SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SMA SE- KECAMATAN
BUMIAYU KABUPATEN BREBES TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1
Untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Rojikin 6101405003
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
SARI Rojikin. 2009. Survei Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Penelitian ini dilatar belakangi karena adanya rumor negatif tentang kinerja guru pendidikan jasmani yang hal tersebut hanya beredar dari mulut-kemulut yang belum tahu kebenaran secara pasti maka peneliti dengan latar belakang diatas ingin melakaukan penelitian dengan maksud untuk mengetahui kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan hasil yang akurat dan valid.
Dalam Penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah bagaimana persepsi guru non pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode pengumpulan data menggunakan angket untuk memperoleh informasi persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang berjumlah tiga sekolahan dengan jumlah guru bukan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebanyak 117 orang. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling yaitu dengan mengambil seluruh guru mata pelajaran selain guru penjasorkes di SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi guru non pendidikan jasmani terhadap guru pendidikan jasmani SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009 mempunyai persepsi yang baik. Hal ini disebabkan guru telah memiliki kualifikasi kompetensi yang baik, yang meliputi kompetensi kepribadian yang memenuhi kriteria sangat baik, kompetensi pedagogik yang memenuhi kriteria baik, kompetensi profesional yang memenuhi kriteria baik, dan kompetensi sosial yang memenuhi kriteria baik Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi guru non pendidikan jasmani terhadap guru pendidikan jasmani tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu.
Peneliti menyarankan kepada guru penjasorkes untuk lebih meningkatkan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan, kesehatan serta lebih meningkatkan mutu pelaksanaan proses pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, maka guru-guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar sehingga semua kurikulum dapat diajarkan kepada siswa dan mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Serta menambah sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Jumat Tanggal : 28 Agustus 2009
Ketua Panitia, Sekretaris, Drs. M. Nasution, M.Kes. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd NIP. 196404231990021001 NIP.19651020 199103 1 002
DEWAN PENGUJI Ketua,
Drs. Cahyo Yuwono, M. Pd. NIP.19620425 198601 1 001
Anggota I,
Dra. Heny Setyawati, M.Si. NIP. 19670610 199203 2 001
Anggota II,
Drs. Zaeni, M.Pd NIP.195807 198403 1 004
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : ”Sesungguhnya alloh tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali
bila mereka sendiri yang mengubah keadaannya”(Surat Ar-Rad : 11).
”Alloh kelakakan memberikan kelapangan sesudah kesempitan
(kesusahan)”(QS.Ath Thalaq[65] : 7).
”Jadikan setiap masalah menjadi sarana efektif untuk mengevaluasi dan
memperbaiki diri”(Abdullah Gymnastiar,2001:30).
Selalu berdoa dan bekerja keras untuk menjadi yang lebih baik (penulis).
Meskipun sulit tidak ada yang tidak mungkin (penulis).
PERSEMBAHAN :
Bapak ibu yang selalu saya banggakan
terima kasih untuk segala kasih sayang,
dukungan, dan doa yang tidak ternilai.
Kakaku tersayang (ka Agus dan ka Erna)
yang selalu mendukung dan memotivasi
saya.
Adiku tersayang (ad Andi dan ad Eril)..
Teman-temanku yang selalu membantu
(PJKR A)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat alloh S.W.T. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ” Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja
Guru Penjasorkes SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2009.”
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK
UNNES yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam
penyususnan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Heny Setyawati, M.Si pembimbing utama yang telah sabar dan teliti
dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini..
5. Bapak Drs. Zaeni, M.Pd pembimbing pendamping yang yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusuna skripsi ini
6. Segenap Bapak/Ibu dosen Jurusan PJKR FIK Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
7. Staf tata usaha fakultas dan jurusan yang telah membantu dalam penyusunan
sakripsi ini.
vi
8. Kepala Dinas Pendidikan Kebupaten Brebes yang telah memberikan ijin
penelitian dalam skripsi ini.
9. Seluruh Kepala Sekolah SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes
yang telah memberikan ijin penelitian.
10. Segenap Guru Penjasorkes SMA di Kecamatan Bumiayu Kebupaten Brebes
yang telah membantu penelitian dari awal sampai akhir.
11. Semua sahabat dan rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu memperlancar selama proses hingga terselesaikannya skripsi
ini.
Dan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dan
penulis doakan semoga bantuan dan amal saudara mendapat berkah yang
melimpah dari Allah S.W.T.
Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya laporan ini
bermanfaat bagi peneliti dan dan para pembaca semua.
Semarang, Juni 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
SARI ............................................................................................................... ii
HALAMAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
1.5 Penegasan Istilah ........................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 15
2.1 Persepsi ..................................................................................................... 15
2.1.1 Tinjauan persepsi ............................................................................... 15
2.1.2 Pengertian Persepsi ............................................................................ 15
2.1.3 Proses terjadinya persepsi .................................................................. 18
viii
2.1.4 Fungsi dan Sifat-sifat Dunia Persepsi................................................. 20
2.1.5 Faktor yang Mempengrauhi Persepsi ................................................. 21
2.2 Pendidikan Jasmani ................................................................................. 23
2.2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani, kesehatan, dan olahraga ................... 23
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Penjasorkes .......................................................... 25
2.2.3 Kurikulum Pendidikan Jasmani ......................................................... 28
2.2.4 Proses Belajar Mengajar Penjasorkes ................................................. 29
2.3 Kinerja Guru ............................................................................................ 43
2.3.1 Pengertian Kinerja ............................................................................. 43
2.3.2 Kinerja Guru ..................................................................................... 44
2.3.3 Komponen Kinerja Guru ................................................................... 45
2.3.4 Kriteria Kinerja Guru ........................................................................ 46
2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru .......................................... 48
2.3.6 Jenis-jenis Kompetensi Guru ............................................................. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 52
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 52
3.2 Populasi ............................................................................................... 52
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................. 53
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 53
3.5 Analisis Uji Instrumen .......................................................................... 54
3.5.1 Validitas ........................................................................................ 55
3.5.2 Reliabilitas .................................................................................... 55
3.6 Metode Analisis Data ........................................................................... 56
ix
3.7 Sistematika Skripsi ............................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 60
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 60
4.1.1 Kepribadian Sebagai Pendidik ....................................................... 62
4.1.2 Kompetensi Paedagogik ................................................................ 63
4.1.3 Kompetensi Profesional Sebagai Pendidik ..................................... 65
4.1.4 Kompetensi Sosial Sebagai Pendidik ............................................. 67
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN DAN ASARAN ....................................................... 80
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 80
5.2 Saran .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel :
1. Kriteria Analisis deskriptif Persentase .......................................................... 58
2. Gambaran umum persepsi guru non pendidikan jasmani terhadap gu-
ru pendidikan jasmani ....................................................................... 60
3. Gambaran umum kepribadian guru sebagai pendidik.................................... 62
4. Gambaran kompetensi pedagogik ................................................................. 64
5. Gambaran kompetensi profesional guru pendidikan jasmani sebagai
Pendidik ........................................................................................... 65
6. Gambaran kompetensi sosial guru pendidikan jasmani sebagai pend-
dik .................................................................................................... 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar :
1. Proses Terjadinya Persepsi ........................................................................... 19
2. Gambaran umum persepsi guru non pendidikan jasmani terhadap
guru pendidikan jasmani ............................................................... 61
3. Gambaran kepribadian guru sebagai pendidik .............................................. 63
4. Gambaran kompetensi pedagogik ................................................................. 65
5. Gambaran kompetensi profesional guru pendidikan jasmani seba-
gai Pendidik .................................................................................. 66
6. Gambaran kompetensi sosial guru pendidikan jasmani sebagai pen-
Didik ....................................................................................... 68
7. Diagram umum persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan yang meliputi empat asfek……………………… 69
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Usul Penelitian ............................................................................................. 84
2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing dari Fakultas ....................................... 85
3. Surat Penetapan Dosen Pembimbing dari Jurusan ........................................ 86
4. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupa-
ten Brebes ..................................................................................... 87
5. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian SMA N 1
6. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian SMA BU NU
Bumiayu ....................................................................................... 89
7. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian SMA Islam
Bumiayu ....................................................................................... 90
8. Daftar Nama Guru Non Penjasorkes SMP N Se-Kecamatan
Bumiayu ....................................................................................... 91
9. Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Guru Bidang Studi Non- Penjasorkes
Terhadap Kompetensi Guru Penjasorkes ....................................... 95
10. Kuesioner Persepsi Guru Bidang Studi Non- Penjasorkes
terhadap Kompetensi Guru Penjasorkes ........................................ 100
11. Perhitungan Validitas Kuesioner ................................................................ 105
12. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner ............................................................. 109
13. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 110
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu hak pada individu
anak bangsa untuk dapat menikmatinya. Keberadaan pendidikan yang sangat
penting tersebut telah diakui dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat
kuat sebagaimana yang tertuang dalam UUD dasar 1945 pasal 31 ayat (1)
yang menyatakan bahwa :” setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan ”.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989, menyatakan bahwa Pendidikan
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Memiliki
pengetahuan dan kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang
mantap dan mandiri serta bertangung jawab masyarakat dan kebangsaan.
Dalam GBHN tentang pendidikan ditekankan pula bahwa pembinaan
dan pengembangan pendidikan merupakan bagian dari peningkatan kualitas
manusia Indonesia yang bertujuan pada peningkatan kesehatan jasmani dan
2
rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak, disiplin, dan sportifivitas serta
pengembangan prestasi olahraga dapat meningkatkan rasa kebangsaan
nasional.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
adalah melalui proses pembelajaran disekolah. Dalam usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan sumber
daya manusia yang harus dibina dan di kembangkan terus menerus.
Pembinaan guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra- jabatan (pre-
service education) maupun program dalam jabatan (inservice education).
Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik
dan berkualitas (well training and well qulified) potensi sumberdaya guru itu
perlu terus menerus bertambah dan berkembang agar dapat melakukan
fungsinya secara profesional (Piet Sahertian, 2000 : 1)
Dalam intensifikasi pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting karena
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang
dilakukan secara sistematis pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat (Depdiknas 2003 : 5 ).
Selain itu pengembangan dibidang pendidikan jasmani adalah upaya
yang amat menentukan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia. Salah
3
satu upaya itu adalah mewujudkan bentuk manusia indonesia yang sehat,
kuat, terampil dan bermoral. Dan pembinaan pendidikan jasmani diarahkan
guna membentuk jasmani yang sehat dan mental yang baik, agar daripadanya
dapat dihasilkan manusia yang kreatif dan produktif.
Adapun istilah penggunaan pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan atau disebut juga dengan penjasorkes mengalami banyak
perubahan pada awalnya digunakan istilah pendidikan jasmani kemudian
seiring dengan perkembangan pendidikan istilah pendidikan jasmani diganti
dengan pendidikan jasmani dan kesehatan atau yang disebut juga dengan
penjaskes dan sekarang digunakan istilah penjasorkes.
Banyak sekali batasan-batasan yang dikemukakan dalam berbagai
pengertian tentang pendidikan jasmani. Jika rohani dan jasmani dipandang
sebagai dua bagian yang terpisah, maka pendidikan jasmani adalah untuk
jasmani. Namun pandangan demikian sudah ditingggalkan dan organisme
manusia secara wajar dan alami sekarang dilihat dalam satu kesatuan
individu hingga pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani.
Yang bertujuan untuk membentuk manusia secara menyeluruh atau
seutuhnya (Abdulkadir Ateng, 1992 ).
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan yang menyeluruh memiliki tujuan yang meliputi
empat asfek antara lain asfek fisik, kognitif, afektif, dan psikomotor. Melihat
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan baik dari segi pencapaian tujuan
maupun yang ingin dicapai, maka perlu adanya peninjauan yang lebih
4
mendalam tentang pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan supaya nanti
tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tersebut benar-benar
memenuhi sasaran, untuk itu dalam proses pelaksanaan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan baik dari segi penyampaian materi, bahan
pengajaran, guru, sarana dan prasarana maupun siswa perlu dikaji lebih
mendalam lagi.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melaui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap positif, dan kecerdasan emosi
(Depdiknas :2004 ).
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses
pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen
yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk.
Tetapi pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui
pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, siswa akan
mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang,
terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat,
berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya.
Meskipun pendidikan jasmani menawarkan pada siswa untuk
bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani
diselenggarakan semata-mata agar siswa bergembira dan bersenang-senang.
5
Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata
pelajaran ” selingan ” , tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang
bersifat mendidik.
Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk mempelajari hal-hal yang penting. Untuk itu,
pelajaran penjasorkes tidak kalah pentingnya dengan pelajaran lain seperti :
Matematika, Bahasa, IPS, IPA dan lain-lain.
Untuk mencapai semua itu maka guru penjasorkes harus memiliki
kinerja yang baik. Banyak faktor- faktor yang mempengaruhi dalam proses
pencapaian kinerja guru secara optimal diantaranya adalah motivasi,
persepsi, dan fasilitas. Motivasi merupakan daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan
tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya (Sondang, 2004:138). Selain motivasi faktor lain yang
mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani yaitu persepsi, persepsi
dimulai dari pengamatan dan penangkapan mengenal objek-objek dan fakta-
fakta melalui pengamatan panca indra, selanjutnya dengan adanya persepsi
yang baik dari guru lain terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan, diharapkan guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam
pembelajaran. Selain dua faktor diatas, fasilitas juga sangat berperan dalam
6
tujuan proses pembelajaran, dengan adanya fasilitas yang memadai maka
seorang guru akan lebih mudah dalam melakukan proses pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan juga akan berjalan dengan
lancar. fasilitas merupakan salah satu peran yang penting dalam pencapai
tujuan dan meningkatkan kinerja guru.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat karena itu maka
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Pendidikan juga menjangkau luar sekolah yaitu pendidikan yang
bersifat kemasyarakatan, latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf
dengan mendayagunakan fasilitas yang ada.
Sehubungan dengan itu maka untuk mencapai suatu realisasi dan
tujuan pendidikan nasional perlu adanya partisipasi seluruh lapisan
masyarakat termasuk guru. Peran guru menjadi penentu kualitas bangsa dan
sebagai tenaga profesional kependidikan yang mempunyai tanggung jawab
yang sangat besar dalam berhasil atau tidaknya program pendidikan
tergantung dari kinerja guru itu sendiri.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan tanggal 8 sampai 9 Januari
2009. di SMA N 1 Bumiayu, di SMA BU NU Bumiayu, di SMA Islam
Bumiayu (wawancara dengan guru). Bahwa belakangan ini banyak sorotan
yang berkaitan dengan terus menurunnya kualitas pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah dan guru menjadi penyebabnya.
7
Masalah ini yang masih dipertanyakan. Apa benar guru penjasorkes
penyebabnya, karena fenomena yang terjadi dikalangan guru SMA Se-
Kecamatan Bumiayu mengatakan bahwa adanya pendapat yang pro dan
kontra dari para guru selain mata pelajaran penjasorkes kaitannya dengan
kinerja guru mata pelajaran penjasorkes.
Sebagian besar kalangan guru yang suka ( pro) terhadap kinerja guru
penjasorkes mengemukakan pendapat bahwa kinerja guru penjasorkes
sebenaranya sudah baik dan sama dengan mata pelajaran lainnya. Mereka
sudah menjalankan tugas pokoknya dan tugas lainnya sebagai seorang guru
secara profesional. Dalam hal ini mereka sudah menguasai materi yang akan
diajarkan, merencanakan pembelajaran dibuktikan dengan membuat
rancangan pembelajaran sebelum mereka mengajar, melaksanakan serta
mengawasi proses pembelajaran.
Mungkin saja dalam proses pembelajaran guru penjasorkes berbeda
dengan guru mata pelajaran yang lain. Hal ini tentunya harus bisa
dimaklumi. Mengapa demikian karena :
1. Disiplin ilmu yang berbeda antara guru penjasorkes dengan guru mata
pelajaran lain.
2. Kuantitas waktu yang berbeda dalam proses pembelajaran.
3. Sarana dan prasarana yang berbeda dalam proses pembelajaran, terutama
jika proses pembelajaran penjasorkes dilaksanakan di luar kelas
(lapangan).
8
4. Kostum guru yang berbeda antara guru penjasorkes dengan guru mapel
lain, terutama jika proses pembelajaran penjasorkes dilaksanakan diluar
kelas (lapangan).
Adapun sebagian kecil kalangan guru yang tidak suka ( kontra )
terhadap kinerja guru mata pelajaran penjasorkes mengemukakan pendapat,
bahwa untuk menjadi seorang guru mapel penjasorkes sangatlah mudah,
semua orang bisa tidak perlu memiliki disiplin ilmu yang khusus. Mereka
menyatakan demikian karena pada kenyataannya dilapangan setiap proses
pembelajaran penjasorkes. Hanya seperti itu saja, monoton, membosankan,
dan tidak ada perkembangan yang kreatif dari guru penjasorkes dalam proses
pembelajaran. Contohnya mereka melihat langsung di lapangan setiap
pembelajaran penjasorkes siswa hanya diajak ke suatu tempat dalam hal ini
contohnya lapangan bola voli dan diberi bola voli begitu saja, kemudian
siswa dibiarkan bermain dengan guru penjasorkesnya hanya mengawasi dari
jauh di tempat yang teduh.
Pendapat ini mungkin benar tetapi kita tidak bisa berargument secara
mutlak dan memfonis salah semua guru penjasorkes khususnya di SMA se-
kecamatan Bumiayu tentang kinerja guru penjasorkes seperti contoh yang
dikemukakan di atas. Jikapun ada guru penjasorkes yang demikian, mungkin
guru tersebut belum memahami hakekat dan tujuan penjasorkes yang
sesungguhnya.
9
Agus S. Suryobroto (2001:71) mengatakan bahwa guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan harus :
1. Menyiapkan diri dalam hal fisik dan mental.
2. Menyiapkan materi pelajaran sesuai GBPP dan membuat satuan
pembelajaran.
3. Menyiapkan alat, perkakas, dan fasilitas agar terhindar dari bahaya dan
kecelakaan.
4. Mengatur formasi siswa sesuai dengan tujuan, materi, sarana dan
prasarana, metode dan jumlah siswa.
5. Mengoreksi siswa secara individual dan secara klasikal.
6. Mengevaluasi secara formatif dan sumatif.
Bertitik tolak dari pokok pikiran dan pendapat dari masyarakat yang
telah dipaparkan didepan, maka timbullah salah satu pertanyaan bagaimana
kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Untuk itu penulis
tertarik mengadakan penelitian dengan judul :” survei persepsi guru non
penjasorkes terhadap kinerja guru penjasorkes se-kecamatan bumiayu
kabupaten brebes tahun 2009”.
1.2. Permasalahan
Kedudukan guru sebagai pelaksana kurikulum disekolah yaitu,
mampu mengetahui dan menerapkan program pengajaran pada siswa,
mengarahkan jalannya proses belajar dengan baik bertanggung jawab
terhadap terlaksananya kurikulum disekolah sehingga dalam hal ini kinerja
10
seorang guru harus memiliki kinerja yang baik , dari uraian di atas muncul
permasalahan yaitu :”Bagaimana persepsi guru non penjasorkes SMA Se-
kecamatan Bumiayu terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan”.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang akan dicapai maka tujuan pelaksanaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui “ Persepsi Guru non Penjasorkes
Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SMA di
Kecamatan Bumiayu Tahun 2009.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin di capai dari penelitian ini adalah :
1. Bagi pihak sekolah, informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan pembelajaran
guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Memberikan informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan
profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi guru
pendidikan jasmani sehingga kedepannya diharapkan seorang guru
pendidikan jasmani memiliki kinerja yang baik. Sehingga pelaksanaan
proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar, bervariasi dan menarik
serta tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
11
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk prodi
PJKR tentang kekurangan dan kelebihan kinerja guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
5. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai
relevansi.
6. Berguna bagi pembaca yaitu dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam peningkatan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
7. Memberikan informasi kepada masyarakat agar bisa menilai guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
1.5. Penegasan Istilah
Sehubungan dengan judul di atas agar tidak terjadi salah penafsiran
istilah yang tidak tepat dan orang lain yang berkepentingan dalam penelitian
mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti, maka penulis memberikan
batasan istilah sebagai berikut :
1.5.1 Persepsi
Jalaluddin Rahmat (2003 : 51) mengemukakan pendapatnya bahwa
persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Sedangkan menurut Desideranto dalam psikologi komunikasi
(Jalaluddin Rahmat, 2003 : 51) persepsi adalah penafsiran suatu objek,
peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang
yang melakukan penafsiran itu.
12
1.5.2 Penjasorkes
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan menurut Soepartono
(2000:1) merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas yang
digunakan oleh anak sekolah adalah bentuk gerak olahraga sehingga
kurikulum pendidikan jasmani di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang
olahraga.
Menurut Abdul Gofur (1983:6): “ Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan seseorang sebagai perorangan ataupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”.
Menurut Nikon dan Jewett (1980:27) pendidikan jasmani adalah satu
tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan
perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan
atas kemampuan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon
yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan sosial.
Menurut Rusli Lutan dan Soepartono (2000:200), pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Menurut Rusli Lutan (2003 : 14) pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseleruhan.
13
Nadisah (1992: 15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang
berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh
manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku pada individu yang
bersangkutan.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah mata pelajaran
yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses
pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat
menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan
emosional yang selaras, serasi dan seimbang (Suplemen GBPP: tahun 1994).
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah upaya
pendidikan yang diluar sekolah (masyarakat, klinik atau lingkungan).
Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja
dan berencana yang mencakup kombinasi metode untuk memfasilitaskan
perilaku untuk beradaptrasi yang kondusif bagi kesehatan (Departemen
Pendidikan Nasional, Suplemen GBPP, 2000:16).
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
neuromaskuler, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional (Depdiknas,
2003:6).
14
1.5.3 kinerja
Kinerja adalah kiat atau prosedur kerja yang dilaksanakan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yaitu mengajar baik pada intern
sekolah maupun ekstern sekolah sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
sehingga menghasilkan tujuan yang diprogramkan (Moh.Uzer Usman :1951:4).
1.5.4 Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kiat atau prosedur kerja yang dilaksanakan oleh
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yaitu mengajar baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan ( Moh.Uzer Usman, 1995 : 4 ).
15
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Persepsi
2.1.1 Tinjauan Persepsi
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung
berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus
atau rangsang dari luar disamping dari dalam dirinya sendiri. Individu
mengenali dunia dengan menggunakan alat inderanya. Melalui stimulus yang
diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berujud
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang
diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis,
sehingga individu mengalami persepsi. Ada beberapa syarat terjadinya persepsi
yaitu, adanya obyek persepsi, alat indera atau reseptor yang merupakan alat
untuk menerima stimulus, dan adanya perhatian.
2.1.2 Pengertian Persepsi
Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi
tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh : Jalaludin
Rahmat (2003 : 51) mengemukakan pendapatnya bahwa persepsi adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi setiap
individu dapat sangat berbeda walaupun yang diamati benar-benar sama. Hal
15
16
ini menurut Krech dkk, karena setiap individu dalam menghayati atau
mengamati sesuatu obyek sesuai dengan berbagai faktor yang determinan yang
berkaitan dengan individu tersebut. Ada empat faktor determinan yang
berkaitan dengan persepsi seseorang individu yaitu, lingkungan fisik dan sosial,
struktural jasmaniah, kebutuhan dan tujuan hidup, pengalaman masa lampau.
Menurut Desideranto dalam Psikologi Komunikasi Jalaluddin Rahmat
(2003 : 51) persepsi adalah penafsiran suatu obyek, peristiwa atau informasi
yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran
itu. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran
seseorang dari situasi tertentu. Muhyadi (1989:233) mengemukakan bahwa
persepsi adalah proses stimulus dari lingkungannya dan kemudian
mengorganisasikan serta menafsirkan atau suatu proses dimana seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan atau ungkapan indranya
agar memilih makna dalam konteks lingkungannya. Sarwono (1986:238)
mengartikan persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seseorang
individu untuk menilai keangkuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari
kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungannya dengan pendapat-
pendapat dan kemampuan orang lain. Pengertian persepsi menurut Bimo
Walgito (2002:88) adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. De
Vito (1997:75) mengartikan persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar
akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Yusuf (1991:108)
17
menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Sedangkan
menurut Mar'at (1982:23) persepsi merupakan proses pengamatan seseorang
yang berasal dari komponen kognisi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan persepi adalah
kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran.
Lain dari itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering
muncul dan menjadi suatu kebiasaan. Hal tersebut dibarengi adanya pernyataan
populer bahwa "manusia adalah korban kebiasaan" karena 90 % dari
pengalaman sensoris merupakan hal yang sehari-hari dipersepsi dengan
kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang.
Sehingga mempersepsi situasi sekarang tidak lepas dari adanya stimulus
terdahulu.
Berbagai batasan tentang persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah sebagai proses mental pada individu dalam usahanya mengenal
sesuatu yang meliputi aktivitas mengolah suatu stimulus yang ditangkap indera
dari suatu obyek, sehingga didapat pengertian dan pemahaman tentang stimulus
tersebut. Persepsi merupakan dinamika yang terjadi dalam diri individu disaat
ia menerima stimulus dari lingkungannnya. Dalam proses persepsi individu
akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya,
serta menentukan apa yang terbaik untuk dilakukan. Berdasarkan atas
pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka persepsi berkaitan
dengan tingkah laku. Oleh sebab itu individu atau siswa yang persepsinya
18
positif tentang suatu obyek, maka ia akan bertingkah laku positif pula tentang
obyek tersebut.
Persepsi siswa tentang pelajaran pendidikan jasmani akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam belajar yang positif. Apabila siswa
memiliki persepsi yang positif atau baik terhadap mata pelajaran tersebut, maka
ia akan memiliki motivasi belajar yang baik atau positif, demikian juga
sebaliknya.
2.1.3 Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagi berikut. Objek
menimbulakan stimulus dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor, perlu di
ketahui bahwa antara objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal
tekanan mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indra merupakan proses kelamaan atau
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh indra kita diteruskan oleh syaraf
sensorik ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah
proses di otak sebagai proses kesadaran sehingga individu menyadari apa yang
dilihat, apa yang didengar, dan apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak
atau pusat syaraf kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.
Dengan demikian dapat dikemukakan taraf terakhir dari proses persepsi
adalah individu menyadari tentang apa yang dia lihat, dia dengar, atau dia raba
yaitu stimulus yang diterima melalui alat indara. Proses ini merupakan proses
terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi dapat diambil dari berbagai
macam bentuk.
19
Dalam proses persepsi, perlu adanya perhatian sebagai langkah
persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa
individu tidak hanya dikenai stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai
macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian
tidak semua stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi. Secara
sistematis hal tersebut dapat di kemukakan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Proses terjadinya persepsi (Bimo Walgito, 2002:72)
Keterangan gambar :
St = Stimulus
Fi = Faktor intern (Faktor dalam termasuk perhatian)
SP = Struktur pribadi individu
Skema tersebut memberikan gambaran individu menerima rangsang dari
berbagai macam stimulus yang datang dari lingkungannya. Tetapi tidak semua
St St St St
Fi Fi Fi Fi
Respon
20
stimulus akan diperhatikan atau akan diberi respon. Individu mengadakan
seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan disini berperan perhatian.
Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologis,
sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan
perantara rangsangan dari luar organisme dengan tanggapan fisik organisme
yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal
dengan teori rangsangan-tanggapan (stimulus- respon), persepsi merupakan
bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia. Sub proses psikologis lainnya yang
mungkin adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran. Seperti dinyatakan dalam
bagan berikut ini, persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan
psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau
sadar akan adanya rangsangan, menerima dan dengan suatu cara menahan
dampak dari rangsangan.
2.1.4 Fungsi dan Sifat-Sifat Dunia Persepsi
1.1.3.1 Penelitian tentang persepsi mencakup 2 fungsi utama
1. Lokalisasi atau menetukan letak suatu objek.
2. Pengenalan yakni menentukan jenis objek tersebut.
1.1.3.2. Sifat-sifat umum dunia persepsi
1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Objek-objek yang dipersepsi
itu “meruang”, berdimensi ruang. Kita mengenal relasi-relasi serta
penentuan-penentuan yang berhubungan dengan atas-bawah, kiri-kanan,
depan-belakang, dekat-jauh.
21
2. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks, dan ditentukan oleh
dinamika yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar, mencium,
melihat, merasa, atau bagaimana dia memandang suatu obyek dalam
melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya.
David Krech dan Ricard Crutcfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:59),
menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan persepsi dapat dibagi
menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor srtuktural.
2.1.3.1 Faktor Fungsional
Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut
sebagai faktor-faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi
adalah obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
2.1.3.2 Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari
sifat stimulus fisik terhadap efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf
individu. Faktor-faktor stuktural yang menentukan persepsi menurut teori
Gestalt bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti
faktor-faktor yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan.
Tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi dan keadaan
22
biologis) dan faktor eksternal (intensitas, kebaruan, gerakan, dan pengulangan
stimulus).
1) Faktor eksternal
a. Gerakan, seperti organisme lain, bahwa manusia secara visual tertarik pada
obyek-obyek yang bergerak. Contohnya kita senang melihat huruf dalam
display yang bergerak menampilkan nama barang yang diiklankan.
b. Intensitas stimuli, dimana kita akan memperhatikan stimuli yang lebih
menonjol dari stimuli yang lain.
c. Kebaruan (novelty), bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbeda
akan lebih menarik perhatian.
d. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit
variasi, akan menarik perhatian. Disini unsur "familiarity" (yang sudah kita
kenal) berpadu dengan unsur-unsur "novelty" (yang baru kita kenal).
Perulangan juga mengandung unsur sugesti yang mempengaruhi bawah
sadar kita.
2) Faktor internal
a. Kebiasaan, kecendeungan untuk mempertahankan pola berfikir tertentu,
atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang
berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas.
b. Minat, suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau
kebutuhannya sendiri.
23
c. Emosi, sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan
emosi, walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu sudah
mencapai intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress, yang
menyebabkan sulit berfikir efisien.
d. Keadaan biologis, misalnya keadaan lapar, maka seluruh fikiran didominasi
oleh makanan. Sedangkan bagi orang yang kenyang akan menaruh
perhatian pada hal-hal lain. Kebutuhan biologis menyebabkan persepsi
yang berbeda.
2.2. Pendidikan Jasmani
2.2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan menurut Soepartono
(2000:1) merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas yang digunakan
oleh anak sekolah adalah bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum
pendidikan jasmani di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang olahraga.
Menurut Abdul Gofur (1983:6): “ Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan seseorang sebagai perorangan ataupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”.
Menurut Nikon dan Jewett (1980:27) pendidikan jasmani adalah satu
tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan
perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan
24
atas kemampuan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang
terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.
Menurut Rusli Lutan dan Soepartono (2000:200), pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
neuromuscular, intelektual dan emosional.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah mata pelajaran
yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses
pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat
menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental sosial dan
emosional yang selaras, serasi, dan seimbang (Suplemen GBPP: tahun 1994).
Pendidikan kesehatan olahraga dan kesehatan adalah upaya pendidikan
yang diluar sekolah (masyarakat, klinik atau lingkungan). Dengan kata lain
pendidikan kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja dan berencana yang
mencakup kombinasi metode untuk memfasilitaskan perilaku untuk beradaptasi
yang kondusif bagi kesehatan (Departemen Pendidikan Nasional, Suplemen
GBPP, 2000:16).
Thomas D. Wood dalam Nadisah (19%: 17) mengatakan bahwa
pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman di sekolah atau dimana saja
yang berpengaruh baik terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang
berkenaan dengan kesehatan individu, masyarakat dan bangsa. Sedangkan
menurut Detinisi Terminologi (Committee of Terminology, 1951) dalam
Nadisah (1992: 17) pendidikan kesehatan adalah proses pemberian
25
pengalaman-pengalaman belajar dengan maksud untuk mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan perbuatan yang berkenaan dengan kesehatan individu
atau kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pendidikan
jasmani dan kesehatan sebagai bagian pendidikan secara keseluruhan yang
prosesnya menggunakan aktivitas jasmani atau gerak sebagai alat-alat
pendidikan maupun sebagai tujuan yang hendak dicapai adalah menanamkan
sikap dan kebiasaan hidup sehat dengan memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman tentang kesehatan, baik yang diperoleh secara formal melalui
program sekolah ataupun pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh diluar
sekolah.
Pendidikan jasmani, mempunyai peran dalam pembinaan dan
pengembangan individu maupun kelompok dalam pemantapan pertumbuhan
dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang selaras dan
seimbang.
2.2.2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
2.2.2.1. Tujuan pendidikan jasmani
Menurut Depdiknas (2003:2) menyatakan tujuan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan sebagai berikut :
1. Meletakan landasan karakter yang kuat melalui nilai dalam pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap
sosial dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya etnis dan agama.
26
3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas- tugas
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja
sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta
strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,
senam,aktivitas ritmik, akuatik, dan pendidikan luar sekolah.
6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri
dan orang lain.
8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai aktivitas
jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola
hidup sehat.
9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
rekreatif.
2.2.2.2 Fungsi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
Fungsi dari pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai
berikut:
1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang serasi, selaras
dan seimbang.
27
2) Meningkatkan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional yang
serasi, selaras dan seimbang.
3) Memberikan kemampuan untuk menjelaskan manfaat pendidikan jasmani
dan kesehatan dan memenuhi hasrat bergerak.
4) Meningkatkan perkembangan (aktivitas sistem peredaran darah,
pencernaan, pernafasan dan syarat.
5) Memberikan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran
jasmani dan kesehatan.
Batasan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang dilakukan
oleh UNESCO dalam International Charter of Physical Education and Sport
yang dikutip Abdulkadir Ateng (1993:8), suatu proses pendidikan seseorang
sebagai individu ataupun seorang anggota masyarakat yang melakukan
secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan
dan pembentukan watak.
Menurut Rajsdrop yang dikutip oleh Abdulkadir Ateng (1993:20),
Pendidikan jasmani adalah suatu aspek dari pendidikan total, karena itu
selalu berurusan dengan manusia secara integral. Pendidika jasmani adalah
pergaulan paedagogi dalam dunia gerak dan pengalaman jasmani. Sementara
dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999:2) disebutkan bahwa
pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk
28
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang
serasi, selaras dan seimbang.
2.2.3. Kurikulum Pendidikan Jasmani
Menurut Haryanto ( 1997 : 5) pendidikan disekolah adalah suatu
interaksi antara pendidikan dan terdidik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan tentunya diperlukan suatu metode dan
alat yang dianggap sesuai. Untuk itu perlu suatu landasan yang kokoh untuk
memberi arah yang jelas dalam pendidikan. Maka disusunlah kurikulum
disekolah yang mempunyai tujuan yang Jelas dengan bahan-bahan yang
disusun secara sistematis dan cermat.
Secara sederhana guru-guru pada umumnya mengartikan kurikulum
sebagai seperangkat rencana dan dan pengaturan isi dan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
di Sekolah. Dalam hal tersebut, kurikulum minimal menyangkut tiga hal, yaitu:
1. Persoalan rencana atau program pendidikan dan pengajaran.
2. Persoalan pengaturan isi dan bahan ajar pada setiap jenjang pendidikan.
3. Pedoman atau cara dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Rusty Ahmad (1988:6) dalam arti luas bahwa kurikulum
adalah seperangkat pengalaman yang mempunyai arti dan terarah untuk
mencapai tujuan tertentu dibawah pengawasan sekolah. Dengan kata lain
kurikulum adalah piranti dasar dari proses pendidikan.
Menurut J.L Loyd dan Delmas F. Millar yang dikutip oleh Nasution
(2006:6) kurikulum adalah serangkaian komponen metode belajar mengajar,
29
cara mengevaluasi kemajuan siswa dan seluruh perubahan pada tenaga
pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi, administrasi, waktu, jumlah
ruang, dana serta pilihan pelajaran.
Menurut J. Salen Saylor dan William. M Alexander yang dikutip oleh
Nasution (2006:4) kurikulum meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh
sekolah agar anak mencapai tujuan yang ditentukan oleh guru. Tujuan ini akan
dicapai melalui berbagi pengalaman , baik pengalaman disekolah maupun
diluar sekolah.
Menurut Harold. B Albert cs yang dikutip oleh Nurhasan (2000:1)
memandang kurikulum sebagai " all the activities that are provide for the
student by the school ". Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang
disajikan oleh sekolah di dalam kelas dan di luar kelas.
Berdasarkan struktur program jumlah pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan, masing-masing kelas dua jam pelajaran setiap minggu termasuk tes
dan ulangan / ujian.
2.2.4. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan
kesehatan.
2.2.4.1 Guru Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14/2005 : pasal 1).
30
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Artinya, penjasorkes bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada
program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjasorkes
adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjasorkes yang diarahkan
dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk
mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang
pada kesehatan fisik dan mentalnya. Secara umum pendidikan jasmani dapat
didefinisikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan
atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengajaran dilaksanakan oleh tenaga – tenaga profesional dan tenaga
– tenaga non profesional bertingkat – tingkat persiapannya. Tingkat
profesionalisasi itu didasarkan pada kemampuan khusus, pengalaman, latar
belakang akademis, ijazah, dan gelar yang dimilikinya.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang tentunya tidak
bisa dilakukan oleh sembarangan orang dan hanya bisa dilaksanakan oleh
orang-orang terdidik yang sudah disiapkan untuk menekuni bidang
pendidikan. Pekerjaan khusus tersebut dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia,
3. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugasnya,
31
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya,
5. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan,
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat,
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas profesi guru.
Sebagai profesi guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik yang disyaratkan bagi guru adalah guru harus mempunyai
pendidikan sarjana atau diploma empat. Sedangkan kompetensi guru yang
dipersyaratkan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Guru adalah jabatan professional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional,
(hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung)
sebagai berikut :
1. Fisik
Sehat jasmani dan rohani
32
Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau
cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
2. Mental / kepribadian
Berkepribadian / berjiwa Pancasila.
Mampu menghayati GBHN.
Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada
anak didik.
Berbudi pekerti luhur.
Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal.
Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggungjawab yang besar
akan tugasnya.
Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya.
Ketaatannya akan disiplin.
Memiliki sense of humor.
3. Keilmiahan / pengetahuan
Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.
Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya
dalam tugasnya sebagai pendidik.
33
Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan
diajarkan.
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang – bidang yang lain.
Senang membaca buku – buku ilmiah.
Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi.
Memahami prinsip – prinsip kegiatan belajar mengajar.
4. Keterampilan
Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.
Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural,
interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
Mampu menyusun garis – garis besar program pembelajaran (GBPP).
Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik – teknik mengajar
yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.
Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar
sekolah.
Kompetensi professional guru, selain berdasarkan pada bakat guru,
unsur pengalaman dan pendidikan memegang peranan yang sangat penting.
Pendidikan guru, sebagai suatu usaha yang berencana dan sistematis melalui
berbagai program yang dikembangkan oleh LPTK dalam rangka usaha
peningkatan kompetensi guru ( Oemar Hamalik, 2002 : 36 – 38 ).
Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi. Guru dalam tulisan ini
adalah guru yang melakukan fungsinya di sekolah. Dalam pengertian
34
tersebut, telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja
melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi –
kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan
sebaik – baiknya. Tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan
lingkungan sosial kultural dari setiap institusi sekolah sebagai indikator,
maka guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila :
1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik –
baiknya.
2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan – peranannya secara
berhasil.
3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(tujuan instruksional) sekolah.
4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam program mengajar
dan belajar dalam kelas.
Karakteristik itu akan kita tinjau dari berbagai segi tanggungjawab
guru, fungsi, dan peranan guru, tujuan pendidikan sekolah, dan peranan guru
dalam proses belajar mengajar ( Oemar Hamalik, 2002 : 38 – 39 ).
Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang
pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan
beragai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar.
Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan Adams & Dickey
dalam bukunya Basic Princiles of Student Teaching, dapat ditarik
kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas
35
(dalam situasi belajar mengajar). Tiap peranan menuntut berbagai
kompetensi atau keterampilan mengajar. Dalam tulisan ini hanya akan
menyebut salah satu keterampilan yang dipandang “ inti “ untuk masing –
masing peranan tersebut.
1. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki
keterampilan memberikan informasi kepada kelas.
2. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara
memimpin kelompok – kelompok murid.
3. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengajarkan
dan mendorong kegiatan belajar siswa.
4. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan
mempersiapkan dan menyediakan alat dan arahan pelajaran.
5. Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan
saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
6. Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan cara menyelidiki
sumber – sumber masyarkat yang akan digunakan.
7. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan
meramu bahan pelajaran secara profesional.
8. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan
anak dan ketertiban kelas.
9. Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi
belajar anak.
36
10. Guru sebagai perannya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya
merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.
11. Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan
penghargaan terhadap anak – anak yang berprestasi.
12. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak –
anak secara objektif, kontinyu, dan komprehensif.
13. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu anak
– anak yang mengalami kesulitan tertentu.
Pandangan klasik yang lain mengenai pengetahuan ialah yang
dikemukakan oleh Aristotales, dan yang kemudian dikembangkan pula
melalui aliran empirisme John Locke. Menurut pandangan empirisme,
pengetahuan bukanlah telah ada dalam pikiran murid – murid berupa “idea“.
Tetapi pengetahuan murid itu diperoleh dari dunia luar dirinya. Pandangan
ini menganggap bahwa jiwa murid – murid berfungsi sebagai wadah yang
dapat diisi dengan ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan itu maka guru
yang baik adalah orang yang tahu benar pengetahuan yang diajarkannya. Dan
murid hanya bersikap menerima dengan pasif saja apa yang diajarkan oleh
gurunya.
Pandangan seperti tersebut di atas terjelma di sekolah – sekolah
tradisional, sehingga mengajar pada sekolah – sekolah tradisional itu
menampakkan ciri – ciri sebagai berikut ini :
1. Mengajar berpusat pada bahan pelajaran.
2. Mengajar berpusat pada guru.
37
3. Metode mengajar ialah ceramah.
Konsep modern tentang mengajar mencakup hal – hal sebagai berikut ini :
1. Belajar adalah mengalami.
2. Belajar ialah memecahkan masalah ( problem solving ).
3. Pengajaran tertuju pada pengembangan segenap aspek kepribadian.
4. Dalam proses pengajaran murid yang aktif.
5. Dalam proses pengajaran peranan minat penting.
Definisi mengajar yang umumnya dipahami dan digunakan
berbunyi sebagai berikut : “ mengajar ialah usaha menyajikan pengetahuan
oleh seorang kepada orang lain “. Rumusan batasan demikian, menurut
Smith (1960 : 87) terutama digunakan oleh orang - orang yang berpendapat
bahwa pengajaran adalah sebagai usaha mengembangkan daya berpikir, yang
berarti bahwa pikiran murid akan berkembang apabila kepadanya disajikan
informasi mengenai fakta dan teori. Sesuai dengan batasan seperti itu maka
mengajar bersifat kegiatan berceramah dan memberikan penjelasan.
Definisi mengajar yang mendukung pandangan bahwa seseorang
yang belajar terlibat dalam kegiatan “ problem solving “ adalah misalnya
seperti yang dirumuskan oleh John bubacher ( 1967 ) berbunyi : “ Mengajar
merupakan usaha mengatur dan mempengaruhi situasi yang mengandung
rintangan, dimana seorang individu ingin mengatasi rintangan itu dan ia
belajar dari pengalamannya itu “. Dalam hal ini mengajar berarti melibatkan
dan membimbing murid dalam proses memecahkan masalah yang
dihadapinya.
38
Dibawah ini akan dikemukakan beberapa pinsip mengajar yang
bertolak dari pandangan modern ( untuk membedakannya dengan yang
tradisional ) mengenai mengajar. Seperti telah disebutkan, pandangan
modern itu telah tumbuh sebagai akibat adanya perubahan dalam cara
memandang hakekat manusia ( guru, murid, dan masyarakat ) serta
kehidupan ini, yang mempunyai implikasi pada proses mengajar belajar.
Beberapa prinsip yang mendapat perhatian dalam pengajaran
modern adalah sebagai berikut :
1. Pengajaran haruslah bertolak dari filsafat hidup bangsa.
2. Pengajaran harus bertujuan untuk mengubah dan mengembangkan pola –
pola tingkah laku murid.
3. Pengajaran harus bertolak dari kurikulum yang menjangkau keperluan
anak dan masyarakat.
4. Pengajaran harus memperhatikan setiap murid dan mendorong
perkembangan semua potensi mereka sepenuhnya.
5. Pengajaran hendaknya menjadikan masyarakat sumber untuk belajar.
6. Pengajaran modern bertolak dari keyakinan bahwa belajar adalah proses
mengalami.
7. Pengajaran modern mementingkan kreativitas murid.
8. Pengajaran modern bertolak dari kenyataan bahwa murid – murid berbeda
satu sama lain.
9. Pengajaran modern bertolak dari anggapan bahwa murid merupakan
organisma yang aktif dan beraksi secara menyeluruh.
39
10. Penilaian yang kontinyu dan menilai diri sendiri adalah prinsip yang
penting dalam pengajaran modern.
11. Pengajaran akan lebih berhasil membuat pengalaman murid saling
berhubungan apabila diadakan korelasi antara mata pelajaran.
12. Pengajaran akan lebih berhasil apabila dibantu dengan alat – alat peraga
dan menggunakan berbagai sumber.
13. Pengajaran harus memberi kesempatan yang cukup bagi murid untuk
bekerjsama dalam kelompok disamping belajar individual.
14. Dalam proses pengajaran motivasi adalah penting.
Disamping fungsi guru yang utama yaitu mengajar, seorang guru
mempunyai pula sejumlah fungsi yang lain, yaitu :
1. Mengajar.
2. Membimbing.
3. Mengerjakan tugas – tugas administrasi.
4. Melakukan tugas – tugas dalam hubungan dengan masyarakat.
5. Melakukan kegiatan – kegiatan profesional.
Kode etik guru Indonesia
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-
nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan
sistematis dalam suatu system yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru
Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap
guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagi guru, baik di dalam
maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
40
masyarakat.dengan demikian, maka kode etik guru Indonesia merupakan alat
yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota
profesi keguruan.
Dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta menyebutkan kode
etik guru Indonesia adalah sebagi berikut :
Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang
pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara, serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan
setiap pada Undang-undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17
agustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan
karyanya dengan berpedoman pada dasar-dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang pesarta didik sebagai
bahan melakukan bimbingn dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tangguung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
41
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagi sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan. (Made Pidarta, 2000 : 56)
2.1.4.1. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar tidak hanya dilingkungan sekolah tapi bisa juga di
lingkungan keluarga atau masyarakat karena belajar merupakan suatu proses
dari tidak tau menjadi tahu baik secara sengaja atau tidak sengaja, contoh yang
di sengaja adalah kita belajar di sekolah sedangkan untuk yang tidak disengaja
adalah dari pengalaman yang kita dapat, sedangkan menurut Gagne dan
Berliner yang dikutip oleh Catharina Tri Anni (2004 :2) belajar adalah
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman. suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu relative
atau konstan dan berbekas.
Catharina Tri Anni (2004 :2) mengemukakan bahwa belajar merupakan
proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia cukup mencakup segala
sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di
dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan
bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip
42
dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu
memegang peranan penting dalam proses psikologis.
2.1.4.2 Pengertian mengajar
Kata mengajar identik dengan seorang guru dimana guru dipercaya
sebagai mediator dalam proses belajar menghafal. Mengajar dapat diberi arti
bermacam-macam tergantung pandangan yang mendefinisikan. Secara
tradisional mengajar diartikan sebagai penyampaian pengetahuan pada anak,
Dalam hal ini memberi kesan bahwa mengajar itu yang lebih aktif adalah
pengajar atau guru.
Pengajar aktif memberi informasi ilmu pengetahuan dan pengalaman,
sedangkan pelajar tinggal siap untuk menerima materi yang diberikan (Hartanti,
1997 :26) .
Menurut Raka Joni yang dikutip oleh Hartanti (1997 : 27) mengajar
adalah penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses mengajar, merupakan salah satu tanggung jawab guru atau pengajar,
sedangkan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai pendukungnya, seperti
kelengkapan sarana dan prasarana juga sangat menentukan. Para pengajar
dituntut untuk bekerja ekstra keras dan penuh kesungguhan, sebab ditangan
para pengajar inilah akan tercipta manusia-manusia yang lebih cerdas, terampil
dan berbudi pekerti luhur. Belajar yang di maksud dengan sistem lingkungan
di sini adalah kesatuan yang terorganisir antara komponen-komponen pengajar
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
43
Proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan akan berjalan dengan lancar bilamana pelajar dan pengajar sama-
sama aktif dalam melakukan kegiatan. ss
Belajar merupakan kegiatan yang paling utama bagi para siswa, dimana
guru sebagai tenaga pengajarnya membimbing dan mendidik siswa agar lebih
baik dari sebelumnya. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian integral
dari dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
pengajar. Kedua kegiatan berlangsung secara terpadu dan bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan.
Proses belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik dan berhasil
apabila didukung oleh tenaga pengajar yang trampil, sumber daya yang
memadai dan sarana prasarana yang mendukung, ketiganya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, terlebih lagi mengenai sarana dan
prasarana untuk kegiatan belajar mengajar dimana unsur yang satu ini sangat
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, terlebih lagi pengajaran
pendidikan jasmani dimana pelajaran ini sangat ditentukan oleh sarana dan
prasarana yang mendukung agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar.
2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertain Kinerja
Kinerja adalah kiat atau prosedur kerja yang dilaksanakan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yaitu mengajar baik pada intern
44
sekolah maupun ekstern sekolah sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
sehingga menghasilkan tujuan yang diprogramkan (Moh.Uzer Usman :1951:4).
Kinerja adalah proses sistematika untuk menilai prilaku atau hasil kerja
dalam kurun waktu tertentu yang akan menjadi dasar kebaikan dalam
pembangunan (Jiwo Wungu,2003:31).
2.3.2 Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kiat atau prosedur yang dilaksanakan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yaitu mengajar baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler sesuai dengan kurikulum yang diterapkan sehingga
menghasilkan tujuan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini kinerja guru
diidentikan dengan kompetensi guru, yaitu kemampuan guru baik yang
kuantitatif maupuna yang kulitatif ( Moh.Uzer Usman, 1995 : 4 ).
Guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa.
Guru sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari
itu seorang guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam
proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan belajar
mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a)
tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
45
Kinerja guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka
baik penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi
guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa
di luar kelas dengan sebaik-baiknya.
Dalam berbagai literatur pengembangan sumber daya manusia
digunakan berbagai istilah untuk mendefinisikan mengenai kinerja pegawai
menurut jiwo wungu ( 2003 ; 31 ) di jelaskan bahwa kinerja merupakan proses
sistematik untuk menilai segenap perilaku kerja dalam kurun waktu tertentu
yang akan menjadi dasar penetapan kebijakan dan pengembangan. Sedangkan
menurut Dessler ( 1992 : 516 ) menyatakan bahwa kinerja hampir sama dengan
prestasi kerja yaitu perbandiangan antara hasil kerja yang secara nyata dengan
standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada
hasil kerjanya. Selain itu istilah kinerja diterjemahkan dari kata “ performance “
yang juga berarti prestasi kerja pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil
kerja / unjuk kerja / penampilan kerja. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja yang
dimaksud disini adalah penilaian dari hasil kedisiplinan dan kompetensi
professional guru ( penjasorkes ) yang diperlihatkan dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
2.3.3 Komponen Kinerja Guru
Komponen kinerja guru terdiri atas 3 hal,
46
1. Perencanaan Pengajaran, indikatornya ; (1) merencanakan pengelolaan
kegiatan pembelajaran ; (2) merencanakan pengorganisasian bahan atau
sumber pengajaran ; (3) merencanakan pengelolaan kelas ; (4) merencanakan
penggunaan alat dan metode pengajaran ; (5) merencanakan penilaian
prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran (Moh.Uzer Usman, 2000 : 20-
12 ).
2. Pelaksanaan Pengajaran, indikatornya meliputi : (1) memulai pelajaran ; (2)
memotivasi siswa untuk melibatkan dalam kegiatan belajar mengajar ; (3)
menggunakan alat / media pengajaran ; (4) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat secara aktif ; (5) memberikan penguatan ; (6) mengakhiri
pelajaran.
3. Evaluasi Pengajaran, indikatornya meliputi : (1) sejauhmana siswa
memahami pelajaran yang telah dipelajarinya ; (2) sejauhmana tujuan
pendidikan telah tercapai, apakah siswa sudah menunjukan prestasi belajar
belajar yang diharapkan, atau apakah siswa sudah memperhatikan
perubahan-perubahan dalam tingkah laku dan sikap.
2.3.4 Kriteria Kinerja Guru
Baik buruknya kinerja guru dapat diukur melalui indikator kedisiplinan
dan kompetensi profesional yang dimilikinya.
Kedisiplinan dapat diartikan ketertiban atau keselarasan tingkah laku
menurut peraturan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini guru harus disiplin
dalam proses belajar mengajarnya yang meliputi : perencanaan pengajaran,
pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi.
47
Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban secara bertanggungjawab dan layak (Moh.uzer
Usman, 2000 : 14 ). Dalam hal ini dimaksudkan guru mampu dalam
melaksanakan kewajiban dalam proses belajar mengajar yang meliputi :
perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, evaluasi pembelajaran.
Tugas utama guru adalah mengajar, mendidik, dan melatih siswa.
Dimensi kompetensi profesinonal guru yang terkait langsung dengan
pembelajaran antara lain meliputi 5 hal yang dikemukakan (Moh. Uzer Usman
2006 : 17) adalah :
1. Menguasai landasan kependidikan
2. Menguasai bahan pelajaran
3. Menguasai program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai hasil proses belajar yang dilaksanakan.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa berdasarkan kedisiplinan
dan kompetensi profesional yang dimiliki guru maka kinerja guru dapat
dikategorikan menjadi 3 kriteria yaitu :
1. Kinerja baik, yaitu baik dalam perencanaan pekerjaan, baik dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan baik dalam pencapaian hasil.
2. Kinerja cukup baik, yaitu cukup dalam perencanaan pekerjaan, cukup baik
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan cukup baik dalam pencapaian hasil.
3. Kinerja buruk, yaitu buruk dalam perencanaan pekerjaan, buruk dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan buruk baik dalam pencapaian hasil.
48
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantaranya adalah
disiplin kerja, kemampuan atau kompetensi profesional, motivasi guru, dan
kreatifitas guru yang bersangkutan ( Mangkunegara, 1996 : 67 ).
Disiplin kelas atau sekolah adalah ketertiban dimana para guru, staf
sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas atau sekolah, tunduk kepada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati (Soekarto Indra
Fachrudi, 1989 : 108). Pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan diperlukan adanya disiplin baik guru maupun siswa. Guru
diharapkan dapat mempelopori disiplin sekolah, artinya guru memberi contoh
terlebih dahulu tentang sikap disiplin dalam proses pembelajaran sesuai dengan
peraturan dan norma sekolah (Aswandi Bahar ,1989 : 149).
Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 bab 4 pasal 28 ayat
1-3 menyebut bahwa (1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (2)
kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan / sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (3) kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
usia anak dini meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
49
Sedangkan kompetensi profesional dapat diartikan sebagi seperangkat
kemampuan atau keahlian yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai tenaga
profesional kependidikan yang diperoleh melalui pengalaman pendidikan dan
pelatihan dalam kurun waktu tertentu (Rusli Ibrahim, 2006 : 1).
Sikap guru yang professional akan mempengaruhi keberhasilan dalam
proses belajar mengajar ini sangat dibutuhkan dalam eraglobalisasi dengan
berbagai kemajuan khususnya kemajuan ilmu dan teknologi yang berpengaruh
terhadap pendidikan (Usman, 2006 : 1).
Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu faktor yang sangat
menunjang bagi keberhasilan pendidikan disekolah harus melaksanakan
kinerjanya dengan kompetensi yang baik dan disiplin kerja yang tinggi agar
memperoleh hasil yang maksimal.
2.3.6 Jenis-jenis kompetensi kinerja guru
Kompetensi kinerja guru di bagi menjadi dua, yaitu:
a. Kompetensi pribadi
1. Mengembangkan kepribadian
a) Bertaqwa kepada Tuhan YME.
b) Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang berjiwa
Pancasila.
c) Mengembangkan sikap-sikap terpuji yang dipersyaratkan bagi
persyaratan guru.
2. Berinteraksi dan berkomunikasi
50
a) Berinteraksi dengan sejawat dengan meningkatkan kemampuan
profesional.
b) Berinteraksi dengan masyarakat lembaga-lembaga kemasyarakatan
yaitu berkaitan dengan pendidikan.
c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.
d) Melaksanakan administrasi sekolah.
3. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
a) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah.
b) Melaksanakan penelitian sederhana.
b. Kompetensi professional
1. Menguasai landasan pendidikan.
a) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
b) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.
c) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
2. Menguasai bahan pengajaran.
a) Menguasai bahan belajar kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
b) Menguasai bahan pengajaran.
3. Menyusun program pengajaran.
a) Menetapkan bahan pembalajaran.
b) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.
51
c) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar.
d) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai.
4. Melaksanakan program pengajaran.
a) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat.
b) Mengatur ruangan belajar.
c) Mengelola interaksi belajar megajar.
5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
a) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
b) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan (Moh.
Uzer Usman, 2007:16-19).
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan sejak tahap awal persiapan
sampai tahap akhir yaitu: menggunakan metode kuantitaif.
3.2 Populasi
MenuruSuharsimi Arikunto (2002:108) populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian, dimana populasi yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah guru SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes
terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang
berjumlah tiga sekolah dengan jumlah guru non penjas 117 orang.
Pada penelitian ini terdapat populasi 117 orang guru non penjasorkes.
Jadi penggunaan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu dengan
mengambil seluruh guru mata pelajaran selain guru penjasorkes di SMA di
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
3.3 Instrumen Penelitian
Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah
pembatasan materi yang digunakan untuk penyusunan instrumen yang mengacu
pada ruang lingkup persepsi guru non penjas SMA Se-Kecamatan Bumiayu
terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
52
53
Dalam tahap ini angket yang telah disusun akan diungkap aspek-aspek
antara lain : (1) Kepribadian Guru Sebagai Pendidik, (2) kompetensi
pedagogik, (3) kompetensi profesi profesional sebagi pendidik, (4) kompetensi
sosial sebagai pendidik.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Faktor penting dalam penelitian yang berhubungan dengan data adalah
metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah :
1. Metode kuesioner atau angket.
Angket atau kuesioner adalah dapat dipandang sebagai suatu teknik
penelitian yang banyak mempunyai kesamaan dengan wawancara, dalam
pelaksanaanya angket di laksanakan secara tetulis, oleh karena itu angket sering
disebut wawancara tertulis (Moh. Ali, 1984:87).
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).
Kuesioner dapat dibedakan menjadi tiga macam menurut sifat jawaban
yang diinginkan, yaitu:
a. Angket tertutup terdiri atas pertanyaan pernyataan dengan jumnlah tertentu
sebagai pilihan.
b. Angket terbuka, angket ini memberikan kesempatan penuh untuk
memberikan jawaban menurut apa yang dirasa oleh responden.
54
c. Kombinasi angket tertutup dan terbuka, angket ini merupakan percampuran
dua angket tersebut, disamping ada pertanyaan terbuka di dalam kuesioner
juga terdapat pertanyaan tertutup (Nasaution, 2006:129).
Dilihat dari beberapa jenis angket atau kuesioner diatas, dalam
penelitian ini peneliti memilih angket tertutup dimana responden tinggal
memilih jawaban yang sesuai dengan kondisinya. Angket diberikan secara
langsung kepada responden, hal ini dilakukan supaya terjamin bahawa angket
itu semua akan kembali dalam keadaan terisi selain itu untuk mengatasi
masalah-masalah mengenai pertanyaan-pertanyaan yang kurang dipahami oleh
responden.
2. Metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai suatu
hal yang berupa catatan, taranskrip, legger dan sebagainya. (Suharsimi
Arikunto,1997:97).
3.5. Analisis Uji Instrumen.
Guna menjamin kualitas dari instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian maka insterumen penelitian tersebut perlu diujicobakan, dengan
tujuan untuk deketahui apakah instrumen tersebut dapat digunakan untuk
pengambilan data atau tidak. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat
terpenuhinya syarat validitas dan reliabilitas yang baik.
3.5.1 Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kualitas atau
kesahihan instrumen. (Suharsimi Arikunto,1997:146). Untuk mengukur
55
validitas digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson sebagai berikut :
Rumus Produck Moment :
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
xyr = Koefisien korelasi
X = Skor butir soal
Y = Skor total yang benar dari tiap subyek
N = Jumlah subyek
(Arikunto,2002:146)
Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga
r xy >r tabel pada taraf signifikansi 5%.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu
alat evaluasi yang dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten atau stabil dan produktif. Rumus yang digunakan untuk
menghitung reliabilitas angket adalah rumus Alpha yaitu :
Rumus Alpha :
2
1
2
11 11
b
kkr
Keterangan :
56
11r : Realibilitas instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2b : Jumlah varian butir
21 : Varian total
(Arikunto, 2002:171)
Untuk mencari varians butir dengan rumus.
NNXX
22
2
Keterangan
= varians tiap butir
X = jumlah skor butir
N = jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1998:171).
3.6 Metode Analisis Data.
Analisis data atau pengolahan dan merupakan satu langkah penting
dalam penelitian. Dalam pelaksanaanya terdapat dua bentuk analisis data
berdasarkan jenis data, bahwa apabila data telah terkumpul, maka
dikualifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kualitatif digunakan
pada analisis non statistik dan data kuantitatif digunakan pada analisis statistik
(Suharsimi Arikunto, 1997:245).
Langkah analisis data adalah sebagai berikut :
57
a. Data dari angket yang didapat berupa data kualitatif. Agar data tersebut
dapat dianalisis maka harusalah diubah menjadi data kuantitatif (Suharsimi
Arikunto, 2002:96).
Menguantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan memberikan
tingkat skor untuk masing-masing jawaban sebagi berikut :
Jawaban option ya diberi skor 3
Jawaban option tidak diberi skor 2
Jawaban option tidak tahu diberi skor 1
b. Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap kategori jawaban yang ada pada
masing-masing-masing variabel atau subvariabel.
c. Dari perhitungan dalam rumus, akan dihasilkan angka dalam bentuk
presentase.
Adapun rumus untuk menghitung analisis Deskriptif presentase (DP) adalah
DP = %100xNn
Keterangan :
DP = Deskriftif presentase (%)
n = Skor empirik (skor yang diperoleh)
N = skor ideal / jumlah total nilai responden (Mohamad Ali, 1993:186).
d. Analisis data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga
digunakan analisis presentase. Hasil analisis dipresentasikan dengan tabel
kriteria deskriptif, kemudian di tafsirkan dengan kalimat yang bersifat
kualitatif.
Langkah-langkah perhitungan :
58
1. Menentukan skor tertingi.
2. Menentukan skor terendah
3. Menentukan persentase tertinggi = 100%
4. Menentukan angka persentase = 25%
5. Rentang persentase : 100%-25%=75%
6. Interval kelas persentase : 75%:4=18,75%
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan table kriteria.
No Persentase Kriteria
1
2
3
4
81,25% - 100%
62,5% - 81,25%
43,75% - 62,5%
25% - 43,75%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tabel 3.1 Kriteria Analisis deskriptif Persentase.
3.7 Sistematika Skripsi
Sistematika Skripsi yang terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
dan sistematika skripsi.
Bab II : Landasan teori.
59
Bab III : Metode penelitian yang meliputi: populasi, sampel, variabel
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V : Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat
SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009 yang dilakukan pada
seluruh guru SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dengan jumlah 117
guru. Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi.
Berdasarkan angket penelitian didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1
Gambaran umum persepsi guru non pendidikan jasmani terhadap guru
pendidikan jasmani
No Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%) Rata-rata
1 Sangat Baik 81.26% - 100% 42 35.90% 75,81 2 Baik 62.51% - 81.25% 63 53.85% 3 Cukup 43.76% - 62.50% 12 10.26% 76,58% 4 Kurang 25.00% - 43.75% 0 0.00%
Jumlah 117 100,00% Sumber: Lampiran
Data hasil penelitian tentang persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan tingkat SMA Se Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes diatas dapat
diubah menjadi data grafik yang ditunjukan pada gambar grafik berikut.
61
35.90%
53.85%
10.26%0.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%pr
esen
tase
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
kriteria
Diagram umum persepsi guru non penjasoorkes terhadap kinerja guru penjasorkes
Gambar 4.1
Diagram persepsi guru non penjasorkes terhadap
guru penjasorkes
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas menunjukan bahwa persepsi
guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes tahun 2009 sebagian besar menunjukan kriteria baik, terbukti
dengan jumlah 117 guru, sebanyak 42 guru memenuhi kriteria sangat baik yang
berarti sebanyak 35.90% dari seluruh guru yang ada menunjukan sangat baik. Dan
sebanyak 63 guru memenuhi kriteria baik yang berarti sebanyak 53.85% dari
keseluruhan guru SMA Se Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan
kriteria baik. Dan sebanyak 12 guru memenuhi kriteria cukup yang berarti
sebanyak 10.26% dari keseluruhan guru SMA Se Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes menunjukkan kriteria cukup. Persepsi guru SMA Se Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes yang menunjukkan kriteria kurang tidak ada atau dengan kata
62
lain 0 %. Gambaran persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan terhadap pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009 dari masing-masing
kompetensi dapat disajikan sebagai berikut.
4.1.1 Kepribadian Guru Sebagai Pendidik
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum persepsi guru non
pendidikan jasmani terhadap guru pendidikan jasmani tingkat SMA Se-
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tentang kepribadian guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai pendidik mempunyai tingkat persepsi
sangat baik. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Gambaran umum kepribadian guru sebagai pendidik
No Kategori Interval
Kepercayaan Jumlah Sampel
Persentase (%) Rata-rata
1 Sangat Baik 81.26% - 100% 52 44.44% 17,78 2 Baik 62.51% - 81.25% 52 44.44% 3 Cukup 43.76% - 62.50% 13 11.11% 78,28% 4 Kurang 25.00% - 43.75% 0 0.00%
Jumlah 117 100.00% Sumber: Lampiran
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas menunjukan bahwa persepsi
guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan
jasmani tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009
sebagian besar menunjukan sangat baik, terbukti dengan jumlah 117 guru,
63
sebanyak 52 guru memenuhi kriteria sangat baik yang berarti sebanyak 44.44%
dari seluruh guru yang ada menunjukan kriteria sangat baik, terdapat sebanyak 52
guru memenuhi baik yang berarti sebanyak 44.44% dari keseluruhan guru SMA di
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan kriteria baik. Sedangkan 13
guru yang lain memenuhi kriteria cukup yang berarti sebanyak 11.11% dari
seluruh guru berada pada kriteria yang cukup. Persepsi guru SMA di Kecamatan
Bojong Kabupaten Brebes yang menunjukkan kriteria kurang sekali tidak ada atau
dengan kata lain 0 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
44.44% 44.44%
11.11%
0.00%0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
Pre
sent
ase
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kriteria
Diagram umum kepribadian guru penjasorkes sebagai pendidik
Gambar 4.2
Diagram umum kepribadian guru pendidikan jasmani sebagai pendidik
4.1.2 Kompetensi Pedagogik
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum persepsi guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu tentang
64
kompetensi pedagogik guru pendidikan jasmani mempunyai tingkat yang baik.
Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Gambaran kompetensi pedagogik
No Kategori Interval
Kepercayaan Jumlah Sampel
Persentase (%) Rata-rata
1 Sangat Baik 81.26% - 100% 47 40.17% 18,17 2 Baik 62.51% - 81.25% 50 42.74% 3 Cukup 43.76% - 62.50% 18 15.38% 75,71% 4 Kurang 25.00% - 43.75% 2 1.71%
Jumlah 117 100.00% Sumber: Lampiran
Terlihat dari tabel diatas bahwa persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan tingkat SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2009
sebagian besar menunjukan kriteria baik, terbukti dengan jumlah 117 guru,
sebanyak 47 guru memenuhi kriteria sangat baik yang berarti sebanyak 40.17%
dari seluruh guru yang ada menunjukan kriteria sangat baik Dan sebanyak 50 guru
memenuhi kriteria baik yang berarti sebanyak 42.74% dari keseluruhan guru
SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan kriteria baik.
Sedangkan 18 guru yang lain memenuhi kriteria cukup yang berarti sebanyak
15.38% dari seluruh guru berada pada kriteria yang cukup. Guru SMA Se
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes yang memberikan persepsi kurang yakni
ada 2 guru yang berarti sebanyak 1.71% dari seluruh guru berada pada kriteria
yang kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
65
40.17%42.74%
15.38%
1.71%0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
Pre
sent
ase
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kriteria
Diagram kompetensi pedagogik
Gambar 4.3
Diagram kompetensi pedagogik
4.1.3 Kompetensi Profesional Sebagai Pendidik
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum persepsi guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se-Kecamatan Bumiayu tentang
kompetensi profesional guru pendidikan jasmani sebagai pendidik mempunyai
tingkat yang baik. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Gambaran kompetensi profesional guru pendidikan jasmani
sebagai pendidik
No Kategori Interval
Kepercayaan Jumlah Sampel
Persentase (%) Rata-rata
1 Sangat Baik 81.26% - 100% 42 35.90% 24,75 2 Baik 62.51% - 81.25% 51 43.59% 3 Cukup 43.76% - 62.50% 23 19.66% 78,35% 4 Kurang 25.00% - 43.75% 1 0.85%
Jumlah 117 100.00% Sumber: Lampiran
66
Terlihat dari tabel diatas bahwa persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
tingkat SMA Se Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2009 sebagian
besar menunjukan kriteria baik, terbukti dengan jumlah 117 guru, sebanyak 42
guru memenuhi kriteria sangat baik yang berarti sebanyak 35.90% dari seluruh
guru yang ada menunjukan kriteria sangat baik. Dan sebanyak 51 guru memenuhi
kriteria baik yang berarti sebanyak 43.59% dari keseluruhan guru SMA Se
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan kriteria baik. Dan sebanyak
23 Guru SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes yang memberikan
persepsi cukup yang berarti sebanyak 19.66% dari seluruh guru yang ada
menunjukan kriteria cukup. Dan 1 guru yang memberikan persepsi kurang yang
berarti sebanyak yang berarti sebanyak 0.85% dari seluruh guru yang ada
menunjukan kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
35.90%
43.59%
19.66%
0.85%0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
Pres
enta
se
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kriteria
Diagram kompetensi profesional guru penjasorkes sebagi pendidik
Gambar 4.4
Diagram kompetensi profesional guru pendidikan jasmani sebagai pendidik
67
4.1.4 Kompetensi Sosial Sebagai Pendidik
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum persepsi guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes
tentang kompetensi sosial guru pendidikan jasmani sebagai pendidik mempunyai
tingkat yang baik. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Gambaran kompetensi sosial guru pendidikan jasmani
sebagai pendidik
No Kategori Interval
Kepercayaan Jumlah Sampel
Persentase (%) Rata-rata
1 Sangat Baik 81.26% - 100% 49 41.88% 14,10 2 Baik 62.51% - 81.25% 52 44.44% 3 Cukup 43.76% - 62.50% 15 12.82% 76,58% 4 Kurang 25.00% - 43.75% 1 0.85%
Jumlah 117 100.00%
Sumber: Lampiran
Terlihat dari tabel diatas bahwa persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
tingkat SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes 2008 sebagian besar
menunjukan kriteria baik, terbukti dengan jumlah 117 guru, sebanyak 49 guru
memenuhi sangat baik yang berarti sebanyak 41.88% dari seluruh guru yang ada
menunjukan sangat baik. Dan sebanyak 52 guru memenuhi kriteria baik yang
berarti sebanyak 44.44% dari keseluruhan guru SMA Se- Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes menunjukkan kriteria baik. Dan sebanyak 15 guru memenuhi
68
kriteria cukup yang berarti sebanyak 12.82% dari keseluruhan guru SMA Se-
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan kriteria cukup. Sedangkan
1 guru yang lain memenuhi kriteria kurang yang berarti sebanyak 0.85% dari
seluruh guru berada pada kriteria yang kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
41.88%44.44%
12.82%
0.85%0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
Pre
sent
ase
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kriteria
Diagram kompetensi sosial guru penjasorkes
Gambar 4.5
Diagram kompetensi sosial guru pendidikan jasmani sebagai pendidik
Hasil penelitian persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat
SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009 yang dilakukan
pada seluruh guru SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes yang
meliputi empat asfek yakni 1) kepribadian guru sebagai pendidik, 2)
kompetensi pedagogik, 3) kompetensi profesional sebagai pendidik, dan 4)
kompetensi sosial sebagai pendidik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram berikut ini.
69
Diagram umum persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang meliputi
empat asfek.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara umum persepsi guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan asfek kompetensi sosial sebagai pendidik
termasuk dalam kriteria baik dengan presentase 78,34%. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar persepsi dari guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan memandang bahwa guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
memiliki kompetensi sosial yang baik dimana kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinterkasi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. kompetensi sosial guru sebagai pendidik mempunyai kategori yang baik
dikarenakan guru pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan mampu
70
berkomunikasi dengan peserta didik, maka guru dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan mempu berkomunikasi dengan baik
antar sesama guru dan staf karyawan serta semua warga sekolah sehingga terjalin
hubungan yang baik, harmonis dan mampu bekerja sama dengan baik. Serta guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan mampu berkomunikasi dengan
orang tua/wali peserta didik maka guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dapat memberikan informasi kepada orang tua/wali atau sebaliknya
tentang perkembangan siswa selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan Kesehatan. sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan kompetensi terendah yakni kompetensi professional sebagai
pendidik dengan presentase 75,00%. Akan tetapi presentase 75.00% termasuk
dalam kriteria yang baik. Dari hasil penelitian asfek kompetensi professional guru
sebagai pendidik berada dibwah ketiga asfek kompetensi sosial sebagai pendidik,
kepribadian, dan pedagogik. Hal ini disebabkan karena sebagian guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan memandang bahwa sebagian guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan masih kurang menguasai materi
secara luas dan mendalam. Serta sebagian guru non pendidikan jasmani, olahraga,
dan Kesehatan masih memandang bahwa guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
Kesehatan kurang mampu mengoprasikan komputer dan internet untuk
memperoleh informasi secara cepat dan efisien. Kemampuan penguasaan materi
pelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh
71
seorang guru khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Dengan menguasai materi pelajaran dengan baik maka proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik pula.
4.2 Pembahasan
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. (Jalaludin Rahmat ,2003 : 51). Sedangkan kinerja adalah kiat atau
prosedur kerja yang dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya yaitu mengajar baik pada intern sekolah maupun ekstern sekolah
sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan tujuan
yang diprogramkan (Moh.Uzer Usman :1951:4).
Persepsi merupakan penafsiran suatu objek, peristiwa atau potensi
individu yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang yang yang
melakukan penafsiran itu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang diteruskan kepusat susunan
syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu
mengalami persepsi. Guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
yang memiliki persepsi positif terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan akan mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan yang baik pula, akan tetapi apabila guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan memiliki persepsi yang negatif maka hal ini akan
mempengaruhi kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
72
kearah yang buruk pula. Ini membuktikan bahwa persepsi guru non pendidikan
jasmani terhadap guru pendidikan jasmani sangat berpengaruh terhadap kinerja
guru dan kinerja guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses
mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi guru non
pendidikan jasmani terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
tingkat SMA Se- Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009. Persepsi
yang mempertanyakan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dalam melaksanakan tugas mengajar serta kualitas dan kinerja guru
Penjasorkes yang masih diragukan hanyalah sebuah asumsi, opini, dan
pandangan masyarakat yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Penelitian ini menunjukan bahwa persepsi guru non pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan tingkat SMA Negeri di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes
Tahun 2009 menunjukan kriteria baik. Hal ini ditunjukan dari : 1) persepsi guru
non pendidikan jasmani terhadap guru pendidikan jasmani tentang kepemilikan
kepribadian sebagai pendidik dalam kategori sangat baik , 2) persepsi guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tentang kepemilikan kompetensi pedagogik dalam
kategori baik, 3) persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tentang
kepemilikan kompetensi profesional sebagai pendidik dalam kategori baik, dan
4) persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap
73
guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tentang kepemilikan
kompetensi sosial sebagai pendidik dalam kategori baik.
4.2.1 Kepribadian seabagai Pendidik
Persepsi non guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tentang
kepemilikan kepribadian sebagai pendidik dalam ketegori sangat baik. Hal
ini disebabkan karena sebagian guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan menjawab guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
memiliki perilaku yang berkaitan dengan kepribadian mantab dan stabil,
kepribadian dewasa, arif, berwibawa dan memiliki akhlak mulia dan dapat
menjadi teladan. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan sebaiknya dapat memberikan teladan yang baik pada siswanya
terkait dengan kompetensi memiliki kepribadian sebagi pendidik.
Sangat baiknya persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan terhadap kepemilikan kepribadian sebagai pendidik pada guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se- Kecamatan
Bumiayu Kabupaten Brebes tentunya berdampak positif pada guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dan keberhasilan proses
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Baik buruknya
persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap
kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dalam asfek
kepribadian sebagai pendidik sangat tergantung pada keadaan guru itu
sendiri. Oleh karena itu dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
74
persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada asfek kepribadian
sebagai pendidik yang telah sangat baik maka upaya yang dapat dilakukan
adalah menjaga dan mempertahankan kepribadian sebagai pendidik sebagai
upaya untuk kualitas proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
Walaupun secara umum persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru Pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes pada asfek kepribadian sebagai pendidik mempunyai kriteria sangat
baik. Masih terdapat beberapa guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan yang memberikan persepsi dengan kategori kurang yaitu 0.00%.
oleh karena kepribadian sebagi pendidik hendaknya telah dimiliki oleh
semua guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan agar kedepannya
proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan mampu
mencapai tujuan yang direncanakan.
4.2.2 Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan untuk mengelola
pembelajaran peserta didik. Persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan asfek kompetensi pedagogik termasuk dalam kriteria baik. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan telah mampu merancang pembelajaran, melaksanakan
75
pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar dengan baik. Selain ketiga hal
tersebut guru Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan juga telah
mampu memahami peserta didik dan mengembangkan peserta didik.
Tidak dapat dipungkiri walaupun persepsi guru non pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan asfek kompetensi pedagogik secara umum dalam
kriteria baik, akan tetapi masih ada guru yang non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan yang memberikan persepsi dengan kriteria kurang.
Kondisi tersebut perlu disadari oleh guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan agar kedepannya pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dapat diperhatikan secara baik. Sebagian kecil guru memandang
bahwa guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan belum mampu
melaksanakan pembelajaran yang baik terkait dengan memahami peserta
didik, merancang pembelajaran, melaksaanakan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan mengembangkan peserta didik.
Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
sebaiknya lebih meningkatkan kompetensi pedagogik yang ada sekarang ini.
Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan harus dapat
melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
maupun menunjang keberhasilan pembelajaran mata pelajaran yang lain.
Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan harus lebih memahami
peserta didik, merancang pembelajaran yang baik dan menarik,
melaksanakan pembelajaran yang baik dan bervariasi, melakukan evaluasi
76
hasil belajar yang teratur, serta mampu mengembangkan peserta didik untuk
menjadi lebih baik lagi.
4.2.3 Kompetensi Profesional sebagai Pendidik
Kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam
merupakan pengertian dari kompetensi profesional sebagai pendidik.
Persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap
kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan asfek kompetensi
profesional sebagai pendidik termasuk dalam kriteria baik. Hal ini
disebabkan sebagian guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
mengetahui tentang media elektronik, misalnya guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan mampu mengoprasikan komputer dan internet
untuk memperoleh informasi secara cepat dan efisien. Kemampuan
penguasaan materi pelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting yang
harus dimiliki oleh seorang guru khususnya guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Dengan menguasai materi pelajaran dengan baik
maka proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik pula.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu proses pembelajaran
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya penguasaan materi yang baik
dari guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Meskipun dari hasil
penelitian secara umum persepsi guru non pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan mempunyai persepsi yang baik, akan tetapi masih terdapat
guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang memberikan
persepsi kurang terhadap guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
77
asfek kompetensi profesional. Hal ini merupakan suatu nilai kurang
sehingga perlu adanya perbaikan sesegera mungkin karena kompetensi
profesional sebagai pendidik merupakan hal vital dan harus dimengerti oleh
setiap guru khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dalam
kompetensi profesional sebagai pendidik termasuk baik sebagian guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan memandang bahwa pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan telah memiliki kompetensi profesional
sebagai pendidik yang baik terkait dengan menguasai bidang studi secara
luas dan mendalam.
Walaupun secara umum persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes pada asfek kompetensi profesional sebagai pendidik mempunyai
kriteria baik. Namun masih ada guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan yang memberikan persepsi dengan kategori kurang. oleh karena
itu, guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk lebih
meningkatkan kompetensi profesional sebagai yang telah dimiliki, termasuk
meningkatkan penguasaan bidang studi secara luas dan mendalam. Dengan
penguasaan materi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
78
siswa dan memperlancar kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
4.2.4 Kompetensi Sosial sebagai Pendidik
Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, seseorang
guru juga harus memiliki kompetensi dalam bidang sosial. Yang dimaksud
dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinterkasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa secara umum persepsi guru non pendidikan
jasmani, olahraga, dan Kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan asfek kompetensi sosial sebagai pendidik termasuk
dalam kriteria baik..
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting, karena
dengan adanya komunikasi yang baik, misalnya dengan peserta didik, maka
guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanmya komunikasi yang baik dengan
orang tua/wali peserta didik maka guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dapat memberikan informasi kepada orang tua/wali atau
sebaliknya tentang perkembangan siswa selama mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan. Selain itu komunikasi yang
baik dengan sesama guru akan menimbulkan susasana yang harmonis antra
guru non pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan dan guru pendidikan
79
jasmani, olahraga, dan Kesehatan sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Hasil penelitian ini menunjukan bahawa persepsi guru non
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan SMA Se-Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes dalam kompetensi sosial sebagai pendidik termasuk
dalam ketegori baik. Sebagian besar guru memandang bahwa guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan telah mampu bersosialisasi
dengan baik terkait dengan berkomunikasi secara efektif dan bergaul secara
efektif.
Walaupun secara umum persepsi guru non pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA Se-Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes pada asfek kompetensi sosial sebagai pendidik telah baik. Oleh
karena itu, guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebaiknya
lebih meningkatkan lagi komunikasi dan bergaul dengan teman, sesama
guru maupun orang tua murid agar dapat membantu proses pembelajaran
maupun tugas-tugas sebagai guru pengampu mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan.
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian tentang Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan Terhadap Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Tingkat
SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009 yang telah
dilakukan beberapa waktu yang lalu menghasilkan beberapa persepsi yang
berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi guru
non pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan terhadap kinerja guru
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes Tahun 2009 menunjukkan kriteria baik.
Hal ini disebabkan guru pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan
memiliki kualifikasi kompetensi yang baik, yang meliputi kompetensi kepribadian
yang memenuhi kriteria sangat baik, kompetensi pedagogik yang memenuhi
kriteria baik, kompetensi profesional kriteria baik, dan kompetensi sosial yang
memenuhi kriteria baik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penyusun menyarankan sebagai berikut :
1. Untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan mutu pelaksanaan proses
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan
Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2009, maka guru-guru pendidikan
81
jasmani, olahraga, dan kesehatan harus lebih kreatif dan inovatif dalam
mengajar sehingga semua kurikulum dapat diajarkan kepada siswa.
2. Untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan mutu pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes Tahun 2009, maka diharapakan adanya perhatian dari sekolah, guru,
dan siswa untuk lebih memperhatikan proses pembelajarannya sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang dinamis.
3. Untuk menunjang proses pembelajaran, untuk mempermudah mencapai
tujuan dari pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes Tahun 2009, maka diharapakan adanya perhatian dari sekolah, untuk
lebih memperhatikan dan menambah sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
4. Untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan tingkat SMA di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun
2009, maka diharapakan untuk guru mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan untuk selalu belajar memahami dan mencari solusi
untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Serta selalu
melakukan evaluasi karena dari evaluasi itu akan dapat di ketahui seberapa
besar keberhasilan pembelajaran yang sudah dilakukan, untuk dijadikan
panduan selanjutnya.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Jakarta:Depdikbud.
Alek Sobur. 2003. Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia ----------------. 2002. Prosedur Penelitian. PT Asdi Mahasatya : Jakarta. Bimo Walgito. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi. Catharina Tri Anni. 2004. Psikologi Belajar . Semarang: UPT UNNES Press. Depdiknas, 2002. Pedoman Khusus Model Pendidikan Jasmani,
Jakarta,Depdiknas. --------------- .2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Penjas. Jakarta:
Depdiknas. --------------, 2004. Standar Kompetensi Mata Pelafaran Pendidikan Jasmani
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta, Depdiknas. Engkos Kosasih. 1993. Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Balai Pustaka, FIK UNNES. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Strata I.
Semarang: FIK UNNES. Jalaludin Rahmat. 2003. Psikologi Komunikasi, bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Muhammad Ali. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategy. Bandung.
Angkasa. Muhammad Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya
: Bandung. Mar'at, 1982. Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia
: Bandung. Nadisah, 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Bandung: Dirjen Dikti.. Nasution S. 2006. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara -------------. 1994, Asas-asas Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara.
83
Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Rusli Lutan. 2003. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Direktorat Jendral. Sondang F Siagan. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rineka Cipta: Jakarta Sudarwan Danim. 2000. Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta : Jakarta. Sukintaka. 2001. Teori Bermain Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Esa Grafika
Solo. Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Sutrisno Hadi. 1983. Metodologi Research.Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM: Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
85
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508007 Fax. 8508007 Email : FIK — UNNES SMG. @.Com
K E P U T U S A N DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNTVERSITAS NEGER1 SEMARANG
NOMOR : 07 / FIK / 2009 TENTANG
PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2008/2009
DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGER1 SEMARANG
Menirnbang Bahwa untuk memperlancar mahasiswa FIK membuat Skripsi, maka perlu menetapkan dosen-dosen FIK UNNES untuk menjadi pembimbing.
Mengingat 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Tambahan Lembaran Negara RI No. 4301 , penjelasan atas Lembaran Negara RI Tahun 2003, Nomor 78) ;
2. Peraturan Pemerintah No. 60/1999 tentang Pendidikan Tinggi; 3, SK Rektor UNNES No. 162/0/2004 tentang penyelenggaraan Pendidikan UNNES; 4. SK Rektor UNNES No. 164/0/2004 tentang Pedoman penyusunan Skripsi Mahasiswa
Strata Satu (SI) Universitas Negeri Semarang; 5. SK Rektor UNNES No. 125/P/2003 tanggal 17 Oktober 2003 tentang pengangkatan Dekan
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES.
Memperhatikan Usul Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ( PJKR) tanggal, 15 April 2009
MEMUTUSKAN Menetapkan PERTAMA Menunjuk dan menugaskan kepada :
1. Nama : Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP :132003071 Pangkat/Golongan Penata/ IlIc Jabatan Lektor Mata Kuliah Psikologi Olahraga, Sebagai Pembimbing Utama
2. Nama : Drs. Zaeni, M.Pd NIP :131413271 Pangkat/Golongan Penata/ IIIc Jabatan Lektor Mata Kuliah Pendidikan Gerak Renang Sebagai Pembimbing Pendamping Untuk membimbing mahasiswa penyusun skripsi Nama : ROJIKIN Nim :6101405003 Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
KEDUA Pelaksanaan Tugas mulai tanggal penetapan Surat Keputusan ini sampai dengan berakhirnya semester genap tahun Akademik 2008/2009.
KETIGA Membuat laporan kepada Dekan, apabila tugas telah selesai KEEMPAT Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut
a. Apabila mahasiswa belum dapat menyelesaikan skripsinya dalam satu semester SK ini harap diperbaharui untuk semester yang akan datang dengan pembimbing tetap/sama dengan SK yang diterbitkan ini.
b. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan.
86
c.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PJKR Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 86458119 Fax. 86458119 Email : FIK — UNNES SMG. @. Com
Nomor :230/PJKR/IV/2009 Lampiran - H Usul Penetapan Pembimbing
Yth. Dekan
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES Kampus Sekaran Gunungpati di
S E M A R A N G .
29April 2009
Merujuk Keputusan Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Nomor 73/1995 tentang Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program S1 Pasal 7 mengenai Penentuan Pembimbing, dengan ini says usulkan :
1. Nama : Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP :132003071 Pangkat/Golongan Penata / IIIc Jabatan Lektor
Mata Kuliah Psikologi Olahraga Sebagai Pembimbing Utama
2. Nama : Drs. Zaeni, M.Pd NIP : 131413271 F
Pangkat/Golongan Penata / IIlc Jabatan Lector
Mata Kuliah Pendidikan Gerak Renang Sebagai Pembimbing Pendamping
dalam penyusunan skripsi oleh mahasiswa Nama : ROJIKIN NIM : 6101405003
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
87
TEMA :
SURVEI PERSEPSI GURU NON PENJAS TERHADAP KINERJA GURU PENJAS SMA SE KECAMATAN BUMIAYU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 "
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN
NO. RESPONDEN NO ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 UC-01 3 3 2 2 1 1 1 1 1 2 UC-02 1 3 3 1 2 1 2 1 1 3 UC-03 1 3 2 2 2 3 2 2 1 4 UC-04 3 3 3 3 3 2 1 3 3 5 UC-05 3 3 3 3 2 3 3 3 3 6 UC-06 2 3 2 3 3 3 3 2 3 7 UC-07 1 3 3 3 2 3 1 3 3 8 UC-08 2 1 3 3 1 2 3 3 1 9 UC-09 3 1 3 3 2 3 1 1 3
10 UC-10 2 3 3 1 3 2 3 2 2 11 UC-11 3 2 1 3 3 3 2 1 1 12 UC-12 3 3 3 3 2 3 3 3 1 13 UC-13 1 3 3 2 3 1 1 3 1 14 UC-14 1 3 1 1 3 1 2 2 3 15 UC-15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 16 UC-16 3 3 3 2 3 1 3 3 1 17 UC-17 3 3 2 3 2 3 2 1 2 18 UC-18 3 3 3 3 2 3 3 3 3 19 UC-19 3 1 1 3 3 3 2 3 3 20 UC-20 1 2 2 1 2 1 2 1 3 21 UC-21 1 1 2 2 3 3 1 1 3 22 UC-22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 UC-23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 UC-24 3 3 3 3 3 2 3 3 3 25 UC-25 3 2 2 1 3 2 1 1 3 26 UC-26 1 3 1 2 3 1 1 3 3 27 UC-27 1 3 2 3 3 1 1 3 3 28 UC-28 1 3 3 3 3 2 2 3 3 29 UC-29 1 2 2 1 2 2 2 3 3 30 UC-30 1 3 3 3 3 2 2 3 2 31 UC-31 1 3 3 3 3 2 3 3 3 32 UC-32 3 3 2 1 3 3 1 1 3 33 UC-33 3 3 1 1 3 3 3 1 3 34 UC-34 1 3 2 3 3 1 2 3 2 35 UC-35 3 1 2 3 2 2 3 2 3 36 UC-36 1 1 2 3 3 1 2 2 3 37 UC-37 3 3 1 3 3 1 3 1 1 38 UC-38 3 3 2 3 3 1 3 3 3 39 UC-39 3 2 1 3 3 1 1 1 3 40 UC-40 1 1 3 3 3 1 3 3 2 41 UC-41 2 1 1 1 3 3 3 3 3 42 UC-42 1 3 3 3 3 1 1 3 3 43 UC-43 1 3 1 3 1 1 2 2 1
99
44 UC-44 1 3 3 3 3 1 1 3 3 45 UC-45 2 2 3 3 3 2 2 3 2 46 UC-46 2 1 1 3 3 1 2 2 1 47 UC-47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 UC-48 3 3 3 3 3 1 3 3 3 49 UC-49 1 3 3 3 3 1 1 3 3 50 UC-50 3 3 3 3 2 3 3 3 2 51 UC-51 2 2 3 3 2 2 2 2 3 52 UC-52 2 1 1 3 3 1 2 2 1 53 UC-53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 UC-54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 UC-55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 UC-56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 UC-57 3 3 3 3 3 1 3 3 3 58 UC-58 1 3 3 3 3 1 1 3 3 59 UC-59 1 2 3 3 2 2 1 2 2 60 UC-60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 UC-61 3 3 3 3 2 3 3 3 2 62 UC-62 3 1 1 1 3 2 1 2 3 63 UC-63 3 3 3 3 2 3 3 3 3 64 UC-64 3 3 3 3 3 2 3 3 3 65 UC-65 2 3 3 3 3 3 2 1 2 66 UC-66 1 3 2 1 2 3 2 1 2 67 UC-67 2 2 2 2 2 2 2 1 3 68 UC-68 2 2 3 3 2 3 3 2 3 69 UC-69 1 3 3 3 1 3 3 3 3 70 UC-70 2 2 2 2 2 2 1 2 3 71 UC-71 2 2 1 1 2 2 2 2 1 72 UC-72 3 3 3 3 3 3 3 1 3 73 UC-73 2 2 2 1 2 2 2 2 2 74 UC-74 2 1 3 3 2 3 3 3 3 75 UC-75 2 2 3 3 2 2 2 2 3 76 UC-76 2 2 3 2 2 2 2 2 3 77 UC-77 2 2 2 2 2 2 2 1 1 78 UC-78 3 3 3 3 3 3 3 2 3 79 UC-79 2 2 2 1 2 1 1 2 3 80 UC-80 2 2 1 1 2 2 2 2 2 81 UC-81 2 3 3 3 3 3 3 3 2 82 UC-82 2 2 1 3 2 2 2 1 2 83 UC-83 2 2 3 3 1 2 1 1 2 84 UC-84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85 UC-85 2 2 2 3 1 2 1 1 2 86 UC-86 2 3 3 3 1 3 1 1 3 87 UC-87 2 1 1 3 2 2 2 2 1 88 UC-88 2 2 1 3 2 1 1 2 3 89 UC-89 1 2 2 1 2 2 2 2 1 90 UC-90 2 2 3 3 3 3 1 3 1 91 UC-91 3 3 3 3 3 2 3 1 3
100
92 UC-92 3 3 3 3 3 2 2 2 3 93 UC-93 3 3 3 3 2 2 1 1 3 94 UC-94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 95 UC-95 3 3 3 3 2 3 3 3 3 96 UC-96 1 2 1 3 3 3 3 1 3 97 UC-97 2 2 3 3 2 3 3 3 3 98 UC-98 2 2 1 3 2 1 2 3 3 99 UC-99 3 3 3 3 2 3 3 3 2
100 UC-100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101 UC-101 2 3 3 3 3 3 3 1 2 102 UC-102 3 3 3 3 3 3 3 1 3 103 UC-103 1 1 2 3 2 1 2 3 2 104 UC-104 3 3 3 3 2 3 3 3 3 105 UC-105 2 2 3 3 2 2 1 1 2 106 UC-106 2 2 3 3 3 3 1 3 1 107 UC-107 2 2 1 3 2 1 3 2 3 108 UC-108 2 2 3 3 2 2 1 1 2 109 UC-109 2 2 3 3 2 3 2 3 3 110 UC-110 3 3 3 3 3 2 3 3 3 111 UC-111 3 3 3 3 2 3 3 3 3 112 UC-112 3 3 3 3 3 3 3 1 3 113 UC-113 3 1 1 1 3 1 2 3 3 114 UC-114 2 1 3 3 3 1 2 2 3 115 UC-115 3 3 3 3 2 3 3 3 3 116 UC-116 1 3 3 3 3 1 1 3 3 117 UC-117 2 3 3 3 2 2 3 3 3
256 286 285 306 290 253 257 265 292 634 760 765 862 762 625 641 681 794
0.429 0.389 0.338 0.322 0.331 0.397 0.331 0.330 0.528
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
σi2 0.631 0.520 0.605 0.527 0.369 0.666 0.654 0.690 0.558
xyr 2XX
101
(lanjutan)
NO ITEM 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 2 3 1 3 3 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 3 1 1 3 1 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 2 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 1 3 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 1 3 1 3 3 1 2 2 3 1 1 3 1 1 3 1 3 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3 1 3 1 1 1 3 3 3 2 3 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 1 3 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 3 1 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 1 2 2 3 3 3 1 1
102
1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 1 2 3 1 1 3 3 3 1 1 1 3 1 1 1 3 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 3 3 1 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 1 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 1 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 3 1 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 1 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 2 1 1 3 1 3 3 3 1 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 1 2 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
103
1 1 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 2 3 3 2 1 1 1 3 2 1 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 1 1 3 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 1 2 3 1 1 2 2 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 1 1 1 1 2
175
292
255 223 258 315 316 280 288 228 275
286
291
810
655 525 654 905 904 760 756 530 723
760
0.346 0.389 0.354 0.322 0.470 0.331 0.382 0.481 0.395 0.359 0.437 0.446
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.250
0.694
0.848 0.854 0.727 0.487 0.432 0.769 0.402 0.732 0.655
0.520
xyrX
X
xyrX
X
104
(lanjutan)
NO ITEM
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 57 3249 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 57 3249 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 69 4761 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 1 74 5476 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 1 3 80 6400 3 3 1 1 1 3 3 3 3 2 2 3 81 6561 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 79 6241 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 73 5329 3 3 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 79 6241 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 81 6561 1 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 67 4489 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 79 6241 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 72 5184 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 74 5476 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 80 6400 1 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 59 3481 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 85 7225 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 2 3 86 7396 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 87 7569 3 3 2 2 1 1 3 3 1 2 2 3 69 4761 2 2 2 1 1 3 1 2 1 2 2 1 60 3600 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 93 8649 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 94 8836 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 87 7569 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 76 5776 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 83 6889 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 85 7225 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 76 5776 3 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 70 4900 3 1 3 1 2 1 1 1 1 2 2 1 66 4356 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 76 5776 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 75 5625 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 87 7569 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 80 6400 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 81 6561 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 56 3136 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 66 4356 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 85 7225 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 86 7396 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 66 4356 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 89 7921 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 80 6400 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 3 1 59 3481 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 67 4489
Y 2Y
105
2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 75 5625 1 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 3 66 4356 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 88 7744 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 86 7396 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 78 6084 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 76 5776 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 82 6724 1 3 3 3 1 1 2 3 3 2 2 2 66 4356 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 91 8281 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 80 6400 3 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3 1 80 6400 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 1 83 6889 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 86 7396 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 85 7225 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 78 6084 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 94 8836 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 80 6400 1 3 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 74 5476 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 87 7569 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 87 7569 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 2 74 5476 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 73 5329 3 3 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 66 4356 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 1 70 4900 2 3 1 1 1 1 3 2 3 2 2 2 72 5184 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 76 5776 3 3 1 1 1 2 1 3 3 2 2 3 64 4096 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 84 7056 1 3 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 62 3844 3 1 2 2 2 3 3 1 1 3 3 3 80 6400 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 82 6724 1 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 3 68 4624 3 2 3 1 1 1 1 2 2 1 3 3 67 4489 3 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 3 82 6724 1 3 1 1 1 1 1 1 3 2 1 3 53 2809 1 3 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 68 4624 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 2 75 5625 1 1 3 1 1 3 3 3 3 1 1 3 71 5041 1 1 3 1 1 3 1 3 3 1 1 3 64 4096 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 94 8836 1 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 3 69 4761 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91 8281 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 54 2916 2 1 1 1 3 3 3 1 3 1 1 1 61 3721 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 51 2601 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 73 5329 3 1 2 1 2 1 3 3 3 1 1 3 72 5184 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 90 8100
106
3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 80 6400 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 84 7056 3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 86 7396 3 3 2 3 1 3 1 1 3 3 2 3 83 6889 3 1 1 1 1 2 3 3 3 1 1 1 71 5041 3 1 1 1 3 3 3 2 3 1 1 2 66 4356 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 88 7744 3 1 2 1 2 3 2 2 1 2 3 3 81 6561 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 66 4356 3 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 3 80 6400 3 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 60 3600 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 85 7225 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 60 3600 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 74 5476 2 1 1 1 3 3 3 1 3 1 2 1 66 4356 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 1 3 63 3969 3 3 1 2 1 2 3 3 3 2 1 1 76 5776 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 89 7921 3 3 3 2 1 1 3 3 2 1 3 2 84 7056 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 1 80 6400 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 3 66 4356 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 87 7569 3 1 2 3 2 3 3 3 1 1 3 3 84 7056 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 88 7744 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 64 4096
284 290 257 230 216 262 292 307 307 223 231 290 8870 684444 770 798 641 546 486 680 808 859 871 481 517 790 0.53
9 0.40
8 0.40
0 0.41
8 0.33
0 0.37
8 0.49
4 0.47
4 0.41
4 0.32
9 0.35
1 0.33
7 σ2 102.495 Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Vali
d Σσi2 20.258
0.689
0.677
0.654
0.802
0.746
0.797
0.677
0.457
0.559
0.478
0.521
0.609 0.827
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET
Rumus:
Kriteria Butir angket valid jika rxy > r table
11r
2222
Y X - XY
YYNXXN
Nrxy
107
No Kode X Y X2 Y2 XY 1 E-01 3 57 9 3249 171 2 E-02 1 57 1 3249 57 3 E-03 1 69 1 4761 69 4 E-04 3 74 9 5476 222 5 E-05 3 80 9 6400 240 6 E-06 2 81 4 6561 162 7 E-07 1 79 1 6241 79 8 E-08 2 73 4 5329 146 9 E-09 3 79 9 6241 237 10 E-10 2 81 4 6561 162 11 E-11 3 67 9 4489 201 12 E-12 3 79 9 6241 237 13 E-13 1 72 1 5184 72 14 E-14 1 74 1 5476 74 15 E-15 3 80 9 6400 240 16 E-16 3 59 9 3481 177 17 E-17 3 85 9 7225 255 18 E-18 3 86 9 7396 258 19 E-19 3 87 9 7569 261 20 E-20 1 69 1 4761 69 21 E-21 1 60 1 3600 60 22 E-22 3 93 9 8649 279 23 E-23 3 94 9 8836 282 24 E-24 3 87 9 7569 261 25 E-25 3 76 9 5776 228 26 E-26 1 83 1 6889 83 27 E-27 1 85 1 7225 85 28 E-28 1 76 1 5776 76 29 E-29 1 70 1 4900 70 30 E-30 1 66 1 4356 66 31 E-31 1 76 1 5776 76 32 E-32 3 75 9 5625 225 33 E-33 3 87 9 7569 261 34 E-34 1 80 1 6400 80 35 E-35 3 81 9 6561 243 36 E-36 1 56 1 3136 56 37 E-37 3 66 9 4356 198 38 E-38 3 85 9 7225 255 39 E-39 3 86 9 7396 258 40 E-40 1 66 1 4356 66 41 E-41 2 89 4 7921 178 42 E-42 1 80 1 6400 80 43 E-43 1 59 1 3481 59 44 E-44 1 67 1 4489 67 45 E-45 2 75 4 5625 150 46 E-46 2 66 4 4356 132 47 E-47 3 88 9 7744 264 48 E-48 3 86 9 7396 258 49 E-49 1 78 1 6084 78
108
50 E-50 3 76 9 5776 228 51 E-51 2 82 4 6724 164 52 E-52 2 66 4 4356 132 53 E-53 3 91 9 8281 273 54 E-54 2 80 4 6400 160 55 E-55 3 80 9 6400 240 56 E-56 3 83 9 6889 249 57 E-57 3 86 9 7396 258 58 E-58 1 85 1 7225 85 59 E-59 1 78 1 6084 78 60 E-60 3 94 9 8836 282 61 E-61 3 80 9 6400 240 62 E-62 3 74 9 5476 222 63 E-63 3 87 9 7569 261 64 E-64 3 87 9 7569 261 65 E-65 2 74 4 5476 148 66 E-66 1 73 1 5329 73 67 E-67 2 66 4 4356 132 68 E-68 2 70 4 4900 140 69 E-69 1 72 1 5184 72 70 E-70 2 76 4 5776 152 71 E-71 2 64 4 4096 128 72 E-72 3 84 9 7056 252 73 E-73 2 62 4 3844 124 74 E-74 2 80 4 6400 160 75 E-75 2 82 4 6724 164 76 E-76 2 68 4 4624 136 77 E-77 2 67 4 4489 134 78 E-78 3 82 9 6724 246 79 E-79 2 53 4 2809 106 80 E-80 2 68 4 4624 136 81 E-81 2 75 4 5625 150 82 E-82 2 71 4 5041 142 83 E-83 2 64 4 4096 128 84 E-84 3 94 9 8836 282 85 E-85 2 69 4 4761 138 86 E-86 2 91 4 8281 182 87 E-87 2 54 4 2916 108 88 E-88 2 61 4 3721 122 89 E-89 1 51 1 2601 51 90 E-90 2 73 4 5329 146 91 E-91 3 72 9 5184 216 92 E-92 3 90 9 8100 270 93 E-93 3 80 9 6400 240 94 E-94 3 84 9 7056 252 95 E-95 3 86 9 7396 258 96 E-96 1 83 1 6889 83 97 E-97 2 71 4 5041 142 98 E-98 2 66 4 4356 132 99 E-99 3 88 9 7744 264
109
100 E-100 3 81 9 6561 243 101 E-101 2 66 4 4356 132 102 E-102 3 80 9 6400 240 103 E-103 1 60 1 3600 60 104 E-104 3 85 9 7225 255 105 E-105 2 60 4 3600 120 106 E-106 2 74 4 5476 148 107 E-107 2 66 4 4356 132 108 E-108 2 63 4 3969 126 109 E-109 2 76 4 5776 152 110 E-110 3 89 9 7921 267 111 E-111 3 84 9 7056 252 112 E-112 3 80 9 6400 240 113 E-113 3 66 9 4356 198 114 E-114 2 87 4 7569 174 115 E-115 3 84 9 7056 252 116 E-116 1 88 1 7744 88 117 E-117 2 64 4 4096 128 256 8870 634 684444 19812
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
rxy
=
117 19812 256 8870
117 634 256 2 117 684444 8870
2
= 0.429
Karena rxy =0.429 > 0.182 maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut valid
110
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
Keterangan: k : Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal σ2
t : Varian total ∑ σ2
b : Jumlah varian butir
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Perhitungan 1. Varians total
684444
8870 2
σ2t = 117
= 102.494558 11
7 2. Varians butir
634
256 2
σ2b
1 = 117 = 0.631309
81 117
760
286 2
σ2b
2 = 117 = 0.520417
85 117
765
285 2
σ2b
3 = 117 = 0.604865
22 11
111
7 : : :
790
290 2
σ2
b
33 = 117 = 0.608517
79 117
∑ σ2b = σ2
b
1 + σ2
b2 + σ2
b3 + ……
…. + σ2b33
= 0.63130981 + 0.52041785 + 0.604865
22 + ………. + 0.608517
79 = 20.25816349
3. Koefisien reliabilitas
= 33
1 20.25816349 33-1 102.4945577
=
0.827 Karena =0.827 > 0.182 maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel