Download - Sun movement 25 jan 2012
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Inisiatif GlobalScaling Up Nutrition (SUN)
Jakarta, 25 Januari 2012
Nina SardjunaniDeputi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS
Bidang SDM dan Kebudayaan
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
OUTLINE PAPARAN
1. Latar Belakang 2. Prinsip-prinsip SUN Movement3. Upaya yang Telah Dilakukan Terkait
SUN Movement4. Langkah Tindak Lanjut yang Perlu
Dilakukan
2
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
BAGIAN ILATAR BELAKANG
3
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
“Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor, meliputi:– produksi,– pengolahan,– distribusi,– hingga konsumsi pangan,– dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, – serta terjamin keamanannya”.
4
UU 17/2007: RPJPN (2005-2025)
Arah Pembangunan Gizi
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
2010
65 %
100 %
65 %
75 %
71 %75 %
100 %
100 %
Sasaran Pembangunan Gizi
Prevalensi Gizi Kurang 15%
danPrevalensi
Pendek32%
Indikator
1. Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
2. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
3. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
4. Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A
5. Persentase ibu hamil mendapat Fe 6. Persentase RT yg mengonsumsi
garam beryodium7. Persentase Penyediaan bufferstock
MP-ASI untuk daerah bencana 8. Persentase kabupaten/kota yang
melaksanakan surveilans gizi
2014
85 %
100 %
80 %
85 %
95 %90 %
100 %
100 %
SASARAN RENSTRA KEMKES 2010-2014
SASARAN RPJMN 2010-2014
Sumber: Laporan dari Provinsi * Data Susenas Tahun 2009 * * Data Riskesdas Tahun 2007
Pencapaian 2010
67,9 %
100,0 %
61,3 % *
81,5 %
71,2 % 62,3 % **
100,0 %
100,0 %
5
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
6
Pembangunan Gizi dalam Dokumen RKP 2012
o Prevalensi kekurangan gizi : 17,9%• Gizi kurang: 13,0%• Gizi buruk: 4,9 %
o Prevalensi anak balita pendek (stunting) : 35,6%
o Frekuensi penimbangan; 49,4%o Berat badan lahir rendah (<2500 gr) : 11,1%
o Kekurangan energi dan proteino Kurang vitamin A (KVA)o Kurang yodium/GAKYo Anemia gizi besi, o Kekurang zat gizi mikro lainnya
ARAH KEBIJAKAN• Pendidikan ibu tentang penimbangan balita, ASI eksklusif, garam beryodium• Suplementasi gizi mikro (itamin A dan tablet Fe),• Tata laksana gizi buruk termasuk pencegahan dan penanganan kasus anak pendek
(stunting)• Peningkatan intervensi untuk menanggulangan kekurangan zat gizi mikro terutama
melalui fortifikasi
SASARAN• Meningkatnya persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan menjadi sebesar
100 persen• Meningkatnya persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) menjadi sebesar 75
persen
Kondisi Umum Permasalahan
Pertumbuhan massa tubuh
dan komposisi badan
Metabolisme glukosa, lipids, protein Hormon/receptor/gen
Perkembangan otak
Kognitif danprestasibelajar
Kekebalan Kapasitas kerja
Diabetes, Obesitas,Penyakit jantung dan
pembuluh darah,kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan (janin dan
bayi 2 tahun)
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Mati
Mengapa Tumbuh Kembang Janin dan Bayi Penting?
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) 7
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Periode Kritis Pertumbuhan Anak
8
• Window of Opportunity terjadi pada 1.000 hari pertama, sejak masa kehamilan sampai usia anak 2 tahun.• Kondisi sulit diperbaharui apabila tidak dilakukan penanganan secara preventif.• Setelah usia 2 tahun, dampak stunting sulit untuk ditangani sehingga dampak jangka panjangnnya mempengaruhi
perkembangan kognitif dan produktivitas .
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
9
Status Gizi Balita
Gizi Lebih 2007-2010
Sumber : Riskesdas 2010
Status Gizi Balita 2010
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Prevalensi balita stunting di Indonesia masih cukup tinggi (35,6%). Kondisi ini berdampak pada perkembangan kognitif dan produktivitas anak pada jangka panjang
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia(Riskesdas 2010)
22
,5 26
,6
26
,9
27
,8
28
,3
29
29
,1
29
,3
29
,4
30
,2
31
,6
32
,2
32
,8
33
,5
33
,6
33
,9
35
,3
35
,6
35
,9
36
,2
36
,3
37
,5
37
,8
38
,9
38
,9
39
,6
39
,7
40
,3
40
,4
41
,6
42
,3 48
,2
49
,2
58
,4
0
10
20
30
40
50
60
D.I
. Y
og
ya
ka
rta
DK
I Ja
ka
rta
Ke
pu
lau
an
Ria
u
Su
law
esi
Uta
ra
Pa
pu
a
Ba
ng
ka
Be
litu
ng
Ka
lim
an
tan
Tim
ur
Ba
li
Ma
luk
u U
tara
Jam
bi
Be
ng
ku
lu
Ria
u
Su
ma
tera
Ba
rat
Ba
nte
n
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
en
ga
h
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Ind
on
esi
a
Jaw
a T
imu
r
Su
law
esi
Te
ng
ah
La
mp
un
g
Ma
luk
u
Su
law
esi
Te
ng
ga
ra
Ac
eh
Su
law
esi
Se
lata
n
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Ka
lim
an
tan
Ba
rat
Go
ron
talo
Su
ma
tera
Se
lata
n
Su
law
esi
Ba
rat
Su
ma
tera
Uta
ra
Nu
sa T
en
gg
ara
Ba
rat
Pa
pu
a B
ara
t
Nu
sa T
en
gg
ara
Tim
ur
Prevalensi Stunting
10
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
11
BAGIAN IIPRINSIP SUN MOVEMENT
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Scaling-Up Nutrition (SUN)
SUN Movement merupakan upaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun
Bagian dari respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium/MDGs (Goal 1).
12
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Misi SUN Movement
SUN Movement bukanlah inisiatif baru, maupun pendanaan baru, tetapi merupakan peningkatan efektivitas dari berbagai inisiatif dan program/kegiatan yang sudah ada melalui dukungan dari kepepimpinan nasional, penetapan prioritas, dan harmonisasi program.
Fokus program pada upaya mendukung perbaikan gizi dan menjaring keikutsertaan yang lebih luas dari berbagai stakeholder, baik dalam tanggungjawab pelaksanaan maupun pencapaian sasaran.
Dilakukan melalui upaya koordinasi dan dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, serta kemitraan.
Peran serta dalam SUN Movement akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan status gizi masyarakat serta upaya pembangunan lainnya.
13
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
SUN Framework : Tiga Elemen Utama
1. Aksi di tingkat nasional merupakan kunci utama– Komitmen pemerintah dalam memimpin dan memprioritaskan program
dan kegiatan– Disesuaikan dengan masalah epidemiologi lokal– Disesuaikan dengan konteks dan kapasitas lokal
2. Mengembangkan intervensi berbasis bukti yang cost-effective – Untuk pencegahan dan pengobatan– Prioritas utama adalah pada window of opportunity kelompok penduduk
dengan usia kurang dari 9 sampai 24 bulan
3. Pendekatan multi sektor– Ketahanan pangan, perlindungan/jaminan sosial, dan kesehatan– Pendidikan, air bersih, dan sanitasi – Gender, tata kelola pemerintahan, dan stabilitas politik
14
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Elemen Peta Jalan SUN
Tiga Prioritas Utama1. Mobilisasi berbagai institusi untuk aksi
bersama yang efektif;2. Membangun kebersamaan institusi terkait;
dan3. Identifikasi dan dukungan pimpinan dan
pakar gizi.
Tiga Langkah Partisipasi4. Analisis situasi kebijakan dan strategi pangan
dan gizi;5. Penyusunan peta jalan/rencana aksi; dan6. Menyetujui rencana nasional terkoordinatif
dan mengamankan pembiayaan.
15
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Prinsip Gerakan SUN
Upaya dan dukungan yang dilakukan harus memiliki nilai tambah dan bersifat demand-driven;
Upaya perbaikan gizi yang dilakukan harus lintas sektor, terpadu, efisien, dan memiliki dampak luas;
Upaya yang dilakukan memungkinkan berbagai pemangku kepentingan bekerja bersama dan saling berkontribusi serta berkesinambungan.
16
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Prioritas Pembangunan Dalam Rangka Scaling Up Nutrition
Cakupan luas pada intervensi gizi
Kebijakan dengan
prioritas pada
pangan, gizi, dan jaminan
kesehatan untuk semua
Pengarus
utamaan pemban
gunan gizi
pada lintas sektor
17
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Perubahan
Perilaku
Pemberian Zat
Gizi Mikro &
Kecacingan
• ASI Eksklusif• MP - ASI• Cuci Tangan Pakai Sabun
• Pencegahan dan penanganan gizi buruk dan gizi kurang
• Zat Gizi Mikro untuk Anak-anak:Vitamin A, therapeutic Zinc, dan bubuk tabur gizi (multiple micronutrient powders), dan obat kecacingan• Suplementasi gizi bagi Ibu Hamil:
Fe-asam folat dan kapsul yodium (jika diperlukan)
• Fortifikasi bagi masyarakat: Garam beryodium dan fortifikasi besi
pada bahan pangan pokok
Intervensi Utama
Intervensi Utama Pembangunan Gizi
18
Berpikir Multi-Sektor, Bertindak Sektoral
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
Pertanian & Ketahanan
Pangan
Perlindungan/Jaminan Sosial
Penanggulangan Kemiskinan
Kesehatan
Air Bersih & Sanitasi
Dunia Usaha/Swasta
Kebijakan Fiskal &
Perdagangan
Lingkungan Hidup & Perubahan Iklim
TATA KELOLA PEMERINTAHAN GENDER
19
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
20
BAGIAN III
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN TERKAIT SUN MOVEMENT
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Tahapan Bergabung Dalam SUN Movement
1. Surat dari Pemerintah yang ditujukan kepada staf khusus PBB untuk SUN Movement
2. Pembahasan dan diskusi internal pemerintah dengan berbagai pihak terkait.
3. Kebijakan terkait perbaikan gizi disusun.4. Penyusunan peta jalan dan rencana aksi dengan sasaran
yang jelas.5. Pelaksanaan melalui koordinasi berbagai pihak, mulai dari
pemerintah, masyarakat (LSM), swasta, dan mitra pembangunan (World Bank, UN agencies and SCN, REACH, Intl NGOs).
21
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Kebijakan dan Program yang Mendukung
Perumusan kebijakan pangan dan gizi di dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional dan daerah1. Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
tahun 2005-2025: 2. Peraturan Pemerintah RI No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota:3. Peraturan Presiden (Perpres) No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014:
4. Instruksi Presiden No 3 tahun 2010, tentang pembangunan yang berkeadilan
5. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011 – 2015
6. Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011 – 2015 ( pada 15 provinsi)
7. Rencana Aksi Akselerasi Konsumsi Garam Beryodium untuk Semua (RAN – KGBS) 2011-2015
8. Berbagai Renstra dan Renstrada dari sektor terkait
Pengembangan pilot project untuk mendapatkan intervensi yang efektif dan efisien antara lain : Nutrition Improvement Through Community Empowerment Project dan Millenium Challenge Corporation (Communtity Based Health and Nutrition to Reduce Stunting
Project)
22
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Upaya yang Telah Dilakukan
Pengiriman Surat dari Pemerintah (Menteri Kesehatan) yang ditujukan kepada staf khusus PBB untuk SUN Movement – Telah dilakukan melalui Surat Menkes No.
BM/Menkes/2549/XII/2011 tanggal 22 Desember 2011, tentang Application Letter for Indonesia to be considered as ‘Early Riser” Country under the “Scaling Up Nutrition (SUN)” Global Movement.
23
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
24
BAGIAN IVLANGKAH TINDAK LANJUT
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Langkah Tindak Lanjut yang Perlu Dilaksanakan
Menggalang dukungan, komitmen, dan kemitraan dari berbagai pihak terkait antara lain dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, pakar, dan mitra pembangunan lainnya (UN Agencies).
Mengagendakan peluncuran SUN Movement di Indonesia dengan menghadirkan pimpinan tertinggi di Indonesia, diikuti oleh provinsi dan kabupaten/kota dengan dukungan UN Indonesia Representative, akademisi, CSO dan dunia usaha.
Pembentukan forum koordinasi dalam mengawal keikutsertaan Indonesia dalam SUN Movement yang diharapkan beranggotakan dari kalangan pemerintah, perguruan tinggi, dan pakar serta legislatif.
Mengintengrasikan Roadmap on Scalling Up Nutrition dalam pelaksanaan Rencana Aksi Pangan Gizi di tingkat nasional dan daerah.
25
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
o Beberapa program/kegiatan sebagai modal penggerak SUN Movement di Indonesia
26
No Uraian No Uraian
1Nutrition Improvement through Community Empowerment (NICE) Project
7Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI)
2Millenium Challenge Corporation (Communtity Based Health and Nutrition to Reduce Stunting Project)
8 WFP, WHO, UNICEF, World Bank, ADB. MI
3 Program Keluarga Harapan (PKH) Plus 9Swasta: DANONE, UNILEVER, AJINOMOTO, FFI, Perush. Minyak Goreng
4European Commission/UNICEF: Maternal and Child Security
10Perguruan Tinggi: UGM, IPB, AIPGI, UI, UNHAS, UEU
5 South-East Asia Nutrition (SEANUT) 11 Legislatif : DPR dan DPRD
6Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dan Diset Fasilitas KEsehatan (RIFAS)
12
K/L: Kemenkes, Kementan, Kemenko Kesra, BPOM, BAPPENAS, Kemendikbud, Kemenperi, Kemendag
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
27
TERIMA KASIH