MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIKMANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA – RI
J A K A R T A2008
LAPORAN OBSERVASI STUDY VISIT DI PROPINSI BALIKEBIJAKAN DAN PRAKTEK PELAYANAN DI KAWASAN
WISATA Di PROPINSI BALI
Mata Kuliah : Pemerintahan Daerah
M. MUSLIM, S Sos : 08. D. 006ROSMALIA AGUSTARI EVELINA, S.I.P : 08. D. 009NUR MEILINASARI, STP : 08. D. 014BOBBY YONAN RHAMADIAN, SE : 08. D. 032RA. SULASTRI, SH : 08. D. 033Dra. SRIE SAADAH SOEPONO : 08. D. 036RITA WARDIYANTI SIAHAAN, SE : 08. D. 037SUMAWAN, S Sos : 08. D. 038MOCHAMAD SURATMAN ARIFIANTO, S.Kom : 08 .D. 039
NYOMAN RUDANA, SE : 08. D. 040
DAFTAR ISI Kata Pengantar
3
Bab I . Pendahuluan :
A. Latar Belakang dan Tujuan
4 – 5
B. Obyek dan Ruang Lingkup
5 – 6
C. Sistematika Pembahasan
6 - 7
Bab II . Pokok – Pokok Informasi Kebijakan dan Praktek Pelayanan di
Kawasan Wisata di Propinsi Bali
1. Gambaran Umum :
a. Gambaran Umum Mengenai Bali
7 – 8
b. Bali Tourism Board ( BTB )
8– 10
c. Branding Bali Shanti Shanti Shanti
11
2. Gambaran Kebijakan dan Program Pelayanan Dinas Pariwisata Propinsi Bali
khususnya dalam menyambut Visit Indonesia Year 2008
11– 14
3. Permasalahan yang Dihadapi oleh Kepariwisataan di Bali 14–
15
Bab III. Best Practice dalam Manajemen Pelayanan
1. Obyek Wisata Tanah Lot
16
2. Rudana Art Museum ( RAM )
16- 17
3. Pasar Seni Sukowati
17 - 18
4. Pasar Rakyat Ubud
18
1
5. Pantai Kuta
18
6. Pemerintah Kabupaten Gianyar
19
7. Unsur-unsur Yang Terkait Dengan SDM, Etos, Security, Keindahan, Nilai,
Karakter Wira Usaha.
20
Bab IV. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
21 - 22
2. Saran – Saran
22 – 23
Lampiran :
I. Populasi Propinsi Bali per warganegara dan Kabupaten / Kotamadya, 2006 24
II. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto ) atas Dasar Harga Berlaku di Bali tahun 2005 - 2006 ( dalam Rp. 000 000 ) 24III. Distrbusi PDRB Berdasarkan Harga Pasar yang berlaku di Propinsi Bali per sektor Industri, tahun 2005 - 2006 ( dalam % ) 25
IV. Jumlah Turis Asing ke Bali Per Bulan tahun 1997 – 2007 25
V. Rata – Rata Lama Tinggal Wisatawan ( Domestik Dan Manca Negara )
Per bulan di Hotel Berbintang 1 – 5, Tahun 2006 26
VI. Kontribusi Kunjungan Turis Asing per Negara bulan Januari – Maret 2008 26
Daftar Pustaka 27
2
LAPORAN OBSERVASI STUDY VISIT DI PROPINSI
BALI
KEBIJAKAN DAN PRAKTEK PELAYANAN
DI KAWASAN WISATA DI PROPINSI BALI
KATA PENGANTAR
Meskipun Bali sudah lama dikenal dunia, namun informasi tentang Bali
sebagai salah satu destinasi wisata dunia yang bertumpu pada pariwisata
budaya masih perlu disebarluaskan baik kedalam maupun keluar negeri.
Pesatnya perkembangan dunia pariwisata telah mempengaruhi daya tarik obyek,
fasilitas serta kegiatan wisata lainnya. Budaya Bali yang khas dan sarat akan
kegiatan spiritual membawa masyarakatnya senantiasa berkreasi dengan
menuangkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga memberikan nuansa
yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Di Indonesia maupun negara
lainnya.Tak dapat diragukan lagi bahwa tiada hari tanpa ritual yang memberikan
inspirasi bagi keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan,
keramahan, dan membawa kenangan ( Sapta Pesona Indonesia ).
Filosofi Tri Hita Karana ,yaitu hubungan yang harmonis antara manusia
dengan Tuhan ( parahyangan ), manusia dengan manusia ( pawongan ) dan
manusia dengan alam sekitar ( palemahan ) sangat menyatu dengan
masyarakat Bali dan merupakan pedoman hidup dalam mengarungi kehidupan
sehari – hari.
Laporan observasi ini memberikan gambaran mengenai Bali dan
Pariwisata secara sepintas, baik dari segi pengelolaan kebijakan pelayanan
publiknya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang dan Tujuan
Dengan melihat kebudayaan dan pariwisata provinsi Bali maka Bali
dikenal sebagai daerah kunjungan wisata utama di Indonesia dan hal itu tidak
lepas dari peran pemerintah daerahnya. Pada kunjungan study visit ke Dinas
Pariwisata Provinsi Bali tanggal 18 April 2008, para mahasiswa STIA LAN - RI
Jakarta Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah ( MPD ) untuk
mengenal dan memahami lebih dalam mengenai Pemerintah Daerah Bali dan
keterkaitan praktek dengan teori yang diperoleh di bangku kuliah terutama pada
mata kuliah pemerintahan daerah..
Selain itu juga kita dapat melihat gambaran Bali secara utuh sebagai satu
kesatuan, keberhasilannya dalam pengembangan potensi pariwisata demi
peningkatan kesejahteraan rakyat, dengan tetap mempertahankan khasanah
budaya lokal sehingga hal tersebut dapat mendorong keberhasilan dalam tata
kelola pemerintahan daerah di bidang pertumbuhan ekonomi, penyediaan
lapangan kerja, guna pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendidikan.
Ditetapkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, merupakan langkah yang harus ditempuh dalam penyelenggaraan
sistem demokrasi di Indonesia. Sistem demokrasi dalam undang-undang ini
diukur dari dua faktor penting yakni unsur keterlibatan masyarakat dalam
menentukan pejabat publik di daerah, dan keterlibatan masyarakat dalam
proses pembuatan kebijakan publik yang terkait dengan kepentingan
masyarakat secara luas.
Mengacu kepada UU Pariwisata no 9 tahun 1990 dimana secara umum
dikemukakan mengenai tugas pokok dan fungsi Pemerintahan Daerah dalam hal
pariwisata, maka tujuan kunjungan ke Dinas Pariwisata Propinsi Bali tersebut
bagi para mahasiswa STIA LAN – RI Jakarta program Studi MPD adalah sebagai
berikut :
4
1. Untuk mengetahui praktek pemerintahan daerah yang dikaitkan dengan
seluruh mata kuliah dalam program studi Manajemen Pembangunan
Daerah.
2. Untuk menambah dan meningkatkan wawasan dan pemahaman para
mahasiswa dalam study dan impementasinya di bidang pemerintahan
daerah khususnya pariwisata, dimana diharapkan dari hasil studi visit ini
para mahasiswa mendapatkan masukan yang berharga yang dapat
dipergunakan di dalam institusi kerja masing - masing. Dan dapat
mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di dinas Pariwisata
Propinsi Bali. Sehingga dapat mengolah dan merumuskan informasi yang
diperoleh.
3. Study visit ini juga untuk mengetahui kebijakan pemerintahan pusat dan
daerah.
4. Merencanakan untuk mempresentasikannya dalam bentuk Lokakarya
setelah kunjungan kerja berakhir. Lokakarya diadakan di STIA LAN – RI
Jakarta dengan mengundang nara sumber terkait dari Bali atau
Depbudpar dan dihadiri oleh mahasiswa pasca sarjana STIA LAN – RI
Jakarta dari berbagai program studi.
Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Bali dan masyarakat Bali :
1. Mendapat masukan yang berharga dari mahasiswa STIA LAN – RI Jakarta
dalam hal tata kelola pemerintahan daerah serta pengelolaan kawasan
wisata sehingga ke depan bisa menjadi lebih baik lagi.
2. Dengan kunjungan studi banding ini, dimana para mahasiswa hendak
melihat sendiri kemajuan yang sudah dicapai oleh pemerintah daerah
setempat, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi daerah tersebut untuk
lebih memajukan daerahnya.
3. Menampung informasi dari nara sumber ( aparat pemerintah daerah
terkait, pemerintah pusat dan tokoh masyarakat setempat ) yang terkait
dengan Pemerintah daerah dan hasilnya dikembalikan kepada instansi
terkait.
B.Obyek dan Ruang Lingkup
Obyek wisata yang diamati pada study visit ke Bali :
1. Dinas Pariwisata Propinsi Bali
5
2. Objek Wisata Tanah Lot
3. Rudana Art Museum di Ubud.
4. Pasar Rakyat Sukowati
5. Pasar Rakyat Ubud
6. Pantai Kuta
7. Kabupaten Gianyar
Ruang lingkup :
1. Kesesuaian antara materi pembelajaran di STIA LAN- RI Jakarta mengenai
manajemen pemerintahan daerah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Pelayanan publik yang sudah dilaksanakan di Propinsi Bali.
C.Sistematika
1. Kata Pengantar
2. Bab I Pendahuluan :
A. Latar Belakang dan tujuan
B. Objek dan Ruang Lingkup
3. Bab II Pokok – pokok informasi kebijakan dn praktek pelayanan di Kawasan
Wisata di Propinsi Bali :
3.1. Gambaran Umum
a. Gambaran Umum mengenai Bali
b. Bali Tourism Board
c. Branding Bali Shanti Shanti Shanti
3.2. Gambaran Kebijakan dan Program Pelayanan Dinas Pariwisata
Propinsi
Bali khususnya dalam menyambut Visit Indonesia Year 2008
3.3. Permasalahan yang dihadapi oleh kepariwisataan di Bali
4. Bab III Best Practice Dalam Manajemen Pelayanan
4.1. Obyek wisata Tanah Lot
4.2. Rudana Art Museum
4.3. Pasar Seni Sukowati.
4.4. Pasar Rakyat Ubud.
4.5. Pantai Kuta.
4.6. Pemerintah Kabupaten Gianyar.
4.7. Unsur – unsur yang terkait SDM, etos kerja, keindahan, nilai dan
karakter
6
wirausaha.
5. Bab IV. Kesimpulan dan Saran
BAB II
Pokok-pokok informasi kebijakan dan praktek pelayanan di Kawasan
Wisata di Propinsi Bali
1. Gambaran Umum
a. Gambaran Umum mengenai Bali
Provinsi Bali terdiri dari beberapa Pulau yaitu Pulau Bali yang merupakan Pulau
terbesar, sedangkan pulau-pulau kecil lainnya adalah Pulau Nusa Penida, Pulau
Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan dan Pulau Menjangan.
Luas wilayah Bali secara keseluruhan 5.636,86 Km2 atau 0,29% dari luas
kepulauan Indonesia. Jumlah penduduk Bali Tahun 2000 (Sensus Penduduk)
sebesar 3.146.999 jiwa atau dengan kepadatan penduduk 555 jiwa/km2 dan
tingkat per-tumbuhan penduduk 1,19% per tahun selama periode tahun 1990 -
2000. Untuk tahun 2006 jumlah penduduk Bali sebanyak 3. 310 307 jiwa ( lihat
tabel I pada lampiran ).
Secara Administratif Provinsi Bali dibagi menjadi 9 Kabupaten/ Kota 8
Kabupaten dan 1 Kota ), 55 Kecamatan, 701 Desa/ Kelurahan, 1.433 Desa
Pekraman, 3.945 Banjar/ Adat. Luas Kabupaten Buleleng 1.365,88 Km2,
Jembrana 841,80 Km2, Tabanan 839,33 Km2, Badung 418,52 Km2, , Gianyar
368,00 Km2, Klungkung 315,00 Km2, Bangli 520,81 Km2, Karangasem 839,54
Km2, dan kotamadya Denpasar 127,78 Km2
Kondisi ekonomi Daerah Bali tahun 2006 dapat dilihat dari stuktur
perekonomian, dimana Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Propinsi Bali
atas dasar harga berlaku tahun 2006 sebesar Rp. 37.388.484.90 atau naik
sebesar 10,14% dari tahun sebelumnya. Yang menduduki tiga besar dari PDRB
berdasarkan harga yang berlaku di tahun 2006 adalah sektor Perdagangan,
Hotel dan restaurant ( 28, 88% ), pertaniam, peternakan, Kehutanan dan
Perikanan ( 19,96% ) dan sektor jasa ( 16,22% ).
7
Kondisi sosial masyarakat Bali secara umum cukup baik,hal ini dibuktikan
dengan kegiatan di sektor keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat berjalan
sebagaimana biasanya.
Industri pariwisata yang mengacu kepada Sapta Pesona (Keamanan,
Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan )
sangat terpengaruh terhadap berbagai isu yang popular di dunia. Sebagai salah
satu sektor yang bergerak pada bidang jasa, isu –isu yang ada memiliki
pengaruh besar terhadap keyakinan konsumen, yaitu wisatawan terutama dalam
kaitannya dengan motivasi perjalanan pada suatu destinasi. Turunnya jumlah
kunjungan disamping disebabkan oleh isu global dan dampak beberapa sektor,
salah satunya juga diakibatkan Indikasi terhadap adanya kemandekan
pengembangan produk sehingga menurunkan minat dan motivasi kunjungan
wisatawan.
Setelah terpuruknya pariwisata Bali sebagai akibat dari dampak krisis
multidimensi tanah air (mulai tahun 1997), aksi terorisme internasional ( WTC,
2001) dan berbagai 8hal yang terjadi mengakibatkan pariwisata Bali dihadapkan
pada kondisi sulit dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir ini.
Mengawali tahun 2006 sebagai dampak 8tragedi Bom Bali II, sepanjang bulan
Januari s/d September 2006 pertumbuhan kunjungan wisman yang langsung
berkunjung ke Bali secara kontinyu mengalami penurunan dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun sebelumnya, namun demikian dengan berbagai upaya
yang telah diiakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali beserta pelaku pariwisata
Bali, akhirnya memperlihatkan hasil yang cukup menjanjikan dengan
peningkatan jumlah kunjungan wisman di triwulan terakhir tahun 2006 sebesar
59% (triwulan IV 2005 : 219.691 orang, triwulan IV 2006 : 349.321 orang).
Secara akumulatif jumlah kunjungan tahun 2006 mengalami penurunan yakni
sebesar -9,10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (tahun 2005: 1.386.449
orang, tahun 2006: 1.260.317 orang).
Data statistik mengenai kunjungan wisatawan ke Bali dapat dilihat pada
Lampiran.
b. Bali Tourism Board
8
Dalam industri pariwisata terdapat tiga pilar penopang yaitu pemerintah sebagai
pembuat kebijakan, pelaku pariwisata serta masyarakat. Di Bali, pelaku
pariwisata tergabung ke dalam Bali Tourism Board ( BTB ). BTB didirikan tanggal
1 Maret 2000 oleh sembilan asosiasi pariwisata yang utama di Bali dan
diresmikan oleh Gubernur Bali tanggal 10 Mei 2000. BTB mempunyai visi untuk
menjadikan Bali sebagai destinasi terbaik di dunia melalui peningkatan
pengelolaan daerah tujuan wisata secara professional. Sedangkan misinya
adalah untuk :
1. mempromosikan, membangun dan mengelola Bali sebagai daerah tujuan
wisata unggulan.
2. Sebagai 9oordinator dari asosiasi industri pariwisata di Bali dan
memfungsikannya untuk tujuan memperjuangkan kepentingan industri
pariwisata.
3. Memperlihatkan dan mempromosikan Bali sebagai daerah tujuan wisata
dengan jalan memberikan masukan kepada pemerintah terhadap obyek-
obyek wisata didaerahnya sehingga dapat dipromosikan oleh industri
pariwisata
Anggota BTB adalah :
1. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI ), cabang Bali.
2. Association of Indonesian Tour and Travel Agencies ( ASITA ), cabang Bali.
3. Indonesian Tour Guide Association ( HPI ), Bali Chapter
4. Bali Tourism Transportation Association ( PAWIBA )
5. Society of Indonesian Professional Convention Organizers ( SIPCO ),
cabang Bali.
6. Indonesian Tourist Attraction Organization ( PUTRI ), Bali Chapter
7. Gabungan Pengusaha Wisata Bahari ( GAHAWISRI ), cabang Bali
8. Pacific Asia Travel Association ( PATA ), cabang Bali danNTB.
9. Asosiasi pemasaran dan promosi pariwisata Bali Village
Struktur Organisasi BTB
9
Dengan pesatnya perkembangan dalam industri pariwisata di Bali dengan
segenap potensi dan peluangnya, BTB bertekad untuk memperkuat posisinya
dengan senantiasa mengembangkan jumlah anggotanya, meliputi :
1. Dinas Pariwisata Propinsi Bali.
2. BUMD terkait
3. Perusahaan yang terkait dalam indutsri pariwisata.
4. Institusi Pendidikan.
5. Asosiasi lain yang yang terkait pariwisata.
6. Komunitas yang relevan lainnya.
c. Branding Bali Shanti Shanti Shanti
10
Kampanye pariwisata Bali dengan branding Bali Shanti Shanti Shanti diresmikan
oleh Presiden SBY tanggal 16 Juni 2007 pada pembukaan Bali Arts Festival.
Branding ini, yang artinya Bali Damai Damai Damai, merupakan pencerminan
harapan masyarakat Bali akan damai di tanah Bali dan seluruh dunia. Logonya
terdiri dari tiga warna, merah, putih, hitam yang mencerminkan warna – warna
suci dari agama Hindu Bali.
Diprakarsai oleh gubernur Bali Bpk Dewa Made Beratha, branding ini ditujukan
tidak hanya untuk menarik turis manca negara melainkan juga untuk memberi
inspirasi bagi masyarakat Bali sendiri dalam mencapai kehidupan di Bali yang
ideal dan harmonis sejalan dengan filosofi Hindu Bali , di tengah pesatnya
perkembangan dunia saat ini. Namun dalam perkembangan selanjutnya ,
branding ini kurang terdengar gaungnya.
2. Gambaran Kebijakan dan Program Pelayanan Dinas Pariwisata
Propinsi Bali
khususnya dalam menyambut Visit Indonesia Year 2008
Kebijakan dan pelaksanan kepariwisataan di Bali berdasarkan kepada Undang –
Undang Pariwisata No 09 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan khususnya pasal
3, dimana penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan :
1. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu
obyek dan daya tarik wisata.
2. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa.
3. Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
4. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
5. Mendorong pendayagunaan produksi nasional.
11
Target kunjungan wisatawan untuk 2008 ke Indonesia : 7 juta, dan khusus untuk
kunjungan ke Bali ditargetkan dua juta orang. Untuk dapat memenuhi
target tsb, serta mensuskseskan VIY 2008, diperlukan kebijakan sebagaimana
tertera di dalam Kebijakan Propinsi Bali 2003 – 2008 terkait pariwisata adalah
sebagai berikut :
Kebijakan mendorong dan meningkatkan usaha dan pengembangan
pariwisata, melalui program : Pertama, Pengembangan pariwisata, dengan
kegiatan : (a) Mengembangkan dan mengendalikan usaha kepariwisataan,
kawasan, obyek, dan daya tarik wisata; (b) Mengadakan promosi/ pemasaran
pariwisata; (c) Memberikan penghargaan dalam pengembangan pariwisata
budaya. Kedua, Pengembangan dan pengelolaan produk wisata, dengan
kegiatan : (a) Meningkatkan kualitas SDM pariwisata; (b) Menyusun data
kepariwisataan; (c) Mengembangkan dan mengendalikan jasa produk wisata.
Kebijakan mengembangkan kelembagaan dan pusat-pusat
pelestarian kebudayaan Bali, melalui program : Pertama, Pembinaan
kesenian, dengan kegiatan : (a) Menyelenggarakan pesta kesenian; (b)
Mengembangkan dan melestarikan seni budaya; (c) Mengembangkan dan
melindungi hak paten kesenian; (d) Memberikan penghargaan seni. Kedua,
Pembinaan lembaga tradisional dan permuseuman, dengan kegiatan : (a)
Memantapkan lembaga adat; (b) meningkatkan peran desa adat/pakraman,
subak dan sekehe-sekehe; (c) memantapkan peranan lembaga-lembaga semi
formal; (d) melakukan revitalisasi sektor-sektor tradisional; (e) meningkatkan
kualitas permuseuman.
Kebijakan mengembangkan pendidikan dan pewarisan kebudayaan,
melalui program: pembinaan kebahasaan,kesusastraan dan kepustakaan,
dengan kegiatan : (a) Memantapkan bahasa aksara, dan sastra Bali; (b)
Mengembangkan perpustakaan dan melestarikan bahan perpustakaan; (c)
Mengembangkan dokumentasi kebudayaan Bali; (d) Menyalin, alih aksara dan
alih bahasa naskah lontar; (e) Melakukan revitalisasi sastra Bali moderen; (f)
Mengembangkan minat dan budaya baca.
Kebijakan meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
adat dan budaya, melalui program : Pertama, Pelestarian dan pengembangan
adat dan budaya, dengan kegiatan: (a) Melestarikan dan mengembangkan adat
dan budaya; (b) Memelihara dan melestarikan benda bersejarah; (c)
Mensosialisasikan nilai-nilai dasar adat dan budaya; (d) Memberikan
penghargaan kepada budayawan; (e) Mengembangkan informasi kebudayaan.
12
Kedua, Pelestarian nilai-nilai kepahlawanan keperintisan dan kejuangan, dengan
kegiatan : (a) Memelihara dan melestarikan TMP; (b) Menanamkan nilai-nilai
kepahlawanan kepada generasi muda.
Kebijakan meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan, melalui program : Peningkatan kualitas
pelayanan publik, dengan kegiatan : (a) Mengembangkan standar pelayanan; (b)
Meningkatkan kualitas dan penyebarluasan informasi; (c) Meningkatkan kualitas
pelayanan dan administrasi pembangunan daerah; (d) Meningkatkan
pengelolaan arsip daerah; (e) Melestarikan dan melakukan akusisi arsip daerah.
Hal ini menjadi satu kesatuan strategi utama pembangunan Bali kedepan, guna
tercapainya visi Pemerintah Provinsi Bali, yaitu :
Terwujudnya Bali Dwipa Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana.
Dengan visi tersebut konsep Bali Dwipa Jaya secara harfiah berarti Pulau
Bali yang jaya dan tersirat mengandung arti bahwa Pulau Bali mampu mengatasi
segala tantangan atau rintangan serta memanfaatkan peluang yang timbul
dalam pembangunan daerah Bali, baik yang bersumber dari aspek ekonomi,
lingkungan hidup maupun sosial budaya. Bali Dwipa Jaya dalam konteks
pembangunan, merupakan suatu proses pembangunan yang dinamis dilandasi
oleh nilai, norma, tradisi, dan kearifan lokal yang bersumber pada budaya Bali
yang dijiwai oleh Agama Hindu sehingga terwujud kesejahteraan sosial
(jagadhita), ekonomi, kelestarian budaya dan lingkungan hidup yang harmonis
dan berkesinambungan.
Selain itu langkah – langkah konkrit yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata
Propinsi Bali di tahun 2008, bekerjasama dengan Bali Tourism Board sebagai
motor penggerak pariwisata adalah :
1. Pagelaran Seni Budaya berjudul “JOGED” kolaborasi antara DepBudpar,
Museum Rudana, Institut Seni Denpasar & Sekolah Tinggi Pariwisata 26
April 2008 – 31 Mei 2008
2. Gebyar Keraton Semarapura 2008 ( 100 tahun Puputan Klungkung ) : 21 April
– 4 Mei 2008.
3. Padang Bai Festival 22 – 31 Mei 2008
4. Bali Arts Festival 2008 14 Juni – 12 Juli 2008.
5. North Bali Festival 2008 ( Royal Palace Singaraja – Buleleng ) : 25 – 27 Juli
2008.
6. Festival Layang – Layang Tanah Lot 2008 : 28 Juli – 2 Agustus 2008.
13
7. Sanur Village Festival 2008 : 6 – 10 Agustus 2008
8. Makepung Festival 2008 : 10 Agustus 2008
9. Ubud Festival 2008 : 10 – 17 Agustus 2008
10. Bali Fashion Week 2008 : 14 – 17 Agustus 2008
11. Tanah Lot 10 K 2008 : 28 Agustus 2008
12.Ubud Writers & Readers Festival 2008 : 14 – 19 Oktober 2008
13.Balitronika Festival 2008 : 17 – 18 Oktober 2008
14.Nusa Dua Fiesta 2008 : 15 – 20 Oktober 2008
15.Kuta Karnival 2008 : 18 – 26 Oktober 2008
16.Tektekan dan Okokan Festival 2008 : Nopember 2008
3. Permasalahan yang dihadapi oleh kepariwisataan di Bali
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kepariwisataan di Bali :
a. Permasalahan di bidang kebijakan :
. 1. Belum adanya dana yang memadai untuk pemeliharaan dan promosi
pariwi-
sata Bali.
2. Ide dan kebijakan Depbudpar belum dipahami oleh Pemda Bali, misalnya
mengenai Lima Destinasi Unggulan luar Bali (Propinsi Sumatera Barat, Nusa
Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan
(Sulsel) dan Sulawesi Utara (Sulut) ).
3. Belum adanya kebijakan yang mengatur pemerataan kunjungan wisatawan
ke seluruh obyek wisata di Propinsi Bali dimana kunjungan obyek wisata
difokuskan hanya pada beberapa obyek – obyek wisata utama saja.
4. Branding : Bali Shanti Shanti Shanti ( Bali Damai – Damai Damai ) belum
tersosialisasikan ke masyarakat.
b. Permasalahan di bidang pelayanan :
1. Kurangnya penerbangan langsung ke Bali, karena penerbangan singgah di
Jakarta terlebih dahulu sebelum ke Bali.
2. Kurangnya pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Dinas Pariwisata dan
pelaku pariwisata, baik pramuwisata serta karyawan di kawasan pariwisata
dalam meningkatkan pelayanan pariwisata di Bali.
3. Kesehatan :
14
Kurangnya informasi kepada masyarakat / wisatawan mengenai isu penyakit
menular yang dapat merugikan pariwisata Bali.
4. Keamanan :
Keamanan sudah cukup baik dimana sudah ada sistem keamanan terpadu
antara aparat dengan pecalang ( sistem keamanan tradisional ), yang sudah
dibuktikan kehandalannya pada saat penanganan event – event berkala
internasional akhir – akhir ini yaitu The 116th IPU Assembly Meeting tgl 29
April – 4 Mei 2007 dan UN Climate Change Conference 3 – 14 Desember 2007
yang lalu. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, diperlukan
sarana teknologi atau CCTV di obyek – obyek wisata.
5. Kurangnya rambu-rambu / petunjuk jalan di kawasan wisata .
6. Kurangnya fasilitas umum di obyek wisata :
a. Kurangnya kebersihan dan jumlah toilet di obyek wisata.
b. kurangnya tempat sampah ( sampah kering dan organik ) sehingga
mendorong pengunjung membuang sampah sembarangan.
c. Kurangnya tempat solat di kawasan wisata.
d. Kurangnya unit pelayanan P3K di obyek wisata.
7. Perlu penataan kembali infrastruktur menuju dan di tempat wisata serta
perlunya penataan tata kota.
8. Kurangnya fasilitas parkir di beberapa obyek wisata ( Pasar Rakyat Sukowati
dan Pasar Rakyat Ubud serta Pantai Kuta).
15
BAB III
Best Practice Dalam Manajemen Pelayanan
1. Obyek Wisata Tanah Lot
Obyek wisata Tanah Lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Best Practice di Kawasan Wisata Tanah Lot :
1. Sapta Pesona sudah dilaksanakan namun belum optimal.
2. Manajemen pengelolaan obyek sudah cukup baik.
3. Sudah tersedia sarana prasarana informasi, telpon, internet, brosur informasi
mengenai Tanah Lot serta agenda acara selama setahun.
4. Area stage akan diperluas : untuk local performance dan international
performance.
2. Rudana Art Museum ( RAM ) / Museum Rudana
Museum Rudana yang berada di desa Peliatan, Ubud, diresmikan oleh Presiden
Soeharto 26 Desember 1995. Museum ini didirikan atas dasar idealisme
pendirinya, Nyoman Rudana, untuk melestarikan hasil karya anak bangsa pada
masa lalu serta masa kini yang bernilai tinggi khususnya seni lukis dan patung
agar dapat dinikmati tidak hanya oleh orang Indonesia namun juga manca
Negara, baik generasi kini maupun yang akan datang. Filosofi Tri Hita Karana
juga tercermin dalam visi didirikannya Museum Rudana dimana seni sangat
berperan dalam membantu menyebar luaskan perdamaian, kemakmuran serta
rasa persauda-raan di antara umat manusia sedunia.
Museum Rudana terdiri dari tiga lantai dengan memegang teguh arsitektur serta
filosofi Bali. Ruangan museum dibangun berlantai 3 dimana disesuaikan dengan
konsep Triangga, tiga bagian dari tubuh manusia, yaitu kepala , badan serta
anggota gerak; Tri Mandalla , tiga pembagian halaman, jeroan, jaba tengah dan
jaba sisi, atau halaman dalam, tengah dan luar; Tri Loka, konsep alam semesta
yang terbagi atas bhur, bwah, swah atau alam bawah, menengah dan atas.
16
Keseluruhnya konsep ini, yang dihubungkan dengan pengembangan seni budaya
di Bali merupakan gambaran proses regenerasi dari waktu ke waktu yang lekang
oleh jaman. Konsep filosofis ini, jika dikaitkan dengan perkembangan seni rupa,
mencerminkan regenerasi seniman itu sendiri, dari masa silam sampai masa
kini, bagaikan rangkaian benang emas yang tak terputus. Tampak luar Museum
Rudana sendiri mencerminkan bendera merah putih, dilambangkan dengan
dinding bata merah dan batu paras putih.
Best practice dari Ruadana Art Museum :.
1. Tujuan didirikannya Rudana Art Museum yaitu melestarikan hasil karya seni
seniman Indonesia baik seniman Bali, maupun seniman Indonesia dari luar
Bali
2. RAM sebagai bagian dari sejarah seni rupa bangsa Indonesia memberikan
pendidikan kepada masyarakat Indonesia khususnya untuk mencintai seni
sejak usia dini sebagai upaya untuk mengenal dan menghargai seni budaya
Indonesia. Selain itu seni yang merupakan bahasa universal merupakan
sarana yang efektif dalam menjalin persaudaraan antar umat sedunia.
3. Filosofi Hindu erat kaitannya dengan konsep dan arsitektur bangunan
Museum, dimana arsitektur dan landcape mengacu pada konsep Tri Hita
Karana dimana terdapat sawah yang terintegrasi dengan kompleks bangunan
museum, dan galeri.
4. Luas bangunan hanya 15%, sedangkan sisa lahan digunakan sebagai lahan
parkir, pertamanan, lahan hijau, tempat pagelaran seni,serta galeri.
5. Pelayanan : pihak owner ikut serta dalam terjun langsung menyambut
pengunjung yang menunjukkan adanya suatu hospitality yang baik.
3. Pasar Seni Sukowati
Pasar Seni Sukowati yang terletak di Kabupaten Gianyar merupakan surga
belanja barang – barang murah termasuk pakaian, asesori, tas,
suvenir,barang kerajinan dengan harga murah.
Best Practice :
1. Barang yang tersedia lengkap dan murah harganya.
2. Masyarakat mampu menggugah minat pengunjung untuk belanja, dengan
sopan santun yang terjaga.
3. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
17
4. Pasar Rakyat Ubud
Pasar Rakyat Ubud menjual berbagai macam barang mulai dari pakaian
sampai dengan berbagai benda seni. Yang membedakannya dengan Pasar
seni sukowati adalah bahwa di Pasar Rakyat Ubud, barang kerajinan serta
lukisan yang dipasarkan lebih bermutu dan bernilai seni tinggi dibandingkan
dengan barang – barang di Pasar Seni Sukowati.
Best practice :
1. Tersedia barang – barang kerajinan bernilai seni tinggi, tidak hanya untuk
konsumsi orang lokal namun juga untuk orang asing.
2. Barang murah, barang komplit.
3. Mampu menggugah minat masyarakat utk belanja, dengan sopan.
5. Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan
Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di kabupaten Badung.
Daerah ini merupakan sebuah destinasi turis mancanegara yang sangat
termasyhur. Di Kuta sendiri banyak terdapat pertokoan, restoran dan tempat
permandian serta menjemur diri. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai
Sunset Beach atau pantai matahari terbenam sebagai lawan dari pantai
Sanur.
Dua kali peristiwa Bom Bali yang terjadi di Kuta yaitu Bom Bali I tanggal 12
Oktober 2002 dan Bom Bali II tanggal 1 Oktober 2005 makin menjadikan
pantai ini terkenal ke seluruh dunia. Namun sekalipun dua kali diguncang
oleh bom, pantai Kuta tetap ramai dikunjungi wisatawan termasuk wisatawan
manca Negara walaupun tidak seramai pada masa sebelum Bom Bali I.
Best practice :
1. Aman, pantai bersih dan masih alami.
2. Lokasi strategis dan mudah dijangkau.
18
6. Pemda Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten dari 9 (sembilan)
Kabupaten/Kota di Bali, oleh banyak kalangan dikenal sebagai "roh"nya Bali.
Kabupaten ini kaya akan nilai-nilai adat istiadat, kesenian, keindahan alam,
warisan purbakala dan kerajinan seni. Potensi ini juga membawa Gianyar
berpredikat sebagai gudang seniman.
Gianyar juga terkenal dengan objek-objek wisata. Misal kawasan wisata Goa
Gajah, Tampak Siring, Gunung Kawi, Kawasan Wisata Gajah di Desa Taro, Bali
Zoo Park, pusat-pusat perbelanjaan kerajinan seni, seperti Pasar Seni
Sukawati dan Guang serta berbagai obyek wisata lainnya. Gianyar juga
terkenal sebagai pusat kerajinan, dengan Batubulan sebagai sentra industri
patung dan terkenal dengan tari Barongnya, celuk sebagai sentra industri
perhiasan perak, Batuan sebagai desa seniman lukis dan kerajinan, Mas
sebagai sentra ukiran kayu, Peliatan yang terkanal dengan seni tabuh,
Pengosekan dengan gaya seni lukis pengosekannya yang terkenal, Ubud
yang terkenal dengan museum –museum senirupanya, termasuk Museum
Rudana, dll.
Kabupaten Gianyar memiliki dua tatanan kepemerintahan yakni, lembaga
administrasi yang mengurus administrasi secara kedinasan dan lembaga
adat.
Best Practice :
1. Kabupaten Gianyar terutama hidup dari industri pariwisata, termasuk industri
kerajinan, dimana masing- masing jenis kerajinan terkonsentrasi di desa /
wilayah tertentu sehingga memudahkan bagi para wisatawan untuk mencari
jenis kerajinan yang dibutuhkannya serta menunjukkan keseriusan
2. Warisan budaya yang termasuk ke dalam World Cultural Heritage dari
Unesco di sepanjang DAS ( Daerah Aliran Sungai ) Tukad Pekerisan.
3. Tingginya tingkat kreativitas dan inovasi terhadap seni.
4. Masyarakat Gianyar tetap mampu mempertahankan nilai – nilai budaya dan
adat istiadat walau masyarakat makin maju.
19
7. Unsur-unsur Yang Terkait Dengan SDM, Etos, Security, Keindahan,
Nilai, Karakter Wira Usaha.
SDM : Diarahkan pada peningkatan penguasaan dan
pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Etos : Bekerja bagian dari ibadah, etos kerja tinggi.
Security :Keamanan terpadu, baik tekonologi, SDM, tradisional.
Keindahan : Seni, budaya dan alam, diharapkan peningkatan.
Nilai-nilai : Masyarakat Bali masih taat terhadap filosofi
Hindu.
Karakter Wira Usaha : Entrepreneurship cukup tinggi terutama pada
bidang yang mempunyai nilai seni budaya, pariwisata,
pertanian, kerajinan.
20
BAB 1V
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari study visit ke Bali ini terdapat beberapa hal yang bisa disimpulkan :
a. Dari segi kebijakan :
1. Tiga komponen pariwisata : pemerintah, praktisi pariwisata ( yang tergabung
dalam Bali Tourism Board / BTB ) dan masyarakat perlu duduk bersama –
sama dalam merumuskan kebijakan yang pro-market, dengan tetap
mempertahankan nilai – nilai budaya Bali.
2. Pelatihan yang kontinu dan berkesinambungan dalam bidang kepariwisataan
diperlukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah daerah dan para
pelaku pariwisata.
3. Peraturan serta Undang Undang dari pemerintah pusat belum tersosialisasi
dengan maksimal, serta belum sinkron dengan perda – perda serta realisasi
di daerah.
4. Propinsi Bali sebagai propinsi yang tidak memiliki umber daya alam yang
melimpah seperti minyak bumi, batu bara, mengandalkan jasa pelayanan dan
pariwisata dimana hal ini belum sepenuhnya diatur dalam UU no 33 tahun
2004 mengenai Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
5. Industri pariwisata sangat sensitif terhadap hal – hal negatif, misalnya
traveller’s diseases seperti diare, typhus, kholera, bencana alam serta hal
tak terduga lain seperti kejadian Bomb Bali, oleh karena itu diperlukan
sesiagaan dari aparat terkait dan masyarakat dalam hal peventif, kuratif
serta rehabilitatif. Media harus diikutsertakan sebagai mitra dalam melakukan
pemberitaan yang akurat dan seimbang, dengan tidak membesar – besarkan
masalah atau menutup – nutupinya.
b. Dari segi pelayanan :
1. Pelestarian nilai – nilai budaya dan adat istiadat Bali memperkaya
pengembangan pariwisata Bali.
2. Banyaknya fasilitas pariwisata yang tersedia di Bali,baik dari segi obyek
wisata, atraksi wisata, akomodasi , biro perjalanan, harus diimbangi oleh
21
jumlah wisawatan yang datang serta peningkatan lama tinggal serta kualitas
wisatawan ( dari sisi tingkat ekonomi ), sehingga target yang sudah
ditetapkan untuk tahun 2008 dapat tercapai.
4. Diperlukan informasi yang up to date dan akurat baik yang terkait dengan calendar of event
maupun adanya wabah penyakit atau kejadian lain di Bali.
5. Rasa aman,damai serta kenyamanan sangat diperlukan bagi wisatawan di
setiap kawasan wisata serta hotel.
2. Saran – saran
a. Saran – saran yang terkait bidang kebijakan :
1. Peningkatan SDM :
a. memberikan pelatihan kepada pramuwisata secara
berkesinambungan
b. pelatihan dengan mengikutsertakan pelaku / pengelola obyek wisata
seperti misalnya pengelola kawasan wisata Tanah Lot.
c. peningkatan koordinasi dan penyampaian informasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, misalnya dalam hal informasi pelatihan
yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk aparat pemerintah daerah
dan komponen swasta.
2. Perlu penambahan rute penerbangan serta frekuensi penerbangan
langsung
ke Bali.
3. Kesehatan :
Perlunya pemerintah memperhatikan penyakit – penyakit yang termasuk
traveller’s diseases seperti diare, kolera, flu burung, demam berdarah.
4. Keamanan : perlu ditingkatkan penggunaan teknologi serta kerjasama
antara aparat keamanan dengan masyarakat.
5. Perlu ditingkatkannya koordinasi antara pusat dan daerah dalm rangka
implementasi kebijakan serta informasi lain seperti pelatihan dll, agar
kebijakan pemerintah pusat dapat dilaksanakan dengan bak di daerah.
6. Terkait dengan UU no 33 tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan
Pusat dan daerah: Bali perlu mendapat dana kompensasi atau fund
sharing yang ditujukan untuk dana reinvestasi, pemeliharaan, renovasi
serta pelestarian sarana prasarana , sistem, nilai adat dan budaya Bali,
22
yang sangat bermanfaat bagi pariwisata dalam menghasilkan devisa
negara.
7. UU no 9 tahun 1990 tentang : Kepariwisataan.
Perlunya peningkatan sosialisasi UU Kepariwisataan ke seluruh lapisan
masyarakat di daerah.
8. Perlu ditingkatkan kembali penataan kembali infrastruktur seperti rambu
– rambu menuju ke obyek wisata, serta penataan kembali tata kota.
9. Perlu adanya kebijakan yang mengatur pemerataan kunjungan
wisatawan ke seluruh obyek wisata di Propinsi Bali dimana kunjungan
obyek wisata difokuskan hanya pada beberapa obyek – obyek wisata
utama saja.
10. Perlu sosialisasi lebih lanjut Branding : Bali Shanti Shanti Shanti baik ke
masyarakat di Indonesia maupun di luar negeri.
b. Saran – saran terkait dengan pelayanan :
1. Penambahan rambu-rambu / petunjuk jalan menuju ke di kawasan obyek
wisata dan sekitarnya.
2. Penambahan fasilitas umum di obyek wisata :
a. Menambah jumlah toilet dan menjaga kebersihannya di obyek wisata.
b. Menyediakan tempat sampah secukupnya, dengan memisahkan
sampah kering dan basah ( organik ) .
. c. Menyediakan tempat solat di kawasan wisata.
d. Menyediakan unit pelayanan P3K di obyek wisata.
3. Menambah fasilitas parkir dengan memperhatikan keamanannya di
beberapa obyek wisata ( Pasar Sukowati, Pasar Ubud, pantai Kuta ).
23
LAMPIRAN
I. Populasi Propinsi Bali per warganegara dan Kabupaten / Kotamadya, 2006
Kabupaten / Kotamadya Laki Wanita Total
01. Jembrana 124 021 127 487 251 508 02. Tabanan 203 394 206768 410 162 03. Badung 186 238 184 716 370 954 04. Gianyar 194 064 193 119 387 183 05. Klungkung 84 414 88 091 172 505 06. Bangli 105 720 106 294 212 014 07. Karangasem 201 455 203 136 404 591 08. Buleleng 321 880 321 173 643 053
09. Denpasar 237 509 220 828 458 337
B A L I 1 658 695 1 651 612 3 310 307
Source : Result of Population Registration, 2006 BPS – Prop Bali
II. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto ) atas Dasar Harga Berlaku di Bali tahun 2005 - 2006 ( dalam Rp. 000 000 )
Industrial Origin 2005 2006
01. Pertanian, Peternakan, kehutanan, Perikanan
6 887 173.89 7 463 262.78
02. Pertambangan & energi 225 485.55 257 161.3203. Industri Manufaktur 2 950 807.40 3 254 650.3504. Listrik, Gas & Air Minum 627 986.96 725 864.1605 Konstruksi 1 368 305.14 1 600 857.4906. Perdagangan, Hotel & Restaurant 9 968 548.41 10 797 664.1507. Transport & Komunikasi 4 022 667.63 4 435 849.3908. Jasa keuangan
2 399 259.06 2 788 350.59
09. Industri Jasa 5 496 233.48 6 064 824.66
PDRB 33 946 467.53 37 388 484.90
Source : Bali DDalam Angka / Bali In Figures 2007, BPS - StStatistics of Bali Province
24
III. Distrbusi PDRB Berdasarkan Harga Pasar yang berlaku di Propinsi Bali per sektor Industri, tahun 2005 - 2006 ( dalam % )
Industrial Origin 2005 2006
01. Pertanian, Peternakan, kehutanan, Perikanan
20.29 19.96
02. Pertambangan & energi 0.66 0.6903. Industri Manufaktur 8.69 8.7004. Listrik, Gas & Air Minum 1.85 1.9405. Konstruksi 4.03 4.2806. Perdagangan, Hotel & Restaurant 29.37 28.8807. Transport & Komunikasi 11.85 11.8608. Jasa keuangan
7.07 7.46
09. Industri Jasa 16.19 16.22
PDRB 100.00 100.00
IV. Jumlah Turis Asing ke Bali Per Bulan, 1997 - 2007
TAHUN JAN FEB MAR APR MAY JUNE JULY AUGUST
SEPT OCT NOV DES TOTAL
1997+/-
83,223 97,456 112,714 90,640 91,924 105,141 117,873 127,675 124,582 96,784 88,009 94,295 1,230,316
- - - - - - - - - - - - -
1998+/-
88,582 87,377 87,241 92,936 66,326 67,446 105,352 127,030 126,281 120,607 111,200 106,775 1,187,153
6.44 -10.34 -22.60 2.53 -27.85 -35.85 -10.62 -0.51 1.36 24.61 26.35 13.24 -3.51
1999+/-
102,280 105,240 117,172 104,028 104,526 119,357 143,920 146,209 134,688 104,251 87,763 86,365 1,355,799
15.46 20.44 34.31 11.94 57.59 76.97 36.61 15.10 6.66 -13.56 -21.08 -19.11 14.21
2000+/-
92,604 104,083 110,582 109,634 103,939 122,352 142,946 144,324 140,008 129,932 110,145 102,290 1,412,839
-9.46 -1.10 -5.62 5.39 -0.56 2.51 -0.68 -1.29 3.95 24.63 25.50 18.44 4.21
2001+/-
108,897 99,040 115,997 117,040 111,115 128,792 138,150 145,290 133,667 96,537 72,806 89,443 1,356,774
17.59 -4.85 4.90 6.76 6.90 5.26 -3.36 0.67 -4.53 -25.70 -33.90 -12.56 -3.97
2002+/-
87,027 96,267 113,553 104,960 119,284 130,563 147,033 160,420 150,747 81,100 31,497 63,393 1,285,844
-20.08 -2.80 -2.11 -10.32 7.35 1.38 6.43 10.41 12.78 -15.99 -56.74 -29.12 -5.23
2003+/-
60,836 67,469 72263 53,726 47,858 81,256 111,828 115,546 106,763 97,435 83,853 94,196 993,029
-30.10 -29.91 -36.36 -48.81 -59.88 -37.76 -23.94 -27.97 -29.18 20.14 166.23 48.59 -22.77
2004+/-
104,062 84,374 99,826 111,022 117,191 131,707 148,117 155,628 141,952 128,399 110,506 125,525 1,458,309
71.05 25.06 38.14 106.64 144.87 62.09 32.45 34.69 32.96 31.78 31.79 33.26 46.85
2005+/-
101,931 100,638 117,149 116,272 116,615 136,369 158,453 157,229 162,102 81,109 62,705 75,877 1,386,449
-2.05 19.28 17.35 4.73 -0.49 3.54 6.98 1.03 14.19 -36.83 -43.26 -39.55 -4.93
2006+/-
79,721 73,430 84,109 103,886 101,776 109,651 121,988 118,104 118,331 112,629 113,844 122,848 1,260,317
-21.79 -27.04 -28.20 -10.65 -12.72 -19.59 -23.01 -24.88 -27.00 38.86 81.55 61.90 -9.10
25
2007+/-
109,504 118,275 119,163 125,140 128,693 145,174 164,618 166,633 152,532 146,150 141,768 147,204 1,664,854
37.36 61.07 41.68 20.46 26.45 32.40 34.95 41.09 28.90 29.76 24.53 19.83 32.10
2008+/-
139,872 153,465 153,216 446,553
27.73 29.75 28.58
Sumber : Dinas Pariwisata Propinsi Bali 2007
V. Rata – Rata Lama Tinggal Wisatawan ( Domestik Dan Manca Negara ) per Bulan di Hotel Berbintang 1 – 5, Tahun 2006
Month 5 Stars
4 Stars 3 Stars
2 Stars
1 Star
Average
01. January 3.87 3.36 3.41 5.29 2.66 3.76 02. February 3.87 3.49 3.87 4.52 2.24 3.79 03. March 4.00 3.63 3.71 3.80 3.49 3.87 04. April 4.23 3.68 3.65 4.00 2.81 3.95 05. M a y 4.01 3.41 3.30 4.82 2.82 3.80 06. J u n e 3.43 3.65 3.67 4.02 2.89 3.54 07. J u l y 3.40 2.99 3.51 3.99 3.49 3.37 08. August 3.63 3.44 3.54 3.97 3.36 3.61 09. September 3.56 3.97 4.26 3.77 6.01 3.81 10. October 3.28 3.57 3.86 3.76 5.21 3.48 11. November 3.48 3.33 3.69 3.79 2.57 3.48 12. December 3.38 3.36 3.41 3.79 2.28 3.38
2 0 0 6 3.65 3.48 3.63 4.09 3.08 3.63
Source : Bali Dalam Angka/Bali in Figures 2007, BPS - Statistics of Bali Province
VI. Kontribusi Kunjungan Turis Asing per Negara bulan Januari – Maret 2008
MARKET R 2007 SHARE (%) R 2008
JAPAN I 83,444 24.05 I 94,357
AUSTRALIA II 35,838 10.33 II 57,238
TAIWAN III 32,267 9.30 III 36,925
PRC VI 18,492 5.33 IV 35,994
SOUTH OF KOREA IV 28,556 8.23 V 31,609
MALAYSIA V 21,231 6.12 VI 24,984
RUSIA VIII 12,385 3.57 VII 19,182
UK VII 12,474 3.60 VIII 16,712
GERMANY IX 11,537 3.33 IX 15,899
USA XII 10,754 3.10 X 14,678
26
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang Undang no 9 tahun 1990 tentang Pariwisata
2. Undang – Undang no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang – Undang no 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah
4. Bali Tourism Board, Journey Through Bali Tourism Festivals 2008.
5. Situs Propinsi Bali : www.baliprov.go.id
6. Situs Kabupaten Gianyar : www.gianyarkab.go.id
7. Situs Bali Tourism Board : www.balitourismboard.org
8. Wikipedia Indonesia - Tanah Lot : www. id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot
9. Wikipedia Indonesia - Pantai Kuta : www.id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Kuta
10 Wikipedia Indonesia – Museum Rudana : www.id.wikipedia.org/wiki/
Museum_Rudana
28