A. Sumber Informasi
Peran penting komunikasi dalam mendukung upaya-upaya perubahan sosial,
termasuk didalamnya pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat di
negara-negara berkembang telah disadari sejak lama. Tahun 1980 an, agen-agen
donor internasional dan pemerintah negara berkembang mulai intensif
mengeksplorasi peran komunikasi dalam memperkenalkan dan mendukung aktivitias
pembangunan (Graeff dkk, 1996: 15). Namun pelaksanaan kegiatan komunikasi
sosial yang menjadi kunci dalam penyadaran dan ajakan kepada masyarakat untuk
terlibat dalam program pembangunan tidak berlangsung dengan baik. Hasilnya,
banyak masyarakat kurang secara sukarela dan sadar melibatkan diri dalam kegiatan
program tersebut.
Dalam prakteknya, target sebagian besar usaha penyebaran informasi adalah
anggota masyarakat yang masih terpengaruh oleh opini mayoritas – yang lebih sering
dibentuk oleh opinion leader dan media massa-. Bahkan terkadang kegiatan
komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian penambahan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku sering dijalankan secara sepihak oleh para perencana
program –yang lebih banyak dari kalangan pemerintah-.
Hal ini menjadi salah satu sumber kegagalan sosialisasi pembangunan selama ini.
Kegiatan komunikasi sosial sering dilakukan tanpa memperhatikan kondisi khalayak
dan konteks budaya masyarakat setempat. Fakta membuktikan bahwa kelompok-
kelompok budaya atau subkultur-sub kultur yang ada dalam suatu budaya memiliki
perangkat norma yang berlainan (Mulyana, 2000: 7).
Di era reformasi, banyak perubahan tatanan kehidupan masyarakat, khususnya
aspek kebebasan menyampaikan pendapat dan aspirasi. Kondisi seperti ini terjadi di
semua wilayah, saat ini semua pihak dengan bebas serta terbuka dapat menyampaikan
pendapat dan aspirasinya di depan umum. Opini dan sikap terhadap kebijakan
pemerintah ataupun pelayanan pemerintah sudah biasa dikemukakan secara langsung
ataupun melalui media.
Peran Sumber Informasi
Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap
atau keputusan bertindak. Banyak media seperti media massa, baik media cetak
seperti surat kabar dan majalah, ataupun elektronika seperti televisi dan radio; dan
pemuka pendapat untuk wilayah pedesaan dianggap cukup efektif untuk menciptakan
konsesus sosial.
Secara umum media berfungsi sebagai sumber informasi, sumber pendidikan dan
sumber hiburan. Tetapi sebetulnya, khalayak tidaklah dengan mudah mengikuti pesan
media. Hal ini karena mereka memiliki kemampuan menyeleksi segala terpaan pesan
informasi yang menerpainya. DeFleur dan Ball-Rokeach (dalam Rakhmat, 1994)
melihat ketika individu berhadapan dengan media, dikaji dalam tiga kerangka teoritis:
perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial dan perspektif hubungan
sosial.
Perspektif Perbedaan Individual, melihat bahwa sikap dan organisasi
personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli
dari lingkungannya, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap
individu memiliki pengalaman hidup dan lingkungan yang berbeda-beda, oleh
karenanya dalam menggunakan media massa juga dengan pola yang berbeda-beda.
Perspektif Kategori Sosial, memandang bahwa dalam masyarakat terdapat
kelompok-kelompok sosial yang reaksinya terhadap stimuli tertentu cenderung sama.
Kategori ini bisa dikaji dari aspek usia, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, dan
sebagainya; yang kesemuanya itu berpengaruh pada sikap-sikapnya dalam
memanggunakan media massa.
Perspektif Hubungan Sosial, memandang bahwa peranan hubungan sosial yang
informal akan mempengaruhi seseorang bereaksi terhadap informasi. Paul Lazarlfeld
(dalam Mulyana, 2000), menyebutnya sebagai “pengaruh personal”; yang
ditunjukkan dalam teori two step flow of communication (komunikasi dua tahap).
Dalam teori tersebut dikatakan bahwa informasi bergerak menuju orang-orang yang
sering memperhatikan media massa; dan selanjutnya dari mereka tersebut informasi
menuju pada khalayak. Orang-orang pertama yang terterpa informasi tersebut
lazimnya disebut sebagai pemuka pendapat atauopinion .
Sumber informasi yakni segala sesuatu yang digunakan sebagai rujukan atau
pegangan dalam melakukan segala aktifitas atau proses kerja, sumber informasi itu
dapat berupa dokumen, lembaga, manusia, benda, ataupun situasi. Sumber-sumber
informasi dapat diakses secara langsung maupun melalui internet. setelah
menentukan karakter informasi yang dibutuhkan , kita dapat mengetahui jenis sumber
informasi yang tepat untuk karakter tersebut.
Karakter informasi yang disajikan Sumber informasi
Meta infomasi (infoormasi tentang
informasi lain yang meliputi antara lain
lokasi, penulis, judul, dan isi suatu
dokumen, baik digital maupun tercetak)
Catalog (online,tercetak), indeks,
bibliografi, abstrak, tinjauan pustaka
(review), daftar pustaka adan catatan kaki
suatu tulisan, pustakawan, penulis,
peneliti, dosen, rekan dan sebagainya.
Informasi yang bersifat pengantar, latar
belakang (sekilas)
Kamus, ensiklopedia, almanac, textbook,
dan karya umum lainnya.
Informasi popular, opini, fakta Surat kabar, majalah, televise, radio
Informasi ilmiah, konsep, teori; informasi
mendalam.
Jurnal, laporan penelitian, skripsi, thesis,
disertasi, buku
Data statistika, data kualitatif Lembaga penelitian, biro statistika,
universitas, media massa, laporan
penelitian, laporan statistika, responden,
informan, objek kajian.
Dokumen resmi, peraturan perundang-
undangan, dan sebagainya.
Lembaga pemerintahan, lembaga swasta.
Penggolongan sumber informasi tersebut tidak berarti tidak ada informasi
yang tumpang tindih. Misalnya, konsep dan teori dapat ditemukan juga di
ensiklopedia. Penggolongan hanya merupakan garis besar dan untuk memudahkan
identifikasi sumber yang sesuai dengan kebutuhan. Setelah mengetahui pelbagai
sumber informasi yang dapat mendukung karya yang akan kita buat, selanjutnya yang
harus kita lakukan adalah menelesuri sumber-sumber informasi yang dibutuhkan
secara intelektual dan fisik.
Langkah- Langkah Penelusuran Informasi
Proses pencarian informasi yang relevan, kredibel, dan mutakhir, kadang kala akan
memakan waktu yang tidak sedikit. berikut ada beberapa indicator yang dapat
digunakan untuk menelusur informasi yang berkualitas informasi yang relevan
1. mengetahui kebutuhan informasi.
Dapat diketahui dari rumusan masalah yang akan diteliti, dan juga pengetahuan yang
sudah ada di kepala mengenai sumber-sumber informasi yang relevan.
2. mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan.
Alat penelusuran ini dapat berupa kartu catalog perpustakaan, jasa pemberian
informasi terbaru berdasarkan subjek tertentu(current awareness), sarana pencari di
internet(misalnya: mesin pencari seperti google, yahoo, dsb.). informasi yang
disimpan tersebut disimpan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
Buku Jurnal Lembaga orang
Judul Nama
Pengarang Alamat
kata kunci/ subyek email, telepon, fax
Evaluasi Sumber Informasi dan Informasi
Yang Harus Diperhatikan Mengenai Sumber Informasi
a) Relevansi
Yakni penilaian tentang sejauh mana sumber informasi sesuai dengan masalah yang
akan dibahas. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat judul, daftar isi, abstrak, dan
pendahuluan atau tujuan suatu sumber.
b) Kredibilitas
Yakni penilaian mengenai sejauh mana suatu sumber dapat dipercaya kualitas dan
kebenarannya.
c) Penanggung Jawab
Disini lebih ditekankan kepada lembaga yang mempunyai hak atas penerbitan suatu
sumber informasi.
d) Proses Pembuatan
Proses pembuatan dapat ditelaah melalui proses penelaahan (review) oleh pakar
dalam bidang ilmunya.
daftar isi URL (website atau email)
Penerbit contact person
tahun terbit
tahun terbit,volume,
nomor bidang usaha keahlian, publikasi
isi(full text) informasi yang dimilikinya
e) Pemanfaatan
Pemanfaatan disini lebih ditekankan kepada pengutipan, atau sejauh mana sumber
informasi itu digunakan dalam suatu karya(pengutipan), informasi mengenai
pengutipan dapat diperoleh melalui;
a citation index, yakni suatu indeks untuk mempermudah kita dalam hal
mengetahui informas yang kita gunakan, beserta hubungannya dengan dokumen
lainnya.
impact factor, yakni digunakan untuk mengukur berapa sering artikel dalam
suatu jurnal telah dikutip dalam suatu kurun waktu.
immediacy index, yakni untuk mengukur rata-rata per artikel dalam suatu
jurnal, yang diterbitkan dalam suatu tahun dan dikutip dalam tahun tersebut.
f) Kemutakhiran
kemutakhiran suatu karya dapat dilihat dari tahun terbit. khusus untuk tulisan dapat
juga dilihat dari tahun publikasi daftar pustaka yang digunakan.
B. Kriteria Informasi
Suatu informasi dapat dikatakan memiliki manfaat dalam proses pengambilan
keputusan apabila infromasi tersebut mempunyai kualitas dan nilai. kriteria kualitas
informasi adalah :
1. akurat, yang berarti infromasi harus tidak biasa atau menyesatkan dan bebas dari
kesalahan
2. tepat waktu, yang berarti informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh
terlambat. Misalnya nilai informasi saat ini adalah karena harus cepatnya informasi
tersebut didapatkan, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan,
mengolah dan mengirimkannya.
3. Relevan, yang berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang
menerimanya.
Suatu informasi yang tidak berkualitas atau tidak bernilai dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut ini :
1. Metode pengukuran dan pengumpulan data yang salah
2. Tidak mengikuti prosedur pengolahan data yang benar
3. Data hilang atau tidak terolah
4. Kesalahan mencatat atau mengkoreksi data
5. File historis / induk yang salah (atau keliru memilih file historis)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (missal kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang disengaja
Kesulitan menghadapi kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan
2. Audit intern dan ekstern
3. Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data
4. Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar pemakai dapat
menilai kesalahan yang mungkin terjadi.
Secara umum, kriteria dalam melakukan evaluasi dibagi ke dalam 3 bagian
utama. Informasi lengkap akan tertulis di masing-masing jenis evaluasi. Pada sumber
tercetak dan non tercetak memiliki beberapa kesamaan dalam hal mengevaluasi satu
karya.
Kepengarangan (Authorship), mengecek kredibilitas dari dari pengarang
atau organisasi dari karya yang akan dibaca.
Kesesuaian (Relevance), kesesuaian dibutuhkan untuk mengetahui tingkat
relevansi dengan topik yang akan ditulis. Meskipun informasi memiliki kualitas
sangat baik tetapi tidak relevan dengan rencana tulisan yang akan dibuat tetap tidak
dikategorikan relevan.
Kekinian (Currency), kekinian sangat dibutuhkan untuk lebih mengetahui
perkembangan satu ilmu. Ini penting karena dengan melihat kekinian maka satu ilmu
akan diketahui seberapa jauh tingkat perkembangannnya.