Download - Strategi pendekatan gestalt
STRATEGI PENDEKATAN GESTALT
Disusun Oleh:Atina Maulida (1114500034)Furqon Lazuardi (1114500000)Zahroul Laeli (1114500104)
TOKOH
FREDERICK S. PEARLS (1894-1970)
Konsep Dasar
Konsep dasar pendekatan Gestalt adalah kesadaran, dan sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran.
• Terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimananya tingkah laku dan pengalaman disini dan sekarang dengan memadukan bagian-bagian yang terpecah dan tak diketahui.
• Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif.
Hakikat Manusia• Manusia merupakan keseluruhan yang terdiri dari badan,emosi, pikiran,
sensasi dan persepsi yang semuanya mempunyai fungsi dan saling berhubungan.
• Manusia merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya.
• Manusia berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya.
• Manusia melalui kesadaran dapat memilih dan bertanggung jawab terhadap tindakan perilakunya.
Hakikat Konseling
konseling diarahkan bukan pada analisis, melainkan pada integrasi yang berjalan selangkah demi selangkah samapi klien menjadi cukup kuat menunjang pertumbuhan pribadinya sendiri.
Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain, menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya.
Karakteristik Pendekatan Gestalt
Konseling bersifat aktif, konfrontatif, yang menekankan apa dan bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya. Konselor tidak membuat penafsiran terhadap tingkah laku klien tetapi mengembangkan cara-cara membuat penafsiran sendiri. Klien mengenal dan menemukan urusan yang tidak terselesaikan yang menghambat fungsi dirinya sekarang.
Peran dan Fungsi Konselor
Peran konselor dalam proses konseling:• Mengajak konseli berpikir untuk sekarang.• Konselor memfokuskan pada perasaan,kesadaran, bahasa tubuh, dan
hambatan yang dialami konseli untuk mencapai kesadaran.• Konselor mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataanya yang ada
pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya dengan menggunakan perasaan secara penuh.
• Konselor membantu konseli untuk melakukan transisi dari ketergantungan dunia luar. Serta membantu konseli menemukan pusat diri dan konseli bisa menolak lingkungan yang tidak baik.
Lanjutan...
Fungsi konselor:• Konselor membantu klien untuk menganalisis dan memahami apa
yang ada/terjadi sekarang ini dan bagaimana berbuat sekarang ini.• Konselor lebih menekankan untuk mengintregasi perhatian dan
kesadaran klien, yang dimaksud dengan perhatian disini adalah mendengarkan apa yang diangan-angankan atau apa yang tidak disenangi sedangkan apa yang dimaksud dengan kesadaran adalah apa yang sedang dialaminya menyentuh pribadinya dan dunianya.
Hubungan Konselor dengan Konseli
Hubungan yang ditekankan dalam proses konseling gestalt adalah
hubungan yang unik yang mereka sebut “saya dan kamu” hubungan ini
menuntut konselor dan klien untuk sepenuhnya menghayati keadaan pada
tataran “disini dan sekarang”. Konselor bekerja dengan tulus denga menyadari
sepenuhnya perasaan, pengalaman, dan persepsi mereka sendiri, serta
membangun iklim yang dapat mendorong klien mengembangkan kepercayaan,
kesadaran, dan kesediaan untuk mencoba cara-cara baru dalam merasa, berpikir,
dan bertindak.
Tahap-tahap Konseling
Fase Pertama
Fase Kedua
Fase Ketiga
Fase Terakhir
Teknik Konseling
TEKNIK KONSELING
Tetap dengan perasaan
Teknik pembalikan
Lat. Saya bertanggung
jawab
Bermain proyeksi
Permainan dialog
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan:1. Menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa
lampau yang relevan ke saat sekarang.2. Memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-
pesan tubuh.3. Menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak
berubah.4. Meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan
penafsiran penafsiran sendiri.5. Menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
Lanjutan...
Keterbatasan:1. Tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh.2. Cenderung anti intelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-
faktor kognitif.3. Menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan
tanggung jawab kita kepada orang lain.4. Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt
karena merasa dianggap bodoh.
Asumsi Tingkah Laku Bermasalah• Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis.• Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan
tingkah lakunya.• Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang• Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
Contoh Kasus
Sebagai contoh, klien adalah seorang ibu yang terlalu keras mendidik anak
perempuannya yang berusia 13 tahun. Aturan keras dari ibu membuat anak
merasa ketakutan, cemas dan trauma bahkan beberapa hari tidak pulang
kerumah yang tanpa sepengetahuan ibunya ternyata anaknya menginap di
rumah nenek. Suaminya yang merasa kecewa dan kewalahan terhadap sikap
istrinya yang keras itu akhirnya meminta cerai. Latar bekang yang membuat
istrinya keras seperti itu adalah didikan dari orang tua sang istri yang terlalu keras
dari kecil sampai remaja. Istri sebenarnya merasa “sakit hati” dengan perlakuan
itu dan sangat dendam. Dan didikan keras itulah yang diteruskannya kepada
putrinya.
Ada Pertanyaan?
TERIMAKASIH....