STRATEGI PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA PADA
MASA AWAL KEBANGKITAN NASIONAL
Di susun oleh :
Dava Rizqi Pradipta
Fachry Setyawan
Mahmudah Nurmalia
Rani Hapsari
Stefanus Raditya
BENTUK PERGERAKAN
1. Organisasi sosial
2. Politik, kebudayaan
3. Gerakan pemuda
4. Gerakan wanita
5. Gerakan buruh
6. Keagamaan.
STRATEGI PERGERAKAN 1. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannnya
2. Perjuangannya sudah bersifat nasional, bukan kedaerahan
3. Tidak menggunakan kekerasan senjata
4. Perjuangannya dipimpin oleh tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh masyarakat
5. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan non-kooperatif.
Adapun organisasi pergerakan yang bersifat nasional banyak sekali jumlahnya namun, perkembangan dari organisasi pergerakan yang bersifat nasional itu dapat dibedakan menjadi 3 masa yakni, Masa Awal, Masa Radikal, dan Masa Moderat
A. Masa Awal
1. BUDI UTOMO
Organisasi pergerakan
nasional Indonesia pertama
adalah Budi Utomo yang
didirikan di Jakarta tanggal 20
Mei 1908. Pada awal
pembentukannya organisasi ini
bersifat sosial budaya, karena
diawali dengan tujuan hendak
meningkatkan martabat dan
kecerdasan bangsa Bumi
Putera. Untuk mencapai cita-
cita tersebut, Dr. Wahidin
Sudirohusudo berencana
mendirikan “dana belajar” bagi
anak-anak pribumi yang tidak
mampu.
Upaya tersebut kemudian mendapat dukungan dari mahasiswa
STOVIA (School tot Opleiding van Inlandse Artsen= Sekolah
untuk mendidik dokter pribumi), yaitu Soetomo dan Gunawan
Mangunkusumo. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal
berdirinya adalah kemajuan yang harmonis untuk nusa dan
bangsa serta Madura.
Tujuan organisasi:
1. Memajukan pengajaran,
2. Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan,
3. Memajukan teknik dan industri,
4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan
dilakukan, menunjukkan bahwa
Budi Utomo bukanlah organisasi
politik.. Hal ini lebih dipertegas
lagi dari hasil kongres I Budi
Utomo (Oktober 1908) yang
menghasilkan:
1. Budi Utomo tidak melakukan
kegiatan politik.
2. Kegiatan Budi Utomo terutama
ditujukan pada pendidikan dan
kebudayaan.
3. Ruang gerak Budi Utomo
terbatas untuk Jawa dan Madura
4. Memilih RT. Tirtokusumo,
Bupati Karanganyar, Kebumen
sebagai ketua, dan
pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang
politik setelah berdirinya Serikat Islam dan Indische Partij.
Sebagai bukti keterlibatan Budi Utmo dalam bidang politik,
tampak ketika pada tanggal 5 - 6 Agustus 1915 di Bandung
Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan
perlunya milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena
adanya peristiwa Perang Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli
1917 Budi Utomo membentuk Komite Nasional dalam rangka
pemilihan anggota Voskraad. Meskipun demikian, secara
umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar
tahun 1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pada bulan Desember 1935, Budi Utomo
bergabung (berfusi) dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)
dan berganti nama menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra).
2. Sarekat Islam
Sarekat Islam pada awalnya
bernama Sarekat Dagang Islam yang
didirikan pada tahun 1911 di Solo
oleh R.M. Tirtoadisuryo. Pada tahun
1912 diganti menjadi Sarekat Islam
oleh H. Samanhudi. Latar-belakang
ekonomi dan politis didirikannya
Sarekat Islam adalah sebagai bentuk
perlawanan terhadap golongan
pedagang Cina yang melakukan
monopoli perdagangan batik, dan
dalam rangka menghadapi semua
bentuk penindasan, penghinaan,
serta kesombongan rasialis baik dari
orang-orang Cina maupun kolonalis
Belanda.
Berdasarkan anggaran
dasarnya, Sarekat Islam
bertujuan :
a. Mengembangkan jiwa
dagang;
b. Membantu pengajaran dan
semua kegiatan yang
mempercepat naiknya
derajat rakyat;
c. Membantu anggota-
anggotanya yang mengalami
kesulitan dalam berusaha;
d. Memperbaiki pendapat-
pendapat keliru mengenai
agama Islam;
e. Hidup menurut perintah
agama
Karena sifat keanggotaannya terbuka bagi rakyat, laju perkembangan Sarekat Islam semakin pesat. Sifatnya yang demokratis dan berani berjuang terhadap kaum kapitalis untuk kepentingan rakyat kecil, menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) untuk melakukan infiltrasi ke dalam tubuh Sarekat Islam dan mempengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaun, Darsono, dan Tan Malaka. Akhirnya Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Putih (Tjokroaminoto-Agus Salim) dan Sarekat Islam Merah (Semaun).
SI-Putih kemudian berubah menjadi Partai Sarekat Islam, sedangkan SI-Merah menjadi Sarekat Rakyat yang kemudian diganti lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (23 Mei 1920) dimana Semaun sebagai ketuanya
B. Masa Radikal
1. Perhimpunan Indonesia
Semula bernama Indische
Vereeniging. Didirikan oleh
para mahasiswa Indonesia yang
belajar di Belanda seperti Sultan
Kasayangan, Husein
Jayadiningrat, dan R.N. Noto
Suroto tahun 1908. Tahun 1922
berubah nama menjadi
Indonesische Vereeniging, 2
tahun kemudian berubah nama
lagi menjadi Perhimpunan
Indonesia. Para pemimpinya
pun berganti dan terdiri dari R.
Iwa Kusumasumantri, I.B.
Sitanala, dan Moh. Hatta.
Tujuan PI adalah mencapai
kemerdekaan penuh bagi
Indonesia. Kegiatan
internasional yang pernah
dilakukan PI antara lain
mengikuti Kongres Liga
Demokrasi Internasional;
mengikuti Kongres Wanita
Internasional
2. Partai Komunis Indonesia
Paham sosialis komunis yang ada
di Indonesia dibawa oleh Sneevlit,
Branstheder dan Drekker, yang
diwujudkan dengan membentuk
ISDV (Indische Social
Demokratische Vereniging) pada 9
Mei 1914. Tujuannya adalah
menyebarluaskan paham sosial
demokratis dengan usaha yang
dilakukan adalah berusaha
mendekati rakyat dengan cara
menjalin hubungan dengan SI dan
IP, dan ternyata kurang berhasil
karena perbedaan paham. Maka
ditempuhlah strategi yang lain
yaitu menarik simpati golongan
nasionalis, dengan cara mengubah
nama menjadi Perserikatan
Komunis yang diketuai Semaun.
Langkah selanjutnya adalah
bekerjasama dengan orang-orang
Belanda yang sehaluan, bahkan
menjalin hubungan dengan paham
komunis di luar negeri. Inilah yang
membuktikan bahwa PKI
merupakan organisasi/partai massa
yang sifatnya internasional
3. Partai Nasional Indonesia
PNI didirikan di Bandung tanggal
4 Juli 1927 sebagai penjelmaan
dari Algemene Studie Club.
Tokoh-tokoh pendirinya yaitu Ir.
Soekarno, Dr.
Tjiptomangunkusumo, Soejadi,
Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, Mr.
Boediarto, Mr. Soenario, Mr.
Sartono, dan Dr. Samsi. Dalam
anggaran dasarnya, tujuan PNI
adalah mencapai Indonesia
Merdeka. Asas PNI adalah self-
help (menolong diri sendiri) dan
macht vorming (kekuatan sendiri);
bersifat non-kooperatif dengan
kaum imperialis. Sedangkan
ideologinya adalah marhaenisme
(nama seorang petani di Bandung Selatan) yang mendasarkan kekuatan pada rakyat kecil seperti petani, buruh, dan pedagang kecil yang mampu berdikari dan tidak bergantung kepada orang lain. Asas PNI, mengadopsi dari ajaran atau gerakan Mahatma Gandhi (swadesi, satyagraha, hartal), sedangkan ideologi Marhaen mengadopsi dari gerakan proletariat kaum sosialis.
C. Masa Moderat
1. Partai Indonesia (Partindo)
Dibentuk setelah Ir. Soekarno dkk ditangkap oleh
Belanda. Pendiri Partindo adalah Mr. Sartono. Asas Partindo
adalah nonkooperatif, mandiri dan kerakyatan.
2. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru)
Dibubarkannya PNI dan dibentuknya Partindo menimbulkan
penasfiran yang berbeda-beda di kalangan tokoh PNI sendiri.
Kelompok Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan partai
baru dengan nama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru).
Didirikan di Yogyakarta tahun 1931. Asasnya nonkooperatif,
mandiri, dan kerakyatan.
Tujuannya lebuh menekankan kepada pendidikan kader dan massa untuk meningkatkan semangat kebangsaan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia
3. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Didirikan di Solo oleh dr. Sutomo tanggal 26 Desember 1935. Merupakan fusi dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia. Tujuannya mencapai Indonesia Raya.
Asas politiknya insidential, artinya tidak berpegang pada asas kooperatif dan nonkooperatif. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung situasi dan kondisi. Tokoh-tokohnya yaitu dr. Sutomo, Moh. Husni Thamrin, Sukarjo Wiryo Pranoto, dan K.R.M.H Wuryaningrat. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara untuk memperjuangkan kemerdekaan indonesia semakin diperhatikan Belanda.
4. Gerakan Rakyat Indonesia
Berdiri di Jakarta tanggal 24 Mei 1937 sebagai akibatnya
dibubarkannya Partindo. Yang menjabat sebagai ketuanya
yaitu A.K Ghani. Anggota Gerindo kebanyakan merupakan
bekas anggota Partindo
5. Gabungan Politik Indonesia
GAPI adalah suatu bentuk federasi dari berbagai organisasi
politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa,
PII, Partai Katolik Indonesia, PSII). Faktor-faktor yang
mendorong dibentuknya GAPI :
1. gagalnya Petisi Sutarjo;
2. kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme;
3. sikap pemerintah yang kurang memperhatikan
kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan
menjalankan aksi bersama guna memperjuangkan
kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1. pelaksanaan The Right of Self Determination;
2. persatuan kebangsaan atas dasar demokrasi politik,
sosial, ekonomi;
3. pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan
umum (Indonesia berparlemen);
4. membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk
menghadapi fasisme;
5. pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia
dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh GAPI : Moh, Husni Thamrin, Amir Syarifudin,
Abikusno Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan
aksinya, pada 24 - 25 Desember 1939 GAPI mengadakan
pertemuan dan membentuk KRI (Kongres Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : Indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan :
bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera
dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah Jerman berhasil
menguasai belanda yaitu penggantian Volksraad dengan
parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI
kemudian membentuk Komisi Visman dengan tugas
menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan yang
diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolak oleh
GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu,
KRI diubah menjadi MRI.
Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak
disetujui oleh Ratu Belanda, bahkan sesuai dengan
keadaan saat itu Pemerintah Belanda menerapkan wajib
milisi untuk menghadapi perang.
SUMBER PENULISAN
http://onoguruku.blogspot.com/2010/11/bentuk-dan-strategi-organisasi.html
http://akrabsenada.blogspot.com/2013/08/bentuk-dan-strategi-pergerakan-nasional.html
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA