Download - Succes Story Transfer Prima Tani
KEBERHASILAN PENYEBARAN INOVASI
PERTANIAN BADAN LITBANG DALAM KONTEKS
PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH
PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH IKLIM BASAH DI KABUPATEN SEKADAU
KALIMANTAN BARAT
Oleh :
L.M. Gufroni Ar. S.Pt., M.P. Ir. Khojin Supriyadi, M.P.
Tytiek Kartinaty, S.P. Melia Puspitasari, S.P.
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN BARAT
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN 2009
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengatasi permasalahan kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi Badan
Litbang Pertanian yang melambat, Badan Litbang Pertanian melaksanakan Program
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima
Tani), model diseminasi teknologi guna mempercepat penyampaian informasi dan inovasi
yang dihasilkan. Prima Tani adalah wahana pengkajian partisipatif yang menempatkan
Penelitian untuk Pembangunan (Research for Development), dimplementasikan dalam
bentuk laboratorium agribisnis sebagai cikal bakal Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP).
Prima Tani bersinergi dengan konsep pengembangan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu
(KUAT), maka Prima Tani dilaksanakan di Desa Semabi kawasan KUAT Kabupaten Sekadau,
sebagai bentuk dukungan Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan Prima Tani pada intinya adalah membangun Laboratorium Agribisnis, yaitu
model percontohan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang memadukan
sistem inovasi teknologi dan kelembagaan pedesaan. Prima Tani di Desa Semabi diharapkan
mendorong usahatani baik yang berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi,
diharapkan produktivitas padi dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan
komoditas lainnya seperti sapi, ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat mendukung
peningkatan pendapatan petani. Ruang lingkup Prima Tani di Desa Semabi meliputi
sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi, PRA dan Baseline Survei, Inovasi Kelembagaan dan
Inovasi Teknologi Pertanian.
Pelaksanaan kegiatan Prima Tani telah memberikan dampak perubahan yang positif
dalam dinamika pembangunan pertanian di lokasi Desa Semabi, Kabupaten Sekadau.
Penyelenggaraan kegiatan Prima Tani yang baru berlangsung sejak tahun 2007 hingga
tahun 2009 telah memberikan dasar bagi pengembangan agribisnis berbasis padi di Desa
Semabi. Meskipun demikian diperlukan tindak lanjut dan sinkronisasi pelaksanaan program
pada masa mendatang agar dapat menciptakan Agro Industrial Pedesaan yang benar-benar
optimal dan mandiri di Desa Semabi. Sebagai apresiasi atas kerja sama dan kerja keras
berbagai pihak dalam implementasi Prima Tani di Desa Semabi perlu kami sampaikan kinerja
keberhasilan penyebaran inovasi teknologi pertanian yang telah dicapai.
1.2 Tujuan
Tujuan keberhasilan penyebaran inovasi pertanian badan litbang dalam konteks
pembangunan pertanian wilayah di lokasi Prima tani lahan kering dataran rendah iklim
basah di Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat secara umum merupakan implementasi dari
tujuan umum Prima Tani. Tujuan utama Prima Tani adalah untuk mempercepat diseminasi
dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, serta
untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik
pengguna dan lokasi.
1.3 Ruang Lingkup
Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima
Tani), adalah suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi guna mempercepat
penyampaian informasi dan inovasi yang dihasilkan. Kegiatan Prima Tani pada intinya
adalah membangun Laboratorium Agribisnis, yaitu model percontohan Agribisnis Industrial
Pedesaan (AIP) berbasis inovasi yang memadukan sistem inovasi teknologi dan
kelembagaan pedesaan.
Prima Tani LKDRIB Kabupaten Sekadau diharapkan mendorong usahatani baik yang
berbasis padi maupun karet. Pada usahatani berbasis padi, diharapkan produktivitas padi
dan mutu beras meningkat, sedangkan keterpaduan dengan komoditas lainnya seperti sapi,
ikan dan sayur-sayuran diharapkan dapat mendukung peningkatan pendapatan petani.
Untuk usahatani berbasis karet diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan
petani melalui perbaikan sistem usahatani mulai dari pemilihan bibit karet klon unggul,
budidaya, penanganan panen dan pasca panen. Sementara itu keterpaduan dengan
komoditas lainnya seperti pengembangan ternak ayam, babi, ikan serta produk pengolahan
seperti gula aren dan dodol durian diharapkan akan meningkatkan pendapatan petani.
Ruang lingkup kegiatan Prima Tani lahan kering di Kab. Sekadau sebagai berikut :
A. Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi
Sosialisasi, advokasi dan sinkronisasi Prima Tani lahan kering Kab. Sekadau dilakukan
di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan
mengadvokasikan program Prima Tani ke stakeholder dan instansi terkait untuk
memperoleh dukungan dalam mensukseskan program Prima Tani serta menjalin kerja sama
dengan instansi terkait.
B. PRA dan Baseline Survey
PRA
Kegiatan PRA dilakukan untuk memahami secara komprehensif permasalahan di
pedesaan melalui partisipasi aktif dari petani atau masyarakat di lokasi Prima Tani, sebagai
dasar penyusunan rancang bangun laboratorium Lapangan Agribisnis(LLA) di Semabi dan
dasar untuk membuat tahapan kegiatan inovasi teknologi dan kelembagaan selama 5 tahun.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Tahapan yang dilakukan
dalam kegiatan PRA ini meliputi; 1) pemetaan lokasi, 2) Pembuatan peta transek, 3) pola
curah, kalender musiman, pola tanam dan kegiatan harian petani, 4) Sejarah dan
kecendrungan, 5) Diagram kelembagaan, 6) Identifikasi masalah dan peluang
pengembangan agribisnis, 7) Identifikasi kebutuhan inovasi, 8) Analisis peluang Inovasi, 9)
Klarifikasi masalah dan identifikasi ulang kebutuhan petani, 10) Analisis peluang kegagalan,
11) Analisis Finansial dan 12) Pemaparan Hasil PRA.
BASELINE Survey
Kegiatan Baseline Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi
awal desa Semabi sebelum dilaksanakan kegiatan Prima Tani sehingga dapat dijadikan
acuan dasar dan sebagai pembanding setelah dilakukan kegiatan Prima Tani.
Informasi yang dikumpulkan melalui baseline survey meliputi kinerja teknologi pada
setiap kegiatan agribisnis, kinerja kelembagaan agriibisnis pada setiap bidang kegiatan
agribisnis dan lembaga pendukung agribisnis, kinerja hasil pada setiap bidang kegiatan
agribisnis, kinerja sistem agribisnis dan karakteristik rumah tangga petani dan sumber daya
yang dimiliki. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuesioner.
C. Inovasi Kelembagaan
Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di Lahan
Kering Kab. Sekadau diantaranya :
Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan kelompok peternak melalui
pertemuan kelompok tani secara berkala.
Pembentukan dan pembinaan gapoktan.
Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber informasi pertanian,
lembaga percontohan inovasi pertanian bagi petani, tempat pelatihan bagi petani,
lembaga konsultasi bagi petani dalam memecahkan berbagai masalah pertanian, serta
sebagai layanan teknologi yang diperlukan petani.
Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan yang direncanakan dilaksanakan setiap
bulan. Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif antara
penyuluh dan petani, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi petani dalam
usahataninya dan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh
petani.
Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk Kelompok Usaha Mandiri
(KUM) untuk memudahkan akses petani terhadap lembaga permodalan.
D. Inovasi Pertanian
Implementasi inovasi pertanian yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di
Lahan Kering Kab. Sekadau meliputi :
Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat melalui sosialisasi dan koordinasi
dengan instansi terkait, penyuluhan mengenai teknik budidaya, penyadapan, pengolahan
hasil serta pemasaran hasil produksi.
Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi yang meliputi; penggunaan
varietas unggul yang cocok untuk lokasi setempat, pengembalian sisa tanaman (jerami)
dan pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai dengan rekomendasi,
perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit utama pada tanaman padi dan
penanganan panen dan pasca panen secara tepat dengan introduksi alat mesin
pertanian untuk meningkatkan mutu hasil beras.
Inovasi teknologi pengembangan ternak sapi bali melalui integrasi tanaman dengan
ternak, introduksi hijauan makanan ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan
ternak potong, perbaikan kandang dengan sistem kandang kelompok, teknologi
pengendalian penyakit ternak, teknologi pembuatan biogas sederhana, serta pembuatan
pupuk organik.
Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran,
budidaya ternak ayam buras dan pembuatan kolam ikan.
II. KINERJA PENYEBARLUASAN INOVASI PERTANIAN
2.1 Introduksi Inovasi Teknologi
Jenis Teknologi
Jenis teknologi yang diintroduksikan dalam pelaksanaan Prima Tani di LKDRIB
Kabupaten sekadau sesuai dengan sumberdaya dan komoditas unggulan yang esksis di
lokasi Prima Tani. Maka jenis teknologi yang diintroduksi mendukung pengembagan
komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan ternak sapi.
Teknologi inovasi unggulan Badan Litbang Pertanian yang diharapkan dapat
diadopsi oleh petani antara lain : Teknologi PTT Padi, teknologi Integrasi Tanaman Ternak
Sapi, Integrasi Tanaman dengan Ternak Ayam Buras, Integrasi Tanaman, Ternak dan Ikan,
Teknologi Varietas dan Klon Unggul, Teknologi varietas sayuran unggul, Teknologi budidaya
sayuran, Teknologi Budidaya Ternak Sapi, Teknologi Budidaya Ternak Ayam Buras,
Teknologi Pengolahan Karet, Teknologi Pengolahan Pakan Ternak dan Ikan, Teknologi
Perkawinan Ternak Sapi, Ayam Buras dan Ikan, Prototipe Alsintan, Peta Karakterisasi Lahan,
Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada tanaman, ternak, ikan dan
tanaman karet, Teknologi pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, teknologi
pengembangan kelembagaan pertanian (Gapoktan), dan pengembangan pemasaran hasil
pertanian
Inovasi teknologi peningkatan produksi karet rakyat melalui sosialisasi dan koordinasi
dengan instansi terkait, penyuluhan mengenai teknik budidaya, penyadapan, pengolahan
hasil serta pemasaran hasil produksi. Rekomendasi pemupukan untuk tanaman karet
digolongkan pada tanaman yang belum menghasilkan dan tanaman yang sudah
menghasilkan.
Inovasi teknologi budidaya padi melalui kegiatan PTT padi yang meliputi;
penggunaan varietas unggul yang cocok untuk lokasi setempat, pengembalian sisa tanaman
(jerami) dan pemberian pupuk kandang, pemupukan organik sesuai dengan rekomendasi,
perbaikan tata air, pengendalian hama penyakit utama pada tanaman padi dan penanganan
panen dan pasca panen secara tepat dengan introduksi alat mesin pertanian untuk
meningkatkan mutu hasil beras.
Berdasarkan kajian sumberdaya lahan yang telah dilakukan, peningkatan
produktivitas lahan bisa dicapai dengan pemberian kebutuhan pupuk berimbang,
penyusunan pola tanam yang tepat, jadwal tanam dengan mempertimbangkan resiko
kegagalan panen akibat cekaman air, dan pemberian air irgasi.
Usahatani dengan pola tanam: padi-padi-jagung, rekomendasi teknologi aplikatif yang
disarankan adalah:
Rekomendasi pemupukan sebagai berikut :
Kebutuhan Pupuk (Kg/ha)
Padi Padi Jagung/Kedelai
Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl
250-
300
100-
125
75-
1000
250-
300 100-125
75-
1000
125-75/
25-50
125-150/
75-100
50-75/
50-75
Awal masa tanam optimum padi musim tanam I antara tanggal 1-10 Oktober. Awal masa
tanam optimum padi musim tanam II antara tanggal 10-20 Februari. Awal masa tanam
optimum jagung musim tanam III tanggal 20-30 Juni
Untuk kegiatan Musim Tanam Gadu 2009 telah dilakukan introduksi varietas unggul
yang merupakan salah satu komponen penerapan PTT Padi. Varietas yang diintroduksi
adalah varietas Mekongga, varietas Mendawak dan varietas Indragiri. Ketiga varietas
tersebut tergolong benih penjenis atau BS (Breeder Seed) dengan demikian diharapkan
dapat menambah produktivitas lahan pertanian di Desa Semabi melalui keunggulan genetic
yang dimiliki varietas unggul tersebut. Pemilihan varietas tersebut berdasarkan hasil uji coba
pada tahun 2007 dan 2008 melalui partisipasi aktif petani setempat.
Inovasi teknologi pengembangan ternak sapi bali melalui integrasi tanaman dengan
ternak, introduksi hijauan makanan ternak (HMT), formulasi pakan ternak induk dan ternak
potong, perbaikan kandang dengan sistem kandang kelompok, teknologi pengendalian
penyakit ternak, teknologi pembuatan biogas sederhana, serta pembuatan pupuk organik.
Inovasi teknologi pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman
sayuran, ternak ayam buras dan karamba jaring.
Sumber Teknologi
Sumber Teknologi yang dikembangkan di Desa Semabi sebagian besar bersumber
dari inovasi teknologi yang berasal dari Badan Litbang Pertanian. Inovasi teknologi tersebut
seperti Teknologi PTT padi, terutama penggunaan varietas unggul yang terbukti sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman padi. Teknologi pemupukan organik dengan
M-Dec dan Orgadec berasal dari LRPI. Teknologi budidaya dan penanganan pascapanen
karet dari Balit Karet. Pemilihan komponen teknologi umumnya juga berasal dari Badan
Litbang Pertanian, seperti introduksi hijauan makanan ternak dan teknis Pemeliharaan
Ternak sapi dari Balitnak.
Dasar Pertimbangan
Perumusan inovasi teknologi dan kelembagaan usaha agribisnis yang akan
dikembangkan di lokasi Prima Tani, dilaksanakan pada saat pelaksanaan PRA dan
dilanjutkan pada saat pertemuan Penajaman Rancang Bangun Laboratorium Agribisnis.
Inovasi teknologi dan kelembagaan di Desa Semabi disusun berdasarkan identifikasi
masalah pada masing-masing komoditas unggulan yaitu komoditas karet, padi dan ternak
sapi bali.
Penentuan komoditas unggulan dilaksanakan dengan melakukan determinasi
komoditas utama dengan menggunakan data sekunder, hasil karakterisasi sumberdaya
lahan dan berdasarkan hasil PRA. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa komoditas
unggulan di Desa Semabi adalah Komoditas Padi, Komoditas Karet, dan Ternak Sapi.
Komoditas lain yang mendukung pengembangan dan terkait dengan komoditas unggulan
tersebut adalah komoditas ternak ayam buras, sayuran dan ikan. Usaha lain yang dapat
dikembangkan sebagai tambahan sumber pendapatan petani adalah pengolahan
pascapanen dodol durian, gula aren dan pengolahan hasil buah-buahan lainnya.
2.2 Dinamika Pemberdayaan Kelembagaan
Inovasi kelembagaan yang akan dilakukan melalui kegiatan Prima Tani di Lahan
Kering Kab. Sekadau diantaranya :
Penguatan kelompok tani padi, kelompok tani karet dan kelompok peternak melalui
pertemuan kelompok tani secara berkala.
Pembentukan dan pembinaan gapoktan.
Membentuk Klinik Agribisnis yang berfungsi sebagai sumber informasi pertanian,
lembaga percontohan inovasi pertanian bagi petani, tempat pelatihan bagi petani,
lembaga konsultasi bagi petani dalam memecahkan berbagai masalah pertanian, serta
sebagai layanan teknologi yang diperlukan petani.
Forum pertemuan penyuluh pertanian pedesaan. Pertemuan ini bertujuan untuk
menjalin komunikasi yang lebih efektif antara penyuluh dan petani, mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi petani dalam usahataninya dan untuk mendapatkan
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani.
Membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) dalam bentuk Kelompok Usaha Mandiri
(KUM) sebagai dasar untuk membentuk badan hukum koperasi sehingga memudahkan
akses petani terhadap lembaga permodalan.
2.3 Alur Penyebarluasan Inovasi
Penyebaran inovasi teknologi di lokasi Prima Tani terjadi melalui struktur
kelembagaan petani yang sudah ada maupun yang dibentuk melalui kegiatan Prima Tani.
Struktur kelembagaan yang ada di Desa Semabi untuk mendukung pertanian meliputi
kelompok tani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Lembaga Keuangan Mikro (LKM),
UPJA, Lembaga Pemasaran, Klinik Agribisnis dan petugas PPL di lokasi Prima Tani.
Media yang digunakan untuk penyebaran inovasi teknologi pertanian meliputi media
cetak seperti leaflet, buku cetakan, brosur, petunjuk teknis dan poster. Selain itu juga
disediakan media elektronik seperti CD multimedia dan keping VCD. Penyebaran informasi
juga dilakukan melalui pertemuan-pertemuan tatap muka dengan petani dan petugas di
lapangan. Selain itu dampak percontohan inovasi teknologi dapat secara langsung menjadi
sarana pembelajaran bagi petani dan menjadi sumber informasi yang penting di lokasi
Laboratorium Lapangan Agribisnis.
III. KONTRIBUSI INOVASI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH
3.1 Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Pada awal palaksanaan Prima Tani, petani di Desa Semabi sebagian besar menanam
padi dengan pola 1 kali setahun dengan menggunakan padi lokal. Setelah dikembagkan LLA
di Desa Semabi, maka penduduk desa mulai merubah pola tanam menjadi 2 kali setahun.
Terutama untuk masyarakat dengan etnis Dayak yang umumnya menanam varietas lokal
sekali setahun, sekarang telah menanam 2 kali setahun dengan menggunakan varietas
unggul.
Pada musim gadu 2009 telah dilakukan penanaman padi oleh petani dengan
menggunakan varietas unggul Ciherang, Mendawak dan Mekongga. Ketiga jenis bibit padi
unggul ini merupakan komponen teknologi PTT padi yang diintroduksikan oleh Prima Tani
Sekadau. Pada awalnya benih yang digunakan berasal dari pengembangan benih yang
ditanam pada areal percontohan tanaman padi pada tahun 2008. Pilihan petani pada
varietas Ciherang disebabkan petani pernah menanam dengan hasil yang memuaskan,
mudah dijual dan sesuai selera petani. Varietas Mekongga dan Mendawak ditanam petani
karena memiliki pertumbuhan seperti padi local yang sudah lama dikenali oleh petani. Selain
itu hasil varietas mekongga dan mendawak di tingkat petani tanpa menggunakan pupuk
dapat menghasilkan panen lebih dari 3 ton per hektar, sehingga memberikan harapan untuk
dapat dijual ke kota oleh petani di lokasi Prima Tani. Selain itu varietas mendawak dan
mekongga dirasakan lebih tahan serangan hama dan penyakit dibandingkan ciherang.
Untuk musim gadu 2009 ini terjadi peningkatan areal tanam yang signifikan dari
tahun sebelumnya yang hanya mencapai 20 – 30 hektar meningkat menjadi 105 hektar.
Pada luasan areal tersebut ditanam varietas unggul ciherang, mendawak dan mekongga
dengan proporsi masing-masing yang sebanding antar varietas (sekitar 33,33%). Dengan
demikian selain peningkatan areal tanam pada musim gadu, juga terjadi peningkatan
penggunaan benih unggul oleh petani di Desa Semabi. Peningkatan produksi padi sebagai
akibat peningkatan areal tanam di tahun 2009 ini secara kualitatif ditunjukkan dengan
rencana penduduk Desa Semabi untuk mengundang Bupati Kabupaten Sekadau untuk
melaksanakan kegiatan panen raya di Desa Semabi.
Produksi padi secara signifikan juga terjadi peningkatan, yaitu dari 1,5 – 2 ton per
hektar menjadi 3 – 4,5 ton perhektar dengan penerapan PTT padi di Desa Semabi,
Kabupaten Sekadau. Dengan demikian terjadi peningkatan produksi sebesar 2,5 ton
perhektar atau sebesar 125 %. Peningkatan produksi padi perhektar dan peningkatan areal
tanam dalam satu tahun di Desa semabi secara langsung meningkatkan produktivitas lahan
sawah petani di Desa Semabi.
Pelaksanaan Prima Tani di Kabupaten Sekadau telah mendorong pengembangan
usahatani di Desa Semabi melalui peningkatan produksi padi. Keadaan ini dibuktikan dengan
adanya keinginan petani untuk membuat kios pemasaran hasil produksi mereka di Kota
Sekadau. Petani telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti
harapan petani tersebut.
Untuk Pengembangan komoditas karet, terjadi perbaikan genetik karet rakyat
dengan penggunaan klon karet unggul untuk mengganti karet lokal yang masih
dipertahankan petani. Penggunaan klon karet unggul masih dalam masa pertumbuhan dan
akan mulai berproduksi 3-4 tahun ke depan. Untuk saat ini produksi karet masih
mengandalkan tanaman karet rakyat yang sudah tua. Diharapklan penggunaan klon unggul
akan meningkatkan produksi karet di Desa Semabi.
Untuk ternak sapi bali, teknologi pemeliharan ternak sapi melalui dukungan
perkandangan ternak sapi, hijauan makanan ternak unggul, pemberian pakan tambahan dan
supplemen pakan diharapkan dapat meningkatan efisiensi produksi ternak sapi di Desa
Semabi.
Kerja sama dengan Pemda Kabupaten Sekadau telah terjalin melalui penerapan
rekomendasi yang dihasilkan pada penyusunan rancang bangun Prima tani Desa Semabi,
seperti perbaikan saluran irigasi, pembuatan jalan usaha tani, pengadaan alat mesin
pertanian dan sebagainya.
3.2 Pemberdayaan Kelembagaan
Telah dibentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang diberi nama Karya Maju.
Gapoktan Karya Maju terdiri dari 4 kelompok tani yang meliputi Dusun Semabi, Dusun
Tapang Sepati-Tapang Jaya dan Dusun Ensaguk. Akses pasar input, output, pengolahan,
permodalan, alsintan sebelum adanya Prima Tani masih dilakukan secara perorangan,
setelah dibentuk Gapoktan kegiatan agribisnis mulai dilaksanakan secara kolektif. Telah
terbentuk lembaga penyedia saprodi sebagai langkah awal kegiatan Gapoktan di Desa
Semabi. Telah dilaksanakan pembinaan gapoktan, meliputi penyuluhan tentang
keorganisasian Gapoktan sesuai dengan pedoman umum, pembinaan pembukuan penjualan
saprodi dan penyusunan RDKK.
Dinamika kelembagaan Gapoktan Karya Maju di Desa Semabi semakin berkembang
mengikuti perkembangan situasi usahatani yang mulai berkembang. Perkembangan ini
diindikasikan dengan pengembangan jumlah kelompok tani dari 4 kelompok menjadi 5
kelompok tani. Penambahan jumlah kelompok ini mengikuti dinamika perkembangan usaha
petani di Desa Semabi. Kondisi ini menunjukkan peningkatan kapasitas usahatani di tingkat
desa sehingga memerlukan dukungan kelembagaan yang lebih besar.
Telah dilakukan pelatihan Lembaga Keuangan Mikro yang dilaksanakan oleh Dinas
Perindagkop Kabupaten Sekadau bersama Tim Prima Tani Kabupaten Sekadau. Petani
dibekali pemahaman dan pengetahuan tentang Lembaga Keuangan Mikro. Sekaligus telah
berhasil disusun pengurus inti Lembaga Keuangan Mikro bernama “Semabi Mandiri” yang
diharapkan dapat menunjang kebutuhan anggota Gapoktan untuk mendapatkan modal
dalam berusahatani.
Dinamika pekembangan produksi padi berdampak langsung terhadap struktur
kelembagaan pertanian, seperti pada UPJA, pada tahun 2009 terjadi penambahan peralatan
traktor di Desa Semabi sejumlah 5 unit untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan alsintan
oleh petani. Keadaan ini menunjukkan dinamika perkembangan yang baik pada lembaga
penyedia alat dan mesin pertanian dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan
di Desa Semabi.
3.3 Perbaikan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan distribusi kontribusi pendapatan petani responden di Desa Semabi,
komoditas tanaman padi memberikan kontribusi yang terbesar dibandingkan komponen
pendapatan lainnya. Pendapatan terbesar didapatkan dari tanaman padi yaitu sebesar 45
% , diikuti tanaman karet sebesar 36 % dan pendapatan lainnya sebesar 11 %.
Pendapatan per kapita Desa Semabi pada tahun 2007 adalah Rp 3.099.082 sedangkan pada
tahun 2009, hasil survei menunjukkan terjadi peningkatan menjadi Rp 4.226.126. Keadaan
ini menunjukkan terjadi kontribusi positif kegiatan Prima Tani terhadap pendapatan
perkapita penduduk di Desa Semabi setelah pelaksanaan Prima Tani.
Kondisi perbaikan sosial ekonomi masyarakat ini masih dapat ditingkatkan dengan
penerapan rancang bangun transfer Prima Tani oleh pihak Pemerintan Daerah pada tahun
berikutnya. Dengan demikian kerja sama dan komitmen semua pihak untuk melanjutkan
model Prima Tani di Desa Semabi Kabupaten Sekadau harus dilanjutkan.