STUDI KARAKTERISASI BATUAN BEKU ANDESIT KABUPATEN
LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Santi Komala Dewi
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i
ABSTRAK
STUDI KARAKTERISASI BATUAN BEKU ANDESIT KABUPATEN
LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG
Oleh
SANTI KOMALA DEWI
Telah dilakukan penelitian mengenai studi karakterisasi batuan beku andesit
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui sifat mikroskopis dan sifat fisis dari batuan beku andesit dengan
menggunakan X-Ray Fluorescence, X-Ray Diffraction, densitas dan kuat tekan.
Karakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence, menunjukan senyawa kimia
yang terindikasi pada masing-masing sampel adalah SiO2, AlO2, Fe2O3, CaO,
MgO dan K2O. Hasil X-Ray Diffraction memperlihatkan fasa dominan yang
terbentuk pada sampel 01 dan 02 adalah fasa anorthite sedangkan pada sampel 03
adalah fasa cordierite. Kuat tekan tertinggi pada batuan andesit berturut-turut
yaitu sebesar 98,26 MPa, 53,14 MPa dan 36,85 MPa. Hasil densitas pada masing-
masing sampel berturut-turut adalah 2,33 g/cm3, 2,1 g/cm
3 dan 2,1 g/cm
3.
Kata Kunci : andesit, kuat tekan, XRF, XRD
ii
ABSTRACT
STUDY OF THE CHARACTERISTICS OF ANDESITE IGNEOUS ROCKS
IN THE WEST LAMPUNG OF LAMPUNG PROVINCE
By
SANTI KOMALA DEWI
The study of the characteristics of andesite igneous rocks in the West Lampung of
Lampung province was carried out. This study aims to investigate the microscopic
properties and macroscopic of andesite igneous rocks. For investigate that
properties, X-Ray Fluorescence, X-Ray Diffraction, dencity and compressive
strength was carried out . The results of X-Ray Fluorescence indicate that the
chemical element of SiO2, AlO2, Fe2O3, CaO, MgO and K2O. The X-Ray
Diffraction shows the dominant phase in the 01 and 02 sample is anorthite phase,
consequently in the 03 sampel is cordierite phasa. The highest compressive
strength respectively is 98,26 MPa, 53,14 MPa dan 36,85 Mpa regarding the
andesite rock. The highest density respectively is 2,33 g/cm3, 2,1 g/cm
3 and 2,1
g/cm3.
Key words: andesite, compressive strength, XRF, XRD
iii
STUDI KARAKTERISASI BATUAN BEKU ANDESIT KABUPATEN
LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Santi Komala Dewi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis diterima di Jurusan Fisika Universitas Lampung
melalui program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) tahun 2014. Selama menempuh
pendidikan, penulis pernah menjadi asisten Fisika Dasar I
dan Sains Dasar Fisika. Tahun 2017 penulis melaksanakan
praktek kerja lapangan (PKL) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Fisika kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang. Penulis juga melakukan
pengabdian masyarakat dengan mengikuti program kuliah kerja nyata (KKN)
Universitas Lampung tahun 2018 di desa Tanjung Harapan, Marga Tiga,
Lampung Timur. Dalam bidang organisasi Internal Kampus, penulis dipercaya
sebagai Bendahara Bidang Kadersasi ROIS FMIPA (2015-2016), Sekretaris
Umum HIMAFI (2016), Sekretaris DPM FMIPA (2017), dan Wakil Ketua 2
MPM KBM Unila (2018).
Penulis yang bernama lengkap Santi Komala Dewi, dilahirkan di Sukananti pada
tanggal 22 Januari 1996. Penulis merupakan anak bungsu dari lima bersaudara
dari pasangan Bapak M.Efendi dan Ibu Amia. Penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar pada tahun 2008. Tahun 2011 penulis menyelesaikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Waytenong, sedangkan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Waytenong diselesaikan pada tahun 2014.
viii
MOTTO
“BERGERAK DALAM PERJUANGAN
ATAU
MATI DALAM DIAM”
Hidupmu hanyalah 3 hari,
Hari ini, kemarin dan esok,
Kemarin sudah berlalu,
Hari ini sedang kau lalui,
Dan esok masih gaib.
Hiduplah hari ini dan jangan panjangkan angan-angan
ix
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada
KEDUA ORANGTUAKU, YANG SELALU IKHLAS
MENDOAKANKU, MENGASIHIKU, MENDUKUNGKU, MENYEMANGATIKU DAN SEBAGAI MOTIVATOR TERBESAR DALAM HIDUPKU
IBU AMIA DAN
BAPAK M.EFENDI
SAUDARAKU RAMLAN, SUHARI, LIS, DAN RUDI BESERTA KELUARGA BESAR. YANG SELALU MEMBERIKAN CONTOH TERBAIK UNTUKKU
DOSENKU, YANG MENGAJARKAN BANYAK ILMU SERTA MENDIDIK
DAN MEMBIMBINGKU
SAHABAT SEPERJUANGAN FISIKA FMIPA UNILA 2014
Serta Almamater Tercinta
“UNIVERSITAS LAMPUNG”
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “STUDI KARAKTERISASI BATUAN BEKU ANDESIT
KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG”. Tujuan
penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
gelar S1 dan melatih mahasiswa untuk berpikir cerdas dan kreatif dalam menulis
karya ilmiah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin yarabbal alaamiin.
Bandar Lampung, Januari 2019
Penulis,
Santi Komala Dewi
xi
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya
penulis masih diberikan kesempatan untuk mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian dan skripsi
ini, terutama kepada:
1. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang mendukung dari awal sampai
akhir penulisan.
2. Bapak Slamet Sumardi, S.Si., M.T sebagai Pembimbing II yang senantiasa
sabar dalam mengoreksi skripsi dan memberikan masukan-masukan serta
nasehat untuk menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir penulisan.
3. Ibu Dra. Dwi Asmi, M.Si., Ph.D sebagai Penguji yang telah mengoreksi
kekurangan, memberi kritik dan saran selama penulisan skripsi.
4. Ibu Suprihatin, S.Si., M.Si, sebagai Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan bimbingan serta nasehat dari awal perkuliahan sampai
menyelesaikan tugas akhir.
5. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng selaku Ketua Jurusan yang
senantiasa memberikan kelancaran.
6. Para dosen yang telah berjasa memberikan ilmunya kepada penulis selama
menempuh pendidikan serta karyawan di Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
xii
7. Bapak Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A. selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
8. Balai Penelitian Teknologi Mineral – Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) – Lampung Selatan yang telah memfasilitasi penulis
selama proses penelitian berlangsung.
9. Teman-teman seperjuangan penelitian Eka, Ipruddin, Ario, Riska, Ami, Eli
dan Fida yang selalu membantu dan menyemangati dalam melakukan
penelitian ini hingga akhir.
10. Teman-teman Fisika angkatan 2014, kakak tingkat dan adik tingkat yang
selama ini memberikan semangat.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat sehat kepada kita semua,
Aamiin.
Bandar Lampung, 15 Januari 2019
Penulis,
Santi Komala Dewi
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
SANWACANA ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. BatasanMasalah .................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
xiv
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Batuan dan Batuan Beku Vulkanik ......................................................... 6
B. Jenis Batuan yang ada di Lampung Barat ............................................... 7
C. Proses Pengkristalan Batuan Beku ......................................................... 8
D. Karakteristik Batuan Beku Andesit ........................................................ 10
E. Prinsip Kerja Ball Milling ....................................................................... 13
F. Kuat Tekan Batuan ................................................................................. 14
G. Pengukuran Kerapatan dengan Bulk Density .......................................... 15
H. Analisis Serbuk Batuan Beku Andesit Menggunakan XRF ................... 16
I. Analisis Fasa Serbuk Batuan Beku Andesit Menggunakan XRD .......... 18
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu danTempat penelitian .................................................................. 20
B. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 20
C. Prosedur Penelitian .................................................................................. 21
D. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 23
E. Identifikasi Fasa pada XRD .................................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian X-Ray Fluorescence (XRF) .......................................... 26
B. Hasil Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) .............................................. 27
C. Hasil Pengujian Bulk Density .................................................................. 32
D. Hasil Pengujian Kuat Tekan .................................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 35
B. Saran ........................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Deret Bowen ................................................................................... 10
Gambar 2. Batu andesit .................................................................................... 11
Gambar 3. Ball mill .......................................................................................... 13
Gambar 4. Mesin pengujian kuat tekan............................................................ 15
Gambar 5. Analisis senyawa serbuk batuan beku andesit menggunakan X-Ray
Fluorescence (XRF) ........................................................................ 17
Gambar 6. Analisis senyawa serbuk batuan beku andesit menggunakan X-Ray
Diffraction (XRD) ........................................................................... 19
Gambar 7. Diagram alir proses preparasi bubuk batu beku andesit ......................... 23
Gambar 8. Diagram alir proses preparasi pembuatan benda uji kuat tekan ..... 23
Gambar 9. Difagtogram hasil analisis sampel bubuk andesit 01 asal Kabupaten
Lampung Barat. Simbol: Δ = CaAl2Si2O8 ● = Fe2O3 ♦ = SiO2 ..... 27
Gambar 10.Difagtogram hasil analisis sampel bubuk andesit 02 asal Kabupaten
Lampung Barat. Simbol: Δ= CaAl2Si2O8 □= SiO2 dan○ =K (AlSi2O8)
....................................................................................................... 28
Gambar 11.Difagtogram hasil analisis sampel bubuk andesit 02 asal Kabupaten
Lampung Barat. Simbol: Δ = CaAl2Si2O8 □ = SiO2 dan
○ = K ( AlSi2O8 ) ........................................................................... 29
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jenis batuan di Lampung Barat serta kegunaannya ........................... 7
Tabel 2. Komposisi batuan andesit .................................................................. 9
Tabel 3. Syarat mutu batu alam bahan bangunan (SNI. 3-0394-1989) ............ 12
Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan ................................................................. 22
Tabel 5. Hasil pengujian XRF .......................................................................... 23
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Lampung Barat dibentuk berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun
1991 tentang pembentukan Kabupaten Lampung Barat, yang disahkan pada
tanggal 16 Juli 1991. Secara geografis, Lampung Barat terletak pada koordinat 4o
47' 16" - 5o 56' 42" Lintang Selatan dan 103
o 35' 08" - 104
o 33' 51" Bujur Timur
yang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.368,14 km².Berdasarkan hasil kegiatan
pusat sumber daya Geologi tahun 2011, morfologi Kabupaten Lampung Barat
secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu morfologi dataran rendah, perbukitan
bergelombang dan daerah pegunungan.
Sejarah geologi daerah Kabupaten Lampung Barat dimulai pada zaman Tersier
dan tersusun atas endapan permukaan batuan sedimen dan batuan gunungapi
(Wikarta dkk., 1994). Berdasarkan Peta Geologi Kota Agung skala 1: 250.000
yang disusun oleh Gafoer dkk pada tahun 1989, Lampung Barat terdiri dari batuan
Andesit Tua (Old Quarternary Young), Formasi Simpang Aur, Formasi Ranau,
Formasi Bal dan Batuan Intrusif. Litologi yang dominan adalah batuan beku jenis
vulkanik.
Batuan vulkanik atau batuan ekstrusi merupakan batuan yang terbentuk pada
permukaan bumi (Lopresto et al., 2011; Sudarmi, 2016). Batuan beku vulkanik
2
umumnya terbentuk dari pembekuanmagma yang sangat cepat (misalnya akibat
letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Batuan vulkanik
dapat dikenal melalui tekstur, struktur dan komposisi mineral. Tekstur batuan
vulkanik memberikan informasi mengenai proses pembekuan magma dan struktur
batuan vulkanik mencirikan batuan tersebut intrusi atau ekstrusi, sedangkan
komposisi mineral pada batuan vulkanik berkaitan dengan warna batuan dan asal
magma batuan (Mulyaningsih, 2013).Beberapa batuan yang tergolong dalam
batuan beku vulkanik antara lain batuan basalt, dasit dan andesit (Wang, 2010;
Sariisik et al., 2011). Batuan andesit bersifat masif, keras dan tahan terhadap
hujan (Rinawan, 2000).
Potensi batuan beku andesit di Indonesia sangat besar dan tersebar di setiap
provinsi.Berdasarkan data yang dimiliki Badan Geologi pada tahun 2010,
Indonesia memiliki sumber daya batuan andesit sebesar 75.244,10 juta
ton.Berdasarkan data ESDM tahun 2014, Provinsi Lampung menghasilkan galian
industri sebesar 1.980 juta ton andesit.Dan berdasarkan hasil inventarisasi dan
evaluasi sumber daya mineral di daerah Kabupaten Lampung Barat menunjukan
bahwa terdapat sekitar 10,05 juta ton andesit.
Batuan Andesit memiliki kandungan silikat (SiO2) yang cukup tinggi(Purnomo,
2000; Basyuni, 2009).Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suparno (2009)
menunjukan bahwa batu andesit memiliki karakteristik dengan
kandungansenyawa silika (SiO2) 52 hingga 66%.Sedangkan menurut Sariisik et al
(2011) batu andesit mengandung komposisi kimia Silika (SiO2) sebesar 62,30%.
Andesit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yaitu pondasi jalan, batu
belah dan bangunan dengan syarat mutu dari batuan tersebut (Raymond,
3
2000).Namun, sejauh ini untuk batuan beku andesit yang ada di Kabupaten
Lampung Barat belum diketahui karakteristiknya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang studi karakterisasi
batuan beku andesit di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung yang
sebelumnya sudah dilakukan analisis petrografi untuk mengetahui jenis batuan
tersebut.Penelitian ini untuk mengetahui kualitas batuan, baik berdasarkan sifat
fisis maupun sifat makroskopisnya.Untukmengetahui sifat makroskopis dari
batuan beku andesit, penelitian ini menggunakan pengujian kuat tekandan
densitas.Sedangkan untuk mengetahui sifat fisis, penelitian ini menggunakan
analisis X-Ray Fluorescence(XRF) dan X-Ray Diffraction (XRD).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sifat fisis dari batuan beku andesit di Kabupaten Lampung
Barat, Provinsi Lampung?
2. Bagaimana sifat makroskopis dari batuan beku andesit di Kabupaten
Lampung Barat, Provinsi Lampung?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Batuan beku yang digunakan adalah jenis batuan beku andesit.
4
2. Batuan beku andesit yang digunakan terdiri dari 3 sampel yang berasal dari
Kecamatan Hutan Lindung Bukit Barisan Kabupaten Lampung Barat.
3. Pengujian sifat fisis batuan beku andesit dmenggunakan XRF PAN
Analytical dan XRD PAN Analytical.
4. Pengujian sifat makroskopis batuan beku andesit meliputi pengujian berat
jenis (density) danpengujian kuat tekan menggunakan alat controls dengan
model50-C56B02.
5. Benda uji batuan beku andesit yang digunakan untuk pengujian kuat tekan,
yaitu berukuran 5cm x 5cm x 5 cm.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sifat fisis batuan beku andesit menggunakan analisis kuat tekan,
densitas.
2. Mengetahui sifat makroskopis batuan beku andesit menggunakan analisis XRF
dan XRD.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Dapat diketahui sifat fisis dan sifat makroskopis dari batuan beku andesit
yang berasal dari kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
2. Secara akademis dapat memberikan wawasan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang mineral batuan.
3. Menambah pengetahuan mengenai karakteristik dari batuan beku andesit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Batuan dan Batuan Beku Vulkanik
Batuan adalah kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara
gembur ataupun padat.Batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap,
biasanya tidak homogen.Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik
dan umur yang beranekaragam.Pada umumnya, batuan merupakan gabungan dari
dua mineral atau lebih.Batuan tidak perlu padat dan keras dan biasanya
merupakan agregat-agregat yang berukuran cukup besar, tetapi dapat pula dalam
ukuran yang cukup kecil atau tersusun oleh benda gelas saja (Noor,2009).
Salah satu jenis batuan dari segi asal dan keterdapatan di lapangan adalah batuan
beku (Noor,2009). Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (andesit). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak
bumi.Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses antara
kenaikan temperatur, penurunan tekanan atau perubahan komposisi.Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi (Wang, 2010).Batuan beku yangumumnya
7
terbentuk dari pembekuanmagma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil adalah batuan beku
vulkanik. Batuan beku vulkanik dapat dikenal melalui tekstur, struktur dan
komposisi mineral. Tekstur batuan vulkanik memberikan informasi mengenai
proses pembekuan magma dan struktur batuan vulkanik mencirikan batuan
tersebut intrusi atau ekstrusi, sedangkan komposisi mineral pada batuan vulkanik
berkaitan dengan warna batuan dan asal magma batuan (Mulyaningsih,
2008).Beberapa batuan yang tergolong dalam batuan beku vulkanik antara lain
batuan basalt, dasit dan andesit (Wang, 2010; Sariisik et al., 2011).
B. Jenis Batuan yang ada di Lampung Barat
Berdasarkan hasil inventarisasi dan evaluasi sumber daya mineral di daerah
Kabupaten Lampung Barat yang disusun oleh Ratih dkk pada tahun 2011
diperoleh potensi endapan bahan galian beserta kegunaanya ditunjukan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Jenis batuan di Lampung Barat serta kegunaannya(Ratih dkk., 2011).
No. Jenis Batuan Kegunaan
1 Andesit Sebagi bahan bangunan seperti pondasi jalan.
2 Basalt Sebagai pondasi jalan
3 Gamping Untuk batu kapur dan bahan bangunan
4 Diorit Sebagai batu dimensi dan batu hias
5 Lempung Pembuatan bahan batu bata dan genteng
6 Perlit Sebagai bahan pelebut
8
7 Sirtu bahas aspal, bahan bangunan dan pondasi jalan
8 Tras Sebagai bahan bangunan, campuran semen dan
pasir bangunan
C. Proses Pengkristalan Batuan Beku
Pada tahun 1922, Novan Levi Bowen mengemukakan sebuah teori
mengenai proses urutan pengkristalan magma atau yang biasa disebut
“deret bowen”. Beliau mengemukakan bahwa deret bowen menjelaskan
bagaimana proses pembentukan mineral, khususnya mineral pada batuan
beku, yaitu mineral yang mengandung silikat yang kemudian mengkrsital
langsung dari magma berdasarkan penurunan temperatur. Riset ini
dilakukan dengan cara mengambil sampel magma cair dan memasukkannya
kedalam suatu alat yang fungsinya memberti tekanan dan suhu yang
dianggap sama dengan keadaan di bumi. Dengan berjalannya waktu serta
dengan diturunkannya suhu dan tekanannya dengan perumpamaan seperti
penurunan magma itu seperti magma yang sudah keluar ke permukaan
bumi, maka didapat suatu hasil dari eksperimen ini yaitu ternyata magma
itu mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu urutan mineral.
Sehingga dari riset ini dibuatlah deret bowen yang sampai sekarang
digunakan tabel untuk menjelaskan tentang ururtan pembekuaan magma.
Mineral silikat merupakan mineral utama pembentuk batuan atau juga
disebut RFM (Rock Forming Mineral). Unsur-unsur utamanya adalah O
9
(oksigen), Si (silikat), Al(aluminium), Fe(besi), Ca (Kalsium), Na
(natrium), K (kalium) dan Mg (magnesium). Sehingga batuan beku adalah
batuan yang terbentuk langsung dari magma melalui proses pengkristalan
magma.
Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral ini
dari yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke
bawah menjadi mineral asam, yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu.
Deret kontinyu digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret reaksi
bowen dan deret diskontinyu pada bagian kiri deret reaksi bowen. Deret
kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas yang dimulai
dari anorthite yang kaya akan Ca (kalsium) menjadi Oligoklas yang kaya
akan Na(natrium). Disebut deret kontinyu karena pembentukan mineral
yang satu dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan
yang dekat. Pada deret diskontinyu menggambarkan pembentukan mineral-
mineral seperti olivine, piroksen, amfibol dan biotit. Disebut deret
diskontinyu dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam pembentukan
mineral-mineral ini. Akan tapi kedua deret ini bertemu pada satu titik
dimana dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y). Kedua deret ini
bertemu pada pembentukan K-Feldspar, kemudian berlanjut ke
pembentukan muscovite, dan kuarsa. Susunan deret bowen ditunjukkan
pada gambar 1.
10
Gambar 1. Deret bowen
D. Karakteristik Batuan Beku Andesit
Andesit merupakan salah satu batuan vulkanik yang memiliki unsur mineral yang
kaya akan kandungan mineralnya setelah basalt (Fisher dan Schmincke, 1984).
Batuan andesit merupakan batuan intermediate yang terjadi hasil pendinginan
magma pada permukaan bumi ataupun aktivitas gunung api. Akibat perbedaan
suhu pada saat pendinginan batuan andesit secara umum terdiri dari batuan padat,
pori dan antara (Khosama, 2012). Batuan andesit atau batuan ekstrusi merupakan
11
batuan yang terbentuk pada permukaan (Lopresto et al., 2011)(Sudarmi,
2016).Batuan andesit ini bersifat masif, keras dan tahan terhadap hujan (Rinawan,
2000).
Andesit merupakan batuan yang menunjukkan tekstur kasar yang memiliki
kandungan mineral terdiri dari olivin, piroksen, hornblend dan plagiokla.Secara
umum, batuan beku andesit berwarna segar abu-abu (Hardiyono,
2013).Kandungan utama andesit ialah kandungan silikat yang tinggi atau SiO2,
alkali feldspar hadir dalam jumlah yang kecil, sedangkan kuarsa hadir sebagai
pembentuk mineral gelas.Batuan andesit yang merupakan jenis aliran lava
berbutir kasar dan merupakan batuan yang tertua di kawasan pegunungan.Batuan
andesit memiliki kandungan mineral silika yang tinggi (SiO2), sehingga mampu
dijadikan sebagai tambahan dalam infrastuktur material bangunan (Richardson,
1939).Batuan andesit yang digunakan pada penelitian ini ditunjukan pada Gambar
2.
Gambar 2. Batu Andesit
Batu andesit pada Gambar 2 merupakan batuan andesit yang berasal dari
Lampung Barat.Batu andesit mengandung 52 hingga 66% senyawa silika
(SiO2).Mineral-mineral penyusun batu andesit terdiri dari plagioclase feldspar
12
dan juga terdapat mineral pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene) dan
mineral hornblendedalam jumlah yang kecil (Suparno, 2009).Kandungan batuan
andesit dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2.Komposisi batuan andesit (Suparmo, 2009).
Senyawa Komposisi (%)
SiO2 47,55
Al2O3 18,37
Fe2O3 8,19
CaO 7,11
MgO 2,25
Na2O 1,70
K2O 2,16
TiO2 0,59
MnO 0,22
P2O5 0,30
H2O 0,52
Beberapa penelitian mengalisissenyawa yang terkandung dalam batu
andesit.Penelitian yang dilakukan oleh Sucipto dan Sadisun pada tahun 2000
melalui analisis XRF menghasilkan SiO2berkisar 48,03%-50,24%, Fe2O3 berkisar
diantara 11,48%-12,69%; Al2O3 diantara 13,66-17%, CaO diantara 5,96-11,64%,
MgO berkisar 5,3-7,53%, K2O diantara 1-1,46%, dan TiO2 diantara 0,85- 1,25%.
Sedangkam MnO, P2O5 masing-masing mempunyai persentase yang sangat
rendah yaitu kurang dari 1% (Sucipto dan Sadisun, 2000). Dan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sariisik et al pada tahun 2011, batu andesit
mengandung komposisi kimia SiO2 sebesar 62,30%, Al2O3 sebesar 14,70%, Fe2O3
sebesar 4,04%, MgO sebesar 2,78%, CaO sebesar 4,26%, Na2O sebesar 2,95%,
13
K2O sebesar 6,06%, TiO2 sebesar 0,98, P2O5 sebesar 0,81%, MnO sebesar 0,07%
dan Cr2O3 sebesar 0,014%.
E. Prinsip Kerja Ball milling
Mesin ball mill adalah salah satu jenis mesin penggiling yang digunakan untuk
menggiling suatu bahan material menjadi bubuk yang sangat halus.Metode ball
milling ini berprinsip pada penghancuran bahan menggunakan sejumlah bola
penumbuk dalam sebuah tabung horizontal yang berputar. Bola-bola akan
terangkat pada sisi tabung kemudian jatuh ke bahan yang ditumbuk dan
menyebabkan fragmentasi pada struktur bahan menjadi ukuran yang sangat halus.
Keunggulan metode ball milling adalah waktu penepungan lebih cepat dan tepung
yang dihasilkan relatif lebih halus sehingga mampu meningkatkan hidrasi tepung
dengan air (Widjanarko dan Suwasito, 2014).Alat ball mill ditunjukan pada
Gambar 3.
Gambar 3.Ball mill (Sumber: Laboratorium Non-Logam Balai Penelitian
Teknologi Mineral - LIPI).
Gambar 2 menunjukan alat Ball mill yang digunakan untuk menghacurkan suatu
bahan. Cara kerja dari mesin ball mill adalahpertama-tama bahan material
14
dimasukkan ke dalam mesin melalui kerucut di salah satu sisi dan hasil produksi
akan keluar dari kerucut di sisi yang lainnya. Ketika shell berputar, maka bola
akan terangkat dan bagian kaskade akan naik turun. Gerakan dari bola inilah yang
akan mengurangi ukuran dari bahannya (Takacs, 2002).
F. Kuat Tekan Batuan
Kekuatan tekan adalah sifat kemampuan suatu benda untuk menahan atau
memikul suatu beban tekan (Irawati dkk, 2015). Kuat tekan merupakan besarnya
beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji hancur bila dibebani gaya
tekan tertentu (Zulhijah dkk, 2015). Umumnya, metode kuat tekan menggunakan
sebuah cetakan berbentukkubus yang memiliki ukuran sisi 5 cm (SNI 03-6825-
2002).Salah satu uji sifat mekanik adalah dengan uj kuat tekan batuan dan yang
umum digunakan adalah kuat tekan uniaxial.Alat atau mesin uji kuat tekan
batuandengan mesin uji controls ditunjukkan seperti Gambar 4.
Gambar 4.Mesin pengujian kuat tekan (Sumber : Laboratorium Bahan dan
Kontruksi Teknik Sipil UNILA).
15
Gambar 4 menunjukan suatu alat uji kuat tekan suatu bahan.Berdasarkan referensi
SNI.3-0394-1989 untuk melihat kualitas maupun kegunaan dari betuan sebagai
bahan pondasi bangunan berdasarkan hasil pengujian kuat tekan batuan alam
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Syarat mutu batu alam bahan bangunan (SNI. 3-0394-1989)
No Jenis Bangunan Kuat tekan minimum
(kg/cm2)
1 Pondasi berat 1.500
2 Pondasi Sedang 1.000
3 Pondasi ringan 800
4 Penutup lantai atau trotoar 600
5 Tonggak dan batu tepi jalan 500
6 Batu hias atau tempel 200
Nilai kuat tekan suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan persamaan:
=
A (2.1)
dengan: = kuat tekan (kg/cm2)
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang (cm2)
G. Pengukuran Kerapatan dengan Bulk density
Kerapatan (density) adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan
volume. Densitas bahan merupakan suatu parameter yang dapat memberikan
informasi keadaan fisika dan kimia suatu bahan(Mirica, Katherine A, 2010).
Salah satu bentuk densitas, yaitu bulk density.Bulk density merupakan berat suatu
massa tanah persatuan volume tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk
16
didalamnya adalah ruang pori (Harjdowigeno, 2003).Persamaan umum densitas
(kerapatan massa) ini dinyatakan dalam satuan gr/cm3, dilambangkan dengan
(Oktavia, 2014).Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi
sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air, drainase dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan
penggunaan tanah dalam berbagai keadaan.
Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah
dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu,
kerapatan partikel setiaptanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi. Nilai
kerapatan partikeltanah mineral rata–rata 2,6 gram/cm3(Madjid, 2010). Rumus
bulk density ditunjukkan pada persamaan berikut.
(2.2
Keterangan: = massa batuan (gram)
= volume perubahan air (gram)
= massa jenis air (gram/cm3)
H. Analisis Unsur Serbuk Batuan Beku Andesit Menggunakan X-Ray
Fluorescence (XRF)
XRF merupakan salah satu metode analisis yang tidak merusak dan digunakan
untuk analisis unsur dalam bahan secara kualitatif dan kuantitatif (Kriswarini dkk,
2010).Analisis menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan
pencacahan karakteristik sinar-X yang terjadi dari peristiwa efek fotolistrik. Bila
energi sinar tersebut lebih tinggi dari pada energi ikat elektron dalam orbit K, L,
atau M atom target, maka elektron atom target akan keluar dari orbitnya. Dengan
17
demikian atom target akan mengalami kekosongan elektron. Kekosongan elektron
ini akan diisi oleh elektron dari orbital yang lebih luar diikuti pelepasan energi
berupa sinar-X (Munasir dkk, 2012). Alat XRF pada penilitian ini ditunjukan pada
Gambar 5.
Gambar 5.Mesin Uji XRF (Sumber: Laboratorium Non-Logam Balai Penelitian
Teknologi Mineral - LIPI).
Gambar 5 menunjukkan alat mesin uji XRF. Prinsip kerja XRF apabila terjadi
eksitasi sinar-X primer yang berasal dari tabung X-ray atau sumber radioaktif
mengenai sampel, sinar X dapat dihamburkan oleh material. Radiasi emisi dari
sampel yang terkena sinar-X akan langsung ditangkap oleh detektor(Grieken and
Markowicz, 2002). Detektndor menangkap foton-foton tersebut dan dikonversikan
menjadi impuls elektrik. Impuls kemudian akan diproses dengan sinyal PC
(Gosseau, 2009). Kemudian akan diteruskan ke spektrometri sinar-X.
Spektrometri XRF memanfaatkan sinar-X yang dipancarkan oleh bahan yang
selanjutnya ditangkap detektor untuk dianalisis kandungan unsur dalam bahan
(Munasir dkk, 2012).
18
I. Analisis Senyawa Serbuk Batuan Beku Andesit Menggunakan X-Ray
Diffraction (XRD)
X-Ray Diffraction adalah metode karakterisasi yang digunakan untuk mengetahui
senyawa kristal yang terbentuk (Smallman dan Bishop, 2000). Sinar x memiliki
energi mulai dari sekitar 200 sampai 1 MeV yang ditempatkan diantara sinar γ dan
sinar ultraviolet (UV) dalam spektrum elektromagnetik. Seperti yang diketahui,
sinar x dihasilkan oleh interaksi antara sinar elekron dan elektron eksternal sebuah
atom. Panjang gelombang sinar-x bervariasi yaitu antara 10 nm sampai 1 pm.
Panjang gelombang lebih pendek untuk energi yang lebih tinggi. Kisaran
gelombang yang berguna untuk studi difraksi sinar-x adalah antara 0,05 sampai
0,25 nm. Jarak interatomik dalam kristal biasanya 0,2 nm (Norton dan
Suryanarayana, 1998).Difraksi sinar-X (XRD) dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengkarakterisasi beragam bahan, seperti logam, mineral,
polimer, katalis, plastik, farmasi, lapisan tipis, keramik dan
semikonduktor(McMahon, 2007).Peristiwa difraksi sinar-X dapat dilukiskan
seperti Gambar 6.
Gambar 6.Proses difraksi sinar-X (Cullity, 1978).
Berdasarkan Gambar 6, sinar-X dapat terbentuk apabila suatu logam sasaran
ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Dalam eksperimen digunakan
19
sinar-X yang monokromatis. Kristal akan memberikan hamburan yang kuat yang
jikaarah bidang kristal terhadap berkas sinar-X (sudut θ) memenuhi persamaan
Bragg, seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut.
(2.3)
dengan: = jarak antar bidang dalam kristal
= sudut deviasi
= orde (0,1,2,3,…..)
= panjang gelombang (Callister, 2003; Waseda et al., 2011).
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 sampai Oktober 2018 di
LaboratoriumAnalisis Kimia dan Laboratorium Non-Logam, Balai Penelitian
Teknologi Mineral – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
berTempat di Jl. Ir. Sutami KM. 15 Tanjung Bintang Lampung Selatan, serta di
Laboratorium Bahan dan Kontruksi, Teknik SipilFakultas Teknik Universitas
Lampung.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa timbangan
digital merk Gold series ohaus, oven merk memmert, XRF PAN Analytical,
XRD PAN Analytical, ayakan mesh no (80, 100, 120, 150 dan 200), mesin uji
kuat tekan merk Wykeham FarranceEngineering made in England model
55104 capacity 1500 kN, ember,gelas ukur, spatula, sarung tangan, Ball mill
merk Yuema Helical Great type TR67-A-D112.M4 no. 0 dan cetakan kubus
ukuran 5cm x 5cm x 5cm. Sedangkan bahan yangdigunakan dalam penelitian
ini adalah air dan batuan beku andesit yang berasal dari Kabupaten Lampung
Barat, Provinsi Lampung.
21
C. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Preparasi Serbuk Batuan beku andesit
Langkah-langkah preparasi serbuk batuan beku andesit adalah sebagai berikut.
a. Memasukkan batuan beku andesit ke dalam ball mill.
b. Menutup rapat ball mill dengan menggunakan kunci L.
c. Menekan tombol on pada ball mill, lalu menggiling batuan beku andesit
selama ± 12 jam.
d. Mengayak serbuk batuan beku andesit hasil ball mill dengan ayakan mesh no.
80, 100, 120, 150 dan 200.
e. Hasil serbuk batuan beku andesit siap untuk digunakan.
2. Prosedur Uji Densitas
Adapun prosedur uji densitas batuan adalah sebagai berikut :
1. Memotong batuanan beku andesit dalam bentuk bongkahan.
2. Menimbang bongkahan batuan beku andesit sebelum dimasukan kedalam air.
3. Merendamkan batuanan beku andesit kedalam air yang bervolume 40 ml.
4. Melihat kenaikan volume air dan mencatatnya.
5. Terakhir adalah menghitung nilai densitas dari masing-masing komposisi
dengan menggunakan persamaan 2.2.
3. Pengujian kuat tekan benda uji
Pengujian kuat tekan batuan dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari
benda uji tersebut dengan meggunakan alat controls dengan model 50-C56B02.
22
Benda uji yang dipakai adalah kubus dengan ukuran sisinya 5 cm x 5 cm x 5cm
cm. Langkah-langkah pengujian kuat tekan benda uji adalah:
a. Menyiapkan benda uji berbentuk kubus.
b. Meletakkan benda uji simetris dengan mesin uji kuat tekan.
c. Melihat benda uji pada saat uji kuat tekan apabila sudah hancur dan dialtidak
naik lagi lalu mencatat beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh benda
uji (P) dan menghitung kuat tekannya.
4. Karakterisasi X-Ray Fluorescence (XRF)
Langkah-langkah pengujian sampel batuan beku andesit dengan XRF adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan sampel bubuk batuan beku andesit dengan lulus mesh 200.
b. Memasukkan sampel ke dalam tube sampel sebanyak 1/3 ketinggian tube
sampel. Sampel dipress hingga permukaan rata.
c. Menyalakan XRF dan UPS kemudian tekan power. Tunggu hingga beberapa
saat baru kemudian kunci diputar ke arah on.
d. Memutar kunci alat XRF searah jarum jam sebesar 90o.
e. Memasukkan tube sampelke dalam Tempat pada alat.
f. Menutup penutup XRF
g. Menjalankan program εpsilon3XLE
dalam komputer
h. Memilih dan klik menu “measure” “measure omnian” “omnian”
“open”
i. Klik “enter your sampel indentification” kemudian isi nama sampel.
j. Pengukuran sampel dimulai.
k. Setelah pengukuran sampel selesai, spektogram yang didapat dianalisa.
23
l. Menekan tombol “power” pada XRF dan U S.
5. Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD)
Langkah-langkah untuk karakterisasi sampel batuan beku andesit dengan XRD
adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan dan mengayak sampel serbuk batuan beku andesit lolos mesh
nomor 200.
b. Meletakkan sampel pada Tempat sampel (sample holder) kemudian diratakan
menggunakan kaca.
c. Masukkan sampel ke dalam difragtogram untuk kemudian dilakukan
penembakan dengan sinar-X.
d. Memulai pengujian difraksi (menekan tombol “start” pada menu di
komputer) dimana sinar-X akan meradiasi sampel yang terpancar dari target
Cu dengan panjang gelombang 1,5606 Å.
e. Setelah pengukuran selesai maka akan diperoleh data hasil difraksi dalam
bentuk soft data yang dapat disimpan dalam bentuk xrdml.
f. Selanjutnya data yang diperoleh akan diolah menggunakan software high
score plus v.3.0.5 untuk mengetahui fasa yang terbentuk dari sampel.
D. Diagram Alir
Diagram alir untuk penelitian ini terdiri dari proses preparasi bubuk andesit yang
dihasilkan dari batu andesit kabupaten Lampung Barat, pembuatan benda uji
kuat tekan serta pengujian-pengujian bubuk andesit, baik secara fisis maupun
secara mikroskopis.
24
1. Preparasi bubuk andesit
Diagram alir ini merupakan skema dari proses preparasi batu andesit untuk
mendapatkan bubuk andesit dan beberapa pengujiannya yang ditunjukkan pada
Gambar 7.
Digiling dengan Ball mill selama 12 jam
Disaring dengan ayakan nomor 200
mesh
Dikarakterisasi menggunakan XRF dan
XRD
Gambar 7. Diagram alir proses preparasi bubuk batu beku andesit.
2. Pembuatan benda uji untuk kuat tekan
Diagram alir ini dibuat untuk melihat skema proses pembuatan benda uji untuk
pengujian kuat tekan batuan yang dapat dilihat pada Gambar 8.
Dipotong menggunakan alat hingga berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm
Dilakukan uji kuat tekan
Gambar 8. Diagram alir proses pembuatan benda uji kuat tekan
Batu beku andesit
Sarbuk kasar batu beku andesit
Sarbuk halus batu beku andesit
Analisis Data
Batuan beku berbentuk kubus
Analisis Data
Batuan beku andesit
25
E. Identifikasi Fasa pada XRD
Untuk mengetahui fasa yang terbentuk, sampel dianalisis menggunakan aplikasi
High Score Pluseversion 3.0e (3.0.5) yang diproduksi oleh PAN analytical B.V
pada tahun 2012 dengan panjang gelombang 1,541874 .
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Semakin rapat suatu batuan maka semakin besar pula kuat ketahanan batuan
tersebut.
2. Hasil pengujian X-Ray Fluorescence (XRF) menghasilkan senyawa kimia
yang meliputi SiO2, AlO2, Fe2O3, CaO, MgO dan K2O serta beberapa senyawa
lain yang bernilai kecil dan SiO2 merupakan senyawa yang paling besar
konsentrasinya, dengan demikian batuan beku asal Lampung Barat
merupakan batuan beku jenis andesit.
3. Hasil karakterisasi XRD memperlihatkan fasa yang dominan pada setiap
sampel adalah fasa anorthite dengan nilai tertinggi terdapat pada puncak 2θ
sebesar 27,7o yang terdapat pada sampel 01 dan 02.
B. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi pada saat penelitian maupun setelah mendapatkan hasil
penelitian, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan
karakterisasi SEM agar mengetahui ukuran butiran dari batuan beku andesit asal
Lampung Barat.
DAFTAR PUSTAKA
BGI. 2010. Data Dasar Gunung Api Indonesia, Edisi ke-2. Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral. Badan Geologi Indonesia. Bandung.
Callister, W. D.2003.Material Science and Engineering An Introduction. John.
Wiley and Sons, Inc.
Cullity, B.D. 1978. Element of X-Ray Diffraction. Departement of Metallurgical Engeenering and Materials Science. Addison-Wesley Publishing Company, Inc: USA. hal 277-281.
ESDM. 2014. Peta Sebaran Batuan Mineral Logam dan Non Logam di Provinsi
Lampung. (online) tersedia di https://www.psdg.bgl.esdm.go.id/sebaran-batuan-mineral-lampung/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2016.
Gosseau,D., 2009. Introduction to XRF Spectroscopy. (online) tersedia di
http://users.skynet.be/. Diakses padat anggal 30 September 2009. Hardiyono, Adi. 2013. Karakteristik Batuan Beku Andesit dan Breksi Vulkanik,
dan Kemungkinan Penggunaan sebagai Bahan Bangunan Daerah Ukir Sari, Kecamatan Brojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Bulletin of Scientific Contribution.Vol. 11.No. 2. Hal 89-95
Irawati, N., Putri, N. T., dan Alexie, H. 2015. Strategi Perencanaan Jumlah
Material Tambahan Dalam Memproduksi Semen Dengan Pendekatan
Taguchi Untuk Meminimalkan Biaya Produksi (Study Kasus PT Semen
Padang). Jurnal Optimasi Sistem Industri. Vol.14. No. 1 hal.159-172.
ISSN 2088- 4842.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta
Khosama, L. K. 2012. Kuat tekan beton beragregat kasar batuan tuff merah,
batuan tuff putih, dan batuan andesit. Jurnal Ilmiah Media Engineering.
Vol. 2.No. 10. hal. 273-278.
Kriswarini, R., Anggraini, D dan Agus, D. 2010. Validasi Metoda XRF (X-Ray
Fluorescence) secara Tunggal dan Simultan untuk Analisis Unsur Mg, Mn
62 dan Fe dalam Paduan Aluminum. Seminar Nasional VI SDM Teknologi
Nuklir. Yogyakarta. ISSN 1978-0176.
Lopresto, V., Leone, C., and De Iorio, I. 2011. Mechanical characterisation of
basalt fibre reinforced plastic. Composites Part B: Engineering. Vol.
42.No. 4.hal. 717-723.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Mirica, Katherine A. 2010. Magnetic Levitation in the Analysis Of Foods and
Water. J. Agric. Food Chem. 58.6565 – 6569.
Mulyaningsih. 2013. Vulkanologi Jurusan Teknik Geologi. IST AKPRIND
Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Andi Offset. Yogjakarta.
Nishikant, K., Nachiket, A., Inamdar, A., and Abhisek, S. 2016. Manufacturing of
Concrete Paving Block by Using Waste Glass Material. International
Journal of Scientific and Research Publications.Vol. 6.No. 6.hal 61-77.
ISSN 2250- 3153.
Noor, Djauhari.2009. Pengantar Geologi. Bogor: CV Graha Ilmu.
Purnomo, Hasyim. 2000. Investigasi Batuan Mineral Silikat Sebagai Penguat beton. Press Indo: Bandung.
Raymond, A. Loren. August 2000. Study of Igneous, Sedimentary, and
Metamorphism rocks.Second Edition. Mc.Graw Hill.
Rinawan, S. 2000. Studi Kasus Pemanfaatan Batuan Vulkanik Andesit Sebagai Bahan Agregat Perancangan Beton Mutu Tinggi. Skripsi. Universitas Negeri Malang: Malang. Hal.20-23.
Sariisik, A., Sariisik, G., and Ahmet Senturk. 2011. Applications of Glaze and
Decor on Dimensioned Andesites Used in Construction Sector.
Construction and Building Materials.No. 25.Hal. 3694-3702.
SNI. 03-0394-1989. Mutu dan cara uji alam untuk bahan bangunan: Jakarta.
Soepriadi dan Moe’tamar. 2011. Prospeksi Pasir Besi di Pesisir Barat Kabupaten
Lampung Barat, Provinsi Lampung. Prosiding. SDG (Sumber Daya
Geologi).
Suparno, S. 2009. Energi Panas Bumi Edisi I. Depok: Universitas Indonesia.
Syamsuddin, R., Wicaksono, A., dan Fauzan, F. M. 2011. Pengaruh Air Laut Pada
Perawatan (Curing) Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Absorpsi Beton
Dengan Variasi Faktor Air Semen Dan Durasi Perawatan. Jurnal Rekayasa
Sipil. vol. 2.No. 5. Hal.68-75. ISSN 1978-5658.
Takacs, L. 2002. Self-sustaining reactions induced by ball milling.Progress in
Materials Science.Vol.47. No.4. hal. 355–414.
Van Grieken, R. E. and Markowicz, A. A. 2002.Handbook of X-Ray
Spectrometry Second Edition.Marcel Dekker Inc: New York. ISBN 0-
8247-0600-5.
Waseda, Y., Eiichiro, M., Kozo, S. 2011. X-Ray Diffraction Crystallography
Introduction, Examples and Solved Problem. London New York:
Springer Heidelberg Dordrecht.
Widjanarko, S. B., dan Suwasito, T. S. 2014. Pengaruh Lama Penggilingan
Dengan Metode Ball Mill Terhadap Rendemen Dan Kemampuan
Hidrasi Tepung Porang (Amor phopallus muelleri Blume). Jurnal
Pangandan Agroindustri.Vol. 1.No. 2 .hal.79-85.
Wikarta S., dkk., 1994, Penyelidikan Perlit di Gunung Muhul dan sekitarnya,
Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Zulhijah, D., Handani. S, dan Mulyadi, S. 2015. Pengaruh variasi ukuran agregat
terhadap karakteristik beton dengan campuran abu sekam padi. Jurnal
Ilmu Fisika. Vol 7. No. 2.hal. 50-55.