1
Stratifikasi Sosial Di Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir
Kebupaten Bintan
Desna Susanti1, Nanik Rahmawati
2, Marisa Elsera
3
Email : [email protected]
Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Stratifikasi merupakan karakteristik universal yang ada didalam masyarakat,
Stratifikasi dibutuhkan didalam kehidupan masyarakat untuk menciptakan
keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban selama masyarakat masih ada
sesuatu yang dihargai. Stratifikasi senantiasa melekat pada kehidupan sosial
masyarakat berupa adanya pembagian dan pembedaan atas berbagai kedudukan
didalam masyarakat. Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan.
Didesa Kelong terdapat kedudukan-kedudukan yang mendapat penghargaan dari
masyarakat.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu” Mengapa masyarakat
desa Kelong yang berprofesi sebagai tauke, pedagang besar, pegawai negeri sipil,
kepala desa, dokter serta guru bisa mendapatkan stratifikasi sosial teratas. Tujuan
penelitian untuk mendiskripsikan stratifikasi sosial pada masyarakat desa Kelong
berdasarkan ukuran kekayaan, ilmu pengetahuan dan kekuasaan. Penelitian ini
menggunakan tipe penelitian diskriptif dengan analisisa kualitatif. Penentuan
informan menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti
mengambil informan sebanyak 5 orang penduduk lokal desa Kelong. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Analisis data digunakan
dengan model metodologi penelitian kualitatif Miles and Huberman yaiatu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
Kata Kunci: Stratifikasi Sosial, Masyarakat
PENDAHULUAN
Stratifikasi merupakan karakteristik universal yang ada didalam
masyarakat, Stratifikasi dibutuhkan didalam kehidupan masyarakat untuk
menciptakan keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban selama
masyarakat masih ada sesuatu yang dihargai. Stratifikasi senantiasa melekat pada
2
kehidupan sosial masyarakat berupa adanya pembagian dan pembedaan atas
berbagai kedudukan didalam masyarakat. Paul B. Horton dan Chester L. Hujnt,
menyatakan bahwa stratifikasi sosial sebagai kelas sosial, yaitu suatu strata
(lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian
kesatuan) status sosial. Dengan demikian, pelapisan sosial merupakan pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarki).
Perwujudannya adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang
tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan disebut strata sosial.
Berbeda dengan P.J. Bouman, ia menggunakan istilah tingkatan atau bahasa
Belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan cara hidup
dalam kesadaran terhadap beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi
kemasyarakatan ( Adon, Nasrullah J. 2015; 67).
Stratifikasi sosial merupakan konsep yang universal karena stratifikasi
sosial menunjukkan atau memiliki fungsi sosial:
a. Memberikan kemudahan dalam pembagian kerja yang jelas, untuk
memudahkan masing-masing individu menjalankan tugas-tugasnya (sebagai
fungsi sosial dibutuhkan untuk mengetahui kedudukan seseorang dalam
struktur yang tinggi)
b. Memudahkan dalam pemberian penghargaan (rewatd) baik dalam
bentuk uang, prestise maupun kekuasaan
c. Memperoleh kedudukannya tidak berdasarkan atas dasar reward
Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini
stratifikasi sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang
3
terbuka, karena dalam sistem stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk
mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah
kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan kalau stratifikasi
sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang
mereka inginkan.
Strata sosial dimasyarakat melahirkan kelas-kelas sosial yang terdiri dari
tiga tingkatan, yaitu kelas atas (Upper Class), kelas menengah (Middle Class),
dan kelas bawah (Lower Class). Kelas atas mewakili kelompok-kelompok elite
dimasyarakat yang jumlahnya sangat terbatas sementara itu kelas menengah
mewakili kelompok-kelompok professional, kelompok-kelompok fungsional dan
kelas bawah adalah kelompok-kelompok pekerja kasar seperti nelayan dan petani.
Jika ditinjau kelompok-kelompok yang mewakili kelas masing-masing adalah
mereka yang mendapat penghargaan dari masyarakat berupa pengakuan akan
kedudukannya dimasyarakat.
Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan dengan jumlah
penduduk sebanyak 2.524 jiwa. Desa Kelong secara geografis adalah desa pesisir
dengan berbagai macam pekerjaan yang digeluti masyarakatnya. Masyarakat
kelas bawah di desa Kelong adalah golongan para pekerja kasar seperti nelayan
dan petani. Kedudukan ini merupakan kedudukan masyarakat biasa yang tidak
memiliki tingkat kekayaan, ilmu pengetahuan modern atau tingkat pendidikan
rendah yang berpengaruh pada pekerjaan dan penghasilan mereka serta
keterbatasan akses kekuasaan secara umum sehingga menempatkan mereka pada
kelas bawah.
4
Sementara itu menurut Horton dan Hunt (1996:7-11) determinan kelas
sosial, apakah yang menyebab seseorang tergolong kedalam suatu kelas sosial
tertentu adalah sebagai berikut: Kekayaan dan penghasilan, pekerjaan serta
pendidikan. Sebagai daerah pesisir yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai
nelayan, hubungan antara nelayan dan tauke merupakan hubungan yang tidak
terlepaskan dalam kehidupan mereka. Peranan kedudukan sebagai tauke dalam
hubungan antara tauke dan nelayan telah membuat sebuah struktur ketergantungan
nelayan kepada tauke dalam bentuk jaminan sosial ekonomi.
Kedudukan sebagai nelayan dan petani adalah kedudukan sebagian besar
masyarakat desa Kelong, dengan mayoritas penduduk bermatapencarian sebagai
nelayan dan petani telah menjadikan kedudukan ini adalah kedudukan umum yang
semua orang dapat mencapai kedudukan ini tanpa melalui proses yang panjang,
tidak membutuhkan pendidikan dan dengan penghasilan yang rendah menjadikan
mereka golongan yang miskin. Tingkat kemiskinan yang dialami nelayan dan
petani menjadikan mereka golongan yang terbatas akan akses pendidikan yang
memadai untuk menduduki kedudukan berdasarkan tingkat pendidikan, kekayaan
dan kekuasaan.
Secara umum penempatan masyarakat pada strata tertentu didesa Kelong
terjadi karena alasan bahwa disetiap lapisan masyarakat terdapat penghargaan
yang berbeda yang diberikan oleh masyarakat, bahwa dasar pokok timbulnya
sistem pelapisan dalam masyarakat itu karena adanya sistem penilaian atau
penghargaan terhadap berbagai hal dalam masyarakat, berkenaan dengan potensi,
kapasitas atau kemampuan manusia yang tidak sama satu dengan yang lain.
5
Masyarakat pesisir merupakan sekelompok masyarakat yang dipengaruhi
oleh laut baik sebagian besar atau pun seluruh kehidupannya. Mata pencaharian
utama di daerah pesisir adalah nelayan, walaupun terdapat mata pencaharian di
luar nelayan, seperti pegawai negeri, pemilik warung, pedagang besar, jasa potong
rambut, dan masih banyak usaha di bidang jasa lainnya.
Secara sosiologis, masyarakat Desa Kelong memiliki ciri yang khas dalam
hal struktur sosial yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien baik dalam
hubungan pekerjaan (menyangkut pasar pada usaha perikanan) hingga
menyangkut hubungan pribadi. Biasanya patron memberikan bantuan berupa
modal kepada klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat
klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan.
Masyarakat pesisir desa Kelong relatif melakukan sebagian besar
kegiatannya di secara berkelompok. Berbeda dengan masyarakat pada umumnya
yang cenderung bekerja secara individu atau personal. Masyarakat Desa Kelong
merupakan wujud komunitas kecil sebbagai masyarakat pesisir, dengan ciri
identitas yang khas. Kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas sehingga
semua dapat dipenuhi tanpa bergantung pada pasar (all-providing self
sufficiency), tetapi cenderung bergantung pada hubungan patron-klien antar
masyarakat dan pemilik modal.
Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakterisik masyarakat
agraris atau petani. Dari segi penghasilan, masyarakat pesisir yang mata
pencahariannya didominasi sebagai nelayan yang bergantung dengan laut untuk
mendapatkan penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa
dikontrol. Nelayan menghadapi sumberdaya yang bersifat open acces dan
6
beresiko tinggi. Hal tersebut menyebabkan masyarakat pesisir Desa Kelong
memiliki karakter yang tegas dan keras. Beebeda dengan masyarakat daerah lain
atau masyarakat petani yang mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol karena
pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang mereka miliki
dapat ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan.
Berdasarkan penejlasan diatas adapun tujuan penelitian stratifikasi ini
yaitu sebagai berikut: “ Ingin mengetahui alasan masyarakat desa Kelong yang
berprofesi sebagai tauke, pedagang besar, pegawai negeri sipil, kepala desa,
dokter serta guru bisa mendapatkan stratifikasi sosial teratas.
BAHAN DAN METODE
Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif.
Menurut Sugiyono (2008:292) pada umumnya alasan menggunakan metode
kualitatif yaitu permasalahan belum jelas, holistik, komplek, dinamis dan penuh
makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan
metode penelitian kuantitatif. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi
sosial secara mendalam.
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir
Kabupaten Bintan. Desa Kelong adalah salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Bintan Pesisir yang letak sebagian wilayah berada di daerah pesisir.
Letak perkampungan yang berada dipesisir membuat hampir sebagian penduduk
yang bertempat tinggal di daerah tersebut bermatapencarian sebagai nelayan
seiring dengan sumber daya yang dihadapi. Sementara itu keadaan alam didaerah
pesisir berupa pantai yang memanjang membuat masyarakat didaerah tersebut
membangun rumah tempat tinggal mereka tidak jauh dari pantai.
7
Alasan penelitian dilakukan di desa Kelong yaitu fenomena yang dapat
dilihat dari adanya kedudukan-kedudukan didalam masyarakat yang memainkan
peranan-peranan guna menciptakan kestabilan di desa Kelong. Dengan
kedudukan-kedudukan tersebut munculnya kelas yang memiliki kekayaan,
kekuasaan dan ilmu pengengatuan sebagai pembeda antar golongan kelas-kelas
sosial di desa Kelong. Dilihat dari materil, kepemilikan benda, dan wawasan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2008:218--19) purposive sampling merupakan teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif
kualitatif yaitu menganalisa data yang diperoleh dilapangan dalam bentuk
kualitatif dan diberi penjelasan kesimpulan dengan menggunakan pernyataan-
pernyataan atau kalimat logis yang berkaitan dengan stratifikasi sosial yang ada di
Desa KelongKecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan.
Analisis data dalam penelitian ini yang peneliti lakukan berdasarkan acuan
dari pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 246) yang mengemukakan
bahwa aktifitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya sampai
jenuh.Data yang diperoleh dilapangan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal penting.
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya ialah mendisplaykan
data, dalam penelitian ini penyajian data yang peneliti lakukan adalah dengan teks
8
yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka peneliti akan lebih mudah
untuk memahami apa yang terjadi. Setelah peneliti melakukan reduksi dan
penyajian data maka langkah akhir ialah melakukan verifikasi atau penarikan
kesimpulan.
HASIL
Stratifikasi social (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin
“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (Abdulsyani 1994: 83).
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya didesa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir Kapaten Bintan dilihat dari
stratifikasi sosial yang tercipta yaitu dapatdilihat dari stratifikasi berdasarkan
ukuran kekayaan, stratifikasi berdasarkan ukuran kekuasaan, serta stratifikasi
yang dilihat dari ilmu pengetahuan seseorang.
a. Stratifikasi Bersasarkan Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam
lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang
bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta
bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berebelanja barang-barang
mahal dan seterusnya ( Soerjono Soekanto,2012 : 208)
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa staratifikasi yang bisa dibentuk dari
kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat desa Kelong dapat dilihat dari ketika
seseorang memiliki modal yang banyak, rumah yang bagus, harta yang banyak
9
cara berpenampilan yang mewah, serta kebiasaan berbelanja barang yang mahal,
maka hal tersebut membuat lebih bernilai dimata masyarakat lain yang tidak bisa
memiliki atau melakukan tindakan seperti itu, sehingga hal tersebut memunculkan
stratikasi atau adanya sebuah pembedaan stara.
Selain dilihat dari modal yang dimiliki, gaya hidup suatu tindakan sosial
masyakat yang memiliki kekayaan terhadap kepedulian terhadap masyarakat desa
Kelong juga menjadi nilai plus sebagai tangga yang menaikkan status sosial
masyarakat kaya didesa Kelong.
Untuk mengukur staratifikasi yang dilihat dari kekayaan Pitirim Sorokin
mengemukakan bahwa sistem pelapisan masyarakat merupakan ciri yang tetap
dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup dengan teratur. Mereka yang
memiliki barang atau suatu yang beharga dalam jumlah yang banyak akan
menduduki lapisan atas dan sebaliknya mereka yang memiliki dalam jumlah yang
relative sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali akan dipandang
mempunyai kedudukan yang rendah (Dwi Narwoko, 2004 : 152 ).
Kekayaan merupakan dasar yang paling banyak di gunakan dalam
pelapisan masyarakat. Seseorang yang mempunyai kekayaan banyak akan
dimasukan ke dalam lapisan atas (Muhammad Basrowi 2004 :32). Berdasarkan
hasil penelitian dapat dikatakan bahwa stratifikasi yang dilihat berdasarkan
kekayaan khususnya pada masyarakat didesa Kelong terjadi pada masyarakat
yang kedudukannya sebagai tauke, yang mana dalam hal ini tauke sangat dihargai
sebagai orang yang mempunyai modal, sehingga masyarakat nelayan sangat
mengantungkan diri kepada tauke. selain itu stratifkasi yang ditunjukan oleh tauke
yaitu selalu ikut serta membantu masyarakat ketika masyarakat nelayan ada yang
10
sakit, ataupun dilingkungan masyarakat ada acara sosial, pembantuan berupa dana
dilakukan karena tauke memiliki modal, hal tersebut menjadikan tauke sebagai
masyarakat kelas atas, karena masyarakat yang banyak kekayaan dalam kelas
sosial, menduduki posisi tertinggi, atau dapat dikatakan sebagai masyarakat kelas
atas.
Pedagang, merupakan strtifikasi yang dapat dilahat berdasarkan kekayaan
pada masyarakat desa Kelong, karena pedagang juga merupakan orang yang
dianggap terpandang dalam hal perekonomian, sehingga bisa memiliki rumah
yang bagus, begitu juga dengan PNS, masyarakat desa Kelong menggangap
bahwa PNS merupakan suatu pekerjaan yang memiliki gaji tinggi, sehingga PNS
sangat dihargai, selain itu statisikasi PNS juga dilihat dari gaya berpakaian, dan
berpenampilan yang bagus, rapi, yang mampu menambah nilai plus dari
stratifikasi yang tercipta pada PNS khususnya didesa Kelong.
b. Stratifikasi Berdasarkan Ukuran Kekuasaan
Dapat dinyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan gejala umum yang
dapat ditemukan pada setiap masyarakat, oleh karena itu betapapun sederhananya
maupun kompleksnya suatu masyarakat stratifikasi sosial pasti dapat di jumpai di
situ (Soleman b. Taneko, 1984: 94).
Terbentuknya stratifikasi dan kelas sosial di dalammnya sesungguhnya
tidak hanya berkaitan dengan uang. Adapun indikator untuk mengukur seseorang
memiliki stratifikasi yang tinggi bagi masyarakat Desa Kelong yang dilihat dari
kekuasaan yaitu dilihat dari pendapat Sorokin yang mengemukakan bahwa
stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas
secara bertingkat / hirarkis. perwujudannya adalah adanya kelas kelas tinggi dan
11
kelas kelas yang lebih rendah. Selanjutnya disebutkan bahwa dasar dan inti dari
lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah pembagian hak dan kewajiban,
kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara
anggota-anggota masyarakat (Dwi Narwoko, 2004 : 152 ).
Dalam hal ini seseorang yang dianggap mempunyai pengaruh didalam
masyarakat akan memiliki starata yang tinggi bagi masyarakat Desa Kelong,
adapun masyarakat yang mempunyai kedudukan serta berpengaruh pada
masyarakat Desa Kelong yaitu kepala desa.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa gerak mobilitas yang terjadi pada
kepala desa yaitu gerak mobilitas vertikal naik, hal tersebut dikarenakan
terjadinya peralihan kedudukan kepala desa, yanga walnya hanya masyarakat
biasa yang berkedudukan rendah setelah menjabat menjadi kepala desa pengalami
peruhan kedudukannya menjadi tinggi dan sangat dihargai oleh masyarakat,
sehingga menjadikan kepala desa sebagai orang yang memiliki starifikasi tertinggi
berdasarkan ukuran kekuasaan, hal tersebut juga tidak terlebas dari jasa yang telah
diberikan oleh kepala desa untuk mmembangun desa Kelong.
c. Stratifikasi Berdasarkan Ukuran Ilmu Pengetahuan
Pendidikan bisa mempengaruhi kelas sosial karena pendidikan yang tinggi
memerlukan uang dan motivasi. Pendidikan juga bukan hanya memberikan
ketrampilan bekerja tetapi juga perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang. Pendidikan pada akhirnya akan sangat mempengaruhi prilaku
keseharian individu. (Soeryono Soekanto:2004:263).
Pendidikan di pandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang
lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin
12
besar harapan untuk mencapai itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk
meningkat ke golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai
kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu ke golongan yang lebih tinggi.
Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas sosial (Abu Ahmadi
2008: 184).
Untuk mengukur staratifikasi dari ilmu pengtahuan dapat dilihat bahwa
Ilmu pengetahuan juga sebagai ukuran dalam menentukan lapisan sosial paling
atas, yang dipakai oleh masyarakat untuk menghargai ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang maka semakin tinggi
pula peluang posisi dalam menempati posisi lapisan sosial paling atas (J.
Dwinarwoko & Bagong Suyanto, 2007).
PEMBAHASAN
Stratifikasi Yang Terjadi Pada Masyarakat Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir
Kabupaten Bintan
No. Stratifikasi
Yang dilihat
Masyarakat
Yang
Mendapatkan
Stara
Alasan Terbentuknya Stratifikasi
1. Berdasarkan
Kekayaan
a. Tauke Dalam hal ini terbentuknya stratifikasi
pada tauke karena :
1. Pada masyarakat desa Kelong tauke
merupakan pemilik modal sehingga
masyarakat desa Kelong yang mayoritas
pekerjaannya sebagai nelayan sangat
ketergantungan kepada tauke yang
memberikan peminjaman modal
2. Dilihat dari perilaku sosial tauke didesa
Kelong juga dihargai karena selalu
memebrikan sumbangan dalam hal
membantu masyarakat desa Kelong
b. Pedagang Alasan terbentuknya startifikasi karena :
1. Pedagang didesa Kelong memiliki
kekayaan, sehingga memiliki perbedaan
13
dengan masyarakat nelayan didesa
Kleong yang mana dilihat dari kondisi
rumah rumah pedagang yang mewah,
perabotan yang mewah, sehingga
pedagang disegani.
2. Dalam hal hubungan sosial pedagang
juga dihargai karena sering memberikan
bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan.
c. Pegawai
Negeri Sipil Alasan terbentuknya stratifikasi karena :
1. PNS dianggap oleh masyarakat desa
Kelong seseorang yang mempunyai gaji
yang tinggi sehingga PNS memiliki gaya
hidup yang berbeda dari masyarakat
nelayan, seperti cara berpenampilan
mempuat masyarakat desa Kelong
menyegani PNS
2. Berdasarkan
Kekuasaan
Kepala Desa Alasan terbentuknya stratifikasi karena
jasa serta menduduki posisi tertinggi
diantara masyarakat lainnya.
3. Berdasarkan
Ilmu
Pengetahuan
a. Guru Alasan terbentuknya stratifikasi karena
memiliki pendidikan yang tinggi.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap
masyarakat bisa memiliki pendidikan
yang tinggi, namun bagi masyarakat
desa Kelong guru dan dokter memiliki
jasa yang cukup besar kepada
masyarakat yaitu mendidik serta
mengobati masyarakat yang sakit
sehingga guru sangat dihargai
b. Dokter
Sumber : Data Primer tahun 2017
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang stratifikasi
sosial masyarakat desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan
didapatkan hasil penelitian. Pertama, stratifikasi yang dilhat berdasarkan
kekayaan yaitu tauke, pedagang, serta PNS. Tauke sangat dihargai oleh
masyarakat desa Kelong karena merupakan pemilik modal sehingga masyarakat
14
nelayan didesa Kelong menjalin hubungan patron – klien dengan tauke, serta
kepedulain tauke terhadap masyarakat sehingga tauke sangat terpandang dalam
kehidupan bermasyarakat didesa Kelong. Pedagang merupakan orang yang
memiliki kekayaan sehingga bisa memnuhi segala kebutuhan termasuk rumah
mewah, perabotan. PNS dilihat sebagai masyarakat yang memiliki gaji tinggi serta
disegani denganpenampilan/ gaya hidup.
Kedua, Stratifikasi yang dilhat berdasarkan kedudukan kepala desa (KADES)
adalah kedudukan yang di tunjuk oleh penduduk desa berdasarkan pemilihan
KADES secara langsung, yang mana kades sangat dihargai karena kedudukan
serta jasanya pada masyarakat desa Kelong. Ketiga, Stratifikasi yang dilihat dari
pendidikan terdapat pada masyarakat yang berkedudukan sebagai guru dan dokter
yang merupakan kedudukan fungsional dalam masyarakat, yang mana guru dan
doter sangat dihargai karena pendidikan serta jasanya didalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi, Muhammad, 2004. Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Surabaya: Uk
Press.
Dahrendorf, Ralf. 1986. Konflik Dan Konflik Dalam Masyarakat Industri :
Sebuah Analisa-Kritik, Cetakan Pertama, Alih Bahasa Ali Mandan,
Rajawali Pers, Jakarta.
Nasrullah J Adon. 2015. Sosiologi Pedesaan. Bandung: Cv Pustaka Setia
Sanderson, K. Stephen, 2011, Makrososiologi Sebuah Pendekatan Terhadap
Realitas Sosiologi, Jakarta: Pt. Rajagrafindo Persada.
Soekanto, Soerjono , 2000. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers
---------------------------,2012, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Keenam, Jakarta:
Pt. Raja Grafindo.
Sugiyono,2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D,Bandung:
Alfabeta.
15
--------------,2009,Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Cv. Alfabeta.
Wulansari, Dewi, 2009, Sosiologi Konsep Dan Teori, Bandung: Pt. Refika
Aditama.