Letak suku Toraja : 1190-1200 BT dan 20-30 LS
Terletak di sekitar pegunungan Latimojong dan Quarles.
Berada di antara 150 - 2000 meter dari permukaan air laut
Sungai yang mengalirinya : Sungai Saddang, Karama, Rongkong,
Massuppu dan Mamasa
(Ditjen Kebudayaan, 1985/1986:76).
Geografis dan Wilayah
Gambar 1.1 Geografis Tana Toraja
(Sumber :
http://allindonesiatravel.com/tana-
toraja-south-sulawesi/)
Letak geografis
etnis Toraja
Kependudukan
Penduduk suku Toraja sekitar 1 juta jiwa,
500.000 di antaranya tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara,
dan Mamasa.
Mayoritas memeluk agama Kristen, sebagian Islam dan kepercayaan
animisme (Aluk To Dolo)
Pengaruh Agama
Awal Mula Masuknya Belanda
Belanda masuk Sulawesi abad ke-17 dan ambil alih kekuasaan
perdagangan serta politik via VOC.
Akhir abad ke-19, Belanda meng-Kristen-kan rakyat Toraja >> masyarakat
suku Toraja (masih animisme).
Itu cara Belanda cegah penyebaran Islam di Sulawesi
Penyebaran Agama Kristen
Tahun 1900-an, penyebaran agama Kristen dibantu Belanda. Namun sedikit
yang menjadi Kristen.
Tahun 1930-an, muslim menyerang Toraja. Akibatnya, banyak yang
berpindah ke agama Kristen.
Tahun 1951-1965, banyak yang pindah ke agama Kristen karena
pemberontakan dari Darul Islam.
Kepercayaan
Aluk Todolo
Leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari
nirwana.
Sebelum adanya agama Kristen dan Islam, masyarakat
Toraja menganut kepercayaan leluhur yang dikenal
sebagai Aluk Todolo.
Aluk Todolo adalah aturan atau ajaran kepercayaan
masyarakat Toraja.
Berisi paham – paham yang dibawa Tamboro Langi’ (leluhur)
ke bumi.
Aluk Todolo bukan hanya kepercayaan, melainkan gabungan
dari hukum, agama, dan kebiasaan.
Kelas Sosial
Masyarakat Toraja awal, keluarga berkaitan dengan penggolongan
sosial atau kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial yaitu:
Kelas Sosial Etnis Toraja
Bangsawan Orang Biasa Budak
Rambu Tuka’
Upacara adat yang berhubungan dengan kegembiraan dan bersyukur dengan apa
yang dia punya.
Upacara Rambu Tuka’ ini misalnya acara :
Perkawinan masyarakat toraja,
Syukuran atas hasil panen padi, dan
Peresmian rumah adat tongkonan (di bangun atau direnovasi)
Manfaatnya mempererat ikatan masyarakat Toraja.
Rambu Tuka’Gambar 2.2.1.a Perkawinan Toraja
(Sumber: https://tianlinting.files.wordpress.com/2008/12/r002-069.jpg )
Rambu Solo’
Upacara pemakaman adat yang mewajibkan keluarga almarhum membuat pesta sebagai
tanda penghormatan terakhir.
Dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat
Waktunya selama dua sampai tiga hari. Bahkan bisa sampai dua minggu bagi bangsawan
Tujuannya menghormati, mengantarakan, menyempurnakan orang yang telah meninggal
menuju Puya(surga)
Rambu Solo’Gambar 2.2.1.b Upacara Rambu Solo’
( Sumber : http://www.jalanjalanyuk.com/wp-content/uploads/2011/01/Rambu-Solo.jpg )
Berdasarkan status sosial masyarakat Toraja, upacara Rambu Solo’ dapat dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu :
(1) Silli,
(2) Pasangbongi,
(3) Di batang atau di doya tedong,
(4) Rapasan.
Bahasa Bahasa yang dominan di Tana Toraja adalah bahasa Toraja,
Dialek Sa’dan Toraja sebagai bahasa yang utama.
Bahasa Indonesia disana juga menjadi bahasa nasional yang resmi dan digunakan oleh
masyarakat Toraja.
Bahasa Toraja menjadi bahan yang diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.
Ciri-ciri bahasa toraja berhubungan dengan kematian.
"tongkonan" berasal dari bahasa Toraja tongkon yang berarti
duduk.
Maksudnya duduk bermusyawarah, mendengarkan perintah, atau
menyelesaikan masalah-masalah adat.
Semua rumah tongkonan menghadap ke utara.
Hal ini melambangkan leluhur mereka berasal dari utara dan
setelah meninggal mereka akan berkumpul dengan leluhur
Gambar 2.6 Tongkonan
( Sumber :
https://c2.staticflickr.com/6/5479/1059
8939633_3c91f88937_b.jpg )
play video
Di Toraja juga terdapat lumbung padi yang berhadapan
dengan rumah Tongkonan.
Lumbung padi sering disebut Alang oleh masyarakat Etnis
Toraja.
Alang berhadapan dengan tongkonan,
Penempatan mencerminkan keagungan dan martabat
keluarga yang menempati tongkonan.
Gambar 2.7 Alang
( Sumber :
http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/wp-
content/uploads/2010/11/55409571_Alang-
lumbung-padi-Toraja.jpg )
Beberapa alat musik tradisional etnis Toraja yaitu:
• Passuling
• Pa'pelle'/Pa'barrung
• Pa'geso'geso'
Passuling
• Suling tradisional toraja
yang digunakan untuk semua
lagu-lagu hiburan dan duka.
• Suling ini sering juga
disebut suling lembang. Gambar 2.3.2.a Passuling( Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/-
SMNHTdTNQDY/T0TuvFWcoT
I/AAAAAAAAAJc/tJXIWF5NrB
k/s1600/flute.jpeg )
Pa'pelle'/Pa'barrung • Terompet yang khas daripada daerah
lain.
• Musik tradisional ini seperti terompet,
tetapi musik ini terbuat dari batang padi
dan disambungkan dengan daun kelapa
yang besar.
Gambar 2.3.2.b Pa’pelle ( terompet Toraja)
( Sumber : http://budaya-
indonesia.org/f/7110/roby08darisandi_papelle.jpg )
Pa’geso’geso’
• Musik tradisional ini
termasuk alat musik gesek.
• Alat ini terbuat dari kayu
dan batok kelapa, dan diberi
dawai.Gambar 2.3.2.c Pa'geso'geso'
( sumber : http://budaya-
indonesia.org/f/7108/roby08darisandi_page
so2.jpg )
Lemo
Lemo adalah kuburan alam yang dipahat.
Berisikan banyak peti dan boneka para leluhur.
Jumlah liang batu kuno ada 75 buah
40 buah boneka tau – tau.
(Rotua Tresna Nurhayati Manurung, 2009)
Gambar 3.1 Lemo
( Sumber : http://assets-a1.kompasiana.com/statics/crawl/555dcb4c0423bd0f458b4567.jpeg?t=o&v=1
200 )
play video
To’ Doyan
To’ Doyan adalah kuburan khusus untuk seorang bayi
(anak yang belum tumbuh gigi).
Orang Toraja menggunakan pohon tara sebagai
tempat pemakamannya.
Gambar 3.2 To’Doyan( Sumber :
http://www.kompasiana.com/miramarsellia/catatan-perjalanan-ke-negeri-to-
riaja_551820faa333119306b66545 )
play video
Tau-tau
Tau-Tau merupakan boneka khas suku Toraja
Tau artinya adalah orang.
Boneka ini mirip dengan orang yang telah meninggal.
Hal ini melambangkan status, peran dan kedudukan
para bangsawan.
Gambar 3.3 Tau-Tau( Sumber :
http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/SUKU%20TORAJA_BANGSAWAN%20YANG%20BERDI
AM%20DI%20NEGERI%20ATAS3.jpg )
play video
Erong
Erong merupakan sebuah peti mayat khas masyarakat Toraja.
Peti ini terbuat dari kayu yang telah diukir.
Ada 3 bentuk Erong :
Erong berbentuk kerbau (untuk laki – laki)
Erong berbentuk babi (untuk perempuan)
Erong berbentuk Rumah (untuk bangsawan)
Gambar 3.4 Erong kerbau dan Erong babi.( Sumber : https://s-media-cache-
ak0.pinimg.com/736x/d1/d2/47/d1d247c35a3241d92af636ae11b0730e.jpg dan https://iffocus.files.wordpress.com/2012/07/dsc_0352.jpg )
play video
o Abdul Azis Said. 2004. Skripsi: Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja
Dan Perubahan Aplikasinya Pada Desain Modern. Yogyakarta: Ombak.
o Andi Karina Deapati. 2009. Skripsi: Ruang dan Ritual Kematian, Universitas Indonesia.
o Ariyanto Bakti Pangala. 2012. Makalah: Adat dan Budaya Toraja. Sma Kristen Barana’.
o Ditjen Kebudayaan. 1985/1986. Arsitektur Tradisional Daerah Sulawesi Selatan. Makassar: Proyek Inventarisasi Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan.
Daftar Pustaka
o Fiola Panggalo. 2013. Skripsi: Perilaku Komunikasi Antarbudaya Etnik Toraja dan Etnik Bugis Makassar di Kota Makassar. Universitas Hasanudin.
o Mashuri. 2010. Jurnal: Perwujudan Konsep dan Nilai-Nilai Kosmologi Pada Bangunan Rumah Tradisional Toraja. Universitas Tadulako.
o Rotua Tresna Nurhayati Manurung. 2009. Skripsi: Upacara kematian di tana Toraja : Rambu Solo. Universitas Sumatera Utara.
o Shandra Stephany. 2009. Jurnal: Tranformasi Tatanan Ruang dan Bentuk Pada Interior Tongkonan di Tana Toraja Sulawesi Selatan. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
o Yulia Sumalyo. 2001. Jurnal: Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Sumber Internet :
o Dewi Fadhilah Soemanagara. 2014. Lumbung Padi Ala Tana Toraja. Kebudayaanindonesia.net. 24 September 2015.
o Editor. 2014. Tongkonan, Rumah Adat Sulawesi Selatan. Kebudayaanindonesia.net. 24 September 2015.
o Gidion Yuris Triawin. 2014. Orang Toraja dan Makna Tongkonan. Torajaparadise.com. 24 September 2015.
o Marisa. 2015. Tau-Tau, Boneka Kayu Mirip Manusia. Kidnesia.com. 24September 2015.
o Wacana Nusantara. 2013. Makna Tongkonan (Rumah Adat) di Tana Toraja.Wacananusantara.org. 24 September 2015.