daripada
75%
66%
69%
66%
69%68%
70%
67%
60%62%64%66%68%70%72%74%
76%
TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2011
TINGKAT PARTISIPASIPILKADA 2011
Pandeglang (59%), Kabupaten Tangerang (60%), dan Kabupaten Serang (62%) dan bisa
dilihat tabel dibawah ini:
Tabel 1.3
Sumber :
KPUD Provinsi Banten
Dari tahun 2008, KPU Kota Serang sudah melaksanakan delapan kali pelaksanaan
Pemilihan Umum. Tingkat partisipasinya mengalami pasang surut dan tiap pelaksanaan
Pemilu tidak pernah mencapai target KPU Kota Serang yakni diatas 77,5%. Dalam
pelaksanaan Pilkada di tahun 2017 tingkat partisipasinya cenderung mengalami penurunan.
Bisa dlihat dari table dibawah ini:
68%
64% 64%
59%
64%
60%
69%
62%
50%
55%
60%
65%
70%
75%
TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2017
TINGKAT PARTISIPASIPILKADA 2017
Tabel. 1.2
Sumber: KPU Kota Serang
Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi politik masyarakat Kota Serang dalam
Pemilu masih sangat minim dan dibutuhkan kerja keras berbagai pihak yang bertanggung
jawab dalam hal ini misalnya Komisi Pemilihan Umum ataupun partai politik untuk
memberikan pendidikan politik pada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi poilitik
masyarakat Kota Serang dalam Pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu
lembaga independen yang diberi wewenang untuk mengurusi pemilihan umum di Indonesia
baik itu pemilihan legislative, presiden, serta kepala daerah merupakan wewenang dari
lembaga ini. Dalam hal ini sukses atau tidak pemilihan umum di Indonesia turut pula
dipengaruhi oleh kinerja dari komisi pemilihan umum itu sendiri. Maka dari itu, komisi
pemilihan umum juga berkewajiban untuk melakukan sosialisasi pemilihan umum pada
masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang no. 22 tahun 2007 pasal 8 (1)
mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum.
Sosialisasi pemilihan umum yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum pada
masyarakat luas ini bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat. Sosialisasi ini juga bisa berdampak pada tingkat partisipasi politik
64%77% 75%
66% 69% 74% 66% 64%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TINGKAT PARTISIPASI PEMILIH KOTA SERANG
TINGKAT PARTISIPASIPEMILIH KOTA SERANG
masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan dari sosialisasi ini akan memiliki pengaruh
terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu.
Namun, realita di masyarakat pada umumnya, banyak hal yang mempengaruhi
rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat. Menurut Ali Faisal selaku anggota KPU
Kota Serang memaparkan bahwa:
“Keragaman tingkat pendidikan serta latar belakang pekerjaan masyarakat turut
mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Tingginya
intensitas kesibukan pekerjaan yang dialami oleh masyarakat, seringkali menurunkan
minat untuk datang ke tempat pemungutan suara dan memberikan hak suaranya”.
Beliau menambahkan bahwa skeptisme masyarakat terhadap pemilihan umum juga
bisa dipengaruhi karena minimnya akses informasi serta kurang optimalnya sosialisasi
yang dilakukan oleh komisi pemilihan umum”.
Selain daripada itu, dalam penyelenggaraan Pemilu di Indonesia diakui masih sangat
sulit untuk mencapai partisipasi politik yang berkualitas yang tercemin dari pemilih yang
cerdas. Masyarakat yang memiliki hak pilih masih sulit untuk memilih yang dilandasi dengan
nalar yang benar, hal ini juga dipengaruhi oleh masih maraknya fenomena politik uang
(money politics), intervensi kekuasaan, serta premanisme dan terorisme.
Fenomena politik uang yang seringkali dilakukan oleh para oknum kandidat peserta
pemilu ini tentu saja mencederai jalannya demokrasi yang menjadi landasan dalam Pemilu.
Intervensi kekuasaan yang dimiliki oleh beberapa kelompok seringkali digunakan untuk
memaksakan masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada salah satu kandidat tertentu. Jauh
daripada itu kampanye-kampanye yang bersifat keras serta agresif pun tak jarang terjadi di
masyarakat, perilaku premanisme yang menyebarkan terror serta membuat isu yang
menjatuhkan kandidat lain juga bisa membutakan nalar masyarakat dalam memberikan hak
pilihnya.
Perilaku-perilaku kampanye hitam (black campaign) yang tidak sesuai dengan aturan
yang berlaku tentunya diperlukan peranan yang serius dari pihak yang berwenang dalam hal
ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai komisi yang ditugasi untuk menyelenggarakan
pemilu, tentunya dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum bertanggungjawab untuk
melindungi hak pilih masyarakat dengan cara melakukan langkah preventif melalui
pendidikan politik yang dilakukan melalui sosialisasi pemilu.
Sosialisasi pemilu dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk
mewujudakan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Masyarakat yang
menggunakan hak pilihnya sesuai dengan nalar serta hati nuraninya tanpa mendapat
intervensi dari pihak manapun.
Usaha untuk mewujudkan partisipasi politik yang berkualitas ini sejalan dengan
tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mampu mewujudkan warga negara yang baik dan
cerdas. Begitu pula dalam hal menggunakan hak pilih, seorang warga negara yang baik sudah
seharusnya bisa menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan berdasarkan nalar serta hati
nuraninya.
Dalam pelaksanaan Pilgub Banten tahun 2017, masyarakat harus mempunyai e-KTP
atau Surat Keterangan (Suket) supaya bisa terdaftar DPT. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kota Serang mencoret sebanyak 5.338 pemilih pada daftar pemilih sementara (DPS) untuk
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017. Ribuan pemilih tersebut dihapus
karena tidak memenuhi syarat. Diantaranya adalah warga yang tidak memiliki KTP
elektronik. Harus ada sosialisasi mengenai ini karena tidak semua masyarakat Kota Serang
sudah tahu akan hal ini.
Dari kenyataan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apa dan
bagaimana strategi KPU Kota Serang supaya meningkatkan partisipasi masyarakat Kota
Serang. Hal ini yang mendasari penulis sehingga berkeinginan untuk mengadakan penelitian
tentang “Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam
Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017”
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas maka penulis membuat identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang.
2. Partisipasi masyarakat Kota Serang dalam Pemilu cenderung menurun.
3. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan partisipasi
pemilih.
4. Sosialisasi masih belum tepat sasaran.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembatasan masalah ini maka peneliti akan membatasi bagaimana strategi
KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pilkada Banten 2017,
sebagai upaya untuk mendukung proses demokrasi dalam Pilkada Provinsi Banten.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
strategi KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pilkada Banten
2017 ?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan dan
mendeskripsikan mengenai bagaimana Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan
Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Banten 2017 dan juga sebagai bahan masukan untuk pihak
yang terkait dalam penelitian ini
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis.
1.6.1 Manfaat Praktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam
Pilkada Banten 2017.
b. Bagi pembaca, Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian ini
dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi instansi lokal
khususnya KPU Kota Serang.
1.6.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori
Administrasi Negara atas Permasalahan Manajemen pada lingkupan pengetahuan
sosial.
1.7 SISTEMATIKA PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari :
1.1 Latar Belakang Masalah, menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul
penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah
yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil. Materi dari
uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil
seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar
belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.
1.2 Identifikasi Masalah, mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan
dari judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.
Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang
diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua
permasalahan dapat diidentifikasi.
1.3 Pembatasan Masalah, yaitu lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan di
ajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti, dapat diajukan dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan.
1.4 Rumusan Masalah, menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan
dengan judul penelitian.
1.5 Tujuan Penelitian, mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan
rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.
1.6 Manfaat Penelitian, menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara
praktis maupun teoritis.
1.7 Sistematika Penelitian, berisi sistematika penulisan.
BAB II DESKRIPSI TEORI
Terdiri dari :
2.1 Deskripsi Teori, mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan
variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang
digunakan untuk merumuskan masalah.
2.2 Penelitian Sebelumnya, kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi, tesis,
disertasi atau jurnal penelitian.
2.3 Kerangka Berpikir, menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.
2.4 Asumsi Dasar Penelitian, menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan
sebagai hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian, bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian
3.2 Fokus Penelitian, bab ini menjelaskan tentang batasan penelitian agar dapat fokus
pada fokus penelitian yang akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti
untuk lebih fokus dengan penelitian yang akan dijalankan.
3.3 Lokasi Penelitian, tempat yang dijadikan penelitian
3.4 Instrumen Penelitian, bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya
adalah peneliti itu sendiri.
3.5 Informan Penelitian, bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber
untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat
diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian, dipilih
secara purposive dan bersifat snowball sampling.
3.6 Teknik Pengumpulan Data, menguraikan teknik pengumpulan data hasil
penelitian dan cara menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik
pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan,
wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.
3.7 Teknik Analisis Data, bab ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan
data ke dalam formula yang sederhana dna mudah dibaca serta mudah
diinterpretasi, maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan kemudahan
interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena
yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat
dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian. Analisis data dapat dilakukan
melalui pengkodean dan berdasarkan kategorisasi data.
3.8 Uji Keabsahan Data, bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari
objektifitas dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang objektif berasal
dari unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu bagaimana menginterpretasikan
realitas sosial terhadap fenomena-fenomena yang ada.
3.9 Pedoman Wawancara, disusun dengan focus penelitian peneliti berdasarkan apa
yang nantinya akan akan peneliti kaji dan temukan saat dilapangan yang
kemudian akan diolah dan dikembangkan sesuai data yang diperoleh.
3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian, menjelaskan tempat yang dijadikan penelitian
dan jadwal penelitian yang akan dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Terdiri dari :
4.1 Deskripsi Objek Penelitian, menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi
lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang
telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.
4.2 Hasil Penelitian, menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.
4.3 Pembahasan, merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data dan
wawancara narasumber.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari :
5.1 Kesimpulan, menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,
jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.
5.2 Saran, berisi rekomendasi dari peneliti terhadap tindak lanjut dari sumbangan
penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Secara umum deskripsi teori ini menjelaskan berbagai teori yang sesuai dan relevan
dengan permasalahan dan fokus penelitian yang akan diteliti, lalu disusun secara sistematis
dan rapi agar mudah dimengerti. Dengan mempelajari berbagai teori yang sesuai dengan
permasalahan penelitian maka akan terbentuk konsep penelitian yang jelas sehingga dapat
mengarahkan peneliti agar melakukan penelitian yang tepat dan bagus. Untuk meningkatkan
kualitas kajian teori, pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan sebagai acuan peneliti yang akan dilakukan. Selain itu, pada bagian ini akan
disertakan asumsi dasar peneliti, dimana asumsi dasar tersebut merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannnya.
2.1.1 Definisi Manajemen
Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 2011:2) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2011:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan manajemen menurut G.R.Terry
(dalam Hasibuan, 2011:2) adalah :
“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling performed to determine and accomplish stated objectivies by the use of
human being and other resources.” (manajemen adalah suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya)”.
Berdasarkan definisi manajemen di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
merupakan suatu proses untuk membagi tugas, tanggung jawab, pekerjaan karena terbatasnya
kemampuan manusia itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya sehingga terbentuklah kerja
sama yang baik di dalam suatu organisasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapai
organisasi tersebut.
2.1.2 Definisi Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos (stratos = militer dan ag =
memimpin), yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang
dalam membuat rencana untuk memenangkan perang (Rachmat 2014:2). Merumuskan
strategi bukanlah pekerjaan mudah. Kendala utamanya adalah komitmen internal terhadap
segala hal yang telah dirumuskan sebagai konsekuensi strategi. Porter (dalam Rachmat,
2014:6) menjelaskan makna terpenting dari pemahaman strategi sebagai mengambil tindakan
yang berbeda dari perusahaan pesaing dalam satu industri guna mencapai posisi yang lebih
baik. Artinya, strategi antarperusahaan dalam satu industri berbeda dengan lainnya, karena
masing-masing perusahaan mengalami kondisi internal dan tujuan yang berbeda, walaupun
pada umumnya kondisi eksternal dapat sama.
Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia
merupakan sebuah rencana untuk sebuah kegiatan. Di dalamnya termasuk formulasi tujuan
dan kumpulan rencana kegiatan. Hal itu mengindikasikan adanya upaya memperkuat daya
saing pekerjaan bisnis dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh luar yang negatif
pada kegiatan organisasi (Mangkuprawira, 2004:14).
Definisi lain mengenai strategi menurut Menurut George Steiner (dalam Rachmat,
2014:2) adalah secara umum, kita mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan.
Strategi merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas
aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Adapun pengertian strategi menurut Menurut Chandler (dalam Rangkuti, 2013:3)
adalah Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan
menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner (dalam Rangkuti, 2013:4) strategi adalah
merupakan respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluangdan ancaman
eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.
Selain itu, pengertian lain tentang strategi diungkapkan oleh James Brian Quiin
(dalam Iriantara, 2004:12) mengatakan bahwa strategi adalah pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan rangkaian sebuah organisasi ke dalam satu
kesatuan yang kohesif.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa strategi
merupakan suatu rencana atau cara terbaik dan langkah-langkah yang harus dijalani untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan agar memperoleh keberhasilan. Hal ini
mengidentifikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan dalam kegiatan
mengelola organisasi dan mencegah pengaruh dari luar.
2.1.3 Definisi Manajemen Strategi
Menurut Rachmat (2014:14) manajemen strategik adalah seni dan ilmu penyusunan,
penerapan, dan pengevaluasian keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu
perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategik adalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran serta
pengalokasian sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian
tujuan organisasi.
Manajemen strategik mengombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian
fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Siagian (dalam Rachmat,
2014:14) manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang
dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut Ansoff dan McDonnell
(dalam Iriantara, 2004:3) manajemen strategis adalah pendekatan sistematis terhadap
tanggung jawab umum manajemen yang besar dan terus meningkat arti pentingnya untuk
memposisikan dan mengaitkan perusahaan dengan lingkungannya dengan cara yang akan
menjamin keberhasilan perusahaan dan mengamankan perusahaan dari ketidakterdugaan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
manajemen strategis merupakan usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di dalam
suatu perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Manajemen strategi akan efektif bila manajemen puncak menyalurkan setiap
informasi mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan ke arah pencapaian sasaran dan
pelanggan, pesaing dan produk.
2.1.4 Proses Manajemen Strategi
Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) proses manajemen strategis meliputi empat
elemen dasar yaitu (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3) implementasi
strategi, (4) evaluasi dan pengendalian. Pada level korporasi, proses manajemen strategis
meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja.
Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan
mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang
paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan diringkas
dengan singkatan S.W.O.T yang berarti Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman). Adapun penjelasan proses manajemen
strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:9-19) sebagai berikut:
1. Pengamatan Lingkungan
a. Analisis Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman)
yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian
jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk
keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal
memiliki dua bagian : lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja
terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau
dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi.Beberapa elemen tersebut
adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing,
pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi
perdagangan. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan-kekuatan umum kekuatan itu
tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi
tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
b.Analisis Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang
ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek
dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana
pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber
daya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang
berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola
keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi.
Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan
jasa organisasi.
2. Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen
efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-
tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.
3. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.
Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau
sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan
perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan bawah akan
mengimplementasi strateginya secara khusus dengan pertimbangan dari manajemen
puncak.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas
perusahaan danhasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil
kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun
evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis,
elemen itu juga dapat menunjukan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi
strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.
Menurut David (2004:7) proses manajemen strategis adalah usaha untuk mengulangi apa
yang apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang mengetahui bisnis dan
mengaitkannya dengan analisis. Proses manajemen strategis menurut David (2004:5-6) terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
1. Perumusan Strategi
Termasuk mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal
perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif
jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk
dilaksanakan.
2. Implementasi Strategi
Menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan
kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi
yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang
efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan
dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan
dengan prestasi organisasi.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi
terutama berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah
(David, 2004:5-6)
.2.1.5 Analisis SWOT
Menurut salah satu pakar SWOT Kotler (2008 : 88) mengemukakan bahwa analisis
SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
disebut analisis SWOT.
Analisis SWOT terdiri dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan) yang
merupakan faktor dalam tubuh organisasi, sedangkan Opportunities (peluang), Threats
(ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau
perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat merupakan
instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada
kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan
dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Strengths (kekuatan) merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain
kompetensi khusus, sumber, keterampilan, produk, andalan, dan sebagainya yang
membuatnya lebih kuat dari para pesaing. Weaknesses (kelemahan) merupakan keterbatasan
atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Opportunities (peluang)
merupakan berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
Threats (ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu
satuan bisnis (Siagian 2008:172).
2.1.6 Komisi Pemilhan Umum
Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan
umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah. Komisi Pemilihan Umum tidak dapat disejajarkan kedudukannya dengan
lembaga-lembaga negara yang lain yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD
1945. Bahkan nama Komisi Pemilihan Umum belum disebut secara pasti atau tidak
ditentukan dalam UUD 1945, tetapi kewenangannya sebagai penyelenggara pemilihan umum
sudah ditegaskan dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 yaitu Pemilihan umum
diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri. Artinya, bahwa Komisi Pemilihan Umum itu adalah penyelenggara pemilu, dan
sebagai penyelenggara bersifat nasional, tetap dan mandiri.
Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan komisi pemilihan umum adalah
lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri (independen). Pemilihan umum yang diselenggarakan oleh komisi
pemilihan umum meliputi pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah. Kedudukan komisi pemilihan umum tidak ditentukan dalam UUD 1945, maka
kedudukan komisi pemilihan umum tidak dapat disejajarkan dengan lembaga-lembaga negara
yang telah ditentukan dalam UUD 1945. Kewenangan komisi pemilihan umum sebagai
penyelenggara pemilihan umum, hanya ditegaskan dalam Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 yaitu
Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional,
tetap, dan mandiri. Komisi pemilihan umum dengan demikian adalah penyelenggara
pemilihan Umum, dan sebagai penyelenggara yang bersifat nasional, tetap dan mandiri
(independen).
2.1.7 Pengertian Partisipasi Politik
Partisipasi politik merupakan faktor terpenting dalam suatu pengambilan keputusan,
karena tanpa partisipasi politik keputusan yang dibuat oleh pemerintah tidak akan berjalan
dengan baik. Partisipasi politik merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah tatanan
Negara yang demokrasi, partisipasi politik juga menunjukkan tentang ciri khas adanya sebuah
moderenisasi politik. Di Negara-negara yang proses moderenisasi secara umum telah berjalan
dengan baik, biasanya tingkat partisipasi masyarakatnya meningkat.
Pada umumnya masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa berpartisipasi dalam
pemilu, pilpres atau pilkada hanyalah sebatas memberikan dukungan kepada salah satu calon
peserta pemilu mulai penusukan gambar atau memberikan hak suaranya. Kalau kita melihat
pengertian partisipasi politik yang dikemukakan oleh para ahli politikt tentunya anggapan itu
adalah anggapan yang sangat keliru, karena sejatinya berpartisipasi politik itu adalah ikut
serta dalam pemilu/ pilkada/ pilpres baik dalam pemungutan suara atau mengikuti pelatihan/
trening atau kampanye baik secara legal ataupun ilegal, secara paksaan atau kehendak sendiri.
Bahkan orang yang tergabung dalam suatu partai politik juga telah berpartisipasi dalam
politik.
a. Menurut Herbert Mc. Closky partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela
dari warga masyarakat melalui dimana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
pembentukan kebijakan umum (dalam Budiarjo 1998:2).
b. Menurut Nice dan Verba partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga Negara
yang legal, yang sedikit banyaknya langsung bertujuan untuk mempengruhi seleksi
pejabat-pejabat Negara dan atau tindakan-tindakan diambil oleh mereka (dalam
Budiarjo 1998:124).
c. Menurut Budihardjo mengemukakan pendapat bahwa partisipasi politik adalah
kegiatan seorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara
langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini
mencangkup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum
menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan,
mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan
sebagainya (dalam Budiarjo 1998:183).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengatakan bahwa partisipasi politik itu
terjadi untuk mempengaruhi kebijakan yang akan atau sudah dibuat dan jelas bagi kita bahwa
partisipasi itu tidak hanya sebatas pemberian suara pada saat pemungutan suara saja,
melainkan kegiatan-kegiatan seperti mendukung salah satu calon atau memberikan dukungan
baik langsung atau tidak langsung dan melibatkan diri dari kegiatan politik seperti mengikuti
kampanye, waktu pemilihan, dan sesudah pemilihan yaitu penghitungan suara merupakan
salah satu bentuk dari partisipasi politik. Khusus di Negara-negara yang sedang berkembang
partisipasi politik merupakan hal yang sangat menarik untuk dibahas mengingat masih
rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat secara umum yang mungkin dikarenakan
kurangnya pemahaman terhadap politik itu sendiri yang tak lepas dari faktor ekonomi dan
pendidikan. Di Indonesia saat ini penggunakan kata partisipasi politik lebih sering mengacu
kepada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh
para pemimpin politik dan pemerintah.
2.1.8 Pengertian Pilkada
Pilkada dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 pasal 1 ayat 1 Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan
kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan
Walikota secara langsung dan demokratis. Kemudian pemilukada adalah sarana pelaksana
kedaulatan rakyat diwilayah provinsi kabupaten/kota berdasarkan pancasila dan UUD 1945
untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan amanat UUD 1954, pemeritah daerah yang mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan data saing antar
daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerintahan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam suatu sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pilkada langsung mengambil hak-hak dasar masyarakat didaerah untuk
memberikan kewenangan yang udah utuh dalam rangka rekruitmen lokal secara demokratis.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2016 pasal 2, menyebutkan bahwa
Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil. Pilkada langsung yang berkualitas diselengarakan oleh lembaga
penyelenggara independen, mandiri, netral dan transparan. Suksesnya pilkada langsung
tergantung tiga unsur yaitu: sistem, tatacara dan penyelenggara pemilu itu sendiri.
Penyelenggara pemilu ini yang akan melaksanakan sistem dan tata cara pemilu kepada setiap
element atau aktor politik. Oleh karena itu, kinerja penyelenggara pemilu akan sangat
menentukan proses dan hasil pemilu.
Fungsi utama penyelenggrara adalah merencanakan tahapan-tahapan kegiatan.
Disinilah KPU sebagai penyelenggara pilkada harus bersifat mandiri dan non participant.
Pengertian KPU itu sendiri adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara
pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang undang Pemilihan. KPU secara teknis
bertugas melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan, dari tahapan pendaftaran pemilih sampai
penetapan calon terpilih. KPU membuat regulasi, mengambil keputusan, dan membuat
kebijakan yang tentu saja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada)
adalah sebuah mekanisme politik untuk mengartikulasikanaspirasi dan kepentingan warga
negara dengan cara yang diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat secara
demokratis.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi, tesis, disertasi atau
jurnal penelitian. Adapun penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang upaya meningkatkan
partisipasi masyarakat, yaitu:
Hasil penelitian Tauchid Noor tahun 2009 dari Universitas Kanjuruhan Malang
dengan judul “Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemilihan Umum”. Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran KPU meningkatkan
partisipasi masyarakat. Komisi Pemilihan Umum merupakan metamorfosis dari Komisi
Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Sehubungan dengan peran KPU sesuai dengan wewenang yang ada maka
KPU harus menjalankan perannya dalam pemilu sesuai undang-undang yaitu dengan
melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dan stakeholder. Dalam interaksi sosial
tersebut terdapat peran yang signifikan terhadap partisipasi. Adapun peran KPU yang
diimplementasikan dalam pemilu tersebut sebagai berikut antara lain :
a. Mengadakan sosialisasi dengan menggunakan media komunikasi multi jalur pada setiap
tahapannya secara tepat, baik melalui media cetak, elektronik maupun melalui forum-forum
organisasi nonformal dalam masyarakat, misalnya radio, koran, kelompok tahlil, pengajian,
ibu-ibu PKK, dan sebagainya.
b. Fungsionalisasi institusi pemerintahan secara proporsional di tingkat kelurahan, misalnya
dengan memberdayakan lembaga tingkat desa kelurahan, seperti desa kelurahan, RW, dan
RT.
c. Mampu membangun kerja sama dan koordinasi yang harmonis dengan desk
pemilu/pemerintah dan pemerintah daerah, media massa, dan instansi terkait di daerah,
dengan kerja sama dan koordinasi tersebut diharapkan terjadi komunikasi yang efektif
dengan masyarakat.
d. Konsisten dalam pelaksanaan regulasi sehingga KPU dapat menempatkan dirinya secara
netral, independen, proporsional, dan patuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan
sehingga KPU dapat menjaga netralitas dan tidak berpihak kepada pasangan calon tertentu.
Lalu yang kedua adalah hasil penelitian M. Yusuf A.R, tahun 2010 dari Universitas
Kanjuruhan Malang dengan judul “Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Pendidikan
Politik”. Skripsi atau jurnal ini menjelaskan peran KPU dalam memberikan pendidikan
politik kepada masyarakat pemilih guna meningkatkan partispasi pemilh dalam pemilu. KPU
secara undang-undang memiliki wewenang untuk menyosialisasikan kegiatan pemilu kepada
masyarakat.
Untuk menjalankan tugas di bidang 12 sosialisasi tersebut, secara struktural KPU
telah menjangkau semua tingkatan wilayah dan geografis karena di setiap wilayah dibentuk
kepanjangan tangan KPU. Pada wilayah provinsi terdapat KPU Provinsi, di wilayah
Kabupaten/Kota dibentuk KPUD kabupaten/kota, di tingkat wilayah Kecamatan dibentuk
PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan), di tingkat Desa/kelurahan terdapat PPS (Panitia
pemungutan Suara).
Pada saat pemungutan suara, di tiap-tiap TPS terdapat KPPS (Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara). Sedangkan untuk pemungutan suara di luar negeri
dilaksanakan oleh PPLN (Panitia Pemungutan Luar Negeri). Berbagai aspek yang harus
disosialisasikan kepada masyarakat pemilih berkaitan dengan Pemilu di antaranya yaitu:
manfaat pemilu, nama-nama peserta pemilu, ajakan untuk memberikan suara nanti pada saat
pemungutan suara, tata cara pemilu, jadwal pemilu, khususnya pada tahap kampanye, tata
cara pencoblosan, jadwal pemungutan suara dan pengumuman hasil penghitungan suara.
Pesan-pesan dalam kegiatan sosialisasi perlu dilakukan secara menarik, informative,
sederhana, dan mudah dipahami. Media sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk simulasi
pencoblosan, ataupun dengan memasang iklan layanan masyarakat di media cetak dan
elektronik, iklan outdoor (di luar ruangan) dengan memasang spanduk dan baliho di tempat-
tempat strategis, penyebaran brosur, stiker, dan sebagainya.
Lalu selanjutnya adalah skripsi dari Novendi Setiawan tahun 2015 dari Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul “Strategi KPU Kabupaten Bantul Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pilkada Kabupaten Bantu Tahun 2015”
dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan strategi KPU Bantul dengan cara pertama identifikasi misi KPU
Bantul, yang kedua analisis lingkungan strategi dengan analisi SWOT, dan yang
ketiga analisis isu strategi.
2. Hasil analisis isu strategi berdasarkan SWOT sebagai berikut : Strategi S.O
(Strength / Opportunities) yang didapat dari hasil analisis kekuatan dan peluang
organisasi KPU Bantul yaitu meningkatkan kualitas kerjasama antar anggota KPU
maupun dari luar anggota KPU, menjalankan tugas KPU sesuai dengan undang-
undang yang berlaku serta anggota KPU untuk memaksimalkan kemampuan
berteknologi internet. Dengan strategi tersebut KPU dapat memanfaatkan kekuatan
organisasi untuk mengejar peluang yang ada. Strategi S.T (Strengths / Thereats )
yang didapat dari hasil analisis kekuatan dan peluang organisasi KPU Bantul ,
meningkatkan pendidikan berpolitik kepada masyarakat dan mengefektifitaskan
kinerja tim yang bertugas dalam seksi sosialisasi masyarakat. Strategi tersebut
digunakan untuk memperkecil dampak ancaman yang datang dari luar. Strategi
W.O (Weaknes / Opportunities) yang didapat dari hasil analisis kekuatan dan
peluang organisasi KPU Bantul yaitu meningkatkan kerjasama dari organisasi-
organisasi terkait, pemanfaatan sarana dan prasarana dengan baik agar biaya bisa
diminimalisir, mengadakan pelatihan atau diklat agar sosialisasi lebih berkualitas.
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dan memanfaatkan
peluang eksternal. Strategi W.T (Weakness / Thereats) yang didapat dari hasil
analisis kekuatan dan peluang organisasi KPU Bantul yaitu meningkatkan
koordinasi anggota KPU untuk bersosialisasi kepada masyarakat, memaksimalkan
program KPU dengan meminimalkan biaya, meningkatkan mutu sosialisasi kepada
masyarakat.
3. Strategi KPU Kabupaten Bantul dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula
dipilkada 2015 antara lain : Memaksimalkan kemampuan media elektronik dan
media internet untuk bersosialisasi, Meningkatkan kerjasama dari
organisasiorganisasi terkait untuk bersosialisasi, dan Validasi Data Pemilih.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir peneliti. Kerangka berpikir
menggambarkan konsep penelitian mengenai “Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017”, dimana
ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan yang ingin dicapai di
dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait
Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi
Banten Tahun 2017 yaitu :
1. Masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang
2. Sebagian warga Kota Serang belum terdaftar DPT
3. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan
partisipasi pemilih.
4. Sosialisasi masih belum tepat sasaran
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dibutuhkan suatu
pendekatan untuk mengetahui Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi
Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
teori teknik analisis SWOT yang dikutip dalam Kotler (2008:88), terdapat empat variabel dari
analisis SWOT yang terdiri dari :
1. Strengths (kekuatan)
2. Weaknesses (kelemahan)
3. Opportunities (peluang)
4. Threats (ancaman)
Variabel analisis SWOT ini yang akan membantu peneliti menjawab permasalahan-
permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya serta dinilai dan dianggap rasional dan
tepat. Variabel dari analisis SWOT diatas akan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keberhasilan suatu strategi baik dilihat dari faktor internal mau eksternal
karena dalam salah satu proses pengambilan kebijakan itu membutuhkan strategi antara lain
melakukan analisis SWOT terutama untuk analisis kebijakan yang dijalankan mengingat
banyak faktor yang harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap produk akhir sebuah
kebijakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan kebijakan tersebut adalah faktor
eksternal berupa pengaruh lingkungan, sosial politik, serta para stakeholder yang memiliki
kepentingan terhadap produk kebijakan dan faktor internal seperti masalah kelembagaan,
sumber daya manusia, masalah ketersediaan waktu atau masalah biaya/anggaran karena
dengan adanya strategi bisa menganalisis tantangan dan kesempatan eksternal, menilai
kekuatan dan kelemahan internal, mengembangan dan mengevaluasi alternatif strategi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka berfikir di bawah ini.
Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Provinsi Banten
Tahun 2017
IDENTIFIKASI MASALAH
1. .Masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang
2. Partisipasi masyarakat Kota Serang dalam Pemilu cenderung menurun.
3. Kurangnya sosialisai yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan partisipasi pemilih.
4. Sosialisasi masih belum tepat sasaran
(Sumber: Peneliti, 2017)
Teori tentang teknik analisis SWOT yang dikutip dari Kotler (2008:88), terdapat empat variabel yang
mempengaruhi keberhasilan strategi yang sudah digunakan, yaitu :
1. Strengths
2. Weaknesses
3. Opportunities
4. Threats
Menemukan cara yang tepat bagi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Serang pada
Pilkada Provinsi Banten tahun 2017
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Asumsi Dasar
Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah
melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Asumsi yang disimpulkan berdasarkan
pada pengamatan peneliti di lapangan yang menunjukan berbagai permasalahan yang ada.
Selain itu, peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan
dimana peneliti melakukan wawancara awal dengan informan tersebut dan menemukan
berbagai permasalahan.
Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti berasumsi bahwa Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih
Dalam Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017 belum berjalan dengan baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian yang baik harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, agar apa yang
menjadi hasilnya merupakan hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ada tiga macam yaitu
bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh
dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan penulis adalah melalui pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitianm kualitatif ini adalah ingin menggambarkan
realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu
penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dengan mencocokkan antara realita
empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk hubungan-hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Penelitian Kualitatif adalah merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan
memahami makna yang / oleh sejumlah individu atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data
secara induktif mulai dari tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir
untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat
dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif,
berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan
(Creswell, 2007 : 4)
Creswell (2007 : 20) mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian kualitatif
terdapat lima strategi, yaitu :
1. Entografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang didalamnya
peneliti menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah
dalam periode waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data
observasi, dan data wawancara. Proses penelitiannya fleksibel dan biasanya
berkembang sesuai kondisi dalam merespon kenyataan-kenyataan hidup yang
dijumpai dilapangan (LeCompte & Schensul, 1999)
2. Grounded theory merupakan strategi penelitian yang didalamnya peneliti
“memproduksi” teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi
tertentu yang berasal dari pandangan-pandangan partisipan. Rancangan ini
mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan
penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (Charmaz, 2006;
Strauss dan Corbin, 1990, 1998). Rancangan ini memiliki dua karakteristik utama,
yaitu : 1) perbandingan yang konstan antara data dan kategori-kategori yang
muncul dan 2) pengambilan contoh secara teoritis (teoretical sampling) atas
kelompok-kelompok yang berbeda untuk memaksimalkan kesamaan dan
perbedaan informasi.
3. Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki
secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok
individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995).
4. Fenomenologi merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti
mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu.
Memahami pengalaman-pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat
fenomenologi sebagai suatu metode penelitian yang prosedur-prosedurnya
mengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah subjek dengan terlibat secara
langsung dan relatif lama didalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan
relasi-relasi makna (Moustakas, 1994). Dalam proses ini, peneliti
mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar ia
dapat memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang ia teliti (Nieswiadomy,
1993).
5. Naratif merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki
kehidupan individu-individu dan meminta seseorang atau sekelompok individu
untuk menceritakan kehidupan mereka. Informasi ini kemudian di ceritakan
kembali oleh peneliti dalam kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, peneliti
harus menggambungkan dengan gaya naratif pandangan-pandangannya tentang
kehidupan peneliti sendiri (Clandinin & Connelly, 2000).
3.2. Fokus Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan bagian yang membatasi dan menjelaskan
substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang lingkup penelitian digunakan
sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada fokus penelitian yang akan dijalankan. Jadi
dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus dengan penelitian yang akan dijalankan, yaitu
mengenai “Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam
Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017”.
Pembatasan ruang lingkup penelitian didasarkan pada permasalahan yang dibahas
pada latar belakang masalah yang dijelaskan secara terperinci dan ringkas ke dalam
identifikasi masalah. Jadi, ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menjabarkan mengenai
bagaimana Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam
Pilkada Provinsi Banten Tahun 2017 secara lebih mendalam lagi.
3.3. Lokasi Penelitian
KPU Kota Serang dipilih sebagai lokasi penelitian berdasarkan pada permasalahan-
permasalahan yang dijabarkan pada latar belakang masalah penelitian, yaitu masih rendahnya
tingkat partisipasi pemilih di Kota Serang sebagian warga Kota Serang belum terdaftar DPT,
kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Serang guna meningkatkan partisipasi
pemilih, sosialisasi masih belum tepat sasaran guna meningkatkan partisipasi pemilih. KPU
Kota Serang diwajibkan untuk segera memperbaiki strategi yang dijalankan agar terciptanya
solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut.
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan
data seperti rekaman dan kamera. Tetapi alat-alat tersebut benar-benar tergantung kepada
peneliti yang menggunakannya. Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2006:130) bahwa,
pencari tahu alamiah (peneliti) dalam mengumpulkan data lebih banyak bergantung pada
dirinya sendiri sebagai alat pengumpul data.
3.5. Informan penelitian
Pada penentuan informan dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana informan kunci
(key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Sedangkan
pemilihan informan kedua (secondary informan) berfungsi sebagai cara alternatif bagi
peneliti yang tidak dapat menentukan partisipasi secara langsung.
Teknik pengumpulan informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
kualitatif, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data purposive sampling
yaitu memilih informan yang dianggap layak dan representatif dalam memberikan informasi
dan fakta. Berikut informan yang menurut peneliti sebagai berikut :
Tabel 3.1
Informan Penelitian
Kode
Informan
Informan Status Informan
I1 KPU Kota Serang Key Informan
I2 KPUD Provinsi Banten Secondary Informan
I3 Panwaslu Kota Serang Secondary Informan
I4 Bawaslu Povinsi Banten Secondary Informan
I5 Partai Politik Secondary Informan
I6 Masyarakat Kota Serang Secondary Informan
(Sumber: Peneliti, 2017)
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dalam kebanyakan penelitian kualitatif mengumpulkan beragam jenis data dan
memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mengumpulkan informasi dilokasi penelitian.
Prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melibatkan empat jenis
strategi menurut Creswell (2007 : 267), yaitu :
1. Observasi kualitatif merupakan observasi yang didalamnya peneliti langsung
turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu
dilokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam / mencatat baik
dengan cara terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-
aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat teribat
dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga
partisipan utuh.
2. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face
(wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka
dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam
kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan
perkelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan
pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured)
dan bersifat terbuka (openended) yang dirancang untuk memunculkan
pandangan dan opini dari para partisipan.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Analisis Faktor Internal
No Dimensi Subdimensi Pernyataan Kode
Informan
Analisis
SWOT
(Kotler (2008
:88)
Sumber Daya
Manusia
- Bagaimana kinerja pegawai
KPU Kota Serang melakukan
program terkait meningkatkan
partsisipasi pilkada.
- Bagaimana pemahaman
I1,
I1
1
1.
Strenghts
(Kekuatan)
tugas pokok dan fungsi
pegawai KPU Kota Serang
dalam menjalani program
sosialisasi pilkada.
- Adakah pelatihan yang
didapatkan oleh pegawai KPU
dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi
pilkada, pelatihan apa saja
yang didapatkan pegawai KPU
dan pihak ketiga.
- Apakah pegawai KPU Kota
Serang sudah bisa
memanfaatkan media internet
atau media elektronik sebagai
media dalam bersosialisasi
atau menyampaikan informasi.
I1, I2,I3,I4,I5,I6
I1, I2,I3,I4,I5,I6
Anggaran - Bagaimana anggaran untuk
program sosialisasi atau
program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada.
I1
Tupoksi - Bagaimana pembagian tugas
pegawai KPU Kota Serang.
- Apa saja program-program
yang dilakukan KPU Kota
Serang dalam menjalankan
pilkada.
- Bagaimana bentuk kerja
sama dengan lembaga
pemerintah dan manfaatnya
I1
I1
I1,I2,I3, ,I4,I5,I6
bagi KPU Kota Serang.
Sarana dan
Prasarana
- Bagaimana kelengkapan
sarana dan prasarana dalam
menghadapi pilkada.
I1
2. Weaknesses
(Kelemahan)
Kelemahan
Sumber Daya
Manusia
- Bagaimana cara KPU Kota
Serang mengatasi ketidak
pahaman SDM dalam
menghadapi pilkada.
- Apa yg dilakukan KPU Kota
Serang jika sosialisasi tidak
tepat sasaran.
I1
I1,I2,I3, ,I4,I5,I6
Kelemahan
anggaran
- Bagaimana cara KPU Kota
Serang mengatasi keterbatasan
anggaran dalam menghadapi
Pilkada.
I1
Kelemahan
Tupoksi
- Tupoksi apa yang belum
berjalan di KPU Kota Serang.
- Apa saja kendala yang
dihadapi KPU Kota Serang
dalam menjalankan program
atau sosialisasi dalam
menghadapi pilkada.
- Bagaimana cara KPU Kota
Serang mengatasi banyaknya
masyarakat yang belum
terdaftar DPT.
- Sejauhmana koordinasi yang
dilakukan pihak-pihak terkait
dengan penyelenggaraan
pilkada.
I1
I1,I2,I3, ,I4,I5,I6
I1
I1,I2,I3, ,I4,I5,I6
Kelemahan
sarana dan
prasarana
- Bagaimana cara KPU Kota
Serang mengatasi pengadaan
sarana dan prasarana yang
kurang memadai untuk
menunjang penyelenggaraan
pilkada.
I1
Analisis Faktor Eksternal
3. Opportunities
(Peluang)
Sosial - Bagaimana tanggapan dari
masyarakat terhadap program
atau sosialisasi terkait pilkada.
- Apakah ada partisipasi
masyarakat atau lembaga lain
dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada.
- Bagaimana KPU
memanfaatkan sikap
antusiasme masyarakat yang
tinggi.
I1
I1, I2,I3,
Kebijakan
Pemerintah
- Dukungan seperti apa yang
diberikan Pemeritah Pusat dan
Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada.
- Bagaimana KPU
memanfaatkan dukungan dari
Pemerintah seperti penentuan
hari libur untuk pencoblosan,
penyiapan dana atau yang
lainnya.
I1, I2,I3,I4,I5,I6
4, Threats
(Ancaman)
Kebijakan
Pemerintah
- Bagaimana dengan peraturan
perundang-undangan tentang
system pemilu yang berubah-
ubah dan masih banyak warga
yang belum mengetahui.
I1
Sosial - Bagaimana KPU Kota
Serang menghadapi ancaman
kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar.
I1
3. Selama proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti,
koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (seperti, buku
harian, diary, surat, e-mail).
4. Kategori terakhir dari data kualitatif adalah materi audio dan visual. Data ini
bisa berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau segala jenis suara/bunyi.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam peneltian kualitatif sebagai suatu proses penerapan langkah-
langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan berbagai level analisi yang berbeda,
sebagaimana yang di tunjukan dalam gambar 3.3, mengilustrasikan pendekatan linier dan
hierarkis yang dibangun dari bawah ke atas, tetapi dalam praktiknya pendekan ini lebih
interaktif beragam tahap saling berhubungan dan tidak harus selalu sesuai dengan susunan
yang telah disajikan Creswell (2007 : 276-284).
Gambar 3.3
Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif
Menginterpretasi tema-
tema/deskripsi-deskripsi
Pendekatan diatas dapat di jabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis
berikut ini :
1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan
transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, atau
memilah-milih dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis yang berbeda
tergantung pada sumber informasi.
2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general
sense atau informasi yang diperoleh dan mereflesikan maknanya secara
keseluruhan. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan?
Bagaimana nada gagasan-gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman,
Menvalidasi keakuratan
informasi
Deskripsi
Menghubungkan tema-
tema/deskripsi-deskripsi (seperti,
grounded theory, studi kasus)
Tema-tema
Men-coding data (tangan atau
komputer
Membaca keseluruhan data
Mengolah dan mempersiapkan data
untuk dianalisis
Data mentah (transkripsi, data
lapangan, gambar dan sebagainya)
kredibilitas, dan penuturan informasi itu? Pada tahap ini, para peneliti
kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan
umum tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses
mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum
memaknainya (Rossman & Rallis, 1998 : 171). Langkah ini melibatkan
berbagai tahap : mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan
selama proses pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat (atau paragraf-
paragraf) atau gambar-gambar tersebut kedalam kategori-kategori, kemudian
melabeli kategori-kategori ini dengan istilah khusus, yang seringkali
didasarkan pada istilah/bahasa yang benar-benar berasal dari partisipan.
4. Terapkan proses coding untuk mendreskripsikan setting, orang-orang,
kategori-kategori, dan tema-tema yang akan di analisis. Deskripsi ini
melibatkan usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang,
lokasi-lokasi, atau peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat
membuat kode-kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lau
menganalisisnya untuk proyek studi kasus, entografi, atau penelitian naratif.
Setelah itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema
atau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah yang biasanya
menjadi hasil utama dalam peniliatn kualitatif dan seringkali digunakan untuk
membuat judul dalam bagian hasil penelitian. Meski demikian, tema-tema ini
sebaiknya diperkuat dengan berbagai kutipan, seraya menampilkan perspektif-
perspektif yang terbuka untuk di kaji ulang.
5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali
dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah dengan
menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis.
Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi pristiwa, tema-
tema tertentu (lengkap dengan subtema-subtema, ilustrasi-ilustrasi khusus,
perspektif-perspektif, dan kutipan-kutipan), atau tentang keterberhubungan
antar tema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual-visual,
gambar-gambar, atau tabel-tabel untuk membantu menyajikan pembahasan ini.
Mereka dapat menyajikan suatu proses (sebagaimana dalam grounded theory),
menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian (sebagaimana dalam
etnografi), atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan dalam
sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus dan etnografi).
6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai
data. Mengajukan pertanyaan seperti “pelajaran apa yang bisa diambil dari
semua ini” akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagsan
(Lincoln & Guba, 1985). Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si
peneliti, dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa
kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya kedalam penelitian.
Interpretasi juga bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara
hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam
hal ini, peneliti menegaskan apakah hasil penelitiannya membernarkan atau
justru menyangkal informasi sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa
berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya,
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan bukan dari
hasil ramalan peneliti.
3.8. Triangulasi
Moleong (2006:330) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun pada penelitian ini
menggunakan triangulasi data (sumber) dan triangulasi metode (teknik) sebagai berikut:
1. Triangulasi data (sumber)
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara,
hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang
dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
2. Triangulasi metode (teknik)
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara
dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
3.8.Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Juni 2017,
sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.3:
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Nama
Kegiatan
Waktu Penelitian
Sep
2016
Nov
2016
Des
2016
Feb
2017
Mar
2017
Jun
2017
Sep
2017
Des
2017
Jan
2018
Mar
2018
1. Pengajuan
Judul
2. Observasi
Awal
3. Penyusunan
Proposal
BAB I,II &
III
4. Bimbingan
&
Perbaikan
BAB I,II &
III
5. Seminar
Proposal
Skripsi
6. Revisi
Proposal
Skripsi
7. Wawancara
&
Observasi
Lapangan
8. Penyusunan
Hasil
wawancara
9. Bimbingan
&
Perbaikan
BAB IV &
V
10 Sidang
Skripsi
11 Revisi
Skripsi
BAB IV
HASI PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi
lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kota Serang, gambaran
umum KPU Kota Serang. Hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini:
4.1.1 Profil Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang
KPU Kota Serang dibentuk pada tahun 2008 sehubungan dengan Kota Serang yang
merupakan pemekaran dari Kabupaten Serang yang terbentuk pada tanggal 10 Agustus 2007 ,
merupakan kepanjangan tangan dari KPU Republik Indonesia dan KPU Provinsi Banten.
Terbentuknya lembaga KPU dari mulai tingkat pusat, provinsi sampai dengan tingkat daerah
(Kabupaten/Kota) merupakan salah satu langkah besar dan bersejarah di era reformasi
sebagai lembaga yang bertugas menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk mewujudkan
demokrasi secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Sejak awal berdiri sampai dengan sekarang, KPU Kota Serang berkantor dengan
menggunakan gedung dengan status pinjam pakai dari Pemerintah Kota Serang. Gedung yang
berdiri di atas tanah seluas 1.156 m2 ini berlokasi di sekitaran bunderan Ciceri tepatnya di Jl.
K.H. Abdul Fatah Hasan No.247, Kota Serang, 42118, Provinsi Banten.
KPU Kota Serang sejak dibentuk pada tahun 2008 sampai dengan saat ini telah mengalami
2 (dua) periode keanggotaan komisioner. Periode pertama adalah tahun 2008-2013, Periode
kedua adalah tahun 2013-2018. Berikut gambaran singkat susunan keanggotaan komisioner 2
(dua) periode tersebut :
a) Periode 2008-2013
Gambar 4.1
Sumber: KPU Kota Serang
Pada periode ini, KPU Kota Serang telah berhasil melaksanakan penyelenggaraan
Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2008, Pemilihan Umum Legislatif
Tahun 2009, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009 dan Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten Tahun 2011.
b) Periode 2013-2018
Gambar 4.2
Muhammad Arif Iqbal
Ketua KPU Kota Serang
Ade Suparman
Anggota Rohimah
Anggota
Yuliana Marda
Anggota
Heri Wahidin
Anggota
Sumber: KPU Kota Serang
Pada periode ini, KPU Kota Serang telah berhasil melaksanakan penyelenggaraan
Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2013, Pemilihan Umum Legislatif
Tahun 2014, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 dan Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten Tahun 2017.
4.1.2 Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang
Komisi Pemilihan Umum (dalam dokumen pribadi Komisi Pemilihan Umum Kota
Serang tahun 2016) adalah lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri. Memiliki sifat nasional dimaksudkan Komisi Pemilihan Umum sebagai
penyelenggara mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersifat
tetap dimaksudkan bahwa Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten atau Kota sebagai lembaga menjalankan tugasnya
secara berkesinambungan, meskipun keanggotaannya dibatasi oleh jabatan tertentu. Sifat
mandiri dimaksudkan bahwa dalam menyelenggarakan pemilu, Komisi Pemilihan Umum
bersikap mandiri, dan bebas dari pengaruh pihak manapun. Komisi Pemilihan Umum
Heri Wahidin ST
Ketua KPU Kota Serang
Mohammad Hopip
Anggota
Fierly Murdliyat Mabruri, SIP.
Anggota
Hj. Durotul Bahiyah S.Ag MM.
Anggota
Akhmad Syarifudin SE
Anggota
melaksanakan tugasnya semata-mata berdasarkan undang-undang dan melaporkan
pelaksanaan tugasnya secara periodik kepada Presiden dan DPR.
Adapun sistem perekrutan anggota Komisi Pemilihan Umum, dimulai dari para colon
anggota Komisi Pemilihan Umum yang dianggap memenuhi persyaratan diusulkan oleh
Presiden untuk mendapat persetujuan dari DPR, untuk
kemudian ditetapkan sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum. Untuk provinsi, para calon
diajukan oleh Gubernur untuk mendapatkan persetujuan Komisi Pemilihan Umum sebagai
anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi. Sedangkan untuk Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, para calon diajukan oleh Bupati/Walikota, untuk mendapat persetujuan
Komisi Pemilihan Umum Provinsi untuk kemudian ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum
sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.
Adapun lama masa jabatan keanggotaan Komisi Pemilihan Umum, termasuk Komisi
Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, adalah 5 (lima)
tahun sejak pengambilan sumpah/janji. Pada umumnya konfigurasi keanggotaan Komisi
Pemilihan Umum, termasuk Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, berasal dari unsur perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat,
tokoh masyarakat, serta keterwakilan perempuan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum
yaitu:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
c. Mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
d.Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap kesuksesan Pemilu, tegaknya
demokrasi dan keadilan;
e. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, sistem dan proses
pelaksanaan pemilu, sistem perwakilan rakyat, serta memiliki kemampuan
kepemimpinan;
f. Berhak dipilih dan memilih;
g. Berdomisili dalam wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
KTP;
h. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
menyeluruh dari rumah sakit;
i. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik;
j.Tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan ancaman tindak pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
k. Tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan fungsional
dalam jabatan negeri;
l. Bersedia bekerja sepenuh waktu.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Pemilihan Umum dibantu para pelaksana
pemilu untuk setiap tingkatan, yaitu: Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota; Panitia Pemilih Kecamatan (PPK), Panitia Pemilih Luar Negeri
(PPLN); Panitia Pemungutan Suara; Kelompok Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN). Komisi
Pemilihan Umum menyelenggarakan pemilihan umum berdasarkan asas-asas pemilihan
umum yang demokratik, yaitu, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dengan
melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya sehingga hasilnya dipercaya masyarakat. Selain
itu Komisi Pemilihan Umum menyelenggarakan pemilihan umum secara transparan dan
akuntabel kepada publik.
1. Visi dan Misi
VISI :
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan
Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi
terciptanya demokrasi Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MISI :
Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan pemilihan
umum;
Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan
beradab;
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum yang bersih, efisien dan
efektif.
Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan
setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Meningkatkan kesadaran
politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya
cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
2. Tugas dan Wewenang KPU Kota Serang
Dalam melaksanakan tugas, tata kerja komisioner dan sekretariat KPU Kota Serang
selain diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, juga
diatur oleh Peraturan KPU antara lain:
1. Tata Kerja Komisioner :
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Tata
Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaiman telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 21 Tahun 2008, Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 37 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 01 Tahun 2010;
2. Tata Kerja Sekretariat:
a. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008 Tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan
Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaiman telah diubah dengan Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;
b. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2010 Tentang
Uraian Tugas Staf Pelaksana Pada Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan
Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.
c. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2009 Tentang
Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum sebagaiman telah diubah dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 43 Tahun 2009.
4.1.2.1 Susunan Organisasi dan Uraian Kerja Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, pasal
181, susunan organisasi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kota terdiri dari:
1.Sub Bagian Program dan Anggaran
2.Sub Bagian Teknis Pemilu dan Hubungan Partisipasi Masyarakat;
3.Sub Bagian Hukum;
4.Sub Bagian Umum.
Berikut struktur organisasi KPU Kota Serang :
Gambar 4.3
Sumber: KPU Kota Serang
4.1.2.2 Uraian Kerja
Untuk lebih jelasnya mengenai tugas-tugas dari masing-masing sub bagian Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota tersebut, akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Sub Bagian Program dan Anggaran
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, pasal 181, Sub Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas
menyiapkan penyusunan rencana, program, anggaran bersama dengan Sub Bagian
Umum, pengumpulan dan pengolahan data kegiatan
pemilihan umum.
2) Sub Bagian Teknis Pemilu dan Hubungan Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, pasal 181, Sub Bagian Teknis penyelenggaraan mempunyai tugas
menyiapkan pelaksanaan teknis penyelenggaraan pemilihan umum dan proses
administrasi dan verifikasi penggantian antar waktu.
3) Sub Bagian Hukum
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota pasal 181, Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, pengkajian, penyuluhan, bantuan,
kerjasama antar lembaga dan penyelesaian sengketa hukum, pengawasan pelaksanaan
rencana dan program serta melaksanakan pelayanan informasi, sosialisasi peraturan
yang berkaitan dengan pemilihan umum dan peningkatan partisipasi masyarakat.
4) Sub Bagian Umum
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota pasal 181, Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan
penyusunan anggaran bersama dengan Sub Bagian Program, perbendaharaan,
verifikasi, dan pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan urusan rumah tangga,
perlengkapan, keamanan dalam, tata usaha, pengadaan dan distribusi logistik,
kepegawaian, serta dokumentasi.
4.1.2.3 Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun
antar satuan organisasi dalam Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota serta
dengan instansi lain di luar Komisi Pemilihan Umum sesuai dengan tugas masing-masing.
Setiap Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Kepala Bagian dan
Kepala Sub Bagian wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; Setiap Sekretaris Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahnnya. Setiap Sekretaris Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan
laporan berkala tepat pada waktunya.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit organisasi di lingkungan Sekretaris
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan
sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan bahan pemberian petunjuk kepada
bawahannya. Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan tembusan laporan
wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib
mengadakan rapat berkala dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan dan
pengambilan keputusan lainnya.
4.2 Deskripsi Data
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah
didapatkan dari hasil observasi penelitian. Penelitian mengenai Strategi KPU Kota Serang
Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017,
peneliti menggunakan teori analisis SWOT. Teori tersebut memberikan gambaran yang
berguna atas komponen-komponen penting yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk
menjamin bahwa strategi dapat berjalan dengan kehidupan organisasi. Strategi yang efektif
mencakup hubungan yang konsisten dari satu faktor yaitu strengths, weaknessess,
opportunities, threats. Peneliti mengelompokan faktor-faktor yang berasal dari faktor ekstern
dan faktor intern yang akan memberikan gambaran yang jelas tentang keberhasilan strategi
tersebut.
Mengingat jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil
wawancara, observasi, serta data atau hasil dokumentasi lainnya. Dalam penelit ian ini kata-
kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan sumber utama dalam penelitian.
Berdasarkan teknik analisa data kualitatif, data-data tersebut dianalisa selama penelitian
berlangsung, dimana data-data tersebut merupakan data-data yang berkaitan dengan Strategi
Strategi KPU Kota Serang Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur
Banten Tahun 2017. Data-data yang telah didapatkan kemudian dianalisa sehingga dapat
menghasilkan suatu pemahaman baru dari data yang didapatkan.
Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian investigasi sehingga data yang
didapatkan harus dikonfirmasi ulang tidak hanya dari satu sumber data atau informan tetapi
dari sumber lain yang memang masih memiliki informasi yang sesuai dengan fokus
penelitian. Data yang sudah didapatkan kemudian diuji kembali dengan metode triangulasi.
Kemudian data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka
tersebut, dilakukan ke dalam bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi kode-
kode pada aspek-aspek tertentuberdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan
dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga dalam menganalisis data
dilakukan secara bersamaan selama proses pengumpulan data berlangsung. Oleh karena itu
proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk mempermudah
peneliti dalam melakukan kegiatan reduksi data, maka peneliti memberikan kode pada aspek-
aspek tertentu. Kode-kode tersebut ditentukan berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan
berkaitan dengan permasalahan penelitian. Adapun kode-kode tersebut yaitu :
a.Kode Q menunjukan daftar urutan pertanyaan
b.Kode A, B, C dan seterusnya menunjukan item pertanyaan
c.I1,I2, I3, dan seterusnya menunjukan daftar informan
Untuk penyajian data (data display) dalam penelitian ini, peneliti melakukan
penyajian data dalam bentuk teks narasi, tabel, dan gambar. Selanjutnya menarik kesimpulan
atau mencari makna-makna baru dari hasil yang sudah diperoleh.
4.3 Informan Penelitian
Adapun informan-informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Informan Status Informan
(SI)
Jenis
Kelamin
Kode
Informan
(I)
1 Heri Wahidin, ST Ketua KPU Kota
Serang
L I1−1
2 Fierly Murdliyat
Mabrur S.IP
Kepala Divisi
Teknis KPU Kota
Serang
L I1−2
3 Edi Mulyadi Kasubag Teknis
Pemilu dan
Hupmas KPU Kota
Serang
L I1−3
4 Refa Kuswanto Kasubag Program
dan Anggaran KPU
Kota Serang
L I1−4
5 Akhmad Syarifudin Kepala Divisi
Keuangan, Umum
dan Logistik KPU
Kota Serang
L I1−5
6 Diah Novianti Staff Pelaksana
KPU Kota Serang
P I1−6
7 Ali Richard Staff KPUD
Provinsi Banten
L I2−1
8 Rudi Hartono Ketua Panwaslu
Kota Serang
L I3−1
9 Ferry Purnawan Staff Bawaslu
Provinsi Banten
L I4−1
10 H. Amanudin Toha SE Ketua DPC Partai
Demokrat Kota
Serang
L I5−1
11 H. Tri Bowo
Widyastanto
Ketua Bidang
Organisasi dan
Kaderisasi DPP
PDIP Kota Serang
L I5−2
12 Irvan Pajar Kurniawan Masyarakat Kota
Serang
L I6−1
13 Hendrayana Hadi
Saputra
Masyarakat Kota
Serang
L I6−2
(Sumber: Peneliti, 2017)
4.4 Analisis Hasil Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-
data hasil wawancara, observasi maupun dari dokumen-dokumen yang diperoleh selama
penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara terus-menerus dari sejak
data awal dikumpulkan sampai dengan penelitian berakhir. Dalam memperkuat analisis
peneliti dalam penelitian yang berjudul mengenai Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017 peneliti
menggunakan teori analisis SWOT menurut Kotler (2008 :88), dimana analisis SWOT terdiri
dari strengths, weaknesses, opportunity, threats.
4.5. Perencanaan Strategi KPU Kota Serang
Sebagai KPU salah satu tugasnya yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya, seperti visi KPU Kota Serang untuk menjadi
penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non partisipan, tidak memihak, transparansi
dan profesional berdasarkan asas-asas Pemilihan Umum demokrtatis, dengan melibatkan
partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya bisa dipercaya masyarakat. Dalam hal itu
KPU Kota Serang membuat strateginya dengan cara sosialisasi, sosialisasi berbagai cara
untuk mendapatkan hasil yang sesuai, yang diharapkan dan mencapai target. Tentunya
sasaran sosialisasi itu ada beberapa golongan, di penelitian ini sasaran sosialisasi kepada
pemilih yang terdaftar pemilih tetap dalam Pilkada Banten tahun 2017 ada 455.291 jiwa. Dan
untuk melaksanakan strategi KPU tersebut tentunya banyak kemudahan atau kelemahan dari
internal maupun eksternal yang dihadapi oleh KPU Kota Serang, berikut ini akan dibahas
dalam analisis SWOT .
4.5.1 Analisis lingkungan strategi menggunakan SWOT
Lingkungan internal digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan KPU
Kota Serang.
4.5.1.1 Strengths (kekuatan)
Identifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal sangat berpengaruh dalam
pembuatan strategi yang diambil KPU Kota Serang. KPU harus banyak melakukan
pertimbangan untuk memutus suatu kebijakan. Faktor-faktor di atas juga menjadi bahan
pertimbangan KPU Kota Serang untuk memutuskan strategi dalam meningkatkan partisipasi
pemilih di Pilkada 2017. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara langsung dengan
Bapak Refa Kuswanto selaku Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota Serang berikut ini :
“Kekuatan dari kami itu ada beberapa hal, kami mempunyai anggota-anggota yang
handal, baik untuk saling bekerjasama, dan dalam melaksanakan tugas sudah sesuai
bidang dan devisi masing-masing. Selain itu kami juga mematuhi peraturan dari
pemerintah dalam bentuk undang-undang” (Wawancara dengan Kasubag Program
dan Anggaran KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 17.00 WIB, di Ruangan
Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa salah satu Strenght
(Kekuatan) dari KPU Kota Serang adalah anggota yang ahli dan saling bekerja sama dengan
baik, para staf dan karyawan KPU Serang yang bisa saling bekerjasama dengan baik dalam
satu tim ataupun dari bidang-bidang lain dan saling melengkapi apabila ada kesulitan atau
hambatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Lalu anggota KPU Kota Serang sudah
melaksanakan tugas sesuai bidang dan devisi masing-masing. Anggota KPU Kota Serang
memiliki aparatur yang ahli dan potensial. Data Informasi, Organisasi dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Pembagian tugasnya, Heri Wahidin ST sebagai Ketua KPU Kota
Serang. Fierly Murdliyat Mabrur S.IP sebagai Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang. Edi
Mulyadi sebagai Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang. Refa
Kuswanto sebagai Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota Serang. Akhmad Syarifudin
sebagaiKepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang. Diah Novianti
sebagai Staff Pelaksana KPU Kota Serang. Selain latar belakang pendidikan personilnya yang
mumpuni, juga mengikuti diklat-diklat setruktural pada berbagai tingkatan. Dan menjadikan
aparatur pemerintah yang ahli, bisa menggunakan sarana prasarana dengan efektif dan
efisien. Hal serupa terkait dengan Strenght (Kekuatan) juga ditambahkan dengan pernyataan
dari Bapak Heri Wahidin selaku Ketua KPU Kota Serang berikut ini :
“Kalo kita bahas kekuatan dan kelebihan masing-maing komisioner punya kelebihan,
sifatnya kolektif kolegial jadi setiap keputusan atas persetujuan bersama-sama,
backgroundnya kan beda-beda ada yang dari hukum, ekonomi, komunikasi dan
semuanya sudah kompeten dalam menjalani program-program untuk mensukseskan
Pilkada.” (Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul
11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Pernyataan ini juga didukung dengan keterangan dari Bapak Fierly Murdliyat Mabrur
S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Kita dipilih secara periodic 5 tahun sekali ini berarti periode kedua karena 5
komisioner ini berasal dari latar belakang yang berbeda dengan pengalaman
kepemiluan yang berbeda juga kerjasama kita nyaris 3 tahun ini dalam kondisi yang
baik saling melengkapi dan sifat kita kolektif kolegial adalah pengambilan keputusan
itu harus dilakukan pada forum yaitu rapat pleno dan itu minimal harus dihadiri oleh 3
orang jadi tidak bisa komisioner itu 1 orang memutuskan sebuah kebijakan harus 3
idealnya memang 5.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang,
15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran
KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa dalam pengambilan
keputusan KPU Kota Serang mengutamakan asas kolektif kolegial yaitu seluruh kebijakan,
kegiatan atau pun menjalankan suatu proses dalam berorganisasi, semuanya berpijak pada
kebersamaan, dimana seluruh pengurus dan anggota harus terlibat kebijakan di KPU tidak
hanya ditentukan oleh ketua atau orang-perorang, karena kepemimpinan bersifat kolektif
kolegial. Karena itu masing-masing person harus menjaga kekompakan, mampu
memberikam contoh keteladanan, baik kepada karyawan maupun masyarakat. Lalu kinerja
dari KPU Kota Serang ditopang dengan sikap disiplin dan total dari pegawainya yang bekerja
penuh waktu ini dibuktikan dengan pernyataan dari Bapak Refa Kuswanto selaku Kasubag
Program dan Anggaran KPU Kota Serang berikut ini :
“Luar biasa kalau bicara kinerja. Karena kita bekerja penuh waktu sabtu minggu kita
tidak libur ini juga sudah menjadi tanggung jawab kami, kita benar-benar bekerja
penuh waktu.” (Wawancara dengan Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota
Serang, 15 September 2017, Pukul 17.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan
Anggaran KPU Kota Serang)
Dilanjutkan dengan pernyataan dari Bapak Akhmad Syarifudin selaku Kepala Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang terkait dengan apakah ada pelatihan-
pelatihan yang dilakukan KPU Kota Serang berikut ini :
“Kalau untuk soal kinerja, kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mensukseskan program-program untuk menunjang Pilkada dibuktikan dengan kita
sabtu dan minggu tetap masuk. Kalau misal ada rapat pleno, kita tetap masuk walau
hari libur” (Wawancara dengan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU
Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 09.00 WIB, di Ruangan Divisi Keuangan,
Umum dan Logistik KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Kinerja KPU Kota serang sudah maksimal,
dibuktikan dengan mereka meningkatkan kinerja mereka dengan cara menambah hari kerja,
ketika ada rapat pleno walaupun tepat di hari libur mereka tetap masuk kerja. KPU
merupakan penyelenggara pemilu yang mandiri dan professional. Dalam mengejewantahkan
semangat tersebut, salah satunya KPU harus bekerja penuh waktu dalam melaksanakan tugas
dan kewenangan sesuai aturan perundang-undangan. Mengurus Pemilu harus fokus, tidak
boleh menjadikan KPU sebagai pekerjaan sampingan. Lalu terkait dengan tugas pokok fungsi
di KPU Kota Serang, dalam meningkatkan pemahaman pegawai KPU sering melakukan
pelatihan seperti bimbingan teknis ini dibuktikan dengan pernyataan dari Bapak Heri
Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang berikut ini :
“Kita ada pelatihan guna meningkatkan pemahaman para pegawai seperti melalui
diklat, sosialisasi, study banding/benchmarking dan sebagainya.” (Wawancara dengan
Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua
KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang sudah melakukan pelatihan-
pelatihan guna berupaya melakukan pembinaan dalam peningkatan kompetensi pegawai
dalam bentuk diklat, sosialisasi dan studi banding ke daerah lain yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman pegawai dalam melaksanakan Pilkada. Setiap divisi mempunyai
bimbingan pelatihan khusus dibuktikan dengan pernyataan dari Bapak Akhmad Syarifudin
selaku Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang berikut ini :
”Secara regular kita melakukan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per divisi.
Ada bimbingan teknis soal penguatan pencalonan dilakukan 2 atau 3 hari, ada
bimbingan teknis untuk divisi logistic juga khusus, ada bimbingan teknis untuk divisi
hukum khusus, bimbingan pengelolaan daftar pemilih khusus, itu biasa regular
dilakukan sebulan bisa 3 kali bimbingan teknis.” (Wawancara dengan Kepala Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 09.00
WIB, di Ruangan Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang)
Sejalan dengan pernyataaan dari Bapak Refa Kuswanto selaku Kasubag Program dan
Anggaran KPU Kota Serang terkait dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh KPU
Kota Serang guna meningkatkan kualitas pegawai berikut ini :
“Banyak pelatihan yang kami lakukan, salah satunya dalam mengahadapi pilkada tiap
tahun kita ada bimbingan teknis tiap sub bagian malah, tentang keuangan daftar
pemilih, pencalonan, pemungutan suara itu setiap kegiatan pasti ada, jadi bimbingan
teknis ini bertujuan untuk memperbaiki kualtas kinerja sumber daya manusia di KPU
Kota Serang.” (Wawancara dengan Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota
Serang, 15 September 2017, Pukul 17.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan
Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan wawancara diatas KPU Kota Serang secara reguler sudah melakukan
pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis khusus per divisi yaitu bimbingan teknis soal
penguatan pencalonan yang dilakukan 2 atau 3 hari yang bertujuan untuk menegaskan perihal
metode verifikasi factual untuk siapapun yang ingin mencalonkan diri sebagai kontestan
Pilkada dan di harapkan anggota KPU Kota Serang bisa memahami tentang pencalonan
tersebut. Lalu adapun bimbingan teknis yang dilakukan di setiap divisi tentang keuangan
daftar pemilih, pencalonan, pemungutan suara, jadi bimbingan teknis ini bertujuan untuk
memperbaiki kualtas kinerja sumber daya manusia di KPU Kota Serang guna peningkatan
kualitas dan kuantitas aparatur KPU yang profesional, berintegritas dan berkinerja sehingga
dapat melaksanakan visi dan misi organisasi KPU dengan baik. Lalu anggota PPS dan PPK
juga ikut di dalam kegiatan bimbingan teknis dibuktikan dengan pernyataan dari Ibu Diah
Novianti selaku Staff Pelaksana KPU Kota Serang berikut ini :
“Anggota PPS dan PPK, juga terlibat dalam Bimbingan Teknis Pencalonan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur guna meningkatkan pemahaman mereka dalam
menghadapi Pilkada” (Wawancara dengan Staff Pelaksana KPU Kota Serang, 15
September 2017, Pukul 14.00 WIB, di Ruangan Umum KPU Kota Serang)
Berdasarkan wawancara diatas KPU Kota Serang mengadakan Bimbingan Teknis
Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur. Bimbingan Teknis ini diikuti oleh seluruh ketua
dan anggota PPK dan PPS se Kota Serang yang bertujuan agar pada saat melaksanakan
verifikasi faktual dukungan perseorangan dapat bekerja dengan cermat, berbuat adil, menjaga
independensi dan profesional. Peserta memperoleh materi terkait dengan gambaran umum
pencalonan, alur dukungan perseorangan dan administrasi. Diharapkan setelah Bimbingan
Teknis ini PPK dan PPS menguasai tahapan Pencalonan, dapat memberikan sosialisasi
tahapan Pencalonan kepada masyarakat, dapat melaksanakan Verifikasi faktual calon
perseorangan dengan baik dan mampu melaksanakan administrasi pemilihan dengan baik dan
benar.
Selanjutnya dibandingkan dengan instansi-instansi lain, KPU Kota Serang adalah
instansi yang mempunyai wewenang penuh dalam menyelenggarakan Pemilu. KPU Kota
Serang didukung oleh pemerintah dengan berupa undang-undang atau peraturan-peraturan
yang berupa kewenangan, tugas dan aturan yang berisi tentang bagaimana KPU Kota Serang
harus bertindak dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan pernyataan
Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut
ini :
“KPU itu kan lembaga yang diberi mandat oleh pasal 10 Undang -Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang
menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya jadi hanya kita lah yang punya
kewenangan untuk melaksanakan seluruh tahapan pemilu berdasarkan pada undang-
undang tersebut.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15
September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU
Kota Serang)
Berdasarkan wawancara diatas KPU Kota Serang mempunyai kekuatan berupa
kewenangan yang menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya jadi hanya KPU Kota
Serang yang punya kewenangan untuk melaksanakan seluruh tahapan pemilu berdasarkan
pada undang-undang tersebut. Dalam menyelenggarakan Pemilu berdasarkan pasal 10
Undang –Undang Nomor 15 Tahun 2011 meliputi :
a.Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di
kabupaten/kota;
b.Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c.Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
d.Mengkoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS,
dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
e.Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;
f.Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan
diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;
g.Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi
suara dan sertifikat rekapitulasi suara;
h.Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi di Kabupaten/Kota yang
bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK;
i.Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta
wajib menyerahkannya kepada saksi peserta pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan
KPU Provinsi;
j.Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilu
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya;
k.Mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota
terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota
yang bersangkutan dan
membuat berita acaranya;
l.Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
Panwaslu Kabupaten/Kota;
m.Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK,
anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU
Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
n.Menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan
dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
o.Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan pemilu;
dan
p.Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau peraturan perundang-undangan;
Selain itu, tugas dan wewenang KPU Kab/Kota dalam menyelenggarakan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden meliputi:
a.Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di
kabupaten/kota;
b.Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c.Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
d.Mengkoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS,
dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
e.Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan
diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;
f.Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;
g.Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden di Kabupaten/Kota yang bersangkutan berdasarkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara panghitungan suara dan
sertifikat hasil penghitungan suara;
h.Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta
wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan
KPU Provinsi;
i.Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan
dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu;
j.Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK,
anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan pegawai sekretariat KPU
Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
k.Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan
tugas dan
wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
l.Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu;
dan
m.Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau peraturan perundang-undangan
Lalu menurut Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota serang adapun
perubahan tugas dan kewenangan KPU Kota Serang menurut amanat pasal 13 UU 1
Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Undang –Undang Nomor 8 Tahun
2015 berikut ini :
“Kelebihan dari kami selanjutnya adalah kewenangan, kita diberi mandat
untuk menyelenggarakan Pemilu sebagaimana berdasarkan pasal 10 Undang –
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu sebagai
lembaga yang menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya, namun
telah diubah dengan Undang –Undang Nomor 8 Tahun 2015” (Wawancara
dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di
Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan wawawancara diatas adapun perubahan tugas dan wewenang Komisi
Pemilihan UmumKab/Kota dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali kota sesuai amanat pasal 13 UU 1
Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Undang –Undang Nomor 8 Tahun 2015
meliputi:
a.Merencanakan program, anggaran;
b.Merencanakan dan menetapkan jadwal Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta
Walikota dan Wakil Walikota;
c.Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS
dalam pemilihan Bupati/Walikota dengan memperhatikan pedoman dari KPU
dan/atau KPU Provinsi;
d.Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota
dan Wakil Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e.Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam pemilihan gubernur dan Wakil Gubernur,
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
sesuai dengan peraturan perundang–undangan dengan memperhatikan pedoman dari
KPU dan/atau KPU Provinsi;
f.Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan
penyelenggaraan pemilihan Bupati/Walikota berdasarkan peraturan perundang-
undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;
g.Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
h.Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan
diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data terakhir :
1.Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
2.Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; dan
3.Pemilihan;
i.Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi;
j.Menetapkan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati serta pasangan calon
Walikota dan calon Walikota yang telah memenuhi persyaratan;
k.Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota
berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
l.Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat
penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta
Pemilihan, PanwasluKabupaten/ Kota, dan KPU Provinsi;
m.Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
n.Mengumumkan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati serta pasangan
Walikota dan Wakil Walikota terpilih dan membuat berita acaranya;
o.Melaporkan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota kepada Menteri melalui Gubernur kepada KPU melalui KPU
Provinsi;
p.Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan
dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilihan;
q.Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK,
anggota PPS, Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, dan Pegawai Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan rekomendasi Panwaslu
Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
r.Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan dan/atau yang berkaitan
dengan tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
s.Melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan dan
pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi;
t.Melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati serta pemilihan Walikotadan Wakil Walikota;
u.Menyampaikan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota kepada KPU Provinsi, Gubernur, dan DPRD Kabupaten/Kota;
v.Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun dukungan berupa undang-undang dari pemerintah yang berkaitan dengan
Pilkada antara lain :
1) Undang-undang No 1 Tahun 2015 Tentang penetapan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan
gubernur, bupati, dan walikota menjadi undang-undang
2) Undang-undang No 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas undang-undang nomor
1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang
nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi
undang-undang
3) Peraturan KPU Nomor 02 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan atau Walikota dan Wakil
Walikota.
4) Peraturan KPU Nomor 03 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan
Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan
Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota,
Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan
Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota.
5) Peraturan KPU Nomor 04 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
6) Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
7) Peraturan KPU Nomor 06 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
8) Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
9) Peraturan KPU Nomor 08 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Dana Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
10) Peraturan KPU Nomor 09 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
11) Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
12) Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota.
13) Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan KPU
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
14) Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Perlengkapan
Pemungutan Suara dan Dukungan Perlengkapan lainnya Pasca Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Presiden dan Wakil Presiden, dan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/ atau Walikota dan
wakil Walikota
Memperhatikan hal tersebut maka ada sebuah fenomena baru dimana soliditas
Penyelenggara Pemilu di semua lapisan harus terjamin demi lancarnya pelaksanaan pemilu
maupun pemilihan sesuai peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, sehingga tanggung
jawab masing-masing lapisan seiring sejalan.
Tidak hanya dukungan dari pemerintah berupa undang-undang dalam
menyelenggarakan Pilkada, KPU Kota Serang juga sudah bisa menggunakan dan
memanfaatkan media elektronik dan media internet dengan baik, terbukti dengan adanya
program aplikasi SILON (Sistem Pencalonan) dan SITUNG (Sistem Penghitungan) sesuai
dengan pernyataan dari Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis
KPU Kota Serang berikut ini :
“Prinsip sejak generasi KPU 2014 kita meminimalisir penggunaan kertas artinya kita
lebih menggunakan media elektronik untuk bertatap muka antar pegawai, lalu hampir
setiap lini subag kita itu ada SILON dan SITUNG, sistem pencalonan dan sistem
penghitungan suara. Terkadang proses pencalonan seringkali terkendala oleh
ketidaksiapan para bakal pasangan calon dalam mempersiapkan syarat-syarat
administrasi yang harus dipenuhi. Lalu untuk SITUNG ada 3 hal yang mendasari
perlunya ada yaitu transparansi hasil pemilu, partisipasi masyarakat dan akurasi hasil
pemilu.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September
2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota
Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan
teknologi internet dengan baik dibuktikan dengan adanya program aplikasi SILON (Sistem
Informasi Pencalonan) yang memudahkan proses tahapan pencalonan, baik bagi Komisi
Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara, maupun untuk para bakal pasangan calon
yang hendak berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tahun
2017. Selama ini proses pencalonan seringkali terkendala oleh ketidaksiapan para bakal
pasangan calon dalam mempersiapkan syarat-syarat administrasi yang harus dipenuhi, tidak
jarang pula para bakal pasangan calon memberikan syarat-syarat kelengkapan administrasi
mepet dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan, sehingga hal itu mempersulit KPU Kota
Serang untuk memverifikasinya. Selain itu aplikasi Silon yang disusun oleh KPU Kota
Serang bertujuan untuk merekam tahapan pencalonan secara rapi dan menyeluruh. Dengan
terdokumentasinya tahapan pencalonan ini, KPU berharap proses tahapan pencalonan ini
dapat dijadikan bukti otentik atas dokumen-dokumen yang diserahkan oleh bakal pasangan
calon selama tahapan pencalonan.
Lalu ada program aplikasi SITUNG (Sistem Informasi Penghitungan Suara), aplikasi
ini bertujuan untuk menjadikan hasil Pemilu lebih berkualitas dan kredibel. Aplikasi
SITUNG yang sudah pernah dipakai pada Pileg, Pilpres 2014 dan Pilkada Serentak 2015
akan digunakan kembali pada Pilkada Serentak 2017. Karena dengan adanya aplikasi
SITUNG, maka keingintahuan publik untuk mengetahui hasil perolehan suara dengan cara
cepat, efisien dan transparan dapat diakomodir oleh KPU Kota Serang. Namun perlu diingat
dan disampaikan kepada publik bahwa hasil yang ter upload tersebut hanya sementara
bukanlah hasil final, karena hasil yang resmi adalah melalui Rapat Pleno Rekapitulasi
Penghitungan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa sampai dengan
tingkat Kabupaten/ Provinsi.
Kemudian ada 3 hal yang mendasari perlunya ada SITUNG yang dikemukakan oleh
Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, yaitu
transparansi hasil pemilu, partisipasi masyarakat dan akurasi hasil pemilu. Bahwa tahapan
yang paling penting adalah pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil, keingintahuan
masyarakat yang sangat besar akan hasilnya dapat memupuk prasangka curiga terhadap
perjalanan suara dari tingkat TPS sampai dengan Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Dengan
semangat menjaga integritas dan netralitas, KPU Kota Serang berharap penggunaan aplikasi
SITUNG sebagai kontrol terhadap kinerja penyelenggara dan meningkatkan kualitas Pemilu
akan mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Adapun program aplikasi KPU Kota Serang yang lainnya, untuk bagian Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik ada program aplikasi SIRUP (Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi Logistik). Lalu untuk mengatur daftar
pemilih ada juga SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) seperti berdasarkan
pernyataan Bapak Akhmad Syarifudin selaku Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik
KPU Kota Serang berikut ini :
”Saya di logistic ada SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) dan
SILOG (Sistem Informasi Logistik). SIRUP adalah aplikasi Sistem Informasi
Rencana Umum Pengadaan berbasis yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk
mengumumkan Rencana Umum Pengadaannya. Lalu SIRUP sebagai sarana layanan
publik terkait RUP sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses secara
langsung Pengadaan Barang/Jasa secara Nasional. Untuk SILOG juga ada peta
distribusi. Misalnya di mana letak kantor KPU Kota Serang sesuai titik koordinat. Di
situ bisa dilihat berdasar map satelit, peta jalan, di sini juga bisa ditampilkan jalur
pengiriman distribusi apakah lewat laut, darat dan udara. Di daftar pemilih juga ada
SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) jadi semua alat kerja kita itu ditopang
oleh sistem-sistem yang kemudian saling terkoneksi dengan system silog dengan
system kpud prov banten terus sampai ke kpu ri jadi kalau pertanyaannya soal
penggunaan internet termasuk web itu di kita ya sudah berjalan lama.” (Wawancara
dengan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang, 15
September 2017, Pukul 09.00 WIB, di Ruangan Divisi Keuangan, Umum dan
Logistik KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas KPU Kota Serang mempunyai banyak program-
program yang ditunjang oleh teknologi internet seperti SIRUP (Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan) yang bertujuan untuk sebagai sarana layanan publik terkait rencana
umum pengadaan sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses secara langsung
Pengadaan Barang/Jasa, supaya masyarakat bisa bebas mengetahui informasi tentang
pengadaan barang dan jasa. Lalu ada SILOG (Sistem Informasi Logistik) yang bertujuan
untuk publik bisa dengan mudah mengecek berapa banyak surat suara yang tersebar berdasar
provinsi, hanya dengan mengarahkan cursor sesuai provinsinya. Begitu juga mengetahui
berapa banyak surat suara di masing-masing Tempat Pemungutan Suara. Ada juga SIDALIH
(Sistem Informasi Daftar Pemilih). Sidalih adalah aplikasi online yang dibuat untuk
membantu petugas di KPU kabupaten dalam melakukan pengolahan data pemilihnya secara
lebih mudah, cepat dan tepat. Sistem informasi data pemilih telah dioperasionalkan sejak
Pemilu Legislatif dan Pilpres tahun 2014 yang lalu dan digunakan kembali pada Pilkada
tahun 2017 ini.
Lalu terkait dengan penghitungan dan pemungutan suara, ternyata KPU Kota Serang
mempunyai prestasi dalam hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Edi Mulyadi selaku
Kepala Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang berikut ini :
“Kami juara 1 pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) terbaik se-Provinsi
Banten, juara 2 pengelolaan website se-Banten, dan juara 3 sosialiasi se-Banten. Itu
menurut saya adalah kelebihan kami.” (Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu
dan Hupmas KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan
Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang)
Pernyataan ini juga didukung oleh Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota
Serang terkait apa saja prestasi yang didapat berikut ini :
“Kami menetapkan 9 kategori terbaik. Di antaranya tungsura terbaik, mutarlih terbaik,
dan logistik terbaik. Ini berdasarkan kinerja KPU kabupaten kota selama Pilkada
Banten 2017 yang lalu. Penganugerahan itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus
evaluasi kinerja,” (Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017,
Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang berhasil mendapat juara 1
dalam pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) terbaik se-Provinsi Banten, juara 2
pengelolaan website se-Banten, dan juara 3 sosialiasi se-Banten berdasarkan kinerja KPU
kabupaten/kota selama Pilkada Banten 2017 yang lalu. Prestasi tersebut merupakan bentuk
kekompakan dan kerja keras seluruh aparatur dan komisioner KPU Kota Serang, artinya KPU
Kota Serang sudah kompeten dalam menyelenggarakan Pemilu dalam berbagai hal,
diantaranya dalam penghitungan suara, pengelolaan logistic, pengelolaan website, dan
sosialisasi.
Selanjutnya upaya KPU Kota Serang untuk meningkatkan pastisipasi pemilih adalah
melakukan sosialisasi. Sosialisasi Pemilu ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya Pemilu dalam membangun kehidupan demokrasi di
Indonesia, tentang tahapan dan program Pemilu, tentang beberapa hal teknis dalam
menggunakan hak politik dan hak pilihnya dengan benar, meningkatkan kesadaran
masyarakat khususnya pemilih untuk berperan serta dalam setiap tahapan pemilu,
meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada
Pemilu. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang
berikut ini :
“Kegiatan sosialisasi sebenarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap masyarakat untuk memahami hakikat parsitipasi pemilih yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran dan parsitipasi masyarakat, khususnya
dalam menggunakan hak pilihnya. Hanya saja masyarakat kita sekarang tidak begitu
memeperhatikan itu, jadinya Golput menjadi pilihan”(Wawancara dengan Ketua KPU
Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota
Serang)
Undang-undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyeleggaraan Pemilihan Umum diatur
mengenai penyelenggara Pemilu yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Urnum
(KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Tugas pokok dan wewenang KPU adalah:
Menyelenggarakan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Kota;
Menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; Menyelenggarakan Pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah; Salah satu tugas penting dalam penyelenggaraan Pemilu
tersebut adalah melaksanakan penyampaian informasi melalui sosialisasi kepada masyarakat
luas.
Selain itu, menurut Peraturan KPU No. 11 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
menjelaskan bahwa KPU adalah lembaga penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional,
tetap dan mandiri.
Pada pelaksanaan Pilkada Banten tahun 2017, berbagai macam kegiatan sosialisasi
telah dilaksanakan seperti pernyataan dari Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala
Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Kemarin pada saat Pilkada Banten tahun 2017 kita menyelenggarakan sosialisasi go
to school ke enam SMA, terus goes to campus ke 6 kampus Untirta, UIN, Unsera,
Bina Bangsa, STMIK, UPI kita datang kesana. Lalu kita juga melakukan sosialisasi
informasi dan penididikan pemilih kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
perempuan, dan tokoh pemuda, sosialisasi keliling, sosialisasi melalui media cetak
kita menggandeng Banten Pos sebagai media partner, sosliasasi melalui media
elektronik dengan menggandeng Radio Hot Fm dan Banten Tv, dan sosialisasi
melalui Baliho,pamflet dan stiker pada setiap kecamatan dan desa.” (Wawancara
dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00
WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan wawancara diatas KPU Kota Serang sudah melaksanakan sosialisasi
sesuai dengan tugas dan wewenang sesuai dengan undang-undang. Pada pelaksanaan Pilkada
Banten tahun 2017, berbagai macam kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan sesuai dengan
segmen masyarakat yang menjadi sasaran utama guna meningkatkan partisipasi pemilih
dalam Pilkada Banten tahun 2017 antara lain:
1.Sosialisasi informasi dan penidikan pemilih kepada tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda.
2.Sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih pemula dangan format
“Go to School” dan ke kampus-kampus di Kota Serang dengan format “Goes to
Campus”
3.Sosialisasi keliling / sosialisasi mobile.
4.Sosialisasi melalui media cetak (media partner: Banten Pos) dan media elektronik
(media partner: Radio Hot Fm, dan Banten Tv)
5.Sosialisasi melalui Baliho,pamflet dan stiker.
6.Sosialisasi kepada pemilih nelayan
Kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda dilaksanakan di Kantor Camat Serang
pada tanggal 03 September 2016 dengan jumlah peserta sebanyak 50 (lima puluh) orang.
Sementara itu, kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada Pemilih Pemula
dilaksanakan di sejumlah SLTA/SMA/SMK sederajat dan Universitas di Kota Serang.
Dalam hal ini tidak semua sekolah atau universitas yang ada di Kota Serang diadakan
kegiatan sosialisasi karena keterbatasan waktu dan biaya dalam hal ini KPU Kota Serang
masih belum maksimal dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Berikut
sejumlah dokumentasi kegiatan sosialisasi KPU Kota Serang :
Gambar 4.1 Sosialisasi di SMAN 4 Kota Serang
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Gambar 4.2 Sosialisasi di UNBAJA
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Gambar 4.3 Sosialisasi di UPI Kota Serang
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih
kepada Pemilih Pemula dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi informasi dan pendidikan
pemilih kepada Pemilih Pemula
No. Hari/Tanggal Jam Tempat Peserta
1. Jumat, 4 November
2016
07.15-selesai Aula Universitas
Pendidikan
Indonesia
Dosen, dan
mahasiswa
UPI Serang
2. Rabu, 14 Desember
2016
07.15-selesai SMAN 4 Kota
Serang
Guru, Tata
Usaha, dan
Pelajar
SMAN 4 Kota
Serang
3. Kamis, 29 Desember
2016
07.15-selesai Universitas
Banten Jaya
Dosen, dan
mahasiswa
UPI Serang
Sumber: Data sekunder dari KPU Kota Serang tahun 2016
Untuk pelaksanaan sosialisasi keliling / sosialisasi mobile dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 10 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB s/d selasai. Rute pelaksanaan sosialisasi
keliling yang dilakukan KPU Kota Serang yaitu dengan mengelilingi Kecamatan Serang,
Kecamatan Taktakan, Kecamatan Cipocok Jaya dan sejumlah tempat-tempat di jalan protocol
utama Kota Serang dengan mobil khusus dan pengeras suara sambil mengingatkan kepada
masyarakat Kota Serang untuk memberikan hak politik mereka pada hari pelaksanaan
Pilkada Banten tahun 2017.
Selanjutnya, KPU Kota Serang juga melakukan sosialisasi melalui media cetak
dengan bekerja sama dengan Banten Pos. Dalam kerja sama ini, Banten Pos akan
mempublikasikan tentang Pilkada Banten tahun 2017 di kolom media cetak Banten Pos
sebelum hari pencoblosan. Upaya ini diharapkan bisa menjaring masyarakat yang masih
menggunakan koran atau media cetak sebagai bahan bacaan mereka. Sosialisasi melalui
media elektronik juga dilakukan oleh KPU Kota Serang dengan melakukan talkshow di
Radio Hot FM pada Selasa, 8 November 2016 yang dihadiri Bapak Fierly Murdliyat selaku
komisioner KPU Kota Serang. Beliau menjeleskan beberapa tahapan Pilkada, seputar data
pemilih, sosialisasi kepemiliuan, dan bagaimana pentingnya hak politik masyarakat.
Selanjutnya KPU Kota serang juga melakukan kerjasama dengan Banten TV demgan
menampilkan iklan yang terkait Pilkada Banten tahun 2017. Dengan ini diharapkan
masyarakat bisa mengetahui tentang Pilkada Banten lewat media elektronik.
KPU Kota Serang juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat nelayan pada hari
Minggu, 16 Oktober 2016. Sosialisasi kali ini disampaikan kepada nelayan di Karangantu,
Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Kegiatan ini dihadiri oleh komisioner KPU Kota Serang,
komisioner KPU Provinsi Banten, Relawan Demokrasi, kapolsek Kasemen, PPK, PPS,
Panwaslu, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Serang, serta masyarakat
nelayan. Komisioner KPU Kota Serang, Fierly Murdlyat Mabrurri mengungkapkan,
kelompok nelayan adalah soko guru perekonomian di Banten. Mereka wajib diajak dialog
sebagai bagian pendidikan politik. Disampaikan Fierly, nelayan di Karangantu berasal dari
ragam etnis, karena itu mereka memiliki tingkat pemahaman politik yang plural. Dengan
sosialisasi ini akan tumbuh partisipasi aktif masyarakat nelayan.
Gambar 4.4 Sosialisasi kepada masyarakat nelayan
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Lalu KPU Kota Serang juga melakukan sosialisasi melalui baliho, pamflet dan stiker.
KPU Kota Serang sendiri sudah menyiapkan 12 baliho, 100 spanduk, 173 umbul-umbul dan
240 banner yang sudah tersebar di berbagai tempat yang ada di Kota Serang. Hal ini cukup
baik, masyarakat Kota Serang menjadi tahu tentang Pilkada Banten dengan melihat media
tersebut yang tersebar di berbagai sudut tempat yang ada di Kota Serang.
Gambar 4.5 Banner sosialisasi Pilkada Banten di KUA Kecamatan Curug
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Gambar 4.6 Banner sosialisasi Pilkada Banten di Alfamidi Cipocok Jaya
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
Gambar 4.7 Billboard sosialisasi di Pakupatan Kota Serang
Sumber : Data Sekunder KPU Kota Serang
4.5.1.2 Weakness (kelemahan)
Weaknesses (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan, dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi
yang memuaskan. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. KPU Kota Serang dalam meningkatkan
partisipasi pemilih atau dalam menyelenggarakan Pilkada Banten tahun 2017 masih memiliki
beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki agar kualitas penyelenggaraan Pilkada Banten
tahun 2017 dapat dijalankan dengan lebih baik lagi, seperti yang diungkapkan oleh Bapak
Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang berikut ini :
“Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya dari sumber
daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat terbatas, KPU ini kan lembaga
hierarkis vertical jadi PNS nya dari pusat. Sampai saat ini posisi eselon itu masih
harus meminta ke Pemda atau Pemkot setempat terus sampai hari ini Kota Serang kan
sudah 10 tahun ya ini belum ada tambahan pegawai jadi kalo untuk menghadapi
pilkada kita harus merekrut tenaga pendukung.” ”(Wawancara dengan Ketua KPU
Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota
Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang masih kekurangan pegawai.
Posisi untuk PNS berpangkat eselon terutama dalam pengisian jabatan eselon masih harus
meminta ke Pemda atau Pemkot setempat dan sampai saat ini selama KPU Kota Serang
berdiri belum ada pembukaan formasi atau penambahan pegawai untuk PNS KPU Kota
Serang. KPU Kota Serang masih harus merekrut pegawai untuk perbantuan dalam
menyelenggarakan Pemilu atau dalam kegiatan sehari-hari yang sifatnya hanya kontrak atau
sementara saja. Pernyataan ini juga didukung oleh Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala
Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang berikut ini :
“Kalo menurut standar yang ada berdasarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2016 yang
dikeluarkan KPU RI, PNS atau pegawainya itu idealnya harus 17 orang nah disini
baru 10 orang dengan rincian 6 pegawai dengan status pegawai organik yang diangkat
dan dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 4 pegawai dengan status
diperbantukan (DPK), artinya pegawai DPK merupakan PNS yang berasal dari
Pemerintah Kota Serang dan selebihnya hanya pegawai honorer yang sewaktu-waktu
bisa diberhentikan atau habis masa kontraknya. Pegawai DPK juga bisa sewaktu-
waktu ditarik oleh Pemerintah Kota. Makanya setiap ada penyelenggaraan pilkada
munculah tenaga pendukung.” (Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan
Hupmas KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan
Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang masih kekurangan sumber
daya manusia yaitu dengan hanya 10 orang. 6 pegawai dengan status pegawai organik dan 4
pegawai dengan status diperbantukan (DPK) dan selebihnya hanya pegawai honorer yang
sewaktu-waktu bisa diberhentikan atau habis masa kontraknya. KPU RI telah mengeluarkan
Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2016 yang mengatur jumlah pegawai pada sekretariat KPU
Kabupaten/Kota maksimal 17 orang. Jumlah 17 tersebut telah melalui analisis jabatan dan
analisis beban kerja dengan berbagai variasi variabel bersama dengan Badan Kepegawaian
Nasional (BKN) dan Kemenpan RB. Angka 17 orang di Kab/Kota itu merupakan asumsi
jumlah pegawai bagi satuan kerja yang tidak menyelenggarakan Pemilu dan Pilkada.
Sementara pada saat menyelenggarakan pilkada, jika dirasa jumlah pegawai kurang, maka
dapat mengangkat pegawai outsourcing. Keterbatasan sumber daya manusia ini juga
didukung dengan pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang
berikut ini :
“Faktor yang menjadi penghambat dari kami ada beberapa hal, yang pertama yaitu
keterbatasan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Manusia atau anggota KPU Kota
Serang yang memang sangat sedikit dibandingkan masyarakat yang mempunyai hak
pilih sebagai sasaran kami dalam melakukan sosialisasi. Kota Serang yang lumayan
luas dan penduduknya lumayan banyak menjadi penghambat ditambah pegawai kita
yang sedikit.”(Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017,
Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, sumber daya manusia merupakan unsur yang
sangat penting dalam mendukung terlaksananya suatu kegiatan, bilamana sumber daya
manusia tersebut tidak memadai maka akan sangat berpengaruh terhadap capaian kinerja
yang akan diperloleh. KPU Kota Serang dalam hal pengalokasian sumber daya untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pilkada Tahun 2017 menemukan kendala
yang menjadi penghambat terlaksananya sosialiasi yaitu berupa di sendiri karena luas
wilayah serta jumlah penduduk yang begitu besar sedangkan jumlah personil KPU yang
terbatas sehingga menyebabkan dalam sosialisasi KPU belum dapat menjangkau keseluruhan
masyarakat Kota Serang sehingga untuk melaksanakan program-program KPU Kota Serang
kualahan. Ditambah beban kerja yang banyak lalu KPU Kota Serang bekerja penuh waktu
maka kurangnya sumber daya manusia atau pegawai ini menjadi kendala bagi KPU Kota
Serang. Ini didukung pernyataan dari Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala
Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Kalo berbicara tentang kelemahan atau kendala, kita bicara tentang beban kerja SDM
dengan spirit di undang-undang bekerja penuh waktu. Jadi KPU ini beban kerjanya
tinggi, undang-undang memerintahkan bekerja penuh waktu. Hari kita tuh hari
kalender, kalo misal ada rapat pleno hari x walaupun hari libur kita tetap rapat,
contohnya tahun kemaren rapat plenonya bertepatan di idul adha, ditambah SDM kita
pun masih terbatas. Kita lumayan kewalahan dalam hal ini” (Wawancara dengan
Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di
Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, beban kerja yang berat apalagi dalam
melaksanakan tahapan-tahapan dalam menyelenggarakan Pilkada seperti dalam
mempersiapkan logistic, menggelar sosialisasi, melakukan verifikasi calon peserta, verifikasi
DPT (Daftar Pemilih Tetap), penyusunan Juknis (Petunjuk Teknis) tahapan Pilkada, rapat
koordinasi dan lain-lain ditambah dengan kekurangan pegawai membuat KPU Kota Serang
kewalahan dan mau tidak mau KPU Kota Serang harus merekrut tenaga kerja tambahan yang
sifatnya sementara. Selanjutnya tentang pemahaman kerja yang menjadi kendala berdasarkan
pernyataan dari Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas
KPU Kota Serang berikut ini :
“Berbicara mengenai kelemahan atau kendala salah satunya adalah soal pemahaman
alat kerja, tidak semua pegawai kita ini kalau ditanya bagaimana menyusun DPT tidak
semua tahu, bagaimana tata kelola logistic yang baik tidak juga semua tahu.
Pemahaman pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan relatif masih kurang Dalam
hal ini kita terus berupaya meningkatkan pemahaman dengan bimbingan teknis atau
kegiatan penguatan kelembagaan lainnya.” (Wawancara dengan Kasubag Teknis
Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di
Ruangan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas tingkat pemahaman dari pegawai KPU Kota
Serang terhadap apa yang menjadi beban tugasnya belum sepenuhnya dipahami dengan baik
seperti bagaimana menyusun DPT (Daftar Pemilih Tetap), bagaimana tata kelola logistic
yang baik dan lain-lain. Kekurang-pahaman pegawai terhadap tujuan serta tugas organisasi
jelas akan mempengaruhi kinerja pegawai. Pemahaman pegawai terhadap tugas-tugas yang
diberikan relatif masih kurang sehingga sering mengakibatkan keterlambatan dalam
penyelesaian pekerjaan.
Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah mengirim pegawai untuk mengikuti
bimbingan teknis (Bimtek) dan mempersiapkan pegawai tertentu untuk mengikuti
kursus/pelatihan teknis mengenai kepemiluan seperti pernyataan dari Bapak Fierly Murdliyat
S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
”Kemarin kita bimtek kelembagaan terus secara regular tiap minggu ada kajian-kajian
Pemilu terus ada rapat-rapat,itu juga salah satu pengayaan tentang aturan-aturan yang
baru tentang mekanisme yang baru, jadi sebetulnya upaya untuk penguatan
pemahaman pegawai itu secara kontinu kita lakukan dan banyak formatnya. Kadang
kalo di kantor bisa rapat kalo perlu bimtek khusus, kita juga kadang diundang untuk
menghadiri peningkatan-peningkatan kapasitas oleh Bandiklat KPU RI. Lalu ita kirim
pegawai 2 atau 3 orang jadi banyak format untuk meningkatkan pemahaman pegawai.
” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017,
Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Lalu ada juga pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU KPU Kota
Serang Terkait upaya peningkatan pemahaman pegawai seperti berikut ini :
“Ya memang harus diakui pegawai kita tidak semua paham akan regulasi namun kita
selalu arahkan dengan briefing atau bimtek, kita juga himbau mereka untuk banyak
membaca aturan atau regulasi-regulasi yang baru dan pahami, setiap seminggu kita
selalu rapat.” (Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017,
Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, upaya KPU Kota Serang dalam peningkatan
pegawai sudah dilakukan seperti bimbingan teknis, rapat yang terkait dengan regulasi,
briefing dan lain-lain. Namun masih harus diperbanyak dan dapat ditelaah bahwa tingkat
pemahaman pegawai KPU Kota Serang terhadap tujuan organisasi serta pemahaman
terhadap program yang akan dilaksanakan belum sesuai dengan harapan. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja KPU Kota Serang. Kekurang-pahaman pegawai terhadap tujuan
organisasi mengakibatkan tidak dapat terciptanya mekanisme kerja yang baik. Hal ini juga
membuat sosialisasi menjadi kurang maksimal, seperti pernyataan dari Bapak H. Amanudin
Toha SE selaku Ketua DPC Partai Demokrat Kota Serang seperti berikut :
“Mengenai sosialisasi KPU tentang Pilkada kemarin ini kurang begitu jelas, karena
yang menyampaikan sosialisasi bukan ahlinya atau bukan petugas KPU itu sendiri,
melainkan perwakilan dari pegawai tingkat kecamatan atau dari organisasi yang ada
dan disampaikan berantai sampai tingkat ke dusun. Walaupun sudah dibekali
pegangan materi dari KPU tetapi karena tidak ahlinya yang menyampaikanya, jadi
sebagian masyarakat pemilih tidak faham apa yang disampaikanya”(Wawancara
dengan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Serang, 3 Oktober 2017, Pukul 15.00 WIB,
di Kantor DPC Partai Demokrat Kota Serang)
Bersasarkan hasil wawancara diatas, banyak masyarakat pemilih pemula yang tidak
mengetahui sosialisasi Pilkada dari KPU Kota Serang dan sebagian sosialisasi dari KPU Kota
Serang sifatnya hanya seperti pesan berantai yang disalurkan dari organisasi-organisasi yang
ada, jadi penyampaian sosialisasinya pun tidak begitu baik karena yang menyampaikan bukan
ahlinya atau bukan anggota KPU Kota Serang melainkan perwakilan dari organisasi
masyarakat. Lalu Berdasarkan keterangan salah seorang Pemilih dalam memandang
efektifitas dan efisiensi sosialisasi Pilkada oleh pihak KPU Kota Serang sudah cukup baik
namun masyarakat sendiri yang kurang memiliki kesadaran secara penuh untuk
menggunakan hak pilihnya. Seperti yang dijelaskan Saudara Hendrayana Hadi Saputra
berikut:
”Kalau masalah sosialisasi oleh pihak KPU sebanarnya sudah cukup baik apa lagi
dibantu dengan usaha pasangan calon, namun sebagian masyarakat yang memang
acuh dengan adanya pemilihan kepala daerah, mereka tidak memiliki sikap politik
yang jelas, mungkin saja ini karena kepercayaan masyarakat sudah mulai berkurang
dan masuk ke bilik dianggap tidak berpengaruh lagi.”(Wawancara dengan warga Kota
Serang, 3 Oktober 2017, Pukul 20.00 WIB)
Selanjutnya menurut Saudara Irvan Pajar Kurniawan selaku warga Kota Serang KPU
Kota Serang jangan hanya mengandalkan sosialisasi konvensional seperti baliho, spanduk
dan lain-lain dan pemasangan spanduk atau baliho seperti pernyataan berikut ini :
“Sebenarnya sosialisasi yang dilakukan cukup baik. Namun perlu juga sosialisasi
dalam bentuk pengarahan terkait teknis penyelenggaraan Pilkada juga.” (Wawancara
dengan warga Kota Serang, 3 Oktober 2017, Pukul 18.00 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang masih mengandalkan
sosialisasi konvensional, staregi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Serang
kurang efektif bila menggunakan sosialisasi konvensional yang dilakukan dengan
pemasangan poster, brosur, spanduk, banner, baliho, stiker, leafleat, bookleat, folder,
billboard dan kalender yang harus mengeluarkan biaya besar dan tidak sesuai dengan
lumayan luasnya Kota Serang, misalnya pemasangan poster, brosur, spanduk, banner, baliho,
stiker, leafleat, bookleat, folder, billboard yang dilakukan hanya memasang di tempat-tempat
sekitar tengah kota saja dan ditak menjangkau ke daerah-daerah lain jadi strategi yang
dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Serang yang sangat strategis adalah tatap
muka secara langsung dengan masyarakat untuk lebih mengenal masyarakat dan dilakukan
dengan tidak ada pembatasan waktu yang ditetapkan.
KPU Kota Serang perlu juga mengadakan sosialisasi dalam bentuk pengarahan terkait
teknis penyelenggaraan Pilkada. Dan Saudara Irvan Pajar Kurniawan juga menambahkan
kalau KPU Kota Serang juga harus memanfaatkan media sosial seperti pernyataan berikut ini
:
“Warga Kota Serang menurut saya sudah banyak yang menggunakan media sosial,
dalam hal ini KPU Kota Serang kurang memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk
sosialisasi. Saya lihat di Facebook gemuruh tentang Pilkada Banten Tahun 2017
masih kalah dengan Pilkada DKI Jakarta.” (Wawancara dengan warga Kota Serang, 3
Oktober 2017, Pukul 18.00 WIB)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang belum memanfaatkan media
sosial dengan baik, bisa dilihat dari halaman resmi Facebook KPU Kota Serang terakhir kali
menulis kiriman itu pada tanggal 18 September 2014 dan hanya disukai 259 orang.
Sedangkan untuk di media sosial Twitter, terakhir kali KPU Kota Serang menulis postingan
itu pada tanggal 24 April 2014 dan hanya diikuti 125 orang. Selain itu pula di dalam
pelaksanaannya adanya fenomena mengenai jumlah surat suara tidak sah yang cukup banyak
yaitu 1.083 surat suara. Fenomena ini juga merupakan salah satu kelemahan KPU Kota
Serang dalam melakukan sosialisasinya dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam menggunakan hak politik dan hak pilihnya
dalam pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Disamping itu juga dapat dilihat surat suara tidak sah yang dilihat berdasarkan
kecamatan, dimana dikenal masing-masing kecamatan merupakan basis dari pasangan calon.
Kemudian dapat diketahui dari data bahwa terdapat pemilih tetap yang tidak menggunakan
haknya sebagai pemilih dalam Pilkada Banten Tahun 2017. Hal ini tentu dipenguruhi oleh
beberapa faktor. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rudi Hartono selaku Ketua Panwaslu
Kota Serang berikut ini :
“Pada dasarnya Sosialisasi Penyelenggaraan Pilkada Banten Tahun 2017 oleh KPU
Kota Serang masih kurang efektif dikarenakan angka suara tidak sah masih cukup
banyak, hal ini mengingat masih kurang maksimalnya metode pendekatan kepada
masyarakat yang dilakukan oleh KPU Kota Serang dan hal ini tentu berkaitan pula
dengan sosialisasi tata cara teknis kepada pemilih. Dan yang paling signifikan
pengaruhnya adalah persentase pemilih pemula yang tingkat partisipatinya masih
kurang pada Pilkada Banten tahun 2017, padahal terdapat sekitar 22 % jumlah
pemilih pemula.” (Wawancara dengan Ketua Panwaslu Kota Serang, 3 Oktober 2017,
Pukul 10.00 WIB, di Kantor Panwaslu Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dari fakta tentang sosialisasi yang Pilkada
Banten Tahun 2017 yang dilaksanakan oleh KPU Kota Serang terindikasi kurang berjalan
sebagaimana mestinya. Sosialisasi Penyelenggaraan Pilkada Banten Tahun 2017 oleh KPU
Kota Serang masih kurang efektif dikarenakan angka suara tidak sah masih cukup banyak,
hal ini mengingat masih kurang maksimalnya metode pendekatan kepada masyarakat yang
dilakukan oleh KPU Kota Serang dan hal ini tentu berkaitan pula dengan sosialisasi tata cara
teknis kepada pemilih. Dan yang paling signifikan pengaruhnya adalah persentase pemilih
pemula yang tingkat partisipatinya masih kurang pada Pilkada Banten tahun 2017, padahal
terdapat sekitar 22 % jumlah pemilih pemula. Dalam hal ini bukan KPU Kota Serang tidak
melakukan apa-apa, kalau memang sosialisasi belum tepat KPU Kota Serang melakukan
evaluasi seperti pernyataan dari Bapak Edi Mulyadi selaku Kasubag Teknis Pemilu dan
Hupmas KPU Kota Serang seperti berikut ini :
“Kita evaluasi, kita analisa dimana sih letak kesalahannya apakah dari sisi sosialisasi
atau dari calonnya, partisipasi bisa rendah karna masyarakat sudah jenuh. Kita juga
menjadwalkan evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Kita juga kadang
menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana sih kami selaku penyelenggara dimata
masyarakat.”(Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota
Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu
dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang akan mengevaluasi dan
menganalisa terkait dengan program sosialisasi. KPU Kota Serang juga menyebar kuesioner
ke warga, sejauh mana KPU Kota Serang selaku penyelenggara dimata masyarakat. Dan
KPU Kota serang juga menganalisa terkait rendahnya partisipasi, apakah dari kurangnya
sosialisasi yang tidak mengarah ke semua segmentasi masyarakat apakah juga dari calonnya
yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Jadi bukan hanya faktor sosialisasi saja yang
menentukan tinggi atau rendahnya partisipasi pemilih, ada beberapa faktor tertentu menurut
Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut
ini :
“Jadi gini memotret soal sosialisasi itu harus dipahami bagian dari upaya peningkatan
partisipasi pemilih namun ada 4 variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya
partisipasi masyarakat di Kota Serang tinggi di Cilegon rendah atau sebaliknya ada
beberapa variabel tidak berdiri sendiri. Kemudian bukan hanya karena faktor itu
sosialisasi itu partisipasi meningkat, yang pertama itu soal profiling kandidat bisa
dibandingkan Pilkada Jakarta itu kemarin menyedot perhatian seluruh rakyat
Indonesia gara-gara profil kandidatnya nyaris Pilkada Banten tidak pernah terdengar
jadi Pilkada rasa Pilpres itu benar-benar terasa. Ini yang menarik perhatian pemilih
untuk datang, kandidatnya bagus atau tidak. Yang kedua itu metode sosialisasi
penyelenggara, baik KPU maupun Panwaslu, yang ketiga itu partisipasi berkaitan
dengan akurasi daftar pemilih, politik kan soal pengakuan kalo kita tidak ada di DPT
bakal jadi masalah, dan yang keempat kadang2 ya harus diakui yaitu soal politik
uang.”(Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September
2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota
Serang)
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, sosialisasi bukan faktor satu-satunya dalam
tinggi atau rendahnya partisipasi pemilih, namun ada beberapa faktor lain diantaranya yang
pertama soal profiling kandidat. Sepinya riuh Pilkada Banten dibandingkan Pilkada Jakarta
adalah karena profiling kandidatnya, profil kandidat yang mencalonkan di Pilkada Banten
adalah tokoh-tokoh lama dan tidak terlalu menawarkan perubahan lebih. Selanjutnya yang
kedua itu metode sosialisasi penyelenggara, baik KPU maupun Panwaslu, yang ketiga itu
partisipasi berkaitan dengan akurasi daftar pemilih, politik itu soal pengakuan kalo kita tidak
ada di DPT bakal jadi masalah, dan yang keempat yaitu soal politik uang.
Dalam menyelenggarakan sosialisasi atau program-program dalam upaya
meningkatkan partisipasi pemilih dukungan finansial atau anggaran menjadi sangat penting.
Dalam hal ini kendala KPU Kota Serang adalah anggaran yang kurang memadai seperti
pernyataan dari Bapak Akhmad Syarifudin selaku Kepala Divisi Keuangan, Umum dan
Logistik KPU Kota Serang berikut ini :
”Anggaran untuk Pilkada kemarin termasuk untuk sosialisasi sebenarnya kurang
karena dipangkas oleh Pemprov ada pemangkasan anggaran dari yang diajukan
sebenarnya 29 milyar namun yang diterima hanya 21 milyar. Tapi karena kpu ini tetep
harus jalan dan melaksanakan tahapan ya kita anggaran yang harus kita pangkas ya
kita pangkasya pokonya kita cukup-cukupi untuk penyelenggaraan Pilkada.”
(Wawancara dengan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang,
15 September 2017, Pukul 09.00 WIB, di Ruangan Divisi Keuangan, Umum dan
Logistik KPU Kota Serang)
Pernyataan diatas yang terkait dengan kurangnya anggaran juga disampaikan oleh
Bapak Refa Kuswanto selaku Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota Serang berikut ini :
“Anggaran ini kan sangat dibutuhkan untuk menopang program-program kita dan
mensukseskan Pilkada yang akan kita lakukan. Saat ini untuk anggaran sosialisasi
saya rasa bisa dikatakan kurang karena cakupan segmentasnya ini luas pada akhirnya
apa yang kita ajukan ke pemprov pada kenyataannya tidak sesuai yang diharapkan
mau tidak mau kita harus memanfaatkan dan mengefisiensi kan anggaran.”
(Wawancara dengan Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota Serang, 15
September 2017, Pukul 17.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU
Kota Serang)
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, anggaran menjadi salah satu kendala KPU
Kota Serang dalam menjalankan program-program terkait Pilkada Banten Tahun 2017. KPU
Kota Serang sebenarnya mengajukan angaran sebesar Rp. 29.000.000.000, namun yang
diterima hanya Rp. 21.000.000.000. Anggaran sangat dibutuhkan untuk menopang program-
program dan mensukseskan Pilkada. Untuk anggaran sosialisasi, bisa dikatakan kurang
karena cakupan segmentasnya ini luas, seperti segmentasi nelayan, disabilitas, kaum
perempuan, pemilih pemula, kelompok keagamaan, kelompok pengamen dan pengemis,
buruh dan lain-lain. Mau tidak mau KPU Kota Serang harus memanfaatkan dan
mengefisiensikan anggaran yang ada. Ini mengakibatkan program-program KPU Kota Serang
menjadi terhambat seperti pernyataan dari Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Kasubag Teknis
Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang berikut ini :
“Penghambat yang selanjutnya yaitu keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU untuk
melaksanakan sosialisasi-sosialisasi, biaya untuk perlengkapan seperti kertas, tinta
dan transportasi memakan biaya yang cukup besar sedangkan biaya yang dimiliki
KPU Kota Serang sangat minim pemasangan spanduk pilkada hanya mampu
memasang ditempat-tempat strategis saja, KPU Kota Serang tidak mampu memasang
di setiap tempat keramaian, di setiap dusun satu persatu.”(Wawancara dengan
Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul
16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, untuk melaksanakan program dari KPU Kota
Serang jelas memakai biaya, dan keterbatasan biaya yang dimiliki KPU Kota Serang menjadi
penghambat, misalnya program sosialisasi pemilu kepada masyarakat, biaya untuk
perlengkapan seperti kertas, tinta dan transportasi memakan biaya yang cukup besar
sedangkan biaya yang dimiliki KPU Kota Serang sangat minim. Contoh terakhir pada
pemasangan spanduk Pilkada hanya mampu memasang ditempat-tempat strategis saja, KPU
Kota Serang tidak mampu memasang di setiap tempat keramaian, di setiap dusun satu
persatu. Selain anggaran, kinerja suatu organisasi tentunya akan dapat berjalan maksimal
apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. KPU Kota Serang masih
terkendala dengan sarana dan prasarana seperti pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST
berikut ini :
“Ya kalo dibilang lengkap belum juga, pertama kantor KPU Kota Serang itu kan
masih dalam posisi pinjam pakai dari Pemkot Kota Serang, parkir masih belum
mencukupi apalagi nanti ada tamu untuk Pilwalkot pasti banyak tamu, sebenernya
belum mencukupi, kita ingin kantor permanen punya sendiri namun sampai saat ini
belum ada kesempatan untuk membangun sendiri, kita inginnya kantor itu terintegrasi
dengan kantor untuk pelayanan, ada gudangnya, ada untuk rapatnya kita kan punya
logistic yang harus disimpan seperti kotak bilik. Lalu disini belum ada AC, ruang
tunggu untuk tamu tempat duduknya terbatas, ruang rapat juga.” (Wawancara dengan
Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua
KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, penataan sarana dan prasarana kerja di KPU
Kota Serang saat ini masih terkendala dengan kondisi gedung dengan status pinjam pakai
milik Pemkot Kota Serang. KPU Kota Serang belum memiliki kantor sendiri (masih status
pinjam pakai). KPU Kota Serang mempunyai program untuk memperluas dan terintegrasi
dengan unit pelayanan, ada gudang untuk logistic, dan ada ruangan rapat yang memadai.
Untuk lahan parkir juga sangat terbatas, kalau ada tamu dari KPU Kota/Kabupaten lain yang
datang banyak kendaraan yang terpaksa parkir di pinggir jalan. Tempat duduk untuk ruang
tunggu masih sedikit. Untuk hal ini perlu ada perhatian khusus dari Pemkot Kota Serang
seperti pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang berikut ini :
“Selama ini kita untuk menyempurnakan sarana prasarana ini kita lebih terkoneksi ke
Pemkot Kota Serang minta bantuan misalnya ini kaya pagar kan baru dibangun, lalu
sudah dicat. Dan semoga untuk kedepan ada perbaikan lagi terutama renovasi ruangan
diperluas.” (Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul
11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, untuk menangani keterbatasan sarana dan
prasarana KPU Kota Serang bergantung kepada bantuan dari Pemkot Kota Serang. Sedikit
demi sedikit sudah ada perhatian dari Pemkot Kota Serang seperti pagar baru dibangun dan
gedung sudah dicat ulang. Dalam hal ini semoga Pemkot Kota Serang lebih memperhatikan
lagi dan membantu memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di KPU Kota Serang. Lalu
kendala selanjutnya terkait dengan permasalahan DPT (Daftar Pemilih Tetap). Daftar Pemilih
Tetap (DPT) adalah daftar yang dibuat oleh KPU yang berisi data masyarakat Kota Serang
yang berhak untuk mengikuti Pilkada. Dengan kata lain, hanya orang yang terdaftar di DPT
yang boleh ikut Pilkada. Permasalahannya diantaranya penentuan jumlah yang belum valid,
kesalahan penulisan (nama, NIK, tanggal lahir), masyarakat tidak terdaftar di DPT dan DPS,
masyarakat terdaftar di DPS tetapi hilang di DPT seperti pernyataan dari Bapak Fierly
Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Adapun kendala terkait dengan DPT, masih adanya kesalahan dalam jumlah seperti
yang meninggal dan ada pemilih pemula yang baru, kita masih kesulitan dalam
menentukan data yang valid karena banyak yg belum melaporkan ke dinas terkait
karena itu kerjasama dengan Disdukcapil harus ditingkatkan. Lebih-lebih kita punya
Sidalih dan mereka punya SIAK (System Administrasi Kependudukan) harusnya
memang bisa terintegrasi sehingga ketika ada masukan dari SIAK atau pembaharuan
yang mereka input dari pelayanan masyarakat seperti yang sudah 17 tahun bikin KTP
yang nikah bikin KK baru misalkan, itu bisa terintegrasi ke servernya KPU. Adapun
masalah lain seperti kesalahan penulisan (nama, NIK, tanggal lahir), masyarakat tidak
terdaftar di DPT dan DPS, masyarakat terdaftar di DPS tetapi hilang di DPT mungkin
karena operator atau petugas PPS kurang teliti.” (Wawancara dengan Kepala Divisi
Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi
Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, masih adanya kesalahan dalam jumlah DPT
seperti jumlah orang yang meninggal, pemilih pemula baru dan KPU Kota Serang masih
masih kesulitan dalam menentukan data yang valid karena banyak masyarakat yang belum
melaporkan ke dinas terkait. Karena itu kerjasama dengan Disdukcapil harus ditingkatkan.
SIAK (Sistem Administrasi Kependudukan) dan SIDALIH (Sistem Daftar Pemilih) harusnya
terintegrasi supaya ketika ada pembaharuan data langsung masuk ke system SIDALIH
(Sistem Daftar Pemilih) KPU Kota Serang.
Lalu masalah lain seperti kesalahan penulisan (nama, NIK, tanggal lahir), masyarakat
tidak terdaftar di DPT dan DPS, masyarakat terdaftar di DPS tetapi hilang di DPT disebabkan
beberapa faktor seperti petugas PPS kurang teliti ketika menulis saat melakukan pendaftaran,
masyarakat memberikan data yang keliru ketika petugas melakukan pendaftaran, seperti
penulisan tanggal lahir yang salah atau nama dengan menggunakan singkatan dan tidak
melakukan koreksi saat Daftar Pemilih Sementara (DPS) diumumkan dan bisa juga karena
operator KPU Kota Serang kurang teliti saat entri data atau jika DPS tidak diumumkan.
Adapun masalah-masalah lain yang terkait dengan DPT nama ganda ada dua atau
lebih nama/orang yang sama di DPT, NIK palsu dan masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak
menerima undangan seperti pernyataan dari Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Kasubag
Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang berikut ini :
“Terkait dengan permasalahan DPT adapun kendala-kendala yang kami temukan
seperti nama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang sama di DPT dan masyarakat
terdaftar di DPT tetapi tidak menerima undangan. Permasalahan tersebut dikarenakan
petugas kami kurang teliti untuk itu kami akan lebih teliti dalam hal verifikasi dan
kami juga akan lebih ketat dalam merekrut anggota verifikasi kami yang lebih
kompeten dalam hal ini. Kami melaksanakan dari langkah awal mungkin
permasalahannya bukan hanya di penyelenggara pemilu, banyaknya masyarakat yang
tidak terdaftar DPT ini kan karena masyarakat kurang berperan aktif, salah satu
contohnya warga yang belum terdaftar mungkin RT atau RWnya tidak berperan aktif
dan tidak melaporkan ke KPU, perbaikan data ini lah yang menyulitkan kami, kami
tidak mungkin door to door ke setiap rumah, dan kami sudah menjalankan ini sesuai
dengan SOP.”(Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota
Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu
dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPU Kota Serang masih dihadapkan pada
permasalahan DPT seperti temukan seperti nama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang
sama di DPT dan masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak menerima undangan dan juga
banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar DPT. Mekanisme pemeriksaan nama ganda
menjadi tugas KPU Kota Serang dengan menggunakan komputer. KPU Kota Serang
seharusnya teliti ketika mengerjakan verifikasi ini. Lalu surat undangan tidak diterima
masyarakat bisa disebabkan oleh surat undangan tidak pernah dikirim, pernah dikirim tetapi
tidak sampai ke penerima (rumah kosong waktu petugas datang dan sebagainya), surat
undangan tidak pernah dibuat. Mayoritas penyebab adalah petugas PPS, tetapi KPU Kota
Serang bertanggung jawab untuk melakukan kontrol. Selain itu kontribusi KPU adalah
terlambatnya pengiriman DPT, sehingga waktu yang tersedia untuk pembuatan surat
undangan sangat sempit. Bahkan ada DPT yang baru diterima 2 hari sebelum hari
Pelaksanaan Pemilu. Terkait dengan permasalahan masyarakat yang tidak terdaftar DPT,
Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang memberikan solusi seperti
pernyataan berikut ini :
“Tentu banyak faktor kenapa masyarakat tidak terdaftar DPT misalnya datanya tidak
ada di Disdukcapil, ada juga yang meninggal atau memang mereka belum punya KTP
Kota Serang itu tidak bisa didata itu kita punya program nasional yang namanya
pemutakhiran berkelanjutan ini kita setiap tahunnya memutakhirkan data-data yang
ada misalnya kita sedang melakukan yang bersumber dari data DPT pemilih yang
kemarin pada saat pemilu yang tidak terdaftar DPT namun punya e-KTP Kota Serang
dan Suket (Surat Keterangan) mereka bisa mengikuti Pemilu dan bisa menyalurkan
hak politiknya di TPS ada datanya lalu kita himpun dan kita masukan ke DPT. Dan
kita punya Latamas laporan masyarakat kalo misalnya ada yang belum terdaftar DPT
ada yang kesalahan penulisan abjad segala macem itu bisa lapor ke website kita.”
(Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB,
di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, banyak masyarakat tidak terdaftar DPT,
diantaranya masyarakat belum mempunyai KTP Kota Serang dan otomatis datanya tidak ada
di Disdukcapil. Diharapkan masyarakat ikut aktif dan segera melapor ke dinas terkait. KPU
Kota Serang sudah berupaya dalam mengatasi hal ini diantaranya dengan program
pemtakhiran berkelanjutan, setiap tahun memutakirkan data-data yang ada saat ini yang
bersumber dari data DPT Pemilu sebelumnya. Untuk masyarakat yang tidak mempunya e-
KTP, masyarakat harus melapor ke dinas terkait lalu wajib membuat Suket (Surat
Keterangan) dan bisa masyarakat bisa menyerahkan Suket tersebut ke TPS sesuai dengan
domisili anda lalu KPU Kota Serang akan menghimpun data anda dan dimasukan ke DPT.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut KPU Kota Serang sudah menyiapkan fitur LATAM-
MAS Online yaitu fitur Laporan Tanggapan dan Pengaduan Masyarakat yang ada di website
resmi KPU Kota Serang yaitu http://www.kpu-serangkota.go.id/latammas/. Masyarakat
tinggal mengirim laporan permasalahan seperti pendaftaran pemilih tidak terdaftar pada
daftar pemilih, pindah domisili, laporan warga meninggal dunia, pendaftaran pemilih pemula
perbaikan NIK dan NKK, kesalahan penulisan (nama, alamat, RT/RW) ke fitur tersebut.
Selanjutnya terkait dengan kendala-kendala yang dihadapi KPU Kota Serang, dalam
menjalin hubungan dengan stakeholder lain terutama dengan partai politik, ruang gerak KPU
Kota Serang dibatasi dengan kode etik penyelenggara seperti pernyataan dari Bapak Fierly
Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Ketika kita sedang menyusun program terkait dalam meningkatkan partisipasi
pemilih diupayakan, kita juga dibentengi oleh etik, ketemu ini kagok, ketemu itu
kagok, jadi agak terbatas memang, di KPU itu jadi sedikit temannya karena kagok.
Teman banyak cuma saat kita melaksanakan kegiatan apalagi menjelang Pilgub itu
sangat riskan sekali. Kita di undang harus hati-hati memilih dan memilahnya apakah
kita mesti dateng atau tidak karena kalau kita asal datang saja akan menimbulkan
masalah. Contoh kalau kita diundang oleh partai kita datang partai lain akan curiga itu
menimbulkan masalah. Jadi kita berprinsip di kantor saja lebih baik mereka dateng ke
kantor saja.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15
September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU
Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dalam menyusun program atau dalam
melaksanakan kegiatan, ruang gerak KPU Kota Serang tidak serta merta bebas melakukan
apa saja terutama dalam menjalin hubungan stakeholder lain seperti dengan partai politik.
Ruang gerak KPU Kota Serang dibatasi oleh kode etik. Kode etik bertujuan untuk
memastikan terciptanya penyelenggara pemilu yang independent, berintegritas dan kredibel,
sehingga pemilu bisa terselenggara secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.
Kalau KPU Kota Serang diundang oleh partai politik atau peserta Pilkada harus hati-hati
memilih dan memilahnya, karena kalau asal datang saja tanpa berhati-hati akan menimbulkan
masalah. Contohnya kalau KPU Kota Serang diundang oleh partai atau peserta Pilkada lalu
datang, partai lain akan curiga dan itu menimbulkan masalah. Jadi sebaiknya KPU Kota
Serang berprinsip di kantor saja lebih baik mereka dateng ke kantor saja. Lingkungan
Eksternal digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman organisasi KPU Kota
Serang yaitu :
4.5.1.3 Oportunities (Peluang)
Dalam suatu organisasi harus mempunyai kemampuan memanfaatkan peluang yang
dengan cara meminimalkan kelemahan yang mampu merumuskan strategi yang sesuai
dengan kondisi di lapangan atau di masyarakat. Organisasi KPU Kota Serang memiliki
peluang dalam pelaksanaan strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih, peluang-peluang
tersebut disampaikan oleh Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis
KPU Kota Serang berikut ini :
“Ya sebetulnya banyak peluang-peluang yang bisa didapat kedepan seiring
membaiknya kualitas demokrasi di Indonesia tentu saja. Jadi di KPU Kota Serang
seharusnya dapat banyak peluang untuk memperbaiki kinerja, di Australia itu orang
yang umur 17 tahun itu dikirim pesan selamat ulang tahun anda sekarang menjadi
pemilih, disana juga kalo ada pemilihan serikat pekerja yang menyelenggarakan itu
KPU setempat, serikat pekerja, perusahaan, peternakan juga sama. Terus di Negara
berkembang seperti India saja juga sudah pake e-voting, peluang-peluang kedepan
merujuk ke Negara yang demokrasinya sudah maju, kita bisa sebetulnya
melaksanakan itu secara bertahap.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis KPU
Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program dan
Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, seiring dengan membaiknya kualitas demokrasi
di Indonesia, KPU Kota Serang mempunyai peluang untuk memperbaiki kinerja untuk
melayani masyarakat dalam menyelenggarakan Pemilu. Bisa dilihat dari Negara lain seperti
Australia orang yang tepat berumur 17 tahun dikirimi pesan ucapan “Selamat ulang tahun
anda sekarang sudah menjadi pemilih” itu membuat pemilih pemula menjadi dihargai dan
sama pentingnya dengan pemilih-pemilih lain. Lalu di Australia juga setiap ada pemilihan
ketua serikat pekerja, perusahaan-perusahaan atau yang lainnya juga menggandeng KPU
setempat untuk menyelenggarakan pemilihan. Artinya KPU bisa ada ditengah-tengah
masyarakat di segala lapisan dan bisa membantu masyarat dalam pemilihan-pemilihan
apapun diharapkan bisa dterapkan di Indonesia secara bertahap. Lalu di era digital ini dalam
menyelenggarakan pemilihan umum sebenarnya sudah bisa menggunakan e-voting dan tidak
usah memakai paku dan kertas sekarang ini. Bahkan di Negara berkembang seperti di India
saja disana sudah memakai e-voting. Diharapkan peluang-peluang kedepan merujuk ke
Negara yang demokrasinya sudah maju, KPU bisa sebetulnya melaksanakan itu secara
bertahap.
Dalam meningkatkan partisipasi Pilkada Banten tahun 2017, KPU Kota Serang tidak
mungkin bisa melakukannya sendirian. Bagaimana pun KPU Kota Serang perlu dibantu
supaya Adapun peluang-peluang kerjasama dengan tokoh masyarakat seperti pernyataan dari
Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Kemarin kita ngundang tokoh-tokoh agama mereka usul agar KPU bekerja sama
dengan 140 DKM yang ada di Kota Serang dan mungkin kita akan pertimbangkan,
mungkin dengan format setelah solat jumat diumumkan, diskusi dengan bapak-bapak
para jamaah, jadi itu adalah salah satu masukan dari masyarakat yang menandakan
bahwa mereka itu peduli dengan Pilkada.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Teknis
KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi Program
dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, ada peluang-peluang kedepan untuk
menggandeng tokoh-tokoh agama dari masyarakat sekitar supaya dalam melakukan
sosialisasi Pilkada lebih tepat sasaran dan bisa menjaring banyak segmentasi masyarakat.
Usulan ini juga menandakan bahwa masyarakat juga peduli terhadap Pilkada. Adapun
peluang-yang didapat oleh KPU Kota Serang yaitu kemajuan teknologi. Seperti stakeholder
lain juga ikut serta mendukung dan mempunyai program yang memanfaatkan teknologi
internet untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada seperti pernyataan dari Bapak
Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang berikut ini :
“Peluang yang kami dapat salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin
waktu sosialisasi kita kita didukung oleh KPUD Banten. Mereka punya program apps
challenge yaitu perlombaan aplikasi terkait pilkada.” (Wawancara dengan Ketua KPU
Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua KPU Kota
Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, peluang-peluang yang didapat salah satunya
adalah kemajuan teknologi. Dalam menyelenggarakan Pilkada, tanggung jawab bukan hanya
KPU Kota Serang tapi semua stakeholder terkait. Salah satunya adalah KPUD Banten yang
juga ikut serta dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Serang dengan
menyelenggarakan Apps Chalengge. Pilkada Banten Apps Challenge adalah perlombaan
aplikasi dengan tema “Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Banten 2017”. Pernyataan ini juga didukung oleh Bapak Ali Richard
selaku Staff KPUD Banten berikut ini :
“Kami membuka kesempatan kepada masyarakat umum ataupun pelajar dan
mahasiswa untuk menciptakan aplikasi berbasis data pemilu yang memuat informasi
tentang Pilkada Banten 2017 mendatang. Melalui perlombaan yang bertajuk Election
Applications Challenge (Apps Challenge) atau perlombaan membuat aplikasi pemilu. Pemanfaatan teknologi dalam pemilu, bagaimana pun telah menimbulkan pengaruh
terhadap tingkat partisipasi pemilih Ini juga bagian dari strategi KPU agar program
sosialisasi Pilkada tidak monoton. Sekarang kan eranya informasi cepat yang sangat
dibutuhkan sama masyarakat, jadi nanti kalau masyarakat pengen tahu tentang profil
kandidat ataupun hal lain tentang Pilkada Banten, mereka tidak perlu jauh-jauh datang
kesini (kantor KPU) dan cukup mengakses aplikasi tersebut. Generasi sekarang kan
banyak yang sudah menggunakan gadget untuk mendapatkan informasi lebih.
Sehingga, semua kebutuhan informasi yang ingin mereka ketahui, itu mereka serap
dari teknologi informasi. Nah, lewat inisiasi seperti ini menjadi penting agar informasi
ke publik bisa disebarkan secara menyeluruh.” (Wawancara dengan Staff KPUD
Banten, 6 Oktober 2017, Pukul 14.00 di Kantor KPUD Banten)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, KPUD Banten mengadakan perlombaan Apps
Challengge. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih supaya
masyarakat bisa lebih berperan aktif dalam menyelenggarakan Pilkada terutama bagi
masyarakat yang bisa membuat aplikasi yang berhubungan dengan Pilkada. Informasi yang
berbasis teknologi harus terus dilakukan penyelenggara pemilu untuk memberikan kebutuhan
bagi masyarakat dan mendorong partisipasi publik dalam Pilkada jadi meningkat.
Sekarang adalah eranya informasi yang cepat yang sangat dibutuhkan sama
masyarakat, jadi kalau masyarakat ingin tahu tentang profil kandidat ataupun hal lain tentang
Pilkada Banten cukup mengakses aplikasi tersebut. Hal ini sangat membantu KPU Kota
Serang dalam meningkatkan partisipasi pemilih, kerjasama antara stakeholder lain harus
ditingkatkan kembali. Lalu adapun peran Partai Politik dalam meningkatkan partisipasi
pemilih seperti pernyataan dari Bapak H. Amanudin Toha SE selaku Ketua DPC Partai
Demokrat Kota Serang seperti berikut ini :
“Dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih, kita sebagai pendukung salah satu
calon juga mengadakan program salah satunya kampanye, Januari lalu kita
mengadakan kampanye terkait apa saja program-program yang ditawarkan oleh
pasangan Wahidin dan Andhika di Kota Serang, diharapkan warga Kota Serang
tertarik dengan program tersebut dan otomatis berbondong-bondong ke TPS
setempat.” (Wawancara dengan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Serang, 28
September 2017, Pukul 12.00 di Kantor DPC Partai Demokrat Kota Serang)
Terkait dengan pernyataan tersebut Partai PDIP juga ikut serta melaksanakan
kampanye demi upaya meningkatkan partisipasi pemilih dalam bentuk kampanye seperti
pernyataan dari Bapak H. Tri Bowo Widyastanto selaku Ketua Bidang Organisasi dan
Kaderisasi DPP PDIP Kota Serang berikut ini :
“Kita selaku Partai Politik yang juga sebagai Sarana sosialisasi politik juga sudah
pasti menggelar program-program terkait peningkatan partisipasi pemilih. Contohnya
ya seperti dalam bentuk ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran dan
sebagainya. Untuk Pilkada kemarin sudah pasti kita melakukan kampanye untuk
pasangan calon kita, kita kan sebagai partai pengusung Rano-Embay. Jadi kemarin itu
kita melakukan kampanye umum yang dilakukan di Lapangan Boru, Curug, Kota
Serang. Kita menyampaikan program kerja terutama sekali program kesejahteraan
rakyat, percepatan pembangunan dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ini
juga membantu KPU Kota Serang dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kota
Serang.” (Wawancara dengan Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP PDIP
Kota Serang, 28 September 2017, Pukul 15.00 di Kantor DPP PDIP Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Partai Politik juga mempunyai peran dalam
meningkatkan partisipasi pemilih. Partai Politik yang juga sebagai sarana sosialisasi politik
juga sudah pasti menggelar program-program terkait peningkatan partisipasi pemilih
diantaranya dalam bentuk kampanye, ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran
dan sebagainya. Ini memudahkan KPU Kota Serang dalam upaya meningkatkan partisipasi
pemilih. Diharapkan, dalam sosialisasi yang dilakukan Partai Politik membuat masyarakat
tahu profil kandidat calon peserta Pilkada beserta dengan apa saja program-program yang
ditawarkan kandidat tersebut. Selanjutnya, hubungan baik dengan stakeholder lain selaku
penyelenggaraan Pilkada harus saling terkoordinir. Salah satunya KPU Kota Serang juga
bekerja sama dengan Panwaslu terkait dengan pengawasan Pilkada seperti pernyataan dari
Bapak Rudi Hartono selaku Ketua Panwaslu Kota Serang berikut ini :
“Dalam Pilkada kemarin tentu saja kita saling bekerja sama dengan KPU Kota
Serang. Diantaranya dalam proses penyusunan DPT kita mengawasi dan mengawal
proses pemutakhiran daftar pemilih hingga usai. Lalu kita juga mengawasi
pelanggaran Pilkada seperti kampanye terselubung, kampanye hitam DPS fiktif, PPS
yang menjabat pengurus Partai Politik, DPT bermasalah dan sebagainya.”
(Wawancara dengan Ketua Panwaslu Kota Serang, 3 Oktober 2017, Pukul 15.00 di
Kantor Panwaslu Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dukungan dari stakeholder menjadi salah satu
peluang yang didapatkan oleh KPU Kota Serang. Panwaslu selaku penyelenggara Pilkada
sudah melakukan kerjasama dengan KPU Kota Serang yaitu dalam proses penyusunan DPT,
Panwaslu mengawasi dan mengawal proses pemutakhiran daftar pemilih hingga usai. Lalu
Panwaslu juga mengawasi pelanggaran Pilkada seperti kampanye terselubung, kampanye
hitam DPS fiktif, PPS yang menjabat pengurus Partai Politik, DPT bermasalah dan
sebagainya, Adapun dukungan dari stakeholder lain seperti Bawaslu seperti pernyataan dari
Bapak Ferry Purnawan selaku Staff Bawaslu Provinsi Banten berikut ini :
“Kita sebagai penyelenggara juga wajib mendukung stakeholder lainnya. Kalau
terkait dengan KPU Kota Serang dan terkait dengan peningkatan partisipasi Pilkada
kemarin, kita menggelar roadshow sosialisasi pengawasan terhadap pemilih pemula,
Kota Serang juga termasuk dalam roadshow tersebut. (Wawancara dengan Ketua
Bawaslu Provinsi Banten, 3 Oktober 2017, Pukul 11.00 di Kantor Bawaslu Provinsi
Banten)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, adapun dukungan dari stakeholder lain dalam
meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Serang yaitu Bawaslu Provinsi Banten. Bawaslu
menggelar roadshow sosialisasi pengawasan terhadap pemilih pemula. saat ini masih banyak
pemilih pemula yang sudah masuk syarat menjadi pemilih belum terdaftar, maka Bawaslu
mencoba menyisir dengan harapan mereka dapat terdaftar. Dan berperan aktif dalam
pengawasan pada Pilkada. Adapun peluang-peluang lain yang didapat oleh KPU Kota
Serang seperti pernyataan dari Bapak Edi Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Kasubag Teknis
Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang berikut ini :
“Beberapa peluang yang memudahkan kami untuk meningkatkan partisipasi pemilih
termasuk pemula yaitu dalam sasaran masyarakat yaitu ormas, sasaran sosialisasi
universitas ada beberapa kelompok organisasi mahasiswa dan sasaran di SMA ada
guru-guru PKn yang kami ajak untuk bekerjasama dalam sosialisasi
Pilkada.”(Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota
Serang, 15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu
dan Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, beberapa peluang yang memudahkan KPU Kota
Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih termasuk pemula yaitu sebagai sasaran
kepada masyarakat, ormas yang bekerja sama dengan KPU Kota Serang dalam sosialisasi
Pilkada. KPU Kota Serang juga mengajak bekerjasama dengan beberapa ormas dalam
sosialisasi Pilkada antara lain, Ormas keagamaan (NU, Muhammadiyah), Ormas
Kepemudaan (KNPI, Karang Taruna, Pramuka). Dengan tujuan menghemat waktu dan biaya
dan efisien tepat sasaran, KPU Kota Serang mengundang perwakilan ormas untuk
bersosialisasi dan dengan harapan KPU agar perwakilan ormas bisa menyebar luaskan
sosialisasi tersebut.
Lalu Sebagai sasaran di universitas, beberapa kelompok organisasi mahasiswa yang
diajak untuk bekerja sama dengan KPU Kota Serang dalam sosialisasi Pilkada. Dengan
tujuan menghemat waktu dan biaya dan efisien tepat sasaran. KPU Kota Serang mendatangi
forum organisasi mahasiswa, yang diharapkan organisasi mahasiswa memberikan informasi
maupun sosialisasi kepada mahasiswa lainya. KPU Kota Serang mendatangi beberapa
Universitas ataupun Sekolah Tinggi seperti Untirta, STIE Banten, Unsera.
Lalu peluang memudahkan KPU Kota Serang adalah sebagai sasaran di SMA, guru-
guru PKn yang diajak untuk bekerja sama dengan KPU Kota Serang dalam sosialisasi
Pilkada.KPU Kota Serang mengajak bekerjasama dengan guru PKn di sebagian SMA di Kota
Serang dalam sosialisasi Pilkada. Dengan tujuan menghemat waktu dan biaya dan efisien
tepat sasaran, KPU mengundang guru dengan harapan KPU agar guru PKn dapat
bersosialisasi kepada siswa-siswinya.
4.5.1.4 Threats (Ancaman)
Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar dan ancaman ini
dapat menganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. KPU Kota Serang dalam
menyelenggarakan Pilkada Banten Tahun 2017 tidak lepas dari akan adanya ancaman dari
luar, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak dari Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku
Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Namanya kompetisi politik itu pasti akan berkaitan dengan perebutan kekuasaan.
Diluar itu budaya jargon siap menang siap kalah itu itukan terkadang hanya menjadi
jargon saja, kalau dari internal kita harus memperbaiki dan meningkatkan integritas.
Kalo diluar itu kan bisa berbentuk gugatan, demonstrasi, jadi KPU yang benar itu
adalah digugat oleh yang kalah dan ditinggalkan oleh yang menang, kalo sama yang
kalah tidak digugat yang menang deket itu juga jadi masalah dicurigai kalo yang
menang itu dibantu KPU, untuk undang-undang yang berubah-ubah, kita wajib
mensosialisasi dalam bentuk bimtek dan sebagainya.” (Wawancara dengan Kepala
Divisi Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan
Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui sebagaimana kompetisi politik
pasti akan berkaitan dengan perebutan kekuasaan dimana dapat memicu gugatan atau
demonstrasi bagi yang tidak terima hasil yang dikeluarkan oleh KPU Kota Serang.
Terkadang calon pasangan peserta Pilkada hanya siap menang dan tidak siap untuk kalah.
Adapun ancaman-ancaman yang lain yaitu undang-undang yang berubah-ubah. Setiap
penyelenggaraan Pemilu, peraturan perundangan tentang sistem pemilu mudah berubah.
Regulasi atau peraturan perundangan yang berubah terkadang membuat KPU Kota Serang
kebingungan dan belum siap menjalaninya. Terkait dengan regulasi atau peraturan
perundangan yang berubah, Bapak Edi Mulyadi selaku Kepala Kasubag Teknis Pemilu dan
Hupmas KPU Kota Serang jug mengatakan hal yang serupa berikut ini :
“Untuk ancaman salah satunya ya itu regulasi atau peraturan perundangan yang
berubah, jadi memang ada peraturan KPU yang berubah-ubah. Contohnya di PKPU
tentang pencalonan itu kalo dulu tahun 2015 lalu itu untuk perseorangan basis
dukungannya dihitung jumlah penduduk dikali berapa persen, kalo sekarang jumlah
penduduk yang masuk DPT saja Ini membuat kita cukup kebingungan.”(Wawancara
dengan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang, 15 September 2017,
Pukul 16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota
Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, salah satu contoh peraturan perundangan yang
berubah adalah PKPU Tentang Pencalonan. Pada saat tahun 2015 untuk calon perorangan
basis dukungannya harus dihitung dari jumlah penduduk dikali satuan persentase tertentu,
lalu untuk sekarang satuan yang dipakai adalah jumlah DPTnya saja. Lalu adapun contoh
kebijakan yang berubah seperti pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU
Kota Serang berikut ini :
“Ya ancamannya terkait dengan misalnya kebijakan. Kadang-kadang kebijakan itu
kan suka berubah-ubah misalnya dulu pada saat kita melaksanakan verifikasi parpol
2012 itu kan UU No. 8 Tahun 2012 memerintahkan penyelenggara untuk melakukan
verifikasi terhadap partai yang tidak dapat kursi di DPR namun pasal itu digugat di
MK dikabukan akhirnya kita harus memverifikasi seluruh Parpol jadi membuat kita
menjadi kewalahan. Tentu kita langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat.”
(Wawancara dengan Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB,
di Ruangan Ketua KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, kebijakan atau peraturan
perundangan yang berubah menjadi salah satu ancaman bagi KPU Kota Serang. Seperti pada
saat KPU Kota Serang melaksanakan verifikasi parpol pada tahun 2012, UU No. 8 Tahun
2012 memerintahkan penyelenggara untuk melakukan verifikasi terhadap partai yang tidak
dapat kursi di DPR, akhirnya KPU Kota Serang harus memverifikasi seluruh Parpol otomatis
menambah beban kerja KPU Kota Serang. Untuk itu KPU Kota Serang wajib mensosialisasi
dalam bentuk bimbingan teknis terkait peraturan perundangan atau regulasi Pemilu yang
berubah. Lalu adapun ancaman terkait dengan keamanan seperti pernyataan dari Bapak Edi
Mulyadi selaku Kepala Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang juga
mengatakan hal yang serupa berikut ini :
“Aparat keamanan kadang selalu lengah dalam menjaga kotak suara bahkan logistic.
Lalu kontestan mungkin saja tidak memenuhi syarat mereka bisa demo karna mereka
tidak terima padahal sudah sesuai peraturan kalo mereka tidak lolos, kalo secara
prbadi juga kadang saya merasa ternacam kalo lagi di jalan atau di
rumah.”(Wawancara dengan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang,
15 September 2017, Pukul 16.00 WIB, di Ruangan Kasubag Teknis Pemilu dan
Hupmas KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat ditemukan bahwa aparat keamanan kadang
selalu lengah dalam menjaga kotak suara bahkan logistic. Ketelitian dan integritas aparat
keaman harus ditingkatkan demi meminimalisir ancaman tersebut. Selanjutnya adapun
ancaman yang diterima seperti adanya kontestan yang tidak lolos karena tidak memenuhi
syarat padahal sudah sesuai aturan. Mereka bisa demo dan bahkan bisa mengancam pegawai
KPU Kota Serang dalam keadaan sedang di kantor, di jalan, bahkan pada saat di rumah.
Kecerobohan petugas adalah salah satu ancaman juga dalam menyelenggarakan Pilkada
seperti pernyataan dari Bapak Refa Kuswanto selaku Kasubag Program dan Anggaran KPU
Kota Serang berikut ini :
“Menurut saya salah satu ancamannya contohnya adalah, Distribusi logistik yang
terkendala seperti telat sampai atau rusak dikarenakan penyediabarang dan jasa.
Untuk itu diperlukan pengawasan dalam hal ini.” (Wawancara dengan Kasubag
Program dan Anggaran KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 17.00 WIB, di
Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditemukan bahwa, ancaman-ancaman
seperti distribusi logistik yang terkendala seperti telat sampai atau rusak dikarenakan
penyedia barang dan jasa. Untuk itu diperlukan pengawasan dalam hal ini. Selanjutnya
adalah ancaman sikap apatisme masyarakat seperti pernyataan dari Bapak Akhmad
Syarifudin selaku Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang berikut ini
:
”Salah satu ancamannya adalah sikap apatis masyarakat terhadap Pilkada.
Dikhawatirkan banyak masyarakat yang pesimis terhadap Pilkada sehingga
melahirkan gelombang apatisme terhadap penyelenggaraan Pilkada tersebut. Salah
satu faktor yang menimbulkan sikap apatis masyarakat adalah figure kontestan
Pilkada yang itu-itu saja dan tidak ada wajah baru. Selanjutnya adalah kesadaran
masyarakat yang memandang kalau Pilkada itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap
kehidupannya.” (Wawancara dengan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik
KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 09.00 WIB, di Ruangan Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa sikap apatis masyarakat
terhadap Pilkada merupakan salah satu ancaman. Apatis adalah sikap masyaarakat yang masa
bodoh dan tidak mempunyai minat atau perhatian terhadap Pilkada. Dikhawatirkan banyak
masyarakat yang pesimis terhadap Pilkada sehingga melahirkan gelombang apatisme
terhadap penyelenggaraan Pilkada tersebut. Salah satu faktor yang menimbulkan sikap apatis
masyarakat adalah figure kontestan Pilkada yang itu-itu saja dan tidak ada wajah baru.
Selanjutnya adalah kesadaran masyarakat yang memandang kalau Pilkada itu tidak
berpengaruh apa-apa terhadap kehidupannya. Kalau hal ini terjadi tingkat partisipasi Pilkada
akan rendah. Hal yang serupa terkait dengan sikap apatis masyarakat juga dijelaskan
berdasarkan pernyataan dari Bapak Heri Wahidin ST selaku Ketua KPU Kota Serang berikut
ini :
“Menurut saya salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap apatis
masyarakat dalam Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada
masyarakat umumnya adalah dengan adanya anggapan pada individu dan masyarakat
bahwa politik adalah hal sia-sia karena tidak efektif. Untuk itu saya berharap bahwa
kontestan Pilkada bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga bagi
yang menang bisa menepati janjinya. Kita juga senantiasa melakukan sosialisasi
supaya bisa mengurangi sikap apatis yang dialami masyarakat.” (Wawancara dengan
Ketua KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 11.00 WIB, di Ruangan Ketua
KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, salah satu ancamannya
adalah meningkatkatnya sikap apatis masyarakat dalam Pilkada. Salah satu alasan yang
menyebabkan sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah dengan adanya anggapan pada
individu dan masyarakat bahwa partisipasi politik adalah hal sia-sia karena tidak efektif. Pola
pikir masyarakat melihat elite politik yang senantiasa selalu membodohi masyarakat.
Diharapkan kontestan Pilkada bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga
bagi yang menang bisa menepati janjinya. KPU Kota Serang juga senantiasa melakukan
sosialisasi supaya bisa mengurangi sikap apatis yang dialami masyarakat. Lalu untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap KPU Kota Serang adapun cara-cara yang
ditempuh seperti pernyataan dari Bapak Fierly Murdliyat Mabrur S.IP selaku Kepala Divisi
Teknis KPU Kota Serang berikut ini :
“Untuk menjaga kepercayaan masyarakat kalo kita sih lebih ke menjaga integritas kita
sebagai penyelenggara pemilu seperti tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan
aturan. Jadi lebih ke integritas yg kita jaga.” (Wawancara dengan Kepala Divisi
Teknis KPU Kota Serang, 15 September 2017, Pukul 10.00 WIB, di Ruangan Divisi
Program dan Anggaran KPU Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, seiring dengan
kepercayaan masyarakat yang memudar, untuk mencegah dan menjaga kepercayaan
masyarakat, KPU Kota Serang lebih ke menjaga integritas sebagai penyelenggara Pilkada
seperti tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan aturan.
4.6 Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di
lapangan serta diseusaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Pembahasan hasil penelitian
ini dilakukan untuk memberikan penafsiran terhadap hasil yang diperoleh selama penelitian
berlangsung.Peneliti dalam penelitiannya ini menggunakan teori analisis SWOT dalam Kotler
(2008 :88) dimana di dalam teori ini memberikan visualisasi yang berguna atas komponen-
komponen penting yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk menjamin bahwa
strategi dapat berjalan dalam kehidupan organisasi. Strategi yang efektif mencakup hubungan
yang konsisten dari satu faktor yaitu : strengths, weaknesses, opportunities, threats.
4.6.1 Strenghts (kekuatan)
Strenghts yang berkaitan dengan kekuatan atau keunggulan yang dimiliki suatu
organisasi. Temuan di lapangan terlihat bahwa kekuatan atau keunggulan yang dimiliki KPU
Kota Serang salah satunya adalah anggota yang ahli dan saling bekerja sama dengan baik,
para staf dan karyawan KPU Kota Serang yang bisa saling bekerjasama dengan baik dalam
satu tim ataupun dari bidang-bidang lain dan saling melengkapi apabila ada kesulitan atau
hambatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Lalu anggota KPU Kota Serang sudah
melaksanakan tugas sesuai bidang dan devisi masing-masing. Anggota KPU Kota Serang
memiliki aparatur yang ahli dan potensial.
Data Informasi, Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Pembagian
tugasnya, Heri Wahidin ST sebagai Ketua KPU Kota Serang. Fierly Murdliyat Mabrur S.IP
sebagai Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang. Edi Mulyadi sebagai Kasubag Teknis
Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang. Refa Kuswanto sebagai Kasubag Program dan
Anggaran KPU Kota Serang. Akhmad Syarifudin sebagai Kepala Divisi Keuangan, Umum
dan Logistik KPU Kota Serang. Diah Novianti sebagai Staff Pelaksana KPU Kota Serang.
Selain latar belakang pendidikan personilnya yang mumpuni, juga mengikuti diklat-diklat
setruktural pada berbagai tingkatan. Dan menjadikan aparatur pemerintah yang ahli, bisa
menggunakan sarana prasarana dengan efektif dan efisien.
Selanjutnya dalam pengambilan keputusan KPU Kota Serang mengutamakan asas
kolektif kolegial yaitu seluruh kebijakan, kegiatan atau pun menjalankan suatu proses dalam
berorganisasi, semuanya berpijak pada kebersamaan, dimana seluruh pengurus dan anggota
harus terlibat. Lalu kinerja dari KPU Kota Serang ditopang dengan sikap disiplin dan total
dari pegawainya. Kinerja KPU Kota serang sudah maksimal, dibuktikan dengan mereka
meningkatkan kinerja mereka dengan cara menambah hari kerja, ketika ada rapat pleno
walaupun tepat di hari libur mereka tetap masuk kerja. Lalu terkait dengan tugas pokok
fungsi di KPU Kota Serang, dalam meningkatkan pemahaman pegawai KPU sering
melakukan pelatihan seperti bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan guna berupaya
melakukan pembinaan dalam peningkatan kompetensi pegawai. Setiap divisi mempunyai
bimbingan pelatihan khusus guna meningkatkan kualitas. KPU Kota Serang sudah
melakukan pelatihan-pelatihan khusus per divisi guna Peningkatan kualitas dan kuantitas
aparatur KPU yang profesional, berintegritas dan berkinerja sehingga dapat melaksanakan
visi dan misi organisasi KPU dengan baik.
Lalu anggota PPS dan PPK juga ikut di dalam kegiatan bimbingan teknis, KPU Kota
Serang mengadakan Bimbingan Teknis Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Bimbingan Teknis ini diikuti oleh seluruh ketua dan anggota PPK dan PPS se Kota Serang
yang bertujuan agar pada saat melaksanakan verifikasi faktual dukungan perseorangan dapat
bekerja dengan cermat, berbuat adil, menjaga independensi dan profesional. Peserta
memperoleh materi terkait dengan gambaran umum pencalonan, alur dukungan perseorangan
dan administrasi. Diharapkan setelah Bimbingan Teknis ini PPK dan PPS menguasai tahapan
Pencalonan, dapat memberikan sosialisasi tahapan Pencalonan kepada masyarakat, dapat
melaksanakan Verifikasi faktual calon perseorangan dengan baik dan mampu melaksanakan
administrasi pemilihan dengan baik dan benar.
Selanjutnya kekuatan atau kelebihan yang dimiliki KPU Kota Serang dibandingkan
dengan instansi-instansi lain, KPU Kota Serang adalah instansi yang mempunyai wewenang
penuh dalam menyelenggarakan Pemilu. KPU Kota Serang didukung oleh pemerintah
dengan berupa undang-undang atau peraturan-peraturan yang berupa kewenangan, tugas dan
aturan yang berisi tentang bagaimana KPU Kota Serang harus bertindak dalam melaksanakan
penyelenggaraan Pemilu
KPU Kota Serang mempunyai kekuatan berupa kewenangan dalam
menyelenggarakan Pemilu berdasarkan pasal 10 Undang –Undang Nomor 15 Tahun 2011
Tentang Penyelenggaraan Pemilu. Adapun perubahan tugas dan wewenang Komisi Pemilihan
UmumKab/Kota dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bupati
dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali kota sesuai amanat pasal 13 UU 1 Tahun
2015 sebagaimana telah diubah dengan Undang –Undang Nomor 8 Tahun 2015.
Adapun dukungan berupa undang-undang dari pemerintah yang berkaitan dengan
Pilkada antara lain :
1) Undang-undang No 1 Tahun 2015 Tentang penetapan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan
gubernur, bupati, dan walikota menjadi undang-undang
2) Undang-undang No 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas undang-undang nomor
1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang
nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota menjadi
undang-undang
3) Peraturan KPU Nomor 02 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan
Umum tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan atau Walikota dan Wakil
Walikota.
4) Peraturan KPU Nomor 03 Tahun 2015 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan
Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan
Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota,
Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan
Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau
Walikota dan Wakil Walikota.
5) Peraturan KPU Nomor 04 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
6) Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
7) Peraturan KPU Nomor 06 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian
Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
8) Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
9) Peraturan KPU Nomor 08 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Dana Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
10) Peraturan KPU Nomor 09 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
11) Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
12) Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2015 Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota.
13) Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan KPU
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
14) Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Perlengkapan
Pemungutan Suara dan Dukungan Perlengkapan lainnya Pasca Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Presiden dan Wakil Presiden, dan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/ atau Walikota dan
wakil Walikota
Memperhatikan hal tersebut maka ada sebuah fenomena baru dimana soliditas
Penyelenggara Pemilu di semua lapisan harus terjamin demi lancarnya pelaksanaan pemilu
maupun pemilihan sesuai peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, sehingga tanggung
jawab masing-masing lapisan seiring sejalan.
Tidak hanya dukungan dari pemerintah berupa undang-undang dalam
menyelenggarakan Pilkada, KPU Kota Serang juga sudah bisa menggunakan dan
memanfaatkan media elektronik dan media internet dengan baik, terbukti dengan adanya
program aplikasi SILON (Sistem Pencalonan) dan SITUNG (Sistem Penghitungan) KPU
Kota Serang sudah bisa memanfaatkan teknologi internet dengan baik dibuktikan dengan
adanya program aplikasi SILON (Sistem Informasi Pencalonan) yang memudahkan proses
tahapan pencalonan, baik bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara,
maupun untuk para bakal pasangan calon yang hendak berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah tahun 2017. Selama ini proses pencalonan seringkali
terkendala oleh ketidaksiapan para bakal pasangan calon dalam mempersiapkan syarat-syarat
administrasi yang harus dipenuhi, tidak jarang pula para bakal pasangan calon memberikan
syarat-syarat kelengkapan administrasi mepet dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan,
sehingga hal itu mempersulit KPU Kota Serang untuk memverifikasinya. Selain itu aplikasi
Silon yang disusun oleh KPU Kota Serang bertujuan untuk merekam tahapan pencalonan
secara rapi dan menyeluruh. Dengan terdokumentasinya tahapan pencalonan ini, KPU
berharap proses tahapan pencalonan ini dapat dijadikan bukti otentik atas dokumen-dokumen
yang diserahkan oleh bakal pasangan calon selama tahapan pencalonan.
Lalu ada program aplikasi SITUNG (Sistem Informasi Penghitungan Suara), aplikasi
ini bertujuan untuk menjadikan hasil Pemilu lebih berkualitas dan kredibel. Aplikasi
SITUNG yang sudah pernah dipakai pada Pileg, Pilpres 2014 dan Pilkada Serentak 2015
akan digunakan kembali pada Pilkada Serentak 2017. Karena dengan adanya aplikasi
SITUNG, maka keingintahuan publik untuk mengetahui hasil perolehan suara dengan cara
cepat, efisien dan transparan dapat diakomodir oleh KPU Kota Serang. Namun perlu diingat
dan disampaikan kepada publik bahwa hasil yang ter upload tersebut hanya sementara
bukanlah hasil final, karena hasil yang resmi adalah melalui Rapat Pleno Rekapitulasi
Penghitungan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa sampai dengan
tingkat Kabupaten/ Provinsi.
Kemudian ada 3 hal yang mendasari perlunya ada yaitu transparansi hasil pemilu,
partisipasi masyarakat dan akurasi hasil pemilu. Bahwa tahapan yang paling penting adalah
pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi hasil, keingintahuan masyarakat yang sangat
besar akan hasilnya dapat memupuk prasangka curiga terhadap perjalanan suara dari tingkat
TPS sampai dengan Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Dengan semangat menjaga integritas dan
netralitas, KPU Kota Serang berharap penggunaan aplikasi SITUNG sebagai kontrol terhadap
kinerja penyelenggara dan meningkatkan kualitas Pemilu akan mendapat apresiasi positif dari
masyarakat.
Adapun program aplikasi KPU Kota Serang yang lainnya, untuk bagian Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik ada program aplikasi SIRUP (Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi Logistik). Lalu untuk mengatur daftar
pemilih ada juga SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) KPU Kota Serang mempunyai
banyak program-program yang ditunjang oleh teknologi internet seperti SIRUP (Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan) yang bertujuan untuk sebagai sarana layanan publik
terkait rencana umum pengadaan sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses
secara langsung Pengadaan Barang/Jasa, supaya masyarakat bisa bebas mengetahui informasi
tentang pengadaan barang dan jasa.
Lalu ada SILOG (Sistem Informasi Logistik) yang bertujuan untuk publik bisa dengan
mudah mengecek berapa banyak surat suara yang tersebar berdasar provinsi, hanya dengan
mengarahkan cursor sesuai provinsinya. Begitu juga mengetahui berapa banyak surat suara di
masing-masing Tempat Pemungutan Suara. Ada juga SIDALIH (Sistem Informasi Daftar
Pemilih). Sidalih adalah aplikasi online yang dibuat untuk membantu petugas di KPU
kabupaten dalam melakukan pengolahan data pemilihnya secara lebih mudah, cepat dan
tepat. Sistem informasi data pemilih telah dioperasionalkan sejak Pemilu Legislatif dan
Pilpres tahun 2014 yang lalu dan digunakan kembali pada Pilkada tahun 2017 ini.
Selanjutnya adapun kekuatan atau kelebihan yang ada di KPU Kota Serang terkait
dengan penghitungan dan pemungutan suara, ternyata KPU Kota Serang mempunyai prestasi
dalam hal ini. KPU Kota Serang berhasil mendapat juara satu dalam pemungutan dan
penghitungan suara (tungsura) terbaik se-Provinsi Banten, juara 2 pengelolaan website se-
Banten, dan juara 3 sosialiasi se-Banten berdasarkan kinerja KPU kabupaten/kota selama
Pilkada Banten 2017 yang lalu. Prestasi tersebut merupakan bentuk kekompakan dan kerja
keras seluruh aparatur dan komisioner KPU Kota Serang, artinya KPU Kota Serang sudah
kompeten dalam menyelenggarakan Pemilu dalam berbagai hal, diantaranya dalam
penghitungan suara, pengelolaan logistic, pengelolaan website, dan sosialisasi.
Selanjutnya kekuatan yang ada di KPU Kota Serang adalah program sosialisasi yang
gencar terkait dengan upaya KPU Kota Serang untuk meningkatkan pastisipasi pemilih.
Sosialisasi Pemilu ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat
akan pentingnya Pemilu dalam membangun kehidupan demokrasi di Indonesia, tentang
tahapan dan program Pemilu, tentang beberapa hal teknis dalam menggunakan hak politik
dan hak pilihnya dengan benar, meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pemilih
untuk berperan serta dalam setiap tahapan pemilu, meningkatkan kesadaran dan partisipasi
pemilih dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu.
Undang-undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyeleggaraan Pemilihan Umum diatur
mengenai penyelenggara Pemilu yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Urnum
(KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Tugas pokok dan wewenang KPU adalah:
Menyelenggarakan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Kota;
Menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; Menyelenggarakan Pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah; Salah satu tugas penting dalam penyelenggaraan Pemilu
tersebut adalah melaksanakan penyampaian informasi melalui sosialisasi kepada masyarakat
luas.
Selain itu, menurut Peraturan KPU No. 11 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
menjelaskan bahwa KPU adalah lembaga penyelenggaraan pemilu yang bersifat nasional,
tetap dan mandiri. Pada pelaksanaan Pilkada Banten tahun 2017, berbagai macam kegiatan
sosialisasi telah dilaksanakan. KPU Kota Serang sudah melaksanakan sosialisasi sesuai
dengan tugas dan wewenang sesuai dengan undang-undang. Pada pelaksanaan Pilkada
Banten tahun 2017, berbagai macam kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan sesuai dengan
segmen masyarakat yang menjadi sasaran utama guna meningkatkan partisipasi pemilih
dalam Pilkada Banten tahun 2017 antara lain:
1.Sosialisasi informasi dan penididikan pemilih kepada tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda.
2.Sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih pemula dangan format
“Go to School” dan ke kampus-kampus di Kota Serang dengan format “Goes to
Campus”
3.Sosialisasi keliling / sosialisasi mobile.
4.Sosialisasi melalui media cetak (media partner: Banten Pos)
5.Sosliasasi melalui media elektronik (media partner: Radio Hot Fm, dan Banten Tv)
6.Sosialisasi melalui Baliho,pamflet dan stiker pada setiap kecamatan dan desa
4.6.2 Weaknesess (kelemahan)
Weaknesess yang berkaitan dengan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber
daya, keterampilan dan kemampuan yang akan menjadi penghalang serius dalam kinerja
organisasi. Pada temuan di lapangan KPU Kota Serang dalam meningkatkan partisipasi
pemilih atau dalam menyelenggarakan Pilkada Banten tahun 2017 masih memiliki beberapa
kelemahan yang perlu diperbaiki agar kualitas penyelenggaraan Pilkada Banten tahun 2017
dapat dijalankan dengan lebih baik lagi. Kelemahan tersebut salah satunya KPU Kota Serang
masih kekurangan pegawai. Posisi untuk PNS berpangkat eselon terutama dalam pengisian
jabatan eselon masih harus meminta ke Pemda atau Pemkot setempat dan sampai saat ini
selama KPU Kota Serang berdiri belum ada pembukaan formasi atau penambahan pegawai
untuk PNS KPU Kota Serang. KPU Kota Serang masih harus merekrut pegawai untuk
perbantuan dalam menyelenggarakan Pemilu atau dalam kegiatan sehari-hari yang sifatnya
hanya kontrak atau sementara saja.
KPU Kota Serang masih kekurangan sumber daya manusia yaitu dengan hanya 10
orang. 6 pegawai dengan status pegawai organik dan 4 pegawai dengan status diperbantukan
(DPK) dan selebihnya hanya pegawai honorer yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan atau
habis masa kontraknya. KPU RI telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2016 yang
mengatur jumlah pegawai pada sekretariat KPU Kabupaten/Kota maksimal 17 orang. Jumlah
17 tersebut telah melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja dengan berbagai variasi
variabel bersama dengan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dan Kemenpan RB. Angka 17
orang di Kab/Kota itu merupakan asumsi jumlah pegawai bagi satuan kerja yang
tidak menyelenggarakan Pemilu dan Pilkada. Sementara pada saat menyelenggarakan
pilkada, jika dirasa jumlah pegawai kurang, maka dapat mengangkat pegawai outsourcing.
Sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam mendukung
terlaksananya suatu kegiatan, bilamana sumber daya manusia tersebut tidak memadai maka
akan sangat berpengaruh terhadap capaian kinerja yang akan diperloleh. KPU Kota Serang
dalam hal pengalokasian sumber daya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat
pada Pilkada Tahun 2017 menemukan kendala yang menjadi penghambat terlaksananya
sosialiasi yaitu berupa di sendiri karena luas wilayah serta jumlah penduduk yang begitu
besar sedangkan jumlah personil KPU yang terbatas sehingga menyebabkan dalam sosialisasi
KPU belum dapat menjangkau keseluruhan masyarakat Kota Serang sehingga untuk
melaksanakan program-program KPU Kota Serang kewalahan.
Ditambah beban kerja yang banyak lalu KPU Kota Serang bekerja penuh waktu maka
kurangnya sumber daya manusia atau pegawai ini menjadi kendala bagi KPU Kota Serang.
Beban kerja yang berat apalagi dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam
menyelenggarakan Pilkada seperti dalam mempersiapkan logistic, menggelar sosialisasi,
melakukan verifikasi calon peserta, verifikasi DPT (Daftar Pemilih Tetap), penyusunan
Juknis (Petunjuk Teknis) tahapan Pilkada, rapat koordinasi dan lain-lain ditambah dengan
kekurangan pegawai membuat KPU Kota Serang kewalahan dan mau tidak mau KPU Kota
Serang harus merekrut tenaga kerja tambahan yang sifatnya sementara.
Selanjutnya tentang pemahaman kerja yang menjadi kendala, tingkat pemahaman dari
pegawai KPU Kota Serang terhadap apa yang menjadi beban tugasnya belum sepenuhnya
dipahami dengan baik seperti bagaimana menyusun DPT (Daftar Pemilih Tetap), bagaimana
tata kelola logistic yang baik dan lain-lain. Kekurang-pahaman pegawai terhadap tujuan serta
tugas organisasi jelas akan mempengaruhi kinerja pegawai. Pemahaman pegawai terhadap
tugas-tugas yang diberikan relatif masih kurang sehingga sering mengakibatkan
keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan.
Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah mengirim pegawai untuk mengikuti
bimbingan teknis (Bimtek) dan mempersiapkan pegawai tertentu untuk mengikuti
kursus/pelatihan teknis mengenai kepemiluan, Upaya KPU Kota Serang dalam peningkatan
pegawai sudah dilakukan seperti bimbingan teknis, rapat yang terkait dengan regulasi,
briefing dan lain-lain. Namun masih harus diperbanyak dan dapat ditelaah bahwa tingkat
pemahaman pegawai KPU Kota Serang terhadap tujuan organisasi serta pemahaman
terhadap program yang akan dilaksanakan belum sesuai dengan harapan. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja KPU Kota Serang. Kekurang-pahaman pegawai terhadap tujuan
organisasi mengakibatkan tidak dapat terciptanya mekanisme kerja yang baik. Hal ini juga
membuat sosialisasi menjadi kurang maksimal.
Banyak masyarakat pemilih pemula yang tidak mengetahui sosialisasi Pilkada dari
KPU Kota Serang dan sebagian sosialisasi dari KPU Kota Serang sifatnya hanya seperti
pesan berantai yang disalurkan dari organisasi-organisasi yang ada, jadi penyampaian
sosialisasinya pun tidak begitu baik karena yang menyampaikan bukan ahlinya atau bukan
anggota KPU Kota Serang melainkan perwakilan dari organisasi masyarakat. Lalu efektifitas
dan efisiensi sosialisasi Pilkada oleh pihak KPU Kota Serang sudah cukup baik namun
masyarakat sendiri yang kurang memiliki kesadaran secara penuh untuk menggunakan hak
pilihnya.
KPU Kota Serang jangan hanya mengandalkan sosialisasi konvensional seperti
baliho, spanduk dan lain-lain dan pemasangan spanduk atau baliho. KPU Kota Serang masih
mengandalkan sosialisasi konvensional seperti spanduk, baliho dan lain-lain.. KPU Kota
Serang perlu juga mengadakan sosialisasi dalam bentuk pengarahan terkait teknis
penyelenggaraan Pilkada. KPU Kota Serang juga harus memanfaatkan media sosial. KPU
Kota Serang belum memanfaatkan media sosial dengan baik, bisa dilihat dari halaman resmi
Facebook KPU Kota Serang terakhir kali menulis kiriman itu pada tanggal 18 September
2014 dan hanya disukai 259 orang. Sedangkan untuk di media sosial Twitter, terakhir kali
KPU Kota Serang menulis postingan itu pada tanggal 24 April 2014 dan hanya diikuti 125
orang.
Selain itu pula di dalam pelaksanaannya adanya fenomena mengenai jumlah surat
suara tidak sah yang cukup banyak yaitu 1.083 surat suara. Fenomena ini juga merupakan
salah satu kelemahan KPU Kota Serang dalam melakukan sosialisasinya dalam
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang beberapa hal teknis dalam
menggunakan hak politik dan hak pilihnya dalam pemilu kepala daerah dan wakil kepala
daerah.
Disamping itu juga dapat dilihat surat suara tidak sah yang dilihat berdasarkan
kecamatan, dimana dikenal masing-masing kecamatan merupakan basis dari pasangan calon.
Kemudian dapat diketahui dari data bahwa terdapat pemilih tetap yang tidak menggunakan
haknya sebagai pemilih dalam Pilkada Banten Tahun 2017. Hal ini tentu dipenguruhi oleh
beberapa faktor. Dari fakta tentang sosialisasi yang Pilkada Banten Tahun 2017 yang
dilaksanakan oleh KPU Kota Serang terindikasi kurang berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini bukan KPU Kota Serang tidak melakukan apa-apa, kalau memang sosialisasi
belum tepat KPU Kota Serang akan mengevaluasi dan menganalisa terkait dengan program
sosialisasi. KPU Kota Serang juga menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana KPU Kota
Serang selaku penyelenggara dimata masyarakat. Dan KPU Kota serang juga menganalisa
terkait rendahnya partisipasi, apakah dari kurangnya sosialisasi yang tidak mengarah ke
semua segmentasi masyarakat apakah juga dari calonnya yang membuat masyarakat menjadi
jenuh.
Jadi bukan hanya faktor sosialisasi saja yang menentukan tinggi atau rendahnya
partisipasi pemilih, ada beberapa faktor tertentu, sosialisasi bukan faktor satu-satunya dalam
tinggi atau rendahnya partisipasi pemilih, namun ada beberapa faktor lain diantaranya yang
pertama soal profiling kandidat. Sepinya riuh Pilkada Banten dibandingkan Pilkada Jakarta
adalah karena profiling kandidatnya, profil kandidat yang mencalonkan di Pilkada Banten
adalah tokoh-tokoh lama dan tidak terlalu menawarkan perubahan lebih. Selanjutnya yang
kedua itu metode sosialisasi penyelenggara, baik KPU maupun Panwaslu, yang ketiga itu
partisipasi berkaitan dengan akurasi daftar pemilih, politik itu soal pengakuan kalo kita tidak
ada di DPT bakal jadi masalah, dan yang keempat yaitu soal politik uang.
Dalam menyelenggarakan sosialisasi atau program-program dalam upaya
meningkatkan partisipasi pemilih dukungan finansial atau anggaran menjadi sangat penting.
Dalam hal ini kendala KPU Kota Serang adalah anggaran yang kurang memadai. Anggaran
menjadi salah satu kendala KPU Kota Serang dalam menjalankan program-program terkait
Pilkada Banten Tahun 2017. KPU Kota Serang sebenarnya mengajukan angaran sebesar Rp.
29.000.000.000, namun yang diterima hanya Rp. 21.000.000.000. Anggaran sangat
dibutuhkan untuk menopang program-program dan mensukseskan Pilkada. Untuk anggaran
sosialisasi, bisa dikatakan kurang karena cakupan segmentasnya ini luas, seperti segmentasi
nelayan, disabilitas, kaum perempuan, pemilih pemula, kelompok keagamaan, kelompok
pengamen dan pengemis, buruh dan lain-lain. Mau tidak mau KPU Kota Serang harus
memanfaatkan dan mengefisiensikan anggaran yang ada. Ini mengakibatkan program-
program KPU Kota Serang menjadi terhambat.
Untuk melaksanakan program dari KPU Kota Serang jelas memakai biaya, dan
keterbatasan biaya yang dimiliki KPU Kota Serang menjadi penghambat, misalnya program
sosialisasi pemilu kepada masyarakat, biaya untuk perlengkapan seperti kertas, tinta dan
transportasi memakan biaya yang cukup besar sedangkan biaya yang dimiliki KPU Kota
Serang sangat minim. Contoh terakhir pada pemasangan spanduk Pilkada hanya mampu
memasang ditempat-tempat strategis saja, KPU Kota Serang tidak mampu memasang di
setiap tempat keramaian, di setiap dusun satu persatu.
Selain anggaran, kinerja suatu organisasi tentunya akan dapat berjalan maksimal
apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. KPU Kota Serang masih
terkendala dengan sarana dan prasarana. Penataan sarana dan prasarana kerja di KPU Kota
Serang saat ini masih terkendala dengan kondisi gedung dengan status pinjam pakai milik
Pemkot Kota Serang. KPU Kota Serang belum memiliki kantor sendiri (masih status pinjam
pakai). KPU Kota Serang mempunyai program untuk memperluas dan terintegrasi dengan
unit pelayanan, ada gudang untuk logistic, dan ada ruangan rapat yang memadai. Untuk lahan
parkir juga sangat terbatas, kalau ada tamu dari KPU Kota/Kabupaten lain yang datang
banyak kendaraan yang terpaksa parkir di pinggir jalan. Tempat duduk untuk ruang tunggu
masih sedikit. Untuk hal ini perlu ada perhatian khusus dari Pemkot Kota Serang.
Untuk menangani keterbatasan sarana dan prasarana KPU Kota Serang bergantung
kepada bantuan dari Pemkot Kota Serang. Sedikit demi sedikit sudah ada perhatian dari
Pemkot Kota Serang seperti pagar baru dibangun dan gedung sudah dicat ulang. Dalam hal
ini semoga Pemkot Kota Serang lebih memperhatikan lagi dan membantu memperbaiki
sarana dan prasarana yang ada di KPU Kota Serang. Lalu kendala selanjutnya terkait dengan
permasalahan DPT (Daftar Pemilih Tetap). Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah daftar yang
dibuat oleh KPU yang berisi data masyarakat Kota Serang yang berhak untuk mengikuti
Pilkada. Dengan kata lain, hanya orang yang terdaftar di DPT yang boleh ikut Pilkada.
Permasalahannya diantaranya penentuan jumlah yang belum valid, kesalahan penulisan
(nama, NIK, tanggal lahir), masyarakat tidak terdaftar di DPT dan DPS, masyarakat terdaftar
di DPS tetapi hilang di DPT
Masih adanya kesalahan dalam jumlah DPT seperti jumlah orang yang meninggal,
pemilih pemula baru dan KPU Kota Serang masih masih kesulitan dalam menentukan data
yang valid karena banyak masyarakat yang belum melaporkan ke dinas terkait. Karena itu
kerjasama dengan Disdukcapil harus ditingkatkan. SIAK (Sistem Administrasi
Kependudukan) dan SIDALIH (Sistem Daftar Pemilih) harusnya terintegrasi supaya ketika
ada pembaharuan data langsung masuk ke system SIDALIH (Sistem Daftar Pemilih) KPU
Kota Serang.
Lalu masalah lain seperti kesalahan penulisan (nama, NIK, tanggal lahir), masyarakat
tidak terdaftar di DPT dan DPS, masyarakat terdaftar di DPS tetapi hilang di DPT disebabkan
beberapa faktor seperti petugas PPS kurang teliti ketika menulis saat melakukan pendaftaran,
masyarakat memberikan data yang keliru ketika petugas melakukan pendaftaran, seperti
penulisan tanggal lahir yang salah atau nama dengan menggunakan singkatan dan tidak
melakukan koreksi saat Daftar Pemilih Sementara (DPS) diumumkan dan bisa juga karena
operator KPU Kota Serang kurang teliti saat entri data atau jika DPS tidak diumumkan.
Adapun masalah-masalah lain yang terkait dengan DPT nama ganda ada dua atau
lebih nama/orang yang sama di DPT, NIK palsu dan masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak
menerima undangan. KPU Kota Serang masih dihadapkan pada permasalahan DPT seperti
temukan seperti nama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang sama di DPT dan
masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak menerima undangan dan juga banyaknya masyarakat
yang tidak terdaftar DPT. Mekanisme pemeriksaan nama ganda menjadi tugas KPU Kota
Serang dengan menggunakan komputer. KPU Kota Serang seharusnya teliti ketika
mengerjakan verifikasi ini.
Lalu surat undangan tidak diterima masyarakat bisa disebabkan oleh surat undangan
tidak pernah dikirim, pernah dikirim tetapi tidak sampai ke penerima (rumah kosong waktu
petugas datang dan sebagainya), surat undangan tidak pernah dibuat. Mayoritas penyebab
adalah petugas PPS, tetapi KPU Kota Serang bertanggung jawab untuk melakukan kontrol.
Selain itu kontribusi KPU adalah terlambatnya pengiriman DPT, sehingga waktu yang
tersedia untuk pembuatan surat undangan sangat sempit. Bahkan ada DPT yang baru diterima
2 hari sebelum hari Pelaksanaan Pemilu.
Banyak masyarakat tidak terdaftar DPT, diantaranya masyarakat belum mempunyai KTP
Kota Serang dan otomatis datanya tidak ada di Disdukcapil. Diharapkan masyarakat ikut aktif
dan segera melapor ke dinas terkait. KPU Kota Serang sudah berupaya dalam mengatasi hal
ini diantaranya dengan program pemtakhiran berkelanjutan, setiap tahun memutakirkan data-
data yang ada saat ini yang bersumber dari data DPT Pemilu sebelumnya. Untuk masyarakat
yang tidak mempunya e-KTP, masyarakat harus melapor ke dinas terkait lalu wajib membuat
Suket (Surat Keterangan) dan bisa masyarakat bisa menyerahkan Suket tersebut ke TPS
sesuai dengan domisili anda lalu KPU Kota Serang akan menghimpun data anda dan
dimasukan ke DPT. Untuk mengatasi permasalahan tersebut KPU Kota Serang sudah
menyiapkan fitur LATAM-MAS Online yaitu fitur Laporan Tanggapan dan Pengaduan
Masyarakat yang ada di website resmi KPU Kota Serang yaitu http://www.kpu-
serangkota.go.id/latammas/. Masyarakat tinggal mengirim laporan permasalahan seperti
pendaftaran pemilih tidak terdaftar pada daftar pemilih, pindah domisili, laporan warga
meninggal dunia, pendaftaran pemilih pemula perbaikan NIK dan NKK, kesalahan penulisan
(nama, alamat, RT/RW) ke fitur tersebut.
Selanjutnya terkait dengan kendala-kendala yang dihadapi KPU Kota Serang, dalam
menjalin hubungan dengan stakeholder lain terutama dengan partai politik, ruang gerak KPU
Kota Serang dibatasi dengan kode etik penyelenggara. Dalam menyusun program atau dalam
melaksanakan kegiatan, ruang gerak KPU Kota Serang tidak serta merta bebas melakukan
apa saja terutama dalam menjalin hubungan stakeholder lain seperti dengan partai politik.
Ruang gerak KPU Kota Serang dibatasi oleh kode etik. Kode etik bertujuan untuk
memastikan terciptanya penyelenggara pemilu yang independent, berintegritas dan kredibel,
sehingga pemilu bisa terselenggara secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil.
Kalau KPU Kota Serang diundang oleh partai politik atau peserta Pilkada harus hati-hati
memilih dan memilahnya, karena kalau asal datang saja tanpa berhati-hati akan menimbulkan
masalah. Contohnya kalau KPU Kota Serang diundang oleh partai atau peserta Pilkada lalu
datang, partai lain akan curiga dan itu menimbulkan masalah. Jadi sebaiknya KPU Kota
Serang berprinsip di kantor saja lebih baik mereka dateng ke kantor saja.
4.6.3 Oportunities (Peluang)
Dalam suatu organisasi harus mempunyai kemampuan memanfaatkan peluang yang
dengan cara meminimalkan kelemahan yang mampu merumuskan strategi yang sesuai
dengan kondisi di lapangan atau di masyarakat. Pada temuan lapangan organisasi KPU Kota
Serang memiliki peluang dalam pelaksanaan strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih,
peluang-peluang tersebut. Seiring dengan membaiknya kualitas demokrasi di Indonesia, KPU
Kota Serang mempunyai peluang untuk memperbaiki kinerja untuk melayani masyarakat
dalam menyelenggarakan Pemilu. Bisa dilihat dari Negara lain seperti Australia orang yang
tepat berumur 17 tahun dikirimi pesan ucapan “Selamat ulang tahun anda sekarang sudah
menjadi pemilih” itu membuat pemilih pemula menjadi dihargai dan sama pentingnya dengan
pemilih-pemilih lain.
Lalu di Australia juga setiap ada pemilihan ketua serikat pekerja, perusahaan-
perusahaan atau yang lainnya juga menggandeng KPU setempat untuk menyelenggarakan
pemilihan. Artinya KPU bisa ada ditengah-tengah masyarakat di segala lapisan dan bisa
membantu masyarat dalam pemilihan-pemilihan apapun diharapkan bisa dterapkan di
Indonesia secara bertahap. Lalu di era digital ini dalam menyelenggarakan pemilihan umum
sebenarnya sudah bisa menggunakan e-voting dan tidak usah memakai paku dan kertas
sekarang ini. Bahkan di Negara berkembang seperti di India saja disana sudah memakai e-
voting. Diharapkan peluang-peluang kedepan merujuk ke Negara yang demokrasinya sudah
maju, KPU bisa sebetulnya melaksanakan itu secara bertahap.
Dalam meningkatkan partisipasi Pilkada Banten tahun 2017, KPU Kota Serang tidak
mungkin bisa melakukannya sendirian. Bagaimana pun KPU Kota Serang perlu dibantu
supaya Adapun peluang-peluang kerjasama dengan tokoh masyarakat. Ada peluang-peluang
kedepan untuk menggandeng tokoh-tokoh agama dari masyarakat sekitar supaya dalam
melakukan sosialisasi Pilkada lebih tepat sasaran dan bisa menjaring banyak segmentasi
masyarakat. Usulan ini juga menandakan bahwa masyarakat juga peduli terhadap Pilkada.
Adapun peluang-yang didapat oleh KPU Kota Serang yaitu kemjuan teknologi.
Seperti stakeholder lain juga ikut serta mendukung dan mempunyai program yang
memanfaatkan teknologi internet untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada.
Peluang-peluang yang didapat salah satunya adalah kemajuan teknologi. Dalam
menyelenggarakan Pilkada, tanggung jawab bukan hanya KPU Kota Serang tapi semua
stakeholder terkait. Salah satunya adalah KPUD Banten yang juga ikut serta dalam upaya
meningkatkan partisipasi pemilih di Kota Serang dengan menyelenggarakan Apps
Chalengge. Pilkada Banten Apps Challenge adalah perlombaan aplikasi dengan tema
“Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten
2017”.
KPUD Banten mengadakan perlombaan Apps Challengge. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan partisipasi pemilih supaya masyarakat bisa lebih berperan aktif dalam
menyelenggarakan Pilkada terutama bagi masyarakat yang bisa membuat aplikasi yang
berhubungan dengan Pilkada. Informasi yang berbasis teknologi harus terus dilakukan
penyelenggara pemilu untuk memberikan kebutuhan bagi masyarakat dan mendorong
partisipasi publik dalam Pilkada jadi meningkat. Sekarang adalah eranya informasi yang
cepat yang sangat dibutuhkan sama masyarakat, jadi kalau masyarakat ingin tahu tentang
profil kandidat ataupun hal lain tentang Pilkada Banten cukup mengakses aplikasi tersebut.
Hal ini sangat membantu KPU Kota Serang dalam meningkatkan partisipasi pemilih,
kerjasama antara stakeholder lain harus ditingkatkan kembali.
Lalu adapun peran Partai Politik dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Partai PDIP
juga ikut serta melaksanakan kampanye demi upaya meningkatkan partisipasi pemilih dalam
bentuk kampanye. Partai Politik juga mempunyai peran dalam meningkatkan partisipasi
pemilih. Partai Politik yang juga sebagai sarana sosialisasi politik juga sudah pasti menggelar
program-program terkait peningkatan partisipasi pemilih diantaranya dalam bentuk
kampanye, ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran dan sebagainya. Ini
memudahkan KPU Kota Serang dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Diharapkan,
dalam sosialisasi yang dilakukan Partai Politik membuat masyarakat tahu profil kandidat
calon peserta Pilkada beserta dengan apa saja program-program yang ditawarkan kandidat
tersebut.
Selanjutnya, hubungan baik dengan stakeholder lain selaku penyelenggaraan Pilkada
harus saling terkoordinir. Salah satunya KPU Kota Serang juga bekerja sama dengan
Panwaslu terkait dengan pengawasan Pilkada. Dukungan dari stakeholder menjadi salah satu
peluang yang didapatkan oleh KPU Kota Serang. Panwaslu selaku penyelenggara Pilkada
sudah melakukan kerjasama dengan KPU Kota Serang yaitu dalam proses penyusunan DPT,
Panwaslu mengawasi dan mengawal proses pemutakhiran daftar pemilih hingga usai. Lalu
Panwaslu juga mengawasi pelanggaran Pilkada seperti kampanye terselubung, kampanye
hitam DPS fiktif, PPS yang menjabat pengurus Partai Politik, DPT bermasalah dan
sebagainya,
Adapun dukungan dari stakeholder dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kota
Serang yaitu Bawaslu Provinsi Banten. Bawaslu menggelar roadshow sosialisasi pengawasan
terhadap pemilih pemula. saat ini masih banyak pemilih pemula yang sudah masuk syarat
menjadi pemilih belum terdaftar, maka Bawaslu mencoba menyisir dengan harapan mereka
dapat terdaftar. Dan berperan aktif dalam pengawasan pada Pilkada.
Adapun peluang-peluang lain yang didapat oleh KPU Kota Serang, beberapa peluang
yang memudahkan KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih termasuk
pemula yaitu sebagai sasaran kepada masyarakat, ormas yang bekerja sama dengan KPU
Kota Serang dalam sosialisasi Pilkada. KPU Kota Serang juga mengajak bekerjasama dengan
beberapa ormas dalam sosialisasi Pilkada antara lain, Ormas keagamaan (NU,
Muhammadiyah), Ormas Kepemudaan (KNPI, Karang Taruna, Pramuka). Dengan tujuan
menghemat waktu dan biaya dan efisien tepat sasaran, KPU Kota Serang mengundang
perwakilan ormas untuk bersosialisasi dan dengan harapan KPU agar perwakilan ormas bisa
menyebar luaskan sosialisasi tersebut.
Lalu Sebagai sasaran di universitas, beberapa kelompok organisasi mahasiswa yang
diajak untuk bekerja sama dengan KPU Kota Serang dalam sosialisasi Pilkada. Dengan
tujuan menghemat waktu dan biaya dan efisien tepat sasaran. KPU Kota Serang mendatangi
forum organisasi mahasiswa, yang diharapkan organisasi mahasiswa memberikan informasi
maupun sosialisasi kepada mahasiswa lainya. KPU Kota Serang mendatangi beberapa
Universitas ataupun Sekolah Tinggi seperti Untirta, STIE Banten, Unsera.
Lalu peluang memudahkan KPU Kota Serang adalah sebagai sasaran di SMA, guru-
guru PKn yang diajak untuk bekerja sama dengan KPU Kota Serang dalam sosialisasi
Pilkada.KPU Kota Serang mengajak bekerjasama dengan guru PKn di sebagian SMA di Kota
Serang dalam sosialisasi Pilkada. Dengan tujuan menghemat waktu dan biaya dan efisien
tepat sasaran, KPU mengundang guru dengan harapan KPU agar guru PKn dapat
bersosialisasi kepada siswa-siswinya.
4.6.4 Threats (Ancaman)
Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar dan ancaman ini
dapat menganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. KPU Kota Serang dalam
menyelenggarakan Pilkada Banten Tahun 2017 tidak lepas dari akan adanya ancaman dari
luar. Dapat diketahui sebagaimana kompetisi politik pasti akan berkaitan dengan perebutan
kekuasaan dimana dapat memicu gugatan atau demonstrasi bagi yang tidak terima hasil yang
dikeluarkan oleh KPU Kota Serang. Terkadang calon pasangan peserta Pilkada hanya siap
menang dan tidak siap untuk kalah.
Adapun ancaman-ancaman yang lain yaitu undang-undang yang berubah-ubah. Setiap
penyelenggaraan Pemilu, peraturan perundangan tentang sistem pemilu mudah berubah.
Regulasi atau peraturan perundangan yang berubah terkadang membuat KPU Kota Serang
kebingungan dan belum siap menjalaninya. Terkait dengan regulasi atau peraturan
perundangan yang berubah, salah satu contoh peraturan perundangan yang berubah adalah
PKPU Tentang Pencalonan. Pada saat tahun 2015 untuk calon perorangan basis
dukungannya harus dihitung dari jumlah penduduk dikali satuan persentase tertentu, lalu
untuk sekarang satuan yang dipakai adalah jumlah DPTnya saja.
Lalu adapun contoh kebijakan yang berubah, kebijakan atau peraturan perundangan
yang berubah menjadi salah satu ancaman bagi KPU Kota Serang. Seperti pada saat KPU
Kota Serang melaksanakan verifikasi parpol pada tahun 2012, UU No. 8 Tahun 2012
memerintahkan penyelenggara untuk melakukan verifikasi terhadap partai yang tidak dapat
kursi di DPR, akhirnya KPU Kota Serang harus memverifikasi seluruh Parpol otomatis
menambah beban kerja KPU Kota Serang. Untuk itu KPU Kota Serang wajib mensosialisasi
dalam bentuk bimbingan teknis terkait peraturan perundangan atau regulasi Pemilu yang
berubah.
Lalu adapun ancaman terkait dengan keamanan, bahwa aparat keamanan kadang
selalu lengah dalam menjaga kotak suara bahkan logistic. Ketelitian dan integritas aparat
keaman harus ditingkatkan demi meminimalisir ancaman tersebut. Selanjutnya adapun
ancaman yang diterima seperti adanya kontestan yang tidak lolos karena tidak memenuhi
syarat padahal sudah sesuai aturan. Mereka bisa demo dan bahkan bisa mengancam pegawai
KPU Kota Serang dalam keadaan sedang di kantor, di jalan, bahkan pada saat di rumah.
Kecerobohan petugas adalah salah satu ancaman juga dalam menyelenggarakan Pilkada.
Ancaman-ancaman seperti distribusi logistik yang terkendala seperti telat sampai atau
rusak dikarenakan penyedia barang dan jasa. Untuk itu diperlukan pengawasan dalam hal ini.
Selanjutnya adalah ancaman sikap apatisme masyarakat bahwa sikap apatis masyarakat
terhadap Pilkada merupakan salah satu ancaman. Apatis adalah sikap masyaarakat yang masa
bodoh dan tidak mempunyai minat atau perhatian terhadap Pilkada. Dikhawatirkan banyak
masyarakat yang pesimis terhadap Pilkada sehingga melahirkan gelombang apatisme
terhadap penyelenggaraan Pilkada tersebut. Salah satu faktor yang menimbulkan sikap apatis
masyarakat adalah figure kontestan Pilkada yang itu-itu saja dan tidak ada wajah baru.
Selanjutnya adalah kesadaran masyarakat yang memandang kalau Pilkada itu tidak
berpengaruh apa-apa terhadap kehidupannya. Kalau hal ini terjadi tingkat partisipasi Pilkada
akan rendah. Salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap apatis masyarakat dalam
Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah
dengan adanya anggapan pada individu dan masyarakat bahwa partisipasi politik adalah hal
sia-sia karena tidak efektif. Pola pikir masyarakat melihat elite politik yang senantiasa selalu
membodohi masyarakat. Diharapkan kontestan Pilkada bisa semaksimal mungkin melakukan
kampanye dan semoga bagi yang menang bisa menepati janjinya. KPU Kota Serang juga
senantiasa melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi sikap apatis yang dialami
masyarakat.
Lalu untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap KPU Kota Serang, seiring
dengan kepercayaan masyarakat yang memudar, untuk mencegah dan menjaga kepercayaan
masyarakat, KPU Kota Serang lebih ke menjaga integritas sebagai penyelenggara Pilkada
seperti tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan aturan.
Berdasarkan strategi yang telah dipaparkan maka peneliti mendukung strategi yang
akan dijalankan oleh KPU Kota Serang ke depannya. Strategi itu sudah sejalandengan teori
teknik analisis SWOT dalam Kotler (2008 :88) yang terdiri dari strengths, weaknesses,
opportunities, threats karena strategi itu akan membantu KPU Kota Serang memperbaiki
kelemahan dari strategi yang sedang dijalankan sekarang seperti meningkatkan pemahaman
pegawai dan memanfaatkan peluang yang diciptakan ketika KPU Kota Serang dalam
menyelenggarakan Pilkada Banten Tahun 2017 seperti pemanfaatan teknologi internet. Oleh
karena itu, strategi tersebut akan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki KPU Kota Serang
untuk memperbaiki kelemahan yang masih ada dalam KPU Kota Serang serta KPU Kota
Serang akan memanfaatkan peluang yang ada seperti kemajuan teknologi informasi dan
meminimalisir ancaman yang akan diterima KPU Kota Serang .
Strategi yang akan dijalankan oleh KPU Kota Serang kedepannya sudah melalui
pengamatan lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan
internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan lingkungan eksternal meliputi peluang
dan ancaman KPU Kota Serang. Selain itu, strategi yang akan digunakan KPU Kota Serang
kedepannya merupakan pengembangan rencana jangka panjang karena secara perlahan-lahan
akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu untuk Kota Serang. Strategi itu juga
merupakan pelaksanaan dari visi dan misi KPU Kota Serang yaitu Komisi Pemilihan Umum
menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non pratisipan, tidak memihak,
transparansi dan professional berdasarkan asas-asas Pemilihan Umum demokratis, dengan
melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya bisa dipercaya masyarakat.
Lalu misi KPU :
1) Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan pejabat-pejabat publik lain yang ditentukan oleh
Undang-Undang. Mengamanatkan kepada KPU Kota Serang untuk
menyelenggarakan pemilu dengan sebaik-baiknya seperti yang diatur dalam undang-
undang untuk senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat. Mengedepankan
partisipasi, transparasi, efektif, efisien, akuntabel menjalankan tugas pokok dan
fungsi.
2) Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat Indonesia
untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab. Untuk mencapai
misi ini KPU Kota Serang melakukan berbagai sosialisasi untuk meningkatkan
pemahaman tentang hak dan kewajiban berpolitik sebagai warga Negara Indonesia.
KPU Kota Serang melakukan sosialisasi dengan berbagai cara, melalui social media,
melalui seminar, KPU Goes To School dan program lainnya.
3) Melayani dan memperlakukan setiap peserta pemilihan umum secara adil dan strata
serta menegakkan peraturan pemilihan umum secara konsisten sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam misi ini KPU Kota Serang harus
memperlakukan semua peserta pemilihan umum secara adil seperti yang sudah
ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku, agar selalu mendapatkan hasil yang
seadil-adilnya dan terus menjaga kepercayaan masyarakat umum.
4) Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penyelenggaran pemilihan umum
berikutnya. KPU Kota Serang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD)
mengenai evaluasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten
diikuti unsur dari, Tim Kampanye Pasangan Calon, Partai Politik, Panitia Pengawas
Pemilihan, Pemantau Pemilu, Komisioner KPU Kota Serang serta SKPD terkait.
Adapun peneliti menggunakan analisis SWOT dalam penelitiannya, dikarenakan
disesuaikan dengan adanya permasalahan yang ada, maka dengan itu penemuan di lapangan
yang berhubungan dengan judul peneliti yaitu Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017 dapat dibuat
Matriks analisis SWOT, seperti di bawah ini :
Tabel 4.3
Matriks Analisis SWOT
Faktor Internal Strengths Weaknesses
Faktor Eksternal
a. Anggota yang ahli dan
saling bekerja sama
dengan baik
b.Melaksanakan tugas
sesuai bidang dan devisi
masing-masing
c.Dukungan dari
pemerintah berupa
undang-undang
d. Anggota KPU bisa
memanfaatkan teknologi
internet dengan baik
e. Anggota PPK dan PPS
bekerja sama baik dengan
KPU
f. KPU Kota Serang
mempunyai banyak
prestasi dalam kejuaraan
a. Keterbatasan Sumber
Daya Manusia
b. Keterbatasan anggaran
yang dimiliki KPU
c. KPU Kota Serang
hanya mengandalkan
sosialisasi konvensional
d. Kurang memanfaatkan
media sosial dalam
bersosialisasi
e. Keterbatasan sarana
dan prasarana
f. Masih banyak
ditemukan permasalahan
DPT
g. Ruang gerak terbatas
karena kode etik
Opportunities Strategi SO
Strategi WO
a. Sebagai sasaran kepada
masyarakat, ormas yang
bekerjasama dengan KPU
dalam sosialisasi pilkada
b. Sebagai sasaran di
universitas, beberapa
kelompok organisasi
mahasiswa yang diajak
untuk bekerjasama
dengan KPU dalam
sosialisasi pilkada
c. Sebagai sasaran di
SMA, guru-guru PKn
yang diajak untuk
bekerjasama dengan KPU
dalam sosialisasi pilkada
d. Hubungan yang baik
dengan stakeholder lain
e. Kemajuan teknologi
informasi
f. Dukungan program-
program terkait
peningkatan partisipaasi
pemilih dari stakeholder
lain
a. Meningkatkan kualitas
kerja anggota KPU untuk
bekerjasama
b. Menjalankan tugas
KPU sesuai undang-
undang yang berlaku
c. Memaksimalkan
kemampuan berteknologi
internet untuk
bersosialisasi
d. Pendayagunaan
Penyelenggara Pemilu
secara optimal melalui
penanaman nilai-nilai
Trihitakarana untuk
terwujudnya Pemilu yang
jujur, adil,
transparan,akuntabel dan
mandiri
e. Melakukan koordinasi
dengan segenap
pemangku kepentingan
baik pada tahap
persiapan,
penyelenggaraan maupun
setelah Pemilu, dengan
menunjung tinggi nilai-
nilai Trihitakarana
f. Peningkatan kualitas
a.Meningkatkan
kerjasama dari
organisasi-organisasi
terkait
b. Pemanfaatan sarana
dan prasarana dengan
baik agar biaya bisa
diminimalisir
c. Mengadakan pelatihan
atau diklat agar
sosialisasi lebih
berkualitas
d. Optimalisasi sistem
pengawasan dan
pengendalian intern atas
pengelolaan anggaran
e. Optimalisasi
pemanfaatan sarana dan
prasarana dalam
pelaksanaan tugas
kepemiluan
f. Mengupayakan proses
hibah tanah dengan
pemerintahan daerah dan
permohonan anggaran
untuk membangun
gedung.
g. Secara rutin melakukan
penyuluhan kode etik
KPU Kota Serang,
dengan mengedepankan
proses-proses dan
bimbingan
g. Membangun dan
mendayagunakan sistem
informasi Kepemiluaan
yang terintegrasi.
kepada pimpinan dan staf
KPU Kota Serang
Threats Strategi ST
Strategi WT
a. Peraturan perundangan
tentang sistem pemilu
mudah berubah
b. Gugatan dari kontestan
Pilkada
c. Aksi demonstrasi
ketidakpuasan hasil
Pilkada
d. Kecerobohan pihak
keamanan dalam menjaga
logistik
e. Distribusi logistic yg
terkendala oleh penyedia
jasa
a. Mengefektifitaskan
kinerja tim yang bertugas
dalam seksi sosialisasi
masyarakat
b. Pemantapan kerjasama
dan koordinasi
penyelenggaraan Pemilu
dengan institusi terkait
secara berkesinambungan
c. Sosialisasi dan
publikasi
penyelenggaraan Pemilu
dan Pilkada secara
optimal, transparan, dan
berkesinambungan
dengan memanfaatkan
potensi local yang ada
dimasyarakat
d. Peningkatan
akuntabilitas kinerja
kepemiluan;
e. Optimalisasi
pendayagunaan SDM dan
proses perencanaan
kebutuhan pengadaan dan
distribusi logistik pada
saat Pemilu dan Pilkada
dalam pengelolaan teknis
kepemiluan baik pada
tahap perencanaan
program dan anggaran
a. Meningkatkan
koordinasi anggota KPU
untuk meningkatkan
partisipasi politik
masyarakat
b. Memaksimalkan
program KPU dengan
meminimalkan biaya
c. Meningkatkan mutu
sosialisasi kepada
masyarakat
d. Pemantapan kerjasama
dan koordinasi
penyelenggaraan Pemilu
dan Pilkada
dengan institusi
terkait
secara berkesinambungan
e. Penguatan
kelembagaan pengelolaan
logistik Pemilu dan
Pilkada pada tahap
perencanaan kebutuhan,
pengadaan, dan
pendistribusian
(Sumber : Peneliti 2017)
Berdasarkan tabel analisa setrategi dengan SWOT dapat diketahui beberapa strategi
yang dilakukan KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada
Gubernur Banten Tahun 2017. Hasil analisis strategi berdasarkan SWOT sebagai berikut :
Strategi Strength – Opportunity (S-O) : Strategi untuk memanfaatkan peluang dengan
jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi yang didapat dari hasil analisis
kekuatan dan peluang organisasi KPU Kota Serang yaitu meningkatkan kualitas kerjasama
antar anggota KPU maupun dari luar anggota KPU, menjalankan tugas KPU sesuai dengan
undang-undang yang berlaku serta anggota KPU untuk memaksimalkan kemampuan
berteknologi internet, pendayagunaan Penyelenggara Pemilu secara optimal melalui
penanaman nilai-nilai Trihitakarana untuk terwujudnya Pemilu yang jujur, adil, transparan,
akuntabel dan mandiri, melakukan koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan baik
pada tahap persiapan, penyelenggaraan maupun setelah Pemilu, dengan menunjung tinggi
nilai-nilai Trihitakarana, peningkatan kualitas KPU Kota Serang, dengan mengedepankan
proses-proses dan bimbingan, membangun dan mendayagunakan sistem informasi
Kepemiluaan yang terintegrasi. Dengan strategi tersebut KPU Kota Serang dapat
memanfaatkan kekuatan organisasi untuk mengejar peluang yang ada.
Strategi Strength – Threat (S-T) : Strategi untuk menghadapi dan mengatasi ancaman
dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi yang didapat dari hasil
analisis kekuatan dan ancaman organisasi KPU Kota Serang yaitu mengefektifitaskan kinerja
tim yang bertugas dalam seksi sosialisasi masyarakat, pemantapan kerjasama dan koordinasi
penyelenggaraan Pemilu dengan institusi terkait secara berkesinambungan, sosialisasi dan
publikasi penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada secara optimal, transparan, dan
berkesinambungan dengan memanfaatkan potensi local yang ada dimasyarakat, peningkatan
akuntabilitas kinerja kepemiluan, optimalisasi pendayagunaan SDM dan proses perencanaan
kebutuhan pengadaan dan distribusi logistik pada saat Pemilu dan Pilkada dalam pengelolaan
teknis kepemiluan baik pada tahap perencanaan program dan anggaran. Strategi tersebut
digunakan untuk memperkecil dampak ancaman yang datang dari luar.
Strategi Weakness – Opportunity (W-O) : Strategi mengatasi kelemahan untuk
memanfaatkan peluang eksternal yang didapat dari hasil analisis kelemahan dan peluang
organisasi KPU Kota Serang yaitu meningkatkan kerjasama dari organisasi-organisasi terkait,
pemanfaatan sarana dan prasarana dengan baik agar biaya bisa diminimalisir, mengadakan
pelatihan atau diklat agar sosialisasi lebih berkualitas, optimalisasi sistem pengawasan dan
pengendalian intern atas pengelolaan anggaran, optimalisasi pemanfaatan sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan tugas kepemiluan, mengupayakan proses hibah tanah dengan
pemerintahan daerah dan permohonan anggaran untuk membangun gedung, secara rutin
melakukan penyuluhan kode etik kepada pimpinan dan staf KPU Kota Serang. Strategi ini
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dan memanfaatkan peluang eksternal.
Strategi Weakness – Threat (W-T) : Strategi untuk menghindari ancaman untuk
melindungi organisasi dari kelemahan yang ada dalam organisasi yang didapat dari hasil
analisis kelemahan dan ancaman organisasi KPU Kota Serang yaitu meningkatkan koordinasi
anggota KPU untuk bersosialisasi kepada masyarakat, memaksimalkan program KPU dengan
meminimalkan biaya, meningkatkan mutu sosialisasi kepada masyarakat, pemantapan
kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada dengan institusi terkait secara
berkesinambungan, penguatan kelembagaan pengelolaan logistik Pemilu dan Pilkada pada
tahap perencanaan kebutuhan,pengadaan, dan pendistribusian. Strategi ini digunakan untuk
mempertahankan yang diharapkan pada usaha mengurangi kelemahan internal dan
mengindari ancaman eksternal.
Setelah melakukan analisi SWOT strategi KPU Kota Serang dapat diketahui strategi
apa saja yang dipakai oleh KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih sebagai
berikut :
a.Anggota KPU Kota Serang saling bekerja sama dalam melaksanankan Pilkada
Para staf dan karyawan KPU Kota Serang yang bisa saling bekerjasama dengan baik
dalam satu tim ataupun dari bidang-bidang lain dan saling melengkapi apabila ada kesulitan
atau hambatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Lalu anggota KPU Kota Serang sudah
melaksanakan tugas sesuai bidang dan devisi masing-masing. Anggota KPU Kota Serang
memiliki aparatur yang ahli dan potensial. Dan menjadikan aparatur pemerintah yang ahli,
bisa menggunakan sarana prasarana dengan efektif dan efisien.
Selanjutnya dalam pengambilan keputusan KPU Kota Serang mengutamakan asas
kolektif kolegial yaitu seluruh kebijakan, kegiatan atau pun menjalankan suatu proses dalam
berorganisasi, semuanya berpijak pada kebersamaan, dimana seluruh pengurus dan anggota
harus terlibat. Lalu kinerja dari KPU Kota Serang ditopang dengan sikap disiplin dan total
dari pegawainya. Kinerja KPU Kota serang sudah maksimal, dibuktikan dengan mereka
meningkatkan kinerja mereka dengan cara menambah hari kerja, ketika ada rapat pleno
walaupun tepat di hari libur mereka tetap masuk kerja.
b. Bimbingan teknis dan Pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan
kinerja dalam melaksanakan Pilkada Banten Tahun 2017
Dalam meningkatkan pemahaman pegawai KPU sering melakukan pelatihan seperti
bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan guna berupaya melakukan pembinaan dalam
peningkatan kompetensi pegawai dalam upaya meningkatkan kinerja dalam Pilkada Banten
Tahun 2017. Setiap divisi mempunyai bimbingan pelatihan khusus guna meningkatkan
kualitas. KPU Kota Serang sudah melakukan pelatihan-pelatihan khusus per divisi guna
Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur KPU yang profesional, berintegritas dan
berkinerja sehingga dapat melaksanakan visi dan misi organisasi KPU dengan baik. Lalu
anggota PPS dan PPK juga ikut di dalam kegiatan bimbingan teknis, KPU Kota Serang
mengadakan Bimbingan Teknis Pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur. Bimbingan
Teknis ini diikuti oleh seluruh ketua dan anggota PPK dan PPS se Kota Serang yang
bertujuan agar pada saat melaksanakan verifikasi faktual dukungan perseorangan dapat
bekerja dengan cermat, berbuat adil, menjaga independensi dan profesional. Peserta
memperoleh materi terkait dengan gambaran umum pencalonan, alur dukungan perseorangan
dan administrasi. Diharapkan setelah Bimbingan Teknis ini PPK dan PPS menguasai tahapan
Pencalonan, dapat memberikan sosialisasi tahapan Pencalonan kepada masyarakat, dapat
melaksanakan Verifikasi faktual calon perseorangan dengan baik dan mampu melaksanakan
administrasi pemilihan dengan baik dan benar.
c. Memanfaatkan media elektronik dan media internet dalam memvalidasi data pemilih
dan melayani masyarakat supaya lebih maksimal
Dalam pelaksanaan Pilkada Banten Tahun 2017 KPU Kota Serang menggunakan dan
memanfaatkan media elektronik dan media internet dengan baik, diantaranya program
aplikasi SILON (Sistem Pencalonan) dan SITUNG (Sistem Penghitungan). Program aplikasi
SILON (Sistem Informasi Pencalonan) bertujuan untuk memudahkan proses tahapan
pencalonan, baik bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara, maupun
untuk para bakal pasangan calon yang hendak berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah tahun 2017.
Adapun program aplikasi SITUNG (Sistem Informasi Penghitungan Suara), aplikasi
ini bertujuan untuk menjadikan hasil Pemilu lebih berkualitas dan kredibel. Aplikasi
SITUNG yang sudah pernah dipakai pada Pileg, Pilpres 2014 dan Pilkada Serentak 2015
akan digunakan kembali pada Pilkada Serentak 2017. Karena dengan adanya aplikasi
SITUNG, maka keingintahuan publik untuk mengetahui hasil perolehan suara dengan cara
cepat, efisien dan transparan dapat diakomodir oleh KPU Kota Serang. Namun perlu diingat
dan disampaikan kepada publik bahwa hasil yang ter upload tersebut hanya sementara
bukanlah hasil final, karena hasil yang resmi adalah melalui Rapat Pleno Rekapitulasi
Penghitungan yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa sampai dengan
tingkat Kabupaten/ Provinsi.
Adapun program aplikasi KPU Kota Serang yang lainnya, untuk bagian Divisi
Keuangan, Umum dan Logistik ada program aplikasi SIRUP (Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi Logistik). Lalu untuk mengatur daftar
pemilih ada juga SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) KPU Kota Serang mempunyai
banyak program-program yang ditunjang oleh teknologi internet seperti SIRUP (Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan) yang bertujuan untuk sebagai sarana layanan publik
terkait rencana umum pengadaan sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses
secara langsung Pengadaan Barang/Jasa, supaya masyarakat bisa bebas mengetahui informasi
tentang pengadaan barang dan jasa.
Lalu ada SILOG (Sistem Informasi Logistik) yang bertujuan untuk publik bisa dengan
mudah mengecek berapa banyak surat suara yang tersebar berdasar provinsi, hanya dengan
mengarahkan cursor sesuai provinsinya. Begitu juga mengetahui berapa banyak surat suara di
masing-masing Tempat Pemungutan Suara. Ada juga SIDALIH (Sistem Informasi Daftar
Pemilih). Sidalih adalah aplikasi online yang dibuat untuk membantu petugas di KPU
kabupaten dalam melakukan pengolahan data pemilihnya secara lebih mudah, cepat dan
tepat. Sistem informasi data pemilih telah dioperasionalkan sejak Pemilu Legislatif dan
Pilpres tahun 2014 yang lalu dan digunakan kembali pada Pilkada tahun 2017 ini.
KPU Kota Serang JUGA sudah menyiapkan fitur LATAM-MAS Online yaitu fitur
Laporan Tanggapan dan Pengaduan Masyarakat yang ada di website resmi KPU Kota Serang
yaitu http://www.kpu-serangkota.go.id/latammas/. Masyarakat tinggal mengirim laporan
permasalahan seperti pendaftaran pemilih tidak terdaftar pada daftar pemilih, pindah domisili,
laporan warga meninggal dunia, pendaftaran pemilih pemula perbaikan NIK dan NKK,
kesalahan penulisan (nama, alamat, RT/RW) ke fitur tersebut.
Namun dalam hal lain, KPU Kota Serang belum memanfaatkan media sosial dengan baik,
bisa dilihat dari halaman resmi Facebook KPU Kota Serang terakhir kali menulis kiriman itu
pada tanggal 18 September 2014 dan hanya disukai 301 orang. Sedangkan untuk di media
sosial Twitter, terakhir kali KPU Kota Serang menulis postingan itu pada tanggal 24 April
2014 dan hanya diikuti 125 orang. Padahal ini sangat penting supaya masyarakat yang ingin
mengikuti info tentang Pilkada Banten atau terkait dengan sosialisasinya mereka bisa tahu
lewat media social yang hampir semua masyarakat Kota Serang sudah memiliki akun media
social sendiri.
d. Sosialisasi di berbagai segmen masyarakat
Pada pelaksanaan Pilkada Banten tahun 2017, berbagai macam kegiatan sosialisasi
telah dilaksanakan sesuai dengan segmen masyarakat yang menjadi sasaran utama guna
meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada Banten tahun 2017 antara lain:
1.Sosialisasi informasi dan penididikan pemilih kepada tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda.
2.Sosialisasi informasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih pemula dangan format
“Go to School” dan ke kampus-kampus di Kota Serang dengan format “Goes to
Campus”
3.Sosialisasi keliling / sosialisasi mobile.
4.Sosialisasi melalui media cetak (media partner: Banten Pos) dan media elektronik
(media partner: Radio Hot Fm, dan Banten Tv)
5.Sosialisasi melalui Baliho,pamflet dan stiker.
6.Sosialisasi kepada pemilih nelayan
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Serang pada dasarnya belum cukup baik
dikarenakan kurangnya kuantitas pelaksanaannya yang belum mencakup semua segmen di
masyarakat Kota Serang ditambah dengan dengan kesadaran masyarakat yang terkesan masih
acuh dan tidak memiliki sikap politik yang jelas. Hal ini dikerenakan kepercayaan
masyarakat mulai berkurang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian mengenai Strategi KPU Kota Serang untuk Meningkatkan Partisipasi
Pemilih dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017 dianalisis peneliti dengan menggunakan
teori teknik analisis SWOT dalam Kotler (2008 :88) yang terdiri dari empat dimensi dalam
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan penelitian serta penjabaran dari masing-masing dimensi dari teori yang
digunakan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan strategi KPU Kota Serang
dalam meningkatkan partisipasi pemilih belum berjalan dengan baik. Pencapaian strategi
yang belum maksimal ini tidak terlepas dari faktor-faktor keterbatasan Sumber Daya
Manusia, keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU, KPU Kota Serang hanya mengandalkan
sosialisasi konvensional dan kurangnya intensitas sosialisasi tatap muka, KPU Kota Serang
kurang memanfaatkan media sosial dalam bersosialisasi, keterbatasan sarana dan prasarana,
masih banyak ditemukan permasalahan DPT dan selanjutnya hasil analisis isu strategi
berdasarkan SWOT sebagai berikut :
Strength – Opportunity (S-O) : meningkatkan kualitas kerjasama antar anggota KPU
maupun dari luar anggota KPU, menjalankan tugas KPU sesuai dengan undang-undang yang
berlaku serta anggota KPU untuk memaksimalkan kemampuan berteknologi internet,
pendayagunaan Penyelenggara Pemilu secara optimal melalui penanaman nilai-nilai
Trihitakarana untuk terwujudnya Pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri,
melakukan koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan baik pada tahap persiapan,
penyelenggaraan maupun setelah Pemilu, dengan menunjung tinggi nilai-nilai Trihitakarana,
peningkatan kualitas KPU Kota Serang, dengan mengedepankan proses-proses dan
bimbingan, membangun dan mendayagunakan sistem informasi Kepemiluaan yang
terintegrasi. Dengan strategi tersebut KPU Kota Serang dapat memanfaatkan kekuatan
organisasi untuk mengejar peluang yang ada.
Strategi Strength – Threat (S-T) : mengefektifitaskan kinerja tim yang bertugas dalam
seksi sosialisasi masyarakat, pemantapan kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu
dengan institusi terkait secara berkesinambungan, sosialisasi dan publikasi penyelenggaraan
Pemilu dan Pilkada secara optimal, transparan, dan berkesinambungan dengan
memanfaatkan potensi local yang ada dimasyarakat, peningkatan akuntabilitas kinerja
kepemiluan, optimalisasi pendayagunaan SDM dan proses perencanaan kebutuhan pengadaan
dan distribusi logistik pada saat Pemilu dan Pilkada dalam pengelolaan teknis kepemiluan
baik pada tahap perencanaan program dan anggaran. Strategi tersebut digunakan untuk
memperkecil dampak ancaman yang datang dari luar.
Strategi Weakness – Opportunity (W-O) : meningkatkan kerjasama dari organisasi-
organisasi terkait, pemanfaatan sarana dan prasarana dengan baik agar biaya bisa
diminimalisir, mengadakan pelatihan atau diklat agar sosialisasi lebih berkualitas,
optimalisasi sistem pengawasan dan pengendalian intern atas pengelolaan anggaran,
optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas kepemiluan,
mengupayakan proses hibah tanah dengan pemerintahan daerah dan permohonan anggaran
untuk membangun gedung, secara rutin melakukan penyuluhan kode etik kepada pimpinan
dan staf KPU Kota Serang. Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dan
memanfaatkan peluang eksternal.
Strategi Weakness – Threat (W-T) : meningkatkan koordinasi anggota KPU untuk
bersosialisasi kepada masyarakat, memaksimalkan program KPU dengan meminimalkan
biaya, meningkatkan mutu sosialisasi kepada masyarakat, pemantapan kerjasama dan
koordinasi penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada dengan institusi terkait secara
berkesinambungan, penguatan kelembagaan pengelolaan logistik Pemilu dan Pilkada pada
tahap perencanaan kebutuhan,pengadaan, dan pendistribusian. Strategi ini digunakan untuk
mempertahankan yang diharapkan pada usaha mengurangi kelemahan internal dan
mengindari ancaman eksternal.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi yang dilakukan KPU Kota Serang
untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017, maka
peneliti mencoba memberikan saran-saran mengenai hasil penelitiannya agar dapat
membantu pihak KPU Kota Serang untuk meningkatkan partisipasi pemilih sebagai berikut :
1. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Kota Serang dengan KPU RI guna
menambah aparatur sumber daya manusia di KPU Kota Serang dan mengalokasikan
anggaran untuk meningkatkan sarana dan prasarana di KPU Kota Serang.
2. Hendaknya pihak KPU Kota Serang melakukan usaha- usaha peningkatan
kemampuan anggotanya secara kuantitas dan kualitas sehingga mampu
bertindak efektif dan efisien guna mengantisipasi berbagai macam kendala
yang sering terjadi pada tingkatan teknis di lapangan.
3. Hendaknya secara rutin KPU Kota Serang selalu mensosialisasikan kegiatan yang
berkaitan dengan dengan Pemilu, tidak hanya dilakukan pada saat Pemilu akan
dilaksanakan.
4. Memaksimalkan metode sosialisasi yang merakyat atau memanfaatkan media
sosial dan dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat mengenai hal-hal
teknis Pilkada.
5. Selain memberikan petunjuk teknis Pemilu, KPU Kota Serang perlu meningkatkan
sosialisasi terkait dengan pendididikan politik karena masyarakat masih perlu
diberikan pengertian tentang bagaimana memberikan hak suaranya dengan benar dan
bukan karena dipengaruhi hal lain yang tidak menguntungkan masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Budiardjo, Miriam. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Charmaz, K. (2006). Constructing Grounded Theory: a Practice Guide through
Qualitative Analysis. London: Sage.
Clark, Moustakas. Phenomenological Research Methods, California: SAGE,1994.
Corbin, J & Strauss, A. (2008). Basics of Qualitative Research: Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory 3rd Edition. Thousand Oaks,
CA: Sage Denzin, N.K.
Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design, Second Edition.
California: Sage Publication.
David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: PT Indeks.
Handoko. T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:
Ardi.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Kotler, Philip, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi keduabelas, cetakan pertama, Jilid
I dan II, terjemahan Hendra Teguh, PT. Erlangga, Jakarta.
LeCompte, Margaret D. & Jean J. Schensul 1999 Designing and Conducting
Ethnographic Research, Walnut Creek: Altamira Press. Marcus, George
Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Stake, R.E. 1995. The Art of Case Study Research. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
SUMBER LAIN
Tauchid Noor, 2009. Skripsi Universitas Kanjuruhan Malang. Peran Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemilihan Umum.
M. Yusuf A.R, 2010. Skripsi Universitas Kanjuruhan Malang. Peran Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Dalam Pendidikan Politik.
Novendi Setiawan, 2015 Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Strategi
KPU Bantul Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pilkada
Kabupaten Bantul Tahun 2015.
liputanbanten.co.id Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Serang menggelar
sosialisasi Pilgub 2017 kepada para lurah dan camat se-Kota Serang (Online)
https://liputanbanten.co.id/08/02/2017/sosialisasi-pilgub-banten-2017-kpu-
kota-serang-dihujani-pertanyaan-oleh-lurah-dan-camat/, diakses tanggal 3
Maret 2017
hastagnews.co.id DPT Pilgub Banten Bermasalah, Bawaslu Tuding KPU Kurang
Sosialisasi (Online) http://hastagnews.co.id/dpt-pilgub-banten-bermasalah-
bawaslu-tuding-kpu-kurang-sosialisasi/, diakses tanggal 3 Maret 2017
PERATURAN PERINDANG-UNDANGAN
Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.3 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 2 Tentang
Penyelenggaraan Pilkada
Pasal 1 ayat 6 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati
dan Walikota
Undang-undang No 2 Tahun 2002 Di Dalam Pasal 28 Ayat 1 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota
Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 Pasal 2 Ayat 1 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PENELITIAN)
Peneliti sedang melakukan wawancara dengan KPU Kota Serang
Peneliti sedang melakukan wawancara dengan KPUD Banten, Bawaslu Banten dan
Panwaslu Kota Serang
Peneliti sedang melakukan wawancara dengan Partai Politik dan Masyarakat Kota Serang
LAMPIRAN
LAIN-LAINNYA
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Dalam upaya memperoleh data, penelitian tentang Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017 dengan
menggunakan wawancara sebagai metode utama dalam melakukan pengkajian data secara
mendalam. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang ditujukan kepada KPU Kota Serang
(I1) sesuai dengan indikator dari teori yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Strengths (Kekuatan)
- Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
- Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
- Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
- Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ? Kalau ada pelatihan apa saja yang didapatkan
pegawai KPU dan pihak ketiga ?
- Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
- Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
- Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
- Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi
KPU Kota Serang ?
- Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
2. Weaknesses (Kelemahan)
- Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
- Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidak pahaman SDM dalam
menghadapi pilkada ?
- Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
- Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam
menghadapi Pilkada ?
- Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
- Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
- Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
3. Opportunities (Peluang)
- Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
- Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait
pilkada ?
- Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
- Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
- Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program
atau sosialisasi terkait pilkada ?
- Bagaimana KPU memanfaatkan dukungan dari Pemerintah seperti penentuan hari
libur untuk pencoblosan, penyiapan dana atau yang lainnya ?
4. Threats (Ancaman)
- Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
- Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
- Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Dalam upaya memperoleh data, penelitian tentang Strategi KPU Kota Serang Untuk
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pilkada Gubernur Banten Tahun 2017
dengan menggunakan wawancara sebagai metode utama dalam melakukan pengkajian
data secara mendalam. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang ditujukan
kepada Partai Politik, KPUD Banten, Bawaslu Provinsi Banten , Panwaslu Kota
Serang, Masyarakat Kota Serang (I5, I6, I7, I8, I9) sesuai dengan indikator dari teori yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Strengths (Kekuatan)
- Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
- Bagaimana bentuk kerja sama KPU dengan lembaga pemerintah, KPUD, Partai
Politik, Bawaslu, Panwaslu dan manfaatnya bagi KPU Kota Serang ?
- KPU mempunyai program sosialisasi untuk pilkada, menurut anda apakah program
itu sudah berjalan baik dan efisien ?
- Apakah dari lembaga anda sendiri punya progam atau strategi untuk pilkada ?
2. Weaknesses (Kelemahan)
- Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
- Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam
menghadapi pilkada ?
- Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
- Apa saja kendala yang dihadapi KPU Kota Serang dalam menjalankan program atau
sosialisasi dalam menghadapi pilkada ?
- Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
3. Opportunities (Peluang)
- Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
- Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait
pilkada ?
- Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
- Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program
atau sosialisasi terkait pilkada ?
4. Threats (Ancaman)
- Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
- Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
- Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruangan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU
Kota Serang
Nama Informan : Fierly Murdliyat Mabrur S.IP
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Divisi Teknis KPU Kota Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 KPU itu kan lembaga yang diberi mandat oleh UU No. 15 Tahun 2011 tentang
penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang menyelenggarakan secara teknis menurut
tahapannya, jadi hanya kita lah yg punya kewenangan untuk melaksanakan seluruh
tahapan pemilu berdasarkan pada UU tersebut.
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Sejauh ini sudah cukup baik, kita dipilih secara periodik 5 tahun sekali ini berarti
periode kedua, karena 5 komisioner ini berasal dari latar belakang yamg berbeda
dengan pengalaman kepemiluan yang berbeda juga kerjasama kita nyaris 3 tahun ini
dalam kondisi yang baik saling melengkapi dan sifat kita dalam menjalalani apapun
keputusan terkait program atau apapun kita ditunjang oleh sifat kolektif kolegial adalah
pengambilan keputusan itu harus dilakukan pada forum yaitu rapat pleno dan itu
minimal harus dihadiri oleh 3 orang jadi tidak bisa komisioner itu 1 orang memutuskan
sebuah kebijakan harus 3 idealnya memang 5.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Dalam melaksanakan tugas, tata kerja komisioner dan secretariat KPU Kota Serang
selain diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, juga
diatur oleh Peraturan KPU. Semua juga sudah paham tupoksi masing-masing dan
mungkin kalau ada yang tidak paham ya kita saling mengingatkan atau saling bertanya
satu sama lain.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Bimbingan teknis. Sering, secara regular per divisi nanti ada soal penguatan pencalonan
khusus bimtek 2 atau 3 hari, dari logistic juga khusus, hokum juga khusus, pengelolaan
daftar pemilih juga khusus, itu biasa regular dilakukan sebulan bisa 3 kali bimtek.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Prinsip sejak generasi kpu 2014 lebih-lebih kalau kita ada kebutuhan untuk tatap muka
kebijakan kita itu menghemat kertas tidak bergantung lagi dengan menggunakan kertas,
jadi hampir setiap lini subag kita itu ada program Silon (Sistem Pencalonan) dan Situng
(Sistem penghitungan suara). Jadi setiap alat kerja kita sekarang ditopang oleh
teknologi dan semuanya bisa diakses di situs kita.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Anggaran untuk pilkada gubernur kemarin kayanya mencukupi termasuk untuk
sosialisasi meskipun dipangkas oleh Provinsi Banten ada pemangkasan anggaran dari
yg diajukan 29 milyar menjadi hanya 21 milyar cukup besar ya nilai pemangkasannya,
tapi karena KPU ini tetep harus jalan dan melaksanakan tahapan ya anggaran yang
harus kita pangkas ya kita pangkasya pokonya kita cukupi untuk penyelenggaraan
pilkada.
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Jadi gini memotret soal sosialisasi itu harus dipahami bagian dari upaya peningkatan
partisipasi pemilih namun ada 4 variabel yg mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi
masyarakat di Kota Serang tinggi di Cilegon rendah atau sebaliknya ada beberapa
variabel tidak berdiri sendiri. Kemudian bukan hanya karena faktor itu sosialisasi itu
partisipasi meningkat, yang pertama itu soal profiling kandidat bisa dibandingkan
Pilkada Jakarta itu kemaren menyedot perhatian seluruh rakyat Indonesia gara-gara
profil kandidatnya nyaris Pilkada Banten tidak pernah terdengar jadi Pilkada rasa
Pilpres itu benar-benar terasa. Ini yang menarik perhatian pemilih untuk datang,
kandidatnya bagus atau tidak. Yang kedua itu metode sosialisasi penyelenggara, baik
KPU maupun Panwaslu, yang ketiga itu partisipasi berkaitan dengan akurasi daftar
pemilih, politik kan soal pengakuan kalo kita tidak ada di DPT bakal jadi masalah, dan
yang keempat kadang2 ya harus diakui yaitu soal politik uang.
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Kalo dengan Panwaslu mereka juga penyelenggara pemilu jadi nyaris setiap kebijakan
yang ada itu mesti mendapat hasil dari konsultasi atau kordinasi dengan Panwaslu, kalo
dengan Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya fasilitasi contohnya soal anggaran
dan menurut undang-undang pilkada dibiayai oleh APBD, selanjutnya soal fasilitasi
fasilitas misalkan di kesbangpol itu ada sosialisasi kita jadi narasumbernya terus
menyiapkan spot-spot spanduk baliho dan lain lain. Mereka juga menopang
kesekertariatan kita di kecamatan atau di kelurahan, lalu kita juga merekrut relawan
demokrasi, tugasnya untuk menaungi mengayomi segmentasi yaitu dari keagamaan,
pemilih pemula, disabel, pinggiran, perempuan.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Sarana dan prasarana yang ada di kita cukup mumpuni artinya kita punya gedung
kantor, punya gudang, pada saat pelaksanaan pilkada baik itu pilgub kemarin atau
sekarang kita punya rencana mengalokasikan anggaran untuk membuat gedung transit
untuk menampung logistik-logistik kebutuhan pilkada yg kita terima. Intinya daya
dukung it dan sebagainya cukup mumpuni.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 Kalo berbicara tentang kelemahan atau kendala, kita bicara tentang beban kerja SDM
dengan spirit di undang-undang bekerja penuh waktu. Jadi KPU ini beban kerjanya
tinggi, undang-undang memerintahkan bekerja penuh waktu. Hari kita tuh hari
kalender, kalo misal ada rapat pleno hari x walaupun hari libur kita tetap rapat,
contohnya tahun kemaren rapat plenonya bertepatan di idul adha, ditambah SDM kita
pun masih terbatas. Kita lumayan kewalahan dalam hal ini
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Upaya untuk penguatan sdm itu secara kontinukita lakukan dan banyak formatnya
kadang kalo di kantor bisa rapat kalo perlu bimtek khusus kita juga kadang diundang
untuk menghadiri peningkatan-peningkatan kapasitas oleh bandiklat kpu ri kita kirim
pegawai 2 atau 3 orang jadi banyak format untuk itu.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Kalau ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi yang kita anggap
lemah kalo dari sisi perncanaan kita melakukan sosialisasi, kita pernah ke nelayan
karangantu, kelompok difabel kita datengin, kelompok pengamen didatengin,
kelompok keagamaan didatengin, serikat buruh pernah kita kumpulin, jadi hampir
semua elemen pernah kita ajak bicara soal pentingnya pemilu.
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Kalo angaran kan itu soal ketepatan perencanaan mengitung bisa disebut mahal apa
engga nya yang menentukan satuan harga itukan pasar, untuk itu ya kita harus cermat
dalam menggunakan anggaran yang terbatas itu.
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Saya kira ya itu soal pendidikan pemilih kalo partai kan pendidikan politik kita
pendidikan pemilih yaitu memang harus jangka panjang, yang kedua yang menjadi pr
besar kita adalah soal keakuratan daftar pemilih menjadi masalah klasik, tiap pilkada
selalu terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat sehingga DPT
kita itu mendekati ideal saya kira dua hal itu ya, kalo logistic dan pencalonan sudah
aman, soal hari pemungutan suara oleh kpps sudah relative baik.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Kaitannya selalu erat dengan dinamika kependudukan ada job di kita itu kalo orang
nikah pasangan suami istri yang nikah laporannya ke kua atau kpu ? Kalo ada orang
meninggal ke kantor lurah atau kpu ? Kalo saya pindah rumah laporannya ke rt atau kpu
? Artinya peristiwa kependudukanyang terjadi keluar masuk orang, itu semua adalah
peristiwa kependudukan yang mengatur nya adalah disdukcapil karna itu kerrjasama
dengan disdukcapil harus ditingkatkan lebih-lebih kita punya sidalih dan mereka punya
siak (system administrasi kependudukan) harusnya memang bisa terintegrasi sehingga
ketika ada masukan dari siak atau pembaharuan yang mereka input dari pelayanan
masyarakat ituyg 17 tahun bikin ktp yg nikah bikin kk baru misalkan, itu bisa
terintegrasi ke servernya kpu.
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Bagus sih kalo sama partai politik mungkin karna ada kepentingan jadi sekarang masih
bagus, dengan aparatur kepolisian, dandim, kita datengin, dengan kejaksaan kita bikin
mou terus partai taat aturan, cukup kondusiflah.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Ya sebetulnya banyak peluang-peluang yang bisa didapat kedepan seiring membaiknya
kualitas demokrasi di Indonesia tentu saja. Jadi di KPU Kota Serang seharusnya dapat
banyak peluang untuk memperbaiki kinerja, di Australia itu orang yang umur 17 tahun
itu dikirim pesan selamat ulang tahun anda sekarang menjadi pemilih, disana juga kalo
ada pemilihan serikat pekerja yang menyelenggarakan itu KPU setempat, serikat
pekerja, perusahaan, peternakan juga sama. Terus di Negara berkembang seperti India
saja juga sudah pake e-voting, peluang-peluang kedepan merujuk ke Negara yang
demokrasinya sudah maju, kita bisa sebetulnya melaksanakan itu secara bertahap.
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Tanggapannya ya kalo di sosialisasi ya cukup kritis, tokoh agama juga kritis,Kemarin
kita ngundang tokoh-tokoh agama mereka usul agar KPU bekerja sama dengan 140
DKM yang ada di Kota Serang dan mungkin kita akan pertimbangkan, mungkin dengan
format setelah solat jumat diumumkan, diskusi dengan bapak-bapak para jamaah, jadi
itu adalah salah satu masukan dari masyarakat yang menandakan bahwa mereka itu
peduli dengan Pilkada.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ya secara swadaya untirta juga melakukan untuk memantau, terus survey-urvey juga
ada yang melakukan hal serupa.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Memang antusiasme masyarakat saat ini saya nilai cukup baik artinya ada kepedulian
yang tinggi, artinya kita harus mengakomodir keinginan masyarakat, seperti halnya
DPT, karna besarnya kepedulian masyarakat dengan demokrasi saat ini sistem sidalih
ini kita tingkatkan, dalam website apabila tidak terdaftar segera hubungi kami.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 Kalo dukungan dari pemerintah, diundang-undang jelas ya mereka harus memfasilitasi
termasuk anggaran dan berkewajiban untuk memberitahukan meningkatkan partisipasi
seperti apa jadi ya meningkatkan partisipasi pemilih ini bukan cuma tanggung jawab
kpu tapi tanggung jawab kita semua dari semua stakeholder, termasuk calon atau partai
yang punya kepentingan mereka harus bersosialiasi juga agar masyarakat datang dan
memilih.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Namanya kompetisi politik itu pasti akan berkaitan dengan perebutan kekuasaan. Diluar
itu budaya jargon siap menang siap kalah itu itukan terkadang hanya menjadi jargon
saja, kalau dari internal kita harus memperbaiki dan meningkatkan integritas. Kalo
diluar itu kan bisa berbentuk gugatan, demonstrasi, jadi KPU yang benar itu adalah
digugat oleh yang kalah dan ditinggalkan oleh yang menang, kalo sama yang kalah
tidak digugat yang menang deket itu juga jadi masalah dicurigai kalo yang menang itu
dibantu KPU, untuk undang-undang yang berubah-ubah, kita wajib mensosialisasi
dalam bentuk bimtek dan sebagainya.
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Untuk masalah peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang berubah-
ubah kita terus berupaya mengadakan sosialisasi tentang kebijakan tersebut.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Untuk menjaga kepercayaan masyarakat kalo kita sih lebih ke menjaga integritas kita
sebagai penyelenggara pemilu seperti tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan
aturan. Jadi lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruangan Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU
Kota Serang
Nama Informan : Akhmad Syarifudin
Pekerjaan/Jabatan : Kepala Divisi Keuangan, Umum dan Logistik KPU Kota
Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Menurut saya kalau bicara soal kekuatan ya salah satunya kewenangan.KPU itu kan
lembaga yang diberi mandat oleh UU No. 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara
pemilu sebagai lembaga yang menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya,kita
menjalankan banyak hal yang berhubungan dengan teknis administrative melayani
pemilih untuk menggunakan hak pilihnya jadi kira-kira itu yang membedakan kpu dan
lembaga-lembaga lainnya, diangkat oleh undang-undang dan tugas fungsi kita juga
berdasarkan undang-undang.
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Kalau untuk soal kinerja, kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mensukseskan program-program untuk menunjang Pilkada dibuktikan dengan kita
sabtu dan minggu tetap masuk. Kalau misal ada rapat pleno, kita tetap masuk walau
hari libur.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Kita dalam menjalani tugas, selain diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu, kita juga diatur oleh Peraturan KPU. Mungkin kalau ada yang
tidak paham ya kita saling mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Secara regular kita melakukan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per divisi. Ada
bimbingan teknis soal penguatan pencalonan dilakukan 2 atau 3 hari, ada bimbingan
teknis untuk divisi logistic juga khusus, ada bimbingan teknis untuk divisi hukum
khusus, bimbingan pengelolaan daftar pemilih khusus, itu biasa regular dilakukan
sebulan bisa 3 kali bimbingan teknis.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Saya di logistic adaSIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan) dan SILOG
(Sistem Informasi Logistik). SIRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan berbasis yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan
Rencana Umum Pengadaannya. Lalu SIRUP sebagai sarana layanan publik terkait RUP
sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses secara langsung Pengadaan
Barang/Jasa secara Nasional. Untuk SILOG juga ada peta distribusi. Misalnya di mana
letak kantor KPU Kota Serang sesuai titik koordinat. Di situ bisa dilihat berdasar map
satelit, peta jalan, di sini juga bisa ditampilkan jalur pengiriman distribusi apakah lewat
laut, darat dan udara. Di daftar pemilih juga ada SIDALIH (Sistem Informasi Daftar
Pemilih) jadi semua alat kerja kita itu ditopang oleh sistem-sistem yang kemudian
saling terkoneksi dengan system silog dengan system kpud prov banten terus sampai ke
kpu ri jadi kalau pertanyaannya soal penggunaan internet termasuk web itu di kita ya
sudah berjalan lama.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Anggaran untuk Pilkada kemarin termasuk untuk sosialisasi sebenernya kurang karena
dipangkas oleh Pemprov ada pemangkasan anggaran dari yang diajukan sebenarnya 29
milyar namun yang diterima hanya 21 milyar. Tapi karena kpu ini tetep harus jalan dan
melaksanakan tahapan ya kita anggaran yang harus kita pangkas ya kita pangkasya
pokonya kita cukup-cukupi untuk penyelenggaraan Pilkada..
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Kemarin kita menyelenggarakan sosialisasi go to school ke enam SMA, terus goes to
campus ke 6 kampus Untirta, UIN, Unsera, Bina Bangsa, STMIK, UPI kita datang
kesana.
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Dengan Panwaslu mereka juga selaku penyelenggara setiap kebijakan yang ada itu
mesti mendapat hasil dari konsultasi atau kordinasi dengan Panwaslu, kalo dengan
Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya fasilitasi contohnya soal anggaran dan
menurut undang-undang pilkada dibiayai oleh APBD.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Sarana dan prasarana yang ada di kita menurut saya masih kurang. Tempat parkir
sangat sempit, apalagi kalau ada tamu kita kebingungan.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 Salah satunya SDM, beban kerja kami dengan spirit di UU itu adalah harus bekerja
penuh waktu, jadi kpu ini beban kerjanya tinggi, UU memerintahkan bekerja penuh
waktu. Hari kita tuh hari kalender kalo misal ada rapat pleno hari x walaupun hari libur
kita tetap rapat, contohnya tahun kemarIn rapat plenonya bertepatan di idul adha. Lalu
SDM kita pun masih terbatas. Lalu adalagi soal pemahaman alat kerja, tidak semua
pegawai kita ini kalau ditanya bagaimana menyusun DPT tidak semua tahu, bagaimana
tata kelola logistic yang baik tidak juga semua tahu. Yang pertama memang soal spirit
bekerja penuh waktu, kalo bekerja penuh waktu harinya hari kalender faktanya tanggal
10 kemarin hari minggu kita tetap rapat pleno semua hadir dan ada juga yang tidak, ini
menandakan kelemahan kita ada di disiplin kerja dan yg kedua soal pemahaman alat
kerja dan peraturan, ketika itu sedang diupayakan .
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Kemarin kita bimtek kelembagaan terus secara regular tiap minggu ada kajian-kajian
pemilu, lalu ada rapat itu juga salah satu pengayaan tentang aturan-aturan yang baru
tentang mekanisme-mekanisme yg baru jadi sebetulnya upaya untuk penguatan sdm itu
secara kontinukita lakukan dan banyak formatnya kadang kalo di kantor bisa rapat kalo
perlu bimtek khusus kita juga kadang diundang untuk menghadiri peningkatan2
kapasitas oleh bandiklat kpu ri kita kirim pegawai 2 atau 3 orang jadi banyak format
untuk itu.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Dari awal kita sudah merancang bagaimana format sosialisasi yang efektif kalo ternyata
tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi yg kita anggap lemah kalo dari sisi
perncanaan kita melakukan sosialisasi mungkin kayanya tepat sasaran semua, kita
pernah ke nelayan karangantu, kelompok difabel kita datengin, kelompok pengamen
didatengin, kelompok keagamaan didatengin, serikat buruh pernah kita kumpulin, jadi
hampir semua elemen pernah kita ajak bicara soal pentingnya pemilu.
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Kalo angaran kan itu soal ketepatan perencanaan mengitung, kita harus cermat dalam
menggunakan anggaran yang terbatas itu.
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Keakuratan daftar pemilih menjadi masalah klasik, tiap pilkada selalu terjadi dan perlu
disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat sehingga DPT kita itu mendekati ideal
saya kira dua hal itu ya, kalo logistic dan pencalonan sudah aman, soal hari pemungutan
suara oleh kpps sudah relative baik.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Kerjasama dengan disdukcapil harus ditingkatkan lebih-lebih kita punya sidalih dan
mereka punya siak (system administrasi kependudukan) harusnya memang bisa
terintegrasi sehingga ketika ada masukan dari siak atau pembaharuan yang mereka
input dari pelayanan masyarakat ituyg 17 tahun bikin ktp yg nikah bikin kk baru
misalkan, itu bisa terintegrasi ke servernya kpu.
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Sama partai politik cukup bagus mungkin karna ada kepentingan, dengan aparatur
kepolisian, dandim juga bagus karena penting untuk keamanan nanti ketika hari h
pilkada, dengan kejaksaan kita bikin mou.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Stakeholder lain ikut melakukan program-program terkait peningkatan partisipasi
pemilih seperti Bawaslu, Panwaslu dan Partai. Kita cukup terbantu dalam hal ini
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Kemarin kita mendatangi tokoh agama. Ada usul mungkin dengan format setelah solat
jumat diumumkan, diskusi dengan bapak-bapak para jamaah, jadi itu adalah salah satu
masukan dari masyarakat yang menandakan bahwa mereka itu peduli dengan Pilkada.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ya secara swadaya kampus-kampus dan juga lsm juga melakukan untuk memantau
Pilkada, terus survey-survey juga.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Kita harus mengakomodir keinginan masyarakat, pelayanan kita tingkatkan seperti
halnya DPT, saat ini sistem sidalih ini kita tingkatkan, dalam website apabila tidak
terdaftar segera hubungi kami.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 Memfasilitasi termasuk anggaran untuk peningkatan program-program terkait Pilkada.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Menurut saya adalah aksi demokrasi ketidakpuasan hasil Pilkada, pendukung atau
kontestan sewaktu-waktu bisa menggugat kita terkait hasil. Untuk itu kita harus
meningkatkan kinerja kita.
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Untuk masalah peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang berubah-
ubah kita terus berupaya mengadakan bimtek dan sosialisasi tentang kebijakan tersebut.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Menjaga integritas kita sebagai penyelenggara pemilu seperti tidak bisa disogok,
omongan kita harus bisa dipercaya. Jadi lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Ruangan Umum KPU Kota Serang
Nama Informan : Diah Novianti
Pekerjaan/Jabatan : Staff Pelaksana KPU Kota Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Kalau bicara soal kekuatan ya salah satunya kewenangan. Lalu anggota PPK dan PPS
bekerja sama baik dengan kita. Ini artinya kerjasama menjadi salah satu kekuatan yang
kita punya dalam meningkatkan partisipasi pemilih.
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan program-program
untuk menunjang kegiatan Pilkada dengan sabtu dan minggu tetap masuk. Kalau misal
ada rapat pleno, kita tetap masuk walau hari libur. Ini membuktikan kinerja kita cukup
baik.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Kita dalam menjalani tugas diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu, kita juga diatur oleh Peraturan KPU. Mungkin kalau ada yang
tidak paham ya kita saling mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain.Untuk itu
menurut saya pemahaman tupoksi sudah cukup, kalo memang ada yang kurang paham
ya itu tadi saling bertanya.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Ada. Kita sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per
divisi. Ada bimbingan teknis soal penguatan pencalonan dilakukan 2 atau 3 hari, ada
bimbingan teknis untuk semua divisi seperti di logistic, bimbingan teknis untuk divisi
hukum, bimbingan pengelolaan daftar pemilih khusus, itu biasa regular dilakukan
sebulan bisa 3 kali bimbingan teknis.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Dalam menopang dan menunjang program-program terkait Pilkada kita sudah didukung
oleh media internet, di logistic adaSIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi Logistik). Di daftar pemilih juga ada
SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) jadi semua alat kerja kita itu ditopang oleh
sistem-sistem yang kemudian saling terkoneksi dengan system silog jadi kalau
pertanyaannya soal penggunaan internet termasuk web itu di kita ya sudah berjalan
lama.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Kalo bicara anggaran. Anggaran untuk Pilkada kemarin termasuk untuk sosialisasi agak
kurang karena dipangkas oleh Pemprov ada pemangkasan anggaran. Tapi karena kpu
ini tetep harus jalan dan melaksanakan tahapan ya kita anggaran yang harus kita
pangkas ya kita pangkasya pokonya kita cukup-cukupi untuk penyelenggaraan Pilkada..
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Banyak ya, kita juga memasang baliho di sudut kota. Kemarin kita menyelenggarakan
sosialisasi go to school ke enam SMA, terus goes to campus ke 6 kampus Untirta, UIN,
Unsera, Bina Bangsa, STMIK, UPI kita datang kesana.
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Kalo dengan Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya fasilitasi contohnya soal
anggaran dan menurut undang-undang pilkada dibiayai oleh APBD.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Menurut saya untuksarana dan prasarana yang ada di kita masih kurang. Tempat parkir
sangat sempit, apalagi kalau ada tamu dari partai maupun lembaga-lembaga lainnya
mereka harus cari tempat parkir yang jauh dari kantor.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 SDM kita masih kurang, lalu anggaran tadi, sarana prasarana parkir, tempat rapat juga
masih terbatas, ruang tunggu juga sangat sempit.
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Sekali lagi, untuk masalah ini kita melakukan bimtek kelembagaan terus secara regular
tiap minggu ada kajian-kajian pemilu, lalu ada rapat itu juga salah satu pengayaan
tentang aturan-aturan yang baru tentang mekanisme-mekanisme yang baru jadi
sebetulnya upaya untuk penguatan sdm itu secara kontinu kita lakukan.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Kalo ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi yang kita anggap
lemah. Namun sekali lagi kalau anggarannya kurang kita susah menjangkau semua
elemen.
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Untuk masalah ini kita harus cermat dalam menggunakan anggaran yang terbatas itu
terutama kita harus mengurangi hal-hal yang kurang penting
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Salah satunya keakuratan daftar pemilih menjadi masalah lama, tiap pilkada selalu
terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat sehingga DPT kita itu
mendekati ideal.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Aplikasi, kita punya sidalih. Dan masyarakat bisa langsung melapor ke KPU saja
langsung terkait DPT.
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Cukup bagus, dengan aparatur kepolisian, dandim juga bagus karena penting untuk
keamanan nanti ketika hari h pilkada, dengan kejaksaan kita bikin mou.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Kemajuan teknologi, membaiknya kualitas demokrasi Indonesia.Stakeholder lain ikut
melakukan program-program terkait peningkatan partisipasi pemilih.
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Bagus ya, cukup bagus. Pada saat sosialisasi mereka lumayan antusias dengan cara
sering memberi saran dan tanggapan positif.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ada. Secara swadaya kampus-kampus dan juga lsm juga melakukan untuk memantau,
terus survey-survey juga ada yang melakukan hal serupa.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Memang antusiasme masyarakat saat ini cukup tinggi kita harus mengakomodir
keinginan masyarakat, seperti halnya DPT, karna besarnya kepedulian masyarakat
dengan demokrasi saat ini sistem sidalih ini kita tingkatkan, dalam website apabila tidak
terdaftar segera hubungi kami.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 Kalo dukungan dari pemerintah, mereka harus memfasilitasi termasuk anggaran dan
berkewajiban untuk memberitahukan meningkatkan partisipasi.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Menurut saya salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap apatis masyarakat
dalam Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada masyarakat
umumnya adalah dengan adanya anggapan pada individu dan masyarakat bahwa politik
adalah hal sia-sia karena tidak efektif. Untuk itu saya berharap bahwa kontestan Pilkada
bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga bagi yang menang bisa
menepati janjinya. Kita juga senantiasa melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi
sikap apatis yang dialami masyarakat..
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Ya itu juga termasuk ancaman. Untuk masalah peraturan perundang-undangan tentang
system pemilu yang berubah-ubah kita terus berupaya mengadakan sosialisasi tentang
kebijakan tersebut.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Caranya dengan menjaga integritas kita sebagai penyelenggara pemilu seperti tidak bisa
disogok, omongan kita sesuai dengan aturan. Jadi lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Ruangan Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota
Serang
Nama Informan :Edi Mulyadi
Pekerjaan/Jabatan : Kasubag Teknis Pemilu dan Hupmas KPU Kota Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Kami juara 1 pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) terbaik se-Provinsi
Banten, juara 2 pengelolaan website se-Banten, dan juara 3 sosialiasi se-Banten. Itu
menurut saya adalah kelebihan kami.
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Kinerja kita cukup baik, dalam penyelenggaraan Pilkadakita takbisa terlepas dari
tahapan, acuan kerja kita itu berdasarkan tahapan, sebagai regulasi acuan kerja kita
berdasarkan tahapan, harus konsen sesuai dengan tahapan.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Kita ada 4 sub bagian, saya sendiri bagian teknis pemilu dan hupmas, lalu ada sub
bagian hukum, terus ada sub program dan data, ada sub bagian umum dan logistic
keuangan dan kepegawaian, yang mana itu diatur pkpu no 22 thn 2005. Kalau ada yang
tidak paham ya kita saling mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain.Untuk itu
menurut saya pemahaman tupoksi sudah cukup, kalo memang ada yang kurang paham
ya itu tadi saling bertanya.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Ada.Kita pernah kerjasama dengan Australia, semacam training selama 5 hari, tetapi yg
pasti selama ada penyelenggaraan Pilkada kita selalu melakukan bimtek yang dilakukan
KPU RI, KPUD Provinsi dan berkelanjutkan apalagi regulasi Pilkada selalu berubah.
Kita sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per divisi.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Alhamdulillah sampai saat ini kita sudah bisa memaksimalkan media elektronik
dibuktikan dengan kita bisa menjuarai juara 2 dibidang pengelolaan website se Provinsi
Banten, kita juga menyelenggaran sayembara mascot dan jingle untuk pemilu supaya
masyarakat bisa aktif kemaren juga sudah di pleno, ini wajib yah pegawai kita harus
bisa memanfaatkan teknologi, kita juga nanti selasa ada pelatihan silon yaitu system
pencalonan di Medan.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Kalo bicara kurang ya pasti kurang tapi tetep kalo KPU Kota Serang itu aturannya
berazaskan efektif dan efisiensi, walaupun kurang kita harus bisa efektif dan efisien.
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Dalam sosialisasi kita menyampaikan siapa saja calonnya, visi misi nya apa saja, terus
kedua dimana sih posisi kita sebagai pemilih karna pemilih yang menentukan masa
depan Provinsi Banten 5 tahun kedepan. Kita juga memasang baliho di sudut kota.
Kemarin kita menyelenggarakan sosialisasi go to school ke enam SMA, terus goes to
campus ke 6 kampus.
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Contohnya jalan sehat, kita pernah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dengan
kepolisian dan dengan Satpol PP untuk pengamanan, dan kita juga pernah koordinasi
dengan pihak rutan untuk mensosialisasikan kepada narapidana dan warga binaan.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Kita belum punya gudang dan untuksarana dan prasarana yang ada di kita masih
kurang. Tempat parkir terbatas, apalagi kalau ada tamu mereka harus cari tempat parkir
yang jauh dari kantor.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 Terkait dengan DPT, masih adanya kesalahan dalam jumlah seperti yang meninggal
dan ada pemilih pemula yang baru, kita masih kesulitan dalam menentukan data yang
valid karena banyak yang belum melaporkan ke dinas terkait. Lalu kita kekurangan
SDM. Kalo menurut standar yang ada berdasarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2016
yang dikeluarkan KPU RI, PNS atau pegawainya itu idealnya harus 17 orang nah disini
baru 10 orang dengan rincian 6 pegawai dengan status pegawai organik yang diangkat
dan dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 4 pegawai dengan status
diperbantukan (DPK), artinya pegawai DPK merupakan PNS yang berasal dari
Pemerintah Kota Serang dan selebihnya hanya pegawai honorer yang sewaktu-waktu
bisa diberhentikan atau habis masa kontraknya. Pegawai DPK juga bisa sewaktu-waktu
ditarik oleh Pemerintah Kota. Makanya setiap ada penyelenggaraan pilkada munculah
tenaga pendukung.
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Nah ini juga termasuk kelemahan tadi. Berbicara mengenai kelemahan atau kendala
salah satunya adalah soal pemahaman alat kerja, tidak semua pegawai kita ini kalau
ditanya bagaimana menyusun DPT tidak semua tahu, bagaimana tata kelola logistic
yang baik tidak juga semua tahu. Pemahaman pegawai terhadap tugas-tugas yang
diberikan relatif masih kurang Dalam hal ini kita terus berupaya meningkatkan
pemahaman dengan bimbingan teknis atau kegi kegiatan penguatan kelembagaan
lainnya.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Kalo berdasarkan sosialisasi yang kita lakukan itu sudah mencakup semua segmentasi
masyarakat, dari unsur kegamaan semua agama kita rangkul, hanya dalam sisi waktu
dan anggaran kita tidak mencakup segmen pemilih pemula, kita hanya mengambil
sample 1 sekolah satu kecamatan.Kalo ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam
lagi di sisi yang kita anggap lemah.Kita evaluasi, kita analisa dimana sih letak
kesalahannya apakah dari sisi sosialisasi atau dari calonnya, partisipasi bisa rendah
karna masyarakat sudah jenuh. Kita juga menjadwalkan evaluasi dari kegiatan-kegiatan
yang kita lakukan. Kita juga kadang menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana sih
kami selaku penyelenggara dimata masyarakat
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Penghambat yang selanjutnya yaitu keterbatasan anggaran yang dimiliki KPU untuk
melaksanakan sosialisasi-sosialisasi, biaya untuk perlengkapan seperti kertas, tinta dan
transportasi memakan biaya yang cukup besar sedangkan biaya yang dimiliki KPU
Kota Serang sangat minim pemasangan spanduk pilkada hanya mampu memasang
ditempat-tempat strategis saja, KPU Kota Serang tidak mampu memasang di setiap
tempat keramaian, di setiap dusun satu persatu.Untuk masalah ini kita melakukan
penyesuaian jumlah kebutuhan anggaran Pilkada yang. Kita ubah program-programnya
supaya sesuai dengan jumlah anggarannya.
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Salah satunya tentang DPT menjadi masalah lama, tiap pilkada selalu terjadi dan perlu
disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat sehingga DPT kita itu mendekati ideal
saya kira dua hal itu ya.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Terkait dengan permasalahan DPT adapun kendala-kendala yang kami temukan
sepertinama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang sama di DPT dan masyarakat
terdaftar di DPT tetapi tidak menerima undangan. Permasalahan tersebut dikarenakan
petugas kami kurang teliti untuk itu kami akan lebih teliti dalam hal verifikasi dan kami
juga akan lebih ketat dalam merekrut anggota verifikasi kami yang lebih kompeten
dalam hal ini. Kami melaksanakan dari langkah awal mungkin permasalahannya bukan
hanya di penyelenggara pemilu, banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar DPT ini
kan karena masyarakat kurang berperan aktif, salah satu contohnya warga yang belum
terdaftar mungkin RT atau RWnya tidak berperan aktif dan tidak melaporkan ke KPU,
perbaikan data ini lah yang menyulitkan kami, kami tidak mungkin door to door ke
setiap rumah, dan kami sudah menjalankan ini sesuai dengan SOP. Aplikasi, kita punya
sidalih. Dan masyarakat bisa langsung melapor ke KPU saja langsung terkait DPT.
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Kita udah sering berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Cukup bagus, dengan aparatur
kepolisian, dandim juga bagus karena penting untuk keamanan nanti ketika hari h
pilkada, dengan kejaksaan kita bikin mou.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Beberapa peluang yang memudahkan kami untuk meningkatkan partisipasi pemilih
termasuk pemula yaitu dalam sasaran masyarakat yaitu ormas, sasaran sosialisasi
universitas ada beberapa kelompok organisasi mahasiswa dan sasaran di SMA ada
guru-guru PKn yang kami ajak untuk bekerjasama dalam sosialisasi Pilkada.
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Masyarakat menghendaki bahwa netralitas dari kita harus dijadikan jaminan sebagai
integritas kita sebagai penyelenggara, kami rasakan juga pandangan masyarakat ke kita
itu positif.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ada. Dan lebih cenderung ke sosialisasi terkait dengan partai seperti Kesbangpol dia
membina partai politik.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Harapan kami respon masyarakat ya seperti itu yaitu antusiasmenya tinggi, kita tidak
pernah menolak hadir atau menjadi narasumber ketika diundang oleh perguruan tinggi
atau lembaga masyarakat ug lainnya, justru kita malah senang, kita juga ingin sekali
tiap sekolah kita isi dengan forum apa itu demokrasi dsb untuk pemilih pemula.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 KPU itu lembaga vertical yaitu Pemda harus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan KPU,
perbaikan sarana prasarana dan lain-lain.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Menurut saya salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap apatis masyarakat
dalam Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada masyarakat
umumnya adalah dengan adanya anggapan pada individu dan masyarakat bahwa politik
adalah hal sia-sia karena tidak efektif. Untuk itu saya berharap bahwa kontestan Pilkada
bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga bagi yang menang bisa
menepati janjinya. Kita juga senantiasa melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi
sikap apatis yang dialami masyarakat..
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Untuk ancaman salah satunya ya itu regulasi atau peraturan perundangan yang berubah,
jadi memang ada peraturan KPU yang berubah-ubah. Contohnya di PKPU tentang
pencalonan itu kalo dulu tahun 2015 lalu itu untuk perseorangan basis dukungannya
dihitung jumlah penduduk dikali berapa persen, kalo sekarang jumlah penduduk yang
masuk DPT saja Ini membuat kita cukup kebingungan. Lalu aparat keamanan kadang
selalu lengah dalam menjaga kotak suara bahkan logistik, kontestan mungkin saja tidak
memenuhi syarat mereka bisa demo karna mereka tidak terima padahal sudah sesuai
peraturan kalo mereka tidak lolos, kalo secara prbadi juga kadang saya merasa ternacam
kalo lagi di jalan atau di rumah.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Salah satu caranya dengan menjaga integritas seperti tidak bisa disogok, omongan kita
sesuai dengan aturan. Jadi lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Ruangan Ketua KPU Kota Serang
Nama Informan : Heri Wahidin ST
Pekerjaan/Jabatan : Ketua KPU Kota Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Kalo kita bahas kekuatan dan kelebihan masing-maing komisioner punya kelebihan,
sifatnya kolektif kolegial jadi setiap keputusan atas persetujuan bersama-sama,
backgroundnya kan beda-beda ada yang dari hukum, ekonomi, komunikasi dan
semuanya sudah kompeten dalam menjalani program-program untuk mensukseskan
Pilkada.Kelebihan dari kami selanjutnya adalah kewenangan, kita diberi mandat untuk
menyelenggarakan Pemilu sebagaimana berdasarkan pasal 10 Undang –Undang Nomor
15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang menyelenggarakan
secara teknis menurut tahapannya, namun telah diubah dengan Undang –Undang
Nomor 8 Tahun 2015
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Kalo kinerja mereka kan sudah terikat disiplin PNS karna mereka sudah PNS, masuk
kerja jam berapa, keluar kerja jam berapa, ada fingerprint, dan merreka ada namanya
SAP, dan harus ditunjang oleh rasa kekompakan antar pegawai.Kami menetapkan 9
kategori terbaik. Di antaranya tungsura terbaik, mutarlih terbaik, dan logistik terbaik.
Ini berdasarkan kinerja KPU kabupaten kota selama Pilkada Banten 2017 yang lalu.
Penganugerahan itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus evaluasi kinerja.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Kita masing2 punya tupoksi, kalo komisioner kan tugasnya untuk membuat kebijakan
terkait dengan tahapan-tahapan Pilkada, kalo kesekretariatan itu tugasnya untuk
memfasilitasi tahapan mulai dari anggaran, organisasi apa yang kita gandeng.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Ada namanya penguatan kelembagaan ada program bimtek, sosialisasi.Kita sering
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per divisi.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Kita ada website dan selalu aktif, kita semua lini ada line, whatsapp, instagram kita
sebanyak mungkin menyabar informasi.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Ini kan anggaran bersumber dari APBD itu mekanismenya KPURI yang mengajukan
anggaran tentu kita hitung berdasarkan petunjuk teknis yang diterbitkan KPU RI.
Walaupun ya memang kurang insyallah sudah bisa memenuhi.
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Kita hanya supporting dari KPUD Banten, sifatnya sosialisasi tatap muka dengan
berbagai segmen masyarakat, kaum perempuan, pemilih pemula, disabilitas, kaum
marjinal terus selain itu kita melakukan penyebarab alat raga sosialisasi baliho spanduk
umbul-umbul yang ini lebih kita sebar ke kecamatan dan kelurahan.Kegiatan sosialisasi
sebenarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
masyarakat untuk memahami hakikat parsitipasi pemilih yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesadaran dan parsitipasi masyarakat, khususnya dalam menggunakan
hak pilihnya. Hanya saja masyarakat kita sekarang tidak begitu memeperhatikan itu,
jadinya Golput menjadi pilihan
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Dengan partai politik tentu kita ada bentuk kerja sama seperti sosialisasi ke partai
politik ke pemerintah, tentu kita akan libatkan mereka.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Ya kalo dibilang lengkap belum juga, pertama kantor KPU Kota Serang itu kan masih
dalam posisi pinjam pakai dari Pemkot Kota Serang, parkir masih belum mencukupi
apalagi nanti ada tamu untuk Pilwalkot pasti banyak tamu, sebenernya belum
mencukupi, kita ingin kantor permanen punya sendiri namun sampai saat ini belum ada
kesempatan untuk membangun sendiri, kita inginnya kantor itu terintegrasi dengan
kantor untuk pelayanan, ada gudangnya, ada untuk rapatnya kita kan punya logistic
yang harus disimpan seperti kotak bilik. Lalu disini belum ada AC, ruang tunggu untuk
tamu tempat duduknya terbatas, ruang rapat juga.Selama ini kita untuk
menyempurnakan sarana prasarana ini kita lebih terkoneksi ke Pemkot Kota Serang
minta bantuan misalnya ini kaya pagar kan baru dibangun, lalu sudah dicat. Dan
semoga untuk kedepan ada perbaikan lagi terutama renovasi ruangan diperluas.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya dari sumber
daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat terbatas, KPU ini kan lembaga
hierarkis vertical jadi PNS nya dari pusat. Sampai saat ini posisi eselon itu masih harus
meminta ke Pemda atau Pemkot setempat terus sampai hari ini Kota Serang kan sudah
10 tahun ya ini belum ada tambahan pegawai jadi kalo untuk menghadapi pilkada kita
harus merekrut tenaga pendukung.
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Ya memang harus diakui pegawai kita tidak semua paham akan regulasi namun kita
selalu arahkan dengan briefing atau bimtek, kita juga himbau mereka untuk banyak
membaca aturan atau regulasi-regulasi yang baru dan pahami, setiap seminggu kita
selalu rapat.Kita ada pelatihan guna meningkatkan pemahaman para pegawai seperti
melalui diklat, sosialisasi, study banding/benchmarking dan sebagainya.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Kita evaluasi, kita analisa dimana sih letak kesalahannya apakah dari sisi sosialisasi
atau dari calonnya, partisipasi bisa rendah karna masyarakat sudah jenuh. Kita juga
menjadwalkan evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Kita juga kadang
menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana sih kami selaku penyelenggara dimata
masyarakat.
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Untuk masalah ini kita melakukan penyesuaian jumlah kebutuhan anggaran Pilkada
yang. Kita ubah program-programnya supaya sesuai dengan jumlah anggarannya.
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Salah satunya tentang DPT menjadi masalah lama, tiap pilkada selalu terjadi dan perlu
disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Tentu banyak faktor kenapa masyarakat tidak terdaftar DPT misalnya datanya tidak ada
di Disdukcapil, ada juga yang meninggal atau memang mereka belum punya KTP Kota
Serang itu tidak bisa didata itu kita punya program nasional yang namanya
pemutakhiran berkelanjutan ini kita setiap tahunnya memutakhirkan data-data yang ada
misalnya kita sedang melakukan yang bersumber dari data DPT pemilih yang kemarin
pada saat pemilu yang tidak terdaftar DPT namun punya e-KTP Kota Serang dan Suket
(Surat Keterangan) mereka bisa mengikuti Pemilu dan bisa menyalurkan hak politiknya
di TPS ada datanya lalu kita himpun dan kita masukan ke DPT. Dan kita punya
Latamas laporan masyarakat kalo misalnya ada yang belum terdaftar DPT ada yang
kesalahan penulisan abjad segala macem itu bisa lapor ke website kita
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Kita sering berkoordinasi dengan pihak kepolisian cukup bagus koordinasinya karena
penting untuk keamanan nanti ketika hari h pilkada, dengan kejaksaan kita bikin mou.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Peluang yang kami dapat salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin
waktu sosialisasi kita kita didukung oleh KPUD Banten. Mereka punya program apps
challenge yaitu perlombaan aplikasi terkait Pilkada.
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Selama kita melakukan sosialisasi kita kan lebih ke tatap muka ya mereka sangat
antusias akan Pilkada.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ada.KPU Kota Serang menggandeng organisasi ormas kepemudaan untuk melakukan
sosialisasi.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami betul-betul mau berpartisipasi di
setiap tahapan pemilihan tentu ini harus kita tangkap betul supaya antusiasme ini bisa
goalnya itu kan mereka bisa datang ke tps dan menyuarakan hak pilih mereka.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 Kesbanglimaspol itu membantu kami dalam sosialisasi mereka punya program
pendamping buat kami, dari Satpol PP dalam penyediaan linmas di TPS.Pemda juga
harus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan KPU, perbaikan sarana prasarana dan lain-
lain.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Ya ancamannya terkait dengan misalnya kebijakan. Kadang-kadang kebijakan itu kan
suka berubah-ubah misalnya dulu pada saat kita melaksanakan verifikasi parpol 2012
itu kan UU No. 8 Tahun 2012 memerintahkan penyelenggara untuk melakukan
verifikasi terhadap partai yang tidak dapat kursi di DPR namun pasal itu digugat di MK
dikabukan akhirnya kita harus memverifikasi seluruh Parpol jadi membuat kita menjadi
kewalahan. Tentu kita langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Jadi memang ada peraturan KPU yang berubah-ubah contohnya di pkpu tentang
penalonan itu kalo dulu 2015 itu untuk perseorangan basis dukungannya diitung jumlah
penduduk kali berapa persen, kalo sekarang jumlah penduduk yang masuk dpt itu kan
berubah tentu kita langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Untuk menjaga kepercayan masyarakat kalo kita sih lebih ke menjaga integritas kita
sebagai penyelenggara pemilu tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan aturan
lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 15 September 2017
Waktu : 17.00 WIB
Tempat : Ruangan Divisi Program dan Anggaran KPU Kota Serang
Nama Informan :Refa Kuswanto
Pekerjaan/Jabatan : Kasubag Program dan Anggaran KPU Kota Serang
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Kekuatan dari kami itu ada beberapa hal, kami mempunyai anggota-anggota yang
handal, baik untuk saling bekerjasama, dan dalam melaksanakan tugas sudah sesuai
bidang dan devisi masing-masing. Selain itu kami juga mematuhi peraturan dari
pemerintah dalam bentuk undang-undang.
Q2 Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program terkait
meningkatkan partisipasi pilkada ?
A2 Luar biasa kalau bicara kinerja. Karena kita bekerja penuh waktu sabtu minggu kita
tidak libur ini juga sudah menjadi tanggung jawab kami, kita benar-benar bekerja penuh
waktu.
Q3 Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota Serang dalam
menjalani program sosialisasi pilkada ?
A3 Kita punya tupoksi, kalo komisioner kan tugasnya membuat kebijakan terkait tahapan-
tahapan Pilkada, kesekretariatan tugasnya memfasilitasi tahapan mulai dari anggaran,
organisasi yang kita gandeng.
Q4 Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga yang terkait
meningkatkan partsisipasi pilkada ?
A4 Banyak pelatihan yang kami lakukan, salah satunya dalam mengahadapi pilkada tiap
tahun kita ada bimbingan teknis tiap sub bagian malah, tentang keuangan daftar
pemilih, pencalonan, pemungutan suara itu setiap kegiatan pasti ada, jadi bimbingan
teknis ini bertujuan untuk memperbaiki kualtas kinerja sumber daya manusia di KPU
Kota Serang.
Q5 Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media internet atau
media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau menyampaikan informasi ?
A5 Kita punya website media informasi untuk masyarakat, KPU Kota menjadi website
terbaik kedua se Provinsi Banten, beberapa juga ada dari lulusan jurnalis, jadi untuk
kedepan dalam menyiapkan dan memnafaatkan media pasti akan kita lakukan karna ini
salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Q6 Bagaimana anggaran untuk program sosialisasi atau program yang lainnya dalam
menghadapi pilkada ?
A6 Anggaran ini kan sangat dibutuhkan untuk menopang program kita dan mensukseskan
Pilkada yang akan kita lakukan, saat ini untuk anggaran sosialisasi saya rasa bisa
dikatakan kurang karena cakupan segmentasnya ini luas pada akhirnya apa yang kita
ajukan ke pemda pada kenyataannya tidak sesuai yang diharapkan mau tidak mau kita
harus memanfaatkan dan mengefisiensi kan anggaran.
Q7 Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota Serang dalam
menjalankan pilkada ?
A7 Sosialisasi tatap muka dengan berbagai segmen masyarakat, kaum perempuan, pemilih
pemula, disabilitas, kaum marjinal terus selain itu kita melakukan penyebarab alat raga
sosialisasi baliho spanduk umbul-umbul yang ini lebih kita sebar ke kecamatan dan
kelurahan di Kota Serang.
Q8 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A8 Itu sudah kita lakukan kalo untuk kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti dengan
pihak kepolisian, kodim, kejaksaan itu sudah kita lakukan tujuannya untuk
mesukseskan Pilkada.
Q9 Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi pilkada ?
A9 Kalo bicara sarana prasana pemerintah ini harus memberikan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh KPU Kota Seranguntuk mensukseskan Pilkada kalo dibilang lengkap
belum juga, pertama kantor KPU Kota Serang itu kan masih dalam posisi pinjam pakai
dari Pemkot Kota Serang, parkir masih belum mencukupi apalagi nanti ada tamu untuk
Pilwalkot pasti banyak tamu, sebenarnya belum mencukupi, kita ingin kantor permanen
punya sendiri namun sampai saat ini belum ada kesempatan untuk membangun sendiri,
kita inginnya kantor itu terintegrasi dengan kantor untuk pelayanan, ada gudangnya, ada
untuk rapatnya kita kan punya logistic yang harus disimpan seperti kotak bilik.
Q10 Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A10 Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya dari sumber
daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat terbatas. Lalu keterbatasan
anggaran juga menjadi kelemahan kita.
Q11 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM dalam menghadapi
pilkada ?
A11 Harus diakui pegawai kita tidak semua paham regulasi kita selalu arahkan dengan
briefing atau bimtek, kita juga himbau mereka untuk banyak membaca aturan atau
regulasi-regulasi yang baru dan pahami.Kita selalu melakukan bimtek supaya SDM bisa
memahami tupoksi, dengan kami melakukan pembenahan pembinaan.
Q12 Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran ?
A12 Kita akan analisa dimana kesalahannya apa dari sisi sosialisasi atau dari calonnya, dan
patut diketahui partisipasi bisa rendah karena masyarakat sudah tidak peduli. Kita juga
akan mengevaluasi dari kegiatan-kegiatan yang kita lakukan.
Q13 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran dalam menghadapi
Pilkada ?
A13 Untuk masalah ini kitaharus memanfaatkan dan mengefisiensi kan anggaran. Lalu
melakukan penyesuaian jumlah kebutuhan anggaran Pilkada yang. Kita ubah program-
programnya supaya sesuai dengan jumlah anggarannya.
Q14 Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
A14 Saya kira ya itu soal pendidikan pemilih kalo partai kan pendidikan politik kita
pendidikan pemilih yaitu memang harus jangka panjang, lalu pemahaman dari pegawai
kita sendiri terkait regulasi Pilkada.
Q15 Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat yang belum
terdaftar DPT ?
A15 Banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar DPT ini kan karena masyarakat kurang
berperan aktif, salah satunya contoh warga yang belum terdaftar mungkin RT atau
RTnya tidak berperan aktif dan tidak melaporkan ke KPU Kota Serang, perbaikan data
ini lah yg menyulitkan kami, kami tidak mungkin door to door ke setiap rumah, dan
kami sudah menjalankan ini sesuai dengan SOP nya. Untuk hal ini kita punya Latamas
laporan masyarakat kalo misalnya ada yang belum terdaftar DPT ada yang kesalahan
penulisan abjad segala macem itu bisa lapor ke website kita
Q16 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan
pilkada ?
A16 Cukup baik ya. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan cukup baik
koordinasinya karena untuk keamanan nanti ketika tepat di pelaksanaan pilkada, dengan
kejaksaan kita bikin juga mou untuk Pilkada.
Q17 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A17 Ya salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin waktu sosialisasi kita kita
didukung oleh KPUD Banten. Mereka punya program apps challenge yaitu perlombaan
aplikasi terkait Pilkada.Dukungan program-program terkait peningkatan partisipaasi
pemilih dari stakeholder lain menjadi peluang kami.
Q18 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A18 Masyarakat menyambut baik cuma ada hal yang memang mungkin mereka enggan
untuk mengetahui banyak tentang Pilkada khususnya sosialisasi yang kita lakukan.
Q19 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A19 Ada.KPU Kota Serang menggandeng organisasi ormas kepemudaan untuk melakukan
sosialisasi.
Q20 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A20 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami betul-betul mau berpartisipasi di
setiap tahapan pemilihan tentu ini harus kita tangkap betul supaya antusiasme ini bisa
goalnya itu kan mereka bisa datang ke tps dan menyuarakan hak pilih mereka.
Q21 Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah dalam program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
A21 Kalo untuk dukungan Kesbanglimaspol itu membantu kami dalam sosialisasi mereka
punya program pendamping buat kami, dari Satpol PP dalam penyediaan linmas di
TPS. Pemda juga harus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan KPU, perbaikan sarana
prasarana dan lain-lain.
Q22 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A22 Menurut saya salah satu ancamannya contohnya adalah, Distribusi logistik yang
terkendala seperti telat sampai atau rusak dikarenakan penyediabarang dan jasa. Untuk
itu diperlukan pengawasan dalam hal ini.
Q23 Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system pemilu yang
berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum mengetahui ?
A23 Untuk masalah ini tentu kita langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat dan untuk
anggota kita sendiri harus mempelajari regulasi atau peraturan yang berubah itu.
Q24 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A24 Dalam hal ini untukmenjaga kepercayan masyarakat kalo kita lebih ke menjaga
integritas kita sebagai penyelenggara pemilu sesuai dengan aturan lebih ke integritas
yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Jumat, 6 Oktober 2017
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Kantor KPUD Banten
Nama Informan :Ali Richard
Pekerjaan/Jabatan :Staff KPUD Banten
Q1 Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Kalau bicara lingkup Kota Serang ya mereka lebih dekat dan lebih leluasa dari kita
untuk melaksanakan program-program peningkatan partisipasi. Dan menurut kami KPU
Kota Serang sudah maksimal melaksanakan program tersebut.
Q2 Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A2 Salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin kita punya program apps
challenge yaitu perlombaan aplikasi terkait Pilkada. Dukungan program-program terkait
peningkatan partisipaasi pemilih dari stakeholder lain menjadi peluang kami.
Q3 Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau sosialisasi terkait pilkada
?
A3 Menurut saya masyarakat menyambut baik untuk hal ini namun terkadang mereka
enggan untuk mengetahui banyak tentang Pilkada khususnya sosialisasi yang kita
lakukan.
Q4 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A4 Ya itu tadi kami membuka kesempatan kepada masyarakat umum ataupun pelajar dan
mahasiswa untuk menciptakan aplikasi berbasis data pemilu yang memuat informasi
tentang Pilkada Banten 2017 mendatang. Melalui perlombaan yang bertajuk Election
Applications Challenge (Apps Challenge) atau perlombaan membuat aplikasi pemilu.
Pemanfaatan teknologi dalam pemilu, bagaimana pun telah menimbulkan pengaruh
terhadap tingkat partisipasi pemilih Ini juga bagian dari strategi KPU agar program
sosialisasi Pilkada tidak monoton. Sekarang kan eranya informasi cepat yang sangat
dibutuhkan sama masyarakat, jadi nanti kalau masyarakat pengen tahu tentang profil
kandidat ataupun hal lain tentang Pilkada Banten, mereka tidak perlu jauh-jauh datang
kesini (kantor KPU) dan cukup mengakses aplikasi tersebut. Generasi sekarang kan
banyak yang sudah menggunakan gadget untuk mendapatkan informasi lebih.
Sehingga, semua kebutuhan informasi yang ingin mereka ketahui, itu mereka serap dari
teknologi informasi. Nah, lewat inisiasi seperti ini menjadi penting agar informasi ke
publik bisa disebarkan secara menyeluruh.
Q5 Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang tinggi ?
A5 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami tentu ini harus kita tangkap betul
supaya antusiasme ini bisa membuat mereka bisa datang ke tps dan menyuarakan hak
pilih mereka.
Q6 Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan pilkada ?
A6 Menurut saya salah satu ancamannya adalah demonstrasi atau gugatan dari kontestan
yang tidak terima hasil Pilkada.
Q7 Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan masyarakat yang
semakin memudar ?
A7 Lebih ke menjaga integritas mereka sebagai penyelenggara pemilu sesuai dengan aturan
lebih ke integritas yang kita jaga.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Kantor Panwaslu Kota Serang
Nama Informan :Rudi Hartono
Pekerjaan/Jabatan :Ketua Panwaslu Kota Serang
Q1 Apa saja kelemahan atau kendala yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Pada dasarnya Sosialisasi Penyelenggaraan Pilkada Banten Tahun 2017 oleh KPU Kota
Serang masih kurang efektif dikarenakan angka suara tidak sah masih cukup banyak,
hal ini mengingat masih kurang maksimalnya metode pendekatan kepada masyarakat
yang dilakukan oleh KPU Kota Serang dan hal ini tentu berkaitan pula dengan
sosialisasi tata cara teknis kepada pemilih. Dan yang paling signifikan pengaruhnya
adalah persentase pemilih pemula yang tingkat partisipatinya masih kurang pada
Pilkada Banten tahun 2017, padahal terdapat sekitar 22 % jumlah pemilih pemula
Q2 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A2 Dalam Pilkada kemarin tentu saja kita saling bekerja sama dengan KPU Kota Serang.
Diantaranya dalam proses penyusunan DPT kita mengawasi dan mengawal proses
pemutakhiran daftar pemilih hingga usai. Lalu kita juga mengawasi pelanggaran
Pilkada seperti kampanye terselubung, kampanye hitam DPS fiktif, PPS yang menjabat
pengurus Partai Politik, DPT bermasalah dan sebagainya.”
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Kantor Bawaslu Provinsi Banten
Nama Informan : Ferry Purnawan
Pekerjaan/Jabatan :Staff Bawaslu Provinsi Banten
Q1 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi KPU
Kota Serang ?
A1 Kita sebagai penyelenggara juga wajib mendukung stakeholder lainnya. Kalau terkait
dengan KPU Kota Serang dan terkait dengan peningkatan partisipasi Pilkada kemarin,
kita menggelar roadshow sosialisasi pengawasan terhadap pemilih pemula, Kota Serang
juga termasuk dalam roadshow tersebut.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Kamis, 28 September 2017
Waktu : 12.00 WIB
Tempat : KantorDPC Partai Demokrat Kota Serang
Nama Informan :H. Amanudin Toha SE
Pekerjaan/Jabatan :Ketua DPC Partai Demokrat Kota Serang
Q1 Apa saja kelemahan atau kendala yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Mengenai sosialisasi KPU tentang Pilkada kemarin ini kurang begitu jelas, karena yang
menyampaikan sosialisasi bukan ahlinya atau bukan petugas KPU itu sendiri,
melainkan perwakilan dari pegawai tingkat kecamatan atau dari organisasi yang ada
dan disampaikan berantai sampai tingkat ke dusun. Walaupun sudah dibekali pegangan
materi dari KPU tetapi karena tidak ahlinya yang menyampaikanya, jadi sebagian
masyarakat pemilih tidak faham apa yang disampaikanya.
Q2 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A2 Dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih, kita sebagai pendukung salah satu
calon juga mengadakan program salah satunya kampanye, Januari lalu kita mengadakan
kampanye terkait apa saja program-program yang ditawarkan oleh pasangan Wahidin
dan Andhika di Kota Serang, diharapkan warga Kota Serang tertarik dengan program
tersebut dan otomatis berbondong-bondong ke TPS setempat.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Kamis, 28 September 2017
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Kantor DPP PDIP Kota Serang
Nama Informan :H. Tri Bowo Widyastanto
Pekerjaan/Jabatan :Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP PDIP Kota
Serang
Q1 Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program atau sosialisasi
terkait pilkada ?
A1 Kita selaku Partai Politik yang juga sebagai Sarana sosialisasi politik juga sudah pasti
menggelar program-program terkait peningkatan partisipasi pemilih. Contohnya ya
seperti dalam bentuk ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran dan
sebagainya. Untuk Pilkada kemarin sudah pasti kita melakukan kampanye untuk
pasangan calon kita, kita kan sebagai partai pengusung Rano-Embay. Jadi kemarin itu
kita melakukan kampanye umum yang dilakukan di Lapangan Boru, Curug, Kota
Serang. Kita menyampaikan program kerja terutama sekali program kesejahteraan
rakyat, percepatan pembangunan dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ini
juga membantu KPU Kota Serang dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kota
Serang.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu : 18.00 WIB
Tempat : Komplek Bumi Sari Permai Kota Serang
Nama Informan : Irvan Pajar Kurniawan
Pekerjaan/Jabatan : Masyarakat Kota Serang
Q1 Apa saja kelemahan atau kendala yang dimiliki oleh KPU Kota Serang dalam
melaksanakan pilkada ?
A1 Sebenarnya sosialisasi yang dilakukan cukup baik. Namun perlu juga sosialisasi dalam
bentuk pengarahan terkait teknis penyelenggaraan Pilkada juga. Warga Kota Serang
menurut saya sudah banyak yang menggunakan media sosial, dalam hal ini KPU Kota
Serang kurang memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk sosialisasi. Saya lihat di
Facebook gemuruh tentang Pilkada Banten Tahun 2017 masih kalah dengan Pilkada
DKI Jakarta.
MEMBER CHECK
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu : 20.00 WIB
Tempat : Komplek Bumi Sari Permai Kota Serang
Nama Informan :Hendrayana Hadi Saputra
Pekerjaan/Jabatan :Masyarakat Kota Serang
Q1 Apa saja ancaman yang dihadapi oleh KPU Kota Serang dalam melaksanakan pilkada ?
A1 Kalau masalah sosialisasi oleh pihak KPU sebanarnya sudah cukup baik apa lagi
dibantu dengan usaha pasangan calon, namun sebagian masyarakat yang memang acuh
dengan adanya pemilihan kepala daerah, mereka tidak memiliki sikap politik yang jelas,
mungkin saja ini karena kepercayaan masyarakat sudah mulai berkurang dan masuk ke
bilik dianggap tidak berpengaruh lagi.
MATRIKS HASIL WAWANCARA
1. Dimensi Strengths
I
Q1
Apa saja kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh KPU Kota Serang
dalam melaksanakan pilkada ?
I1−1 Kalo kita bahas kekuatan dan kelebihan masing-maing komisioner
punya kelebihan, sifatnya kolektif kolegial jadi setiap keputusan atas
persetujuan bersama-sama, backgroundnya kan beda-beda ada yang
dari hukum, ekonomi, komunikasi dan semuanya sudah kompeten
dalam menjalani program-program untuk mensukseskan Pilkada.
Kelebihan dari kami selanjutnya adalah kewenangan, kita diberi mandat
untuk menyelenggarakan Pemilu sebagaimana berdasarkan pasal 10
Undang –Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu
sebagai lembaga yang menyelenggarakan secara teknis menurut
tahapannya, namun telah diubah dengan Undang –Undang Nomor 8
Tahun 2015.
I1−2 KPU itu kan lembaga yang diberi mandat oleh UU No. 15 Tahun 2011
tentang penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang
menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya, jadi hanya kita
lah yg punya kewenangan untuk melaksanakan seluruh tahapan pemilu
berdasarkan pada UU tersebut.
I1−3 Kami juara 1 pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) terbaik
se-Provinsi Banten, juara 2 pengelolaan website se-Banten, dan juara 3
sosialiasi se-Banten. Itu menurut saya adalah kelebihan kami.
I1−4 Kekuatan dari kami itu ada beberapa hal, kami mempunyai anggota-
anggota yang handal, baik untuk saling bekerjasama, dan dalam
melaksanakan tugas sudah sesuai bidang dan devisi masing-masing.
Selain itu kami juga mematuhi peraturan dari pemerintah dalam bentuk
undang-undang.
I1−5 Menurut saya kalau bicara soal kekuatan ya salah satunya kewenangan.
KPU itu kan lembaga yang diberi mandat oleh UU No. 15 Tahun 2011
tentang penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang
menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya, kita menjalankan
banyak hal yang berhubungan dengan teknis administrative melayani
pemilih untuk menggunakan hak pilihnya jadi kira-kira itu yang
membedakan kpu dan lembaga-lembaga lainnya, diangkat oleh undang-
undang dan tugas fungsi kita juga berdasarkan undang-undang.
I1−6 Kalau bicara soal kekuatan ya salah satunya kewenangan. Lalu anggota
PPK dan PPS bekerja sama baik dengan kita. Ini artinya kerjasama
menjadi salah satu kekuatan yang kita punya dalam meningkatkan
partisipasi pemilih.
I2−1 Kalau bicara lingkup Kota Serang ya mereka lebih dekat dan lebih
leluasa dari kita untuk melaksanakan program-program peningkatan
partisipasi. Dan menurut kami KPU Kota Serang sudah maksimal
melaksanakan program tersebut.
Kesimpulan Kekuatan dari KPU Kota Serang dalam melaksanakan Pilkada adalah
kewenangan, kita diberi mandat untuk menyelenggarakan Pemilu
sebagaimana berdasarkan pasal 10 Undang –Undang Nomor 15 Tahun
2011 tentang penyelenggara pemilu sebagai lembaga yang
menyelenggarakan secara teknis menurut tahapannya, namun telah
diubah dengan Undang –Undang Nomor 8 Tahun 2015 lalu adalah
prestasi juara 1 pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) terbaik
se-Provinsi Banten, juara 2 pengelolaan website se-Banten, dan juara 3
sosialiasi se-Banten, lalu mempunyai anggota-anggota yang handal,
baik untuk saling bekerjasama, dan dalam melaksanakan tugas sudah
sesuai bidang dan devisi masing-masing. Selain itu kami juga
mematuhi peraturan dari pemerintah dalam bentuk undang-undang.
Lalu anggota PPK dan PPS bekerja sama baik dengan kita. Ini artinya
kerjasama menjadi salah satu kekuatan yang kita punya dalam
meningkatkan partisipasi pemilih. Kalau bicara lingkup Kota Serang ya
mereka lebih dekat dan lebih leluasa dari kita untuk melaksanakan
program-program peningkatan partisipasi. Dan menurut kami KPU
Kota Serang sudah maksimal melaksanakan program tersebut.
I
Q2
Bagaimana kinerja pegawai KPU Kota Serang melakukan program
terkait meningkatkan partisipasi pilkada ?
I1−1 Kalo kinerja mereka kan sudah terikat disiplin PNS karna mereka sudah
PNS, masuk kerja jam berapa, keluar kerja jam berapa, ada fingerprint,
dan merreka ada namanya SAP, dan harus ditunjang oleh rasa
kekompakan antar pegawai. Kami menetapkan 9 kategori terbaik. Di
antaranya tungsura terbaik, mutarlih terbaik, dan logistik terbaik. Ini
berdasarkan kinerja KPU kabupaten kota selama Pilkada Banten 2017
yang lalu. Penganugerahan itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus
evaluasi kinerja.
I1−2 Sejauh ini sudah cukup baik, kita dipilih secara periodik 5 tahun sekali
ini berarti periode kedua, karena 5 komisioner ini berasal dari latar
belakang yamg berbeda dengan pengalaman kepemiluan yang berbeda
juga kerjasama kita nyaris 3 tahun ini dalam kondisi yang baik saling
melengkapi dan sifat kita dalam menjalalani apapun keputusan terkait
program atau apapun kita ditunjang oleh sifat kolektif kolegial adalah
pengambilan keputusan itu harus dilakukan pada forum yaitu rapat
pleno dan itu minimal harus dihadiri oleh 3 orang jadi tidak bisa
komisioner itu 1 orang memutuskan sebuah kebijakan harus 3 idealnya
memang 5.
I1−3 Kinerja kita cukup baik, dalam penyelenggaraan Pilkada kita tak bisa
terlepas dari tahapan, acuan kerja kita itu berdasarkan tahapan, sebagai
regulasi acuan kerja kita berdasarkan tahapan, harus konsen sesuai
dengan tahapan.
I1−4 Luar biasa kalau bicara kinerja. Karena kita bekerja penuh waktu sabtu
minggu kita tidak libur ini juga sudah menjadi tanggung jawab kami,
kita benar-benar bekerja penuh waktu.
I1−5 Kalau untuk soal kinerja, kita sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk mensukseskan program-program untuk menunjang Pilkada
dibuktikan dengan kita sabtu dan minggu tetap masuk. Kalau misal ada
rapat pleno, kita tetap masuk walau hari libur.
I1−6 Kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan
program-program untuk menunjang kegiatan Pilkada dengan sabtu dan
minggu tetap masuk. Kalau misal ada rapat pleno, kita tetap masuk
walau hari libur. Ini membuktikan kinerja kita cukup baik.
Kesimpulan Kalo kinerja sudah terikat disiplin PNS karna mereka sudah PNS,
masuk kerja jam berapa, keluar kerja jam berapa, ada fingerprint, dan
merreka ada namanya SAP, dan harus ditunjang oleh rasa kekompakan
antar pegawai. Kami menetapkan 9 kategori terbaik. Di antaranya
tungsura terbaik, mutarlih terbaik, dan logistik terbaik. Ini berdasarkan
kinerja KPU kabupaten kota selama Pilkada Banten 2017 yang lalu.
Penganugerahan itu sebagai bentuk apresiasi sekaligus evaluasi kinerja.
I
Q3
Bagaimana pemahaman tugas pokok dan fungsi pegawai KPU Kota
Serang dalam menjalani program sosialisasi pilkada ?
I1−1 Kita masing-masing punya tupoksi, kalo komisioner kan tugasnya
untuk membuat kebijakan terkait dengan tahapan-tahapan Pilkada, kalo
kesekretariatan itu tugasnya untuk memfasilitasi tahapan mulai dari
anggaran, organisasi apa yang kita gandeng.
I1−2 Dalam melaksanakan tugas, tata kerja komisioner dan secretariat KPU
Kota Serang selain diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu, juga diatur oleh Peraturan KPU. Semua juga
sudah paham tupoksi masing-masing dan mungkin kalau ada yang tidak
paham ya kita saling mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain.
I1−3 Kita ada 4 sub bagian, saya sendiri bagian teknis pemilu dan hupmas,
lalu ada sub bagian hukum, terus ada sub program dan data, ada sub
bagian umum dan logistic keuangan dan kepegawaian, yang mana itu
diatur pkpu no 22 thn 2005. Kalau ada yang tidak paham ya kita saling
mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain. Untuk itu menurut
saya pemahaman tupoksi sudah cukup, kalo memang ada yang kurang
paham ya itu tadi saling bertanya.
I1−4 Kita punya tupoksi, kalo komisioner kan tugasnya membuat kebijakan
terkait tahapan-tahapan Pilkada, kesekretariatan tugasnya memfasilitasi
tahapan mulai dari anggaran, organisasi yang kita gandeng.
I1−5 Kita dalam menjalani tugas, selain diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun
2011 tentang Penyelenggara Pemilu, kita juga diatur oleh Peraturan
KPU. Mungkin kalau ada yang tidak paham ya kita saling
mengingatkan atau saling bertanya satu sama lain.
I1−6 Kita dalam menjalani tugas diatur oleh UU RI Nomor 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggara Pemilu, kita juga diatur oleh Peraturan KPU.
Mungkin kalau ada yang tidak paham ya kita saling mengingatkan atau
saling bertanya satu sama lain.Untuk itu menurut saya pemahaman
tupoksi sudah cukup, kalo memang ada yang kurang paham ya itu tadi
saling bertanya.
Kesimpulan KPU Kota Serang masing-masing punya tupoksi, kalo komisioner
tugasnya untuk membuat kebijakan terkait dengan tahapan-tahapan
Pilkada, kalau kesekretariatan itu tugasnya untuk memfasilitasi tahapan
mulai dari anggaran, organisasi apa yang kita gandeng.
I
Q4
Adakah pelatihan yang didapatkan oleh pegawai KPU dan pihak ketiga
yang terkait meningkatkan partsisipasi pilkada ?
I1−1 Ada namanya penguatan kelembagaan ada program bimtek, sosialisasi.
Kita sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan
teknis per divisi.
I1−2 Bimbingan teknis. Sering, secara regular per divisi nanti ada soal
penguatan pencalonan khusus bimtek 2 atau 3 hari, dari logistic juga
khusus, hokum juga khusus, pengelolaan daftar pemilih juga khusus, itu
biasa regular dilakukan sebulan bisa 3 kali bimtek.
I1−3 Ada. Kita pernah kerjasama dengan Australia, semacam training selama
5 hari, tetapi yg pasti selama ada penyelenggaraan Pilkada kita selalu
melakukan bimtek yang dilakukan KPU RI, KPUD Provinsi dan
berkelanjutkan apalagi regulasi Pilkada selalu berubah. Kita sering
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis per divisi.
I1−4 Banyak pelatihan yang kami lakukan, salah satunya dalam
mengahadapi pilkada tiap tahun kita ada bimbingan teknis tiap sub
bagian malah, tentang keuangan daftar pemilih, pencalonan,
pemungutan suara itu setiap kegiatan pasti ada, jadi bimbingan teknis
ini bertujuan untuk memperbaiki kualtas kinerja sumber daya manusia
di KPU Kota Serang.
I1−5 Secara regular kita melakukan pelatihan-pelatihan atau bimbingan
teknis per divisi. Ada bimbingan teknis soal penguatan pencalonan
dilakukan 2 atau 3 hari, ada bimbingan teknis untuk divisi logistic juga
khusus, ada bimbingan teknis untuk divisi hukum khusus, bimbingan
pengelolaan daftar pemilih khusus, itu biasa regular dilakukan sebulan
bisa 3 kali bimbingan teknis.
I1−6 Ada. Kita sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau bimbingan
teknis per divisi. Ada bimbingan teknis soal penguatan pencalonan
dilakukan 2 atau 3 hari, ada bimbingan teknis untuk semua divisi
seperti di logistic, bimbingan teknis untuk divisi hukum, bimbingan
pengelolaan daftar pemilih khusus, itu biasa regular dilakukan sebulan
bisa 3 kali bimbingan teknis.
Kesimpulan Namanya penguatan kelembagaan ada program bimtek, sosialisasi.
KPU Kota Serang sering menyelenggarakan pelatihan-pelatihan atau
bimbingan teknis per divisi, secara regular per divisi nanti ada soal
penguatan pencalonan khusus bimtek 2 atau 3 hari, dari logistic juga
khusus, hokum juga khusus, pengelolaan daftar pemilih juga khusus, itu
biasa regular dilakukan sebulan bisa 3 kali bimtek.
I
Q5
Apakah pegawai KPU Kota Serang sudah bisa memanfaatkan media
internet atau media elektronik sebagai media dalam bersosialisasi atau
menyampaikan informasi ?
I1−1 Kita ada website dan selalu aktif, kita semua lini ada line, whatsapp,
instagram kita sebanyak mungkin menyebar informasi.
I1−2 Prinsip sejak generasi kpu 2014 lebih-lebih kalau kita ada kebutuhan
untuk tatap muka kebijakan kita itu menghemat kertas tidak bergantung
lagi dengan menggunakan kertas, jadi hampir setiap lini subag kita itu
ada program Silon (Sistem Pencalonan) dan Situng (Sistem
penghitungan suara). Jadi setiap alat kerja kita sekarang ditopang oleh
teknologi dan semuanya bisa diakses di situs kita.
I1−3 Alhamdulillah sampai saat ini kita sudah bisa memaksimalkan media
elektronik dibuktikan dengan kita bisa menjuarai juara 2 dibidang
pengelolaan website se Provinsi Banten, kita juga menyelenggaran
sayembara mascot dan jingle untuk pemilu supaya masyarakat bisa
aktif kemaren juga sudah di pleno, ini wajib yah pegawai kita harus
bisa memanfaatkan teknologi, kita juga nanti selasa ada pelatihan silon
yaitu system pencalonan di Medan.
I1−4 Kita punya website media informasi untuk masyarakat, KPU Kota
menjadi website terbaik kedua se Provinsi Banten, beberapa juga ada
dari lulusan jurnalis, jadi untuk kedepan dalam menyiapkan dan
memnafaatkan media pasti akan kita lakukan karna ini salah satu cara
untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
I1−5 Saya di logistic ada SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi Logistik). SIRUP adalah
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan berbasis yang
fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan Rencana
Umum Pengadaannya. Lalu SIRUP sebagai sarana layanan publik
terkait RUP sehingga memudahkan masyarakat dalam meng-akses
secara langsung Pengadaan Barang/Jasa secara Nasional. Untuk SILOG
juga ada peta distribusi. Misalnya di mana letak kantor KPU Kota
Serang sesuai titik koordinat. Di situ bisa dilihat berdasar map satelit,
peta jalan, di sini juga bisa ditampilkan jalur pengiriman distribusi
apakah lewat laut, darat dan udara. Di daftar pemilih juga ada
SIDALIH (Sistem Informasi Daftar Pemilih) jadi semua alat kerja kita
itu ditopang oleh sistem-sistem yang kemudian saling terkoneksi
dengan system silog dengan system kpud prov banten terus sampai ke
kpu ri jadi kalau pertanyaannya soal penggunaan internet termasuk
web itu di kita ya sudah berjalan lama.
I1−6 Dalam menopang dan menunjang program-program terkait Pilkada kita
sudah didukung oleh media internet, di logistic ada SIRUP (Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan) dan SILOG (Sistem Informasi
Logistik). Di daftar pemilih juga ada SIDALIH (Sistem Informasi
Daftar Pemilih) jadi semua alat kerja kita itu ditopang oleh sistem-
sistem yang kemudian saling terkoneksi dengan system silog jadi kalau
pertanyaannya soal penggunaan internet termasuk web itu di kita ya
sudah berjalan lama.
Kesimpulan Hampir setiap lini subag KPU Kota Serang itu ada program Silon
(Sistem Pencalonan) dan Situng (Sistem penghitungan suara). Jadi
setiap alat kerja sekarang ditopang oleh teknologi dan semuanya bisa
diakses di situs KPU Kota Serang.
I
Q7
Apa saja program-program (sosialisasi) yang dilakukan KPU Kota
Serang dalam menjalankan pilkada ?
I1−1 Kita hanya supporting dari KPUD Banten, sifatnya sosialisasi tatap
muka dengan berbagai segmen masyarakat, kaum perempuan, pemilih
pemula, disabilitas, kaum marjinal terus selain itu kita melakukan
penyebaran alat raga sosialisasi baliho spanduk umbul-umbul yang ini
lebih kita sebar ke kecamatan dan kelurahan. Kegiatan sosialisasi
sebenarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap masyarakat untuk memahami hakikat parsitipasi
pemilih yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran dan
parsitipasi masyarakat, khususnya dalam menggunakan hak pilihnya.
Hanya saja masyarakat kita sekarang tidak begitu memeperhatikan itu,
jadinya Golput menjadi pilihan
I1−2 Jadi gini memotret soal sosialisasi itu harus dipahami bagian dari upaya
peningkatan partisipasi pemilih namun ada 4 variabel yg
mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi masyarakat di Kota Serang
tinggi di Cilegon rendah atau sebaliknya ada beberapa variabel tidak
berdiri sendiri. Kemudian bukan hanya karena faktor itu sosialisasi itu
partisipasi meningkat, yang pertama itu soal profiling kandidat bisa
dibandingkan Pilkada Jakarta itu kemaren menyedot perhatian seluruh
rakyat Indonesia gara-gara profil kandidatnya nyaris Pilkada Banten
tidak pernah terdengar jadi Pilkada rasa Pilpres itu benar-benar terasa.
Ini yang menarik perhatian pemilih untuk datang, kandidatnya bagus
atau tidak. Yang kedua itu metode sosialisasi penyelenggara, baik KPU
maupun Panwaslu, yang ketiga itu partisipasi berkaitan dengan akurasi
daftar pemilih, politik kan soal pengakuan kalo kita tidak ada di DPT
bakal jadi masalah, dan yang keempat kadang ya harus diakui yaitu soal
politik uang.
I1−3 Dalam sosialisasi kita menyampaikan siapa saja calonnya, visi misi nya
apa saja, terus kedua dimana sih posisi kita sebagai pemilih karna
pemilih yang menentukan masa depan Provinsi Banten 5 tahun
kedepan. Kita juga memasang baliho di sudut kota. Kemarin kita
menyelenggarakan sosialisasi go to school ke enam SMA, terus goes to
campus ke 6 kampus.
I1−4 Sosialisasi tatap muka dengan berbagai segmen masyarakat, kaum
perempuan, pemilih pemula, disabilitas, kaum marjinal terus selain itu
kita melakukan penyebarab alat raga sosialisasi baliho spanduk umbul-
umbul yang ini lebih kita sebar ke kecamatan dan kelurahan di Kota
Serang.
I1−5 Kemarin kita menyelenggarakan sosialisasi go to school ke enam SMA,
terus goes to campus ke 6 kampus Untirta, UIN, Unsera, Bina Bangsa,
STMIK, UPI kita datang kesana.
I1−6 Banyak ya, kita juga memasang baliho di sudut kota. Kemarin kita
menyelenggarakan sosialisasi go to school ke enam SMA, terus goes to
campus ke 6 kampus Untirta, UIN, Unsera, Bina Bangsa, STMIK, UPI
kita datang kesana.
Kesimpulan Sosialisasi tatap muka dengan berbagai segmen masyarakat, kaum
perempuan, pemilih pemula, disabilitas, kaum marjinal terus selain itu
kita melakukan penyebaran alat raga sosialisasi baliho spanduk umbul-
umbul yang ini lebih kita sebar ke kecamatan dan kelurahan.
I
Q8
Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan
manfaatnya bagi KPU Kota Serang ?
I1−1 Dengan partai politik tentu kita ada bentuk kerja sama seperti
sosialisasi ke partai politik ke pemerintah, tentu kita akan libatkan
mereka.
I1−2 Kalo dengan Panwaslu mereka juga penyelenggara pemilu jadi nyaris
setiap kebijakan yang ada itu mesti mendapat hasil dari konsultasi atau
kordinasi dengan Panwaslu, kalo dengan Pemerintah Daerah memang
sifatnya hanya fasilitasi contohnya soal anggaran dan menurut undang-
undang pilkada dibiayai oleh APBD, selanjutnya soal fasilitasi fasilitas
misalkan di kesbangpol itu ada sosialisasi kita jadi narasumbernya terus
menyiapkan spot-spot spanduk baliho dan lain lain. Mereka juga
menopang kesekertariatan kita di kecamatan atau di kelurahan, lalu kita
juga merekrut relawan demokrasi, tugasnya untuk menaungi
mengayomi segmentasi yaitu dari keagamaan, pemilih pemula, disabel,
pinggiran, perempuan.
I1−3 Contohnya jalan sehat, kita pernah bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan dengan kepolisian dan dengan Satpol PP untuk pengamanan,
dan kita juga pernah koordinasi dengan pihak rutan untuk
mensosialisasikan kepada narapidana dan warga binaan.
I1−4 Itu sudah kita lakukan kalo untuk kerjasama dengan pihak-pihak lain
seperti dengan pihak kepolisian, kodim, kejaksaan itu sudah kita
lakukan tujuannya untuk mesukseskan Pilkada.
I1−5 Dengan Panwaslu mereka juga selaku penyelenggara setiap kebijakan
yang ada itu mesti mendapat hasil dari konsultasi atau kordinasi dengan
Panwaslu, kalo dengan Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya
fasilitasi contohnya soal anggaran dan menurut undang-undang pilkada
dibiayai oleh APBD.
I1−6 Kalo dengan Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya fasilitasi
contohnya soal anggaran dan menurut undang-undang pilkada dibiayai
oleh APBD.
I4−1 Kita sebagai penyelenggara juga wajib mendukung stakeholder lainnya.
Kalau terkait dengan KPU Kota Serang dan terkait dengan peningkatan
partisipasi Pilkada kemarin, kita menggelar roadshow sosialisasi
pengawasan terhadap pemilih pemula, Kota Serang juga termasuk
dalam roadshow tersebut.
Kesimpulan Dengan partai politik ada bentuk kerja sama seperti sosialisasi ke partai
politik ke pemerintah, dengan Panwaslu mereka juga penyelenggara
pemilu jadi nyaris setiap kebijakan yang ada itu mesti mendapat hasil
dari konsultasi atau kordinasi dengan Panwaslu, kalo dengan
Pemerintah Daerah memang sifatnya hanya fasilitasi contohnya soal
anggaran dan menurut undang-undang pilkada dibiayai oleh APBD,
selanjutnya soal fasilitasi fasilitas misalkan di kesbangpol itu ada
sosialisasi kita jadi narasumbernya terus menyiapkan spot-spot spanduk
baliho dan lain lain. Mereka juga menopang kesekertariatan kita di
kecamatan atau di kelurahan, lalu kita juga merekrut relawan
demokrasi, tugasnya untuk menaungi mengayomi segmentasi yaitu dari
keagamaan, pemilih pemula, disabel, pinggiran, perempuan.
I
Q9
Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana dalam menghadapi
pilkada ?
I1−1 Ya kalo dibilang lengkap belum juga, pertama kantor KPU Kota Serang
itu kan masih dalam posisi pinjam pakai dari Pemkot Kota Serang,
parkir masih belum mencukupi apalagi nanti ada tamu untuk Pilwalkot
pasti banyak tamu, sebenernya belum mencukupi, kita ingin kantor
permanen punya sendiri namun sampai saat ini belum ada kesempatan
untuk membangun sendiri, kita inginnya kantor itu terintegrasi dengan
kantor untuk pelayanan, ada gudangnya, ada untuk rapatnya kita kan
punya logistic yang harus disimpan seperti kotak bilik. Lalu disini
belum ada AC, ruang tunggu untuk tamu tempat duduknya terbatas,
ruang rapat juga. Selama ini kita untuk menyempurnakan sarana
prasarana ini kita lebih terkoneksi ke Pemkot Kota Serang minta
bantuan misalnya ini kaya pagar kan baru dibangun, lalu sudah dicat.
Dan semoga untuk kedepan ada perbaikan lagi terutama renovasi
ruangan diperluas.
I1−2 Sarana dan prasarana yang ada di kita cukup mumpuni artinya kita
punya gedung kantor, punya gudang, pada saat pelaksanaan pilkada
baik itu pilgub kemarin atau sekarang kita punya rencana
mengalokasikan anggaran untuk membuat gedung transit untuk
menampung logistik-logistik kebutuhan pilkada yg kita terima. Intinya
daya dukung it dan sebagainya cukup mumpuni.
I1−3 Kita belum punya gudang dan untuk sarana dan prasarana yang ada di
kita masih kurang. Tempat parkir terbatas, apalagi kalau ada tamu
mereka harus cari tempat parkir yang jauh dari kantor.
I1−4 Kalo bicara sarana prasana pemerintah ini harus memberikan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh KPU Kota Serang untuk mensukseskan Pilkada
kalo dibilang lengkap belum juga, pertama kantor KPU Kota Serang itu
kan masih dalam posisi pinjam pakai dari Pemkot Kota Serang, parkir
masih belum mencukupi apalagi nanti ada tamu untuk Pilwalkot pasti
banyak tamu, sebenarnya belum mencukupi, kita ingin kantor
permanen punya sendiri namun sampai saat ini belum ada kesempatan
untuk membangun sendiri, kita inginnya kantor itu terintegrasi dengan
kantor untuk pelayanan, ada gudangnya, ada untuk rapatnya kita kan
punya logistic yang harus disimpan seperti kotak bilik.
I1−5 Sarana dan prasarana yang ada di kita menurut saya masih kurang.
Tempat parkir sangat sempit, apalagi kalau ada tamu kita kebingungan.
I1−6 Menurut saya untuk sarana dan prasarana yang ada di kita masih
kurang. Tempat parkir sangat sempit, apalagi kalau ada tamu dari partai
maupun lembaga-lembaga lainnya mereka harus cari tempat parkir
yang jauh dari kantor.
Kesimpulan Belum lengkap, kantor KPU Kota Serang itu masih dalam posisi pinjam
pakai dari Pemkot Kota Serang, parkir masih belum mencukupi belum
punya gudang dan untuk sarana dan prasarana yang ada di kita masih
kurang. Tempat parkir terbatas, apalagi kalau ada tamu mereka harus
cari tempat parkir yang jauh dari kantor.
2. Weaknesess
I
Q10
Apa saja kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh KPU Kota
Serang dalam melaksanakan pilkada ?
I1−1 Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya
dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat
terbatas, KPU ini kan lembaga hierarkis vertical jadi PNS nya dari
pusat. Sampai saat ini posisi eselon itu masih harus meminta ke Pemda
atau Pemkot setempat terus sampai hari ini Kota Serang kan sudah 10
tahun ya ini belum ada tambahan pegawai jadi kalo untuk menghadapi
pilkada kita harus merekrut tenaga pendukung.
I1−2 Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya
dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat
terbatas, KPU ini kan lembaga hierarkis vertical jadi PNS nya dari
pusat. Sampai saat ini posisi eselon itu masih harus meminta ke Pemda
atau Pemkot setempat terus sampai hari ini Kota Serang kan sudah 10
tahun ya ini belum ada tambahan pegawai jadi kalo untuk menghadapi
pilkada kita harus merekrut tenaga pendukung.
I1−3 Terkait dengan DPT, masih adanya kesalahan dalam jumlah seperti
yang meninggal dan ada pemilih pemula yang baru, kita masih
kesulitan dalam menentukan data yang valid karena banyak yang belum
melaporkan ke dinas terkait. Lalu kita kekurangan SDM. Kalo menurut
standar yang ada berdasarkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2016 yang
dikeluarkan KPU RI, PNS atau pegawainya itu idealnya harus 17 orang
nah disini baru 10 orang dengan rincian 6 pegawai dengan status
pegawai organik yang diangkat dan dimiliki oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan 4 pegawai dengan status diperbantukan (DPK),
artinya pegawai DPK merupakan PNS yang berasal dari Pemerintah
Kota Serang dan selebihnya hanya pegawai honorer yang sewaktu-
waktu bisa diberhentikan atau habis masa kontraknya. Pegawai DPK
juga bisa sewaktu-waktu ditarik oleh Pemerintah Kota. Makanya setiap
ada penyelenggaraan pilkada munculah tenaga pendukung.
I1−4 Salah satu kekurangan atau yang menjadi kendala kita itu salah satunya
dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia kita masih sangat
terbatas. Lalu keterbatasan anggaran juga menjadi kelemahan kita.
I1−5 Salah satunya SDM, beban kerja kami dengan spirit di UU itu adalah
harus bekerja penuh waktu, jadi kpu ini beban kerjanya tinggi, UU
memerintahkan bekerja penuh waktu. Hari kita tuh hari kalender kalo
misal ada rapat pleno hari x walaupun hari libur kita tetap rapat,
contohnya tahun kemarIn rapat plenonya bertepatan di idul adha. Lalu
SDM kita pun masih terbatas. Lalu ada lagi soal pemahaman alat kerja,
tidak semua pegawai kita ini kalau ditanya bagaimana menyusun DPT
tidak semua tahu, bagaimana tata kelola logistic yang baik tidak juga
semua tahu. Yang pertama memang soal spirit bekerja penuh waktu,
kalo bekerja penuh waktu harinya hari kalender faktanya tanggal 10
kemarin hari minggu kita tetap rapat pleno semua hadir dan ada juga
yang tidak, ini menandakan kelemahan kita ada di disiplin kerja dan yg
kedua soal pemahaman alat kerja dan peraturan, ketika itu sedang
diupayakan .
I1−6 SDM kita masih kurang, lalu anggaran tadi, sarana prasarana parkir,
tempat rapat juga masih terbatas, ruang tunggu juga sangat sempit.
I3−1 Pada dasarnya Sosialisasi Penyelenggaraan Pilkada Banten Tahun 2017
oleh KPU Kota Serang masih kurang efektif dikarenakan angka suara
tidak sah masih cukup banyak, hal ini mengingat masih kurang
maksimalnya metode pendekatan kepada masyarakat yang dilakukan
oleh KPU Kota Serang dan hal ini tentu berkaitan pula dengan
sosialisasi tata cara teknis kepada pemilih. Dan yang paling signifikan
pengaruhnya adalah persentase pemilih pemula yang tingkat
partisipatinya masih kurang pada Pilkada Banten tahun 2017, padahal
terdapat sekitar 22 % jumlah pemilih pemula
I5−1 Mengenai sosialisasi KPU tentang Pilkada kemarin ini kurang begitu
jelas, karena yang menyampaikan sosialisasi bukan ahlinya atau bukan
petugas KPU itu sendiri, melainkan perwakilan dari pegawai tingkat
kecamatan atau dari organisasi yang ada dan disampaikan berantai
sampai tingkat ke dusun. Walaupun sudah dibekali pegangan materi
dari KPU tetapi karena tidak ahlinya yang menyampaikanya, jadi
sebagian masyarakat pemilih tidak faham apa yang disampaikanya.
Kesimpulan SDM di KPU Kota Serang masih kurang, sosialisasi Pilkada kurang
banyak dan kurang menyeluruh, anggaran dan prasarana belum optimal,
Terkait dengan DPT, masih adanya kesalahan dalam jumlah seperti
yang meninggal dan ada pemilih pemula yang baru, kita masih
kesulitan dalam menentukan data yang valid karena banyak yang belum
melaporkan ke dinas terkait.
‘
I
Q11
Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi ketidakpahaman SDM
dalam menghadapi pilkada ?
I1−1 Ya memang harus diakui pegawai kita tidak semua paham akan regulasi
namun kita selalu arahkan dengan briefing atau bimtek, kita juga
himbau mereka untuk banyak membaca aturan atau regulasi-regulasi
yang baru dan pahami, setiap seminggu kita selalu rapat. Kita ada
pelatihan guna meningkatkan pemahaman para pegawai seperti melalui
diklat, sosialisasi, study banding/benchmarking dan sebagainya.
I1−2 Upaya untuk penguatan sdm itu secara kontinu kita lakukan dan banyak
formatnya kadang kalo di kantor bisa rapat kalo perlu bimtek khusus
kita juga kadang diundang untuk menghadiri peningkatan-peningkatan
kapasitas oleh bandiklat kpu ri kita kirim pegawai 2 atau 3 orang jadi
banyak format untuk itu.
I1−3 Nah ini juga termasuk kelemahan tadi. Berbicara mengenai kelemahan
atau kendala salah satunya adalah soal pemahaman alat kerja, tidak
semua pegawai kita ini kalau ditanya bagaimana menyusun DPT tidak
semua tahu, bagaimana tata kelola logistic yang baik tidak juga semua
tahu. Pemahaman pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan relatif
masih kurang Dalam hal ini kita terus berupaya meningkatkan
pemahaman dengan bimbingan teknis atau kegi kegiatan penguatan
kelembagaan lainnya.
I1−4 Harus diakui pegawai kita tidak semua paham regulasi kita selalu
arahkan dengan briefing atau bimtek, kita juga himbau mereka untuk
banyak membaca aturan atau regulasi-regulasi yang baru dan pahami.
Kita selalu melakukan bimtek supaya SDM bisa memahami tupoksi,
dengan kami melakukan pembenahan pembinaan.
I1−5 Kemarin kita bimtek kelembagaan terus secara regular tiap minggu ada
kajian-kajian pemilu, lalu ada rapat itu juga salah satu pengayaan
tentang aturan-aturan yang baru tentang mekanisme-mekanisme yg
baru jadi sebetulnya upaya untuk penguatan sdm itu secara kontinukita
lakukan dan banyak formatnya kadang kalo di kantor bisa rapat kalo
perlu bimtek khusus kita juga kadang diundang untuk menghadiri
peningkatan2 kapasitas oleh bandiklat kpu ri kita kirim pegawai 2 atau
3 orang jadi banyak format untuk itu.
I1−6 Sekali lagi, untuk masalah ini kita melakukan bimtek kelembagaan
terus secara regular tiap minggu ada kajian-kajian pemilu, lalu ada rapat
itu juga salah satu pengayaan tentang aturan-aturan yang baru tentang
mekanisme-mekanisme yang baru jadi sebetulnya upaya untuk
penguatan sdm itu secara kontinu kita lakukan.
Kesimpulan Ada pelatihan guna meningkatkan pemahaman para pegawai seperti
melalui diklat, sosialisasi, study banding/benchmarking dan sebagainya.
Upaya untuk penguatan sdm itu secara kontinu dilakukan KPU Kota
Serang dan banyak formatnya kadang kalau di kantor bisa rapat kalo
perlu bimtek khusus. Untuk masalah ini KPU Kota Serang melakukan
bimtek kelembagaan terus secara regular tiap minggu ada kajian-kajian
pemilu, lalu ada rapat itu juga salah satu pengayaan tentang aturan-
aturan yang baru tentang mekanisme-mekanisme yang baru.
I
Q12
Apa yg dilakukan KPU Kota Serang jika sosialisasi tidak tepat sasaran
?
I1−1 Kita evaluasi, kita analisa dimana sih letak kesalahannya apakah dari
sisi sosialisasi atau dari calonnya, partisipasi bisa rendah karna
masyarakat sudah jenuh. Kita juga menjadwalkan evaluasi dari
kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Kita juga kadang menyebar
kuesioner ke warga, sejauh mana sih kami selaku penyelenggara dimata
masyarakat.
I1−2 Kalau ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi yang
kita anggap lemah kalo dari sisi perncanaan kita melakukan sosialisasi,
kita pernah ke nelayan karangantu, kelompok difabel kita datengin,
kelompok pengamen didatengin, kelompok keagamaan didatengin,
serikat buruh pernah kita kumpulin, jadi hampir semua elemen pernah
kita ajak bicara soal pentingnya pemilu.
I1−3 Kalau berdasarkan sosialisasi yang kita lakukan itu sudah mencakup
semua segmentasi masyarakat, dari unsur kegamaan semua agama kita
rangkul, hanya dalam sisi waktu dan anggaran kita tidak mencakup
segmen pemilih pemula, kita hanya mengambil sample 1 sekolah satu
kecamatan. Kalo ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di
sisi yang kita anggap lemah. Kita evaluasi, kita analisa dimana sih letak
kesalahannya apakah dari sisi sosialisasi atau dari calonnya, partisipasi
bisa rendah karna masyarakat sudah jenuh. Kita juga menjadwalkan
evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang kita lakukan. Kita juga kadang
menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana sih kami selaku
penyelenggara dimata masyarakat
I1−4 Kita akan analisa dimana kesalahannya apa dari sisi sosialisasi atau dari
calonnya, dan patut diketahui partisipasi bisa rendah karena masyarakat
sudah tidak peduli. Kita juga akan mengevaluasi dari kegiatan-kegiatan
yang kita lakukan.
I1−5 Dari awal kita sudah merancang bagaimana format sosialisasi yang
efektif kalo ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi
yg kita anggap lemah kalo dari sisi perncanaan kita melakukan
sosialisasi mungkin kayanya tepat sasaran semua, kita pernah ke
nelayan karangantu, kelompok difabel kita datengin, kelompok
pengamen didatengin, kelompok keagamaan didatengin, serikat buruh
pernah kita kumpulin, jadi hampir semua elemen pernah kita ajak
bicara soal pentingnya pemilu.
I1−6 Kalo ternyata tidak tepat sasaran ya nanti diperdalam lagi di sisi yang
kita anggap lemah. Namun sekali lagi kalau anggarannya kurang kita
susah menjangkau semua elemen.
Kesimpulan Kalau ternyata tidak tepat sasaran KPU Kota Serang akan perdalam lagi
di sisi yang dianggap lemah. Akan dievaluasi, analisa dimana letak
kesalahannya apakah dari sisi sosialisasi atau dari calonnya, partisipasi
bisa rendah karna masyarakat sudah jenuh. KPU Kota Serang juga
menjadwalkan evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. KPU
Kota Serang juga kadang menyebar kuesioner ke warga, sejauh mana
selaku penyelenggara dimata masyarakat
I
Q13
Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi keterbatasan anggaran
dalam menghadapi Pilkada ?
I1−1 Untuk masalah ini kita melakukan penyesuaian jumlah kebutuhan
anggaran Pilkada yang. Kita ubah program-programnya supaya sesuai
dengan jumlah anggarannya.
I1−2 Kalo angaran kan itu soal ketepatan perencanaan mengitung bisa
disebut mahal apa engga nya yang menentukan satuan harga itu kan
pasar, untuk itu ya kita harus cermat dalam menggunakan anggaran
yang terbatas itu.
I1−3 Penghambat yang selanjutnya yaitu keterbatasan anggaran yang
dimiliki KPU untuk melaksanakan sosialisasi-sosialisasi, biaya untuk
perlengkapan seperti kertas, tinta dan transportasi memakan biaya yang
cukup besar sedangkan biaya yang dimiliki KPU Kota Serang sangat
minim pemasangan spanduk pilkada hanya mampu memasang
ditempat-tempat strategis saja, KPU Kota Serang tidak mampu
memasang di setiap tempat keramaian, di setiap dusun satu persatu.
Untuk masalah ini kita melakukan penyesuaian jumlah kebutuhan
anggaran Pilkada yang. Kita ubah program-programnya supaya sesuai
dengan jumlah anggarannya.
I1−4 Untuk masalah ini kita harus memanfaatkan dan mengefisiensi kan
anggaran. Lalu melakukan penyesuaian jumlah kebutuhan anggaran
Pilkada yang. Kita ubah program-programnya supaya sesuai dengan
jumlah anggarannya.
I1−5 Kalo angaran kan itu soal ketepatan perencanaan mengitung, kita harus
cermat dalam menggunakan anggaran yang terbatas itu.
I1−6 Untuk masalah ini kita harus cermat dalam menggunakan anggaran
yang terbatas itu terutama kita harus mengurangi hal-hal yang kurang
penting
Kesimpulan KPU Kota Serang sudah berupaya untuk masalah ini, memanfaatkan
dan mengefisiensi kan anggaran lalu melakukan penyesuaian jumlah
kebutuhan anggaran Pilkada yang terbatas, ubah program-programnya
supaya sesuai dengan jumlah anggarannya.
I
Q14
Tupoksi apa yang belum berjalan di KPU Kota Serang ?
I1−1 Salah satunya tentang DPT menjadi masalah lama, tiap pilkada selalu
terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat.
I1−2 Saya kira ya itu soal pendidikan pemilih kalo partai kan pendidikan
politik kita pendidikan pemilih yaitu memang harus jangka panjang,
yang kedua yang menjadi pr besar kita adalah soal keakuratan daftar
pemilih menjadi masalah klasik, tiap pilkada selalu terjadi dan perlu
disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat sehingga DPT kita itu
mendekati ideal saya kira dua hal itu ya, kalo logistic dan pencalonan
sudah aman, soal hari pemungutan suara oleh kpps sudah relative baik.
I1−3 Salah satunya tentang DPT menjadi masalah lama, tiap pilkada selalu
terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat
sehingga DPT kita itu mendekati ideal saya kira dua hal itu ya.
I1−4 Saya kira ya itu soal pendidikan pemilih kalo partai kan pendidikan
politik kita pendidikan pemilih yaitu memang harus jangka panjang,
lalu pemahaman dari pegawai kita sendiri terkait regulasi Pilkada.
I1−5 Keakuratan daftar pemilih menjadi masalah klasik, tiap pilkada selalu
terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang akurat
sehingga DPT kita itu mendekati ideal saya kira dua hal itu ya, kalo
logistic dan pencalonan sudah aman, soal hari pemungutan suara oleh
kpps sudah relative baik.
I1−6 Salah satunya keakuratan daftar pemilih menjadi masalah lama, tiap
pilkada selalu terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data yang
akurat sehingga DPT kita itu mendekati ideal saya kira dua hal itu ya.
Kesimpulan Tupoksi yang belum berjalan lancer di KPU Kota Serang adalah
pendidikan pemilih harus jangka panjang, yang kedua yang menjadi pr
besar adalah soal keakuratan daftar pemilih menjadi masalah klasik,
tiap pilkada selalu terjadi dan perlu disiasati dengan pemutakhiran data
yang akurat sehingga DPT kita itu mendekati ideal.
I
Q15
Bagaimana cara KPU Kota Serang mengatasi banyaknya masyarakat
yang belum terdaftar DPT ?
I1−1 Tentu banyak faktor kenapa masyarakat tidak terdaftar DPT misalnya
datanya tidak ada di Disdukcapil, ada juga yang meninggal atau
memang mereka belum punya KTP Kota Serang itu tidak bisa didata itu
kita punya program nasional yang namanya pemutakhiran
berkelanjutan ini kita setiap tahunnya memutakhirkan data-data yang
ada misalnya kita sedang melakukan yang bersumber dari data DPT
pemilih yang kemarin pada saat pemilu yang tidak terdaftar DPT
namun punya e-KTP Kota Serang dan Suket (Surat Keterangan) mereka
bisa mengikuti Pemilu dan bisa menyalurkan hak politiknya di TPS ada
datanya lalu kita himpun dan kita masukan ke DPT. Dan kita punya
Latamas laporan masyarakat kalo misalnya ada yang belum terdaftar
DPT ada yang kesalahan penulisan abjad segala macem itu bisa lapor
ke website kita
I1−2 Kaitannya selalu erat dengan dinamika kependudukan ada job di kita
itu kalo orang nikah pasangan suami istri yang nikah laporannya ke kua
atau kpu ? Kalo ada orang meninggal ke kantor lurah atau kpu ? Kalo
saya pindah rumah laporannya ke rt atau kpu ? Artinya peristiwa
kependudukan yang terjadi keluar masuk orang, itu semua adalah
peristiwa kependudukan yang mengatur nya adalah disdukcapil karna
itu kerrjasama dengan disdukcapil harus ditingkatkan lebih-lebih kita
punya sidalih dan mereka punya siak (system administrasi
kependudukan) harusnya memang bisa terintegrasi sehingga ketika ada
masukan dari siak atau pembaharuan yang mereka input dari pelayanan
masyarakat ituyg 17 tahun bikin ktp yg nikah bikin kk baru misalkan,
itu bisa terintegrasi ke servernya kpu.
I1−3 Terkait dengan permasalahan DPT adapun kendala-kendala yang kami
temukan seperti nama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang sama
di DPT dan masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak menerima
undangan. Permasalahan tersebut dikarenakan petugas kami kurang
teliti untuk itu kami akan lebih teliti dalam hal verifikasi dan kami juga
akan lebih ketat dalam merekrut anggota verifikasi kami yang lebih
kompeten dalam hal ini. Kami melaksanakan dari langkah awal
mungkin permasalahannya bukan hanya di penyelenggara pemilu,
banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar DPT ini kan karena
masyarakat kurang berperan aktif, salah satu contohnya warga yang
belum terdaftar mungkin RT atau RWnya tidak berperan aktif dan tidak
melaporkan ke KPU, perbaikan data ini lah yang menyulitkan kami,
kami tidak mungkin door to door ke setiap rumah, dan kami sudah
menjalankan ini sesuai dengan SOP. Aplikasi, kita punya sidalih. Dan
masyarakat bisa langsung melapor ke KPU saja langsung terkait DPT.
I1−4 Banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar DPT ini kan karena
masyarakat kurang berperan aktif, salah satunya contoh warga yang
belum terdaftar mungkin RT atau RTnya tidak berperan aktif dan tidak
melaporkan ke KPU Kota Serang, perbaikan data ini lah yg
menyulitkan kami, kami tidak mungkin door to door ke setiap rumah,
dan kami sudah menjalankan ini sesuai dengan SOP nya. Untuk hal ini
kita punya Latamas laporan masyarakat kalo misalnya ada yang belum
terdaftar DPT ada yang kesalahan penulisan abjad segala macem itu
bisa lapor ke website kita
I1−5 Kerjasama dengan disdukcapil harus ditingkatkan lebih-lebih kita
punya sidalih dan mereka punya siak (system administrasi
kependudukan) harusnya memang bisa terintegrasi sehingga ketika ada
masukan dari siak atau pembaharuan yang mereka input dari pelayanan
masyarakat ituyg 17 tahun bikin ktp yg nikah bikin kk baru misalkan,
itu bisa terintegrasi ke servernya kpu.
I1−6 Aplikasi, kita punya sidalih. Dan masyarakat bisa langsung melapor ke
KPU saja langsung terkait DPT.
Kesimpulan Sejauh ini KPU Kota Serang sudah berupaya terkait dengan
permasalahan DPT, adapun kendala-kendala yang ditemukan seperti
nama ganda ada dua atau lebih nama/orang yang sama di DPT dan
masyarakat terdaftar di DPT tetapi tidak menerima undangan.
Permasalahannya bukan hanya di penyelenggara pemilu, banyaknya
masyarakat yang tidak terdaftar DPT ini karena masyarakat kurang
berperan aktif, salah satu contohnya warga yang belum terdaftar
mungkin RT atau RWnya tidak berperan aktif dan tidak melaporkan ke
KPU. Aplikasi sidalih adalah upaya KPU Kota Serang dalam
menangani hal ini. Dan masyarakat bisa langsung melapor ke KPU saja
langsung terkait DPT.
3. Opportunities
I
Q17
Apa yang menjadi peluang KPU Kota Serang dalam menyelenggarakan
pilkada ?
I1−1 Peluang yang kami dapat salah satunya adalah kemajuan teknologi
seperti kemarin waktu sosialisasi kita kita didukung oleh KPUD
Banten. Mereka punya program apps challenge yaitu perlombaan
aplikasi terkait Pilkada.
I1−2 Ya sebetulnya banyak peluang-peluang yang bisa didapat kedepan
seiring membaiknya kualitas demokrasi di Indonesia tentu saja. Jadi di
KPU Kota Serang seharusnya dapat banyak peluang untuk
memperbaiki kinerja, di Australia itu orang yang umur 17 tahun itu
dikirim pesan selamat ulang tahun anda sekarang menjadi pemilih,
disana juga kalo ada pemilihan serikat pekerja yang menyelenggarakan
itu KPU setempat, serikat pekerja, perusahaan, peternakan juga sama.
Terus di Negara berkembang seperti India saja juga sudah pake e-
voting, peluang-peluang kedepan merujuk ke Negara yang
demokrasinya sudah maju, kita bisa sebetulnya melaksanakan itu secara
bertahap.
I1−3 Beberapa peluang yang memudahkan kami untuk meningkatkan
partisipasi pemilih termasuk pemula yaitu dalam sasaran masyarakat
yaitu ormas, sasaran sosialisasi universitas ada beberapa kelompok
organisasi mahasiswa dan sasaran di SMA ada guru-guru PKn yang
kami ajak untuk bekerjasama dalam sosialisasi Pilkada.
I1−4 Ya salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin waktu
sosialisasi kita kita didukung oleh KPUD Banten. Mereka punya
program apps challenge yaitu perlombaan aplikasi terkait Pilkada.
Dukungan program-program terkait peningkatan partisipaasi pemilih
dari stakeholder lain menjadi peluang kami.
I1−5 Stakeholder lain ikut melakukan program-program terkait peningkatan
partisipasi pemilih seperti Bawaslu, Panwaslu dan Partai. Kita cukup
terbantu dalam hal ini
I1−6 Kemajuan teknologi, membaiknya kualitas demokrasi Indonesia.
Stakeholder lain ikut melakukan program-program terkait peningkatan
partisipasi pemilih.
I2−1 Salah satunya adalah kemajuan teknologi seperti kemarin kita punya
program apps challenge yaitu perlombaan aplikasi terkait Pilkada.
Dukungan program-program terkait peningkatan partisipaasi pemilih
dari stakeholder lain menjadi peluang kami.
Kesimpulan Peluang yang diadapat KPU Kota Serang antara lain kemajuan
teknologi, membaiknya kualitas demokrasi Indonesia, stakeholder lain
ikut melakukan program-program terkait peningkatan partisipasi
pemilih.
I
Q18
Bagaimana tanggapan dari masyarakat terhadap program atau
sosialisasi terkait pilkada ?
I1−1 Selama kita melakukan sosialisasi kita kan lebih ke tatap muka ya
mereka sangat antusias akan Pilkada.
I1−2 Tanggapannya ya kalo di sosialisasi ya cukup kritis, tokoh agama juga
kritis, Kemarin kita ngundang tokoh-tokoh agama mereka usul agar
KPU bekerja sama dengan 140 DKM yang ada di Kota Serang dan
mungkin kita akan pertimbangkan, mungkin dengan format setelah
solat jumat diumumkan, diskusi dengan bapak-bapak para jamaah, jadi
itu adalah salah satu masukan dari masyarakat yang menandakan bahwa
mereka itu peduli dengan Pilkada.
I1−3 Masyarakat menghendaki bahwa netralitas dari kita harus dijadikan
jaminan sebagai integritas kita sebagai penyelenggara, kami rasakan
juga pandangan masyarakat ke kita itu positif.
I1−4 Masyarakat menyambut baik cuma ada hal yang memang mungkin
mereka enggan untuk mengetahui banyak tentang Pilkada khususnya
sosialisasi yang kita lakukan.
I1−5 Kemarin kita mendatangi tokoh agama. Ada usul mungkin dengan
format setelah solat jumat diumumkan, diskusi dengan bapak-bapak
para jamaah, jadi itu adalah salah satu masukan dari masyarakat yang
menandakan bahwa mereka itu peduli dengan Pilkada.
I1−6 Bagus ya, cukup bagus. Pada saat sosialisasi mereka lumayan antusias
dengan cara sering memberi saran dan tanggapan positif.
I2−1 Menurut saya masyarakat menyambut baik untuk hal ini namun
terkadang mereka enggan untuk mengetahui banyak tentang Pilkada
khususnya sosialisasi yang kita lakukan.
Kesimpulan Tanggapan masyarakat sebenarnya cukup baik namun intensitas
sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Serang cukup sedikit
ditambah mereka jarang memberitakan sosialisasi yang akan dilakukan.
I
Q19
Apakah ada partisipasi masyarakat atau lembaga lain dalam program
atau sosialisasi terkait pilkada ?
I1−1 Ada. KPU Kota Serang menggandeng organisasi ormas kepemudaan
untuk melakukan sosialisasi.
I1−2 Ya secara swadaya untirta juga melakukan untuk memantau, terus
survey-urvey juga ada yang melakukan hal serupa.
I1−3 Ada. Dan lebih cenderung ke sosialisasi terkait dengan partai seperti
Kesbangpol dia membina partai politik.
I1−4 Ada. KPU Kota Serang menggandeng organisasi ormas kepemudaan
untuk melakukan sosialisasi.
I1−5 Ya secara swadaya kampus-kampus dan juga lsm juga melakukan
untuk memantau Pilkada, terus survey-survey juga.
I1−6 Ada. Secara swadaya kampus-kampus dan juga lsm juga melakukan
untuk memantau, terus survey-survey juga ada yang melakukan hal
serupa.
I2−1 Ya itu tadi kami membuka kesempatan kepada masyarakat umum
ataupun pelajar dan mahasiswa untuk menciptakan aplikasi berbasis
data pemilu yang memuat informasi tentang Pilkada Banten 2017
mendatang. Melalui perlombaan yang bertajuk Election Applications
Challenge (Apps Challenge) atau perlombaan membuat aplikasi
pemilu. Pemanfaatan teknologi dalam pemilu, bagaimana pun telah
menimbulkan pengaruh terhadap tingkat partisipasi pemilih Ini juga
bagian dari strategi KPU agar program sosialisasi Pilkada tidak
monoton. Sekarang kan eranya informasi cepat yang sangat dibutuhkan
sama masyarakat, jadi nanti kalau masyarakat pengen tahu tentang
profil kandidat ataupun hal lain tentang Pilkada Banten, mereka tidak
perlu jauh-jauh datang kesini (kantor KPU) dan cukup mengakses
aplikasi tersebut. Generasi sekarang kan banyak yang sudah
menggunakan gadget untuk mendapatkan informasi lebih. Sehingga,
semua kebutuhan informasi yang ingin mereka ketahui, itu mereka
serap dari teknologi informasi. Nah, lewat inisiasi seperti ini menjadi
penting agar informasi ke publik bisa disebarkan secara menyeluruh.
I3−1 Dalam Pilkada kemarin tentu saja kita saling bekerja sama dengan KPU
Kota Serang. Diantaranya dalam proses penyusunan DPT kita
mengawasi dan mengawal proses pemutakhiran daftar pemilih hingga
usai. Lalu kita juga mengawasi pelanggaran Pilkada seperti kampanye
terselubung, kampanye hitam DPS fiktif, PPS yang menjabat pengurus
Partai Politik, DPT bermasalah dan sebagainya.
I5−1 Dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih, kita sebagai pendukung
salah satu calon juga mengadakan program salah satunya kampanye,
Januari lalu kita mengadakan kampanye terkait apa saja program-
program yang ditawarkan oleh pasangan Wahidin dan Andhika di Kota
Serang, diharapkan warga Kota Serang tertarik dengan program
tersebut dan otomatis berbondong-bondong ke TPS setempat.
I5−2 Kita selaku Partai Politik yang juga sebagai Sarana sosialisasi politik
juga sudah pasti menggelar program-program terkait peningkatan
partisipasi pemilih. Contohnya ya seperti dalam bentuk ceramah-
ceramah, penerangan, kursus kader, penataran dan sebagainya. Untuk
Pilkada kemarin sudah pasti kita melakukan kampanye untuk pasangan
calon kita, kita kan sebagai partai pengusung Rano-Embay. Jadi
kemarin itu kita melakukan kampanye umum yang dilakukan di
Lapangan Boru, Curug, Kota Serang. Kita menyampaikan program
kerja terutama sekali program kesejahteraan rakyat, percepatan
pembangunan dan sebagainya, walaupun tidak secara langsung ini juga
membantu KPU Kota Serang dalam meningkatkan partisipasi pemilih
di Kota Serang.
Kesimpulan Peluang yang didapat dari KPU Kota Serang salah satunya adalah
adanya partisipasi lembaga atau stakeholder lain seperti partai yang
melakukan sosialisasi juga, Panwaslu membantu dalam pengawasan
Pilkada, KPUD Banten juga melakukan sosialisasi, jadi untuk itu KPU
Kota Serang harus memanfaatkan peluang ini.
I
Q20
Bagaimana KPU memanfaatkan sikap antusiasme masyarakat yang
tinggi ?
I1−1 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami betul-betul mau
berpartisipasi di setiap tahapan pemilihan tentu ini harus kita tangkap
betul supaya antusiasme ini bisa goalnya itu kan mereka bisa datang ke
tps dan menyuarakan hak pilih mereka.
I1−2 Memang antusiasme masyarakat saat ini saya nilai cukup baik artinya
ada kepedulian yang tinggi, artinya kita harus mengakomodir keinginan
masyarakat, seperti halnya DPT, karna besarnya kepedulian masyarakat
dengan demokrasi saat ini sistem sidalih ini kita tingkatkan, dalam
website apabila tidak terdaftar segera hubungi kami.
I1−3 Harapan kami respon masyarakat ya seperti itu yaitu antusiasmenya
tinggi, kita tidak pernah menolak hadir atau menjadi narasumber ketika
diundang oleh perguruan tinggi atau lembaga masyarakat ug lainnya,
justru kita malah senang, kita juga ingin sekali tiap sekolah kita isi
dengan forum apa itu demokrasi dsb untuk pemilih pemula.
I1−4 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami betul-betul mau
berpartisipasi di setiap tahapan pemilihan tentu ini harus kita tangkap
betul supaya antusiasme ini bisa goalnya itu kan mereka bisa datang ke
tps dan menyuarakan hak pilih mereka.
I1−5 Kita harus mengakomodir keinginan masyarakat, pelayanan kita
tingkatkan seperti halnya DPT, saat ini sistem sidalih ini kita
tingkatkan, dalam website apabila tidak terdaftar segera hubungi kami.
I1−6 Memang antusiasme masyarakat saat ini cukup tinggi kita harus
mengakomodir keinginan masyarakat, seperti halnya DPT, karna
besarnya kepedulian masyarakat dengan demokrasi saat ini sistem
sidalih ini kita tingkatkan, dalam website apabila tidak terdaftar segera
hubungi kami.
I2−1 Tentu antusiasme ini sangat diharapkan oleh kami tentu ini harus kita
tangkap betul supaya antusiasme ini bisa membuat mereka bisa datang
ke tps dan menyuarakan hak pilih mereka.
Kesimpulan Antusiasme masyarakat sebenarnya cukup tinggi, dalam memanfaatkan
antusiasme masyarakat, KPU Kota Serang mengakomodir keinginan
masyarakat, seperti halnya DPT, karena besarnya kepedulian
masyarakat dengan demokrasi saat ini sistem sidalih ini ditingkatkan,
dalam website apabila tidak terdaftar segera hubungi mereka.
I
Q21
Dukungan seperti apa yang diberikan Pemeritah Pusat dan Daerah
dalam program atau sosialisasi terkait pilkada ?
I1−1 Kesbanglimaspol itu membantu kami dalam sosialisasi mereka punya
program pendamping buat kami, dari Satpol PP dalam penyediaan
linmas di TPS. Pemda juga harus memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan
KPU, perbaikan sarana prasarana dan lain-lain.
I1−2 Kalo dukungan dari pemerintah, diundang-undang jelas ya mereka
harus memfasilitasi termasuk anggaran dan berkewajiban untuk
memberitahukan meningkatkan partisipasi seperti apa jadi ya
meningkatkan partisipasi pemilih ini bukan cuma tanggung jawab kpu
tapi tanggung jawab kita semua dari semua stakeholder, termasuk calon
atau partai yang punya kepentingan mereka harus bersosialiasi juga
agar masyarakat datang dan memilih.
I1−3 KPU itu lembaga vertical yaitu Pemda harus memfasilitasi kebutuhan-
kebutuhan KPU, perbaikan sarana prasarana dan lain-lain.
I1−4 Kalo untuk dukungan Kesbanglimaspol itu membantu kami dalam
sosialisasi mereka punya program pendamping buat kami, dari Satpol
PP dalam penyediaan linmas di TPS. Pemda juga harus memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan KPU, perbaikan sarana prasarana dan lain-lain.
I1−5 Memfasilitasi termasuk anggaran untuk peningkatan program-program
terkait Pilkada.
I1−6 Kalo dukungan dari pemerintah, mereka harus memfasilitasi termasuk
anggaran dan berkewajiban untuk memberitahukan meningkatkan
partisipasi.
Kesimpulan KPU Kota Serang sudah memanfaatkan dukungan dari Pemda Kota
Serang antara lain dukungan Kesbanglimaspol itu membantu dalam
sosialisasi mereka punya program pendamping buat KPU Kota Serang,
dari Satpol PP dalam penyediaan linmas di TPS. Pemda juga
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan KPU, perbaikan sarana prasarana
dan lain-lain. Memfasilitasi termasuk anggaran untuk peningkatan
program-program terkait Pilkada.
4. Threats
I
Q22
Apa saja ancaman yang ada di KPU Kota Serang dalam
menyelenggarakan pilkada ?
I1−1 Ya ancamannya terkait dengan misalnya kebijakan. Kadang-kadang
kebijakan itu kan suka berubah-ubah misalnya dulu pada saat kita
melaksanakan verifikasi parpol 2012 itu kan UU No. 8 Tahun 2012
memerintahkan penyelenggara untuk melakukan verifikasi terhadap
partai yang tidak dapat kursi di DPR namun pasal itu digugat di MK
dikabukan akhirnya kita harus memverifikasi seluruh Parpol jadi
membuat kita menjadi kewalahan. Tentu kita langsung melakukan
sosialisasi ke masyarakat.
I1−2 Namanya kompetisi politik itu pasti akan berkaitan dengan perebutan
kekuasaan. Diluar itu budaya jargon siap menang siap kalah itu itukan
terkadang hanya menjadi jargon saja, kalau dari internal kita harus
memperbaiki dan meningkatkan integritas. Kalo diluar itu kan bisa
berbentuk gugatan, demonstrasi, jadi KPU yang benar itu adalah
digugat oleh yang kalah dan ditinggalkan oleh yang menang, kalo sama
yang kalah tidak digugat yang menang deket itu juga jadi masalah
dicurigai kalo yang menang itu dibantu KPU, untuk undang-undang
yang berubah-ubah, kita wajib mensosialisasi dalam bentuk bimtek dan
sebagainya.
I1−3 Menurut saya salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap
apatis masyarakat dalam Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan
sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah dengan adanya
anggapan pada individu dan masyarakat bahwa politik adalah hal sia-
sia karena tidak efektif. Untuk itu saya berharap bahwa kontestan
Pilkada bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga
bagi yang menang bisa menepati janjinya. Kita juga senantiasa
melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi sikap apatis yang
dialami masyarakat.
I1−4 Menurut saya salah satu ancamannya contohnya adalah, Distribusi
logistik yang terkendala seperti telat sampai atau rusak dikarenakan
penyediabarang dan jasa. Untuk itu diperlukan pengawasan dalam hal
ini.
I1−5 Menurut saya adalah aksi demokrasi ketidakpuasan hasil Pilkada,
pendukung atau kontestan sewaktu-waktu bisa menggugat kita terkait
hasil. Untuk itu kita harus meningkatkan kinerja kita.
I1−6 Menurut saya salah satu ancamannya adalah meningkatkatnya sikap
apatis masyarakat dalam Pilkada. Salah satu alasan yang menyebabkan
sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah dengan adanya
anggapan pada individu dan masyarakat bahwa politik adalah hal sia-
sia karena tidak efektif. Untuk itu saya berharap bahwa kontestan
Pilkada bisa semaksimal mungkin melakukan kampanye dan semoga
bagi yang menang bisa menepati janjinya. Kita juga senantiasa
melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi sikap apatis yang
dialami masyarakat.
I2−1 Menurut saya salah satu ancamannya adalah demonstrasi atau gugatan
dari kontestan yang tidak terima hasil Pilkada.
I6−2 Kalau masalah sosialisasi oleh pihak KPU sebanarnya sudah cukup
baik apa lagi dibantu dengan usaha pasangan calon, namun sebagian
masyarakat yang memang acuh dengan adanya pemilihan kepala
daerah, mereka tidak memiliki sikap politik yang jelas, mungkin saja
ini karena kepercayaan masyarakat sudah mulai berkurang dan masuk
ke bilik dianggap tidak berpengaruh lagi.
Kesimpulan Ancamannya terkait dengan kebijakan yang suka berubah-ubah KPU
Kota Serang langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat. KPU Kota
Serang juga senantiasa melakukan sosialisasi supaya bisa mengurangi
sikap apatis yang dialami masyarakat. Distribusi logistik yang
terkendala seperti telat sampai atau rusak dikarenakan penyediabarang
dan jasa. Untuk itu diperlukan pengawasan dalam hal ini.
I
Q23
Bagaimana dengan peraturan perundang-undangan tentang system
pemilu yang berubah-ubah dan masih banyak warga yang belum
mengetahui ?
I1−1 Jadi memang ada peraturan KPU yang berubah-ubah contohnya di pkpu
tentang penalonan itu kalo dulu 2015 itu untuk perseorangan basis
dukungannya diitung jumlah penduduk kali berapa persen, kalo
sekarang jumlah penduduk yang masuk dpt itu kan berubah tentu kita
langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat.
I1−2 Untuk masalah peraturan perundang-undangan tentang system pemilu
yang berubah-ubah kita terus berupaya mengadakan sosialisasi tentang
kebijakan tersebut.
I1−3 Untuk ancaman salah satunya ya itu regulasi atau peraturan
perundangan yang berubah, jadi memang ada peraturan KPU yang
berubah-ubah. Contohnya di PKPU tentang pencalonan itu kalo dulu
tahun 2015 lalu itu untuk perseorangan basis dukungannya dihitung
jumlah penduduk dikali berapa persen, kalo sekarang jumlah penduduk
yang masuk DPT saja Ini membuat kita cukup kebingungan. Lalu
aparat keamanan kadang selalu lengah dalam menjaga kotak suara
bahkan logistik, kontestan mungkin saja tidak memenuhi syarat mereka
bisa demo karna mereka tidak terima padahal sudah sesuai peraturan
kalo mereka tidak lolos, kalo secara prbadi juga kadang saya merasa
ternacam kalo lagi di jalan atau di rumah.
I1−4 Untuk masalah ini tentu kita langsung melakukan sosialisasi ke
masyarakat dan untuk anggota kita sendiri harus mempelajari regulasi
atau peraturan yang berubah itu.
I1−5 Untuk masalah peraturan perundang-undangan tentang system pemilu
yang berubah-ubah kita terus berupaya mengadakan bimtek dan
sosialisasi tentang kebijakan tersebut.
I1−6 Ya itu juga termasuk ancaman. Untuk masalah peraturan perundang-
undangan tentang system pemilu yang berubah-ubah kita terus
berupaya mengadakan sosialisasi tentang kebijakan tersebut.
Kesimpulan Untuk masalah ancaman terkait berubahnya perudang-undangan, KPU
Kota Serang langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat dan untuk
anggotanya sendiri harus mempelajari regulasi atau peraturan yang
berubah itu.
I
Q24
Bagaimana KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan
masyarakat yang semakin memudar ?
I1−1 Untuk menjaga kepercayan masyarakat kalo kita sih lebih ke menjaga
integritas kita sebagai penyelenggara pemilu tidak bisa disogok,
omongan kita sesuai dengan aturan lebih ke integritas yang kita jaga.
I1−2 Salah satu caranya dengan menjaga integritas seperti tidak bisa
disogok, omongan kita sesuai dengan aturan. Jadi lebih ke integritas
yang kita jaga.
I1−3 Salah satu caranya dengan menjaga integritas seperti tidak bisa
disogok, omongan kita sesuai dengan aturan. Jadi lebih ke integritas
yang kita jaga.
I1−4 Dalam hal ini untukmenjaga kepercayan masyarakat kalo kita lebih ke
menjaga integritas kita sebagai penyelenggara pemilu sesuai dengan
aturan lebih ke integritas yang kita jaga.
I1−5 Menjaga integritas kita sebagai penyelenggara pemilu seperti tidak bisa
disogok, omongan kita harus bisa dipercaya. Jadi lebih ke integritas
yang kita jaga.
I1−6 Caranya dengan menjaga integritas kita sebagai penyelenggara pemilu
seperti tidak bisa disogok, omongan kita sesuai dengan aturan. Jadi
lebih ke integritas yang kita jaga.
I2−1 Lebih ke menjaga integritas mereka sebagai penyelenggara pemilu
sesuai dengan aturan lebih ke integritas yang kita jaga.
Kesimpulan Dalam upaya KPU Kota Serang menghadapi ancaman kepercayaan
masyarakat yang semakin memudar, mereka menjaga integritas sebagai
penyelenggara pemilu seperti tidak bisa disogok, omongan harus bisa
dipercaya.