Download - Sungsang Print
-
7/27/2019 Sungsang Print
1/28
1
BAB I
PENDAHULUAN
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang/membujur dengan kepala di fundus uteri dan bokong dibagian bawah
kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or
footling) (10-30%).Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan
tunggal Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana
presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya. Angka
kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh kehamilan.
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian
perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada
presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis
presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia,
trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat
6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala
-
7/27/2019 Sungsang Print
2/28
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : TanjungjayaSuku : Sunda
No. RM : 49.59.51
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan di kamar bersalin RSUD Karawang pada tanggal 21 Mei
2013 pukul 00.05 WIB
A.Keluhan Utama
Mulas sejak 5 jam SMRS
B.Riwayat Penyakit Sekarang
G2P1A0, datang ke kamar bersalin RSUD Karawang, rujukan dari bidan dengan letak
sungsang dan tekanan darah tinggi. OS mengeluh mulas sejak 5 jam SMRS. OS tidak
merasa adanya keluar lendir darah, lendir, maupun air-air. OS merasa penuh di bagian
perut atas dan gerakan janin lebih banyak terasa di bagian bawah perut. OS tidak
merasa ada nya pusing, pandangan kabur, maupun nyeri ulu hati.
OS mengaku melakukan antenatal care secara teratur di bidan, dan telah dilakukan
imunisasi TT sebanyak 2 kali.
OS pernah melakukan USG 5 hari SMRS, dan hasilnya sungsang.
C.Riwayat Haid
HPHT : 10 September 2012
-
7/27/2019 Sungsang Print
3/28
3
Taksiran Partus : 17 Juni 2013
Usia Kehamilan : 36 minggu
Menarche : 17 tahun
Siklus Haid : Teratur (antara 28-30 hari)
Lama Haid : 5-7 hari
Banyaknya : 3 pembalut per hari
Dismenore : (-)
D.Riwayat Perkawinan
Status : Menikah, 2x
Usia saat menikah : 19 dan 21 tahun
E.Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
I. Perempuan, usia 5 tahun, lahir normal, di paraji, 3200 gr.
II. Hamil ini
F.Riwayat Penyakit Dahulu
Darah Tinggi (-)
Kencing Manis (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Riwayat operasi (-)
G.Riwayat Keluarga Berencana
Suntik
H.Riwayat Kebiasaan
Merokok (-)
Minum Alkohol (-)
Jamu-jamuan (-)
Menggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan (-)
III.PEMERIKSAAN FISIK
-
7/27/2019 Sungsang Print
4/28
4
A.STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.2C
Pernapasan : 18 x/menit
Kepala : Normochepali, deformitas (-)
Mata : CA -/-, SI -/-
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
Tiroid tidak teraba membesar
Thoraks
Cor : BJ 1,BJ 2 normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Sesuai usia kehamilan, BU (+) 2x/menit
Ekstremitas atas : Akral dingin -/, edema -/-, capillary refill time < 2 detik
Ekstremitas bawah : Akral dingin -/-, edema -/-
B.STATUS OBSTETRIK
Leopold
o I : bulat, melenting (kepala)
o II : punggung kanan
o III : bulat, tidak melenting (bokong)
o
IV : sudah masuk PAP 3/5
TFU 35 cm
TBJ = (35-12) x 155 =23 x 155= 3565 gram
His 2-3x/ 10/30
DJJ 146 dpm
Genitalia
o Inspeksi v/v tenang, perdarahan aktif (-)
o
Inspekulo: portio livid, licin, ostium terbuka, fl(-), flx(-), valsava (-)
-
7/27/2019 Sungsang Print
5/28
5
o VT: portio lunak, posterior, pembukaan 2 cm, selaput ketuban (+),
presentasi bokong di Hodge I-II
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 21/05/2013
a. Hematologi
Hb : 10.8 g/dl
Leukosit : 15.900 /mm3
Trombosit : 264.000 /mm3
Hematokrit : 32 %
Masa perdarahan : 2
Masa pembekuan : 12
GDS : 105 mg/dl
b. Serologi
HBSAg : negatif
Golongan Darah : O (+)
c.Urin
Protein urin (-)
CTG
Interpretasi: CTG reassuring
Baseline 130-150 bpm, Vaiabilitas 25 bpm, Akselerasi (+), Deselerasi (-)
-
7/27/2019 Sungsang Print
6/28
6
V. RESUME
OS G2P1A0 usia kehamilan 36-37 minggu datang ke rumah bersalin RSUD
Karawang, rujukan dari bidan dengan sungsang dan tekanan darah tinggi. OS
mengeluh mulas sejak 5 jam SMRS, tidak ada keluhan keluar lendir, lendir darah,
air-air. OS merasa penuh di bagian perut atas dan gerakan janin lebih banyak terasa
di bagian bawah perut . Tidak ada keluhan pusing, pandangan buram, maupun
nyeri ulu hati. 5 hari SMRS, OS melakukan USG, dan didapatkan hasilnya
sungsang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tanda vital: TD: 130/90mmHg, N: 80x/menit,
P: 18x/menit, S: 36.2 oC. Status generalis didapatkan conjunctiva anemis, yang lain
berada dalam batas normal. Status obstetric didapatkan Leopold I:bulat, melenting
(kepala), II: punggung kanan, III: bulat, tidak melenting (bokong), IV: bagian
bawah janin sudah masuk PAP 3/5. TFU 35 cm, His 2-3x/ 10/30, DJJ 146 dpm.
TBJ 3565 gr.Genitalia Inspeksi v/v tenang, perdarahan aktif (-).Inspekulo: portio
livid, licin, ostium terbuka, fl(-), flx(-), valsava (-)
Pada VT portio lunak, posterior, pembukaan 2 cm, sel ketuban (+), bokong di HI-
II. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb:10.8 g/dl, Leukosit:15.900/mm,
dan CTG reassuring.
VI.DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0 hamil aterm Janin presentasi Bokong Tunggal Hidup PK I laten
VII.PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
VIII. PENATALAKSANAAN
ZA score = 5 dilahirkan per vaginam
Paritas = 1
Pernah letak sungsang = 0
TBJ = 1
-
7/27/2019 Sungsang Print
7/28
7
Usia kehamilan = 2
Station= 1
Pembukaan serviks = 0
SPONTAN BRACHT
Tanggal : 21 Mei 2013
- Ibu dibantu / didampingi meneran sesuai dengan datangnya his
- Bokong turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Perineum meregang dilakukam episiotomi mediolateral
- Dengan fleksi lateral dilahirkan berturut-turut bokong, tungkai atas dan bawah
- Mengedan lagi lahir bahu depan, belakang sampai batas rambut belakang.
- Secara spontan bracht kedua kaki dipegang ke arah perut ibu (Femuro Pelvicum), dan
dengan bantuan perasat Wigan Martin Winckle lahir berturut turut dagu, mulut, dahi
dan seluruh kepala.
- Lahir spontan bayi laki-laki , BB 3200 gr, PB 50 cm
- Air ketuban hijau
- Tali pusat dijepit dan dipotong, bayi dibawa ke radiant warmer
dikeringkan,diposisikan dan dilakukan rangsang taktil, bayi tidak menangis. HR >
100, dilakukan VTP, bayi kemerahan, menangis, diberikan O2 aliran bebas, bayi
menangis kuat, AS 3/5
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
- Lahir spontan plasenta lengkap, 400 gram
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan perineum ruptur grade II, dilakukan
perineoraphy
- Perdarahan kala III-IV 300 cc
FOLLOW-UP
22/5/2013
S : nyeri jahitan VAS II (+), mobilisasi aktif, ASI (-), BE (-/-), BAK lancar,
BAB (+)
O : T.100/80, N.96x.menit, S.36.9C, P.18x/menit
-
7/27/2019 Sungsang Print
8/28
8
St. Generalis:
- KU/Kes: Tampak sakit ringan/ CM
- Mata : CA -/-, SI-/-
- Thoraks : Cor dan pulmo dbn
- Extremitas: Akral hangat, oedem -/-
St. Obstetri:
- TFU setinggi pusat, kontraksi baik
- V/U: Tenang, perdarahan aktif (-), lochia (+)
A : P2A0 maturus PSP Breech + perineoraphy NH1
P : Cefixim 2x500 mg
Metronidazole 2 x 500 mg
SF 1x1 mg
Pasien dinyatakan boleh pulang.
-
7/27/2019 Sungsang Print
9/28
9
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, jika dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak
sungsang, di mana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Sesuai dengan teori yang ada bahwa
diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau
penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan
merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian
bawah rahim. OS juga pernah melakukan USG 5 hari SMRS, dan hasilnya janin
sungsang. Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwaLeopold I di fundus teraba bagian yang bulat dan melenting yakni kepala. Leopold II
teraba punggung di sisi kanan dan bagian kecil disisi kiri. Leopold III-IV teraba bulat
dan tidak melenting yakni bokong, sudah masuk PAP 3/5. Kadang-kadang bokong
janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak
dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin (DJJ) pada umumnya
ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Dalam hal ini,
setelah pemeriksaan abdomen dilakukan ternyata hasil pemeriksaan fisik yang
didapatkan sesuai dengan teori yang ada. Pada pemeriksaan vaginal toucher,
didapatkan pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh, dan teraba bokong.
Dari hasil pemeriksaan fisik dan evaluasi awal pada penderita ini didapatkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Persentasi bokong murni
2. Perkiraan berat janin yang masih dalam batas normal (3565 g)
3. Tidak ada kelainan letak pada tali pusat
4. Tidak ada riwayat seksio sesaria
5. Dari pengukuran dengan ZA skor didapatkan skor = 5
-
7/27/2019 Sungsang Print
10/28
10
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
Paritas Primi multi -Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali
TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g
Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm
6. Penderita tidak ada riwayat obstetrik yang buruk
7. His yang adekuat yaitu 2-3x/10 menit dengan durasi selama 30 detik
8. Denyut jantung janin yang baik yaitu 146 x/menit (regular)
9. Kemajuan persalinan yang baik yaitu hingga mencapai pembukaan lengkap.
Dengan adanya tanda-tanda diatas penderita ini diusahakan lahir dengan cara
pervaginam, karena dengan lahirnya pervaginam dapat dihindari risiko-risiko pada
ibu dan janinnya.
-
7/27/2019 Sungsang Print
11/28
11
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah
kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
1. Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat
ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikianpada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong (1,4).
2. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki
(1,4).
3. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or
footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki
bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki (1,4).
PREVALENSI
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan
tunggal.(1-3). Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
Angka kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh kehamilan.(1-3)
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian
perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi daripada
presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis
presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia,
trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat
6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala (1,2,4).
-
7/27/2019 Sungsang Print
12/28
12
PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang (6).
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala (6).
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus,
plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan
uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang
terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena
plasenta mengurangi luas ruangan didaerah fundus. Kelainan fetus juga dapat
menyebabkan letak sungsang seperti malformasi CNS, massa di leher, aneuploidi (1).
TANDA DAN GEJALA
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa
Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II
teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong
dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi
kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.
-
7/27/2019 Sungsang Print
13/28
-
7/27/2019 Sungsang Print
14/28
14
riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang. Sedangkan dari
pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I difundus akan teraba
bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil
pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong di segmen bawah rahim.
Dari pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini
akan teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis seperti ultrasonografik atau rontgen
(1,2,4).
DIAGNOSIS BANDING
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan
letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan
kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan
didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus
dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan
meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi
membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan
(1,4).
PENATALAKSANAAN
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa dari letak sungsang yakni
dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan
uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position
atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi) (1).
Versi luar sebaiknya dilakukan
pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu
ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat
memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena
janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum melakukan
versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus
dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit,
-
7/27/2019 Sungsang Print
15/28
15
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa (1,2,4). Keberhasilan
versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada
multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi
keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor(Bhisop-like score).
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi Kaku Sedang Lunak -
Position posterior Mid anterior -
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai 9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis
harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga
yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar(4).
2. Dalam Persalinan
Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau
perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada
pembukaan dan penurunan bokong (1,4). Syarat persalinan pervaginam pada letak
sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech),pelvimetri,
klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan
indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung
melalui tiga tahap yaitu:
1. Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam
sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia
bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d.
Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.
-
7/27/2019 Sungsang Print
16/28
16
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan
trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
2. Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan
bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga
seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3. Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu
berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh
simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai
hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka
seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi
dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan
mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa.
Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit (1-5).
Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:
-
7/27/2019 Sungsang Print
17/28
17
Tipe dari presentasi bokong:
a) Presentasi bokong
(frank breech)
b)
Presentasi bokong
kaki sempurna
(complete breech)
c) Presentasi bokong
kaki tidak sempurna
dan presentasi kaki
(incomplete or
footling)
Bokong masuk ke
pintu atas panggul
dalam posisi
melintang atau
miring.
Setelah trokanter
belakang mencapaidasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam
sehingga trokanter
depan berada di
bawah simfisis.
Penurunan bokong
dengan trokanter
belakangnya berlanjut,
sehingga distansia
bitrokanterika janin
berada di pintu bawah
panggul.
-
7/27/2019 Sungsang Print
18/28
18
Terjadi persalinan
bokong, dengan
trokanter depan
sebagai hipomoklion.
Setelah trokanter
belakang lahir, terjadi
fleksi lateral janin
untuk persalinan
trokanter depan,
sehingga seluruh
bokong janin lahir.
Jika bokong tidak
mengalami kemajuan
selama kontraksi
berikutnya, episiotomi
dapat dilakukan dan
bokong dilahirkan
dengan traksi ke
bawah perut.
Terjadi putar paksi
luar, yang
menempatkan
punggung bayi ke arah
perut ibu.
Penurunan bokong
berkelanjutan sampai
kedua tungkai bawah
lahir.
-
7/27/2019 Sungsang Print
19/28
-
7/27/2019 Sungsang Print
20/28
20
2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).(9)
Prosedur pertolongan persalinan spontan
Tahapan :
1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan
bokong sampai pusat (skapula depan).
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat
sampai lahirnya mulut.
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
Teknik :
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi
persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran.janin harus selalu
disediakan cunam Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan vulva. Ketika timbul his
ibu disuruh mengejan dan merangkul kedua pangkal paha. Pada saat bokong mulai
membuka vulva (crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkram secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,
sedangkan jani-jari lain memegang panggul.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang,
tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin
guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke punggung
ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan
tersebut disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dilakukannya
hiferlordossis, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai
dengan sumbu panggul. Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar,
perut, badan lengan, dagu, mulut dan akhirnya kepala.
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan rawat tali
pusat.
Keuntungan :
Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong
tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati
persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.
-
7/27/2019 Sungsang Print
21/28
21
Kerugian :
Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang
dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi pada keadaan panggul sempit, janin
besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau
menunjuk. (9)
Prosedur Manual Aid
Indikasi :
Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan memang dari awal
sudah direncanakan untuk manual aid.
Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan dan
tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a) Klasik (Deventer)
b)
Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
c) Wigand Martin-Winckel
d)
Prague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua
melahirkan bahu dan langan oleh penolong:
-
7/27/2019 Sungsang Print
22/28
22
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu
dan lengan secara klasik ini
melahirkan lengan belakang
lebih dulu karena lengan
belakang berada di ruang yang
luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah simpisis.
Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya
dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan
dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin
diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan depan
dilahirkan. Keuntunga cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua
persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin relative tinggi didalam
panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat
manimbulkan infeksi.
2. Cara Mueller
Prinsip melahirkan
bahu dan lengan secara
Mueller ialah melahirkan
bahu dan lengan depan lebih
dulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu
dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua ibu
jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista
iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam
ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan
depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan
lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak
masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.
-
7/27/2019 Sungsang Print
23/28
23
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan
persalinan secara Lovset ialah
memutar badan janin dalam
setengah lingkaran bolak-balik
sambil dilakukan traksi curam
ke bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat
dilahirkan. Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada
semua letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan
pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik.
Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)
1. Cara Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan
muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir.
Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan
jari telunjuk dan jari keempat mencengkeram
fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram
leher. Badan anak diletakkan diatas lengan
bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga
penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong
menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi
kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang mencengkeram
leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala
dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir
dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh
kepala janin.
-
7/27/2019 Sungsang Print
24/28
24
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak
dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher
janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten
mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena
menimbulkan trauma yang berat.
3. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun
kecil berada di belakang dekat sacrum dan muka janin
menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram
leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak
tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang
kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan
dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin
mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat
dilahirkan.
4. Cara Cunam Piper
Seorang asisten memegang badan
janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin
diletakkan dipunggung janin. Kemudian
badan janin dielevasi ke atas sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu.
Pemasangan cunam piper sama prinsipnya
dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari
arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah
simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion
berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir. (9)
Prosedur Ekstraksi Sungsang
1. Teknik ekstraksi kaki
Tangan dimasukkan ke dalam jalan lahir mencari
kaki depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha
sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi
-
7/27/2019 Sungsang Print
25/28
25
pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang dikuar mendorong
fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh
jari kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut. Kedua
tangan memegang betis janin, kaki ditarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir.
Pangkal paha dipegang kemudian tarik curam ke bawah trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga
trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka untuk
melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan janin
ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin
yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.
2. Teknik ekstraksi bokong
Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada
di dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong yang
searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan
paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah,
sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk penolong yang lain
segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir. Setelah
bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks kemudian janin dapat
dilahirkan dengan cara manual aid.(9)
Prosedur Persalinan Sungsang Perabdominam
1. Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan yang terbaik
ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya
akan tampak baik pada waktu persalinan maupun baru di kemudian hari.
2. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan
perabdominam. Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan
pervaginam atau harus perabdominam kadang-kadang sukar.
3. Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan
perabdominam, misalnya :
a. Primigravida tua
b. Nilai sosial janin tinggi
c. Riwayat persalinan yang buruk
d. Janin besar, lebih dari 3,5kg-4kg
-
7/27/2019 Sungsang Print
26/28
26
e. Dicurigai adanya kesempitan panggul
f. Prematuritas
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat
apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per-abdominam, sebagai berikut:
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
Paritas Primi multi -
Pernah letak sungsang Tidak 1 kali 2 kali
TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g
Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm
Arti nilai:
3 : Persalinan perabdominam
4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : Dilahirkan pervaginam.(9)
KOMPLIKASI
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
- Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
- Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
- Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
2. Dari faktor bayi:
- Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-alat
vital intra-abdominal.
- Infeksi karena manipulasi
- Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher, rupture alat-
alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis, kerusakan pusat
-
7/27/2019 Sungsang Print
27/28
27
vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut),
asfiksisa sampai lahir mati (1,3,4).
PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala. Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat
terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga
panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta
sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus
dilahirkan akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin bernafas
sebelum hidung dan mulut lahir dapat membahayakan karena mucus yang terhisap
dapat menyumbat jalan nafas. Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat
menumbung, hal ini sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau
bokong kaki tidak sempurna, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong (1, 7).
RINGKASAN
Disebut letak sungsang apabila janin membujur dalam rahim dengan
bokong/kaki pada bagian bawah. Tergantung dari bagian terendah dapat dibedakan
menjadi: presentasi bokng murni, bokong kaki, kaki. Diagnosis berdasarkan
pemeriksaan fisik yaitu palpasi Leopold I didapatkan kepala/Ballotement di fundus,
Leopold II teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain, Leopold III-IV
bokong terba dibagian bawah rahim dan dilakukan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan
penunjang dengan ultrasonografi dan foto rontgen.
Penanggulangan letak sungsang yakni:
1.
Waktu hamil (antenatal) yaitu untuk kehamilan 28-30 minggu dilakukan untuk
mencari kausa dengan USG. Jika tidak ada kelainan dapat dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar.
2. Waktu persalinan yaitu dapat pervaginam dengan cara spontan Bracht, Manual
Aid/Lovset-Mauriceau, total ekstraksi. Persalinan perabdominal (seksio sesaria)
dipilih jika persalinan pervaginam sukar dan berbahaya (ZA skor 3), tali pusat
menumbung pada primi/multigravida, distosia, premature/postmatur, riwayat
obstetrik buruk, nilai janin tinggi dan terdapat komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti hipertensi dalam kehamilan, ketuban pecah dini.
-
7/27/2019 Sungsang Print
28/28
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics.22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division, 509-
536.
2. Kampono, Nugroho, dkk. 2008. Persalinan Sungsang. Available from:http://geocities.com/abudims/cklobpt9.html. (Accessed: 2013, May 20th).
3. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal and
problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd. 2000:478-
90.
4. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome
of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol
2002;187:1694-8.
5. Manuaba, I.B. 1995. Persalinan Sungsang dalam: Operasi Kebidanan Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 174-201.
6. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan bagian
patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin, Palembang, 1983;15-
33.
7. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2006. Letak Sungsang, dalam Ilmu kebidanan, edisi
keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 606-622
8. Jeremy Oats and Suzanne Abraham. 2005. Llewellyn-Jones Fundamentals of
Obstetrics and Gynaecology 8th Edition. Elsevier Mosby, Edinburgh: 168-171
9.
Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2005. Persalinan Sungsang, dalam Ilmu Bedah
Kebidanan, edisi pertama cetakan keenam. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 104-122.
http://geocities.com/abudims/cklobpt9.htmlhttp://geocities.com/abudims/cklobpt9.html